faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba di

14
PENDAHULUAN Perusahaan didirikan tidak hanya untuk memuaskan kebutuhan konsumen dengan cara yang menguntungkan, tetapi perusahaan juga membutuhkan modal yang cukup besar untuk melakukan ekspansi usaha. Dalam membangun ekspansi usaha perusahaan memerlukan biaya modal yang cukup besar dan biaya modal yang cukup ekonomis hanya bisa didapatkan dengan cara menjual sebagian saham perusahaan kepada masyarakat atau go public. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di Perbankan AL ADIYAT MAULANA* Prodi Akuntansi STIE Ahmad Dahlan Jakarta, Jl. Kramat Raya No.49, Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10450, Indonesia *Corresponding Author, E_mail address: [email protected] ABSTRACT The research was conducted to determine firm size , auditor reputation, institusional ownership, and financial leverage on the practice of income smoothing in financial companies banking industries listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The sample in this study were financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the years 2009-2013. Data were collected through purposive sampling. The analysis is carried out multiple linear regression and t tests with the first test of classical assumptions. Through multiple linear regression analysis is known that the variable profitabilitas has a significant influence on the practice of income smoothing. This is indicated by regresional relationship between the dependent variable with several independent variables and a significance value smaller than 0.05. While the firm size variable, auditor reputation, institusional ownership, and financial leverage do not have effect on the practice of income smoothing because it has a significance value greater than 0.05. Key Words: Firm Size; Financial Leverage; Net Profit Margin (NPM); Income Smoothing. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menentukan ukuran perusahaan, reputasi auditor, kepemilikan institusional, dan leverage keuangan terhadap praktik perataan laba pada perusahaan keuangan industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) perbankan. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009-2013. Data dikumpulkan melalui purposive sampling. Analisis dilakukan regresi dan t tes linear dengan tes pertama asumsi klasik. Melalui analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel Profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap praktik perataan laba. Hal ini ditunjukkan dengan hubungan regresional antara variabel dependen dengan beberapa variabel independen dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sedangkan variabel ukuran perusahaan, reputasi auditor, kepemilikan institusional, dan leverage keuangan tidak berpengaruh pada praktik perataan laba karena memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Kata Kunci: Ukuran perusahaan; Pengaruh keuangan; Laba Bersih Margin (NPM); Perataan laba. Widaryanti (2009) mengemukakan laporan keuangan merupakan suatu pencer-minan dari suatu kondisi perusahaan karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Sebagaimana dalam SFAC No.1 bahwa informasi laba pada umumnya merupakan perhatian utama dalam menaksir kinerja atau pertanggung jawaban mana-jemen dan informasi laba mebantu pemilik atau pihak

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di

PENDAHULUANPerusahaan didirikan tidak hanya untuk

memuaskan kebutuhan konsumen dengan carayang menguntungkan, tetapi perusahaan jugamembutuhkan modal yang cukup besar untukmelakukan ekspansi usaha. Dalam membangunekspansi usaha perusahaan memerlukan biayamodal yang cukup besar dan biaya modal yangcukup ekonomis hanya bisa didapatkan dengancara menjual sebagian saham perusahaan kepadamasyarakat atau go public.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba diPerbankan

AL ADIYAT MAULANA*Prodi Akuntansi STIE Ahmad Dahlan Jakarta, Jl. Kramat Raya No.49, Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10450, Indonesia

*Corresponding Author, E_mail address: [email protected]

ABSTRACTThe research was conducted to determine firm size , auditor reputation, institusional ownership, and financial leverage on the practice of incomesmoothing in financial companies banking industries listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The sample in this study were financialcompanies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the years 2009-2013. Data were collected through purposive sampling. Theanalysis is carried out multiple linear regression and t tests with the first test of classical assumptions. Through multiple linear regression analysis isknown that the variable profitabilitas has a significant influence on the practice of income smoothing. This is indicated by regresional relationshipbetween the dependent variable with several independent variables and a significance value smaller than 0.05. While the firm size variable, auditorreputation, institusional ownership, and financial leverage do not have effect on the practice of income smoothing because it has a significancevalue greater than 0.05.Key Words: Firm Size; Financial Leverage; Net Profit Margin (NPM); Income Smoothing.

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk menentukan ukuran perusahaan, reputasi auditor, kepemilikan institusional, dan leverage keuangan terhadap praktikperataan laba pada perusahaan keuangan industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) perbankan. Sampel dalam penelitian ini adalahperusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009-2013. Data dikumpulkan melalui purposive sampling.Analisis dilakukan regresi dan t tes linear dengan tes pertama asumsi klasik. Melalui analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabelProfitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap praktik perataan laba. Hal ini ditunjukkan dengan hubungan regresional antara variabeldependen dengan beberapa variabel independen dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sedangkan variabel ukuran perusahaan, reputasiauditor, kepemilikan institusional, dan leverage keuangan tidak berpengaruh pada praktik perataan laba karena memiliki nilai signifikansi lebih besardari 0,05.Kata Kunci: Ukuran perusahaan; Pengaruh keuangan; Laba Bersih Margin (NPM); Perataan laba.

Widaryanti (2009) mengemukakan laporankeuangan merupakan suatu pencer-minan darisuatu kondisi perusahaan karena di dalam laporankeuangan terdapat informasi-informasi yangdibutuhkan oleh pihak pihak yang berkepentingandengan perusahaan. Sebagaimana dalam SFACNo.1 bahwa informasi laba pada umumnyamerupakan perhatian utama dalam menaksirkinerja atau pertanggung jawaban mana-jemendan informasi laba mebantu pemilik atau pihak

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Page 2: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI138

lain melakukan penaksiran atas earning powerperusahaan dimasa yang akan dating. Kondisi yangdipaparkan tersebut memunculkan adanya niatanuntuk memberikan gambaran laba yang “baik”meskipun tidak dalam arti yang sebenarnya.

