fakultas syariah dan hukum uin sunan kalijaga yogyakarta

27
Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 Evaluasi Pemasaran Pada Mini Market Syari’ah (Tinjauan Perspektif Hukum Islam pada Minimarket Syar’e Mart) Widyarini Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Email: [email protected] Puji Pramudya Wardani Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Abstrak Minimarket Syar’e Mart adalah minimarket yang berlokasi di Kampus Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, yang menggunakan nama (brand) dengan makna islami. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kegiatan pemasaran oleh Syar’e Mart, sehingga diperoleh perbandingan antara praktik konvensional dengan Syari’ah dan untuk mengetahui penerapan pemasaran Syari’ah berdasarkan hukum Islam (maqasid asy-Syarî’ah) atau hanya sekedar nama atau logo. Penelitian yang digunakan berdasarkan penelitian survei dan komponen pemasaran yang digunakan dalam penelitian adalah komponen produk, harga, promosi, pelayanan, display dan kebersihan. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Jumlah responden sebanyak 50 orang dengan alasan setelah jumlah tersebut jawaban responden sudah tidak bervariasi lagi (sampel jenuh). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komponen produk yang ditawarkan sudah memenuhi standar Syari’ah yaitu berlabel halal dari LP-POM MUI, komponen harga yang diterapkan sesuai tuntunan syar’î dengan menggunakan sistem murâbahah, komponen promosi sudah diterapkan sesuai Syari’ah dengan tidak melakukan promosi secara berlebihan dan mengandung unsur penipuan, komponen display cukupmenarik dan kebersihan selalu terjaga sudah menerapkan secara syar’î. Sedangkan komponen pelayanan belum Syari’ah karena keramahan dan ucapan salam yang merupakan ciri khas kaum muslim belum dilakukan secara

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

Evaluasi Pemasaran Pada Mini Market Syari’ah(Tinjauan Perspektif Hukum Islam

pada Minimarket Syar’e Mart)

WidyariniFakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Email: [email protected]

Puji Pramudya WardaniProdi Hukum Ekonomi Syari’ah

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga

AbstrakMinimarket Syar’e Mart adalah minimarket yang

berlokasi di Kampus Universitas Islam Indonesia Yogyakarta,yang menggunakan nama (brand) dengan makna islami.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kegiatan pemasaranoleh Syar’e Mart, sehingga diperoleh perbandingan antarapraktik konvensional dengan Syari’ah dan untuk mengetahuipenerapan pemasaran Syari’ah berdasarkan hukum Islam(maqasid asy-Syarî’ah) atau hanya sekedar nama atau logo.

Penelitian yang digunakan berdasarkan penelitian surveidan komponen pemasaran yang digunakan dalam penelitianadalah komponen produk, harga, promosi, pelayanan, displaydan kebersihan. Metode pengambilan sampel dalam penelitianini menggunakan teknik accidental sampling. Jumlahresponden sebanyak 50 orang dengan alasan setelah jumlahtersebut jawaban responden sudah tidak bervariasi lagi(sampel jenuh).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komponenproduk yang ditawarkan sudah memenuhi standar Syari’ahyaitu berlabel halal dari LP-POM MUI, komponen harga yangditerapkan sesuai tuntunan syar’î dengan menggunakansistem murâbahah, komponen promosi sudah diterapkansesuai Syari’ah dengan tidak melakukan promosi secaraberlebihan dan mengandung unsur penipuan, komponendisplay cukupmenarik dan kebersihan selalu terjaga sudahmenerapkan secara syar’î. Sedangkan komponen pelayananbelum Syari’ah karena keramahan dan ucapan salam yangmerupakan ciri khas kaum muslim belum dilakukan secara

Page 2: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

210

maksimal. Atas dasar penelitian, Minimarket Syar’e Martsecara umum sudah memenuhi persyaratan minimarket yangmenerapkan pemasaran Syari’ah. Berdasarkan tinjauanSyari’ah, pemasaran dapat diwujudkan dengan kriteria:Produk yang dijual adalah halal (mendapatkan sertifikasihalal dari LP-POM MUI); penawaran barang dagangansudah terhindar dari unsur H-MAGRIB (haram, maisîr, garardan riba); harga murah; barang rusak atau jelek tidakdisembunyikan.

Kata kunci: Pemasaran Syari’ah, Produk, Harga, Pelayanan,Penataan, dan Kebersihan.

PendahuluanPerkembangan ritel di Indonesia sangat pesat, untuk

memberi kemudahan bagi para calon konsumen dalamusahamya mendapatkan barang yang diinginkan. Kondisi inimengikuti perubahan perilaku masyarakat yang menginginkanserba praktis, mudah, cepat serta fasilitasnya memadai.Demikian juga ritel yang ada di Yogyakarta, tumbuh sepertihalnya jamur dimusim hujan. Dampak dari perkembangan riteltersebut persaingannya menjadi sangat ketat. Manajemen ritelharus mampu mencari peluang bisnis ritel yang belum tergarapdengan baik, serta menerapkan strategi secara tepat.Salah satukunci keberhasilan usaha bisnis (ritel) adalah ketepatanpenerapan strategi pemasaran. Di dalam praktik bisnis ritel,banyak faktor pengaruh yang harus digarap, tidak hanya intipemasaran (produk, harga, promosi dan saluran pemasaran)saja, namun juga berhubungan dengan karyawan, kekuatanlingkungan, sikap profesional maupun tersedianya lahan parkir.

Ritel merupakan bagian dari saluran pemasaran padarangkaian terakhiryang berhubungan secara langsung dengankonsumen.Berdasarkan luas ruangan kegiatan operasional sertakelengkapan jenis/macam barang pada ritel, dapat dibedakanmenjadi beberapa istilah yang sering digunakan antara lain:hypermart, supermarket, minimarket, toko, warung. Modelpelayanan untuk toko modern adalah melayani diri sendiri(swalayan), sedangkan toko tradisional masih menggunakanpramuniaga.

Page 3: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

211

Menarik untuk dicermati ritel syariah yang sudah mulaimuncul, dengan segmen pasar utamanya masyarakat muslim.Kesadaran masyarakat di dalam mengaplikasikan tuntunanagama, khususnya agama Islam, merupakan peluang bisnismenarik. Kondisi ini tentunya menjadi harapan pendudukmuslim di daerah Yogyakarta. Namun sistem perdagangan Islamdi Indonesia belum mempunyai pedoman syariah secara lebihrinci dalam melaksanakan kegiatan operasional. Menurutpedoman syariah secara umum, kegiatan pemasaran harusdilandasi semangat beribadah kepada Allah SWT, berusahauntuk memberikan kesejahteraan bersama, bukan untukkepentingan golongan ataupun diri sendiri. Rasulullah SAWtelah mengajarkan kepada umatnya untuk berdagang denganmenjunjung tinggi etika keislaman. Dasar yag dapat digunakanantara lain QS An Nisa’:29.

طل ب ل ٱب نكمبی لكمو أم ا كلو تأ لا ءامنوا لذین ٱأیھای نكم تراض عنرة تج تكون أنإلا ٢٩.…م

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlahkamu saling memakan harta sesamamu denganjalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaanyang berlaku dengan suka sama-suka di antarakamu.

