faktor pasangan yg memp pmlhn kont pd wus

15
FAKTOR PASANGAN YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR (Studi di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya) Imas Sugiarti 1 , Siti Novanti 2 , Nurlina 3 IMAS SUGIARTI (Dusun Mulyasari Rt. 002/006, Desa Bangunsari Kec. Pamarican Kab. Ciamis. Email :[email protected]) Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan (Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 146 Tasikmalaya 46115 ) ABSTRAK Berdasarkan data Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP),jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntik, padahal suntik bukanlah jenis kontrasepsi jangka panjang. Oleh sebab itu perlu diadakan pengkajian lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi Wanita Usia Subur (WUS) dalam memilih jenis kontrasepsi yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor pasangan yang berhubungan dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Sampel adalah seluruh wanita usia subur peserta KB di Kelurahan Cipari sebanyak 94 orang yang diambil berdasarkan accidental sampling. Hasil uji statistic Chi- square menunjukkkan gambaran kontrasepsi yang digunakan WUS adalah Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (58,5%) dan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (41,5%), ada hubungan antara umur istri dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,001), ada hubungan antara jumlah anak dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,032; POR = 3.589; CI= 1.206-10.684), tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,124), ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,004; POR=0.264 ; CI= 0.111- 0.628), tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 1.000), tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,939). Kesimpulan ada hubungan antara umur istri, jumlah anak dan tingkat pengetahuan dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS. Kata kunci : faktor pasangan, pemilihan jenis kontrasepsi.

Upload: dian-utami

Post on 23-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

bvb

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

FAKTOR PASANGAN YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN JENIS

KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR

(Studi di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya)

Imas Sugiarti 1, Siti Novanti

2, Nurlina

3

IMAS SUGIARTI (Dusun Mulyasari Rt. 002/006, Desa Bangunsari Kec. Pamarican

Kab. Ciamis. Email :[email protected])

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan (Jl. Siliwangi No. 24

Kotak Pos 146 Tasikmalaya 46115 )

ABSTRAK

Berdasarkan data Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP),jenis

kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntik, padahal suntik bukanlah

jenis kontrasepsi jangka panjang. Oleh sebab itu perlu diadakan pengkajian lebih

lanjut mengenai faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi Wanita Usia Subur

(WUS) dalam memilih jenis kontrasepsi yang digunakan. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui faktor pasangan yang berhubungan dengan pemilihan jenis

kontrasepsi pada WUS di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya. Penelitian ini

menggunakan metode cross sectional. Sampel adalah seluruh wanita usia subur

peserta KB di Kelurahan Cipari sebanyak 94 orang yang diambil berdasarkan

accidental sampling. Hasil uji statistic Chi- square menunjukkkan gambaran

kontrasepsi yang digunakan WUS adalah Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

(58,5%) dan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (41,5%), ada hubungan antara umur

istri dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,001), ada hubungan antara

jumlah anak dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,032; POR = 3.589;

CI= 1.206-10.684), tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan pemilihan

jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,124), ada hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,004; POR=0.264 ; CI= 0.111-

0.628), tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan jenis

kontrasepsi pada WUS (ρ= 1.000), tidak ada hubungan antara dukungan suami

dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS (ρ= 0,939). Kesimpulan ada hubungan

antara umur istri, jumlah anak dan tingkat pengetahuan dengan pemilihan jenis

kontrasepsi pada WUS.

Kata kunci : faktor pasangan, pemilihan jenis kontrasepsi.

Page 2: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

ABSTRACT

EFFECT FROM COUPLE THAT CAUSE CHOICES KINDS OF

CONTRACEPTIVE IN WOMEN OF FIRTILE AGE

(STUDI IN CIPARI VILLAGE, TASILMALAYA CITY)

Based on the data plan of family and department of women (KBPP). Kinds of

contraceptive that many was used is injection, however injection isn’t kinds of

contraceptive for long time. Therefore need to make a program research again about

what the effect that cause Women of fertile age in choose kinds of contraceptive was

used. Object from this with using that, on age in Cipari village Tasikmalaya city. This

research using cross sectional method. Samples were all of the women of fertile age.

