fakultas psikologi universitas kristen satya ......ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori...

33
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PADA SISWA SMK KRISTEN SALATIGA OLEH TITA SETIYANI 80 2012 052 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagaian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 10-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PADA

SISWA SMK KRISTEN SALATIGA

OLEH

TITA SETIYANI

80 2012 052

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagaian Dari

Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka
Page 3: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka
Page 4: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka
Page 5: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka
Page 6: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka
Page 7: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PADA

SISWA SMK KRISTEN SALATIGA

Tita Setiyani

Heru Astikasari S. Murti

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 8: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

i

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti apakah terdapat hubungan antara efikasi diri

akademik dengan pengambilan keputusan karir pada siswa SMK Kristen Salatiga. Alat

ukur yang digunakan skala efikasi diri akademik dan skala pengambilan keputusan

karir. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa- siswi SMK Kristen Salatiga. Subyek

dalam penelitian 85 siswa, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling

jenuh. Analisis data yang menggunakan perhitungan korelasi Pearson Product Moment

menunjukkan bahwa besarnya korelasi antara variabel efikasi diri akademik dengan

variabel pengambilan keputusan karir adalah r = -561 dengan signifikansi 0,000 (p <

0,05). Berdasarkan hasil ini H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan negatif

signifikan antara efikasi diri akademik dengan pengambilan keputusan karir pada siswa

SMK Kristen Salatiga. Dengan demikian hipotesis yang diajukan penulis dapat

diterima.

Kata kunci: Efikasi diri akademik, Pengambilan keputusan karir.

Page 9: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

ii

Abstract

The purpose of this study was to find out whether there is a relationship between

academic self-efficacy and career decision-making among Christian vocational students

in Salatiga. The measuring instruments used were the academic self-efficacy scale and

the career decision-making scale. Participants in the study were students of the

Christian SMK of Salatiga. Subjects in the study were 85 students, the sampling was

done with the saturated sampling technique. Data analysis using Pearson Product

Moment correlation calculations shows that the correlation between the academic self-

efficacy and the career decision-making variables is r = -561 with a significance of

0,000 (p <0.05). On this basis H0 is rejected and H1 accepted, meaning that there

exists a relationship signification negatif between academic self-efficacy and career

decision-making among Christian vocational students in Salatiga. Therefore the

hypothesis proposed by the author can be accepted.

Keywords: Academic self-efficacy, Career decision making.

Page 10: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

1

PENDAHULUAN

Persaingan dunia kerja di era globalisasi semakin tinggi, setiap industri dalam

dunia kerja berusaha untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas kerjanya. Diantara

usaha yang dilakukan yaitu dengan melakukan penyerapan angkatan kerja baru yang

siap dalam bekerja. Para calon tenaga kerja harus mempersiapkan diri dengan

kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan di dalam dunia kerja. Diantara lembaga

pendidikan yang mempersiapkan calon tenaga kerja yang siap untuk bekerja adalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 15

menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. SMK

dituntut mampu menghasilkan lulusan dengan kompetensi standar yang diharapkan

oleh dunia kerja. Sekolah Menengah Kejuruan atau yang lebih dikenal dengan singkatan

SMK merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan

pendidikan kejuruan.

Dalam peraturan pemerintah no. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah

Kejuruan pasal 3 ayat 2 “sekolah menengah kejuruan mengutamakan persiapan siswa

untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional”. Dalam

Utami dan Hudaniah (2013) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga

pendidikan yang bertujuan memberikan bekal dan kecakapan khusus dan

mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja. Menurut Utami dan Hudaniah (2013)

SMK memiliki tujuan untuk 1) mempersiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja

serta mengembangkan sikap profesional, 2) menyiapkan siswa agar mampu memilih

karir, dan 3) menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah dan mengisi dunia usaha.

Melihat pemahaman tentang sekolah menengah kejuruan diatas, ini menunjukkan

Page 11: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

2

bahwa hasil akhir dari Sekolah Menengah Kejuruan selalu berorientasi pada pekerjaan,

lulusan yang siap untuk bekerja dengan sikap profesional sebagai bekal dalam

mengaplikasikan keahliannya pada lapangan pekerjaan tertentu. Akan tetapi, persaingan

untuk memasuki dunia kerja tidaklah mudah. Banyak sekali persaingan yang harus

dihadapi oleh lulusan SMK di dunia pekerjaan.

Dunia kerja membutuhkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai dengan

bidang pekerjaaannya, memiliki daya adaptasi dan daya saing tinggi. Untuk

menghasilkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja diperlukan

lulusan dari SMK yang memiliki kesiapan dan kompetensi kerja yang bagus. SMK

diarahkan untuk membentuk siswanya siap bekerja, akan tetapi hal tersebut belum

terlaksana dengan baik. (Depnakertrans.2012. Pusat Data dan Informasi

Ketenagakerjaan), berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan Badan Pusat Statistik

yang kemudian diolah oleh Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan pada bulan Mei

tahun 2015 siswa lulusan SMK di Indonesia yang sudah bekerja berjumlah 11,80 juta

orang, sedangkan pengangguran terbuka yang berasal dari lulusan SMK berjumlah 1,17

juta orang. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung bahwa jumlah pengangguran

terbuka 15,76% di tingkat pendidikan SMK. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat

dikatakan bahwa masih ada siswa lulusan SMK sebesar 15,76% yang belum siap untuk

bekerja. Untuk itu masih banyak siswa SMK yang belum memiliki pekerjaan dan

menjadi pengangguran. Sedangkan pekerjaan dan keputusan karir hal yang sangat

penting untuk hidup di masa depan.

Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia,

dimanapun dan kapanpun mereka berada. Seseorang akan susah dan gelisah jika tidak

memiliki karir yang jelas, apalagi jika sampai menganggur atau tidak bekerja. Demikian

Page 12: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

3

pula banyak orang yang mengalami stress dan frustasi dalam kehidupan ini

dikarenakan masalah dalam karir. Menurut Herr dan Cramer ( dalam Isaacson, 1985)

pekerjaan memiliki peranan yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan hidup

manusia, terutama kebutuhan ekonomis, sosial dan psikologis. Secara ekonomi orang

yang bekerja akan memperoleh penghasilan atau uang untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Secara sosial orang yang bekerja akan lebih dihargai dibandingkan dengan

orang yang menganggur. Hal ini menyebabkan mereka bekerja akan memiliki status

sosial yang lebih tinggi di masyarakat dibandingkan dengan mereka yang tidak bekerja.

Sedangkan secara psikologis orang yang bekerja memiliki harga diri dan kompetensi

yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak bekerja, Herr dan Cramer (

dalam Isaacson, 1985). Osipow dan Fitzgerald (1996) mengatakan bahwakarir

mencakup tidak hanya peran pekerjaan, tetapi juga suatu rangkaian peran kehidupan di

wilayah-wilayah seperti studi, pekerjaan komunitas, waktu luang, dan rumah serta

pekerjaan (Punch, 2008).

Pemilihan ini melibatkan pemahaman diri dan keterampilan dalam eksplorasi

karir, perencanaan dan pembuatan keputusannya. Tahapan hidup eksplorasi, secara

umum didefinisikan sebagai kejadian antara usia 14 dan 24 tahun, di mana anak muda

akan menghadapi tugas pengembangan untuk menterjemahkan konsep kejuruan pribadi

mereka kedalam suatu identitas kejuruan (Punch, 2008).Menurut Super ( dalam Brown

& Associates, 2002), pada setiap tahap perkembangan karir, seseorang dituntut untuk

menyelesaikan berbagai tugas perkembangannya.Seseorang yang mampu

menyelesaikan tugas pada setiap tahap perkembangan karirnya akan membawanya pada

kesuksesan dalam perjalanan karirnya. Salah satu tugas perkembangan karir yang cukup

menentukan keberhasilan seseorang dalam kehidupan karir adalahkemampuannya

Page 13: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

4

dalam membuat keputusan mengenai pilihan karir yang diinginkannya, ini semua terjadi

pada tahap eksplorasi.

Tekanan yang dirasakan dapat mempengaruhi beragam aspek kehidupan sehari-

hari, cara individu mengambil keputusan akan mempengaruhi caranya mengambil

keputusan karir di masa depan ( Gati & Saka, 2001), serta dapat mengakibatkan

konsekuensi negatifjangka panjang untuk massa depan vokasional, kesejahteraan, dan

penerimaan sosial (Mann, Harmoni, & Power, 1989). Sampai saat ini telah ditemukan

beragam variabel yang terkait dengan keraguan mengambil keputusan karir, misalnya

perfeksionisme, self-consciousness, ketakutan terhadap komitmen, kecemasan, serta

status identitas moratorium ( individu tidak bereksplorasi dan tidak berkomitmen), gaya

pengambilan keputusan karir, dan tingkatan identitas ego, interaksi positif dengan

keluarga dan teman sebaya, pengalaman dengan teman sebaya dan orang tua (Guay,

Senecal, Gauthier, & Fernet, 2003).

Conger (Yulia, 1999) menambahkan ketidakmampuan menentukan suatu identitas

pekerjaan akan mengganggu perkembangan diri remaja. Memiliki suatu pekerjaan yang

dinilai penting dan berharga oleh masyarakat dapat memperkuat kepercayaan diri dan

meningkatkan identitas diri yang stabil dan aman. Sebaliknya bila remaja tidak mampu

menemukan pekerjaan yang berarti ia akan kecewa, tidak yakin akan diri sendiri,

kehilangan kepercayaan diri kemungkinan mengalami identity confusion, bahkan

identitas diri yang negatif.

Penelitian Nauta dan Khan (2007) menunjukkan bahwa semakin tinggi

identifikasi individu pada status identitas achievement, semakin tinggi efikasi diri

keputusan karirnya. Bahwa komitmen apapun tanpa eksplorasi, akan meningkatkan

Page 14: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

5

keyakinan individu untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan pengambilan

keputusan karir.

