faktor yang mempengaruhi kemampuan ...repository.ump.ac.id/5552/2/sri suparni cover.pdf4. ns....

152
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh : SRI SUPARNI 0811020021 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2012

Upload: others

Post on 30-Apr-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN PNEUMONIA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana

Oleh : SRI SUPARNI

0811020021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2012

Page 2: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

HALAMAN PERSETUJUAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KELUARGA DALAM

MERAWAT BALITA DENGAN PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA

SRI SUPARNI 0811020021

Diperiksa dan disetujui oleh:

Pembimbing I

Ns.Dedy Purwito, S.Kep.M.Sc

NIK. 2160153

Pembimbing II

Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep

NIK.2160076

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 3: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

HALAMAN PENGESAHAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN PNEUMONIA DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA

SRI SUPARNI

0811020021

Telah dipertahankan didepan panitia ujian skripsi

Pada hari Senin tanggal 13 Agustus 2012

SUSUNAN PANITIA UJIAN

Ketua

Ns. Dedy Purwito, S.Kep. M. Sc NIK. 2160153

Sekretaris

Ns. Rakhmat Susilo, S. Kep NIK.2160076

Penguji I

Sodikin, A. Kep.,M. Kes NIK.2160181

Penguji II

Hj. Yulianti Suswari, S. Kp NIK. 2160286

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Ns. Dedy Purwito, S.Kep.,M.Sc NIK. 2160153

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 4: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sri Suparni

Nim : 0811020021

Program studi : Keperawatan S1

Fakultas/ Universitas : Ilmu Kesehatan / Muhammadiyah Purwokerto

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya

dan bukan hasil penjiplakan dari hasil karya orang lain. Demikian pernyataan ini

saya buat, apabila kelak dikemudian hari terbukti ada unsur penjiplakan, maka

saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Purwokerto, Agustus 2012

Yang menyatakan,

Sri Suparni NIM. 0811020021

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 5: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

HALAMAN PERSEMBAHAN

• Skripsi ini aku persembahkan untuk Ayah dan Ibuku tercinta. Terima kasih yang tiada terbatas atas cinta & kasih sayang yang telah kalian curahkan ... doa, perhatian, dukungan mental, spiritual dan material yang tiada kalian perhitungkan. Semoga Beliau selalu diberi kesehatan, keselamatan & Lindungan Allah SWT . Amin ...

• Untuk Nenek dan Kakek tersayang .. yang selalu mendoakanku dan mendukung disetiap langkah baikku. Semoga Allah memberikan kesehatan dan keselamatan Dunia & Akhirat. Amin...

• Adik-adikku tercinta & tersayang (Dwi dan Dhamytha) yang selalu memberikan kelancaran dalam proses penelitian. Terima kasih atas doa, motivasi dan bantuan yang telah kalian berikan. Semoga kalian menjadi anak yang sholih n sholihah, tercapai apa yang menjadi cita-cita kalian. Amien...

• Terima kasih buat orang yang telah memberikan aku semangat lagi untuk

menjalani hidup ini, yang selalu menyempatkan waktu disela kerjamu buat mendengarkan curahan hatiku, belajar, menghibur aku dikala aku sedih, memberi semangat disaat aku rapuh dan selalu memotivasi utk cepat terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah memberi apa yang terbaik buatmu ... Amin.

• Sahabat-sahabat kost tersayang (Mba Nur, Nurul, Ani, Pipiet, Nining, Tari) dan sahabat2ku seperjuangan 2008. Terimakasih atas motivasi dan bantuan kalian. Semoga Allah selalu melindungi kalian...

• Dan terimakasih untuk semua orang yang turut memotivasi dan mendoakanku ...

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 6: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

MOTTO

Pada awalnya semua orang bangga dengan pilihannya, tapi pada akhirnya tidak semua orang setia pada pilihannya. Saat ia sadar bahwa yang dipilih mungkin tidak sepenuhnya seperti yang diimpikannya karena yang tersulit dalam hidup ini bukanlah memilih, tapi bertahan pada pilihan. Sedikit waktu mungkin sudah cukup untuk menentukan pilihan. Tapi untuk bertahan pada pilihan tersebut, mungkin harus menghabiskan sisa usia yang dimiliki. Seperti itulah satu kata yang begitu mudah diucapkan, tapi begitu keras usaha untuk mengamalkannya.

Hidup yang baik....

Ketika kita bisa mensyukuri apa yang kita peroleh... Ketika kita bisa berbagi dikala kesempitan...Ketika kita bisa tersenyum disaat cobaan datang...Ketika kita bisa memaafkan walaupun sangat menyakitkan...Ketika kita tetap peduli sedangkan yang lain lengah.

Hidup yang indah itu... Bukan disaat semua impian terwujud...Tapi keindahannya terletak pada ketulusan dan kesungguhan hati dalam menjalaninya...Karena itu.. kita tidak hanya melihat akhir dari suatu impian...Tapi renungkanlah proses pencapaian...Karena disanalah terletak keindahan hidup.

Percayalah,,, jika Allah tidak pernah memberikan beban di luar batas kemampuan umatNya, dan setelah kesulitan pasti Allah akan memberikan kemudahan

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 7: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

ABSTRAK Latar belakang :Angka kesakitan dan kematian akibat pneumonia pada balita masih cukup tinggi terutama di Indonesia, sebagian besar penderitanya anak usia 1 – 5 tahun. Salah satu penyebabnya adalah kemampuan keluarga dalam merawat balita penderita pneumonia.Pengetahuan, sikap dan tindakan yang baik dari ibu diharapkan pencegahan penyakit pneumonia dapat terlaksana dengan baik. Tujuan : Mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi kemampuan keluarga dalam merawat balita dengan pneumonia diPuskesmas Banjarmangu I Kabupaten Banjarnegara. Metode penelitian :Penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.Purposive sampling teknik pengambilan sampel, sampel penelitian 67 responden yaitu ibu yang mempunyai balita yang berumur 1 – 5 tahun yang tinggal diwilayahkerja Puskesmas Banjarmangu I Kabupaten Banjarnegara.Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dan untuk mengetahui faktor yang paling dominan menggunakan regresi logistik berganda. Hasil : Menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu ( p = 0,031), pekerjaan ibu ( p = 0,019), penghasilan keluarga ( p = 0,027), pengetahuan ( p = 0,036), sikap ( p = 0,029), sikap dan dukungan petugas kesehatan ( p = 0,040). Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan pekerjaan ayah ( p = 0,825), pendidikan ayah ( p = 0,590). Pekerjaan ibu merupakan variabel yang paling dominan terhadap kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia (OR= 3,579;95%CI= 0,779- 16,445). Kesimpulan :Pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, sikap dan dukungan petugas kesehatan menunjukkan ada hubungan dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia di Puskesmas Banjarmangu I. Pekerjaan ibu merupakan faktor paling dominan terhadap kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia di Puskesmas Banjarmangu I. Kata kunci : Pengetahuan, sikap, sikap dan dukungan petugas kesehatan, kemampuan merawat balita pneumonia.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 8: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

ABSTRACT

Background: Number of illness and mortality because of pneumonia in children still high enough, especially in Indonesia. Many of sufferers are the children around 1-5 years old. One of the causes is the family ability to treat the children who got pneumonia, with knowledge, behavior and good action from mother is hoped the prevention of the pneumonia disease can be hold in a good way. Objective: To know the dominant factor which influence family’s ability when threat the children who got pneumonia in Banjarmangu health center community, Banjarnegara. Research methodology: This research uses analytic-descriptive methodology with cross sectional approach. Purposive sampling, the sample of this research is 67 respondents such as mother who has the children around 1-5 years old who live in Banjarmangu health center community, Banjarnegara. Statistic experiment which is used is Chi square and to know the dominant factor use regresi logistik berganda. Result: Showing the significant relationship between mother’s education (p:0,031), mother’s job(0,019) and family income (p:0,027) knowledge (p:0,036), behavior (p:0,029). Behavior and support from medic p(0,040). From statistic result showing that there is no relationship between father’s job and father’s knowledge. Mother’s job is dominant variable to the family ability when treating children who got pneumonia. Conclusion: Education, job knowledge, behavior, behavior and support from medic show that there is a relationship among family ability in treating children who got pneumonia in Banjarmangu health center community, Banjarnegara. Mother’s job is the dominant factor which influence with the family ability in treating children who got pneumonia in Banjarmangu health center community, Banjarnegara. Keyword: Knowledge, behavior, behavior and support from medic, ability in treating children who got pneumonia.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 9: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan Rahmat dan HidayahNya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Faktor yang mempengaruhi

kemampuan keluarga dalam merawat balita dengan pneumonia di wilayah kerja

Puskesmas Banjarmangu I Kabupaten Banjarnegara”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis masih banyak kekurangan dan

kesulitan, namun berkat bimbingan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat

terselesaikan. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:

1. Dr.Syamsuhadi Irsyad, SH.,MH., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Purwokerto yang telah membuat keputusan dalam penulisan skripsi ini.

2. Ns.Dedy Purwito,S.Kep.,M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah menyetujui penulisan

skripsi ini, dan sekaligus selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

waktu bimbingan, saran dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ns. SitiNurjanah, S.Kep., M.Kep., selaku ketua Program Studi Keperawatan

S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, saran dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 10: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

5. Sodikin, M.Kes,selaku dosen penguji I yang telah memberikan saran dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Hj. Yulianti Suswari, S.Kp selaku dosen penguji II yang telah memberikan

saran dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan staf Akademik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Purwokerto.

8. Seluruh staf laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan keterampilan dan

kedisiplinan didalam praktek di laboratorium.

9. Kepala Puskesmas Banjarmangu I yang sudah memberikan izin untuk

penelitian di Puskesmas yang beliau pimpin.

10. Semua staf Puskesmas Banjarmangu I yang sudah membantu dalam

penyusunan skripsi ini

11. Seluruh masyarakat Kecamatan Banjarmangu yang berkenan menjadi

responden dalam penelitian ini.

12. Ayah, ibu dan Adik- adik tercinta yang selalu memberi semangat dan

dukungan baik moral, material dan spiritual.

13. Sahabat-sahabat seperjuangan 2008 (Pipiet dan semuanya yang tidak bisa

disebutkan satu persatu) tetap semangat dan sukses dan tetap jaga tali

silaturahmi.

14. Teman-teman angkatan 2008-2012 Fakultas Ilmu Kesehatan UMP yang tidak

bisa saya sebutkan satu persatu tetep semangat dan semoga sukses.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 11: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

15. Staf pengajar program Studi Ilmu Kesehatan dan Perpustakaan kampus I dan

II yang telah menyediakan buku-buku literatur, demi kelancaran dalam

pebuatan skripsi ini.

16. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, semoga Allah

SWT memberikan imbalan yang sesuai, Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena

faktor keterbatasan yang ada dalam diri penulis, oleh sebab itu penulis mohon

saran dan kritik yang membangun dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat-Nya kepada

mereka.

Purwokerto, Agustus 2012

Penulis

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 12: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... . iii

SURAT PERNYATAAN .............................................................. . iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................... . v

MOTTO ......................................................................................... . vi

ABSTRAK ..................................................................................... . vii

ABSTRACT .................................................................................. .. viii

KATA PENGANTAR ................................................................... . ix

DAFTAR ISI .................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xvii

BAB I :PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ......................................................... 5

E. Penelitian Terkait ............................................................ 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 13: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

A. Pneumonia ...................................................................... 9

1. Definisi Pneumonia .................................................... 9

2. Etiologi/Faktor Penyebab ........................................... 10

3. Faktor Resiko Pneumonia .......................................... 12

4. Klasifikasi Pneumonia................................................ 13

5. Tanda dan Gejala Pneumonia ..................................... 15

6. Cara Penularan........................................ ................... 15

7. Pencegahan pneumonia.............................................. 16

8. Diagnosis Pneumonia............................. .................... 16

9. Perawatan Pneumonia ................................................ 17

B. Konsep Keluarga……………………………………….. 18

1. Pengertian keluarga…………………………………. 18

2. Fungsi keluarga……………………………………... 19

C. Pelaksanaan Fungsi Perawatan Keluarga......................... 21

1. Pengertian Perawatan Keluarga.................................... 21

2. Fungsi Perawatan Keluarga.......................................... 23

3.Tugas Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Keluarga .... 23

D. Tinjauan Umum Tentang Variabel Penelitian.................... 26

1. Pengetahuan .......................................................... .... 26

2. Sikap ...................................................................... .... 29

3. Pendidikan ............................................................ ..... 30

4. Pekerjaan .............................................................. ..... 30

5. Sikap dan Dukungan Petugas Kesehatan.................... 31

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 14: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

6. Status Sosial Ekonomi............................................... . 31

E. Teori Perilaku................................................................. 32

F. Kerangka Teori........................................................... .... 36

G. Kerangka Konsep........................................................ ... 37

H. Hipotesis Penelitian......................................................... 37

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ........................................................... 38

B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................ 38

C. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................... 38

D. Identifikasi Variabel Penelitian...................................... . 41

E. Definisi Operasional........................................................ 41

F. Pengumpulan Data .......................................................... 44

G. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner .............................. 45

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................... 48

I. Etika Penelitian................................................................ 51

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian ............................................................... 52

1. Analisa Univariat ....................................................... 52

2. Analisa Bivariat .......................................................... 54

3. Analisa Multivariat ................................................... . 58

B. Pembahasan .................................................................... 60

C. Kelemahan Penelitian..................................................... 72

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 15: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

A. Kesimpulan .................................................................... 74

B. Saran .............................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ...................................... 42

Tabel 3.2 Sebaran kuesioner ............................................................ 45

Tabel 4.1 Karakteristik Responden ................................................ 53

Tabel 4.2 Analisa Bivariat............................................................... 54

Tabel 4.3 Variabel penting yang masuk uji logistik ganda ............. 58

Tabel 4.4 Variabel Utama ............................................................... 59

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 16: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

..................................... .....................................

36

37

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 17: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampian 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Informed Consent

Kuesioner Penelitian

Uji Validitas dan Reabilitas

Analisis Univariat

Analisis Bivariat

Analisis Multivariat

Surat izin Penelitian

Lembar Konsultasi

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 18: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang

serius terutama pada anak usia 1- 5 tahun dan merupakan penyebab kematian anak

di negara berkembang. ISPA yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan

yang baik akan menjadi infeksi saluran pernafasan bawah atau pneumonia sering

terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan kombinasi

dengan keadaan lingkungan yang tidak higiene dan merupakan penyebab

kematian paling sering pada anak (Direktorat Jenderal P2M&PL, 2006).

Pneumonia merupakan salah satu bentuk infeksi saluran nafas bagian bawah

akut (ISNBA) yang tersering. Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai

parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius,

dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran udara

setempat ( Dahlan, 2007).

Berdasarkan data WHO proporsi penyebab kematian anak-balita di Negara

berkembang adalah pneumonia 19%, diare 17%, malaria 8% dan campak 4%. Jika

digabungkan, di seluruh dunia pneumonia menyebabkan hampir satu pertiga atau

29% kematian anak dibawah usia 5 tahun (Said, M, 2010).

Di Indonesia menurut laporan survei mortalitas subdit ISPA pada tahun 2005 di 10

provinsi diketahui bahwa 22,3% dari seluruh kematian bayi diakibatkan oleh pneumonia

(P2PL, 2008). Sedangkan menurut studi mortalitas pada Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar)

pada tahun 2007, diketahui bahwa proporsi kematian akibat pneumonia pada neonatus

1 Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 19: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

sebesar 23,8% dan pada anak balita sebesar 15,5%. Kedua data tersebut menunjukkan

bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian balita utama di Indonesia (Direktorat

Jenderal P2PL, 2006).

Pada tahun 2006, cakupan penemuan pneumonia balita di Jawa Tengah

mencapai 26,62%. Angka tersebut mengalami penurunan pada tahun 2007 yaitu

menjadi 24, 29% dan pada tahun 2008 juga mengalami penurunan menjadi

23,63%. Angka ini sangat jauh dari target SPM tahun 2010 sebesar 100% (Dinkes

Jawa Tengah,2008).

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 jumlah

kasus pneumonia mencapai 14,40%, sementara pada tahun 2011 jumlah kasus

pneumonia mencapai 10,67% (Dinkes Banjarnegara, 2011). Data tersebut

diantaranya 35 Puskesmas yang ada di Kabupaten Banjarnegara. Tercatat di

Puskesmas Banjarmangu I tahun 2010 menyebutkan bahwa sebanyak 17,24%

kasus pneumonia balita, tahun 2011 mencapai 18,57% kasus pneumonia balita

dan tahun 2012 pada bulan Januari sampai bulan April mencapai 9,22% kasus

balita pneumonia ( Puskesmas Banjarmangu I, 2011).

Berdasarkan Lokakarya Nasional III tahun 1990, Program Pengendalian

Penyakit ISPA telah memfokuskan diri pada penanganan pneumonia pada anak

dan membagi penatalaksanaan penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia

dan bukan pneumonia. Salah satu jenis ISPA yang menjadi pembunuh utama

balita di dunia adalah pneumonia (Direktorat Jenderal P2PL, 2009).

Untuk mewujudkan perawatan secara optimal bagi penderita juga diperlukan

peranan ibu sebagai mekanisme untuk menurunkan dampak masalah kesehatan

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 20: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

pada anak dan keluarganya (Nelson, 2002). Makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah menerima informasi, sehingga banyak pula pengetahuan yang

dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan

sikap seseorang terhadap perubahan hidup sehat (Notoatmodjo, 2005), sedangkan

menurut Effendy (2002) dalam hal ini bila semakin tinggi tingkat pengetahuan,

maka ibu akan dapat memilih alternatif yang terbaik bagi anaknya dan cenderung

memperhatikan hal-hal yang penting tentang perawatan anaknya.

Dampak bila ibu tidak memberikan perawatan yang baik pada balitanya akan

memperberat penyakitnya yaitu menjadi pneumonia berat sehingga saat di bawa

ke rumah sakit keadaannya sudah semakin memburuk. Dampak lainnya yaitu

berat badan balita menurun, demam tidak berkurang dan nafsu makan berkurang.

Salah satu kriteria keberhasilan perawatan di rumah adalah bila saat 2 hari

kemudian pernafasannya membaik (melambat), demam berkurang dan nafsu

makan membaik dan pemberian antibiotik selama 5 hari (WHO, 2009).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 10 ibu yang

berkunjung ke puskesmas tentang cara perawatan balita sakit, 4 ibu menjawab

tidak memberikan kompres air hangat unuk menurunkan demam, 10 ibu tidak

tahu balita harus diberikan banyak minum, 2 ibu tidak tahu bahwa penyakit

pneumonia menular sehingga tidak melakukan upaya pencegahan.

Penanganan penyakit pneumonia yang tepat di rumah oleh orang tua dapat

mengurangi tingkat keparahan dan mengurangi kematian balita akibat pneumonia.

Beberapa upaya perawatan yang dapat dilakukan oleh ibu di rumah dengan

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 21: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

memberikan makanan bergizi, pemberian cairan, kompres saat demam dan

membersihkan jalan nafas (Kemenkes, 2010).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kejadian pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarmangu

I Kabupaten Banjarnegara bahwa terdapat kasus pneumonia balita usia 1 – 5 tahun

tercatat 222 kasus. Dari pemaparan informasi diatas bahwa kejadian pneumonia

merupakan penyakit yang sering menyerang pada balita. Maka peneliti tertarik

untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan keluarga dalam

merawat balita dengan pneumonia.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

“Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kemampuan keluarga

dalam merawat balita dengan pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas

Banjarmangu I Kabupaten Banjarnegara.

2. Tujuan Khusus

a. Memperoleh gambaran tentang pendidikan, status ekonomi, pengetahuan,

pekerjaan, perilaku keluarga, sikap, serta sikap dan dukungan petugas

kesehatan terhadap kemampuan keluarga dalam merawat balita dengan

pneumonia.

b. Mengetahui hubungan antara faktor pendidikan, status ekonomi

pengetahuan, pekerjaan, sikap, serta sikap dan dukungan petugas

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 22: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

kesehatan dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita dengan

pneumonia.

c. Menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi kemampuan keluarga

dalam merawat balita dengan pneumonia.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai proses dalam menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dengan

cara mengaplikasikan ilmu dan teori – teori yang diperolehnya dalam masa

perkuliahan serta mendapatkan pengalaman nyata dalam menganalisis sebagai

penelitian pemula terhadap faktor yang mempengaruhi kemampuan keluarga

dalam merawat balita dengan pneumonia.

2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Memberikan gambaran secara umum tentang faktor yang mempengaruhi

keluarga didalam merawat balita dengan pneumonia, sehingga pelayanan

kesehatan dapat menentukan kebijakan kesehatan selanjutnya terhadap

pelaksanaan kesehatan keluarga. Pelayanan kesehatan terutama di Puskesmas

Banjarmangu I Kabupaten Banjarnegara diharapkan dapat melakukan

pendekatan pada keluarga dengan balita pneumonia melalui penyuluhan

kesehatan dan pencegahan serta penanganan dan perawatan balita pneumonia.

3. Bagi Keluarga dan Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat terutama keluarga tentang faktor

yang mempengaruhi keluarga dalam merawat balita dengan kejadian

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 23: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

pneumonia, sehingga keluarga dapat merubah perilakunya menjadi lebih sehat

dan dapat mengambil keputusan dengan cepat apabila balitanya menderita

tanda gejala pneumonia serta meningkatkan status kesehatan keluarganya.

