faktor-faktor yang mempengaruhi ...faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan struktur modal,...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL
(Studi Kasus Pada Industri Farmasi di Bursa Efek Jakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Risita Dwi Astuti
NIM: 022214054
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
iv
P E R S E M B A H A N
Hidup kita seperti juga jam yang selalu berjalan dan akan berhenti
pada saatnya yang kita tidak tahu kapan akan berhenti
Baik buruk kita hanyalah untuk dapat dikenang
Baik buruk kita hanyalah pelajaran
Yang kita pikirkan adalah yang akan datang, berbuat apakah kita supaya kita
aman, tentram dan damai untuk melanjutkan hidup kita
Syukur dan terima kasih pada Bapa di Surga, Putera, dan Roh Kudus
serta Rosarioku
Orangtuaku tercinta dan tersayang banyak doa yang telah mereka
memberikan kepada saya untuk selalu berjuang
Suamiku Melsonsius Rohy Bunga dan Paulina Winarastuti Bunga
anakku telah banyak berkorban untuk saya
vi
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL
Studi Kasus Pada Industri Farmasi di Bursa Efek Jakarta
Risita Dwi Astuti
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat stabilitas
penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, pertumbuhan laba, profitabilitas terhadap
struktur modal perusahaan industri farmasi di Indonesia.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahun 2000
dan 2004 dari 10 perusahaan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Pengumpulan data data sekunder, yaitu data yang telah dipublikasikan. Teknis analisis
yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana, dan analisis regresi berganda.
Hasil regresi sederhana menunjukkan bahwa stabilitas penjualan memiliki
pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa
stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, pertumbuhan laba, profitabilitas
tidak memiliki pengaruh secara simultan terhadap struktur modal.
vii
ABSTRACT
THE FACTORS TO INFLUENCE TAKING OVER DECISION CAPITAL STRUCTURE
Case Study at pharmacy Industry Listed at Jakarta Stock Exchange (JSX)
Risita Dwi Astuti
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2007
The aims of the research was to identify influences of sales stability level, assets
structure, operating leverage, growth profit, profitability of capital structure pharmacy
industry in Indonesia.
The research are finansial statements from 2000 to 2004 from 10 pharmacy
industry that listed in Jakarta Stock Exchange (JSX) was collected for primary data. The
data collection used secondary data that published by Jakarta Stock Exchange (JSX). The
technique of data analysis was simple and multiple linier regression
The result of simple linier regression indicates that sales stability was
significantly effect to capital structure. The result multiple of linier regression indicated
that there was no significant simultan effect to capital structure.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL “ studi kasus pada perusahaan industri
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapa, Putra dan Roh Kudus Maria di surga telah melimpahkan rahmat Nya
menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dra. Caecilia Wahyu E.R, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak membimbing penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
4. A.Yudi Yunianto, SE, MBA selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
membimbing penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. L. Bambang Harnoto, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
ix
7. Orang Tua yang tercinta yang saya hormati telah banyak menuntun,
memberikan semangat, doa, untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Mertua yang memberikan doanya selalu, Suamiku, anakku Ulin tercinta yang
banyak memberikan dukungan serta semangat ketika menyusun skipsi ini.
9. Simbah putri atas doanya selalu, Mas Andi, Dik Iin yang bersedia mengantar
saya saat maju serta adikku yang ada di surga
10. Madam Sandy yang meminjamkan tasnya, Lusi makasih bantuannya minta
ujian susulan ya, Fr. Ferdi mau ngantar cari tanda-tangan, Novi , Om Jun, Om
Alex, Klg Bude Ita, Shrek, Arif KKP, Linda dan Nana tetap berjuang ya,
Nyoman, Ima, Cicil ’02 , Dian cepat selesai ya, Mories, Mitro, dan sahabat-
sahabatku yang banyak membantu.
11. Teman-teman yang belum tak dapat saya sebutkan disini sukses selalu
kawan !!!
12. Semua yang teman seperjuangan, seangkatan ’02 selamat berjuang ya!!!
P E N U L I S
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………. v
ABSTRAK………………………………………………………………….. vi
ABSTRACT………………………………………………………………… vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………… viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………... ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. xi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………... 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 4
C. Batasan Masalah……………………………………………………… 4
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 4
E. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 5
F. Sistematika Penelitian……………………………………………… 6
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………… 7
A. Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan..………………………… 7
ii
B. Laporan keuangan ………….………………………………………... 8
C. Pengertian Struktur Modal…………………………………………….. 9
1. Pengertian Struktur Modal……………………………………….. 9
2. Struktur Modal Optimal………………………………………….. 10
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal................................12
1. Stabilitas Penjualan..................................................................... 12
2. Struktur Aktiva ...........................................................................14
3. Leverage Operasi ...................................................................... 16
4. Pertumbuhan Laba .................................................................... 17
5. Profitabilitas ............................................................................. 17
E. Hipotesis……………………………………………..……………….. 18
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………… 20
A. Jenis Penelitian……………………………………………………….. 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………… 20
C. Subyek Penelitian……..……………………………………………… 20
D. Obyek Penelitian …….………………………………………………. 21
E. Variabel Penelitian ………………………………………………...… 21
F. Metode Analisis Data ……………………………………………....... 24
1.Analisis Regresi Linier sederhana ................................................... 24
2.Analisis Regresi Berganda ............................................................... 26
G. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 27
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………………………… 29
A. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta…………………………………. 29
iii
B. Langkah Go Publik……………………………………………………. 30
C. Sejarah Singkat Perusahaan Industri Farmasi ....................................... 32
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN……………………….. 36
A. Analisis Data…………….…………………………………............ 36
B. Pembahasan……………………………………………………….. 56
C. Koefisien Determinasi ( R 2)……………………………………… 62
BAB VI KESIMPULAN KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN 63
A. Kesimpulan………………………………………………………… 63
B. Keterbatasan Penelitian……………………………………………. 63
C. Saran……..………………………………………………………… 64
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 64
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 65
LAMPIRAN A……….……………………………………………………..
LAMPIRAN B…….………………………………………………………..
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pengaruh struktur Modal Terhadap ................................................. Nilai Perusahaan ............................……………………................... 10 Gambar 5.1 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho .................................. Uji Kof Regresi X1 ………………………........................................47 Gambar 5.2 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho .................................. Untuk uji F ....................................................................................... 45
xi
DAFTAR TABEL
Tabel V.1 Hasil Perhitungan Struktur ModaL ...............................................
Industri Farmasi di BEJ 2000-2004 ............................................... 35
Tabel V.2 Hasil Perhitungan Stabilitas Penjualan...........................................
Industri Farmasi di BEJ 2000-2004................................................ 37
Tabel V.3 Hasil Perhitungan Struktur Aktiva .................................................
Industri Farmasi di BEJ 2000-2004 ............................................... 38
Tabel V.4 Hasil Perhitungan Leverage Operasi ..............................................
Industri Farmasi di BEJ 2000-2004...................................................39
Tabel V.5 Hasil Perhitungan Pertumbuhan Laba.............................................
Industri Farmasi di BEJ 2000-2004 ..................................................41
Tabel V.6 Hasil Perhitungan profitabilitas........................................................
Industri Farmasi 2000-2004 ............................................................ 42
Tabel V.7 Hasil Analisis Regersi Linier Sederhana........................................... 43
Tabel V.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda............................................ 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Semua perusahaan memerlukan modal yang dapat berasal dari hutang
maupun ekuitas. Hutang mempunyai dua keuntungan yaitu (Brigham dan
Houston, 2001 : 5) :
1. Bunga yang dibayarkan dapat dipotong untuk tujuan mengurangi pajak,
sehingga menurunkan biaya efektif dari hutang.
2. Pemegang hutang (debtholder) mendapat pengembalian yang tetap,
sehingga pemegang saham (stockholder) tidak perlu mengambil bagian
laba mereka ketika perusahaan dalam kondisi prima.
Namun demikian hutang juga memiliki kelemahan yaitu (Brigham dan
Houston,2001:5)
1. Semakin tinggi rasio hutang (debt rasio), semakin tinggi pula risiko
perusahaan, sehingga suku bunganya mungkin lebih tinggi.
2. Apabila sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan laba
operasi tidak mencukupi untuk menutup beban bunga, maka pemegang
saham harus menutup kekurangan, dan perusahaan akan bangkrut jika
tidak sanggup.
Terlalu banyak hutang dapat menghambat perkembangan perusahaan yang
pada akhirnya dapat membuat pemegang saham berpikir dua kali untuk tetap
menanamkan modalnya. Pada dasarnya semua bentuk perusahaan, baik swasta
2
maupun pemerintah, baik industri perdagangan, maupun jasa, semuanya
mempunyai tujuan ekonomi yang sama yaitu mendapatkan laba atau keuntungan
yang maksimum. Hal tersebut tergantung dari peran sistem manajemen yang
sangat penting dalam menghadapi persaingan dunia luar. Pemilihan struktur
modal yang tepat membantu untuk meningkatkan nilai perusahaan serta
memperoleh keuntungan untuk bersaing. Hal tersebut tergantung cara seorang
manajer keuangan mengelola aset-aset perusahaan agar tujuan perusahaan dapat
tercapai dengan baik.
Penentuan struktur modal bukan merupakan ilmu pasti, karena itu
meskipun perusahaan-perusahaan berada dalam industri yang sama, seringkali
mempunyai struktur modal yang sangat berbeda. . Pembayaran bunga hutang akan
mempengaruhi jumlah penghasilan kena pajak yang dapat mempengaruhi kas
modal perusahaan dan nilai perusahaan.
Struktur modal suatu perusahaan, secara umum terdiri atas beberapa
komponen yaitu ( Husnan, 1996 : 275-287)
1. Modal Sendiri (Equity)
Sumber modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan maupun dari
luar perusahaan. Sumber dari dalam (internal financing) berasal dari hasil
operasi atau laba yang ditahan. Sedangkan sumber dari luar (external
financing) dapat dalam bentuk saham biasa ataupun saham preferen.
3
2. Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang merupakan sumber dana yang mempunyai jangka
waktu relatif lama. Jenis-jenis hutang tersebut yang di dalam hal ini adalah
obligasi, hipotek, dan kredit investasi.
Kebangkitan Bursa Efek Jakarta memberikan kesempatan kepada
perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mengatasi masalah yang dahulu paling
sering dihadapi, yaitu struktur modal yang sangat timpang. Melalui Bursa Efek
Jakarta perusahaan diharapkan dapat menata kembali struktur modal agar lebih
baik. Sehingga perusahaan selalu berusaha mencari struktur modal optimal.
Struktur modal optimal adalah struktur modal yang memaksimumkan nilai
perusahaan serta dapat meminimalkan rata-rata dibobot biaya modal. Struktur
modal perusahaan pada dasarnya adalah kombinasi dari penggunaan dana yang
berbentuk hutang dan modal sendiri. Dengan semakin banyaknya alternatif
sumber pembiayaan, maka perusahaan dapat memilih kombinasi yang optimal
dari alternatif- alternatif yang ada.
Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, seperti
stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage keuangan, tingkat pertumbuhan laba,
tingkat profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi
pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi pasar, kondisi internal
perusahaan, dan fleksibilitas keuangan (Houston dan Brigham, 2001 : 40).
Apabila struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan maka sangat berguna bagi
perusahaan untuk mengetahui faktor –faktor yang mempengaruhi struktur modal
suatu perusahaan. Mengingat pentingnya faktor-faktor tersebut maka penulis
4
sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Struktur Modal, Studi
Kasus pada Industri Farmasi di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Faktor-faktor apakah yang secara individual berpengaruh positif terhadap
struktur modal pada industri Farmasi di Bursa Efek Jakarta ?
2. Faktor-faktor apakah yang secara serempak berpengaruh positif terhadap
struktur modal pada industri Farmasi di Bursa Efek Jakarta ?
.
C. BATASAN MASALAH
1. Mengingat ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada
perusahaan tetapi hanya lima faktor yang diteliti faktor-faktor yang digunakan
sebagai indikator yang mempengaruhi struktur modal yaitu stabilitas
penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan laba dan
tingkat profitabilitas.
2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan industri Farmasi di BEJ yang telah
menerbitkan Laporan Keuangan periode 1999-2004.
D.TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang secara individual berpengaruh
positif terhadap struktur modal pada industri Farmasi di Bursa Efek Jakarta.
5
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang secara simultan berpengaruh positif
terhadap struktur modal pada industri Farmasi Bursa Efek Jakarta.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan
khususnya industri Farmasi dalam menentukan keputusan struktur modal.
2. Bagi Universitas Santa Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi
perpustakaan Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta dan menjadi
tambahan referensi bagi mereka yang berkeinginan untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperdalam dan
menambah wawasan penulis dalam hal menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh dalam menentukan keputusan pada struktur modal. Selain itu
peneliti ini ditujukan untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh
selama penulis berada di bangku kuliah.
6
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan dan pembatasan
masalah yang ada tujuan serta manfaat dari penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai landasan teori-teori yang berkaitan
dengan masalah dalam penelitian serta rumusan hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini dibahas mengenai populasi, dan sampel data yang diperlukan,
variabel penelitian dan metode analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Bab ini akan disajikan gambaran umum BEJ dan pasar modal yang
terdaftar di Indonesia.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang analisis data berdasarkan teori-teori yang
relevan dengan landasan teori dan pembahasannya serta pengujian
terhadap hipotesis yang diajukan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian
yang telah dilakukan dan memberikan saran-saran yang diperlukan
serta keterbatasan penelitian ini.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan
Menurut Husnan dan Pujiastuti (1994 :4-5), manajemen keuangan
menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan.
Mereka yang melaksanakan kegiatan tersebut sering disebut manajer keuangan.
Banyak kegiatan yang harus dijalankan oleh manajer keuangan, dan kegiatan-
kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan utama, yaitu kegiatan
menggunakan dana dan mencari dana. Dua kegiatan fungsi utama disebut sebagai
fungsi keuangan.
Fungsi pokok manajemen keuangan antara lain menyangkut keputusan
tentang penanaman modal, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen pada
suatu perusahaan. Diperoleh dari sumber pembiayaan eksternal dan dialokasikan pada
berbagai bentuk penggunaan. Arus dana yang terjadi dalam kegiatan operasi
perusahaan harus dipantau. Pihak sumber keuangan akan menerima imbalan dalam
bentuk hasil pengembalian, pembayaran kembali produk dan jasa. Semua organisasi,
baik perusahaan bisnis, unit perusahaan, masyarakat, badan sosial seperti nirlaba
museum dan lembaga kesenian, harus menjalankan manajemen keuangan. Dengan
demikian tugas manajemen adalah merencanakan untuk menggunakan dana tersebut
untuk memaksimumkan nilai perusahaan ( Weston dan Copeland, 1992 : 3 ).
8
B. Laporan keuangan
Laporan keuangan memegang peranan penting sebagai faktor internal
perusahan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana
laporan keuangan tersebut dapat digunakan sebagai alat komunikasi bagi perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan mengenai data keuangan atau aktivitas
perusahaan yang telah dilakukan. Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk
menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan yang selanjutnya dari
hasil analisis tersebut dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (1994:2) , pengertian istilah laporan
keuangan adalah sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Menurut Harnanto (1995 : 18) laporan keuangan bagi perusahaan berfungsi
untuk mengetahui kemajuan, kemunduran serta kegagalan perusahaan terutama yang
menyangkut bidang finansial. Analisis terhadap laporan keuangan merupakan
pedoman perusahaan dalam mengambil keputusan- keputusan dimasa yang akan
datang.