Perhatian yang besar dari investor terhadaptingkat laba yang dihasilkan perusahaan menjadisalah satu alasan yang mendorong manajemenuntuk melakukan beberapa tindakan disfunctionalbehavior (perilaku tidak semestinya), yaitu denganmelakukan manipulasi laba atau manajemen laba.Perataan laba (income smoothing) merupakan salahsatu pola dari manajemen laba (Cahan, 2008).Tindakan manajemen untuk melakukan perataanlaba umumnya didasarkan atas berbagai alasan diantaranya untuk memuaskan kepentingan pemilikperusahaan seperti menaikkan nilai perusa-haansehingga muncul anggapan bahwa perusahaanyang bersangkutan memiliki risiko ketidakpastianyang rendah (Juniarti dan Corolina, 2005),menaikkan harga saham perusahaan(Kirschenheiter dan Melumad, 2002), dan untukmemuaskan kepenti-ngannya sendiri, sepertimendapatkan kompensasi danmempertahankanposisi jabatan (Juniarti dan Corolina, 2005).

Anggraini (2005) menyebutkan beberapa alasanmanajemen melakukan parataan laba yaitu: (1)Rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikanlaba pada periode berjalan dapat mengurangihutang pajak; (2) Tindakan perataan laba dapatmeningkatkan keperca-yaan investor karenamendukung kestabilan penghasilan dan kebijakandeviden sesuai keinginan; (3) Tindakan perataanlaba dapat mempererat hubungan antara manajerdan karyawan; (4) Tindakan perarataan labamemiliki dampak psikologis pada pereko-nomian,sebab akan menurunkan harapan terlaluoptimistik dan menaikan harapan terlalupesimistik.

Penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi praktik perataan laba padaperusahaan publik yang listing pada Bursa EfekIndonesia juga telah banyak dilakukan Salno danBaridwan, 2000; Narsa, 2003; Miqdad danFauziah, 2007; Wahyuningsih, 2009; Dwi, 2011;Prabayanti, 2011). Namun, hasil penelitian-penelitian tersebut tidak konsisten. Oleh karenaitu, peneliti teratarik menguji kembali pengaruhvariabel ukuran perusahaan, profitabilitas, danfinancial leverageterhadap praktik perataan laba.Selain itu, peneliti juga melibatkan meka-nismecorporate governance yang diprok-sikan dengankepemilikan saham institu-sional dan reputasiauditor eksternal untuk menguji pengaruhnyaterhadap praktik perataan laba.

Hasil penelitian ini diharapkan dapatmemberikan temuan baru mengenai faktor-faktoryang berpengaruh terhadap praktik manajemenlaba, khususnya di industry perbankan di Indone-sia. Dari hasil penelitian ini pula, diharapkan akanmemberikan tambahan referensi dalam studikeakun-tansian khususnya akuntansi keuangandalam kaitannya dengan teori keagenan.

TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSANHIPOTESISMANAJEMEN LABA DAN TEORI KEAGENAN

Menurut Wahyuningsih (2009) perataan labaterkait erat dengan teori keagenan (agency theory)yang menyatakan bahwa manajemen memilikiinformasi yang lebih banyak mengenai perusahaandibanding dengan pemilik perusahaan. Sedangkanmenurut Wahyuningsih (2009) adanya manipulasilaporan keuangan oleh pihak korporatmenunjukan lemahnya praktik corporate governance,corporate governance meru-pakan konsep yangdiajukan demi pening-katan kinerja perusahaanmelalui supervise atau monitoring kinerjamanajemen dan menjamin akuntabilitasmanajamen terhadap stakeholder dengan

Page 3: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di

VOL. 15 NO.2 JULI 2014 139

mendasarkan pada kerangka peraturan. Praktikperataan laba yang dilakukan manajemen jugadidasari karenaadanya asimetri informasi dankonflik keagenan.Untuk meminimalisasi konflikkeagenan dalam perusahaan dibutuhkanmekanisme good corporate governance dalampengelolaan perusahaan. Adanya mekanismecorporate governance di peru-sahaan diyakiniakanmembatasi pengelolaan laba yang opportunisticoleh manajemen (Siregar dan Utama, 2005).

Menurut Ujiyantho (2007) mekanisme corporategovernance memberikan perlin-dungan efektif bagipemegang sahamdan kreditor sehingga merekayakin akan memperoleh return atasinvestasinyadengan benar. Dalam penelitian inicorporate governance diproksikan dengankepemilikan saham institusional dan reputasiauditor independen. Kehadiran kepemilikan institu-sional yang tinggi membatasi manajer untukmelakukan pengelolaan laba.Semakin besarkepemilikan institusional maka semakinkuatkendali dan pengawasan yang dilakukan olehpihak eksternal terhadap 4 perusahaan.

Jenis Perataan LabaMenurut Dewi (2011) terdapat dua jenis

perataam laba yaitu naturally smooth dan intention-ally smooth. Intentionally smooth terbagi atas artificialsmoothing dan real smoothing.perataan labadigolongkan ke dalam dua tipe, yaitu naturallysmooth dan Intentionally Being Smoothed by Manage-ment. Naturally smooth (Perataan secara alami),perataan ini mempunyai implikasi bahwa sifatproses perataan laba itu sendiri menghasilkansuatu aliran laba yang rata. Hal ini dapat kitadapati pada perolehan penghasilan darikeperluan/pelayanan umum, dimana aliran labayang ada akan rata dengansendirinya tanpa adacampur tangan dari pihak lain.

Intentionally Being Smoothed by Management(Perataan yang disengaja) dikenal juga dengan

designed smoothing, perataan ini berbeda dengannaturally smoothing yang terjadi secara alami. Padadesigned smoothing, perataan yang terjadidiakibatkan adanya intervensi atau campur tangandari pihak lain dalam hal ini adalah manajemen.Designed smoothing dibedakan menjadi 2 jenis,yaitu: (1) Artificial smoothing (accounting smoothing),merupakan mani-pulasi akuntansi yang dilakukanmanajemen untuk meratakan laba. Accountingsmoothing bukan merupakan hasil dari perubahankeputusan operasimaupun masalah waktu, tetapiperataan ini mempengaruhi incomemelaluidimensi akuntansi, pengakuan suatukejadian serta alokasi dan/atauklasifikasi daridampak atas kejadian yang telah diakui (Stolowydan Breton, 2000). Perataan laba yang dilakukanmelalui prosedurakuntansi yang diharapkan untukmemindahkan biaya atau pendapatandari satuperiode ke periode lain yaitu, dengan mengubahkebijakan akuntansi (Nasser dan Herlina, 2003).