Aktivitas perdagangan yang dilakukan harus sesuai denganketentuan di dalam Al Qur’an agar bernilai ibadah. Dengandemikian, diperoleh keuntungan material dan berusaha untukmendapatkan ridho Allah SWT.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta berbagai macam ritelberoperasi, diantaranya ada beberapa ritel yang menggunakannama syariah atau mengandung makna yang berciri khas islami.Untuk mengidentifikasi kegiatan operasional ritel tersebutmenerapkan syariah atau tidak (sekedar logo), perlu penelitianlebih lanjut. Ritel syariah, biasanya menggunakan nama spesifik,misalnya syar’e, halal dan kata-kata yang bermakna islami.Menarik untuk dicermati ritel Syar’e Mart, yang berada dilingkungan Kampus Universitas Islam Indonesia, di jalanKaliurang Km 14,5 Yogyakarta. Dari nama minimarket tersebut,tentunya akan berusaha menunjukkan kegiatan operasionalnyasecara Islami. Sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut:Apakah minimarket Syar’e Mart telah menerapkan sistem

Page 4: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

212

pemasaran sesuai dengan Hukum Islam? Konsep dasar ritelsyariah seperti apakah yang diusulkan sebagai acuan?

Metodologi PenelitianPenelitian ini dilakukan pada Syar’e Mart yang berada di

dalam lingkungan kampus Universitas Islam Indonesia, di jalanKaliurang Km 14,5 Yogyakarta. Data diperoleh melalui observasidi toko Syar’e Mart, wawancara dengan pengelola danmembagikan kuesioner kepada konsumen. Sampel sebanyak 50orang dengan menggunakan metode accidental sampling. Jenispenelitian field research yang bersifat deskriptif-analitik.Pendekatan dilakukan secara normatif berdasar pada hukumIslam.

Dari perolehan data melalui penyebaran angket padatanggal 27 Pebruari sampai dengan 4 Maret 2017 menunjukkanbahwa responden mayoritas perempuan (84%), status tempattinggal kos (80%), membeli makanan dan minuman (80%),berkunjung ke minimarket sebagian besar 1-2 kali dalamseminggu (64%), kelas sosial menengah-menengah (63%).Mereka berpendapat bahwa penggunaan nama syar’e tidakmemotivasi untuk mengunjungi toko tersebut, jadi merekamembeli karena adanya kebutuhan. Responden tidak mengertikonsep dasarnya syariah (46%)dan karyawan juga tidak selalumengucapkan salam pada saat awal bertemu maupun berada dikasir dengan responden (60%). Nilai plus di dalam minimarketyaitu terlihat bersih (80%).

Telaah Pustaka dan Landasan TeoriPenelitian tentang pengecer berkonsep syariah yang

menggnakan pendekatan kualitatif sulit ditemukan.Kecenderungan yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif.Penelitian Nisrinah dan Nisrin mengatakan bahwa implementasiTauhid yang teraplikasi dengan sangat baik adalahkeseimbangan aspek bisnis sosial, materi spiritual serta aspekpemanfaatan pelestarian. Pemilik toko berusaha membawa nilai-nilai dakwah pada aktivitas bisnisnya. Implementasi tauhidkurang teraplikasi dengan baik terlihat dari aspek keseimbanganprivat-publik serta sektor riil dan keuangan, karena kurangnyaperhatian pemilik toko pada kedua aspek tersebut. Hasil daripenelitian ini mengatakan bahwa pemilik Nusa Indah mini

Page 5: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

213

market Bangil sudah sesuai syariat Islam. Terbukti sudahmengimplementasikan Tauhid ke dalam kinerja bisnis untukmendapatkan keberkahan atau ridho Allah SWT.1

Kegiatan pemasaran merupakan proses bisnis dalammenciptakan nilai dan membangun hubungan yang kuat denganpelanggan, untuk mendapatkan manfaat dalam jangka panjang.Komponen pemasaran yang biasa diterapkan dalam kegiatanpenyalur, khususnya ritel antara lain: Produk, Price (harga),Promotion (promosi), Place (Saluran Distribusi) dan Pelayanan.Hal lain yang perlu diperhatikan adalah Display dan Kebersihanmaupun tempat parkir. Menurut Sopiah dan Syihabudhinpersyaratan mendirikan toko swalayan yang ideal, harusmemenuhi syarat yang disingkat 8P dan 3 C yaitu; Place, People,Product, Price, Promotion, Profesional, Parking, Power dan 3Cterdiri dari Capital, Customer dan Competitive.2Secara umumdasar yang digunakan hampir sama, perbedaannya terletak padaPower (kekuatan Lingkungan) dan Kebersihan serta Display.Mencermati dari uraian tersebut di atas, maka di dalam ritelsyariah dipandang perlu adanya tinjauan kombinasi darikeduanya, yaitu 8 P, 1 D dan 4 C. Pengertian masing-masing dantinjauan syariahnya adalah sebagai berikut:1. Place (saluran distribusi/ tempat )

Penerapan Place di dalam pembahasan ritel, lebih tepatdiartikan sebagai pemilihan lokasi tempat penjualan.Lokasistrategis merupakan pilihan bagi calon pengusaha, karenadengan sedikit usaha sudah mampu mendatangkan orang. Didalam pembahasan ritel Syar’e Mart lokasi sangat strategiskarena berada di lingkungan kampus UII, dengan jumlahmahasiswa ribuan sebagai target marketnya. Sehingga dapatdikatakan bahwa lokasinya sangat tepat.

Pengertian saluran distribusi secara umum menurut BasuSwasta adalah saluran yang digunakan oleh produsen untukmenyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ketangankonsumen.3Berkaitan dengan definisi tersebut, minimarket

1Nisrinah dan Nisrin, “Dampak Implementasi Tauhid pada KinerjaBisnis Minimarket Nusa Indah Bangil”, Jurnal JEBA (Jurnal Ekonomi BisnisErlangga), Universitas Airlangga, Surabaya, 2014. hlm. 7.

2Sopiah dan Sihabudin, Manajemen Bisnis Ritel, (Yogyakarta:Penerbit Andi, 2008), hlm 236 – 238.

3Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern,(Yogyakarta: Liberty, 2005), hlm. 30.

Page 6: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

214

Syar’e Mart merupakan saluran terakhir dari suatu kegiatanpemasaran, yaitu sebagai pengecer.

2. People (Orang-orang yang terlibat di dalam manajemen)Pemilik ataupun manajemen di dalam kegiatan ritel,

sangat penting, karena sebagai penentu keberhasilan kegiatanoperasional toko/mini market.Persaingan ritel sangat ketat,sehingga dibutuhkan profesionalitas dari pengelola, baik didalam penentuan produk, harga maupun kegiatan pemasaranlainnya.

3. Product (Produk)Kotler dan Keller mendefinisikan produk sebagai sesuatu

yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memenuhikeinginan dan kebutuhan.4Ditinjau dari perspektif Syari’ah,Islam mempunyai batasan tertentu yang lebih spesifikmengenai definisi produk, terdapat tiga hal yang yang harusdipenuhi dalam menawarkan sebuah produk, yakni: 5

a. Produk yang ditawarkan memiliki kejelasan barang,kejelasan ukuran, kejelasan komposisi, tidak rusak ataukadaluarsa dan menggunakan barang yangbaik;

b. Produk yang diperjual-belikan adalah produk yanghalal;c. Di dalam kegiatan promosi tidak boleh ada kebohongan,

apabila rusak harus dikatakanrusak, apabila jelek dikatakanjelek, tidak boleh ada yangdisembunyikan.Penawaran produk dikatakan baik, tercermin dari

penyediaan barang yang dibutuhkan oleh pembeli, pengadaanbarang secara lengkap (banyak pilihan) dan kehalalan produk.Islam melarang penjualan produk yang tidak halal, sebagaimanaFirman Allah SWT dalam QS Almaidah: 88.

اوكلوا ٱرزقكم مم ٨٨منون مؤ ۦبھ أنتملذي ٱللھ ٱتقوا ٱو ا طیب لا حل Artinya: Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dariapa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalahkepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya

Ukuran/timbangan dari produk yang diperjual belikanharus tepat, tidak boleh melakukan kecurangan, sebagaimanafirman Allah SWT dalam Asyuara’: 181

4Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (terj),Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 358.

5 Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing,(Bandung: Mizan, 2006), hlm. 170.