9
Menurut Weston dan Brigham ( 1998 : 279) laporan keuangan yang
disampaikan oleh perusahaan kepada pemegang saham, tak pelak lagi laporan
tahunan, ada dua jenis informasi yang disajikan dalam laporan ini. Pertama, bagian
uraian verbal, yang berupa kata pengantar dari presiden direktur, yang
menggambarkan hasil operasi perusahaan selama tahun lalu serta membahas
perkembangan baru yang mempengaruhi di masa datang. Kedua, laporan tahunan
terdiri dari empat laporan keuangan utama perhitungan rugi-laba, neraca, perhitungan
laba ditahan, dan laporan arus kas. Secara bersama-sama, laporan ini memberikan
suatu gambaran akuntansi atas operasi serta posisi keuangan perusahaan.
C. Pengertian Struktur Modal
Adapun asal usul modal itu tentunya dari tabungan. Tabungan itu dapat
berupa tabungan negara, tabungan perusahaan, maupun tabungan orang perorangan.
Pemilik- pemilik tabungan inilah yang kemudian kita kenal sebagai sumber modal.
Mereka akan menyerahkan tabungannya untuk ditanam atau diinvestasikan ke dalam
berbagai usaha oleh para pengusaha. Struktur modal merupakan
perimbangan/perbandingan hutang jangka panjang dengan modal sendiri ( Bambang
Riyanto, 1995 : 22 ).
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur
modal terhadap nilai perusahaan, kalau investasi dan kebijakan dividen diasumsikan
konstan. Dengan kata lain, seandainya perusahaan mengganti sebagian modal sendiri
dengan hutang (atau sebaliknya) apakah harga saham akan berubah, apabila
10
perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lain. Semua struktur modal
adalah baik, tetapi kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan
berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang
dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga saham, adalah struktur modal
yang terbaik.
Sedang struktur keuangan mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva
perusahaan dibelanjai, dengan demikian struktur keuangan tercermin pada
keseluruhan pasiva dalam neraca. Struktur keuangan mencerminkan pula
perimbangan baik dalam artian absolut maupun relatif antara keseluruhan modal
asing ( baik jangka panjang ) dengan jumlah modal sendiri. Apabila struktur
keuangan tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca, maka struktur modal
hanya tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, dimana
kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau jangka panjang. Dengan
demikian maka struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari struktur
keuangan.
Menurut Agnes Sawir (2004 : 43 ), struktur modal adalah bauran sumber
pendanaan permanen ( jangka panjang ) yang digunakan perusahaan Jadi struktur
modal secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
11
Gambar 2.1
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Struktur modal yang optimal berarti struktur modal yang dapat
memaksimalkan nilai perusahaan dan meminimumkan biaya penggunaan modal.
Apabila struktur modal perusahaan tidak optimal sehingga dapat mengancam
perusahaan maka perusahaan perlu melakukan perbaikan struktur modal. Tujuan dari
perbaikan struktur modal adalah menyesuaikan struktur modal terhadap perubahan
dan perkembangan keadaan perusahaaan. Dengan optimalnya struktur modal maka
akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan meningkatnya nilai perusahaan
maka akan berpengaruh terhadap finansial perusahaan seperti perusahaan semakin
profit, nilai saham naik, pendapatan stabil, cadangan modal bertambah.
Struktur Modal
Modal Sendiri ?
Hutang ?
Struktur Modal Optimal
Nilai Perusahaan Maksimum
12
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Houston dan Brigham (2001 : 39 ) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keputusan sehubungan dengan struktur modal :
1. Stabilitas Penjualan (Sales Stability)
Penjualan di waktu yang akan datang merupakan ukuran sejauh mana
laba per saham biasa diperoleh dari pembiayaan permanen yang terdiri dari
hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham.Semakin
stabil penjualan perusahaan berarti semakin besar kemampuan memenuhi
kewajiban tetapnya. Perusahaan yang memiliki pendapatan yang stabil dapat
membelanjai kegiatannya dengan proporsi hutang lebih besar.
Perusahaan dengan jumlah penjualan yang relatif stabil mungkin akan
lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap
yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak
stabil ( Brigham dan Houston, 2001:39). Tingkat keuntungan yang tinggi
belum tentu dapat memuaskan manajemen. Walaupun tingkat keuntungan
rata-rata tinggi, tetapi apabila tingkat penyimpangan yang terjadi disetiap
periodenya tinggi, maka kepastian mendapatkan keuntungan yang sangat
tinggi berarti risiko penyimpangan keuntungan dari semula diharapkan dapat
dikatakan besar.
Dilihat dari sisi manajemen, hutang merupakan tambahan beban tetap
bagi perusahaan. Selain itu manajemen harus menyisihkan sebagian hasil
13
penjualan untuk membayar pokok pinjaman, menanggung beban bunga setiap
periodenya, yang jumlahnya telah ditentukan saat kontrak sebagian
kontraprestasi kepada pihak kreditur. Mengingat penggunaan hutang (modal
asing) akan menambah beban tetap perusahaan, maka manajemen akan
berpikir dan berusaha keras untuk mendapatkan dana guna membayar
kewajiban keuangan tersebut, dengan kemungkinan penyimpangan yang
rendah atau tingkat kepastian tinggi.
Stabilitas penjualan yang akhirnya akan mempengaruhi kestabilan
keuntungan perlu diperhatikan baik oleh debitur sebelum mengambil
keputusan pemberian hutang kepada debitur. Tingkat penyimpangan
penjualan dapat diukur dengan deviasi standar.
.1
...22
2
2
1
−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ −+⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ −
=
−−−
n
XXXXXX n
xσ
keterangan :
σ : deviasi standar
Xi : penjualan ke i
X : penjualan rata-rata
n : jumlah sampel
Semakin besar deviasi standar maka tingkat penyimpangan perusahaan
semakin besar (semakin tidak stabil). Semakin kecil deviasi standar tingkat
penjualan maka dikatakan bahwa penjualan semakin stabil.
14
Semakin stabil penjualan, berarti semakin stabil pula keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan. Dengan demikian stabilitas penjualan berpengaruh
positif terhadap struktur modal perusahaan.
2. Struktur Aktiva (Asset Structure)
Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada
modalnya tertanam dalam aktiva tetap ( fixed asset) , akan mengutamakan
pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri,
sedang modal asing sifatnya adalah sebagai pelengkap. Hal ini dapat
dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansiil konservatif yang
horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling
sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva yang lain yang sifatnya
permanen. Perusahaan yang sebagian besar aktivanya terdiri dari aktiva lancar
akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan hutang jangka
pendek ( Bambang Riyanto,1995 :236 ).
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dikuasai oleh
perusahaan dan memberikan manfaat dimasa yang akan datang. Penyajian
aktiva disusun menurut likuiditasnya, yaitu kemampuan untuk dicairkan
menjadi kas. Aktiva lancar adalah kas atau bank , dan sumber-sumber
ekonomi yang dapat dicairkan atau dikonversikan menjadi kas atau bank,
dijual atau habis dipakai dalam rentang waktu satu tahun atau selamasiklus
kegiatan normal perusahaan. Aktiva lancar : kas (cash), investasi jangka
pendek (temporary investment), piutang dagang (account receivable),
15
penghasilan yang masih diterima, persedian barang, biaya yang harus dibayar
dimuka (prepaid expenses).
Sedangkan aktiva tetap adalah sumber sumber ekonomi yang
berwujud dan diperolehnya sudah dalam kondisi siap untuk dipakai yaitu
dengan wujud membangun terlebih dahulu. Aktiva tetap dapat dimanfaatkan
secara permanen atau dalam rentang waktu lebih dari satu tahun, yang
termasuk dalam aktiva tetap adalah tanah (land), bangunan (building), mesin-
mesin (machinery), perabot dan peralatan kantor (office furniture and
fixtures).
Struktur aktiva yang dimiliki perusahaan akan menentukan struktur
modal perusahaan. Pada perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa
aktiva tetap, penggunaan hutang akan lebih didominasi oleh hutang jangka
panjang. Struktur aktiva dalam penelitian ini digunakan untuk perbandingan
antara aktiva tetap dan total aktiva yang ada dalam perusahaan (AT/TA).
Perusahaan memiliki aktiva yang besar khususnya pada perusahaan akan
permintaan outputnya relatif stabil maka perusahaan tersebut mudah
mendapat pinjaman (hutang) untuk jangka panjang. Untuk menghitung
struktur aktiva digunakan rumus :
Struktur aktiva = aktivatotaltetapaktiva
⋅⋅
Jadi semakin besar aktiva tetap yang dimiliki, semakin besar
kemungkinan menggunakan hutang yang besar sehingga semakin baik
16
struktur aktiva pada perusahaan sehingga struktur modalnya akan meningkat.
Dengan demikian struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal
perusahaan.
3. Leverage Operasi
Leverage operasi didefinisikan sebagai persentase perubahan dalam
laba operasi ( EBIT ) sebagai akibat perubahan penjualan. Leverage operasi
didefinisikan sebagai rasio antara persentase perubahan laba bersih sebelum
bunga dan pajak (Weston dan Copeland, 1997 :8). Untuk menghitung
besarnya leverage operasi dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Leverage operasi = penjualanperubahan
EBITperubahan.
.0
00
0 atau
Leverage operasi =( )
( ) 11
11
//
−−
−−
−−
ttt
ttt
penjualanpenjulanpenjualanEBITEBITEBIT
Keterangan :
EBITt = EBIT tahun t
EBITt-1 = EBIT tahun t-1
Jika perusahaan mempunyai leverage operasi yang tinggi, titik
impasnya terletak pada tingkat penjualan relatif tinggi, dan dampak perubahan
tingkat penjualan terhadap laba sangat diperbesar. Makin tinggi faktor
leverage, makin tinggi pula jumlah penjualan yang diperlukan untuk
mencapai titik impas dan makin besar pula dampak perubahan volume
penjualan terhadap laba. Leverage operasi ini memiliki pengaruh positif
17
terhadap struktur modal perusahaan, yang artinya jika leverage operasi
semakin meningkat maka struktur modal juga semakin baik.
4. Tingkat Pertumbuhan Laba
Tingkat pertumbuhan laba ini menunjukan besarnya pertumbuhan laba
bersih yang diperoleh perusahaan dari tahun ke tahun. Untuk menghitung
besarnya pertumbuhan laba dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Pertumbuhan laba = 1
1
−
−−
t
tt
labalabalaba
Keterangan :
Laba t = Laba tahun t
Laba t-1 = Laba tahun t-1
Semakin besar pertumbuhan laba yang diperoleh akan mampu
meningkatkan struktur modal perusahaan, sehingga apabila pertumbuhan laba
semakin meningkat maka akan mampu memperbaiki struktur modal pada
perusahaan. Dengan demikian pertumbuhan laba mempunyai pengaruh positif
terhadap struktur modal.
5. Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektifitas manajemen
secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh keuntungan yang diperoleh dari
penjualan dan investasi. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba, yang ditunjukan oleh perbandingan antara laba bersih
sesudah pajak dengan penjualan.
18
Profitabilitas = ( )penjualan
EATBersihLaba.
Dengan tingkat profitabilitas yang tinggi perusahaan mempunyai
kesempatan yang besar untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan berupa
hutang, karena salah satu faktor yang diperhatikan oleh para kreditur adalah
kemampuan perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba. Jika perusahaan
semakin meningkatkan profitabilitas, perusahaan cenderung menggunakan
banyak hutang karena mempunyai dana yang cukup melalui laba ditahan
(Sartono, 1996: 65) Dengan demikian tingkat profitabilitas ini memiliki
pengaruh yang positif terhadap struktur modal perusahaan.
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan perumusan suatu preposisi atau kondisi maupun prinsip
yang dianggap benar untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat logis dengan cara
menguji kebenaran hipotesis tersebut. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan data-data yang ada. Dalam penulisan skripsi ini penulis membuat
hipotesis untuk diuji kebenaranya adalah:
1. Stabilitas penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal pada industri
farmasi di Bursa Efek Jakarta.
2. Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal pada industri
farmasi di Bursa Efek Jakarta.
19
3. Leverage operasi berpengaruh positif terhadap struktur modal pada industri
farmasi di Bursa Efek Jakarta.
4. Tingkat pertumbuhan laba berpengaruh positif terhadap struktur modal pada
industri farmasi di Bursa Efek Jakarta.
5. Tingkat profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal pada
industri farmasi di Bursa Efek Jakarta.
6. Stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi , tingkat pertumbuhan
dan tingkat profitabilitas secara simultan berpengaruh positif terhadap
struktur modal pada industri farmasi di Bursa Efek Jakarta.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu
suatu penelitian yang terinci mengenai obyek tertentu selama kurun waktu tertentu,
termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya, dengan cukup mendalam dan
menyeluruh (H. Umar,1998 : 29). Hasil penelitian ini hanya berlaku pada obyek
yang diselidiki.
B.Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian : Perusahaan industri farmasi yang telah terdaftar di Bursa Efek
Jakarta antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh data berkesinambungan.
Waktu Penelitian : Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan untuk tahun buku
2000, 2001, 2002, 2003, dan 2004.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah industri farmasi yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Perusahaan industri
21
farmasi yang telah menerbitkan laporan keuangan untuk tahun buku 2000 sampai
dengan 2004.
D. Obyek Penelitian
Adapun obyek penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan tentang struktur modal, yang meliputi stabilitas penjualan,
leverage operasi, tingkat pertumbuhan laba, tingkat profitabilitas. Data yang dipakai
dalam penelitian ini adalah data sekunder dari industri farmasi yang telah terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. Semua sumber data diperoleh di Bursa Efek Jakarta selama
periode 2000 sampai dengan tahun 2004 melalui Jakarta Stock Exchange Monthy dan
Indonesian Capital Market Directory.
E. Variabel penelitian
Dalam penelitian ini variabel- variabel yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Struktur modal (capital structure)
Struktur modal (capital structure) adalah perimbangan atau perbandingan antara
jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Untuk mengetahui struktur
modal (capital structure) dapat hitung dengan rumus :
Struktur Modal = riModalSendi
janggjangkapanHu tan
22
2. Stabilitas Penjualan (sales stability)
Penjualan atau penghasilan yaitu aktiva yang diterima atas penyerahan barang
dan jasa kepada pihak pembeli. Penyebab berfluktuasinya penjualan dikarenakan
faktor internal maupun eksternal perusahaan. Tingkat penyimpangan penjualan dapat
diukur dengan deviasi standar.
( ) ( ) ( )1
...22
22
1
−−++−+−
=n
XXXXXX nxσ
keterangan :
σ : Standar deviasi
Xi : Penjualan ke-i.
X : Penjualan rata-rata
n : Jumlah sampel
3. Struktur Aktiva (asset structure)
Struktur aktiva dalam penelitian ini digunakan untuk perbandingan aktiva tetap
dan total aktiva yang ada dalam perusahaan (AT/TA). Perusahaan memiliki aktiva
yang besar khususnya pada perusahaan yang permintaan akan outputnya relatif stabil
maka perusahaan tersebut mudah mendapat pinjaman (hutang) untuk jangka panjang.