Participants of plan family (KB) in Cipari, there are 94 peoples which was taken from

accidental sampling. Result of statistic test Chi-Square showing the picture of

contraceptive that was used (WUS) is un-contraceptive method for long time

(58,5%),than contraceptive method for long time (41,5%). There is correlation

between situation of wife (their age) with choosing kinds of contraceptive in women

of fertile age (ρ= 0.001) and also there is correlation between number of children with

choosing kinds of contraceptive in women of fertile age (ρ= 0.032; POR=3.589; CI=

1.206-10.684) but there is not correlation between finance of family and choosing

kinds of contraceptive in women of fertile age (ρ= 0.124), and also there is

correlation between knowledge with choosing kinds of contraceptive in women of

fertile age (ρ= 0.004; POR= 0.264; CI=0.111- 0.628), but also there is not correlation

between education and choosing kinds of contraceptive in women of fertile age (ρ=

1.000), but also there is not correlation between support from husband with choosing

kinds of contraceptive in women of fertile age (ρ= 0.939). So, conclusion between

situation of wife (their age), number of children, and knowledge with choosing kinds

of contraceptive in women of fertile age have correlation.

Keyword : effect pair, choosing of contraceptive

Page 3: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hasil

proyeksi Badan Pusat Stastistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk Indonesia

pada tahun 2010 mencapai 231,4 juta dan menjadi 249,7 juta pada tahun 2015. Jika

laju pertumbuhan Penduduk (LPP) di Indonesia saat ini stagnan pada 1,3 %, maka

diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan meningkat dua kali lipat setiap 50

tahun. Kenaikan jumlah penduduk berdampak pada persoalan ketahanan pangan,

pemenuhan kebutuhan energi, pengendalian lingkungan hidup, dan rendahnya Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. Saat ini Indonesia berada pada peringkat

108 dari 162 negara (PKBI, 2010).

Pemerintah dalam rangka upaya pengendalian jumlah penduduk,menerapkan

program Keluarga Berencana (KB) sejak tahun 1970 dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang

berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian ibu, bayi, dan anak, serta

penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga

kecil berkualitas (Adhyani,2011)

KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk

menghindari kelahiran yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

diinginkan, mengatur interval di antara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran

dalam hubungan dengan umur suami-isteri, serta menentukan jumlah anak dalam

keluarga (WHO, 1970).

Kecamatan Mangkubumi Kelurahan Cipari mempunyai cakupan penggunaan

kontrasepsi paling tinggi yaitu sebanyak 1.525 orang (84,47%) pada Wanita Usia

Subur, dibandingkan dengan Kelurahan lain yang ada di Kecamatan Mangkubumi

Kota Tasikmalaya (Laporan KBPP Kota Tasikmalaya, 2012). Tetapi belum

mengetahui faktor apa yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi yang

Page 4: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

digunakan oleh akseptor KB, sehingga perlu di adakan penelitian yang lebih

mendalam mengenai hal tersebut

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Metode survey dengan pendekatan Cross

sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta KB pada WUS di

Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya yaitu sebanyak 1.525 orang. Sampel penelitian

sebanyak 94 orang diperoleh dari perhitungan menggunakan rumus Lameshow.

HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Responden

a. Distribusi Umur Istri

Tabel 4.1

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Istri

di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012

No. Umur (tahun) f %

1. >30 tahun 46 48,9

2. 20-29 tahun 35 37,2

3. <20 tahun 13 13,8

Jumlah 94 100

Dari tabel 4.1, diketahui bahawa umur istri lebih dari 30 memiliki jumlah yang paling

besar yaitu, masing-masing 46 responden (48,9%) dan 20-30 tahun memiliki

persentasi 37,2% dan kurang dari 20 tahun 13,8%.

Page 5: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

b. Distribusi Jumlah Anak

Tabel 4.2

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak

di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012

No. Jumlah Anak f %

1. Primipara 24 25,5

2. Multipara 70 74,5

Jumlah 94 100

Dari tabel 4.2, diketahui jumlah anak pada WUS yang ber KB, kategori multipara 70

responden atau (74,5%), dan primipara 24 responden atau (25,5%).

c. Distribusi Pendapatan Keluarga

Tabel 4.3

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga

di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012.

