faktor-faktor yang berhubungan dengan...

8
29 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA DI SMP NEGERI 2 TOMPASO Helty M. Rorimpandey*, A. Joy M Rattu**, Marjes N. Tumuraang*. *Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilatarbelakangi oleh penetapan Visi Indonesia Sehat 2010 dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) sebagai bahagian yang tidak terpisahkan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025, melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 131/Menkes/SK/II/2004. Salah satu tatanan PHBS adalah tatanan lingkungan sekolah yang juga sejalan dengan promosi kesehatan dunia di institusi pendidikan (health promoting school) yang dicanangkan WHO. Faktor-faktor yang terkait dengan PHBS tatanan lingkungan sekolah antara lain guru, orang tua siswa, fasilitas atau sarana penunjang kesehatan dan siswa itu sendiri. Secara nasional, penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik tahun 2005 sebesar 27% , tahun 2007 sebesar 36,3%, tahun 2013 sebesar 38,7% dan tahun 2015 sebesar 40%. Sulawesi Utara PHBS kategori baik 46,9 dan Kabupaten Minahasa 45,6%. Angka tersebut masih jauh dari target nasional tahun 2019 yaitu sebesar 80%. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa di SMP Negeri 2 Tompaso. Jenis penelitian ini yaitu observational analitic dengan pendekatan cross sectional study atau potong lintang. Jumlah sampel dalam penelitian ini 81 responden yang diambil secara proporsional pada siswa kelas VII, VIII dan IX dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling dengan menggunakan kuisioner yang telah melalui uji validitas dan reabilitas. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat dengan uji statistik regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa dengan kategori PHBS baik sebesar 51,9% dan siswa dengan kategori PHBS kurang baik sebesar 48,1%. Analisis bivariat menunjukan ada hubungan antara peran orang tua, pengetahuan, sikap dan sarana prasarana dengan PHBS siswa di SMP Negeri 2 Tompaso dan tidak ada hubungan antara peran guru dengan PHBS siswa di SMP Negeri 2 Tompaso. Berdasarkan analisis multivariat, variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap PHBS siswa SMP Negeri 2 Tompaso adalah peran orang tua dengan nilai odds ratio sebesar 3,643. Kata Kunci : PHBS, Peran Guru, Peran Orang Tua, Pengetahuan, Sikap, Sarana Prasarana ABSTRACT Indonesia Vision of Healthy 2010 in the National Health System (NHS) was an integral part of Long Term Development Plan for Health (RPJP-K) 2005-2025 which is initiate Clean and Healthy Behavior (PHBS) program through the decree of Minister of Health of Republic Indonesia No.131/Menkes/SK/II/2004. One of PHBS’ order is the order of the school environment that is also in line with the global health promotion in educational institutions (health promoting school) launched by WHO. The factors that associated with PHBS’ order of school environment are teachers, parents, health facilities or supporting infrastructure and the students themselves. Good category of PHBS in Indonesia increased from 27% in 2005 to 36,3% in 2007 to 38,7% in 2013 and to 40% in 2015. In North Sulawesi Province, good category of PHBS 46,9% while in Minahasa Regency 45,6%. Those figures are still far away from the national target in 2019 for around 80% of good category PHBS. The purpose of this study is to analyze the factors associated with the behavior of a clean and healthy behavior (PHBS) of students at SMP Negeri 2 Tompaso. Type of this research is observational Analytic with cross sectional approach. The number of samples in this study is 81 respondents drawn proportionally to the students of class VII, VIII and IX by simple random sampling technique, used a questionnaire that has been tested by a validity and reliability test. The analysis is univariate, bivariate and multivariate analysis with logistic regression test. The results showed that students with good category of PHBS is 51.9% and students with poor category of PHBS is at 48.1%. Bivariate analysis showed the connection between the role of parents, knowledge, attitudes and infrastructure with PHBS of students at SMP Negeri 2 Tompaso but no connection to the role of teacher with students’ PHBS. Based on multivariate analysis, the most dominant variable effect on PHBS of SMP Negeri 2 Tompaso’s students is the role of parents with odds ratio value 3.643. Key words: Clean and Health Behavior (PHBS), role of teachers, role of \parents, knowledge, attitudes, infrastructure.