Untuk menghitung struktur aktiva digunakan rumus :
Struktur aktiva = atotalaktivpaktivateta
23
4. Leverage Operasi
Leverage operasi menunjukan presentase perubahan EBIT sebagai akibat
perubahan penjualan. Untuk menghitung besarnya leverage operasi dapat digunakan
rumus sebagai berikut :
Leverage operasi = enjualanperubahanp
BITperubahanE
00
00
atau
Leverage operasi = 11
11
/)(/)(
−−
−−
−−
ttt
ttt
penjualanpenjualanPenjualanEBITEBITEBIT
5. Tingkat Pertumbuhan Laba
Rasio ini menunjukan besarnya pertumbuhan laba yang diperoleh perusahaan
dari tahun ke tahun. Untuk menghitung besarnya pertumbuhan laba dapat digunakan
rumus sebagai berikut :
Pertumbuhan Laba =1
1
−
−−
t
tt
labalabalaba
Keterangan :
Laba t = laba kotor (EBIT) tahun t
Laba t-1 = laba kotor (EBIT) tahun t-1
24
6. Profitabilitas
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba, yang ditunjukkan oleh perbandingan antara laba bersih sesudah pajak (EAT)
dengan penjualan. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Profitabilitas =Penjualan
EATLabaBersih )(
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana dipakai untuk menjawab pertanyaan
dalam rumusan masalah 1 sampai dengan 5. Adapun rumus regresi linier
sederhana adalah sebagai berikut ( Mustafa, 1995:110 ):
Y= a + bX
a. Rumusan Masalah 1
Analisis regresi ini dipakai untuk menjawab pertanyaan apakah
stabilitas penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut :
Y = a +bX1
25
b. Rumusan masalah 2
Analisis regresi ini dipakai untuk menjawab pertanyaan apakah
struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut :
Y = a + bX2
c. Rumusan Masalah 3
Analisis regresi ini dipakai untuk menjawab pertanyaan apakah
leverage operasi berpengaruh positif terhadap struktur modal. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut :
Y = a + bX3
d. Rumusan Masalah 4
Analisis regresi ini dipakai untuk menjawab pertanyaan apakah
stabilitas penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut :
Y = a + bX4
e. Rumusan Masalah 5
Analisis regresi ini dipakai untuk menjawab pertanyaan apakah
profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal. Adapun rumusnya
adalah sebagai berikut :
Y = a + bX5
26
Keterangan :
Y = Struktur Modal
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Stabilitas penjualan
X2 = Struktur aktiva
X3 = Leverage operasi
X4 = Pertumbuhan laba
X5 = Profitabilitas
2. Analisis Regresi Berganda
Analisis Regresi berganda dipakai untuk menjawab pertanyaan
dalam rumusan masalah yang ke 6 yaitu apakah stabilitas penjualan,
struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan laba dan tingkat
profitabilitas secara simultan berpengaruh positif terhadap struktur
modal. Adapun persamaan regresi berganda adalah ( Mustafa, 1995 : 128)
Y= UXXXXX ++++++ 55443322110 ββββββ
Keterangan :
Y = Struktur Modal
X1 = Stabilitas penjualan
X2 = Struktur aktiva
27
X3 = Leverage operasi
X4 = Pertumbuhan laba
X5 = Profitabilitas
0β = Konstanta
=5,4,3,2,1 βββββ Koefisien regresi
Ui = Random error
G.Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
digunakan uji t dan uji F.
a. Uji t ( pengujian Secara Individual)
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis 1 sampai dengan 5 yaitu
apakah masing-masing variabel-variabel yaitu stabilitas penjualan,
struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan laba dan
profitabilitas secara individual mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel dependen ( struktur modal).
H0 : iβ ≤ 0
HA : iβ > 0
Rumus untuk menghitung t hitung adalah (Mustafa, 1995 : 114).
t =)(β
βSE
28
1. Menentukan kriteria pengujian dengan satu sisi :
a. H0 diterima bila t hitung ≤ t tabel atau sig > α
b. H0 ditolak bila t hitung > t tabel atau sig < α
2. Menentukan tingkat signifikansi (α ) sebasar 5%, level of
confidence = 95 % , degree of freedom n-2.
b. Uji F ( Pengujian Secara Serempak)
Uji F dipergunakan untuk menguji apakah variabel-variabel
independen yaitu stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi,
tingkat pertumbuhan laba dan profitabilitas secara serempak mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (struktur
modal).
Ho : 05,4,3,2,1 ≤βββββ
HA: 05,4,3,2,1 ⟩βββββ
Adapun rumusnya untuk menghitung F hitung adalah (Mustafa,1995 : 15)
:F hitung =)/()1(
)1/(2
2
knRkR
−−−
1. Menentukan kriteria pengujian satu sisi :
a. H0 diterima bila F hitung ≤ F tabel
b. H0 ditolak bila F hitung > F tabel
2. Menentukan tingkat signifikansi (α ) sebasar 5 %, level of confidence
95 % , degree of freedom = (k-1) ; (n-k)
29
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta
Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan
peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan
ekonomi Nasional. Bursa Efek Jakarta berperan juga dalam upaya mengembangkan
pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia yang
stabil.
Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya Bursa Efek di Indonesia pada
abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, Bursa Efek
pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintahan kolonial Belanda dan
dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutup selama periode Perang Dunia Pertama dan
kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah kolonial juga
mengoperasikan Bursa Pararel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan bursa ini
dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Pada 1952,
tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan, Bursa Saham dibuka
lagi di Jakarta dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa Saham
kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada
tahun 1956.
Tidak sampai 1977, Bursa Saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan
pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), institusi baru dibawah Departemen Keuangan,
30
Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai meningkat dan mencapai
puncaknya tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta.
Pada tanggal 13 juli 1992, bursa saham diswastanisasi PT Bursa Saham menjadi PT
BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM).
Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei 1995,
meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah sistem perdagangan
Saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair
dan transparan dibanding sistem perdagangan manual.
B. Langkah Go Publik
Perusahan yang beroperasi sebagai perusahaan publik, pada dasarnya harus siap
dengan konsekuensi dan permasalahanya, yaitu memenuhi ketentuan yang berlaku
dalam undang-undang serta aturan pelaksanaan yang mengikuti, seperti yang di
wajibakan dalam keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990, perusahaan
publik harus memenuhi beberapa kesanggupan, yaitu :
1. Keharusan untuk keterbukaan (fill disclosure)
Pasar modal yang sehat adalah transparansi atau keterbukaan. Sebagai perusahaan
publik yang sahamnya telah dimilki oleh masyarakat harus menyadari keterbukaan
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan (disclosure) dalam berbagai aspek sesuai
dengan kebutuhan pemegang saham dan masyarakat serta peraturan yang berlaku.
2. Keharusan untuk wajib memberi laporan
31
Setelah perusahaan go publik dan mencatat efeknya di bursa maka emiten sebagai
perusahaan publik wajib menyampaikan laporan secara rutin maupun laporan lain
kepada BAPEPAM dan Bursa Efek Jakarta. Laporan yang disampaikan oleh emiten
kepada bursa khususnya laporan adanya kejadian penting, secepatnya akan
dipublikasikan oleh bursa kepada masyarakat pemodal melalui pengumuman dilantai
bursa maupun lantai informasi. Masyarakat pemodal dapat memperoleh langsung
informasi tersebut ataupun melalui perusahaan pialang.
3. Perubahan hubungan dari informal ke formal
Sebelum go publik manajer tidak mempunyai kewajiban untuk menghasilkan
laporan apapun, tetapi sesudah go publik manajer mempunyai komunikasi dengan
pihak luar, misalnya BAPEPAM dan akuntan publik.
4. Kewajiban membayar dividen
Investor membeli saham karena mengharapkan adanya keuntungan, dalam hal ini
dividen yang dibagi setiap periodenya. Oleh karena itu manajer harus bekerja keras
untuk menyakinkan para investor yang selanjutnya berkewajiban membayar dividen
secara teratur dan konstan atau naik.
5. Berusaha meningkatkan pertumbuhan perusahaan
Selain berkewajiban membayar dividen, perusahaan harus menunjukkan
kemampuannya untuk bertahan dalam dunia persaingan, selanjutnya berusaha keras
untuk memenangkan persaingan.
Langkah go publik dan go internasional menyebabkan transformasi besar-besaran
struktur modal perusahaan-perusaaahaan Indonesia. Modal menjadi kuat sementara
sumber hutang diversifikasi dengan baik. Hal ini akan berakibat baik bagi
32
perkembangan perusahaan selanjutnya yang kuat membuat perusahaan dapat
menambah hutang tanpa khawatir rasio hutang akan memburuk
Dengan bangkitnya Bursa Efek Jakarta, terbuka kesempatan bagi perusahaan-
perusahaan di Indonesia untuk masalah struktur modal. Kalau dahulu hutang
perusahaan lebih besar dari modalnya, maka menjual sahamnya di pasar modal
sekarang banyak diantara perusahaan-perusahaan tersebut sudah memiliki modal yang
lebih tinggi dari hutang.
C. Sejarah Singkat Perusahaan Industri Farmasi
1. PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk.
PT Squibb Indonesia berdiri 19 maret 1971 ruang lingkup kegiatan perusahaan
adalah bergerak dalam bidang farmasi dan produk kesehatan seperti :
a. Menggunakan resep : Capoten, Corgard, Capozide, Kenacort, Kenacomb,
Mycostatin, Azatam, Velosef dan masih ada 36 jenis antibiotik lainnya.
b. Tanpa resep : Engran, Couterpain, Vi-grans, B-Complex
Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dan pabriknya berlokasi di Cilangkap, Bogor.
Pada tanggal 6 November 1991, perusahaan telah mengakuisisi 100% kepemilikan PT
Bristol-Myers Indonesia.
2. PT Dankos Laboratories Tbk.
PT Dankos Laboratories didirikan pada tahun 1882 perusahaan bergerak dibidang
farmasi. Suksesnya perusahaan melakukan negoisasi sehingga mendapat pinjaman dari
kreditur untuk merekturisasi perusahaan. Pemegang saham terbesar adalah PT Bintang
Toedjoe. Pabriknya berada di Kawasan Industri Pulogadung.
33
3. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk.
PT Darya-Varia didirikan pada tahun 1976 perusahaan bergerak dalam bidang
manufaktur, perdagangan, dan distribusi produk-produk farmasi, produk-produk kimia
yang berhubungan dengan farmasi, dan perawatan kesehatan. Pabrik dan kantor pusat
berlokasi di Bogor dan Jakarta.
4. PT Indofarma (Persero) Tbk.
PT Indonesia farma Tbk disingkat Indofarma didirikan pada 2 Januari 1996 .
Pada awalnya, perusahaan merupakan sebuah pabrik obat dengan nama Pabrik obat
Manggarai pada 1918. Pada tahun 1950 pabrik ini diambil alih oleh pemerintah
republik Indonesia dan dikelola oleh Departemen Kesehatan. Ruang lingkup kegiatan
perusahaan sebagai berikut :
a. Memproduksi bahan baku dan bahan penolong farmasi termasuk bahan kimia dan
agrokimia baik sendiri maupun atas dasar lisensi.
b. Memproduksi obat-obatan, produk makanan yang berhubungan dengan
pemeliharaan kesehatan, baik yang bersifat umum termasuk untuk hewan, dan alat
kesehatan. Baik pembuatan atas dasar sendiri maupun atas dasar lisensi.
c. Memproduksi pengemas maupun bahan pengemas, mesin dan peralatan sarana
pendukung yang berkaitan dengan industri farmasi.
d. Pemasaran, perdagangan dan distribusi hasil produk baik didalam maupun diluar
negara.
e. Jasa yang berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan maupun jasa
pemeliharaan kesehatan.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berlokasi di Jln. Tambak No 2, dengan
lokasi pabrik di Cibitung – Jawa Barat.
34
5. PT Kalbe Farma Tbk.
PT Kalbe Farma Tbk didirikan pada tanggal 10 September 1966. Ruang
lingkup kegiatan perusahaan meliputi usaha dalam bidang industri dan distribusi
produk farmasi bagi manusia dan hewan.
PT Kalbe Farma Tbk berlokasi di Jakarta kawasan Industri Delta Silikon, Jln. M. H.
Thamrin Blok A 3-1, Lippo Cikarang-Bekasi.
6. PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
PT Kimia Farma (Persero) Tbk disahkan pada 11 Oktober 1971, yang
sebelumnya adalah Perusahaan Negara Kimia Farma. Ruang lingkup kegiatannya
antara lain mengadakan, menghasilkan, mengolah bahan kimia farmasi, dan biologi
untuk pemeliharaan kesehatan.
PT Kimia Farma (Persero) Tbk saat ini berkedudukan di Jln. Veteran No 09, Jakarta.
7. PT Merck Tbk.
PT Merck Tbk didirikan pada 14 Oktober 1970. Alamat Jln. T.B. Simatupang
No 08, Pasar Rebo – Jakarta perusahaan berstatus PMA dari Eropa. Perusahaan
bergerak dibidang produk obat-obatan seperti sangobion, Neurobion yang dijual secara
bebas pasar dalam negeri. Tahun 1987 telah banyak melakukan export, sekarang
pemegang saham terbesar ada di tangan Merck Astra Holding AG.
8. PT Pyridam Farma Tbk.
PT Pyridam Farma Tbk didirikan pada 27 November 1976. Ruang lingkup
kegiatan usaha perusahaan meliputi industri obat - obatan, plastik, alat kesehatan dan
industri kimia. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Desa
Cibodas Puncak Jawa Barat.
35
9. PT Schering Plough Indonesia Tbk.
PT Schering Plough Indonesia Tbk didirikan pada 07 Maret 1972. Ruang
lingkup kegiatan perusahaan meliputi pembuatan dan pengembangan produk farmasi
untuk manusia dan hewan, produk kebersihan, kosmetik dan keperluan rumah tangga.
Perusahaan ini lebih banyak memproduksi obat antibiotik.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta, sedangkan pabriknya berlokasi di Pandaan, Jawa
Timur.
10. PT Tempo Scan Pacific Tbk.
PT Tempo Scan Pacific Tbk didirikan pada 20 Mei 1970. Ruang lingkup
kegiatan perusahaan bergerak dalam bidang usaha farmasi. Perusahaan berkedudukan
di Jakarta Jln. H. Rasuna Said Kapling 11, sedangkan lokasi pabriknya dan kantor
terletak di Jakarta dan Cikarang Jawa Barat.
36
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Variabel Penelitian dan Hasilnya
------
Dalam penelitian ini digunakan sampel 10 (sepuluh) perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dari tahun 2000 - 2004 khususnya bidang
Farmasi. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi struktur modal (capital structure) maka dalam
penelitian ini digunakan analisa regresi linier sederhana dan analisa regresi linier
berganda. Variabel yang diduga mempengaruhi struktur modal adalah stabilitas
penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, pertumbuhan laba dan profitabilitas.
Nama perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dari tahun 2000-2004
sebagai berikut :
SQBB : PT. Bristol-Myers Squibb Tbk
DAKS : PT. Dankos Laboratories Tbk
DVLA : PT. Darya Varia laboratoria Tbk
INAF : PT. Indofarma (Persero) Tbk
KLBF : PT. Kalbe Farma Tbk
KAEF : PT. Kimia Farma Tbk
MERC : PT. Merck Tbk
PYFA : PT. Pyridam Farma Tbk
SCPI : PT. Schering Plough Indonesia Tbk
TSPC : PT. Tempo Scan Pasific Tbk
37
1. Struktur Modal (Capital Structure)
Struktur modal (capital structure) adalah perbandingan antara
jumlah hutang jangka panjang dapat dihitung dengan rumus :
Struktur Modal =riModalSendi
janggJangkapanHu tan
Adapun besarnya struktur modal dari masing-masing sampel
perusahaan selama periode 2000 - 2004 dapat dilihat pada tabel V.1 berikut
ini :
Tabel V.1 Hasil perhitungan Struktur Modal pada Industri Farmasi
Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000 – 2004
Kode Tahun
Rata-rata
2000 2001 2002 2003 2004
SOBB -0,8096 0,0936 0,0958 0,1314 0,1182 -0,0741
DAKS 1,2263 1,1559 0,7486 0,5930 0,0440 0,7536
DVLA 0,2950 0,0597 0,0646 0,1198 0,1295 0,1337
INAF 0,0087 0,0000 0,0994 0,1519 0,1071 0,0734
KLBF 5,4062 4,6693 0,4619 0,3180 0,6191 2,2949
KAEF 0,0144 0,0679 0,0684 0,0545 0,0408 0,0492
MERC 0,0087 0,0000 0,0022 0,0044 0,0187 0,0068
PYFA 0,1968 0,0844 0,0377 0,0041 0,0053 0,0656
SCPI 0,0000 0,0000 0,0000 2,3271 2,5689 0,9792
TSPC 0,0283 0,0109 0,0081 0,0091 0,0129 0,0139 Sumber Data : Sumber data sekunder dari BEJ diolah.
