fakultas ilmu pendidikan - core.ac.uk · klaten”.skripsi ini ditulis sebagai realisasi untuk...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PENDEKATAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA
KELAS IV SD SEGUGUS II KECAMATAN
PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh:
Sri Nurisa Ndaruwiyati
NIM 13108244049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
ii
PENGARUH PENDEKATAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS IV SD
SE-GUGUS II KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN
Oleh :
Sri Nurisa Ndaruwiyati
NIM 13108244049
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif pendekatan
lingkungan alam sekitar terhadap prestasi belajar kognitif IPA siswa kelas IV SD
se-Gugus II Kecamatan Prambanan kabupaten Klaten. Lingkungan sekitar
memnyediakan segala fasilitas yang ada sebagai sumber belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian ini yaitu
quasi experimental design bentuk nonequivalent control group design. Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 4-21 April 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IV SD se-Gugus II Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi dan tes. Hasil penelitian
disajikan menggunakan teknik analisis data inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan prestasi belajar
kognitif IPA antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini
dibuktikan dari hasil perhitungan t-test prestasi belajar. Nilai thitung = 2,511 >
ttabel = 2,064, sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan yang ada adalah
signifikan. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan alam sekitar membuat
siswa aktif mengikuti pembelajaran sehingga prestasi belajar kognitif IPA siswa
tercapai optimal.
Kata kunci: IPA, Pendekatan lingkungan alam sekitar, prestasi belajar.
iii
THE EFFECT OF NATURAL ENVIRONMENT APPROACH TO
COGNITIVE LEARNING ACHIEVEMENTS OF SCIENCE TO THE 4th
GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL
By :
Sri Nurisa Ndaruwiyati
13108244049
ABSTRACT
This research aims at determining the positive effect of the natural
environment approach to cognitive learning achievement of science of 4th grade
students in Cluster II Prambanan District. The natural environment provides all
the facilities as a learning resources.
The type of this research was experimental research. The design of this
research was quasi experimental design form nonequivalent control group design.
This research was conducted on April 4-21, 2017. The population in this research
was the fourth graders of elementary school Cluster II of Prambanan District,
Klaten Regency. Technique of collecting data in this research was observation and
test. The results were presented by inferential data analysis techniques.
The results show significant effect of cognitive learning achievement of
science between experimental group and control group. That evidence from the
results of t-test achievement of learning. Value tcount = 2.511> ttable = 2.064, it can
be conclude that the difference are significant. Learning with the approach of the
natural environment around to make students actively follow the learning so that
students' cognitive achievement of science is optimal.
Keywords : Science, Natural Environment Approach, Learning Achievements
iv
SURAT PERNYATAAN
v
LEMBAR PERSETUJUAN
vi
HALAMAN PENGESAHAN
vii
MOTTO
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS. al-Qashasah : 77)
viii
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT, yang selalu memberi kemudahan dalam setiap langkah.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan baik moril maupun
materiil.
3. Unversitas Negeri Yogyakatra
4. Nusa , Bangsa, dan Negara.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
skripsi dengan judul “PENGARUH PENDEKATAN LINGKUNGAN ALAM
SEKITAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS
IV SD SE-GUGUS II KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN
KLATEN”.Skripsi ini ditulis sebagai realisasi untuk memenuhi tugas mata kuliah
Tugas Akhir Skripsi, sekaligus diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan, Prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Yogyakarta untuk
memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sekolah
Dasar. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Woro Sri Hastuti, M.Pd, dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing dengan ikhlas dan sabar dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Ibu Haryani, M.Pd dosen pembimbing akademik yang telah memeri bimbingan
terkait kegiatan perkuliahan.
3. Dosen-dosen PSD yang telah memberikan ilmu dan pengalaman berharga
selama perkuliahan.
4. Ketua PSD yang telah memberikan bimbingan perihal tugas akhir skripsi
5. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberi kemudahan dalam
menyelesaikan penelitian ini.
6. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
untuk menyelesaikan kuliah di UNY.
x
7. Kepala Sekolah SD N 1 Kemudo dan SD N 1 Brajan yang telah memberikan
ijin untuk melakukan penelitian.
8. Para guru serta staff SD N 1 Kemudo dan SD N 1 Brajan yang telah membantu
kelancaran penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu selama proses menyusunan Tugas Akhir
Skripsi.
Semoga segaa amal dan kebaikan dibalas oleh Allah SWT. Demikian skripsi
ini saya buat semoga bermanfaat bagi para pembacanya. Amin
Yogyakarta, 20 Juli 2017
Penulis
Sri Nurisa Ndaruwiyati
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
ABSTAK ......................................................................................................... ii
ABSTRACT ...................................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN................................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ v
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 5
C. Batasan Masalah ......................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian....................... ............................................................... 6
G. Batasan Instilah Operasional ...................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. IPA Dan Pebelajaran di Sekolah Dasar ....................................................... 8
B. Prestai Belajar .............................................................................................. 19
C. Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar ........................................................ 26
D. Penelitian yang relevan ............................................................................... 40
E. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 41
F. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 44
B. Desain penelitian ......................................................................................... 44
C. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 46
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 46
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 47
F. Instrumen Penelitian .................................................................................... 48
G. Validitas dan Reliabilitas Intrumen ............................................................. 51
H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 53
xii
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi data hasil penelitian ..................................................................... 55
B. Analisis Data ............................................................................................... 64
C. Pembahasan Hasil Penelitin ........................................................................ 67
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 71
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ........................................................................................... 72
B. SARAN ....................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 73
LAMPIRAN ................................................................................................... 75
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir ................................................................... 42
Gambar 2. Perbandingan Nilai Rata-rata Pre-test Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol......................................................................... 58
Gambar 3. Perbandingan Nilai Rata-Rata Pre-Test dan Post-Test Kelompok
Kontrol dan Eksperimen................................................................ 61
Gambar 4. Histogram Peningkatan Prestasi Belajar Kognitif IPA Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol .............................................. 62
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Materi Pokok Penelitian ................................................................... 15
Tabel 2. Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestsi Belajar ........................... 22
Tabel 3. Desain Experimen Nonequivalent Control Group Design .............. 45
Tabel 4. Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Guru dengan PLAS .......................... 49
Tabel 5. Kisi-kisi Instrument Tes Obyektif.................................................... 50
Tabel 6. Perhitungan Statistik Pre-test Kelompok Eksperimen.................... 57
Tabel 7. Perhitungan Statistik Pre-test Kelompok Kontrol .......................... 57
Tabel 8. Perbandingan Pre-test Kelompok Kontrol Dan Eksperimen ........... 58
Tabel 9. Perhitungan Statistik Post-Test Kelompok Eksperimen .................. 59
Tabel 10. Perhitungan Statistik Post-Test Kelompok Kontrol ......................... 59
Tabel 11. Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test ...................................... 60
Tabel 12. Perbandingan Pekerjaan Siswa ........................................................ 63
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 64
Tabel 14. Hasil Uji Homogenitas ..................................................................... 65
Tabel 15. T-test Post-test Prestasi Belajar Kognitif IPA Siswa ....................... 66
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Keterangan Validasi Instrumen ....................................... 76
Lampiran 2. Data Hasil Uji Coba Intrumen Penelitian ................................. 77
Lampiran 3. Hasil Validitas Uji Coba Instrumen.......................................... 79
Lampiran 4. Hasil Reliabilitas Uji Coba Instrumen ...................................... 81
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian .................................................................. 82
Lampiran 6. Intrumen Tes Prestasi Belajar IPA Siswa Hasil Uji Coba ........ 83
Lampiran 7. Lembar Observasi Aktivitas Guru dengan PLAS..................... 87
Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan PLAS ................... 88
Lampiran 9. RPP Kelompok Eksperimen ..................................................... 89
Lampiran 10. RPP Kelompok Kontrol ............................................................ 101
Lampiran 11. Hasil Rata-Rata Pre-test Dan Post-test .................................... 107
Lampiran 12. Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Dan Kelompok
Kontrol ...................................................................................... 108
Lampiran.13. Hasil Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol ...................................................................................... 117
Lampiran 14. Hasil T-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .... 118
Lampiran 15. Data Hasil Pre-test Kelompok Kontrol ..................................... 120
Lampiran 16. Data Hasil Post-est Kelompok Kontrol ..................................... 121
Lampiran 17. Data Hasil Pre-test Kelompok Ekperimen ................................ 122
Lampiran 18. Data Hasil Post-test Kelompok Ekperimen ............................... 123
Lampiran 19. Dokumentasi Kelas Esperimen .................................................. 124
Lampiran 20. Dokumentasi Kelas Kontrol ...................................................... 128
Lampiran 21. Surat Keterangan Penelitian SD N 1 Brajan .............................. 131
Lampiran 22. Surat Keterangan Penelitian SD N 1 Kemudo........................... 132
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bentuk investasi jangka panjang serta upaya
manusia untuk membebaskan diri dari kebodohan dan keterbelakangan, sehingga
upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan mutllak diperlukan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber Daya Manusia yang
berkualitas akan dapat mengangkat suatu bangsa agar dapat tegak, maju setara
dengan bangsa lain. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan salah satu
tujuan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945
alinea ke IV yakni “ mencerdaskan kehidupan Bangsa ”. Untuk menuju ke arah
cerdasnya kehidupan suatu bangsa, pembangunan di bidang pendidikan tidak dapat
dilaksanakan dengan mudah, melainkan harus secara terencana, sistematis, terukur,
dan melibatkan semuaunsur masyarakat dan bangsa secara mendalam, meyeluruh
dan terpadu, karena pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang
tua, masyarakat dan negara.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka dalam pasal 31 UUD 1945
ditegaskan bahwa : tiap – tiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan,
selanjutnya pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional yang diatur dalam undang-undang. Pendidikan nasional
bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
2
seutuhnya, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantab dan pendiri rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Di sekolah dasar terdapat 5 mata pelajaran wajib. Salaha satunya adalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ruang lingkup IPA meliputi: 1) makhluk hidup dan
proses kehidupan, 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya, 3) energi dan
perubahannya, serta 4) bumi dan alam semesta (Badan Standar Nasional
Pendidikan: 2006). IPA termasuk dalam kategori ilmu eksak. Eksak dapat diartikan
dengan ilmu pasti. Karena IPA merupakan ilmu pasti, maka kebenaran IPA
semestinya dapat dibuktikan oleh anak. Meskipun tidak selalu menggunakan objek
secara nyata, namun dapat menggunakan media yang dapat digunakan anak untuk
membuktikan kebenaran teori IPA.
Terdapat 3 gugus SD di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Setelah
dilakukan observasi awal pada bulan januari 2017 mengenai prestasi belajar IPA
SD di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten, diketahui bahwa prestasi belajar
di gugus II masih rendah dibanding dengan 2 gugus SD lainya. Hal tersebut terihat
dari rata-rata nilai siswa sebagian besar yang berada dibawah kriteria ketuntasan
maksimal. Sedangkan untuk gugus I dan gugus II rata-rata nilai siswa sebagian
besar sudah melampaui kriteria ketuntasan maksimal. Melalui pengamatan pada
saat pembelajaran, guru cenderung menggunakan ceramah yang monoton ketika
mengajar. Siswa diminta untuk mendengarkan dan menyimak buku yang diajarkan
3
oleh guru. Proses belajar mengajar pun dilakukan di dalam kelas. Siswa terlihat
bosan terhadap proses pembelajaran. Di awal pembelajaran memang semua
memperhatikan dengan seksama penjelasan dari guru. Namun di tengah
pembelajaran, dari seluruh siswa di kelas hanya sebagian siswa yang masih
memperhatikan. Siswa yang lain mulai bosan sehingga melakukan hal yang
membuatnya tidak bosan seperti mencoret- coret di buku tulis, bermain mobil-
mobilan meggunakan tempat pensil, bercerita sendiri dengan teman, dan
sebagainya. Susanana demikian tentunya menganggu konsentrasi siswa dalam
belajar sehingga pengetahuan yang diperoleh dari proses pembelajaran juga tidak
optimal. Hal tersebut terbukti pada hasil evaluasi belajar siswa. Melalui observasi,
dipeeoleh data bahwa rata-rata nilai prestasi belajar kognitif IPA siswa khususnya
kelas IV masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Maksimal.
Rousseau (Barlia, 2006: 1) mengatakan bahwa proses pendidikan dapat
dikatakan berhasil apabila dalam aktifitas belajar mengajar tidak menitikberatkan
pada kegiatan membaca buku, dan kegiatan menghafal. Melainkan lebih
menekankan pada keterlibatan indara dan penimikiran dari peserta didik. Pendapat
tersebut mengartikan bahwa siswa akan lebih memahami sebuah materi ketika ia
terjun ke lapangan dan mengamati secara langsung apa yang segala sesuatu yang
terjadi di lingkungannya.
Ada beberapa cara yang diharapkan mampu mengoptimalisasikan prestasi
belajar kognitif siswa. salah satu strategi yang dilakukan yakni dengan
menggunakan pendekatan lingkungan alam sekitar pada proses kegiatan belajar
4
mengajar. Pendekatan lingkungan alam sekitar merupakan pendekatan dengan
mengikutsertakan segala fasilitas yang ada di lingkungan aalam sekitar sebgai
sumber belajar.
Vera (2012: 20) mengutarakan bahwa belajar diluar kelas dan menyatu
dengan alam dapat mengajatkan kepada peserta didik mengenai pentingnya
keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar. Dengan
belajar di luar kelas, siswa memperoleh kesempatan uuntuk mendapatkan
penaglaman secara lamgsung dan mampun mengaktifkan seluruh potensi
kecerdasan peserta didik, baaik kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
kecerdasan spiritual.
Prestasi belajar optimal dapat diperoleh siswa apabila siswa memaknai
suatu pelajaran dengan baik bila mereka mengalaminya secara langsung. Dari
berbagai pendekatan pembelajaran yang diarahkan dengan memberdayakan semua
potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan serta berpusat
pada siswa diantaranya yaitu pendekatan lingkungan alam sekitar. Menurut peneliti,
pendekatan lingkungan alam sekitar cukup sesuai untuk mengatasi permasalahan
diatas. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh
pendekatan lingkungan alam sekitar terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada
pelajaran IPA kelas IV sekolah dasar.
5
B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka muncul beberapa permasalahan
yang dapat diindentifkasi sebagai berikut :
1. Kurangnya pemahaman siswa tentang materi IPA yang di ajarkan.
2. Cara mengajar cenderung membosankan
3. Pembelajaran menggunakan pengalaman nyata perlu ditingkatkan
4. Belum diketahuinya pengaruh pendekatan lingkungan alam sekitar terhadap
perstasi belajar kognitf IPA siswa kelas IV sekolah dasar se-Gugus II,
Kecamatan Prambanan, Klaten.
C. Batasan Masalah
Dari permasalahan yang ada, peneliti memfokuskan penelitian pada
pengaruh pendekatan lingkungan sekitar terhadap prestasi belajar kognitif IPA
siswa kelas IV sekolah dasar se-Gugus II, Kecamatan Prambanan Klaten semester
2 tahun ajaran 2016/2017. Jadi, maslah dalam penelitian ini terbatas pada prestasi
belajar IPA siswa pada ranah kognitif.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian, rumusan masalah pada penelitian ini adalah
“Apakah ada pengaruh pendekatan lingkungan alam sekitar terhadap prestasi
belajar kognitif IPA siswa kelas IV sekolah dasar se-Gugus II Kecamatan
Prambanan Kabupaten Klaten?”.
6
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
pendekatan lingkungan alam sekitar terhadap prestasi belajar kognitif IPA siswa
kelas IV sekolah dasar se-Gugus II, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Apabila dalam penelitian tersebut tedapat pengaruh positif yang tinggi dan
signifikan, maka manfaat teoritis yang dapat diambil adalah dapat memberikan
pengetahuan khususnya mengenai pendekatan lingkungan alam sekitar dan prestasi
belajar siswa yang harus yang harus di tingkatkan sehingga dapat memberikan
kontribusi nyata khususnya bagi pendidikan.
2. Manfaat Praktis
1) Manfaat bagi Anak
a. Dapat mengoptimalisasi proses belajarnya.
b. Memberikan dorongan kepada siswa untuk senantiasa memiliki rasa cinta
terhadap alam dan lingkungan sekitar .
c. Memberikan pengetahuan dan pengalaman secara langsung kepada siswa
mengenai alam dan lingkungan sekitar.
2) Manfaat bagi Guru
a. Membantu guru dalam mengoptimalisasi prestasi belajar siswa.
b. Sebagai inovasi dan motivasi dalam meningkatkan proses belajar mengajar serta
memberikan informasi mengenai cara mengoptimalisasi prestasi belajar siswa.
7
3) Manfaat bagi Peneliti
a. Menambah pengetahuan khususnya penggunaan pendekatan lingkungan alam
sekitar dalam mengoptimalisasikan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPA.
b. Hasil dari penelitian dapat dijadikan modal awal untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai pengotimalisasian prestasi belajar siswa.
G. Batasan Istilah Operasional.
Penelitian ini dibatasi pada lingkungan alam sekitar, energi alternatif dan
variabel penelitian. Adapun batasan istilah operasional pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Lingkungan alam sekitar merupakan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa yang ada dengan sendirinya dan barada di sekitar tempat tinggal kita..
Lingkungan alam sekitar dapat berupa gunung, sungai, pantai, dan daratan.
2. Energi alternatif adalah energi yang dapat digunakan atau dimanfaatkan sebagai
pengganti sumber energi lain atau bahan bakar konvensional. Syarat energi
alternatif yaitu tidak hais atau dpat diperbaharui serta tidak merusak lingkungan.
Seumber energi alternatif yakni, matahari, angin, air, panas bumi, bioenergi, dan
biogas.
