fakultas ekonomi universitas sebelas maret · pdf filepengaruh persepsi wajib pajak ... pajak...
TRANSCRIPT
PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK PRIBADI TERHADAP
PEMAHAMAN PENERAPAN SISTEM DROP BOX DALAM
PELAPORAN SPT TAHUN 2008
( Survey Wajib Pajak Pribadi di Jajaran Pemkot Surakarta )
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
IMANUEL SAKTIARI WIBOWO
NIM F 1307549
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Kemudahan demi kemudahan terus membanjiri wajib pajak.
Demi menjaring Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ) sebanyak-
banyaknya, Direktorat Jendral Pajak ( DJP ) terus memberikan berbagai
kemudahan kepada wajib pajaknya dalam menunaikan kewajiban
perpajakannya. Memang definisi pajak yang tidak memberikan imbalan
langsung kepada para pembayar pajaknya telah basi. Wajib pajak sekarang
menuntut adanya imbalan langsung dari pajak yang dibayarnya, paling
tidak imbalan berupa kemudahan saat menunaikan kewajiban
perpajakannya. Hal itu segera ditangkap oleh DJP dan menggelontorkan
sejumlah kebijakan yang sangat memudahkan wajib pajak. Salah satu
kemudahan yang diberikan kepada wajib pajak saat ini adalah kemudahan
dalam menyampaikan SPT Tahunan. Jika dalam UU, SPT wajib
disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) tempat terdaftar baik
secara langsung ataupun dengan pos tercatat, saat ini DJP membuat
gebrakan baru dengan membuat drop box di setiap KPP ataupun di tempat-
tempat strategis lainnya. Sehingga wajib pajak tidak perlu bersusah payah
datang ke KPP tempat dia terdaftar ataupun mengeluarkan ongkos untuk
mengirim SPT-nya melalui pos tercatat. Cukup dengan datang ke pusat
perbelanjaan atau ke KPP terdekat (bukan KPP tempat terdaftar) dan SPT
2
tahunan dapat disampaikan/dilaporkan (images.taxlearning.multiply.com).
Ini diwujudkan dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-
24/PJ/2009 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor 19/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat
Pemberitahuan Tahunan disampaikan tentang Tempat Khusus Penerimaan
Surat Pemberitahuan Tahunan (Drop Box) adalah tempat lain yang dapat
digunakan untuk menerima SPT Tahunan.
Surat pemberitahuan sebagai sarana pelaporan bagi wajib pajak
sering dianggap sebagai hal kecil, mengingat sanksi atas keterlambatan
atau tidak melapor masih terlalu ringan. Pegawai negeri sebagai wajib
pajak orang pribadi mempunyai kewajiban untuk melaporkan SPT
Tahunannya sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Pegawai
negeri sebagai aparatur negara dan juga sebagai wajib pajak harus mampu
memberikan contoh yang baik dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya, dalam hal penyampaian SPT Tahunan PPh orang pribadi
baik sebagai usahawan ataupun non usahawan. Sistem pelaporan SPT
Tahunan memang saat ini adalah tolak ukur kepatuhan wajib pajak atas
pelunasan kewajiban pajaknya bagi pihak pemotong pajak (Fiscus), untuk
itu seiring perkembangan jaman yang menuntut efektifitas di semua
bidang maka untuk pelaporan SPT Tahunan sendiri sekarang ini
mengalami kemajuan atas pelaksanaannya, dimana menggunakan sistem
drop box dalam pengumpulannya dari wajib pajak sendiri.
3
KPP Solo yang termasuk dalam wilayah kerja Kantor Wilayah
Jawa Tengah II harus dapat memberikan pelayanan prima kepada wajib
pajak dengan transparan dan akuntabel agar kesadaran dan kepatuhan
masyarakat akan pentingnya pajak dapat meningkat. Kesadaran wajib
pajak dapat dilihat dari pelaporan SPT Tahunan yang meningkat tiap
tahunnya, dimana persepsi wajib pajak sangat berperan dalam pemahaman
pelaksanaan administrasi atas pemungutan maupun pelaporannya, apakah
penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT cukup dipahami oleh
Wajib Pajak dan nantinya berpengaruh dalam pelaksanaannya, sehingga
dapat menjadi pengukuran yang efektif bagi fiscus atas kepatuhan pajak
wajib pajak sendiri tentunya.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian Wiyanto (2007) yang
menguji pengaruh persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap sistem
monitoring pelaporan pembayaran pajak ( MP3 ) pada KPP Surabaya ” X
”. Dari proksi pengujian persepsi wajib pajak pribadi yang diuji dalam
penelitian ini, penulis mengacu penelitian Kartawan dan Kusmayadi
(2002), yaitu proksi dari persepsi adalah proses belajar, motivasi, dan
kepribadian. Dari pengujian terhadap variabelnya juga berbeda dari
penelitian sebelumnya, yaitu pemahaman penerapan sistem drop box
dalam pelaporan SPT Tahunan Tahun 2008, di dalam penelitian ini penulis
menguji variabel persepsi wajib pajak terhadap variabel pemahamannya
atas pelaksanaan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan di KPP
Solo, penulis mengkhususkan untuk membahas pelaksanaan kewajiban
4
perpajakan pegawai negeri sipil sebagai wajib pajak orang pribadi,
dikarenakan pegawai negeri sebagai aparatur negara, dan juga sebagai
wajib pajak harus mampu memberikan contoh yang baik dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya dalam hal penyampaian SPT
Tahunan dalam pemenuhan kewajiban penyampaian SPT Tahunan PPh
orang pribadi, yang akan dituangkan dalam penyusunan skripsi ini dengan
mengangkat judul “PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK
PRIBADI TERHADAP PEMAHAMAN PENERAPAN SISTEM
DROP BOX DALAM PELAPORAN SPT TAHUN 2008”
1.2 Rumusan Permasalahan
1. Apakah persepsi wajib pajak pribadi berpengaruh terhadap pemahaman
penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahun 2008 ?
2. Apakah penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahun 2008
sudah benar – benar memberikan kemudahan bagi wajib pajak pribadi
dalam pelaporan SPT Tahunan ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisa apakah persepsi wajib pajak pribadi berpengaruh
terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT
Tahun 2008.
2. Untuk memberi bukti empiris bahwa persepsi wajib pajak pribadi
berpengaruh terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam
5
pelaporan SPT Tahun 2008, dan untuk mengetahui apakah penerapan
sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan Periode Akhir Maret
2009 sudah benar – benar memberikan kemudahan bagi wajib pajak
pribadi dalam pelaporn SPT Tahunan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk banyak
kalangan, antara lain:
1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk penerapan ilmu yang
didapat selama mengikuti pendidikan di perkuliahan sehingga dapat
diaplikasikan dalam dunia nyata.
2. Bagi pembaca, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan
evaluasi dalam menyikapi atas program-program pemerintah yang
diperkenalkan pada rakyat apakah benar-benar tepat untuk
memberikan kemudahan bagi rakyat dan kemajuan bagi Negara
khususnya di bidang perpajakan
3. Bagi masyarakat, dan khususnya wajib pajak pribadi maupun badan,
penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui program baru pemerintah
Indonesia, khususnya Direktorat Jendral Pajak terutama mengenai
pelaporan SPT Tahunan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam penelitian ini penulis akan membahas atau menganalisis
pengaruh persepsi wajib pajak pribadi terhadap pemahaman penerapan
sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan periode akhir maret 2009.
Oleh karena itu, penulis akan menyampaikan landasan teori yang berkaitan
dengan hal tersebut
2.1 Pengertian Persepsi
“Perception is the process through which people select, receive,
organize, & interpret information from their environment” Situasi yang
sama bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang berlainan Setiap
individu memiliki pandangan yang berbeda tentang dunia nyata. Informasi
yang diperoleh dianalisa dan yang tidak berharga dibuang, sehingga dapat
dikatakan bahwa persepsi adalah akar dari perilaku organisasi, karena
berbagai situasi dapat dianalisa dalam terminology atau konotasi
berbeda.(dhimaskasep.files.wordpress.com/2008/03/02)
Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang
berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk
yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Persepsi meliputi juga
kognisi (pengetahuan), yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang
7
dari sudut pengalaman yang bersangkutan. Persepsi seseorang ditentukan
oleh dua faktor utama, yakni pengalaman masa lalu dan faktor pribadi, (
psikologi-unnes.blogspot.com/2008/08/pengertian-persepsi )
Dengan persepsi kita dapat berinteraksi dengan dunia sekeliling
kita, khususnya antar manusia. Dalam kehidupan sosial di kelas tidak lepas
dari interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa, antara mahasiswa
dengan dosen. Adanya interaksi antar komponen yang ada di dalam kelas
menjadikan masing-masing komponen (mahasiswa dan dosen) akan saling
memberikan tanggapan, penilaian dan persepsinya. Adanya persepsi ini
adalah penting agar dapat menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga dapat
meningkatkan kapasitas belajar di kelas. Persepsi adalah suatu proses yang
kompleks dimana kita menerima dan menyadap informasi dari lingkungan.
