faktor-faktor yang mempengaruhi produksi coklat di ...repository.utu.ac.id/363/1/bab i_v.pdf ·...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
COKLAT DI KECAMATAN DARUL MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA
SKRIPSI
OLEH
RADIAN SYAPUTRA
NIM : 08C20101056
PROGRAM EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
COKLAT DI KECAMATAN DARUL MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA
SKRIPSI
OLEH
RADIAN SYAPUTRA
NIM : 08C20101056
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar
PROGRAM EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pertanian budidaya tanaman dan ternak menjadi salah satu kebudayaan
yang diturunkan dari generasi kegenerasi, pertanian mempunyai peran penting
dalam perekonomian bangsa Indonesia pertanian merupakan pendapatan utama
dan sumber devisa, pertanian merupakan hasil interaksi komponen manusia
dengan alam sekitarnya, suatu tanaman mempunyai daya pendekatan pada alam
atau kondisi fisik tertentu sehingga tidak semua tanah dapat diusahakan pada
suatu daerah tertentu.
Sektor pertanian merupakan sektor yang mampu bertahan dalam kondisi
apapun termasuk saat krisis Indonesia, sektor pertanian ikut berperan penting
dalam pemulihan ekonomi di Indonesia, sektor pertanian juga menjadi salah satu
komponen utama dalam program dan strategi pemerintah untuk mengatasi
kemiskinan.
Sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung tenaga kerja,
dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya. Pada dasarnya sektor
pertanian merupakan suatu sektor yang mempunyai ruang lingkup yang luas yang
dapat dimanfaat dalam beberapa sub sektor yang dimiliki oleh kegiatan usaha tani
tersebut antara lain perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan.
Masa orde baru pemerintah berupaya meningkatkan produksi bahan
pangan, dengan berbagai terobosan dan strategi untuk meningkatkan pendapatan
pertanian, mengingat sebahagian besar penduduk Indonesia berkerja di sektor
pertanian, dalam rangka meningkatkan hasil pendapatan pertanian pemerintah
2
melaksanakan program penyuluhan dan perluasan lahan serta mengalih dan
mengembangkan teknologi secara bertahap semua ini untuk meningkatkan
produksi dan pendapatan petani.
Kegiatan usahatani memiliki tujuan untuk meningkatkan produksi agar
keuntungan menjadi lebih tinggi. Produksi dan produksi tidak lepas dari faktor-
faktor produksi yang dimiliki petani untuk meningkatkan produksi hasil
panennya. Rendahnya pendapatan yang diterima karena tingkat produksi tenaga
kerja rendah pula. Salah satu penyebab rendahnya produksi tenaga kerja adalah
lambannya peningkatan upah riil buruh pertanian. Faktor- faktor produksi yang
dimiliki petani umumnya memiliki jumlah yang terbatas tetapi disisi lain petani
juga ingin meningkatkan produksi usahataninya. Hal tersebut menuntut petani
untuk menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki dalam pengelolaan
usahatani secara efisien.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui penggunaan
faktor produksi usahatani padi secara efisien yaitu dengan menghitung efisiensi
secara alokatif. Efisiensi alokatif menujukkan hubungan antara biaya dan output,
dimana efisiensi alokatif tercapai apabila petani mampu memaksimalkan
keuntungan yaitu menyamakan nilai produk marginal setiap faktor produksi
dengan harganya. dengan mengetahui penggunaan faktor-faktor produksi yang
optimal maka dapat tercapai keuntungan maksimal dengan penggunaan biaya
sekecil-kecilnya
Begitu juga di Kabupaten Nagan Raya, didalam mengembangkan sektor
pertanian pemerintah telah berupaya cukup maksimal untuk meningkatkan hasil-
hasil produksi, contohnya Pemerintah mengalokasikan dana senilai Rp 12,8 miliar
3
untuk pengembangan sektor pertanian, guna mempercepat pertumbuhan ekonomi
dan terlaksananya program 10 juta ton beras, dan juga membuka lahan- lahan baru,
pembangunan infrastruktur seperti irigasi ini semua untuk menunjang
pertumbuhan pertanian di Kabupaten Nagan Raya. Www.Ciputranetws.Com/Rill/
Pemerintah–Bantu–Petani–Nagan–Raya–Rp 12-8 Miliar. di akses pada Tanggal
24 Juni 2013
Solusi lain, untuk meningkatkan produksi coklat, pemerintah menempuh
jalan dengan mengubah cara orientasi petani yang sub sistem kearah petani
komersil melalui pengembangan agribisnis. dengan demikian, petani
mengembangkan tanaman yang produktif sehingga mempunyai pangsa pasar yang
dapat meningkatkan pendapatan taraf sosial ekonomi untuk kehidupan petani.
Tanaman coklat salah satu tanaman sektor perkebunan yang sangat
diminati oleh petani, karena harga jualnya yang relatif tinggi dan mudah untuk di
produksi dalam jangka waktu sederhana, coklat merupakan tumbuhan berwujud
pohon dan ketinggian lima meter, tanaman coklat adalah tanaman tahunan jika
dibudidayakan dengan baik maka hasil produksi juga akan ikut meningkat yang
dapat membawa keuntungan bagi pendapatan petani coklat, begitu juga di
Kecamatan Darul Makmur yang mana produksi coklat mencapai angka 302 Kg/ha
ini mengambarkan, tanaman coklat memberikan pendapatan yang menjanjikan
kepada masyarakat. Coklat merupakan komoditas strategis berbasis kerakyatan
yang memiliki keungulan untuk kesejahtraan petani, termasuk petani di
Kabupaten Nagan Raya hal ini dikarenakan coklat merupakan salah satu
komoditas perkebunan yang relatif cenderung dapat meningkatkan taraf hidup
4
masyarakat, karena tanaman ini dapat berproduksi sepanjang tahun sehingga dapat
menjadi sumber pendapatan harian atau mingguan bagi petani.
Pengembangan tanaman coklat di Kabupaten Nagan Raya menjadi bagian
penting dari program pemberantasan kemiskinan tingkat kesejahteraan masyarakat
sangat tergantung pada pendapatan hasil coklat, tingkat harga pasar yang dinilai
sangat strategi menjadi coklat sebagai sumber pendapatan yang dapat menjanjikan
sebahagian masyarakat, artinya, coklat telah menjadi komoditi ungulan
masyarakat, harga biji coklat kering yang ditampung pedagang-pedagang
pengumpul bertahan antara Rp. 15.000 sampai dengan Rp. 20.000/kg.