Pengambilan keputusan karir sangat penting untuk siswa SMK Kristen Salatiga

karena setelah lulus dari SMK siswa akan di tuntut untuk pengambilan keputusan

karir.Namun pada kenyataannya para siswa masih sangat ragu dengan pengambilan

keputusan karirnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi para siswa SMK Kristen

Salatiga dari hasil wawancara dengan kepala sekolahdalam pengambilan keputusan

karirnya adalah: 1) Faktor ekonomi dimana SMK Kristen termasuk dalam kategori

SMK di Salatiga yang 80% siswanya dalam kategori siswa yang memiliki tingkat

ekonomi keluarga menegah kebawah. 2) Faktor kurangnya kepedulian siswa dengan

kemampuan yang di miliki, para siswa kurang yakin akan pendidikan yang mereka

jalani, menurut para siswa pendidikan hanya formalitas dan para siswa masih sangat

bingung untuk pengambilan keputusan karir setelah lulus dari SMK Kristen Salatiga. 3)

Faktor motivasi, para siswa SMK Kristen Salatiga 50%memiliki keluarga yang tidak

utuh, ada orang tua yang sudah bercerai ataupun meninggal, menjadikan untuk urusan

sekolah dan keputusankarir kedepan siswanya kurang ada yang memotivasi,

memperhatikan serta mendukung.Ini membuat para siswa SMK Kristen Salatiga setelah

lulus memiliki keraguan dalam pengambilan keputusan karir.

Dari penulis juga melakukan wawancara kepada perwakilan siswa kelas 3 (tiga) di

tiap jurusan di SMK Kristen Salatiga berjumlah 12 orang, saat ditanya tentang rencana

setelah mereka lulus, dan para menjawab dengan “tidak tahu, bingung mau melanjutkan

kuliah atau tidak, belum siap bekerja juga, belum ada gambaran nanti bekerja seperti

apa”. Dari penulis juga melakukan wawancara dengan guru Bimbingan Konseling di

SMK Kristen beliau menyampaikan bahwa para siswa masih ragu dan kurang percaya

Page 15: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

6

diri untuk mengambil keputusan setelah lulus, masih takut bekerja karena merasa belum

mampu dan tidak tahu nanti mau bekerja apa. Walaupun sebenarnya dari pihak sekolah

sudah berusaha semaksimal mungkin untuk para siswa mau maju dan berkembang

untuk karir kedepannya, pihak sekolah berusaha memfasilitasi para sisiwa untuk

mengikuti bursa kerja yang biasanya diadakan pemerintah kota Salatiga. Namun pihak

sekolah tidak pantang menyerah untuk berusaha memberikan pelayanan yang terbaik

untuk para siswanya.

Keraguan mengambil keputusan karir tidak saja dikaitkan dengan beragam

anteseden sebagaimana disebutkan di atas, Lewis (1981), dalam Gati & Saka, 2001)

berusaha meninjau dari kapabilitas remaja dalam mengambil keputusan. Hal ini terjadi

karena kurang meningkatnya kebutuhan untuk mengambil keputusan signifikan selama

remaja, maka dari itu para siswa perlu memiliki efikasi diri akademik.

Pengambilan keputusan karir berasal dari teori sosial kognitif Bandura, Bandura

(1995) mendefinisikan efikasi diri sebagai persepsi seseorang mengenai kemampuannya

untuk sukses dalam memenuhi tugas atau perilaku tertentu (Luzzo, 1996). Pengambilan

keputusan karirtidak dapat berdiri sendiri melainkan harus dikaitkan dengan keyakinan

terhadap suatu domain perilaku tertentu, sehingga pada hal ini dikaitkan dengan

pengambilan keputusan (Hacket, 1995). Taylor dan Betz (1983) mendefinisikandiri

pengambilan keputusan karir sebagai keyakinan seseorang akan kemampuannya dalam

membuat keputusan dalam bidang karir.

Conger(Yulia,1999) menambahkan ketidakmampuan menentukan suatu identitas

pekerjaanakan mengganggu perkembangan diri remaja.Memiliki suatu pekerjaan yang

dinilai penting dan berharga oleh masyarakat dapat memperkuat kepercayaan diri dan

meningkatkan identitas diri yang stabil dan aman. Sebaliknya bila remaja tidak mampu

Page 16: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

7

menemukan pekerjaan yang berarti ia akan kecewa, tidak yakin akan diri sendiri,

kehilangan kepercayaan diri kemungkinan mengalami identity confusion. Bahkan

identitas diri yang negative.Menurut Conger (Yulia 1999) aspek-aspek pengambilan

keputusan karir yaitu: (a) Pengetahuan mengenai karir, sejauh mana pengetahuan

seseorang tentang dunia kerja dan berbagai tugas yang ada dalam pekerjaan.

Pengetahuan dalam dunia kerja meliputi juga pengetahuan mengenai tren dunia kerja,

sikap maupun kesempatan kerja. (b) Pemahaman diri, kemampuan seseorang tersebut

dalam menilai kekuatan dan kelemahan yang ada dalam dirinya untuk mencapai

pengambilan keputusan karir.(c) Kecocokan pilihan karir dengan diri, kemampuan

seseorang dalam membuat pilihan pekerjaan yang paling sesuai dan terbaik bagi

dirinya.(d) Minat,pengambilan keputusan keinginan dalam memilih karir untuk

mengembangkan hidup di masa depan.(e) Proses membuat keputusan, perubahan yang

diambil untuk menghasilkan dan menentukan pengambilankeputusan karir.(d) Masalah

interpersonal, seseorang harus memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan karir

yang dalam hal ini adalah pekerjaan.

Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor

yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa

terdapat empat faktor utamayang mempengaruhi pemilihan suatu pekerjaan, yaitu:

1. Faktor realitas pemilihan suatu pekerjaan adalah akibat dari tekanan lingkungan.

2. Faktor proses pendidikan bidang karir ditentukan oleh kualitas dan kuantitas

pendidikan.

