faktor risiko kehamilan

Upload: dessy-ratna-s

Post on 09-Jul-2015

138 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Definisi Definisi kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 1998 : 34). Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi yang erat hubungannya dengan risiko tinggi (high risk): Wanita Risiko Tinggi (High Risk Woman) adalah wanita yang dalam lingkaran hidupnya dapat terancam kesehatan dan jiwanya oleh karena sesuatu penyakit atau oleh kehamilan, persalinan dan nifas. Ibu Risiko Tinggi (High Risk Mothers) adalah faktor ibu yang dapat mempertinggi risiko kematian perinatal atau kematian maternal. Anak Risiko Tinggi (High Risk Infants) adalah faktor anak yang dapat mempertinggi risiko kematian perinatal. Kehamilan risiko tinggi (high risk pregnancies) adalah suatu kehamilan di mana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam. (Mochtar, 1998 : 201-202). Berdasarkan definisi tersebut beberapa peneliti menetapkan kehamilan dengan risiko tinggi sebagai berikut : Herbert Hutabaratb membagi factor-faktor kehamilan dengan risiko tinggi berdasarkan : 1. Komplikasi Obstetri a. Umur kurang dari 19 tahun atau di atas 35 tahun b. Paritas : primi gravida tua primer atau sekunder, grande multipara, c. Riwayat persalinan : abortus lebih dari 2 kali, partus premature 2 kali atau lebih, riwayat kematian janin dalam rahim, perdarahan pasca persalinan, riwayat pre eklampsi dan eklampsi, riwayat kehamilan molahidatidosa, riwayat persalinan dengan tindakan operasi (ekstraksi vakum, ekstraksi forceps, ekstraksi versi, atau plasenta manual), terdapat disproporsi sefalopelvik, perdarahan antepartum, kehamilan ganda atau hidramnion, kelainan letak, dismaturitas, serviks inkompeten, hamil disertai mioma uteri atau kista ovarium. 2. Komplikasi Medis Kehamilan yang disertai anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, obesitas, penyakit hepar, penyakit paru, dan penyakit lainnya (Manuaba, 1998 : 3435). Evaluasi awal dan diagnosa persalinan a. Usia Maternal - Di bawah 16 tahun, peningkatan risiko toksemia.

- Di atas 35 tahun, peningkatan risiko hipertensi kronik, diabetes gestasional, kehamilan ektopik, persalinan lama, seksio caesarea, kelahiran prematur, Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), abnormalitas kromosomal, kematian janin. b. Gravida/ Para Mempengaruhi durasi persalinan (persalinan primipara berlangsung lebih lama, multipara bersalin lebih cepat, grandemultipara kemungkinan bersalin lebih lama). Mempengaruhi laju komplikasi (multipara risikonya meningkat untuk terjadi abrupsio plasenta, plasenta previa, perdarahan postpartum, mortalitas maternal dan perinatal) (Varney, 2002 : 184). Kehamilan yang perlu diwaspadai adalah bila : a. Umur ibu kurang dari 20 tahun. b. Umur ibu lebih dari 35 tahun. c. Jumlah anak 4 orang atau lebih. d. Jarak dengan anak sebelumnya kurang dari 2 tahun. e. Tinggi badan kurang dari 145 cm. f. Ibu pernah mengalami kehamilan dan persalinan dengan salah satu keadaan berikut : perdarahan, kejangkejang, demam tinggi, persalinan lama (lebih dari 12 jam), melahirkan dengan cara operasi, bayi yang dilahirkan meninggal. Namun kehamilan normal pun tetap diwaspadai, karena tanda bahaya dapat terjadi sewaktu waktu dan tidak terduga (Depkes, 1999 : 24). Faktor multipara sampai grandemultipara dapat merupakan penyebab kejadian varises yang dijumpai pada saat hamil di sekitar vulva, vagina, paha, dan tungkai bawah (Manuaba, 1998 : 208). Umur lebih dari 35 tahun juga merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya pre eklampsia (Prawirohardjo, 2002 : 287). Menurut Kloosterman (1973), frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun. Pada grande multipara yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira 4 kali lebih sering dibandingkan dengan grande multipara yang berumur kurang dari 25 tahun (Prawirohardjo, 2002 : 367). Di Indonesia, menurut Toha, plasenta previa banyak dijumpai pada umur muda dan paritas kecil;

hal ini disebabkan banyak wanita Indonesia menikah pada usia muda dimana endometrium masih belum matang (Mochtar, 1998 : 272). Umur di atas 35 tahun dan grande multi juga merupakan faktor predisposisi persalinan preterm (Manuaba, 1998 : 223). Umur yang terlalu muda atau terlalu tua serta multipara atau grande multipara merupakan faktor predisposisi terjadinya atonia uteri (Mochtar, 1998 : 300). Etiologi solusio plasenta hingga kini belum diketahui dengan jelas, walaupun beberapa keadaan tertentu dapat menyertainya, seperti umur ibu yang terlalu tua dan paritas (Prawirohardjo, 2002 : 377). Holmer mencatat bahwa dari 83 kasus solusio plasenta dijumpai 45 multi dan 18 primi (Mochtar, 1998 : 281) Grande multipara juga merupakan penyebab sekunder presentasi muka, karena menyebabkan defleksi kepala (Mochtar, 1998 : 340). Umur dan paritas juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar (Prawirohardjo, 2002 : 387). Dugaan penyakit gula makin tinggi terjadi pada umur penderita makin tua dan pada multiparitas (Manuaba, 1998 : 281). Multipara juga dapat merupakan etiologi pada presentasi ganda, karena dinding perut sudah kendor dan kepala masih tinggi (Mochtar, 1998 : 373). Faktor usia relatif tua juga dapat menyebabkan inkoordinasi kontraksi otot rahim (Manuaba, 1998 : 288).Kelainan his terutama ditemukan pada primigravida, khususnya primigravida tua. Pada multipara lebih banyak ditemukan kelainan yang bersifat inersia uteri (Prawirohardjo, 2002 : 591). Penyebab molahidatidosa tidak diketahui, faktor usia merupakan faktor predisposisi terjadinya molahidatidosa (Mochtar, 1998 : 239). Otot-otot yang sudah lembek pada multipara juga merupakan faktor predisposisi terjadinya kelainan letak , yaitu posisi oksipitalis posterior persistens (Prawirohardjo, 2002 : 596). Kejadian retensio plasenta juga berkaitan dengan grande multipara dengan implantasi plasenta adhesive, plasenta akreta, plasenta inkreta, dan plasenta perkreta (Manuaba, 1998 : 301). Multiparitas juga merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya letak sungsang (Prawirohardjo, 2002 : 611). Faktor umur, makin tua hamil menjadi makin besar

kemungkinan menderita kelainan congenital diantaranya mongoloid (Sindrom down) (Manuaba, 1998 : 323). http://materikebidanan.wordpress.com/2011/02/09/faktor-risiko-kehamilan/