faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam...

21
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch (Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI) VOL. 1 NO. 2 MEI 2011 153 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM MELAKUKAN AUDITOR SWITCH (Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI) Divianto Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Abstract This study aims to determine the Factors Influencing Companies In Doing Auditor Switch (Case Study: In Manufacturing Companies Listed On The Stock Exchange). Analytical techniques used in this study were done using multiple regression analysis. Based on the use of sample criteria then the final number of samples obtained were 71 manufacturing firms. This research includes studies of time series. The results of this study obtained the conclusion that the variable size of the KAP and the auditor's opinion and a significant positive effect on auditor switches simultaneously, with a value of F count = 3509 and (p = 0.032 <0.05) with R Square value of 0029 or 2.9%. Thus the decision made is to accept hypothesis H1. Partial, variable Firm size had no significant effect on auditor switches, with regression coefficients and significance p = 0069 0362> 0.05. Thus the decision made was to reject hypothesis H2. Partially, not the auditor opinion variable has positive and significant impact on auditor switches, with regression coefficients and significance -0170 0011 p = <0.05. Thus the decision made is to accept hypothesis H3. Keywords : Auditor Switch, auditor’s opinion, and KAP size PENDAHULUAN Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan pada umumnya. Semakin banyak perusahaan publik, semakin banyak pula jasa akuntan publik yang dibutuhkan. Oleh karena itu, Kantor Akuntan Publik (KAP) saling bersaing untuk mendapatkan klien (perusahaan) dengan berusaha memberikan jasa audit sebaik mungkin. Dengan banyaknya KAP yang ada saat ini, perusahaan pun mempunyai pilihan untuk tetap menggunakan KAP yang sama atau melakukan pergantian KAP (auditor switch). Perusahaan tentunya menginginkan auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangannya. Jenis opini diluar itu biasanya kurang diinginkan oleh manajemen klien dan tidak begitu bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan (Willingham dan Charmichael 1997:351). Manajemen perusahaan berusaha menghindari opini wajar dengan pengecualian karena bisa mempengaruhi harga pasar saham perusahaan dan kompensasi yang diperoleh manajer (Chow dan Rice 1982:327). Seperti halnya perusahaan, auditor juga menginginkan agar dapat mengekspresikan Unqualified Opinion atas laporan keuangan (Willingham and Charmichael 1997:351). Dengan banyaknya KAP yang ada, persaingan antar KAP akan semakin ketat. Keinginan KAP agar tetap dapat eksis dalam persaingan, berpeluang untuk menghalangi obyektifitas

Upload: hakhuong

Post on 01-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

153

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAANDALAM MELAKUKAN AUDITOR SWITCH

(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

DiviantoPoliteknik Negeri Sriwijaya Palembang

Abstract

This study aims to determine the Factors Influencing Companies In Doing AuditorSwitch (Case Study: In Manufacturing Companies Listed On The Stock Exchange).Analytical techniques used in this study were done using multiple regression analysis.Based on the use of sample criteria then the final number of samples obtained were 71manufacturing firms. This research includes studies of time series. The results of thisstudy obtained the conclusion that the variable size of the KAP and the auditor'sopinion and a significant positive effect on auditor switches simultaneously, with avalue of F count = 3509 and (p = 0.032 <0.05) with R Square value of 0029 or 2.9%.Thus the decision made is to accept hypothesis H1. Partial, variable Firm size had nosignificant effect on auditor switches, with regression coefficients and significance p =0069 0362> 0.05. Thus the decision made was to reject hypothesis H2. Partially, notthe auditor opinion variable has positive and significant impact on auditor switches,with regression coefficients and significance -0170 0011 p = <0.05. Thus the decisionmade is to accept hypothesis H3.

Keywords : Auditor Switch, auditor’s opinion, and KAP size

PENDAHULUAN

Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi olehperkembangan perusahaan pada umumnya. Semakin banyak perusahaan publik, semakinbanyak pula jasa akuntan publik yang dibutuhkan. Oleh karena itu, Kantor Akuntan Publik(KAP) saling bersaing untuk mendapatkan klien (perusahaan) dengan berusahamemberikan jasa audit sebaik mungkin. Dengan banyaknya KAP yang ada saat ini,perusahaan pun mempunyai pilihan untuk tetap menggunakan KAP yang sama ataumelakukan pergantian KAP (auditor switch).

Perusahaan tentunya menginginkan auditor memberikan opini wajar tanpapengecualian atas laporan keuangannya. Jenis opini diluar itu biasanya kurang diinginkanoleh manajemen klien dan tidak begitu bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan(Willingham dan Charmichael 1997:351). Manajemen perusahaan berusaha menghindariopini wajar dengan pengecualian karena bisa mempengaruhi harga pasar sahamperusahaan dan kompensasi yang diperoleh manajer (Chow dan Rice 1982:327).

Seperti halnya perusahaan, auditor juga menginginkan agar dapat mengekspresikanUnqualified Opinion atas laporan keuangan (Willingham and Charmichael 1997:351).Dengan banyaknya KAP yang ada, persaingan antar KAP akan semakin ketat. KeinginanKAP agar tetap dapat eksis dalam persaingan, berpeluang untuk menghalangi obyektifitas

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

154

KAP yang selanjutnya akan mempengaruhi pula independensinya dalam melaksanakantugas auditnya. Meskipun perilaku “opportunistic” oleh auditor pada awal penugasannyapada perusahaan yang melakukan auditor switch ternyata tidak terbukti dilakukan(Houghton et. al. 1996).

Pertumbuhan usaha yang cepat, terjadinya perubahan manajemen mungkin tidakdiikuti oleh “expertise” auditor. Manajemen memerlukan auditor yang lebih berkualitasdan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Jika hal ini tidak bisadipenuhi kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditor yang ada saat ini (Joheret al. 2000). Perusahaan yang sedang melakukan aktivitas pendanaan atau melakukan newfinancing tentunya berharap mendapatkan reaksi yang positif dari auditor switch yangdilakukan. Dengan mengganti auditornya dengan auditor yang lebih punya nama makareputasi perusahaan juga akan terangkat dimata investor (Smith dan Nichols 1982 ;Eichenseher et al. 1989).

Independensi auditor adalah kunci utama dari profesi audit, termasuk untuk menilaikewajaran laporan keuangan. Secara umum, ada dua bentuk independensi auditor:independence in fact dan independence in appearance. Independence in fact menuntutauditor agar membentuk opini dalam laporan audit seolah-olah auditor itu pengamatprofesional, tidak berat sebelah. Independence in appearance menuntut auditor untukmenghindari situasi yang dapat membuat orang lain mengira bahwa dia tidakmempertahankan pola pikiran yang adil (Porter et al., 2003 dalam Nasser et al., 2006).

Flint (1988) dalam Nasser et al. (2006) berpendapat bahwa independensi akan hilangjika auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, karena hal ini dapatmempengaruhi sikap mental dan opini mereka. Salah satu ancaman seperti itu adalah audittenure yang panjang. Dia berpendapat bahwa audit tenure yang panjang dapatmenyebabkan auditor untuk mengembangkan “hubungan nyaman” serta kesetiaan yangkuat atau hubungan emosional dengan klien mereka, yang dapat mencapai tahap dimanaindependensi auditor terancam. Audit tenure yang panjang juga memberikan hasilfamiliaritas yang tinggi dan akibatnya, kualitas dan kompetensi kerja auditor dapatmenurun ketika mereka mulai untuk membuat asumsi-asumsi yang tidak tepat dan bukanevaluasi objektif dari bukti saat ini.