(2) Real smoothing (transactional atau economicsmoothing), merupakan tindakan manajemen untukmengendalikan peristiwa ekonomi (Eckel, 1981).Menurut Stolowy dan Breton (2000) variabel darireal smoothing terkait dengan keputusan bisnis.Sedangkan Stolowy dan Breton (2000)mengemukakan manajemen dapat meratakanpenghasilan dengan mengubah keputusanproduksi perusahaan dan/atau keputusan investasiperusahaan pada akhir tahun didasarkan padabagaimana perusahaan meningkatkanperformanya pada saat itu. Nasser dan Herlina(2003) menyatakan bahwa real smoothing adalahperataan laba real melalui transaksi nyata yaitu,dengan mengatur (menunda atau mempercepat)transaksi.

TEKNIK PERATAAN LABACara-cara yang dapat digunakan untuk

melakukan perataan menurut Ronen dan Simeha

Page 4: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI140

(1981) adalah; (1) melalui kejadian dan pengakuanperistiwa. Maksudnya, untuk mengurangi fluktuasilaba yang dilaporkan, manajemen dapatmenentukan waktu terjadinya transaksi actualsehingga pengaruh transaksi tersebut terhadap labayang dilaporkan cenderung rata sepanjang tahun;(2) melakukan alokasi. Manajemen melaku-kanperataan dan mengalokasikan pendapatan danbiaya selama beberapa periode pelaporan; dan (3)melalui klafikasi. Manajemen melakukan perataandengan mengklafikasi laba sebagai ordinary danextraordinary item.

FAKTOR MEMPENGARUHI PERATAAN LABAUkuran Perusahaan dan Perataan LabaUkuran perusahaan adalah suatu skala dimana

dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaanmenurut berbagai cara antara lain dengan totalaktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain lain(Kusumawati, 2009). Ukuran perusahaan dibagitiga, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaanmenengah (medium firm), perusahaan kecil (smallfirm). Perusahaan besar memiliki daya pendapatanlaba yang cukup besar, kemungkinan fluktuatifpada laba yang dihasilkan sangat di hindari olehmanajemen untuk menghindari sentimen pasarsaat laba keuangan sedang turun dari pendapatantinggi sebelumnya yang menyebabkan nilai sahamturun dan akibat buruk daru pelanggaran kontrak,umumnya investor atau kreditur menginginkankeadaan laba yang selalu naik atau berkembang,manajemen menanggapi resiko atas sentimentpasar yang negative tersebut akan melakukan apasaja yang memungkinkan agar laba terlihatmenaik.

Menurut Naseer dan Herlina (2003) perusahaandengan size yang besar mempunyai insentif yangbesar untuk melakukan perataan labadibandingkan perusahaan kecil. Menurut Utomodan Siregar (2008) perusahaan yang memiliki

aktiva dalam jumlah yang besar akan lebihdiperhatikan oleh publik dan pemerintah.Sehingga, ukuran menjadi sesuatu yang dianggapmemiliki pengaruh dalam perilaku suatu entitas.

PROFITABILTAS DAN PERATAAN LABAProfitabilitas didefinisikan sebagai rasio

pengukuran efektivitas manajemen berda-sarkanlaba yang dilaporkan. Utomo dan Siregar (2008)menjelaskan bahwa profitabilitas merupakankomponen laporan keuangan perusahaan yangbertujuan untuk menilai kinerja manjemen,membantu mengestimasi kemampuan laba yangrepresentatif dalam jangka panjang dan menaksirresiko dalam investasi atau memin-jamkan dana(Dwiatmini dan Nurkholis, 2001). Dengan katalain, profitabilitas menjadi tolak ukur kinerja bagipihak eksternal (Assih dan Gudono, 2000)Perusahaan yang memiliki ROA yang lebih tinggicenderung melakukan perataaan labadibandingkan dengan perusahaan yang lebihrendah karena manajemen tahu akan kemampuanuntuk mendapatkan laba pada masa mendatangsehingga memudahkan dalam menunda ataumempercepat laba.

Herawati (2013) menerangkan bahwaprofitabilitas merupakan rasio untuk menilaikemampuan perusahaan dalam mencarikeuntungan. Ukuran ini juga memberikan ukurantingkat efektivitas manajeman suatu perusahaan.Perusahaan cenderung melaku-kan perataan labasaat mencapai tingkat profitabilitas yang tinggi,untuk menghindari tidak tercapainya besar labayang sama di tahun berikutnya sehingga akanmembuat penurunan nilai saham, tingkatprofitabilitas yang stabil akan memberikankeyakinan kepada investor bahwa perusahaantersebut memiliki kinerja yang baik dalam meng-hasilkan laba.

Page 5: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di

VOL. 15 NO.2 JULI 2014 141

Financial Laverage dan Perataan Laba

Financial laverage merupakan hal penting dalammenentukan struktur modal perusahaan. Lang etal. (1996) menyatakan bahwa financial laveragemerupakan penggunanaan dana yang disertai biayatetap, perusahaan yang menggunakan danadengan beban tetap dikatakan menghasilkanlaverage yang menguntungkan (favorable financiallaverage) atau efek positif jika pendapatan yangditerima dari penggunaan dana tersebut lebihbesar dari pada beban tetap dari penggunaan danaitu. Riyanto (1995) menjelaskan financial laveragemerugikan (unfavorable laverage) jika perusahaantidak dapat memperoleh pendapatan dari peng-gunaan dana tersebut sebanyak beban tetap yangharus dibayar.

Herawati (2013) menjelaskan financial laverageatau disebut juga Debt to Asset Ratio (debtratio)merupakan rasio hutang yang digunakanuntuk mengukur perbandingan antara total utangdengan total aktiva. .Dari hasil hasil pengukuran,apabila nilai yang dihasilkan tinggi, maka dapatdisimpulkan pendanaan aktiva dengan hutangsemakin banyak. Sehingg, semakin sulitperusahaan dalam memperoleh tambahanpinjaman, karna dikhawatirkan perusahaan tidakmampu melunasi seluruh hutangnya. Adanyaindikasi perusahaan melakukan perataan labauntuk menghindari pelanggaran perjanjian utangdapat dilihat melalui kemampuan perusahaantersebut untuk melunasi hutangnya denganmenggunakan aktiva yang dimiliki, perusa-haanyang mempunyai tingkat laverage yang tinggididuga melakukan praktik perataan laba, sehinggamenajemen melakukan kebi-jakan yang dapatmeningkatkan pendapatan.