Page 7: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

215

١٨١سرین مخ ل ٱمن تكونوا ولا ل كی ل ٱفوا أو ۞Artinya: Sempurnakanlah takaran dan janganlahkamu termasuk orang-orang yang merugikan.

Nabi Muhammad dalam praktik penjualanproduk selalumenjelaskan kualitas barang yang dijual. Kualitas barangpesanan selalu sesuai dengan permintaan, seandainya terjadiketidakcocokan beliau mengajarkan bahwa pelanggan memilikihak khiyar, yaitu dengan membatalkan jual beli apabila terdapatsegala sesuatu yang tidak cocok.Nabi Muhammad SAWbersabdadalamHRMuslim

الرجلان،تبایعإذا: قالوسلمعلیھاللهصلىاللهرسولعنعمرابنوعن* خیرفإنالآخر،أحدھماأویخیرجمیعا،آوكانیتفرقامالمبالخیارمنھماواحدفكل

منھاواحدیتركولمتبایعاأندبعتفرقاوإنالبیع،وجبفقدذلكعلىیعافتباالآأحدھما.لمسلمواللفظعلیھ،متفق. البیعوجبفقدالبیع

1. Price (Harga)Harga merupakan salah satu pengambilan keputusan

penting dalam memasarkan produk.Penetapan harga yang ‘pas’bukanlah pekerjaan mudah bagi manajemen, terutama untukproduk baru, agar harga tersebut dapat diterima oleh segmenpasarnya. Harga merupakan salah satu penentu perusahaan didalam persaingan produk sejenis maupun substitusinya.Menurut Kotler dan Keller, harga adalah keseluruhan nilai yangditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan darikepemilikan terhadap sebuah produk.6

Pedagang dalam menentukan harga tidak bolehmenggunakan cara-cara yang merugikan pebisnis lainnya.Islammemperbolehkan pedagang untuk mengambil keuntungan,tetapi dalam mengambil keuntungan tidak boleh berlebihan.Jika harga ditentukan secara wajar, maka pedagang tersebutakan unggul dalam volume penjualan.

Ibnu Qudaimah, Ibnu Taimiyah, dan Ibnu Qoyyimmembagi bentuk penetapan harga tersebut kedalam dua macamkategori, yaitu penetapan harga bersifat dzalim dan penentuanharga yang diperbolehkan.7Penetapan harga bersifat dzalim

6Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen..., hlm. 63.7Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual (Jawaban Tuntas Masalah

Kontemporer), (Jakarta: Gema Insani, 2003), hlm. 90.

Page 8: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

216

adalah pematokan harga yang dilakukan tidak sesuai dan tidaklogis dengan kondisi mekanisme pasar. Hal ini terjadi karenaterbatasnya pasokan komoditas (produk menjadi langka),sedangkan permintaan sangat banyak, sehingga pedagang tidakmemperdulikan kemaslahatan masyarakat. Penetapan hargayang diperbolehkan, yakni ketika terjadi lonjakan harga secaratajam, signifikan dan fantastis disebabkan oleh ulah paraspekulan dan pedagang. Namun pematokan harga tetap harusdilakukan secara adil dengan memperhitungkan biaya produksi,biaya distribusi dan keuntungan bagi pedagang.

Penentuan harga jual produk tidak ada aturan baku. Yangpenting kedua belah pihak suka sama suka. Salah satu carapenentuan harga jual adalah Murabahah. Menurut Wahbahaz-Zuhuaili, Murabahah adalah jual beli yang dilakukanseseorang dengan harga awal ditambah dengan keuntungan.Penjual menyampaikan harga beli kepada pembeli ditambahdengan permintaan keuntungan yang dikehendaki penjualkepada pembeli.8

Syarat-syarat Murabahah adalah sebagai berikut:a. Harga awal harus dimengerti oleh kedua belah pihak.

Penjual wajib menyampaikan harga secara transparanharga beli pertama dari barang yang akaniajual.

b. Besarnya keuntungan harus diketahui dan disepakati olehkedua belah pihak, penjual wajib menyampaikankeuntungan yang diinginkan dan pembeli mempunyai hakuntuk menyepakati keuntungan yang akan diperoleh.

c. Harga pokok dapat diketahui secara pasti satuannya,seperti : satu dirham, satu rupiah.Jika barang tidakdiketahui satuannya, makaakan sulit menentukankeuntungan yang akandiperoleh.9

Dalam konteks keharusan untuk menjelaskan harga awalpada jual beli Murabahah, ada beberapa hal yang harusdiperhatikan, seperti apabila ditemukan cacat pada barangyang akan dijual setelah ditangan penjual. Jumhur Ulamaberpendapat bahwa penjual tidak bisa menjual dengan caraMurabahah kecuali ia menjelaskancacatnya.

8Yazid Afandi, Fiqih Muamalah dan Implementasinya dalamLembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009), hlm. 86.

9Imam Mustafa, Fiqih Muamalah Kontemporer, (Yogyakarta:Kaukaba Dirgantara, 2015), hlm. 90 - 91.

Page 9: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

217

1) Murabahah tidak dapat dicampur dengan transaksiribawi, misalnya pada jual beli barter, sebuah barangyang dibeli dengantimbangan atau takarantertentu.

2) Akad pertama dalam Murabahah harus sahih.Apabila pada pembelian pertama tidak dilakukandengan sahih, maka transaksi Murabahahdianggapbatal.

2. PromotionMenurut Kotler dan Garry promosi adalah sarana yang

digunakan perusahaanuntuk menginformasikan, membujuk,dan mengingatkan konsumen langsung maupun konsumentidak langsung tentang produk dan merek yang merekajual.10Dalam promosi konvensional tidak bersinggungansecaralangsung terhadap nilai-nilai religius yangmengatursetiap proses dalam promosi sesuai dengan aturan-aturanagama Islam.Semua pesan di dalam kegiatan promosi atauperiklanan mengacu padaajaran Islam akan menyebarkanmoral yang baik. Al-Quran tidak melarang adanya periklanan,namun periklanan berisi pernyataan yang dilebih-lebihkantermasuk kedalam penipuan.Promosi dalam tinjauan Syari‟ahharus sesuai dengan sharia compliance yaitumerefleksikankebenaran, keadilan dan kejujuran kepada masyarakat.Segalayang berkaitan dengan produk harus disampaikan secaratransparan, sehingga tidak ada lagi unsur penipuan.

Promosi tidak sesuai dengan kualitas atau kompetensinyatermasuk kedalam penipuan dan kebohongan, misal: promosiyangimajinatifterlalu tinggi bagi konsumennya, merupakanpromosi yang dilarang oleh tuntunan Syari’ah.11Islammengajarkan kepadapelakubisnis untuk menerapkan kejujurandalam setiap aktivitas bisnisnya, danmencontoh perilaku NabiMuhammad SAW yang selalu memegang teguh sifat kejujuranbaik perkataan, perbuatan maupun keputusannya.

Kegiatan promosi harus bersifat positif, kunci utama dariperniagaan NabiMuhammad adalahkejujuran di dalammemberikan informasi. Pada satu sisi harusmenyampaikan apaadanya, walaupun mungkin tidak akan berdampak luar biasa

10Phillip Kotler dan Gerry Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran,(terj), (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 129.

11Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, hlm.178.

