faktor pasangan yg memp pmlhn kont pd wus
DESCRIPTION
bvbTRANSCRIPT
FAKTOR PASANGAN YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN JENIS
KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR
(Studi di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya)
Imas Sugiarti 1, Siti Novanti
2, Nurlina
3
IMAS SUGIARTI (Dusun Mulyasari Rt. 002/006, Desa Bangunsari Kec. Pamarican
Kab. Ciamis. Email :[email protected])
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan (Jl. Siliwangi No. 24
Kotak Pos 146 Tasikmalaya 46115 )
ABSTRAK
Berdasarkan data Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP),jenis
kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntik, padahal suntik bukanlah
jenis kontrasepsi jangka panjang. Oleh sebab itu perlu diadakan pengkajian lebih
lanjut mengenai faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi Wanita Usia Subur
(WUS) dalam memilih jenis kontrasepsi yang digunakan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui faktor pasangan yang berhubungan dengan pemilihan jenis
kontrasepsi pada WUS di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya. Penelitian ini
menggunakan metode cross sectional. Sampel adalah seluruh wanita usia subur
peserta KB di Kelurahan Cipari sebanyak 94 orang yang diambil berdasarkan
accidental sampling. Hasil uji statistic Chi- square menunjukkkan gambaran
kontrasepsi yang digunakan WUS adalah Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(58,5%) dan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (41,5%), ada hubungan antara umur
istri dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,001), ada hubungan antara
jumlah anak dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,032; POR = 3.589;
CI= 1.206-10.684), tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan pemilihan
jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,124), ada hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,004; POR=0.264 ; CI= 0.111-
0.628), tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan jenis
kontrasepsi pada WUS (ρ= 1.000), tidak ada hubungan antara dukungan suami
dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,939). Kesimpulan ada hubungan
antara umur istri, jumlah anak dan tingkat pengetahuan dengan pemilihan jenis
kontrasepsi pada WUS.
Kata kunci : faktor pasangan, pemilihan jenis kontrasepsi.
ABSTRACT
EFFECT FROM COUPLE THAT CAUSE CHOICES KINDS OF
CONTRACEPTIVE IN WOMEN OF FIRTILE AGE
(STUDI IN CIPARI VILLAGE, TASILMALAYA CITY)
Based on the data plan of family and department of women (KBPP). Kinds of
contraceptive that many was used is injection, however injection isn’t kinds of
contraceptive for long time. Therefore need to make a program research again about
what the effect that cause Women of fertile age in choose kinds of contraceptive was
used. Object from this with using that, on age in Cipari village Tasikmalaya city. This
research using cross sectional method. Samples were all of the women of fertile age.
Participants of plan family (KB) in Cipari, there are 94 peoples which was taken from
accidental sampling. Result of statistic test Chi-Square showing the picture of
contraceptive that was used (WUS) is un-contraceptive method for long time
(58,5%),than contraceptive method for long time (41,5%). There is correlation
between situation of wife (their age) with choosing kinds of contraceptive in women
of fertile age (ρ= 0.001) and also there is correlation between number of children with
choosing kinds of contraceptive in women of fertile age (ρ= 0.032; POR=3.589; CI=
1.206-10.684) but there is not correlation between finance of family and choosing
kinds of contraceptive in women of fertile age (ρ= 0.124), and also there is
correlation between knowledge with choosing kinds of contraceptive in women of
fertile age (ρ= 0.004; POR= 0.264; CI=0.111- 0.628), but also there is not correlation
between education and choosing kinds of contraceptive in women of fertile age (ρ=
1.000), but also there is not correlation between support from husband with choosing
kinds of contraceptive in women of fertile age (ρ= 0.939). So, conclusion between
situation of wife (their age), number of children, and knowledge with choosing kinds
of contraceptive in women of fertile age have correlation.
Keyword : effect pair, choosing of contraceptive
PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hasil
proyeksi Badan Pusat Stastistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk Indonesia
pada tahun 2010 mencapai 231,4 juta dan menjadi 249,7 juta pada tahun 2015. Jika
laju pertumbuhan Penduduk (LPP) di Indonesia saat ini stagnan pada 1,3 %, maka
diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan meningkat dua kali lipat setiap 50
tahun. Kenaikan jumlah penduduk berdampak pada persoalan ketahanan pangan,
pemenuhan kebutuhan energi, pengendalian lingkungan hidup, dan rendahnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. Saat ini Indonesia berada pada peringkat
108 dari 162 negara (PKBI, 2010).
