faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi peternak …
TRANSCRIPT
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASIPETERNAK DALAM PENGEMBANGBIAKAN SAPI
POTONG DI DESA PATAPPA KECAMATANPUJANANTING KABUPATEN BARRU
SAFRI105960049610
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2015
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASIPETERNAK DALAM PENGEMBANGBIAKAN SAPI
POTONG DI DESA PATAPPA KECAMATANPUJANANTING KABUPATEN BARRU
SAFRI105960049610
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana PertanianStrata Satu (S1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi MotivasiPeternakDalam Pengembangbiakan Sapi Potong DiDesa Patappa Kecamatan Pujananting KabupatenBarru
Nama : Safri
Stambuk : 105960049610
Konsentrasi : Penyuluhan Dan Komunikasi Pertanian (PKP)
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Mohammad Natsir, S.P., M.P Syatir, S,P. M.si
Diketahui
Dekan Ketua Prodi
Ir. Saleh Molla, M.M. Amruddin, S.Pt, M.Si
iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi MotivasiPeternakDalam Pengembangbiakan Sapi Potong DiDesa Patappa Kecamatan Pujananting KabupatenBarru
Nama : Safri
Stambuk : 105960049610
Konsentrasi : Penyuluhan Dan Komunikasi Pertanian (PKP)
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetui
1. Dr. Mohammad Natsir, S.P., M.P (…………….……………)Pembimbing I
2. Syatir, S,P. M.si (……………….…………)Pembimbing II
3. Ir. Hj Nailah Husain M.Si (……………….…………)Penguji I
4. Amanda F. Pattapari S.TP. M,Si (……………….…………)Penguji II
Tanggal /…/…/2015
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala
kehadirat-Nya yang telah memberikan limpahan rahmat, karunia dan kekuatan
sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Salam dan shalawat senantiasa
penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai satu-satunya uswa
dan qudwah dalam menjalankan aktivitas keseharian di atas permukaan bumi ini,
juga kepada keluarga beliau, para sahabatnya, dan orang-orang mukmin yang
senantiasa istiqomah meniti jalan hidup ini, hingga akhir zaman dengan Islam
sebagai satu-satunya agama yang diridhai Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini, terwujud berkat uluran tangan dari insan-insan yang telah digerakkan
hatinya oleh Sang Khaliq untuk memberikan dukungan, bantuan dan bimbingan
bagi penulis. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang tak
terhingga, atas segala bantuan moril dan materil yang diberikan kepada penulis.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya, penulis
sampaikan kepada:
1. Dr. Mohammad Natsir, S.P., M.P. dan Syatir, S,P. M.si.Selaku pembimbing I
dan pembimbing II penulis, atas segala Ilmu,perhatian, dan keikhlasan dalam
meluangkan waktu membimbing dan memberikan saran-saran pemikiran
maupun motivasi kepada penulis
2. Ir. Saleh Molla, M.M. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
v
3. Amruddin, S.Pt.,M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar, yang tiada hentinya memberikan motivasi kepada
mahasiswa agribisnisagar segera menyelesaikan studinya.
4. Kedua Orang tuaku ayahanda Sabang dan ibunda Marni dan saudara-
saudaraku dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik
moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis
6. Kepada Pihak pemerintah Bapak Kepala Desa Patappa yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.
7. Kakanda AdhamRichardy, dan teman-teman yang tiada hentinya memotivasi
penulis dalam penelitian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsiini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik yang
sifatnya konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsiini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis memohon ridha dan
magfirahnya, semoga segala dukungan serta bantuan semua pihak mendapat
pahala yang berlipat ganda disisi Allah SWT semoga karya ini dapat bermanfaat
kepada para pembaca, Amin.
Makassar,................2015
Safri
vi
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSIDAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Motivasi Peternak Dalam Pengembangbiakan Sapi Potong
Di Desa Patappa Kecamatan Pujananting kabupaten Barru” Merupakan
karya asli seluruh ide yang adadalam skripsi ini, kecuali yang saya nyatakan
sebagai kutipan, merupakan ide yang saya susun sendiri. Selain itu, tidak ada
bagian dan skripsi ini yang telah saya gunakan sebelumnya untuk memperoleh
gelar atau sertifikat akademik.
Jika pernyataan di atas terbukti sebaliknya, maka saya bersedia menerima sanksi
yang ditetapkan oleh Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar,Oktober 2015
Safri
105960049610
vii
ABSTRAK
SAFRI. 105960049610. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi PeternakDalam Pengembangbiakan Sapi Potong Di Desa Patappa Kecamatan PujanantingKabupaten Barru.Dibawah bimbingan MOHAMMAD NATSIR,dan SYATIR.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor internaldengan faktor eksternal terhadap motivasi peternak dalam pengembangbiakan sapipotong di Desa Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Patappa Kecamatan PujanantingKabupaten Barru selama bulan Oktober 2015. Sempel yang dipakai dalampenelitian ini adalah masyarakat yang memiliki peternakan sapi potong. Jumlahpopulasi petani tambak ikan nila dan ikan lele sebanyak 250 orang dan sempelyang digunakan sebanyak 30 orang. Dengan menggunakan penentuan sempelmenggunakan metode Simple Random Sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi peternak dalampengembangbiakan sapi potong di Desa Patappa Kecamatan PujanantingKabupaten Barru dikategorikan dalam 2 pertanyaan yaitu faktor internal danfaktor ekternal. Dimana faktor internal di kategorikan sangat baik dengan nilairata-rata 2.45. dan faktor ekternal diklasifikasikan dalam kategori sangat baikdengan nilai rata-rata 2.43. ini menunjukkan bahwa peternak memiliki motivasiyang baik dalam pengembangbiakan sapi potong .dan hubungan antara faktorinternal dan faktor eksternal pada motivasi peternak berhubungan nyata(signifikan) dengan tingkat korelasi sebesar 37,4% (0,374) pada tingkatkepercayaan 95% (α=0,05)..