KEPEMILIKAN INTUTISIONAL DAN PERATAANLABA

Wahyudi dan Prawesti (2006) mengemukakan

pemegang saham dalam suatu perusahaan terdiridari berbagai kelangan, yang membentuk strukturkepemi-likan diperusahan tersebut. Strukturkepemi-likan dapat memperngaruhi kinerja perusa-haan dalam mencapai tujuan perusahaan karenamereka memiliki control terhadap perusahaanStruktur kepemilikan perusahaan public danmasalah keagenan merupakan isu sentral dalamliteratur keuangan semakin besar dan luas usahasuatu perusahaan, pemilik tidak bisa mengelolasendiri perusahaannya secara langsung sehinggamemicu timbulnya masalah keagenan. Herawati(2013) manajemen laba bisa timbul karena adanyaagency problem, yaitu karena adanya pertentanganantara agen (manajer) dengan pemegang saham.

Kepemilikan instusional berupa saham yangditanamkan oleh investor mengharuskanmanajemen untuk membuat pertanggungj-awabanatas dana yang disetor oleh investor melalui RUPS,kepemilikan institusional merupakan salah satumekanisme yang dapat diterapkan dalammembatasi perilaku opportunistik manajer dalammelakukan teknik perataan laba sehingga asimetriinformasi yang terjadi antara manajemen danpemilik rendah. Hal tersebut meyebabkanmanajemen tidak leluasa untuk melakukanpengelolaan atas labanya.

REPUTASI AUDITOR DAN PERATAAN LABASiregar dan utama (2005) mengemukakan

adanya sistem pengelolaan perusahaan yan diyakiniakan membatasi pengelolaan laba yang oportunis.Oleh karena itu peneliti menduga bahwa semakintinggi kualitas audit, proporsi dewan komisarisindependen dan komite audit maka semakin kecilpengelolaan laba yang oportunis. Jika pengelolaanlaba tersebut efisien maka yang terjadi sebaliknya.Reputasi auditor.Kualitas auditor eksternal menjadisalah satu pengendali manajemen untukmelakukan perataan laba. Kualitas audit yang lebih

Page 6: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI142

tinggi dari KAP yang besar menjadi salah satupertimbangan manajemen untuk melakukanpengelolaan atas laba. Nama besar auditorakanmenghambat manajemen melakukanperataan laba dan menambah kredibiltaspelaporan laba. Jadi, perusahaan yang melakukanperataan laba akan menghindari penggunaan jasaauditor besar. Komite audit bertanggungjawabuntuk mengawasi laporan keuangan, mengawasiaudit eksternal dan mengawasi systempengendalian internal yang dapat mengurangi sifatopurtunis manajemen laba (Pradipta, 2011).

METODE PENELITIANOBYEK PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan sumber datasekunder perusahaan keuangan yang terdaftar diBursa Efek Indonesia (BEI), yaitu laporankeuangan perusahaan.Data tersebut diperoleh dariICMD dan www.idx.co,id periodisasi pelaporanmencakup tahun 2008-2013. Populasi sample yangdigunakan dalam penelitian ini adalah perusahaanyang terdaftar di BEI,

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPELMenurut Sanusi (2011) teknik pengam-bilan

sampel pada penelitian ini menggunakan purposivesampling, yaitu teknik penentuan sampel denganpertimbangan tertentu. Kriteria kriteria sebagaiberikut; (1) Perusahaan keuangan yang terdaftar diBEI dari tahun 2009-2013; (2) Perusahaan yangmempublikasikan laporan keuangan secaralengkap berturut turut tahun 2009-2013 di BEI; (3)Perusahaan yang dalam laporan keuangannya tidaktidak melaporkan kerugian di tahun 2009-2013; (4)Perusahaan yang menyajikan laporan keuangannyadalam mata uang rupiah; dan (5) Perusahaan yangmemiliki data kepemilikan saham institusional.Berikut adalah sampel penelitian yang dapatdigunakan pada tahap analisis data.

TABEL 1. HASIL SAMPLE PERUSAHAAN

VARIABEL PENELITIANBerdasarkan uraian yang telah dibahas dimuka,

penelitian yang akan dilakukan ini menggunakandua variabel yaitu variabel bebas (independen) danvariabel terikat (dependen). Variabel terikatmerupakan variabel yang dipengaruhi olehvariabel bebas.Variabel yang digunakan dalampenelitian ini adalah perataan laba yang diukurmenggunakan indeks eckel sedangkan variabelbebas dalam penelitian ini meliputi, ukuranperusahaan, profitabilitas, reputasi auditor, financiallaverage, kepemulikan institusional.

DEFINISI OPERASIONAL DAN ALAT UKURVARIABELPerataan laba (variabel dependent)

Tindakan perataan laba diuji dengan indeksEckel (1981: 70).Eckel menggunakan coefficientvariation (CV) variabel pengha-silan dan variabelpenghasilan bersih. Indeks perataan laba dihitungsebagai berikut (Eckel 1981):

Indeks Pertaan Laba

Di mana:CV“S: Perubahan perubahan pendapatan dalam satu periodeCV“I: Perubahan laba bersih dalam suatu periodeCV: Koefisien variasi dari variabel, yaitu standar deviasi dibagi

dengan rata-rata perubahan laba(I) atau penjualan/pendapatan(s).

Page 7: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di

VOL. 15 NO.2 JULI 2014 143

Apabila CV “S >CV “I, maka perusahaan tidakdigolongkan sebagai perusahaan yang melakukantindaka perataan laba

CV”I: Koefisien variasi untuk perubahan laba.CV”S: Koefisien variasi untuk perubahan penjualan (manufaktur)

atau perubahan pendapatan (perusahaan keuangan)

CV”S dan CV”I dapat dihitung dengan rumussebagai berikut:

CV”S dan CV”I =

atau

CV”S dan CV”I ” x

Dimana:“X: perubahan laba (I) Atau penjualan (s)‘x: rata-rata perubahan laba (I) atau penjualan / pendapatan (S)n: banyaknya tahun yang diamati

Adanya praktik perataan laba ditunjukandengan nilai yang dihasilkan kurang dari satu.Menurut Ashari et al. ( 1994) , indeks eckeldikembangkan secara spesifik sebagai pengukurandikotomus dari perataan laba. Oleh karena ituuntuk tujuan penelitian laba atau tidak tergantungpada apakah indeks perataan laba kurang dari satu.