Tabel V.1 memperlihatkan perhitungan rasio struktur modal dilihat dari
rata-ratanya karena rata-rata mempertimbangkan semua nilai dan dapat
menggambarkan mean populasi meski ada kelemahannya rata-rata mudah
38
terpengaruh oleh nilai ekstrim. Struktur modal pada perusahaan Kalbe Farma
menunjukkan long term debt equity ratio lebih besar dibandingkan modal sendiri,
sedang struktur modal pada perusahaan Bristol Meyer Squibb menunjukkan adanya
upaya perusahaan untuk menekan jumlah penggunaan hutang jangka panjang dan
modal sendiri karena mungkin perusahaan sedang mengalami kerugian atau sedang
melakukan investasi. Struktur modal perusahaan haruslah memaksimumkan nilai
perusahaan dengan memaksimumkan profit bagi kepentingan modal sendiri, dan
keuntungan yang diperoleh haruslah lebih besar dari biaya modal yang dikeluarkan
sebagai akibat penggunaan struktur modal tertentu. Tetapi kalau kita menambahkan
adanya biaya kebangkrutan, maka akan ada suatu perbandingan antara hutang dan
modal sendiri yang optimal, sehingga ada struktur modal yang optimal.
2. Stabilitas Penjualan (Sales Stability)
Dalam mengukur stabilitas penjualan masing-masing digunakan ukuran
standar deviasi dari tingkat penjualan sampel perusahaam yang diteliti selama
periode penelitian .
1
...2
21
−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −++⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ −+⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ −
=
−−−
n
XXXXXX n
xσ
Keterangan :
:σ Standar deviasi
Xi : Penjualan ke i
X : Penjualan rata-rata
n : Jumlah sampel
39
Besarnya penjualan dan stabilitas penjualan dari sampel perusahaan yang
digunakan selama periode 2000 - 2004 dapat dilihat pada tabel V.2 berikut :
Tabel V.2 Hasil perhitungan Stabilitas Penjualan pada Industri Farmasi
Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000 - 2004 (Dalam Juta Rupiah)
Kode Tahun
2000 2001 2002 2003 2004 Stabilitas Penjualan
SQBB 138.526 175.173 205.623 197.493 221.595 32.175,36
DAKS 531.845 763.624 1.065.422 1.191.273 1.361.627 333.614,97
DVLA 430.701 509.618 549.020 390.436 426.796 65.532,35
INAF 493.371 615.426 687.984 498.206 689.522 97.052,95
Vvvv0KLBF 1.561.839 2.046.499 2.561.802 2.889.209 3.413.097 720.192,10
KAEF 1.517.153 1.442.761 1.538.712 1.816.384 1.925.990 210.249,41
MERC 183.810 224.074 220.918 296.320 373.341 75.478,22
PYFA 20.945 29.227 24.629 27.256 33.969 4.890,45
SCPI 89.004 101.558 109.925 117.435 112.005 11.077,22
TSPC 1.451.646 1.785.230 1.959.435 2.124.162 2.371.553 347.477,34 Sumber data : Data sekunder dari BEJ yang diolah
Tabel V.2
memperlihatkan stabilitas penjualan perusahaan di industri farmasi.
Semakin besar standar deviasi maka tingkat penyimpangan penjualan perusahaan
semakin besar (semakin tidak stabil penjualan) ini akan mempengaruhi stabilitas
keuntungan perusahaan. Perusahaan yang penjualannya tidak stabil ada pada
perusahaan Kalbe Farma dapat dilihat standar deviasi yang besar, maka tidak
stabilitasnya penjualan akan berpengaruh pada stabilitas keuntungan. Semakin kecil
40
standar deviasinya maka tingkat penyimpangan penjualan perusahaan semakin
kecil hal ini akan semakin stabil keuntungannya. Perusahaan yang stabil
penjualannya dilihat dari kecilnya standar deviasi pada perusahaan Pyridam maka
tingkat keuntungan perusahaan juga akan stabil.
3. Struktur Aktiva (Asset Stucture)
Struktur aktiva dalam penelitian ini digunakan untuk perbandingan aktiva
tetap dan total aktiva yang ada dalam perusahaan (AT/TA). Untuk menghitung
struktur aktiva digunakan rumus :
Struktur Aktiva =aTotalAktivpAktivaTeta
Besarnya struktur aktiva masing-masing sampel perusahaan selama periode
2000-2004 dan rata-ratanya dapat dilihat pada tabel V.3 berikut :
. Tabel V.3 Hasil Perhitungan Struktur Aktiva pada Industri Farmasi
Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2004
Kode Tahun
Rata-rata 2000 2001 2002 2003 2004
SQBB 0,1923 0,2930 0,2480 0,1971 0,2057 0,2272
DAKS 0,1329 0,1434 0,1667 0,1924 0,1597 0,1590
DVLA 0,2534 0,2729 0,2785 0,2468 0,2324 0,2568
INAF 0,1657 0,1239 0,1506 0,1820 0,1916 0,1628
KLBF 0,2301 0,2310 0,2315 0,2125 0,1849 0,2180
KAEF 0,3011 0,2678 0,3378 0,3011 0,3518 0,3119
MERC 0,0955 0,0910 0,1710 0,2285 0,2443 0,1661
PYFA 0,7941 0,7191 0,8066 0,8249 0,8163 0,7922
SCPI 0,1988 0,2548 0,3091 0,3404 0,3497 0,2906
TSPC 0,1841 0,1696 0,1910 0,2050 0,2144 0,1928 Sumber Data : Data sekunder dari BEJ yang diolah
41
Tabel V.3 memperlihatkan perhitungan struktur aktiva pada perusahaan
industri farmasi. Perusahaan dengan struktur aktiva besar pada perusahaan Pyridam
Farmasi memiliki aktiva tetap besar yang mungkin diikuti biaya cadangan
depresiasi tinggi pula. Sedang struktur aktiva yang rendah ada pada perusahaan
Dankos biasanya memiliki cadangan depresiasi rendah. Perusahaan yang memiliki
struktur aktiva besar bisa diserahkan sebagai jaminan pinjaman jika dalam struktur
modalnya cenderung menggunakan hutang.
4. Leverage Operasi
Leverage operasi menunjukkan prosentase perubahan EBIT sebagai akibat
perubahan penjualan. Untuk menghitung besarnya leverage operasi dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
Leverage Operasi =enjualanPerubahanP
BITPerubahanE%
% atau
Leverage Operasi =11
11
/)(/)(
−−
−−
−−
ttt
ttt
PenjualanPenjualanPenjualanEBITEBITEBIT
Besarnya leverage operasi pada masing-masing sampel perusahaan selama
periode 2000 - 2004 dan rata-ratanya dapat dilihat pada tabel V.4 berikut :
42
Tabel V.4 Hasil Perhitungan Leverage operasi pada Industri Farmasi
Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000 - 2004
Tahun Kode
2000 2001 2002 2003 2004
Rata-rata
SQBB 12,3258 -7,9362 6,0365 -9,9839 2,8649 0,6614
DAKS -0,2579 0,6282 1,3688 3,2336 3,7703 1,7486
DVLA -7,3756 -10,4421 105,0328 0,8797 0,2295
17,6649
INAF 0,2292 0,2383 -11,9463 -4,9111 -2,9976 -3,8775
KLBF -2,3536 11,6198 12,1401 1,7158 1,2222 4,8689
KAEF 1,7647 4,7694 -10,7294 2,4554 10,1812 1,6883
MERK 2,3951 0,6474 22,8371 0,9514 0,5493 5,4760
PYFA 1,6347 4,9517 5,5315 4,8781 2,2908 3,8574
SCPI -3,8654 6,5664 -11,5628 -183,3462 15,0965 -35,4223
TSPC 53,3907 -0,4261 0,7355 0,5018 0,0238 10,8451 Sumber Data : Data sekunder dari BEJ yang diolah
Tabel V.4 memperlihatkan jika sebagian besar dari total biaya perusahaan
adalah berupa biaya tetap, maka dikatakan bahwa leverage operasi perusahaan
tersebut tinggi bila tingkat leverage operasi suatu bisnis sangat tinggi, sementara
hal-hal lain konstan, ini menandakan bahwa perubahan yang relatif kecil dalam
penjualan akan memngakibatkan perubahan laba operasi yang relatif besar.
Sebaliknya jika dalam perusahaan leverage operasinya rendah apabila struktur
biaya tetap rendah dan biaya per unit tinggi. Dengan demikian operasi searah
dengan biaya tetap sehingga didefinisikan sebagai pengaruh tingkat biaya tetap
yang digunakan dalam perusahaan. Leverage operasi industri farmasi 0,7511.
43
Leverage operasi tinggi pada perusahaan Darya Varia, titik impasnya
terletak pada tingkat penjualan yang relatif tinggi, dan dampak perubahan tingkat
penjualan terhadap laba makin besar. Semakin besar biaya operasi tetap, perubahan
pada penjualan akan mengakibatkan perubahan yang lebih besar pada EBIT
perusahaan. Leverage operasi rendah ada pada perusahaan Schering Plough
Indonesia (SCPI) bahwa mungkin beban tetapnya juga relatif kecil, yang biasanya
biaya variabel per unitnya cukup tinggi sehingga penerimaan setelah dikurangi
biaya variabel lebih kecil daripada biaya tetapnya.
5. Pertumbuhan Laba
Rasio ini menunjukkan besarnya pertumbuhan laba yang di peroleh
perusahaan dari tahun – ke tahun. Untuk menghitung besarnya pertumbuhan laba
dapat di gunakan rumus sebagai berikut :
Pertumbuhan Laba Kotor =1
1
−
−−
t
tt
LabaLabaLaba
Keterangan :
Laba t = Laba kotor tahun t
Laba t-1= Laba kotor tahun t-1
Besarnya pertumbuhan laba masing-masing sampel perusahaan selama
periode 2000 – 2004 dan rata-ratanya dapat dilihat pada tabel V.5 berikut ini :
44
Tabel V.5 Hasil Perhitungan Pertumbuhan Laba pada Industri Farmasi
Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000 - 2004
Tahun Rata-rata Kode
2000 2001 2002 2003 2004
SQBB 0,5352 0,3310 0,2896 0,0439 0,2481 0,2896
DAKS 0,4691 0,2778 0,5089 0,1873 0,2225 0,3331
DVLA 0,1953 0,1725 0,1539 -0,0220 0,0820 0,1164
INAF 0,4970 0,1147 0,5946 0,1110 0,5826 0,1421
KLBF 0,4475 0,1857 0,3761 0,1951 0,1997 0,2812
KAEF 0,5676 -0,0727 -0,1330 0,2191 0,1918 0,2077
MERC 0,5147 0,2528 -0,0254 0,3641 0,1734 0,2559
PYFA 0,5727 0,3795 -0,2250 0,1237 0,2201 0,2142
SCPI 0,2594 -0,1191 0,4197 0,1099 0,1946 0,2906
TSPC 0,1436 0,1941 0,0618 0,1142 0,1044 0,1928 Sumber Data : Data sekunder dari BEJ yang diolah Berdasarkan tabel V.5 memperlihatkan rata-rata besarnya tingkat
pertumbuhan laba rata-rata pertahun. Pertumbuhan laba yang meningkatnya relatif
besar pada perusahaan Dankos. Perusahaan yang menghasilkan pertumbuhan laba
yang meningkat lebih mampu mendanai perusahaannya dengan laba ditahan lebih
mudah mendapatkan pinjaman. Perusahaan mampu meningkatkan pertumbuhan
laba dengan cepat mempunyai potensi yang lebih besar untuk mempertahankan
struktur modal pada modal sendiri melalui laba ditahan maupun menggunakan
hutang meski peningkatannya sangatlah kecil. Pertumbuhan laba penting untuk
dianalisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan, baik perubahan naik maupun
perubahan turun.
45
6. Profitabilitas
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba, yang ditunjukkan oleh perbandingan laba bersih sesudah pajak dengan
penjualan. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Profitabilitas = Penjualan
EATLabaBersih )(
Besarnya Profitabilitas dari masing-masing sampel perusahaan selama
periode penelitian 2000–2004 dan rata–ratanya dapat dilihat pada tabel V.6 berikut
Tabel V. 6 Hasil Perhitungan Profitabilitas pada Industri Farmasi
Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000 – 2004 Tahun
Rata-rata Kode
2000 2001 2002 2003 2004
SQBB -0,0875 0,0817 0,0968 0,1430 0,1821 0,0832
DAKS 0,0857 0,0773 0,0875 0,1054 0,1419 0,0995
DVLA -0,0374 -0,0036 0,1157 0,1246 0,1167 0,0632
INAF 0,2235 0,1991 -0,0870 -0,2621 0,0105 0,0168
KLBF -0,0182 0,0160 0,1042 0,1118 0,1091 0,0646
KAEF 0,1119 0,0917 0,0230 0,0236 0,0404 0,0581
MERC 0,2686 0,2517 0,1694 0,1707 0,1533 0,2027
PYFA 0,0691 0,1606 0,0177 0,0227 0,0422 0,0625
SCPI -0,0496 -0,0949 -0,0095 0,0204 -0,0030 -0,0273
TSPC 0,2396 0,0207 0,1614 0,1519 0,1368 0,1421 Sumber Data : Data sekunder dari BEJ yang diolah
Tabel V.6 menunjukkan profitabilitas perusahaan adalah kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan sejumlah modal tertentu.
Dapat diketahui net profit margin industri farmasi 0,0728 hal ini menunjukkan
46
setiap Rp1,00 penjualan menghasilkan laba bersih rata-rata 0,0728. Berdasarkan
hasil perhitungan profitabilitas diatas rata-rata industri pada perusahaan Merck
(paling tinggi) keadaan ini sangat baik bagi perusahaan karena dengan tingkat
margin laba bersih yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu
mengendalikan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Sedang profitabilitas
terrendah dibawah rata-rata industri adalah pada perusahaan Schering Plough. Hal
ini dapat diartikan bahwa kondisi perusahaan kurang baik karena margin laba
bersih yang rendah menunjukkan bahwa biaya serta beban usaha yang dikeluarkan
perusahaan terlalu besar.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah di lakukan dengan menggunakan
alat bantu statistika uji regresi dengan bantuan komputer program SPSS for
Windows Release 14.0 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel V.7 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Varibel A B T hitung Sig X1 -0,41 2,480E-06 3,203 0,013
X2 0,593 -0,588 -0,426 0,681
X3 0,439 -0,13 -0,710 0,498
X4 0,328 3,545 1,084 0,310
X5 0,682 -3,292 -0,824 0,434
Sumber : Hasil Pengolahan data lampiran 1-8
Selanjutnya untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen secara
individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen maka
digunakan uji t. Dalam pengujian secara individual ini digunakan taraf signifikan
(α) = 0.05 ; derajat kebebasan (df ) = (n-2) = (10 -2 ) = 8 dan pengujian satu sisi
47
sehingga di peroleh nilai t tabel sebesar 1,860 dan . Adapun kriteria pengujian yang
digunakan adalah :
Ho diterima jika t hitung ≤ 1,860
Ho ditolak jika t hitung > 1,860
a. Pengujian terhadap variabel stabilitas penjualan (X1)
Menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = -0,41 + 2,480-E06 X1
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesis
Ho : β1 ≤ 0, artinya stabilitas penjualan tidak positif berpengaruh terhadap
struktur modal.