3. Faktor emosi pemilihan karir tergantung pada aspek kepribadian seseorang.

Page 17: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

8

4. Faktor nilai pribadi faktor yang menentukan jenis pekerjaan yang akan dipilih oleh

seseorang.

Menurut teori Bandura (1986), efikasi diri didefinisikan sebagai keyakinan

seseorang tentang kemampuan mereka untuk mengatur dan melaksanakan program

tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan. Bandura juga menyatakan

bahwa efikasi diri membantu seseorang dalam menentukan pilihan, usaha mereka untuk

maju, kegigihan dan ketekunan yang mereka tunjukkan dalam menghadapi kesulitan

dan derajat kecemasan atau ketenangan yang mereka alami saat mereka

mempertahankan tugas-tugas yang mencakupi kehidupan mereka. Berkaitan dengan

bidang akademik dalam teori yang dikemukakan oleh Baron dan Byrne (2003)

menyatakan bahwa efikasi diri akademik merupakan keyakinan diri seseorang bahwa

dirinya mampu untuk melakukan tugas akademik yang diberikan dan menandakan level

kemampuan dirinya.

Bandura (1986) menjelaskan bahwa individu yang memiliki efikasi diri akademik

tinggi cenderung memilih terlibat langsung dalam mengerjakan suatu tugas, sedangkan

individu yang memiiliki efikasi diri akademik rendah cenderung mengerjakan suatu

tugas tertentu meskipun tugas-tugas tersebut dirasa sulit. Mereka yang gagal dalam

melaksanakan sesuatu, biasanya cepat mendapatkan kembali efikasi diri akademik

setelah mengalami kegagalan tersebut.

Bandura (1986) juga menyatakan bahwa individu yang memiliki efikasi diri

akademik tinggi menganggap kegagalan sebagai akibat dari kurangnya usaha keras,

pengetahuan dan ketrampilan. Namun pada invidu yang memiliki efikasi diri akademik

rendah akan menjauhi tugas-tugas yang sulit kerena tugas tersebut dipandang sebagai

ancaman bagi mereka. Individu tersebut memliki aspirasi yang rendah serta komitmen

Page 18: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

9

yang rendah dalam mencapai suatu tujuan yang mereka pilih atau mereka tetapkan dan

individu tidak berpikir bagaimana cara yang baik dalam menghadapi tugas-tugas yang

sulit. Selain itu individu cenderung lamban dalam membenahi kembali efikasi diri

akademik ketika mereka menghadapi kegagalan.

Dari penyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri individu yang

memiliki efikasi diri akademik tinggi memiliki ciri-ciri cenderung memilih terlibat

langsung dalam mengerjakan suatu tugas, cenderung mengerjakan tugas tertentu,

sekaligus tugas yang dirasa sulit, menganggap kegagalan sebagai akibat kurangnya

usaha, pengetahuan dan ketrampilan, gigih dalam berusaha, percaya pada kemampuan

diri yang dimiliki, hanya sedikit menampakkan keragu-raguan, suka mencari situasi

baru. Sedangkan individu yang memiliki efikasi diri akademik rendah cenderung

menghindari tugas, ragu-ragu akan kemampuannya, tugas yang sulit dipandang sebagai

ancaman, lamban dalam membenahi diri ketika mendapat kegagalan, aspirasi dan

komitmen pada tugas lemah, tidak berfikir bagaimana cara menghadapi masalah, tidak

suka mencari situasi yang baru.

Efikasi diri akademik yang dimiliki seseorang berbeda-beda, dapat dilihat

berdasarkan aspek yang mempunyai implikasi penting pada perilaku. Bandura (1986),

mengemukakan ada tiga aspek dalam efikasi diri, yaitu :

1. Magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu tingkat masalah berkaitan dengan derajat

kesulitan tugas siswa. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan

dicoba siswa berdasar ekspetasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Siswa akan

berusaha melakukan tugas tertentu yang siswa persepsikan dapat dilaksanakannya

dan siswa akan menghindari situasi dan perilaku yang siswa persepsikan di luar batas

kemampuannya.

Page 19: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

10

2. Strength (kekuatan keyakinan), yaitu komponen yang berkaitan dengan kekuatan

keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada

individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan walaupun

mungkin belum memiliki pengalaman-pengalaman yang menunjang. Sebaliknya,

pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri akan mudah

digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.

3. Generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan dengan luas cakupan tingkah laku

diyakini oleh individu mampu dilaksanakan. Keyakinan individu terhadap

kemampuan dirinya bergantung pada pemahaman kemampuan dirinya, baik yang

terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu maupun pada serangkaian aktivitas

dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.

