faktor geriarti

4
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jatuh pada lansia, yaitu : faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. a. Faktor intrinsik Yang termasuk dalam faktor intrinsik, yaitu : kondisi fisik dan neuropsikiatri (adanya penyakit SSP seperti stroke, parkinson) penurunan visus dan pendengaran (fungsi keseimbangan), perubahan neuromuskular (berkurangnya massa otot, kekauan jaringan penghubung, penurunan range of motion sendi), gaya berjalan, dan refleks postural karena proses penuaan. Penuaan dapat berpengaruh pada kondisi fisik dan neuropsikiatrik manusia karena terdapat perubahan-perubahan fungsi anatomi/fisiologik yang semakin menurun, yang bisa menimbulkan berbagai penyakit atau keadaan patologik hal ini juga pengaruh psiko-sosial pada fungsi organ. Gabungan dari beberapa perubahan-perubahan secara tidak langsung dapat menyebabkan jatuh pada lansia yang dikarenakan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang makin menurun. Menurut skenario penurunan visus kemungkinan besar terjadi karena pasien menderita katarak diabetik. katarak diabetik ini merupakan manifestasi tingkat lanjut dari penyakit Diabetes Mellitus yang diderita oleh pasien usia lanjut. katarak diabetik ini memberikan keluhan penurunan visus berupa penurunan tajam penglihatan secara progresif dan penglihatan tampak seperti berasap. gejala inilah yang sering dikeluhkan oleh penderita yang menderita katarak diabetik. penurunan visus ini merupakan salah satu penyebab jatuhnya penderita. penyebab penurunan visus yanng lain adalah retinopati baik yang diakibatkan oleh penyakit Diabetes mellitus maupun yang disebabkan oleh Hipertensi. akan tatapi diskenario disebutkan bahwa pasien sudah sejak lama dianjurkan untuk operasi mata, tetapi pasien selalu menolak. hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan penglihatan dalam hal ini penurunan visus yang perlangsungannya kronik/progresif, sedangkan pada retinopati penurunan visus terjadi secara tiba-tiba jadi penyebab ini dijatuhkan. Perubahan gaya berjalan terjadi seiring denan meningkatnya usia. Kendati perubahan tersebut tidak telalu menonjol untuk dianggap patologis, kondisi perubahan gaya berjalan tersebut dapat meningkatkan kejadian jatuh. Pada umumnya orang usia lanjut tidak dapat mengangkat atau menarik

Upload: pangeran-cinta

Post on 27-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

faktor geriatri

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor geriarti

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jatuh pada lansia, yaitu : faktor intrinsik

dan faktor ekstrinsik.      

a.       Faktor intrinsik

Yang termasuk dalam faktor intrinsik, yaitu : kondisi fisik dan neuropsikiatri (adanya

penyakit SSP seperti stroke, parkinson) penurunan visus dan pendengaran (fungsi

keseimbangan), perubahan neuromuskular (berkurangnya massa otot, kekauan jaringan

penghubung, penurunan range of motion sendi), gaya berjalan, dan refleks postural karena

proses penuaan.

Penuaan dapat  berpengaruh pada kondisi fisik dan neuropsikiatrik manusia karena

terdapat perubahan-perubahan fungsi anatomi/fisiologik yang semakin menurun, yang bisa

menimbulkan berbagai penyakit atau keadaan patologik hal ini juga pengaruh psiko-sosial

pada fungsi organ. Gabungan dari beberapa perubahan-perubahan secara tidak langsung

dapat menyebabkan jatuh pada lansia yang dikarenakan kemampuan struktur dan fungsi

tubuh yang makin menurun.

Menurut skenario penurunan visus kemungkinan besar terjadi karena pasien

menderita katarak diabetik. katarak diabetik ini merupakan manifestasi tingkat lanjut

dari  penyakit Diabetes Mellitus yang  diderita oleh pasien usia lanjut. katarak diabetik ini

memberikan keluhan penurunan visus berupa penurunan tajam penglihatan secara progresif

dan penglihatan  tampak seperti berasap. gejala inilah yang sering dikeluhkan oleh penderita

yang menderita katarak diabetik. penurunan visus ini merupakan salah satu penyebab

jatuhnya penderita. penyebab penurunan visus yanng lain adalah retinopati baik yang

diakibatkan oleh penyakit Diabetes mellitus maupun yang disebabkan oleh Hipertensi. akan

tatapi diskenario disebutkan bahwa pasien sudah sejak lama dianjurkan untuk operasi mata,

tetapi pasien selalu menolak. hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan

penglihatan dalam hal ini penurunan visus yang perlangsungannya kronik/progresif,

sedangkan pada retinopati penurunan visus terjadi secara tiba-tiba jadi penyebab ini

dijatuhkan.