Kritik terhadap dependensi tersebut tidak bisa dilepaskan pula dari faktaperbandingan jumlah kantor akuntan publik dengan jumlah perusahaan yang diaudit.Jumlah kantor akuntan selalu lebih kecil daripada jumlah perusahaan yang meminta jasaaudit. Kantor akuntan sendiri memiliki perbedaan kualitas antar mereka sehinggaperusahaan akan cenderung memilih kantor akuntan yang baik. Selain itu, adakecenderungan pula bahwa perusahaan hanya akan memilih kantor akuntan yang sepakatdengan pilihan metode akuntansi tertentu. Simpulannya, hubungan antara klien denganauditor memang secara alami akan terjadi dan sangat besar kemungkinan akan terjalindalam jangka panjang.

Mautz dan Sharaf (1961) dalam Nasser et al. (2006) juga percaya bahwa hubunganyang panjang bisa menyebabkan auditor memiliki kecenderungan kehilanganindependensinya. Auditor yang memiliki hubungan yang lama dengan klien diyakini akanmembawa konsekuensi ketergantungan tinggi atau ikatan ekonomik yang kuat antaraauditor terhadap klien. Semakin tinggi keterikatan auditor secara ekonomik dengan klien,makin tinggi kemungkinan auditor membiarkan klien untuk memilih metode akuntansiyang ekstrim. Kekhawatiran ini memiliki bukti yang kuat yaitu Enron.

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

155

Oleh karena itu, untuk menjaga kepercayaan publik dalam fungsi audit dan untukmelindungi objektivitas auditor, melalui serangkaian ketentuan, profesi auditor dilarangmemiliki hubungan pribadi dengan klien mereka yang dapat menimbulkan konflikkepentingan potensial. Salah satu anjuran adalah memiliki rotasi wajib auditor (AICPA,1978a; AICPA 1978b dalam Nasser et al., 2006) karena dapat meningkatkan kemampuanauditor dalam melindungi publik melalui peningkatan kewaspadaan untuk setiapkemungkinan ketidaklayakan, peningkatan kualitas pelayanan dan mencegah hubunganyang lebih dekat dengan klien (Mautz, 1974; Winters, 1976; Hoyle, 1978; Brody danMoscove, 1998 dalam Nasser et al., 2006).

Pemerintah telah mengatur kewajiban rotasi auditor dengan dikeluarkannyaKeputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 Pasal 2tentang “Jasa Akuntan Publik” (perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor423/KMK.06/2002). Peraturan ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum ataslaporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik(selanjutnya disebut KAP) paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan olehseorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Jikaperusahaan mengganti KAP-nya yang telah mengaudit selama lima tahun, hal itu tidakakan menimbulkan pertanyaan karena bersifat wajib (mandatory). Jadi, yang biasanyamenjadi masalah apabila pergantian KAP bersifat voluntary, yaitu atas keinginanperusahaan sendiri di luar aturan Menteri Keuangan tadi.

Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan MenteriKeuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”.Perubahan yang dilakukan diantaranya adalah, pertama, pemberian jasa audit umummenjadi enam tahun berturut-turut oleh kantor akuntan dan tiga tahun berturut-turut olehakuntan publik kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1). Kedua, akuntan publik dankantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidakmemberikan jasa audit kepada klien yang di atas (pasal 3 ayat 2 dan 3).

Namun, ada yang menentang gagasan rotasi wajib auditor yang dianjurkan olehAICPA karena mereka percaya bahwa biaya lebih besar daripada manfaat. Rotasi danswitching yang sering akan mengakibatkan peningkatan fee audit sebagai manfaat yangbisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya setelah tahun-tahun awal dari setiapaudit tidak akan sepenuhnya direalisasikan. Kelemahan lain adalah bahwa pengetahuanyang diperoleh selama meningkatkan kualitas pekerjaan audit akan sia-sia denganpengangkatan seorang auditor baru (AICPA, 1992 dalam Nasser et al., 2006).

Peneliti terdahulu yang dijadikan rujukan antara lain : Kawijaya dan Juniarti (2002)melakukan penelitian tentang perpindahan auditor pada perusahaan-perusahaan diSurabaya dan Sidoarjo yang pernah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Hasilnyamenunjukkan bahwa tidak ada bukti yang signifikan bahwa qualified audit opinion,merger, management chages, dan expansion merupakan variabel yang memprediksiperpindahan auditor. Nasser et al. (2006) menelaah perilaku audit teanure dan switchingdalam lingkungan audit Malaysia untuk periode 1990-2000. Penelitian memberikan buktitentang hubungan antara switching dan dua variabel, yaitu ukuran klien dan financialdistress. Damayanti dan Sudarma (2007) lakukan penelitian tentang faktor-faktor yangmempengaruhi perusahaan berpindah Kantor Akuntan Publik dan dari penelitian yangdilakukan memberikan hasil bahwa variabel fee audit dan ukuran KAP yang mempunyaipengaruh terhadap perusahaan publik di Indonesia berpindah KAP. Variabel lain, yaitupergantian manajemen, opini akuntan, kesulitan keuangan perusahaan, dan persentase

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

156

perubahan ROA tidak memiliki pengaruh terhadap perusahan publik di Indonesiaberpindah KAP.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut masih menunjukkan adanya perbedaanyang mempengaruhi auditor switching pada perusahaan di Indonesia, mengingat terdapatpihak yang mendukung dan bahkan menentangnya, terkait dengan isu independensi,sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan. Selain didukung adanya research gap,penelitian ini juga didukung adanya fenomena empiris yang menunjukkanketidakkonsistenan. Oleh karena itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitianlanjutan pada perusahaan manufaktur.

Perusahaan yang akan diteliti ialah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BursaEfek Indonesia (BEI). Prioritas pada perusahaan manufaktur karena perusahaanmanufaktur ialah salah satu perusahaan yang mempunyai peluang investasi yang sangatbesar. Seperti yang kita ketahui lima tahun lalu produk-produk industri menghadapi resesiyang cukup parah, tetapi masa itu sudah lewat. Pertumbuhan ekonomi global yangsemakin cepat dan bangkitnya aktivitas manufaktur mengarah pada permintaan pasar atasbarang yang tahan lama di seluruh dunia. Ini merupakan kabar baik bagi usahawan yangbisnis intinya mengisi fasilitas manufaktur dunia (Nurtanio, 2006).

Berdasarkan uraian diatas, masalah-masalah yang dikemukan oleh penulis sebagaibahan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Apakah opini auditor mempengaruhi auditor switch pada perusahaan manufaktur?2. Apakah ukuran KAP mempengaruhi auditor switch pada perusahaan manufaktur?3. Manakah diantara opini auditor dan ukuran KAP yang mempunyai pengaruh

dominan terhadap terjadinya auditor switch pada perusahaan manufaktur?

Tujuan PenelitianBerdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Memperoleh bukti empiris apakah opini auditor berpengaruh terhadap auditor

switch pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2004-2008.

2. Memperoleh bukti empiris apakah ukuran KAP berpengaruh terhadap auditorswitch pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2004-2008.

3. Untuk mengetahui manakah diantara opini auditor dan ukuran KAP yangmempunyai pengaruh dominan terhadap auditor switch pada perusahaanmanufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008.