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
HALAMAN KOMISI PENGUJI..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ........................................................ vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Ternak Sapi Potong..................................................................... 5
2.2 Teori Motivasi (Motivation Theory) ...................................................... 7
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Motivasi………….. ................... 10
a. Faktor Internal .................................................................................... 10
b. Faktor Eksternal .................................................................................. 11
2.4 Kerangka Pikir ....................................................................................... 12
2.5 Hipotesis ................................................................................................ 14
ix
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 15
3.2 Teknik Pengambilan Sampel ................................................................. 15
3.3 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 15
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 16
3.5 Analisis Data ......................................................................................... 17
3.6 Definisi Oprasional ................................................................................ 18
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH
4.1 Letak Geografis dan Tofografi............................................................... 21
4.2 Keadaan Penduduk................................................................................. 21
4.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ........... 22
4.2.2 Mata Pencaharian Penduduk .......................................................... 23
4.2.3 Sarana dan Prasarana...................................................................... 24
4.2.4.Keadaan Wilayah Desa Patappa .................................................... 24
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden ........................................................................ 26
5.1.1 Umur............................................................................................... 26
5.1.2 Tingkat Pendidikan ........................................................................ 27
5.1.3Tanggungan Keluarga ..................................................................... 28
5.1.4 JumlahTernak…………………………………………… ............. 29
5.2. Motivasi peternak dalam pengembangbiakan pada sapi potong........... 30
5.2.1 Faktor Internal ................................................................................ 31
5.2.2 Faktor Eksternal ............................................................................. 33
5.3. Analisis Korelasi antara Faktor Internal dan Eksernal pada
Motivasi Peternak ................................................................................. 35
x
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 37
6.2 Saran ..................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 39
LAMPIRAN (Berisi) ........................................................................................ 40
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 52
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Patappa KecamatanPujananting Kabupaten Barru ...................................................................... 22
2. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa PatappaKecamatan Pujananting Kabupaten Barru ................................................... 23
3. Sarana dan Prasarana Umum di Desa Patappa KecamatanPujananting Kabupaten Barru ...................................................................... 24
4. Jenis Komoditi Pertanian, Peternakan dan Luas Penggunaan LahanDesa Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru ............................ 25
5. Klasifikasi Umur Respon dan Peternak Sapi Potong Desa PattappaKecamatan Pujananting Kabupaten Barru ................................................... 27
6. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Responden Desa patappaKecamatan Pujananting Kabupaten Barru ................................................... 28
7. Klasifikasi Tanggungan Keluarga Responden Peternak SapiPotong Desa Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru ................ 29
8. Jumlah ternak sapi potong petani responden di Desa PatappaKecamatan Pujananting Kabupaten Barru ................................................... 30
9. Rata-rata nilai faktor internal petani responden atau peternak sapipotong di Desa Patappa Kecamatan Pujananti Kabupaten Barru ................ 31
10. Rata-rata nilai factor eksternal petani responden atau peternak sapipotong di DesaPatappa Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru ............ 33
11. Analisis Korelasi antara Faktor Internal dan Eksernal padaMotivasi Peternak ........................................................................................ 35
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Kuisioner...................................................................................................... 41
2. Responden Peternak Sapi Potong Di Desa Patappa KecamatanPujananting Kabupaten Barru ...................................................................... 44
3. Faktor Internal Peternak Sapi Potong Di Desa Patappa KecamatanPujananting Kabupaten Barru ...................................................................... 45
4. Faktor Eksternal Peternak Sapi Potong Di Desa Patappa KecamatanPujananting Kabupaten Barru ..................................................................... 46
5. Hasil Analisis Statistik Nonparametric dengan Metode BivariateCorrelations dan Model Uji Spearman pada Motivasi Peternakterhadap Faktor Internal (Y) dan Faktor Eksternal (X)................................ 47
6. Dokumentasi ................................................................................................ 48
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat dan kesadarannya akan
pentingnya protein hewani untuk kesehatan dan kecerdasan, maka kebutuhan
permintaan daging sapi menjadi semakin meningkat. Sementara laju peningkatan
populasi ternak sapi potong didalam negeri sebagai bahan baku produksi daging
tidak dapat mengimbangi laju permintaannya sehingga ketersediaan daging dalam
negeri selalu mengalami kekurangan. Avianto dan Ritinov (2010) melaporkan
bahwa secara nasional diperkirakan sekitar 150-200 ribu ekor sapi betina
produktif dikeluarkan setiap tahunnya di wilayah sentra produksi. Sementara itu,
di Sulawesi Selatan, yang merupakan salah satu wilayah sentra produksi sapi Bali
di 304 Indonesia, persentase pengurangan populasi (pemotongan, pengeluaran
ternak dan kematian) mencapai 13,29% sedangkan persentase pertambahan
populasi ( pemasukan sapi, kelahiran baik hasil IB maupun kawin alam) mencapai
7, 42 % , sehingga laju penurunan populasi per tahun adalah – 4,59 % (Sonjaya,
2005). Sampai saat ini, berbagai upaya kebijakan telah ditempuh pemerintah
(pusat dan daerah) untuk penyelamatan sapi betina produktif, baik secara makro
(kebijakan pelarangan pemotongan dan pembatasan pengeluaran sapi betina
produktif) maupun secara mikro (kebijakan pemberian dana insentif pada
peternak), namun pemotongan sapi betina produktif di RPH dan perdagangan sapi
betina produktif antar pulau dan pasar hewan di wilayah sentra produksi masih
terus berlangsung dan bahkan sulit untuk dikendalikan (Sonjaya, 1996).
2
Salah satu usaha manusia dalam memanfaatkan lingungan fisik adalah
usaha peternakan. Dalam usaha ini terjadi aktivitas-aktivitas yang berhubungan
antara manusia dengan ternak dan tumbuh-tumbuhan serta manusia dengan
manusia lain (peternak dengan pedagang maupun dengan konsumen). Dalam
usaha peternakan tersebut terlihat bahwa terdapat usaha yang produktif, dimana
manusia berusaha memenuhi kebutuhan dengan memanfaatkan ternak. Kebutuhan
manusia yang diperoleh dari peternakan tersebut dapat berupa daging dan susu
sebagai bahan konsumsi sedangkan kotoran ternak digunakan sebagai pupuk
untuk berbagai tanaman. Disamping itu ternak juga merupakan satu komponen
lingungan fisik dimana ternak yang dipelihara memanfaatkan tumbuhan sebagai
makanan ternak dalam usaha peternakan. Dengan demikian jelas bahwa
peternakan merupakan salah satu usaha manusia dalam memanfaatkan
lingkungannya.
Sebagian besar masyarakat pedesaan memanfaatkan ternak sebagai usaha
sampingan, karena kehidupan masyarakat pedesaan pada umumnya masih
bertumpu pada usaha pertanian. Dari kenyataan itu tidaklah mengherankan
apabila tingkat pendapatan masyarakat pedesaan tergolong rendah dan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhanya hidupnya. Rendahnya tingkat pendapatan
petani tidak terlepas dari kesempatan kerja yang tersedia di pedesan dan fenomena
seperti itu merupakan kendala bagi proses pembangunan yang merata.
Adanya kondisi seperti itu adalah akibat dari pengaruh pertumbuhan
penduduk semakin tinggi semantara luas lahan garapan makin sempit dan di
tambah lagi masih ada diterapkannya sistem warisan yang terus berkembang di
3
daerah pedesan yang mengakibatkan luas lahan garapan semakin berkurang,
maka pendapatan yang diperoleh dari sektor pertanian kususnya tanaman pangan
berkurang dan kurang memadai. Petani menyadari hal itu, maka petani harus
berusaha mencari sumber penghasilan tambahan sebagai tambahan kebutuhan
hidup sehari-hari dan sumber mata pencaharian sampingan yang dikerjakan itu
dapat berasal dari sektor pertanian (buruh tani dan peternakan) maupun dari usaha
non pertanian.
Dalam meningkatkan pendapatan maka sub sektor peternakan
merupakan salah satu sumber lain dari pendapatan petani disamping tanaman
pangan. Salah satu jenis usaha peternakan adalah usaha peternakan sapi potong.
Hampir seluruh masyarakat pedesaan terutama petani memiliki ternak
karena ternak yang dimiliki oleh penduduk desa mempunyai berbagai fungsi
antara lain sebagai tenaga dan tabungan di samping itu dengan ternak diharapkan
dapat sebagai sumber pupuk kandang yang bermanfaat untuk menyuburkan
berbagai tanaman dan produksi pangan akan terpenuhi/naik.
Salah satu desa yang menjadi pusat peternakan sapi potong adalah Desa
Patappa, Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru. Daerah ini merupakan daerah
yang banyak melakukan pengembangbiakan sapi potong yg sangat berpengaruh
kepada masyarakat yang membudidayakannya.
4
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjabaran dari latar belakang yang diuraikan di atas maka di tarik
kesimpulan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana motivasi peternak sapi potong di Desa Patappa kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru ?
2. Apakah terdapat hubungan antara faktor internal dengan faktor eksternal pada
motivasi peternak sapi potong di Desa Patappa kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru ?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Menganalisis motivasi peternak sapi potong di Desa Patappa Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru.
2. Menganalisis Hubungan Faktor internal dengan faktor eksternal terhadap
Motivasi peternak sapi potong di Desa Patappa Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru.
Kegunaan penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana motivasi peternak sapi potong di Desa Patappa
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.