Persepsi juga merupakan proses psikologis sebagai hasil penginderaan
serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir.
Persepsi seseorang akan mempengaruhi proses belajar (minat) dan
mendorong mahasiswa untuk melaksanakan sesuatu (motivasi) belajar
persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu
keberhasilan. Persepsi seseorang dalam menangkap informasi dan
peristiwa-peristiwa dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1) orang yang
membentuk persepsi itu sendiri, khususnya kondisi intern (kebutuhan,
kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu dan
kepribadian), 2) stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa tertentu
(benda, orang, proses dan lain-lain), 3) stimulus dimana pembentukan
8
persepsi itu terjadi baik tempat, waktu, suasana (sedih, gembira dan lain-
lain), www.infoskripsi.com/Article/2008
Pada hakekatnya persepsi meliputi proses yang dilakukan
seseorang dalam memahami informasi proses pemahaman ini melalui
penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Dengan demikian persepsi
merupakan proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian,
pendapat, memahami, mengorganisir, menafsirkan yang memungkinkan
situasi, peristiwa yang dapat memberikan kesan perilaku yang positif atau
negatif.
Faktor pembentuk persepsi ada 2, yaitu faktor dari dalam diri dan
faktor lingkungan. Faktor dari dalam diri terdiri dari proses belajar,
motivasi, dan kepribadian (Kartawan dan Kusmayadi, 2002 ),
1. Proses belajar merupakan proses perolehan pengetahuan melalui
pengalaman
2. Motivasi merupakan fungsi dari berbagai macam variabel yang saling
mempengaruhi dan merupakan proses psikologis yang menunjukan
usaha-usaha tingkat tinggi untuk menjangkau tercapainya suatu tujuan.
Konsep motivasi dipergunakan untuk menunjukan arah perilaku serta
menjelaskan perbedaan dalam intensitas perilaku
3. Kepribadian seseorang merupakan pola total cara berpikir, perasaan dan
perilaku yang memberikan keabsahan mengenai perbedaan individu
dalam kaitannya dengan lingkungannya. Dengan demikian kepribadian
berkaitan dengan proses belajar dan motivasi
9
Untuk mengkaji persepsi wajib pajak pribadi terhadap
pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan,
penulis rasakan sangat penting karena surat pemberitahuan (SPT) sebagai
sarana pelaporan bagi wajib pajak sering dianggap sebagai hal kecil,
mengingat sanksi atas keterlambatan atau tidak melapor masih terlalu
ringan. Pegawai negeri sebagai wajib pajak orang pribadi mempunyai
kewajiban untuk melaporkan SPT Tahunannya sesuai dengan peraturan
perpajakan yang berlaku. Pegawai negeri sebagai aparatur negara dan juga
sebagai wajib pajak harus mampu memberikan contoh yang baik dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya dalam hal penyampaian SPT
Tahunan PPh orang pribadi.
2.2 Pengertian Pemeriksaan Pajak
Khusus tentang pemeriksaan pajak pengertiannya dijelaskan
dalam Undang - Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang No. 16 tahun 2000. Menurut Undang-Undang tersebut,
pemeriksaan pajak "adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,
mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam
rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan."
10
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 545/KMK.04/2000
tanggal 22 Desember 2000 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak, tujuan
Pemeriksaan Pajak adalah sebagai berikut :
1. Menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya, yaitu dalam hal :
a. Surat Pemberitahuan menunjukkan kelebihan pembayaran pajak
dan/atau rugi,
b. Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan tidak
pada waktu yang telah ditetapkan,
c. Surat Pemberitahuan memenuhi kriteria yang ditentukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak,
d. Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban tersebut pada
point b tidak dipenuhi.
2.3 Penyampaian dan pelaporan SPT Tahunan
Setelah berakhirnya tahun pajak, Wajib Pajak diwajibkan untuk
menyampaikan SPT Tahunan (SPT Tahunan PPh Badan – SPT 1771).
SPT Tahunan paling lambat disampaikan 3 (tiga) bulan setelah
berakhirnya tahun pajak atau tahun buku apabila Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim. Apabila
Wajib Pajak tidak atau terlambat menyampaikan SPT Tahunan tersebut
akan dikenakan sanksi berupa denda sebesar Rp 100.000,- dan dapat
diusulkan untuk dilakukan pemeriksaan pajak.
11
Fungsi SPT Tahunan bagi Wajib Pajak adalah sebagai sarana
untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan perhitungan jumlah
pajak yang sebenarnya terutang serta untuk melaporkan tentang :
1) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan
atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu)
tahun pajak atau bagian tahun pajak.
2) Penghasilan yang merupakan objek pajak atau bukan objek pajak.
3) Harta dan kewajiban.
2.4 Sistem drop box Dalam Pelaporan SPT Tahunan
Dikarenakan peningkatan jumlah wajib pajak terdaftar, sehingga
dapat dipastikan terjadi antrean pada saat pelaporan SPT tahunan, dan
dalam rangka meningkatkan pelayanan dan memberikan kemudahan bagi
wajib pajak, maka menurut Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor
SE-24/PJ/2009 Tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor 19/PJ/2009, Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat
Pemberitahuan Tahunan disampaikan tentang Tempat Khusus Penerimaan
Surat Pemberitahuan Tahunan (Drop Box) adalah tempat lain yang dapat
digunakan untuk menerima SPT Tahunan. Drop Box ditempatkan di KPP,
pusat perbelanjaan, pusat bisnis, atau tempat – tempat tertentu lainnya.
Petugas TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box menerima amplop
tertutup yang berisi SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dari Wajib Pajak,
termasuk dari Wajib Pajak yang tidak terdaftar di wilayah kerja KPP
12
dimana TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box tersebut berada, dan
langsung memberikan Tanda Terima SPT kepada Wajib Pajak tanpa
didahului penelitian atas kelengkapan SPT.
Ada perbedaaan mendasar dari tata cara lama dan tata cara baru
dari sistem pelaporan SPT tersebut, yaitu dimana SPT langsung dimasukan
ke dalam drop box dengan keadaan di dalam amplop tertutup yang
diberikan petugas tanpa melalui pemeriksaaan terlebih dahulu, untuk SPT
yang tidak lengkap akan diberikan surat permintaan untuk melengkapi
SPT paling lama 2 bulan setelah waktu memasukan SPT ke dalam drop
box, setelah petugas KPP menemukan ketidaklengkapan SPT dan telah
mengirimkan surat permintaan untuk melengkapi SPT, maka wajib pajak
paling lama 30 hari untuk melengkapi SPT. Jadi sistem ini selain bertujuan
untuk memudahkan wajib pajak dalam melaporkan SPT tahunannya,
dimana wajib pajak dapat melaporkan SPT tanpa perlu datang ke KPP
langsung, tetapi di lingkungan kerjanya atau tempat perbelanjaan tertentu,
dan tidak membutuhkan waktu lama untuk pemeriksaan kelengkapan SPT,
karena pemeriksaan dilakukan setelah SPT masuk drop box dan diperiksa
oleh petugas KPP.
Ada kemudahan lagi yang ditawarkan oleh DJP, yaitu apabila
wajib pajak berada diluar kota atau tempat dimana wajib pajak tidak
terdaftar sebagai wajib pajak KPP tersebut, tetapi tetap dapat melaporkan
melaui drop box yang telah disediakan.
13
2.5 Tinjauan Yuridis
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-24/PJ/2009
tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
19/PJ/2009, Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat
Pemberitahuan Tahunan dengan jelas menyampaikan hal-hal sebagai
berikut:
a Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dalam
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan,
perlu diatur tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan.
b Tempat khusus Penerimaan Surat Pemberitahuan Tahunan (drop box)
adalah tempat lain yang dapat digunakan untuk menerima SPT
Tahunan.
c Drop box ditempatkan di KPP, pusat perbelanjaan, pusat bisnis, atau
tempat-tempat tertentu lainnya, dan setiap wajib pajak dapat
menyampaikan SPT Tahunan di mana saja.
Jelas sekali tujuan dari Direktorat Jendral Pajak adalah untuk
meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak, dalam hal ini adalah
pelayanan kepada wajib pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan. Dengan diluncurkannya sistem penerimaan
Surat Pemberitahuan Tahunan (drop box) diharapkan wajib pajak merasa
dimudahkan dalam memenuhi kewajibannya.
14
Tindak lanjut dari Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak
Nomor SE-24/PJ/2009 Tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor 19/PJ/2009, Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan
Surat Pemberitahuan Tahunan adalah diadakannya penyuluhan dan
sosialisasi melalui Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan
Masyarakat kepada wajib pajak, dalam hal ini adalah bendahara
pengeluaran.dari seluruh dinas dan kantor di bawah pemkot Surakarta.