HA : β2 > 0, artinya stabilitas penjualan berpengaruh positif terhadap
struktur modal
2) Hasil perhitungan komputer diperoleh t hitung = 3,203
Daerah penolakan
HO
Daerah Penerimaan
HO
1,860
3,203
Gambar 5.1 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Untuk Uji Koefisien Regresi Stabilitas Penjualan (X1)
48
3) Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan komputer tersebut maka dapat diketahui bahwa
nilai t hitung > t tabel ( 3,203 > 1,860 ) atau p-value (0,013<0,05) sehingga
hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (HA) diterima. Dengan
diterimanya HA berarti stabilitas penjualan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal, sehingga stabilitas dengan adanya kenaikan stabilitas
penjualan maka struktur modal juga akan mengalami peningkatan.
b. Pengujian struktur aktiva (X2)
Menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,593 – 0,588 X2
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesis
Ho : β1 ≤ 0, artinya struktur aktiva tidak berpengaruh positif terhadap
struktur modal.
HA : β2 > 0, artinya struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
2) Hasil perhitungan komputer diperoleh t hitung = -0,426
3) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan komputer tersebut maka dapat diketahui bahwa
nilai t hitung < t tabel ( -0,426 < 1,860 ) atau p-value (0,681>0,05) sehingga
hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (HA) ditolak. Dengan
ditolaknya HA berarti struktur aktiva tidak berpengaruh positif dan tidak
49
signifikan terhadap struktur modal, sehingga dengan adanya besarnya struktur
aktiva tidak pengaruh positif terhadap struktur modal.
c. Pengujian leverage operasi (X3)
Menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,439 – 0,13 X3
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesis
Ho : β1 ≤ 0, artinya leverage operasi tidak berpengaruh positif terhadap
struktur modal.
HA : β2 > 0, artinya leverage operasi berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
2) Hasil perhitungan komputer diperoleh t hitung = -0,710
3) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan komputer tersebut maka dapat diketahui bahwa
nilai t hitung < t tabel ( -0,710 < 1,860 ) atau p-value (0,498>0,05) sehingga
hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (HA) ditolak. Dengan
ditolaknya HA berarti leverage operasi tidak berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap struktur modal, sehingga dengan adanya tingginya leverage
operasi tidak berpengaruh positif terhadap struktur modal.
d. Pengujian pertumbuhan laba (X4)
Menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,328+ 3,545X4
50
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesis
Ho : β1 ≤ 0, artinya pertumbuhan laba tidak berpengaruh positif terhadap
struktur modal.
HA : β2 > 0, artinya pertumbuhan laba berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
2) Hasil perhitungan komputer diperoleh t hitung = 1,084
3) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan komputer tersebut maka dapat diketahui bahwa
nilai t hitung < t tabel ( 1,084 < 1,860 ) atau p-value (0,310 > 0,05) sehingga
hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (HA) ditolak. Dengan
ditolaknya HA berarti pertumbuhan laba tidak berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap struktur modal, sehingga dengan adanya meningkatnya
pertumbuhan laba tidak berpengaruh positif terhadap struktur modal.
e. Pengujian profitabilitas (X5)
Menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,682 – 3,292X5
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesis
Ho : β1 ≤ 0, artinya profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
HA : β2 > 0, artinya profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal.
2) Hasil perhitungan komputer diperoleh t hitung = -0,824
51
3) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan komputer tersebut maka dapat diketahui bahwa
nilai t hitung < t tabel ( -0,824 < 1,860 ) atau p-value (0,434 > 0,05) sehingga
hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (HA) ditolak. Dengan
ditolaknya HA berarti profitabilitas tidak berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap struktur modal, sehingga dengan adanya profitabilitas yang
tinggi tidak berpengaruh positif terhadap struktur modal.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam tahap analisis regresi berganda ini peneliti melakukan analisis
terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal yaitu variabel
stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, pertumbuhan laba dan
profitabilitas secara simultan. Adapun persamaannya sebagai berikut :
Y = β0 + β1X 1+β2X2 +β3X3 +β4X4 +β5X5 + U
X1 = Stabilitas Penjualan
X2 = Struktur aktiva
X3 = Leverage operasi
X4 = Pertumbuhan laba
X5 = Profitabilitas
β0 = Konstanta
β1,β2, β3,β4,β5 = Koefisien regresi
Ui = Random error
52
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan alat bantu
statistik uji regresi dengan program SPSS for Windows Release 14.0 diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel V.8 Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel Koefisien Regresi Standar Error T hitung Sig
X1
X2
X3
X4
X5
2,814E-06
0,327
-0,017
1,543
-2,768
0,00
0,933
0,016
2,429
3,644
3,360
0,350
-1,054
-0,6335
-0,760
0,028
0,744
0,351
0,56
0,490
Konstanta = -0,300
R = 0,908
R2 = 0.825
F hitung = 3,775
Sig F = 0,111
N = 10
Sumber : Lampiran melanjutkan sesudah daftar pustaka Berdasarkan hasil perhitungan tabel V.8 dapat disusun sebuah persamaan
regresi berganda antara variabel independen yang terdiri dari stabilitas penjualan,
struktur aktiva, leverage operasi, pertumbuhan laba dan profitabilitas dengan
variabel dependen yaitu struktur modal dengan memasukkan koefisien regresi ke
dalam bentuk persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y = - 0,300+ 2,814 E-06X1+ 0,327X2 - 0,017X3 + 1,543X4 –2,768X5
53
Persamaan di atas menunjukkan pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Adapun arti dari masing-masing koefisien
regresi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Konstanta (a) = -0,300
Artinya apabila tidak dipengaruhi oleh stabilitas penjualan, struktur aktiva,
leverage operasi, pertumbuhan laba dan profitabilitas maka besarnya struktur
modal pada industri farmasi yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah
sebesar -0,300 satuan.
b.β1 = 2,814E-06
Artinya apabila stabilitas penjualan meningkat sebesar 1 satuan maka akan
menyebabkan kenaikan struktur modal pada industri farmasi yang tercatat di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebesar 0,0000002814 satuan, apabila faktor-faktor
yang lain di anggap tetap.
c. β2 = 0,327
Artinya apabila struktur aktiva mengalami peningkatan sebesar 1 satuan maka
akan menyebabkan kenaikan struktur modal pada industri farmasi yang tercatat di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebesar 0,327 satuan, apabila faktor-faktor yang lainnya
dianggap tetap.
d.β3 = -0,017
Artinya apabila leverage operasi mengalami peningkatan sebesar 1 satuan maka
akan menyebabkan penurunan struktur modal pada industri farmasi yang tercatat
di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebesar 0,017 satuan, apabila faktor-faktor yang
lainnya dianggap tetap.
54
e.β4 = 1,543
Artinya apabila pertumbuhan laba mengalami peningkatan sebesar 1 satuan maka
akan menyebabkan kenaikkan struktur modal pada indutri farmasi yang tercatat di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebesar 1,543 satuan, apabila faktor-faktor yang lainnya
dianggap tetap.
f. β5 = -0,026
Artinya apabila profitabilitas mengalami peningkatan sebesar 1 satuan maka akan
menyebabkan penurunan struktur modal pada industri farmasi yang tercatat di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebesar 0,026 satuan, apabila faktor-faktor yang lainnya
dianggap tetap.
Untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen secara simultan
digunakan uji F. Uji ini digunakan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh dari
variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Adapun
langkah pengujiannya sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis :
Ho : β1,β2, β3,β4,β5 ≤ 0, artinya variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh positif terhadap struktur modal.
HA : β1,β2, β3,β4,β5 > 0, artinya variabel independen secara simultan
berpengaruh positif terhadap struktur modal.
b. Dengan menggunakan taraf signifikansi (α) = 0,05; derajat kebebasan (df) = (k-
1) ; (n-k) = (6-1); (10-6) = (5) ; (4) maka diperoleh nilai F tabel sebesar
6,2561.
55
c. Kriteria pengujian :
Ho diterima apabila : F hitung ≤ 6,2561
Ho ditolak apabila : F hitung > 6,2561
d. Hasil perhitungan diperoleh F hitung = 3,775
Daerah penolakan
HO
Daerah Penerimaan
HO
6,2561 3,775
Gambar 5.2 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan HO
Untuk Uji F
e. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan komputer tersebut maka diketahui bahwa nilai
F hitung < F tabel (3,775 < 6,2561) atau p-value (0,111 > 0,05) sehingga
hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (HA) ditolak. Dengan
diterimanya Ho berarti stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi,
pertumbuhan laba dan profitabilitas secara simultan tidak berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Artinya struktur modal secara
simultan tidak dipengaruhi oleh stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage
operasi, pertumbuhan laba, profitabilitas.
56
B. Pembahasan
a. Hipotesis pertama ada pengaruh positif variabel stabilitas penjualan terhadap
struktur modal terbukti .
Perusahaan berusaha meningkatkan nilai penjualan produknya dengan
berbagai cara, karena dengan nilai penjualan yang semakin tinggi maka tingkat
keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan akan semakin tinggi pula. Turun
naiknya pendapatan dari penjualan akan mempengaruhi struktur modal. Stabilitas
penjualan akan mempengaruhi stabilitas keuntungan yang akan menjamin
penggunaan struktur modal pada debt-equity ratio yang tinggi daripada pola
penjualan yang selalu berubah-ubah atau tidak stabil. Tingkat keuntungan tinggi
belum dapat memuaskan manajemen. Walaupun tingkat keuntungan rata-rata
tinggi, maka diharapkan tingkat penyimpangan yang terjadi disetiap periodenya
rendah, maka kepastian mendapatkan keuntungan yang tinggi sangat besar. Dengan
penyimpangan yang rendah berarti risiko penyimpangan keuntungan dari semula
diharapkan kecil.
Penjualan relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak
pinjaman dan akan mempengaruhi kestabilan keuntungan. Keuntungan tersebut
menambah struktur modal pada modal sendiri melalui labanya sehingga stabilitas
penjualan sangat penting karena menunjukkan semakin besar keuntungan dan
mampu menyisihkan sebagian hasil penjualan untuk membayar pokok pinjaman
dan beban bunga tetap jika perusahaan menambah struktur modalnya dengan
hutang, pihak debitur maupun pihak kreditur sebelum mengambil keputusan
penggunaan hutang dan sebelum memberikan hutang sangat memperhatikan
57
stabilitas penjualan yang akan berpengaruh pada stabilitas keuntungan dan
kemampuan membayar hutang. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Kumarwati (2003) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
positif stabilitas penjualan terhadap struktur modal. Dapat disimpulkan bahwa
stabilitas penjualan berpengaruh positif pada struktur modal.
b. Hipotesis kedua ada pengaruh positif variabel struktur aktiva terhadap
struktur modal tidak terbukti.
Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukkan Demirguc-Kunt
dan Maksimovic (1994) menemukan struktur aktiva terdapat pengaruh negatif
dengan hutang jangka pendek. Struktur aktiva mempengaruhi sumber-sumber
pembiayaan perusahaan. Pada saat permintaan produk meningkat dengan pesat,
akan mempengaruhi pembelian aktiva, maka pembiayaan tersebut menggunakan
modal sendiri yang berasal dari cadangan depresiasi atau laba ditahan, hutang
jangka pendek tidak didanai dengan hutang jangka panjang hal ini
mengimplikasikan bahwa perusahaan dengan nilai aktiva tetap yang lebih besar,
tidak selalu cenderung meminjam banyak dibandingkan perusahaan yang aktiva
tetapnya lebih kecil. Meski struktur aktiva besar untuk menjamin juga besar
perusahaan tidak mendanai aktiva tetapnya dengan hutang jangka panjang pada
struktur modalnya.
Tingkat atau kadar risiko dari setiap aktiva tiap perusahaan adalah tidak
sama. Makin panjang jangka waktu penggunaan suatu aktiva di dalam perusahaan
makin besar derajat risikonya yang berhubungan dengan pembelanjaan perusahaan,
yang menyatakan bahwa apabila aktiva peka risiko, maka perusahaan lebih banyak
58
membelanjai dengan modal sendiri, modal yang tahan risiko daripada modal asing
yang berasal dari hutang . Ada kemungkinan perusahaan sebagian besar dari
aktivanya terdiri dari aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan
dananya dengan hutang jangka pendek (Bambang Riyanto 1995 : 298).
c. Hipotesis ketiga ada pengaruh positif variabel leverage operasi terhadap
struktur modal tidak terbukti.
Pada perusahaan yang memiliki leverage operasi tinggi penggunaan aktiva
tetap lebih banyak karena penjualannya relatif stabil yang pendanaannya bisa
dengan hutang jangka panjang maupun modal sendiri. Leverage operasi tinggi
berarti laba operasinya tinggi menunjukkan jaminan tinggi bagi kreditur ketika
memberikan pinjaman sehingga perusahaan tersebut dapat membayar bunga dan
pokok pinjaman apabila berhutang. Namun seiring meningkatnya laba operasi
perusahaan justru mengurangi penggunaan hutang jangka panjang disebabkan
penggunaan biaya tetap yang tinggi tidak diikuti dengan penjualan yang meningkat
pula hal ini yang menyebabkan menurunnya laba operasi maka kesempatan
mendapatkan pinjaman hutang jangka panjang berkurang .
Pada perusahaan yang memiliki leverage operasi tinggi penggunaan aktiva
tetap lebih banyak diikuti biaya tetap tinggi apabila perusahaan tersebut memiliki
jumlah depresiasi tinggi perusahaan akan berusaha mempertahankan level hutang
yang rendah dalam struktur modalnya untuk mengantisipasi risiko kebangkrutan.
Ketika suatu perusahaan mengalami penyimpangan dari ramalan penjualan
mungkin modal sendiri digunakan untuk membiayai penyusutan dan penyimpangan
yang berlebih, dan mungkin perlu penghapusan atas persediaan dan peralatan sudah
59
usang hal ini menyebabkan laba rendah sehingga perusahaan mengurangi keinginan
untuk berhutang.
d. Hipotesis keempat ada pengaruh positif variabel pertumbuhan laba terhadap
struktur modal tidak terbukti .
Ketika perusahaan pertumbuhan laba meningkat bisa saja mengalami
masalah likuiditas jangka pendek karena komposisi aktiva, perlu diingat bahwa laba
jangka panjang merupakan sumber utama likuiditas, solvabilitas, dan kapasitas
meminjam. Salah satu keterbatasan ukuran struktur modal adalah
ketidakmampuannya untuk melihat arus laba untuk melunasi hutang perusahaan.
Hal ini menekankan peran penting cakupan laba sebagai sumber pembayaran bunga
dan pokok pinjaman maka perusahaan harus berpikir ulang ketika menggunakan
hutang. Pertumbuhan laba yang meningkat diperusahaan tidak digunakan
menambah hutang pada struktur modalnya melainkan pertumbuhan laba yang
meningkat perusahaan berusaha untuk melunasi hutang jangka panjang dalam
struktur modalnya hal ini dimaksudkan untuk mengurangi proporsi hutang dalam
struktur modal.