Untuk mencapai itu semua diperlukan efikasi akademik yang tinggi, karena

semakin tinggi prestasi akademiknya maka semakin tinggi prestasi akademik seseorang

(Ferla, Vacke, & Cai 2007). Beberapa indikatoryang dapat melemahkan efikasi diri

akademik, diantaranya keraguan dalam mengerjakan tugas dan rendahnya motivasi

belajar karena kurang adanya dukungan dari keluarga membuat siswa mencapai prestasi

akademik yang kurang memuaskan. Untuk itu siswa diharapkan memiliki efikasi diri

akademik yang tinggi supaya para siswa.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan dan fenomena diatas, penulis tertarik untuk

mengadakanpenelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara

efikasi diri akademik dengan pengambilan keputusan kariri pada siswa SMK Kristen

Salatiga. Sehingga hipotesis yang diajukan dalampenelitian ini yaitu H0: Tidak ada

hubungan antara efikasi diri akademik dengan pengambilan keputusankarir pada siswa

Page 20: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

11

SMK Kristen Salatiga dan H1: Ada hubungan signifikan antara efikasi diri akademik

dengan pengambilan keputusan karir padasiswa SMK Kristen Salatiga.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, maka dari itu dalam

menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan metode statistik. Tujuan

analisis ini adalahmenyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan (Singarimbun).Pengujian hubunganvariable bebasdengan variable

tergantung dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi pearson product

moment.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III (tiga) laki-laki dan perempuan

di SMK Kristen Salatiga sebanyak 85 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah

teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh adalah sensus teknik penentuan sampel

bila semua anggota populasi digunakan menjadi sampel.

Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

angket atau skala pengukuran psikologi. Angket atau skala merupakan kumpulan dari

pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang diajukan secara tertulis kepada

responden untuk menjawabnya (Sugiyono, 2012).

Data penelitian diperoleh dari dua skala yang masing-masing mengukur variable

pengambilan keputusan karir dan variabel efikasi diri akademik. Kedua alat ukur

tersebut adalah pengambilan keputusan karir dari Conger (Yulia 1999) dan Skala efikasi

Page 21: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

12

diri akademik dari Bandura (Arianto 2014) yang disusun dan telah dimodifikasi oleh

peneliti sesuai dengan tujuan penelitian.

1. Skala Pengambilan Keputusan Karir.

Skala ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang

dikemukakan oleh Conger(Yulia 1999) yang terdiri dari beberapa aspek,

yaitu: (1) pengetahuan mengenai karir, (2) pemahaman diri, (3)

kecocokan pilihan karir dengan diri, (4) minat, (5) proses membuat

keputusan, dan (6) masalah interpersonal.

Dalam teknik penilaian atauscoring, digunakan skala Likert dengan empat

alternative jawaban yang berkisar dari sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai,

dan sangat tidak sesuai. Skala pengambilan keputusan karir berjumlah

36item yang terdiri atas 20 itemfavorabel dan 16item unfavorabel. Nilai

item favorabel akan memiliki skor 4 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 3

untuk jawaban sesuai (S), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 1 untuk

jawaban sangat tidak sesuai (STS). Begitupun sebaliknya, untuk nilai

unfavorabel akan memiliki skor 1 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 2

atas jawaban sesuai (S), 3 atas jawaban tidak sesuai (TS), dan 4 atas

jawaban sangat tidak sesuai (STS). Semakin tinggi skor yang didapat

akan menujukan semakin tinggi pulapengambilan keputusan karir yang

terdapat pada siswa. Begitupun sebaliknya, semakin rendah skor yang

didapat, maka hal tersebut menunjukan semakin rendah pulapengambilan

keputusan karir yang terdapat pada siswa.

Page 22: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

13

Berdasarkan skala variabel Pengambilan keputusan karir dengan jumlah

item soal 36 yang terdiri dari 20 itemFavorabledan 16Unfavorable

didapatkan hasil uji validitas terdapat 14 item yang dinyatakan gugur/

tidak valid karena nilai r hitung lebih kecil dari r tabel 0, 213 pada taraf

signifikansi 5% pada populasi 85. Item yang dinyatakan gugur yaitu

nomer1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 16, 17, 19, 24, 30, 33 sedangkan 22 item

dinyatakan valid karena r hitung lebih besar dari r tabel 0, 213 pada taraf

signifikansi 5% pada populasi 85. Skala ini dinyatakan reliabel dengan

nilai r hitung 0, 781 lebih besar dari r tabel.

2. Skala Efikasi Diri Akademik

Untuk mengukur variabel ini, digunakan skala berdasarkan konsep efikasi

diri menurut Bandura (Arianto 2014) dankemudian dimodifikasi kembali oleh

penulis sesuai tujuan penelitian.Komponen efikasi diri akademik adalah

(a)Magnitude,(b)Strength,(c) Generality.

Skala psikologi ini mengungkap 2 dimensi, terdiri dari 38 item, yang terbagi

menjadi dua jenis,yaitu 19 itemfavorable dan 19 item unfavorable, menggunakan 4

tingkat penilaian (Skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4. Respon subjek diberikan

bobot masing-masing. Untuk jenis pernyataan favorable subjek akan mendapat

skor 4 untuk jawaban Sangat sesuai (SS), skor 3 untuk jawaban Sesuai (S), skor 2

untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai

(STS). Untuk jenis pertanyaan unfavorable subjek akan mendapakan skor 1 untuk

jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 2 untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 untuk

jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai.