2.6 Kerangka Teoritis
Penulis melakukan penelitian hipotesa dikarenakan untuk menguji
hipotesa yang telah penulis susun (Indriantoro dan Supomo, 2002). Jenis
penelitian ini menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan atau
pengaruh antar variabel. Dalam penelitian ini meneliti hubungan atau
pengaruh persepsi wajib pajak pribadi yang diproksikan oleh proses
pembelajaran, motivasi, dan kepribadian wajib pajak pribadi sebagai
variable independen terhadap pemahaman penerapan sistem drop box
dalam pelaporan SPT Tahunan dalam penelitian ini dikhususkan terhadap
pelaporan SPT pada periode yang berakhir maret 2009 sebagai variabel
dependen.
Pada penelitian yang dilakukan Kartawan dan Kusmayadi (2002),
ditemukan bahwa persepsi yang diproksikan dalam tiga faktor pembentuk
persepsi dari dalam diri, pertama meliputi proses belajar yang merupakan
proses perolehan pengetahuan melalui pengalaman, kedua yaitu motivasi
15
yang merupakan proses psikologis yang menunjukan usaha-usaha tingkat
tinggi untuk menjangkau tercapainya suatu tujuan, dan yang ketiga adalah
kepribadian seseorang yang merupakan pola total cara berpikir, perasaan
dan perilaku yang memberikan keabsahan mengenai perbedaan individu
dalam kaitannya dengan lingkungannya ketiganya secara serentak
mempengaruhi terhadap UU pajak penghasilan baik wajib pajak badan
BUMS maupun BUMD di Tasikmalaya. Di dalam penelitian Kerangka
teoritis berpikir yang dapat menjadi dasar bagi pengambilan hipotesa oleh
penulis adalah sebagai berikut :
VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN
Gambar 1. Model Penelitian
Proses Pembelajaran
Motivasi
kepribadian
Pemahaman Penerapan Sistem drop box Dalam Pelaporan SPT
Tahunan
16
2.7 Perumusan Hipotesis
Penelitian Internasional di bidang pajak yang dilakukan oleh
Mohd Rizal Palil (2004) tentang Perkembangan dalam dunia teknologi
akhir-akhir ini telah membawa banyak arus perubahan terutamanya dalam
aktivitas belanja. Konsumen dapat membeli barang dengan mudah melalui
internet. Dalam waktu beberapa menit, barang sampai di tangan
konsumen. Skenario demikian dikenal sebagai perdagangan elektronis.
Kemunculan perdagangan elektronis mengubah prilaku belanja konsumen
serta sistem perpajakan di Malaysia. Tujuan penelitian Mohd Rizal Palil
adalah untuk mengetahui efek perdagangan elektronis terhadap sistem
perpajakan di Malaysia dengan penekanan pada pengenaan pajak dan hak
pemajakan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 82 sample praktisi
perpajakan dan 22 akademisi. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa
praktek pengenaan pajak dalam perdagangan elektronis belum sesuai
dengan aturan yang berlaku, sehingga tidak dapat memaksimalkan
penerimaan pajak dari perdagangan elektronis. Sampai pada nantinya
disahkannya Undang-undang perpajakan yang mengatur pada pengenaan
pajak atas perdagangan lewat internet, masyarakat pelaku perdagangan
lewat internet ini masih belum dimudahkan dalam pengenaan pajaknya
karena di Malaysia masih menganut sistem pemungutan pajak yang tidak
dapat mengenakan pajak atas beberapa transaksi lewat internet, sehingga
secara tidak langsung akan menghambat perdagangan lewat internet.
17
Dengan membandingkan pada penelitian sebelumnya, dimana
kemudahan wajib pajak sangat penting dalam suatu negara atas pengenaan
pajak dan hak pemajakan. Pada penelitian ini penulis meneliti apakah
sistem yang baru diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia melalui Dirjen
Pajak dalam hal pelaporan SPT Tahunan melalui drop box, akan benar-
benar memberi kemudahan bagi wajib pajak dalam pelaksanaanya,
sehingga tentunya wajib pajak akan mendapat pelayanan dalam memenuhi
kewajiban pajaknya. Dikarenakan drop box adalah sistem pelaporan SPT
tahunan yang terbaru, maka kemudahan yang dirasakan bagi wajib pajak
masih belum dapat dipastikan. Untuk itu penelitian ini menitikberatkan
pada pemahaman penerapan sistem terbaru ini, mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi pemahaman penerapan sistem drop box dalam
pelaporan SPT Tahunan, maka hipotesis yang diajukan penulis dalam
penelitian ini adalah :
1. Proses Pembelajaran
Dalam penelitian ini penulis menguji proses pembelajaran dari tiap
personil pegawai negeri sipil di jajaran pemkot Surakarta sebagai wajib
pajak pribadi, terhadap pemahamannya atas penerapan sistem drop box
dalam pelaporan SPT Tahunan yang nantinya dapat diuji dari hasil
kuesioner yang akan dibagikan. Menurut Mohd Rizal Palil (2004)
bahwa sebuah sistem pengenaan pajak yang dilaksanakan di Malaysia
atas perdagangan lewat internet belum memudahkan masyarakat
sebelum ada Undang-undang yang jelas yang mengaturnya, dalam hal
18
ini sangat menarik perhatian bagi peneliti untuk meneliti apakah
pelaksanaan sebuah sistem baru, yaitu sistem drop box dalam pelaporan
SPT tahunan akan benar-benar memberi kemudahan bagi wajib pajak
dalam pelaksanaanya sehingga tentunya wajib pajak merasa tidak
dipersulit dalam memenuhi kewajiban pajaknya, penelitian ini
mengujikan persepsi wajip pajak pribadi terhadap pemahaman atas
pelaksanaan sebuah sistem baru yaitu sistem drop box, jelas sekali
bahwa pemahaman atas sebuah sistem baru adalah awal dari sebuah
pelaksanaan dari sebuah sistem tersebut. Kartawan dan Kusmayadi
(2002) menemukan bahwa proses belajar dimana merupakan
merupakan proses perolehan pengetahuan melalui pengalaman
mempunyai pengaruh secara positif terhadap terhadap persepsi baik
wajib pajak badan BUMS maupun BUMD mengenai UU pajak
penghasilan dan berpengaruh terhadap pelaksanaan sistem self ssesment
di Tasikmalaya. Dari penelitian sebelumnya tersebut, maka hipotesis
yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari proses pembelajaran terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan.
2. Motivasi
Melalui penelitian Kartawan dan Kusmayadi (2002) yang meneliti
tentang motivasi sebagai salah satu variabel yang mempunyai pengaruh
secara positif terhadap terhadap persepsi baik wajib pajak badan BUMS
maupun BUMD mengenai UU pajak penghasilan dan berpengaruh
19
terhadap pelaksanaan sistem self ssesment di Tasikmalaya, sedangkan
penelitian dari Srinatin (2007) dengan menggunakan Uji t menemukan
bahwa motivasi mempengaruhi dalam penerapan sistem self
assessment, untuk itu penulis menggunakan motivasi dari tiap personil
pegawai negeri sipil di jajaran pemkot Surakarta sebagai wajib pajak
pribadi terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam
pelaporan SPT Tahunan yang nantinya dapat diuji dari hasil kuesioner
yang akan dibagikan. Dari pernyataan di atas dimunculkan hipotesis
berikut :
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari motivasi terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan
3. Kepribadian
Penulis menggunakan kepribadian dari tiap personil pegawai negeri
sipil di jajaran pemkot Surakarta sebagai wajib pajak pribadi terhadap
pemahamannya atas penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT
Tahunan, yang nantinya dapat diuji dari hasil kuesioner yang akan
dibagikan. Ini didasarkan dari penelitian Kartawan dan Kusmayadi
(2002) yang meneliti tentang kepribadian sebagai salah satu variabel
yang mempunyai pengaruh secara positif terhadap terhadap persepsi,
baik wajib pajak badan BUMS maupun BUMD mengenai UU pajak
penghasilan, dan berpengaruh terhadap pelaksanaan sistem self
ssesment di Tasikmalaya, sedangkan dari penelitian Andriani (2004)
diperoleh hasil yang jauh berbeda, dimana kepribadian tidak
20
berpengaruh secara signifikan atau negatif terhadap pemahaman sistem
self assessment dan kepada kepatuhan pemenuhan kewajian perpajakan.
Dari hasil penelitian sebelumnya yang masing – masing diperoleh hasil
yang berbeda, maka hipotesis yang ketiga dapat dirumuskan :
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari kepribadian terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan.
4. Proses belajar, motivasi, dan kepribadian berpengaruh secara serentak
atau bersama-sama terhadap persepsi wajip pajak pribadi pada
pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan,
maka hipotesis yang keempat dapat disusun seperti :
H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari pembelajaran, motivasi, dan kepribadian terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian hipotesa karena bertujuan
untuk menguji hipotesa yang telah penulis susun. Jenis penelitian ini
menjelaskan hubungan atau pengaruh antar variabel. Di dalam penelitian
ini penulis meneliti hubungan atau pengaruh persepsi wajib pajak pribadi
terhadap pemahaman penerapan pelaksanaan sistem drop box dalam
pelaporan SPT Tahunan yang berakhir pada Maret 2009.