Pemerintah dalam rangka upaya pengendalian jumlah penduduk,menerapkan
program Keluarga Berencana (KB) sejak tahun 1970 dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian ibu, bayi, dan anak, serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga
kecil berkualitas (Adhyani,2011)
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur interval di antara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami-isteri, serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga (WHO, 1970).
Kecamatan Mangkubumi Kelurahan Cipari mempunyai cakupan penggunaan
kontrasepsi paling tinggi yaitu sebanyak 1.525 orang (84,47%) pada Wanita Usia
Subur, dibandingkan dengan Kelurahan lain yang ada di Kecamatan Mangkubumi
Kota Tasikmalaya (Laporan KBPP Kota Tasikmalaya, 2012). Tetapi belum
mengetahui faktor apa yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi yang
digunakan oleh akseptor KB, sehingga perlu di adakan penelitian yang lebih
mendalam mengenai hal tersebut
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Metode survey dengan pendekatan Cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta KB pada WUS di
Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya yaitu sebanyak 1.525 orang. Sampel penelitian
sebanyak 94 orang diperoleh dari perhitungan menggunakan rumus Lameshow.
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
a. Distribusi Umur Istri
Tabel 4.1
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Istri
di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012
No. Umur (tahun) f %
1. >30 tahun 46 48,9
2. 20-29 tahun 35 37,2
3. <20 tahun 13 13,8
Jumlah 94 100
Dari tabel 4.1, diketahui bahawa umur istri lebih dari 30 memiliki jumlah yang paling
besar yaitu, masing-masing 46 responden (48,9%) dan 20-30 tahun memiliki
persentasi 37,2% dan kurang dari 20 tahun 13,8%.
b. Distribusi Jumlah Anak
Tabel 4.2
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak
di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012
No. Jumlah Anak f %
1. Primipara 24 25,5
2. Multipara 70 74,5
Jumlah 94 100
Dari tabel 4.2, diketahui jumlah anak pada WUS yang ber KB, kategori multipara 70
responden atau (74,5%), dan primipara 24 responden atau (25,5%).
c. Distribusi Pendapatan Keluarga
Tabel 4.3
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga
di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012.
No. Tingkat pendapatan f %
1. Kurang dari UMR 51 54,26
2. Lebih dari UMR 43 45,74
Jumlah 94 100
Dari tabel 4.3, diketahui tingkat pendapatan per bulan yang kurang dari Upah
Minimum Rata-rata (Rp. 950.000,-) sebanyak 51 responden (54,26%) dan yang
melebihi dari Upah Minimum Rata-rata sebanyak 43 responden (45,74%).
a. Distribusi Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.4
Distribusi Fekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Cipari
Kota Tasikmalaya 2012
No. Tingkat pendidikan f %
1. Rendah (SD, SMP) 79 84
2. Tinggi ( SMA, PT) 15 16
Jumlah 94 100
Dari tabel 4.4, tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah tingkat
pendidikan rendah sebanyak 79 reponden (84%) dan tingkat pendidikan tinggi
sebanyak 15 responden (16%).
Analisis Univariat
Dari pertanyaan dapat digambarkan tingkat pengetahuan responden tentang
alat kontrasepsi. Maka untuk keperluan analisis peneliti mengkategorikan menjadi 2,
yaitu:
a. Distribusi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tabel 4.6
Distribusi Fekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Kelurahan
Cipari Kota Tasikmalaya 2012
No. Tingkat Pengetahuan f %
1. Cukup 45 47,9
2. Baik 49 52,1
Jumlah 94 100
Dari tabel 4.6, diketahui tingkat pengetahuan responden yang memiliki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 49 responden (52,1%), respoden yang memiliki tingkat
cukup sebanyak 45 responden (47,9%)
b. Distribusi Berdasarkan Dukungan Suami
Dari pertanyaan di atas, mengenai dukungan suami peneliti
mengkategorikan menjadi 2, yaitu :
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Suami
di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012
No. Dukungan Suami f %
1. Tidak Mendukung 15 16,0
2. Mendukung 79 84,0
Jumlah 94 100
Dari tabel 4.8, diketahui kategori dukungan suami terhadap penggunaan
kontrasepsi, katagori mendukung memiliki jumlah paling banyak yaitu sebanyak 79
responden (84,0%) dan yang tidak mendukung sebanyak 15 responden (16,0%).
c. Distribusi Berdasarkan Penggunaan Jenis Kontrasepsi
Tabel 4.9
Distribusi fekuensi Berdasarkan Penggunaan Jenis Kontrasepsi
Di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012
No. Kontrasepsi yang digunakan f %
1. Pil 29 30,8
2. Suntik 26 27,7
3. IUD 19 20,2
4. Implan 15 16
5. MOW 5 5,3
Jumlah 94 100
Dari tabel 4.9 menunjukan, dari 94 responden memiliki frekuensi paling banyak
adalah pil (30,8%), suntik (27,7%) sedangkan IUD (20,2%), implant (16%) dan
MOW (5,3%).
