faktor yang mempengruhi nilai gizi hijauan pakan ternak kelompok 4 paralel 03
DESCRIPTION
peternakanTRANSCRIPT
FAKTOR YANG MEMPENGRUHI NILAI GIZI HIJAUAN PAKAN TERNAK
Paralel 03
Kelompok 04
Oleh :
Nofiri Aryanti 1410611100
Citra Yulia Roza 1410611096
M. Ridwan 1410611094
Juniarsih 1410611122
Atika Alfiani 1410611123
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan atas segala urusan sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas yang telah diberikan oleh dosen kepada kami, shalawat berserta salam tidak
lupanya kami curahkan kepada nabi sekaligus rasul Muhammad SAW karena
sosok tauladan bagi umat didunia seorang khalifah yang jujur adil, amanah.
Pada kesempatan ini kami selaku kelompok empat mengucapkan banyak
terima kasih atas kerja samanya yang telah menyelesaikan tugas ini, kami selaku
penulis makalah ini jika ada terjadi kekurangan kesalahan dalam penulisan
makalah ini kami selaku kelompok empat mohon maaf, saran dan kritikan kami
terima yang sifat nya membangun , mengarahkan dan positif untuk penambahan
ilmu kami.
Kami segenap kelompok empat mengucapkan banyak terima kasih kepada
teman-teman semua terkhususnya bapak dosen kami HR.Ir.IFRADI,MP yang
telah membimbing kami. Sekian terimakasih
Padang, 14 Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………... ii
BAB I PEBDAHULUAN...……………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………… 1
1.3. Manfaat Penulisan…………………………………………………… 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………. 2
2.1 Rumput – rumputan (Gramineae)…………………………………… 2
2.2 Leguminosa………………………………………………………….. 2
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………… 3
3.1 Pengertian hijauan pakan…………………………………………….. 3
3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi hijauan pakan ternak……………. 3
3.3.1 Daya Cerna (Digestibility)…………………………………… 3
3.3.2 Ketersediaan (availability)…………………………………… 4
3.3.3 Keseimbangan (balance) …………………………………….. 4
3.3.4 Kompetisi (competition) …………………………………….. 5
3.3.5 Ketengikan (rancidity)……………………………………….. 5
3.3.6 Toksisitas (toxicity)………………………………………….. 6
BAB IV PENUTUP………………………………………………………. 7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hijauan pakan ternak merupakan bahan pakan yang sangat penting bagi
ternak terutama ternak ruminansia seperi sapi, kerbau, kambing dan domba.
Hijauan pakan ternak merupakan bahan pakan yang paling disukai oleh ternak
ruminansia dan untuk mendapatkannya reltif mudah karena tumbuh subur
disemua tempat di indonesia.
Ketersediaan bahan pakan ternak terbilang cukup melimpah, terutama pada
musim penghujan, namun sebaliknya pada musin kemarau pakan hijauan akan
sangat rendah.
Nutrisi (gizi) bahan pakan ternak merupakan salah satu faktor penting dalam
usaha peternakan. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan ternak. Secara umum nutrisi yang didapatkan oleh ternak sudah
terkandung didalam pakan alaminya, namun karena tuntutan manusia yang
menginginkan hasil produksi yang lebih banyak maka ternak harus diberikan
asupan nutrisi yang lebih banyak sehingga produksinya dapat maksimal.
1.2. Rumusan Masalah
Apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai gizi hijauan pakan,
sehingga dapat meningkatkan mutu dari produksi yang dihasilkan oleh ternak.
1.3. Manfaat penulisan
Diharapkan akan memberikan informasi kepada peternak dan masyarakat
umumnya tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai gizi hijauan pakan
ternak. Sehingga dapat menigkatkan produksi peternakn nantinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumput – rumputan (Gramineae)
Rumput adalah tanaman yang paling efisien untuk merubah sinar matahari
menjadi biomassa dan pada saat yang sama mengkonversi karbondioksida
menjadi oksigen. Ternak ruminansia mampu mengubah biomassa ini, yang
umumnya tidak dapat dicerna oleh manusia, menjadi protein berkualitas tinggi
melalui aktifitas mikroorganisme dalam rumen mereka. Rumput-rumput
memberikan tutupan tanah yang baik untuk mengurangi erosi sementara akar yang
sangat halus akan membentuk bahan organik dan membantu penyusupan air ke
dalam tanah (Sutaryono dan Partridge, 2002).