3.2 Desain Penelitian
1. Unit Analisis
Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan
selama tahap analisis data (Sekaran, 2003). Unit analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah unit analisis individu, dimana
peneliti menggunakan PNS golongan tiga atau yang bertugas sebagai
bendahara pengeluaran di Jajaran Pemkot Surakarta sebagai unit
analisis individu.
2. Horizon Waktu
Penelitian ini termasuk ke dalam golongan studi cross sectional,
dimana sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali
22
dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan,
dalam rangka menjawab pertanyaan rumusan masalah dalam sebuah
penelitian (Sekaran, 2003). Data dalam penelitian ini dikumpulkan
selama satu bulan dengan objek penelitian wajib pajak pribadi di
Jajaran Pemkot Surakarta.
3. Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional
a Tekhnik Pengukuran Variabel
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data primer
adalah kuesioner. Skala yang digunakan adalah skala likert, skala ini
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau kelompok. Skala ini berinteraksi 1 sampai dengan 4 dengan
penjabaran sebagai berikut:
1. STP = Sangat Tidak Paham
2. TP = Tidak Paham
3. P = Paham
4. SP = Sangat Paham
Pemberian skor untuk masing-masing jawaban dalam kuesioner
adalah sebagai berikut:
1. Pilihan pertama memiliki nilai skor 1 ( satu )
2. Pilihan kedua memiliki nilai skor 2 ( dua )
3. Pilihan ketiga memiliki nilai skor 3 ( tiga )
4. Pilihan keempat memiliki nilai skor 4 ( empat )
23
b Definisi Operasional
Dalam peneltian ini variabel yang penulis gunakan memiliki
hubungan kausal / sebab akibat, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Variabel bebas ( independent variable )
Adalah variabel yang mempengaruhi (secara positif atau negatif)
variabel terikat. Yang termasuk variabel bebas dalam penelitian
ini adalah persepsi wajib pajak pribadi, dalam peneltian ini
adalah pegawai negeri di jajaran pemkot Surakarta yang
meliputi pegawai negeri di Balaikota Surakarta, pegawai
kelurahan di Surakarta dan pegawai di Kecamatan di Surakarta.
Sebagai proksi dari persepsi wajib pajak pribadi adalah :
a) Proses pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses perolehan
pengetahuan melalui pengalaman. Belajar dalam konteks ini
dimaksudkan sebagai proses belajar formal yang biasa dilakukan
di sekolah atau pendidikan formal dan pendidikan non formal,
misalnya kursus yang berkaitan dengan peningkatan ketrampilan
pekerjaan. Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk di
dalamnya penguasaan teori-teori, dan ketrampilan untuk
memutuskan persoalan yang menyangkut tujuan suatu kegiatan.
Pengalaman adalah pelajaran yang berharga dalam pengambilan
keputusan, pengalaman memberikan petunjuk, dan memberikan
24
jawaban atas pertanyaan ”apa yang harus dilakukan dalam
situasi ini”. Dengan demikian seseorang yang berpendidikan
tetapi kurang berpengalaman akan sulit mengambil keputusan,
karena kurang mengetahui proses pengambilan keputusan yang
baik. Di dalam penelitian ini Penulis menggunakan proses
pembelajaran dari tiap personil pegawai negeri sipil di jajaran
pemkot Surakarta sebagai wajib pajak pribadi terhadap
pemahamannya atas penerapan sistem drop box dalam pelaporan
SPT Tahunan yang nantinya dapat diuji dari hasil kuesioner
yang akan dibagikan. Pengukuran variabel ini menggunakan
instrumen yang dikembangkan oleh Srinatin (2007) dengan
indikator dari variabel ini adalah:
1) Pendidikan formal terakhir wajib pajak
2) Kursus / pelatihan / penyuluhan di bidang perpajakan
yang pernah diikuti
3) Seminar / lokakarya / temu ilmiah di bidang perpajakan
yang pernah diikuti
4) Lamanya waktu wajib pajak memenuhi kewajiban
pajaknya
5) Teknis pelaporan SPT tahunan
25
b) Motivasi
Motivasi merupakan proses psikologis yang menunjukan
usaha-usaha tingkat tinggi untuk menjangkau tercapainya suatu
tujuan. Konsep motivasi dipergunakan untuk menunjukan arah
perilaku serta untuk menjelaskan perbedaan dalam intensitas
prilaku dimana prilaku yang bersemangat adalah hasil dari
tingkat motivasi yang lebih kuat. Motivasi dibentuk oleh
motivasi internal, dan eksternal. Banyak teori membicarakan
motivasi yang mencoba menjelaskan hubungan antara perilaku
dengan hasilnya. Umumnya teori-teori tersebut dikelompokan
jadi 2 (dua) kategori: (1) Teori kepuasan yang memusatkan
perhatian pada faktor-faktor di dalam diri orang-orang yang
menggerakan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan
prilaku. (2) Teori proses yang menguraikan, dan menganalisis
bagaimana prilaku itu digerakkan, diarahkan, dan dihentikan. Di
dalam penelitian ini penulis menggunakan motivasi dari tiap
personil pegawai negeri sipil di jajaran pemkot Surakarta
sebagai wajib pajak pribadi terhadap pemahamannya atas
penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan yang
nantinya dapat diuji dari hasil kuesioner yang dikembangkan
oleh Srinatin (2007). Indikator dari variabel ini adalah:
26
1) Kesadaran bahwa pembangunan negara merupakan
tanggung jawab setiap warga negara
2) Kesadaran bahwa pajak merupakan kewajiban setiap
wajib pajak terhadap negara guna menunjang
pembangunan negara
c) Kepribadian
Kepribadian seseorang yang merupakan pola total cara
berpikir, perasaan dan perilaku yang memberikan keabsahan
mengenai perbedaan individu dalam kaitannya dengan
lingkungannya. Dengan demikian kepribadian berkaitan atau
berintegrasi dengan proses pembelajaran dan motivasi.
Kepribadian merupakan sesuatu yang menggambarkan ciri khas
keunikan dari seseorang yang membedakan orang tersebut dari
orang lain. Terdapat dua pendapat yang bertentangan tentang
faktor pembentuk kepribadian : (1) Aliran yang percaya bahwa
kepribadian seseorang secara murni ditentukan oleh faktor
bawaan. Seorang ahli yang dikenal berpegang teguh pada
pendapat ini adalah Lanbroso, yang dikenal dengan “ a born
criminal ” menurutnya seseorang itu menjadi jahat karena ia
dilahirkan sebgai penjahat. (2) Yang menggunakan pengaruh
faktor lingkungan, tokohnya antara lain adalah John Locke
dengan teorinya yang menurut dia seorang bayi dilahirkan ibarat
selembar kertas putih, lingkunganlah yang dapat menentukan
27
apakah kertas putih itu akan jadi hitam, kuning, merah atau
apapun. Penulis menggunakan kepribadian dari tiap personil
pegawai negeri sipil di jajaran pemkot Surakarta sebagai wajib
pajak pribadi apakah berpengaruh terhadap pemahamannya atas
penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan yang
nantinya dapat diuji dari hasil kuesioner yang dikembangkan
oleh Srinatin (2007) yang akan dibagikan.. Indikator dari
variabel ini adalah:
1) Kesadaran pajak sebagai sumber penerimaan Negara
yang terbesar tidak akan pernah dihapuskan walaupun
dirasa memberatkan bagi wajib pajak sendiri,
2) Itikad baik dalam melaksanankan tanggung jawab
perpajakan, tidak akan menjamin dan berpengaruh
langsung dalam pencapaian tujuan
3) Teknis dari pelaporan SPT yang selama ini dirasa
merepotkan bagi wajib pajak
2) Variabel Terikat ( dependent variable )
Adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel bebas (independen variabel). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah pemahaman penerapan sistem drop
box dalam pelaporan SPT Tahunan, khususnya periode yang
berakhir pada maret 2009.
28
3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah kelompok subjek yang hendak dikenai
generalisasi atas hasil penelitian yang telah dilakukan. Dijelaskan juga
bahwa kelompok subjek ini harus memiliki ciri ciri atau karakteristik
karakteristik bersama yang membedakan dengan kelompok subjek lainnya.
Di dalam Sekaran (2003), populasi adalah jumlah dari keseluruhan
kelompok individu, kejadian-kejadian yang menarik perhatian peneliti
untuk diteliti atau diselidiki. Untuk penelitian ini digunakan populasi
semua pegawai negeri sipil di bawah jajaran Pemkot Surakarta, yang
meliputi semua Dinas di dalam Balaikota Surakarta, Kelurahan –
Kelurahan di bawah Pemkot Surakarta, dan Kecamatan – Kecamatan di
bawah Pemkot Surakarta. Dalam penelitian ini jenis kelamin tidak
dibedakan.
Teknik pengambilan sampel dipilih dengan pendekatan purposive
sampling yang merupakan suatu metode nonprobability sampling untuk
menentukan sampel dari populasi yang memenuhi kriteria tertentu sesuai
dengan yang dikehendaki peneliti (Sekaran, 2003).