Perubahan gaya berjalan terjadi seiring denan meningkatnya usia. Kendati perubahan

tersebut tidak telalu menonjol untuk dianggap patologis, kondisi perubahan gaya berjalan

tersebut dapat meningkatkan kejadian jatuh. Pada umumnya orang usia lanjut tidak dapat

mengangkat atau menarik kakinya cukup tinggi sehingga cenderung mudah terantuk (trip).

Orang usia lanjut laki-laki cenderung memiliki gaya berjalan dengan kedua kaki melebar dan

langkah pendek-pendek ( wide-based, short stepped gaits), sedangkan perempuan usia lanjut

sering kali berjalan dengan kedua kaki yang menyempit ( narrow based ) dan gaya

bergoyang-goyang ( waddling gait). Orang usia lanjut cenderung untuk berjalan lebih lambat

dan meningkatkan kecepatan berjalan dengan cara meningkatkan jumlah langkah per unit

waktu dibandingkan jarak satu siklus berjalan ,sertaterdapat peningkatan ayunan postural.

Pada usia lanjut yang sehat, kecepatan berjalan menurun 1-2% tiap tahunnya dan berkaitan

dengan berkurangnya panjang langkah dan jarak satu siklus berjalan. Gerak ekstensi sendi

pergelangan kaki dan rotasi pelvis menurun, serta periode double support meningkat untuk

Page 2: Faktor geriarti

membuat gaya berjalan lebih stabil. Bertambahnya waktu untuk menyelesaikan satu siklus

berjalan berkaitan dengan peningkatan sebesar 5 kali resiko untuk jatuh.

      Stategi postural yang sering digunakan pada usia lanjut adalah strategi panggul, oleh

karena penggunaan strategi pergelangan kaki membutuhkan informasi somatosensorik yang

adekuat semetara pada usia lanjut mungkin terdapat kelemahan sendi atau sulit melakukan rotasi

pada pergelangan kaki, hilangnya sensasi somatosensorik perifer, dan kelemahan otot distal.

Walaupun demikian, penggunaan strategi panggul membutuhkan informasi verstibuler yang

adekuat dan gerakan pada panggul akan meningkatkan gaya horisontal antara pijakan dan telapak

kaki sehingga risiko untuk terpeleset dan jatuh menjadi lebih besar. Jika respon ayunan postural

tidak dapat mempertahankan keseimnbangan saat ada gangguan dan diperlukam strategi

melangkah, usia lanjut cenderung melakukan beberapa langkah untuk mengembalikan

keseimbangan

Sinkop, drop attacks, dan dizziness merupakan penyebab jatuh pada orang usia lanjut

yang sering disebut-sebut. Beberapa penyebab sinkop pada orang usia lanjut yang perlu

dikenali antara lain respons vasovagal, gangguan kardiovaskular (bradi dan takiaritmia,

stenosis aorta), gangguan neurologis akut (TIA, strok, atau kejang), emboli paru, dan

gangguan metabolik.

Drop attacks merupakan kelemahan tungkai bawah mendadak yang menyebabkan

jatuh tanpa kehilangan kasadaran. Kondisi tersebut seringkali dikaitkan dengan insufisiensi

vertebrobasiler yang dipicu oleh perubahan posisi kepala.

Dizziness atau rasa tidak stabil merupakan keluhan yang sering diutarakan oleh orang

usia lanjut yang mengalami jatuh. Pasien yang mengeluh rasa ringan di kepala harus

dievaluasi secermat mungkin akan adanya hipotensi postural atau deplesi volume

intravaskular. Di sisi lain, vertigo merupakan gejala yang lebih spesifik walaupun merupakan

pemicu jatuh yang lebih jarang. Kondisi ini dikaitkan dengan kelainan pada telinga bagian

dalam seperti labirinitis, penyakit Meniere, dan BPPV. Isemia dan infark vertebrobasiler,

serta infark serebelum juga dapat menyebabkan vertigo.