4. Bagi Ilmu Keperawatan

Meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang keperawatan

komunitas dan dapat dijadikan sumber penelitian selanjutnya.

E. Penelitian Terkait

Pada penelitian sebelumnya terdapat penelitian yang mendukung penelitian

ini, Nurhidayah, Fatimah, & Rakhmawati (2008), dengan judul Upaya

Keluarga dalam pencegahan dan perawatan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan

Akut) di rumah pada balita di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya,

metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, sampel dalam penelitian

ini adalah 42 responden dengan teknik pengambilan sampel dengan purposive

sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa (14,28%) responden memiliki

upaya yang buruk dalam melakukan pencegahan infeksi saluran pernafasan

akut (ISPA).

Perbedaan dengan yang diteliti terletak pada tempat penelitian, jenis

penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dan desain penelitian cross

sectional, disini peneliti akan meneliti di daerah dataran tinggi yaitu di

Puskesmas Banjarmangu I. Variabelnya yang akan diteliti faktor yang

mempengaruhi kemampuan keluarga dalam merawat balita dengan pneumonia.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 24: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Afifah, & Djaja (2001) Determinan perilaku pencarian pengobatan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita. Penelitian deskriptif

dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ibu yang memilki anak

balita penderita ISPA. Teknik pengambilan sampel secara accidental. Metode

analisis adalah deskriptif dan analitis dengan regresi logistik sederhana. Hasil

penelitian menunjukan bahwa dari 83.656 bayi dan anak dibawah lima tahun,

47, 1% melakukan perawatan diri, 66,3% pergi ke fasilitas kesehatan dan 0,7%

memilih penyembuhan tradisional (dukun). Hampir sepertiga (28,5%) dari ibu

memilih pusat kesehatan (puskesmas), 14,7% memilih praktek swasta dokter

dan 14,5% memilih praktek paramedis swasta. Ibu dengan tingkat pendidikan

rendah lebih suka pergi ke dukun. Analisa regresi logistik ganda menunjukan

bahwa perilaku pencarian pengobatan ISPA ibu dari bayi.

Perbedaannya terletak pada pengambilan sampel menggunakan

Purposive Sampling. Variabel bebas dan terikatnya yang akan di teliti serta

tempat penelitian.

Machmud (2009) Pengaruh kemiskinan keluarga pada kejadian

pneumonia Balita di Indonesia. Metode survei rumah tangga yang mengukur

berbagai faktor pada level rumah tangga dan level individu serta survei institusi

yang mengatur faktor kinerja program pada level kabupaten. Perkiraan besar

sampel menggunakan Multistage Cluster dengan probabilitas proportionate to

the size dari populasi tiap cluster. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa

sosio ekonomi rumah tangga berperan secara bermakna terhadap kejadian

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 25: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

pneumonia balita, yang berarti rumah tangga miskin akan lebih besar terkena

pneumonia.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada variabel yang

diteliti, penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian deskriptif analitik

dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan

sampel menggunakan purposive sampling. Analisa datanya menggunakan

regresi logistik.

Yamin, Susanti, & Sulastri (2008) Kebiasaan ibu dalam pencegahan

primer penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) pada Balita Keluarga

Non Gakin di Desa Nanjung Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Nanjung Mekar

Kabupaten Bandung. Jenis penelitian ini deskriptif dengan teknik sampling

yang digunakan Proportionate Stratified Random Sampling dengan jumlah

sampel 87 orang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kebiasaan ibu dalam

pencegahan primer penyakit ISPA pada balita keluarga non gakin sebagian

besar (55,17%) memiliki kebiasaan baik, dan hampir setengahnya (44,83%)

tidak baik. Pada subvariabel pemenuhan nutrisi dan istirahat sebagian besar

responden (59,77%) memiliki kategori baik, menciptakan rumah yang sehat

setengahnya responden (50,57%) memiliki kategori tidak baik, kebersihan diri

(personal hygiene) sebagian besar responden (64,37%) memiliki kategori baik,

mencari informasi tentang ISPA sebagian besar responden (52,87%) memiliki

kategori baik.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan ini terletak pada

desain penelitian, pengambilan sampel, variabel, serta tempat penelitian.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 26: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pneumonia

1. Definisi Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru – paru (alveoli) dan

mempunyai gejala batuk, sesak nafas, ronki dan infiltrat pada foto rontgen. Terjadinya

pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada

bronkhus yang disebut BronkoPneumonia (Direktorat Jenderal P2PL, 2009).

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru – paru (alveoli).

Selain gambaran umum diatas, pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman tanda –

tanda klinis lainnya dan pemeriksaan penunjang (Rontgen, Laboratorium) (Wilson,

2006).

Pneumonia adalah salah satu bentuk infeksi saluran nafas bawah akut (ISNBA)

yang tersering. Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal

dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta

menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran udara setempat

(Dahlan, 2007).

Jadi pneumonia pada balita adalah infeksi saluran pernafasan bawah akut

yang sering menyerang balita pada usia 1- 5 tahun yang sangat beresiko

menyerang jaringan paru – paru (alveoli). Selain itu juga biasanya ditandai

dengan gejala batuk - pilek, sesak nafas yang sangat berbahaya apabila tidak

ditangani dengan tepat oleh petugas kesehatan.

9

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 27: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului dengan infeksi saluran

napas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil,

suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat Celcius, sesak napas, nyeri

dada dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga

hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut,

kurang nafsu makan, dan sakit kepala.

Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri)

dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain seperti aspirasi dan radiasi. Di

negara berkembang, pneumonia pada anak terutama disebabkan oleh bakteri.

Bakteri yang sering menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus

pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Staphylococcus aureus (Said,

2008).

2. Etiologi Pneumonia

Pneumonia yang ada di kalangan masyarakat umumnya disebabkan oleh

bakteri, virus mikoplasma (bentuk peralihan antara bakteri dan virus) dan

protozoa (Djojodibroto, 2009).

a. Bakteri

Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi

sampai usia lanjut. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling

umum adalah Streptococcus pneumonia sudah ada di kerongkongan

manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua atau

malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan

kerusakan. Balita yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi,

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 28: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

berkeringat, napas terengah-engah dan denyut jantungnya meningkat

cepat.

b. Virus

Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh

virus.Virus yang tersering menyebabkan pneumonia adalah Respiratory

Syncial Virus (RSV). Meskipun virus-virus ini kebanyakan menyerang

saluran pernapasan bagian atas, pada balita gangguan ini bisa memicu

pneumonia. Tetapi pada umumnya sebagian besar pneumonia jenis ini

tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila infeksi terjadi

bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa berat dan kadang

menyebabkan kematian.

c. Mikroplasma

Mikroplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan

penyakit pada manusia. Mikroplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai

virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia

yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikroplasma

menyerang segala jenis usia, tetapi paling sering pada anak pria remaja dan

usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak

diobati.

d. Protozoa

Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut pneumonia

pneumosistis. Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii

Pneumonia (PCP). Pneumonia pneumosistis sering ditemukan pada bayi

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 29: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

yang prematur. Perjalanan penyakitnya dapat lambat dalam beberapa

minggu sampai beberapa bulan, tetapi juga dapat cepat dalam hitungan

hari. Diagnosis pasti ditegakkan jika ditemukan P. Carinii pada jaringan

paru atau spesimen yang berasal dari paru.

3. Faktor Risiko Pneumonia

Hasil penelitian dari berbagai Negara termasuk Indonesia dan berbagai

publikasi ilmiah dilaporkan faktor risiko baik yang meningkatkan insiden

(morbiditas) maupun kematian (mortalitas) akibat pneumonia (Direktorat

Jenderal P2PL, 2009) adalah:

a. Faktor risiko yang meningkatkan insiden pneumonia meliputi:

1) Faktor risiko pasti (definite): malnutrisi, BBLR, tidak ASI Eksklusif,

tidak dapat imunisasi campak, polusi udara dalam rumah dan kepadatan.

2) Faktor risiko hampir pasti (likely): asap rokok, defisiensi Zinc,

kemampuan ibu merawat, penyakit penyerta (diare dan asma).

3) Kemungkinan faktor risiko (possible): pendidikan ibu, kelembaban,

udara dingin, defisiensi vitamin A, polusi udara luar, urutan kelahiran

dalam keluarga, kemiskinan.

b. Faktor risiko yang meningkatkan angka kematian pneumonia,

Faktor risiko yang meningkatkan angka kematian pneumonia ini perlu

mendapatkan perhatian kita semua agar upaya penurunan kematian karena

pneumonia dapat dicapai. Faktor risiko ini merupakan gabungan faktor

risiko insidens seperti tersebut diatas ditambah dengan faktor tatalaksana di

pelayanan kesehatan yaitu:

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 30: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

1) Ketersediaan pedoman tatalaksana

2) Ketersediaan tenaga kesehatan terlatih yang memadai

3) Kepatuhan tenaga kesehatan terhadap pedoman

4) Ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk tatalaksana pneumonia

(obat, oksigen, perawatan intensif)

5) Prasarana dan sistem rujukan.

4. Klasifikasi Pneumonia

a. Berdasarkan Umur

1) Kelompok umur < 2 bulan

a) Pneumonia berat

Bila disertai dengan tanda-tanda klinis seperti berhenti menyusu

(jika sebelumnya menyusu dengan baik), kejang, rasa kantuk yang

tidak wajar atau sulit bangun, stridor pada anak yang tenang,

mengi, demam (38ºC atau lebih) atau suhu tubuh yang rendah (di

bawah 35,5 ºC), pernapasan cepat 60 kali atau lebih per menit,

penarikan dinding dada berat, sianosis sentral (pada lidah),

serangan apnea, distensi abdomen dan abdomen tegang. Penderita

pneumonia berat juga mungkin disertai tanda-tanda lain seperti :

(1) Napas cuping hidung, hidung kembang kempis waktu

bernafas.

(2) Suara rintihan

(3) Sianosis (Kulit kebiru-biruan karena kekurangan oksigen).

(4) Wheezing yang baru pertama dialami.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 31: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

b) Bukan pneumonia

Jika anak bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali per menit

dan tidak terdapat tanda pneumonia seperti di atas.

2) Kelompok umur 2 bulan sampai < 5 tahun

a) Pneumonia sangat berat

Batuk atau kesulitan bernapas yang disertai dengan sianosis sentral,

tidak dapat minum, adanya penarikan dinding dada, anak kejang

dan sulit dibangunkan.

b) Pneumonia berat

Batuk atau kesulitan bernapas dan penarikan dinding dada, tetapi

tidak disertai sianosis sentral dan dapat minum.

c) Pneumonia

Batuk atau kesulitan bernapas dan pernapasan cepat tanpa

penarikan dinding dada.

d) Bukan pneumonia (batuk pilek biasa)

Batuk atau kesulitan bernapas tanpa pernapasan cepat atau

penarikan dinding dada.

e) Pneumonia persisten

Balita dengan diagnosis pneumonia tetap sakit walaupun telah

diobati selama 10-14 hari dengan dosis antibiotik yang kuat dan

antibiotik yang sesuai, biasanya terdapat penarikan dinding dada,

frekuensi pernapasan yang tinggi, dan demam ringan. (WHO,

2003).

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 32: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

5. Gejala Klinis dan Tanda Pneumonia

a. Gejala

Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului dengan infeksi saluran

napas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam,

menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat Celcius, sesak

napas, nyeri dada dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat

berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala

lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala (Misnadiarly,

2008)

b. Tanda

Menurut Misnadiarly (2008), tanda-tanda penyakit pneumonia pada balita

antara lain :

Batuk nonproduktif , Ingus (nasal discharge), suara napas lemah,

penggunaan otot bantu napas, demam , cyanosis (kebiru-biruan), thorax photo

menujukkan infiltrasi melebar , sakit kepala , kekakuan dan nyeri otot, sesak

napas, menggigil, berkeringat, lelah, terkadang kulit menjadi lembab, dan mual

dan muntah.

6. Cara penularan

Pada umumnya pneumonia termasuk kedalam penyakit menular yang

ditularkan melalui udara.Sumber penularan adalah penderita pneumonia yang

menyebarkan kuman ke udara pada saat batuk atau bersin dalam bentuk

droplet. Inhalasi merupakan cara terpenting masuknya kuman penyebab

pneumonia kedalam saluran pernapasan yaitu bersama udara yang dihirup, di

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 33: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

samping itu terdapat juga cara penularan langsung yaitu melalui percikan

droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin dan berbicara

kepada orang di sekitar penderita, transmisi langsung dapat juga melalui

ciuman, memegang dan menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran

pernapasan penderita (Azwar,2002).

7. Pencegahan Pneumonia

Mengingat pneumonia adalah penyakit beresiko tinggi yang tanda awalnya

sangat mirip dengan flu, alangkah baiknya para orang tua tetap waspada

dengan memperhatikan cara berikut ini (Misnadiarly, 2008).

a. Menghindarkan bayi atau anak dari paparan asap rokok, polusi udara, dan

tempat keramaian yang berpotensi penularan.

b. Menghindarkan bayi atau anak dari kontak dengan penderita ISPA.

c. Membiasakan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan.

d. Segera berobat jika mendapati anak mengalami panas, batuk, pilek.

Terlebih jika disertai suara serak, sesak nafas, dan adanya tarikan pada otot

diantara rusuk (retraksi).

e. Periksakan kembali jika dalam dua hari belum menampakan perbaikan,

dan segera ke rumah sakit jika kondisi anak memburuk.

f. Imunisasi, untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi

seperti imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus).

8. Diagnosis Pneumonia

Berdasarkan pedoman diagnosis dan tatalaksana pneumonia yang diajukan

oleh WHO di dalam buku Mansjoer (2008), pneumonia dibedakan atas :

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 34: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

a. Pneumonia sangat berat : bila ada sianosis dan tidak sanggup minum,

harus dirawat di RS dan diberi antibiotik.

b. Pneumonia berat : bila ada retraksi, tanpa sianosis, dan masih sanggup

minum, harus dirawat di RS dan diberi antibiotik.

c. Pneumonia : bila tidak ada retraksi tapi napas cepat :

1) > 60x/menit pada bayi < 2 bulan

2) > 50x/menit pada anak 2 bulan – 1 tahun

3) > 40x/menit pada anak 1 – 5 tahun

Bukan pneumonia : hanya batuk tanpa tanda dan gejala seperti di atas,

tidak perlu dirawat, tidak perlu antibiotik.

9. Perawatan Pneumonia pada balita di Rumah

Perawatan di rumah yang dapat dilakukan pada bayi atau anak balita

yang menderita pneumonia antara lain:

a. Mengatasi demam

Untuk anak usia dua bulan sampai lima tahun, demam dapat diatasi

dengan memberikan kompres air hangat, adalah kompres dengan air suam –

suam kuku atau air hangat (Rudianto, 2010). Suatu prosedur menggunakan

kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat. Menurut Anneahira

(2010), adapun manfaat kompres hangat adalah dapat memberikan rasa

nyaman dan menurunkan suhu tubuh.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 35: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

b. Mengatasi batuk

Dianjurkan untuk memberikan obat batuk yang aman misalnya

ramuan tradisional yaitu jeruk nipis setengah sendok teh dicampur dengan

kecap atau madu setengah sendok teh dan diberikan tiga kali sehari.

c. Pemberian makanan

Dianjurkan memberikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit

tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika terjadi

muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

d. Pemberian minuman

Diusahakan memberikan cairan (air putih, air buah dan sebagainya)

lebih banyak dari biasanya. Hal ini akan membantu mengencerkan dahak,

selain itu kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.

B. Konsep Keluarga

1) Pengertian Keluarga

Marilyn M. Friedman (1998) yang menyatakan bahwa keluarga

adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan

keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai peran masing

– masing yang merupakan bagian dari keluarga.

Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) menjelaskan

bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah

tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 36: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing –

masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

2) Fungsi Keluarga

Fungsi – fungsi dasar keluarga adalah memenuhi kebutuhan –

kebutuhan anggota keluarga dan masyarakat yang lebih luas. Lima fungsi

keluarga menurut Friedman (1998) adalah :

a. Fungsi afektif (affective function)

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan

basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak

pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap

anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif, perasaan

memiliki, perasaan yang berarti, dan merupakan sumber kasih sayang dan

reinforcement. Hal tersebur dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi

dan berhubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang berhasil

melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat

mengembangkan konsep diri yang positif. Fungsi afektif merupakan sumber

energi yang menentukan kebahagiaan keluarga. Perceraian, kenakalan anak

atau masalah keluarga yang sering timbul sebagai akibat tidak terpenuhinya

fungsi afektif.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 37: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (sosialization and social

placement function)

Fungsi ini sebagai tempat untuk melatih anak dan mengembangkan

kemampuannya untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.

Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi

atau hubungan antara anggota keluarga yang ditujukan dalam sosialisasi.

Anggota keluarga belajar tentang disiplin, norma – norma, budaya dan

perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.

c. Fungsi reproduksi (reproductive function)

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan dan menambah

sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka

fungsi ini sedikit terkontrol. Di sisi lain, banyak kelahiran yang tidak

diharapkan atau di luar ikatan perkawinan sehingga lahirnya keluarga baru

dengan satu orang tua.

d. Fungsi ekonomi (economic function)

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan tempat

mengembangkan kemampuan individu untuk meningkatkan penghasilan

dan memenuhi kebutuhan keluarga seperti makan, pakaian dan rumah.

Fungsi ini sukar dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan.

e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (health care function)

Fungsi ini untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga agar

tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Kemampuan keluarga dalam

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 38: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

memberikan perawatan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.

Bagi tenaga kesehatan keluarga yang profesional, fungsi perawatan

kesehatan merupakan pertimbangan vital dalam pengkajian keluarga.

Untuk menempatkannya dalam perspektif, fungsi ini merupakan salah

satu fungsi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan – kebutuhan fisik seperti

makan, pakaian, tempat tinggal dan perawatan kesehatan. Keluarga

menyediakan makanan, pakaian, perlindungan dan memelihara kesehatan.

Keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Keluarga pula yang menentukan kapan anggota keluarga yang terganggu

perlu meminta pertolongan tenaga profesional. Kemampuan keluarga dalam

memberikan asuhan keperawatan mempengaruhi tingkat kesehatan keluarga

dan individu. Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat – sakit juga

mempengaruhi perilaku keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan

keluarga.

C. Pelaksanaan Fungsi Perawatan Keluarga

1. Pengertian Perawatan Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan kesehatan

masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai unit satu kesatuan yang

dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya

mencegah penyakit. Sedangkan keluarga adalah sekumpulan orang dengan

ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 39: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

emosional serta sosial dari anggota keluarga. Keluarga adalah unit

pelayanan kesehatan dan merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang

ada dan tidak ada hubungan secara hukum akan tetapi berperan sebagai

keluarga atau siapapun yang di katakan klien sebagai keluarganya

(Friedman, 1998).

Perawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang

rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis

untuk bekerja dengan keluarga dan anggota keluarga. Pendekatan ini disebut

proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan inti dan sari

keperawatan, dimana proses adalah suatu aksi gerak yang dilakukan dengan

sengaja dan sadar dari satu titik ke titik yang lain menuju pencapaian tujuan.

Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan

masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja dengan individu,

keluarga, kelompok atau komunitas. Salah satu aspek terpenting dari

keperawatan adalah penekanan pada keluarga. Keluarga bersama dengan

individu, kelompok dan komunitas adalah klien atau resipien keperawatan.

Secara empiris, disadari bahwa kesehatan para anggota keluarga dan

kualitas kesehatan keluarga mempunyai hubungan yang erat. Akan tetapi,

hingga saat ini sangat sedikit yang diberikan perhatian pada keluarga

sebagai obyek dari studi yang sistematis dalam bidang keperawatan

(Friedman, 1998).

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 40: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

2. Fungsi Perawatan Keluarga

Fungsi perawatan kesehatan merupakan hal yang penting dalam

pengkajian keluarga. Sejauh mana masing – masing anggota keluarga

melaksanakan fungsinya antara lain termasuk fungsi afektif dalam

menyelesaikan masalah, fungsi sosialisasi dalam melakukan interaksi baik

sesama anggota keluarga maupun dengan orang lain, fungsi kesehatan

seperti yang dikemukakan oleh Friedman antara lain dalam mengenal

masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit,

memelihara dan memodifikasi lingkungan dan menggunakan sumber di

masyarakat. Fungsi kesehatan keluarga juga mengenai kebiasaan diet

keluarga mempengaruhi status gizi sebagai faktor pendukung, pola istirahat

dan tidur mempengaruhi status ketahanan tubuh, kebiasaan mengkonsumsi

obat atau zat aditif mempengaruhi berhasil atau tidaknya pengobatan, pola

perawatan diri mempengaruhi proses penularan dan higiene seseorang,

lingkungan dan riwayat kesehatan keluarga berpengaruh dalam bertambah

parah atau tidak masalah kesehatan yang dialami keluarga (Friedman,

1998).