TINJAUAN PUSTAKA

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 Pasal 2tentang “Jasa Akuntan Publik”

Sekarang ini, isu independensi auditor telah semakin penting dalam hal pemberianjasa audit oleh akuntan publik. Pihak pemerintah sebagai regulator diharapkan dapatmemfasilitasi kepentingan dari semua pihak, baik pihak perusahaan, pihak akuntan, danpihak eksternal. Bentuk campur tangan pemerintah dalam hal isu independensi adalahadanya peraturan-peraturan yang mewajibkan adanya rotasi auditor ataupun masa kerjaaudit (audit tenure). Di Indonesia sendiri, peraturan yang mengatur tentang audit tenure

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

157

adalah Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal2 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan tersebut merupakan perubahan atas KeputusanMenteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002, yang mengatur bahwa pemberian jasa auditumum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lamauntuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lamauntuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengandikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasaaudit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lamauntuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lamauntuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan bolehmenerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepadaklien yang di atas. Penelitian ini menggunakan dasar Keputusan Menteri KeuanganRepublik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”karena setting penelitian ini adalah tahun 2004-2008.

Teori tentang Audit TenureAudit tenure adalah masa jabatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam

memberikan jasa audit terhadap kliennya. Ketentuan mengenai audit tenure telahdijelaskan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor359/KMK.06/2003 pasal 2 yaitu masa jabatan untuk KAP paling lama 5 tahun berturut-turut.

Ada kebaikan dan kelemahan pada kewajiban rotasi auditor. Brody dan Moscove(1998) dalam Adibowo (2009) menyatakan bahwa rotasi auditor itu akan meningkatkankualitas audit dan independensi audit melalui suatu pengurangan pengaruh klien terhadapauditor. Kurangnya pengaruh mungkin datang dari risiko kehilangan klien jika auditortidak menyetujui pilihan pelaporan keuangan manajer (Farmer et al.,1987 dalam Adibowo,2009). Lebih lanjut, Knapp (1991) dalam Adibowo (2009) mengemukakan sebuahpandangan bahwa kualitas audit berhubungan positif dengan masa jabatan auditor hanyajika masa jabatan auditor dengan klien ditentukan selama 5 tahun. Sebaliknya, kualitasaudit berpengaruh negatif jika dihubungkan dengan masa jabatan auditor dengan tenurelebih dari 5 tahun.

Isu yang muncul akibat lamanya audit tenure adalah isu independensi auditor. Padabulan Juli 2003, Federasi Akuntan Internasional (IFAC) mengeluarkan suatu dokumenRebuilding Public Confidence in Financial Reporting, dimana IFAC menganggapkekerabatan antara auditor dengan klien sebagai suatu ancaman bagi independensi auditor.Perhatian IFAC yang utama adalah kekerabatan yang berlebihan itu dapat mengakibatkankeragu-raguan atau kepuasan auditor untuk menghadapi tantangan sewajarnya. Dengandemikian, untuk mengurangi tingkatan keragu-raguan diperlukan suatu audit yang efektif(IFAC, 2003 dalam Adibowo, 2009). Louwers (1998) dalam Adibowo (2009) jugamenemukan bahwa lamanya hubungan auditor-klien mempengaruhi kecenderunganauditor untuk mengeluarkan opini going-concern. Karenanya, regulator menyatakanbahwa rotasi auditor dapat meningkatkan kualitas audit dan meningkatkan kualitas prosespelaporan keuangan (Chi dan Huang, 2004).

Badan regulator di beberapa negara telah mengeluarkan regulasi untuk mengaturbatas masa jabatan auditor dalam mengaudit suatu entitas atau klien. Di Indonesia sendiri,pemerintah telah mengatur kewajiban rotasi auditor dengan dikeluarkannya Keputusan

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

158

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “JasaAkuntan Publik” (perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Republik IndonesiaNomor 423/KMK.06/2002) yang mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atas laporankeuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun bukuberturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun bukuberturut-turut.

Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan MenteriKeuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”pasal 3. Peraturan tersebut mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atas laporankeuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun bukuberturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun bukuberturut-turut.

Teori Tentang Auditor SwitchAuditor Switch merupakan pergantian auditor yang dilakukan oleh perusahaan klien.

Di Indonesia terdapat pembatasan jangka waktu untuk setiap Kantor Akuntan Publik(KAP) dan Akuntan publik (AP) dalam melakukan audit terhadap satu kliennya. Haltersebut diatur dalam regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah yang diatur dalamKeputusan Menteri Keuangan No. 359/PMK.06/2003 pasal 6 dan kemudian diperbaharuipada tahun 2008 dengan KMK No.17/PMK.01/2008. Wibowo & Rossieta (2009) dalamSumadi (2010) mengungkapkan bahwa regulasi membatasi hal tersebut agar auditor danklien tidak menciptakan suatu ketergantungan satu sama lain sehingga kualitas audit tetapterjaga dengan hasil opini audit yang objektif. Pergantian KAP (auditor switch) yangdilakukan oleh klien merupakan salah satu cara untuk meningkatkan independensi KAP.

Menurut Davis et al (2000) dalam Sumadi (2010) rotasi audit perlu dilakukanbeberapa argumen : (1) semakin lama auditor bertindak seolah-olah sebagai advisor bagimanajemen, (2) kepentingan agar tidak kehilangan klien memberikan insentif bagi auditoruntuk mendapatkan economic rent dengan semakin lama mereka mempertahankan klien.Namun, ada juga kendala dalam pergantian KAP. Davis et al (2007) dalam Sumadi (2010)berpendapat bahwa setiap penggantian auditor akan menimbulkan biaya baru. Hal initerjadi karena KAP yang baru tidak mempunyai pemahaman yang mendalam mengenaibisnis perusahaan sehingga proses audit dimulai dari awal lagi. Hal tersebut didukung olehNagy (2005) yang menemukan bukti bahwa terdapat kegagalan audit pada tahun-tahunawal dilakukan audit terhadap klien baru.

Kadir (1994) mengemukakan dua pendekatan yang dapat digunakan untukmenjelaskan mengapa perusahaan berpindah KAP, yaitu perspektif auditor dan perspektifperusahaan. Serupa dengan Kadir (1994), Mardiyah (2002) juga menyatakan dua faktoryang mempengaruhi perusahaan berpindah KAP adalah faktor klien (Client-relatedFactors), yaitu : kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, InitialPublic Offering (IPO) dan faktor auditor (Auditor-related Factors), yaitu: fee audit dankualitas audit.

Pergantian auditor secara wajib dengan secara sukarela bisa dibedakan atas dasarpihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu tersebut. Jika pergantian auditor terjadisecara sukarela, maka perhatian utama adalah pada sisi klien. Sebaliknya, jika pergantianterjadi secara wajib, perhatian utama beralih kepada auditor (Febrianto, 2009).

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

159

Ketika klien mengganti auditornya ketika tidak ada aturan yang mengharuskanpergantian dilakukan, yang terjadi adalah salah satu dari dua hal: auditor mengundurkandiri atau auditor diberhentikan oleh klien. Manapun di antara keduanya yang terjadi,perhatian adalah pada alasan mengapa peristiwa itu terjadi dan ke mana klien tersebut akanberpindah. Jika alasan pergantian tersebut adalah karena ketidaksepakatan atas praktikakuntansi tertentu, maka diekspektasi klien akan pindah ke auditor yang dapat bersepakatdengan klien. Jadi, fokus perhatian peneliti adalah pada klien.

