faktor faktor yang mempengaruhi estimasi biaya.docx

14
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkiraan biaya konstruksi, yaitu: 1.Produktivitas tenaga kerja , produktivitas adalah volume pekerjaan yang dapat dihasilkan oleh sorang atau kelompok pekerja dalam satuan waktu , makin besar produktivitas, maka makin cepat pekerjaan tsb di selesaikan, yang berarti makin cepat pekerjaan diselesaikan. Hal ini berkaitan dengan jumlah upah yang dibayarkan, namun juga perlu analisis yang lebih mendalam karena dengan produtivitas makin besar harga satuan upah tenaga kerja juga makin mahal. 2.Ketersediaan material/ sumber daya proyek , makin langka material dipasaran , maka makin mahal harga yang di tawarkan, ataupun jika diperlukan waktu pemesanan yang lebih lama, dengan biaya yang akan di bebankan kepada konsumen. 3.Pasar Finansial, nilai kurs akan mempengaruhi indeks harga tenaga kerja , maupun sumber daya proyek yang lain 4.Cuaca, pelaksanaan proyek konstruksi yang dimungkinkan dikerjakan dalam waktu yang relatif lama akan sangat mempengaruhi biaya suatu pekerjaan. Misal pekerjaan beton yang dilaksanakan pada musim hujan, akan menambah biaya pembelian bahan pelindung beton setelah pengecoran 5.Masalah konstruksibilitas, kesulitan ataupun menggunakan metode yang belum pernah di laksanakan , maka factor resiko akan menjadi lebih tinggi, sehingga biaya akan makin mahal 6.Type kontrak FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

Upload: agus-daud

Post on 08-Nov-2015

163 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

faktor faktor yang mempengaruhi estimasi biaya

TRANSCRIPT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSIBanyak faktor yang dapat mempengaruhi perkiraan biaya konstruksi, yaitu:

1.Produktivitas tenaga kerja , produktivitas adalah volume pekerjaan yang dapat dihasilkan oleh sorang atau kelompok pekerja dalam satuan waktu , makin besar produktivitas, maka makin cepat pekerjaan tsb di selesaikan, yang berarti makin cepat pekerjaan diselesaikan. Hal ini berkaitan dengan jumlah upah yang dibayarkan, namun juga perlu analisis yang lebih mendalam karena dengan produtivitas makin besar harga satuan upah tenaga kerja juga makin mahal.

2.Ketersediaan material/ sumber daya proyek , makin langka material dipasaran , maka makin mahal harga yang di tawarkan, ataupun jika diperlukan waktu pemesanan yang lebih lama, dengan biaya yang akan di bebankan kepada konsumen.

3.Pasar Finansial, nilai kurs akan mempengaruhi indeks harga tenaga kerja , maupun sumber daya proyek yang lain

4.Cuaca, pelaksanaan proyek konstruksi yang dimungkinkan dikerjakan dalam waktu yang relatif lama akan sangat mempengaruhi biaya suatu pekerjaan. Misal pekerjaan beton yang dilaksanakan pada musim hujan, akan menambah biaya pembelian bahan pelindung beton setelah pengecoran

5.Masalah konstruksibilitas, kesulitan ataupun menggunakan metode yang belum pernah di laksanakan , maka factor resiko akan menjadi lebih tinggi, sehingga biaya akan makin mahal

6.Type kontrakFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI03.05Teknik SipilNo commentsKirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookTeknik Sipil -Proyek konstruksi merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat tahapan- tahapan yang saling berkesinambungan dan tujuan akhirnya adalah berupa bangunan fisik. Dalam tahapan-tersebut, tender merupakan salah satu tahap penting dalam suatu proyek konstruksi yang dilakukan. Adanya kebutuhan pemilik proyek terhadap jasa sumber daya, maka dipenuhi dengan cara membeli. Muncullah suatu pemikiran bagaimana cara pengadaaan sumber daya tersebut secara efektif. Sumber daya tersebut kemudian disebut sebagai kontraktor. Maka dapat dikatakan bahwa tender bertujuan untuk memperoleh jasa kontraktor yang akan menyelesaikan suatu proyek konstruksi di dalam manajemen proyek.