3. Tugas Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Keluarga

Terdapat beberapa tugas dalam pelaksanaan perawatan kesehatan

keluarga, yaitu (Friedman, 1998) :

a) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Mengenal masalah kesehatan keluarga yaitu sejauh mana

keluarga mengenal fakta – fakta dari masalah kesehatan yang meliputi

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 41: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta

persepsi keluarga terhadap masalah. Dalam hal ini memerlukan data

umum keluarga yaitu nama keluarga, alamat, komposisi keluarga, tipe

keluarga, suku, agama, status sosial ekonomi keluarga dan aktivitas

rekreasi keluarga.

b) Membuat keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat

Mengambil sebuah keputusan kesehatan keluarga merupakan

langkah sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya

masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang

dihadapi, takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap

negatif terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas yang

ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi

yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah. Dalam hal ini

yang dikaji berupa akibat dan keputusan keluarga yang diambil.

Perawatan sederhana dengan melakukan cara – cara perawatan yang

sudah dilakukan keluarga dan cara pencegahannya.

c) Merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan

Anggota keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui

sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui

sumber – sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang

bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui

keberadaan fisik yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga

terhadap yang sakit. Perawatan keluarga dengan melakukan perawatan

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 42: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

sederhana sesuai dengan kemampuan, dimana perawatan keluarga yang

biasa dilakukan dan cara pencegahannya seminimal mungkin.

d) Memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat

Sejauh mana mengetahui sumber – sumber keluarga yang

dimiliki, keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan,

mengetahui pentingnya higiene sanitasi dan kekompakan antar anggota

keluarga. Dengan memodifikasi lingkungan dapat membantu dalam

melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami masalah

kesehatan, dalam bentuk kebersihan rumah dan menciptakan

kenyamanan agar anak dapat beristirahat dengan tenang tanpa adanya

gangguan dari luar.

e) Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat

Dimana keluarga mengetahui apakah keberadaan fasilitas

kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas

kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan

dan fasilitas tersebut terjangkau oleh keluarga. Dalam memanfaatkan

pelayanan kesehatan, dimana biasa mengunjungi pelayanan kesehatan

yang biasa dikunjungi dan cenderung yang paling dekat misalnya

posyandu, puskesmas maupun Rumah Sakit. Hal ini dilakukan dengan

alasan lebih efisien waktu dan merasa cocok.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 43: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

D. Tinjauan Umum Tentang Variabel Penelitian

Menurut hasil penelitian yang ada, dapat diketahui bahwa pneumonia

menyerang pada balita maupun bayi usia 1- 5 tahun, dimana pada usia tersebut

tubuh bayi akan mudah terserang penyakit infeksi apabila tidak dirawat

kekebalan tubuhnya dengan baik. Hal ini bisa terjadi apabila keluarga dalam

perawatan balita pneumonia tidak tepat dan bisa mengakibatkan kematian

apabila pengobatan tidak dilakukan dengan baik dan tepat, faktor resiko yang

menyebabkan kemampuan perilaku keluarga dalam melakukan perawatan

balita pneumonia (Sarwono, 1997) adalah:

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjaadi

melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Menurut penelitian Rogers (1974)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,

yakni:

a) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, disini

sikap objek sudah mulai timbul.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 44: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

c) Evaluation (menimbang - nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d) Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.

e) Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Menurut

Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa pengetahuan yang dicakup dalam

domain kognitif mempunyai enam tingkat yaitu:

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap sebagai suatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu”

ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan menginterpretasi materi tersebut secara

benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 45: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode,

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi- formulais yang ada.

f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

suatu materi atau objek sesuai kriteria – kriteria yang ada. Pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau lewat angket atau

kuesioner yang menyatakan tentang suatu materi ingin di ukur dengan

subjek penelitian atau responden. Pengukuran atau penilaian pengetahuan

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 46: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

menurut Notoatmodjo (2003) dapat dikategorikan menjadi 4 (empat),

yaitu:

(1) Pengetahuan baik : 61 – 100%

(2) Pengetahuan cukup baik : 31 – 60%

(3) Pengetahuan tidak baik : 0 – 30%

Pengetahuan ibu tentang pneumonia dapat diperoleh baik dari

pengalaman sendiri maupun dari pengalaman orang lain. Pengetahuan yang

mencakup cara mengenal pneumonia dan pengelolaan pneumonia akan

berpengaruh menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat

penyakit pneumonia.

2) Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap stimulus atau obyek. Sikap mengandung tiga komponen

yang membentuk struktur sikap yaitu komponen kognitif (komponen

perseptual) yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, keyakinan.

Komponen afektif (komponen emosional dan komponen konaktif,

komponen perilaku atau action component).

Sikap menggambarkan suka atau tidak sukanya seseorang pada suatu

obyek, yang sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman

orang lain. Sikap yang positif terhadap nilai – nilai kesehatan terutama yag

berkaitan dengan pneumonia, diharapkan terwujud dalam suatu tindakan

yang mendukung hidup sehat yang dapat menurunkan kesakitan dan

kematian akibat pneumonia.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 47: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

3) Pendidikan

Pendidikan merupakan proses seseorang mengembangkan

kemampuan, sikap dan bentuk – bentuk tingkah laku lainnya didalam

masyarakat, proses sosial yakni orang dihadapkan pada pengaruh

lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari

sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan

kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal. Pendidikan

terbagi dalam ruang lingkup yang meliputi pendidikan formal, informal dan

non formal.

Notoatmodjo yang dikutip Alimin (2003), menyatakan bahwa orang

dengan pendidikan formal lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang

lebih tinggi dibanding orang dengan tingkat pendidikan formal yang lebih

rendah, karena akan lebih mampu dan mudah memahami arti dan

pentingnya kesehatan serta pemanfaatan pelayanan kesehatan.

4) Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan seseorang dapat mencerminkan pendapatan,

status sosial, pendidikan, status ekonomi, resiko cedera atau masalah

kesehatan dalam suatu kelompok populasi. Pekerjaan juga merupakan suatu

determinan resiko dan determinan terpapar yang khusus dalam bidang

pekerjaan tertentu serta merupakan prediktor status kesehatan dan kondisi

tempat suatu populasi bekerja.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 48: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

5) Sikap dan dukungan petugas kesehatan

Dukungan petugas kesehatan sangat besar pengaruhnya terhadap

penurunan angka kesakitan maupun kematian balita yang menderita

pneumonia. Dimana dukungan petugas kesehatan ini bisa dilakukan pada

masyarakat terutama ibu balita yang anaknya menderita pneumonia supaya

diberikan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dan perawatan pada

balita dengan pneumonia, sehingga diharapkan keluarga lebih mengerti dan

termotivasi untuk melakukan tindakan pencegahan dan perawatan pada

balita dengan pneumonia, sehingga diharapkan dapat mengurangi resiko

terjadinya pneumonia pada balita (Direktorat Jenderal P2PL, 2006).

6) Status Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan

dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan prestasinya dan hak –

hak serta kewajiban dalam hubungannya dengan sumber daya (Soerjono,

2002). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendapatan orang tua

adalah penghasilan berupa uang yang diterima sebagai balas jasa dari

kegiatan baik dari sektor formal dan informal selama satu bulan dalam

satuan rupiah.

Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk akan

berbeda antara yang satu dengan yang lain, hal ini karena dipengaruhi oleh

keadaan penduduk sendiri dalam melakukan berbagai macam kegiatan

sehari – hari. Menurut Sumardi dalam Yerikho (2004) mengemukakan

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 49: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh

tinggi pendidikan yang dimilikinya.

Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat

dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena

ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah

yang mereka hadapi. Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi

kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga

mereka terhadap gizi, perumahan dan lingkungan yang sehat, pendidikan

dan kebutuhan – kebutuhan lainnya. Jelas kesemua itu akan dengan mudah

dapat menimbulkan penyakit (Effendy, 1998).

Berdasarkan standar UMR kabupaten Banjarnegara tahun 2011

pendapatan masyarakat Banjarnegara dibagi tiga kategori yaitu tinggi ≥

Rp.785.000, kategori sedang Rp.350.000 – Rp.785.000 dan kategori rendah

< Rp 350.000 (Dinsosnakertrans, 2011).

E. Teori Perilaku

Masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara – negara berkembang

pada dasarnya menyangkut dua aspek: aspek fisik dan non fisik, misalnya

tersedianya sarana kesehatan dan pengobatan penyakit, sedangkan yang kedua

adalah aspek non fisik yang menyangkut perilaku kesehatan. Faktor perilaku

ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap status kesehatan individu

maupun masyarakat.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 50: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam

pengalamannya serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud

dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan (Sarwono, 1997). Perilaku

kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau

obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan dan minuman serta lingkungannya (Notoatmodjo, 2003).

Ada beberapa penelitian yang mengaitkan dengan peran keluarga dalam

perilaku mencari bantuan kesehatan. Menurut penelitian D’Souza (2003),

meneliti tentang peran dari perilaku mencari bantuan kesehatan terhadap

kematian anak di perkampungan miskin di Karachi, Pakistan berdasarkan hasil

penelitian bahwa pemilihan pelayanan kesehatan yang tepat oleh keluarga

dapat menentukan apakah anak dapat bertahan hidup atau meninggal akibat

penyakit yang diderita.

Penilaian individu terhadap status kesehatannya ini merupakan salah satu

faktor yang menentukan perilakunya, yaitu perilaku sehat jika dia menganggap

dirinya sehat, dan perilaku sakit jika merasa dirinya sakit (Sarwono,1997).

Menurut Green yang dikutip oleh Sarwono (1997) mengatakan bahwa

kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu

faktor perilaku dan faktor – faktor di luar perilaku. Faktor perilaku ditentukan

oleh tiga kelompok faktor yaitu faktor – faktor predisposisi, pendukung dan

pendorong.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 51: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

a. Faktor predisposisi (Predisposing factors)

Mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial dan

unsur – unsur lain yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat. Pada

seseorang dengan pengetahuan rendah dan berdampak pada perilaku

perawatan pada balita pneumonia. Seseorang dengan pengetahuan yang

cukup tentang perilaku perawatan pneumonia dan pencegahan maka

keluarga tersebut akan besikap positif dan menuruti aturan pengobatan

disertai munculnya keyakinan untuk sembuh, tetapi terkadang masih ada

yang percaya dengan pengobatan alternatif bukan medis yang dipengaruhi

oleh kebiasaan masyarakat yang sudah membudaya.

b. Faktor pendukung (Enabling Factors)

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas

kesehatan bagi masyarakat.

Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam

suatu wadah pelayanan kesehatan yang disebut sarana kesehatan. Upaya

penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada umumnya dibedakan menjadi

tiga yaitu: sarana pemeliharaan kesehatan primer merupakan sarana yang

paling pertama menyentuh masalah kesehatan di masyarakat. Sarana

pemeliharaan kesehatan sekunder merupakan sarana pelayanan kesehatan

yang menangani kasus yang tidak atau belum ditangani oleh sarana

kesehatan primer karena peralatan atau keahlian belum ada dan sarana

pemeliharaan kesehatan tersier merupakan sarana pelayanan kesehatan

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 52: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

rujukan bagi kasus – kasus yang tidak ditangani oleh sarana pelayanan

kesehatan primer dan pelayanan kesehatan sekunder (Notoatmodjo, 2003).

c. Faktor pendorong (Reinforcing Factors)

Adalah faktor – faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya

perilaku antara lain:

1) Keaktifan petugas dalam memotivasi

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi

masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan

pemeliharaan, peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif)

dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Motivasi adalah upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan

dan pembangkit tenaga pada seseorang ataupun sekelompok masyarakat

tersebut mau berbuat dan bekerja sama secara optimal melaksanakan

sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan ( Azwar, 1998).

2) Kedisiplinan petugas klinik

Arti disiplin adalah kepatuhan kepada peraturan (tata tertib),

dalam melaksanakan tugasnya petugas kesehatan harus sesuai dengan

mutu pelayanan. Pengertian mutu pelayanan untuk petugas kesehatan

berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk

meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan

ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang maju, mutu peralatan yang baik

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 53: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

dan memenuhi standar yang baik (state of the art). Komitmen dan

motivasi petugas tergantung dari kemampuan mereka untuk

melaksanakan tugas mereka dengan cara yang optimal.

F. Kerangka Teori

Gambar 2.1.Kerangka Teori

Kerangka Teori menurut Lawrence Green, 1980

Faktor Predisposisi

• Pengetahuan • Sikap • Kepercayaan • Tradisi • Norma sosial

Faktor Pendukung Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

Faktor Pendorong

• Keaktifan petugas dalam memotivasi

• Kedisiplinan petugas klinik

Perilaku keluarga dalam merawat balita

dengan pneumonia

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 54: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

G. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Faktor yang mempengaruhi kemampuan keluarga dalam merawat Balita dengan

pneumonia

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: ”Ada hubungan antara faktor

tingkat pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu,

penghasilan keluarga, pengetahuan, sikap, sikap dan dukungan petugas

kesehatan, terhadap kemampuan keluarga dalam merawat balita dengan

pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarmangu I Kabupaten

Banjarnegara”.

Variabel Independent

• Tingkat Pendidikan • Pengetahuan • Pekerjaan • Sikap • Sikap dan Dukungan Petugas

Kesehatan. • Status sosial ekonomi

Variabel Dependent

Kemampuan keluarga dalam merawat balita

dengan pneumonia

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 55: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik yang

dilaksanakan dengan survei. Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah

cross sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-

faktor risiko dengan efek dimana pada waktu pengukuran atau pengumpulan data

variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali dan secara bersama

(Notoatmodjo, 2010).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2012 di Wilayah Kerja

Puskesmas Banjarmangu I Kabupaten Banjarnegara.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi (universe) adalah keseluruhan dari subjek penelitian yang dapat

terdiri dari manusia, benda – benda, hewan, tumbuh – tumbuhan, gejala –

gejala, nilai – nilai, tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki

karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Arikunto,2006).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang menderita

pneumonia pada tahun 2012 bulan Januari sampai April dengan jumlah kasus

38 Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 56: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

222 balita pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarmangu I Kabupaten

Banjarnegara sebanyak balita yang berkunjung perbulan ke Puskesmas.

2. Sampel

a. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,

2006). Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga balita dengan usia 1 – 5

tahun yang menderita pneumonia dan yang pernah berkunjung ke

Puskesmas, pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling.

Besar sampel dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan rumus sebagai

berikut: Perhitungan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus

Lameshow (2007), adalah:

Rumus :

n = ( )( ) ( )PPZNd

NPPZ−+−

−11

122

2

= ( ) 5,05,096,112221,0

2225,05,096,122

2

××+−⋅×××

= 25,08416,322101,0

5,558416,3×+×

×

= 9604,021,2

2088,213÷

= 1704,3

2088,213

= 67

Jadi jumlah total sampel dalam penelitian ini terdapat 67 sampel.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 57: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Keterangan:

N : besar populasi balita pneumonia sebanyak 222

n : besar sampel

Z : penyimpangan dengan dengan kepercayaan sebesar 95% (Z=1,96)

P : proporsi variabel yang dikehendaki

d : derajat ketepatan yang diinginkan

Dalam penelitian ini dipilih sampel yang memiliki kriteria sebagai

berikut:

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada

populasi target dan populasi terjangkau (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

a. Keluarga balita yang terkena pneumonia yang berusia 1 – 5

tahun

b. Keluarga balita yang terkena pneumonia dan bersedia menjadi

responden

c. Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu I

Kabupaten Banjarnegara.

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: karakteristik umum

subyek penelitian pada populasi target dan populasi terjangkau

(Sastroasmoro & Ismael, 2011). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini

adalah :

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 58: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

a. Keluarga balita yang usia < 1 dan > 5 tahun yang menderita pneumonia.

b. Keluarga balita yang menderita pneumonia di mana bertempat tinggal

di luar wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu.

c. Tidak bersedia menjadi responden.

D. Identifikasi Variabel

1. Variabel bebas (Variable Independent)

Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel dependen(terikat). Variabel independen dalam penelitian

ini adalah : Faktor tingkat pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah,

pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, pengetahuan, sikap, sikap dan dukungan

petugas kesehatan terhadap kemampuan perilaku keluarga dalam merawat

balita pneumonia.

2. Variabel terikat (Variable Dependent)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel independen. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah: kemampuan keluarga dalam merawat balita dengan

pneumonia.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mengidentifikasi variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang dapat diamati dari variabel yang didefinisikan tersebut.

Definisi operasional penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 59: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel

Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel Dependen Kemampuan perilaku keluarga dalam merawat balita pneumoia. Variabel Independen 1. Pengetahuan 2. Pendidikan

Ayah 3. Pendidikan

Ibu 4. Pekerjaan

Ayah

Tindakan atau aktivitas keluarga dalam mengetahui sifat dan perkembangan sakitnya, memelihara lingkungan tempat tinggal serta merawat balita pneumonia. Pemahaman yang dimiliki responden tentang pneumonia dengan mampu menjawab dengan benar terhadap 10 pernyataan. Pendidikan formal terakhir yang pernah dicapai ayah dengan kepemilikan ijasah. Pendidikan formal terakhir yang pernah dicapai ibu dengan kepemilikan ijasah. Profesi untuk mendapatkan gaji atau upah.

Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara

Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner

1. Mampu: 12 –

20 yang menjawab benar.

0. Tidak mampu: ≤ 11 yang menjawab benar.

2. Tinggi: 7 – 10

yang menjawab benar.

1. Sedang: 5 – 6 yang menjawab benar.

0. Rendah: 1 – 4 yang menjawab benar.

2. Tinggi: Akademi/Perguruan tinggi

1. Sedang: SMP-SMA

0. Rendah: SD

2. Tinggi: Akademi/Perguruan tinggi

1. Sedang: SMP – SMA

0. Rendah: SD 4. PNS 3. Swasta 2. Petani 1. Buruh

Nominal Ordinal Ordinal Ordinal Nominal

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 60: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Variabel

Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

5. Pekerjaan Ibu Profesi untuk mendapatkan gaji atau upah.

Wawancara Kuesioner 1. Bekerja 0. Tidak bekerja

Nominal

6. Sikap Ibu

Sikap ibu untuk merawat balita dengan pneumonia, dan mencegah terjadinya pneumonia balita serta melakukan hidup bersih dan sehat dan menyediakan makanan yang bergizi bagi anaknya.

Wawancara Kuesioner 2. Baik: 27 – 32 yang menjawab benar.

1. Cukup: 23 – 26 yang menjawab benar.

0. Kurang: 1 – 22 yang menjawab benar

Ordinal

7. Sikap dan dukungan petugas kesehatan

Tanggapan positif petugas kesehatan dalam memberikan dukungan kepada responden untuk dapat merawat atau mencegah pneumonia yang lebih parah dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan.

Wawancara

Kuesioner

2. Baik: 27- 32 yang menjawab benar.

1. Cukup: 23 – 26 yag menjawab benar.

0. Kurang: 1 – 22 yang menjawab benar.

Ordinal

8. Status Sosial Ekonomi

Tingkat pendapatan yang dimiliki responden di lihat dari penghasilan perbulan berdasarkan upah Minimum Kabupaten (UMK) Banjarnegara.

Wawancara Kuesioner 2. Tinggi(≥ Rp. 785.000

1. Sedang ( Rp. 350.000 – 785.000)

0. Rendah (< Rp.350.000)

Ordinal

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 61: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

F. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi langsung

terhadap balita dan wawancara terhadap orang tua atau anggota keluarga lain

yang dapat memberikan informasi yang terkait dengan penelitian. Wawancara

ini menggunakan kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder didapat dari pencatatan dan pelaporan tahun 2012 bulan

Januari sampai April ditingkat desa, Puskesmas, kecamatan, dan kabupaten

yang berhubungan dengan penelitian (geografi, demografi, laporan bulanan,

dan register harian penderita Pneumonia).

Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah bentuk kuesioner. Alat

tersebut digunakan setelah dilakukan uji coba terlebih dahulu. Dari pernyataan

tersebut dibagi menjadi 5 bagian yaitu karakteristik responden, tingkat

pengetahuan, sikap, perilaku, sikap dan dukungan petugas kesehatan.

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari kuesioner untuk mengukur

pengetahuan, mengukur sikap, mengukur perilaku, mengukur sikap dan

dukungan petugas kesehatan yang terdiri dari item-item pernyataan yang

favourable dan unfavourable ( Machfoedz, 2007) yang tersebar sebagai

berikut:

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 62: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Tabel 3.2 Sebaran pernyataan Favourable dan Unfavourable dalam

kuesioner.

Kuesioner Favourable Unfavourable Pengetahuan No item 1,3,5,7,9, No item 2,4,6,8,10, Sikap No item 11,13,15,17, No item 12,14,16,18 Perilaku No item 19,21,23,25,27 No item 20,22,24,26,28 Sikap dan dukungan petugas kesehatan

No item 29,31,33,35 No item 30,32,34,36

G. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Sifat valid memberikan pengertian bahwa alat ukur yang digunakan mampu

memberikan nilai yang sesungguhnya dari nilai yang kita inginkan. Uji validitas

instrumen menggunakan uji korelasi product moment person. Uji reabilitas dengan

teknik belah dua (split half), (Notoatmodjo, 2010).

Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut:

( ) ( )( )( ) ( )( )∑ ∑∑ ∑

∑ ∑∑−−−

−=

2222 YYNXXN

YXXYNr

Keterangan :

r : Korelasi Product Moment

N : jumlah sampel

X : skor variabel X

Y : skor variabel Y

XY : skor variabel X dikalikan skor variabel Y

Uji validitas diuji pada 30 responden yang memiliki karakteristik yang sama

dengan responden penelitian.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 63: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Perhitungan dilakukan dengan komputerisasi menggunakan program

komputer. Untuk menentukan validitas dengan nilai r = 5%, keputusan di ambil

atas dasar : jika r hasil positif serta r hasil ≥ r tabel maka valid, jika r hasil

negative serta r hasil < r tabel maka tidak valid.