Page 10: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

218

bagi penjualan karena tidak dibesar-besarkan, akan tetapipenjualan tersebut mendapatkan berkah.12

3. Professional (Profesionalitas di dalam Pelayanan)Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang

dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang padadasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikanapapun, produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan padasatu produk fisik.13

Produk dibuat atau dihasilkan untuk memenuhi keinginanpelanggan, sehingga suatu produk dapat dikatakan berkualitasapabila sesuai dengan keinginan pelanggan. Parasuraman,Zeitaml dan Berry dalam Widyarini, mengembangkan servicequality dengan lima dimensi, yaitu: Reliability (kehandalan),Responsiveness (daya tanggap), Assurance (jaminan), Empathy(perhatian) dan Tangible (bukti fisik).14 Penjelasan masing-masing adalah sebagai berikut:

a. Reliability(Kehandalan)Kehandalan adalah kemampuan untuk memberikan jasayang dijanjikan dengan akurat danterpercaya.Kehandalan berhubungan denganprofesionalitas karyawan di dalam melakukanpelayanan, sehingga pembeli merasa senang danterbantu atas pelayanannya. Standar pelayanan antaralain: kecepatan, kebenaran informasi, keramahan sertakesantunan.

b. Responsiveness (DayaTanggap)Daya tanggap adalah kesediaan karyawan untukmembantu pelanggan dan memberikan layanan tepatwaktu.Daya tanggap dapat diartikan tindakan cepat didalam bersikap pada saat menghadapi pembeli,termasuk memberikan solusi atas permasalahan yangdihadapi pembeli.Untuk itu seorang karyawan harusmempunyai wawasan atas berbagai macam barang yangditawarkan dan tanggap pada saat pembeli memerlukanbantuan.

12Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, hlm.452.

13Fajar Laksono, Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis,(Yogyakarta, Graha Ilmu, 2008), hlm. 85.

14Widyarini, Pemasaran Syariah (Aplikasi Manajemen Pemasarandengan Pendekatan Syariah), (Yogyakarta: Ekonisia, 2015), hlm. 80.

Page 11: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

219

c. Assurance (Jaminan)Jaminan di dalam kegiatan operasional ritel adalahpenawaran barang sehat, halal dan memiliki kualitasbaik.Barang kadaluwarsa, pembungkusan rusak,timbangan yang tidak tepat, tidak boleh dipajang.

d. Empathy(Perhatian)Perhatian adalah sikap karyawan di dalam menghadapidan memberi perhatian secara pribadi kepadapembeli.Sehingga pembeli merasa senang dan mungkin puas.Missal: pemberian alternatif terhadap merk barangtertentu.Tangible (BuktiFisik)

Bukti fisik merupakan tampilan fisik, peralatan, personeldan alat komunikasi yang menunjukkan identitas perusahaan.Ketidakmampuan perusahaan di dalam menampilkan buktifisik secara tepat, akan melemahkan citra atas layananyangdirintisnya. Pandangan tentang bukti fisik dalam Islamterlihat dari sejarah pembangunan masjid Quba.Peristiwapembangunan ini menggambarkan pentingnya bukti fisik untukmemotivasi umat Islam untuk menjalankan kewajibannyadalam beribadah.15Penerapan di dalam ritel adalah gedung,suasan nyaman di dalam ruangan, pemilihan bentuk rakbarang. Peralatan pada kasir, termasuk sistem dalam prosespembayaran. Dengan demikian, proses pemasukkan harga tidaksalah.

Menurut Didin Hafidudin terdapat nilai-nilai Islam yangharus diterapkan dalam memberikan pelayanan yang maksimal,yaitu: Profesional (Fathanaah), Kesopanan dan Keramahan(Tablîg), Jujur (Sidik), dan Amanah.16

4. Parcking (Parkir)Tersedianya lahan parkir sangat penting bagi keberhasilan

pengecer, karena mayoritas calon pembeli memilikikecenderungan menggunakan kendaraan. Untuk lokasi parkirminimarket Syare mart, tempat parkir dapat dikatakan tidakcukup luas, namun karena berada di dalam lingkungan kampusUII yang memiliki lahan luas, maka pembeli bias memanfaatkanlahan tersebut. Di sisi lain,di setiap fakultas disediakan lahan

15 Ibid., hlm. 107.16Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Pemasaran

Syariah dan Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hlm. 60.

Page 12: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

220

parkir yang cukup memadai, sehingga pada umumnyamahasiswa sebagai pelanggan potensialnya cukup berjalan kakidari masing-masing fakultas yang lokasinya cukup dekat denganminimarket Syar’e Mart.5. Power (Kekuatan Lingkungan)

Kekuatan lingkungan sangat mendukung berdirinyaMinimarket Syar’e mart.Keberadaannya di dalam kampus UIImendapat ijin dari Yayasan Badan Wakaf.Dan kegiatanoperasionalnya dilakukan oleh pengelola tersendiri.Sehinggakeberhasilan dari kegiatan minimarket ini sangat tergantungdari profesionalitas pengelola.6. Capital (Keuangan)

Di dalam penelitian ini tidak membahas tentang keuangan,asumsi yang digunakan keuangan tidak menjadi masalah.7. Customer(Pelanggan)

Pelanggan minimarket ini adalah mahasiswa UII yangmenjalankan aktivitasnya di kampus Besi. Lokasi terdekat dariminimarket Syar’e mart adalah Fakultas Ilmu Agama Islam(FIAI), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), FakultasTeknologi Industri (FTI) dan Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam (FMIPA).8. Competitive(Kompetisi/Persaingan)

Di dalam kampus UII hanya terdapat satu minimarketsyar’e Mart tetapi di dua lokasi yang tidak terlalu jauh.Namun disetiap fakultas di lingkungan UII yang berada di kampus pusat didaerah Besi semua ada fasilitas kantin.Sehingga dapat dikatakanbahwa pesaingnya untuk penawaran makanan kecil danminuman adalah kantin masing-masing fakultas. Meskipunpenjualan utama di kantin pada setiap fakultas lebihmengutamakan makanan basah dan minuman segar.Dengandemikian dapat dikatakan bahwa pesaing utama minimarketSyar’e Mart adalah kantin tersebut.Sedangkan pesaing lainnyaadalah beberapa toko di luar kampus.9. Clean (Kebersihan)

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran (debu,sampah dan bau tidak sedap).Kepuasan pelanggan dipengaruhioleh kebersihan tempat berjualan dan barang daganganyangbersih. Faktor kebersihan merupakan faktor penting, karenasetiap pelanggan memiliki keinginan sama yaitumelakukanpembelianterutamamakanan, tempatnya harus

Page 13: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

221

benar-benar bersih, sehat, dan terbebas dari kumanpenyakit.Berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 1963 tentangkebersihan untuk usaha-usaha umum disebutkan sebagaiberikut:

Kebersihan adalah segala usaha untuk memelihara danmempertingi derajatkesehatan.17 Kebersihan dalam Islammempunyai aspek ibadah dan aspek moral, karena itu seringjuga dipakai kata “ţaharah” yang artinya bersuci dan lepas darikotoran. Ajaran kebersihan dalam Islam merupakankonsekuensi daripada iman (ketaqwaan) kepada Allah.

Makna “ţaharah” secara etimologi berarti “kebersihan”.Kebersihan mencakup aspek bersih lahir dan bersihbathin.18Dalam Islam kebersihan menyangkut berbagai hal,antara lain: kebersihanrohani;badan; tempat, lingkungan danpakaian. Berhubungan dengan ritel, kebersihan lingkungandan makanan yang dijual sangatlah penting.10. Display(Penataan Barang)

Menurut Sopiah dan Syihabudhin, display atau penataanadalah usaha yang dilakukan untuk menata barang yangmengarahkan pembeli agar tertarik untuk melihat danmelakukan pembelian. Penataan barang sangat penting untukdilakukan, karena penataan yang baik akan menimbulkan minatpelanggan untukmembeli.19Display barang dagangan diminimarketbertujuan untuk menarik minat konsumen agarmembeli produk. Misal: penggunaan rak warna-warni,pengelompokkan barang mudah terlihat, pemberianinformasitentang produk dibuat unik tetapi jelas.