2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan faktor internal dengan faktor eksternal
terhadap motivasi peternak sapi potong di Desa Patappa Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Ternak Sapi Potong
Peternakan sapi potong merupakan suatu industri di bidang agribisnis
dengan rantai kegiatannya tidak hanya terbatas pada kegiatan on farm, tetapi juga
meluas hingga kegiatan di hulu dan hilir sebagai unit bisnis pendukungnya. Di
hulu, produksi bibit, pakan, sapronak merupakan kegiatan besar yang sangat
mendukung tercapainya produktivitas sapi potong yang hebat, sementara di hilir,
penanganan pascapanen memegang peranan yang sangat kuat untuk
meningkatkan kualitas dan nilai tambah (value added) bagi daging sapi. Kegiatan-
kegiatan tersebut perlu dilakukan secara integritas agar terbentuk sistem industri
peternakan sapi potong yang kuat (Rianto dan Purbowati, 2009).
Potensi sapi potong lokal sebagai penghasil daging belum dimanfaatkan
secara optimal melalui perbaikan manajemen pemeliharaan. Sapi lokal memiliki
beberapa kelebihan, yaitu daya adaptasinya tinggi terhadap lingkungan setempat,
mampu memanfaatkan pakan berkualitas rendah, dan mempunyai daya reproduksi
yang baik (Yusdja dan Ilham,2004).
Menurut Prawirokusumo (1990), perlu disadari bahwa manajemen usaha
peternakan berbeda dengan manajemen bisnis non farm, dimana usaha peternakan
sangat dinamis. Beberapa perbedaan antara lain :
Faktor-faktor produksi kurang dapat dipisah-pisahkan sehingga mengurangi
efisiensi usaha.
6
a) Sukar dipisahkan kepentingan rumah tangga dan usaha taninya.
b) Fixed cost perunit out put relatif tinggi, karena adanya batasan-batasan
biologis misalnya pemerahan susu tidak bisa lebih dari 5 kali/hari, sedangkan
bukan barang hidup seperti mesin penggunaannya mungkin dapat lebih sering.
c) Kurang dapat mengurangi ongkos produksi pada keadaan harga rendah.
d) Organisasi usaha peternakan kurang spesifik, sehingga efisiensi tenaga kerja
kurang dapat dicapai (seorang manajer juga merangkap sebagai pemilik dan
pelaksana).
e) Risiko usaha relatif lebih tinggi, karena berusaha dengan barang hidup, yang
sangat dipengaruhi oleh iklim, cuaca dan penyakit.
Adapun keuntungan ekonomis yang diperoleh dari usaha ternak sapi potong
menurut Murtidjo (2000) menyatakan bahwa, keuntungan ekonomis dari ternak
sapi potong sebagai lapangan usaha antara lain:
a) Sapi potong dapat memanfaatkan bahan makanan yang rendah kualitasnya,
menjadi produksi daging.
b) Sapi potong sanggup menyesuaikan diri pada lokasi atau tanah yang kurang
produktif untuk pertanian tanaman pangan, dan perkebunan.
c) Ternak sapi potong membutuhkan tenaga kerja dan peralatan lebih murah
daripada usaha ternak lain, misalnya ternak sapi perah.
d) Usaha ternak sapi potong bisa dikembangkan secara bertahap sebagai usaha
komersial sesuai dengan tingkat keterampilan, kemampuan modal petani-
ternak.
7
e) Limbah ternak sapi potong bermanfaat untuk pupuk kandang tanaman
pertanian dan perkebunan selain sanggup memperbaiki struktur tanah yang
tandus.
f) Angka kematian ternak sapi potong relatif rendah, karena untuk usaha ternak
yang dikelola secara sederhana rata-rata angka kematian hanya 2 persen di
Indonesia.
g) Sapi potong dapat dimanfaatkan tenaganya untuk pengangkutan dan pertanian.
Ternak sapi khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya
penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomi dan penting
artinya dalam kehidupan masyarakat. Seekor atau sekelompok ternak dapat
menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama berbagai macam makanan
berupa daging disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, tulang
dan lain sebagainya (Wardoyo, 1993).
2.2 Teori Motivasi (Motivation Theory)
Motivasi adalah mengerjakan sesuatu lebih dari apa yang seharusnya
dikerjakan. Seperti itulah pengertian yang dikemukakan oleh R. Hook dalam
Aisyah (2011). Sedangkan dalamBahasa Indonesia (Anonim2013) menyatakan
“motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang
individu untuk mencapai tujuannya”. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah
intensitas, arah, dan ketekunan. Motivasi dapat pula diartikan sebagai kekuatan
(energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya
8
dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu
itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Selain itu, menurut Wahjosumidjo dalam Tedjho (2012),“motivasi adalah
semua hal verbal, fisik atau psikologis yang membuat seseorang melakukan
sesuatu dengan respon dan juga merupakan proses psikologis yang mencerminkan
interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri
seseorang”. Ada tiga aspek dalam motivasi, yaitu :
1. Keadaan yang mendorong, yang ada dalam organisme, yang muncul karena
adanya kebutuhan tubuh, stimulus lingkungan, atau kejadian mental seperti
berpikir dan ingatan.
2. Tingkah laku yang dibangkitkan dan diarahkan oleh keadaan tadi.
3. Tujuan yang menjadi arah dari tingkah laku.
Jadi motivasi membangkitkan tingkah laku dan mengarahkannya pada
tujuan yang sesuai. Selain itu, motivasi merupakan kompleksitas proses fisik
fisiologi yang bersifat energetik (dilandasai dengan adanya energi),
keterangsangan (disulut oleh stimulus), dan keterarahan (tertuju pada sasaran).
Untuk memahami tentang motivasi, akan ditemui beberapa teori tentang motivasi,
salah satunya adalah „teori harapan‟.
Sejak dikembangkan oleh Vroom, teori harapan dikembangkan lebih lanjut
oleh ahli lain, antara lain oleh Porter & Lawler dalam Aisyah (2011). Model teori
harapan dari Lawler mengajukan empat asumsi:
1. Orang mempunyai pilihan-pilihan antara berbagai hasil-keluaran yang
secara potensial dapat mereka gunakan. Dengan perkataan lain, hasil
9
keluaran alternatif, juga disebut tujuan-tujuan pribadi (personal goals),
dapat disadari atau tidak disadari oleh yang bersangkutan.
2. Orang mempunyai harapan-harapan tentang kemungkinan bahwa upaya
(effort=E) mereka akan mengarah ke perilaku unjuk-kerja (performance=P)
yang dituju. Ini diungkapkan sebagai harapan E-P.
3. Orang mempunyai harapan-harapan tentang kemungkinan bahwa hasil-hasil
keluaran (outcomes=O) tertentu akan diperoleh setelah unjuk-kerja (P)
mereka. Ini diungkapkan dalam rumusan harapan P-O.
4. Dalam setiap situasi, tindakan-tindakan dan upaya yang berkaitan dengan
tindakan-tindakan tadi yang dipilih oleh seseorang untuk dilaksanakan
ditentukan oleh harapan-harapan (E-P dan P-O) dan pilihan-pilihan yang
dipunyai orang pada saat itu.
Secara singkat, kunci dari teori pengharapan adalah pemahaman sasaran
individu dan keterkaitan antara upaya dan kinerja, antara kinerja dan imbalan.
Oleh karena itu, pemilihan karir mahasiswa akuntansi ditentukan oleh
pengharapan akan karir yang akan mereka pilih apakah karir tersebut dianggap
dapat memenuhi kebutuhan individu mereka dan apakah karir tersebutmempunyai
daya tarik bagi mereka. Misalnya apakah karir tersebut dapat memberikan
imbalan organisasiyang layak seperti bonus, kenaikan gaji atau promosi. Dengan
kata lain petani mempunyai harapan terhadap konversi lahan tesebut yang dapat
memberikan apa yang mereka inginkan (Tedjho, 2012).