Prospek yang sangat tinggi, tanaman coklat merupakan sebagai salah satu
komoditi yang banyak diminati oleh para petani dalam berusahatani. Untuk
mengatahui luas lahan tanaman coklat, rata-rata dan jumlah petani kepala keluarga
yang membudidayakan tanaman coklat di Kabupaten Nagan Raya dapat di lihat
pada 1 berikut:
Tabel 1 Keadaan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Coklat
di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012
No Kecamatan
Luas
Areal Produksi Produktivitas
(ha) (Ton ) Kg/ha
1 2
3 4
5 6 7
8 9
10
Darul Makmur Tripa Makmur
Kuala Kuala Persisir
Tadu Raya Beutong Beutong Ateuh Banggalang
Seunangan Suka Makmue
Seunagan Timur
1258 1606
824 421
130 336 5
417 308
66
380 391
148 60
64 81 3
95 83
25
302 243
180 143
492 241 600
228 270
377
Jumlah 5371 1330 248 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nagan Raya 2013
5
Berdasarkan Tabel 1 di atas terlihat bahwa luas areal tanaman coklat
seluas 5372 ha dengan tingkat produksi 1330 ton dan tingkat produksi tanaman
coklat yang dihasilkan di Kabupaten Nagan Raya tahun 2012 yaitu sebesar 248
Kg/ha, adapun Kecamatan Darul Makmur dengan tingkat produktivitas 302
Kg/ha, Kecamatan Tripa Makmur produktivitas sebesar 243 Kg/ha, dan
Kecamatan Kuala dengan produksi sebesar 180 Kg/ha, dan Kecamatan Kuala
Pesisir dengan produktivitas sebesar 143 Kg/ha, dan Kecamatan Tadu Raya
dengan produktivitas sebesar 492 Kg/ha, dan Kecamatan Beutong dengan
produktivitas sebesar 241 Kg/ha, dan Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang
dengan produktivitas sebesar 600 Kg/ha, dan Kecamatan Seunagan dengan
produktivitas sebesar 228 Kg/ha, dan Kecamatan Suka Makmue dengan
produktivitas sebesar 270 Kg/ha, dan Kecamatan Seunagan Timur dengan
produksi sebesar 377 Kg/ha.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk
melalukan penelitian ini dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Coklat di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: Berapa besar pengaruh luas lahan, tenaga
kerja, dan biaya produksi terhadap produksi coklat di Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya?
6
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh luas
lahan, tenaga kerja, dan biaya produksi terhadap produksi coklat di Kecamatan
Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya?
1.4. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah disebutkan diatas, maka manfaat
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1. Manfaat Teoritis.
1. Penulis.
Guna untuk menambah wawasan penulis dan untuk mengetahui apa saja
faktor- faktor yang mempengaruhi produksi petani coklat di Kecamatan Darul
Makmur Kabupaten Nagan Raya.
2. Lingkungan Akademik.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menambah bahan
bacaan bagi Mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.
1.4.2. Manfaat Praktis.
Dari hasil penelitian ini diharapkan para petani coklat akan
mendapatkan ide dan masukan maupun saran-saran guna dalam rangka
peningkatan produksi khususnya produksi petani coklat yang ada di Kecamatan
Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
1.5. Sistematika Pembahasan
Dalam penyusunan skripsi ini sistematika yang di gunakan terdiri dari 5
(lima) bab yaitu:
7
Bab pertama ini penulis mengemukakan pokok bahasan mengenai Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Manfaat Teoritis, Manfaat Praktis, Sistematika Pembahasan.
Bab kedua ini membahas tentang Konsep Petani dan Pertanian, Produksi,
Biaya Produksi, Tenaga Kerja, Perumusan Hipotesis.
Bab ketiga ini penulis mengemukakan mengenai, Populasi dan Sampel,
Data Penelitian, Metode Analisa Data, Defenisi Operasional Variabel, Perumusan
Hipotesis.
Bab keempat ini penulis membahas tentang hasil dan pembahasan yang
meliputi Statistik Deskriptif Variabel, Hasil Pengujian Hipotesis, dan pembahasan
hasil penelitian.
Bab lima penulis menyimpulkan tentang simpulan dan saran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Petani dan Pertanian
Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah
pertanian. Definisi petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan
pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan
dari kegiatan itu. Pengertian petani yang dikemukakan tersebut di atas tidak
terlepas dari pengertian pertanian. Pertanian adalah kegiatan manusia
mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-hasil tanaman ataupun
hasil hewan, tanpa mengakibatkan kerusakan alam. Di akses pada Tanggal 20
Desember 2013. http://globallivebook.blogspot.com/2013/08/konsep-petani-dan-
pertanian.html.
Bertolak dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa antara petani dan
pertanian tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu
perbedaannya hanya terletak pada obyek saja.
Menurut (Slamet, 2000, h. 18-19) petani asli adalah petani yang memiliki
tanah sendiri, bukan penyakap maupun penyewa. Menurutnya, sekecil apapun
tanah yang dimiliki seorang petani, dia tetap disebut petani asli jika dia memiliki
tanah sendiri. Sebaliknya, meskipun seseorang mampu menguasai tanah luas,
tetapi tanah yang dikuasainya itu bukan miliknya sendiri, dia tidak bisa disebut
sebagai petani asli, melainkan petani ketengan. Menurutnya, seluas apapun tanah
yang dikuasai oleh petani ketengan, dia belum bisa disebut orang kaya. Karena
itu, tidak mengherankan jika seorang petani ketengan tidak dapat meningkatkan
status sosialnya dalam struktur masyarakat desa bedasarkan penguasaan tanahnya.
9
Uraian Slamet, dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan petani
asli adalah petani yang memiliki tanah sendiri-bukan penyewa maupun penyakap-
terlepas dari apakah tanahnya itu digarap sendiri secara langsung maupun digarap
oleh buruh tani.
Istilah petani asli dapat ditafsirkan sebagai konstruksi masyarakat desa
paling tidak konstruksinya tentang sosok petani yang ”sebenarnya” (the real
peasant). Penambahan kata ”asli” dalam kata”petani” menunjukkan, bahwa petani
yang memiliki tanah sendiri adalah gambaran ideal sosok petani yang hidup dalam
konstruksi persepsi masyarakat. Di sini kita tidak bisa mendikotomikan ”asli” dan
”palsu“, melainkan”citra ideal” dan ”kenyataan empiri”. Ideal dalam konteks ini
tidak berarti hanya hidup dalam dunia ide dan harapan, karena bisa juga lahir dari
sebuah kenyataan yang pernah ada. Itu artinya, persepsi tersebut lahir dari sebuah
pandangan historis tentang petani yang pernah dikenal masyarakat di waktu
lampau. Dengan kalimat lain, penambahan kata ”asli” dalam kata ”petani”
menandakan bahwa secara historis apa yang disebut petani itu adalah orang yang
menggarap dan mengelola tanah miliknya sendiri. Singkatnya, pengertian petani
secara genuine adalah orang yang memiliki dan menggarap tanah miliknya sendiri
(Slamet, 2000, h. 20)
Konseptualisasi petani asli menunjukkan, bahwa tanah merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan petani. Poin pentingnya bukan hanya
terlletak pada soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan
bahwa alat produksi itu mutlak dimiliki petani. Implikasinya, petani yang tidak
memiliki tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli. Implikasi
politisnya, petani mutlak dan mempertahankan dan menjaga hak kepemilikannya
10
atas tanah. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa konsep petani as li
memiliki kaitan sosial-budaya-politik (Sadikin, 2001, h. 31).
