faktor-faktor yang berhubungan dengan...
TRANSCRIPT
29
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (PHBS) PADA SISWA DI SMP NEGERI 2 TOMPASO Helty M. Rorimpandey*, A. Joy M Rattu**, Marjes N. Tumuraang*.
*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado
**Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilatarbelakangi oleh penetapan Visi Indonesia Sehat 2010 dalam
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) sebagai bahagian yang tidak terpisahkan dengan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025, melalui Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 131/Menkes/SK/II/2004. Salah satu tatanan PHBS adalah tatanan lingkungan
sekolah yang juga sejalan dengan promosi kesehatan dunia di institusi pendidikan (health promoting school)
yang dicanangkan WHO. Faktor-faktor yang terkait dengan PHBS tatanan lingkungan sekolah antara lain
guru, orang tua siswa, fasilitas atau sarana penunjang kesehatan dan siswa itu sendiri. Secara nasional,
penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik tahun 2005 sebesar 27% , tahun 2007 sebesar 36,3%,
tahun 2013 sebesar 38,7% dan tahun 2015 sebesar 40%. Sulawesi Utara PHBS kategori baik 46,9 dan
Kabupaten Minahasa 45,6%. Angka tersebut masih jauh dari target nasional tahun 2019 yaitu sebesar 80%.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih
dan sehat siswa di SMP Negeri 2 Tompaso. Jenis penelitian ini yaitu observational analitic dengan pendekatan
cross sectional study atau potong lintang. Jumlah sampel dalam penelitian ini 81 responden yang diambil
secara proporsional pada siswa kelas VII, VIII dan IX dengan teknik pengambilan sampel secara simple
random sampling dengan menggunakan kuisioner yang telah melalui uji validitas dan reabilitas. Analisis yang
digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat dengan uji statistik regresi
logistik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa dengan kategori PHBS baik sebesar 51,9% dan siswa dengan
kategori PHBS kurang baik sebesar 48,1%. Analisis bivariat menunjukan ada hubungan antara peran orang
tua, pengetahuan, sikap dan sarana prasarana dengan PHBS siswa di SMP Negeri 2 Tompaso dan tidak ada
hubungan antara peran guru dengan PHBS siswa di SMP Negeri 2 Tompaso. Berdasarkan analisis
multivariat, variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap PHBS siswa SMP Negeri 2 Tompaso adalah
peran orang tua dengan nilai odds ratio sebesar 3,643.
Kata Kunci : PHBS, Peran Guru, Peran Orang Tua, Pengetahuan, Sikap, Sarana Prasarana
ABSTRACT
Indonesia Vision of Healthy 2010 in the National Health System (NHS) was an integral part of Long Term
Development Plan for Health (RPJP-K) 2005-2025 which is initiate Clean and Healthy Behavior (PHBS)
program through the decree of Minister of Health of Republic Indonesia No.131/Menkes/SK/II/2004. One of
PHBS’ order is the order of the school environment that is also in line with the global health promotion in
educational institutions (health promoting school) launched by WHO. The factors that associated with PHBS’
order of school environment are teachers, parents, health facilities or supporting infrastructure and the
students themselves. Good category of PHBS in Indonesia increased from 27% in 2005 to 36,3% in 2007 to
38,7% in 2013 and to 40% in 2015. In North Sulawesi Province, good category of PHBS 46,9% while in
Minahasa Regency 45,6%. Those figures are still far away from the national target in 2019 for around 80% of
good category PHBS.
The purpose of this study is to analyze the factors associated with the behavior of a clean and healthy behavior
(PHBS) of students at SMP Negeri 2 Tompaso. Type of this research is observational Analytic with cross
sectional approach. The number of samples in this study is 81 respondents drawn proportionally to the students
of class VII, VIII and IX by simple random sampling technique, used a questionnaire that has been tested by a
validity and reliability test. The analysis is univariate, bivariate and multivariate analysis with logistic
regression test.
The results showed that students with good category of PHBS is 51.9% and students with poor category of
PHBS is at 48.1%. Bivariate analysis showed the connection between the role of parents, knowledge, attitudes
and infrastructure with PHBS of students at SMP Negeri 2 Tompaso but no connection to the role of teacher
with students’ PHBS. Based on multivariate analysis, the most dominant variable effect on PHBS of SMP
Negeri 2 Tompaso’s students is the role of parents with odds ratio value 3.643.
Key words: Clean and Health Behavior (PHBS), role of teachers, role of \parents, knowledge, attitudes,
infrastructure.