Menurut Jin dan machfoedz (1998) indeks eckeldikembangkan secara spesifik sebagai pengukurandikotomus dari perataan laba. Oleh karena itudalam penelitian ini, perusahaan akandigolongkan apakah melakukan perataan laba atautidak, tergantung apakah indeks yang dihasilkankurang dari satu atau lebih dari satu.

Menurut Jin dan Machfoedz (1998)menyebutkan ada tiga kemungkinan yang menjaditujuan perataan laba yang dapat diteliti. Ketigakemungkinan tersebut adalah laba operasi, labasebelum pos luar biasa dan laba bersih setelahpajak, dalam penelitian ini peneliti hanya mengujilaba operasi, dengan alasan perusahaan melakukanperataan laba untuk menghindari pajak.

VARIABEL INDEPENDENTVariabel bebas dalam penelitian ini sebagai

berikut:Ukuran perusahaan (x• )

Ukuran perusahaan adalah skala untukmenentukan besar kecilnya perusahaan. Ukuranperusahaan dihitung dengan menggunakanlogaritma natural dari total aktiva, sehingga dapatdirumuskan sebagai berikut (Budiasih, 2009)ukuran perusahaan = Ln Total Aktiva.

Financial laverage (x‚ )

Financial laverage adalah variabel yang terkaitdengan kebijaksanaan perusahaan dalammenggunakan hutang untuk memenuhikebutuhan dasarnya yang dihitung dengan rumussebagaimana dipaparkan Miqdad dan Fauziah(2007).:

Financial laverage

Kepemilikan Institusional (xƒ )

Panca Wahyuningsih (2009) mengemu-kakanbahwa kepemilikan institusional diukur denganmenggunakan nilai persentase dari kepemilikansaham institusional.

Reputasi Auditor (x„ )

Wahyuni et al. (2013) Merupakan viabel dummy.Bila perusahaan sampel diaudit laporan keuanganoleh kantor akuntan public yang tergabung dalamThe Big Four, maka diberi nilai 1, sedangkanperushaan yang tidak diaudit laporan keuangannyaoleh Kantor Akuntan Publik yang tergabung dalamThe Big Four diberi nilai 0.

Profitabilitas (x… )

Profitabilitas adalah hasil bersih dariserangkaian kebijakan dan keputusan.Rasioprofitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yangmenunjukkan laba dalam hubungannya dengan

Page 8: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI144

TABEL 2. HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

TABEL 3. HASIL UJI GEJALA AUTOKORELASI

GAMBAR 1. GRAFIK HETEROKEDASTISITAS

TABEL 4. HASIL UJI HIPOTESIS

penjualan dan rasio yang menun-jukkan efektifitasdengan investasinya. Kedua rasio ini secarabersama-sama menunjukkan efektivitas rasioprofitabilitas dalam hubu-ngannya antara

penjualan dengan laba. Pada penelitian ini rasioyang digunakan adalah Return on Asset (ROA).Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian yangdapat diperoleh atas penggunaan seluruh aktiva

Page 9: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di

VOL. 15 NO.2 JULI 2014 145

perusahaan (Nurhikmah, 2012).

Return On Asset

METODE ANALISIS DATAPembahasan hasil penelitian ini terdari dari

pengujian asumsi klasik (normalitas,multikolinearitas, autokorelasi dan heteros-kesdatisitas), uji regresi linier berganda dan ujihipotesis. Uji regresi linier berganda dilakukanuntuk menguji hipotesis penelitian yang nantinyaakan dapat menyimpulkan apakah hipotesisditerima atau ditolak (Prawesti dan Indrasari, 2014).HASIL DAN PEMBAHASANUJI ASUMSI KLASIK

Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahuludiuji kualitas data untuk meyakinkan apakah datadapat digunakan sebagai bahan pengujian hipotesisatau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitasdengan one-sample Kolmogorov-Smirnov test, bertujuanuntuk mengetahui apakah data terdistribusi nor-mal atau tidak. Dasar pengambilan keputusannyaadalah jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 makavariabel terdistribusi normal, sedangkan jika nilaisignifikansi kurang dari 0,05 maka variabel tidakterdistribusi normal. Berda-sarkan hasil pengujiannormalitas pada Tabel 2 di atas, diperoleh nilaiAsymptotic Significance lebih dari 0,05 pada variabelinstitusional, laverage, ROA, aktiva yang diuji,namun satu sampel yaitu Reputasi auditor tidakberdistribusi normal, Hal ini mengindikasikanbahwa data variabel variabel institusional, laverage,ROA, aktiva, tersebut berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil pengujian (lihat Tabel 2)dapat diamati bahwa semua variabel pene-litianmenghasilkan nilai tolerance lebih dari 0,10 yangberarti tidak ada korelasi antar variabel indepen.Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal

yang sama. Tidak ada satu variabel independenyang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapatdisimpulkan bahwa tidak ada gejalamultikolinearitas antar variabel independen dalammodel regresi.

Dari Tabel 3 dapat terlihat bahwa nilai Durbin-Watson Test untuk semua variabel menunjukkannilai sebesar 1,584.Nilai DW terletak antara dU <DW < 4-dU, maka dapat disimpulkan tidak terjadiautokorelasi positif maupun negative pada modelregresi yang digunakan.Dik nilaidu=2.220Dl=0,562 Maka nilai autokorelasidiantara 2.220>1,584< 1,784. Dari Gambar di atas,terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak sertatidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur,serta titik-titik menyebar di atas dan di bawahangka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikantidak terjadi situasi heterskedastisitas pada modelregresi, sehingga model regresi layak dipakai untukmemprediksi pengaruh variabel independenterhadap variabel dependen.