No. Tingkat pendapatan f %

1. Kurang dari UMR 51 54,26

2. Lebih dari UMR 43 45,74

Jumlah 94 100

Dari tabel 4.3, diketahui tingkat pendapatan per bulan yang kurang dari Upah

Minimum Rata-rata (Rp. 950.000,-) sebanyak 51 responden (54,26%) dan yang

melebihi dari Upah Minimum Rata-rata sebanyak 43 responden (45,74%).

a. Distribusi Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.4

Distribusi Fekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Cipari

Kota Tasikmalaya 2012

No. Tingkat pendidikan f %

1. Rendah (SD, SMP) 79 84

2. Tinggi ( SMA, PT) 15 16

Jumlah 94 100

Page 6: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

Dari tabel 4.4, tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah tingkat

pendidikan rendah sebanyak 79 reponden (84%) dan tingkat pendidikan tinggi

sebanyak 15 responden (16%).

Analisis Univariat

Dari pertanyaan dapat digambarkan tingkat pengetahuan responden tentang

alat kontrasepsi. Maka untuk keperluan analisis peneliti mengkategorikan menjadi 2,

yaitu:

a. Distribusi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tabel 4.6

Distribusi Fekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Kelurahan

Cipari Kota Tasikmalaya 2012

No. Tingkat Pengetahuan f %

1. Cukup 45 47,9

2. Baik 49 52,1

Jumlah 94 100

Dari tabel 4.6, diketahui tingkat pengetahuan responden yang memiliki tingkat

pengetahuan baik sebanyak 49 responden (52,1%), respoden yang memiliki tingkat

cukup sebanyak 45 responden (47,9%)

b. Distribusi Berdasarkan Dukungan Suami

Dari pertanyaan di atas, mengenai dukungan suami peneliti

mengkategorikan menjadi 2, yaitu :

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Suami

di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012

No. Dukungan Suami f %

1. Tidak Mendukung 15 16,0

2. Mendukung 79 84,0

Jumlah 94 100

Page 7: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

Dari tabel 4.8, diketahui kategori dukungan suami terhadap penggunaan

kontrasepsi, katagori mendukung memiliki jumlah paling banyak yaitu sebanyak 79

responden (84,0%) dan yang tidak mendukung sebanyak 15 responden (16,0%).

c. Distribusi Berdasarkan Penggunaan Jenis Kontrasepsi

Tabel 4.9

Distribusi fekuensi Berdasarkan Penggunaan Jenis Kontrasepsi

Di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012

No. Kontrasepsi yang digunakan f %

1. Pil 29 30,8

2. Suntik 26 27,7

3. IUD 19 20,2

4. Implan 15 16

5. MOW 5 5,3

Jumlah 94 100

Dari tabel 4.9 menunjukan, dari 94 responden memiliki frekuensi paling banyak

adalah pil (30,8%), suntik (27,7%) sedangkan IUD (20,2%), implant (16%) dan

MOW (5,3%).

Untuk keperluan analisis, maka kategori tersebut akan dikategorikan menjadi 2

kategori. Metode Kontrasepsi jangka panjang meliputi: IUD, Implan dan

Tubektomi/MOW.

Tabel 4.10

Distribusi fekuensi Berdasarkan Pemilihan Jenis Kontrasepsi

Di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012

No. Jenis Kontrasepsi f %

1. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang 39 41,5

2. Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang 55 58,5

Jumlah 94 100

Dari tabel 4.10,dilihat pemilihan jenis kontrasepsi dengan menggunakan Non Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang sebanyak 55 responden (58,5%) dan Metode Kontrasepsi

Jangka Panjang sebanyak 39 responden (41,5%).

Page 8: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

Analisi Bivariat

a. Hubungan Umur Istri dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi pada WUS

di Kelurahan Cipari Kota Tasikmlaya 2012.