3. Variabel dapat dikatakann segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai suatu hal,
kemudian menarik sebuah kesimpulan dari hal tersebut. Variabel merupakan
suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. IPA dan Pembelajarannya Di Sekolah Dasar
1. Pengertian IPA
Aly dan Rahma (2014: 21) megutarakan pendapat bahwa IPA merupakan
suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas yakni
dengan melakukan berbagai cara seperti penyususnan teori, observasi,
eksperimentasi, penyimpulan dan seterusnya secara berkaitan antara cara satu
dengan yang lain. Kumpulan cara tersebut juga biasa disebut dengan metode
ilmiah. Metode ilmiah merupakan dasar metode dalam IPA yang dugunakan untuk
memecahkan suatu masalah tertentu.
Fowler dalam (Aly dan Rahma, 2014 : 20) memiliki anggapan bahwa IPA
merupakan ilmu yang tersusun secara sistematis dengan mengaitkan berbagai
gejala-gejala kebendaan serta didasarkan pada pengamatan dan induksi. Pernyataan
tersebut didukung oleh Nokes (Aly dan Rahma , 2014: 20) yang mengatakan bahwa
IPA adalah suatu pengetahuan yang bersiifat teoritis yang diperoleh dengan metode
khusus.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa IPA
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai geja dan peristiwa mengenai
alam dengan metode ilmiah sebagai pemecahan masalah. Dalam ilmu pengetahuan
alam terdapat 2 hal pokok sebagai kunci utama yakni obyek dan metode ilmiah.
9
2. Ruang Lingkup IPA
Aly dan Rahma ( 2014 : 37) menyampaikan tiga ruang lingkup IPA yakni,
alam semesta dan tata surya, bumi, dan asal mula kehidupan di bumi. Sedangkan
Jasmin ( 2010 : 159 ) memiliki pandangan lain bahwa terdapat empat ruang lingkup
dalam Ilmu Pengetahuan Alam yakni sebagai berikut.
a. Materi dan energi
Materi didefinisikan sebagai sesuatau yang memiiliki ruang. Semua
komponen makhluk hidup tersusun atas materi. Wujud materi berupa padat, cair,
dan gas. Jumlah materi yang ada dalam suatu benda dinyatakan dalam massa.
Massa merupakan sisfat dasar materi yang sangat penting. Dua benda yang
massanya sama bila dtimbang ditempat yang sama, beratnya akan sama. Karena itu,
yang dimaksud dengan berat sebuah benda sebenarnya massanya. Dari hal tersebut
maka timbul pengertian bahwa massa sama dengan berat. Materi tersusun dari atom
dan molekul.
Energi adalah suatu kemampuan yang digunakan untuk melakukan berbagai
aktivitas. Seluruh makhluk hidup membutuhkan energi. Ada berbagai macam
energi yang dapat membantu kelangsungan hidup diantaranya adalah energi
mekanik, energi panas, energi listrik, energi kimia, energi bunyi, energi cahaya, dan
energi matahari.
10
b. Alam semesta dan tata surya
Alam semesta adalah ruang angkasa dan keseluruhan benda-benda langit
yang ada di dalamnya. Terdapat dua tori yang mengungkapkan terbentuknya alam
semseta yakni teori keadaan tetap dan teori dentuman besar (Big-Bang Theory).
Bumi memiliki peran sebagai pusat alam semesta. Sedangkan matahari berperan
sebagai pusat tata surya.
Tata surya tersususn atas beberapa bagian. Adapun susunan tatas surya
yakni, 1). Matahari, 2). Planet Merkurius, 3). Planet Venus, 4). Planet Bumi, 5).
Planet Mars, 6). Planet Yupiter, 7). Planet Saturnus, 8). Planet Uranus, dan, 9).
Planet Neptunus. Selain itu terdapat benda-benda lain dalam tata surya yakni
planetoid, asteroid, komet, meteor, satelit dan bumi. Ada beberapa teori mengenai
asal usul terbentuknya tata surya yakni teori tidal, teori bintang kembar, teori
nebular, teori big bang, dan teori G.P. Kuiper.
c. Biosfer dan makhluk hidup
Bumi merupakan tempat tinggal makhluk hidup untuk melangsungkan
kehidupannya. Dalam bumi terbentuk suatu sistem hubungan antar makhluk hidup
degan materi dan energi yang mengelilinginya. Hubungan antara bumi dan
keseluruhan sistem di dalamnya disebut bioesfer.
Makhluk hdup yang berada di permukaan bumi dibedakan menjadi dua
golongan yakni tumbuhan dan hewan. Dalam teori evolusi, mahkluk hidp tersusun
dari tengkat yang sangat yang sederhana hingga menjadi makhluk yang beraneka
ragam seperti saat ini.
11
d. Manusia dan lingkungannya
Hubungan antara mahkluk hidup dengan lingkungan aalam disebut dengan
ekosistem. Ekosistem sendiri terbentuk oleh hubungan timbal balik antara individu,
populasi dan komunitas. Dalam sebuah ekosistem terbentuklah suatu rantai
makanan.
3. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu matapelajaran yang sangat
penting bagi perkembangan siswa sekolah dasar khususnya kelas tinggi. IPA di
sekolah dasar membuka kesempatan peserta didik untuk memupuk rasa
keingintahuannya secara alamiah sehingga mereka dapat mengembakan
kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta
mengembangkan cara berpikir ilmiah.
IPA mengajak peserta didik untuk berpikir kritis dan logis. Pengetahuan yang
diajarkan dalam IPA bersifat rasional dan obyektif. Rasional memiliki arti dapat
diterima oleh akal sehat sedangkan objektif berarti sesuai dengan kenyataan atau
pengalaman pengamatan secara langsung melalui panca indera. Oleh karena itu,
pembelajaran IPA dilakukan melalui berbagai percobaan yang dilakukan sendiri
oleh peserta didik, bukan hanya hafalan semata. Disamping itu, mata pelajaran IPA
memiliki nilai-nilai pendidikan yang berpotensi membentuk kepribadian peserta
didik secara keseluruhan.
Dalam pembelajaran IPA, peserta didik perlu diberi kesempatan untuk
berlatih keterampilan sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya.
12
Keterampilan dalam IPA disebut juga dengan keterampilan sains. Paulo
mendefinisikan bahwa keterampilan sains adalah, a). Mengamati, b). Mencoba
memahami apa yang diamati, c). Mempergunakan pengetahuan baru untuk
meramalkan apa yang terjadi, dan d). Menguji ramalan-ramalan.
Piaget (Samatowa, 2011 : 5) mengatakan bahwa pengalaman secara langsung
memgamng peranan yang sangat penting dalam mendorong lajunya perkembangan
pada peserta didik. pengalaman tersebut berlangsung sejak dini hingga anak berusia
12 tahun. Cara belajar anak yang sesuai pada usia tersebut tidak lai adalah belajar
melalui pengalaman langsung ( Learning By Doing). Cara belajar demikian dapat
memperkuaat daya ingat siswa sekaligus efisien karena hanya menggunakan
fasilitas yang ada di lingkungan mereka.
USamatowa (2011:2) mngatakan bahwa fokus pembelajaran IPA hendaknya
ditujukan untuk memupuk minat dan mengembangkan duni peserta didik. untuk
mewujudkan hal tersebut, terdapat empat pendekatan yang dapat digunakan dalam
proses belajar mengajar IPA yakni sebagai berikut :
1) Pendekatan lingkungan,
2) Pendekatan keterampilan proses,
3) Pendekatan inquiry, dan
4) Pendekatan terpadu.
Dari bebepara pendapat tersebut dapat diproleh kesipmulan bahwa IPA
merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam mengembangkan
proses belajar peserta didik. selain meningkatkan kemampuan berpikri, IPA juga
13
dapat mengembangkan skap dan keterampilan siswa melalui belajar secara nyata.
Adapaun pendekatan IPA yakni, pendekatan lingkungan, pendekatan terpadu,
pendekatan keterampilan proses, dan pendekatan inkuiri.
4. Tahap Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Samatowa (2011 : 6-7) mengemukakan bahwa ada dua aplikasi teori
perkembangan kognitif pada pendidikan IPA yakni konsep IPA dan daur atau
tahapan IPA. Konsep IPA dapat berkembang dengan baik bila pembelajaran
dimulai dengan pengenalan lingkungan secara nyata atau konkret. jika pada
pembelajaran dimulai dengan pengenalan generalisasi abstrak, maka
dikhawatirkan siswa sulit untuk menangkap materi yang disampaikan. Daur belajar
yang dapat mendorong perkembangan IPA yakni eksplorasi, generalisasi dan
deduksi. Adapun tahapan dari daur belajar IPA adalah sebagai berikut :
a. Tahap eksplorasi, merupakan tahap awal dari daur belajar. Dalam tahap ini guru
berperan sebagai pembangikit motivasi siswa. guru memberikan pernyataan
maupun pertanyaan yang dapat memancing keingintahuan siswa sehingga siswa
tertarik untuk menjawab ataupun berpendapat dalam proses pembelajaran. Hal
tersebut dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan terkesan
tudak monoton.
b. Tahap pengenalan konsep, merupakan tahap dimana guru mengumpulkan
informasi dari berbagai tanggapan siswa pada tahap ekslorasi. Guru menrahakan
siswa untuk masuk pada materi yang dipelajari dengan menggunakan berbagai
media yang diperlukan.
14
c. Tahap penerapan konsep, meruapak tahapan dimana guru pberperan untuk
memberikan sebuah permasalahan kepada perserta didik dengan tujuan agar
merekan dapat memecahkan masalah sesuai dengan materi yang telah dipelajari
sebelumnya pada tahap pengenalan konsep.
5. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi
Setiap siswa memiliki karakteristik intelektual berbeda-beda, perbedaan ini
dipengaruhi oleh tingkat perkembangan siswa. Perkembangan intelektual seseorang
menurut Piaget (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 14) meliputi tahap sensori
motor dengan usia 0-2 tahun, pra operasional dengan usia 2-7 tahun, operasional
konkret dengan usia 7-11 tahun, dan operasional formal dengan usia 11 tahun ke
atas. Pada usia anak sekolah dasar berdasarkan tahap-tahap dari piaget termasuk
dalam tahap operasional konkret, karena rata-rata umur siswa SD yaitu 7-11 tahun.
Pada tahap operasional konkret anak dapat mengembangkan pikiran logis. Menurut
Rita, dkk. (2008: 116) menyatakan bahwa masa anak di sekolah dasar termasuk
dalam masa anak-anak.
Masa anak-anak terbagi menjadi masa kelas rendah dan kelas tinggi. Masa
kelas rendah dengan usia 6 atau 7 sampai dengan 9 atau 10 tahun. Usia masa anak
kelas rendah duduk di kelas 1, 2, dan 3. Masa anak kelas tinggi dengan rata-rata
umur 9 atau 10 sampai dengan 11 atau 12 tahun, dan berada di kelas 4, 5, dan 6.
Dalam penelitian ini kelas yang diteliti yaitu kelas IV SD sehingga termasuk dalam
kelas tinggi. Siswa kelas atas memiliki ciri-ciri dalam kehidupan tertuju dalam
kehidupan praktis sehari-hari, ingin tahu, ingin belajar, realistis, timbul minat
15
kapada pelajaran-pelajaran khusus, nilai dipandang ukuran yang tepat mengenai
prestasi belajar di sekolah, dan suka membentuk kelompok sebaya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat perkembangan
intelektual siswa sekolah dasar dengan rata-rata usia dari 7-11 tahun berada ditahap
operasional konkret, apabila dikaitkan dengan pembelajaran, siswa pada tahap
operasional konkret di dalam pembelajaran harus dijelaskan menggunakan metode
pembelajaran yang dapat menyajikan dengan bendabenda konkret dan keadaan
nyata. Metode karyawisata merupakan metode yang sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa sekolah dasar di kelas atas dengan menyajikan pembelajaran
dengan suasana nyata dan benda-benda konkret.
6. Materi Pembelajaran IPA di Kelas IV sekolah Dasar
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar merupakan standar minimum
yang harus dicapai peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan
kurikulum di setiap satuan pendidikan. Peneliti mengambil Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar di kelas IV sebagai bahan yang akan digunakan dalam
penelitian ini seperti yang tersaji dalam tabel 1 berikut.
Tabel 1 Materi Pokok Penelitian
Standar Kompetesi Kompetensi Dasar Materi Pokok
8.Memahami berbagai
bentuk energi dan cara
penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
8.2 menjelaskan berbagai
energi alternatif dan cara
penggunaannya.
Energi dan perubahannya.
(Energi alternatif )
16
Materi IPA yang akan dibahas pada penelitian ini adalah macam-macam
energi alternatif dan berbagai kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
a. Energi Alternatif
1) Energi matahari
Energi matahari merupakan sumber energi utama di bumi yang dapat
digunakan untuk berbagai kegiatan seperti mengeringkan pakaian, mengeringkan
padi, mengeringkan air laut dalam proses pembuatan garam, dan masih banyak lagi.
Berikut beberapa manfaat dari energi matahari.
a) Pemanas air di Rumah
Pemanas air di dalam rumah bekerja dengan memanfaatkan energi matahari
oleh sel surya yang dikumpulkan di atap rumah. Panas yang terkumpul oleh sel
surya tersebut akan menyaluekan panas pada rangkaian pipa di bawahnya. Di dalam
pipa ini terdapat cairan yang ikut menjadi panas. Dengan bantuan pompa, cairan
panas mengalir ke aarah yang diinginkan.
b) Pembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia terdapat di Cianjur,
Sukabumi, Pandeglang, dan Lebak. Matahari dapat diubah enjadi energi listrik
bertenaga surya dengan alat yang sidebut dengan sel surya. Sel sruya terbuat dari
lembaran silikon tipis ketika terkena sinar matahari alat tersebut akan terjadi arus
listrik yag mengalir lewat kawat yang menghubungkan bagian atas dan bagian
bawah.
17
c) Bahan bakar kendaraan
Pemanfaatan tenaga suraya sebagai bahan bakar kendaraan semakin
mengalami kemajuan. Mobil tenaga surya bergerak dengan menggunakan energi
listrik yang dihasilkan oleh sinar matahari.
2) Energi air
Energi gerak dari air yang mengalir dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
listrik. Semakin deras aliran air maka listrik yang dihasilkan juga semakin besar.
Energi listrik dari aliran air tersebut dinamai sebagai energi hidroelektrik.
Perubahan dari energi air menjadi listrik membutuhkan beberapa proses. Pertama,
air dari danau atau sungai dialirkan melalui terowongan yang menurun. Kedua, air
dari terowongan bekerja memutari turbin yang dihubungkan dengan generator.
Ketiga, dari generator yang berputar itulah yang menghasilkan energi listrik.
Selain untuk energi listrik, energi air dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan olahraga seperti ski air, selancar, dan arung jeram. Alirannya dapat
digunakan untuk berbagai sarana transportasi seperti perahu dayung, getek dan
sebagainya. Kegunaan yang lainnya tidak lain adalah untuk tempat pariwisata
seperti danau, embung dan air terjun/curug yang kini sangat digemari oleh
wisatawan.
3) Energi angin
Energi gerak pada angin juga depat dimanfaatkan sebagai energ listrik seprti
halnya air dan matahari. Energi tersebut dinamakan dengan aerogenerator. Energi
dari angin digunakan untuk memutar turbin-turbin kincir angin. Semakin kencang
18
angin maka energi listrik yang dihasilkan pun semakin besar. Tempat yang tepat
untuk menggunakan energi tersebut adalah daerah yang memiliki hembusan angin
kencang seperti di pengunungan atau daerah dekat pantai. Energi angin juga dapat
dimanfaatkan untuk menggeerakkan layar pada perahu. Para nelayan sangat
membutuhkan angin untuk berlayar mencari ikan. Berbagai aktivitas olahraga juga
memnfaatkan energi angin seperti terjun payung, paralayang, dan lin-lain.
4) Energi panas bumi
Energi dari panas bumi (geotermal) dapat menghasilkan energi listrik melalui
beberapa cara. Pertama, air dingin di permukaan bumi dipompa dan dialirkan
melalui pipa ke dalam tanah hingga ke lapisan batuan panas. Kedua, air bekerja
memutarkan generator sehingga diihasilkan listrik.
5) Bioenergi
Bahan bakar bioenergi merubakan sumber energi yang dihasilkan dari
tumbuhan ataupun hewan. Berikut beberapa tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai bioenergi :
a) Biji tanaman jarak dapat dimanfaatkan sebagai biodiesel atau bioetanol untuk
bahan bakar kendaraan bermotor atau bahan bakar kompor.
b) Kelapa atau kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar kompor
c) Biji kapuk randu dapat dimanfaatkan minyaknya sebagai bahan bakar.
6) Biogas
Biogas merupakan enrgi alternatif yangb diperoleh dari kotoran hewan seperti
sapi dan kerbau. Biogas dapat menghasilkan gas metana sehingga dapat dijadikan
19
sebgai bahan bakar kompor. Salah satu kelebihan biogas sebagai bahan bakar
kompor adalah panasnya yang stabil dan tidak meninmbulkan bau yang menyengat
sehinnga makanan tetap terjaga secara higienis. Pemanfaatan kotorn hewan menjadi
biogas pun cukup sederhana. Berikut proses pengolahan kotoran hewan menjadi
biogas.
a) Kotoran sapi dicampur aiir dengan perbandingan satu banding satu.
b) Campuran tersebut diolah dalam reaktor sehingga berubah menjadi gas.
c) Gas mengalir lewat pipa-pipa sederhana ke dalam rumah.
d) Gas siap dimanfaatkan untuk keperluan memasak.