10
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Motivasi
MenurutWunardi 1992, motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh duafaktor, yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang
terdiri atas:
1. Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk
melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi.
Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan
perilaku seseorang untuk bertindak;
2. Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu
(memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan
memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan
masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;
3. Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan
informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan
subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
4. Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya
sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya
secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk
mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan
yang dialaminya.
11
5. Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam
diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu
perilaku.
b. Faktor Eksternal
Faktor Eksternaladalah faktor yang berasal dari luar diri individu yang
terdiri atas:
1. Jenis dan sifat pekerjaan
Dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai
dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk
menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga
dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek
pekerjaan dimaksud.
2. Kelompok kerja dimana individu bergabung
Kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat
mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan
perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu
mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta
dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam
kehidupan sosial.
3. Situasi lingkungan pada umumnya
Setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam
melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya.
4. Sistem imbalan yang diterima
12
Imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang
dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat
mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai
imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu
untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan,
sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.
2.4 Kerangka Pikir
Peternak sapi potong merupakan orang yang mengusahakan ternak sapi
mulai dari pemeliharaan bibit hingga sampai tersebut siap untuk di jual. Faktor-
faktor yang mempengaruhi motivasi peternak dalam pengembangbiakan sapi
potong di desa Patappa, Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru adalah faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
diri individu yang terdiri ataspersepsi individu mengenai diri sendiri, harga diri
dan prestasi, harapan, kebutuhan, kepuasan kerja. sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luar diri individu yang terdiri atas jenis dan sifat
pekerjaan, kelompok kerja dimana individu bergabung, situasi lingkungan pada
umumnya, dan sistem imbalan yang diterima.
Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
13
Gambar 1. Kerangka pikir Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi peternakdalam mengembangbiakan sapi potong didesa Pattappa KecamatanPujananting Kabupaten Barru.
Faktor Internal
1. Persepsi individumengenai diri sendiri
2. Harga diri dan prestasi3. Harapan4. Kebutuhan5. Kepuasan kerja
2
3
Faktor Eksternal
1.Jenis dan sifat pekerjaan
2.Kelompok kerja dimanaindividu bergabung
3.Situasi lingkungan padaumumnya
4.Sistem imbalan yang diterima
Peternak
Motivasi
14
2.5 Hipotesis
Berdasarkan pada rumusan masalah, dan tinjauan pustaka diduga bahwa :
- Motivasi Peternak Sapi Potong Di Desa Patappa Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru berhubungan dengan faktor internal dan factor eksternal.
- Ada korelasi antara faktor internal dan factor ekternal pada motivasi peternak
sapi potong Di Desa Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru
15
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempatdan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Desa Patappa, Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru. Daerah ini merupakan areal persawahan yang potensial dan
memiliki prospek yang baik, disamping karena terbatasnya waktu dan biaya
dengan pertimbangan bahwa daerah ini adalah daerah yang banyak melakukan
pekerjaan sambilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka dengan waktu
penelitian selama bulanSeptember – oktober .
3.2 Tehnik Penentuan Sampel
Populasi penelitian ini adalah semua peternak yang berada di desa Patappa,
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Populasi dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 312 orang dan sampel yang digunakan sebanyak 30 orang.Untuk
penentuan sampel menggunakan metode Simple Random Sampling. Menurut
Arikunto (1993), untuk populasi lebih dari 100 dapat di ambil sampel sebesar 10-
15% atau 20-25% disesuaikan dengan tingkat kemampuan, tenaga, biaya dan
waktu yang tersedia bagi peneliti.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden berupa
jawaban terhadap kuesioner dan observasi langsung di lapangan.
16
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan mempelajari berbagai
literatur-literatur seperti buku-buku, jurnal, maupun artikel ilmiah yang
terkait dengan penelitian ini.
3.4 Teknik pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu
sebagai berikut:
1. Pengamatan (Observasi)
Observasi digunakan untuk memperoleh data (primer) informasi tentang
faktor-faktor yang memepengaruhi motivasi peternak sapi potong.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi langsung
untuk melakukan pengumpulan data melalui cara bertanya langsung kepada
peternak dan usaha tani lainnya, dimana dalam penelitian ini untuk
memperoleh data infirmasi tentang apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi dalam pengembangbiakan sapi potong, cara
pemeliharaan, obat apa yang di perlukan, kendala apa yang dihadapi dalam
pengembangan sapi potong tersebut.
3. Kuesioner
Daftar pertanyaan yang di buat untuk memperoleh sejumlah da penelitian
dimana kuesioner tersebut di ajukan hal-hal relevan dengan tujuan
penelitian.
17
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah scoring dan
koefisien korelasi spearman. Berikut analisis data yang digunakan.
1. Teknik analisis secara scoring yaitu data yang telah dikumpulkan lalu
diolah dengan menggunakan skor yang telah ditentukan sebagai berikut :
Sangat baik = 2,34 – 3,00
Baik = 1,67 – 2,33
Kurang Baik = 1 – 1,66
2. Koefisien korelasi Spearman adalah ukuran erat-tidaknya kaitan antara dua
variabel ordinal atau ukuran atas derajat hubungan antara data yang telah
disusun menurut peringkat. Koefisien korelasi digunakan untuk mengukur
derajat erat tidaknya hubungan antar satu variabel terhadap variabel
lainnya dimana pengamatan pada masing-masing variabel tersebut
didasarkan pada pemberian peringkat tertentu yang sesuai dengan
pengamatan serta pasangannya.Diberikan ( , ),
( , ), , ), … , , adalah sampel yang berukuran data yang
saling berpasangan. Untuk menghitung koefisien korelasi Spearman
terlebih dahulu disusun peringkat dari seluruh sampel berpasangan dan
kemudian koefisien korelasi Spearman dihitung menggunakan rumus:
18
dengan :
:Koefisien korelasi Spearman,
R ( ) : Peringkat data ,
R ( ) : Peringkat data ,
Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi signifikan atau tidak maka
dilakukansuatu pengujian. Untuk jumlah pengamatan ≥ 25dapat diasumsikan
bahwa distribusidari populasi tersebut normal dengan mean sama dengan nol dan
standard deviasinya sama dengan √ sehingga statistik uji untuk dapat
dihitung dengan :
Dengan tingkat signifikansi = 5% , koefisien korelasi Spearman akan
signifikan jika > 1,96 < −1,96.Rumus diatas berlaku bila kurang dari 20
% skor-skor pada sebuah kelompok peringkatnya sama bila lebih dari 20%
rumus koreksian harus digunakan ( dalam Somantri, 2011:218).
3.6 Definisi Operasional
1. Motivasi adalah keadaan/kondisi yang mendorong seorang individu atau
kelompok untuk mencapai tujuannya.
2. Peternakan sapi potong adalah usaha pemeliharaan sapi potong dilakukan
oleh peternak di desa Patappa, Kec. Pujananting Kab. Barru.
19
3. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu.
4. Persepsi individu mengenai diri sendiri adalah seseorang termotivasi atau
tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif
berupa persepsi.
5. Harga diri dan prestasi adalah faktor ini mendorong atau mengarahkan
inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri,
kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam
lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi.
6. Harapan adalah adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini
merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan
perasaan subjektif seseorang, harapan merupakan tujuan dari perilaku.
7. Kebutuhan adalah manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan
dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih
potensinya secara total.
8. Kepuasan kerja adalah suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri
individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
9. Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu.
10. Jenis dan sifat pekerjaan adalah dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat
pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan
mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang
akan ditekuni.
11. Kelompok kerja dimana individu bergabung adalah kelompok kerja atau
organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau
20
mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku
tertentu.
12. Situasi lingkungan pada umumnya adalah setiap individu terdorong untuk
berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara
efektif dengan lingkungannya.