Page 23: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

14

Berdasarkan skala variabel efikasi diri akademik dengan jumlah

item soal 38 yang terdiri dari 19 itemFavorebledan 19 Unfavorable

didapatkan hasil uji validitas terdapat 14 item yang dinyatakan gugur / tidak

valid karena nilai r hitung lebih kecil dari r tabel 0, 213 pada taraf

signifikansi 5% pada populasi 85. Item yang dinyatakan gugur yaitu

nomer1, 3, 5, 6, 9, 13, 15, 19, 21, 30, 31, 32, 33, 36sedangkan 24 item

dinyatakan valid karena r hitung lebih besar dari r tabel 0, 213 pada taraf

signifikansi 5% pada populasi 85. Skala ini dinyatakan reliabel dengan nilai

r hitung 0, 694 lebih besar dari r tabel.

HASIL PENELITIAN

1. Hasil Analisis Deskriptif

a. Pengambilan Keputusan Karir

Variabel Pengambilan keputusan karir memiliki 22 item valid dengan

jenjang skor antara 1 sampai dengan 4. Pembagian skor tertinggi dan

terendah adalah sebagai berikut:

Skor tertinggi : 4 x 22 = 88

Skor terendah : 1 x 22 = 22

Pembagian interval dilakukan menjadi lima kategori, yaitu

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Pembagian

interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor tertinggi dengan

jumlah skor terendah dan membaginya dengan jumlah jumlah kategori.

Page 24: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

15

i = 13,2

Berdasarkan hasil pembagian interval tersebut, maka didapati

data efikasi diri akademik sebagai berikut :

Tabel 1.3

Kriteria Skor Pengambilan Keputusan Karir

No. Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar

Deviasi

1. 74, 8 ≤ x ≤ 88 Sangat

Tinggi

31 36,47 %

2. 61, 6 ≤ x ≤ 74,8 Tinggi 33 38,82 % 71,20 9,55

3. 48,4 ≤ x ≤ 61,6 Sedang 21 24,71%

4. 35, 2 ≤ x ≤ 48,4 Rendah 0 0

5. 2,2 ≤ x ≤ 35,2 Sangat

Rendah

0 0

Data di atas menunjukkan tingkat pengambilan keputusan karir.

Pada kategori sangat rendah didapati prosentase sebesar 0%, kategori

rendah 0%, kategori sedang 24,71%, kategori tinggi sebesar 38,82%

dan kategori sangat tinggi sebesar 36,47%. Mean atau rata-rata yang

diperoleh adalah 71, 20 dengan standar deviasi sebesar9, 55. Yang

berarti bahwa rerata pengambilan keputusan karir siswa SMK Kristen

Salatiga ini berada pada kategori yang tinggi.

b. Efikasi Diri Akademik

Variabel efikasi diri akademik memiliki 24 item valid dengan

jenjang skor antara 1 sampai dengan 4. Pembagian skor tertinggi dan

terendah adalah sebagai berikut:

Page 25: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

16

Skor tertinggi : 4 x 24 = 96

Skor terendah : 1 x 24 = 24

Pembagian interval dilakukan menjadi lima kategori, yaitu

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Pembagian

interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor tertinggi dengan

jumlah skor terendah dan membaginya dengan jumlah jumlah kategori.

i = 14,4

Berdasarkan hasil pembagian interval tersebut, maka efikasi diri

akademik sebagai berikut.

Tabel 1.4

Kriteria Skor Efikasi Diri Akademik

No. Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar

Deviasi

1. 81,6 ≤ x ≤ 96 Sangat

Tinggi.

2 2,36 %

2. 67, 2 ≤ x ≤ 81,6 Tinggi. 34 40,0 %

3. 52, 8 ≤ x ≤ 67,2 Sedang. 49 57,64 % 65,32 8,30

4. 38, 4 ≤ x ≤ 52,8 Rendah 0 0

5. 24 ≤ x ≤ 38,4 Sangat

Rendah

0 0

Data di atas menunjukkan tingkat efikasi diri akademik dari 85

subjek yang berbeda-beda, mulai dari tingkat sangat rendah hingga

tinggi. Pada kategori sangat rendah didapati prosentase sebesar 0%

kategori rendah, sangat rendah 0%, kategori sedang 57,64% , kategori

Page 26: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

17

tinggi sebesar 40,0 % dan kategori sangat tinggi sebesar 2,36%. Mean

atau rata-rata yang diperoleh adalah 65, 32 dengan standar deviasi

sebesar 8, 30. Yang berarti bahwa rerata efikasi diri akademik siswa

SMK Kristen Salatiga ini berada pada kategori sedang.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov

Smirnov.Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai p < 0, 05

yang didapat dari hasil analisa menggunakan program SPSS 16.0. Hasil uji

normalitas adalah sebagai berikut :

Tabel 1.5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

EFIKASI_DIRI_A

KADEMIK

PENGAMBILAN_KEPUTUSA

N_KARIR

N 85 85

Normal Parametersa Mean 65.33 71.20

Std. Deviation 8.301 9.553

Most Extreme Differences Absolute .264 .243

Positive .211 .243

Negative -.264 -.233

Kolmogorov-Smirnov Z 2.431 2.240

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000

a. Test distribution is Normal.

Hasil uji normalitas pada Tabel 1.5 menunjukkan bahwa variabel efikasi diri

akademikmemiliki koefisien Kolmogorov-Smirnov Test sebesar 2,431 dengan

probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,000, sedangkan pengambilan keputusan karir

memiiki koefisien Kolmogorov-Smirnov Test sebesar 2,240 dengan probabilitas (p) atau

signifikansi sebesar 0,000, dengan demikian variabel efikasi diri akademik dengan

Page 27: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

18

pengambilan keputusan karir memiliki data yang tidak berdistribusi normal karena p >

0,05.