Pertanian (agriculture) bukan hanya merupakan aktivitas ekonomi untuk
menghasilkan pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, petani adalah sebuah
cara hidup (way of life atau livehood) bagi sebagian besar petani. Oleh karena
sektor dan sistem pertanian harus menempatkan subjek petani sebagai pelaku
sektor pertanian secara utuh, tidak saja petani sebagai homo economicus,
melainkan juga sebagai homo socius dan homo religius. Konsekuensi pandangan
ini adalah dikaitkannya unsur-unsur nilai sosial-budaya lokal, yang memuat aturan
dan pola hubungan sosial, politik, ekonomi, dan budaya ke dalam kerangka
paradigma pembangunan sistem pertanian secara menyeluruh. (Simatupang, 2003,
h. 14-15)
2.2. Produksi
2.2.1. Pengertian produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana
sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada
diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa.
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana
produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan
menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Su’ud, ( 2007, h.
176) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah
keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
11
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses
produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja,
mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia
(http://yprawira.wordpress.com/pengertian-dan-proses-produksi/diakses 6 januari
2014)
2.2.2. Jenis Produksi
Jenis-jenis produksi
1. Berdasarkan hasil produksi:
a. Produksi Barang
b. Produksi Jasa
2. Berdasarkan bidang produksi :
a. Ekstraktif,
Merupakan kegiatan usaha yang mengambil barang-barang yang disediakan
alam.
b. Agraris
Agraris atau pertanian kegiatannya menggunakan lahan tanah sebagai unsur
pokoknya.
c. Perdagangan
Dagang atau bisnis kegiatan usahanya bergerak dalam kegiatan jual beli
barang. Membeli dari produsen dan menjualnya kembali kepada konsumen
tanpa mengubah bentuk barang yang diperjualbelikan
d. Industri dan Kerajinan
12
Industri kegiatan usahanya mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau
setengah jadi.
e. Jasa
jasa kegiatan usahanya bergerak di bidang pelayanan (service) kepada
masyarakat dengan tujuan memperoleh pendapatan berupa imbalan jasa.
3. Jenis produksi berdasarkan arus proses produksi.
a. Proses produksi terus menerus (continuous)
Suatu proses produksi di mana bahan-bahan yang diolah mengalir secara
berurutan melalui beberapa tingkat pengerjaan, sehingga bahan yang diolah
berubah menjadi barang jadi. Dengan demikian bahan-bahan mengalir terus
menerus tanpa berhenti dari satu mesin pindah ke mesin berikutnya dan akhirnya
bahan tersebut ketika keluar dari mesin yang terakhir sudah menjadi barang jadi
atau siap untuk dipergunakan oleh konsumen.
b. Proses produksi terputus-putus (intermittent).
Suatu proses produksi di mana bahan-bahan yang diolah atau diproses
tidak mengalir secara terus menerus, tetapi setiap kali terputus atau terhenti untuk
kemudian digabungkan dengan bahan lainsehingga menjadi barang jadi.
2.2.3. Konsep Produksi
Secara konsep, produksi adalah kegiatan menghasilkan sesuatu, baik
berupa barang maupun jasa. Dalam pengertian sehari-hari produksi adalah
mengolah input, baik berupa barang atau jasa yang lebih bernilai atau bermanfaat.
2.2.4. Faktor Produksi
Menurut Noor (2007, h.148) faktor produksi adalah segala sesuatu yang
diperlukan untuk menghasilkan produksi. Faktor produksi ini antara lain meliputi
13
bahan baku, bahan penolong, teknologi dan pendapatan produksi, tenaga kerja
(manusia), dan energi. Menurut Sudarman dalam Kurnia, Sari (2011, h. 31) faktor
produksi adalah jenis-jenis sumber daya yang digunakan dan diperlukan dalam
suatu proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Besar kecilnya barang
dan jasa dari hasil produksi tersebut merupakan fungsi produksi dari faktor
produksi. Faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, pertama,
faktor produksi tetap (Fixed Input) adalah faktor produksi yang kuantitas nya
tidak bergantung pada jumlah yang dihasilkan dan input tetap akan selalu ada
meskipun output turun sampai dengan nol. Kedua, faktor produksi varibel
(Variable Input), yaitu faktor produksi yang jumlahnya dapat berubah dalam
waktu yang relatif singkat dan sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan.
Yang dimaksud dengan faktor produksi adalah semua korbanan yang
diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan
dengan baik. Di berbagai literatur faktor produksi ini dikenal pula dengan istilah
input, production faktor dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat
menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Dalam berbagai pengalaman
menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk,
obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang
terpenting diantara faktor-faktor produksi yang lain. Hubungan antara faktor
produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi
atau juga disebut dengan faktor relationship. Biaya produksi yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah biaya pembelian bahan baku dan upah tenaga kerja
Soekartawi (2003, h.45).
14
Pengertian produksi sehari-hari, produksi berarti setiap usaha
menghasilkan barang nyata, seperti usaha pertanian, perikanan, perkebunan, dan
peternakan. Sedangkan menurut pengertian ekonomi produksi berarti, setiap
tindakan menambah nilai benda atau setiap usaha menghasilkan barang atau jasa.
Kegiatan produksi akan melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai
macam sumber menjadi barang dan jasa untuk dijual. Tanggung jawab manajer
produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber
menjadi hasil yang dapat dijual. Dua keputusan yang diperlukan akan menjadi
topik pembahasan selanjutnya adalah :
a. Keputusan yang berhubungan dengan desain dari system produksi
manufaktur.
b. Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian system
tersebut baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek
Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan system
produksi:
a. Disain produksi dari barang yang diproses
b. Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya
c. Disain tugas
d. Lokasi dari fasilitas produksi
e. Layout dari fasilitas tersebut
Produksi menurut tingkatnya :
1. Produksi primer, menghasilkan bahan mentah seperti : agraria (pertanian dan
perkebunan) dan ekstraktif (bermacam-macam pertambangan, penangkapan
ikan, perburuan dan kehutanan).