Upload: buidung

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …jkesmasfkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/Helty-M... · mengenai PHBS di tatanan institusi pendidikan ... Perilaku Hidup Bersih dan

29

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT (PHBS) PADA SISWA DI SMP NEGERI 2 TOMPASO Helty M. Rorimpandey*, A. Joy M Rattu**, Marjes N. Tumuraang*.

*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

**Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilatarbelakangi oleh penetapan Visi Indonesia Sehat 2010 dalam

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) sebagai bahagian yang tidak terpisahkan dengan Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025, melalui Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 131/Menkes/SK/II/2004. Salah satu tatanan PHBS adalah tatanan lingkungan

sekolah yang juga sejalan dengan promosi kesehatan dunia di institusi pendidikan (health promoting school)

yang dicanangkan WHO. Faktor-faktor yang terkait dengan PHBS tatanan lingkungan sekolah antara lain

guru, orang tua siswa, fasilitas atau sarana penunjang kesehatan dan siswa itu sendiri. Secara nasional,

penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik tahun 2005 sebesar 27% , tahun 2007 sebesar 36,3%,

tahun 2013 sebesar 38,7% dan tahun 2015 sebesar 40%. Sulawesi Utara PHBS kategori baik 46,9 dan

Kabupaten Minahasa 45,6%. Angka tersebut masih jauh dari target nasional tahun 2019 yaitu sebesar 80%.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih

dan sehat siswa di SMP Negeri 2 Tompaso. Jenis penelitian ini yaitu observational analitic dengan pendekatan

cross sectional study atau potong lintang. Jumlah sampel dalam penelitian ini 81 responden yang diambil

secara proporsional pada siswa kelas VII, VIII dan IX dengan teknik pengambilan sampel secara simple

random sampling dengan menggunakan kuisioner yang telah melalui uji validitas dan reabilitas. Analisis yang

digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat dengan uji statistik regresi

logistik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa dengan kategori PHBS baik sebesar 51,9% dan siswa dengan

kategori PHBS kurang baik sebesar 48,1%. Analisis bivariat menunjukan ada hubungan antara peran orang

tua, pengetahuan, sikap dan sarana prasarana dengan PHBS siswa di SMP Negeri 2 Tompaso dan tidak ada

hubungan antara peran guru dengan PHBS siswa di SMP Negeri 2 Tompaso. Berdasarkan analisis

multivariat, variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap PHBS siswa SMP Negeri 2 Tompaso adalah

peran orang tua dengan nilai odds ratio sebesar 3,643.

Kata Kunci : PHBS, Peran Guru, Peran Orang Tua, Pengetahuan, Sikap, Sarana Prasarana

ABSTRACT

Indonesia Vision of Healthy 2010 in the National Health System (NHS) was an integral part of Long Term

Development Plan for Health (RPJP-K) 2005-2025 which is initiate Clean and Healthy Behavior (PHBS)

program through the decree of Minister of Health of Republic Indonesia No.131/Menkes/SK/II/2004. One of

PHBS’ order is the order of the school environment that is also in line with the global health promotion in

educational institutions (health promoting school) launched by WHO. The factors that associated with PHBS’

order of school environment are teachers, parents, health facilities or supporting infrastructure and the

students themselves. Good category of PHBS in Indonesia increased from 27% in 2005 to 36,3% in 2007 to

38,7% in 2013 and to 40% in 2015. In North Sulawesi Province, good category of PHBS 46,9% while in

Minahasa Regency 45,6%. Those figures are still far away from the national target in 2019 for around 80% of

good category PHBS.

The purpose of this study is to analyze the factors associated with the behavior of a clean and healthy behavior

(PHBS) of students at SMP Negeri 2 Tompaso. Type of this research is observational Analytic with cross

sectional approach. The number of samples in this study is 81 respondents drawn proportionally to the students

of class VII, VIII and IX by simple random sampling technique, used a questionnaire that has been tested by a

validity and reliability test. The analysis is univariate, bivariate and multivariate analysis with logistic

regression test.

The results showed that students with good category of PHBS is 51.9% and students with poor category of

PHBS is at 48.1%. Bivariate analysis showed the connection between the role of parents, knowledge, attitudes

and infrastructure with PHBS of students at SMP Negeri 2 Tompaso but no connection to the role of teacher

with students’ PHBS. Based on multivariate analysis, the most dominant variable effect on PHBS of SMP

Negeri 2 Tompaso’s students is the role of parents with odds ratio value 3.643.