3. Uji Linearitas

Pengujian linearitas diperlukan untuk mengetahui apakah dua

variable yang sudah ditetapkan, dalam hal ini satu variabel independen, dan

satu variabel dependen memiliki hubungan yang linear atau tidak secara

signifikan. Kedua variabel dapat dikatakan linier bila memiliki nilai

signifikansi <0,05. Pengujian liniaritas kedua variabel tertera pada tabel di

bawah ini.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa efikasi

diri akademik dan pengambilan keputusan karir adalah tidak linearitas,karena hasil uji

linearitas diperoleh F beda = 2,419 dan nilai signifikansi sebesar 0,000.

Tabel 1.6

ANOVA Table

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

EFIKASI_DIRI_AKA

DEMIK *

PENGAMBILAN_KE

PUTUSAN_KARIR

Between

Groups

(Combined) 5770.348 8 721.293 2.975E3 .000

Linearity 1664.100 1 1664.100 6.863E3 .000

Deviation from

Linearity 4106.248 7 586.607 2.419E3 .000

Within Groups 18.429 76 .242

Total 5788.776 84

4. Uji Korelasi

Berdasarkan uji korelasi yang di lakukan pada variabel efikasi diri

akademik terhadap pengambilan keputusan karir dengan mengunakan

pengujian menggunakanSpearman,maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Page 28: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

19

Tabel 1.7

Correlations variabel

Correlations

VAR00001 VAR00002

Spearman's rho VAR00001 Correlation Coefficient 1.000 -.561**

Sig. (2-tailed) . .000

N 85 85

VAR00002 Correlation Coefficient -.561** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 85 85

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Besarnya hubungan antara variabel efikasi diri akademik dengan pengambilan

keputusan karir r = -561 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan

bahwa ada korelasi signifikan antara efikasi diri akademik dengan pengambilan

keputusan karir.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui r = -561 (p < 0,05), hal ini berarti

hipotesis diterima yaitu terdapat korelasi yang signifikan antara efikasi diri akademik

dengan pengambilan keputusan karir. Jadi penelitian menunjukkan semakin tinggi

tingkat efikasi diri akademik siswa semakin rendah tingkat pengambilan keputusan karir

pada siswa, dan sebaliknya semakin rendah tingkat efikasi diri akademik siswa semakin

tinggi tingkat keputusan karir pada siswa.

Adanya hubungan negatif signifikan antara efikasi diri akademik hal ini

dikarenakan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya mengorganisasikan dan

melaksanakan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai performansi tertentu.

Dimana setiap individu mempunyai mekanisme yang dapat membantu pola perilaku

dalam membuat keputusan yaitu efikasi diri.

Page 29: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

20

Bandura 1997 menjelaskan efikasi diri merupakan persepsi individu akan

keyakinan kemampuannya untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Individu

dengan efikasi diri tinggi akan memilih melakukan usaha lebih besar dan lebih pantang

menyerah. Efikasi diri mempunyai peran penting pada pengaturan motivasi seseorang.

Seseorang percaya akan kemampuannya memiliki motivasi tinggi dan berusaha untuk

sukses. Beragam variabel yang terkait dengan keraguan mengambil keputusan karir,

misalnya perfeksionisme, self-consciousness, ketakutan terhadap komitmen, kecemasan,

serta status identitas moratorium ( individu tidak bereksplorasi dan tidak berkomitmen),

gaya pengambilan keputusan karir, dan tingkatan identitas ego, interaksi positif dengan

keluarga dan teman sebaya, pengalaman dengan teman sebaya dan orang tua (Guay,

Senecal, Gauthier, & Fernet, 2003)

Seperti penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Sawitri (2008), pada

mahasiswa tahun pertama (angkatan 2008) di Universitas Diponegoro Semarang

menunjukkan adanya pengaruh status identitas dan efikasi diri keputusan karir terhadap

keraguan mengambil keputusan karir.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif signifikan

antara efikasi diri akademik dengan pengambilan keputusan karir pada siswa SMK

Kristen Salatiga. Hal tersebut dikarenakan keyakinan seseorang terhadap

kemampuannya mengorganisasikan dan melaksanakan tindakan-tindakan yang

diperlukan untuk mencapai performansi tertentu. Dimana setiap individu mempunyai

mekanisme yang dapat membantu pola perilaku dalam membuat keputusan yaitu efikasi

diri.

Page 30: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

21

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan maka didapatkan hasil yaitu efikasi diri

akademik dengan pengambilan keputusan karir ada korelasi negatif siignifikan.Jadi

semakin tinggi tingkat efikasi diri akademik siswa semakin rendah tingkat pengambilan

keputusan karir pada siswa, dan sebaliknya semakin rendah tingkat efikasi diri

akademik siswa semakin tinggi tingkat keputusan karir pada siswa. Hasil penelitian ini

juga menunjukkan diterimanya hipotesis Hi ada hubungan negatif signifikan antara

efikasi diri akademik dengan pengambilan keputusan karir pada siswa SMK Kristen

Salatiga.