7) Keutungan dan Kerugian Energi Alternatif
Beberapa keutungan energi alternatif adalah sumber energi alternatif
jumlahnya tidak terbatas, energi yang dihasilkan lebih besar, dan lingkungan tetap
terpelihara karena tidak menimbulkan polusi Sedangkan kerugian dari energi
alternatif antara lain, membutukan energi yang tinggi untuk mengubahnya menjadi
energi yang lain, membutuhkan biaya yang besar, dan energi alternatif dipengaruhi
oleh musim.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua suku kata yaitu prestasi dan
belajar. Prestasi belajar biasanya berkenaan dengan pengetahuan, sedangkan hasil
belajar berkenaan dengan aspek pembentukan watak peserta didik. Menurut
20
Hamalik (1989: 4) prestasi belajar adalah sesuatu yang dibutuhkan seseorang untuk
mengetahui kemampuan setelah melakukan kegiatan yang bersifat belajar, karena
prestasi adalah hasil belajar yang mengandung unsur-unsur hasil penilaian, hasil
usaha kerja, dan ukuran kecakapan yang dicapai suatu saat.
Sutratinah Tirtonegoro (1984: 40) berpendapat bahwa prestasi belajar
adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam
bentuk simbol-simbol, angka-angka, huruf-huruf, atau hal yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode
tertentu. Prestasi belajar dapat berupa nilai rapot ataupun nilai ulangan yang di
dapat oleh peserta didik sebagai hasil mereka dalam mempelajari suatu materi.
Purwanto (2010: 46) menyatakan bahwa hasil belajar adalah proses
perubahan perilaku akibat dari berlangsungnya proses belajar mengajar. Perubahan
perilaku dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam menguasai materi yang
disampaikan dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Hasil belajar dapat
berupa perubahan perilaku dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada
belajr kognitif, proesesnya mendorong perubahan dalam aspek kemampuan
berpikir. Pada belajar afektif, mleibatkan perubahan dalam aspek kemampuan
merasakan dengan penilaian sikap yang berkembang. Sedangkan belajar
psikomotorik memberikan hsil beljar berupa berbgai keterampilan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil yang didapatkan oleh orang berupa pengetahuan yang diperoleh
21
dari belajar dan ditentukan dengan pengukuran atau penilaian. Prestasi belajar
merupakan tingkat keberhasilan yang didapatkan siswa dalamaspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Setelah melakukan beberapa proses pembelajaran
bersama guru kemudian diukur menggunakan tes yang direalisasikan menggunakan
skor.
2. Klasifikasi Prestasi Belajar
Prestasi belajar dikelompokkan menjadi beberapa ranah yaitu kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Adapun Bloom
(dalam Aunurrahman, 2012: 49) ranah prestasi kognitif terdiri dari enam jenis
perilaku, sebagai berikut.
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari
dan tersimpan dalam ingatan.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap makna hal yang dipelajari.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode untuk menghadapi
masalah yang nyata dan baru.
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan dalam bagianbagian
sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat berdasarkan kriteria
tertentu.
22
Sedangkan Syah (2012 : 218) mengklasifikasikan prestasi belajar tersaji
dalam tabel 2 berikut.
Tabel 2.Jenis , Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi Belajar
Ranah /jenis/
prestasi
Indikator Cara evalusi
Ranah kognitif
1. Pengamatan 1. Dapat menunjukkan
2. Dapat menghubungkn
3. Dapat membandingkan
1. Test lisan
2. Test tertulis
3. Observasi
2. Ingatan 1. Dapat menyebutkan
2. Dapat menunjukkan kembali
1. Test lisan
2. Test tertulis
3. Observasi
3. Pemahaman 1. Dapat menjelaskn
2. Dapat mendefinisikan dengan lisan
sendiri
1. Tes lisan
2. Ter tertulis
4. Penerapan 1. Dapat memberikan contoh
2. Dapat menggunakan secara tepat
3. Tes tertulis
4. Pemberian
tugas
5. Observasi
5. Analisis 1. Dapat menguraikan
2. Dapat mengklasifikasikn/ memilah-
milah
1. Tes tertulis
2. Pemberian
tugas
6. Sintesis 1. Dapat menghubungkan mteri-
materi, sehinggha menjadi kesatuan
baru
2. Dapat menyimpulkan
3. Dapat menggeneralisasikan (
membuat prinsip umum)
1. Tes tertulis
2. Pemberian
tugas
23
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat
dikelompokan menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor. Ranah kognitif berkaitan dengan pengembangan kemampuan
intelektual yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Ranah afektif berkaitan
dengan pengembangan sikap, perasaan, nilai, dan emosi yang terdapat dalam diri
siswa. Sementara itu, untuk ranah psikomotor berkaitan dengan pengembangan
kemampuan gerakan tubuh dalam melaksanakan suatu kegiatan yang berhubungan
dengan pembelajaran, atau sering disebut dengan keterampilan. Peneliti membatasi
penelitian pada ranah kognitif (pengetahuan) yang dimiliki oleh siswa dari ranah
pengamatan hingga ranah penerapan.
3. Faktor Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang didapatkan siswa saat di sekolah
setelah melakukan kegiatan pembelajaran bersama guru. Purwanto (2000: 106-107)
menyebutkan 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yakni faktor
dalam dan faktor luar. Faktor dalam terdiri dari fisiologi dan psikologi siswa.
sedangkan faktor dari dalam terdiri dari lingkungan dan instrumen. Prestasi siswa
menentukan langkah-langkah atau tindak lanjut dalam studi di jenjang berikutnya.
Hasil dari belajar siswa yang berupa prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Adapun penjelasan dari masingmasing faktor tersebut didukung oleh
pendapat Djaali (2011: 99) sebagai berikut.
24
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor dari dlam diri yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembngan peserta didik. Terdapat empat faktor yang dapat
mempengruhi prestasi belajar siswa yakni kesehatan, intelegensi, minat dan cara
belajar. Kesehatan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi tumbuh kembang
anak. jika kondisi kesehatan tidak terjaga dengan baik, maka konsentrasi dalam
belajar siswa akan terganggu. Hal tersebut secara otomatis dapat menurunkan
prestasi belajar. Menjaga kesehatan fisik dan mental sangat penting bagi setiap
orang agar badan tetap sehat, pikiran selalu segar, dan bersemangat dalam
melaksanakan kegiatan belajar sehingga prestasi belajar dapat tercapai dengan
optimal. Intelegensi dan bakat memiliki pengaruh yang sangat besar bagi tumbuh
kembang anak. anak yang memiliki intelegensi tinggi akan lebih mudah dalam
proses belajarnya. Minat dan motivasi sangat penting bagi proses belajar siswa
dimana siswa yang memiliki minat dan motivasi yang tinggi lebih antusias dalam
proses nelajarnya. Cara belajar juga perlu diperhatikan mulai dari teknik belajar,
waktu belajar hingga fasilitas belajar siswa.
b. Faktor Eksternal
Faktor ekternal merupakan fakor dari luar diri siswa yang dapat
memperngruhi proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. faktir
eksternal tersebut diantaranya, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
sekitar. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan harus terjaga dengan baik.
Dalam lingkungan keluarga, prestasi belajar dipengaruhi oleh kondisi keluarga ,
25
dukungan orang tua, suasana keluarga dan kondisi keuangan keluarga. Dalam
lingkungan sekolah, sarana dan prasarana sekolah sangat mempengaruhi
perkembangan siswa maupun prestasinya. Pola hidup masyarakat diaerah tempat
tinggal peserta didik cukup mempengaruhi prestasi belajar dimana didalamnyaa
terdapat latar belakang pendidikan warga yang dapat mendorong perkembangan
belajar siswa. Dalam lingkungan sekitar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa meliputi kondisi dan suasana lingkungan sekitar.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi kesehatan, minat dan bakat, motivasi, dan cara belajar. Sedangkan faktor
eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Kedua
faktor tersebut mendukung kegiatan belajar agar mencapai hasil optimal yang
ditunjukkan dengan prestasi yang tinggi.
4. Penilaian Prestasi Belajar
Syah (2012 :219) mengatakan bahwa terdapat 2 pendekatan yang dapat
dilakukan dalam penilaian prestasi belajar yakni 1). Non-Referenced assessment
dan 2). Criterion-referencing. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
a. Penilaian Acuan Norma ( Non-Referenced assessment )
Penilaian prestasi belajar enggunakan pendektan ini diukur dengan cara
membandingkan prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik dengan teman
sekelas atau teman sekelompoknya. Pendekatan ini juga dapat diimplementasikan
26
dengan cara menghitung dan membandingkan jawaban benar yang dihasilkan salah
satu siswa dengan presentase jawaban bnar yang dihasilkan oleh kawan-kawan
sekelompoknya. Kemudian jawabn benar tersebut dikonveksikan kedalam nilai 1-
10 atau 10-100.
b. Penilaian Acuan Kriteria (Criterion-referencing )
Penilaian dengan pendekatan ini merupakan pengukuran prestasi belajar
dengan cara membandngkan pencapaian prestasi belajar seorang siswa dengan
berbagai perilaku yang telah ditetapka secara absolut. Dalam penilaian ini
diperlukan adanya kriteria mutlak yang merujuk oada tujuan pembelajaran umum
dan khusus.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penilaian prestasi
belajar dapat dilakukan dengan dua pendekatan yakni penilaian acuan norma dan
penilaian acuan kriteria. Dengan kedua pendekatan tersebut dapat mengetahui
apakah prestasi belajar siswa meningkat atau menurun sehingga dapat segera
dilakukan tindakan dari dampak yang ditimbulkan dari dampak tersebut. Pada
penelitian ini peneliti membatasi prestasi belajar pada tingkat kognitif siswa.
C. Pendekatan Lingkungan Alam sekitar
1. Pengertian Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar
Pendekatan lingkungan alam sekitar merupakan salah satu pendekatan yang
dilakukan guru dalam pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.
Pendekatan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam
memahami materi atau pokok bahasan yang dipelajari. Disamping itu belajar
27
dengan lingkungan sekitar dapat mengenalkan siswa secara lebih dalam mengenai
tempat yang mereka tinggali.
Sudjana dan Rivai (2010: 212-214), menyatakan bahwa lingkungan yang dapat
digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara umum dapat
dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu lingkungan sosial (lingkungan warga
sekitar), lingkungan alam (lingkungan di sekitar sekolah: cuaca, sungai,
pegunungan), dan lingkungan buatan (sawah, kebun buatan, kolam ikan, dan
lingkungan kelas yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memfasilitasi
siswa ketika belajar).
Menurut Uno dan Muhammad (2011: 137), lingkungan merupakan sumber
belajar yang paling efektif dan efisien serta tidak membutuhkan biaya besar dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. pendapat tersebut di dukung oleh
iskandar dalam (Hamzah dan nurdin, 2011:137) yang menyatakan bahwa
bangkitnya sebuah motivasi belajar intrinsik peserta didik sejatinya sangat
dipengharuhi oleh pengaruh ekstrinsik yakni lingkungan.
Barlia dalam (2006:2), berpendapat bahwa mengajar dengan pendekatan
lingkungan alam sekitar merupakan salah satu upaya sekolah dengan
memanfaatkan seluruh fasilitas yang ada di lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar bagi peserta didik. pendekatan tersebut dapat dilakukan dengan berbagi cara
dan metode tergantung pada bagaimana guru dapat menggali berbagai potensi yang
dimiliki oleh peserta didik.
28
Seperti yang dikatakan oleh Rousseau dalam (Barlia, 2006:1) bahwa kesehtan
dan aktifitas fisik adalah faktor utama di dalam pendidikan anak-anak. Bakat dan
minat peserta didik serta dorongan keingintahuannya dapat dimanfaatkan secara
maksimal dalam proses pembelajaran. Rousseau juga menguyarakan bahwa
pendidikan jauh lebig berhasil jika pada prosesss pembelajarran tidak hanya
menitikberatkan pada kegiatan membaca buku atau mengafalkan suatu istilah,
melainkan dengan lebih menekankan pada keterlibatan indera dan pemikiran dari
peserta didik itu sendiri.
Pendekatan lingkungan alam sekitar bisa diaplikasikan sebagai belajar diluar
kelas. Vera (2012:17), mengatakan bahwa mengajar diluar kelas merupakan suatu
kegiatan dengan melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sumber belajar.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik
untuk melakukan berbagai aktivitas yang diharapkan dapat membawa mereka pada
perubahan perilaku pada lingkungan sekitar.
Pengembangan lebih jauh dari pengertian di atas menurut Vera ( 2012:19)
mengajar di luar kelas memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan
siswa dalam proses belajarnya. Dengan belajar di luar kelas, peserta didik dapat
mengetahui pentingny keterampilan dan pengalaman hidup d lingkungan dan alam
sekitar. Para peserta didik akan dapat memiliki rasa apresiasi yang tinggi terhadap
lingkungan sekitarnya serta dapat menemukan prestasinya di alam bebas dalam
artian siswa dapat mengetahui kelebihan dirinya yang tidak mereka temukan ketika
belajar di dalam kelas.
29
Mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar menurut Barlia
(2006:2) memiliki manfaat dalam kehidupan. Pendekatan tersebut dapat
diaplikasikan dalam berbagai studi antara lain sebagai berikut :
1) Pendidikan IPA Umum, dapat dilakukan dengan kegiatan lintas alam dimana
peserta didik dapat mengamati bukit, gunung, sungai, sawah, dll. Kegiatan
tersebut memancing siswa untuk menanyakan hal-hal yang tidak diketahuinya.
2) Pendidikan biologi, peserta didik dapat mempelajari dan mengamati secara
langsung mengenai hewan dan tumbuhan mulai dari struktur, habitat,
pertumbuhan, cara berkembang biak dan sebagainya.
3) Pendidikan lingkungan, dapat dilakukan di lingkungan sekitar tempat mereka
belajar dengan maksud agar siswa memperoleh pengalaman secara langsung
dan mengetahui permasalahan-permasalahan yang berkaitan lingkungan
sekitar mereka.
4) Semua bidang studi kurikuler, seperti pembelajaran yang mengacu pada
kurikulum 2013 pendekatan lingkungan dapat diaplikasikan ke berbagai tema.
Misalnya tema “Indanhya Negriku” siswa dapat belajar mengenai berbagai
keragaman suku dan budaya, serta kekayaan bentang alam yang di miliki.
Disamping itu siswa dikenalkan nilai-nilai pentingnya menjaga dan
melestarikan keindahan dalam negri.
5) Mata pelajaran muatan lokal, dapat dilakukan dengan kegiatan mengunjungi
tempat-tempat yang memiliki potensi dalam memajukan daerah sekitar tempat
tinggal siswa. misalnya dengan melakukan kunjungan industri rumahan, siswa
30
dapat mengetahui secara langsung proses pengolahan mulai dari pembuatan
hingga pemasaran.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan PLAS adalah salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang berorientasi
dan berlangsung di lingkungan alam sekitar dengan memanfaatkan segala fasilitas
yang ada lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar yang memungkinkan
siswa belajar secara langsung. Dalam penelitian ini pelaksanaan pembelajaran
dengan PLAS dengan mengajak siswa ke luar kelas untuk mengamati secara
langsung energi dan perubahannya.
2. Dasar Pemikiran Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar
Sharp dalam (Barlia, 2006:10) berpendapat bahwa tidak ada satu sekolah pun
yang miskin akan sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan belajarar
peserta didik. proses pembelajaran dan eksplorasinya tidak selalu harus ditunjang
dengan ketersediaan fasilitas yang lengkap. Untuk perkembangan karakter siswa
sekolah dasar memang diperlukan fasilitas yang memadahi. Pada usia tersebut
peserta didik lebih antusias apabila difasilitasi untuk belajar secara langsung di
lingkungan nyata. Beberapa hal penting yang menjadi dasar untuk melaksanakan
pendekatan lingkungan alam sekitar di antaranya sebagai berikut :
a. Keperluan Untuk Mengajar Efektif
Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan alam sekitar pada dasarnya
bertujuan unttuk membantu proses belajar mengajar supaya mencapai keberhasilan
dengan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pengembangan proses belajar
31
dengan pendekatan tersebut memungkinkan terbentuk kesempatan yang dapat
membawa peserta didik ke dalam situasi pemahanan dan pandangan secara lebih
jelas dan mendalam mengenai makna dari suatu ilmu pengetahuan.
b. Keperluan Untuk Konsep Dasar
Konsep dasar merupakan alat pacu yang mendorong cara berpikir anak didik
untuk sampai pada masalah-masalah yang abstrak dalam kehidupan. Dengan
pendekatan lingkungan alam sekitar, peserta didik dituntun untuk memahami
konsep abstrak dengan terlenih dahulu mengenalkan konsep konkrit dimana
karakteristik siswa sekolah dasar lebih mudah memahami hal-hal yang bersifat
nyata dan dapat dilihat oleh alat indera.
c. Keperluan Untuk Pendidikan Nyata
Dalam dunia pendidikan khususnya pada proses pembelajaran, peserta didik
tidak memerlukan penjelasan berupa kata-kata atau simbol saja. Namun, mereka
lebih membutuhkan sesuatu yang jelas dan nyata dengan memanfaatkan alat indera.
Dengan adanya pendekatan ini, siswa akan memperoleh pengetahuan dan
pengalaman secara langsung bahkan tidak bisa dilupakan.
d. Keperluan Untuk Berhati-Hati
Melihat kemajuan IPTEK yang marak pada era ini, tentunya banyak
kekhawatiran akan timbulnya berbagai dampak negatif seperti lunturnya nilai dan
norma, hilangnya etestika budaya, dsb. Untuk mengantisipasi hal tersebut peserta
didik dituntun untuk selektif dalam menghadapi realitas yang ada. Salah satu
kontribusi besar dari proses pembelajaran yang memanfaat lingkungan akan
32
membetuk generasi baru yang diharapka dapat membangun kembali hubungan
antara manusia dengan alam lingkungannya.
e. Keperluan Untuk Menghargai Lingkungan Alam Sekitar
Implementasi pendidikan dengan segala fasilitas yang ada di lingkunbgan
sekitar diharapkan bisa membawa peserta didik menuju cara berpikir yang lebih
terbuka serta dapat menjadi dasar pemahaman mengenai apresiasi terhadap alam.
f. Keperluan Untuk Mengenali Lingkungan Sekitar
Berbagai kegiatan belajar di lingkungan alam disusun sedemikian rupa
dengan tujuan untuk mengenalkan lingkungan secara lebih mendalam. Kegiatan
tersebut memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan wawasan dan
sikap mengenai hubungan manusia dengan alam serta cara menjaga kualitas
lingkungan hidup.
g. Keperluan Untuk Pengalaman Rekreasi
Pembelajaran yang bersifat konvensional tentunya memberikan kejenuhan
tersendiri bagi peserta didik. untuk itu kegiatan di luar kelas dengan memanfaatkan
lingkungan alam sekitar cukup bagus untuk merelaksasikan proses berpikir siswa
selama belajar di ruang kelas.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penedkatan lingkungan alam
sekitar sangat baik untuk dlakukan dengan berbagai pertimbangan. Dasar perlunya
mengajar dengan pendekatan ini antara lain, keperluan untuk mengajar efektif,
keperluan untuk konsep dasar, keperluan pendidikan nyata, keperluan untuk
33
berhati-hati, keperluan untuk menghargai dan mengenali lingkungan sekitar, serta
keperluan untuk pengalaman rekreasi.