Key words: Clean and Health Behavior (PHBS), role of teachers, role of \parents, knowledge, attitudes,

infrastructure.

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …jkesmasfkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/Helty-M... · mengenai PHBS di tatanan institusi pendidikan ... Perilaku Hidup Bersih dan

30

PENDAHULUAN

Undang-undang Nomor 17 tahun 2007

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJP-N) tahun 2005-2025 untuk

bidang kesehatan dijabarkan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Bidang

Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025 yang

berisi dasar, visi, misi dan arah pembangunan

kesehatan yang merupakan pedoman bagi

pemerintah dan masyarakat termasuk swasta

dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan

di Indonesia 20 tahun kedepan. RPJP-K tahun

2005-2025 sebagai dokumen kebijakan

pembangunan kesehatan adalah satu kesatuan

yang tak terpisahkan dengan Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) sebagai bentuk dan cara

penyelenggaraan pembangunan kesehatan

(Anonim, 2010a).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) dilatarbelakangi oleh penetapan visi

Indonesia Sehat 2010 dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) dengan Keputusan Menteri

Kesehatan No.131/Menkes/SK/II/2004. Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat terdiri dari beberapa

tatanan yaitu, tatanan rumah tangga, tatanan

tempat kerja, tatanan tempat umum, tatanan

fasilitas kesehatan dan tatanan lingkungan

sekolah (Anonim, 2012).

Secara nasional, penduduk yang telah

memenuhi kriteria PHBS baik tahun 2005

sebesar 27% meningkat menjadi 36,3% di tahun

2007 kemudian meningkat lagi menjadi sebesar

38,7% di tahun 2013 dan 40% di tahun 2015.

Sementara itu target nasional tahun 2019

diharapkan penduduk Indonesia yang memenuhi

kriteria PHBS baik dapat mencapai angka 80%

(Anonim, 2014a).

Provinsi Sulawesi Utara termasuk dalam

5 provinsi yang memiliki tingkat PHBS yang

baik yaitu sebesar 46,9% dari skala nasional

(Anonim, 2012). Perilaku hidup bersih dan sehat

yang baik di Kabupaten Minahasa pada tahun

2013 sebesar 45,6%. Penelitian mengenai PHBS

di Minahasa untuk tatanan rumah tangga,

dilakukan oleh Tumiwa (2015) dengan hasil

55,9% responden kategori PHBS baik dan

44,1% kategori kurang baik. Sementara data

mengenai PHBS di tatanan institusi pendidikan

di Kabupaten Minahasa belum ada karena selama

ini belum pernah ada peneliti yang melakukan

penelitian tentang PHBS tatanan institusi

pendidikan (Anonim, 2014b).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) tatanan lingkungan sekolah adalah

upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan

masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau,

dan mampu memperilakukan PHBS. Hal ini

sejalan dengan Promosi Kesehatan di institusi

pendidikan (Health Promoting School) yang

dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia

yang menggunakan model holistik yang meliputi

hubungan antar aspek fisik, mental, sosial, dan

lingkungan.

Tatanan lingkungan sekolah, terkait

didalamnya adalah guru, orang tua siswa,

fasilitas penunjang kesehatan dan siswa itu

sendiri.

Berdasarkan observasi yang dilakukan

peneliti di SMP Negeri 2 Tompaso, ditemukan

bahwa PHBS di institusi pendidikan tersebut

belum berjalan maksimal. Dalam hal ini ditemui

guru kurang berperan aktif dalam pelayanan

kesehatan terutama dalam mengajarkan tentang

bagaimana menerapkan perilaku hidup bersih

dan sehat dalam lingkungan sekolah, sebab guru

yang menangani tentang kesehatan yaitu guru

olahraga sehingga terbatas dalam pelaksanaan

pelayanan kesehatan bagi siswa.

Peran orang tua merupakan faktor

lainnya yang perlu untuk diteliti dalam penelitian

ini, sebab orang tua adalah figur yang paling

dekat dan paling mengetahui perkembangan dan

perilaku hidup anaknya. Interaksi paling lama,

konsisten dan kontinue dengan para siswa adalah

orang tua siswa itu sendiri.