Masalah mendasar yang dihadapi oleh kontraktor adalah kemampuannya dalam proses penawaran. Dalam proses penawaran, kontraktor harus memperkirakan dan mengajukan biaya yang tidak terlalu tinggi agar dapat bersaing dengan kontraktor lain dan juga mendapatkan keuntungan yang maksimum dan dengan tujuan akhir yaitu untuk memenangkan proyek. Untuk pertimbangan harga penawaran, pemilik proyek tentunya akan memilih harga terendah yang muncul dari kontraktor tersebut. Penetapan harga penawaran ditentukan oleh berbagai pertimbangan dan kadang hanya berdasarkan naluri bisnis. Hal ini sangat menentukan besar kecilnya keuntungan dan probabilitas memenangkan proyek. Menyadari pentingnya penawaran tersebut, maka diupayakan suatu cara atau strategi yang berfungsi sebagai media pencapaian yang disebut dengan markup. Penentuan markup oleh kontraktor merupakan salah satu strategi yang sering dipakai untuk merancang dan membuat biaya penawaran optimal. Strategi penawaran bagi suatu perusahaan bergantung pada tujuan perusahaan yang di antaranya adalah memaksimumkan keuntungan. Biaya penawaran memiliki 2 (dua) komponen besar yaitu biaya seluruh pekerjaan (biaya langsung) dan biaya tambahan (markup). Markup sering juga disebut sebagai biaya tak langsung di dalam manajemen proyek.

Dalam estimasi biaya proyek, kontraktor akan memanfaatkan strategi markup. Markup berfungsi sebagai biaya tambahan untuk menutupi biaya overhead dan mengatasi segala hal yang mungkin terjadi di masa yang akan datang, serta sebagai sumber keuntungan. Markup merupakan selisih antara harga penawaran dengan estimasi biaya pekerjaan. Berdasarkan uraian singkat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa markup merupakan faktor yang sangat mempengaruhi biaya penawaran. Oleh karena itu, tinggi rendahnya markup akan sangat menentukan besar kecilnya biaya penawaran yang diajukan kontraktor di dalam manajemen proyek.

Dengan melihat uraian di atas, maka secara garis besar komponen rencana anggaran biaya penawaran dapat digambarkan sebagai berikut :

Komponen biaya penawaran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa negara dan melakukan perbandingan maka telah diperhitungkan batas maksimum nilai mark up dari nilai suatu proyek. Mark up dikatakan sukses jika nilainya maksimum atau tertinggi. Berdasarkan perkembangan konstruksi di dunia pada umumnya, maka dilakukan penelitian dalam dunia pekerjaan konstruksi khususnya terhadap biaya yang ditawarkan maka di tentukan 4 (empat) ukuran dan tingkatan mark up yaitu : low (rendah), medium (sedang), medium-high (cukup tinggi) dan high (tinggi). Low mark up diperhitungkan sebesar 4 %, medium mark up diperhitungkan sebesar 6 %, medium-high mark up diperhitungkan sebesar 8 % dan high mark up diperhitungkan 10 %. Namun, yang dikatakan sebagai mark up sukses adalah mark up yang dilakukan seoptimum mungkin. Dengan mempertimbangkan keadaan tersebut, maka dilakukan suatu studi oleh para estimator sehingga memperoleh batas rata-rata mark up sebesar 5 % di dalam manajemen proyek.

Dalam menentukan harga penawaran biasanya harga satuan bahan sudah di tambahkan dengan nilai nominal tertentu yang besarnya juga tergantung pertimbangan cost estimator. Sedangkan untuk harga satuan upah dan alat ditetapkan berdasarkan peraturan dari perusahaan itu sendiri. Nilai nominal tertentu di atas tersebut yang dinamakan mark up. Namun perlu diketahui sekali lagi bahwa mark up ini dilakukan untuk menutupi biaya tetap perusahaan dan di- harapkan dapat menutupi risiko-risiko yang tidak bisa diprediksi sebelumnya di dalam manajemen proyek.