13. Imbalan adalah karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan
oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah
arahtingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan
yang lebih bes.
21
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1. Letak Geografis dan Tofografi
Berdasarkan letak geografis di Desa Patappa merupakan salah satu Desa
yang terletak di Wilayah Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Di Desa
Patappa Kecamatan Pujananting Kabupatan Barru yaitu jarak Ke Ibu kota
Kecamatan + 8 km, jarak ke Ibu kota Kabupaten 30 km dan Jarak ke Ibu kota
Provinsi ± 90 km.
Berdasarkan letak topografi luas Wilayah Desa Patappa Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru 71.05 km2 secara administratif Desa Patappa
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru, berbatasan dengan :
Sebelah utara : Desa Matappa Walie
Sebelah selatan : Desa Pujananting
Sebelah barat : Desa Jangan Jangan
Sebelah timur : Desa Bacu-Bacu
4.2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk merupakan salah satu syarat bagi terbentuknya suatu
Negara dan sekaligus sebagai aset atau modal bagi sukses nyapem bangunan
disegala bidang kehidupan. Oleh karena itu kehadiran dan peranan sangat
menentukan bagi perkembangan suatu Wilayah, baik dalam skala kecil maupun
dalam skala besar. Untuk mengetahui keadaan penduduk di Desa Patappa
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru, dapat dilihat dari segi umur, jenis
kelamin, pendidikan, dan mata pencaharian.
22
4.2.1. Penduduk Berdasarkan Klasifikasi Umur dan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk di Desa Desa Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru, sebanyak 1.452 jiwa. Pria 696 jiwa dan Wanita 756 jiwa. Untuk
mengetahui jumlah penduduk di Desa Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru,dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Patappa KecamatanPujananting Kabupaten Barru.
No. Lingkungan/Dusun
JenisKelamin Jumlah(Jiwa)
Persentase(%)Pria Wanita
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Data
Padang Riwatae
Paludda
Wanawaru
Kampong Baru
Salopuru
82
79
139
108
168
195
93
89
130
124
156
199
175
168
269
232
324
394
11,21
10,76
17,22
14,85
20,74
25,22
Jumlah 771 791 1.562 100
Sumber: Monografi Kantor Desa Patappa, 2015.
Berdasarkan Tabel di atas maka, dapat dilihat dengan jelas bahwa antara
jumlah wanita lebih banyak dari pada pria. Dimana jumlah penduduk berdasarkan
jenis kelamin pria sebanyak 771 orang dan wanita sebanyak 791 orang. Untuk
jumlah penduduk ditiap dusun, dapat dilihat pada tabel diatas bahwa dusun
Salopuru paling banyak jumlah penduduknya yaitu sebanyak 394 orang dengan
persentase 25,22% dan yang rendah adalah dusun Padang Riwatae sebanyak 168
dengan persentase 10,76%.
23
4.2.2. Mata Pencaharian Penduduk
Sumber matapencaharian penduduk di Desa Mulyasri Kecamatan Tomoni
Kabupaten Luwu-Timur adalah Petani, Pedagang, Peternak, PNS, Buruh, TNI,
dan POLRI. Untuk lebih jelasnya berikut tabel tentang matapencaharian penduduk
di Desa Mulyasri Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu-Timur.
Tabel 2. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Patappa Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru.
Sumber: Monografi Kantor Desa Patappa, 2015.
Berdasarkan Tabel di atas menunjukan bahwa penduduk di Desa Patappa
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru yang tertinggi adalah Petani Tanaman
Pangan sebanyak 319 orang dengan persentase 45,83% dan yang terendah ialah
penduduk yang berprofesi sebangai Pedagang/Pengusaha sebanyak 5 orang dan
Tukang kayu sebanyak 5 orang dengan persentasi 0,72%
No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PetaniTanamanPangan
Pedagang/Pengusaha
Buruh Tani
PNS
Peternak
TukangKayu
TukangBatu
BuruhBangunan
319
5
50
7
250
5
10
50
45,83
0,72
7,18
1,01
35,92
0,72
1,44
7,18
Jumlah 696 100
24
4.2.3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana terdiri dari sarana pendidikan, sarana olahraga yang
ada di Desa Mulyasri Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu-Timur, sarana dan
prasarana yang ada dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3. Sarana dan Prasarana Umum di Desa Patappa Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru.
No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sarana Pendidikan
Masjid
Lapangan Sepak Bola
Jembatan
Lapangan Voli
Posyandu
Mushola
3
4
1
3
1
3
2
Sumber: Monografi Kantor Desa Patappa, 2015.
Berdasarkan Tabel di atas data menunjukkan bahwa jenis sarana dan
prasarana yang dominan pada diDesa Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru, adalah sarana Masjid berjumlah 4 buah.
4.2.4. Keadaan Wilayah Desa Patappa
Kondisi wilayah di Desa Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru,
merupakan suatu daerah yang cukup potensial untuk dijadikan daerah persawahan
dan pertanian dengan komoditas yang beragam, hal ini disebabkan karena kondisi
lahan yang subur dan cukup baik untuk beberapa komoditas. Jenis usaha komoditi
pertanian dengan luas penggunaan lahan dapat dilihat Tabel 4.
25
Tabel 4. Jenis Komoditi Pertanian, Peternakan dan Luas Penggunaan Lahan Desa
Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.
No Jenis Komoditi Jumlah Persentase (%)1.
2.
3.
4.
5.
6.
Padi
Kacang Tanah
Sapi
Kerbau
Kuda
Ayam
215 ha
50 ha
791
22
69
1530
8,03
1,80
29,60
0,82
2,60
57,15
Jumlah 2677 100
Sumber: Potensi Wilayah Desa Patappa, 2015
Berdasarkan Tabel di atas, menunjukkan bahwa jenis komoditi yang
diusahakan oleh petani terbanyak yaitu peternak ayam sebesar 1.530 ekor dengan
persentase sebanyak 57,15 %, dan paling sedikit yaitu peternak kerbau sebesar 22
ekor dengan persentase 0,82%.
26
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Identitas petani yang diuraikan dalam pembahasan berikut menggambarkan
berbagai aspek keadaan peternak sapi potong yang diduga memiliki hubungan
antara karakteristik petani dengan keragaman saluran komunikasi yang digunakan
oleh peternak sapi potong di Desa Pattappa Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru. Berbagai aspek yang dimaksud adalah: a) Umur,b) Tingkat Pendidikan, c)
Tanggungan Keluarga, dan d) Jumlah Ternak.
5.1.1 Umur
Pada umumnya umur peternak sapi potong akan mempengaruhi kemampuan
fisik bekerja dan cara berpikirnya. Peternak sapi potong yang berumur muda dan
sehat mempunyai kemampuan fisik yang cenderung lebih besar daripada petrnak
sapi potong lainnya yang berumur tua. Peternak sapi potong yang lebih mudah
cepat menerima hal-hal baru dalam mengelolah sapinya. Peternak sapi potong
yang tua biasanya kurang memiliki pengalaman, untuk mengimbangi kekurangan
tersebut dia lebih dinamis sehingga cepat mendapatkan pengalaman-pengalaman
baru yang berharga bagi perkembangbiakan sapi pada masa yang akan datang.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 5.
27
Tabel 5. Klasifikasi Umur RespondenPeternak Sapi Potong Desa PattappaKecamatan Pujananting Kabupaten Barru
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar umur
responden peternak sapi potong diantar 40 – 45 dan 46 – 51 yaitu masing-masing
sebanyak 9 orang dengan persentase 30,00% dan umur responden yang paling
sedikit diantara 52 – 57 dan 64 – 69 yaitu masing-masing sebanyak 2 orang
dengan persentase 6,67% .