2.2 Leguminosa
Leguminosa termasuk dicotyledoneus dimana embrio mengandung dua
daun biji/cotyledone. Famili legume dibagi menjadi 3 group sub famili, yaitu:
mimisaceae, tanaman kayu dan herba dengan bunga “regular”, caesalpinaceae,
tanaman dengan bunga “irregular” dan papilonaceae, tanaman kayu dan herba ciri
khas berbentuk bunga kupu-kupu (Susetyo, 1980).
Hijauan pakan jenis leguminose (polong-polongan) memiliki sifat yang
berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca
dan P. Leguminose memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai
nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan
berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara.
Itulah sebabnya penanaman campuran merupakan sumber protein dan mineral
yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memeperbaiki kesuburan tanah
(AAK, 1983). Kebanyakan tanaman pakan dan tanaman ekonomi penting
termasuk dalam papiloneceae group. Legume ada yang mempunyai siklus hidup
secara annual, biennial atau perennial (Soegiri et al., 1982).
Leguminosa memegang peranan penting sebagai hijauan pakan ternak dan
rumput-rumputan untuk ternak herbivora (Lubis, 1992). Dijelaskan lebih lanjut
bahwa leguminosa mempunyai sifat-sifat yang baik sebagai bahan pakan dan
mempunyai kandungan protein dan mineral yang tinggi. Tanaman leguminosa
meskipun mempunyai kandungan nutrisi cukup tinggi tetapi hanya dapat
digunakan sebagai campuran pakan hijauan paling banyak 50% dari total hijauan
yang diberikan (Susetyo, 1980).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian hijauan pakan
Bahan pakan atau makanan ternak adalah segala sesuatu yang dapat
dimakan dan dapat dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan
ternak yang memakannya. Bahan pakan terdiri dari 2 kelompok, yaitu bahan
pakan asal tanaman dan asal non tanaman (ternak atau ikan). Berdasarkan sifat
fisik dan kimianya dibedakan menjadi : hijauan kering, jerami, tanaman padangan
rumput, silage dan haylage; hijauan segar; sumber energi; sumber protein;
suplemen vitamin, mineral; aditif dan non aditif. Kualitas suatu bahan pakan
ditentukan oleh kandungan zat nutrien atau komposisi kimianya, serta tinggi
rendahnya zat anti-nutrisi yang terkandung di dalam bahan pakan.
Hijauan yang merupakan sumber makanan ternak terutama ternak
ruminansia selain merupakan kebutuhan pokokuntuk pertumbuhan dan sumber
tenaga, juga merupakan komonen yang sangat penting dalam menunjang bagi
produksi dan reproduksi ternak. Pada prinsipnya hijauan yang disajikan pada
ternak perlu memiliki sifat-sifat yaitu disukai (polatable), mudah dicerna, nilai
gizinya tinggi dan dalam waktu pendek mampu tumbuh kembali. Makanan
hijauan merupakan bahan pakan yang berasal dari tanaman dalam bentuk daun-
daunan.
3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi hijauan pakan ternak
A. Daya cerna (digestibility)
Kecernaan dapat dipergunakan sebagai salah satu cara untuk menentukan
nilai pakan. kecernaan merupakan pencerminan dari kemampuan suatu bahan
pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ternak. Tinggi rendahnya kecernaan bahan
pakan memberikan arti seberapa besar bahan pakan itu mengandung zat-zat
makanan dalam bentuk yang dapat dicernakan ke dalam saluran pencernaan.
tinggi nilainya kecernaan suatu bahan pakan penting karena :
a. Semakin tinggi nilai kecernaan suatu bahan pakan makin besar zat-zat
makanan yang diserap.
b. Walaupun tinggi kandungan zat makanan, jika nilai kecernaannya rendah,
maka tidak ada gunanya.
c. Untuk mengetahui seberapa besar zat-zat yang dikandung pakan yang dapat
diserap untuk kehidupan pokok, pertumbuhan dan produksi.
Nilai kecernaan suatu bahan pakan menunjukkan bagian dari zat-zat makanan
yang dicerna dan diserap, sehingga siap untuk mengalami metabolisme.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecernaan suatu bahan pakan adalah:
a) penyiapan makanan,
b) jumlah makanan,
c) komposisi ransum,
d) jenis hewan,
e) komposisi zat makanan,
f) bentuk fisik bahan pakan,
g) lemak,
h) defisiensi zat makanan
i) antinutrisi.