Saran

Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian, penelitian ini memberikan saran kepada sekolah

untuk lebih memberikan bimbingan dan lebih memfasilitasi dan memberikan program-

program yang dapat meningkatkan efikasi diri akademik siswa yaitu dengan adanya

pembinaan yang berkesinambungan mengenai pentingnya memikirkan pengambilan

keputusan karir. Sehingga siswa memilki penilaian yang positif terhadap dirinya sendiri

tentang karir setelah lulus di SMK Kristen Salatiga.

Siswa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan karir berada

pada kategori tinggi. Para siswa disarankan dapat mempertahankan bahkan bisa

mengembangkan lagi karirnya saat ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan pengambilan keputusan karir siswa, yaitu dengan cara meningkatkan

efikasi diri akademik, pengambilan keputusan karir pada diri masing-masing siswa,

seperti siswa disarankan untuk memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuannya

Page 31: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

22

untuk menyelesaikan tugasnya yang berkaitan dengan proses investigasi, memilih dan

mengimplementasikan suatu pilihan pekerjaan.

Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran bagi peneliti selanjutnya

untuk meneliti faktor lain yang dapat meningkatkan munculnya pengambilan keputusan

karir dan efikasi diri akademik.Peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut penelitian

ini dengan mengembangkan variabel-variabel lain yang dapat digunakan, sehingga

terungkap faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir siswa

SMKKristen Salatiga seperti usia, jenis kelamin, status ekonomi sosial, bahan

pengajaran, perbedaan ras dan budaya, peran penting pekerjaan (work salience). Selain

itu, penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat kelemahan dari penelitian

yang dilakukan oleh penulis seperti tekhnik penentuan sampel, sehingga untuk

penelitian berikutnya disarankan dapat menentukan sampel yang lebih baik.

Page 32: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

23

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

2006

AriantoA.H.(2014). Hubungan antara efikasi diri akademik dengan prokrastinasi

mengerjakan tugas pada mahasiswa fakultas psikologi uksw.Salatiga: Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

Bandura,(1977). Self-efficacy: Toward Unifying Theory of Behavioral Change.

Psychological

________. (1995). Self-efficacy:Chaning in Society. United States of

America:Cambridge University Press. Review, 84 (2), 191-215.

Bandura, A. (1977). Self Efficacy : The Exercise of Control. New York : W. H. Freeman

and Company (a)

___________ (1977). Self-efficacy : Toward a Unifying Theory of Behavioral Change.

Psychological Review, 2.191-215. (b)

Bandura, A. (1977). Self-efficacy: Toward Unifying Theory of Behavioral Change.

Psychological. Review, 84 (2), 191-215.

Bandura, A. (1986). Social Foundation of Thought and Action: A Social Cognitive

Theory. New York: Prentice Hall

Bandura, A. (1997). Self-efficacy. The exercise of control. New York: Freeman

Brown, D., & Associates. (2002). Career choice & Development (4th

ed). San Fransisco:

Jossey-Bass A Willey Company.

Baron, R.H & Byne, D.(2005).Psikologi Sosial ed 10 jilid 2. Jakarta : Erlangga

Bungin, B. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif edisi 2. Jakarta: Kencana Prenada

Media

Betz, N.E., & Luzzo, D.A. (1996). Career assessment and the career decision-making

self-efficacy scale. Journal of Career Assessment, 4, 413-428.

Darmawan, D.(2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Depdikbud. 2003. Undang-Undang Nomer 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta:Depdikbud

Depnakertrans.2012. Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan. Diakses

darihttp://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/, tanggal 5 September 2015,

jam 02.00 WIB

E. L Herr dan S. H. Cramer, Career Guidance and Counseling Through the Life-Span :

Systematic Approaches edisi ke-5 (1996, hlm. 208)

Guay, F., Senecal. C., Gauthier, L., & Fernet, C. (2003). Predicting career indecision: A

self determination theory perspective. Journal of Counseling Psychology, 50 (2),

166-177

Page 33: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA ......Ginzberg (1951) menyatakan membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka

24

Gati, I., Krausz, M., & Saka, N. (2001). High school student’ career-related decision

making difficulties. Jaurnal of Counseling and Development, 79(3), 331-340.

Luzzo, D. A. (1996). A psychometric evaluation of the career decision making self.

Journal of Counseling and Development, 7, 3, 276.

Nauta, M.M & Khan, J.H. (2007). Identity status, consistency and differentiation of

interests, and career decision self-efficacy. Journal of Career Assessment, 15,

55-65.

Punch, R. (2008). Career development of deaf and hard of hearing adolescent: Career

decision-making, career maturity and perceived career barriers. Australia:

UDM

Sarwono, S.W. (2005). Psikologi remaja. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Sawitri, D.R. (2008). Pengaruh Status Identitas dan Efikasi Diri Kepuasan Karir

terhadap Keraguan Mengambil Keputusan Karir pada Siswa SMA Kelas

12.Tesis: tidak diterbitkan.

Seligman, L. (1994). Development career counseling and assement 2nd ed. California

Thousand Oaks : Sage

Walsh, W. B., & Osipow, S. H., (1988) Career decision-making. New Jersey: Laurence

Erbaum Associates.

Yulia, M (1999, Juni) “Dukungan Orang Tua Terhadap Keputusan Karir Remaja dan

Status Keputusan Karir Remaja.” Phronesis Vol.1 No. 1, hal 17-21