Pertumbuhan laba yang diperoleh perusahaan mungkin sebagian dibayarkan
sebagai dividen dan sebagian ditahan perusahaan yang sering disebut ”laba
ditahan” ada kemungkinan perusahaan bersangkutan ketika sedang melakukan
ekspansi yang pendanaan tidak menggunakan hutang melainkan menggunakan
modal sendiri dari laba ditahan hal ini menunjukkan pertumbuhan laba yang
meningkat tidak menambahkan hutang jangka panjang dalam struktur modalnya
melainkan digunakan untuk melakukan ekspansi (Sartono, 105).
60
Jika suatu perusahaan yang pertumbuhan laba dengan pesat lebih banyak
mengandalkan modal eksternal. Namun pada saat perusahaan tumbuh dengan pesat
sering dihadapkan ketidakpastian yang lebih besar, sehingga cenderung mengurangi
keinginannya untuk menambah struktur modal dengan hutang maka perusahaan
cenderung meggunakan modal sendiri khususnya dari laba ditahan.
e. Hipotesis keempat ada pengaruh positif variabel profitabilitas terhadap
struktur modal tidak terbukti .
Perusahaan dengan tingkat laba tinggi cenderung membiayai investasi
mereka dengan menggunakan pendapatan ditahan (retained earnings) konsisten
dengan teori ini, Titman dan Wessels (1988 ) dan Rajan dan Zingales (1995) karena
memepertimbangkan biaya modal lebih minimal ketimbang menggunakan hutang,
atau penerbitan saham baru. Hipotesis pecking order atau informasi asimetri dari
Myers dan Majluf (1984 ) menyatakan bahwa perusahaan lebih memilih
menggunakan pendanaan internal ketimbang hutang atau saham untuk pengeluaran
modal. Perusahaan berkemampuan berlaba besar, diperkirakan memakai lebih
banyak pendanaan internal dibandingkan perusahaan yang kurang memperoleh
laba.
Dalam kondisi tidak ada kesempatan investasi dan penjualan yang
menjanjikan perusahaan cenderung menahan laba untuk dipakai sebagai dana
internal dengan suatu paradigma untuk menghindari kebutuhan mengais dana
eksternal pada masa depan meskipun profitabilitas tinggi dan memerlukan
pengeluaran biaya modal pada laba ditahan lebih banyak tapi jika terjadi krisis
61
keuangan kemrosotan keuntungan tidak terlalu rendah dibandingkan menggunakan
hutang dalam struktur modalnya ( Nishiok , 2004 ).
f. Hipotesis kelima ada pengaruh stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage
operasi, pertumbuhan laba, profitabilitas secara simultan terhadap struktur
modal tidak terbukti .
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dari kelima faktor secara
serempak tidak berpengaruh positif dalam pengambilan keputusan struktur modal
hal ini disebabkan mungkin pihak debitur dan kreditur hanya melihat satu faktor
saja dalam pengambilan keputusan struktur modal terlebih untuk faktor stabilitas
penjualan, karena stabilnya penjualan mempengaruhi stabilnya laba. Semakin stabil
pola laba perusahaan memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan
untuk membayar kembali hutang atau kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.,
yang pada akhirnya akan memperkecil pinjaman.
Di industri farmasi tidak menggunakan banyak hutang atau mereka
memiliki rasio yang tinggi untuk ekuitas biasa terhadap total modal karena
ketidakpastian yang melekat dalam industri yang bersifat siklis, berorientasi kearah
riset, atau mempunyai kemungkinan besar untuk mendapat gugatan ganti rugi yang
mengakibatkan menambah hutang yang besar dalam struktur modalnya tidak tepat.
Studi Mamoru Nagano (2003) menunjukkan bahwa negara-negara Asia Timur
(termasuk Indonesia) memiliki derajat ketergantungan yang lebih tinggi akan
pendanaan internal dibandingkan negara-negara industri dikawasan lainnya.
Sedangkan apabila pasar untuk kontrol perusahaan tidak berjalan efektif, para
manajer menjauhi peran mendisiplinkan hutang dengan mengurangi leverage.
62
4. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan sebagai alat analisis untuk
menunjukkan besarnya pengaruh dari variabel independen yang terdiri dari
stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, pertumbuhan laba dan
profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan farmasi yang tercatat di Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dari tahun 2000 sampai 2004. Hasil perhitungan regresi didapat
nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,825 yang artinya 82,5 % dari struktur
modal dipengaruhi secara bersama oleh stabilitas penjualan, struktur aktiva,
leverage operasi, pertumbuhan laba dan profitabilitas sedangkan sisanya 17,5 %
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan regresi. Hal
ini menunjukan bahwa stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi,
pertumbuhan laba dan profitabilitas mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap struktur modal.
63
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan struktur modal pada industri farmasi di
Bursa Efek Jakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian secara individual ( uji t ) menunjukan bahwa :
Stabilitas penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Ini ditunjukan oleh oleh nilai t hitung > t tabel (3,203 > 1,856 ) sehingga
hipotesis 1 terbukti. Untuk variabel struktur aktiva, leverage operasi,
pertumbuhan laba, profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap struktur modal sehingga hipotesis tidak terbukti.
2. Hasil pengujian secara simultan ( uji F) dapat diketahui bahwa stabilitas
penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, pertumbuhan laba dan profitabilitas
secara simultan tidak berpengaruh positif terhadap struktur modal. Ini ditunjukkan
oleh nilai F hitung < F tabel ( 3,772 < 6,2561) sehingga hipotesis 6 tidak
terbukti.
B. Kerbatasan Penelitian
Analisis data serta kesimpulan yang telah disampaikan di atas, maka dapat
diberikan saran untuk penelitian berikutnya :
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada faktor lain yang
mempengaruhi struktur modal (17,5 %). Oleh karena itu penelitian yang
64
akan datang tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perlu
untuk menambah variabel yang lain seperti tingkat bunga, risiko
kebangkrutan, inflasi, stabilitas dividen.
2. Penelitian ini hanya menggunakan sampel yang sangat terbatas yaitu 10
perusahaan di industri farmasi di Bursa Efek Jakarta. Oleh karena itu pada
penelitian yang akan datang sebaiknya sampel yang digunakan lebih banyak
lagi sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan dengan baik.
C. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya bisa mengembangkan penelitian ini dengan jumlah
sampel lebih besar dan periode laporan keuangan yang lebih panjang serta
periode pengamatan yang lebih lama.
2. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan melakukan pengkajian yang
lebih mendalam terhadap harga saham dengan menambah variabel
independen (seperti stabilitas dividen, tingkat pajak, inflasi) dan
memperhatikan faktor-faktor selain faktor ekonomi seperti peraturan
pemerintah dan politik.
3. Bagi para investor hendaknya dalam melakukan pengambilan keputusan
struktur modal mempertimbangkan analisis fundamental (informasi
keuangan) dalam memperkirakan peningkatan atau memperbaiki struktur
modal.
65
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir (2004). Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, Edisi pertama, Gramedia Pustaka Umum
Bambang Riyanto (1995). Dasar-Dasar Pembelanjaan, Edisi ke empat, BPFE,
Yogyakarta. Boedijoewono, Noegroho. (2001). Pengantar Statistik. (Edisi Revisi). Yogyakarta:
UPP AMP YKPN. Chariri, Anis & Ghozali, Imam. (2001). Teori Akuntansi. (Edisi I). Semarang: BP
UNDIP. Capital Market Directory, Periode 1999-2004 Fadjrih, Asyik, Nur. (1999). Tambahan Kandungan Informasi Rasio Arus Kas.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. (Vol.2), No.2, 230-250. Ghozali, Imam. (2005). Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
BP UNDIP. Halim, Abdul & Sarwoko. (1995). Manajemen Keuangan: Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan. (Edisi I). Yogyakarta: UPP-AMP YKPN. Husnan, S, Analisa Laporan Keuangan, BPFE, Yogyakarta, 1995.
Husnan, S, dan Pujiastuti , E, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisa Sekuritas, UPP AMP YKPN, Yogyakarta,1990.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntasi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat. Joel F. Houston dan Eugene F. Brigham, Manajemen Keuangan, Buku II, Edisi
Kedelapan, Erlangga, Jakarta, !998. Jusup, Haryono. (2003). Dasar-Dasar Akuntansi. Jilid 2. Yogyakarta:
STIE.Pedoman Penulisan Skripsi. (2003). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Mustafa Z., Pengantar Statistik Terapan Untuk ekonomi, BPFE UII, Yogyakarta,
1995. Santoso, R. Gunawan. (2004). Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.
66
Se Tin (2004). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal di
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ilmiah Akuntansi. (Vol. 3), No. 2: 31-41. Weston J. Fred, dan Thomas F. Copeland, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan,
Erlangga, Jakarta, 1992.
67
64
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir (2004). Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, Edisi pertama, Gramedia Pustaka Umum
Bambang Riyanto (1995). Dasar-Dasar Pembelanjaan, Edisi ke empat, BPFE,
Yogyakarta. Boedijoewono, Noegroho. (2001). Pengantar Statistik. (Edisi Revisi).
Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Chariri, Anis & Ghozali, Imam. (2001). Teori Akuntansi. (Edisi I). Semarang: BP
UNDIP. Capital Market Directory, Periode 1999-2004 Fadjrih, Asyik, Nur. (1999). Tambahan Kandungan Informasi Rasio Arus Kas.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. (Vol.2), No.2, 230-250. Ghozali, Imam. (2005). Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
BP UNDIP. Halim, Abdul & Sarwoko. (1995). Manajemen Keuangan: Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan. (Edisi I). Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Husnan, S, Analisa Laporan Keuangan, BPFE, Yogyakarta, 1995.
Husnan, S, dan Pujiastuti , E, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisa Sekuritas, UPP AMP YKPN, Yogyakarta,1990.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntasi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat. Joel F. Houston dan Eugene F. Brigham, Manajemen Keuangan, Buku II, Edisi
Kedelapan, Erlangga, Jakarta, !998. Jusup, Haryono. (2003). Dasar-Dasar Akuntansi. Jilid 2. Yogyakarta: STIE. Pedoman Penulisan Skripsi. (2003). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Mustafa Z., Pengantar Statistik Terapan Untuk ekonomi, BPFE UII, Yogyakarta,
1995. Santoso, R. Gunawan. (2004). Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.
65
Se Tin (2004). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ilmiah Akuntansi. (Vol. 3), No. 2: 31-41.
Weston J. Fred, dan Thomas F. Copeland, Manajemen Keuangan, Edisi
Kedelapan, Erlangga, Jakarta, 1992.
PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. (1-A) 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Total Assets 82,784 120,553 110,679 133,011 165,424 190,599 Current Assets of which 57,749 91,443 73,316 88,285 120,753 135,333 Cash on hand and in bank 4,867 816 8,734 25,983 35,490 45,646 Trade receivables 25,811 37,119 27,711 31,796 63,726 64,228 Inventories 18,014 36,737 22,015 23,888 11,586 18,110 Non- Current Assets of which 25,035 23,674 6 44,726 44,671 55,266 Fixed Assets-Net 21,720 23,184 32,426 32,993 32,609 39,203 Deffered Tax Assets-Net 4,039 4,813 7,805 Other Assets 3,315 5,926 4,936 Liabilities 99,911 149,797 41,617 44,190 52,190 63,790 Current Liabilities of which 83,034 126,122 35,153 35,684 37,306 48,802 Trade payable 66,935 103,118 22,074 15,715 13,136 15,235 Taxes Payable 8,159 7,321 6,187 Accrued expense 8,354 11,264 6,639 11,508 13,423 16,378 Long-term Liabilities 16,877 23,675 6,464 Non- Current Liabilities 8,506 14,884 14,988 Shareholders' Equity -17,127 -29,243 69,062 88,821 113,235 126,809 Paid- up capital 3,240 3,240 10,240 10,240 10,240 10,240 Paid- up capital in ex value 36 36 77,036 77,036 77,036 77,036 Revaluation of fixed assets 146 146 146 146 146 146 Retained earnings -20,549 -32,665 -18,360 1,545 25,959 39,533 Net Sales 116,853 138,526 175,173 205,623 197,493 221,595 Cost of Goods Sold 76,750 76,958 93,229 99,946 87,172 83,906 Gross Profit 40,103 61,568 81,944 105,677 110,321 137,689 Operating Expenses 39,443 45,858 57,435 66,442 60,536 66,776 Operating Profit 661 15,710 24,509 -7,943 -6,141 -12,012 Other Income (Expenses) -4,289 -29,597 -9,240 -7,943 -6,141 -12,012 Profit before Taxes -4,226 -13,887 15,269 31,291 43,643 58,902 Profit after Taxes -12,117 14,305 19,905 28,251 40,352 Penjualan 138,526 175,173 205,623 197,493 221,595 Struktur Modal (Capital Structure) -0.8096 0.0936 0.0958 0.1314 0.1182 Struktur Aktiva (Asset Structure) 0.1923 0.2930 0.2480 0.1971 0.2100 Leverage Operasi 12.3258 8.0000 6.0400 -10.0000 2.9000 Pertumbuhan Laba 0.5352 0.3310 0.2896 0.0439 0.2481 Profitabilitas -0.0875 0.0817 0.0968 0.1430 0.1821
PT Dankos Laboratories Tbk (2-A)
1999 2000 2001 2002 2003 2004 Total Assets 402,164 481,812 568,511 660,949 826,778 1,050,837
Current Assets of which 190,074 271,821 341,889 421,876 595,968 803,877
Cash on hand and in bank 63,056 85,869 106,182 118,177 90,577 187,877