Sampel diseleksi dengan kriteria sebagai berikut :
1. Pegawai Negeri Sipil di bawah Pemkot Surakarta yang bekerja di dalam
Dinas di Balaikota Surakarta yang termasuk dalam PNS golongan tiga
(3), atau dengan kata lain yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP). Dan di dalam dinasnya bertugas sebagai bendahara
pengeluaran.
29
2. Pegawai Negeri Sipil di bawah Pemkot Surakarta yang bekerja di dalam
Dinas di Balaikota Surakarta yang termasuk dalam PNS golongan dua
(2), tetapi di dalam dinasnya bertugas sebagai bendahara pengeluaran.
3. Pegawai Negeri Sipil di bawah Pemkot Surakarta yang bekerja di
Kelurahan-Kelurahan di Surakarta, yang termasuk dalam PNS golongan
tiga (3), atau dengan kata lain yang memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP). Dan di dalam dinasnya bertugas sebagai bendahara
pengeluaran.
4. Pegawai Negeri Sipil di bawah Pemkot Surakarta yang bekerja di
Kelurahan-Kelurahan di Surakarta, yang termasuk dalam PNS golongan
dua (2), tetapi di dalam dinasnya bertugas sebagai bendahara
pengeluaran.
5. Pegawai Negeri Sipil di bawah Pemkot Surakarta yang bekerja di
Kecamatan-Kecamatan di Surakarta, yang termasuk dalam PNS
golongan tiga (3), atau dengan kata lain yang memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP). Dan di dalam dinasnya bertugas sebagai
bendahara pengeluaran.
6. Pegawai Negeri Sipil di bawah Pemkot Surakarta yang bekerja di
Kelurahan-Kelurahan di Surakarta, yang termasuk dalam PNS golongan
dua (2), tetapi di dalam dinasnya bertugas sebagai bendahara
pengeluaran.
30
3.4 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian yang berbentuk survei dimana
data yang diambil adalah data yang berupa data primer. Data primer
merupakan data yang diperoleh melalui survei lapangan yang
menggunakan semua metode pengumpulan data original (Sekaran, 2003).
Di samping data primer, peneliti juga memerlukan data sekunder
dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan sumber data penelitian
yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau
diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Sekaran, 2003). Data sekunder ini
digunakan sebagai dasar menyusun landasan teori dan dapat berasal dari
artikel dalam jurnal, text books, dan dari sumber lainnya.
Data diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan dan
tanggapan yang diajukan oleh peneliti melalui kuesioner. Kuesioner
adalah serangkaian pertanyaan tertulis yang disusun, dimana responden
mencatat jawaban mereka, biasanya jawaban tersebut terbatas pada
alternatif jawaban yang diberikan. Kuesioner merupakan salah satu
instrumen pengumpulan data yang efisien, dimana peneliti dapat
mengetahui secara pasti apa yang dibutuhkan dan bagaimana mengukur
variabel-variabel yang digunakan (Sekaran, 2003). Kuesioner akan
ditujukan penulis kepada sampel dari penelitian yang telah diseleksi dari
keseluruhan populasi sesuai dengan kriteria diinginkan yang akan diuji
dalam penelitian ini. Selain itu juga akan diadakan wawancara dan
observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung, khusunya
31
mengenai penerpan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan tahun
2008.
3.5 Model Analisis Data
Data yang telah terkumpul kemudian akan dianalisis dengan
model analisis, yaitu :
1. Uji Regresi Linear Berganda
Uji regresi linear berganda digunakan untuk menjelaskan
pengaruh persepsi wajib pajak pribadi yang diproksikan ke proses
pembelajaran, motivasi, dan kepribadian dari tiap personil PNS di
jajaran Pemkot Surakarta terhadap pemahaman penerapan sistem drop
box dalam pelaporan SPT tahun 2008. Rumus untuk persamaan regresi
linear berganda yang mempunyai tiga variabel bebas adalah :
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3+e
Dimana keterangannya adalah :
Y = adalah variabel pemahaman penerapan sistem drop box
dalam pelaporan SPT tahun 2008
a = konstanta
x1 = Variabel proses pembelajaran
x2 = Variabel motivasi
x3 = Variabel kepribadian
32
b1 = koefisien regresi parsial yang mengukur besaran perubahan
varabel dependen Y sehubungan dengan perubahan variabel
independen x1, dengan asumsi x2 dan x3 konstan.
b2 = koefisien regresi parsial yang mengukur besaran perubahan
varabel dependen Y sehubungan dengan perubahan variabel
independen x2, dengan asumsi x1 dan x3 konstan.
b3 = koefisien regresi parsial yang mengukur besaran perubahan
varabel dependen Y sehubungan dengan perubahan variabel
independen x3, dengan asumsi x1 dan x2 konstan.
e = error random term
3.6 Uji Instrumen
Di dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa alat uji
instrumen untuk mengukur apakah instrumen penelitian benar – benar
mampu mengukur konstruk yang digunakan. Beberapa alat uji yang
digunakan adalah :
1. Uji Validitas
Validitas alat ukur adalah sejauh mana kecermatan dan ketepatan suatu
alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya. Uji validitas dilakukan
untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut benar - benar mengukur
konsep yang seharusnya diukur, dan akan dianalisis menggunakan
program komputer SPSS for Windows.
33
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebagai sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang
sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam
diri subjek memang belum berubah. Uji reliabilitas dilakukan terhadap
pertanyaan yang sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang pada
kelompok yang sama dan alat ukur yang sama. Pengujian reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan Cronbach’s Alpha, yaitu koefisien
reliabilitas yang menunjukkan seberapa baik item dalam kuesioner
berkorelasi positif dengan item yang lainnya. Seperti halnya pada uji
validitas, maka untuk uji reliabilitas ini akan dianalisis menggunakan
program komputer SPSS for Windows.
3.7 Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi
berganda, terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji heterokedastisitas
dan uji multikolinearitas.
a) Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai
34
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
b) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen yang
satu dengan variabel independen yang lain.
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamataan ke pengamatan yang lain.
2. Uji Hipotesis F dan t
Dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial dan bersama-sama.
a) Uji Regresi Simultan (Uji F)
Uji regresi simultan (uji F) merupakan pengujian yang digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama
antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali,
2005). Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1) Ho : b1 = b2 = …. = bk = 0, artinya apakah semua variabel
independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen
35
2) Ha : b1 : ¹ b2 ¹ …. ¹ bk ¹ 0, artinya semua variabel
independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan, artinya bila nilai F lebih besar daripada 4
maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata
lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa
semua variabel independen secara serentak dan signifikan
mempunyai variabel dependen.
b) Uji Regresi Parsial (Uji t)
Uji regresi parsial (uji t) merupakan pengujian yang dilakukan
terhadap koefisien regresi secara individual, yakni dengan melihat
pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2005). Adapun mengenai hipotesis-hipotesis
yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1) Ho : b i = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel independen atau variabel bebas terhadap variabel
dependen atau variabel terikat.
2) Ha : b i ¹ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel independen atau variabel bebas terhadap variabel
dependen atau variabel terikat.
Untuk menentukan apakah terdapat pengaruh atau tidak terdapat
pengaruh antara variabel independen atau variabel bebas secara
36
parsial terhadap variabel terikat, maka pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan menggunakan distribusi probabilitas dengan
derajat atau signifikasi sebesar 5 % atau (0,05).
Selanjutnya dilihat, apabila nilai probabilitas lebih dari 5% (0,05)
maka Ho diterima dan Ha ditolak (sig > a), atau dengan kata lain
bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen atau variabel bebas secara parsial atau individual
terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila nilai probabilitas
kurang dari 5% (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima (sig > a),
atau dengan kata lain bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel independen atau variabel bebas secara parsial atau
individual terhadap variabel dependen.
3. Koefisien Determinasi (R 2 )
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur persentase variasi
variabel terikat yang dijelaskan oleh semua variabel bebasnya. Nilai
koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 (0 < R <1), dimana
semakin tinggi nilai R suatu Regresi atau semakin mendekati 1, maka
hasil regresi tersebut semakin baik.
37
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer melalui penyebaran
kuesioner. Di dalam penelitian ini, kuesioner disebarkan kepada responden
yang berada di Jajaran Pemkot Surakarta secara langsung. Penyebaran
kuesioner dimulai pada pertengahan bulan Juli 2009 dan datanya dapat
terkumpul pada pertengahan bulan Agustus 2009. Jadi, proses penyebaran
dan pengumpulan kuesioner untuk dijadikan data membutuhkan waktu
sekitar kurang lebih satu bulan. Dari populasi seluruh PNS di Jajaran
Pemkot Surakarta, sampel yang ditentukan adalah 14 responden terdiri
dari 1 responden untuk masing – masing dinas, 5 responden terdiri dari 1
responden untuk masing – masing kecamatan, dan 47 responden terdiri
dari 1 responden untuk masing – masing kelurahan.