Sebaliknya, ketika pergantian auditor terjadi karena peraturan yang membatasitenure, seperti yang terjadi di Indonesia, maka perhatian utama beralih kepada auditorpengganti, tidak lagi kepada klien. Pada pergantian secara wajib, yang terjadi adalahpemisahan paksa oleh peraturan. Ketika klien mencari auditor yang baru, maka pada saatitu informasi yang dimiliki oleh klien lebih besar dibandingkan dengan informasi yangdimiliki auditor. Ketidaksimetrisan informasi ini logis karena klien pasti memilih auditoryang kemungkinan besar akan lebih mudah untuk sepakat tentang praktik akuntansimereka. Sementara itu, auditor bisa jadi tidak memiliki informasi yang lengkap tentangkliennya. Jika kemudian auditor bersedia menerima klien baru, maka hal ini bisa terjadikarena auditor telah memiliki informasi yang cukup tentang klien baru itu atau auditormelakukannya untuk alasan lain, misalnya alasan finansial.

Hubungan Ukuran KAP Terhadap Terjadinya Perpindahan Auditor (AuditorSwitch)

Perusahaan akan mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkankredibilitas laporan keuangan di mata pemakai laporan keuangan itu (Halim, 1997: 79-80).Expertise KAP merupakan salah satu atribut dalam servis KAP besar (Mardiyah, 2002).Adanya faktor expertise itu akan menentukan perubahan auditor oleh perusahaan sehinggaperusahaan lebih memilih KAP besar. Eichenseher dan Shields dalam Kartika (2006)mengemukakan fenomena bahwa persepsi expensive/mahalnya kantor akuntan akanmenentukan kesuksesan klien.

Ukuran KAP bisa dilihat dari beberapa hal yang berkaitan dengan KAP tersebut,misalnya number of client dan sales revenue dari KAP tersebut (Beatty 1989). Namunbanyak pula peneliti yang menggunakan dikotomi brand name KAP yang sudah dikenalluas sebagai pembedaan ukuran KAP, sedangkan istilah ukuran KAP sering diganti denganklasifikasi KAP.

Penelitian-penelitian tentang akuntan publik yang dikaitkan dengan ukuran kantorakuntannya banyak yang mengindikasikan bahwa akuntan bigfirm lebih profesionaldibanding non bigfirm. KAP akan mengembangkan keahlian spesifik industri, yang berartispesialisasi dan peningkatan keahlian yang akan berdampak pada kualitas audit (Craswellet al. 1995). Hasil penelitian itu didukung oleh Shockley dan Holt (1983), Eichenser danDanos (1983), William (1988) serta Francis dan Wilson (1988) yang menyimpulkanbahwa kualitas dan expertise adalah atribut servis yang dimiliki oleh big eight akuntan,dan merupakan faktor yang menyebabkan banyak klien memilih kantor akuntan besar. DeAngelo (1981), Simunic dan Stein (1987) menyimpulkan peningkatan kualitas KAP berartipeningkatan profesionalisme yang akan meningkatkan reputasi, dan reputasi akuntandipengang oleh KAP big eight.

Kenyataannya saat ini banyak klien yang lebih rasional dan cost minded dalammemilih auditor ekstemal. Hal ini menyebabkan peran KAP bigfive dari tahun ke tahunsemakin surut. Kejadian ini dapat dilihat pada skandal Enron vaitu banyak klien secara

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

160

terpaksa mengganti auditornya dengan fee yang lebih wajar, karena klien semakin sadarbahwa tidak ada jaminan kalau besarnya KAP selalu lebih baik mutunya (Harahap, 2002).Hal ini juga didukung oleh peneliian Lekatompessy (1999) bahwa profesinalisme padaKAP besar dan KAP kecil di Indonesia tidak berbeda. Penelitian tentang posisi hierarkijabatan oleh Jimbalvo dan Pratt (1988) dalam Pratt dan Beaulieu (1992) menyimpulkanbahwa perbedaan tugas dan tanggungjawab akuntan disebabkan karena perbedaan hierarkijabatan, semakin tinggi level hierarkinya semakin tinggi tingkat profesionalismenya.

Kualitas KAP bisa dilihat dari beberapa hal yang berkaitan dengan KAP tersebut,misalnya number of client dan sales revenue dari KAP tersebut (Beatty 1989). Namunbanyak pula peneliti yang menggunakan dikotomi brand name KAP yang sudah dikenalluas sebagai pembedaan ukuran KAP, sedangkan istilah ukuran KAP sering diganti denganklasifikasi KAP. Guy (2002), Simamora (2002) dan Jusuf (2001) mengklasifikasikan KAPberdasarkan wilayah kerjanya menjadi KAP Internasional, KAP Nasional, KAP Regionaldan KAP lokal. Bedard et al. (2002) menggunakan tiga level kategori untuk KAP dalampenelitiannya untuk melihat permintaan dan penawaran jasa auditing dalam IPO di PasarQuebec. Tiga kategori tersebut yaitu: big six, national dan local audit firms.

Mayangsari (2002) menyatakan bahwa penelitian tentang KAP di Indonesia seringmenggunakan istilah afiliasi dan nonafiliasi dengan kantor akuntan asing dan dikatakanpula bahwa investor mempersiapkan auditor yang berafiliasi dengan kantor akuntan asingmemiliki kuailtas yang lebih tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yangbisa dikaitkan dengan kualitas, didukung oleh penelitian Goetz et al. (1991) bahwakualitas auditor meningkat sejalan dengan besarnya KAP tersebut. Pengklasifikasian KAPjuga dilakukan oleh IAI dalam Buku Direktori IAI 2001 sampai 2002 yang membedakanKAP yang beroperasi di wilayah Indonesia menjadi dua, yaitu (1) bekerjasama dengankantor akuntan asing, (2) tidak bekerjasama dengan kantor akuntan asing. PembedaanKAP menurut IAI (2001) di atas digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakanistilah KAP, sebagaimana istilah yang digunakan dalam penelitian Bedard et al. (2000),Beasley dan Petroni (1997) dan Clarson dan Simunic (1994) lewat Berdard et al. (2002).

Penelitian Wooten yang memaparkan Teori De Angelo (1981 dalam Yuliana danArdiati, 2004) menunjukkan bahwa the big five cenderung menyajikan audit yang lebihbaik dibandingkan dengan non big five, karena mereka memiliki nama baik yangdipertaruhkan. Selain itu, KAP besar lebih banyak mengeluarkan pendapat going concerndaripada KAP kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa KAP besar lebih menginginkan untukmengambil sikap yang tepat dalam mengeluarkan pendapat yang sesuai dan memilikikemampuan teknis untuk mendeteksi going concern perusahaan sehingga menarik klienlebih banyak. Usai kasus Enron yang melibatkan KAP Arthur Andersen, the big fivemenjadi the big four. Adapun kategori the big four di Indonesia yaitu:

1. KAP Price Waterhouse Coopers (PWC), bekerjasama dengan KAP Drs. HadiSutanto & Rekan, Haryanto Sahari & Rekan.

2. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), bekerjasama dengan KAPSidharta-Sidharta & Widjaja.

3. KAP Ernest & Young (E & Y), bekerjasama dengan KAP Prasetio, Sarwoko, &Sanjadja.

4. KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), bekerjasama dengan KAP HansTuanakotta & Mustofa, Osman Ramli Satrio &Rekan.