5.1.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor atau segi penilaian
terhadap kemajuan suatu bangsa pada umumnya dan daerah secara khusus.
Makin tinggi tingkat pendidikan, maka tingkat kemajuan suatu daerah tersebut
relatif tinggi. Faktor pendidikan akan mempermudah suatu inovasi dan teknologi
baru sehingga dapat dikatakan bahwa secara relatif peternak sapi potong yang
No. Klasifikasi Umur (tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
34 - 39
40 – 45
46 – 51
52 – 57
58 – 63
64 – 69
4
9
9
2
4
2
13,33
30,00
30,00
6,67
13,33
6,67
Jumlah 30 100,00
28
mempunyai tingkat pendidikan akan mengelola sapi potong dengan baik pula
dibandingkan dengan peternak sapi potong yang berpendidikan rendah. Untuk
lebih jelasnya tingkat pendidikanrespondenpetermak sapi potong di Desa
Patappa,Kecamatan Pujananting,Kabupaten Barru,dapat di lihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Responden Desa Patappa, KecamatanPujananting, Kabupaten Barru.
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
Berdasarkan Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar peternak sapi
potong responden masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah yakni hanya
tamat SD sebanyak 19 orang dengan persentase sebanyak (63.66 %). Pendidikan
tertinggi yang dicapai peternak sapi potong responden tamat SMP sebanyak 5
orang dengan persentase sebesar (16.67 )
5.1.3 Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga petani cenderung turut berpengaruh pada
kegiatan operasional perkembangbiakan , karena keluarga yang relatif besar
merupakan sumber tenaga keluarga. Keadaan tanggungan keluarga petani
responden dapat dilihat dari Tabel 7.
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1.
2.
3.
Tidak Sekolah
Tamat SD
Tamat SMP
6
19
5
20,00
63,33
16,67
Jumlah 30 100,00
29
Tabel 7. Klasifikasi Tanggungan Keluarga Responden Peternak Sapi Potong DesaPatappa, Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru.
Sumber : Data primer setelah diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga
peternak sapi potong pada responden yang terbanyak mempunyai tanggungan
yaitu 4 - 5 orang berjumlah 14 orang, dengan persentase sebesar 56,67%,
sedangkan jumlah tanggungan terkecil adalah jumlah tanggungan 6 – 7 orang
berjumlah 3 orang, dengan persentase sebesar10.00%.
5.1.4 Jumlah Ternak
Jumlah ternak sapi potong petani respon dan diketahui sangat berpengaruh
terhadap motivasi pengembangbiakkan sapi potong ternak di Desa Patappa
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 9 dibawah ini.
No. Jumlah Tanggungan Keluarga(Orang) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1.
2.
3.
2 – 3
4 – 5
6 – 7
13
14
3
43,33
46,67
10,00
Jumlah 30 100,00
30
Tabel 8. Jumlah Ternak Sapi Potong Petani Responden Di Desa Patappa
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.
Sumber : Data primer setelah diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah ternak sapi potong pada
responden yang paling banyak adalah 5 – 6 (56.67 %). Sedangkan ternak sapi
potong yang paling sedikit adalah 7 – 8 adalah (10.00).
5.2. Motivasi peternak dalam pengembangbiakan pada sapi potong
Motivasi peternak dalam pengembangbiakkan pada sapi potong di Desa
Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru mempunyai 2 faktor yaitu
faktor internal dan ekternal. Dimana faktor internal yang dimiliki peternak itu
sendiri seperti potensi dalam pengembangbiakan dan pemeliharaan sapi potong itu
sendiri, sedangkan factor eksternal yang dimaksud adalah pengaruh dari luar atau
lingkungan sekitar peternak yang berdampak pada system pengembangbiakan sapi
No.Jumlah Ternak Sapi Potong
(Ekor)Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
3 – 4
5 – 6
7 - 8
9 - 11
6
17
3
4
20,00
56,67
10,00
13,33
Jumlah 30 100,00
31
potong tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kompon untuk faktor internal
dan eksternal berikut.
5.2.1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu pengaruh yang dimiliki petani respon dan atau peternak
seperti potensi dalam pengembakbiakan sapi potong di Desa Patappa Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru, untuk lebih jelasnya berikut Tabel 9 dibawah ini.
Tabel 9. Rata-Rata Nilai Faktor Internal Petani Respon dan atau Peternak Sapi
Potong Di Desa Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru
No. Pertanyaan Jumlah Rata-rata Keterangan
1. Persepsi individu mengenai
diri sendiri65 2,17 Baik
2. Harga diri dan prestasi 76 2,53 Sangat Baik
3. Harapan 77 2,57 Sangat Baik
4. Kebutuhan 70 2,33 Baik
5. Kepuasan kerja 79 2,63 Sangat Baik
Jumlah 367 2,45 Sangat Baik
Sumber : Data primer setelah diolah, 2015
Berdasarkan table diatas menerangkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi peternak dalam pengembangbiakan sapi potong di Desa
Patappa, Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru dikategorikan sangat baik
dengan jumlah skor 367 dengan rata-rata 2,45. Ini di karenakan motivasi dari
dalam diri atau psikologi dalam menjalankan pengembangbiakan sapi potong
tersebut. Dari pertanyaan apakah bapak memelihara sapi potong sesuai yang
diajarkan penyuluh dengan kategori baik, dengan jumlah skor 65 dan rata-rata
32
2,17. Hal ini di sebabkan karena sinergi atau kerjasama dari peternak dan Petugas
Penyuluh lapangan (PPL), dengan adanya penyuluh di Desa Patappa, Kecamatan
Pujananting, Kabupaten Barru ini mempengaruhi Psikologi dari setiap individu
peternak yang ada di lokasi penelitian tersebut. Dari pertanyaan Apakah hasil
usaha ternak sapi potong bapak sesuai dengan keinginan bapak dikategorikan
sangat baik, dengan jumlah skor 76 dan rata-rata 2,53. Hal ini disebabkan karena
apa yang direncanakaan dalam pengembangbiakan sapi potong sesuai dengan
hasil usaha dari ternak mereka. Dari pertanyaan apakah bapak yakin dengan cara
ternak bapak hulu hingga hilir sesuai dengan anjuran/rekomendasi dikategorikan
sangat baik dengan jumlah skor 77 dan mempunyai rata-rata 2,57. Berdasarkan
hasil penelitian bahwa kegiatan peternakan dapat diketahui bahwa awal mulanya
peternak dalam pengembangbiakan sapi potong seusai yang di anjurkan, dan
dunkungan atau setiap motivasi yang di berikan dari Petugas Penyuluh Lapangan
(PPL) kepada peternak dilakukan dengan penuh percaya diri dari peternak dalam
usaha tersebut.
Berdasarkan pertanyaan dari poin ke empat bahwa apakah pakan yang
diberikan kepada ternak sapi bapak sesuai dengan kabutuhan sapi bapak
dikategorikan baik dengan jumlah skor 70 dengan rata-rata 2,33. Hal ini
disebabkan karena pakan yang diberikan kepada ternak sapi potong yang
dikembangbiakkan adalah rumput gajah, sekam padi, daun kacang tanah apabila
setelah panen serta rerumputan liar yang ada di setiap kebun danhalaman
pekarangan yang di tumbuhi dengan rerumputan. Sedangkan dari pertanyaan
bagaimana menurut bapak tentang manfaat yang bapak rasakan dalam setiap
33
pengembangbiakan sapi potongbaik terhadap bapak dan keluarganya maupun
kepada orang lain dikategorikan sangat baik dengan jumlah skor 79 dan
mempunyai rata-rata 2,63. Hal ini disebabkan karena dalam pengmbangbiakan
sapi potong oleh peternak dilakukan dengan penuh percaya diri untuk beternak,
maka dari itu hasil atau manfaat yang dihasilkan bukan saja di rasakan oleh
keluarga namun juga berdampak pada orang lain yang ada di Desa Patappa,
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.