15
2. Produksi sekunder atau pengelolaan kedua seperti kerajinan dan industri.
3. Industri tertier atau ketiga, seperti transport.
4. Produksi keempat yaitu pergudangan (veem) dan perdagangan.
5. Produksi jasa lain : Bank menerima tabungan dan meminjamkan uang.
Asuransi, pertanggungan untuk membagi-bagi resiko
2.3. Produktivitas
2.3.1. Pengertian Produktivitas
Secara umum produktivitas dapat diartikan sebagai hubungan antara hasil
nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya.
Produktivitas juga dapat diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi
barang dan jasa (Sinungan, 2008, h. 12).
Produktivitas mengandung pengertian filosofis, definisi kerja dan teknis
operasional. Secara filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan
sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan
(Sinungan, 2005, h. 10). Keadaan hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan mutu
kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental
yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, akan
tetapi terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja. Untuk
definisi kerja, produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai
(keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan per
satuan waktu.
Definisi kerja ini mengandung cara atau metode pengukuran walaupun
secara teori dapat dilakukan, akan tetapi dalam praktek sukar dilaksanakan,
terutama karena sumber daya masukan yang dipergunakan umumnya terdiri dari
16
banyak macam dan dalam proporsi berbeda. Sumber daya masukan dapat terdiri
dari beberapa faktor produksi seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, bahan
mentah dan sumber daya menusia itu sendiri. Produktivitas masing-masing faktor
produksi tersebut dapat dilakukan baik secara bersama-sama maupun secara
berdiri sendiri.
Peningkatan produktivitas manusia merupakan sasaran strategis karena
peningkatan produktivitas faktor- faktor lain sangat tergantung pada kemampuan
tenaga manusia yang memanfaatkannya. Sehungga dapat dikemukakan bahwa
produktivitas merupakan rasio yang menunjukan perbandingan antara jumlah
produksi yang dihasilkan dengan jumlah faktor yang dipergunakan menurut
satuan waktu tertentu. Beberapa konsep mengenai produktivitas :
a. Konsep ekonomi adalah produktivitas merupakan usaha manusia untuk
menghasilkan barang yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan hidup
manusia.
b. Konsep fisiologis adalah produktivitas mengandung pandangan hidup,
sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan
dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan keadaan
esok harus lebih baik dari hari ini.
c. Konsep sistem adalah produktivitas mengandung arti pencapaian suatu
tujuan harus ada kerja atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan
sebagai suatu sistem.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi produktivitas seseorang dalam
bekerja. Produktivitas orang yang bekerja pada lingkungan kerja yang baik dan
nyaman lebih tinggi produktivitasnya dari pada lingkungan kerja yang tidak
17
menyenangkan. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh faktor- faktor antara lain
(Sinungan, 2005, h. 12)
a. Motivasi, termasuk motivasi berprestasi, motivasi terhadap mutu kerja dan
kehidupan.
b. Kecakapan, termasuk menggunakan peralatan dan teknologi, manajerial
antara hubungan manusia, pemecahan masalah dari hasil pendidikan,
pengalaman, dan penelitian.
c. Kepribadian, termasuk pandangan terhadap nilai-nilai, etos kerja, disiplin
pendidikan, kerja sama, partisipasi pada pekerjaan.
d. Peran, pandangan terhadap peran yang dilakukan terhadap pengembangan
dan pembangunan yang di pengaruhi rasa ikut memiliki, pengalaman serta
solidaritas kelompok.
Sedangkan menurut L.Greenberg yang dikutip Mucdarsyah (2003, h.12),
mendefinisikan "Produktivitas sebagai perbandigan antara totalitas pengeluaran
pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut”.
Muchdarsyah (2003, h.16) juga mengelompokkan pengertian produktivitas dalam
tiga kelompok yaitu :
a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan Produktivitas tidak lain adalah ratio
dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi
yang dipergunakan (input).
b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari
pada kemarin,dan hari esok lebih baik dari hari ini.
18
c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi tiga faktor
esensial, yakni: investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi
serta riset; manajemen; dan tenaga kerja.
Beberapa pendapat diatas, maka penulis menyimpulkan yang mana secara
sederhana bahwa pengertian produktivitas kerja adalah rasio output terhadap
input. Input bisa mencakup biaya produksi dan biaya-biaya lainnya. Output terdiri
dari penjualan, pendapatan dan kerusakan.
2.3.2. Teori Produktivitas
Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata
maupun fisik (barang dan jasa) masukan yang sebenarnya. L. Greenberg dalam
Rahman (2011, h. 10) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara
totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode
tertentu. Peningkatan produktivitas berkaitan dengan produksi.
Produktivitas merupakan rasio antara kepuasan atas kebutuhan dan
pengorbanan yang dilakukan. Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo dalam
Rahman (2011, h. 10), produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan
hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan sumber (jumlah tenaga
kerja, modal, tanah, energi dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan
hasil tersebut.
Secara konsep produktivitas menurut piagam OSLA tahun 1984 adalah (J.
Ravianto dalam Rahman (2011, h. 11):
1. Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan
semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan
menggunakan sedikit sumber daya.
19
2. Produktivitas berdasarkan atas pendekatan multidisiplin yang secara efektif
merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif
dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap
menjaga kualitas.
3. Produktivitas terpadu menggunakan keterampilan modal, teknologi
manajemen, informasi, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan
yang mantap bagi manusia melalui konsep produktivitas secara menyeluruh.
4. Produktivitas berbeda di masing-masing negara dengan kondisi, potensi, dan
kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan dala m
jangka panjang dan pendek, namun masing-masing negara mempunyai
kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi.
5. Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan
tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang kuat
untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik.
Penulis menyimpulkan teori produktivitas adalah suatu konsep dengan
menjelaskan hubungan antara hasil dengan sumber yang dipakai untuk
menghasilkan hasil tersebut.
2.4. Biaya Produksi
2.4.1. Pengertian Biaya Produksi
Menurut (Alma, 2000, h. 125) biaya adalah setiap pengorbanan untuk
membuat suatu barang atau untuk memperoleh suatu barang yang bersifat
ekonomis rasional. Jadi dalam pengorbanan ini tidak boleh mengandung unsure
pemborosan sebab segala pemborosan termasuk unsur kerugian, tidak dibebankan
ke harga pokok. Jenis dan perilaku biaya merupakan elemen kunci dalam proses
20
penganggaran, terutama menyangkut tanggung jawab manajer. Biaya dapat
dibedakan atas.
1. Biaya variabel, yaitu biaya yang berubah-ubah secara langsung dengan tingkat
aktivitas yang ada misalnya komponen penjualan menurut metode komisi
langsung.
2. Biaya semi variabel, yaitu biaya yang bervariasi dengan tingkat aktivitas yang
ada tetapi tidak dalam proporsi langsung.
3. Biaya tetap, yaitu biaya yang tidak terpengaruh oleh perubahan aktivitas tetapi
bersifat konstan selama periode tertentu.