Hasil uji validitas

1. Pengetahuan

Validitas dengan koefisien (0,534 s/d 0,835) > 0,355 (df=29)

2. Sikap

Validitas dengan koefisien (0,533 s/d 0,809) > 0,355 (df=29)

3. Perilaku

Validitas dengan koefisien (0,546 s/d 0,769) > 0,355 (df=29)

4. Sikap dan dukungan petugas kesehatan

Validitas dengan koefisien (0,547 s/d 0,846) > 0,355 (df=29)

Berdasarkan uji validitas kuesioner pengetahuan dapat disimpulkan bahwa

dari 10 pertanyaan yang diuji validitas hasilnya adalah valid semua. Kuesioner

sikap dari 8 pertanyaan, hasilnya 8 pertanyaan valid. Kuesioner perilaku dari 10

pertanyaan yang diuji validitas hasilnya 10 pertanyaan tersebut valid. Kuesioner

sikap dan dukungan petugas kesehatan yang berisi 8 pertanyaan hasilnya valid

semua setelah dilakukan uji validitas.

Adapun uji reliabilitas yang dipakai oleh peneliti dengan menggunakan

Teknik Belah Dua (split half), (Notoatmodjo, 2010). Dengan menggunakan teknik

ini berarti alat pengukur (kuesioner) yang telah di susun dibelah atau dibagi

menjadi dua. Dalam hal ini peneliti membagi dua berdasarkan belahan atas dan

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 64: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

belahan bawah berdasarkan median atau titik tengah, dari total pertanyaan langkah-

langkah yang diperlukan antara lain:

1) Mengajukan kuesioner tersebut kepada 30 responden, kemudian dihitung

validitas masing-masing pertanyaannya. Pertanyaan-pertanyaan yang valid

dihitung sedangkan yang tidak valid di buang.

2) Membagi pertanyaan-pertanyaan yang valid tersebut menjadi dua kelompok.

Separo masuk ke dalam belahan pertama (belahan atas), separonya lagi masuk

kedalam belahan kedua (belahan bawah).

3) Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan di jumlahkan sehingga akan

menghasilkan 2 kelompok skor total, yakni untuk belahan pertama dan belahan

kedua.

4) Melakukan uji korelasi dengan rumus korelasi product moment tersebut, antara

belahan pertama dengan belahan kedua.

5) Selanjutnya dengan daftar seperti uji korelasi sebelumnya, dapat diketahui

reliabilitas kuesioner tersebut dengan cara terdapat hubungan atau korelasi

antara belahan atas dengan belahan bawah.

Kesimpulan hasil perhitungan reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti

terdiri dari kuesioner pengetahuan, sikap, perilaku, sikap dan dukungan petugas

kesehatan semuanya reliabel (terdapat hubungan yang signifikan antara belahan

atas dengan belahan bawah) diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Pengetahuan (0,862 > 0,355 (tabel))

b. Sikap (0,758 > 0,355 (tabel))

c. Perilaku (0,825 > 0,355 (tabel))

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 65: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

d. Sikap dan dukungan petugas kesehatan (0,829 > 0,355(tabel))

Hasil perhitungannya bisa dilihat pada lampiran 3.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Adapun tahap-tahap dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah : memeriksa kembali semua data yang telah

dikumpulkan melalui kuesioner. Hal ini dilakukan untuk mengecek kembali

apakah semua kuesioner telah diisi dan bila ada yang tidak lengkap, meminta

responden yang sama untuk mengisi kembali data yang kosong.

Hal-hal yang dilakukan dalam editing :

1) Kelengkapan dan kesempurnaan data yaitu dengan mengecek nama dan

kelengkapan identitas pengisi.

2) Kejelasan tulisan atau tulisan mudah dibaca.

3) Responden sesuai

b. Coding

Coding adalah : memberikan kode jawaban secara angka atau kode

tertentu sehingga lebih mudah dan sederhana. Adapun penggunaan kode

dalam penelitian ini adalah tanda check untuk jawaban yang sesuai untuk

yang tidak sesuai dikosongi.

c. Tabulating

1). Transfering

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 66: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Memindahkan jawaban atau tertentu ke dalam suatu media misalnya

master table.

2). Skoring

Skoring untuk variabel independen dan dependen masing – masing diberi

skoring sesuai dengan kategori data dan jumlah item pertanyaan dari

setiap variabel sehingga setiap responden mempunyai skor tersendiri

sesuai dengan item pertanyaan dari setiap variabel.

d.Entri Data

Memasukan data yang telah diperoleh ke dalam perangkat komputer.

2. Analisis data

Analisis data dalam hal ini menggunakan teknik sebagai berikut :

a) Analisis univariat

Pada analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.

Pada umumnya analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan prosentase

dari setiap variabel.

b) Analisis bivariat

Analisis ini untuk mengetahui adanya hubungan yang bermakna

antara variabel bebas dan terikat dengan uji Chi-Kuadrat (Chi Square).

Rumus Chi kuadrat sbb :

X2 = ∑( )

EEO 2−

Keterangan:

χ2 : chi kuadrat

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 67: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

O : frekuensi observasi

E : frekuensi ekspektasi / harapan

Sesuai dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan, untuk melihat

hasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05,

berarti jika p value < 0,05 maka hasilnya bermakna yang artinya Ha

diterima dan jika p value > 0,05 maka hasilnya tidak bermakna yang artinya

Ha ditolak.

c) Analisis multivariat

Analisa multivariat adalah analisa untuk menguji hubungan antara variabel

dependen dan variabel independen secara bersama-sama menggunakan

analisa Regresi Logistik (logistic Regression), dengan tingkat kemaknaan p ≤

0,05. Untuk mengetahui variabel atau faktor yang dominan mempengaruhi

variabel terikat dilihat dari nilai koefisien regresi (β), sedangkan nilai cox dan

Snell R Square dilihat untuk mengetahui besarnya pengaruh semua variabel

bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Menurut Hastono

(2004), analisa Regresi Logistic berganda dihitung dengan rumus:

Z = α + β1x1+ β2x2+……….+ βixi

Bila nilai Z di masukan pada fungsi Z maka rumus fungsi Z adalah :

)....2211(11)( xiixxe

ZF +++++−+= βββα

Keterangan :

F(Z) : Probabilitas kejadian suatu penyakit berdasarkan faktor resiko

Z : Nilai indeks variabel independen. Nilai Z bervariasi antara - 00

sampai +00

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 68: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

α : Konstanta

x1 : Variabel independen ke 1

x2 : Variabel independen ke 2

xi : Variabel independen ke i

β : Koefisien

I. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting, karena berhubungan dengan manusia secara langsung. Etika yang perlu

dan harus diterapkan adalah :

1. Lembar persetujuan (Informed Consent)

Setelah menemukan responden, peneliti menerangkan tujuan dan maksud

penelitian dan menanyakan secara lisan kesediaannya untuk menjadi responden

penelitian. Setelah responden bersedia, peneliti memberikan lembar

persetujuan yang harus ditandatangani oleh responden tersebut.

2. Tanpa nama (Anonym)

Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara

tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menandakan kode pada lembar pengumpulan data.

3. Kerahasiaan (Confidientiality)

Menjaga kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 69: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu

I Kabupaten Banjarnegara dengan jumlah sampel sebanyak 67 responden.

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu – ibu yang

mempunyai balita terkena pneumonia dengan usia 1-5 tahun. Dari penelitian

tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat untuk menganalisis variabel – variabel yang ada

secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya

untuk mengetahui karakteristik dan subjek penelitian.

Berdasarkan tabel 4.1 dibawah diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini sebagian besar pendidikan ayah adalah SD sebesar 32 (47,76%),

pekerjaan ayah sebagai petani sebesar 26 (38,81%), pendidikan ibu adalah SD

yaitu 33 (49,25%), tidak bekerja sebesar 50 (74,63%), tingkat penghasilan <

Rp.350.000,- yaitu 35 (52,23%), kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia sebagian besar responden mampu merawat sebesar 39 (58,21%),

pengetahuan ibu sebagian besar rendah sebesar 28 (41,79%), Sikap ibu

sebagian besar memiliki sikap kurang dalam merawat balita pneumonia

sebesar 26 (38,81%), sikap dan dukungan petugas kesehatan sebagian besar

memberikan sikap yang cukup sebesar 28 (41,79%),

52

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 70: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

a. Karakteristik responden

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden di Wilayah Kecamatan

Banjarmangu I Kabupaten Banjarnegara.

No Karakteristik Responden N % 1. Pendidikan Ayah

SD SMP – SMA Perguruan Tinggi

32 30 5

47,76 44,78 7,46

2. Pendidikan Ibu SD SMP – SMA Perguruan Tinggi

33 28 6

49,25 41,79 8,96

3. Pekerjaan Ayah Buruh Petani Swasta PNS

15 26 25 1

22,39 38,81 37,31 1,49

4. Pekerjaan Ibu Tidak bekerja Bekerja

50 17

74,63 25,37

5. Tingkat penghasilan < Rp. 350.000,- Rp. 350.000 – 785.000,- ≥ Rp. 785.000,-

35 18 14

52,24 26,87 20,89

6. Kemampuan keluarga merawat balita pneumonia Tidak mampu Mampu

28 39

41,79 58,21

7. Pengetahuan Rendah Sedang Tinggi

28 27 12

41,79 40,30 17,91

8. Sikap Kurang Cukup Baik

26 20 21

38,81 29,85 31,34

9. Sikap dan dukungan petugas kesehatan Kurang Cukup Baik

23 28 16

34,33 41,79 23,88

Total 67 100,00

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 71: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

2. Analisis Bivariat

Tabel 4.2 Analisa Bivariat

Variabel Kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia

Total (%) X² (df) OR(95%CI) P

Tidak Mampu n (%)

Mampu n (%)

Pendidikan Ayah SD SMP – SMA Perguruan Tinggi

14 (43,8) 13 (43,3) 1 (20,0)

18 (56,3) 17 (56,7) 4 (80,0)

32 (100) 20 (100) 5 (100)

1,056 (1)

0,590

Pendidikan Ibu SD SMP – SMA Perguruan Tinggi

19 (57,6) 8 (28,6) 1 (16,7)

14 (42,4) 20 (71,4) 5 (83,3)

33(100) 28 (100) 6 (100)

6,948 (1)

0,031*

Pekerjaan Ayah Buruh Petani Swasta PNS

7 (46,7) 11 (42,3) 10 (40,0) 0 (0)

8 (53,3) 15(57,7) 15 (60,0) 1 (100)

15 (100) 26 (100) 25 (100) 1 (100)

0,900 (1)

0,825

Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja Bekerja

25 (50,0) 3 (17,6)

25 (50,0) 14 (82,4

50 (100) 17 (100)

5,459 (1)

4,667 (1,192 – 18,266)

0,019*

Penghasilan Keluarga Rendah Sedang Tinggi

20 (57,1) 5 (27,8) 3 (21,4)

15 (42,9) 13 (72,2) 11 (78,6)

35 (100) 18 (100) 14 (100)

7,230 (1)

0,027*

Pengetahuan Rendah Sedang Tinggi

7 (25,0) 16(59,3) 5 (41,7)

21 (75,0) 11 (40,7) 7 (58,3)

28 (100) 27 (100) 12 (100)

6,632 (2)

0,036*

Sikap Kurang Cukup Baik

16 (61,5) 5 (25,0) 7 (33,3)

10 (38,5) 15 (75,0) 14 (66,7)

26 (100) 20 (100) 16 (100)

7,103 (2)

0,029*

Sikap dan dukungan petugas kesehatan Kurang Cukup Baik

7 (30,4) 10 (35,7) 11(68,8)

16 (69,6) 18 (64,3) 5 (31,3)

23 (100) 28 (100) 16 (100)

6,425 (2)

0,040*

Total 28 (100) 39 (100) 67 (100) Ket : Hasil berdasarkan data dari 67 responden n = 67

*Signifikan pada p ≤ 0,05

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 72: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

a. Hubungan antara pendidikan ayah dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia

Bahwa proporsi pendidikan ayah sebagian besar yaitu SD 32 (47,76%), dan

yang mampu merawat balita pneumonia yaitu 18 (56,3%), sedangkan yang tidak

mampu yaitu 14 (43,8%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara pendidikan ayah dengan kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia di Puskesmas Banjarmangu I, dengan p value 0,590

(p≤0,05).

b. Hubungan antara pendidikan ibu dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia

Bahwa proporsi pendidikan ibu yaitu SD dengan kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia sebagian besar tidak mampu merawat balita pneumonia

yaitu 19 (57,6%), sedangkan perilaku ibu dalam merawat balita yang mampu yaitu 14

(42,4%) . Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara pendidikan ibu dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia

di Puskesmas Banjarmangu I, dengan p value 0,031 (p≤0,05).

c. Hubungan antara pekerjaan ayah dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia

Bahwa proporsi pekerjaan ayah yaitu petani dengan kemampuan dalam

merawat balita pneumonia sebagian besar tidak mampu merawat balita pneumonia

yaitu 11 (42,3%), sedangkan perilaku ayah dalam merawat balita pneumonia yang

mampu yaitu 15 (57,7%) . Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 73: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

hubungan yang signifikan antara pekerjaan ayah dengan kemampuan dalam merawat

balita pneumonia di Puskesmas Banjarmangu I, dengan p value 0,825 (p≤0,05).

d. Hubungan antara pekerjaan ibu dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia

Bahwa proporsi pekerjaan ibu yang tidak bekerja dengan kemampuan keluarga

dalam merawat balita pneumonia sebagian besar tidak mampu merawat balita

pneumonia yaitu 25 (50%), sedangkan perilaku ibu yang bekerja dalam merawat balita

pneumonia yang tidak mampu yaitu 3 (17,6%) . Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan kemampuan keluarga

dalam merawat balita pneumonia di Puskesmas Banjarmangu I, dengan p value 0,019

(p≤0,05). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai (OR= 4,667 (CI 95%= 1,192 –

18,266) artinya balita dengan ibu yang tidak bekerja memiliki risiko 4,67 kali lebih

besar untuk mampu dalam merawat balita dengan pneumonia dibandingkan balita

yang ibunya bekerja.

e. Hubungan antara tingkat penghasilan keluarga dengan kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia

Bahwa proporsi penghasilan keluarga yaitu rendah dengan kemampuan

perilaku dalam merawat balita pneumonia sebagian besar tidak mampu merawat balita

pneumonia yaitu 20 (57,1%), sedangkan perilaku dalam merawat balita pneumonia

yang mampu yaitu 15 (42,9%) . Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara penghasilan keluarga dengan kemampuan keluarga

dalam merawat balita pneumonia di Puskesmas Banjarmangu I, dengan p value 0,027

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 74: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

(p≤0,05).

f. Hubungan antara pengetahuan dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa responden dengan pengetahuan rendah

menunjukan tidak mampu merawat balita pneumonia sebanyak 7 (25,0%), yang

mampu merawat balita pneumonia sebanyak 21 (75,0%). Hasil uji statistik

menunjukan ada hubungan antara pengetahuan dengan kemampuan perilaku keluarga

dalam merawat balita pneumonia (p = 0,036), hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak,

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia.

g. Hubungan antara sikap dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa responden dengan sikap yang kurang

menunjukan tidak mampu merawat balita pneumonia sebesar 16 (61,5%), sedangkan

sikap keluarga mampu merawat balita pneumonia sebanyak 10 (38,5%). Hasil uji

statistik menunjukan ada hubungan antara sikap dengan kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia (p = 0,029), hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak, maka

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan

kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 75: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

h. Hubungan antara sikap dan dukungan petugas kesehatan dengan kemampuan keluarga

dalam merawat balita pneumonia.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sikap dan dukungan petugas kesehatan

yang paling banyak memberikan sikap yang cukup menunjukan tidak mampu merawat

balita pneumonia sebesar 10 (35,7%), sikap dan dukungan petugas kesehatan yang

menunjukan mampu merawat balita pneumonia sebesar 18 (64,3%). Hasil uji statistik

menunjukan ada hubungan antara sikap dan dukungan petugas kesehatan dengan

kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia (p = 0,040), hal ini

menunjukan bahwa Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara sikap dan dukungan petugas kesehatan dengan kemampuan keluarga

dalam merawat balita pneumonia.

3 Analisis Multivariat

Untuk memperoleh jawaban faktor mana yang paling dominan dengan

kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia dilakukan dengan dua tahap

yaitu pemilihan variabel penting yang dapat masuk ke dalam uji regresi logistik yang

berasal hasil uji chi square dengan nilai p≤ 0,25.(Dahlan, 2008).

a. Variabel Penting

Variabel penting hasil analisis bivariat yang masuk dalam uji regresi logistik

ditampilkan dalam tabel berikut:

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 76: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Tabel 4.3. Variabel penting yang masuk dalam uji regresi logistik ganda.

No Variabel OR CI(95%) p value

1. Pendidikan Ibu - - 0,031 6,948

2. Pekerjaan Ibu 4,667 1,192 – 18,266 0,040 5,459

3. Penghasilan Keluarga - - 0,027 7,230

4. Pengetahuan - - 0,036 6,632

5. Sikap - - 0,029 7,103

6. Sikap dan dukungan petugas - - 0,040 6,425

Dari hasil analisis bivariat di atas didapatkan hasil variabel pendidikan ibu,

pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, pengetahuan, sikap, sikap dan dukungan petugas

kesehatan kesehatan memiliki p value ≤ 0,25 dengan demikian variabel ini dimasukan

ke dalam model analisis multivariat.

b. Variabel Utama

Setelah dilakukan uji regresi logistik ganda menunjukan bahwa variabel yang

mempunyai faktor utama kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia

yang memiliki nilai p ≤ 0,05 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik

Variabel B P wald OR CI(95%) P value Lower Upper Pendidikan Ibu 0,873 2,866 2,394 0,871 6,579 0,090 Pekerjaan Ibu 1,275 2,685 3,579 0,779 16,445 0,101 Penghasilan Pengetahuan Sikap Sikap dan dukungan petugas kesehatan

0,845 -0,620 0,377 -0,892

3,406 1,853 0,654 3,709

2,327 0,538 1,459 0,410

0,949 0,220 0,584 0,165

5,707 1,314 3,642 1,016

0,065 0,173 0,419 0,054

Constant 0,006 0,000 1,006 0,994

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 77: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Dari keseluruhan proses analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa dari 6 variabel independen yang diduga menjadi faktor dominan penyebab

kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia terdapat satu variabel dengan

OR = 3,579 dengan CI 95% (0,779 – 16,445) yang menjadi faktor dominan yaitu

pekerjaan ibu.

Hasil Output Nagelkerke R Square menunjukan bahwa faktor ibu yang tidak

bekerja mengontribusi sebesar 41,1% untuk terjadi kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia.

B. Pembahasan

Dalam sub bab ini akan dilakukan pembahasan dari hasil penelitian

terkait dengan karakteristik responden, distribusi masing – masing variabel

penelitian, hubungan antara masing – masing variabel independen dengan

variabel dependen (kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia),

dan hubungan antara variabel – variabel independen yang bersama – sama

mempengaruhi variabel dependen ( kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia).

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ayah yaitu SD

sebanyak 32 (47,76%), SMP – SMA 30 (44,78%), dan perguruan tinggi 5

(7,46%), sedangkan karakteristik pendidikan ibu yaitu SD sebanyak 33

(49,25%), SMP – SMA 28 (41,79%), perguruan tinggi 6 (8,96%), karakteristik

responden berdasarkan pekerjaan ayah yaitu buruh 15(22,39%), petani 26

(38,81%), swasta 25 (37,31%), PNS 1 (1,49%), pekerjaan ibu yaitu ibu tidak

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 78: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

bekerja 50 (74,63%) dan ibu bekerja 17(25,37%), penghasilan keluarga,

sebagian besar berpenghasilan rendah < Rp. 350.000,- sebanyak 35 (52,24%),

proporsi kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia

memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku tidak

mampu dalam merawat balita pneumonia sebesar 28 responden (41,79%),

sedangkan responden yang memiliki perilaku mampu 39 (58,21%). Proporsi

pengetahuan dalam penelitian ini menunjukan bahwa dari jumlah total

responden yang menderita pneumonia terdapat 28 (41,79%) responden

mempunyai pengetahuan rendah, 27 (40,30%) responden mempunyai

pengetahuan sedang, dan 12 (17,91%) responden mempunyai pengetahuan

tinggi. Proporsi sikap dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian

besar responden memiliki sikap yang kurang yaitu sebesar 26 (38,81%), lebih

besar dibandingkan responden yang memiliki sikap cukup sebesar 20 (29,85%)

dan responden yang memiliki sikap baik sebesar 21 (31,34%), sedangkan

proporsi sikap dan dukungan petugas kesehatan dalam penelitian ini

menunjukan bahwa sebagian besar sikap petugas kesehatan memberikan sikap

yang kurang sebesar 23 (34,33%), sedangkan sikap petugas kesehatan

memberikan sikap yang cukup sebesar 28 responden (41,79%) dan sikap

petugas kesehatan memberikan sikap yang baik sebesar 16 (23,88%).