Pada kenyataannya bahwa dalam menaksir biaya penawaran, kontraktor sedapat mungkin ingin menghindari segala risiko yang mungkin saja terjadi. Namun, hal itu tidak mungkin bisa diatasi dengan mudah karena berhadapan dengan keadaan dunia perekonomian dan perdagangan yang selalu mengalami perubahan. Banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar perusahaan yang mungkin saja menjadi kendala bagi kontraktor untuk menentukan besarnya biaya penawaran dan juga dalam menentukan keputusan untuk pemberlakuan mark up atau tidak dan apabila dilakukan mark up, kontraktor harus dapat memperkirakan berapa besar mark up tersebut. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi mark up yang tentunya mempengaruhi besar kecilnya biaya penawaran dan kesempatan untuk memenangkan tender tersebutdi dalam manajemen proyek .

a. Faktor utama

1. Fluktuasi dollar yang tidak menentuPengaruh mata uang asing dalam perekonomian sangat signifikan. Adanya perubahan naik turun mata uang asing terhadap nilai rupiah berdampak terhadap harga bahan-bahan kebutuhan masyarakat, mulai dari kebutuhan sandang, pangan dan papan. Ketidakstabilan nilai tukar dolar terhadap rupiah ini menjadi masalah dalam setiap kegiatan pasar dan perdagangan. Dalam upaya penyediaan dana konstruksi dan pelaksanaannya juga di- pengaruhi oleh hal tersebut di dalam manajemen proyek.

Pengaruh ketidakstabilan nilai tukar dapat berpengaruh mulai dari awal proses penawaran pelaksanaan konstruksi khususnya dalam pembuatan RAB (Rencana anggaran biaya) sampai pada proses pelaksanaannya. Pada kenyataannya hal ini biasanya berpengaruh terhadap harga bahan/material dan harga peralatan baik yang dibeli ataupun disewa. Pengaruh besar yang nampak dan teraplikasi, contohnya adalah pada pekerjaan struktur beton yaitu terhadap harga besi yang merupakan salah satu bahan/material utama yang selalu berubah-ubah harganya. Oleh karena itu, dalam rencana anggaran biaya pada proyek ini khusus pada harga satuan bahan besi dan satuan harga satuan pekerjaan yang menggunakan besi tulangan dilakukan mark up. Begitu juga dengan harga bahan-bahan seperti semen, pasir, ubin, barang-barang elektronik, genteng, cat, barang-barang untuk kebutuhan pekerjaan plumbing dan sanitair dan lain-lain tetap dipengaruhi oleh fluktuasi dolar yang walaupun kenaikannya tidak terlalu besar dan signifikan. Namun tetap ada pengaruhnya walaupun kecil dan kesemuanya itu perlu diperhatikan supaya apabila terjadi sesuatu risiko nanti, maka setidaknya sudah mempunyai persiapan sebelumnya untuk membantu mengatasi di dalam manajemen proyek.

Hal yang sama terjadi dan berpengaruh pula pada harga bahan/material elektronika. Pemberlakuan mark up pada bagian ini disebabkan karena adanya pengadaan material elektronik yang secara bertahap dan adanya kebutuhan tambahan yang nantinya akan dipergunakan. Biaya untuk pengadaan peralatan juga ikut dipengaruhi oleh hal di atas. Pengadaan alat pada suatu proyek konstruksi sering dilakukan dengan cara menyewa atau membeli. Apabila dilakukan pembelian alat, maka harga pasaran sangat dipengaruhi oleh fluktuasi dolar tersebut di dalam manajemen proyek.