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

161

Hubungan Opini Auditor Terhadap Terjadinya Perpindahan Auditor (AuditorSwitch)

Ketidakpuasan atas pendapat auditor menyebabkan timbulnya ketegangan hubunganantara manajemen dan KAP sehingga perusahaan akan mengganti KAP-nya. Lennox(2000) berpendapat bahwa perusahaan yang mengganti KAP menurunkan kemungkinanmendapatkan opini audit yang tidak diinginkan dibandingkan dengan perusahaan yangtidak melakukan pergantian KAP. Hudaib dan Cooke (2005) melakukan penelitian diInggris menemukan bahwa klien memiliki kecenderungan untuk mengganti KAP-nyasetelah menerima opini audit qualified. Temuan ini konsisten dengan temuan Chow danRice (1982), Craswell (1998), dan Gull et al.(1992).

Opini audit selain WTP cenderung mempengaruhi klien untuk melakukan Auditorswitch. Hal ini disebabkan oleh pemberian opini audit selain WTP mengindikasikan terdapatmasalah dalam laporan keuangan sehingga pandangan investor dan kreditor cenderung negatif.Schwartz dan Menon (1985) menyatakan bahwa opini audit selain WTP akan membuatperusahaan kecewa dan meninggalkan KAP tersebut sehingga terjadilah auditor switch.

Opini qualified memang cenderung kurang disukai oleh klien. Klien berusahasedapat mungkin menghindari untuk mendapat opini qualified. Beberapa penelitiansebelumnya yang berhasil membuktikan bahwa qualified opinion merupakan salah satudeterminan yang memicu perpindahan auditor yang dilakukan oleh klien berhasildibuktikan oleh (Chow dan Rice 1982), Craswell (1988), dan Dye (1991). Meskipunmemang tidak terbukti bahwa perusahaan yang menerima qualified opinion akanmenerima opini yang lebih baik setelah mereka melakukan auditor switch (Chow dan Rice1982), (Houghton et al. 1996) dan Lenox (2000). Hasil yang berbeda ditunjukkan olehPragasam dan Stephen, dalam penelitiannya terhadap sejumlah perusahaan di Australiamengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan auditor swicth setelahmenerima qualified opinion akan cenderung menerima opini unqualified opinion padapenugasan berikutnya.

Menurut Geiger dan Rama (2006) dalam Aziz (2008), auditor menghadapi suatudilema dalam memberikan opini audit. Hal itu terjadi karena auditor dihadapkan pada duakemungkinan kesalahan, yaitu (1) laporan audit yang tidak memberikan opini audit goingconcern pada perusahaan yang kemudian bangkrut dan (2) laporan audit yang memberikanopini audit going concern pada perusahaan yang tidak mengalami kebangkrutan padatahun berikutnya. Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditoruntuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya(SPAP, 2001). Pada kesalahan pertama, auditor akan menghadapi tuntutan hukum danauditor dapat kehilangan reputasinya. Sebaliknya pada kesalahan kedua, klien tidak akanmenerima dan akan mengganti auditor tersebut pada periode berikutnya.

Kerangka Konseptual PemikiranKerangka penelitian dalam penelitian ini adalah tentang Pengaruh Opini Auditor dan

Ukuran KAP Terhadap Perubahan Auditor (Auditor Switch) Pada Perusahaan ManufakturYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian inidisajikan dalam gambar di bawah ini:

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

162

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Hipotesis PenelitianH1 : Opini audit berpengaruh signifikan dan negatif terhadap auditor switch pada

perusahaan di Indonesia.H2 : Ukuran KAP berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap auditor switch

pada perusahaan di Indonesia.

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan PenelitianJenis penelitian ini berupa studi empiris yang melakukan pengujian hipotesis

mengnai pengaruh Pengaruh Opini Auditor dan Ukuran KAP Terhadap Perubahan Auditor(Auditor Switch) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,yaitu suatu jenis penelitian dengan mempelajari buku-buku, jurnal dan catatan yangberkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Dari hasil studi ini diharapkan akandiperoleh informasi dan data yang relevan serta akurat yang berkaitan dengan penelitianini.

Populasi, Sampel dan Teknik PenelitianPopulasi

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel dengan pengambilansampel terpilih (non probability sampling) yaitu dengan purposive sampling.

SampelDari populasi tersebut, ditentukan sampel berdasar purposive sampling dengan

tujuan agar diperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.Adapun kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masukkategori industri manufaktur yang terdaftar dari 2007-2009.

2. Perusahaan mempublikasikan laporan tahunan (annual report) selama periodepengamatan (tahun 2007-2009) dan memiliki data lengkap.

3. Perusahaan manufaktur tidak pernah melakukan perpindahan KAP selamaperiode pengamatan 2007-2009.

Opini AuditorAuditor Switch

Ukuran KAP

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

163

Berdasarkan kriteria di atas diperoleh sampel sebagai berikut:

Tabel 1. Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah PerusahaanJumlah populasi 151Kriteria pemilihan sampel1. Tidak mempublikasikan annual report

dan memiliki data tidak lengkap(33)

2. Perusahaan manufaktur yang tidakmelakukan perpindahan KAP

(47)

Total sampel penelitian 71

Sampai dengan tahun 2007 terdapat sebanyak 151 perusahaan manufaktur yangterdaftar sebagai emiten di BEI, namun ada 33 perusahaan manufaktur yang tidakmempublikasikan annual report dan datanya tidak lengkap selama periode penelitian. Darisejumlah 117 sampel tersebut, selama periode 2007-2009 terdapat sebanyak 47 perusahaanmanufaktur yang tidak melakukan perpindahan KAP selama 2007-2009 sehinggadikeluarkan dari sampel. Berdasarkan penggunaan kriteria tersebut di atas, maka jumlahakhir dari sampel diperoleh sebanyak 71 perusahaan manufaktur. Penelitian ini termasukpenelitian time series.

Data dan Metode Pengumpulan DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnyaberupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun dalam arsip yang dipublikasikandan laporan keuangan yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) danmelalui www.idx.co.id. Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini antara lain :

1. Jenis perusahaan yang termasuk ke dalam perusahaan manufaktur yangterdaftar di BEI.

2. Laporan keuangan masing-masing perusahaan yang memuat informasi tentangopini auditor tahun yang diamati dan opini auditor tahun sebelumnya, namaKAP dan ukuran KAP serta pengumuman perpindahan KAP.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitudengan cara mencatat.

Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan didalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah teknik statistikmelalui koefisien parameter untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independenterhadap variabel dependen. Pengujian terhadap hipotesis baik secara parsial maupunsimultan, dilakukan setelah model regresi yang digunakan bebas dari pelanggaran asumsiklasik. Tujuannya adalah agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat danefisien. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

164

Keterangan :Y = Auditor Switch (Dummy)a = Konstantab1- b2 = Koefisien RegresiX1 = Ukuran KAP (Dummy)X2 = Opini Audit (Dummy)e = Tingkat Kesalahan

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkatkepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 5%. Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif atau disebutBLUE (Best Linier Unbiased Estimator), maka model tersebut harus memenuhi asumsiklasik regresi, untuk itu dilakukan uji : multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi,dan normalitas. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dan Koefisien Determinasi (R2).