Pengujian kecernaan dilakukan untuk mengetahui kualitas dari suatu bahan
pakan, karena salah satu faktor penting yang harus dipenuhi oleh suatu bahan
pakan adalah tinggi rendahnya daya cerna bahan tersebut.
Pengukuran daya cerna pada prisipnya ada 3 yaitu metode In
vitro, Insacco, In vivo. Tipe evaluasi pakan In vivo merupakan metode penentuan
kecernaan pakan menggunakan hewan percobaan dengan analisis pakan dan feses.
Pencernaan ruminansia terjadi secara mekanis, fermentative, dan hidrolisis.
Dengan metode Invivo dapat diketahui pencernaan bahan pakan yang terjadi di
dalam seluruh saluran pencernaan ternak, sehingga nilai kecernaan pakan yang
diperoleh mendekati nilai sebenarnya. Koefisien cerna yang ditentukan secara In
vivo biasanya 1% sampai 2 % lebih rendah dari pada nilai kecernaan yang
diperoleh secara In vitro.
Kecernaan In vivo merupakan suatu cara penentuan kecernaan nutrient
menggunakan hewan percobaan dengan analisis nutrient pakan dan feses (Tillman
et al. 2001). Anggorodi (2004) menambahkan pengukuran kecernaan atau nilai
cerna suatu bahan merupakan usaha untuk menentukan jumlah nutrient dari suatu
bahan yang didegradasi dan diserap dalam saluran pencernaan. Daya cerna
merupakan persentse nutrient yang diserap dalam saluran pencernaan yang
hasilnya akan diketahui dengan melihat selisih antara jumlah nutrient yang
dikonsumsi dengan jumlah nutrient yang dikeluarkan dalam feses.
B. Ketersediaan (availability)
Ketersediaan atau availability berhubungan dengan banyaknya zat yang
sudah dicerna, yang dapat diserap dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan
produksi oleh ternak. Faktor ketersediaan bahan pakan dalam ransum menjadi
sangat penting untu diperhatikan mengingat hal ini akan mempengaruhi kualitas
dari ransum tersebut. Dalam ransum yang terpenting adalah ketersediaannya,
bukan totalnya.
Adapun faktor yang mempengaruhi ketersediaan ( avaibility ) adalah :
a Pemanasan yang terlalu tinggi
b Penyimpanan terlalu lama
c Kekurangan pelarut, terjadi pada vitamin
d Terikat dengan senyawa lain
e Kompetisi kebutuhan ternak inang dan mikroflora
C. Keseimbangan (balance)
Keseimbangan pakan adalah keseimbangan dengan kandungan nutrisi dalam
jumlah dan proporsi yang memenuhi kebutuhan fisiologis, reproduksi dan
produksi ternak. Keseimbangan dapat mensuplai zat-zat gizi yang berbeda secara
proporsional bagi ternak yang mengkonsumsinya bila diberikan dalam jumlah
yang tepat. Ransum untuk pakan ternak dikatakan seimbang apabila diberikan
kepada ternak dapat memenuhi kebutuhan hidup ternak yaitu kebutuhan hidup
pokok dan kebutuhan hidup produksi tanpa menimbulkan gangguan kesehatan
bagi ternak yang mengkonsumsinya. Ransum yang seimbang dapat disusun
dengan analisa seluruh bahan pakan yang akan digunakan sebagai penyusun
ransum atau dapat mengacu pada buku pedoman yang mencantumkan kandungan-
kandungan gizi setiap bahan. Penyusunan ransum yang tepta sesuai dengan
kebutuhan tiap-tiap periode pertumbuhan dan produksi dipengaruhi oleh nilai gizi
dan bahan-bahan makanan yang dipergunakan. Perubahan nilai nutrisi bahan-
bahan makanan dapat disebabkan terutama oleh pengolahn dan penyimpanan.
Untuk memilih bahan-bahan makanan yang akan dipergunakan dalam ransum,
harus diketahui dahulu kandungan zat-zat makanan dalam dalam bahan pakan
tersebut. Dengan demikian kekurangan salah satu zat pakan dapat ditutupi dengan
menggunakan pakan yang mengandung zat pakan tersebut.