Dalam pandangan Islam, display dapat dikatakan berhasiljika mencapai tujuan sebagai berikut:dapat menciptakan citrabarang/storeimage,meningkatkanpembeli, memperkenalkanbarangbaru, meningkatkankeuntungan.20

Pemasaran Syari’ahPemasaran Syari’ah merupakan perubahan aktivitas

seseorang dalam menyampaikan informasi kepada marsyarakat

17http://hukum.unsrat.ac.id/pres/penpres1963_11.pdf diakses 25Januari 2017.

18As-Syekh Zaenuddin bin Abdul Aziz, Terjemah Fathul Muin,(Surabaya: al Mifta, 2011), hlm. 23,

19Sopian dan Syihabudhin, Manajemen..., hlm. 238.20M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran: Jelajahi dan Rasakan,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 24.

Page 14: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

222

sesuai dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hukumIslam. Menurut Hermawan dan Syakir Sula pemasaran Syari’ahadalah sebuah disiplin strategi bisnis yang mengarahkan prosespenciptaan, penawaran dan perubahan nilai dari suatu inisiatorkepada stekeholder-nya yang dalam keseluruhanprosesnyasesuaidengan akad dan prinsip-prinsip bisnisIslam.21Dalam pemasaran Syari’ah seluruh proses, baik prosespenciptaan maupun proses perubahan nilai, tidak bolehterdapat hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin dantidak ada penyimpanganyang terjadi, maka transaksi apapundiperbolehkan. Allah mengingatkan kepada parapebisnis danpengusaha muslim.

Menurut Yusuf Qardawi pemasaran Syari’ah adalahsegalaaktivitas yang dijalankan dalam kegiatan bisnis, berbentukkegiatan penciptaan nilai yang memungkinkan siapapun yangmelakukannya bertumbuh, serta mendayagunakankemanfaatannya dilandasi atas kejujuran,keadilan,keterbukaan,dan keikhlasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada akadbermuamalah.22

Suatu pekerjaan pasti didasari olehniatdantujuanyangingin dicapai.Kegiatan pemasaran ini harusdilandasi dengan semangat beribadah kepada Tuhan YangMaha Esa dan berusaha semaksimal mungkin untukkesejahteraan bersama. Dasar yang digunakan adalah sidiq danamanah. Sidiq (jujur) akan mengarahkan pada keberkahan.Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untukberdagang dengan menjunjung tinggi etika keislaman.Dalamberaktifitas ekomomi, umat Islam dilarang melakukan kegiatanyang bathil. Termasuk tindakan bathil adalah ketika penjualmempromosikan dagangannya dengan cara berlebihan danmengada-ada. Kebaikan harga merupakan dambaan setiapumat Islam. Inilah harta yang akan menolong seorang hamba,dengan taufik dari Allah SWT, untuk meraih kedudukan yangmulia disisi-Nya. Salah satu sebab utama yang menjadikanharta diberkahi oleh Allah SWT dan menjadi penolong manusia

21Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah..., hlm.XXVI.

22Yusuf Qardawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: GemaInsani Press, 1997), hlm. 11.

Page 15: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

223

dalam ketaatan adalah bersikap jujur dan amanah dalammencari rezeki.

Pemasaran Syari’ah mempunyai beberapa karakteristik,yaitu:23

Theistis, (Rabbaniyah); Etis(Akhlaqiyah); Realistis(Al-Wâqiyyah), Humanistik ( Al-Insâniyah).

AnalisisMinimarket Syar’e Mart pada praktiknya telah berusaha

menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatanpemasarannya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa komponenpemasaran yaitu: 8 P, 4C dan 1 D. Untuk, People, Parking,Power dan Capital, Customer, Competitive, tidak dibahaskarena sudah jelas. Pembahasan dilakukan terhadap Place,Product, Price, Promotion,Professional/pelayanan, clean dandisplay yang sudah dijalankan dalam kegiatan operasionalnya.1. Place (Saluran Distribusi/Lokasi)

Minimarket Syar’e Mart berfungsi sebagai pengecer, yaitumelakukan kegiatan menjual produk secara langsung kepadakonsumen akhir, untuk dikonsumsi atau untuk keperluanpribadi konsumen.Syar’e Mart merupakan toko dengan modelmelayani diri sendiri (swalayan).Syar’e Mart memilih lokasiyang sangat tepat (strategis), karena segmenpasarnyamahasiswamuslim yang melakukan kegiatan dikampus.Meskipun dari jawaban responden kata ‘Syar’e’ tidakberpengaruh terhadap minat berkunjung keminimarket.Mereka berkunjung atas dasar kebutuhan membelibarang. Artinya nama yang islami kurang menjadi perhatiandari para mahasiswa). Pengelolaan secara profesional,dimungkinkan oleh manajemen minimarket untuk berkembangmenjadi lebih besar, atau membuka dibeberapa lokasi (masih didalam lingkungan kampus) mengingat masyarakat kampusnya(pasar potensial) sangat banyak.Dari hasil penelitian inimenunjukkan bahwa pasar potensialnya tidak mengutamakanpilihan tempat berbelanja yang islami, namun lebihmengutamakan kelengkapan macam barang yang dijualmaupun kedekatan tempat membeli.Jika manajemen inginmengembangkan dan sekaligus berdakwah tentang pentingnya

23Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah,(Bandung: Alfa Beta, 2009), hlm. 259.

Page 16: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

224

pengecer yang islami, perlu kerjasama dengan pimpinanfakultas untuk memberikan pengertian serta motivasi terhadappara mahasiswanya.

2. Product (Produk)Kriteria produk yang diperjualbelikan di dalam hukum

Islam adalah produk halal, tidak cacat atau kadaluwarsa danbarangnya baik. Jenis produk yang ditawarkan pada minimarketSyar’e Mart sangat bervariasi, antara lain: makanan, minuman,snack, alat tulis, kebutuhan rumah tangga, buku doa, bukupedoman shalat. Produk yangpalingdigemari oleh konsumenadalah makanan dan minuman.Hal ini wajar mengingatmakanan dan minuman merupakan produk yang menjadikebutuhan ketika konsumen pada posisi istirahat ataupunmenunggu waktu kuliah berikutnya, dan harganya relatifmurah.Produk penawaran cukup lengkap dan kelengkapanproduk tersebut selalu mengikuti perkembanganselerakonsumen.

Dari hasil wawancara dengan pengelola minimarketmengatakan bahwa:“produk yang ditawarkan pada minimarketSyar’e Mart adalah produk yang berlabel halalatauapabilatidakmempunyailabel halal minimal harusterdapatlabel dari BPPOM”.24Hal ini didukung dengan data jawabanresponden yang menunjukkan bahwa produk yang dijual adalahproduk halal (92,5%).

Hasil pengamatan dan penelitian terhadap kualitas produkyang ditawarkan oleh Syar’e Mart, sudah memenuhi standarkelayakan dan kehalalan. Produk tidak rusak maupunkadaluarsa, sehingga konsumen dapat merasa aman apabilamengkonsumsi dan membeli produk penawaran barang di Syar’eMart. Selain itu, produk yang berbentukmakananselalu digantidan atau diperbaharui secara berkala dalam setiap mingguataubulan.

Penambahan macam ataupun jenis produk, baik berupamakanan kering ataupun makanan basah perlu dipertimbanganoleh manajemen.Melalui riset pasar terhadapkonsumennya.Makanan basah dimaksud adalah makanan siapsaji, baik yang harus dimasak dalam waktu pendek (dipanaskan

24Hasil wawancara dengan Kepala Mini Market Syar’e Mart, tanggal20 Februari 2017.

Page 17: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

225

dengan microwave) maupun makanan siap disantap. Misalnya:menu makanan di pesawat terbang; semacam Indomart plus –sementara meniru untuk mencari bentuk yang lebih spesifik).Untuk makanan basah yang menggunakan bahan daging keeratanhubungan ke-halalan akan lebih bias dirasakan, dibandingkandengan makanan kering. Khususnya dalam proses penyembelihanbinatang, halal atau tidak.