3. Tujuan pendekatan Lingkungan Alam Sekitar
Vera (2012:22-25) mengemukakan bahwa terdapat 13 tujuan yang ingin
dicapai dalam melaksanakan pembelajaran diluar kelas dengan menggunakan
pendekatan lingkungan alam sekitar sebagai berikut :
a. Membantu peserta didik untuk dapat mengembangkan, kreativitas dan inisiatif
personal mereka di alam terbuka.
b. Menyediakan latar atau setting sebagai wadah pembetukan sikap dan mental
pseserta didik untuk menghadapi berbagai realita di kehidupan nyata.
c. Meningkatkan kesadaran. Apresiasi, dan pemahaman perserta didik terhadap
lingkungan sekitarnya sehingga mereka bisa membangun hubungan yang baik
dengan alam.
d. Membantu mengembangkan seluruh potensi peserta didik untuk menjadi
manusia yang memiliki perkembangan jiwa, raga dan spirit yang sempurna.
e. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk merasakan
secara langsung berbagai hal yang telah pereka pelajari.
f. Menunjang keterampilan dan ketertarikan peserta didik terhadap kegiatan-
kegiatan di luar kelas yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
g. Menciptakan kesadaran peserta didik mengenai cara menghargai alam dan
lingkungan sekitar.
34
h. Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas shingga membuat pelajaran
menjadi lebih kreatif.
i. Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk perubahan perilaku dengan
suasana pembelajaran yang berbeda.
j. Memberikan kontribusi penting didik dalam rangka meningkatkan hubungan
antara guru dengan siswa.
k. Menyediakan waaktu seluas mungkin bagi peserta didik untuk belajar dari
pengalaman secara langsung.
l. Memanfatkan segala sumber dan fasilitas yang ada di lingkungan sekitar.
m. Mengajak peserta didik untuk memahami seluruh kegiatan pembelajaran secara
optimal.
Dari pendapat tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pendekatan lingkungan
alam sekitar memiliki berbagai tujuan untuk meningktakan perkembeangan siswa
baik dalam kemampun kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
4. Manfaat Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar
Merujuk pada pendapat Vera (2012:27-51) mengenai pembelajaran di luar
kelas mengutarakan bahwa belajar dengan memanfaatkan lingkungan alam
memiliki berbagai keunggulan diantaranya a.) Mendorong motivasi, b.) Suasana
belajar yang menyenangkan, c.) Mengasah aktivitas fisik dan kreativitas, d.)
Penggunaan media pembelajaran yang konkret, e.) Penguasaan keterampilan dasar,
sikap dan apresiasi, f.) Penguasaan keterampilan sosial, g.) Keterampilan studi dan
budaya kerja, h.) Keterampilan bekerja kelompok, i.) Mengembangkan sikap
35
mandiri, j.) Hasil belajar permanen di otak, k.) Tidak memerlukan banyak peralatan,
l.) Keterampilan intelektual, m.) Mendekatkan ubungan emosional antara guru dan
siswa, n.) Mengarahkan sikap ke arah lingkungan yang lebih baik, o.) Meaningfull
learning, p.) Sangat mudah mengatasi kendala belajar.
Uno dan Mohammad, (2011: 146-147) juga berpendapat bahwa secara garis
besar konep pembelajaran yang menggunakan pedekatan lingkungan dapat
dijadikan sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam meningkatkan pemahaman
peserta didik. Adapun kelebihan atau manfaatnya sebagai berikut.
1) Peserta didik dibawa langsung ke dalam dunia yang konkret tentang penanaman
konsep pembelajaran, sehingga peserta didik tidak hanya bisa untuk
mengkhayalkan materi.
2) Lingkungan dapat digunakan setiap saat, kapan pun dan dimana pun sehingga
tersedia setiap saat, tetapi tergantung dari jenis materi yang sedang diajarkan.
3) Konsep pembelajaran dengan menggunakan lingkungan tidak membutuhkan
biaya karena semua telah disediakan oleh alam lingkungan.
4) Mudah untuk dicerna oleh peserta didik karena peserta didik disajikan materi
yang sifatnya konkret bukan abstrak.
5) Motivasi belajar peserta didik akan lebih bertambah karena peserta didik
mengalami suasana belajar yang berbeda dari biasanya.
6) Suasana yang nyaman memungkinkan peserta didik tidak mengalami kejenuhan
ketika memerima materi.
7) Memudahkan untuk mengontrol kebiasaan buruk dari sebagian peserta didik.
8) Membuka peluang kepada peserta didik untuk berimajinasi.
9) Konsep pembelajaran yang dilaksanakan tidak akan terkesan monoton
10) Peserta didik akan lebih leluasa dalam berpikir dan cenderung untuk
memikirkan materi yang diajarkan karena materi yang diajarkan telah tersaji di
depan mata ( konkret)
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa PLAS memiliki banyak
manfaat untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap, dan keterampilan
yang belum tergali dalam diri peserta didik.
36
5. Lokasi Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar
Lingkungan alam sekitar menurut Liliy Barlia (2006 :20) merupakan tempat
belajar yang luas dilengkapai dengan segala fasilitas yang nyata. Lingkungan
sekitar merupakan laboratorium alami bagi peserta didik untuk melakukan
pengamatan secara langsung dan nyata. Siswa dapat mengetahui segala sesuatu
yang tidak pernah mereka temukan sebelumnya dengan belajar pada kondisi
lapangan yang sebenarnya.
Lokasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran di luar kelas dengan
pendekatan lingkungna alam sekitar terbagi menjadi dua yakni lingkungan di dalam
sekolah dan lingkungan di luar sekolah (Vera, 2012:83-93).
a. Lingkungan di dalam sekolah
Lingkungan sekolah sejatinya kaya akan sumber belajar bagi peserta didik
yang mampu menawarkan peluang untuk belajar baik secaara forml maupun
informal. Berbagai kegiatan sehari- hari yang dilakukan di sekolah dapat menjadi
sumber belajar yang sangat baik bagi siswa. Adapun bagian lingkungan sekolah
yang dapat dijadikan suber belajar siswa antara lain 1. Halaman sekolah, 2. Taman
bunga sekolah, 3. Pepohonan yang ada di lingkungan sekolah, 4. Halaman belakang
sekolah, 5. Lapangan sekolah, 6. Kopersasi sekolah, dan 7. Kolam yang berada di
area sekolah. Semua itu dapat dimanfaatkan dengan memperhatikan berbagai
pertimbangan seperti urgensi dalam proses pembelajaran, tidak menganggu
kegiatan belajar kelas lain, dan representatif.
b. Lingkungan di luar sekolah
37
Lingkungan di luar sekolah lebih menuntut guru untuk mencari objek-objek
tertentu yang dapat menunjang proses belajar peserta didik. adapun berbagai objek
yang bisa dikunjungi antara lain persawahan, kebun binatang, pasar, danau, tempat
pariwisata, dll. Pemilihan objek-objek tersebut juga memerlukan berbagai
pertimbangan seperti kesesuainnya terhadap kurikulum yang berlaku, jarak
jangkauan lokasi dari sekolah, efisiensi, potensinya terhadap materi pembelajaran,
dll.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak
lokasi yang dapat mendukung pembelajran dengan pendekatan lingkungan alam
sekitar dan mengembangkan proses belajar peserta didik. Lokasi tersebut terbagi
menjadi dua yakni lingkungan di dalam sekolah dan di luar sekolah.
6. Metode Mengajar Dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar
Menurut Vera dalam (2012:107) mengemukakan beberapa metode yang
dapat digunakan untuk mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar yakni
penugasan, tanya jawab, bermain, dan observasi.
a. Metode Penugasan
Metode penugasan adalah cara penyajian materi dengan cara memberikan
tugas tertentu kepada peserta didik. Tugas yang diberikan harus berkaitan secara
langsung lengan lingkungan alam sekitar. Metode penugasan memiliki berbagai
manfaat di antaranya, merangsang siswa untuk belajar lebih banyak, memperkaya
pemahaman, meningkatan semangat belajar, dll. Terdapat beberapa langkah yang
dapat diambil dalam metode ini di antaranya sebagai berikut.
38
1) Memberikan materi penugasan secara jelas dan bisa dikerjakan di luar kelas.
2) Guru harus bertangggung jawab penuh atas tugas yang diberikan pada siswa.
3) Memberikan tugas secara berkelompok
4) Mengatur tempat dan durasi dalam mengerjakan tugas.
5) Tugas yang diberikan tidak memberatkan siswa
6) Membuat suasana yang kondusif
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya awab menuntut para guru untuk memberikan pertanyaan
kepada siswa yang jawabannya ,mengarah peda perkembangan pembelajaran yang
sedang diajarkan., kemudian mengelaborasi jawaban yang disampaikan oleh siswa.
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ini antara lain sebagai
berikut.
1) Pengajuan pertanyaan oleh guruk hendaknya berwujud fisik atau hal-hal yang
dapat dilihat oleh alat indera secara langsung.
2) Pertanyaan harus bertolak dari teori yang telah disampaikan.
3) Pertanyaan bukan sebagai selingan dalam pembicaraan antara guru dan siswa.
4) Pertanyaan hendaknya membawa siswa untuk fokus pada materi yang diajarkan.
5) Guru harus menguasai materi pembelajaran sebeleum merancang pertanyaan.
c. Metode Bermain
Metode bermain merupakan salah satu metode yang digunakan guru dalam
mengajar dengan cara mengajak siswa bermain dengna tujuan untuk menuntun
siswa untuk memperoleh dan menemukan konsep tentang suatu teori. Metode
39
bermain juga memiliki banyak manfaat diantaranya, dapat menjaabarkan suatu
konsep dengan praktik secara langsung, menanamkan nilai kejujuran,
meningkatkan semangat belajar, membangkitkan minat siswa, dsb. Adapaun
langkah-langkah yang digunakan dalam metode ini yakni sebagai berikut :
1) Persiapan permainan, meliputi : penentuan topik, perumusan tujuan, persiapan
alat dan bahan, dan penyusunan petunjuk pelaksanaan permainan.
2) Pelaksanaan, meliputi : penjelasan maksud dan tujuan, pembagian kelompok
oleh guru, serta penjelasan hasil permainan oleh siswa.
3) Evaluasi, meliputi : menyinggung kembalai kemanfaatan dan tujuan yang telah
dicapai, menyinggung kesalahan yang terjadi ketika bermain, dan mengaitkan
teori pelajaran pada buku.
d. Metode Observasi
Metode observasi dilakukan dengan peengamatan secara langsung si alam
bebas serta pembuatan catatan mengenai objek yang telah diamati kemudian
menyimpulkannya. Metode ini memiliki beberapa keunggulan yakni, dapat
merangsang kepekaan siswa terhadap suatu peristiwa, mendorong sswa untuk
mencatat hal-hal yang terjadi, melatih siswa untuk mengambil seatu keputusan dan
memperluas cakrawala. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.
1) Perencanaan, meliputi : penetapan tujuan, penentuan objek, penetuan alat dan
tujuan, pembuatan instrumen untuk evaluasi, memperkirakan resiko ketika
observasi, dsb.
40
2) Pelaksanaan, meliputi : menuju ke tempat lokasi, mengadakan pengamatan,
menerengkan apa yang diamati siswa, memberikan pertanyaan pada siswa, dan
mengrahkan siswa untuk mencatat hasil pengamatan dalam bentuk laporan
sederhana.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
empat metode yang dapat diterapkan untuk mengajar dengan pendekatan
lingkungan alam sekitar yakni metode penugasan, metode tanya jawab, dan metode
observasi. Penelitian ini dilakukan dengan mengkolaborasikan keempat metode
tersebut.
D. Penelitian Yang Relevan
1. Kasiyanti ( 2013) dengan judul “Pemanfaatan Pendekatan Lingkungan Alam
Sekitar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SD Negeri
Tegalsari Girimulyo Kulon Progo”. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat
dilihat dari kegiatan pra tindakan, siklus I, dan siklus II berturut-turut untuk
ranah kognitif sebesar 42,86 % menjadi 85,71 %; dan 100 %; ranah psikomotorik
sebesar 78,33 % menjadi 80 %; serta ranah afektif sebesar 88 % menjadi 91,33
%. Dari hasil tersebut menunjukkaan danya peningkatan ahsil belajar belalui
pendekatan lingkungan alam sekitar.
2. Galuh Ayuningtyas ( 2014 ) dengan judul “Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA
Melalui Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar Siswa Kelas IVA SDTamanagung
4 Muntilan Magelang 2013/2014”. Hasil dari penelitian tersebut adalah
aktivitas belajar siswa dalam menuliskan kesimpulan hasil deskripsi pada LKS
41
meningkat dari kategori kurang yaitu 50% menjadi kategori baik sekali sebesar
92,29% setelah guru mendekati siswa yang merasa kesulitan menuliskan
kesimpulan pada LKS. Aktivitas siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok
meningkat dari kategori gagal yaitu 29,63% menjadi kategori baik sekali sebesar
96,29% setelah guru memberikan aturan berupa tugas tambahan kepada siswa
yang tidak melaksanakan diskusi kelompok.
E. Kerangka Pikir
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan alam
beserta segala isi dan peristiwa yang terjadi di alam. Proses pembelajaran IPA yang
dilaksanakan hendaknya memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
Pengalaman yang diberikan berupa kegiatan pembelajaran yang mendorong
keingintahuan siswa. Tingkat kemampuan peserta didik dalam proses belajarnya
paing mudah dilihat memalui prestasi belajarnya. Apabila siswa memiliki prestasi
yang tinggi maka dapat dikatakan bahwa proses belajarnya berkembang dengan
optimal. Sebaliknya, jika prsetasi belajar siswa rendah secara otomatis
perkembangan belajar peserta didik kurang bagus.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perstasi belajar siswa yaitu dengan pendekatan lingkungan alam
sekitar siswa diajak langsung berhadapan dengan lingkungan di mana fakta atau
gejala alam tersebut berada. Dengan melihat dan mengalami secara langsung, anak
akan dapat belajar dan menghargai lingkungan secara lebih baik. Dengan
melakukan pengamatan secara langsung dapat menjadikan anak memiliki
42
kesadaran, berkreasi, memiliki rasa ingin tahu, dan selanjutnya dapat memberikan
apresiasi yang semestinya terhadap benda dan makhluk yang dihadapinya. Oleh
sebab itu, peneliti mencoba memanfaaatkan PLAS yang akan berdampak pada
pengoptimalan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Dengan
pemanfaatan pendekatan ini diharapakan prestasi belajar siswa khusnya pada
pembelajaran IPA dapat meningkat. Adapun kerangka pikir disajikan pada gambar
1 sebagai berikut.
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
43
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012: 96). Adapun hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
Ha: Terdapat pengaruh pstitif dan signifikan pada penggunaan pendekatan
lingkungan alam sekitar terhadap prestasi belajar kognitif IPA siswa kelas IV SD
se-Gugus II Kecamatan Prambanan Kabupten Klaten.
Ho: Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan penggunaan pendekatan
lingkungan alam sekitar terhadap prestasi belajar kognitif IPA siswa kelas IV SD
se-Gugus II Kecamatan Prambanan Kabupten Klaten.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Seperti yang
dikatakan oleh Sugiyono ( 2012: 107) bahwa penelitian eksperimen merupakan
suatu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu. Variabel dalam penelitian eksperimen dapat dipilih dari variabel-variabel
lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen sehingga dapat dikontrol secara
ketat.
B. Desain Penelitian
Sugiyono ( 2012: 108) menyebutkan empat desain penelitian eksperimen
yakni, pre ekperimental design, true experimental design, factorial design, dan
quasi eksperimental Design. Desain penelitian dilakukan dengan merancang
sebuah penelitian dengan tujuan untuk mengendalikan atau mengontrol variabel.
Peneliti mengambil penelitian dengan quasi experimental design. Desain ini
merupakan pengembangan dari true ekxpeimental design. Sebuah penelitian
biasanya terdapat kelompok kontrol yang tidak dapat berfungsi secara penuh dalam
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi jalannya penelitan. Desain
tersebut baik digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok
kontrol dalam sebuah penelitian.
Terdapat dua bentuk dalam quasi experimental design yakni time series
design dan nonequivaLent control group desain. Penelitan ini menggunakan bentuk
45
nonequivalent control group desain dimana pada desain tersebut kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol dipilih secara random.
Dalam penelitian ini, dapat diungkap pengaruh pendekatan lingkungan
belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA siswa. Mengacu hal tersebut, peneliti
melibatkan dua kelompok yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Peneliti melakukan pengundian dan diperoleh SD N 1 Brajan sebagai kontrol dan
SD N 1 Kemudo sebagai kelompok eksperimen. SD N 1 Kemudo sebagai kontrol
diberikan perlakuan seperti biasanya. Sedangkan di SD N 1 Brajan sebagai
kelompok eksperimen, siswa diberi perlakuan dengan pendekatan lingkungan alam
sekitar. Menurut Sugiyono (2011: 116) desain penelitian Nonequivalent Control
Group Design digambarkan pada tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3. Desain Experimen Nonequivalent Control Group Design
O1 X O2
O3 - O4
Keterangan:
O1 merupakan kelompok eksperimen yang belum diberi perlakuan. O3
merupakan kelompok kontrol. O1 dan O3 merupakan kedaan kelompok sebelum
diberikan perlakuan. O2 merupakan kondisi kelompok setelah diberikan perlakuan.