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Apabila dilihat dari nilai minimum, maksimum dan rata-rata (mean) dan standardeviasi (δ) dari masing-masing variabel penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran KAP, opini Audit terhadap Auditor Switch. Data yangdigunakan dalam penelitian ini untuk masing-masing variabel diperoleh dari 78 sampelperusahaan dikalikan periode tahun pengamatan 5 tahun (2007-2009) sebanyak 234pengamatan. Berikut ini adalah hasil statistik deskriptif dari data yang digunakan dalampenelitian ini:

Tabel 2. Deskriptif Statistik

Mean Std. Deviation N

auditor_switch .42 .495 234

ukuran_KAP .24 .428 234

opini_auditor .36 .482 234

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 2 di atas diketahui bahwa auditorswitch yang merupakan pergantian auditor yang dilakukan oleh perusahaan klien selamatahun 2007-2009 yang juga salah satu cara untuk meningkatkan independensi KAPmenunjukkan nilai rata-rata sebesar 0.42, hal ini berarti bahwa perusahaan yang tidakmelakukan perpindahan KAP (auditor switch) relatif cukup banyak. Ukuran KAP yangmerupakan cara perusahaan dengan mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untukmeningkatkan kredibilitas laporan keuangan di mata pemakai laporan keuangan itumenunjukkan nilai rata-rata sebesar 0.24, hal ini berarti rata-rata perusahaan sampelmenggunakan KAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4.

Opini auditor yang pernyataan auditor atas laporan keuangan dimana biasanya klienmemiliki kecenderungan untuk mengganti KAP-nya setelah menerima opini auditqualified rata-rata sebesar 0.36. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampeldinyatakan unqualified karena nilai rata-rata masih terdapat range yang sangat jauh menujuke angka 1.

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

165

NormalitasUji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel

dependen, variabel independen keduanya memiliki distribusi normal ataukah tidak. Modelregresi yang baik adalah data normal atau mendekati normal. Caranya adalah dengannormal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnyadengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Data yang normal atau mendekatidistribusi normal memiliki bentuk seperti lonceng. Alat analisis yang digunakan dalam ujiini adalah uji Kolmogorov-Smirnov dengan koreksi Lilliefors. Pengambilan keputusanmengenai normalitas adalah sebagai berikut :

1. Jika p < 0,05 maka distribusi data tidak normal2. Jika p > 0,05 maka distribusi data normal

Adapun hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnovdigambarkan dalam Gambar 2. dan Gambar 3. berikut ini :

Gambar 2. Uji Normalitas P-Plot

Gambar 3. Grafik Histogram

Dari grafik histogram di atas model regresi cenderung membentuk kurva normalyang cembung dengan angka standar deviasi mendekati satu yaitu sebesar 0,996 dan padanormal probability plot mengikuti garis diagonal. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwamodel regresi berdistribusi normal.

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

166

MultikolinieritasAdapun hasil pengujian dengan SPSS 16.0 untuk mendeteksi terjadinya gejala

multikolinearitas disajikan sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Uji Multikoliniearitas

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

CollinearityStatistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .468 .043 10.828 .000

ukuran_KAP .069 .075 .059 .914 .362 .994 1.006

opini_auditor -.170 .067 -.166 -2.549 .011 .994 1.006

a. Dependent Variable: auditor_switch

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 3. menunjukkan bahwa semua variabel yangdigunakan dalam penelitian ini memiliki tolerance yang lebih dari 0,1 dan nilai VIF yangkurang dari 10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel penelitian tidak menunjukkanadanya gejala multikolinearitas dalam model regresi.

Pengujian-pengujian di atas telah membuktikan kalau data yang akan digunakantelah memenuhi syarat normalitas, tidak ada heteroskedastisitas, tidak ada autokorelasi,dan bebas multikolinearitas. Dengan 4 pengujian pendahuluan ini, maka pengujian ataspersamaan multiple regression dapat dilakukan dengan hasil yang akurat.

HeteroskedastisitasHasil deteksi dengan melihat scatterplot disajikan dalam Gambar 4. di bawah ini.

Gambar 4. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4. terlihat titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupundibawah angka 0 pada sumbu Y, dan juga terlihat titik-titik tersebut membentuk suatu polatertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terbebas dari masalahheteroskedastisitas.

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

167

AutokorelasiHasil uji autokorelasi Durbin Watson yang dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 16.0 adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi (Durbin Watson)

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .172a

.029 .021 .490 1.761

a. Predictors: (Constant), opini_auditor, ukuran_KAP

b. Dependent Variable: auditor_switch

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4. dimana pada hasil tersebut diperoleh nilaiDW sebesar 1.761. Sedangkan nilai dU yaitu sebesar 1.6768 dan dL sebesar 1.5645. Olehkarena nilai DW 1.647 lebih tinggi dari batas atas (du) 1.6768, sehingga didapatkandL < DW < dU, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut ragu-ragu terjadiautokorelasi.

Analisis InferensialAnalisis Regresi dan Hasil Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana. Analisis ini digunakan untukmengukur kekuatan dua variabel juga menunjukan arah hubungan antara variabeldependen dengan variabel independen. Adapun rumus dari regresi linier sederhana (simpleregresion) untuk menyatakan pengaruh ukuran KAP (X1), Opini Auditor (X2), terhadapAuditor Switch (Y) adalah sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2 + e

Analisis regresi linier digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untukmengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas (Ghozali, 2001). Adapun hasilpengolahan data sebagi berikut:

Tabel 5. Hasil Analisis Regresi

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .468 .043 10.828 .000

ukuran_KAP .069 .075 .059 .914 .362 .994 1.006

opini_auditor -.170 .067 -.166 -2.549 .011 .994 1.006

a. Dependent Variable: auditor_switch

Berdasarkan hasil pengujian dengan metode regresi linier sederhana untuk mengujipengaruh variabel ukuran KAP (X1), opini auditor (X2) terhadap auditor switch (Y) makadapat disusun sebuah persamaan sebagai berikut :

Y = 0.468 + 0.069X1 – 0.170 + e

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

168

Hasil Pengujian HipotesisPengujian hipotesis uji F digunakan untuk melihat apakah secara keseluruhan

variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Dari hasilpengujian simultan diperoleh sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil Uji F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.684 2 .842 3.509 .032a

Residual 55.431 231 .240

Total 57.115 233

a. Predictors: (Constant), opini_auditor, ukuran_KAPb. Dependent Variable: auditor_switch

Hasil pengolahan data terlihat bahwa variabel independen ukuran KAP (X1), opiniauditor (X2) mempunyai signifikansi F hitung sebesar 3.509 dengan tingkat signifikansiyang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian hasil analisis dalam penelitian inimenunjukkan bahwa variabel ukuran KAP (X1), opini auditor (X2) berpengaruh secarasimultan terhadap auditor switch (Y) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar padaBEI tahun 2007-2009. Jadi berdasarkan hasil pengujian F maka dinyatakankelayakan model (goodness of fit) model regresi lienar berganda dapat dianalisis lebihlanjut. Hal ini berarti keputusan yang dimabil adalah terima H1 dan tolak H0.

Pengujian Determinan (R2)Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel-variabel dependen. Nilai koefisien adalah antara nolsampai dengan satu dan ditunjukkan dengan nilai adjusted R2. Dan berdasarkan hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa nilai koefisien determinan (R2) diperoleh hanya sebesar0.029 atau 2.9%. Hal ini menunjukkan bahwa 1.2% auditor switch yang dilakukan olehperusahaan klien dipengaruhi oleh variabel ukuran KAP dan Opini auditor. Sedangkansisanya sebesar 97.1% dijelaskan oleh variabel lain.