2. LokasiFaktor tempat/lokasi merupakan salah satu kendala sekaligus sebagai tantangan dalam kelangsungan dan kelancaran suatu proyek konstruksi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap mobilitas bahan/material, tenaga buruh, peralatan dan lain sebagainya. Yang dihadapi oleh proyek ini adalah letak lokasi proyek yang cukup jauh dari daerah perkotaan dan jauh dari tempat suplier bahan/ material sehingga perusahaan ini mengalami kesulitan dalam mobilitasnya. Kontraktor melihat kondisi dan letak proyek sebagai suatu hal yang harus diperhatikan dan perlu dicari solusi. Hal ini bertujuan sekedar sebagai suatu bentuk persiapan darurat siap pakai jika pada suatu saat nanti terjadi risiko yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, dilakukan mark up untuk menangani dan mengatasi masalah transportasi yang mungkin terjadi karena pertimbangan keadaan lokasi tersebut. Selain itu juga karena mempertimbangkan jalur transportasi melalui daerah cukup sulit dan rumit untuk mencapai lokasi proyek sehingga perlu diperhatikan faktor kesulitan mencapai lokasi di dalam manajemen proyek.

3. WaktuDalam suatu perencanaan pembangunan, ada banyak hal yang saling mempengaruhi dan saling bergantung satu sama lain. Selalu dalam suatu perencanaan, butuh suatu target yang akan dicapai dalam jangka pendek atau jangka panjang. Kesemuanya itu merupakan suatu bagian dari suatu perencanaan yang baik. Untuk mencapai target tersebut, maka kita membutuhkan sesuatu yang disebut waktu. Untuk kasus pelaksanaan suatu proyek, biasanya telah ditentukan sejak awal waktu pelaksanaan sampai penyelesaian proyek tersebut sehingga dapat terlaksana dengan baik. Seperti halnya untuk bidang-bidang lainpun, perlu suatu target yang ingin dicapai secara bertahap seiring berjalannya waktu. Namun perlu disadari bahwa, perencanaan yang telah dilakukan sejak awal harus disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan yang terjadi di lingkungan sekitar. Kondisi dan keadaan lingkungan sangat mendukung dan mempengaruhi suatu pekerjaan dan secara khusus mempengaruhi waktu pelaksanaan suatu proyek. Terlepas dari semuanya itu, maka harus dilihat kembali pada tujuan awal yaitu dapat menyelesaikan suatu proyek pembangunan sesuai target yang diinginkan dan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan awal dengan sempurna, maka dibutuhkan dukungan dari hal-hal yang saling mempengaruhi di dalam manajemen proyek.

Dalam pelaksanaan proyek, total waktu yang telah ditentukan biasanya disesuaikan dengan banyaknya pekerjaan yang akan dilakukan selama proyek berlangsung. Tapi kadang-kadang yang terjadi adalah, seringkali pemilik proyek menghendaki agar proyeknya dapat terselesaikan dengan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan. Hal ini menjadi dilema bagi kontraktor untuk memikirkan bagaimana caranya memaksimalkan segala sesuatu untuk mewujudkan harapan tersebut baik dari segi biaya, tenaga, peralatan, dan lain sebagainya. Namun, yang paling berpengaruh adalah masalah biaya yang membutuhkan penambahan-penambahan khusus dalam jumlah tertentu. Hal ini bertujuan agar dapat memaksimalkan yang lainnya. Di samping itu, tujuan lainnya yaitu untuk meraih sedikit keuntungan dari yang ditambahkan di dalam manajemen proyek.

Yang terjadi pada proyek ini adalah adanya permintaan dari pemilik proyek akan kebutuhan tempat pekerjaan karena begitu besarnya perhatian pemerintah terhadap keadaan hutan dan alam. Sehingga harus membuat perencanaan yang lebih teliti dari pihak kontraktor, pemilik proyek dan pihak-pihak lain yang terkait. agar tidak aada pekerjaan yang terlupakan Perencanaan tersebut termasuk di dalamnya adalah perencanaan biaya, pembuatan penjadwalan kerja, dan hal-hal lainnya. Berdasarkan keadaan waktu tersebut, maka wajar saja jika dilakukan mark up pada biaya penawaran oleh kontraktor karena memperhatikan dan mempertimbangkan faktor waktu di dalam manajemen proyek.