Perlakuan berupa pengubahan pendekatan pembelajaran konvensional diubah
menjadi pembelajaran dengan pendekatan lingkungan alam sekitar. O4 adalah
46
kondisi kelompok kontrol yang diberi perlakuan seperti biasanya guru memberikan
perlakuan. Pengaruh yang didapatkan dari variabel adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksankan di SD N 1 Brajan sebagai kelompok kontrol dan
SD N 1 Kemudo sebagai kelompok eksperimen. Kedua SD tersebut berada di gugus
2 Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dlaksanakan pada semester dua tahun ajaran 2016/2017.
Adapan proses pengambilan data dimulai pada bulan januari 2016.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas IV
dari 11 sekolah dasar se-Gugus II Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah.
2. Sampel
Terdapat 11 sekolah dasar se-Gugus II Kecamatan Prambanan Kabupaten
Klaten. Penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive
random sampling. Pada teknik ini, dari 11 SD di gugus II kecamatan Prambanan
Kabupaten Klaten, diambil 2 SD sebagai sampel dengan mempertimbangkan
jumlah siswa dan nilai rata-rata siswa yang hampir sama yakni SD N 1 Kemudo
dan SD N 1 Brajan. Kemudian kedua SD tersebut diundi secara acak untuk
47
menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil
undian, SD N 1 Brajan sebagi kelompok kontrol dan SD N 1 kemudo sebagai
kelompok eksperimen..
E. Teknik Pengumpulan Data
Arikunto (2010:100) menyatakan bahwa metode pengumpulan data
merupakan cara yang dapat digunakan peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya yaitu angket (questionnare), wawancara (interview), pengamatan
atau observasi (observation), tes (test) dan dokumentasi (documentation).
Pemilihan metode penelitian disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahannya.
Penelitian dengan desain quasi experiment ini, metode pengumpulan data berupa
tes dan observasi untuk mengambil data penelitian.
1. Tes
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010:193).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tes
yaitu tes prestasi belajar atau disebut achievement test. Pengambilan data dalam
penelitian menggunakan tes objektif yang berupa soal pilihan ganda. Tes dilakukan
untuk mengukur prestasi siswa sebelum dan esudah diberikan perlakuan.
2. Observasi
Menurut Sugiyono (2009: 203) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data
menggunakan observasi apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
48
proses kerja, gejala-gejala alam, dan apabila responden tidak terlalu besar. Dari segi
pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi participant observation dan non
participant observation. Participant observation adalah observasi yang dilakukan
dengan cara peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati,
peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Non participant
observation adalah observasi yang dilakukan dengan cara peneliti berperan sebagai
pengamat independen.
Berdasarkan instrumen yang digunakan, observasi dibedakan menjadi
observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur. Penelitian yang dilaksanakan
ini peneliti menggunakan observasi terstruktur karena variabel akan diteliti telah
diketahui dengan pasti yaitu pembelajaran menggunakan pendekatan lingkungan
alam sekitar.
F. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2011: 148), menyatakan bahwa instrumen penelitian atau alat
pengambil data adalah suatu alat yang digunakan mengukur variabel yang diamati.
Dalam suatu penelitian, alat pengambil data (instrument) sangat menentukan
kualitas data yang dapat dikumpulkan. Kualitas data itu nantinya menentukan
kualitas penelitiannya. Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk melihat
seberapa besar PLAS memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar IPA siswa
kelas IV SD se- Gugus II Kecamatan Pramabanan, Kabupaten Klaten.. Instrumen
dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes.
49
1. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah sebuah format isian yang digunakan untuk merekam
atau mendokumentasikan proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi digunakan untuk mengamati tindakan pembelajaran dengan
Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar (PLAS) dan untuk mengetahui pencapaian
hasil belajar IPA siswa berupa keterampilan proses IPA (mengamati) dan sikap
ilmiah. Kisi-kisi aktivitas guru dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan
lingkungan alam sekitar disajikan dalam tabel 4 berikut.
Tabel 4. Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA dengan
Pendekata Lingkungan Alam Sekitar
Variabel Sub Variabel Indikator
Pendekatan Lingkungan
Alam Sekitar
Langkah Pembelajaran
Kegiatan awal 1. Apersepsi
2. Persiapan pelaksanaan pendekatan
lingkungan alam sekitar
Kegiatan inti 1. Pengajaran alam sekitar dapat
meragakan secara langsung materi
pembelajaran.
2. Pengajaran alam sekitar memberikan
kesempatan agar anak aktif
mengamati, bermain, dan
mengerjakan tugas.
3. Pengajaran alam sekitar
memanfaatkan sumber-sumber belajar
yang berasal dari lingkungan dan
komunitas sekitar untuk pembelajaran
4. Pemngajaran alam sekitar
meningkatkan kesadaran siswa akan
tanggung jawabnya terhadap
lingkungan di masyarakat
Kegiatan akhir 1. Laporan hasil belajar dengan
pendekatan lingkungan alam sekitar
2. Refleksi
3. Kesimpulan
50
2. Tes
Arikunto (2010: 193), mendefinisikan bahwa tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Berdasarkan definisi tersebut teknik tes digunakan peneliti
untuk mengetahui pencapaian hasil belajar IPA siswa berupa tes sesuai indikator
pembelajaran. Kisi-kisi untuk pembuatan soal tes yang didasarkan pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan ruang lingkup kompetensi yang diajarkan
kepada siswa dengan Standar Kompetensi: Memahami Berbagai Bentuk Energi dan
Cara Penggunaannya Dalam Kehidupan Sehari-hari. Kompetensi Dasar:
menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaanya.
Tabel 5. Kisi-kisi instrumen tes
Indikator Materi Pembelajaran Tingkatan Kognitif Butir
soal C1 C2 C3 C4
1. Menyebutkan macam-macam
energi alternatif.
1, 7,15 3,22 30 - 6
2. Mendeskripskan cara kerja
energi alternatif dalam kehidupan
sehari-hari.
6,10 13,21 - 4,23,2
7
7
3. Memberikan contoh penggunaan
energi alternatif pada kehidupan
sehari-hari.
9, 18 14 19,28 - 5
4. Menyebutkan kelebihan energi
alternatif.
11,26 2,12,17 24 - 6
5. Menyebutkan kekurangan energi
lternatif.
5,16,25,
29
8,20 - - 6
Jumlah 13 10 4 3 30
Keterangan
C1 = pengamatan C3 = pemahaman
C2 = hafalan C4 = penerapan
51
G. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas Intrumen
Sugiyono (2015: 177) mengemukakan bahwa untuk menguji validitas
konstrak, dapat menggunakan pendapat ahli (experts judgment). Langkah
selanjutnya adalah uji coba instrumen pada siswa di SD lain yang masih satu gugus
dengan sampel penelitian dan memiliki karakteristik kognitif siswa yang hampir
sama dengan sampel penelitian. Soal yang digunakan dalam instrumen kemudian
dihitung menggunakan rumus product moment. Adapaun rumusnya adalah sebagai
berikut :
𝑟𝑥𝑦=
𝑁∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
√N∑x2 − (∑𝑥)2}(N∑y2) − (∑𝑦)2}
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 = koefisisen korelasi yang dicari
N = banyaknya subyek pemilik nilai
X = jumlah skor item
Y = jumlah skor total
Kriteria yang digunakan yakni membandingkan hasil 𝑟𝑥𝑦 dengan
𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product moment dengan sebesar 5%. Jika 𝑟𝑥𝑦 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka taraf
signifikaasi 0,05 dan n jumlah responden. Maka soal dapat dikatakan valid. namun
apabila Jika 𝑟𝑥𝑦 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal dikatakan tidak valid.
52
Uji coba intrumen dilakukan pada 30 responden di SD N 3 Kemudo.
pengujian validitas tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil yakni dari 30 item soal yang
diujicobakan, 22 item soal dinyatakan valid dan 8 soal dinyatakan tidak valid. Oleh
karena itu peniliti menggunakan 20 dari 22 item yang dinyatakan valid sebagai
instrumen penelitian. Hasil perhitungan validitas prestasi belajar IPA siswa dapat
dilihat pada lampiran.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan pada suau pengertian bahwa suatu instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data dikarenakan instrumen
sudah cukup baik (Suharsimi Arikunto, 2010 :221). Penghitungan reliabilitas dapat
dilakukan dengan rumus Alpha Cronbach.. Adapun rumus Alpha Cronbach adalah
sebagai berikut :
𝑟11 = (𝑘
𝑘−1) ( 1 −
∑𝛼𝑏
𝜎1 2
2
)
Keterangan :
𝑟11 = koefisisensi reliabilitas instrumen
𝜎1 2
= validitas pertanyaan
∑𝜎𝑏2
= jumlah varian butir
K = jumlah butir pertanyaan
Perhitungan reliabilitas dilakukan bersamaan dengan waktu perhitungan
validitas menggunakan program SPSS (Statistical Package For Social Science).
53
Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan keseluruhan soal baik soal
itu valid atau tidak valid. Apabila reliabilitas butir telah memenuhi ≥ 0,60 maka
butir dapat digunakan sebagai instrumen pengumpul data.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,850. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,60 maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut
reliabel.
H. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2012: 335) menyatakan bahwa analisis data merupakan proses
mencari, menyusun data dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting,
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri-
sendiri maupun orang lain.
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas juga sebagai syarat untuk
melakukan analisis data apabila data yang diperoleh berdistribusi normal. Uji
normalitas dilakukan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov Test. Konsep
dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test yaitu dengan membandingkan
distribusi data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku. Uji
normalitas pada penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS version 23
for Windows. Jika taraf signifikansi berada di atas 0,05 berarti data yang akan
54
diuji tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku
sehingga data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelompok berasal yang sama
atau tidak. Jika. Data yang diujikan merupakan data hasil dari pre-test dan post-test.
Uji homogenitas dilakukan menggunakan bantuan SPSS dengan rumus levene’s
test. Apablia sighitung >sigmin, maka dapat dikatakan bahwa varian bersifat homogen.
Namun apabila sighitung <sigmin maka varian tersebut bersifat tidak homogen.
c. UjiT (T-test)
Pada penelitian in peneliti menggunakan Uji T (T-Test). Uji t digunakan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian. T-test bertujuan untuk menguji perbedaan rata-
rata nilai post test dari kedua kelompok. Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Sugiyono (2012: 272), menyatakan bahwa bila sampel berpasangan
maka uji analisis data menggunakan t-test sample related. Adapun rumus dari t-test
sample related adalah sebagai berikut :
𝑡 =�̅�1 − �̅�2
√𝑠1
2
𝑛1+
𝑠22
𝑛2 − 2𝑟 (𝑠1
√𝑛1 )(
𝑠2
√𝑛2 )
Keterangan :
�̅�1 = rata-rata sampel 1
𝑠1 = simpangan baku sampel
1
�̅�2 = rata-rata sampel 2
𝑠2 = simpangan baku sampel
2
𝑛1 = jumlah sampel 1
𝑛2 = jumlah sampel 2
55
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD N 1 Kemudo dan SD N 1 Brajan. Kedua
sekolah tersebut berada di desa Kemudo Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.
Penelitian ini dilaksanakan pada 4 April 2017 hingga 21 Aril 2017
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Data hasil penelitian ini diperoleh dari data sebelum penelitian (pre-test) dan
data setelah penelitian (post-test). Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
data prestasi belajar kognitif IPA siswa baik sebelum perlakuan ataupun sesudah
perlakuan. Adapun penjelasan secara rinci mengenai data hasil penelitian adalah
sebagai berikut.
a. Deskrpisi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada
kelompok ekpserimen , kegiatan diawali dengan guru mengajak siswa dengan
berdoa dan melakukan presensi sswa. Selanjutnya, guru melakukan tanya jawab
bersama siswa seputar energi alternatif (matahari) untuk memancing perhatian
siswa fokus pada pemebalajaran. Pada kegiatan tersebut siswa sangat antusias
dalam mengajukan pertanyaan atupun menanggapi pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Pada kegiatan inti, siswa dibagi menjadi 4 kelompok kecil yang
terdiri dari 3 orang. Siswa diberikan LKS berupa lembar pengamatan tumbuhan
56
di lingkungan sekitar. Selanjutnya, siswa bersama guru pergi keluar kelas untuk
mengamati kondisi tumbuhan di lingkungan sekitar yang terkena matahari
secara langsung dan tumbuhan yang tidak terkena matahari secara langsung,
kemudian mencatat hasil pengamatannya kedalam tabel yang sudah disediakan.
Siswa terlihat sangat antusias berkeliling dilingkungan sekitar sekolah untuk
mengerjakan tugas tersebut. Pada LKS 2, siswa mengamati kertas basah yang
dijemur di bawah terik matahari dan kertas basah yang dijemur tempat teduh.
Siswa terlihat sabar proses pengeringan kertas dan mencatat hasilnya sesuai
dengan alokasi waktu yang ditentukan. Pada kegiatan akhir, guru melakukan
evaluasi, memberikan kesimpulan serta tindak lanjut.
Pada kelompok kontrol, guru menggunakan metode ceramah. Siswa terlihat
kondusif di kegiatan awal, namun pada kegiatan inti siswa terlihat bosan dengan
pelajaran. Hal int ditandai dengan siswa mulai asik bercerita dengan teman
sebangku, bermain sendiri, melamun, bahkan adaa yang berlarian hingga
suasana pembelajaran berlangsung tidak kondusif. Hal ini terjadi hingga
pelajaran berakhir.
b. Hasil Data Pre-test Kelompok Eksperimen
Pre-test pada kelompok eksperimen dilakukan sebelum memulai perlakuan.
pre-test dilakukan dengan mengukur prestasi belajar kognitif IPA siswa. Pre-test
dilaksanakan pada 4 April 2017. Adapun hasil pre-test kelompok eksperimen
disajikan pada tabel 6 sebagai berikut.
57
Tabel 6. Perhitungan Statistik Pre-test Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pre-test kelompok
eksperimen adalah 58,75. Nilai tertinggi pada kelompok tersebut adalah 80 dan nilai
terendah adalah 45.
c. Hasil Data Pre-Test Kelompok Kontrol
Pre-test pada kelompok kontrol dilakukan pada 7 April 2017 sesuai dengan
jadwal pelajaran kognitif IPA kelas IV. Adapun hasil pre-test kelompok kontrol
disajikan pada tabel 7 sebagai berikut.
Tabel 7. Perhitungan Statistik Pre-test Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui rata-rata nilai pre-test pada kelompok
kontrol adalah 56,42. Nilai tertinggi pada kelompok tersebut adalah 80 dan nilai
terendah 45.
d. Perbandingan Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Hasil perbandingan nilai pre-test pada kelompok kontrol dan eksperimen
dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini.
Statistik Kelas Eksperimen
Jumlah skor 705
Rata-rata 58,75
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 45
Standar Deviasi 10,89725
Statistik Kelas kontrol
Jumlah skor 790
Rata-rata 56,4286
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 45
Standar Deviasi 9,69309
58
Tabel 8. Perbandingan Pre-test Kelompok Kontrol Dan Eksperimen
Berdasarkan data pada tabel 8 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai awal
kelompok eksperimen adalah 58,75 dan rata-rata nilai awal kelompok eksperimen
sebersar 56.42. diketahui terdapar pebedaan rata-rata yang tidak terlalu banyak pada
kedua kelompok tersebut. Adapun perbandingan nilai pre-test kelompok
eksperimen dan kontrol disajikan dalam gambar 2 sebagai berikut.
Gambar 2. Perbandingan Nilai Rata-rata Pre-test Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol .
(sumber: data hasil penelitian)
e. Hasil Data Post-test Kelompok Eksperimen
Post-test dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendekatan lingkungan alam
sekitar terhadap prestasi belajar IPA kelas IV. Post-test dilaksanakan pada 17 April
Pembanding Kelompok
eksperimen
Kelompok
kontrol
Skor total 705 790
Rata-rata total 58,75 56,4286
Nilai tertinggi 80 80
Nilai terendah 45 45
Standar deviasi 10,89725 9,69309
0
20
40
60
80
100
KelompokEksperimen
KelompokKontrol
58,75 56,42
59
2017. Post-test tersebut dilakukan setelah perlakuan diberikan. Adapun hasil post-
test kelompok eksperimen disajikan pada tabel 9 sebagai berikut.
Tabel 9. Perhitungan Statistik Post-Test Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai post-test untuk
kelompok eksperimen adalah 77,08. Nilai tertinggi pada kelompok tersebut adalah
90 dan nilai terendah adalah 60.
f. Hasil Data Post-test Kelompok Kontrol
Post-test pada kelompok kontrol dilaksanakan pada 21 April 2017. Post-test
tersebut dilaksanakan setelan pengamatan. Adapun hasil post-test dapat dilihat pada
tabel 10 di bawah ini.
Tabel 10. Perhitungan Statistik Post-test Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel diatas dapat dikathui bahwa rata-rata nilai post-test untuk
kelompok kontrol adalah 66,07. Nilai tertinggi pada kelompok tersebut adalah 95
dan nilai terendah adalah 50.
Statistik Kelas Eksperimen
Jumlah skor 925
Rata-rata 77,0833
Maksimum 90
Minimum 60
Standar Deviasi 9,15978
Statistik Kelas Eksperimen
Jumlah skor 925
Rata-rata 66,0714
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 50
Standar Deviasi 12,58488
60
g. Perbandingan Pre-test dan Post-test Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Perbandingan nilai Pre-test dan Post-test bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pendekatan lingkungan alam sekitar terhadap prestasi belajar kognitif IPA
kelas IV sekolah dasar se-Gugus II Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Adapun
perbandingan pre-test post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
disajikan dalam tabel 11 dibawah ini.