Pada penelitian ini, analisis linier bergandadigunakan untuk mengujipengaruh besaranperusahaan, financial leverage,reputasi auditor,profitabiitas terhadap perataan laba. Hasil darianalisis regresi linier berganda pada penelitian inidengan menggunakan nilai sig secara parsialdengan tingkat signifikansi alpha 5%

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui sebuahpersamaan regresi sebagai berikut :

Y = 7,039 + 2,551 X1 + -12,326 X2 + -4,917 X3 +-1,009 X4 +0,492 X5 + e

Keterangan:Y = Indeks Perataan Laba (Income Smoothing)X1 = Kepemilikan InstitusionalX2 = Financial LeverageX3 = Return On Asset (ROA)X3 = Besar perusahaanX3 = Reputasi Auditore = standard error (penyimpangan yang mungkin terjadi, yaitu

sebesar 0,05

Page 10: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI146

UJI HIPOTESISUji t untuk mengetahui pengaruh secara parsial

atau sendiri sendiri antara variabel independendengan variabel dependen dengan mengasumsikanbahwa variabel independen lainya adalahkonstan.Dasar dinilainya penerimaaan hipotesisberdasarkan besarnya nilau signifikansinya (sig).Jika nilai sig di bawah 0,05 makan H0 ditolak danhipotesis alternative diterima.

Kepemilikan institusional memiliki nilaisignifikansi sebesar 0,092 (> 0,05) yang memilikiarti bahwa H0 diterima dan H2 ditolak. Denganadanya nilai signifikansi sebesar 0,092 tersebut,membuktikan bahwa kepemilikan instusional tidakmendorong terjadinya praktik perataanlaba.Hasil ini konsisten dengan penelitian jiyantodan bambang (2007) dan panca wahyuningsh(2009) dan Prabayanti (2011) yang telahmembuktikan bahwa kepemilikan instusional tidakmempengaruhi praktik perataan laba.

Financial leverage memiliki nilai signifikansisebesar 0,160 (> 0,05) yang memiliki arti bahwa H0

diterima dan H2 ditolak. Dengan adanya nilaisignifikansi sebesar 0,160 tersebut, membuktikanbahwa financial leverage tidak mendorongterjadinya praktik perataan laba. Hasil inikonsisten dengan penelitian Narsa (2003) danMiqdad dan Fauziah (2007) dan Andreas Dwi(2011) yang telah membuktikan bahwa financiallaverage tidak mempengaruhi praktik pera-taanlaba.

Return on asset (ROA) memiliki nilai signifikansisebesar 0,09 (> 0,05) yang memiliki arti bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Dengan adanya nilaisignifikansi sebesar 0,09 tersebut, membuktikanbahwa return on asset mendorong terjadinya praktikperataan laba. Hasil ini konsisten denganpenelitian dan suratna dan mediastuti (2004) dewi(2007) dan karina (2007) dan syafiont(2008), yangtelah membuktikan bahwa return on assetmempengaruhi praktik perataan laba.

Ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansisebesar 0,092 (> 0,05) yang berarti bahwa H0

diterima dan H1 ditolak. Hal ini membuktikanbahwa tidak adanya pengaruh variabel besaranperusahaan terhadap praktik perataan laba. Hal inikonsisten dengan penelitian yang dilakukan olehAshari et al. (1994), Zuhroh (1996), Jatiningrum(2000), Jin dan Machfoedz (1998) dan Miqdad danFauziah (2007) dan Andreas Dwi (2011) yang telahmembuktikan bahwa besaran perusahaan tidakmempe-ngaruhi praktik perataan laba.

Reputasi auditor memiliki nilai signifikansisebesar 0,212 (>0,05) yang berarti hipotesis ditolak.Hal ini membuktikan bahwa tidak adanyapengaruh variabel reputasi auditor terhadappraktik perataan laba. Hal ini konsisten denganpenelitian yang dilakukan oleh prabanyanti (2011)dan Yudhanta (2013) yang telah membuktikanbahwa reputasi auditor tidak mempengaruhipraktik perataan laba.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa

TABEL 5. HASIL UJI F

Page 11: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di

VOL. 15 NO.2 JULI 2014 147

hasil uji kelayakan model berdasarkan tabel Chi-Square Test. Dimana pada tabel hasil uji Fmenunjukkan bahwa nilai Chi-Square adalahsebesar 3.030 dengan nilai sig > 0,05, yaitudiketahui bahwa pada tabel hasil uji F dengan nilaisig sebesar 0.071. Sehingga pada uji F tersebutmembuat kesimpulan bahwa tidak ada pengaruhsecara simultan / bersama sama terhadap variabeldependent (perataan laba). Penelitian ini berhasilmembuktikan adanya praktik perataan laba yangdilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di BEI.Hal ini dibuktikan dengan adanya perhitunganindeks perataan laba dengan menggunakan indekseckel. Dari 29 perusahaan yang diamati,ditemukan setidaknya 16 oerusahaan yangmelakukan perataan laba. Dengan demikian, hasiltersebut mengindentifi-kasikan masih adanyapraktk perataan laba di antara perusahaankeuangan jasa perbankan yang terdaftar di bursaefek Indonesia. Berdasarkan perhitungan uji t,ditemukan hanya variabel return on asset (ROA)saja yang berpengaruh terhadap praktik perataanlaba, sedangkan variabel besar perusahaan, finan-cial laverage, profitabilitas, reputasi auditor tidakberpengaruh terhadap praktik perataan laba padaperusahaan keuangan jasa perbankan yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009 – 2013

KEPEMILIKAN INSTITUSIONALBerdasarkan hasil uji t menunjukan bahwa

kepemilikan institusional tidak berpengaruhterhadap praktik perataan laba. Hal ini dibuktikandengan adanya nilai signifikansi yang lebih besardari 0,05 yaitu 0,092. Hasil temuan ini terpaksamenolak hipotesis pertama yang menyatakanbahwa kepemlikan institusional berpengaruhterhadap praktik perataan laba. Hal ini sesuaidengan hasil penelitian penelitian jiyanto danbambang (2007) dan panca wahyuningsh (2009)dan Prabayanti (2011) yang telah membuktikan

bahwa kepemilikan instusional tidak mempenga-ruhi praktik perataan laba. Penjelasan yang dapatdiberikan mengenai tidak berpengaruhnya variabelkepemilikan intitusional terhadap praktik perataanlaba Hasil penelitian ini sejalan dengan pandanganatau konsep yang mengatakan bahwa institusionaladalah pemilik yang lebih memfokuskan padacurrent earnings (Guna dan Herawaty, 2010).Akibatnya menejer terpaksa melakukan tindakanyang dapat mening-katkan laba jangka pendek,misalnya dengan manipulasi laba.