Biaya dapat juga dikelompokan menjadi.
1. Biaya langsung, yaitu biaya yang langsung dibebankan pada aktivitas atau
bagian tertentu dari organisasi.
2. Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang tidak dapat dikaitkan dengan produk
tertentu.
Menurut (Mulyadi 2002, h. 14) biaya produksi merupakan biaya - biaya
yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual.
Menurut (Hansen dan Mowen, 2000, h. 24) biaya produksi adalah biaya
yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Sedangkan
menurut Sutrisno (2001, h. 3) biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Biaya ini dikeluarkan oleh
departemen produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik.
21
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah
suatu pengorbanan atau penyerahan sumber-sumber daya atau ekonomi yang
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu di masa mendatang. Bahan langsung dapat digolongkan ke dalam
kelompok biaya utama (prime cost). Upah pekerja langsung dan overhead pabrik
dapat digabungkan ke dalam biaya konversi (conversion cost) yang
mencerminkan biaya pengubahan bahan langsung menjadi barang jadi.
2.4.2. Hubungan Antara Biaya Produksi dengan Produktivitas
Menurut (Sukirno, 2003, h. 205), biaya produksi adalah pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor- faktor produksi dan bahan-
bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan perusahaan tersebut. Disini jika penggunaan biaya biaya produksi
semakin tinggi maka produktivitas petani coklat akan semakin meningkat dan
sebaliknya jika penggunaan biaya produksi sedikit maka produktivitas petani
coklat akan menurun. Jadi hubungan antara biaya produksi dengan produktivitas
petani coklat mempunyai hubungan positif.
Penulis menyimpulkan yang mana hubungan antara biaya produksi
dengan produktivitas adalah apabila semakin tinggi biaya produksi yang
digunakan oleh petani coklat, maka produktivitas akan semakin meningkat, dan
sebaliknya apabila biaya produksi yang digunakan sedikit oleh petani coklat maka
pendapatan akan menurun.
2.5. Tenaga Kerja
Menurut (Tornquist, 2004, h. 1), Tenaga kerja memiliki pengaruh yang
besar dalam suatu perekonomian, karena ikut memberikan kontribusi dalam hal
22
factor produksi untuk berproduksi dan menjalankan kegiatan ekonomi.
Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja dianggap sebagai faktor positif dalam
merangsang pertumbuhan ekonomi.
Menurut (Mulyadi, 2002, h. 57), tenaga kerja (man power) adalah
penduduk dalam usia kerja (15-64 tahun) yang dapat menproduksi barang dan jasa
jika ada permintaan terhadap mereka dan mereka mau berpartisipasi dalam
aktivitas tersebut. Tenaga kerja atau man power terdiri dari angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja dibedakan dalam 3 golongan yaitu.
1. Pengangguran (open unemployed), yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja
dan berusaha mencari pekerjaan.
2. Setengah pengangguran (underemployed), yaitu jam kerja mereka kurang
dimanfaatkan, sehingga produktivitas kerja dan pendapatan rendah.
3. Bekerja penuh dimana dalam prakteknya suatu negara telah mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh bila dalam perekonomian tingkat
pengangguranya kurang dari 4 persen.
Sedangkan untuk golongan bukan angkatan kerja merupakan bagian dari
penduduk bukan angkatan kerja yang non aktif secara ekonomi. Mereka terdiri
dari yang bersekolah, mengurus rumah tangga, penerima pensiun, mereka yang
hidupnya tergantung pada orang lain karena lanjut usia, cacat, dalam penjara atau
sakit kronis.
Penulis menyimpulkan tenaga kerja adalah penduduk yang masih
produktif atau penduduk yang berusia 15 sampai 50 tahun dan mereka dapat
memproduksi barang tertentu maupun jasa tertentu.
23
2.6. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang penelitian, yang berlandaskan teoritis maka
penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan batasan yang dapat
dirumuskan dari penelitian yaitu:
1. Biaya produksi diduga berpengaruh secara signifikan terhadap produksi
coklat di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
2. Tenaga kerja diduga berpengaruh secara signifikan terhadap produksi
coklat di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
3. Luas lahan diduga berpengaruh secara signifikan terhadap produksi coklat
di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008, h. 104). Dalam
penelitian ini populasi yang diambil oleh penulis adalah seluruh petani coklat dari
lima desa yang sentral produksi coklat di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya yang berjumlah 78 petani. Jumlah petani dapat dilihat pada tabel 2 :
Tabel 2 Nama Desa dan Jumlah Petani Coklat di Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya
No Nama Desa Jumlah Petani
Coklat
1 Ujong Lamie 23
2 Alu Wakie 18
3 Tuwi Buya 13
4 Suka Rame 9
5 Kuta Trieng 15
Jumlah 78 Sumber: Data Kantor Camat Darul Makmur Kab Nagan Raya 2013
Diketahui dari tabel diatas jumlah populasi terdapat sebanyak 78 yang
tersebar pada 5 Desa. Dari jumlah populasi tersebut diambil sampel menggunakan
rumus slovin dengan derajat kesalahan 10% sebagai berikut:
𝑛 =𝑁
1 +𝑁𝑒2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Nilai kritis ( batas ketelitian)
25
Berdasarkan rumus Slovin dengan nilai kritis (e) yang digunakan sebesar
10 persen, dengan jumlah populasi (N) sebesar 78. Dengan demikian jumlah
sampel (n) dalam penelitian ini adalah :
𝑛 =𝑁
1 +𝑁𝑒2
𝑛 =78
1 + 78 (10%)2
𝑛 =78
1 + 78 (0,1)2
𝑛 =78
1 + 78 (0,01)2
𝑛 =78
1 + 0,78
𝑛 =78
1,78
𝑛 = 43,82
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah sampel adalah sebanyak
43,82 sampel, sehingga dibulatkan menjadi 44 sampel. Selanjutnya pengambilan
jumlah sampel penelitian di masing-masing banjar ditentukan dengan
menggunakan metode Proportionate Stratified Random Sampling.
1. Ujong Lamie = 124478
23x
2. Alu Wakie = 104478
18x
3. Tuwi Buya = 84478
13x
4. Suka Rame = 54478
9x
26
5. Kuta Trieng = 94478
15x
Total sampel 44
3.2. Data Penelitian
3.2.1. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah Data yang diperoleh secara langsung dari wawancara
dengan sejumlah petani coklat di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan
Raya.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung atau melengkapi data primer.
seperti prosedur yang berlaku serta literatur- literatur yang berkaitan dengan materi
yang diteliti data yang di ambil langsung dari Badan Pusat Statistik, Kantor Camat
Darul Makmur, dan Dinas Pertanian Kabupaten Nagan Raya.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Angket
Dalam penelitian angket digunakan sebagai metode utama yang berfungi
untuk mengumpulkan data mengenai produksi coklat.