Untuk keperluan analisis, maka kategori tersebut akan dikategorikan menjadi 2
kategori. Metode Kontrasepsi jangka panjang meliputi: IUD, Implan dan
Tubektomi/MOW.
Tabel 4.10
Distribusi fekuensi Berdasarkan Pemilihan Jenis Kontrasepsi
Di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012
No. Jenis Kontrasepsi f %
1. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang 39 41,5
2. Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang 55 58,5
Jumlah 94 100
Dari tabel 4.10,dilihat pemilihan jenis kontrasepsi dengan menggunakan Non Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang sebanyak 55 responden (58,5%) dan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang sebanyak 39 responden (41,5%).
Analisi Bivariat
a. Hubungan Umur Istri dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi pada WUS
di Kelurahan Cipari Kota Tasikmlaya 2012.
Tabel 4.11
Distribusi Pemilihan Jenis menurut Umur Istri
di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012
Umur Istri
Pemilihan Jenis Kontrasepsi Jumlah
P value NMKJP MKJP
f % f % f %
>30 tahun 18 39,1 28 60,9 46 100 0,001
20-30 tahun 27 77,1 8 22,9 35 100
<20 tahun 10 76,9 3 23,1 13 100
Tabel 4.11 menujukan, metode kontrasepsi jangka panjang lebih banyak dipilih responden
yang berumur lebih dari 30 tahun (60,9%) dibanding dengan umur 20-30 tahun (22,9%) dan
< 20 tahun (23,1%). Diperoleh ρ = 0,001 yang lebih kecil dari α = 0,05. Maka dapat
disimpulkan, bahwa ada hubungan antara umur istri dengan pemilihan jenis kontrasepsi.
b. Hubungan Jumlah anak dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi pada WUS di
Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012
Tabel 4.12
Distribusi Pemilihan Jenis menurut Jumlah Anak
di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012
No. Jumlah anak
Pemilihan Jenis
Kontrasepsi Jumlah p
value
POR
95%CI
NMKJP MKJP
f % f % f %
1. Primipara
19 79,2 5 20,8 24 100 0,032
3.589
1.206-10.684 2. Multipara 36 51,4 34 48,6 70 100
Tabel 4.12 menujukkan, metode kontrasepsi jangka panjang banyak dipilih responden
dengan jumlah anak lebih kategori multipara (48,6%) dibandingkan primipara (20,8%).
Diperoleh nilai ρ = 0,032 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05. Maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara jumlah anak dengan pemilihan jenis kontrasepsi. Odds
Ratio (OR= 3.589) artinya responden yang memiliki jumlah anak kategori primipara
mempunyai risiko 3,589 kali dalam pemilihan jenis kontrasepsi
c. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi pada
WUS di Kelurahan Cipari Kota Tasikmlaya 2012.
Tabel 4.13
Distribusi Pemilihan Jenis menurut Tingkat Pendapatan
di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012
No. Tingkat
Pendapatan
Pemilihan Jenis Kontrasepsi Jumlah P
value NMKJP MKJP
f % f % f %
1. <UMR 34 66,7 17 33,3 51 100 0,124
2. >UMR 21 48,8 22 51,2 43 100
Tabel 4.13 menunjukkan, kontraspsi jangka panjang yang memiliki tingkat pendapatan lebih
dari UMR (51,2%), dibandingkan dengan tingkat pendapatan dibawah UMR (33,3%).
Diperoleh nilai ρ = 0,124 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Maka dapat disimpulkan tidak
ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan pemilihan jenis kontrasepsi.
d. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi pada
WUS di Kelurahan Cipari Kota Tasikmlaya 2012.
Tabel 4.14
Distribusi Pemilihan Jenis menurut Tingkat Pengetahuan
di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012
No. Tingkat
Pengetahuan
Pemilihan Jenis
Kontrasepsi Jumlah P value
POR
95%Cl
NMKJP MKJP
f % f % f %
1. Cukup
19 42,2 26 57,8 45 100 0,004
0,264
0,111-0,628 2. Baik 36 73,5 13 26,5 49 100
Tabel 4.14 menujukkan, metode kontrasepsi jangka panjang lebih banyak yang
memiliki tingkat pengetahuan cukup (57,8%) dan tingkat pengetahuan baik (26,5%).