Tabel 4.11

Distribusi Pemilihan Jenis menurut Umur Istri

di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012

Umur Istri

Pemilihan Jenis Kontrasepsi Jumlah

P value NMKJP MKJP

f % f % f %

>30 tahun 18 39,1 28 60,9 46 100 0,001

20-30 tahun 27 77,1 8 22,9 35 100

<20 tahun 10 76,9 3 23,1 13 100

Tabel 4.11 menujukan, metode kontrasepsi jangka panjang lebih banyak dipilih responden

yang berumur lebih dari 30 tahun (60,9%) dibanding dengan umur 20-30 tahun (22,9%) dan

< 20 tahun (23,1%). Diperoleh ρ = 0,001 yang lebih kecil dari α = 0,05. Maka dapat

disimpulkan, bahwa ada hubungan antara umur istri dengan pemilihan jenis kontrasepsi.

b. Hubungan Jumlah anak dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi pada WUS di

Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012

Tabel 4.12

Distribusi Pemilihan Jenis menurut Jumlah Anak

di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012

No. Jumlah anak

Pemilihan Jenis

Kontrasepsi Jumlah p

value

POR

95%CI

NMKJP MKJP

f % f % f %

1. Primipara

19 79,2 5 20,8 24 100 0,032

3.589

1.206-10.684 2. Multipara 36 51,4 34 48,6 70 100

Tabel 4.12 menujukkan, metode kontrasepsi jangka panjang banyak dipilih responden

dengan jumlah anak lebih kategori multipara (48,6%) dibandingkan primipara (20,8%).

Diperoleh nilai ρ = 0,032 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05. Maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara jumlah anak dengan pemilihan jenis kontrasepsi. Odds

Ratio (OR= 3.589) artinya responden yang memiliki jumlah anak kategori primipara

mempunyai risiko 3,589 kali dalam pemilihan jenis kontrasepsi

Page 9: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

c. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi pada

WUS di Kelurahan Cipari Kota Tasikmlaya 2012.

Tabel 4.13

Distribusi Pemilihan Jenis menurut Tingkat Pendapatan

di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012

No. Tingkat

Pendapatan

Pemilihan Jenis Kontrasepsi Jumlah P

value NMKJP MKJP

f % f % f %

1. <UMR 34 66,7 17 33,3 51 100 0,124

2. >UMR 21 48,8 22 51,2 43 100

Tabel 4.13 menunjukkan, kontraspsi jangka panjang yang memiliki tingkat pendapatan lebih

dari UMR (51,2%), dibandingkan dengan tingkat pendapatan dibawah UMR (33,3%).

Diperoleh nilai ρ = 0,124 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Maka dapat disimpulkan tidak

ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan pemilihan jenis kontrasepsi.

d. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi pada

WUS di Kelurahan Cipari Kota Tasikmlaya 2012.

Tabel 4.14

Distribusi Pemilihan Jenis menurut Tingkat Pengetahuan

di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012

No. Tingkat

Pengetahuan

Pemilihan Jenis

Kontrasepsi Jumlah P value

POR

95%Cl

NMKJP MKJP

f % f % f %

1. Cukup

19 42,2 26 57,8 45 100 0,004

0,264

0,111-0,628 2. Baik 36 73,5 13 26,5 49 100

Tabel 4.14 menujukkan, metode kontrasepsi jangka panjang lebih banyak yang

memiliki tingkat pengetahuan cukup (57,8%) dan tingkat pengetahuan baik (26,5%).

Diperoleh nilai ρ = 0,004 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05. Maka dapat

disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan

pemilihan jenis kontrasepsi. Odds Ratio (OR=0,264) artinya tingkat pengetahuan

cukup sebagai faktor protektif dalam pemilihan jenis kontrasepsi.

Page 10: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

e. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi pada

WUS di Kelurahan Cipari Kota Tasikmlaya 2012.

Tabel 4.15

Distribusi Pemilihan Jenis menurut Tingkat Pendidikan

di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012

No Tingkat

Pendidikan

Pemilihan Jenis Kontrasepsi Jumlah P

value NMKJP MKJP

f % f % f %

1. Rendah 46 58,2 33 41,8 79 100 1.000

2. Tinggi 9 60,0 6 40 15 100

Tabel 4.15 menunjukkan,responden metode kontrasepsi jangka panjang lebih banyak yang

memiliki tingkat pendidikan tinggi (41,8%) dibandingkandengan tingkat pendidikan rendah

(40%). Diperoleh nilai ρ = 1.000 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Maka dapat

disimpulkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan jenis

kontrasepsi.

f. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi pada

WUS di Kelurahan Cipari Kota Tasikmlaya 2012.