2. Studi Kepustakaan (library research)
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan
cara membaca buku, media cetak ataupun media elektronik seperti internet, yang
berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini.
27
3.3. Model Analisis Data
Untuk mengukur faktor- faktor yang mempangaruhi tingkat produksi coklat
di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, maka digunakan formulasi
untuk mencari hubungan antara variabel independe tingkat produksi coklat yang
dibagi menjadi tiga unsur yaitu (X1) produksi, (X2) tenaga kerja, dan (X3) luas
lahan, dengan variabel dependen (Y) yakni produksi petani di Kecamatan Darul
Makmur dengan formulasi analisis regresi berganda, analisis korelasi dan uji t
yang akan diolah dengan menggunakan program komputer statistik SPSS dengan
penjelasan berikut ini:
1. Analisis regresi berganda
Analisis ini digunakan sebagai alat, analisis peramalan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap suatu variabel terikat. (Hasan, 2009, h. 65).
Persamaan regresi berganda adalah
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e ................................................. (1)
Untuk mendapatkan hasil yang lebih signifikat serta memudahkan dalam
proses perhitungan, maka persamaan regresi berganda diatas diubah kedalam
semilog menjadi:
Y = a + LnX1 + b2 X2 + b3 X3 + e ........................................... (2)
Keterangan:
Y = Variabel terikat (produksi coklat)
a = Nilai Konstanta Y
b = Slope
X1 = Variabel Biaya Produksi
X2 = Variabel Jam Kerja
28
X3 = Variabel Luas Lahan
e = error
2. Analisis korelasi
Menurut Sarwono (2005, h. 72) Koefisien Determinasi digunakan untuk
menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas (variabel X) terhadap
variabel tergantung (variabel Y). Koefisien determinasi di hitung dengan cara
mengkuadratkan hasil korelasi kemudian dikalikan dengan 100%. Adapun rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Kd = r2 X 100% ......................................................................... (3)
Dimana:
Kd = Besarnya koefisien penentu (determinasi)
r2 = Koefisien korelasi
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis suatu parameter bila variabel
berukuran kecil (n ≤ 30) dan ragam populasi tidak diketahui. (Ruslan 2006, h.
189).
t =2
2
1 r
rnt
.................................................................................. (4)
Keterangan:
n = Jumlah sampel
r = Koefisien korelasi
4. Uji F
Menurut Nachrowi dan Usman (2006, h.16-17) uji hipotesis ini berguna
untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapatkan
signifikat atau tidak signifikat. Uji F ini diperuntuhkan guna melakukan uji
29
hipotesis koefisien regresi secara bersamaan yaitu X1, dan X2 terhadap Y. Dengan
rumus sebagai berikut:
𝐹 =𝑅2/(𝑘−1)
1−𝑅2 /(𝑛−𝑘) ................................................................................. (5)
Dimana:
K = Banyaknya variabel bebas
R2 = Koefisien determinasi
3.4. Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional variabel merupakan batasan yang diberikan pada
variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Defenisi variabel yang digunakan
dalam model analisis adalah sebaga berikut:
a. Produksi coklat adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh para petani
coklat dengan kurun waktu sekali panen, dengan satuan ukur (Kg)
b. Biaya produksi adalah keseluruhan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani
coklat dalam proses produksi coklat, dengan satuan ukur (Rp)
c. Tenaga kerja, banyaknya orang yang bekerja dalam proses produksi coklat
yang diukur dengan jam kerja
d. Luas lahan adalah luas tanah yang ditanami tanaman coklat dalam setiap
produksi diukur dengan Ha/hektar.
3.5. Pengujian Hipotesis
Hipotesa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. H0 ; β = 0, variabel independen (biaya produksi, tenaga kerja dan luas lahan)
secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen (Produksi coklat)
30
b. H1 β ≠ 0, variabel independen (biaya produksi, tenaga kerja dan luas lahan)
secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen
(Produksi coklat)
Kriteria uji hipotesa yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Apabila th > tt maka H0 ditolak H1 diterima, (tingkat signifikan 5%).
b. Apabila th < tt maka H0 diterima H1 ditolak, (tingkat signifikan 5%).
Kriterial uji F, hipotesa yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Apabila Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak H1 diterima, artinya bersamaan terdapat
pengaruh yang signifikan antara biaya produksi, tenaga kerja dan luas lahan
terhadap produksi coklat di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan
Raya.
b. Apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima H1 diterima, artinya bersamaan tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya produksi, tenaga kerja dan luas
lahan terhadap produksi coklat di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Statistik Deskriptif Variabel
Kecamatan Darul Makmur merupakan salah satu Kecamatan yang ada di
Kabupaten Nagan Raya dengan luas wilayah 1.050.26 KM2 setelah pengumpulan
data yang berupa data Produksi coklat di Kecamatan Darul Makmur yang terdiri
dari lima Desa diantaranya Desa Ujong Lamie, Alue Wakie, Tuwi Buya, Suka
Rame, Kuta Trieng dari data tersebut jumlah sampel yang diambil oleh penulis
sebanyak 44 orang yang diperoleh melalui data primer. Selanjutnya penulis
melakukan analisis data yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar faktor-
faktor yang mempengaruhi Produksi coklat di Desa Ujong Lamie, Alue Wakie,
Tuwi Buya, Suka Rame, Kuta Trieng Kecamatan Darul Makmur. Berdasarkan
hasil analisis data yang digunakan adalah untuk membuktikan hipotesis tersebut
benar adanya. Desa Ujong Lamie, Alue Wakie, Tuwi Buya, Suka Rame, Kuta
Trieng Kecamatan Darul Makmur merupakan salah satu Kecamatan yang
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang
menjelaskan tentang gambaran data-data variabel penelitian yaitu data yang
dilihat berdasarkan dari Produksi, luas lahan, tenaga kerja, dan biaya produksi.
Berikut merupakan data Produksi coklat yang diperoleh berdasarkan hasil
pembagian jumlah produksi dengan biaya produksi , luas lahan, dan tenaga kerja
yang digunakan dalam satu kali panen.
32
Tabel 3
Tingkat Produksi Coklat di Desa Ujong Lamie, Alue Wakie, Tuwi Buya, Suka Rame, Kuta Trieng Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya
No Produksi /1 kali Panen
(Kg)
Jumlah Petani
(Jiwa)
1
2
3
4
<50
50 s/d 100
101 s/d 150
151 s/d 200
17
23
1
3
Sumber: Data Primer diolah Januari 2014
Pada tabel 3 diatas, dapat terlihat bahwa produksi yang kurang dari 50 Kg
hanya diperoleh oleh 17 orang petani, pada tingkat produksi 51 sampai 100 Kg
terdapat 23 petani, sedangkan produksi dengan tingkat 101 sampai 150 Kg hanya
1 petani, dan pada tingkat produksi 151 sampai 200 Kg terdapat 3 petani.