Pengetahuan tentang Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat yang dimiliki oleh siswa di

SMP tersebut berasal dari banyak sumber, baik

dari sekolah maupun di tempat mereka tinggal,

dalam hal ini perlu di teliti apakah siswa yang ada

mengetahui tentang indikator-indikator hidup

bersih dan sehat dalam tatanan pendidikan.

Masalah yang ditemui seperti mereka belum

secara benar.

Sikap yang di miliki oleh siswa terhadap

kesehatan dalam pemeliharaan kesehatan terlihat

belum secara baik menerapkan perilaku hidup

bersih dan sehat. Hal ini dikarenakan masih

terdapat siswa yang merokok di lingkungan

sekolah pada waktu istirahat, membuang sampah

tidak pada tempatnya, kurangnya kesadaran

untuk membersihkan jamban yang tersedia,

dalam pengamatan kurangnya kesadaran dalam

menjaga kebersihan diri maupun lingkungan.

Demikian halnya dengan fasilitas atau

sarana prasarana sekolah yang erat kaitannya

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …jkesmasfkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/Helty-M... · mengenai PHBS di tatanan institusi pendidikan ... Perilaku Hidup Bersih dan

31

dengan PHBS siswa. Sarana prasarana atau

fasilitas yang baik, diyakini berpengaruh positif

bagi kebersihan dan kesehatan siswa. Ada

berbagai masalah fasilitas kesehatan sarana

prasarana yang kurang mendukung dalam

penerapan hidup bersih dan sehat, seperti

terdapat fasilitas jamban siswa dua ruangan,

tetapi baunya tidak sedap sehingga

kebersihannya tidak terjamin, tidak terdapat air

mengalir yang di gunakan dalam mencuci tangan

sehingga berdampak pada kesehatan siswa yang

sering terganggu dan menyebabkan ada siswa

yang terkena penyakit seperti demam berdarah

dan diare. Di sekolah terdapat Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) tetapi belum berjalan maksimal.

Penelitian yang dilakukan oleh Andriadi

(2011) tentang Faktor-faktor yang berhubungan

dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak

Remaja Kelas VII dan VIII di SMP 258

Kelurahan Cibubur Jakarta Timur Tahun 2011,

menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia

responden dengan PHBS, ada hubungan antara

pengetahuan dengan PHBS, ada hubungan antara

sikap dengan PHBS, ada hubungan antara

ketersediaan sarana prasarana dan dukungan

sekolah dengan PHBS. Penelitian yang

dilakukan oleh Wilar (2012) tentang Analisis

Faktor-faktor yang berhubungan dengan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa di

Sekolah Dasar GMIM 52 Mapanget Kecamatan

Talawaan, hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa sebagian besar guru yakni 54 orang (54%)

berperan baik, dan sebanyak 63 orang (63%)

orang tua berperan baik. Pengetahuan siswa

didapatkan sebagian besar baik yakni sebanyak

52 orang (52%), dan sikap siswa menunjukkan

sebagian besar bersikap baik yaitu sebanyak 60

orang (60%). Namun demikian hal praktik hidup

bersih dan sehat sebanyak 50 (50%) siswa

bersikap baik dan 50 orang (50%) bersikap

kurang baik. Terdapat hubungan yang bermakna

antara peran guru dan peran orang tua terhadap

perilaku hidup bersih dan sehat siswa, peran

orang tua merupakan faktor yang paling dominan

terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang

Perilaku Hidup Bersih Sehat dan faktor-faktor

yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih

dan sehat di SMP Negeri 2 Tompaso.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif kuantitatif dengan metode cross

sectional. Penelitian dilaksanakan di SMP

Negeri 2 Tompaso pada bulan Februari 2015.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas

VII, VIII dan IX yang berjumlah 81 orang.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Peran Guru, Peran Orang Tua, Pengetahuan,

Sikap dan Sarana Prasarana. Variabel terikat

adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Analisis Bivariat uji Chi-Square untuk menguji

apakah ada hubungan antara masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat dimana

kriteria penilaian adalah apabila nilai p≤0.05,

maka dapat disimpulkan ada hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis

multivariat menggunakan analisis regresi

logistik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hubungan antara Peran Guru Dengan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa di