3. Price (Harga)Pada dasarnya penentuan harga di dalam Islam adalah

penentuanhargayangdisepakatiolehkedua belah pihak danIslammelarang kegiatan yang mengarah kepada praktikperangharga terhadap pesaing.Minimarket Syar’e Mart padapraktiknya menggunakan penentuan harga denganmodelmenampilkan harga beli produk, jika menampilkan markup akan lebih baik (tidak harus). Sehingga harga jualmerupakan harga beli ditambah dengan mark up (keuntungan)yang diinginkan oleh Syar’e Mart, penulisan hargadalam bentuktabel harga pada setiap produk.Penentuan harga model inimembutuhkan kejujuran pihak pelaku usaha dan rasionaldalam pengambilan keuntungan.Ditinjau dari sisi pembeli,pembeli harus mempunyai keikhlasan dan kepercayaanterhadap penampilan harga tersebut.

Penerapan harga model Syar’e Mart dapatdikatakanberhasil, karena penetapan harga dengan sistem inimampu meningkatkan volume penjualan. Menurut kepala tokoSyar’e Mart dengan penetapan Mark Up rata-rata sebesar 10%merupakan jumlahyang wajar dibandingakan denganminimarket yang beroperasi di sekitar Syar’e Mart.25

Pengambilan mark up sebesar 10% termasuk di dalamnya biayaoperasional. Perkecualian dari beberapa distributor yangmenyetorkan barang sudah menetapkan harga dan keuntunganyang akan diperolehminimarket. Hal ini tidak bisa dihindarikarena distributor sudah menentukan harga eceran seragamuntuk semua pengecer.

Kebijakan dari perusahaan ini dimaksudkan untukmenghindari perang harga. Kesimpulan yang dapat ditarik didalam penerapanmetode harga pada Syar’e Martadalah sudah

25Wawancara, Ibid.

Page 18: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

226

sesuai dengan kaidah Islam, dan tidak melanggar ketentuansebagaiberikut:a. Harga yang ditetapkan oleh Syar’e Mart tidak mendhalimi

pihak pembeli, dalam pengambilan keuntungan dalambatasan wajar;

b. Penentuan harga Syar’e Mart sudah melakukan transparansiharga kepadakonsumen

Penggunakaan metode penentuan harga pada Syar’e Martsudah memenuhi rukun dan syarat transaksi.Perlu digarisbawahi bahwa dalam metode Murabahah, harga awal harusdimengerti oleh kedua belah pihak. Penjual wajibmenyampaikan harga secara transparan harga beli pertama daribarang yang akan dijual. Dalam hal ini seorang penjual harusbenar-benar jujur dalam penyampaian pembelian hargaawal.Karena penentuan harga beli awal adalah ujung tombakkeberhasilan transaksi. Apabila penjual tidak jujur akanmerugikan pihak pembeli dan tentunya akan membatalkantransaksi secara Islami.Menurut penuturan kepala toko,penetapan harga awal pada label sudah benar sesuai denganharga yang pihak toko dapatkan dari distributor.26

Berdasarkan hasil pengamatan, beberapa label harga padabarang tidak dicantumkan ataupun label harga tersebut jarangdiperbaharui. Kondisi ini menunjukkan kekurang telitian daripihak manajemen toko. Di sisi lain, sebagai konsumen Syar’eMart tidak mempermasalahkan tidak adanya label hargatersebut. Faktor ini bisa diartikan konsumen percaya terhadapmanajemen toko, ataupun faktor kebutuhan para konsumenmenyebabkan harga tidak berpengaruh terhadap keputusanbeli. Para dasarnya konsumen hanya mencari tempat yangdekat dengan lokasi tempat mereka beraktivitas.

4.Promotion (Promosi)Promosi adalah kegiatan untuk menginformasikan,

memperkenalkan, membujuk dan mengingatkan konsumententang produk yang dijual. Promosi bertujuan untukmengubah perilaku dengan carayang menarik perhatiankonsumen,supaya yang tadinya tidak kenal menjadi mengenal,yang tadinya tidak ingin membeli menjadi membeli.Disisi lainpromosi pengecerbertujuanuntuk mendatangkan orang agar

26Wawancara, Ibid.

Page 19: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

227

bersedia melihat penawaran produk pada minimarket Syar’eMart. Kesediaan calon konsumen untuk datang ke minimarket,memberikan harapan untuk terjadinya transaksi.

Kegiatan promosi harus sesuai dengan sharia compliance.Promosi yang dilakukan harus merefleksikan kebenaran,keadilan dan kejujuran kepada konsumen.Segala hal yangberkaitan dengan produk harus disampaikan secara transparanagar konsumen tidak merasa ragu untuk melakukan pembelian.

Menurut kepala toko untuk meminimalisir adanyapenyimpangan terhadap kegiatan promosi, minimarket Syar’eMart mempraktikkan kegiatan operasional pemasaran denganmenimimalisir kegiatan promosi.Hal ini bertujuan agarkonsumen datang dengan sendirinya tanpa adanya iming-imingpromosi. Pada dasarnya tanpa kegiatan promosi pun konsumenakan tetap datang, karena dari segi tempat Syar’e Mart sudahsangat strategis.27

Pemikiran tanpa adanya promosi merupakan suatukebijakan yang kurang tepat, manajemen seharusnyamempertimbangkan luas wilayah kampus, sehingga kurangnyakegiaan promosi (khususnya iklan) akan membatasi konsumenyang datang hanya mahasiswa yang kebetulan kuliah atauberaktivitas di dekat minimarket saja. Iklan yang menarik,berisi pemberian informasi berbagai macam barang yang dijualdi minimarket akan mampu mendatangkan calon konsumendari mahasiswa fakultas lain yang lokasinya agak jauh (Luaskampus UII 62 hektar). Perlu disadari juga bahwa hampirsetiap gedung (fakultas) sudah memiliki kantin, yangmerupakan pesaing dari minimarket (terutama minuman danmakanan), sehingga strategi bersaing perlu dipikirkan olehmanajemen. Jika penawaran barang lengkap dan hargabersaing, mahasiswa yang lokasi gedung fakultasnya cukup jauhdari minimarket, tentunya tidak keberatan untuk berbelanja diminimarket tersebut. Di sisi lain, calon pembeli ‘bisa’ tidakhanya mahasiswa, namun juga ‘tamu’ yang berkunjung kekampus UII atau para karyawan UII sendiri. Kata kuncinyaadalah: penggunaan nama Syar’e merupakan peluang bisnisyang harus digarap secara profesional. Konsekuensi logis daripenggunaan syar’e memang harus tunduk pada syariahIslamiah. Namun sebagai civitas akademika dengan

27Wawancara, Ibid.

Page 20: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

228

penggunaan nama Islam tentunya akan lebih memilih tokoyang islami yang dikelola secara profesional. Sehingga hasil darikeuntungan untuk tujuan apa saja, mestinya juga menjadiperhatian dari mahasiswa muslim itu sendiri.

Praktik kegiatan promosi mini market Syar’e mart hanyaminimal, artinya kegiatan promosi dilakukan secara terbatas,namun Syar’e Mart masih memperdulikan pihak lain yangmembutuhkan bantuan. Pada saat mahasiswa akanmengadakan kegiatan, maka Syar’e Mart bersedia untukmemberikan sponsor dalam acara tersebut, dengan syaratpengajuan proposal dan kegiatannya termasuk kategori tidakdilarang oleh agama.