Tabel 1I. Perbandingan Pre-test dan Post-test
No Eksperimen Selisih
nilai
Kontrol Selisih
nilai Pre-test Pos-test Pre-test Pos-test
1 55 90 35 60 60 0
2 65 70 5 55 65 10
3 55 70 15 80 95 15
4 65 85 20 65 75 10
5 55 60 5 60 65 5
6 45 70 25 60 55 -5
7 45 75 30 45 75 30
8 50 75 25 55 55 0
9 55 80 25 50 50 0
10 75 90 15 45 65 20
11 80 85 5 45 60 15
12 60 75 15 55 85 30
13 50 55 5
14 65 65 0
Rata-
rata 58,75 77,08
18,33
56,42
66,07
9,64
Nilai
tertinggi 80 90 80 95
Nilai
terendah 45 60 45 50
Standar
deviasi 10,89725 9,15978 9,69309 12,58488
61
Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa nilai pre-test untuk kelompok
eksperimen adalah 58,75 dengan nilai tertinggi 80 dan kelompok kontrol 56,42
dengan nilai tertinggi 80. Nilai terendah pre-tes untuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol besarnya sama yakni 45. Data tersebut menunjukkan adanya
perbedaan yang tidak terlalu besar pada kedua kelompok. Pada post tes, kelompok
eksperimen memperoleh rata-rata 77,08 dengan nilai tertinggi 90. Sedangkan
kelompok kontrol memperoleh rata-rata 66,07 dengan nilai tertinggi 95. Pada post-
test, nilai terendah pada kelompok ekspreimen adalah 60 dan kelompok kontrol 50.
Data tersebut menujukkan adanya perbedaan yang cukup mencolok pada kedua
kelompok. Perbedaan rata-rata nilai pre-test post-test kelompok eksperimen dan
kontrol disajikan pada gambar 3 dibawah ini.
Gambar 3. Perbandingan Nilai Rata-Rata Pre-Test dan Post-Test Kelompok
Kontrol dan Eksperimen
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pre tes Pos tes
58,75
77,08
56,4266,07
eksperimen kontrol
62
Pada tabel 11 juga terlihat adanya peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar
kognitif IPA kelas IV. Peningkatan pada kelompok eksperimen sebesar 18,33.
Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi peeningkatan sebesar 9,64. Untuk
memperjelas peningkatan nilai prestasi belajar kognitif IPA kelas IV kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol maka disajikan gambar 4 berikut.
Gambar 4. Histogram Peningkatan Prestasi Belajar Kognitif IPA Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol.
Perbedaan peningkatan prestasi kognitif IPA siswa juga terlihat pada hasil
kerja siswa baik kelompok eksperimen maupun kontrol. Perbandingan hasil
pekerjaan siswa kelompok eksperimen maupun kontrol disajikan dalam tabel 12
berikut.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
KelompokEksperimen
Kelompok Kontrol
18,33
9,64
63
Tabel 12. Perbandingan Hasil Pekerjaan Siswa
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Sebelum perlakuan
Sesudah Perlakuan
64
Pada tabel 12 dapat diketahui peningkatan prestasi belajar kogntif IPA terjadi
pada kelompok eksperimen. Pada pre-test tingkat kesalahan siswa masih cukup
banyak. Hal tersebut dapat dilihat dari 6 soal yang diberikan siswa hanya mampu
mengerjakan 2 soal. Namun setelah diberikan perlakuan tingkat kesalahan dapat
berkurang. Dari 6 soal yang telah diberikan, siswa dapat menjawab 5 soal dengan
benar. Pada kelompok kontrol terlihat tidak terjadi peningkatan. Pada pre-test
siswa dapat menjawab 3 soal dari 6 soal yang diberikan. Hal tersebut juga terjadi
pada pada hasil post-test siswa dimana tingkat kesalahannya tidak berkurang.
B. ANALISIS DATA
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui data yang dieproleh berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan menggunakan SPSS
dengan rumus Kolmogorov-Smirnov. Adapun hasil dari uji normalitas data pre test
dan post test pada kelompok kontrol dan eksperimen tertera pada tabel 13 berikut.
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas.
No Data Probabilitas (P)
atau sig hitung Sigmin Keterangan
1 Pre-test Eksperimen 0,304 0,05 Sebaran data
normal
Pre-test Kontrol 0,157 0,05 Sebaran data
normal
2 Post-test Eksperimen 0,485 0,05 Distribusi data
normal
Post-test Kontrol 0,120 0,05 Distribusi data
normal
65
Berdasarkan data pada tabel 13 diatas menunjukkan bahwa data terdistribusi
normal. Hal tersebut ditunjukkan bahwa sighitung > sigmin yang berarti sebaran data
normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan setelah uji normalitas. Uji homogenitas bertujuan
untuk mengetahui apakah kedua kelompok berasal dari populasi yang sama atau
tidak. Uji homogenitas dilakukan menggunakan bantuan SPSS dengan rumus
levene’s test. Adapun hasil uji homogenitas tersebut tertera pada tabel 14 berikut
ini.
Tabel 14. Hasil Uji Homogenitas.
Berdasarkan data pada tabel 14 diketahui bahwa hasil pretest adalah sighitung
> sigmin yang berati data yang diperoleh berasla dari populasi varian yang sama.
Sedangkan pada pada data post-test deproleh hasil bahwa sighitung < sigmin yang
berarti data yang diperoleh bukan berasal dari populasi varian yang sama.
3. Uji T ( T-test)
T-test dilakukan apabila data yang diperoleh telah memenuhi uji prasyarat
yakni uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil t-test post-test prestasi belajar
kognitif IPA siswa digunakan untuk mengetahui pengaruh pendekatan lingkungan
No Data
Keterangan Sighitung Sigmin
1 Pre-test 0,624 0,05 Varian sama/homogen
2 Post-test 0,007 0,05 Varian berbeda/tidak
homogen
66
alam sekitar terhadap perstasi belajar kognitif IPA siswa. T-test dilakukan dengan
bantuan SPSS adapun hasil dari t-test disajikan pada tabel 15 berikut.
Tabel 15. T-test Post-test Prestasi Belajar Kognitif IPA Siswa
Pada tabel 15 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen
yang berjumlah 12 siswa adalah 77,08. Sedangkan nilai rata-rata kelompok kontrol
yang berjumlah 14 siswa adalah 66,07. Hasil perhitungan dengan t-test diperoleh
bahwa nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,019<0,05. Hasil tersebut juga
memperoleh thitung sebesar 2,511 kemudian dibandingkan dengan ttabel sebesar 2,064
dengan df=26 dan taraf signifikansi sebesar 5%. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Namun, jika thitung < ttabel maka Ha ditolak dan Ha diterima. Ha dan
Ho yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
a) Ha : terdapat pengaruh positif dan signifikan penggunaan pendekatan
lingkungan alam sekitar terhadap prestasi belajar IPA kelas IV Sekolah Dasar
se-Gugus II Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.
Aspek Eksperimen Kontrol
Mean 77,08 66,07
N 12 14
t-hitung 2,511
t-tabel 2,064
sig. (2-tailed) 0,019
Analisis t hitung>t tabel
Keterangan Signifikan
67
b) Ho : tidak terdapat pengaruh positif dan signifikasn penggunaan pendekatan
lingkungan alam sekitar terhadap prestasi belajar IPA kelas IV Sekolah Dasar
se-Gugus II Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten..
Berdasarkan data thitung > ttabel ( 2,511>2,064) maka Ha diterima dan Ho
ditolak. Dengan demikian dapat dinyatakan terdapat perbedaan positif dan
signifikan mengenai prestasi belajar kognitif IPA siswa pada kelompok eksperimen
dannkelompok kontrol.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini diawali dengan pre-test untuk kelompok kontrol dan
eksperimen. Pre-test dilakukan untuk mengetetahui kemampuan awal siswa. Hasil
pre-test menyatakan baha kelompok eksperimen memperoleh rata-rata nilai 57, 85
dan kelompok kontrol 56,42. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang mencolok mengenai kondisi awal kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Hal ini dikuatkan lagi dengan hasil t-test. Hasil t-test menyatakan bahwa
thitung = 0,575 lebih kecil dari ttabel(2,064). Apabila thitung < ttabel, maka dapat
dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen maupun
kontrol.
Setelah hasil pre-test diketahui, maka langkah selanjutnya adalah pemberian
perlakuan oleh kelompok eksperimen. Dalam hal ini, perlakuan diberikan dengan
pendekatan lingkungan alam sekitar untuk kelompok eksperimen. Sedangkan untuk
kelompok kontrol tetap dilakukan pembelajaran seperti biasanya.
68
Setelah diberikan perlakuan/pembelajaran, kelompok eksperimen dan kontrol
diberikan post-test. Post-test tersebut bertujuan untuk mengetahui kemampuan
akhir siswa setelah diiberikan perlakuan. Hasil post-test menunjukkan bahwa
kelompok eksperimen memperoleh rata-rata nilai sebesar 77,08 dengan nilai
tertinggi 90 dan nilai terendah 80. Kelompok kontrol memperoleh rata-rata nnilai
sebesar 66,07 dengan nilai tertinggi 95 dan skor terendah 50. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai pada kelompok.namun peningkatan
rata-rata nilai cukup terlihat pada kelompok eksperimen. Hal ini dibuktikan dengan
hasil rata-rata peningkatan nilai kelompok eksperimen sebesar 18,33, sedangkan
kelompok kontrol hanya mengalami peningkatan sebesar 9,64.
Untuk memperkuat hasil penelitian bahwa pendekatan lingkungan alam
sekitar dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa, maka dibuktikan dengan t-
test. Hasil t-test dengan taraf signifikansi 5% (tingkat kepercayaan 95%),
menunjukkan bahwa diperoleh thitung sebesar 2,511. Thitung kemudian dibandingkan
dengan ttabel sebesar 2,064 dan memperoleh hasil thitung > ttabel (2,511>2,064) serta
nilai signifikansi sebesar 0,019 yang lebih kecil dari 0,05. Dari pernyataan di atas
dapat dinyatakan bahwwa pendekatan lingkungan alam sekitar cukup efektif untuk
meningkatkan peningkatan prestasi belajar kognitif IPA siswa, dibandingkan
dengan pembelajaran menggunakan pendekatan biasa.
Hasil penelitian yang dilaksanakan di SD N se-Gugus II Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Klaten membuktikan bahwa pendekatan lingkungan alam
sekitar dapat memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar
69
kognitif IPA siswa, dibandingkan dengan belajar dengan pendekatan biasa dengan
metode ceramah bervariasi. Pendekatan tersebut memberikan pengaruh dengan
mengalami peningkatan nilai sebesar 18,33.
Hasil pengamatan pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa
pembelajaran IPA dengan pendekatan lingkungan alam sekitar dapat mengajarkan
kepada siswa untuk lebih mengenal ruang lingkup IPA. Hal ini sesuai dengan
pendapat Maskoeri Jasmin (2010:159) yang mengemukakan ruang lingkup IPA
terdiri dari 1). Materi dan energi, 2). Alam semesta dan tata surya, 3). Biosfer dan
makhluk hidup, serta 4). Makhluk hidup dan lingkungannya.
Pendekatan lingkungan alam sekitar juga mendorong peserta didik untuk
belajar melalui pengalaman yang diperoleh secara langsung mengenai apa saja yang
mereka ketahui dilapangan. Hal ini didukung dengan pendapat dari Piaget dalam
(Usman Samatowa, 2011:5) mengatakan bahwa pengalaman secara langsung
memegang peranan yang sangat penting dalam mendorong lajunya perkembangan
pada peserta didik. Pengalaman tersebut berlangsung sejak dini hingga anak berusia
12 tahun. Cara belajar anak yang sesuai pada usia tersebut tidak lain adalah belajar
melalui pengalaman langsung ( Learning By Doing). Cara belajar demikian dapat
memperkuaat daya ingat siswa sekaligus efisien karena hanya menggunakan
fasilitas yang ada di lingkungan mereka.
Pendekatan lingkungan alam sekitar memanfaatkan lingkungan dengan
segala fasilitasnya sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
70
proses belajarnya. Hal tersebut didukung oleh pendapat Hamzah dan Nurdin
(2011:137), yang mengatakan bahwa lingkungan merupakaan sumber belajar yang
paling efektif dan efisien serta tidak membutuhkan biaya besar dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Selain itu juga didukung pernyataan
dari Lily Barlia (2006:2), yang berpendapat bahwa mengajar dengan pendekatan
lingkungan alam sekitar merupakan salah satu upaya sekolah dengan
memanfaatkan seluruh fasilitas yang ada di lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar bagi peserta didik. pendekatan tersebut dapat dilakukan dengan berbagi cara
dan metode tergantung pada bagaimana guru dapat menggali berbagai potensi yang
dimiliki oleh peserta didik.
Pendekatan lingkungan alam sekitar terbukti memiliki banyak manfaat untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, sikap, dan keterampilan yang belum tergali
dalam diri peserta didik. Hal ini sesuai dengan keunggulan dari pendekatan
lingkungan alam sekitar yang diampaikan oleh Hamzah dan Nurdin, (2011:146-
147) yakni secara garis besar konsep pembelajaran yang menggunakan pedekatan
lingkungan dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam
meningkatkan pemahaman peserta didik.
71
D. KETERBATASAN PENELITIAN
Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melakukan
penelitian. Begitu pula peneliti yang memiliki banyak keterbatasan dalam
penelitian. Adapun keterbatasan penelitian pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Peneliti tidak melakukan survei lapangan terlebih dahulu mengenai lokasi
pendekatan lingkungan alam skitar yang akan dijadikan sumber belajar siswa.
2. Peneliti tidak memperhatikan kondisi fisik dan kebutuhan siswa ketika
melakukan penelitian.
3. Peneliti kurang memperhatikan alokasi waktu sehingga tidak sesuai pada
rencana awal penelitian.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa pendekatan lingkungan alam sekitar memberi pengaruh yang
positif terhadap peningkatan prestasi belajar kognitif IPA kelas IV SD N se-Gugus
II Kecamatan Prambanan Kabutapen Klaten. Hasil uji-t dengan taraf signifikansi
5% (tingkat kepercayaan 95%), menunjukkan bahwa diperoleh thitung sebesar 2,511.
Thitung kemudian dibandingkan dengan ttabel sebesar 2,064 dan memperoleh hasil
thitung > ttabel (2,511>2,064) serta nilai signifikansi sebesar 0,019 yang lebih kecil dari
0,05. Dari pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwwa pendekatan lingkungan
alam sekitar cukup efektif untuk meningkatkan prestasi belajar kognitif IPA siswa.
B. SARAN
Berdasarkan dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan di atas, maka
saran yang disampaikan oleh peneliti kepada guru sebagai berikut.
1. Guru menyediakan secara langsung dan tepat sumber belajar siswa dilingkungan
alam sekitar untuk dijadikan media pembelajaran.
2. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan alam sekitar hendaknya diterapkan
pada kompetensi dasar yang sesuai.
73
DAFTAR PUSTAKA
Aly, A. dan Rahma, E. 2014. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara
Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Barlia, L. (2006). Mengajar Dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar (
PLAS). Depdiknas.
Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djaali.(2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Akasara
Hamalik, O. (1989). Media Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jasin, M. (2010). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rajawali Press.
Panut, H., Suryadi, D., Widjajanto,S., et al. (2007). Dunia IPA Ilmu Pengetahuan
Alam. Jakarta : Ghalia Indonesia
Purwanto.2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwanto, N.(2000). Psikologi Pendidikan. Bandung: Alumni.
Rita. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press
Saifuddin Azwar. (2001). Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Pengukuran
Prestasi Belajar Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : Indeks
Sudjana, N., & Ahmad Rivai, A. (2013). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Syah, M. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.
74
Tirtonegoro, S. (1984). Anak Supernormal dan Pendidikannya. Jakarta: Bina
Aksara.
Uno, H.B dan Mohammad,N .(2011). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.
Jakarta : Bumi Aksara
Vera, A. 2012. Metode Mengajar Anak Di Luar Kelas ( Outdoor Study).
Yogyakarta : Diva Press
75
76
Lampiran 1. Surat Keterangan Validasi Instrumen
77
Lampiran 2. Data Hasil Uji Coba Instrumen Prestasi Belajar IPA Siswa.