2. Hubungan antara pendidikan ayah dengan kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar SD 32

(47,76%), dan perilaku keluarga yang tidak mampu merawat balita 14 (43,8%),

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 79: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

sedangkan perilaku keluarga yang mampu merawat balita pneumonia 18

(56,3%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara pendidikan ayah dengan kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia di Puskesmas Banjarmangu I, dengan p value 0,590

(p≥0,05).

Hal tersebut karena didalam hubungan ayah dan anak tidak sedekat

hubungan anak dan ibunya, sehingga ayah kurang didalam merawat balita yang

sakit. Peran ayah disini sebagai seorang pencari nafkah, memberikan

kenyamanan bagi keluarganya. Menurut Feldstein, bahwa tingkat pendidikan

dipercaya mempengaruhi permintaan akan pelayanan kesehatan. Pendidikan

yang tinggi akan memungkinkan seseorang untuk mengetahui atau mengenal

gejala – gejala awal.

Namun tidak semua orang dengan pendidikan yang tinggi akan mampu

merawat balita sakit. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia

mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau

surat kabar, maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

Hersey dan Blanchard mengungkapkan bahwa pendidikan baik formal mapun

non formal dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan dan

berperilaku (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan seseorang dapat meningkatkan

kematangan intelektual sehingga dapat membuat keputusan dalam bertindak.

Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin mudah baginya untuk

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 80: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

menerima serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi (Notoatmodjo,

2003).

3. Hubungan antara pendidikan ibu dengan kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar SD 33

(49,25%), dan perilaku keluarga yang tidak mampu merawat balita pneumonia

19 (57,6%) sedangkan perilaku keluarga yang mampu merawat balita

pneumonia 14 (42,4%). Hasil Uji statistik menunjukan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara pendidikan ibu dengan kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia di Puskesmas Banjarmangu I (p value = 0,031).

Tingkat pendidikan ibu yang rendah merupakan faktor resiko yang

meningkatkan angka kematian pneumonia. Tingkat pendidikan ibu akan

berpengaruh terhadap tindakan perawatan oleh ibu kepada anak yang

menderita pneumonia ( Depkes RI, 2002).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Notosiswoyo (2003), yang menyatakan bahwa rendahnya tingkat pendidikan

akan berpengaruh terhadap tindakan perawatan oleh ibu kepada anak yang

menderita pneumonia, selain itu juga rendahnya pengetahuan masyarakat,

terutama ibu balita tentang pneumonia yang menimpa anaknya, dan mereka

terlambat membawa anak balitanya berobat ke puskesmas.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 81: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

4. Hubungan antara pekerjaan ayah dengan kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

pekerjaan ayah petani 26 (38,81%), dan perilaku keluarga yang tidak mampu

dalam merawat balita pneumonia 11 (42,3%), sedangkan perilaku keluarga

yang mampu merawat balita pneumonia 15 (57,7%). Hasil Uji statistik

menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ayah

dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia di Puskesmas

Banjarmangu I (p value = 0,825).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Suliha (1991) yang

mengatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan

dengan tidak patuh berobat. Sejalan pula dengan hasil penelitian Rahmat

Jumawan (2003), mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan

dengan kepatuhan followup penderita pneumonia balita.

Penghasilan keluarga adalah pendapatan keluarga dari hasil pekerjaan

utama maupun tambahan. Tingkat penghasilan yang rendah menyebabkan

orang tua sulit menyediakan fasilitas perumahan yang baik, perawatan

kesehatan, dan daya tahan tubuh berkurang dan mudah terkena penyakit infeksi

termasuk penyakit pneumonia.

Status sosial ekonomi dan pendidikan dianggap sebagai faktor resiko

penting untuk pneumonia. Hasil penelitian oleh Kartasasmita (1993) prevalensi

pneumonia ringan dan sedang pada balita yang berasal dari kelompok

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 82: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

berpenghasilan rendah lebih tinggi secara bermakna, dibandingkan dengan

yang berasal dari kelompok keluarga yang berpenghasilan lebih tinggi.

Menurut hasil penelitian Heriyana, dkk (2005) dikatakan bahwa bayi

yang mengalami pneumonia kemungkinan 1,3 kali lebih besar pada bayi yang

memiliki keluarga yang berpenghasilan kurang ( dibawah Upah Minimum

Propinsi < Rp. 510.000,00) dibandingkan bayi yang memiliki keluarga yang

berpenghasilan cukup ( Rp. 510.000,00).

5. Hubungan antara pekerjaan ibu dengan kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden adalah ibu tidak bekerja 50 (74,63%), dan yang bekerja 17

(25,37%). Hasil analisis statistik menunjukkan OR= 4,667 (CI 95%= 1,192 –

18,266), dapat dikatakan bahwa balita dengan ibu yang tidak bekerja memiliki

risiko 4,67 kali lebih besar untuk mampu dalam merawat balita dengan

pneumonia dibandingkan balita yang ibunya bekerja.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh

Yulita Riza, yang membagi pekerjaan ibu menjadi dua yaitu ibu bekerja dan

ibu tidak bekerja. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar ibu

tidak bekerja yaitu sebesar 93,5%, dan jumlah ibu yang bekerja yaitu 6,7%.

Pada dasarnya, ibu - ibu yang tidak bekerja mempunyai waktu yang

lebih banyak untuk mengurus anak dan merawat bila anak sakit. Selain itu ibu

yang tidak bekerja memungkinkan untuk berperilaku lebih baik dalam hal

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 83: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

pencegahan penyakit pneumonia dengan cara menjaga kebersihan dan

kesehatan lingkungan rumah karena kegiatan bersih – bersih rumah dapat

dilakukan setiap hari tanpa ada kendala karena harus bekerja ke luar rumah.

Pneumonia ini memerlukan perawatan dan penanganan yang tepat agar

tidak menjadi pneumonia yang berat sehingga saat di bawa ke rumah sakit

keadaannya sudah semakin memburuk dan dapat menyebabkan kematian

balita. Untuk mewujudkan perawatan secara optimal bagi balita diperlukan

peranan ibu sebagai mekanisme untuk menurunkan dampak masalah kesehatan

pada anak dan keluarganya (Nelson, 2002).

Jika dilihat dari konsep keluarga, sebenarnya tugas pokok seorang ibu

adalah mengurus rumah dan tugas ayah adalah mencari nafkah, pilihan ibu

untuk bekerja merupakan suatu cara untuk meringankan tugas suami tetapi ibu

juga harus tetap ingat dengan tugas pokoknya agar kesehatan keluarga dapat

terjaga dan tidak mengurangi perhatian terhadap anak dan keluarga.

6. Hubungan antara penghasilan keluarga dengan kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden adalah rendah 35 (52,24%), dan yang tidak mampu merawat balita

pneumonia 20 (57,1%). Tingkat penghasilan merupakan penghasilan diperoleh

bapak dan ibu digunakan untuk kehidupan sehari – hari, sehingga semakin

besar jumlah pendapatannya, maka taraf kehidupan akan semakin baik. Status

sosial ekonomi dianggap sebagai salah satu faktor risiko penting untuk

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 84: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

pneumonia, karena penderita pneumonia pada balita banyak ditemukan pada

kelompok keluarga dengan sosial ekonomi rendah ( Kartasasmita, 1993).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Machmud, 2009), menyatakan bahwa sosio ekonomi rumah tangga bermakna

terhadap kejadian pneumonia balita, yang berarti rumah tangga miskin akan

lebih besar terkena pneumonia.

7. Hubungan antara pengetahuan dengan kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan ibu

rendah sebanyak 28 (41,79%). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kemampuan

keluarga dalam merawat balita pneumonia. Dari hasil uji statistik Chi Square

didapatkan nilai p= 0,036 (p<0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa

pendidikan ayah terakhir sebagian besar SD yaitu 47,76%. Pendidikan adalah

suatu upaya peningkatan sumber daya manusia dalam meningkatkan

pengetahuan, sehingga diharapkan pendidikan yang tinggi akan meningkat

pula wawasan pengetahuannya dan semakin mudah menerima pengembangan

pengetahuan, pendidikan akan menghasilkan banyak perubahan seperti

pengetahuan, sikap, dan perbuatan (Soekanto, 2002).

Hasil analisis bivariat menunjukan adanya hubungan yang signifikan

antara tingkat pengetahuan dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia, nilai Chi Kuadrat hitung sebesar 6,632 dengan nilai probabilitas

(p) sebesar 0,036 lebih kecil bila dibandingkan dengan α = 0,05.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 85: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Pada responden yang berpengetahuan dalam kategori tinggi prosentase

terbesar mempunyai perilaku tidak mampu merawat balita pneumonia dalam

kategori tinggi yaitu 41,7%. Pada responden dengan pengetahuan sedang,

prosentase tertinggi mempunyai perilaku merawat balita pneumonia dalam

kategori mampu yaitu 40,7%. Sedangkan pada responden dengan pengetahuan

dalam kategori rendah sebagian responden memiliki perilaku merawat balita

pneumonia dalam kategori mampu 25,0%

Dari uraian tersebut di atas bahwa responden yang berpengetahuan baik

juga mempunyai perilaku yang mampu dalam merawat balita pneumonia yang

baik pula. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartini (2002),

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan seseorang akan penyakit

pneumonia maka angka kejadian pneumonia yang terjadi akan semakin rendah,

begitu pula sebaliknya apabila seseorang memiliki pengetahuan yang rendah

tentang pneumonia, maka angka kejadian pneumonia yang terjadi akan

semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa

penerimaan perilaku yang didasari oleh pengetahuan maka akan bersifat

langgeng. Notosiswoyo (2003) menjelaskan bahwa penyebab tingginya angka

kesakitan dan kematian balita dengan pneumonia di karenakan oleh rendahnya

pengetahuan ibu. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pengetahuan yang rendah

akan berdampak pada angka kesakitan dan kematian akibat pneumonia.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan mempengaruhi perilaku

dalam merawat balita pneumonia, semakin tinggi pengetahuan, maka perilaku

merawat pun semakin baik. Pengetahuan adalah domain yang sangat penting

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 86: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

untuk terbentuknya perilaku seseorang ( oven behavior) yang dalam penelitian

ini adalah perilaku merawat balita pneumonia.

Dalam teori Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia

dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarkat dipengaruhi oleh 2

faktor pokok yaitu faktor perilaku ( behavior causes) dan faktor di luar

perilaku ( non behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan

atau terbentuk dari 3 faktor yaitu pertama, faktor – faktor predisposisi

( predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,

keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya, kedua faktor – faktor pendukung

( enabling factor), yeng terwujud dalam lingkungan fisik tersedia atau tidaknya

fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana kesehatan misalnya puskesmas, obat –

obatan, alat – alat kontrasepsi, jamban dan sebagainya. Dan yang ketiga adalah

faktor – faktor pendorong ( reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok

referensi dari perilaku masyarakat ( Alan, 2003).

8. Hubungan antara sikap dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sikap

ibu kurang dalam merawat balita pneumonia sebanyak 26 (38,81%), dan sikap

ibu yang tidak mampu merawat balita pneumonia 16 (61,5%), sedangkan sikap

ibu yang mampu merawat balita pneumonia 10 (38,5%). Hasil analisis bivariat

diperoleh data bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 87: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia dengan P Value 0,029

( p<0,05).

Gibson mengatakan, bahwa sikap merupakan faktor penentu perilaku

karena sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi, dengan

demikian sikap merupakan faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya

perubahan perilaku (Gibson, 1998).

Sikap yang buruk dalam penelitian ini bahwa responden kurang

mendapatkan pendidikan dan pengetahuan yang akan mempengaruhi, kurang

memperolehnya stimulus untuk menentukan bagaimana cara bersikap dalam

merawat balita pneumonia. Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat)

seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah

kesehatan, termasuk perilaku merawat balita pneumonia). Sikap adalah suatu

pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai

dengan sikap yang objek tadi. Jadi sikap senantiasa terarah terhadap suatu hal,

suatu objek tidak ada sikap yang tanpa objek dan manusia dapat mempunyai

sikap terhadap bermacam – macam hal (Purwanto, 1998).

9. Hubungan antara sikap dan dukungan petugas kesehatan dengan

kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar sikap

dan dukungan petugas kesehatan cukup sebanyak 28 (41,79%), dan sikap

dukungan petugas kesehatan yang tidak mampu merawat balita pneumonia 10

(35,7%), sedangkan sikap dan dukungan petugas kesehatan yang mampu

merawat balita pneumonia 18 (64,3%). Hasil analisis Chi Square diperoleh

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 88: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

data bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dan dukungan

petugas kesehatan dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia dengan P Value 0,040 ( p<0,05) Bagi kalangan orang yang

berpendidikan rendah sikap petugas yang memberikan pelayanan dasar dapat

diartikan bahwa sikap petugas sudah baik dalam melayani pasien. Bagi

kalangan orang yang berpendidikan tinggi pelayanan dapat dianggap sebagai

pelayanan yang kurang memuaskan dan dapat pula mempersepsikan sikap

petugas dalam melayani pasien kurang baik. Tingkat pendidikan seseorang

berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar.

Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan memberikan

respon lebih rasional daripada mereka yang berpendidikan rendah (

Notoatmodjo, 2003).

Menurut Nur (2004) kerjasama dan penyuluhan dari petugas kesehatan

sangat diperlukan sebagai contoh atau acuan dalam melakukan tindakan

kesehatan. Peran petugas kesehatan mempunyai pengaruh terhadap perilaku

ibu dalam kaitannya dengan pencegahan penyakit pneumonia.

Menurut Sarfino dalam Smet (1994), dukungan petugas kesehatan

merupakan dukungan sosial dalam bentuk dukungan informatif, dimana

perasaan subjek bahwa lingkungan memberikan keterangan yang cukup jelas

mengenai hal – hal yang diketahui. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

mengabdikan diri dalam kesehatan serta memiliki pengetahuan dan

keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 89: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan ( Kepmenkes RI,

2005).

10. Variabel yang paling dominan

Variabel pekerjaan ibu merupakan yang paling dominan berpengaruh

terhadap kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia Exp (B) =

3,579. Menurut Hastono (2001) untuk mengetahui variabel mana yang paling

besar pengaruhnya terhadap variabel dependen, dilihat dari nilai Exp(B),

semakin besar nilai Exp(B) berarti semakin besar pengaruhnya terhadap

variabel dependen yang dianalisis. Dan dalam penelitian ini faktor prediktor

yang paling dominan adalah pekerjaan ibu merupakan faktor yang paling

dominan mempengaruhi kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia, dimana ibu yang tidak bekerja mempunyai waktu yang lebih

banyak untuk mengurus anak dan merawat bila anak sakit. Selain itu, ibu yang

tidak bekerja memungkinkan untuk berperilaku lebih baik dalam hal

pencegahan penyakit pneumonia dengan cara menjaga kebersihan dan

kesehatan lingkungan rumah karena kegiatan bersih – bersih rumah dapat

dilakukan setiap hari tanpa ada kendala karena harus bekerja ke luar rumah.

Kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia dipengaruhi

oleh pengetahuan yang rendah dan sikap yang buruk terhadap cara merawat

balita pneumonia dan menunjang untuk bertambah parah penyakit pneumonia

pada balita. Perilaku merawat balita pneumonia ini menurut Becker dalam

Notoatmodjo (2003), termasuk dalam perilaku kesehatan ( health behavior)

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 90: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

yaitu hal – hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam memelihara

dan meningkatkan kesehatannya.

Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat

dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena

ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah yang

mereka hadapi. Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi kemampuan

keluarga untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga mereka terhadap

gizi, perumahan dan lingkungan yang sehat, pendidikan dan kebutuhan –

kebutuhan lainnya, jelas kesemua itu akan dengan mudah dapat menimbulkan

penyakit ( Effendy, 1998).

C. Kelemahan Penelitian

1. Sampel dalam penelitian ini masih sedikit hanya 67 responden dan

mencakup area yang terbatas sehingga hasil kesimpulannya tidak dapat

digeneralisasikan, penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan mengambil

jumlah sampel yang lebih besar dengan area yang lebih luas dan heterogen.

2. Cara mengumpulkan data menggunakan kuesioner untuk menilai sikap,

sehingga kurang objektif, dalam menilai sikap tidak hanya menggunakan

kuesioner tetapi bisa dengan diobservasi.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 91: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari wilayah kerja

Puskesmas Banjarmangu I Kabupaten Banjarnegara bulan Juni – Juli 2012

dapat diambil kesimpulan :

1. Dalam penelitian ini distribusi responden pendidikan ayah sebagian besar

berpendidikan SD sebesar 47,76%, pendidikan ibu SD sebesar 49,25%,

pekerjaan ayah petani sebesar 38,81%, ibu yang tidak bekerja sebesar

74,63%, penghasilan keluarga sebagian besar rendah atau < Rp. 350.000,-

sebesar 52,24%, perilaku keluarga yang tidak mampu merawat balita

pneumonia sebesar 41,79%, perilaku keluarga yang mampu merawat balita

pneumonia sebesar 58,21%, pengetahuan yang rendah sebesar 41,79%,

pengetahuan yang sedang sebesar 40,30 %, pengetahuan yang tinggi sebesar

17,91%, sikap keluarga yang kurang dalam merawat balita pneumonia

sebesar 38,81 %, sikap keluarga yang cukup dalam merawat balita pneumonia

sebesar 29,85 %, sikap keluarga yang baik dalam merawat balita pneumonia

sebesar 31,34%, sikap dan dukungan petugas kesehatan yang kurang sebesar

34,33 %, sikap dan dukungan petugas kesehatan yang cukup sebesar 41,79 %,

sedangkan sikap dan dukungan petugas kesehatan yang baik sebesar 23,88%.

2. Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu, pekerjaan ibu,

penghasilan keluarga, pengetahuan, sikap, sikap dan dukungan petugas

74 Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 92: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

kesehatan dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia di

Puskesmas Banjarmangu I.

3. Variabel pekerjaan ibu paling dominan berpengaruh terhadap kemampuan

keluarga dalam merawat balita pneumonia di Puskesmas Banjarmangu I.

B. Saran

1.Bagi Puskesmas

a. Menggiatkan kembali program Perkesmas yang berfokus pada

asuhan keperawatan keluarga

b. Dilakukan peningkatan penyuluhan tentang penyakit pneumonia,

informasi tentang perawatan pneumonia pada balita, serta

pencegahannya terutama di keluarga secara rutin dan

berkesinambungan.

c. Meningkatkan jaminan pelayanan kesehatan pada masyarakat agar

pelayanan kesehatan terjangkau oleh orang – orang yang tidak

mempunyai kemampuan secara ekonomi.

2.Bagi responden

Orang tua harus lebih memperhatikan kesehatan anak – anaknya

salah satu caranya adalah dengan aktif dalam mengikuti kegiatan

posyandu anak, sehingga tumbuh kembang anak dan imunisasi anak

dapat terpantau.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 93: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

3.Bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat di jadikan bahan

acuan dan pembelajaran untuk peneliti selanjutnya yang akan

mengambil judul atau jenis yang sama dapat dilakukan dengan

menambah jumlah sampel, variabel, menggunakan metode yang

lain dan memperluas daerah penelitian untuk mengetahui faktor

yang berpengaruh terhadap kemampuan keluarga dalam merawat

balita pneumonia.

b. Untuk penelitian yang selanjutnya dapat diperdalam dalam hal alat

ukur yang untuk mengukur sikap, selain dengan kuesioner tetapi

harus di observasi.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 94: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, A., & Djaja. (2001). Determinan Perilaku Pencarian Pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, FKM UI. Buletin Penelitian Kesehatan. Vol. 29 No. 1. Diakses 15 April 2012.

Alan, S. (2003). Anthropologi Kesehatan: CARA PENDEKATAN SOSBUD,

SH., M.Kes. Jurusan Kebidanan Poltekkes Banjarmasin. Alimin, I. (2003). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan poliklinik

atau Puskesmas Pada Mahasiswa FKM USU Tahun 2003.Skripsi FKM USU, Medan.

Anneahira. (2010). Demam. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2012 dari

http://www.anneahira.com/pencegahan.penyakit/demam.htm. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta:

Rineka Cipta. Asiandi. (2012). Panduan penulisan skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Purwokerto: Purwokerto. Azwar, A. (2002). Pengantar Epidemiologi.Edisi Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara.

Azwar, A. (1998). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bailon, G.,& Maglaya, A. (1978). Family health nursing. Philiphines: UP.

College of Nursing. Dahlan, Z. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu

Penyakit Dalam FKUI. Departemen Kesehatan RI. (2002). Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan Akut untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita. Jakarta.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 95: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Direktorat Jenderal P2PL, (2009) ;Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Jakarta. Depkes RI.

__________________, (2006) ; Rencana Kerja Jangka Menengah Nasional

Penanggulangan Pneumonia Balita tahun 2005- 2009, Jakarta. Depkes RI. Dinas kesehatan Propinsi Jawa Tengah, (2008). Profil Kesehatan Propinsi Jawa

Tengah tahun 2008: Semarang. Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. (2011). Profil Kesehatan Kabupaten

Banjarnegara. Banjarnegara: Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Dinsosnakertrans. (2011). Daftar UMR Kabupaten Banjarnegara.

Dinsosnakertrans. Djojodibroto, D. (2009). Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC. D’ Souza RM. (2003). Role of health seeking behavior in child mortality in slums

of Karachi, Pakistan. J Biosocial Science (2003), 35:pp 131- 144. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses 25 Maret 2012.

Effendy, N. (1998). Dasar – dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Friedman, M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek ( Terjemahan T. Estu).Jakarta: EGC.