4. Faktor keamananUntuk melaksanakan dan menyelesaikan proyek, perlu suatu kondisi yang kondusif dan menjamin. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kondisi yang aman dan terkendali secara khusus di lingkungan sekitar tempat pekerjaan. Oleh karena itu keamanan merupakan faktor yang sangat penting sehingga perlu diperhatikan dalam kelangsungan dan berjalannya suatu proyek. Karena begitu sangat penting itulah, umumnya pada setiap proyek kontraktor memasukkan faktor keamanan dengan mempertimbangkan kondisi tempat proyek atau lokasi proyek yang terletak di daerah yang rawan terjadinya kehilangan aset-aset dan bahan/material di proyek karena berada di daerah pemukiman masyarakat yang . Salah satu hal yang memperkuat kontraktor adalah pengalaman-pengalaman yang terjadi di masa lampau yang membawa kerugian, dan mengharapkan agar hal yang sama tidak terjadi lagi di dalam manajemen proyek.

b. Faktor pendukung

1. Kelangkaan material/bahanSeperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan dilakukan mark up selain mendapatkan keuntungan adalah untuk menutupi segala risiko dan biaya overhead serta sebagai suatu persiapan yang dilakukan untuk mencegah dan mengatasi hal-hal atau kemungkinan-kemungkinan terburuk yang mungkin saja tidak terjadi sekarang tetapi terjadi di waktu yang akan datang. Dengan memperhatikan kondisi dan perkembangan tingkat persediaan material atau bahan konstruksi di masyarakat dan pasaran, maka kontraktor merasa perlu untuk mempersiapkan solusi sebelumnya untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kelangkaan material. Oleh karena itu, kondisi pasaran dan persediaannya sangat mempengaruhi ketersediaan suatu barang. Pada proyek ini, kontraktor mengasumsikan kemungkinan terjadinya kelangkaan material atau bahan konstruksi seperti pasir dan semen dengan merk atau jenis tertentu yang mungkin saja terjadi. Kedua bahan tersebut sangat penting dan merupakan bahan atau unsur utama dalam pekerjaan plesteran dan pekerjaan beton. Sehingga harus dipikirkan jenis lain untuk mengganti sebagai material atau bahan pengganti tetapi masih dalam bentuk dan kegunaan serta kualitas yang sama dengan barang yang pernah digunakan di dalam manajemen proyek.

2. Biaya overhead yang tidak menentuSalah satu hal yang menjadi perhatian juga adalah ketidaktentuan besarnya biaya overhead yang akan ditanggung oleh kontraktor. Adanya perkembangan dan perubahan kondisi perekonomian dan harga barang dan jasa bisa mempengaruhi sebagian dari biaya penawaran. Kebutuhan barang dan jasa seperti listrik, telepon dan bahan bakar merupakan hal penting terhadap berjalannya suatu proyek. Apalagi karena setiap pekerjaan di lapangan membutuhkan peran barang dan jasa seperti di atas dengan tingkat yang cukup besar. Karena pentingnya kebutuhan barang dan jasa tersebut, maka perlu perlu perhatian yang khusus juga di dalam manajemen proyek. Yang menjadi pertimbangan dan perhatian kontraktor pada proyek ini adalah adanya isu tentang kenaikkan tarif dasar listrik (TDL) dan kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang mungkin saja kenaikkannya sangat besar dan berpengaruh terhadap biaya penawaran. Kontraktor memikirkan bahwa dengan adanya kenaikkan tersebut, maka mungkin saja akan menghasilkan biaya pakai yang lebih besar dan lebih tinggi dari yang direncanakan dengan memperhatikan tingkat kebutuhan bahan-bahan tersebut yang akan terjadi selama proyek dilaksanakan. Dengan adanya kenaikkan tersebut, akan berpengaruh pada besar kecilnya nilai atau biaya overhead pada proyek tersebut di dalam manajemen proyek. Biaya overhead ini merupakan bagian dari biaya penawaran dan cukup mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh kontraktor. Dengan demikian akan terlihat hubungan antara kondisi lamanya waktu pekerjaan di proyek dengan besarnya kebutuhan di proyek. Untuk mencegah hal itu, maka kontraktor memikirkan untuk melakukan mark up pada biaya penawaran sebagai satu cara atau solusi yang cukup baik untuk dilakukan di dalam manajemen proyek.