Dari hasil pengamatan tidak banyak kegiatan periklanandilakukan oleh Syar’e Mart, sehingga banyak masyarakat dilingkungan kampus UII kurang mengetahui tentangkeberadaan minimarket ini. Terlebih kampus UII relatif luas,yaitu mencapai 62 Ha terdiri dari 9 (sembilan) fakultas,sehingga terbatasnya periklanan akan mempengaruhi terhadappopularitasnya. Pada saat ini, minimarket Syar’e Mart hanyamengandalkan word of mouth positif dengan berlabel namaIslami, sehingga pengelola berusaha menerapkan kegiatanoperasionalnya mengikuti aturan hukum Islam. Oleh karenaitu, minimarket Syar’e Mart, sebaiknya mengefektifkan ataumengoptimalkan kegiatan periklanan, dengan tetapmenggunakan aturan promosi yang tidak dilarang oleh agamaseperti:a. Penyebaran brosur dengan desain menarik agar konsumen

tertarik untuk berkunjungn dan berbelanja.b. Memperbanyak spanduk untuk memotivasi calon

konsumen untuk datang ke Syar’eMart.c. Menggunakan sarana media online, untuk menawarkan

atau memberitahukan keberadaan minimarket Sya’e Mart.Bila perlu dilakukan penjualan secaraonline.

5. Professional (Pelayanan)Pelayanan adalah salah satu faktor penting pendukung

kesuksesan suatu usaha. Pelayanan yang baik akan membuatkonsumen merasa puas, dan akan berujung menjadi pelanggan.Mempertahankan pelanggan akan lebih mudah dibandingkandengan pembentukan atau pencariankonsumenbaru.

Page 21: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

229

Minimarket yang berbasis syariah harus dapatmenerapkan nilai-nilai Islam dalam pelayanannya, diantaranyaseperti sikap profesional (fathanah) dalam bekerja,mengedepankan sikap kesopanan dan keramahan (tabligh) saatberhadapan langsung dengan konsumen.Hal yang palingdiutamanakan dalam melakukan kegiatan usaha yaitukejujuran, dengan jujur pelanggan akan selalu tertarik untukberbelanja karena merasa tidakdirugikan.

Syar’e Mart dalam praktiknya kurang begitumengedepankan pelayanan,namun dapat dikatakanpelayanannya baik.Hal ini dibuktikan dengan jawabankonsumen hanya mencapai 60% dalam memberikan penilaianterhadap keramahan karyawan pada saat melayanikonsumennya.Besarnya jumlah prosentase ini dapat dikatakankurang memenuhi standar pelayanan yang baik.Syar’e Martberbasis syariah seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai Islamyaitu keramahan. Sangat disayangkan bahwa dalam kegiatansehari-hari, karyawan hanya berjumlah 4 (empat) orang dalamsetiap shiftnya.Karyawan Syar’e Mart tidak memberikan salamkepada konsumen pada saat bertemu akan berbelanja.DiSyar’eMart, ucapan salamsebaiknya diucapkan oleh kasir(minimarket menggunakan model swalayan). Ucapansalammerupakan salah satu ciri utama kaum muslim pada saatbertemu, untuk saling mendoakan kebaikan.Selainmemasarkan produk berkualitas baik, pelayanan jugamempunyai peran penting dalam bermuamalah sesamamuslim. Dengan demikian keuntungan riil pelaku usahamendapatkan barokah dari usahanya yang dilakukan sesuaidengan tuntunan agama. Apabila konsumen merasa senangdengan pelayanannya, maka secara otomatis konsumen akanmenjadi pelanggan. Pelanggan akan membawa keuntunganlebih bagi pelaku usaha, dibandingkan hanya sekedar membeli,karena word if mouth yang didampaikan orang lain bersifatpostif.

Kegiatan pemasaran seperti ini, seharusnya diterapkanoleh semua pelaku usaha terutama yang menggunakan brandatau nama bermakna Islami, seperti minimarket Syar’e Mart.Pelayanan yang baik dapat dilakukan dengan mengedepankansikap profesional (fathanah), kesopanan dan keramahan

Page 22: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

230

(tabligh), jujur (sidik), dan amanah. Untuk itu, manajer perlumelakukan evaluasi dan perbaikan dalam hal pelayanannya.

6.Clean (Kebersihan)Allah SWT mengingatkan manusia untuk menjaga

kebersihan, karena bersih itu sangat penting bagi kehidupanmanusia.Hidup bersih menurut Islam mencakup jasmaniah danrohaniah, fisik dan mental yang sehat, keimanan danketaqwaan, perilaku terpuji serta lingkungan nyaman danmenyenangkan.

Di dalam lingkungan kerja, lingkungan harus sehat, bersihdan tidak terkontaminasi oleh limbah atau sampah yang dapatmenimbulkan penyakit.Pada praktiknya minimarket Sy’e Martselalu mengutamakan kebersihan. Kebersihan adalah suatu halwajib yang harus dijaga oleh para karyawan Syar’e Mart.Kebersihan lantai, display, produk dan ruangan terjaga denganbaik, sehingga menimbulkan rasa nyaman, serta kepuasantersendiri bagi pelanggan.

Berdasarkan penuturan Ibu Rika selaku kepala toko Syar’eMart, dalam menjaga kebersihan dilakukan oleh karyawan padasaat pagi hari sebelum minimarket mulai dibuka, yakni denganmenyapu dan mengepel semua bagian lantai minimarket,membersihkan debu di sekitar ruangantermasuk di dalamnyaproduk yang terpajang pada display.28Dalam menjagakebersihan lantai, karyawan diwajibkan untuk tanggapterutama pada saat musim hujan yang dimungkinkan lantaiakan menjadi kotor dan becek ketika ada pelanggan yangmasuk. Selain kebersihan harus selalu terjaga, ruangan padaminimarket Syar’e Mart berbau wangi sehingga terasasejuk.Pewangi ruangan diletakkan dan digantung pada sisi-sisiruangan.Penilaian tehadap kebersihan meliputi empat aspekyaitu kebersihan display, kebersihan produk, kebersihan lantaidan pengelolaan sampah.

Di dalam menjaga kebersihan, melibatkan kerjasamakonsumen yakni pada saat berbelanja dan berkunjung ke Syar’eMart dihimbau untuk membuang sampah pada tempat sampahyang sudah disediakan(di dalam ruangan maupun disekitarminimarket Syar’e Mart). Himbauan ini dibuat dengan cara

28Wawancara, Ibid.

Page 23: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

231

simpatik dengan menggunakan tulisan-tulisan yang dipasang disekitar minimarket.

Kebersihan berperan penting di dalam tuntunan agamaIslam.Islam menganggap bahwa menjaga kebersihanmerupakan konsekuensi ketaqwaan seorang umat terhadapAllah SWT.Dengan kebersihan yang selalu dijaga di minimarketSyar’e Mart, dapat diartikan bahwa Syar’e Mart telahmenunaikan ajaran Islam dalam hal kebersihan secarabenar.Selain untuk menunaikan ibadah, menjaga kebersihanbertujuan untuk membuat kepuasan terhadappelanggan.

7. Display (Penataan Barang)Display atau penataan adalah salah satu unsur penting

untuk membawa keberhasilan pelaku usaha. Display yang baikadalah display yang memberi kemudahan konsumen untukmencari barang, mengambil dan tertata rapi. Minat belikonsumen dapat mucul pada saat penataan (display) terlihatmenarik. Daya tarik itulah yang akan menyebabkan terjadinyatransaksi.

Penataan (display) pada Syar’e Mart sangat rapi danmenarik, penempatan label harga pada display juga mudahdilihat oleh konsumen.Pengelompokkan barang ditata secaraapik. Bahkan pemberian petunjuk untuk nama produkdigantung di atas display, sangat membantu konsumen untukmengetahui di sebelah mana barang yang dicari berada. Selainpenataan (display), penataan ruang pada minimarket Syar’eMart membuat pelanggan merasa nyaman, ditambah denganadanya tempat duduk di dalamruangan, sehingga dapatmembuat pelanggan mudah untukmencermati apa yang sudahdibeli. Di lingkungan minimarket Syar’e Mart terdapat tamanyang cocok untuk bersantai. Kursi-kursi ditata di taman, dapatdigunakan oleh mahasiswa. Area tersebut bukan merupakanbagian dari minimarket, sehingga taman tersebut tidak dapatdikelola oleh pihak minimarket, namun berfungsi sebagaipendukung terhadap transaksi penjualan.