5.2.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu pengaruh dari luar diri yang dimiliki petani respon
dan atau peternak seperti potensi dalam pengembangbiakan sapi potong di Desa
Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru, untuk lebih jelasnya berikut
Tabel 11dibawah ini:
Tabel10. Rata-Rata Nilai Faktor Eksternal Petani Respon dan atau Peternak Sapi
Potong Di Desa Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.
No. Pertanyaan Jumlah Rata-rata Keterangan
1. Jenis dan sifat pekerjaan 74 2,47 SangatBaik
2. Kelompok kerja dimana
individu bergabung69 2,30 Baik
3. Situasi lingkungan pada
umumnya80 2,67 SangatBaik
4. Sistem imbalan yang
diterima68 2,27 Baik
Jumlah 291 2,43 Sangat Baik
Sumber : Data primer setelah diolah, 2015
34
Berdasarkan table diatas menerangkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi peternak dalam pengembangbiakan sapi potong di Desa
Patappa, Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru dikategorikan sangat baik
dengan jumlah skor 291 dengan rata-rata 2,43. Ini di karenakan motivasi dari luar
diri atau psikologi dalam menjalankan pengembangbiakan sapi potong tersebut.
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan secara terperinci, dari pertanyaan
apakah bapak senang dengan pekerjaan bapak dikategorikan sangat baik dan
mendapat jumlah skor 74, dengan rata-rata 2,47. Dari hasil penelitian bahwa
peternakan dari jenis pekerjaan yaitu pengbangbiakan sapi potong sangat di sukai
oleh masyarakat desa Ptatappa, Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Dari
pertanyaan bagaimana menurut bapak tentang adanya kelompok tani dapat
membantu peternak sapi potong bapak dikategorikan baik dengan jumlah skor 69
dan mempunyai rata-rata 2,30. Ini disebabkan faktor dari Gabungan Kelompok
Tani (GAPOKTAN) berepngaruh pada peternakan sapi potong yang dilakukan
oleh setiap masyarakat. Banyaknya bantuan dari pemerintah setempat terkait
dengan masalah pertanian itu membantu peternak dalam kegiatan pertanian yang
dilakukan secara terus menerus dangan saran kelompok tani yang ada.
Sedangkan dari pertanyaan bagaimana respon pemerintah setempat terhadap
peternakan sapi potong bapak dikategorikan sangat baik dengan jumlah skor 80
dan rata-rata 2,67. Usaha peternakan sapi potong jika dikerjakan dengan
kemandirian petani berbeda jika adanya dukungan besar dari pemerintah
setempat, banyak hal yang sudah diberikan oleh pemerintah terhadap peternak.
Diantaranya keamanan dari lingkungan sangat di perhatikan pemerintah dalam
35
menjaga sapi potong yang di lepaskan di halaman pekarangan warga masyarakat
tanpa di dikembalakan. Sedangkan dari pertanyaan dalam satu tahun ternak sapi
potong biasanya bapak penghasilan berapa dikategorikan baik dengan jumlah skor
68 dan rata-rata 2,27. Hal ini disebabkan mayoritasnya beragama Islam, jadi
peternak sapi potong dalam pengbangbiakannya sebagian di simpan untuk di
kurbankan pada saat hari raya Idul adha tanpa harus membeli sapi kurban. Selain
dari hasil dari penjualan sapi potong di gunakan untuk buah hatinya, sebab begitu
besarnya niat masyarakat untuk bagaimana anaknya bisa melanjutkan pendidikan
di perguruan tinggi Negeri maupun swasta, Serta di pakai untuk kebutuhan hidup
sehari-hari.
5.3. Analisis Korelasi antara Faktor Internal dan Eksernal pada MotivasiPeternak
Tabel 11. Analisis Korelasi Faktor Internal Dan Eksternal
Y
Internal
X
External
Spearman'srho
Y
Internal
Correlation Coefficient 1,000 ,374*
Sig. (1-tailed) . ,021
N 30 30
X
External
Correlation Coefficient ,374* 1,000
Sig. (1-tailed) ,021 .
N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
36
Antara faktor internal dan eksternal pada motivasi peternak berhubungan
nyata (signifikan) dengan tingkat korelasi sebesar 37,4% (0,374) pada tingkat
kepercayaan 95% (α=0,05).Hasil Analisis ini merupakan statistik Nonparametric
dengan metode Bivariate Correlations dan model ujiSpearman pada motivasi
peternak terhadap faktor internal (Y) dan faktor eksternal (X). Hasil analisis pada
Tabel. 11 mempergunakan perangkat lunak (Software) program IBM SPSS
Statistic Vertions 22.
37
VI. KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Patappa Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa motivasi peternak dalam pengembangbiakan sapi potong di Desa
Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru dikategorikan dalam 2
pertanyaan yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Dimana faktor internal
di kategorikan sangat baik dengan nilai rata-rata 2.45. dan fakto eksternal
diklasifikasikan dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 2.43. ini
menunjukkan bahwa peternak memiliki motivasi yang baik dalam
pengembangbiakan sapi potong .
2. Hasil penelitian menunjukkan antara faktor internal dan faktor eksternal
pada motivasi peternak berhubungan nyata (signifikan) dengan tingkat
korelasi sebesar 37,4% (0,374) pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).
6.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan peneliti, maka disarankan kepada
peternak sapi potong dalam pengembangbiakan harus di tingkatkan produktifitas
dengan jumlah ternak yang dipelihara, dengan cara membiasakan diri hidup
mandiri tanpa campur tangan pemerintah dan instansi terkait. Untuk saran kepada
pemerintah setempat selalu memperhatikan hal-hal yang mengenai pertanian
38
terutama pada pengembangbiakan sapi potong oleh peternak. Misalnya
memberibantuan vaksin terhadap sapi sehingga rentang oleh penyakit.
39
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Maman. Sambas Ali Muhidin, Ating Somantri. (2011). Dasar-Dasar Metode Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Aisyah, Lilis dan Akhmad Sudrajat. 2011. (Online), (http://kumpulan-teori-skripsi.blogspot.com/2011/09/teori-harapan.htmi, diakses 09 Februari2013)
Anonim. 2013. Motivasi. (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi, diakses09 Februari 2014)
Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta
Murtidjo, B. 2000. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarta.
Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usaha Tani. BPFE. Yogyakarta
Purbowati, E. W.S. Dilaga dan N.S.N. Aliyah. 2005. Penampilan Produksi SapiPeranakan Ongole dan Peranakan Limousin Jantan dengan PakanKonsentrat dan Jerami Padi Fermentasi. Fakultas Peternakan UNDIP.Semarang.
Sanjaya, Wina. 2006.Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada MediaGroup
Sunari, A., N. Avianto, dan M.N. Ritinov. 2010. Naskah Kebijakan (PolicyPaper):Strategi dan Kebijakan dalam Percepatan PencapaianSwasembadaDaging Sapi 2014. Direktorat Pangan dan PertanianBAPPENAS. Jakarta.
Tedjho. 2012. Motivasi danPersepsi.(Online),(http://tedjho.wordpress.com/2012/04/15/motivasi-dan-persepsi/, diakses 09 Februari 2013
Wardoyo. 1993. Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Penebar Swadaya,Jakarta.
Winardi, 1992. Manajemen Prilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Yusdja, Y. dan N. Ilham. 2007. Suatu Gagasan Tentang Peternakan Masa Depandan Strategi Mewujudkannya. Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol. 25No 1: 19−28.
40
41
Lampiran 1
KUESIONERFAKTOR-YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM
PENGEMBANGBIAKAN SAPI POTONG DI DESA PATAPPAKECAMATAN PUJANANTING KABUPATEN BARRU.