Time deposit 2,257 4,809 8,673 31,679 188,770 270,883
Trade receivables 69,850 104,903 127,918 159,360 206,304 215,924
Inventories 52,097 66,660 82,156 95,838 92,513 113,757
Non- Current Assets of which 212,090 209,991 226,622 239,072 230,810 247,010
Fixed Assets-Net 59,405 64,028 81,548 110,179 159,076 167,840
Deffered Tax Assets-Net 15,742 10,421 2,798
Investments 290 72,770 66,759 27,010 1,679
Other Assets 152,395 73,193 78,315 28,274 10,555 28,576
Liabilities 284,365 321,252 367,048 377,348 425,842 467,683
Current Liabilities of which 91,351 118,275 128,610 169,454 191,829 442,311
Short-term debt 7,795 32,095 15,281 14,213 7,239 914
Trade payable 17,044 27,913 36,409 51,451 56,173 81,809
Taxes Payable 12,716 23,557 22,153 33,421 30,167 44,977
Long-term Liabilities 188,484 196,887 232,879
Non- Current Assets of which 207,894 234,013 25,372
Minority Interests In Subsidiaries 4,530 6,090 5,559 5,873 6,331 6,729
Shareholders' Equity 117,799 160,560 201,464 277,727 394,605 576,475
Paid- up capital 63,788 89,303 89,303 89,303 89,303 89,303
Paid- up capital in ex value 2,377 2,377 2,377 2,377 2,377 2,377
Retained earnings 51,634 68,880 109,784 186,047 302,926 484,795
Net Sales 376,030 531,845 763,624 1,065,422 1,191,273 1,361,627
Cost of Goods Sold 193,848 263,224 420,380 547,510 576,364 609,879
Gross Profit 182,182 268,621 343,244 517,912 614,909 751,748
Operating Expenses 109,413 152,539 225,871 321,889 395,361 466,278
Operating Profit 72,769 116,082 117,373 196,023 219,548 285,470
Other Income (Expenses) 158 -50,948 -34,407 -68,175 -42,867 -13,530
Profit before Taxes (Loss) 72,927 65,134 82,966 127,848 176,681 271,940
Profit after Taxes (Loss) 50,522 45,553 59,026 93,174 125,547 193,192
Penjualan 531,845 763,624 1,065,422 1,191,273 1,361,627
Struktur Modal (Capital Structure) 1.2263 1.1559 0.7486 0.5930 0.0440
Struktur Aktiva (Asset Structure) 0.1329 0.1434 0.1667 0.1900 0.1597
Leverage Operasi -0.2579 0.6282 1.3688 3.2336 3.7703
Pertumbuhan Laba 0.4745 0.2778 0.5089 0.1873 0.2225
Profitabilitas 0.0857 0.0773 0.0875 0.1054 0.1400
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (3-A)
1999 2000 2001 2002 2003 2004 Total Assets 342,027 372,319 380,440 322,922 375,386 431,174 Current Assets of which 162,810 186,321 199,528 178,697 222,940 273,473
Cash on hand and in bank 25,266 14,095 18,595 51,739 68,330 90,484
Trade receivables 36,456 51,460 62,455 75,530 92,546 108,769
Inventories 71,647 88,024 93,050 38,743 44,883 58,302
Non- Current Assets of which 179,217 185,998 180,912 144,224 152,446 157,701
Fixed Assets-Net 84,221 94,360 103,822 89,943 92,648 100,210
Deffered Tax Assets-Net 4,328 12,512 15,078
Investments 9,420 9,890 7,494
Other Assets 94,996 91,638 77,090 8,399 8,246 8,137
Liabilities 155,731 202,145 216,886 95,837 106,170 112,147
Current Liabilities of which 155,731 151,936 207,121 81,174 73,920 70,826
Trade payable 32,624 57,827 51,961 21,117 19,418 20,676
Taxes Payable 9,853 23,124 10,919
Accrued Expenses 11,060 8,410 6,504 8,128 22,138 19,135
Long-term Liabilities 50,209 9,764
Non- Current Liabilities 14,662 32,249 41,320
Shareholders' Equity 186,296 170,174 163,554 227,085 269,216 319,027
Paid- up capital 280,000 280,000 280,000 280,000 280,000 280,000
Paid- up capital in ex value 77,828 77,828 77,828 77,828 77,828 77,828
Revaluation of fixed assets 304 304 304 304 304 304
Retained earnings -171,837 -187,959 -194,578 -131,048 -88,917 -39,106
Net Sales 355,364 430,701 509,618 549,020 390,436 426,796
Cost of Goods Sold 198,783 232,777 277,554 281,234 128,446 143,411
Gross Profit 165,580 197,924 232,064 267,786 261,900 283,388
Operating Expenses 116,406 150,262 170,213 197,223 179,890 203,323
Operating Profit 49,174 47,662 61,851 70,563 82,009 80,062
Other Income (Expenses) -27,994 -59,600 -50,948 28,881 -7,825 -4,303
Profit before Taxes (Loss) 21,181 -11,938 10,903 99,444 74,174 75,759
Profit after Taxes (Loss) 4,356 -16,122 -1,833 63,531 48,654 49,811
Penjualan 430,701 509,618 549,020 390,436 426,796
Struktur Modal (Capital Structure) 0.2950 0.0597 0.0600 0.1198 0.1300
Struktur Aktiva (Asset Structure) 0.2534 0.2729 0.2800 0.2500 0.2324
Leverage Operasi -7.3756 10.4400 10.5000 0.9900 0.2300
Pertumbuhan Laba 0.1953 0.1725 0.1539 -0.0220 0.0820
Profitabilitas -0.0374 -0.0036 0.1157 0.1246 0.1167
PT Indofarma ( Persero) Tbk. (4-A)
1999 2000 2001 2002 2003 2004 Total Assets 486,390 538,173 811,625 810,028 629,217 523,923
Current Assets of which 420,593 432,789 688,961 647,157 440,466 369,686
Cash on hand and in bank 194,695 90,782 107,543 50,592 42,921 57,589
Time Deposit 12,635 17,742 12,982 19,203 12,280
Trade receivables 104,307 123,372 218,615 208,206 124.836 101,743
Inventories 91,818 159,174 280,892 285,698 143,412 109,985
Non- Current Assets of which 65,797 105,384 122,664 162,870 188,751 154,237
Fixed Assets-Net 54,310 89,187 100,585 121,981 114,510 100,404
Deffered Tax Assets-Net 61,479 47,569
Investments 8,157 9,671 4,000 4,000 4,000 4000
Other Assets 3,330 6,527 18,079 16,425 12,762 6,264
Liabilities 238,803 245,608 300,780 412,039 373,712 268,258
Current Liabilities of which 238,803 245,608 289,758 373,224 335,972 240,875
Bank borrowing 47,145 75,740 123,001 86,059
Trade payable 22,025 65,671 77,665 171,315 100,600 152,641
Taxes Payable 12,608 1,741 2,373
Accrued expenses 22,726 18,951 29,079
Current Maturity of Long-Term 800 2,500 18,500 15,500
Long -Term Liabilities 4,432
Non- Current Liabilities 38,815 37,740 27,383
Minority Interests In Subsidiaries 2 6,591 7,553 7,079 462
Shareholders' Equity 247,587 292,565 510,844 390,436 248,426 255,665
Paid- up capital 95,000 160,000 309,688 309,927 309,927 309,927
Paid- up capital in ex value 41,648 74,652 75,100 75,100 75,100
Retained earnings 110,939 132,565 126,565 5,408 -136,562 -129,362
Net Sales 392,025 493,371 615,426 687,984 498,206 689,522
Cost of Goods Sold 209,965 220,828 311,633 564,822 361,370 472,968
Gross Profit 182,059 272,543 33,793 123,162 136,837 216,554
Operating Expenses 56,137 89,470 131,460 175,419 185,325 165,928
Operating Profit 125,923 183,073 172,333 -52,258 -48,489 50,626
Other Income (Expenses) 30,861 -16,999 3,531 -19,575 -120,656 -25,065
Profit before Taxes (Loss) 156,784 166,074 175,864 -71,833 -169,145 25,561
Profit after Taxes (Loss) 117,009 110,291 122,542 -59,826 -130,562 7,239
Penjualan 493,371 615,426 687,984 498,206 689,522
Struktur Modal (Capital Structure) 0.0087 0.0994 0.1519 0.1071
Struktur Aktiva (Asset Structure) 0.1657 0.1239 0.1506 0.1820 0.1916
Leverage Operasi 0.2292 0.2400 11.9500 -4.8400 -3.0000
Pertumbuhan Laba 0.4970 0.1147 -0.5946 0.1110 0.5826
Profitabilitas 0.2235 0.1991 -0.0870 -0.2621 0.0105
PT Kalbe Farma Tbk. ( 5-A )
1999 2000 2001 2002 2003 2004 Total Assets 2,002,677 1,757,841 1,877,316 2,015,538 2,448,390 3,016,864
Current Assets of which 1,277,974 913,021 1,057,728 1,333,861 1,820,974 2,355,453
Cash on hand and in bank 469,306 220,804 246,891 428,444 510,759 524,226
Time Deposit 350,256 29,046 26,110 5,720 9,983 33,830
Trade receivables 226,860 343,108 397,068 437,005 512,626 589,815
Inventories 202,033 275,463 340,477 330,208 305,614 446,229
Non- Current Assets of which 724,703 844,820 819,588 681,676 627,417 661,412
Fixed Assets-Net 367,355 404,428 433,730 466,639 520,374 557,747
Deffered Tax Assets-Net 34,236 12,354 3,538
Investments 316 234,436 198,925 52,839
Other Assets 357,031 205,957 186,933 5,159 4,926 17,202
Liabilities 1,776,539 1,569,347 1,656,542 1,364,125 1,424,896 1,537,380
Current Liabilities of which 716,956 433,074 500,475 1,133,666 1,161,321 782,590
Short-term debt 35,702 76,221 93,417 54,372 28,172 30,824
Trade payable 39,054 73,674 101,289 99,391 103,119 151,361
Taxes Payable 67,869 46,366 46,591 74,288 103,502 117,754
Long-Term Liabilities 963,350 1,019,031 1,030,867
Non- Current Liabilities 230,458 263,574 754,790
Minority Interests In Subsidiaries 96,233 117,242 125,080 161,495 194,537 260,291
Shareholders' Equity 226,138 188,494 220,774 498,918 828,958 1,219,193
Paid- up capital 216,000 406,080 406,080 406,080 406,080 406,080
Paid- up capital in ex value 2,640 2,640 2,640 2,640 2,640 2,640
Revaluation of fixed assets 190,345 265 265 265 265 265
Retained earnings -182,848 -220,491 -188,211 80,933 419,972 810,208
Net Sales 1,119,238 1,561,839 2,046,499 2,561,802 2,889,209 3,413,097
Cost of Goods Sold 543,920 729,039 1,059,022 1,202,975 1,265,321 1,464,979
Gross Profit 575,318 832,800 987,477 1,358,827 1,623,888 1,948,118
Operating Expenses 313,195 441,893 651,054 844,420 1,057,553 1,214,529
Operating Profit 262,123 390,907 336,423 514,407 566,335 733,589
Other Income (Expenses) 76,273 -367,471 -228,477 -76,486 -32,387 -81,308
Profit before Taxes (Loss) 338,396 23,437 107,946 437,921 533,948 652,281
Profit after Taxes (Loss) 209,163 -28,359 32,665 266,933 322,885 372,335
Penjualan 1,561,839 2,046,499 2,561,802 2,889,209 3,413,097
Struktur Modal (Capital Structure) 5.4062 4.6693 0.4619 0.3180 0.6191
Struktur Aktiva (Asset Structure) 0.2301 0.2310 0.2315 0.2125 0.1849
Leverage Operasi -2.3536 11.6198 12.1401 1.7158 1.2222
Pertumbuhan Laba 0.4475 0.1857 0.3761 0.1951 0.1997
Profitabilitas -0.0182 0.0160 0.1042 0.1118 0.1091
PT Kimia Farma Tbk ( 6 - A)
1999 2000 2001 2002 2003 2004 Total Assets 704,124 964,463 1,188,156 1,038,545 1,368,145 1,173,438
Current Assets of which 589,086 638,063 822,044 619,351 868,926 661,648
Cash on hand and in bank 186,269 176,317 357,310 147,759 316,592 158,755
Time deposits 35,923 7,500
Trade receivables 99,867 131,602 138,952 179,013 158,179 201,742
Inventories 264,804 246,425 273,943 228,342 307,510 221,377
Non- Current Assets of which 115,038 326,400 366,112 419,195 499,219 511,791
Fixed Assets-Net 83,792 290,392 318,225 350,857 411,984 412,820
Deffered Tax Assets-Net 8,463 11,475 13,611
Investments 4,166 4,103 4,101 4,250 4,250 4,725
Other Assets 27,080 31,905 43,786 18,673 31,549 42,285
Liabilities 454,174 424,485 454,167 361,248 614,144 358,855
Current Liabilities of which 446,374 416,685 404,334 314,938 573,048 325,634
Bank borrowing 82,885 41,368 24,309
Trade payable 121,248 181,841 201,369 171,602 216,325 173,999
Current Maturity of Long-Term 111,500 9,235 9,235 15,542 59,774
Long-Term Liabilities 7,800 7,800 49,833
Non- Current Liabilities 46,311 41,096 33,221
Shareholders' Equity 249,950 539,977 733,990 677,297 754,001 814,584
Paid- up capital 100,000 375,000 555,400 555,400 555,400 555,400
Paid- up capital in ex value 43,580 43,580 43,580
Retained earnings 149,950 164,977 135,010 78,318 155,021 215,604
Net Sales 1,059,115 1,517,153 1,442,761 1,538,712 1,816,384 1,925,990
Cost of Goods Sold 705,876 963,402 909,290 1,093,554 1,273,698 1,279,340
Gross Profit 353,239 553,751 513,471 445,158 542,685 646,649
Operating Expenses 250,394 303,829 339,589 384,286 450,364 521,941
Operating Profit 102,845 249,922 173,882 60,872 92,321 124,709
Other Income (Expenses) 34,220 -8,251 11,272 -7,835 -12,121 -1,152
Profit before Taxes (Loss) 137,064 241,672 185,154 53,036 76,536 123,557
Profit after Taxes (Loss) 98,246 169,819 132,263 35,408 42,928 77,755
Penjualan 1,517,153 1,442,761 1,538,712 1,816,384 1,925,990
Struktur Modal (Capital Structure) 0.0144 0.0679 0.0684 0.0545 0.0408
Struktur Aktiva (Asset Structure) 0.3011 0.2678 0.3378 0.3011 0.3518
Leverage Operasi 1.7647 3.7600 -8.7600 2.4600 1.0200
Pertumbuhan Laba 0.5676 -0.0727 -0.1330 0.2191 0.1916
Profitabilitas 0.1119 0.0917 0.0230 0.0236 0.0404
PT Merck Tbk. ( 7- A )
1999 2000 2001 2002 2003 2004 Total Assets 97,359 129,685 162,720 172,336 200,328 200,466
Current Assets of which 71,808 100,928 129,058 127,334 138,987 134,714
Cash on hand and in bank 38,560 36,738 21,185
Trade receivables 28,563 25,748 34,013 35,349 46,889 60,037
Inventories 22,248 34,197 37,881 46,920 49,579 51,484
Non- Current Assets of which 25,551 28,757 33,662 45,002 61,341 65,753
Fixed Assets-Net 9,885 12,389 14,802 29,471 45773 48,972
Deffered Tax Assets-Net 568 1,560
Other Assets 15,667 16,368 18,860 1,095 3,489 3,948
Liabilities 24,112 32,829 35,226 23,090 40,819 46,429
Current Liabilities of which 23,072 31,986 35,226 22,765 40,122 43,550
Trade payable 11,161 12,129 20,511 8,150 19,431 25,019
Taxes Payable 8,492 13,851 7,985 3,235 14,144 8,254
Accrued expenses 3,253 6,547 10,277
Long-Term Liabilities 1,040 843
Non- Current Liabilities 325 696 2879
Minority Interests In Subsidiaries 3 7 15
Shareholders' Equity 73,247 96,856 127,494 149,243 159,503 154,021
Paid- up capital 22,400 22,400 22,400 22,400 22,400 22,400
Paid- up capital in ex value 17,562 17,562 17,562 17,562 17,562 17,562
Revaluation of fixed assets 1,303 1,303 1,300 1,303 1,303 1,303
Retained earnings 31,983 55,592 86,230 107,979 118,239 112,757
Net Sales 125,831 183,810 224,074 220,918 296,320 373,341
Cost of Goods Sold 54,253 75,394 88,254 88,546 115,749 161,465
Gross Profit 71,577 108,416 135,819 132,372 180,571 211,876
Operating Expenses 41,229 53,151 65,550 81,219 112,348 128,958
Operating Profit 30,349 55,265 70,270 51,154 68,223 82,918
Other Income (Expenses) 3,073 15,042 10,007 3,301 3,914 -482
Profit before Taxes (Loss) 33,422 70,306 80,276 54,455 72,137 82,436
Profit after Taxes (Loss) 23,059 49,369 56,398 37,429 50,580 57,239
Penjualan 183,810 224,074 220,918 296,320 373,341