Tabel 4
Jumlah Biaya Produksi Coklat dalam 1 kali penen di Desa Ujong Lamie, Alue Wakie, Tuwi Buya, Suka Rame, Kuta Trieng Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya
No Biaya Produksi
(Rp)
Jumlah Petani
(Jiwa)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
100,000
130,000
150,000
200,000
300,000
350,000
400,000
450,000
500,000
600,000
1
1
1
1
7
7
21
2
2
1
Sumber: Data Primer diolah Januari 2014
33
Pada tabel 4 dapat terlihat bahwa jumlah biaya produksi 100,000 sampai
dengan 200,000 terdapat 4 orang petani, biaya produksi 300,000 terdapat 7 orang
petani, selanjutnya biaya produksi 350,000 terdapat 7 orang petani, dan biaya
produksi 400,000 terdapat 21 orang petani, sedangkan yang mengeluarkan biaya
produksi dari 450,000 terdapat 2 petani, biaya produksi 500,000 terdapat 2 orang
petani, biaya produksi 600,000 berjumlah 1 orang petani.
Tabel 5
Jumlah Luas Lahan dan Tenaga Kerja dalam 1 Kali Panen di Desa Ujong Lamie, Alue Wakie, Tuwi Buya, Suka Rame, Kuta Trieng Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya
No Desa Luas Lahan
(ha)
Tenaga Kerja
(Jam)
1
2
3
4
5
Ujong Lamie
Alue Wakie
Tuwi Buya
Suka Rame
Kuta Trieng
16
12
8
5
11
491
620
286
173
530
Sumber: Data Primer diolah Januari 2014
Pada tabel 5 data terlihat bahwa jumlah jam kerja yang dibutuhkan oleh
petani dalam 1 kali panen tergantung dari luas lahan yang dimiliki, di desa Ujong
Lamie dengan luas lahan 16 ha jumlah jam kerja yang keluarkan 491 jam, dan di
desa Alue Wakie dengan luas lahan 12 ha jam kerja yang dikeluarkan oleh petani
sejumlah 620 jam, lain lagi di desa Tuwi Buya dengan luas lahan 8 ha dengan
jumlah jam kerja 286 jam, desa Suka Rame dengan luas lahan 5 ha jumlah jam
kerja sebanyak 173 jam, dan di desa Kuta Trieng dengan luas lahan 11 ha jumlah
jam kerja yaitu 530 jam.
34
Selanjutnya penulis melakukan analisis statistik yang digunakan untuk
membuktikan hipotesis penelitian dalam hal ini digunakan analisis regresi linier
berganda analisis korelasi dan uji t yang diolah melalui program komputer
Statistik SPSS, dengan variabel dependent (Y) dan variable independent (X)
adalah sebagai berikut:
Y = Produksi Coklat
X1 = Biaya Produksi
X2 = Tenaga Kerja
X3 = Luas Lahan
Berdasarkan hasil uji F (lihat hasil output SPSS pada tabel Anova) dari
hasil regresi berganda, diperoleh nilai F hitung sebesar 10.496 (lihat lampiran).
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df1 = k − 1 = (jumlah
variabel) – 1 = 3, sedangkan df2 = n – k = 44 (jumlah sampel) – 4 = 40, maka
hasil diperoleh untuk F tabel adalah sebesar 2.839 (lihat lampiran tabel F).
Berdasarkan hasil F hitung dan F tabel, maka sesuai dengan kriterial
pengujian terhadap hipotesis yang telah ditetapkan pada pembahasan bab
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa nilai F hitung > F tabel (10.496 >
2.839), maka H1 diterima. Dengan demikian hasil penelitian ini menjawab ada
pengaruh yang signifikan antara variabel Produksi coklat terhadap biaya produksi,
tenaga kerja, dan luas lahan di Kecamatana Darul Makmur Kabupaten Nagan
Raya.
4.2. Hasil Pengujian Hipotesis
Berbicara masalah faktor- faktor yang mempengaruhi Produksi coklat di
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya sangatlah banyak, namun
35
disini hanya tiga faktor saja yang penulis teliti yaitu biaya produksi, tenaga kerja,
dan luas lahan. Untuk melihat seberapa besar pengaruh dari faktor- faktor tersebut,
biaya produksi digunakan untuk membiayai dalam proses produksi dalam 1 kali
panen, tenaga kerja untuk mempercepat proses menanam, luas lahan untuk
memperoleh panen banyak, analisis ini akan diwujudkan dengan pengolahan data
melalui program statistik komputer SPSS, (Dapat dilihat pada lampiran I) .
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1. Analisa Koefesien Determinasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi coklat di Kecamatan Darul
Makmur Kabupaten Nagan Raya, dengan menggunakan analisis ini secara konkret
dilakukan terhadap koefisien determinasi. Adapun koefisien determinasi dalam
penelitian ini dapat diketahui dengan penggunaan hasil perhitungan sebagai
berikut:
Tabel 6
Model Produksi Coklat, Biaya Produksi, Tenaga Kerja, Luas Lahan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error Of
the Estimate
1 .664 .440 .399 30.326
Adapun koefesien determinasi dalam penelitian ini dapat diketahui dengan
penggunaan rumus perhitungan sebagai berikut:
Koefesien determinasi = r2 x 100%
Koefesien determinasi = (0,66)2 x 100%
Koefesien determinasi = 43, 56%
Menurut Sogiyono, dalam (Duwi, 2010 h. 65) pedoman untuk memberikan
interprestasi koefisien korelasi (R) adalah:
36
0,00 – 0,199 = Sangat rendah
0,20 – 0,399 = Rendah
0,40 – 0,599 = Sedang
0,60 – 0,799 = Kuat
0,80 – 1,000 = Sangat kuat
Berdasarkan nilai koefisien korelasi yang diperoleh yakni sebesar 0,66
maka dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut berada diantara 0,60 – 0,799 artinya
bahwa hubungan yang terjadi kuat antara Produksi coklat dengan biaya produksi,
tenaga kerja dan luas lahan di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
Dari perhitungan diatas diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 43,56% yang
bearti bahwa variabel biaya produksi, tenaga kerja, luas lahan ikut berpengaruh
terhadap Produksi coklat, sedangkan sisanya 56,44% dipengaruhi oleh variabel
lain diluar model penelitian ini.