SMP Negeri 2 Tompaso

Guru merupakan unsur yang sangat penting

dalam pelaksanaan promosi kesehatan di

sekolah. Hubungan antara peran guru dengan

perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilihat pada

Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Hubungan Antara Peran Guru dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada

Siswa di SMP N 2 Tompaso

Peran Guru

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR

Baik Kurang baik Total

n % n % n %

Baik 29 35,8 27 33,3 56 69,1

1,000

0,991

(0,386-

2,547)

Kurang baik 13 16,0 12 14,8 25 30,9

Total 42 51,9 39 48,1 81 100

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …jkesmasfkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/Helty-M... · mengenai PHBS di tatanan institusi pendidikan ... Perilaku Hidup Bersih dan

32

Tabel 1 diatas menunjukan bahwa

dari 81 siswa yang menjadi responden

terdapat 69,1 persen (56 siswa) dengan peran

guru baik dan 30,9 persen peran guru kurang

baik. Dari 56 siswa dengan peran guru baik

terdapat 27 siswa (33,3%) yang tidak

menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

dan 29 siswa (35,8%) yang menerapkan

perilaku hidup bersih dan sehat. Data tabel 13

menunjukkan terdapat 12 siswa (14,8%) yang

tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan

sehat dengan peran guru yang kurang baik dan

terdapat 13 siswa (16,0%) yang menerapakan

perilaku hidup bersih sehat secara baik

walaupun tanpa peran guru yang baik.

Berdasarkan hasil uji statistik

diperoleh nilai p 1,000>0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

bermakna antara peran guru dengan PHBS.

Dilihat dari nilai odds ratio (OR) sebesar

0,991 menunjukkan bahwa siswa dengan

peran guru yang baik terhadap perilaku hidup

bersih dan sehat berpeluang 1 kali lebih besar

untuk melakukan perilaku hidup bersih dan

sehat dibandingkan dengan peran guru yang

kurang.

b. Hubungan Antara Peran Orang Tua

dengan PHBS Pada Siswa di SMP Negeri

2 Tompaso

Siswa berada dalam lingkungan sekolah

paling lama 8 jam sehari, selebihnya anak

akan kembali ke keluarga dan masyarakat. Hal

ini berarti bahwa sebagian besar waktu yang

dihabiskan oleh anak setiap hari bukan di

sekolah tetapi di rumah dan di masyarakat,

oleh sebab itu orang tua siswa mempunyai

peran penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak, termasuk mendorong

anak untuk melakukan kebiasaan hidup sehat

di rumah (Notoatmodjo, 2010).

Untuk mengetahui hubungan antara peran

orang tua dengan perilaku hidup bersih dan

sehat siswa SMP negeri 2 Tompaso dapat

dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Hubungan Antara Peran Orang Tua dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) Pada Siswa di SMP N 2 Tompaso

Peran Orang

Tua

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR

Baik Kurang baik Total

n % n % n %

Baik 34 42,0 22 27,2 56 69,1

0,032

3,284

(1,212-

8,899)

Kurang baik 8 9,9 17 21,0 25 30,9

Total 42 5,.9 39 48,1 81 100

Berdasarkan data pada Tabel 2 di atas

menunjukkan bahwa peran orang tua yang

baik sebesar 69,1 persen dan peran orang tua

yang kurang baik terhadap perilaku hidup

bersih sehat siswa sebesar 30,9 persen. Pada

peran orang tua yang baik terdapat 22 siswa

(27,2%) yang perilaku hidup bersih sehatnya

kurang baik, sementara itu terdapat 34 siswa

(42,0%) yang perilaku hidup bersih sehatnya

baik. Peran orang tua yang kurang baik

mengakibatkan 17 siswa (21%) perilaku hidup

bersih sehatnya kurang baik dan hanya 8 siswa

(9,9%) yang baik.

Berdasarkan hasil uji statistik

diperoleh nilai p 0,032<0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

bermakna antara peran orang tua dengan

PHBS. Dilihat dari nilai odds ratio (OR)

sebesar 3,284 menunjukkan bahwa peran

orang tua yang baik berpeluang 3 kali lebih

besar untuk berperilaku hidup bersih sehat

siswa dibandingkan dengan peran orang tua

yang kurang baik.

c. Hubungan Antara Pengetahuan dengan

PHBS Pada Siswa di SMP Negeri 2

Tompaso

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil

penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap

objek (Notoatmodjo, 2010).