D. Kompetisi (competition)
Yang dimaksud dengan kompetisi disini adalah suatu kondisi dimana terjadi
reakasi antara 2 atau lebih zat makanan yang berada dalam satu media, sehimgga
dapat mengurangi kualitas dari bahan pakan tersebut. Adanya kompetisi ini bisa
diakibatkan oleh kesalahan dalam menentukan bahan pakan yang tidak cocok
untuk disatukan. Yang menyebabkan satu bahan pakan dapat merusak bahan
pakan lainnya. Atau bisa saja zat yang terkadung dalam salah satu bahan pakan
bersifat antinutrisi dan mengikat zat nutria dari bahan pakan lainnya, sehingga
tidka dapat termanfaatkan oleh ternak.
E. Ketengikan (rancidity)
Ketengikan bahan pakan adalah Suatu keadaan yang mencirikan kerusakan
lemak akibat terjadinya reaksi oksidasi dari asam lemak yang dikandung lemak.
Bahan baku dengan kandungan lemak yang tinggi seringkali menyebabkan
ketengikan pada bahan baku maupun pakan. Nilai peroksida di atas 10 dianggap
tidak aman dan mengindikasikan terjadinya ketengikan pakan. Dengan adanya
sifat ketengikan pada bahan pakan akan mengakibatkan beberapa efek negatif,
diantaranya menurunkan palatabilitas, menurunkan nilai gizi dan menyebabkan
keracunan.
Kondisi iklim yang panas dan lembab meningkatkan gejala ketengikan
oksidatif yang terdiri atas 2 jenis yaitu :
a Ketengikan hidrolitik yang dihasilkan dari aktivitas mikro organisma
terhadap lemak menyebabkan proses hidrolisis sederhana lemak menjadi
asam lemak, di-gliserida, mono-gliserida dan gliserol. Ketengikan hidrolitik
tidak mempengaruhi nilai nutrisi.
b Peroksidasi lemak menyebabkan pembentukan radikal bebas pada ikatan
tak jenuh akibat pemisahan hidrogen dari asam lemak tak jenuh, yang
menurunkan nilai enerji lemak. Reaksi dipercepat dengan kehadiran
mineral-mineral jarang yang terdapat dalam oksigen.
Adapun beberapa teknik atau cara yang dapat dilakukan untuk mencegah adanya
ketengikan adalah :
1 Penyimpanan bahan makanan dalam ruang kedap udara (vacuum) untuk
mencegah oksidasi sebagai penyebab ketengikan
2 Penambahan antioksidan
3 Pengeringan sempurna
F. Toksisitas (toxicity)
Toksisitas adalah suatu kondisi yang terjadi akibat ternak mengalami
keracunan. Keracunan ini bisa diakibatkan oleh zat yeng terkandung didalam
bahan pakan dan termakan oleh ternak. Secara garis besar terdapat 2 macam
keracunan yang sering dialami oleh ternak, yaitu keracunan kimia dan keracunan
biologi. Keracunan kimia terjadi karena ternak mengonsumsi mineral berbahaya,
vitamin, aditif, dan bahan-bahan tercemar lainnya. Sedangkan keracunan biologi
terjadi karena ternak mengkonsumsi aflatoksin, zat-zat makanan tertentu,
imbalance ransum.
BAB IV
PENUTUP
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai gizi bahan makanan
(pakan) ternak adalah :
1. Daya cerna (digestibility)
2. Ketersediaan (availability)
3. Keseimbangan (imbalance)
4. Kompetisi (competition)
5. Ketengikan (rancidity)
6. Toksisitas (Toxicity
DAFTAR PUSTAKA
AAK.1983. Hijauan Makanan Ternak. Yayasan Kanisius, Yogyakarta
Parrakasi, Aminudin. 1999. Nutrisi dan Makanan Ternak ruminansia. Gramedia,
Jakarta.
Susetyo. 1980. Nila gizi hijauan pakan ternak. Gramedia, Jakarta
http://c31120286.blogspot.com/2013/06/daya-cerna-pada-unggas.html (diakses
pada jumat, 14 agustus 2015 pukul 11.46 WIB)
http://pelajaranilmu.blogspot.com/2012/06/daya-cerna.html (diakses pada Jumat,
14 agustus 2015 pukul 12.38 WIB)
http://siauwlielie.tripod.com/art_002_02.htm (diakses pada jumat, 14 agustus
2015 pukul 17.08 WIB)
http://staff.unud.ac.id/~sampurna/wp-content/uploads/2013/09/pakan-dan-
nutrisi.pdf (diakses pada Jumat, 14 agustus 2015 pukul 17.30 WIB)