Tabel 4.16

Distribusi Pemilihan Jenis menurut Dukungan Suami

di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya 2012

No. Dukungan Suami

Pemilihan Jenis Kontrasepsi Jumlah P

value NMKJP MKJP

f % f % f %

1. Tidak Mendukung 9 60,0 6 40,0 15 100 1.000

2.

mendukung 46 58,2 33 41,8 79 100

Tabel 4.16 menunjukkan, kontrasepsi metode jangka panjang lebih banyak responden

dukungan suami dengan sikap suami mendukung (41,8%) dibandingkan dengan sikap

suami tidak mendukung (40,0%). Diperoleh nilai ρ= 1.000 yang lebih besar dari nilai α

= 0,05. Maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan

pemilihan jenis kontrasepsi.

Page 11: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

PEMBAHASAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penetlitian ini menggunakan

pedekatan cross-sectional. Adapun keterbatasan peneliti adalah:

1. Kuesioner tidak di uji validitas dan realiabilitas pada pertanyaan tingkat

pengetahuan.

2. Kuesioner penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang

kontrasepsi, peneliti belum menemukan standar baku instrumen tersebut

sehingga instrument tersebut dibuat berdasarkan pemahaman peneliti dan

ditunjang dari buku-buku sebagai referensi penelti yang tentunya masih

terbatas sebagai peneliti pemula.

3. Responden cenderung menjawab pertanyaan dengan jawaban yang positif,

tidak menjawab dengan keadaan sebenarnya, pada pertanyaan dukungan

suami, responden cenderung menutupi kekurangan suami.

a. Hubungan antara umur istri dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang

digunakan WUS di Kelurahan Cipari.

Umur dalam hubungannya dengan pemakaian kontrasepsi berperan sebagai

faktor intrinsik. Umur berhubungan dengan struktur organ, fungsi faaliah,

komposisi biokimiawi termasuk sistem hormonal seorang wanita. Perbedaan

fungsi faaliah, komposisi biokimiawi, dan sistem hormonal pada suatu

periode umur menyebabkan perbedaan pada kontrasepsi yang dibutuhkan

(Kusumaningrum R, 2009).

b. Hubungan antara jumlah anak dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang

digunakan WUS di Kelurahan Cipari.

Jumlah anak mulai diperhatikan setiap keluarga karena semakin banyak anak

semkin banyak pula tanggungan kepala keluarga dalam mencukupi

kaebutuhan materil selain itu juga untuk menjaga kesehatan system reproduki

karena semakin sering melahirkan semakin rentan terhadap kesehatan ibu.

Page 12: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

c. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan pemilihan jenis

kontrasepsi yang digunakan WUS di Kelurahan Cipari.

Pendapatan merupakan salah satu faktor yang paling menentukan kuantitas

maupun kualitas kehidupan seseorang. Tingkatan seseorang untuk memenuhi

kebutuhan hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada. Pemilihan alat

kontrasepsi KB suntik juga menjadi pertimbangan bagi ibu yang bekerja

maupun ibu rumah tangga, karena bagi seorang ibu yang bekerja di luar

rumah juga memiliki kebutuhan yang lebih dari ibu rumah tangga biasa.

d. Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pemilihan jenis

kontrasepsi yang digunakan WUS di Kelurahan Cipari.

Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik pula pengetahuan

responden. Hal ini disebabakan seseorang yang berpendidikan tinggi akan

lebih luas pandangannya dan lebih mudah menerima ide dan tata cara

kehidupan baru

e. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan jenis kontrasepsi

yang digunakan WUS di Kelurahan Cipari.

Hubungan antara pendidikan dengan pola pikir, persepsi dan perilaku

masyarakat memang sangat signifikan, dalam arti bahwa semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang semakin rasional dalam pengambilan berbagai

keputusan. Peningkatan tingkat pendidikan akan menghasilkan tingkat

kelahiran yang rendah karena pendidikan akan mempengaruhi persepsi negatif

terhadap nilai anak dan akan menekan adanya keluarga besar

(Kusumaningrum R, 2009).

f. Hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan jenis kontrasepsi

yang digunakan WUS di Kelurahan Cipari.