Hubungan antara pengetahuan dengan

perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilihat

pada Tabel 3 di bawah ini.

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …jkesmasfkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/Helty-M... · mengenai PHBS di tatanan institusi pendidikan ... Perilaku Hidup Bersih dan

33

Tabel 3. Hubungan Antara Pengetahuan dengan PHBS Pada Siswa di SMP N 2 Tompaso

Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR

Baik Kurang baik Total

n % n % n %

Baik 28 34,6 16 19,8 44 54,3

0,036

2,875

(1,163-

7,106)

Kurang baik 14 17,3 23 28,4 37 45,7

Total 42 51,9 39 48,1 81 100

Berdasarkan data pada tabel 3 di atas

menunjukkan pengetahuan siswa yang baik

sebesar 54,3 persen dan yang kurang baik 45,7

persen. Pada tingkat pengetahuan siswa yang

baik terdapat 28 siswa yang perilaku hidup

bersih sehatnya baik (34,6%), namun ada juga

yang tingkat pengetahuan siswa baik tapi

perilaku hidup bersih sehatnya kurang baik,

yaitu 16 siswa (19,8%). Terhadap siswa yang

tingkat pengetahuannya kurang, terdapat 23

(28,4%) siswa berperilaku hidup bersih dan

sehat kurang baik dan 14 (17,3%) siswa yang

berperilaku hidup bersih sehat baik.

Berdasarkan hasil uji statistik

diperoleh nilai p 0,036<0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

bermakna antara tingkat pengetahuan siswa

dengan PHBS. Dilihat dari nilai odds ratio

(OR) sebesar 2,875 menunjukkan bahwa

siswa dengan tingkat pengetahuan yang baik

terhadap PHBS, berpeluang 2 kali lebih besar

untuk menerapkan perilaku hidup bersih sehat

dibandingkan dengan pengetahuan yang

kurang baik tentang PHBS.

d. Analisis Hubungan Antara Sikap dengan

PHBS Pada Siswa di SMP Negeri 2

Tompaso

Hubungan antara sikap dengan perilaku

hidup bersih dan sehat dapat dilihat pada

tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Hubungan Antara Sikap dengan PHBS Pada Siswa di SMP Negeri 2 Tompaso

Sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR

Baik Kurang baik Total

n % n % n %

Baik 34 42,0 21 25,9 55 67,9

0,018

3,643

(1,347-

9,850)

Kurang baik 8 9,9 18 22,2 26 32,1

Total 42 51,9 39 48,1 81 100

Sikap terhadap kesehatan adalah

pendapat atau penilaian orang terhadap hal-

hal yang berkaitan dengan pemeliharaan

kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit

menular dan tidak menular, sikap terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan

antara lain makanan bergizi, pembuangan

sampah, sikap terhadap fasilitas-fasilitas

pelayanan kesehatan, sikap untuk

menghindari kecelakaan (Notoatmodjo,

2010).

Berdasarkan data pada tabel 4 di atas

menunjukkan bahwa terdapat 67,9 % siswa

yang memiliki sikap yang baik terhadap

PHBS dan 32,1 % siswa yang sikap terhadap

PHBS kurang baik. Dari sikap yang baik

terdapat 21 (25,9%) siswa kurang baik dalam

perilaku hidup bersih dan sehat sementara 34

(42,0%) siswa lainnya sikapnya baik, ada 8

(9,9%) siswa yang perilaku hidup bersih

sehatnya baik walau sikapnya kurang baik,

dan sisanya 18 (22,2%) siswa kurang baik

dalam perilaku hidup bersih dan sehat.

Berdasarkan hasil uji statistik

diperoleh nilai p 0,018<0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

bermakna antara sikap siswa dengan PHBS.

Dilihat dari nilai odds ratio (OR) sebesar

3,643 menunjukkan bahwa sikap siswa yang

baik terhadap PHBS berpeluang 3 kali lebih

besar untuk menerapkan perilaku hidup bersih

sehat siswa dibandingkan dengan siswa yang

sikapnya terhadap PHBS kurang baik.