Diperoleh nilai ρ = 0,004 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05. Maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan
pemilihan jenis kontrasepsi. Odds Ratio (OR=0,264) artinya tingkat pengetahuan
cukup sebagai faktor protektif dalam pemilihan jenis kontrasepsi.
e. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi pada
WUS di Kelurahan Cipari Kota Tasikmlaya 2012.
Tabel 4.15
Distribusi Pemilihan Jenis menurut Tingkat Pendidikan
di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012
No Tingkat
Pendidikan
Pemilihan Jenis Kontrasepsi Jumlah P
value NMKJP MKJP
f % f % f %
1. Rendah 46 58,2 33 41,8 79 100 1.000
2. Tinggi 9 60,0 6 40 15 100
Tabel 4.15 menunjukkan,responden metode kontrasepsi jangka panjang lebih banyak yang
memiliki tingkat pendidikan tinggi (41,8%) dibandingkandengan tingkat pendidikan rendah
(40%). Diperoleh nilai ρ = 1.000 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Maka dapat
disimpulkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan jenis
kontrasepsi.
f. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi pada
WUS di Kelurahan Cipari Kota Tasikmlaya 2012.
Tabel 4.16
Distribusi Pemilihan Jenis menurut Dukungan Suami
di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012
No. Dukungan Suami
Pemilihan Jenis Kontrasepsi Jumlah P
value NMKJP MKJP
f % f % f %
1. Tidak Mendukung 9 60,0 6 40,0 15 100 1.000
2.
mendukung 46 58,2 33 41,8 79 100
Tabel 4.16 menunjukkan, kontrasepsi metode jangka panjang lebih banyak responden
dukungan suami dengan sikap suami mendukung (41,8%) dibandingkan dengan sikap
suami tidak mendukung (40,0%). Diperoleh nilai ρ= 1.000 yang lebih besar dari nilai α
= 0,05. Maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan
pemilihan jenis kontrasepsi.
PEMBAHASAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penetlitian ini menggunakan
pedekatan cross-sectional. Adapun keterbatasan peneliti adalah:
1. Kuesioner tidak di uji validitas dan realiabilitas pada pertanyaan tingkat
pengetahuan.
2. Kuesioner penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang
kontrasepsi, peneliti belum menemukan standar baku instrumen tersebut
sehingga instrument tersebut dibuat berdasarkan pemahaman peneliti dan
ditunjang dari buku-buku sebagai referensi penelti yang tentunya masih
terbatas sebagai peneliti pemula.
3. Responden cenderung menjawab pertanyaan dengan jawaban yang positif,
tidak menjawab dengan keadaan sebenarnya, pada pertanyaan dukungan
suami, responden cenderung menutupi kekurangan suami.
a. Hubungan antara umur istri dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang
digunakan WUS di Kelurahan Cipari.
Umur dalam hubungannya dengan pemakaian kontrasepsi berperan sebagai
faktor intrinsik. Umur berhubungan dengan struktur organ, fungsi faaliah,
komposisi biokimiawi termasuk sistem hormonal seorang wanita. Perbedaan
fungsi faaliah, komposisi biokimiawi, dan sistem hormonal pada suatu
periode umur menyebabkan perbedaan pada kontrasepsi yang dibutuhkan
(Kusumaningrum R, 2009).
b. Hubungan antara jumlah anak dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang
digunakan WUS di Kelurahan Cipari.
Jumlah anak mulai diperhatikan setiap keluarga karena semakin banyak anak
semkin banyak pula tanggungan kepala keluarga dalam mencukupi
kaebutuhan materil selain itu juga untuk menjaga kesehatan system reproduki
karena semakin sering melahirkan semakin rentan terhadap kesehatan ibu.
c. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan pemilihan jenis
kontrasepsi yang digunakan WUS di Kelurahan Cipari.
Pendapatan merupakan salah satu faktor yang paling menentukan kuantitas
maupun kualitas kehidupan seseorang. Tingkatan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada. Pemilihan alat
kontrasepsi KB suntik juga menjadi pertimbangan bagi ibu yang bekerja
maupun ibu rumah tangga, karena bagi seorang ibu yang bekerja di luar
rumah juga memiliki kebutuhan yang lebih dari ibu rumah tangga biasa.
d. Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pemilihan jenis
kontrasepsi yang digunakan WUS di Kelurahan Cipari.
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik pula pengetahuan
responden. Hal ini disebabakan seseorang yang berpendidikan tinggi akan
lebih luas pandangannya dan lebih mudah menerima ide dan tata cara
kehidupan baru
e. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan jenis kontrasepsi
yang digunakan WUS di Kelurahan Cipari.