Tabel 7. Hasil Uji Determinasi

Model R R SquareAdjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .172a

.029 .021 .490

a. Predictors: (Constant), opini_auditor, ukuran_KAPb. Dependent Variable: auditor_switch

Hasil Pengujian Hipotesis (Uji Statistik t)Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2001). Hasil pengujiananalisis regresi sebagaimana pada lampiran diketahui nilai t hitung sebagai berikut :

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

169

Tabel 8. Hasil Pengujian Hipotesis

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .468 .043 10.828 .000

ukuran_KAP .069 .075 .059 .914 .362

opini_auditor -.170 .067 -.166 -2.549 .011

a. Dependent Variable: auditor_switch

Berdasarkan hasil Uji t, maka pengambilan keputusannya berdasarkan Pengujianterhadap variable auditor switch. Hipotesis kedua menyebutkan bahwa ukuran KAP danopini auditor berpengaruh terhadap auditor switch. Berdasarkan hasil perhitungan datamenggunakan program SPSS diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi sebesar 0.362. Iniberarti keputusan tolak H1, artinya ukuran KAP tidak berpengaruh secara parsial terhadapauditor switch karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Sebaliknya hipotesis ketigayang menyebutkan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap auditor switch, hasilperhitungan data menggunakan program SPSS diperoleh hasil bahwa nilai signifikansisebesar 0.011. Ini berarti keputusan tolak H0, artinya opini auditor berpengaruh secaraparsial terhadap auditor switch karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Secara keseluruhan hasil uji t menunjukkan bahwa hanya opini auditor yangberpengaruh secara parsial terhadap perpindahan KAP yang dilakukan oleh perusahaanklien (auditor switch).

Pembahasan HasilPerusahaan akan mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkan

kredibilitas laporan keuangan di mata pemakai laporan keuangan itu (Halim, 1997 dalamDamayanti dan Sudarma, 2007). Expertise KAP merupakan salah satu atribut dalam servisKAP besar (Mardiyah, 2002). Adanya faktor expertise itu akan menentukan perubahanauditor oleh perusahaan sehingga perusahaan lebih memilih KAP besar. Eichenseher danShields dalam Kartika (2006) mengemukakan fenomena bahwa persepsiexpensive/mahalnya kantor akuntan akan menentukan kesuksesan klien.

Telah diusulkan dalam literatur bahwa KAP yang lebih besar (Big 4) biasanyadianggap lebih mampu mempertahankan tingkat independensi yang memadai daripadarekan-rekan mereka yang lebih kecil karena mereka biasanya menyediakan berbagailayanan untuk klien dalam jumlah yang besar, sehingga mengurangi ketergantunganmereka pada klien tertentu (Dopuch, 1984; Wilson dan Grimlund, 1990 dalam Nasser etal., 2006). Selain itu, KAP yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitasaudit yang tinggi dan menikmati reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis dan karena itu,akan berusaha untuk mempertahankan independensi mereka untuk menjaga image mereka(DeAngelo, 1981; Dopuch, 1984; Wilson dan Grimlund, 1990 dalam Nasser et al., 2006).Terlebih lagi, KAP yang lebih besar juga dianggap lebih independen daripada rekan-rekanmereka yang lebih kecil dalam menahan tekanan manajemen pada saat terjadi perselisihanketika mereka biasanya memiliki lebih banyak klien dan mampu untuk menyerahkansebagian dari klien mereka yang lebih sulit (Chow dan Rice, 1982). Oleh karena itu,Ukuran KAP berpengaruh secara negatif terhadap auditor switch pada perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEI.

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

170

KAP Big Four dianggap memiliki kualitas yang lebih tinggi apabila dibandingkandengan KAP non Big Four. DeAngelo (1981) dalam Tate (2006) menyebutkan bahwaKAP besar menyediakan ukuran KAP yang lebih tinggi. Variabel ukuran KAPmenunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0.069 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar0,362, lebih besar dari α =5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan tidakadanya pengaruh ukuran KAP terhadap Auditor Switch. Hasil penelitian ini tidakmendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mardiyah (2002) dan Kartika(2006). Mardiyah (2002) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh perubahankontrak, keefektifan auditor, reputasi klien, biaya audit, faktor klien, dan faktor auditorterhadap auditor changes dengan analisis regresi dan model RPA (Recursive PartitioningAlgorithm). Hasil yang didapat Kartika (2006) adalah ukuran KAP dan persentaseperubahan Return on Assets (ROA) perusahaan mempengaruhi perusahaan berpindahKAP. Eichenseher dan Shields dalam Kartika (2006) mengemukakan fenomena bahwapersepsi expensive/mahalnya kantor akuntan akan menentukan kesuksesan klien.

Pernyataan atas laporan keuangan atau opini auditor KAP tidak berubah dengandigunakannya jasa KAP Big Four oleh perusahaan sampel sebaliknya perusahaan harusmengeluarkan biaya yang relatif mahal atas fee audit untuk jasa KAP Big Four.Disamping itu, Davis et al. (2007) berpendapat bahwa setiap penggantian auditor akanmenimbulkan biaya baru. Hal itu terjadi karena KAP yang baru tidak mempunyaipemahaman yang mendalam mengenai bisnis perusahaan sehingga proses audit dimulaidari awal lagi. Adanya faktor expertise KAP akan menentukan perubahan audit sehinggaperusahaan akan lebih memilih KAP Big Four untuk meningkatkan kredibilitasperusahaan di mata pelaku pasar modal, dalam penelitian ini ternyata tidak ditemukankarena kemungkinan perusahaan sampel menganggap bahwa tingkat expertise KAP tidakditentukan oleh klasifikasi Big Four atau Non Big Four akan tetapi kualitas audit danindependensi dari auditor KAP tersebut.

Ketidakpuasan atas pendapat auditor menyebabkan timbulnya ketegangan hubunganantara manajemen dan KAP sehingga perusahaan akan mengganti KAP-nya. Lennox(2000) berpendapat bahwa perusahaan yang mengganti KAP menurunkan kemungkinanmendapatkan opini audit yang tidak diinginkan dibandingkan dengan perusahaan yangtidak melakukan pergantian KAP. Hudaib dan Cooke (2005) melakukan penelitian diInggris menemukan bahwa klien memiliki kecenderungan untuk mengganti KAP-nyasetelah menerima opini audit qualified. Temuan ini konsisten dengan temuan Chow danRice (1982), Craswell (1998), dan Gull et al.(1992).

Jika auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian (tidak denganharapan perusahaan), perusahaan akan berpindah KAP yang mungkin dapat memberikanopini sesuai dengan yang diharapkan perusahaan (Tandirerung, 2006 dalam Damayantidan Sudarma, 2007). Hal ini disebabkan oleh pemberian opini audit selain WTPmengindikasikan terdapat masalah dalam laporan keuangan sehingga pandangan investordan kreditor cenderung negatif. Schwartz dan Menon (1985) menyatakan bahwa opiniaudit selain WTP akan membuat perusahaan kecewa dan meninggalkan KAP tersebutsehingga terjadilah auditor switch. Manajemen akan memberhentikan auditornya atas opiniyang tidak diharapkan perusahaan atas laporan keuangannya dan berharap untukmendapatkan auditor yang lebih lunak/more pliable (Carcello dan Neal, 2003 dalamDamayanti dan Sudarma, 2007). Chow dan Rice (1982) mendapatkan bukti empiris bahwa

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

171

perusahaan cenderung berpindah KAP setelah menerima qualified opinion atas laporankeuangannya.

Variabel Opini auditor menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0,170 dengantingkat signifikansi (p) sebesar 0,011, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α=5% maka hipotesis ke-3 berhasil didukung. Penelitian ini membuktikan adanya pengaruh opini auditor terhadap auditor switch. Hasil penelitian inimendukung hasil penelitian Kadir (1994), dan Chow dan Rice (1982).