Dari 14 kuesioner untuk bendahara pengeluaran dari Dinas di
bawah Balaikota Surakarta yang disebarkan oleh peneliti, sebanyak 12
kuesioner yang kembali dan 11 kuesioner yang dapat diolah. Sebanyak 5
kuesioner untuk responden Kecamatan di bawah Pemkot Surakarta
kembali dan dapat diolah, juga 44 lembar kuesioner untuk responden dari
Kelurahan yang kembali, dan yang dapat diolah sebanyak 41 lembar
kuesioner.
38
Tabel IV. 1 Distribusi Kuesioner dan Pengembalian
Responden Kuesioner
yang disebar
Kuesioner
yang kembali
Tingkat
pengembalian
Kuesioner yang diolah
Bendahara Pengeluaran
Dinas 14 12 85,71% 11
Bendahara Pengeluaran Kecamatan
5 5 100% 5
Bendahara Pengeluaran Kelurahan
47 44 93,61% 41
Jumlah 66 61 92,42% 57 Sumber: Data Primer yang Diolah
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah seluruh kuesioner yang
disebar adalah 66 lembar kuesioner. Total kuesioner yang diterima
sebanyak 61 lembar kuesioner, sehingga dapat diketahui bahwa tingkat
pengembalian kuesioner sebesar 92,42% dan yang dapat diolah adalah
sebesar 86,36 %.
4.2 Analisis Uji Instrumen
Absahnya hasil dari suatu penelitian ditentukan oleh alat ukur yang
digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti, terutama penelitian yang
dilakukan dengan data primer. Apabila alat ukur yang digunakan dalam
proses pengumpulan data tidak valid dan tidak dapat dipercaya, maka hasil
penelitian tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya, karena
itu suatu alat ukur perlu diuji dengan pengujian validitas, dan reliabilitas.
39
1 Uji Validitas
Tujuan pengujian validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Suatu instrumen pengukuran dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi bila alat ukur tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Uji yang
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran
dikatakan sebagai uji yang memiliki validitas rendah.
Uji validitas dilakukan untuk menilai seberapa baik suatu
instrumen ataupun proses pengukuran terhadap konsep yang diharapkan
untuk mengetahui apakah yang kita tanyakan dalam kuesioner sudah
sesuai dengan konsepnya (Ghozali, 2005). Uji validitas dalam
penelitian ini menggunakan pearson correlation product moment
dengan bantuan program SPSS 15.0 for windows. Data dikatakan valid
apabila skor masing-masing butir pertanyaan berkorelasi secara
signifikan terhadap skor total.
Hasil uji validitas terhadap item pertanyaan untuk proses
pembelajaran dengan menggunakan pearson correlation product
moment dapat dilihat pada tabel IV.2. Keseluruhan pertanyaan
mengenai proses pembelajaran ini adalah valid.
40
Tabel IV.2 Hasil Uji Validitas
Proses Pembelajaran
Pertanyaan Nilai
pearson correlation
Sig (2-tailed)
Keterangan
P1 0,466 ** 0.000 Valid
P2 0,735 ** 0.000 Valid
P3 0,662 ** 0.000 Valid
P4 0,680 ** 0.000 Valid
P5 0,562 ** 0.000 Valid
P6 0,540** 0.000 Valid
** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)
* Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed)
Sumber : Data primer yang diolah
41
Pengujian validitas kedua adalah untuk item pertanyaan mengenai
motivasi. Hasil dari pengujian validitas dengan menggunakan pearson
correlation product moment ditunjukkan pada tabel IV.3. Keseluruhan
item pertanyaan mengenai motivasi adalah valid.
Tabel IV.3 Hasil Uji Validitas
Motivasi
Pertanyaan Nilai
pearson correlation
Sig (2-tailed)
Keterangan
P7 0,735** 0.000 Valid
P8 0,550 ** 0.000 Valid
P9 0,597** 0.000 Valid
P10 0,754 ** 0.000 Valid
P11 0,674 ** 0.000 Valid
** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)
* Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed)
Sumber : Data primer yang diolah
42
Pengujian validitas ketiga adalah untuk item pertanyaan mengenai
kepribadian. Hasil dari pengujian validitas dengan menggunakan pearson
correlation product moment ditunjukkan pada tabel IV.4. Keseluruhan
item pertanyaan mengenai kepribadian adalah valid.
Tabel IV.4 Hasil Uji Validitas
Kepribadian
Pertanyaan Nilai
pearson correlation
Sig (2-tailed)
Keterangan
P12 0,613** 0.000 Valid
P13 0,677** 0.000 Valid
P14 0,658** 0.000 Valid
P15 0,729** 0.000 Valid
P16 0,633 ** 0.000 Valid
** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)
* Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed)
Sumber : Data primer yang diolah
43
Hasil uji validitas terhadap item pertanyaan untuk pemahaman
penerapan sisten drop box dalam pelaporan SPT tahunan tahun 2008
dengan menggunakan pearson correlation product moment dapat
dilihat pada tabel IV.5 Keseluruhan pertanyaan mengenai pemahaman
penerapan sisten drop box dalam pelaporan SPT tahunan tahun 2008
ini adalah valid.
Tabel IV.5 Hasil Uji Validitas
Pemahaman Penerapan drop box
Pertanyaan Nilai
pearson correlation
Sig (2-tailed)
Keterangan
P17 0,654** 0.000 Valid
P18 0,749** 0.000 Valid
P19 0,869** 0.000 Valid
P20 0,857** 0.000 Valid
P21 0,794** 0.000 Valid
P22 0,901** 0.000 Valid
P23 0,906** 0.000 Valid
P24 0,880** 0.000 Valid
P25 0,889** 0.000 Valid
** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)
* Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed)
Sumber : Data primer yang diolah
44
2 Uji Reliabilitas
Setelah pengujian validitas, maka tahap selanjutnya adalah
pengujian reliabilitas. Uji reliabilitas merupakan uji yang dilakukan
untuk mengukur apakah kuesioner benar-benar merupakan indikator
yang mengukur suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
apabila jawaban seseorang konsisten dari waktu ke waktu. Untuk
mengukur reliabilitas dari indikator penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan koefisien cronbach’s alpha. Koefisien cronbach’s alpha
yang mendekati 1 menandakan reliabilitas konsistensi yang tinggi.
Ghozali (2005) menjelaskan suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60.
Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan metode cronbach’s alpha
dengan bantuan program SPSS 15.0 for windows. Hasil uji reliabilitas
akan disajikan pada tabel IV.6 berikut ini.
Tabel IV.6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Number of Item
Koefisien
cronbach’s alpha
Keterangan
Proses Pembelajaran 6 0,655 Reliabel
Motivasi 5 0,686 Reliabel
Kepribadian 5 0,673 Reliabel
Pemahaman 9 0,945 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
45
Dari hasil Uji Reliabilitas pada tabel IV.6. semua item-item yang
digunakan dalam kuesioner penelitian terbebas dari kesalahan, sehingga
memberikan hasil pengukuran yang konsisten pada kondisi yang
berbeda dan pada masing-masing butir dalam instrumen. Maka dapat
disimpulkan bahwa semua item dinyatakan reliabel karena memiliki
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60.
4.3 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Sebelum data yang diperoleh diolah untuk dianalisis lebih lanjut,
maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui kepastian distribusi data yang diperoleh apakah
memenuhi syarat normalitas. Uji normalitas ini dilakukan sebagai dasar
pertimbangan menentukkan alat uji statistik yang paling tepat
digunakan. Apabila data berdistribusi normal maka pengujian hipotesis
dilakukan statistik parametik. Sedangkan apabila datanya berdistribusi
tidak normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
statistik non parametik.
Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
teknik one-sample kolmogorov smirnov test yang terdapat dalam
program SPSS 15.0 for windows, yaitu pengujian dengan menggunakan
dua sisi untuk membandingkan nilai taraf signifikansinya. Dalam
penelitian ini diterapkan nilai taraf signifikansi 5%. Data dikatakan
46
terdistribusi dengan normal apabila residual terdistribusi dengan normal
yaitu memiliki tingkat signifikansi di atas 5% (Ghozali, 2005). Apabila
hasil uji normalitas diperoleh nilai probabilitas lebih besar dari 0,05,
maka data berdistribusi normal dan sebaliknya apabila nilai probabilitas
kurang dari 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Hasil uji
normalitas berdasarkan masing-masing responden disajikan pada tabel
IV.7 berikut ini.
Tabel IV.7. Hasil Uji Normalitas Data
Variabel Asymp Sig.
(2-tailed)
Status
Distribusi
Proses Pembelajaran 0,921 Normal
Motivasi 0,334 Normal
Kepribadian 0,305 Normal
Pemahaman 0,211 Normal
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel IV.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp
Sig. (2-tailed) untuk Proses Pembelajaran sebesar 0,921 lebih besar dari
0,05, sehingga datanya berdistribusi normal. Motivasi bernilai Asymp
Sig. (2-tailed) sebesar 0,334 lebih besar dari 0,05 sehingga datanya
berdistribusi normal. Untuk Kepribadian nilai Asymp Sig. (2-tailed)
sebesar 0,305 lebih besar dari 0,05 sehingga datanya juga berdistribusi
normal, sehingga data keseluruhan berdistribusi normal.