Dukungan merupakan salah satu faktor penguat (reinforcing factor) yang

dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Sedangkan dukungan

suami dalam KB merupakan bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung

jawab para pria.

Page 13: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jenis kontrasepsi yang di gunakan oleh WUS yang paling banyak adalah

non metode kontrasepsi jangka panjang (58,5%) dibandingkan dengan

metode kontrasepsi jangka panjang (41,5%).

2. Faktor yang berhubungan dengan pemilihan jenis kontrasepsi adalah umur

istri, jumlah anak dan tingkat pengetahuan.

3. Faktor yang tidak berhubungan dengan pemilihan jenis kontrasepsi adalah

pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan dukungan suami.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian telah dilakukan maka peneliti mengusulkan saran

sebagai berikut:

1. Bagi Petugas Kesehatan

Setelah dilakukan penelitian ini perlu dilakukan penyuluhan tentang

kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang melalui posyandu untuk

menambah pengetahuan akseptor KB agar memilih alat kontrasepsi yang

tepat.

2. Bagi Masyarakat

Sebaiknya akseptor yang mempunyai anak kategori primipara, berumur

20-30 tahun menggunakan alat kontrasepsi yang mempunyai efektivitas

tinggi dan sesuai dengan jarak kehamilan yang aman untuk ibu dan anak,

diprioritaskan AKDR (IUD).

3. Bagi Peneliti selanutnya

Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian lagi dan

menambah variabel- variabel lain yang belum diteliti seperti gaya hidup,

Page 14: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

frekuensi senggama, pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu, dan

keikutsertaan dalam jamkesmas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). Pengertian- Definisi Pendidikan menurut Para Ahli. [Online].

Tersedia: http://mbegedut.blogspot.com/2011/01/pengertian-definisi

pendidikan-menurut.html. [13 Juni 2012].

Abadi, Citra. (2010). Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana.[Online]

http://citraabadi2010.blogspot.com/2012/02/partisipasi-pria-dalam-

keluarga.html. [13 Juni 2012].

Kusumaningrum, Radita. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Pemilihan

Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur [online]

Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan, Hasil Pendataan Keluarga

Tahun 2011 Kota Tasikmalaya.

B, Pribakti,(2008). Resep rahasia kesehatan wanita, PT.Grafika Wangi Kalimantan,

Kalimantan.

B, Pribakti, Tips merawat organ intim, PT.Grafika Wangi Kalimantan, Kalimantan

2008.

BKKBN Propinsi Jawa Barat, Pedoman Materi KIE Keluarga Berencana, Bandung,

2008.

Notoatmodjo, Soekidjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Jakarta.

Indira Laksmi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi

yang Digunakan Pada Keluarga Miskin. Semarang : UNDIP ;2009.[online]

Adhyani, AR. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi

Non IUD Pada Akseptor KB Wanita Usia 20-39 Tahun. semarang : UNDIP;

2011.[online]

Page 15: Faktor Pasangan Yg Memp Pmlhn Kont Pd Wus

Ernawati. Hubungan Karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) terhadap

Kepesertaan Keluarga Berencana Akseptor Baru Metode IUD di Kota

Tasikmalaya. Tasikmalaya; UNSIL; 2011.

http://pkbi.or.id/berita/program-keluarga-berencana-kb/

http://serikependudukan.wordpress.com/2009/12/16/6-frekuensi-hubungan-seks/

http://puskesmas-oke.blogspot.com/2008/12/mengenal-kontrasepsi.html

http://majalahkesehatan.com/8-metode-kontrasepsi-kelebihan-dan-kekurangan/

http://suryadh.wordpress.com/2009/11/12/macam-macam-alat-kontrasepsi/

http://yosefw.wordpress.com/2009/03/20/kontrasepsi-suntikan-injeksi-depo-

provera/

http://aufaajah.wordpress.com/2010/05/23/kb-implan-susuk/

http://www.klikdokter.org/kewanitaan/read/2010/07/05/29/kondom

http://newgeneralmedicalcheckup.blogspot.com/2012/05/faktor-faktor-dalam-

pemilihan