Struktur Modal (Capital Structure) 0.0087 0.0000 0.0022 0.0044 0.0187
Struktur Aktiva (Asset Structure) 0.0955 0.0910 0.1710 0.2285 0.2443
Leverage Operasi 2.3951 0.6500 22.8400 0.9500 0.5500
Pertumbuhan Laba 0.5147 0.2528 -0.0254 0.3641 0.1734
Profitabilitas 0.2686 0.2517 0.1694 0.1707 0.1533
PT Pyridam Farma Tbk. ( 8 - A )
1999 2000 2001 2002 2003 2004 Total Assets 41,275 66,084 76,668 69,751 68,267 70,430
Current Assets of which 7,147 12,906 21,121 13,091 11.737 12,816
Cash on hand and in bank 382 670 5,478 831 620 335
Trade receivables 2,918 7,356 9,659 6,362 5,604 8,013
Inventories 3,842 4,518 5,820 5,192 5,487 6,070
Non- Current Assets of which 34,128 53,178 55,547 56,660 56,530 57,614
Fixed Assets-Net 34,093 52,479 55,134 56,262 56,314 57,492
Deffered Tax Assets-Net 127
Other assets 35 699 413
Liabilities 27,342 21,303 55,134 9,658 7,556 8,287
Current Liabilities of which 4,027 12,492 413 7,395 7,307 7,956
Bank borrowing 726 6,602 4,360 1,615 3,732 3,542
Trade payable 846 806 955 305 251 778
Taxes Payable 324 1,672 2,671 1,476 1,432 1,534
Long-term Liabilities 23,315 8,811 5,108
Non- Current Liabilities 2,263 249 331
Shareholders' Equity 13,933 44,781 60,524 60,092 60,711 62,143
Paid- up capital 10,000 40,000 52,000 53,508 53,508 53,508
Paid- up capital in ex value 600 -951 2,065 2,065 2,065
Retained earnings 3,333 4,781 9,475 4,519 5,138 6,570
Net Sales 12,772 20,945 29,227 24,629 27,256 33,969
Cost of Goods Sold 3,778 6,801 9,714 9,506 10,263 13,236
Gross Profit 8,994 14,145 19,513 15,123 16,993 20,733
Operating Expenses 6,826 11,797 10,845 13,636 15,141 18,308
Operating Profit 2,168 2,347 8,669 1,487 1,852 2,424
Other Income (Expenses) -1,039 -39 -1,842 -601 -505 -317
Profit before Taxes (Loss) 1,128 2,308 6,827 886 1,347 2,107
Profit after Taxes (Loss) 725 1,448 4,694 437 619 1,432
Penjualan 20,945 29,227 24,629 27,256 33,969
Struktur Modal (Capital Structure) 0.1968 0.0844 0.0377 0.0041 0.0053
Struktur Aktiva (Asset Structure) 0.7941 0.7191 0.8066 0.8249 0.8163
Leverage Operasi 1.6347 4.9500 5.5315 2.1126 2.2908
Pertumbuhan Laba 0.5727 0.3795 -0.2250 0.1237 0.2201
Profitabilitas 0.0691 0.1606 0.0177 0.0227 0.0422
PT Schering Plough Indonesia Tbk. ( 9 - A )
1999 2000 2001 2002 2003 2004 Total Assets 47,694 51,317 62,280 61,256 59,029 58,504
Current Assets of which 33,698 36,888 40,608 35,923 34,791 35,068
Cash on hand and in bank 2,513 544 1,538 2,950 3,231 1,557
Trade receivables 12,258 855 16,490 16,803 14,439 14,524
Inventories 16,778 16,516 18,893 13,948 15,016 15,016
Non- Current Assets of which 13,996 14,429 21,672 25,333 24,238 23,436
Fixed Assets-Net 9,386 10,204 15,870 18,936 20,096 20,456
Deffered Tax Assets-Net 1,555 2,056 1,970
Other assets 4,610 4,224 5,802 4,842 2,086 1,010
Liabilities 29,399 37,440 58,045 58,069 56,794 56,601
Current Liabilities of which 29,399 37,440 58,045 58,069 51,593 51,716
Bank borrowing 17,815 20,500 40,900 44,000 39,000 42,500
Trade payable 8,576 12,611 14,009 9,563 7,983 3,766
Taxes Payable 700 1,189 819 636 1,625 1,282
Non- Current Liabilities 0 0 0 0 5,201 4,886
Shareholders' Equity 18,295 13,877 4,235 3,187 2,235 1,902
Paid- up capital 3,600 3,600 3,600 3,600 3,600 3,600
Revaluation of fixed assets 96 96 96 96 96 96
Retained earnings 14,599 10,181 539 -508 -1,461 -1,793
Net Sales 81,722 89,004 101,558 109,925 117,435 112,005
Cost of Goods Sold 56,175 56,830 73,217 69,690 72,778 58,658
Gross Profit 25,547 32,174 28,341 40,235 44,658 53,347
Operating Expenses 34,892 29,971 32,775 35,174 36,531 48,068
Operating Profit -9,345 2,203 -4,434 5,061 8,127 5,279
Other Income (Expenses) 1,657 -7243 -5,274 -5,521 -2,825 -3,678
Profit before Taxes (Loss) -7,688 -5,040 -9,708 -460 5,302 1,601
Profit after Taxes (Loss) -6,484 -4,418 -9,642 -1,048 2,392 -332
Penjualan 89,004 101,558 109,925 117,435 112,005
Struktur Modal (Capital Structure) 2.3271 2.5689
Struktur Aktiva (Asset Structure) 0.1988 0.2548 0.3091 0.3404 0.3497
Leverage Operasi -3.8654 6.5664 -11.5628 -183.3462 15.0965
Pertumbuhan Laba 0.2594 -0.1191 0.4197 0.1099 0.1946
Profitabilitas -0.0496 -0.0949 -0.0095 0.0204 -0.0030
PT Tempo Scan Pacific Tbk. ( 10 - A )
1999 2000 2001 2002 2003 2004 Total Assets 1,083,044 1,428,314 1,663,925 1,816,536 1,943,351 2,141,419
Current Assets of which 596,018 957,319 1,183,363 1,234,416 1,345,720 1,485,004
Cash on hand and in bank 217,733 507,069 735,569 799,429 809,493 928,790
Trade receivables 148,120 153,360 149,030 143,734 162,185 175,462
Inventories 182,131 224,472 266,903 245,275 258,776 259,729
Non- Current Assets of which 487,026 470,995 480,562 582,120 597,631 656,415
Fixed Assets-Net 251,038 262,981 282,251 346,962 398,461 459,049
Deffered Tax Assets-Net 4,892 3,924 6,462
Investments 52,787 36,894 43,716 54,449 58,533 58,739
Other assets 183,201 171,120 154,595 44,694 15,610 21,069
Liabilities 363,873 375,023 393,343 319,391 303,361 342,228
Current Liabilities of which 296,039 290,945 316,125 307,857 289,461 320,160
Bank borrowing 86,054 62,378 69,777 60,655 52,883 55,123
Trade payable 114,982 143,718 158,993 152,974 143,498 173,596
Taxes Payable 31,476 48,548 35,639 31,111 30,019 32,843
Long-term Liabilities 21,750 29,809 13,906
Non- Current Liabilities 11,534 14,166 22,067
Minority Interests in Subsidiaries 46,084 54,269 63,312 73,572 82,377 86,848
Shareholders' Equity 719,171 1,053,291 1,270,581 1,423,573 1,557,613 1,712,344
Paid- up capital 225,000 225,000 225,000 225,000 225,000 225,000
Paid- up capital in ex value 126,875 124,457 124,457 124,457 124,457 124,457
Revaluation of fixed assets 103,946 103,946 103,946 103,946 103,946 103,946
Retained earnings 263,350 599,887 817,178 970,170 1,104,209 1,258,940
Net Sales 1,331,508 1,451,646 1,785,230 1,959,435 2,124,162 2,371,553
Cost of Goods Sold 732,481 766,611 967,212 1,090,880 1,156,443 1,302,765
Gross Profit 599,027 685,035 818,018 868,555 967,718 1,068,789
Operating Expenses 263,875 320,450 478,738 483,632 586,743 684,173
Operating Profit 335,152 364,585 339,279 384,923 380,976 384,615
Other Income (Expenses) -261,014 66,697 49,768 32,048 53,584 51,146
Profit before Taxes (Loss) 74,138 431,282 389,048 416,971 434,560 435,763
Profit after Taxes (Loss) 89,372 347,787 36,927 316,307 322,698 324,470
Penjualan 1,451,646 1,785,230 1,959,435 2,124,162 2,371,553
Struktur Modal (Capital Structure) 0.0283 0.0109 0.0081 0.0091 0.0129
Struktur Aktiva (Asset Structure) 0.1841 0.1696 0.1910 0.2050 0.2144
Leverage Operasi 53.3907 -0.4261 0.7355 0.5018 0.0238
Pertumbuhan Laba 0.1436 0.1941 0.0618 0.1142 0.1044
Profitabilitas 0.2396 0.0207 0.1614 0.1519 0.1368
Regression Stabilitas Penjualan (X1)
Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N SM .429620 .7441099 10X1 189774.03
7000 224937.44190
24 10
Correlations SM X1
SM 1.000 .750Pearson Correlation X1 .750 1.000
SM . .006Sig. (1-tailed) X1 .006 .SM 10 10N X1 10 10
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 X1(a) . Entera All requested variables entered. b Dependent Variable: SM Model Summary
Change Statistics
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .750(a) .562 .507 .5223782 .562 10.262 1 8 .013a Predictors: (Constant), X1 ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 2.800 1 2.800 10.262 .013(a)
Residual 2.183 8 .273
1
Total 4.983 9 a Predictors: (Constant), X1 b Dependent Variable: SM
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF (Constant) -.041 .221 -.185 .858 1
X1 2.480E-06 .000 .750 3.203 .013 1.000 1.000a Dependent Variable: SM Collinearity Diagnostics(a)
Variance Proportions
Model Dimension Eigenvalue
Condition Index (Constant) X1
1 1.665 1.000 .17 .171 2 .335 2.228 .83 .83
a Dependent Variable: SM Regression Struktur Aktiva (X2) Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N SM .429620 .7441099 10X2 .277740 .1884297 10
Correlations SM X2
SM 1.000 -.149Pearson Correlation X2 -.149 1.000
SM . .341Sig. (1-tailed) X2 .341 .SM 10 10N X2 10 10
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 X2(a) . Entera All requested variables entered. b Dependent Variable: SM Model Summary
Change Statistics
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .149(a) .022 -.100 .7804409 .022 .182 1 8 .681a Predictors: (Constant), X2 ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression .111 1 .111 .182 .681(a)
Residual 4.873 8 .609
1
Total 4.983 9 a Predictors: (Constant), X2 b Dependent Variable: SM Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF (Constant) .593 .456 1.300 .230 1
X2 -.588 1.381 -.149 -.426 .681 1.000 1.000a Dependent Variable: SM Collinearity Diagnostics(a)
Variance Proportions
Model Dimension Eigenvalue
Condition Index (Constant) X2
1 1.841 1.000 .08 .081 2 .159 3.401 .92 .92
a Dependent Variable: SM
Regression Leverage Operasi (X3)
Descriptive Statistics
.429620 .7441099 10
.751080 14.0187007 10SMX3
Mean Std. Deviation N
Variables Entered/Removedb
X3a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: SMb.
Model Summary
.244a .059 -.058 .7654749 .059 .505 1 8Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F
Change Statistics
Predictors: (Constant), X3a.
ANOVAb
.296 1 .296 .505 .498a
4.688 8 .5864.983 9
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X3a.
Dependent Variable: SMb.
Coefficientsa
.439 .242 1.812 .108-.013 .018 -.244 -.710 .498 1.000 1.000
(Constant)X3
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: SMa.
Collinearity Diagnosticsa
1.056 1.000 .47 .47.944 1.058 .53 .53
Dimension12
Model1
EigenvalueCondition
Index (Constant) X3Variance Proportions
Dependent Variable: SMa.
Regression Pertumbuhan Laba (X4)
Descriptive Statistics
.429620 .7441099 10
.213670 .0751051 10SMX4
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .358.358 1.000
. .155.155 .
10 1010 10
SMX4SMX4SMX4
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
SM X4
Variables Entered/Removedb
X4a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: SMb.
Model Summary
Change Statistics
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .358(a) .128 .019 .7370095 .128 1.174 1 8 .310a Predictors: (Constant), X4
Coefficientsa
-.328 .737 -.445 .6683.545 3.271 .358 1.084 .310 1.000 1.000
(Constant)X4
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: SMa.
Collinearity Diagnosticsa
1.949 1.000 .03 .03.051 6.160 .97 .97
Dimension12
Model1
EigenvalueCondition
Index (Constant) X4Variance Proportions
Dependent Variable: SMa.
Regression Profitabilitas (X5)
Descriptive Statistics
.429620 .7441099 10
.076540 .0632414 10SMX5
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 -.280-.280 1.000
. .217.217 .
10 1010 10
SMX5SMX5SMX5
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
SM X5
Variables Entered/Removedb
X5a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: SMb.
Model Summary
Change Statistics
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .280(a) .078 -.037 .7577256 .078 .679 1 8 .434a Predictors: (Constant), X5
ANOVAb
.390 1 .390 .679 .434a
4.593 8 .5744.983 9
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X5a.
Dependent Variable: SMb.
Coefficientsa
.682 .388 1.755 .117-3.292 3.994 -.280 -.824 .434 1.000 1.000
(Constant)X5
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: SMa.
Collinearity Diagnosticsa
1.787 1.000 .11 .11.213 2.897 .89 .89
Dimension12
Model1
EigenvalueCondition
Index (Constant) X5Variance Proportions
Dependent Variable: SMa.
Regression Descriptive Statistics
.429620 .7441099 10189774.0 224937.4419 10
.277740 .1884297 10
.751080 14.0187007 10
.213670 .0751051 10
.076540 .0632414 10
SMX1X2X3X4X5
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .750 -.149 -.244 .358 -.280.750 1.000 -.327 .269 .314 .155
-.149 -.327 1.000 -.017 -.073 -.224-.244 .269 -.017 1.000 -.017 .624.358 .314 -.073 -.017 1.000 .275
-.280 .155 -.224 .624 .275 1.000. .006 .341 .249 .155 .217
.006 . .178 .226 .188 .335
.341 .178 . .482 .420 .267
.249 .226 .482 . .481 .027
.155 .188 .420 .481 . .221
.217 .335 .267 .027 .221 .10 10 10 10 10 1010 10 10 10 10 1010 10 10 10 10 1010 10 10 10 10 1010 10 10 10 10 1010 10 10 10 10 10
SMX1X2X3X4X5SMX1X2X3X4X5SMX1X2X3X4X5
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
SM X1 X2 X3 X4 X5
Variables Entered/Removedb
X5, X1, X2,X4, X3
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: SMb.
Model Summary
Change Statistics
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .908(a) .825 .607 .4667472 .825 3.775 5 4 .111a Predictors: (Constant), X5, X1, X2, X4, X3
ANOVAb
4.112 5 .822 3.775 .111a
.871 4 .2184.983 9
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X5, X1, X2, X4, X3a.
Dependent Variable: SMb.
Coefficientsa
-.300 .571 -.526 .6272.814E-06 .000 .851 3.360 .028 .682 1.466
.327 .933 .083 .350 .744 .783 1.277-.017 .016 -.321 -1.054 .351 .470 2.1261.543 2.429 .156 .635 .560 .727 1.375
-2.768 3.644 -.235 -.760 .490 .456 2.193
(Constant)X1X2X3X4X5
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: SMa.
Collinearity Diagnostics(a)
Variance Proportions
Model Dimension Eigenvalue
Condition Index (Constant) X1 X2 X3 X4 X5
1 3.928 1.000 .00 .01 .01 .00 .00 .012 1.134 1.861 .00 .01 .01 .32 .00 .013 .543 2.690 .00 .46 .11 .05 .00 .014 .283 3.725 .00 .15 .27 .12 .01 .275 .067 7.664 .17 .37 .50 .50 .31 .70
1
6 .045 9.319 .83 .00 .09 .00 .68 .00a Dependent Variable: SM