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …jkesmasfkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/Helty-M... · mengenai PHBS di tatanan institusi pendidikan ... Perilaku Hidup Bersih dan

34

e. Analisis Hubungan antara Ketersediaan

Sarana Prasarana dengan PHBS Pada

Siswa di SMP Negeri 2 Tompaso

Hubungan antara sarana prasarana dengan

perilaku hidup bersih dan sehat dapat

dilihat pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Hubungan Antara Sarana Prasarana dengan PHBS Pada Siswa

di SMP N 2 Tompaso

Sarana dan

Prasarana

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR

Baik Kurang baik Total

n % n % n %

Baik 29 35,8 16 19,8 45 55,6

0,021

3,207(1,

286-

7,997)

Kurang baik 13 16,0 23 28,4 36 44,4

Total 42 51,9 39 48,1 81 100

Salah satu faktor penting yang berpengaruh

pada praktek PHBS adalah sarana prasarana .

Berdasarkan data pada tabel 5 di atas

menunjukkan bahwa terdapat 55,6 persen

sarana prasarana sekolah yang baik dan 44,4

persen kurang baik. Terhadap sarana

prasarana yang baik, terdapat 29 siswa

(35,8%) yang berperilaku hidup bersih dan

sehat baik, 16 siswa (19,8%) kurang baik.

Sarana prasarana yang kurang baik

berdampak pada 23 siswa (28,4%) berperilaku

hidup bersih dan sehat yang kurang baik

sementara 13 siswa (16,0%) berperilaku baik.

Berdasarkan hasil uji statistik

diperoleh nilai p 0,021<0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

bermakna antara sarana prasarana dengan

PHBS. Dilihat dari nilai odds ratio (OR)

sebesar 3,207 menunjukkan bahwa sarana

prasarana yang baik berpeluang 3 kali lebih

besar untuk berperilaku hidup bersih sehat

siswa dibandingkan dengan sarana prasarana

yang kurang baik.

2. Analisis Multivariat Penelitian

Analisis multivariat dilakukan dengan

menggunakan uji regresi logistik. Tahap

sebelum dilakukan uji regresi logistik adalah

menentukan variabel bebas yang mempunyai

p ≤ 0,05 dalam uji hubungan dengan variabel

terikat (uji chi square) pada uji bivariat

tersebut di atas. Berdasarkan uji bivariat dari

kelima variabel bebas di atas, variabel peran

orang tua, pengetahuan, sikap dan sarana nilai

p ≤ 0,05 sehingga keempat variabel tersebut

dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Hasil

uji multivariat dengan menggunakan regresi

logistik seperti terlihat pada Tabel 6 di bawah

ini.

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Logistik

Variabel S. E Sig Exp(B) OR 95% C.I

Lower Upper

Step 1

Peran Orang Tua 0,561 0,072 2.740 3,284 0,913 8,222

Pengetahuan 0,527 0,410 1.543 2,875 0,549 4,336

Sikap 0,544 0,078 2.613 3,643 0,899 7,596

Sarana Prasarana 0,524 0,044 2.872 3,207 1,029 8,013

Step 2

Peran Orang Tua 0,539 0,015 3.720 3,284 1,295 10,690

Sarana Prasarana 0,493 0,010 3.581 3,207 1,364 9,403

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …jkesmasfkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/Helty-M... · mengenai PHBS di tatanan institusi pendidikan ... Perilaku Hidup Bersih dan

35

Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa

peran orang tua merupakan variabel yang

paling berperan terhadap PHBS siswa dengan

nilai OR = 3,284 (CI 95% = 1,295-10,690)

dibandingkan dengan sarana prasarana

dengan nilai OR = 3,207 (CI 95% = 1,364-

9,403).

Hal ini berarti Jika dilihat dari model

akhir regresi, variabel adalah variabel yang

paling dominan berpengaruh terhadap

perilaku hidup bersih dan sehat siswa SMP

Negeri 2 Tompaso.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini kesimpulan yang

dapat diambil adalah:

1. Tidak terdapat hubungan antara peran

guru dengan perilaku hidup bersih dan

sehat siswa di SMP N 2 Tompaso.

2. Terdapat hubungan antara peran orang tua

dengan perilaku hidup bersih dan sehat

siswa di SMP N 2 Tompaso.