FINANCIAL LAVERAGEBerdasarkan hasil uji t, menunjukan bahwa

laverage tidak berpengaruh terhadap praktikperataan laba. Hal ini dibuktikan dengan adanyanilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu0,160.Hasil temuan ini terpaksa menolak hipotesispertama yang menyatakan bahwa kepemlikaninstitusional berpengaruh terhadap praktikperataan laba. Hal ini sesuai dengan hasilpenelitian yang telah dilakukan oleh Narsa (2003)dan Miqdad dan Fauziah (2007) penelitian Narsa(2003) dan Andreas Dwi (2011) yang telahmembuktikan bahwa financial laverage tidakmempengaruhi praktik perataan laba. Mereka jugamembuktikan bahwa financial leverage tidakberpengaruh terhadap praktik perataan laba.Olehkarena itu,hipotesis kedua yang menyatakan bahwafaktor financial leverage berpengaruh terhadappraktik perataan laba ditolak.

Leverage dalam peelitian ini diukur denganmenggunakan rasio total hutang terhadap totalaktiva. Maka , semakin tinggi tinggi hutang suatuperusahaan maka semakin tinggi pula rasio lever-age. Besarnya hutang akan meningkatkan resikoperusahaan dalam memperoleh kredit danmeningkatkan resiko pemilik perusahaan, rata rataleverage dalam penelitian ini adalah 0,648sehingga resiko yang ditanggung pemilik modal

Page 12: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI148

juga kecil, jadi tidak mempengaruhi dalam praktikperataan laba karna untuk memperoleh tambahandana manajemen tidak harus menggunanakandana kreditur tapi bisa diperoleh dari biayaoperasional mereka.

RETURN ON ASSET (ROA)Pada pengujian hipotesis kedua dapat

disimpulkan bahwa Return On Assets (ROA)berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Haltersebutberdasarkan hasil uji t yang menunjukkanangka signifikan yang lebih kecildari 0,05 yaitu0,09. Oleh karena itu, hipotesis ketiga yangmenyatakan bahwa Return On Assets (ROA)berpengaruh terhadap praktik perataan labadapatditerima. Hasil ini konsisten denganpenelitian dan suratna dan mediastuti (2004) Dewi(2007) dan karina (2007) dan syafiont (2008), yangtelah membuktikan bahwa return on assetmempengaruhi praktik perataan laba.

Profitabilitas merupakan komponen laporankeuangan perusahaan yang bertujuan untukmenilai kinerja manjemen, membantumengestimasi kemampuan laba yang representatifdalam jangka panjang dan menaksir resiko dalaminvestasi atau meminjamkan dana (Dwiatmini danNurkholis, 2001). Dengan kata lain, profitabilitasmenjadi tolak ukur kinerja bagi pihak eksternal.menurut Assih dan Gudono (2000) perusahaanyang memiliki ROA yang lebih tinggi cenderungmelakukan perataaan laba dibandingkan denganperusahaan yang lebih rendah karena manajementahu akan kemampuan untuk mendapatkan labapada masa mendatang sehingga memudahkandalam menunda atau mempercepat laba.

UKURAN PERUSAHAANBerdasarkan hasil uji t, menunjukan bahwa

ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadappraktik perataan laba. Hal ini dibuktikan dengan

adanya nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05yaitu0,905.Hasil temuan ini menolak hipotesispertama yang menyatakan bahwa ukuranperusahaan berpengaruh terhadap praktikperataan laba.

Hal ini konsisten dengan penelitian yangdilakukan oleh Ashari et al. (1994), Zuhroh (1996),Jatiningrum (2000), Jin dan Machfoedz (1998) danMiqdad dan Fauziah (2007) dan Andreas Dwi(2011) yang telah membuktikan bahwa besaranperusahaan tidak mempe-ngaruhi praktik perataanlaba.

Menuut penulis saat ini investor atau krediturdalam mengalirkan dananya tidak menjadikan satusatunya ukuran perusahaan sebagaipertimbangannya, karna selain dari ukuranperusahaan yang dapat dinilai dari aktiva, terdapatpengukuran lainnya yang lebih penting yang dapatmenggambarkan kinerja perusahaan seperti alirancash flow serta rasio rasio yang lebih dapatmenggambarkan kinerja perusahaan, karna belumtentu perusahaan besar bisa menangani kinerjanyadan dapat mengembalikan uang kreditur danmenmberikan keuntungan kepada investor.

REPUTASI AUDITORBerdasarkan hasil uji t, menunjukan bahwa

reputasi auditor tidak berpengaruh terhadappraktik perataan laba. Hal ini dibuktikan denganadanya nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05yaitu0,212.Hasil temuan ini menolak hipotesiskelima yang menyatakan bahwa ukuranperusahaan berpengaruh terhadap praktikperataan laba. Hal ini konsisten dengan penelitianyang dilakukan oleh Prabanyanti (2011) danYudhanta (2013) yang telah membuktikan bahwareputasi auditor tidak mempengaruhi praktikperataan laba.

Secara umum dapat dijelaskan bahwa KAP thebig Four ataupun non the big four cenderung tidak

Page 13: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di

VOL. 15 NO.2 JULI 2014 149

memperngaruhi praktik perataan laba. Dapatdisimpulkan perataan laba yang ditemukan dalampraktik audit merupakan perataan laba yang masihdalam batasan SAK atau praktik auditdilaksanakan bukan untuk mencari perataan labatetapi lebih kepada kredibilitas laporan keuangan.

SIMPULANPenelitian ini menemukan bahwa aspek yang

mempengaruhi industry perbankan dalammelakukan perataan laba adalah profitabilitas yangdiproksikan dengan ROA. Hal itu tidak lepas dariprofitabilitas sebagai bagian dari komponenlaporan keuangan perusahaan yang bertujuanuntuk menilai kinerja manjemen. Dengan katalain, profitabilitas menjadi tolak ukur kinerja bagipihak eksternal. Perusahaan yang memiliki ROAyang lebih tinggi cenderung melakukan perataaanlaba dibandingkan dengan peru-sahaan yang lebihrendah karena manajemen tahu akan kemampuanuntuk mendapatkan laba pada masa mendatangsehingga memu-dahkan dalam menunda ataumempercepat laba.

Implikasi dari penelitian ini adalah perlu adanyapengawasan yang memdai kepada entitasperbankan yang memiliki laporan profitabilitasyang baik. Bias saja hal itu dikarenakan adanyaaktivitas perataan laba yang dilakukan manajemenperbankan yang bersangkutan. Memang isumanajemen labamasih menjadi pro dan kontradalam ranah etis. Namun, akan menjadi masalahjika praktik manajemen laba mempengaruhikualitas laba dan kualitas laporan keuangan yangdigunakan sebagai pemangku kepen-tingan dalammengambil keputusan.