Hubungan antara pendidikan dengan pola pikir, persepsi dan perilaku
masyarakat memang sangat signifikan, dalam arti bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang semakin rasional dalam pengambilan berbagai
keputusan. Peningkatan tingkat pendidikan akan menghasilkan tingkat
kelahiran yang rendah karena pendidikan akan mempengaruhi persepsi negatif
terhadap nilai anak dan akan menekan adanya keluarga besar
(Kusumaningrum R, 2009).
f. Hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan jenis kontrasepsi
yang digunakan WUS di Kelurahan Cipari.
Dukungan merupakan salah satu faktor penguat (reinforcing factor) yang
dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Sedangkan dukungan
suami dalam KB merupakan bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung
jawab para pria.
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jenis kontrasepsi yang di gunakan oleh WUS yang paling banyak adalah
non metode kontrasepsi jangka panjang (58,5%) dibandingkan dengan
metode kontrasepsi jangka panjang (41,5%).
2. Faktor yang berhubungan dengan pemilihan jenis kontrasepsi adalah umur
istri, jumlah anak dan tingkat pengetahuan.
3. Faktor yang tidak berhubungan dengan pemilihan jenis kontrasepsi adalah
pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan dukungan suami.
B. SARAN
Berdasarkan penelitian telah dilakukan maka peneliti mengusulkan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Petugas Kesehatan
Setelah dilakukan penelitian ini perlu dilakukan penyuluhan tentang
kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang melalui posyandu untuk
menambah pengetahuan akseptor KB agar memilih alat kontrasepsi yang
tepat.
2. Bagi Masyarakat
Sebaiknya akseptor yang mempunyai anak kategori primipara, berumur
20-30 tahun menggunakan alat kontrasepsi yang mempunyai efektivitas
tinggi dan sesuai dengan jarak kehamilan yang aman untuk ibu dan anak,
diprioritaskan AKDR (IUD).
3. Bagi Peneliti selanutnya
Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian lagi dan
menambah variabel- variabel lain yang belum diteliti seperti gaya hidup,
frekuensi senggama, pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu, dan
keikutsertaan dalam jamkesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2010). Pengertian- Definisi Pendidikan menurut Para Ahli. [Online].
Tersedia: http://mbegedut.blogspot.com/2011/01/pengertian-definisi
pendidikan-menurut.html. [13 Juni 2012].
Abadi, Citra. (2010). Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana.[Online]
http://citraabadi2010.blogspot.com/2012/02/partisipasi-pria-dalam-
keluarga.html. [13 Juni 2012].
Kusumaningrum, Radita. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Pemilihan
Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur [online]
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan, Hasil Pendataan Keluarga
Tahun 2011 Kota Tasikmalaya.
B, Pribakti,(2008). Resep rahasia kesehatan wanita, PT.Grafika Wangi Kalimantan,
Kalimantan.
B, Pribakti, Tips merawat organ intim, PT.Grafika Wangi Kalimantan, Kalimantan
2008.
BKKBN Propinsi Jawa Barat, Pedoman Materi KIE Keluarga Berencana, Bandung,
2008.
Notoatmodjo, Soekidjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Indira Laksmi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi
yang Digunakan Pada Keluarga Miskin. Semarang : UNDIP ;2009.[online]
Adhyani, AR. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi
Non IUD Pada Akseptor KB Wanita Usia 20-39 Tahun. semarang : UNDIP;
2011.[online]
Ernawati. Hubungan Karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) terhadap
Kepesertaan Keluarga Berencana Akseptor Baru Metode IUD di Kota
Tasikmalaya. Tasikmalaya; UNSIL; 2011.
http://pkbi.or.id/berita/program-keluarga-berencana-kb/
http://serikependudukan.wordpress.com/2009/12/16/6-frekuensi-hubungan-seks/
http://puskesmas-oke.blogspot.com/2008/12/mengenal-kontrasepsi.html
http://majalahkesehatan.com/8-metode-kontrasepsi-kelebihan-dan-kekurangan/
http://suryadh.wordpress.com/2009/11/12/macam-macam-alat-kontrasepsi/
http://yosefw.wordpress.com/2009/03/20/kontrasepsi-suntikan-injeksi-depo-
provera/
http://aufaajah.wordpress.com/2010/05/23/kb-implan-susuk/
http://www.klikdokter.org/kewanitaan/read/2010/07/05/29/kondom
http://newgeneralmedicalcheckup.blogspot.com/2012/05/faktor-faktor-dalam-
pemilihan