Kebanyakan pasien usia lanjut dengan gejala dizziness danunsteadiness meraa cemas,

depresi, sangat takut jatuh, sehingga evaluasi gejala mereka menjadi sulit. Beberapa pasien,

terutama pada mereka dengan gejala ke arajh vertigo, memerlukan pemeriksaan otologi,

termasuk uji auditori, yang dapat membedakan lebih jelas antara gejala akibat gangguan

telinga dalam atau adanya keterlibatan sistem saraf pusat.

Sekitar 10-20% orang usia lanjut mengalami hipotensi ortostatik yang sebagian besar

tidak bergejala. Namun demikian, beberapa kondisi dapat menyebabkan hipotensi ortostatik

yang berat sehingga memicu timbulnya jatuh. Kondisi-kondisi tersebut antara lain curah

jantung rendah akibat gagal jantung atau hipovolemia, disfungsi otonom (sebagai akibat

diabetes mellitus), gangguan aliran balik vena (insufisiensi vena), tirah baring lama

dengan deconditioning otot dan refleks, serta beberapa obat. Hubungan hipotensi ortostatik

dengan hipertensi perlu dipahami sehingga tatalaksana hipertensi yang baik amat diperlukan

untuk mencegah timbulnya hipotensi ortostatik tersebut.

Page 3: Faktor geriarti

Berbagai penyakit, terutama penyakit kardiovaskkular dan neurologis, dapat berkaitan

dengan jatuh. Sinkop dapat merupakan gejala stenosis aorta dan merupakan indikasi perlunya

evaluasi pasien akan adanya stenosis aorta yang memerlukan penggantian katup. Beberapa

pasien memiliki baroreseptor karotis yang sensitif dan rentan mengalami sinkop karena

refleks tonus vagal yang meningkat akibat batuk, mengedan, atau berkemih sehingga terjadi

bradikardia atau hipotensi.

Stroke akut dapat menyebabkan jatuh atau memberikan gejala jauth. TIA sirkulasi

anterior dapat menyebabkan kelemahan unilateral dan memicu jatuh. TIA sirkulasi posterior

(vertebrobasiler) mungkin juga dapt mengakibatkan vertigo, namun perlu disertai dengan satu

atau lebih lapangan pandang. Insufisiensi vertebrobasiler seringkali disebut sebagsi

penyebab drop attacks ; kompresi mekanik arteri vertebralis olehosteofit spina vertebra

servikal manakala kepala diputar disebutkan pula sebagai penyebab ketidak stabilan dan

jatuh.

Penyakit lain pada otak dan sistem saraf pusat dapat pula menyebabkan jatuh.

Penyakit Parkinson dan Hidrosefalus tekanan normal menyebabkan instabilitas dan jatuh.

Gangguan serebelum, tumor intrakranial, dan hematoma subdural juga menyebabkan

ketidakstabilan (unsteadiness) dengan kecenderungan mudah jatuh.b.      Faktor Ekstrinsik

Yang termasuk dalam faktor ekstrinsik, yaitu : obat-obatan yang diminum (diuretik,

jantung, anti depresan, sedatif, hipoglikemia, anti psikotik), alat-alat bantu berjalan,

lingkungan yang tidak mendukung, dan konsumsi alkohol.

Berbagai faktor lingkungan tersebut antara lain lampu ruangan yang kurang terang,

lantai yang licin, basah, atau tidak rata, furnitur yang terlalu rendah atau tinggi, tangga yang

tak aman, kamar mandi dengan bak mandi /closer terlalu rendah atau tinggi dan tak memiliki

alat bantu untuk berpegangan, tali atau kabel yang berserakan di lantai, karpet yang terlipat,

dan benda-benda di lantai yang membuat seseorang terantuk.

Obat-obatan juga dapat menjadi penyebab jatuh pada orang usia lanjut. Misalnya obat

diuretika yang dikonsumsi menyebabkan seseorang berulang kali ke kamar kecil untuk buang

air kecil atau efek mengantuk dari obat sedatif sehingga seseorang menjadi waspada saat

berjalan.

Alat bantu berjalan yang kurang tepat untuk para lansia, memungkinkan terjadinya

jatuh, oleh karena itu pemilihan alat bantu dapat disesuaikan dengan keadaan fisik lansia, dan

penyakit yang diderita