47
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel
independen lain dalam satu model. Untuk mendeteksi adanya
multikolinearitas, penelitian ini menggunakan Variance Inflation
Factor (VIF). Syarat suatu data tidak terjadi multikolinearitas adalah
jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1.
Tabel IV.8 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Proses Pembelajaran 0,766 1,306 Non Multikolinearitas
Motivasi 0,558 1,792 Non Multikolinearitas
Kepribadian 0,641 1,561 Non Multikolinearitas
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel IV.7 di atas dapat dilihat bahwa variabel – variabel
tersebut mempunyai nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1. Jadi dapat
disimpulkan bahwa model regresi tersebut bebas multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Pada penelitian ini untuk menguji ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
48
SRESID dan ZPRED, apabila penyebaran tidak ada pola maka tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
Tabel IV.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data primer yang diolah
Grafik hasil pengujian di atas dapat diketahui bahwa seluruh
model regresi memiliki grafik scatterplot dengan titik-titik menyebar
secara acak, tidak membentuk pola tertentu dengan jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan dibawah angka 0 (nol) pad sumbu Y. Dengan
demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi.
Scatterplot
Dependent Variable: Pemahaman
Regression Standardized Residual
2.01.51.0.50.0-.5-1.0-1.5-2.0
Reg
ress
ion
Sta
ndar
dize
d P
redi
cted
Val
ue
3
2
1
0
-1
-2
49
4.4 Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen. Variabel-variabel tersebut adalah proses belajar, motivasi,
dan kepribadian terhadap variabel dependen pemahaman penerapan sistem
drop box. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:
Tabel IV.10 Hasil Regeresi Linear Berganda
Sumber : Data primer yang diolah
Pada tabel IV.10 di atas dapat dirumuskan suatu persamaan
regresi linear berganda sebagai berikut:
Persaman Regresi, Y = -8,441 + 0,375x1 + 0,920x2 + 0,836x3+ e
t = 2,075 2,167 2,420
sig = 0,043 0,035 0,019
Coefficientsa
-8.441 5.367 -1.573 .122
.375 .181 .239 2.075 .043
.920 .425 .293 2.167 .035
.836 .346 .305 2.420 .019
(Constant)
Proses Belajar
Motivasi
Kepribadian
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Pemahamana.
50
1. Uji Regresi Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji adanya pengaruh variabel
independen (proses belajar, motivasi, kepribadian) secara simultan atau
bersama-sama terhadap variabel dependen (pemahaman penerapan drop
box).
Tabel IV.11 Hasil Uji F
Sumber : Data primer yang diolah
Pada tabel IV.11 hasil uji F diperoleh nilai F sebesar 15,033
dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas 0,000 jauh lebih
kecil dari taraf signifikansi 0,05, maka variabel proses pembelajaran,
motivasi, dan kepribadian secara bersama-sama atau simultan berpengaruh
secara statistik signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem drop box
dalam pelaporan SPT tahun 2008.
ANOVAb
911.198 3 303.733 15.033 .000a
1070.802 53 20.204
1982.000 56
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Kepribadian, Proses Belajar, Motivasia.
Dependent Variable: Pemahamanb.
51
2. Uji Regresi Parsial (uji t)
Uji t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen (proses
belajar, motivasi, kepribadian) secara parsial atau individual mampu
mempengaruhi besarnya variabel dependen (pemahaman penerapan
drop box).
Tabel IV.12 Hasil Uji t
Sumber : Data primer yang diolah
Untuk menjelaskan hasil uji t tabel IV.12 dapat dilihat pada tabel IV.13
Tabel IV.13 Keterangan Hasil Uji t
Variabel t sig. Status Keterangan
Proses Pembelajaran 2,075 0,043 Terima H1 Signifikan
Motivasi 2,167 0,035 Terima H2 Signifikan
Kepribadian 2,420 0,019 Terima H3 Signifikan
Sumber : Data primer yang diolah
Coefficientsa
-8.441 5.367 -1.573 .122
.375 .181 .239 2.075 .043
.920 .425 .293 2.167 .035
.836 .346 .305 2.420 .019
(Constant)
Proses Belajar
Motivasi
Kepribadian
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Pemahamana.
52
Hasil pengujian sampel dengan uji t membuktikan bahwa proses
pembelajaran mempunyai nilai t sebesar 2,075 dan nilai probabilitas 0,043,
untuk motivasi mempunyai nilai t sebesar 2,167 dan nilai probabilitas
sebesar 0,035, dibuktikan juga bahwa kepribadian mempunyai nilai t
sebesar 2,420 dan nilai probabilitas 0,019.
a. Proses Pembelajaran
Untuk variabel proses pembelajaran mempunyai nilai t sebesar
2,075 dan nilai probabilitas 0,043 yang tidak melebihi dari taraf
signifikansi 0,05. Nilai ini menunjukan bahwa variabel proses
pembelajaran berpengaruh positif secara statistik terhadap variabel
pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT
Tahunan. Hasil ini memperkuat hasil penelitian Kartawan dan
Kusmayadi (2002) yang memperoleh hasil melalui uji t, dengan t
hitung 2,2834 untuk variabel proses pembelajaran pada wajib pajak
BUMS dan t hitung 13, 4916 untuk variabel proses pembelajaran
pada wajib pajak BUMD, hasil keduanya tersebut lebih besar dari t
tabel, dimana menunjukan bahwa variabel proses pembelajaran
berpengaruh positif terhadap persepsi mengenai UU pajak
penghasilan baik wajib pajak badan BUMS maupun BUMD di
Tasikmalaya dan terhadap pelaksanaan sistem self assesment.
b. Motivasi
Untuk variabel motivasi mempunyai nilai t sebesar 2,167 dan nilai
probabilitas sebesar 0,035 yang dibawah dari taraf signifikansi
53
0,05, ini menunjukan bahwa variabel motivasi berpengaruh secara
statistik terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam
pelaporan SPT Tahunan. Hasil ini juga sama dengan hasil
penelitian Srinatin (2007) yang memperoleh hasil t sebesar 2, 348
dan nilai probabilitas 0, 025 yang dibawah dari taraf signifikansi
0,05, sehingga secara parsial variabel motivasi berpengaruh
terhadap penerapan sistem self assesment.
c. Kepribadian
Untuk variabel kepribadian mempunyai nilai t sebesar 2,420 dan
nilai probabilitas 0,019. Yang jauh dibawah taraf signifikansi 0,05,
dan ini menunjukan bahwa variabel kepribadian berpengaruh
secara statistik terhadap pemahaman penerapan sistem drop box
dalam pelaporan SPT Tahunan. Hasil penelitian ini berbeda dengan
hasil penelitian Andriani (2004) dimana untuk variabel kepribadian
mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,855 yang melebihi taraf
signifikansi 0,05, sehingga variabel kepribadian tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pemahaman sistem self assesment dan
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Hasil yang berbeda
tersebut disebabkan objek penelitian dan sampel penelitian yang
berbeda atas variabel dependen yang berbeda.
54
3. Koefisien Determinasi (R 2 )
Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk mempredikasi variasi variabel
dependen (Ghozali 2005).
Tabel IV.14 Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (R 2 )
Sumber : Data primer yang diolah
Koefisien determinasi (R Square = R 2 ) sebesar 0,460, dengan
koefisiensi determinasi yang terkoreksi dari faktor bias kesalahan
(Adjusted R Square) sebesar 0,429, menyatakan besarnya pengaruh
variabel independen, yaitu proses pembelajaran, motivasi, dan kepribadian
dengan variabel dependen, yaitu pemahaman penerapan sistem drop box
dalam pelaporan SPT tahunan. Artinya sebesar 42,9 % keragaman variabel
pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan
ditentukan oleh proses pembelajaran, motivasi, dan kepribadian,
Model Summary
.678a .460 .429 4.495Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Kepribadian, Proses Belajar,Motivasi
a.
55
sedangkan sisanya 57,1 % ditentukan oleh faktor lain (di luar persamaan
model regresi).
4. Pembahasan Hasil Analisis Hipotesis
a. Pengaruh Proses Pembelajaran Wajib Pajak Pribadi Terhadap
Pemahaman Penerapan Sistem drop box dalam Pelaporan SPT
Tahunan
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari proses
pembelajaran terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam
pelaporan SPT Tahunan.