Nomor Responden :................................
Nama : ................................
Umur : ................................
Pendidikan : ................................
Tanggungan Keluarga : ................................
Jumlah Ternak : ................................
1. Faktor Internal
1. Apakah bapak memelihara sapi potong sesuai yang diajarkan penyuluh?
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
2. Apakah hasil usaha ternak sapi potong bapak sesuai dengan keinginan
bapak?
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
3. Apakah bapak yakin dengan cara ternak bapak hulu hingga hilir sesuai
dengan anjuran/rekomendasi?
a. Sangat sesuai
42
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
4. Apakah pakan yang diberikan kepada ternak sapi bapak sesuai dengan
kabutuhan sapi bapak?
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
5. Bagaiman menurut bapak tentang manfaat yang bapak rasakan dalam
setiap pengembangbiakan sapi potong, baik terhadap bapak dan
keluarganya maupun kepada orang lain?
a. Banyak
b. Sedikit
c. Tidak ada
II. Faktor Eksternal
1. Apakah bapak senang dengan pekerjaan bapak?
a. Sangat senang
b. Senang
c. Tidak senang
2. Bagaiman menurut bapak tentang adanya kelompok tani dapat membantu
peternak sapi potong bapak?
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Tidak membantu
43
3. Bagaimana respon pemerintah setempat terhadap peternakan sapi potong
bapak?
a. Sangat merespon
b. Merespon
c. Tidak merespon
4. Dalam satu tahun ternak sapi potong biasanya bapak penghasilan berapa?
a. 10.000.000-14.000.000 (sangat termotivasi)
b. 6.500.000-10.000.000 (termotivasi)
c. 3.000.000-6.500.000 (kurang termotivasi)
44
Lampiran 2 : Identitas Responden
No.Resp Nama Umur Pendidikan Tanggungan
KeluargaJumlahTernak
1 Mattang 40 SD 3 62 Sukima 45 SD 4 43 Sugialang 39 SMP 3 54 Sennawing 50 SD 6 35 Ambo 44 SD 4 46 Camang 43 SD 3 47 Siracing 48 SD 4 58 Pettalanre 50 SD 7 89 Pettaselo 48 SD 4 510 Cene 34 SMP 3 511 Sappe 38 Tidak Sekolah 4 512 Rappe 41 SD 5 613 Beddu 40 SD 2 814 Attung 46 SMP 2 515 Tennang 58 Tidak Sekolah 5 516 Pemang 62 SD 3 617 Lanco 47 SD 3 518 Pettanasse 42 Tidak Sekolah 2 419 Lemang 54 SD 6 920 Cuse 58 Tidak Sekolah 5 921 Maing 46 SMP 4 522 Dahlan 66 Tidak Sekolah 5 623 H.Monro 47 SD 3 724 Massenurang 41 SD 2 525 Massaressung 53 SD 5 526 Kube 49 SD 4 927 Amiluddin 68 SD 5 1128 Amir 60 SD 4 529 Baso 40 SMP 2 630 Dimmang 38 Tidak Sekolah 2 4
45
Lampiran 3 : Faktor Internal
No. RespFaktor Internal
Y1 2 3 4 5
1 2 3 3 2 3 2.602 3 2 2 3 2 2.403 2 3 3 2 3 2.604 2 2 2 3 2 2.205 2 2 3 2 2 2.206 2 2 3 2 2 2.207 3 3 2 2 3 2.608 2 3 3 3 3 2.809 3 2 3 2 2 2.4010 2 2 2 2 3 2.2011 3 3 3 2 3 2.8012 2 3 3 3 3 2.8013 2 3 3 2 3 2.6014 1 2 2 2 2 1.8015 2 2 3 3 3 2.6016 3 3 3 2 3 2.8017 2 2 3 2 3 2.4018 2 2 2 2 2 2.0019 2 3 3 3 3 2.8020 2 3 2 2 3 2.4021 2 2 3 2 2 2.2022 1 3 2 3 3 2.4023 2 3 3 2 3 2.6024 3 2 2 2 3 2.4025 2 3 3 3 2 2.6026 2 3 2 2 3 2.4027 2 3 3 3 3 2.8028 2 2 2 2 2 2.0029 3 3 2 2 3 2.6030 2 2 2 3 2 2.20
Jumlah 65 76 77 70 79 2.45Rata-rata 2.17 2.53 2.57 2.33 2.63
Ket1,00 – 1,66 Kurang Baik1,67 – 2,33 Baik2,34 – 3,00 Sangat Baik
46
Lampiran 4 : Faktor Eksternal
No. Resp X1 2 3 4
1 3 2 3 2 2.52 2 2 3 2 2.253 2 3 3 2 2.54 2 2 2 2 25 2 3 3 2 2.56 2 2 3 2 2.257 3 2 2 2 2.258 3 2 3 3 2.759 2 3 3 2 2.510 2 2 3 2 2.2511 3 3 2 2 2.512 3 2 3 2 2.513 3 2 2 3 2.514 2 2 3 2 2.2515 2 3 3 2 2.516 3 2 3 2 2.517 3 3 2 2 2.518 2 2 3 2 2.2519 3 2 2 3 2.520 3 3 3 3 321 2 2 3 2 2.2522 3 2 3 2 2.523 3 2 2 3 2.524 2 3 3 2 2.525 2 2 2 2 226 3 2 3 3 2.7527 2 2 2 3 2.2528 3 2 3 2 2.529 2 3 2 3 2.530 2 2 3 2 2.25
Jumlah 74 69 80 682.43Rata-rata 2.47 2.30 2.67 2.27
Ket :1,00 – 1,66 Kurang Baik1,67 – 2,33 Baik2,34 – 3,00 Sangat Baik
47
Lampiar 5. Hasil Analisis Statistik Nonparametric dengan Metode BivariateCorrelations dan Model UjiSpearman pada Motivasi Peternakterhadap Faktor Internal (Y) dan Faktor Eksternal (X).
Nonparametric Correlations
CorrelationsY
Internal
XExternal
Spearman's rho YInternal
Correlation Coefficient 1,000 ,374*
Sig. (1-tailed) . ,021N 30 30
XExternal
Correlation Coefficient ,374* 1,000Sig. (1-tailed) ,021 .N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Antara faktor internal dan eksternal pada motivasi peternak berhubungan nyata(signifikan) dengan tingkat korelasi sebesar 37,4% (0,374) pada tingkatkepercayaan 95% (α=0,05).
48
DOKUMENTASI
49
Sapi Potong Yang Di Gembalakan Di Pinggir Jalan Raya OlehPeternak Responden
Sapi Potong Yang Di Gembalakan Di Pinggir Jalan Raya OlehPeternak Responden
50
Kandang Sapi Potong dibawah Kolong Rumah SaatDibersihkan
Sapi Potong Yang Dilepas Liar di Kebun Peternak Sapi
51
Sapi Potong Digembalakan Di Ladang
52
RIWAYAT IUDUP
SAFRI, lahir di Desa Totallang kecamatan Lasusua Sulawesi
Tenggara pada tanggal 20 mei 1992, anak ke dua dari empat
bersaudara dari pasangan Ayahanda Sabang dan Ibunda Marni.
Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 1 Tolallang
Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara, tamat tahun 2004, melanjutkan
pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Lasusua dan tamat pada tahun
2007, kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1
Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang
sama, penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, Jurusan Agribisms
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar. Selama kuliah aktif
diberbagai lembaga kampus maupun luar kampus seperti: Himpunan Mahasiswa
Jurusan Agribisnis, Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu (HPMM),
Ikatan Mahasiswa Sulawesi Tenggara (IMASTRA),
HimpunanMahasiswaPertanianMassenrempulu (HIMPERMAS) dan Komunitas
Mahasiswa Pencinta Alam Sejati (KOMPAS).