Banyak hal-hal kecil yang mungkin saja bisa menghasilkan dampak yang besar dan mengakibatkan yang buruk pada kelancaran pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Faktor luar lainnya seperti keadaan cuaca, hari libur nasional dan lain sebagainya. Semakin besar mark up yang dilakukan akan mempengaruhi besarnya keuntungan yang dapat di peroleh kontraktor di dalam manajemen proyek.

Faktor yang Mempengaruhi Perkiraan Biaya ProyekPosted onMay 1, 2011bybudisuandaTerdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkiraan biaya proyek sebelum proyek dimulai yang nantinya akan dapat menjadikan suatu hasil perkiraan yang tidak realistis bagi pelaksanaan proyek. Apa saja faktor-faktor tersebut?Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perkiraan biaya proyek dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu faktor spesifik estimator dan faktor spesifik design dan proyek. Mari kita bahas satu per satu.A. Faktor Spesifik EstimatorPada dasarnya, faktor-faktor yang mempengaruhi akurasi seorang estimator seperti tingkat kesalahan administratif, tingkat produktifitas yang keliru, kesalahan perhitungan volume pekerjaan dan yang lainnya, dapat dikendalikan dengan menggunakan sistem check yang memadai dan memberikan informasi yang relevan kepada estimator. Faktor-faktor tersebut terjadi karena penyimpangan estimator. Estimator adalah manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh latar belakang mereka baik yang bersifat hard competence maupun soft competence dan dorongan atau motivasi mereka. Kondisi ini sebenarnya dapat diatasi. Salah satunya dengan mengubah sistem motivasi / dorongan yang lebih baik.Suatu penelitian tentang masalah ini telah dilakukan oleh Capen (1976) yang mengobservasi dua kelompok orang yaitu orang-orang yang memiliki ide yang minim dalam menghadapi ketidakpastian dan kelompok orang-orang yang memiliki kemampuan teknis yang berlebihan terhadap pengetahuannya. Hasil observasinya menunjukkan bahwa secara umum, orang yang memiliki latar belakang teknis memiliki overconfidence dalam situasi yang tidak pasti.Penyimpangan motivasi dan kognitif adalah penyebab utama atas overconfidence tersebut (Smith, 1991). Penyimpangan motivasi terjadi karena orang merasa akan dihargai atas prediksi mereka. Lalu penyimpangan kognitif terjadi karena selama proses terjadi kesalahan penilaian atas ketidakpastian dan risiko.B. Faktor Spesifik Design dan ProyekTerdapat tiga faktor utama yang terkait dengan faktor ini yaitu ketidakjelasan lingkup, kompleksitas design, dan ukuran proyek.Ketidakjelasan LingkupEstimasi biaya sangat tergantung pada kejelasan lingkup. Hal ini karena perhitungan estimasi didasarkan pada cakupan lingkup proyek. Definisi lingkup yang lemah menjadi penyebab utama kesalahan estimasi biaya. Ketidakjelasan lingkup memiliki dua implikasi yaitu lemahnya akurasi estimasi biaya dan berpotensi akan terjadi perubahan lingkup dalam masa pelaksanaan proyek yang berdampak pada peningkatan biaya bagi owner dan kontraktor.Akurasi estimasi biaya proyek akan sangat terpengaruh oleh tingkat detil definisi lingkup. Semakin detil design dan definisi lingkup, maka akan semakin tinggi tingkat akurasi estimasi biayanya. Sehingga dalam rangka untuk mendapatkan estimasi biaya yang memiliki akurasi yang tinggi, design haruslah detil sedemikian