Hipotesis bertujuan apakah proses pembelajaran wajib pajak
pribadi berpengaruh terhadap pemahaman penerapan sistem drop box
dalam pelaporan SPT Tahunan dengan menggunakan level signifikan
5% (0,05) dan hasil melalui Uji t untuk variabel proses pembelajaran
menunjukan nilai t sebesar 2,075 dan nilai probabilitas 0,043 yang
tidak melebihi taraf signifikansi 0,05. Nilai ini menunjukan bahwa
variabel proses pembelajaran wajib pajak pribadi berpengaruh secara
statistik dan signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem drop
box dalam pelaporan SPT Tahunan tahun 2008, artinya hipotesis
pertama dalam penelitian ini diterima.
b. Pengaruh Motivasi Wajib Pajak Pribadi Terhadap Pemahaman
Penerapan Sistem drop box dalam Pelaporan SPT Tahunan
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari motivasi
terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan
SPT Tahunan
56
Hipotesis bertujuan apakah motivasi wajib pajak pribadi
berpengaruh terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam
pelaporan SPT Tahunan dengan menggunakan level signifikan 5%
(0,05) dan hasil melalui Uji t untuk variabel motivasi menunjukan
nilai t sebesar 2,167 dan nilai probabilitas 0,035 yang tidak melebihi
taraf signifikansi 0,05. Nilai ini menunjukan bahwa variabel motivasi
wajib pajak pribadi berpengaruh secara statistik dan signifikan
terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan
SPT Tahunan tahun 2008, artinya hipotesis kedua dalam penelitian ini
diterima.
c. Pengaruh Kepribadian Wajib Pajak Pribadi Terhadap Pemahaman
Penerapan Sistem drop box dalam Pelaporan SPT Tahunan
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari kepribadian
terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan
SPT Tahunan.
Hipotesis bertujuan apakah kepribadian wajib pajak pribadi
berpengaruh terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam
pelaporan SPT Tahunan dengan menggunakan level signifikan 5%
(0,05) dan hasil melalui Uji t untuk variabel kepribadian menunjukan
nilai t sebesar 2,420 dan nilai probabilitas 0,019 yang tidak melebihi
taraf signifikansi 0,05. Nilai ini menunjukan bahwa variabel
kepribadian wajib pajak pribadi berpengaruh secara statistik dan
signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam
57
pelaporan SPT Tahunan tahun 2008, artinya hipotesis ketiga dalam
penelitian ini diterima.
Hasil analisis tentang pemahaman penerapan sistem drop box
dalam pelaporan SPT tahunan tahun 2008 dengan adanya persepsi dari
wajib pajak pribadi di jajaran pemkot Surakarta, bahwa persepsi wajib
pajak pribadi yang diproksikan dengan proses pembelajaran, motivasi,
dan kepribadian berpengaruh positif atau signifikan terhadap
pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT
Tahunan tahun 2008, terbukti dengan Uji F yang menunjukan nilai
sebesar 15,033 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai
probabilitas sebesar 0,000 jauh lebih kecil dari taraf signifikan 0,05,
maka variabel proses pembelajaran, motivasi, dan kepribadian
berpengaruh secara statistik signifikan terhadap pemahaman
penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan tahun 2008.
Hasil penelitian penulis ini diperkuat dengan hasil penelitian Srinatin
(2007) yang menguji pengaruh persepsi terhadap penerapan sistem
self assesment dengan menggunakan uji F dengan nilai 6, 504 dan
nilai probabilitas sebesar 0,002 yang lebih kecil dari tingkat
signifikansi0,05, artinya ketiga variabel berpengaruh secara statistik
signifikan terhadap penerapan sistem self assessment.
Dengan koefisien determinasi yang terkoreksi dari faktor bias
kesalahan (Adjusted R Square) sebesar 0,429 menyatakan besarnya
pengaruh variabel independen, yaitu proses pembelajaran, motivasi,
58
dan kepribadian wajib pajak pribadi dengan variabel dependen, yaitu
pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan
tahun 2008. Artinya sebesar sebesar 42,9 % keragaman variabel
pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT
Tahunan ditentukan oleh proses pembelajaran, motivasi, dan
kepribadian wajib pajak pribadi, sedangkan sisanya 57,1 % ditentukan
oleh faktor yang lain.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa wajib pajak, khususnya
pegawai negeri sipil di pemkot surakarta dengan sampel 57 orang
yang bertugas melaporkan SPT Tahunan telah memahami sistem
penerimaan pelaporan SPT Tahunan melalui sistem drop box,
pemahaman tersebut dipengaruhi oleh persepsi wajib pajak tersebut
terhadap penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan
tahun 2008, tentunya persepsi wajib pajak diproksikan oleh proses
pembelajaran, motivasi, dan kepribadian masing-masing dari diri
wajib pajak, ketiganya tersebut berpengaruh terhadap pemahaman
penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan tahun 2008
secara bersama-sama dan individual.
Tujuan dari Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-
24/PJ/2009 telah dirasakan memberi kemudahan bagi wajib pajak
dalam pelapran SPT tahun 2008, selain hasil empiris juga diperkuat
hasil wawancara, dimana wajib pajak tidak perlu antri dan menunggu
untuk waktu yang lama saat melaporkan SPT Tahunan tahun 2008.
59
59
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pembelajaran, motivasi, dan
kepribadian wajib pajak pribadi berpengaruh secara statistik signifikan terhadap
pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan tahun 2008.
Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan, keterbatasan, dan saran sebagai berikut :
5.4 Kesimpulan
Setelah dilaksanakan analisis terhadap permasalahan dalam penelitian, dan berdasarkan
hipotesis yang telah dirumuskan, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pembelajaran wajib pajak pribadi
berpengaruh secara statistik dan signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem
drop box dalam pelaporan SPT Tahunan tahun 2008.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi wajib pajak pribadi berpengaruh secara
statistik dan signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam
pelaporan SPT Tahunan tahun 2008.
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepribadian wajib pajak pribadi berpengaruh
secara statistik dan signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam
pelaporan SPT tahunan tahun 2008.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan yang perlu diperhatikan bagi penelitian
yang akan datang, yaitu sebagai berikut:
60
60
1. Kemungkinan timbulnya bias terhadap respon dari responden, karena
a. Adanya ketidakseriusan responden dalam menjawab semua pertanyaan yang ada
dalam kuesioner, semakin tidak serius dalam menjawab, maka kemungkinan
timbulnya bias akan semakin tinggi.
b. Kesalahan interpretasi oleh responden mengenai maksud pertanyaan yang
sesungguhnya, sehingga menyebabkan variabel tidak terukur secara sempurna.
2. Lingkup penelitian hanya di Surakarta relatif lebih kecil dibandingkan populasi wajib
pajak yang berada di Indonesia.
3. Variabel yang digunakan sebagai indikator hanya 3 (tiga) variabel, sementara masih
ada variabel yang tidak dimasukan dalam peneltian.
5.3 Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan oleh penulis sebagai hasil dari penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan di atas adalah:
1. Memperbesar jumlah sampel penelitian
2. Memperluas lokasi penelitian, misalnya untuk Jajaran pemerintahan kota DIY,
pemerintahan provinsi Jawa Tengah atau bahkan sampai di pemerintahan seluruh
Indonesia, sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat digeneralisasikan secara umum
pada seluruh wajib pajak pribadi pegawai negeri sipil.
3. Melakukan pengujian lebih lanjut terhadap variabel dengan memasukan variabel lain
yang mempengaruhi pemahaman penerapan suatu sistem perpajakan, misalnya
profesionalisme fiscus, kontinuitas penyuluhan perpajakan, dan kuntinuitas
pemeriksaan dan pengawasan pajak.
61
61
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Nur, Novasita. 2004. “Pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Sistem Self Assessment dan Pengaruhnya Pada Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan”. Skripsi Tidak dipublikasikan. Strata I. Universitas Sebelas Maret.
dhimaskasep.files.wordpress.com/2008/03/02 Ghozali, Imam. 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Edisi ketiga.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. images.taxlearning.multiply.com Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan
Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Kartawan., dan Kusmayadi, Dedi. 2002. ”Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Badan Mengenai
Undang-Undang Pajak Penghasilan Terhadap Pelaksanaan Sistem Self Assessment Pada BUMS Dan BUMD Kantor Pelayanan Pajak Tasikmalaya”. Pascasarjana Universitas Gunadarma, dan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.
Keputusan Menteri Keuangan No. 545/KMK.04/2000 tanggal 22 Desember 2000 tentang Tata
Cara Pemeriksaan Pajak, tujuan Pemeriksaan Pajak Palil, Rizal, Mohd. The Effect Of E-commerce On Malaysian Tax System : An Empirical
Evidence From Academicians And Malaysian Tax Practitioners. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 6, No.1, Mei 2004. Universitas Kebangsaan Malaysia.
petra digitallibrary/jiunkpe/s1/eakt/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-32403021-7100 psikologi-unnes.blogspot.com/2008/08/pengertian-persepsi Sekaran, Uma. 2003. Research Methodology For Business. New York: John Wiley and Sons,
Inc. Srinatin. 2007. Internal Set Factor yang Mempengaruhi Pesepsi Wajib Pajak Orang Pribadi
Pada Penerapan Sistem Self Assessment. Skripsi Tidak dipublikasikan. Strata I. Universitas Sebelas Maret.
62
62
62
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-24/PJ/2009 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 19/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan.
Wiyanto, Christian. 2007. Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Sistem Monitoring
Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) Pada KPP Surabaya X. Badan Penerbit Universitas Kristen Petra.
www.infoskripsi.com/Article/2008
63
63