NAMA BUTIR SOAL
TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Brian 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 27
Tia 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 20
Nur 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 8
Indra 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 26
Novia 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 21
Maul 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12
Lauren 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 10
Eka 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
Jari 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 20
Laila 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 12
Rafly 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 15
Anaas 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 26
Anna 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 16
Fachrul 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 18
Miracle 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
78
Lusi 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19
Keisa 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24
Fathir 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 25
Niko 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 20
Vany 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 14
Galang 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 10
Titis 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24
Dina 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23
Andreas 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24
Jesi 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 10
Fadly 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 27
Tiara 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
Dewi 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 20
Siti 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 17
Devi 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 21
79
Lampiran 3. Hasil Validitas Uji Coba Instrumen
Butir soal Corrected Item-Total
Correlation Keterangan
Butir 1 ,368 Valid
Butir 2 ,480 Valid
Butir 3 ,076 Tidak Valid
Butir 4 ,307 Valid
Butir 5 ,544 Valid
Butir 6 ,318 Valid
Butir 7 ,506 Valid
Butir 8 ,211 Tidak Valid
Butir 9 ,642 Valid
Butir 10 ,373 Valid
Butir 11 ,188 Tidak Valid
Butir 12 ,284 Tidak Valid
Butir 13 ,288 Tidak Vald
Butir 14 ,300 Valid
Butir 15 ,415 Valid
Butir 16 ,338 Valid
Butir 17 ,393 Valid
Butir 18 ,249 Tidak Valid
Butir 19 ,441 Valid
Butir 20 ,421 Valid
Butir 21 ,372 Valid
Butir 22 ,441 Valid
Butir 23 ,047 Tidak Valid
Butir 24 ,320 Valid
Butir 25 ,346 Valid
Butir 26 ,195 Tidak Valid
Butir 27 ,454 Valid
Butir 28 ,690 Valid
Butir 29 ,453 Valid
Butir 30 ,644 Valid
80
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Item
Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 19,1333 35,292 ,368 ,846
VAR00002 18,9333 35,237 ,480 ,843
VAR00003 18,9667 37,137 ,076 ,853
VAR00004 19,1000 35,679 ,307 ,847
VAR00005 19,2000 34,234 ,544 ,840
VAR00006 19,3667 35,620 ,318 ,847
VAR00007 19,0333 34,723 ,506 ,841
VAR00008 19,0667 36,271 ,211 ,850
VAR00009 19,2000 33,683 ,642 ,837
VAR00010 19,0000 35,517 ,373 ,845
VAR00011 19,1000 36,369 ,188 ,851
VAR00012 19,0667 35,857 ,284 ,848
VAR00013 19,0333 35,895 ,288 ,848
VAR00014 19,0333 35,826 ,300 ,847
VAR00015 19,0333 35,206 ,415 ,844
VAR00016 19,0333 35,620 ,338 ,846
VAR00017 19,1000 35,197 ,393 ,845
VAR00018 19,1333 35,982 ,249 ,849
VAR00019 19,1333 34,878 ,441 ,843
VAR00020 19,0667 35,099 ,421 ,844
VAR00021 18,9000 35,886 ,372 ,846
VAR00022 19,1333 34,878 ,441 ,843
VAR00023 19,1000 37,197 ,047 ,855
VAR00024 19,1333 35,568 ,320 ,847
VAR00025 19,0667 35,513 ,346 ,846
VAR00026 19,1667 36,282 ,195 ,851
VAR00027 19,0333 34,999 ,454 ,843
VAR00028 19,0667 33,651 ,690 ,836
VAR00029 19,0000 35,103 ,453 ,843
VAR00030 18,9333 34,478 ,644 ,839
81
Lampiran 4. Hasil Reliabilitas Uji coba Instrumen.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,850 30
82
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian
83
Lampiran 6. Instrumen Penelitian Prestasi Belajar IPA Siswa Hasil Uji Coba
SOAL UJI PEMAHAMAN IPA MATERI ENERGI ALTERNATIF
A. Identitas Responden
Nama : ......................... Tgl pengisian : ..........................
Kelas : ......................... Jenis Kelamin : L / P
. Absen : ......................... Sekolah : ..........................
B. Petunjuk
Jawablah dengan benar setiap soal berikut dengan memberikan tanda
silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d pada pilihan jawaban yang telah
tersedia pada masing-masing soal.
1. Berikut ini yang merupakan sumber energi alternatif utama di bumi
adalah,...
a. matahari
b. bunyi
c. angin
d. air
2. Ketika kita mencuci pakaian kemudian menjemurnya ditempat yang terik,
maka lama-kelamaan pakaian kita akan menjadi kering. proses
mengeringkan pakain tersebut memanfaatkan energi...
a. surya
b. hidroelektrik
c. geotermal
d. biogas
3. Berikut yang bukan merupakan kegunaan energi matahari adalah...
a. untuk fotosintesis
b. keperluan irigasi
c. mengatur suhu tanaman
d. membantu penerangan
4. Ciri-ciri tumbuhan yang tersnari matahari secara langsung adalah,
kecuali...
a. bunga berwana terang
b. daun terlihat segar
c. batang tidak mudah apatah
d. bunga berwarna gelap
5. Tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari secara langsung akan mudah
layu karena...
a. fotosintesis tidak sempurna
b. berada di tempat gelap
c. kekurangan oksigen
d. kekurangan bahan makanan
6. Kain basah yang dijemur ditempat teduh akan lama keringnya karena...
a. terlalu banyak air yang meresap
84
b. kurangnya penguapan
c. tidak membutuhkan sinar matahari
d. air tidak dapat meresap
7. Selain membantu proses fotosintesis, kegunaan energi matahari bagi
tumbuhan adalah...
a. membuat tanaman menjadi lebih indah
b. membantu proses perkembangbiakan tanaman
c. sebagai nutrisi pada tanaman
d. menyuburkan tanah
8. Banyak rumah menangkap sel surya dari sinar matahari menggunakan
panel surya bertujuan untuk...
a. menghasilkan energi listrik
b. memaskan air dirumah
c. mengeringkan pakaian
d. memberikan cahaya di dalam rumah
9. Kertas basah mudah kering bila di jemur di terik matahari. Hal ini
menunjukkan bahwa matahari...
a. membantu penerangan
b. mengeringkan benda-benda basah
c. mengeringkan tanah
d. membantu proses fotosintesis
10. Tumbuhan harus berada suhu yang stabil agar tidak cepat mati, maka
kegunaan matahari dalam proses ini adalah...
a. mengatur pernapasan tumbuhan
b. membantu proses fotosintesis
c. mengatur cadangan makanan pada tumbuhan
d. mengatur temperatur tumbuhan
11. Alat untuk mengubah energi matahari menjadi listrik disebut...
a. sel surya
b. generator
c. turbin
d. kincir angin
12. salah satu keunggulan energi matahari bagi kehidupan adalah...
a. membutuhkan biaya yang mahal
b. perlu teknologi tinggi
c. jumlahnya tidak terbatas
d. bergantung musim
13. mobil bertenaga surya memanfaatkan energi matahari sebagai...
a. bahan bakar kendaraan
b. pelindung cat pada mobil
c. pemercepat laju kendaraan
d. pamanas mobil
85
14. ketika menjemur pakaian disiang hari, pakain yang basah menjadi kering
karena...
a. air terkena angin
b. air mengalami penguapan
c. air yang diserap sedikit
d. pakaian berbahan tipis
15. Pada saat musim hujan, energi alternatif yang kurang digunakan adalah
a. angin
b. air
c. panas
d. matahari
16. Selain PLTS, kita dapat memanfaatkan energi matahari sebagai ...
a. aerogenerator
b. energi hidroelektrik
c. energi geotermal
d. pemanas air di rumah
17. Berikut adalah dampak negatif dari energi matahari bagi kehidupan...
a. kekeringan
b. abrasi
c. musim tidak menentu
d. kelaparan
18. Biji bungan matahari yang jatuh ditanah kering akan tumbuh dengan
susbur. Hal ini membuktikan bahwa matahari dapat...
a. membantu pertumbuhan biji
b. mempercepat tumbuhnya batang
c. mengeringkan tanah
d. membantu fotosintesis
19. Salah satu kerugian energi matahari bagi tumbuhan adalah, kecuali...
a. menyebabkan bunga layu
b. terkadang menimbulkan kekeringan
c. bergantung pada musim
d. mempercepat laju pertumbuhan
20. Bencana kekeringan kerap menjadi kerugian matahari dari kekeringan.
Hal ini disebabkan oleh...
a. cuaca yang tidak menentu
b. jumlahnya tidak terbatas
c. penggunaan matahari terlalu berlebihan
d. suhu yang sangat panas
86
KUNCI JAWABAN
1. A 11. A
2. A 12. C
3. B 13. A
4. D 14. B
5. A 15. D
6. B 16. D
7. C 17. A
8. A 18. C
9. B 19. D
10. D 20. A
87
Lampiran 7. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dengan PLAS.
Hari/Tanggal :
Pertemuan :
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pengamatan.
No Fokus pengamatan Hasil Pengamatan
Ya Tidak
3. Guru mneyampaikan apersepsi sebelum memulai
materi.
4. Guru melakukan persiapan pelaksanaan
pendekatan lingkungan alam sekitar
5. Guru mengajar sesuai dengan RPP yang telah
dibuat
6. Guru memeragakan secara langsung materi
pembelajaran.
7. Guru memberikan kesempatan agar anak aktif
mengamati, bermain, dan mengerjakan tugas.
8. Guru memanfaatkan sumber-sumber belajar yang
berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar
untuk pembelajaran
9. Guru memberikan refleksi dari pembelajaran yang
telah dilakukan
10. Guru memberikan kesimpulan dan memberikan
tindak lanjut.
Catatan : ……………………………………………………………………..
…………………………………………………….........................
Klaten,
Observer
(…………………………….)
88
Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dengan PLAS.
Hari/Tanggal :
Pertemuan :
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pengamatan.
No Fokus pengamatan Hasil Pengamatan
Ya Tidak
1. Siswa melakukan persiapan untuk belajar menggunakan
pendekatan lingkungaan alam sekitar
2. Siswa melakukan kegiatan yang sudah direncanakan
sebelum pelaksanaan pembelajaran
3. Siswa mencari informasi secara langsung dari berbagai
narasumber
4. Siswa mengamati objek secara langsung
5. Siswa melakukan tanya jawab terhadap guru ataupun
masyarakat sekitar.
6. Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting
7. Siswa merasa senang mengkuti pembelajarn dengan
pendekatan lingkungan alam sekitar.
8. Siswa mentaati aturan-aturan yang sudah disepakati.
9. Siswa mengerjakan soal evaluasi
Catatan : ……………………………………………………………………..
…………………………………………………….........................
Klaten,
Observer
(…………………………….)
89
Lampiran 9. RPP Kelompok Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SD N 1 Kemudo
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : IV/2
Materi Pokok : Energi Alternatif
waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
8.2 menjelaskan berbagai energi alternatf dan cara penggunaanya
C. Indikator
1. Menjelaskan kegunaan energi matahari bagi kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Setelah melakukan tanya jawab dengan guru, siswa dapat , menyebutkan
macam-macam energi alternatif dalam kehiidupan sehari-hari.
2. Setelah memperhatikan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan
pentingnya energi alternatif bagi kehidupn sehari-hari.
3. Setelah melakukan pengamatan di lingkungan sekitar, siswa dapat
memberikan contoh mengenai kegunaan energi alternatif ( matahari, air,
dan angin) bagi kehidupan sehari-hari.
4. Setelah mmencatat hal-hal penting pada saat pengamatan, siswa dapat
menuliskan kegunan energi alternatif ( matahari, air, dan angin ) bagi
kehidupan sehari-hari dalam bentuk cerita.
90
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa
hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung
jawab ( responsibility ) Dan Ketelitian ( carefulness)
E. Materi Essensial
Energi Alternatif :
1. Matahari
F. Media Belajar
1. Buku LKS Jamrud Ilmu Pengetahuan Alam kelas 4.2017. Penerbit :
Putra Nugraha
2. Lingkungan alam sekitar
G. Langkah Kegiatan Pembelajaran Siswa
Kegiatan Langkah Kegiatan Alokasi
waktu
Kegiatan Awal 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap
salam dan menanyakan kabar siswa.
2. Guru bersama siswa berdoa sebelum
mengawali pelajaran.
3. Guru melakukan presensi pada siswa
4. Guru melakukan apersepsi dengan
menanyakan kepada siswa kegiatan dirumah
yang membutuhkan energi alternatif.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
pada hari ini.
(10
menit)
Kegiatan inti 1. Guru membagi siswa bejadi 4 kelompok
yang terdiri dari 3 orang.
2. Guru membagikan LKS 1 pada setiap
kelompok.
3. Siswa mendengarkan arahan guru mengenai
petunjuk LKS 1 yang telah diberikan.
(55
menit)
91
4. Siswa bersama guru keluar kelas untuk
mengarjakan LKS 1 yakni melakukan
pengamatan tumbuhan yang terkena sinar
matahari secara langsung dan tumbuhan
yang tidak terkena sinar matahari secara
langsung.
5. Siswa bersama kelompok mencatat hasil
pengamatannya kedalam tabel yang sudah
disediakan.
6. Siswa bersama kelompok berdiskusi
mengenai hasil pengamatan yang dilakukan
terkait dengan kegunaan energi matahari.
7. Guru membagikan LKS 2 kepada setiap
siswa mengenai pengamatan kertas yang
dikeringkan di bawah terik matahari dan
ditempat teduh.
8. Siswa mengerjakan LKS 2 sesuai dengan
alokasi waktu yang telah ditentukan.
9. Siswa mencatat hasil pengamatan yang telah
dilakukan kedalam tabel yang telah
disediakan.
10. Guru ,mengajak siswa untuk kembali
kedalam kelas secra teratur
11. Siswa menyampaikan beberapa hasil
pengamatannya di depan kelas mengenai
kegunaan energi matahari.
12. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab
menganai kegunaan energi matahari yang
lainnya.
92
13. Siswa mencatat hal-hal penting yang
disampaikan guru mengenai kugunaan
energi matahari.
14. Guru membagikan soal evaluasi untuk
siswa.
15. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah
dibagikan oleh guru dengan teliti.
Kegiatan akhir 1. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab
dan menyimpulkan kegiatan pada hari ini.
2. Guru bersama siswa berdoa mengakhiri
pelajaran.
3. Siswa diperbolehkan pulang kerumah
msing-masing.
(5
menit)
H. Penilaian
a. Teknik Penilaian : Tes tertulis
b. Bentuk instrumen penilaian : lebar soal essai ( terlampir )
Klaten, 4 April 2017
Pengajar
93
Materi
Manfaat Sumber Energi Cahaya Matahari Bagi Kehidupan
Energi cahaya merupakan energi yang dihasilkan atau dipancarkan dari
sumber cahaya. Seperti kita ketahui, matahari merupakan sumber dari energi
penerangan yang paling besar di dunia.
Adapun contoh dari energi ini adalah matahari, api, bintang, lampu listrik,
lilin, lampu senter, kilat dan lain sebagainya. Dengan adanya energi ini maka ketika
kita berada di tempat yang gelap akan terlihat terang. Terkadang energi ini juga
disebut sebagai energi surya karena sebenarnya sumber dari penerangan berasal
dari tenaga surya atau matahari.
Matahari memancarkan sebagian besar radiasi yang dinamakan
elektromagnetik. Sementara manusia sendiri hanya bisa melihat sebagian kecilnya
saja dari energi yang satu ini, yakni dikenal dengan nama “cahaya tampak”. Energi
cahaya sendiri bisa didefinisikan sebagai energi yang berbentuk sebuah gelombang
elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang sebesar 380 hingga 750 nano
meter berdasarkan kasat mata.
Cahaya sendiri merupakan paket partikel dengan nama foton. Studi tentang
cahaya ini diawali berdasarkan munculnya zaman optika klasik untuk mempelajari
tentang besaran optik, misalnya seperti fase cahaya, polarisasi, panjang gelombang,
frekuensi dan intensitas.Matahari sebagai sumber energi cahaya terbesar, memiliki
peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia, antara lain:
94
1. Membantu proses fotosintesis
Cahaya matahari merupakan sumber utama kehidupan makhluk hidup,
salah satunya adalah kehidupan bagi tanaman atau tumbuhan untuk membantu
proses fotosintesis. Tanpa adanya matahari sendiri, maka tanaman atau tumbuhan
di bumi akan mati. Sebagai timbal baliknya, ketika tidak ada tumbuhan di bumi ini
maka manusia akan musnah akibat tidak adanya suplai oksigen dari tumbuhan.
Bisa kita simpulkan, bahwa siklus kehidupan makhluk hidup termasuk manusia
sendiri begitu tergantung pada sinar matahari. Proses fotosintesis pada tumbuhan
sendiri akan menghasilkan oksigen, yang sangat penting bagi pernafasan manusia.
Dengan begitu, kehidupan manusia pun tergantung dari asupan oksigen yang
terhirup. Maka wajar, jika matahari ini memiliki peranan yang begitu penting sama
halnya dengan peranan air untuk kehidupan manusia.
2. Membantu penerangan
Tanpa adanya cahaya matahari, dunia akan gelap gulita. Sehingga kita tak
akan bisa melihat apapun yang ada di lingkungan sekitar kita. Dengan adanya
energi cahaya matahari ini, maka kita bisa melihat lingkungan sekitar. Maka dari
itu, cahaya sangat penting peranannya sebagai media penerangan. Selain cahaya
matahari, cahaya dari lampu juga berfungsi sebagai penerangan saat malam hari.
Cahaya dari lampu juga membantu Anda untuk dapat belajar di malam hari.
95
3. Menjemur pakaian
Dengan adanya cahaya matahari sendiri, maka pakaian yang dicuci bisa
langsung kering tanpa mesin pengering. Cahaya matahari sebagai media untuk
menjemur pakaian dengan mudah dan alami, dengan bantuannya inilah pakaian
akan mudah kering saat dijemur di bawah terik sinar matahari. Memakai bantuan
sinar matahari ini tentu tak perlu membayar mahal untuk membeli mesin cuci
sekaligus pengering pakaiannya, karena matahari ini bisa kita dapatkan secara
gratis.
4. Menghasilkan energi listrik
Sebagai sumber dari cahaya, matahari juga bisa menghasilkan energi listrik.
Energi listrik inilah yang nantinya dipergunakan untuk cahaya di malam hari. Selain
itu dengan energi listrik, kita bisa menggunakan elektronik dan alat-alat rumah
tangga dengan nyaman. Energi listrik yang berasal dari bantuan matahari atau sel
surya ini tentunya lebih ramah lingkungan. Tak hanya itu saja, matahari juga
termasuk energi terbarukan yang ketersediaannya tidak terbatas.
5. Membantu proses pertumbuhan kecambah
Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia, energi cahaya juga sangat bermanfaat
untuk tumbuhan. Jika kecambah kekurangan cahaya, maka tanaman tersebut akan
kering, kurus, daunnya berwarna kuning pucat dan juga tipis. Berbeda dengan
kecambah yang cukup cahaya matahari, maka tanaman tersebut akan memiliki daun
yang tebal, hijau dan tumbuh subur. Hal ini dikarenakan kecambah tersebut akan
96
lebih maksimal dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan dan zat
energi.