Konsekuensi menggunakan nama yang bermakna Islami,manajemen Syar’e Mart harus berpedoman kepada pemasaransyariah agar nama tersebut bermakna. Pada dasarnya kegiatanpemasaran Islam harus dilandasi semangat beribadah kepadaTuhan Sang Maha Pencipta, berusaha semaksimal mungkin

Page 24: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

232

untuk kesejahteraan bersama dan bukan untuk kepentingangolongan apalagi kepentingan pribadi.

Seorang pengusaha muslim yang sedang menjalankankegiatan bisnisnya, harus menerapkan bisnis secara syariah,agar rizki yang didapat mendapatkan berkah, untukmendapatkan ridho dari Allah SWT. Untuk mendapatkan ridhoAllah tersebut dapat dilakukan beberapa cara, antara lain:mampu memberikan kepuasan kepada pembeli melaluikejujuran, keseimbangan harga (keseimbangan harga dengankualitas), kehalalan produk dan pelayanan yang baik.Pemasaran syariah lebih menekankan pada acuan jual beli yangdilakukan secara jujur dan adil, tanpa adanya penipuan.

Dari semua komponen yang dijadikan acuan untukmenilai kesyariahan Syar’e Mart yaitu produk, harga, salurandistribusi, promosi, pelayanan, display dan kebersihan.Minimarket Syar’e Mart dapat dikatakan sebagai minimarketyang belum sepenuhnya menerapkan aturan-aturan dalamagama Islam dalam kegiatan operasionalnya.

Penerapan prinsip syariah dalam pemasaran sangatpenting dalam menciptakan bisnis ritel yang sesuai denganketentuan agama, terutama ritel yang menggunakan namabermakna Islami.Kunci utama dalam keberhasilan pemasaranyang sesuai dengan teori maslahah guna muwujudkan syariahislamiyah adalah kehati-hatian dalam hal penetapan produkyang dipasarkan, yaitu produk halal dan keramahan pelayanan.

PenutupKesimpulan yang dapat diambil berdasarkan komponen

pemasaran yaitu: produk sudah memenuhi standar Syari’ah(halal dari LP-POM MUI ataupun sudah berijin Dinkes, tidakkadaluwarsa, atau cacat). Sensitivitas penggunaan nama‘syariah’ belum mampu menggugah kesadaran mahasiswaselaku pembeli potensial. Perlu pemikiran lebih lanjut bagimanajemen, sebagai bagian dari dakwah islamiyah. Keragamanjenis makanan perlu peninjauan ulang, tidak hanya makanankering saja, namun juga makanan basah yang hanya perluproses sederhana dan cepat (penghangatan denganmenggunakan microwave). Untuk menu dan harga perlu risetpasar, agar bisa bersaing dengan kantin-kantin di fakultas.

Page 25: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

233

Penggunaan bahan daging lebih terlihat ke-halalan-nyaterutama pada proses penyembelihan binatang.

Komponen harga sudah diterapkan sesuai tuntunanSyari’ah dengan menggunanakan sistem murâbahah.Lokasistrategis, iklan tidak mengandung unsur penipuan (tetapimasih sangat minim, sehingga perlu pengembangan), displaymenarik dan kebersihan selalu terjaga.Namun kondisi initernyata belum mampu digunakan sebagai pendukungpengembangan minimarket untuk menjadi lebih luaslagi.Manajemen perlu mencari tahu penyebab kekurangberhasilannya, mengingat pasar potensialnya sangat besar sertamemiliki peluang untuk berkembang menjadi besar.

Komponen pelayanan belum Syari’ah, karena keramahandan ucapan salam belum dilakukan dengan baik. Untuk itu,manajemen perlu melakukan pembenahan terhadap sumberdaya manusianya, agar ciri khas islaminya lebihterlihat.Meskipun demikian, minimarket Syar’e Mart dapatdikatakan sebagai minimarket Syari’ah dan bukan hanyasekedar logo.

Komponen dasar untuk ritel yang bernuansa islami harusmemenuhi persyaratan minimal untuk dapat dikatakan syar’i,mulai dari: produk (halal dan sehat); Harga wajar (mampubersaing secara sehat, bisa menggunakan murabahah); promosidilakukan secara jujur; display memberi kemudahanpengambilan dan tertata apik; kebersihan terjaga; karyawanprofessional, ramah dan menyampaikan salam. Untuk variabelyang lain sangat tergantung pada kondisi ritel yang dibangun,misalnya: lokasi yang strategis serta ada tempat parker agarmemberi kemudahan bagi calon konsumennya.

Page 26: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

234

Daftar Pustaka

Alma, Buchari dan Donni Juni Priansa, Manajemen BisnisSyari’ah, Bandung: Alfabeta, 2009.

Afandi, Yazid, Fiqh Muamalah Dan Implementasinyya DalamLembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Logung Pustaka,2009 .

Gunara, Thorik dan Utus Hardiono Sudibyo, MarketingMuhammad, Bandung: Madania Prima, 2007.

Hafidudin, Didin dan Hendri Tanjung, Manajemen PemasaranSyariah dalam Praktik, Jakarta: Gema Insani Inpres,2003.

Karim, Adiwarman, Ekonomi Islam Mikro, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006.

Kartajaya, Hermawan dan M Syakir Sula, Syariah Marketing,Bandung: Mizan, 2006.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran,(terjmh), Jakarta : Indeks, 2007.

Mustafa, Imam, Fiqh Muamalah Kontemporer, Yogyakarta:Kaukaba Dirgantara, 2015.

Putri, Evaluasi Penataan dan Display Produk, Jakarta:Gramedika Utama, 2008.

Sopian dan Syihabudhin, Manajemen Bisnis Ritel, Yogyakarta:PT Andi, 2008.

Swastha, Basu, dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern,Yogyakrta: Liberty, 2005.

Widyarini, Pemasaran Syariah ‘Aplikasi ManajemenPemasaran Dengan Pendekatan Syariah’, Yogyakarta:Ekonisia, 2015.

Yusanto, M. Ismail dan M.K. Widjayakusuma, Menggagas BisnisIslam, Jakarta: Gema Insani Press, 2002.

Zuhri, Saifudin, Ushul Fiqh Akal Sebagai Sumber Hukum Islam,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

InternetNisriah dan Nisrin, “ Dampak Implementasi Tauhid Pada

Kinerja Bisnis Minimarket Nusa Indah Bangil”, JurnalEkonomi Bisnis Airlangga (JEBA), Surabaya (2014).

http://muihalal.blogspot.co.id/2016/11/perebutan-sertifikasi-halal-awal.html, diakses 28 Maret 2017.

http://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/go_to_section/55/1360/page/1, diakses 1 Maret 2017.

Page 27: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Widyarini & Puji P.W.: Evaluasi Pemasaran Pada …

Az Zarqa’, Vol. 9, No. 2, Desember 2017

235

https://www.google.co.id/webhp?tab=Tw&ei=WE7sWOy1O-if0wLLo4-QCQ&ved=0EKkuCAQoAQ#q=www.datacon.co.id&spf=1,diakses 10 Januari 2017.

http://repository.unair.ac.id/3708/, diakses 2 Februari 2017.http://hukum.unsrat.ac.id/pres/penpres1963_11.pdf, diakses

25 Januari 2017http://rudipower.blogspot.com/2010/04/mini-market-

syariah.htm, diakses 1 April 2017