hingga estimator akan mendapatkan informasi yang memadai atas definisi lingkup pekerjaan proyek yang akan dikerjakan.Suatu penelitian yang dilakukan oleh Hetland (1994) menyebutkan bahwa ketidakjelasan lingkup adalah faktor utama yang menghasilkan pembengkakan biaya pada proyek North Sea Platform. Tidak selesainya perencanaan akan menyebabkan kurangnya gambar dan material, perubahan-perubahan perencanaan selama perjalanan proyek, keterlambatan, dan peningkatan biaya. Keterlambatan sendiri telah menyebabkan dampak inflasi pada proyek. Ketidakjelasan lingkup juga meningkatkan pemakaian resources selama masa konstruksi. Hal ini saja telah menghasilkan pembengkakan biaya sebesar 29%.Penambahan lingkup pekerjaan akibat ketidakjelasan lingkup biasanya tanpa adanya penambahan waktu. Hal ini akan meningkatkan intensitas resource yang akan berdampak pada peningkatan harga satuan pekerjaan dan akhirnya meningkatkan biaya akhir proyek.Kompleksitas DesignKompleksitas design adalah suatu fungsi atas faktor-faktor constructibility of the design, penggunaan teknologi maju, kekhususan peralatan dan metode, dan integrasi disiplin ilmu. Risiko yang terkandung dalam penggunaan teknologi tinggi dan metode khusus akan berkurang apabila kontraktor telah berpengalaman terkait penggunaan teknologi tinggi dan metode khusus tersebut. Namun, apabila teknologi dan metode tersebut baru pertama kali digunakan, tentu mengandung risiko yang tinggi karena masalah ketidakpastian.Pada design yang kompleks, estimator akan mengalami kesulitan tinggi sedemikian hingga mengalami kendala dalam menghitung volume, tingkat produktifitas, unit cost yang terkait terhadap akurasi perhitungan.Ukuran ProyekBanyak referensi yang menyebutkan bahwa ukuran proyek juga mempengaruhi tingkat pembengkakan biaya. Hanya saja hasil penelitian yang ada justru memberikan hasil yang tidak konsisten dan kontradiktif. Satu sisi, semakin besar proyek akan menimbulkan kompleksitas yang semakin tinggi yang berarti semakin banyak ketidakpastian yang berdampak pada biaya. Namun di sisi yang lain, semakin besar proyek tentu disikapi dengan tingkat kehati-hatian yang lebih tinggi yang membuat banyak tindakan antisipatif dalam menjaga pembengkakan biaya tidak terjadi di proyek yang besar.Kita simpulkan bahwa semakin besar proyek akan berpotensi menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya yang lebih besar. Sehingga perlu langkah-langkah antisipatif yang ekstra dalam menghadapi proyek yang besar.Faktor Faktor yang Mempengaruhi EstimasiBiayaMemperbaharui perhitungan estimasi biaya adalah penting agar mendapatkan kemungkinan harga terbaik baik dalam salah satu kontrak dengan sub-kontraktor maupun harga proyek secara keseluruhan. Selama tahap identifikasi beberapa estimasi akan menghasilkan keputusan untuk melakukan perhitungan estimasi pada tahap selanjutnya. Dalam tahap studi kelayakan akan didapatkan beberapa alternatif yang dapat digunakan melakukan hitungan, dengan data yang lengkap hal ini tidak memerlukan engineer dalam jumlah banyak.Menurut Antohie (2009), faktor yang mempengaruhi besarnya estimasi dibagi menjadi dua bagian besar yaitu:a. Faktor faktor yang mempengaruhi biaya selama masa identifikasi dalam menghasilkan desain dasar. Tidak ada proyek yang sama persis walaupun desain dan metode pelaksanaannya sama. Biaya