3. Terdapat hubungan antara pengetahuan

siswa dengan perilaku hidup bersih dan

sehat siswa di SMP N 2 Tompaso.

4. Terdapat hubungan antara sikap siswa

dengan perilaku hidup bersih dan sehat

siswa di SMP N 2 Tompaso.

5. Terdapat hubungan antara ketersediaan

sarana, prasarana dengan perilaku hidup

bersih dan sehat siswa di SMP N 2

Tompaso.

6. Variabel peran orang tua merupakan

faktor yang paling dominan dengan

perilaku hidup bersih dan sehat siswa di

SMP N 2 Tompaso.

SARAN

Saran yang dapat diberikan dengan melihat

hasil penelitian ini adalah:

1. Institusi Pendidikan/Pimpinan SMP

Negeri 2 Tompaso

a. Memperbaiki kondisi sarana dan

prasarana sekolah terkait dengan

PHBS.

b. Ketersediaan air bersih yang memadai.

c. Meningkatkan pengetahuan siswa

tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

d. Mendorong siswa untuk bersikap dan

menerapkan PHBS dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Institusi Pelayanan Kesehatan

a. Mengadakan sosialisasi tentang PHBS

di institusi pendidikan dalam rangka

meningkatkan pengetahuan siswa

tentang Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat.

b. Mengadakan sosialisasi dan promosi

kesehatan berbasis keluarga sehat bagi

para orang tua yang memiliki anak

usia sekolah untuk meningkatkan

peran orang tua dalam upaya

penerapan PHBS bagi anak-anak usia

sekolah.

c. Membantu tersedianya

fasilitas/sarana-prasarana penunjang

kesehatan bagi institusi pendidikan.

3. Bagi Pemerintah Daerah

a. Mendorong institusi pendidikan yang

ada di wilayah pemerintahan untuk

menerapkan PHBS dalam rangka

tercapainya visi Indonesia Sehat dan

Program Promosi Kesehatan Daerah.

b. Membantu tersedianya sarana

prasarana penunjang PHBS yang

memadai bagi seluruh institusi

pendidikan yang ada di wilayah

Pemerintahan.

c. Mendorong masyarakat untuk

menerapkan PHBS dan mendidik

anak-anak mereka untuk memahami

dan menerapkan PHBS dalam

kehidupan sehari-hari.

d. Mengadakan sosialisasi Promosi

Kesehatan Daerah terutama dalam

kaitan dengan penerapan PHBS bagi

seluruh elemen masyarakat.

4. Bagi peneliti selanjutnya

a. Sebagai sumber informasi bagi para

peneliti dalam melakukan penelitian

pada bidang kesehatan masyarakat

khususnya yang berkaitan dengan

PHBS.

b. Sebagai dasar untuk melakukan

penelitian lanjutan.

5. Bagi peneliti

Menambah wawasan, pemahaman dan

konsep tentang Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat, kendala-kendala dan persoalan-

persoalannya serta solusi yang bisa

diambil dan diterapkan kemudian.

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …jkesmasfkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/Helty-M... · mengenai PHBS di tatanan institusi pendidikan ... Perilaku Hidup Bersih dan

36

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010a. Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional 2004.

Depkes RI. Jakarta.

Anonim. 2012. Pembinaan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat di Berbagai

Tatanan. Jakarta: Pusat Promosi

Kesehatan.

Anonim. 2014a. Rancangan Teknokratik

RPJMN dan Renstra Kemenkes

2015-2019. Kementerian Kesehatan

RI. Jakarta.

Anonim. 2014b. Buku Saku Profil Kesehatan

Sulawesi Utara. Bidang Promkes

Dinas Kesehatan Provinsi. Manado.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Tumiwa, F. 2015. Hubungan Antara Faktor

Predisposing, Enabling, dan

Reinforcing Dengan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat Tatanan Rumah

Tangga di Kecamatan Remboken

Kabupaten Minahasa. Tesis.

Pascasarjana Universitas

Samratulangi. Manado.

Wilar, N. 2012. Faktor-faktor yang

berhubungan dengan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat Siswa di Sekolah

Dasar GMIM 52 Mapanget

Kecamatan Talawaan Kabupaten

Minahasa Utara Tahun 2012. Tesis.

FKM-UNSRAT. Manado.