Penelitian ini memiliki keterbatasan, yakni padalingkup sampel. Oleh karena itu penelitianselanjutnya perlu memperluas lingkup sampel.Selain itu penelitian selanjutnya disarankan untukmengembang-kan variable yang menjadi penentu

terjadinya praktik manajemen laba danmengembangkan hubungan variable tersebutdalam desain atau model penelitian yang lebihberbeda.

DAFTAR PUSTAKAAnggraini, F. 2005. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Manajerial,

Pangsa Pasar, Dan Profitabilitas Terhadap Status PemerataanLaba. Paper Dipresentasikan Pada Simposium Riset EkonomiSurabaya.

Ashari, N., H. C. Koh, S. L. Tan, dan W. H. Wong. 1994. FactorsAffecting Income Smoothing Among Listed Companies InSingapore. Accounting And Business Research, 24 (96), 291-301.

Assih, P. dan Gudono. 1998. Hubungan tindakan perataan labadengan reaksi pasar atas pengumuman informasi labaperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, DisertasiDoktoral, Universitas Gadjah Mada.

Breton, G., dan H. Stolowy. 2000. A Framework For The Classifica-tion Of Accounts Manipulations. Hec Accounting & ManagementControl Working Paper, (708).

Budiasih, I. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik PerataanLaba. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 4 (1), 17-29.

Cahan, S. F., G. Liu, dan J. Sun. 2008. Investor Protection, IncomeSmooth-ing, And Earnings Informativeness. Journal of Interna-tional Accounting Research, 7 (1), 1-24.

Dewi, R. K. 2011. Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PraktikPerataan Laba (Income Smoothing) Pada PerusahaanManufaktur Dan Keuangan Yang Terdaftar Di Bei (2006-2009).Disertasi Doktoral, Universitas Diponegoro.

Dwi, A. S. 2011 Faktor-faktor yang Mempe-ngaruhi Perataan Labapada Perusa-haan Keuangan. Skripsi, Universitas Negeri Jember.

Eckel, N. (1981). The Income Smoothing Hypothesis Revisited.Abacus, 17 (1), 28-40.

Ervia, J. K. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,Leverage Operasi Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi EmpirisPerususahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek IndonesiaPeriode 2008–2010). Skripsi, Universitas Dian Nuswantoro.

Guna, W. I., dan A. Herawaty. 2010. Pengaruh Mekanisme GoodCorporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit danFaktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis danAkuntansi, 12 (1), 53-68.

Herawati, T. 2013. Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan HutangDan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusa-haan. JurnalManajemen, 2 (2), 113-125.

Jin, L. S dan M. Machfoedz. 1998. Faktor- Faktor YangMempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan YangTerdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,1 (2), 174-191.

Juniarti, C. 2005. Analisa Faktor-Faktor Yang Berpengaruh TerhadapPerataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 7 (2),148-162.

Kasmir, 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Page 14: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba di

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI150

Kirschenheiter, M. dan N. D. Melumad. 2002. Can “Big Bath” AndEarnings Smoothing Co Exist As Equilibrium Financial ReportingStrategies?. Journal Of Accounting Research, 40 (3), 761-796.

Kusumawati, M. D. 2009. Pengaruh Kepemilikan Institusional,Corporate Governance Perception Index, Dan UkuranPerusahaan Terhadap Kualitas Akrual. Disertasi Doktoral,Universitas Sebelas Maret.

Lang, L., E. Ofek dan R. Stulz. 1996. Leverage, Investment, And FirmGrowth. Journal Of Financial Economics, 40 (1), 3-29.

Miqdad, M. dan L. Fauziah. 2007. “Faktor-Faktor Yang BerpengaruhTerhadap Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) PadaPerusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Listed Di Bursa EfekJakarta. Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 5, 51-71.

Narsa, I. M. 2003. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan LabaSelama Krisis Moneter Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BursaEfek Surabaya. Majalah Ekonomi, (2), 128-145.

Nasser, E. M. dan Herlina. 2003. Pengaruh Size, Profitabilitas DanLeverage Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Go Publik.Jurnal Ekonomi, 7 (3), 291-305.

Nurhikmah, S. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap ReturnSaham (Studi Kasus Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar DiBursa Efek Indonesia). Disertasi Doktoral, UniversitasHasanuddin.

Pradipta, A. 2011. Analisis Pengaruh dari Mekanisme CorporateGovernance Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis danAkuntansi, 13 (2), 93-106.

Prawesti, L. dan A. Indrasari. 2014. Informasi Akuntansi dan NonAkuntansi Terhadap Initial Return Saham. Jurnal Akuntansi danInvestasi, 15 (1), 19-31.

Salno, H. Dan M. Baridwan. 2000. Analisis Perataan Penghasilan(Income Smoothing): Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi DanKaitannya Dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik DiIndonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 3 (1), 17-34.

Siregar, S. V. N., dan S. Utama. 2005. Pengaruh StrukturKepemilikan. Ukuran Perusahaan Dan Praktik CorporateGovernance Terhadap Pengelolaan Laba. Paper Dipresen-tasikandi Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.

Ujiyantho, M. A., dan B. A. Pramuka. 2007. Mekanisme CorporateGovernance, Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan. . PaperDipresentasikan di Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.

Utomo, S. B., dan B. SiregarB. 2008. Pengaruh Ukuran Perusahaan,Profitabilitas, Dan Kontrol Kepemilikan Terhadap Perataan LabaPada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa EfekIndonesia (Bei). Jurnal Akuntansi & Manaje-men, 71, 113-125.

Wahyudi, U. dan H. P. Prawesti. 2006. Implikasi Struktur kepemilikanTerhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan KeuanganSebagai Varia-bel Intervening. Paper Dipresentasikan padaSimposium Nasional Akuntansi IX, Padang.

Wahyuningsih, P. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan InstitusionalDan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. FokusEkonomi, 4 (2), 78-93.

Yudhanta A. E. 2013. Analisi Faktor-Faktor yang memenuhi praktikincome smoothing. Jurnal Akuntansi Uni-versitas trunojoyo, 1, 39-42.