proyek tergantung pada kondisi tanah, material, peralatan maupun alat yang digunakan oleh tenaga kerja sesuai dengan lokasi proyek yang didirikan. Spesifikasi Proyek, mendefinisikan bangunan secara fisik serta kualitas yang dituntut dari proyek. Lokasi adalah tempat dimana proyek akan dibangun yang berpengaruh terhadap biaya adalah peraturan pemerintahan setempat meliputi perijinan, prosedur perijinan, biaya perijinan, dll. Termasuk biaya yang lebih spesifik seperti biaya transport, tenaga kerja, standar desain, dll. Metode penawaran dan tipe kontrak yang dipilih oleh pemilik akan mempengaruhi biaya. Biaya proyek akan berbeda antara unit price contract dan contract total price. Karakteristik lokasi proyek juga akan mempengruhi besarnya biaya seperti kondisi tanah, permukaan air tanah, jalan menuju lokasi, dan kondisi tanah keras. Tipe bangunan merupakan gedung yang benar benar baru atau menggunakan struktur yang lama yang kemudian diperkuat dan diperbaiki. Kebanyakan pembangunan gedung baru akan lebih murah daripada perbaikan gedung lama. Pajak, besarnya pajak tidak hanya tergantung dimana proyek itu dibangun melainkan juga tipe dari gedung tersebut. Durasi pelaksanaan proyek, secara umum proyek dengan waktu yang sangat panjang maka akan membutuhkan biaya yang besar pula. Inflasi, juga akan akan berpengaruh pada biaya pelaksanaan, sehingga mempengaruhi estimasi biaya.b. Faktor faktor yang mempengaruhi biaya dalam masa implementasi proyek. Setelah proyek mulai dilaksanakan jarang sekali merubah estimasi biaya yang telah dihitung. Dalam tahap desain dan data serta informasi untuk melakukan estimasi biaya dirasa telah cukup maka dibuat estimasi biaya detail pasti dari proyek tersebut. Perubahan desain, yang mungkin dapat terjadi sehingga membutuhkan desain ulang dari elemen elemen struktur, dapat dipastikan bahwa perubahan ini akan menimbulkan biaya tambah dalam implementasinya. Mismanagement dalam proyek dapat menimbulakan implikasi pada semua tahap proyek konstruksi, seperti kurangnya komunikasi antara pihak pihak yang berkepentingan, kurangnya respon untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi, dan lemahnya kontrol waktu pelaksanaan. Kondisi lokasi yang takterduga mengakibatkan bertambahnya waktu pelaksanaan oleh karena itu hal ini akan menambah biaya pelaksanaan. Kekurangan material dan/atau peralatan dikarenakan lokasi proyek yang jauh dan terbatasnya persediaan material di lokasi tersebut. Perubahan kurs / nilai pertukaran mata uang, salah satunya dikarenakan alat yang dibutuhkan ternyata hanya tersedia di luar negeri dan harus mendatangkannya di lokasi. Kesalahan memilih kontraktor, dapat dikarenakan pemilihan kontraktor hanya melihat penawarannya saja tanpa mencari informasi tentang kredibilitas dan kemampuan kontraktor tersebut. Permasalahan pembiayaan proyek, kekurangan dana untuk pembiayaan mengakibatkan proyek tidak berjalan lancar. Perubahan sewa lahan, perubahan harga sewa lahan dapat terjadi karena kesalahan estimasi yang tidak memperbaharui data tentang sewa lahan.Perubahan desain

Mismanagement

PerubahanBiaya Pelaksanaan proyek

Kondisi lokasi yang takterduga

Perubahan sewa lahan

Perubahan kurs

Kesalahan memilih kontraktor

Kekurangan material dan/atau peralatan

Permasalahan pembiayaan proyek

Bencana alam

Inflasi

Loading...