6. Sebagai sumber nutrisi terbaik
Manfaat energi cahaya berikutnya adalah sebagai sumber nutrisi terbaik. Pada
sebuah percobaan, tumbuhan yang disimpan di dalam ruang tertutup dengan
bantuan cahaya buatan, memiliki energi dan nutrisi yang buruk tidak sebaik nutrisi
dan energi yang dihasilkan oleh cahaya matahari langsung.
7. Membantu pertumbuhan bunga dan daun
Selanjutnya adalah energi cahaya dapat membantu pertumbuhan bunga dan juga
daun. Seperti yang Anda ketahui panjang gelombang energi matahari memiliki
warnamerah. Warna merah yang ada di gelombang matahari tersebut akan diserap
oleh tumbuhan yang pada akhirnya hal ini akan berdampak pada pertumbuhan
bunga. Sehingga tanaman yang sering terpapar sinar matahari akan cepat berbunga
dan tumbuh tinggi serta lebat.
8. Menjaga temperatur tumbuhan
Cahaya matahari juga dapat menjaga temperatur tumbuhan agar tetap seimbang dan
stabil. Jika temperatur tumbuhan rendah maka proses penguapan akan menjadi
lama, hal ini tentu saja dapat membuat tumbuhan mati lemas. Dan sebaliknya jika
suhu terlalu tinggi maka proses penguapan akan dipercepat. Hal ini akan
menyebabkan tumbuhan menjadi kering.
97
9. Mengeringkan tanah
Pada beberapa tumbuhan, cahaya matahari sangat bermanfaat dalam proses
perkembangbiakan. Cahaya matahari diperlukan dalam proses pengeringan tanah.
Sehingga biji bunga yang jatuh ke tanah yang kering akan tumbuh dengan subur.
Contohnya yaitu biji bunga matahari. Meskipun begitu, tak berarti biji bunga
matahari tidak bisa tumbuh di tanah yang lembab, tetapi ia akan cepat layu dan
akhirnya akan mati.
Itulah beberapa manfaat energi cahaya matahari bagi kehidupan manusia di dunia.
Semoga bermanfaat!
98
Lembar Kerja Siswa 1
Tujuan : untuk mengetahui pentingnya energi matahari bagi tumbuhan
Perintah !
1. Pergilah keluar kelas bersama dengan kelompokmu
2. Amatilah lingkungan sekitarmu
3. Carilah beberapa tumbuhan yang terkena matahari secara langsung dan
amati kondisi tumbuhan tersebut
4. Carilah beberapa tumbuhan yang tidak terkena matahari secara langsung
dan amati kondisi tumbuhan tersebut.
5. Catatlah setiap hasil pengamatanmu kedalam tabel pengamatan.
6. Tulislah kesimpulan dari hasil pengamatan kalian!
7. Waktu pengamatan 25 menit
Tabel Pengamatan
No Nama tumbuhsn
Aspek yang diamati
Kondisi bunga
(warna
cerah/gelap)
Kondisi daun
(warna dan
bentuk)
Kondisi batang
( kokoh /tidak
kokoh)
Tumbuhan yang terkena sinar matahari secara langsung
1
2
3
Tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari secara langsung
1
2
3
Kesimpulan :
99
Lembar Kerja Siswa 2
Perintah!
1. Ambillah 2 buah kertas yang sudah tidak terpakai
2. Basahilah kedua kertas tersebut dengan menggunkan air
3. Jemurlah kertas 1 dibawah terik matahari secara langsung
4. Jemurlah kertas 2 di tempat yang teduh
5. Amati kondisi kedua kertas tersebut setelah, 10 menit, 20 menit, dan 30
menit.
6. Catatlah hasil pengamtanmu kedalam tabel pengamatan.
7. Tulislah kesimpulan dari hasil pengamatanmu!
8. Waktu pengamatan 30 menit
No Waktu
10 menit 20 menit 30
1 Kertas dijemur di
bawah terik
matahari
2 Kertas dijemur di
tempat teduh
Kesimpulan :
100
Soal Evaluasi
Nama :
No :
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Jelaskan pengertian energi alternatif!
2. Jelaskan kegunaan energi matahari bagi tumbuhan!
3. Apakah yang terjasi jika tumbuhan kekurangan sinar matahari?
4. Jelaskan proses matahari dalam mengeringkan benda benda basah!
5. Sebutkan 4 contoh kegunaan energi matahari bagi kehidupan sehari-hari!
101
Lampiran 10. RPP Kelompok Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SD N 1 Brajan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : IV/2
Materi Pokok : Energi Alternatif
Waktu : 4 x 35 menit ( 2 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
8.2 menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaanya
C. Tujuan Pembelajaran :
5. Siswa mampu menceritakan kegunaan panas dan cahaya matahari dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Siswa dapat menyebutkan manfaat energi matahari, angin, air, panas
bumi, dan memberikan contohnya.
7. Siswa dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian sumber energi dari
bahan fosil.
8. Siswa daat menyebutkan keuntungan dan kerugian sumber energi
alternatif.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa
hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung
jawab ( responsibility ) Dan Ketelitian ( carefulness)
D. Materi Essensial
Energi dan penggunaanya.
2. Energi alternatif
102
E. Media Belajar
3. Buku LKS Jamrud Ilmu Pengetahuan Alam kelas 4.2017. Penerbit :
Putra Nugraha
4. Lingkungan alam sekitar
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran Siswa
Kegiatan Langkah Kegiatan Alokasi
waktu
Pertemuan ke 1
6. Pendahuluan
Apersepsi dan motivasi:
a. Menyampaikan indikator dan kompetensi yang
diharapkan.
b. Memahami peta konsep tentang energi alternatif.
(5 menit)
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
1) Mencari iinformasi dari buku, koran mengenai
sumber energi alternatif.
2) Melibatkan peserta didik secara aktif adalam setiap
kegiatan pembelajaran, dan
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, dan lapangan.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
2) Menfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-ain untuk memunculkan gagasn baru
baik secara lisan maupun tertulis.
(55
menit)
103
3) Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut.
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif.
5) Memfasilitas peserta didik untuk berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
6) Memfasilitasi peserta didik untuk membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual ataupun kelompok.
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil
kerja individual maupun kelompok.
8) Menyebutkan cara memanfaatkan energi matahari.
9) Menyebutkan cara memanfaatkan energi angin.
10) Menyebutkan cara memanfaatkan energi air.
11) Menyebutkan cara memanfaatkan energi panas bumi.
12) Menberikan soal evaluasi kepada siswa.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru :
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa.
2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahpemahaman. Memberikan penguatan dan
pemyimpulan.
3. Penutup
d. Menyebutkan bahwa matahari, air, angin dan panas bumi
nerupaka sumber energi alternatif.
(10
menit)
Pertemuan ke 2
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
(5 Menit)
104
1) Menyampaikan indikator dan kompetensi yang
diaharapkan
2) Mengulang materi pertemuan sebelumnya.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam eksplorasi, guru :
1) Menyebutkan keuntungan sumber energi bahan fosil.
2) Menyebutkan kerugian sumber energi bahan fosil.
3) Menyebutkan keuntungan sumber energi alternatif.
4) Menyebutkan kerugian sumber energi alternatif.
5) Melibatkan peserta didik secara aktif adalam setiap
kegiatan pembelajaran, dan
6) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, dan lapangan.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
2) Menfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-ain untuk memunculkan gagasn baru
baik secara lisan maupun tertulis.
3) Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut.
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif.
5) Memfasilitas peserta didik untuk berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
(55
menit)
105
6) Memfasilitasi peserta didik untuk membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual ataupun kelompok.
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil
kerja individual maupun kelompok.
8) Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik.
c. Konfirmasi
1) Guru bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum
diketahui siswa .
2) Guru bersama siswa bertanya jawab tentean
meluruskan kesalahan pemahaman, pemberian
penguatan, dan penyimpulan.
3. Penutup
a. Menarik kesimpulan bahwa keuntungan yang diperoleh dari
penggunaan energi alternatif jauh lebh besar dibandingkan
dengan kesulitan dan pemanfaatannya.
(10
menit)
G. Penilaian
Nilai Budaya dan
Karakter Bangsa
Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen
Soal
a. Kerja keras :
perlaku yang
menunjukkan
upaya sungguh-
sungguh dalam
mengatasi
berbagai
hambatan
belajar dan
tugas, serta
menyelesaikan
a. Mencari
informasi
berbagai
sumber energi
alternatif.
b. Memberi
contoh benda-
benda yang
menggunakan
energi
alternatif.
Tugas
individu
dan
kelompok
Uraian
obyektif
a. Jelaskan lah
berbagai
sumber
energi
alternatif.
b. Sebutkanlah
contoh
benda-benda
yang
menggunaka
n sumber
106
tugas sebaik-
baiknya.
b. Kreatif :
berpikir dan
melakukan
sesutau untuk
menghasilkan
cara atau hasil
baru dari
sesuatu yang
lebih di miliki.
c. Mandiri : sikap
dan perilaku
yang tidak
mudah
tergantung pada
orang lalin
dalam
menyelesaikan
tugas-tugas.
d. Rasa ingin tahu
: sikap dan
tindakan ynag
selalu berupaya
untuk
mengetahui
lebih .
energi
alternatif.
Klaten, 10 April 2017
Pengajar
107
Lampiran 11. Hasil Rata-Rata Pre-test Dan Post-test
A. Rata-rata Pre-test Kelompok Eksperimen
B. Rata-rata Pre-test Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
N
Minimu
m
Maximu
m Mean
Std.
Deviation
NILAI 14 45,00 80,00 56,4286 9,69309
Valid N
(listwise) 14
C. Rata-rata Post-test Kelompok Eksperimen
Descriptive Statistics
N
Minimu
m
Maximu
m Mean
Std.
Deviation
NILAI 12 60,00 90,00 77,0833 9,15978
Valid N
(listwise) 12
D. Rata-rata Post-test Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
N
Minimu
m
Maximu
m Mean
Std.
Deviation
NILAI 12 45,00 80,00 58,7500 10,89725
Valid N
(listwise) 12
Descriptive Statistics
N
Minimu
m
Maximu
m Mean
Std.
Deviation
NILAI 14 50,00 95,00 66,0714 12,58488
Valid N
(listwise) 14
108
Lampiran 12. Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Dan Kelompok
Kontrol
A. Hasil Uji Normalitas Pre-test.
Case Processing Summary
kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
nilai kelompok
A 12 100,0% 0 0,0% 12 100,0%
kelompok
B 14 100,0% 0 0,0% 14 100,0%
Descriptives
kelompok Statistic
Std.
Error
nilai kelompok
A
Mean 58,7500 3,14576
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 51,8262
Upper
Bound 65,6738
5% Trimmed Mean 58,3333
Median 55,0000
Variance 118,750
Std. Deviation 10,89725
Minimum 45,00
Maximum 80,00
Range 35,00
Interquartile Range 13,75
Skewness ,699 ,637
Kurtosis -,068 1,232
kelompok
B
Mean 56,4286 2,59059
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 50,8319
Upper
Bound 62,0252
109
5% Trimmed Mean 55,7540
Median 55,0000
Variance 93,956
Std. Deviation 9,69309
Minimum 45,00
Maximum 80,00
Range 35,00
Interquartile Range 12,50
Skewness ,934 ,597
Kurtosis 1,352 1,154
Tests of Normality
kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nilai kelompok
A ,218 12 ,120 ,922 12 ,304
kelompok
B ,142 14 ,200* ,910 14 ,157
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
110
111
112
113
B. Hasil Uji Normalitas Post-test.
Case Processing Summary
KELOMPO
K
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
NILA
I
KELOMPOK
A 12 100,0% 0 0,0% 12 100,0%
KELOMPOK
B 14 100,0% 0 0,0% 14 100,0%
Descriptives
KELOMPOK Statistic
Std.
Error
NILA
I
KELOMPOK
A
Mean 77,0833 2,64420
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 71,2635
Upper
Bound 82,9032
5% Trimmed Mean 77,3148
Median 75,0000
Variance 83,902
Std. Deviation 9,15978
Minimum 60,00
Maximum 90,00
Range 30,00
Interquartile Range 15,00
Skewness -,107 ,637
Kurtosis -,533 1,232
KELOMPOK
B
Mean 66,0714 3,36345
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 58,8051
Upper
Bound 73,3377
5% Trimmed Mean 65,3571
Median 65,0000
Variance 158,379
114
Std. Deviation 12,58488
Minimum 50,00
Maximum 95,00
Range 45,00
Interquartile Range 20,00
Skewness 1,069 ,597
Kurtosis ,823 1,154
Tests of Normality
KELOMPO
K
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
NILA
I
KELOMPOK
A ,173 12 ,200* ,939 12 ,485
KELOMPOK
B ,248 14 ,019 ,902 14 ,120
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
115
116
117
Lampiran 13. Hasil Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
A. Hasil Uji Homogenits Pre-test
Test of Homogeneity of Variances
nilai
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
,247 1 24 ,624
B. Hasil Uji Homogenitas Post-test
Test of Homogeneity of Variances
nilai
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1,685 1 24 ,007
ANOVA
nilai
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups 6,616 1 6,616 ,045 ,833
Within Groups 3494,345 24 145,598
Total 3500,962 25
ANOVA
nilai
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 34,821 1 34,821 ,331 ,571
Within Groups 2527,679 24 105,320
Total 2562,500 25
118
Lampiran 14. Hasil T-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
A. Hasil T-test Pre-test
Group Statistics
kelompok N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
nilai kelompok A 12 58,7500 10,89725 3,14576
kelompok B 14 56,4286 9,69309 2,59059
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
nilai Equal variances assumed ,247 ,624 ,575 24 ,571 2,32143 4,03727 -6,01108 10,65394
Equal variances not assumed ,570 22,300 ,575 2,32143 4,07517 -6,12335 10,76621
119
B. Hasil T-test Post-test
Group Statistics
KELOMPOK N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
NILA
I
KELOMPOK
A 12 77,0833 9,15978 2,64420
KELOMPOK
B 14 66,0714 12,58488 3,36345
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
NILA
I
Equal variances
assumed ,547 ,467 2,511 24 ,019 11,01190 4,38499 1,96172 20,06209
Equal variances
not assumed 2,574 23,449 ,017 11,01190 4,27839 2,17076 19,85305
120
Lampiran 15. Data Hasil Pre-test Kelompok Kontrol
DATA HASIL POST-TEST KELOMPOK EKSPERIMEN
No Nama Butir Soal SKOR NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Wakhit 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90
2 Novita 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 13 70
3 Anisa 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 14 70
4 Risky 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 85
5 Sofi 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 12 60
6 AdIt 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 14 70
7 Elvita 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 75
8 Andin 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 15 75
9 Melani 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 16 80
10 Ananda 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90
11 Janu 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 85
12 Zahra 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 75
JUMLAH NILAI 925
RATA-RATA 77,08
NILAI TERTINGGI 90
NILAI TERENDAH 60
121
Lampiran 16. Data Hasil Post-est Kelompok Kontrol
DATA HASIL POST-TEST KELOMPOK KONTROL
No Nama Butir Soal SKOR NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Septi 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 12 60
2 Fito 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 13 65
3 Deni 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95
4 Ayudya 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 15 75
5 Tri 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 13 65
6 Amel 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 11 55
7 Revan 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 15 75
8 Rafi 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 11 55
9 Abian 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 10 50
10 Dede 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 13 65
11 Aqila 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 12 60
12 Yogi 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 85
13 Anggi 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 11 55
14 Kartika 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 13 65
JUMLAH NILAI 925
RATA-RATA 66,07
NILAI TERTINGGI 95
NILAI TERENDAH 50
122
Lampiran 17. Data Hasil Pre-test Kelompok Ekperimen
DATA HASIL PRE-TEST KELOMPOK EKSPERIMEN
No Nama Butir Soal SKOR NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Wakhit 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 11 55
2 Novita 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 11 65
3 Anisa 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 11 55
4 Risky 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 13 65
5 Sofi 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 11 55
6 AdIt 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 9 45
7 Elvita 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 10 45
8 Andin 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 10 50
9 Melani 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 11 55
10 Ananda 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 14 75
11 Janu 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 80
12 Zahra 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 12 60
JUMLAH NILAI 705
RATA-RATA 58,75
NILAI TERTINGGI 80
NILAI TERENDAH 45
123
Lampiran 18. Data Hasil Post-test Kelompok Ekperimen
DATA HASIL POST-TEST KELOMPOK EKSPERIMEN
No Nama Butir Soal SKOR NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Wakhit 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90
2 Novita 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 13 70
3 Anisa 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 14 70
4 Risky 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 85
5 Sofi 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 12 60
6 AdIt 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 14 70
7 Elvita 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 75
8 Andin 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 15 75
9 Melani 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 16 80
10 Ananda 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90
11 Janu 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 85
12 Zahra 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 75
JUMLAH NILAI 925
RATA-RATA 77,08
NILAI TERTINGGI 90
NILAI TERENDAH 60
124
Lampiran 19 . Dokumentasi Kelas Eksperimen
Pembelajaran kelas Eksperimen
Siswa mengerjakan pre-test dengan tenang.
Siswa mengerjakan pre-test dengan tenang.
125
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan liangkungan alam sekitar.
Guru membagikan lembar kegiatan siswa.
Siswa berani maju untuk menjawab pertanyaan.
126
Kegiatan pendekatan lingkungan alam sekitar
Perjalanan yang menyenangkan menuju Sungai Woro Purbo.
Siswa mengerjakan LKS.
127
Siswa antusias menjawab pertanyaan guru.
Guru membagikan lembar evaluasi untuk dikaerjakan siswa.
128
Lampiran 20. Dokumentasi Kelas Kontrol
Pre-test kelas kontrol
129
Seuanasana pembelajaran
Siswa mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis.
Guru menasihati siswa yang asik bermain sendiri.
130
Suasana pembelajaran
Siswa terlihat bosan dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Siswa asyik bermain sendiri.
131
Lampiran 21. Surat Keterangan Penelitian SD N 1 Brajan
132
Lampiran 22. Surat Keterangan Penelitian SD N 1 Kemudo