PENUTUP

KesimpulanVariabel ukuran KAP dan opini auditor berpengaruh positif dan signifikan secara

simultan terhadap auditor switch, dengan nilai F hitung= 3.509 dan (p = 0.032 < 0.05)dengan nilai R Square 0.029 atau 2.9%. Dengan demikian pengambilan keputusan yangdilakukan adalah menerima Hipotesis H1. Secara parsial, Variabel ukuran KAP tidakberpengaruh signifikan terhadap auditor switch, dengan koefisien regresi 0.069 dansignifikansi p = 0.362 > 0.05. Dengan demikian pengambilan keputusan yang dilakukanadalah menolak Hipotesis H2. Secara parsial, Variabel opini auditor tidak berpengaruhpositif dan signifikan terhadap auditor switch, dengan koefisien regresi -0.170 dansignifikansi p = 0.011 < 0.05. Dengan demikian pengambilan keputusan yang dilakukanadalah menerima Hipotesis H3.

SaranAdapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:1. Pemilihan objek penelitian hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009 saja. Oleh karena itu, penelitian selanjutnyamungkin dapat mempertimbangkan untuk menggunakan objek penelitian seluruhperusahaan yang terdaftar di BEI, sehingga dapat dilihat generalisasi teori secaravalid.

2. Penelitian ini hanya menguji pengaruh variabel-variabel ukuran KAP dan opiniaudit, terhadap auditor switch. Variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruhjuga terhadap auditor switching tidak diuji dalam penelitian ini. Misalnya,sejumlah variabel penting seperti karakteristik corporate governance yang dapatmeningkatkan pengetahuan mengenai audit tenure dan auditor switching diIndonesia, tidak dimasukkan ke dalam model regresi.

3. Peneliti lain yang berminat pada bidang penelitian serupa sebaiknyamengembangkan penelitian ini dengan memasukkan variabel-variabel lainnya.Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan periode waktu yang lebih panjangkarena periode yang lebih panjang diharapkan dapat memungkinkan klasifikasiberdasarkan audit tenure, seperti pada penelitian Nasser et al. (2006), sekaligusuntuk mengetahui dampak adanya Keputusan Menteri Keuangan Nomor423/KMK.06/2002 tentang pembatasan praktik akuntan publik dan kantorakuntan publik.

4. Auditor switch dalam penelitian ini hanya memperhatikan pergantian pada tingkatKAP, tidak memperhatikan pergantian pada tingkat akuntan publik.

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

172

5. Bagi perusahaan, di tengah begitu banyaknya KAP yang memberikan kemudahanbagi perusahaan untuk berpindah KAP, sebaiknya perusahaanmempertimbangkan matang-matang keputusannya untuk berpindah KAP atautidak. Hal ini sangat penting, mengingat laporan auditor independen ataskewajaran laporan keuangan perusahaan ikut menentukan kelangsungan hidupperusahaan karena erat kaitannya dengan para stakeholder-nya.

6. Terkait dengan undang-undang, pihak regulator sebaiknya mulaimempertimbangkan hal penunjukan dan perpindahan KAP oleh perusahaanpublik. Fenomena yang terjadi sekarang di Indonesia adalah perusahaan publikyang terdaftar di bursa efek cenderung dikendalikan oleh keluarga sebagaipemegang saham mayoritas. Hal ini tentunya mempengaruhi penunjukan KAPyang merupakan hasil RUPS sementara KAP yang ditunjuk tersebut akanmengaudit dan menyatakan kewajaran laporan keuangan perusahaan merekasendiri. Fenomena seperti ini tentunya memberi keuntungan pada para pemegangsaham tersebut. Sebaiknya perlu ada substansi yang mengatur tentang praktekpenunjukan KAP oleh pemegang saham independen sehingga penunjukan atauperpindahan KAP benar-benar merupakan proses yang “bersih”.

DAFTAR PUSTAKA

Bursa Efek Indonesia. n.d. Indonesian Capital Market Directory 2005-2009. Jakarta:Bursa Efek Indonesia.

Chi, W. dan H. Huang. n.d. Discretionary Accruals, Audit-Firm Tenure and AuditorTenure: An Empirical Test in Taiwan. Department of Accounting National TaiwanUniversity.

Chow, C.W. dan S.J. Rice. 1982. “Qualified Audit Opinions and Auditor Switching”. TheAccounting Review, Vol. LVII, No. 2, pp. 326-335.

Damayanti, S. dan M. Sudarma. 2007. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PerusahaanBerpindah Kantor Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi 11, Pontianak.

Davis, L. R., Soo, B., & Trompeter, G. 2007. Auditor Tenure and Ability to Meet or BeatEarning Forecast.

Eichenseher J.W, M. Hagigi dan D. Shields (1989), Market Reaction to Auditor Changesby OTC Companies, Auditing : A Journal of Practice and Theory, pp 29-40.

Febrianto, R. 2009. “Pergantian Auditor dan Kantor Akuntan Publik”.

Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro.

Houghton K, Christine Jubb dan Christine Tan (Dec 1996), Opportunism and Ethics: ANote on Audit Qualifications and Auditee Switch Decision,http://www.gu.edu.au/text/school/abf/journal/Vol I.htm.

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/... · JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch(Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI)

VOL. 1 NO. 2

MEI 2011

173

Hudaib, M. dan T.E. Cooke. 2005. “The Impact of Managing Director Changes andFinancial Distress on Audit Qualification and Auditor Switching”. Journal ofBusiness Finance & Accounting, Vol. 32, No. 9/10, pp. 1703-39.

Joher H. Shamser Mohamad, Mohd Ali dan Annuar M.N (Oct 2000), The Auditor SwitchDecision of Malaysian Listed Firms: An Analysis of Its Determinants &WealthEffect, http://bear.cba.ufl.edu/hackenbrack/PAPER 24.pdf.

Kadir, M.N. 1994. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah KAP. TesisFakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Kartika, R.D. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan KlienMelakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Changes). Skripsi FakultasEkonomi Universitas Brawijaya, Malang.

Lennox, C. Stephen (2000), Do Companies Succesfully Engage in Opinion Shopping?,Journal of Accounting and Economics, Vol 29, pp 321-337.

Mardiyah, A.A. 2002. “Pengaruh Faktor Klien dan Faktor Auditor terhadap AuditorChanges: Sebuah Pendekatan dengan Model Kontinjensi RPA (Recursive ModelAlgorithm)”. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol 3, No. 2, pp. 133-154.

Menteri Keuangan, 2003, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 jo359/KMK.06/2003 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta.

Schwartz, K.B. dan K. Menon. 1985. “Auditor Switches by Failing Firm”. The AccountingReview, Vol. LX, No. 2, pp. 248-261.

Smith, D.B. dan D.R. Nichlos (Oct, 1982), A Market Reaction Test of Investor Reaction toClients Auditors disagreement, Journal of Acoounting and Economics, pp 109- 120.

Tate, S.L. 2006. “Auditor Change and Auditor Choice in Non-Profit Organizations”.Department of Accounting and Finance University of New Hampshire.

Willingham, John J. dan Carmichael (1997), Perspectives in Auditing, New York:McGraw-Hill.

http://ejournal.unud.ac.id/new/abstrak-42-1755-opini-audit-going-concern-kajian-berdasarkan-model-prediksi-kebangkrutan-pertumbuhan-perusahaan-leverage-dan-reputasi-auditor.html. diakses 26 Februari 2010.

http://rfebrianto.blogspot.com/2009/05/pergantian-auditor-dan-kantor-akuntan.html.diakses 25 November 2010.