Gibson, J. L. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : CV Mandiri Buana.

Hastono, S. P. (2001). Modul analisa data. Jakarta: Balai penerbit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Heriyana, dkk. (2005). Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Anak Umur 1 Tahun Di RSUD Labuang Baji Kota Makassar, http://digilib.litbang.depkes.go.id.

Jumawan, R. (2003). Faktor – faktor yang berhubungan dengan kepatuhan follow up penderita pneumonia di Puskesmas Pamarican Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya. Skripsi Program SI FKM Unsil.

Kartasasmita, C.R. (1993). Morbiditas Dan FaktorResiko ISPA PadaBalita Di CikutraSuatu Daerah Urban Di Daerah Bandung. Majalah Kesehatan Bandung,No. 4.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 96: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Kartini.(2002). Hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam memberikan perawatan penunjang di rumah pada balita pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Wonoayu Sidoarjo. http://www.google.com. Diakses 30 Juli 2012.

Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak. Jakarta: DIPA Kementerian Kesehatan RI. Available at: http://www.gizikiadepkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/Buku-Kader-Seri-Kesehatan-Anak.pdf.

Lameshow, H. (2007). Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: UGM.

Machfoedz. (2007). Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Mahmud, R. (2009). Pengaruh Kemiskinan Keluarga pada Kejadian Pneumonia Balita di Indonesia.Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Volume 4, No.1.

Mansjoer, A., dkk. (2008). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI.

Mardeyanti. (2007). Hubungan status pekerjaan dengan kepatuhan ibu memberikan ASI eksklusif di RSUD Dr. Sarjito Yogyakarta. Abstrak Skripsi. http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=1626

Misnadiarly. (2008). Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada Anak Balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut. Jakarta: Pustaka Obor Populer.

Notoatmodjo, S. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

__________________, (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip – prinsip Dasar). Jakarta: Rineka Cipta.

__________________, (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta. __________________, (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notosiswoyo, M.,Martomijoyo, R., &Suipardi, S. (2003).Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Ibu Bayi/ Anak Balita serta Persepsi Masyarakat dam Kaitannya dengan Penyakit ISPA dan Pneumonia.Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 31, No.2.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 97: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Nur, H. (2004). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit ISPA pada Balita di Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Skripsi. FKM USU.

Nurhidayah, I., Fatimah, S., & Rakhmawati, W. (2008). Upaya Keluarga dalam pencegahan dan perawatan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di rumah pada Balita di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.Skripsi. Diakses27Maret2012. http://pustaka.unpad.ac.id/wp.content/uploads/2010/03/pdf.

Purwanto, H. (1998). Pengantar Perilaku Manusia Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran.

Puskesmas Banjarmangu I. (2011). Profil Kesehatan Puskesmas. Banjarnegara: Puskesmas Banjarmangu I.

Riwidikdo, H. (2009). Statistik kesehatan; belajar mudah teknik analisis data dalam penelitian kesehatan (plus aplikasi software SPSS). Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Roesli, U. (2004). Mengenal ASI eksklusif. Jakarta: Trubus Agri Widya.

Rudianto, S. (2010). Demam Pada Anak. Jakarta: Gramedia.

Said, M. (2008). Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: IDAI.

Sarwono, S. (1997). Sosiologi Kesehatan (Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya). Cetakan Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sarwono, S. (2004). Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya. UGM Press. Yogyakarta.

Sabri.,& Hastono. (2004). Statistik kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sastroasmoro, S dan Ismael, S. (2011). Dasar- Dasar Metodologi Penelitian

Klinis, Jakarta: Sagung Seto. Sibarani, D. (1996).Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Dalam Pencegahan

Penyakit ISPA pada Balita di Desa Pangombusan Kecamatan Porsea.Skripsi.FKM USU.

Soerjono, S. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Suliha. (1999). Faktor – faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan penderita TB Paru di Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya. Skripsi Program SI FKM Unsil.

Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Penerbit PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 98: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

UNICEF. (2006). Pneumonia: The forgotten killer of children. New York.Available at:http://www.unicef.org. Diakses 27 Maret 2012.

WHO, (2003). Penanganan ISPA Pada Anak di Rumah Sakit Negara Berkembang. Pedoman Untuk Dokter dan Petugas Kesehatan Senior. Jakarta: EGC.

WHO, (2009). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota (alih bahasa Tim Adaptasi Indonesia). Jakarta: WHO. Indonesia. http://ww.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/09/Buku-Saku-Pelayanan-Kesehatan-Anak-di-RS.pdf.

Wilson, L., M. (2006). Penyakit Pernafasan Restriktif. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – proses Penyakit. Jakarta: EGC.

Yamin, A., Susanti, D.R.,& Sulastri, W. (2009). Kebiasaan Ibu dalam Pencegahan

Primer Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) pada Balita Keluarga Non Gakin di Desa Nanjung Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Nanjung Mekar Kabupaten Bandung.Diakses 20 Juni 2012. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/kebiasaan_ibu.pdf.

Yerikho. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.

Yulita, R. (2003). Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Kabupaten Bekasi. Skripsi. FKM Undip.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 99: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN PNEUMONIA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA

Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Mencapai Derajat Sarjana S1

Program Studi Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan

Diajukan oleh : Sri Suparni 0811020021

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2012

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 100: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN PNEUMONIA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA

yang dipersiapkan dan disusun

Sri Suparni

0811020021

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

Ns. Dedy Purwito, S. Kep., M.. Sc Tanggal 13 Agustus 2012

Pembimbing Pendamping

Ns. Rakhmat Susilo, S. Kep Tanggal 13 Agustus 2012

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 101: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA

Sri Suparni1, Dedy Purwito2, Rakhmat Susilo3

ABSTRACT

Background: Number of illness and mortality because of pneumonia in children still high enough, especially in Indonesia. Many of sufferers are the children around 1-5 years old. One of the causes is the family ability to treat the children who got pneumonia, with knowledge, behavior and good action from mother is hoped the prevention of the pneumonia disease can be hold in a good way. Objective: To know the dominant factor which influence family’s ability when threat the children who got pneumonia in Banjarmangu health center community, Banjarnegara. Research methodology: This research uses analytic-descriptive methodology with cross sectional approach. Purposive sampling, the sample of this research is 67 respondents such as mother who has the children around 1-5 years old who live in Banjarmangu health center community, Banjarnegara. Statistic experiment which is used is Chi square and to know the dominant factor use regresi logistik berganda. Result: Showing the significant relationship between mother’s education (p:0,031), mother’s job(0,019) and family income (p:0,027) knowledge (p:0,036), behavior (p:0,029). Behavior and support from medic p(0,040). From statistic result showing that there is no relationship between father’s job and father’s knowledge. Mother’s job is dominant variable to the family ability when treating children who got pneumonia. Conclusion: Education, job knowledge, behavior, behavior and support from medic show that there is a relationship among family ability in treating children who got pneumonia in Banjarmangu health center community, Banjarnegara. Mother’s job is the dominant factor which influence with the family ability in treating children who got pneumonia in Banjarmangu health center community, Banjarnegara. Keyword: Knowledge, behavior, behavior and support from medic, ability in treating children who got pneumonia. 1 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2 Dekan FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto 3 Staf Akademik FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 102: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

PENDAHULUAN

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang serius

terutama pada anak usia 1- 5 tahun dan merupakan penyebab kematian anak di negara

berkembang. ISPA yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan yang baik akan

menjadi infeksi saluran pernafasan bawah atau pneumonia sering terjadi pada anak kecil

terutama apabila terdapat gizi kurang dan kombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak

higiene dan merupakan penyebab kematian paling sering pada anak.1

Pneumonia merupakan salah satu bentuk infeksi saluran nafas bagian bawah akut

(ISNBA) yang tersering. Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal

dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan

konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran udara setempat.2

Berdasarkan data WHO proporsi penyebab kematian anak-balita di Negara berkembang

adalah pneumonia 19%, diare 17%, malaria 8% dan campak 4%. Jika digabungkan, di

seluruh dunia pneumonia menyebabkan hampir satu pertiga atau 29% kematian anak

dibawah usia 5 tahun.3

Di Indonesia menurut laporan survei mortalitas subdit ISPA pada tahun 2005 di 10 provinsi

diketahui bahwa 22,3% dari seluruh kematian bayi diakibatkan oleh pneumonia (P2PL, 2008).

Sedangkan menurut studi mortalitas pada Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) pada tahun 2007,

diketahui bahwa proporsi kematian akibat pneumonia pada neonatus sebesar 23,8% dan pada anak

balita sebesar 15,5%. Kedua data tersebut menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyebab

kematian balita utama di Indonesia.1a

Pada tahun 2006, cakupan penemuan pneumonia balita di Jawa Tengah mencapai

26,62%. Angka tersebut mengalami penurunan pada tahun 2007 yaitu menjadi 24, 29% dan

pada tahun 2008 juga mengalami penurunan menjadi 23,63%. Angka ini sangat jauh dari

target SPM tahun 2010 sebesar 100%.4

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 jumlah kasus

pneumonia mencapai 14,40%, sementara pada tahun 2011 jumlah kasus pneumonia

mencapai 10,67% (Dinkes Banjarnegara, 2011). Data tersebut diantaranya 35 Puskesmas

yang ada di Kabupaten Banjarnegara. Tercatat di Puskesmas Banjarmangu I tahun 2010

menyebutkan bahwa sebanyak 17,24% kasus pneumonia balita, tahun 2011 mencapai

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 103: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

18,57% kasus pneumonia balita dan tahun 2012 pada bulan Januari sampai bulan April

mencapai 9,22% kasus balita pneumonia.5

Berdasarkan Lokakarya Nasional III tahun 1990, Program Pengendalian Penyakit ISPA

telah memfokuskan diri pada penanganan pneumonia pada anak dan membagi

penatalaksanaan penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan bukan pneumonia.

Salah satu jenis ISPA yang menjadi pembunuh utama balita di dunia adalah pneumonia.6

Untuk mewujudkan perawatan secara optimal bagi penderita juga diperlukan peranan ibu

sebagai mekanisme untuk menurunkan dampak masalah kesehatan pada anak dan

keluarganya (Nelson, 2002). Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi, sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang

kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap perubahan hidup sehat

(Notoatmodjo, 2005), sedangkan menurut Effendy (2002) dalam hal ini bila semakin tinggi

tingkat pengetahuan, maka ibu akan dapat memilih alternatif yang terbaik bagi anaknya dan

cenderung memperhatikan hal-hal yang penting tentang perawatan anaknya.

Dampak bila ibu tidak memberikan perawatan yang baik pada balitanya akan

memperberat penyakitnya yaitu menjadi pneumonia berat sehingga saat di bawa ke rumah

sakit keadaannya sudah semakin memburuk. Dampak lainnya yaitu berat badan balita

menurun, demam tidak berkurang dan nafsu makan berkurang. Salah satu kriteria

keberhasilan perawatan di rumah adalah bila saat 2 hari kemudian pernafasannya membaik

(melambat), demam berkurang dan nafsu makan membaik dan pemberian antibiotik selama

5 hari.7

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 10 ibu yang

berkunjung ke puskesmas tentang cara perawatan balita sakit, 4 ibu menjawab tidak

memberikan kompres air hangat unuk menurunkan demam, 10 ibu tidak tahu balita harus

diberikan banyak minum, 2 ibu tidak tahu bahwa penyakit pneumonia menular sehingga

tidak melakukan upaya pencegahan.

Penanganan penyakit pneumonia yang tepat di rumah oleh orang tua dapat mengurangi

tingkat keparahan dan mengurangi kematian balita akibat pneumonia. Beberapa upaya

perawatan yang dapat dilakukan oleh ibu di rumah dengan memberikan makanan bergizi,

pemberian cairan, kompres saat demam dan membersihkan jalan nafas.8

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 104: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

BAHAN DAN CARA

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif analitik yang dilaksanakan dengan survei.

Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian untuk

mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor risiko dengan efek dimana pada waktu

pengukuran atau pengumpulan data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali

dan secara bersama.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling, sampel dalam

penelitian ini adalah keluarga balita dengan usia 1 – 5 tahun yang menderita pneumonia dan

yang pernah berkunjung ke Puskesmas.

Pengambilan data primer dilakukan melalui observasi langsung terhadap balita dan

wawancara terhadap orang tua atau anggota keluarga lain yang dapat memberikan informasi

yang terkait dengan penelitian, wawancara ini menggunakan Kuesioner. Untuk menganalisis ada

tidaknya hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji statistik regresi

logistik dan dari hasil pengujian statistik akan ditarik suatu kesimpulan.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) yang

telah disusun secara sistematis. Sebelum penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukan

uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui tingkat kesahihan (keandalan) dari daftar

pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang mempunyai balita usia 1 – 5 tahun yang

menderita pneumonia yang berkunjung ke Puskesmas Banjarmangu I. Sampel yang dibutuhkan

dalam penelitian ini sebanyak 67 responden. Sampel dalam penelitian ini menggunakan

Purposive sampling yaitu subjek yang mempunyai ciri – ciri yang terdapat pada populasi.

Analisis hasil penelitian menggunakan analisis univariat, digunakan untuk melihat gambaran

distribusi frekuensi. Sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen dengan membuat tabel tabulasi silang 3X2.

Selanjutnya dilakukan uji statistik regresi logistik. Uji kemaknaan menggunakan tingkat

kepercayaan (tingkat kemaknaan) 95%, dimana p-value (tingkat kepercayaan) = 0,05. Bila p-

value > 0,05 hal ini menunjukan hasil penelitian didapat hubungan tidak bermakna (tidak ada

hubungan yang signifikan), sedangkan bila p-value ≤ 0,05 menunjukan hasil yang diperoleh

bermakna (ada hubungan yang signifikan).

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 105: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner terhadap 67

responden yang menderita pneumonia, menghasilkan data sebagian berikut:

Tabel 4.1. Analisa Univariat (n tot = 67)

No Karakteristik Responden N % 1. Pendidikan Ayah

SD SMP – SMA Perguruan Tinggi

32 30 5

47,76 44,78 7,46

2. Pendidikan Ibu SD SMP – SMA Perguruan Tinggi

33 28 6

49,25 41,79 8,96

3. Pekerjaan Ayah Buruh Petani Swasta PNS

15 26 25 1

22,39 38,81 37,31 1,49

4. Pekerjaan Ibu Tidak bekerja Bekerja

50 17

74,63 25,37

5. Tingkat penghasilan < Rp. 350.000,- Rp. 350.000 – 785.000,- ≥ Rp. 785.000,-

35 18 14

52,24 26,87 20,89

6. Kemampuan keluarga merawat balita pneumonia Tidak mampu Mampu

28 39

41,79 58,21

7. Pengetahuan Rendah Sedang Tinggi

28 27 12

41,79 40,30 17,91

8. Sikap Kurang Cukup Baik

26 20 21

38,81 29,85 31,34

9. Sikap dan dukungan petugas kesehatan Kurang Cukup Baik

23 28 16

34,33 41,79 23,88

Total 67 100,00

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 106: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

2. Analisa bivariat

Tabel 4.2 Analisa Bivariat

Variabel Kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia

Total (%) X² (df) OR(95%CI) P

Tidak Mampu n (%)

Mampu n (%)

Pendidikan Ayah SD SMP – SMA Perguruan Tinggi

14 (43,8) 13 (43,3) 1 (20,0)

18 (56,3) 17 (56,7) 4 (80,0)

32 (100) 20 (100) 5 (100)

1,056 (1)

0,590

Pendidikan Ibu SD SMP – SMA Perguruan Tinggi

19 (57,6) 8 (28,6) 1 (16,7)

14 (42,4) 20 (71,4) 5 (83,3)

33(100) 28 (100) 6 (100)

6,948 (1)

0,031*

Pekerjaan Ayah Buruh Petani Swasta PNS

7 (46,7) 11 (42,3) 10 (40,0) 0 (0)

8 (53,3) 15(57,7) 15 (60,0) 1 (100)

15 (100) 26 (100) 25 (100) 1 (100)

0,900 (1)

0,825

Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja Bekerja

25 (50,0) 3 (17,6)

25 (50,0) 14 (82,4

50 (100) 17 (100)

5,459 (1)

4,667 (1,192 – 18,266)

0,019*

Penghasilan Keluarga Rendah Sedang Tinggi

20 (57,1) 5 (27,8) 3 (21,4)

15 (42,9) 13 (72,2) 11 (78,6)

35 (100) 18 (100) 14 (100)

7,230 (1)

0,027*

Pengetahuan Rendah Sedang Tinggi

7 (25,0) 16(59,3) 5 (41,7)

21 (75,0) 11 (40,7) 7 (58,3)

28 (100) 27 (100) 12 (100)

6,632 (2)

0,036*

Sikap Kurang Cukup Baik

16 (61,5) 5 (25,0) 7 (33,3)

10 (38,5) 15 (75,0) 14 (66,7)

26 (100) 20 (100) 16 (100)

7,103 (2)

0,029*

Sikap dan dukungan petugas kesehatan Kurang Cukup Baik

7 (30,4) 10 (35,7) 11(68,8)

16 (69,6) 18 (64,3) 5 (31,3)

23 (100) 28 (100) 16 (100)

6,425 (2)

0,040*

28 (100) 39 (100) 67 (100) Ket : Hasil berdasarkan data dari 67 responden n = 67

*Signifikan pada p ≤ 0,05

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 107: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

3. Analisa Multivariat

Analisa ini dilakukan dengan dua tahap yaitu pemilihan variabel penting yang

dapat masuk ke dalam uji regresi logistik yang berasal hasil uji chi square dengan nilai p

< 0,25 dan variabel utama yaitu variabel yang paling dominan terhadap kemampuan

keluarga dalam merawat balita dengan pneumonia.

Tabel 4.3. Variabel penting yang masuk dalam uji regresi logistik ganda.

No Variabel OR CI(95%) p value

1. Pendidikan Ibu - - 0,031 6,948

2. Pekerjaan Ibu 4,667 1,192 – 18,266 0,040 5,459

3. Penghasilan Keluarga

- - 0,027 7,230

4. Pengetahuan - - 0,036 6,632

5. Sikap - - 0,029 7,103

6. Sikap dan dukungan petugas kesehatan

- - 0,040 6,425

Tabel 4.4. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik

Variabel B P wald OR CI(95%) P value Lower Upper Pendidikan Ibu

0,873 2,866 2,394 0,871 6,579 0,090

Pekerjaan Ibu

1,275 2,685 3,579 0,779 16,445 0,101

Penghasilan Sikap Sikap dan dukungan petugas kesehatan

0,845 0,377 -0,892

3,406 0,654 3,709

2,327 1,459 0,410

0,949 0,584 0,165

5,707 3,642 1,016

0,065 0,419 0,054

Constant 0,006 0,000 1,006 0,994

Dari keseluruhan proses analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

dari 6 variabel independen yang diduga menjadi faktor dominan penyebab kemampuan

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 108: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

keluarga dalam merawat balita pneumonia terdapat satu variabel dengan OR = 3,579

dengan CI 95% (0,779 – 16,445) yang menjadi faktor dominan yaitu pekerjaan ibu.

Hasil Output Nagelkerke R Square menunjukan bahwa faktor ibu yang tidak

bekerja mengontribusi sebesar 41,1% untuk terjadi kemampuan keluarga dalam merawat

balita pneumonia.

B. Pembahasan

1. Hubungan antara pendidikan ayah dengan kemampuan keluarga dalam merawat

balita pneumonia

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar SD 32

(47,76%), dan perilaku keluarga yang tidak mampu merawat balita 14 (43,8%),

sedangkan perilaku keluarga yang mampu merawat balita pneumonia 18 (56,3%).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

pendidikan ayah dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia di

Puskesmas Banjarmangu I, dengan p value 0,590 (p≥0,05).

Hal tersebut karena didalam hubungan ayah dan anak tidak sedekat hubungan

anak dan ibunya, sehingga ayah kurang didalam merawat balita yang sakit. Peran

ayah disini sebagai seorang pencari nafkah, memberikan kenyamanan bagi

keluarganya. Menurut Feldstein, bahwa tingkat pendidikan dipercaya mempengaruhi

permintaan akan pelayanan kesehatan. Pendidikan yang tinggi akan memungkinkan

seseorang untuk mengetahui atau mengenal gejala – gejala awal.

Namun tidak semua orang dengan pendidikan yang tinggi akan mampu merawat

balita sakit. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan

informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar, maka

hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Hersey dan Blanchard

mengungkapkan bahwa pendidikan baik formal mapun non formal dapat

mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan dan berperilaku.24 Pendidikan

seseorang dapat meningkatkan kematangan intelektual sehingga dapat membuat

keputusan dalam bertindak. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin

mudah baginya untuk menerima serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi.9

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 109: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

2. Hubungan antara pendidikan ibu dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar SD 33

(49,25%), dan perilaku keluarga yang tidak mampu merawat balita pneumonia 19

(57,6%) sedangkan perilaku keluarga yang mampu merawat balita pneumonia 14

(42,4%). Hasil Uji statistik menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pendidikan ibu dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia di

Puskesmas Banjarmangu I (p value = 0,031).