4.3.2. Uji Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji regresi merupakan prosedur yang kuat dan fleksibel dalam
menganalisis pengaruh asosiatif antara variabel independent (X) dan variabel
dependent (Y). sedangkan secara parsial variabel Produksi coklat ikut
berpengaruh terhadap variabel biaya produksi, tenaga kerja dan luas lahan di
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. Dari perhitungan regresi
linier berganda maka persamaannya sebagai berikut
Y = - 437.435 + 0,368 X1 – 0,773 X2 + 62.054 X3
Dari hasil persamaan regresi linear berganda diatas dapat dijelaskan bahwa
nilai konstanta diperoleh sebesar -437.435 hal ini dapat diartikan bahwa jika
37
variabel Biaya Produksi (X1), Tenaga Kerja (X2), Luas Lahan (X3), nilainya
adalah = 0, maka Produksi coklat (Y) nilainya adalah -437.435
Kemudian untuk koefisien regresi variabel Biaya Produksi (X1), diperoleh
nilai sebesar 0,368, artinya adalah jika variable biaya Produksi coklat mengalami
kenaikan sebesar 1 Rupiah, maka Produksi coklat akan mengalami kenaikan
sebesar 0,368 kilogram dengan asumsi variabel independent lainnya tetap.
Selanjutnya untuk koefisien regresi variabel tenaga kerja (X2), diperoleh
nilai sebesr 0,773, artinya adalah jika variabel tenaga kerja mengalami penurunan
sebesar 1 jam, maka Produksi coklat akan mengalami kenaikan sebesar 0,773
dengan asumsi variabel independent lainnya tetap.
Sementara itu koefisien regresi variabel luas lahan (X3), diperoleh nilai
sebesar 62.054, artinya adalah jika variabel luas lahan mengalami kenaikan
sebesar 1 Hektar, maka Produksi coklat akan mengalami kenaikan sebesar 62.054
kilogram dengan asumsi variabel independent lainnya tetap.
Koefisien regresi yang diperoleh dari variabel yang bernilai positif artinya
adalah terjadi hubungan yang positif antara variabel independen dengan variabel
dependen, atau dengan kata lain semakin naik variabel independen maka semakin
naik pula variabel dependennya, sedangkan koefisien regresi yang bernilai negatif
artinya terjadi hubungan yang negatif antara variabel independen dengan variabel
dependen, atau dengan kata lain, semakin turun variabel independen maka
semakin turun pula variabel dependennya.
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dilapangan maka penulis
menyimpulkan yang mana:
1. Peningkatan produksi coklat di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan
Raya dipengaruhi oleh biaya produksi, tenaga kerja, dan luas lahan.
Persamaan hasil Estimasi diperoleh Y = - 437.435 + 0,368 X1 – 0,773 X2 +
62.054 X3, hal ini dapat diartikan bahwa jika variabel biaya produksi (X1),
tenaga kerja (X2), dan luas lahan (X3), diasumsikan nilainya = 0, maka
produksi coklat nilainya adalah 437.435, maka produksi coklat akan
mengalami kenaikan sebesar 368, dengan asumsi variabel independen lain
nilainya tetap.
2. Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS, koefisien korelasi diperoleh R
= 0,66 secara positif menjelaskan terdapat hubungan antara variabel biaya
produksi, tenaga kerja, dan luas lahan dengan keeratan hubungan 66,4%.
3. Pengujian hipotesis secara parsial untuk variabel X, biaya produksi, diperoleh
t hitung > t tabel (2.155 > 1.684), hal ini memberikan arti bahwa secara parsial
biaya produksi berpengaruh secara signifikan terhadap produksi coklat di
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
5.2. Saran
Adapun saran yang perlu diperhatikan kepada Pemerintah Daerah yakni
sebagai berikut:
39
1. Perlu adanya dukungan dari Pemerintah Daerah terutama Pemerintah
Kabupaten Nagan Raya baik dukungan moril maupun materil.
2. Untuk meningkatkan produksi coklat di Kecamatan Darul Makmur sebaiknya
dilakukan pengarahan atau penyuluhan kepada para petani, agar hasil panen
lebih baik mutu dan kualitasnya.
3. Kepada peneliti berikutnya yang meneliti terkait dengan permasalahan ini,
disarankan agar dapat mengaitkan variabel lain selain dari produksi coklat di
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya sehingga perkembangan
penelitian akan dapat bermanfaat bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Buchari, Alma. 2000. Manajemen Pemasaran. Alfabeta. Bandung.
Duwi, Priyanto, 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Cetakan I.
Mediakom. Yogyakarta. Hasan, Iqbal. 2009. Analisis Data Penelitian dengan Statistik . PT. Bumi Aksara.
Jakarta
Hansen & Mowem. 2000. Manajemen Biaya, Akutansi dan Pengendalian. Salemba Empat: Jakarta.
Jonathan Sarwono. 2005. Teori dan Praktik Riset Pemasaran dengan SPSS. Andi
Yogyakarta.
Muchdarsyah. 2003. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara. Jakarta.
Mulyadi, Subri, 2002. Ekonomi Sumber Daya Manusia. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta. Muchdarsyah Sinungan. 2008. “Produktivitas, Apa dan Bagaimana”. Bumi
Aksara: Jakarta.
. 2005. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara: Jakarta. Nendi Fatkhur Rahman. 2011. Dampak Program Pengembangan dan Pengolahan
Kelapa Terpadu terhadap Produktivitas dan Efisiensi Penggunaan Faktor Faktor Produksi di Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal. Skripsi/tugas
akhir. Universitas Negeri Semarang. Nachrowi, Djalal. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Pantjar, Simatupang. 2003. Petani dan Permasalahan Petani. Rajawali Press.
Jakarta Ruslan, Rasadi. 2006. Publik Relation dan Komunikasi. PT. Raja Grafindo.
Jakarta
Sukirno, S. 2003. Pengantar Teori Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Slamet. 2000. Agrikultur. LPN-IPB-Bogor.
41
Sadikin, M. 2001. Pengembangan Sektor Pertanian (Penanganan Komoditi
Unggul). UGM Press. Jakarta. Sutrisno. 2001. Akuntansi Biaya Untuk Manajemen. (Edisi ke-2).
Ekonisia:Yogyakarta
Sugiyono. 2008. Metode Penulisan Bisnis. CV Alfabeta. Bandung.
Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori Dan Aplikasi. Rajawali Pers. Jakarta.
Tornquist, Olle. 2004. Labour And Democracy? Reflections On The Indonesian Impasse. Journal of Contemporary Asia Vol.34, No.3 (August'04) or No.4
(Nov.'04). Https://www.ciputranetws.com/rill/pemerintah-bantu-petani-nagan-raya-rp12-8-
miliar. diakses pada tanggal 24 Juni 2013.
Http://www.globallivebook. Blogspot. Com/2013/08/Konsep-Petani-Dan-Pertanian. Html. diakses pada tanggal 20 Januari 2014.
Http://yprawira.wordpress.com/pengertian-dan-proses-produksi/ diakses 6 januari 2014.