Tingkat pendidikan ibu yang rendah merupakan faktor resiko yang meningkatkan

angka kematian pneumonia. Tingkat pendidikan ibu akan berpengaruh terhadap

tindakan perawatan oleh ibu kepada anak yang menderita pneumonia.16 Hasil

penelitian ini sesuai dengan yang menyatakan bahwa rendahnya tingkat pendidikan

akan berpengaruh terhadap tindakan perawatan oleh ibu kepada anak yang menderita

pneumonia, selain itu juga rendahnya pengetahuan masyarakat, terutama ibu balita

tentang pneumonia yang menimpa anaknya, dan mereka terlambat membawa anak

balitanya berobat ke puskesmas.11

3. Hubungan antara pekerjaan ayah dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia

Dapat disimpulkan bahwa proporsi pekerjaan ayah yaitu petani dengan

kemampuan dalam merawat balita pneumonia sebagian besar tidak mampu merawat

balita pneumonia yaitu 11 (42,3%), sedangkan perilaku ayah dalam merawat balita

pneumonia yang mampu yaitu 15 (57,7%). Hasil Uji statistik menunjukan bahwa tidak

ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ayah dengan kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia di Puskesmas Banjarmangu I (p value = 0,825).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang mengatakan bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan tidak patuh berobat.12 Sejalan pula

dengan hasil penelitian yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan

dengan kepatuhan followup penderita pneumonia balita.13

Penghasilan keluarga adalah pendapatan keluarga dari hasil pekerjaan utama

maupun tambahan. Tingkat penghasilan yang rendah menyebabkan orang tua sulit

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 110: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

menyediakan fasilitas perumahan yang baik, perawatan kesehatan, dan daya tahan tubuh

berkurang dan mudah terkena penyakit infeksi termasuk penyakit pneumonia.

Status sosial ekonomi dan pendidikan dianggap sebagai faktor resiko penting

untuk pneumonia. Hasil penelitian menyebutkan bahwa prevalensi pneumonia ringan dan

sedang pada balita yang berasal dari kelompok berpenghasilan rendah lebih tinggi secara

bermakna, dibandingkan dengan yang berasal dari kelompok keluarga yang

berpenghasilan lebih tinggi.14

Menurut hasil penelitian dengan menggunakan desain case control, hasil analisis

statistik menunjukan OR= 1,280 (CI 95% = 0,686 – 3,193), dapat dikatakan bahwa bayi

yang mengalami pneumonia kemungkinan 1,3 kali lebih besar pada bayi yang memiliki

keluarga yang berpenghasilan kurang ( dibawah Upah Minimum Propinsi < Rp.

510.000,00) dibandingkan bayi yang memiliki keluarga yang berpenghasilan cukup ( Rp.

510.000,00).15

4. Hubungan antara pekerjaan ibu dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

adalah ibu tidak bekerja 50 (74,63%), dan yang bekerja 17 (25,37%). Hasil analisis

statistik menunjukkan OR= 4,667 (CI 95%= 1,192 – 18,266), dapat dikatakan bahwa

balita dengan ibu yang tidak bekerja memiliki risiko 4,67 kali lebih besar untuk mampu

dalam merawat balita dengan pneumonia dibandingkan balita yang ibunya bekerja.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya yang

membagi pekerjaan ibu menjadi dua yaitu ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar ibu tidak bekerja yaitu sebesar 93,5%,

dan jumlah ibu yang bekerja yaitu 6,7%.16

Pada dasarnya, ibu - ibu yang tidak bekerja mempunyai waktu yang lebih banyak

untuk mengurus anak dan merawat bila anak sakit. Selain itu ibu yang tidak bekerja

memungkinkan untuk berperilaku lebih baik dalam hal pencegahan penyakit pneumonia

dengan cara menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan rumah karena kegiatan bersih

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 111: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

– bersih rumah dapat dilakukan setiap hari tanpa ada kendala karena harus bekerja ke luar

rumah.

Pneumonia ini memerlukan perawatan dan penanganan yang tepat agar tidak

menjadi pneumonia yang berat sehingga saat di bawa ke rumah sakit keadaannya sudah

semakin memburuk dan dapat menyebabkan kematian balita. Untuk mewujudkan

perawatan secara optimal bagi balita diperlukan peranan ibu sebagai mekanisme untuk

menurunkan dampak masalah kesehatan pada anak dan keluarganya.

Jika dilihat dari konsep keluarga, sebenarnya tugas pokok seorang ibu adalah

mengurus rumah dan tugas ayah adalah mencari nafkah, pilihan ibu untuk bekerja

merupakan suatu cara untuk meringankan tugas suami tetapi ibu juga harus tetap ingat

dengan tugas pokoknya agar kesehatan keluarga dapat terjaga dan tidak mengurangi

perhatian terhadap anak dan keluarga.

5. Hubungan antara penghasilan keluarga dengan kemampuan keluarga dalam merawat

balita pneumonia

Dapat disimpulkan bahwa proporsi penghasilan keluarga yaitu rendah dengan

kemampuan perilaku dalam merawat balita pneumonia sebagian besar tidak mampu

merawat balita pneumonia yaitu 20 (57,1%), sedangkan perilaku dalam merawat balita

pneumonia yang mampu yaitu 15 (42,9%). Hasil Uji statistik menunjukan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara penghasilan keluarga dengan kemampuan keluarga

dalam merawat balita pneumonia di Puskesmas Banjarmangu I (p value = 0,027).

Tingkat penghasilan merupakan penghasilan yang diperoleh bapak dan ibu yang

digunakan untuk kehidupan sehari – hari, sehingga semakin besar jumlah pendapatannya,

maka taraf kehidupan akan semakin baik. Status sosial ekonomi dianggap sebagai salah

satu faktor resiko penting untuk pneumonia, karena penderita pneumonia pada balita

banyak ditemukan pada kelompok keluarga dengan sosial ekonomi rendah.14a

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa sosio

ekonomi rumah tangga berperan bermakna terhadap kejadian pneumonia balita, yang

berarti rumah tangga miskin akan lebih besar terkena pneumonia.17

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 112: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

6. Hubungan antara pengetahuan dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara pengetahuan dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia. Dari

hasil uji statistik Chi Square didapatkan nilai p= 0,036 (p<0,05). Hasil penelitian

menunjukan bahwa pendidikan ayah terakhir sebagian besar SD yaitu 47,76%.

Pendidikan adalah suatu upaya peningkatan sumber daya manusia dalam meningkatkan

pengetahuan, sehingga diharapkan pendidikan yang tinggi akan meningkat pula wawasan

pengetahuannya dan semakin mudah menerima pengembangan pengetahuan, pendidikan

akan menghasilkan banyak perubahan seperti pengetahuan, sikap, dan perbuatan.18

Hasil analisis bivariat menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia,

nilai Chi Kuadrat hitung sebesar 6,632 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,036 lebih

kecil bila dibandingkan dengan α -= 0,05.

Pada responden yang berpengetahuan dalam kategori tinggi prosentase terbesar

mempunyai perilaku tidak mampu merawat balita pneumonia dalam kategori tinggi yaitu

41,7%. Pada responden dengan pengetahuan sedang, prosentase tertinggi mempunyai

perilaku merawat balita pneumonia dalam kategori mampu yaitu 40,7%. Sedangkan pada

responden dengan pengetahuan dalam kategori rendah sebagian responden memiliki

perilaku merawat balita pneumonia dalam kategori mampu 25,0%

Dari uraian tersebut di atas bahwa responden yang berpengetahuan baik juga

mempunyai perilaku yang mampu dalam merawat balita pneumonia yang baik pula. Hal

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartini (2002), yang menyatakan bahwa

semakin tinggi pengetahuan seseorang akan penyakit pneumonia maka angka kejadian

pneumonia yang terjadi akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya apabila seseorang

memiliki pengetahuan yang rendah tentang pneumonia, maka angka kejadian pneumonia

yang terjadi akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003)

bahwa penerimaan perilaku yang didasari oleh pengetahuan maka akan bersifat langgeng.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan mempengaruhi perilaku dalam

merawat balita pneumonia, semakin tinggi pengetahuan, maka perilaku merawat pun

semakin baik. Pengetahuan adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 113: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

perilaku seseorang ( oven behavior) yang dalam penelitian ini adalah perilaku merawat

balita pneumonia.

Dalam teori Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat

kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarkat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu

faktor perilaku ( behavior causes) dan faktor di luar perilaku ( non behavior causes).

Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu pertama,

faktor – faktor predisposisi ( predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan,

sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya, kedua faktor – faktor

pendukung ( enabling factor), yeng terwujud dalam lingkungan fisik tersedia atau

tidaknya fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana kesehatan misalnya puskesmas, obat –

obatan, alat – alat kontrasepsi, jamban dan sebagainya. Dan yang ketiga adalah faktor –

faktor pendorong ( reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

masyarakat.19

7. Hubungan antara sikap dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa responden dengan sikap yang kurang

menunjukan tidak mampu merawat balita pneumonia sebesar 16 (61,5%), sikap keluarga

yang kurang menunjukan mampu merawat balita pneumonia sebanyak 10 (38,5%). Hasil

analisis bivariat diperoleh data bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap

dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia dengan P Value 0,029 (

p<0,05).

Gibson mengatakan, bahwa sikap merupakan faktor penentu perilaku karena sikap

berhubungan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi, dengan demikian sikap

merupakan faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku

(Gibson, 1998).

Sikap yang buruk dalam penelitian ini bahwa responden kurang mendapatkan

pendidikan dan pengetahuan yang akan mempengaruhi, kurang memperolehnya stimulus

untuk menentukan bagaimana cara bersikap dalam merawat balita pneumonia. Sikap

adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam

hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk perilaku merawat balita pneumonia). Sikap

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 114: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

adalah suatu pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak

sesuai dengan sikap yang objek tadi. Jadi sikap senantiasa terarah terhadap suatu hal,

suatu objek tidak ada sikap yang tanpa objek dan manusia dapat mempunyai sikap

terhadap bermacam – macam hal (Purwanto, 1998).

8. Hubungan antara sikap dan dukungan petugas kesehatan dengan kemampuan

keluarga dalam merawat balita pneumonia

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sikap dan dukungan petugas kesehatan

yang paling banyak memberikan sikap yang cukup menunjukan tidak mampu merawat

balita pneumonia sebesar 10 (35,7%), sikap dan dukungan petugas kesehatan yang cukup

menunjukan mampu merawat balita pneumonia sebesar 18 (64,3%). Hasil analisis Chi

Square diperoleh data bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dan

dukungan petugas kesehatan dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita

pneumonia dengan P Value 0,040 ( p<0,05) Bagi kalangan orang yang berpendidikan

rendah sikap petugas yang memberikan pelayanan dasar dapat diartikan bahwa sikap

petugas sudah baik dalam melayani pasien. Bagi kalangan orang yang berpendidikan

tinggi pelayanan dapat dianggap sebagai pelayanan yang kurang memuaskan dan dapat

pula mempersepsikan sikap petugas dalam melayani pasien kurang baik. Tingkat

pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang

datang dari luar. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan memberikan

respon lebih rasional daripada mereka yang berpendidikan rendah ( Notoatmodjo, 2003).

Menurut Nur (2004) kerjasama dan penyuluhan dari petugas kesehatan sangat

diperlukan sebagai contoh atau acuan dalam melakukan tindakan kesehatan. Peran

petugas kesehatan mempunyai pengaruh terhadap perilaku ibu dalam kaitannya dengan

pencegahan penyakit pneumonia.

Menurut Sarfino dalam Smet (1994), dukungan petugas kesehatan merupakan

dukungan sosial dalam bentuk dukungan informatif, dimana perasaan subjek bahwa

lingkungan memberikan keterangan yang cukup jelas mengenai hal – hal yang diketahui.

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta

memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang

untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 115: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

9. Variabel yang paling dominan

Variabel pekerjaan ibu merupakan yang paling dominan berpengaruh terhadap

kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia Exp (B) = 3,579. Menurut

Hastono (2001) untuk mengetahui variabel mana yang paling besar pengaruhnya terhadap

variabel dependen, dilihat dari nilai Exp(B), semakin besar nilai Exp(B) berarti semakin

besar pengaruhnya terhadap variabel dependen yang dianalisis. Dan dalam penelitian ini

faktor prediktor yang paling dominan adalah pekerjaan ibu merupakan faktor yang paling

dominan mempengaruhi kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia, dimana

ibu yang tidak bekerja lebih banyak tidak mampu dalam merawat balita pneumonia

dikarenakan ibu yang dengan pendidikan rendah sikap yang tidak baik timbul karena

stimulus yang diterima kurang dan hasilnya perilaku keluarga dalam merawat balita tidak

baik.

Kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia dipengaruhi oleh

pengetahuan yang rendah dan sikap yang buruk terhadap cara merawat balita pneumonia

dan menunjang untuk bertambah parah penyakit pneumonia pada balita. Perilaku

merawat balita pneumonia ini menurut Becker dalam Notoatmodjo (2003), termasuk

dalam perilaku kesehatan ( health behavior) yaitu hal – hal yang berkaitan dengan

tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan

berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena ketidakmampuan dan

ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi. Masalah

kemiskinan akan sangat mengurangi kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan –

kebutuhan keluarga mereka terhadap gizi, perumahan dan lingkungan yang sehat,

pendidikan dan kebutuhan – kebutuhan lainnya, jelas kesemua itu akan dengan mudah

dapat menimbulkan penyakit ( Effendy, 1998).

KESIMPULAN

Pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan, sikap, sikap dan dukungan petugas

kesehatan menunjukkan ada hubungan dengan kemampuan keluarga dalam merawat

balita pneumonia di Puskesmas Banjarmangu I. Pekerjaan ibu merupakan faktor paling

dominan berpengaruh terhadap kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia di

Puskesmas Banjarmangu I.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 116: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

SARAN

1. Bagi Puskesmas

a. Menggiatkan kembali program Perkesmas yang berfokus pada asuhan

keperawatan keluarga

b. Dilakukan peningkatan penyuluhan tentang penyakit pneumonia, informasi

tentang perawatan pneumonia pada balita, serta pencegahannya terutama di

keluarga secara rutin dan berkesinambungan.

c. Meningkatkan jaminan pelayanan kesehatan pada masyarakat agar pelayanan

kesehatan terjangkau oleh orang – orang yang tidak mempunyai kemampuan

secara ekonomi.

2. Bagi responden

Orang tua harus lebih memperhatikan kesehatan anak – anaknya salah satu

caranya adalah dengan aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu anak, sehingga

tumbuh kembang anak dan imunisasi anak dapat terpantau.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat di jadikan bahan acuan dan

pembelajaran untuk peneliti selanjutnya yang akan mengambil judul atau

jenis yang sama dapat dilakukan dengan menambah jumlah sampel, variabel,

menggunakan metode yang lain dan memperluas daerah penelitian untuk

mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan keluarga dalam

merawat balita pneumonia.

b. Untuk penelitian yang selanjutnya dapat diperdalam dalam hal alat ukur yang

untuk mengukur sikap, selain dengan kuesioner tetapi harus di observasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jenderal P2PL, (2006) ; Rencana Kerja Jangka Menengah Nasional Penanggulangan Pneumonia Balita tahun 2005- 2009, Jakarta. Depkes RI.

2. Dahlan, Z. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

3. Said, M. (2008). Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: IDAI.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 117: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

4. Dinas kesehatan Propinsi Jawa Tengah, (2008).Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2008: Semarang.

5. Puskesmas Banjarmangu I. (2011). Profil Kesehatan Puskesmas. Banjarnegara:

Puskesmas Banjarmangu I.

6. Direktorat Jenderal P2PL, (2009) ;Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Jakarta. Depkes RI.

7. WHO, (2009). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Pedoman Bagi

Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota (alih bahasa Tim Adaptasi Indonesia). Jakarta: WHO. Indonesia. http://ww.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2011/09/Buku-Saku-Pelayanan-Kesehatan-Anak-di-RS.pdf.

8. Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak. Jakarta: DIPA Kementerian Kesehatan RI. Available at: http://www.gizikiadepkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/Buku-Kader-Seri-Kesehatan-Anak.pdf.

9. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

10. __________________, (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip – prinsip Dasar). Jakarta: Rineka Cipta.

11. Friedman, M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek ( Terjemahan T.

Estu).Jakarta: EGC.

12. Notosiswoyo, M., Martomijoyo, R., & Suipardi, S. (2003). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bayi/ Anak Balita serta Persepsi Masyarakat dam Kaitannya dengan Penyakit ISPA dan Pneumonia. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 31, No.2.

13. Effendy, N. (1998). Dasar – dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

14. Suliha. (1999). Faktor – faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan

penderita TB Paru di Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya. Skripsi Program SI FKM Unsil.

15. Jumawan, R. (2003). Faktor – faktor yang berhubungan dengan kepatuhan follow up

penderita pneumonia di Puskesmas Pamarican Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya. Skripsi Program SI FKM Unsil.

16. Kartasasmita, C.R. (1993). Morbiditas Dan Faktor Resiko ISPA Pada Balita Di Cikutra

Suatu Daerah Urban Di Daerah Bandung. Majalah Kesehatan Bandung, No. 4.

17. Heriyana, dkk. (2005). Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Anak Umur 1 Tahun Di RSUD Labuang Baji Kota Makassar, http://digilib.litbang.depkes.go.id.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 118: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

18. Yulita, R. (2003). Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di

Kabupaten Bekasi. Skripsi. FKM Undip.

19. Mahmud, R. (2009). Pengaruh Kemiskinan Keluarga pada Kejadian Pneumonia Balita di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Volume 4, No.1.

20. Soerjono, S. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

21. Alan, S. (2003). Anthropologi Kesehatan: CARA PENDEKATAN SOSBUD, SH.,

M.Kes. Jurusan Kebidanan Poltekkes Banjarmasin.

22. UNICEF. (2006). Pneumonia: The forgotten killer of children. New York.Available at:http://www.unicef.org. Diakses 27 Maret 2012.

23. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

24. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

25. Departemen Kesehatan RI. (2002). Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita. Jakarta.

26. Gibson, J. L. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : CV Mandiri Buana.

27. Kartini. (2002). Hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam

memberikan perawatan penunjang di rumah pada balita pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Wonoayu Sidoarjo. http://www.google.com. Diakses 30 Juli 2012.

28. Machfoedz. (2007). Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Kesehatan, Keperawatan dan

Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

29. Nur, H. (2004). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit ISPA pada Balita di Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Skripsi. FKM USU.

30. Purwanto, H. (1998). Pengantar Perilaku Manusia Keperawatan. Jakarta: Buku

Kedokteran.

31. Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan, Jakarta: Penerbit PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 119: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Lampiran 5. Analisis Bivariat

Crosstabs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pekerjaan Ayah * Perilaku Keluarga 67 100.0% 0 .0% 67 100.0%

Pekerjaan Ayah * Perilaku Keluarga Crosstabulation

Perilaku Keluarga

Total Tidak

Mampu Mampu

Pekerjaan Ayah Buruh Count 7 8 15

Expected Count 6.3 8.7 15.0

% within Pekerjaan Ayah 46.7% 53.3% 100.0%

% of Total 10.4% 11.9% 22.4%

Petani Count 11 15 26

Expected Count 10.9 15.1 26.0

% within Pekerjaan Ayah 42.3% 57.7% 100.0%

% of Total 16.4% 22.4% 38.8%

Swasta Count 10 15 25

Expected Count 10.4 14.6 25.0

% within Pekerjaan Ayah 40.0% 60.0% 100.0%

% of Total 14.9% 22.4% 37.3%

PNS Count 0 1 1

Expected Count .4 .6 1.0

% within Pekerjaan Ayah .0% 100.0% 100.0%

% of Total .0% 1.5% 1.5% Total Count 28 39 67

Expected Count 28.0 39.0 67.0 % within Pekerjaan Ayah 41.8% 58.2% 100.0% % of Total 41.8% 58.2% 100.0%

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 120: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square .900a 3 .825 Likelihood Ratio 1.263 3 .738 Linear-by-Linear Association .393 1 .531 N of Valid Cases 67 a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .42.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .115 .825

N of Valid Cases 67

Crosstabs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pekerjaan Ibu * Perilaku Keluarga 67 100.0% 0 .0% 67 100.0%

Pekerjaan Ibu * Perilaku Keluarga Crosstabulation

Perilaku Keluarga

Total Tidak Mampu Mampu

Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja Count 25 25 50

Expected Count 20.9 29.1 50.0

% within Pekerjaan Ibu 50.0% 50.0% 100.0%

% of Total 37.3% 37.3% 74.6%

Bekerja Count 3 14 17

Expected Count 7.1 9.9 17.0

% within Pekerjaan Ibu 17.6% 82.4% 100.0%

% of Total 4.5% 20.9% 25.4% Total Count 28 39 67

Expected Count 28.0 39.0 67.0 % within Pekerjaan Ibu 41.8% 58.2% 100.0% % of Total 41.8% 58.2% 100.0%

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 121: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.459a 1 .019 Continuity Correctionb 4.210 1 .040 Likelihood Ratio 5.909 1 .015 Fisher's Exact Test .024 .018

Linear-by-Linear Association 5.377 1 .020 N of Valid Casesb 67 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.10. b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .274 .019

N of Valid Cases 67

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pekerjaan Ibu

(Tidak Bekerja / Bekerja) 4.667 1.192 18.266

For cohort Perilaku Keluarga =

Tidak Mampu 2.833 .978 8.208

For cohort Perilaku Keluarga =

Mampu .607 .426 .865

N of Valid Cases 67

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 122: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Crosstabs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pendidikan Ayah * Perilaku Keluarga 67 100.0% 0 .0% 67 100.0%

Pendidikan Ayah * Perilaku Keluarga Crosstabulation

Perilaku Keluarga

Total Tidak

Mampu Mampu

Pendidikan Ayah SD Count 14 18 32

Expected Count 13.4 18.6 32.0

% within Pendidikan Ayah 43.8% 56.2% 100.0%

% of Total 20.9% 26.9% 47.8%

SMP - SMA Count 13 17 30

Expected Count 12.5 17.5 30.0

% within Pendidikan Ayah 43.3% 56.7% 100.0%

% of Total 19.4% 25.4% 44.8%

Perguruan Tinggi

Count 1 4 5

Expected Count 2.1 2.9 5.0

% within Pendidikan Ayah 20.0% 80.0% 100.0%

% of Total 1.5% 6.0% 7.5% Total Count 28 39 67

Expected Count 28.0 39.0 67.0 % within Pendidikan Ayah 41.8% 58.2% 100.0%

% of Total 41.8% 58.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 1.056a 2 .590 Likelihood Ratio 1.150 2 .563 Linear-by-Linear Association .457 1 .499 N of Valid Cases 67 a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.09.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 123: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .125 .590

N of Valid Cases 67

Crosstabs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pendidikan Ibu * Perilaku Keluarga 67 100.0% 0 .0% 67 100.0%

Pendidikan Ibu * Perilaku Keluarga Crosstabulation

Perilaku Keluarga

Total Tidak Mampu Mampu

Pendidikan Ibu SD Count 19 14 33

Expected Count 13.8 19.2 33.0

% within Pendidikan Ibu 57.6% 42.4% 100.0%

% of Total 28.4% 20.9% 49.3%

SMP – SMA Count 8 20 28

Expected Count 11.7 16.3 28.0

% within Pendidikan Ibu 28.6% 71.4% 100.0%

% of Total 11.9% 29.9% 41.8%

Perguruan Tinggi Count 1 5 6

Expected Count 2.5 3.5 6.0

% within Pendidikan Ibu 16.7% 83.3% 100.0%

% of Total 1.5% 7.5% 9.0% Total Count 28 39 67

Expected Count 28.0 39.0 67.0 % within Pendidikan Ibu 41.8% 58.2% 100.0%

% of Total 41.8% 58.2% 100.0%

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 124: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 6.948a 2 .031 Likelihood Ratio 7.171 2 .028 Linear-by-Linear Association 6.496 1 .011 N of Valid Cases 67 a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.51.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .307 .031

N of Valid Cases 67

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Penghasilan Keluarga * Perilaku Keluarga 67 100.0% 0 .0% 67 100.0%

Penghasilan Keluarga * Perilaku Keluarga Crosstabulation

Perilaku Keluarga

Total Tidak Mampu Mampu

Penghasilan Keluarga <350.000 Count 20 15 35

Expected Count 14.6 20.4 35.0

% within Penghasilan Keluarga

57.1% 42.9% 100.0%

% of Total 29.9% 22.4% 52.2%

350.000 - 785.000 Count 5 13 18

Expected Count 7.5 10.5 18.0

% within Penghasilan Keluarga

27.8% 72.2% 100.0%

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 125: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

% of Total 7.5% 19.4% 26.9%

>785.000 Count 3 11 14

Expected Count 5.9 8.1 14.0

% within Penghasilan Keluarga

21.4% 78.6% 100.0%

% of Total 4.5% 16.4% 20.9% Total Count 28 39 67

Expected Count 28.0 39.0 67.0 % within Penghasilan Keluarga

41.8% 58.2% 100.0%

% of Total 41.8% 58.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 7.230a 2 .027 Likelihood Ratio 7.445 2 .024 Linear-by-Linear Association 6.457 1 .011 N of Valid Cases 67 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.85.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .312 .027

N of Valid Cases 67

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan * Perilaku 67 100.0% 0 .0% 67 100.0%

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 126: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Pengetahuan * Perilaku Crosstabulation

Perilaku

Total Tidak Mampu Mampu

Pengetahuan Rendah Count 7 21 28

Expected Count 11.7 16.3 28.0

% within Pengetahuan 25.0% 75.0% 100.0%

% of Total 10.4% 31.3% 41.8%

Sedang Count 16 11 27

Expected Count 11.3 15.7 27.0

% within Pengetahuan 59.3% 40.7% 100.0%

% of Total 23.9% 16.4% 40.3%

Tinggi Count 5 7 12

Expected Count 5.0 7.0 12.0

% within Pengetahuan 41.7% 58.3% 100.0%

% of Total 7.5% 10.4% 17.9% Total Count 28 39 67

Expected Count 28.0 39.0 67.0 % within Pengetahuan 41.8% 58.2% 100.0% % of Total 41.8% 58.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 6.632a 2 .036 Likelihood Ratio 6.777 2 .034 Linear-by-Linear Association 2.458 1 .117 N of Valid Cases 67 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.01.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .300 .036

N of Valid Cases 67

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 127: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sikap * Perilaku Keluarga 67 100.0% 0 .0% 67 100.0%

Sikap * Perilaku Keluarga Crosstabulation

Perilaku Keluarga

Total Tidak Mampu Mampu

Sikap Kurang Count 16 10 26

Expected Count 10.9 15.1 26.0

% within Sikap 61.5% 38.5% 100.0%

% of Total 23.9% 14.9% 38.8%

Cukup Count 5 15 20

Expected Count 8.4 11.6 20.0

% within Sikap 25.0% 75.0% 100.0%

% of Total 7.5% 22.4% 29.9%

Baik Count 7 14 21

Expected Count 8.8 12.2 21.0

% within Sikap 33.3% 66.7% 100.0%

% of Total 10.4% 20.9% 31.3% Total Count 28 39 67

Expected Count 28.0 39.0 67.0 % within Sikap 41.8% 58.2% 100.0% % of Total 41.8% 58.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 7.103a 2 .029

Likelihood Ratio 7.194 2 .027

Linear-by-Linear Association 4.147 1 .042

N of Valid Cases 67

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 128: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 7.103a 2 .029

Likelihood Ratio 7.194 2 .027

Linear-by-Linear Association 4.147 1 .042

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

8.36.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .310 .029

N of Valid Cases 67

Crosstabs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sikap dan Dukungan Petugas Kesehatan * Perilaku Keluarga

67 100.0% 0 .0% 67 100.0%

Sikap dan Dukungan Petugas Kesehatan * Perilaku Keluarga Crosstabulation

Perilaku Keluarga Total

Tidak Mampu Mampu

Sikap dan Dukungan Petugas Kesehatan

Kurang Count 7 16 23

Expected Count 9.6 13.4 23.0

% within Sikap dan Dukungan Petugas Kesehatan

30.4% 69.6% 100.0%

% of Total 10.4% 23.9% 34.3%

Cukup Count 10 18 28

Expected Count 11.7 16.3 28.0

% within Sikap dan Dukungan Petugas Kesehatan

35.7% 64.3% 100.0%

% of Total 14.9% 26.9% 41.8%

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 129: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Baik Count 11 5 16

Expected Count 6.7 9.3 16.0

% within Sikap dan Dukungan Petugas Kesehatan

68.8% 31.2% 100.0%

% of Total 16.4% 7.5% 23.9% Total Count 28 39 67

Expected Count 28.0 39.0 67.0 % within Sikap dan Dukungan Petugas Kesehatan

41.8% 58.2% 100.0%

% of Total 41.8% 58.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 6.425a 2 .040

Likelihood Ratio 6.427 2 .040

Linear-by-Linear Association 5.075 1 .024

N of Valid Cases 67

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

6.69.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .296 .040

N of Valid Cases 67

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 130: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 131: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 67 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 67 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 67 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of

cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Mampu 0

Mampu 1

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 24.384 6 .000

Block 24.384 6 .000

Model 24.384 6 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 66.683a .305 .411

a. Estimation terminated at iteration number 5 because

parameter estimates changed by less than .001.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 132: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Classification Tablea

Observed

Predicted

Perilaku Keluarga Percentage

Correct Tidak Mampu Mampu

Step 1 Perilaku Keluarga Tidak Mampu 16 12 57.1

Mampu 8 31 79.5

Overall Percentage 70.1

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Pendidikan2 .873 .516 2.866 1 .090 2.394 .871 6.579

Pekerjaan2 1.275 .778 2.685 1 .101 3.579 .779 16.445

Penghasilan .845 .458 3.406 1 .065 2.327 .949 5.707

Pengetahuan -.620 .455 1.853 1 .173 .538 .220 1.314

Sikap .377 .467 .654 1 .419 1.459 .584 3.642

Petugas -.892 .463 3.709 1 .054 .410 .165 1.016

Constant .006 .718 .000 1 .994 1.006

a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan2, Pekerjaan2, Penghasilan, Pengetahuan, Sikap,

Petugas.

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Perilaku Keluarga Percentage

Correct Tidak Mampu Mampu

Step 0 Perilaku Keluarga Tidak Mampu 0 28 .0

Mampu 0 39 100.0

Overall Percentage 58.2

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 133: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .331 .248 1.790 1 .181 1.393

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Pendidikan2 6.595 1 .010

Pekerjaan2 5.459 1 .019

Penghasilan 6.554 1 .010

Pengetahuan 2.496 1 .114

Sikap 4.210 1 .040

Petugas 5.152 1 .023

Overall Statistics 20.590 6 .002

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 134: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Frequencies Statistics

Pendidikan Ayah

Pendidikan Ibu

Pekerjaan

Ayah Pekerjaan

Ibu

Penghasilan

Keluarga Perilaku Keluarga

Pengetahuan Sikap

Sikap dan Dukungan

Petugas Kesehatan

N Valid 67 67 67 67 67 67 67 67 67 Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean .60 .60 2.18 .25 .69 .58 .76 .93 .90 Median 1.00 1.00 2.00 .00 .00 1.00 1.00 1.00 1.00 Mode 0 0 2 0 0 1 0 0 1

Std. Deviation .629 .653 .796 .438 .802 .497 .740 .841 .761 Variance .396 .426 .634 .192 .643 .247 .548 .706 .580

Range 2 2 3 1 2 1 2 2 2 Minimum 0 0 1 0 0 0 0 0 0 Maximum 2 2 4 1 2 1 2 2 2

Sum 40 40 146 17 46 39 51 62 60

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 135: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Frequency Table Pendidikan Ayah

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid SD 32 47.8 47.8 47.8

SMP - SMA 30 44.8 44.8 92.5

Perguruan Tinggi 5 7.5 7.5 100.0

Total 67 100.0 100.0

Pendidikan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid SD 33 49.3 49.3 49.3

SMP - SMA 28 41.8 41.8 91.0

Perguruan Tinggi 6 9.0 9.0 100.0

Total 67 100.0 100.0

Pekerjaan Ayah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Buruh 15 22.4 22.4 22.4

Petani 26 38.8 38.8 61.2

Swasta 25 37.3 37.3 98.5

PNS 1 1.5 1.5 100.0

Total 67 100.0 100.0

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 136: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Pekerjaan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Bekerja 50 74.6 74.6 74.6

Bekerja 17 25.4 25.4 100.0

Total 67 100.0 100.0

Penghasilan Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid <350.000 35 52.2 52.2 52.2

350.000 - 785.000 18 26.9 26.9 79.1

>785.000 14 20.9 20.9 100.0

Total 67 100.0 100.0

Perilaku Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Mampu 28 41.8 41.8 41.8

Mampu 39 58.2 58.2 100.0

Total 67 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Rendah 28 41.8 41.8 41.8

Sedang 27 40.3 40.3 82.1

Tinggi 12 17.9 17.9 100.0

Total 67 100.0 100.0

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 137: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Kurang 26 38.8 38.8 38.8

Cukup 20 29.9 29.9 68.7

Baik 21 31.3 31.3 100.0

Total 67 100.0 100.0

Sikap dan Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Kurang 23 34.3 34.3 34.3

Cukup 28 41.8 41.8 76.1

Baik 16 23.9 23.9 100.0

Total 67 100.0 100.0

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 138: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

KUESIONER PENELITIAN

” FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KELUARGA DALAM

MERAWAT BALITA DENGAN PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA 2012 ”

Nomor Responden :

Kecamatan :

Desa :

Puskesmas :

Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada pertanyaan di bawah ini, sesuai dengan pilihan

jawaban anda

A. DATA SOSIAL EKONOMI

1. Pendidikan Ayah :

a) Tamat SD

b) Tamat SMP

c) Tamat SMA

d) Perguruan Tinggi

2. Pendidikan Ibu :

a) Tamat SD

b) Tamat SMP

c) Tamat SMA

d) Perguruan Tinggi

3. Pekerjaan Ayah :

a) Buruh

b) Petani

c) Swasta

d) PNS

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 139: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

4. Pekerjaan Ibu :

a) Bekerja

b) Tidak bekerja/ IRT

5. Penghasilan keluarga tiap bulan :

a) ≥ Rp. 785.000,-

b) Rp. 350.000 – 785.000,-

c) < Rp. 350.000,-

B. PENGETAHUAN

Berilah tanda check (√) sesuai dengan pilihan jawaban anda pada kotak

benar- salah terhadap pernyataan – pernyataan berikut :

No Pernyataan Jawaban Benar Salah 1. Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan

bagian bawah yang ditandai dengan gejala batuk – pilek, demam, sesak nafas.

2. Gejala penyakit pneumonia biasanya tidak didahului dengan infeksi saluran nafas akut bagian atas selama beberapa hari.

3. Kondisi kekurangan gizi, tidak diberi ASI secara Eksklusif, tidak dapat imunisasi campak dapat menyebabkan pneumonia pada balita.

4. Bakteri atau virus bukan penyebab penyakit pneumonia pada balita.

5. Imunisasi DPT dan campak untuk mencegah penyakit pneumonia pada balita.

6. Penyakit pneumonia hanya menyerang pada balita saja.

7. Tanda yang sering muncul pada penyakit pneumonia seperti panas, batuk, pilek.

8. Pneumonia merupakan penyakit tidak menular melalui udara.

9. Memperhatikan perkembangan anak saya selama mengalami sakit.

10. Pada anak dengan berat badan lahir rendah resiko lebih kecil untuk terkena penyakit pneumonia.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 140: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

C. SIKAP

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda check (√) sesuai dengan pilihan jawaban anda pada kotak

sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju terhadap pernyataan

– pernyataan berikut :

No Pernyataan Jawaban 11.

Saya sangat khawatir jika balita saya terkena pneumonia.

SS S TS STS

12. Saya menyadari bahwa penyakit pneumonia hanya menyerang pada balita.

13. Saya sangat peduli dengan lingkungan di sekitar rumah saya yang mungkin bisa menjadi penyebab pneumonia.

14. Peran serta keluarga sedikit diperlukan untuk mencegah dan memberantas penyakit pneumonia pada balita.

15. Saya sangat peduli dengan pencegahan pneumonia pada balita.

16. Rajin membersihkan lingkungan rumah bisa menyebabkan balita terkena pneumonia.

17. Saya menyadari bahwa untuk mencegah pneumonia yang paling baik melakukan hidup bersih dan sehat.

18. Pada saat masih bayi, anak saya tidak perlu diberikan ASI eksklusif (ASI saja sampai 6 bulan).

D. PERILAKU KELUARGA DALAM MERAWAT BALITA

PNEUMONIA

Petunjuk pengisian

Berilah tanda check (√) pada jawaban yang sesuai menurut saudara,

pada kotak sering, kadang – kadang, tidak pernah terhadap pernyataan –

pernyataan berikut ini :

No Pernyataan Jawaban Sering Kadang – kadang Tidak pernah 19. Memberikan makanan yang bergizi

pada balita yang terkena pneumonia.

20. Selalu membiarkan jendela rumah saya tertutup.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 141: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

No Pernyataan Jawaban Sering Kadang - kadang Tidak pernah

21. Mencuci tangan setelah beraktifitas di luar ruangan.

22. Memberikan kompres dengan air dingin untuk mengatasi demam.

23. Membersihkan lingkungan rumah dan menciptakan kenyamanan agar anak dapat beristirahat dengan tenang.

24. Memberikan jeruk nipis setengah sendok teh dicampur dengan kecap atau madu setengah sendok teh dan diberikan tiga kali sehari untuk mengatasi batuk.

25. Bertanya kepada petugas kesehatan tentang pencegahan pneumonia balita.

26. Membawa anak saya ke puskesmas jika sudah kondisi agak parah.

27. Menghindarkan bayi atau anak dari paparan asap rokok, polusi udara, dan tempat keramaian yang berpotensi penularan penyakit pneumonia.

28. Melakukan pembersihan lingkungan rumah tempat tinggal 1 minggu sekali.

E. SIKAP DAN DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN

Petunjuk pengisian

Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda check (√) pada

jawaban yang sesuai menurut saudara :

No Pernyataan Jawaban SS S TS STS

29. Pemberian informasi dan bimbingan kepada keluarga balita tentang perawatan pneumonia harus dilakukan oleh petugas kesehatan.

30. Petugas kesehatan jarang mengajak keluarga untuk bekerja sama dalam penemuan dini kasus pneumonia pada balita.

31. Pada saat saya memeriksaan anak petugas kesehatan memberikan pengertian tentang penyakit pneumonia.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 142: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

No Pernyataan Jawaban SS S TS STS

32. Petugas kesehatan kurang mendukung dengan adanya penyuluhan tentang penyakit pneumonia pada balita.

33. Di puskesmas tersebut harus banyak tertempel poster – poster dalam mengatasi dan mencegah balita dengan pneumonia.

34. Petugas kesehatan kurang mendukung untuk menerapkan ASI Eksklusif untuk mencegah balita agar terhindar dari penyakit infeksi.

35. Petugas kesehatan mengajak keluarga untuk melakukan pencegahan pneumonia.

36. Petugas kesehatan tidak harus menganjurkan keluarga untuk hidup bersih dan sehat.

Responden,

( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 143: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

33. Apakah petugas kesehatan memberikan informasi

dan bimbingan kepada keluarga terutama ibu balita

tentang pentingnya pencegahan pneumonia?

34. Apakah petugas kesehatan mengajak keluarga untuk

bekerja sama dalam penemuan dini kasus pneumonia

pada balita?

35. Apakah petugas kesehatan memberi pengertian

tentang pneumonia?

36. Apakah petugas kesehatan memberikan penyuluhan

tentang penyakit pneumonia?

37. Apakah petugas kesehatan menjelaskan berbagai

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 144: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

faktor penyebab terjadinya pneumonia balita?

38. Apakah petugas kesehatan memberikan penjelasan

tentang cara perawatan pneumonia balita di rumah?

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

39. Apakah di puskesmas tersebut banyak tertempel

poster – poster dalam mengatasi dan mencegah balita

dengan pneumonia?

40. Apakah petugas kesehatan menerapkan /

menganjurkan untuk hidup bersih dan sehat?

41. Apakah petugas kesehatan menjelaskan menu / porsi

makanan bergizi yang harus dipenuhi oleh balita?

42. Apakah petugas kesehatan menganjurkan untuk

menerapkan ASI Eksklusif untuk mencegah balita

agar terhindar dari penyakit infeksi?

43. Apakah petugas kesehatan membiarkan kasus

pneumonia pada balita semakin parah?

44. Apakah petugas kesehatan mengajak keluarga untuk

melakukan pencegahan pneumonia?

Kunci Jawaban

A. Pengetahuan

1. B

2. S

3. B

4. S

5. B

6. S

7. B

8. S

9. B

10. S

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 145: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

11. B

12. S

B. Sikap

1. Favourable : 1, 3, 5, 7, 9

2. Unfavourable : 2, 4, 6, 8, 10

C. Perilaku

1. Favourable : 1, 3, 5, 7, 9

2. Unfavourable : 2, 4, 6, 8, 10

D. Sikap dan Dukungan Petugas Kesehatan

Saya menyadari bahwa untuk mencegah

pneumonia balita yang paling baik membiasakan

pemberian ASI Eksklusif, imunisasi DPT dan

melakukan hidup bersih dan sehat.

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 146: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Orang tua / Wali : ......................

Umur : ......................

Alamat : ......................

Nama balita : ..…………….

Umur : ……………...

Dengan ini saya menyatakan bersedia dengan ikhlas (tanpa paksaan), untuk menjadi

responden seperti penelitian tersebut di atas. Saya menyadari dengan memberikan (mengisi)

kuisioner ini bisa bermanfaat untuk hasil penelitian ini. Segala jawaban yang saya isi

dijamin kerahasiaannya.

Purwokerto,..............2012

Responden,

(..............................)

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 147: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sri Suparni

NIM : 0811020021

Adalah mahasiswa program keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Purwokerto yang akan melakukan penelitian berjudul “ Faktor Yang

Mempengaruhi Kemampuan Keluarga Dalam Merawat Balita Dengan Pneumonia Di

Wilayah Kerja Puskesmas Banjarmangu I Kabupaten Banjarnegara”.

Dengan ini saya memohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian

ini dengan menandatangani lembar persetujuan dan bersedia di wawancarai oleh peneliti,

identitas akan dirahasiakan dan hasil wawancara hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian.

Atas kerjasamanya peneliti mengucapkan terima kasih.

Purwokerto, Juni 2012

Peneliti,

SRI SUPARNI

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 148: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 149: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 150: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 151: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Page 152: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ...repository.ump.ac.id/5552/2/Sri Suparni COVER.pdf4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., dosen pembimbing II yang telah selaku memberikan bimbingan, saran

Faktor yang Mempengaruhi..., Sri Suparni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012