30
PENDAHULUAN
Undang-undang Nomor 17 tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJP-N) tahun 2005-2025 untuk
bidang kesehatan dijabarkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang
Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025 yang
berisi dasar, visi, misi dan arah pembangunan
kesehatan yang merupakan pedoman bagi
pemerintah dan masyarakat termasuk swasta
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
di Indonesia 20 tahun kedepan. RPJP-K tahun
2005-2025 sebagai dokumen kebijakan
pembangunan kesehatan adalah satu kesatuan
yang tak terpisahkan dengan Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) sebagai bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan
(Anonim, 2010a).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dilatarbelakangi oleh penetapan visi
Indonesia Sehat 2010 dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) dengan Keputusan Menteri
Kesehatan No.131/Menkes/SK/II/2004. Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat terdiri dari beberapa
tatanan yaitu, tatanan rumah tangga, tatanan
tempat kerja, tatanan tempat umum, tatanan
fasilitas kesehatan dan tatanan lingkungan
sekolah (Anonim, 2012).
Secara nasional, penduduk yang telah
memenuhi kriteria PHBS baik tahun 2005
sebesar 27% meningkat menjadi 36,3% di tahun
2007 kemudian meningkat lagi menjadi sebesar
38,7% di tahun 2013 dan 40% di tahun 2015.
Sementara itu target nasional tahun 2019
diharapkan penduduk Indonesia yang memenuhi
kriteria PHBS baik dapat mencapai angka 80%
(Anonim, 2014a).
Provinsi Sulawesi Utara termasuk dalam
5 provinsi yang memiliki tingkat PHBS yang
baik yaitu sebesar 46,9% dari skala nasional
(Anonim, 2012). Perilaku hidup bersih dan sehat
yang baik di Kabupaten Minahasa pada tahun
2013 sebesar 45,6%. Penelitian mengenai PHBS
di Minahasa untuk tatanan rumah tangga,
dilakukan oleh Tumiwa (2015) dengan hasil
55,9% responden kategori PHBS baik dan
44,1% kategori kurang baik. Sementara data
mengenai PHBS di tatanan institusi pendidikan
di Kabupaten Minahasa belum ada karena selama
ini belum pernah ada peneliti yang melakukan
penelitian tentang PHBS tatanan institusi
pendidikan (Anonim, 2014b).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) tatanan lingkungan sekolah adalah
upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau,
dan mampu memperilakukan PHBS. Hal ini
sejalan dengan Promosi Kesehatan di institusi
pendidikan (Health Promoting School) yang
dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia
yang menggunakan model holistik yang meliputi
hubungan antar aspek fisik, mental, sosial, dan
lingkungan.
Tatanan lingkungan sekolah, terkait
didalamnya adalah guru, orang tua siswa,
fasilitas penunjang kesehatan dan siswa itu
sendiri.
Berdasarkan observasi yang dilakukan
peneliti di SMP Negeri 2 Tompaso, ditemukan
bahwa PHBS di institusi pendidikan tersebut
belum berjalan maksimal. Dalam hal ini ditemui
guru kurang berperan aktif dalam pelayanan
kesehatan terutama dalam mengajarkan tentang
bagaimana menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat dalam lingkungan sekolah, sebab guru
yang menangani tentang kesehatan yaitu guru
olahraga sehingga terbatas dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan bagi siswa.
Peran orang tua merupakan faktor
lainnya yang perlu untuk diteliti dalam penelitian
ini, sebab orang tua adalah figur yang paling
dekat dan paling mengetahui perkembangan dan
perilaku hidup anaknya. Interaksi paling lama,
konsisten dan kontinue dengan para siswa adalah
orang tua siswa itu sendiri.
Pengetahuan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat yang dimiliki oleh siswa di
SMP tersebut berasal dari banyak sumber, baik
dari sekolah maupun di tempat mereka tinggal,
dalam hal ini perlu di teliti apakah siswa yang ada
mengetahui tentang indikator-indikator hidup
bersih dan sehat dalam tatanan pendidikan.
Masalah yang ditemui seperti mereka belum
secara benar.
Sikap yang di miliki oleh siswa terhadap
kesehatan dalam pemeliharaan kesehatan terlihat
belum secara baik menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat. Hal ini dikarenakan masih
terdapat siswa yang merokok di lingkungan
sekolah pada waktu istirahat, membuang sampah
tidak pada tempatnya, kurangnya kesadaran
untuk membersihkan jamban yang tersedia,
dalam pengamatan kurangnya kesadaran dalam
menjaga kebersihan diri maupun lingkungan.
Demikian halnya dengan fasilitas atau
sarana prasarana sekolah yang erat kaitannya
31
dengan PHBS siswa. Sarana prasarana atau
fasilitas yang baik, diyakini berpengaruh positif
bagi kebersihan dan kesehatan siswa. Ada
berbagai masalah fasilitas kesehatan sarana
prasarana yang kurang mendukung dalam
penerapan hidup bersih dan sehat, seperti
terdapat fasilitas jamban siswa dua ruangan,
tetapi baunya tidak sedap sehingga
kebersihannya tidak terjamin, tidak terdapat air
mengalir yang di gunakan dalam mencuci tangan
sehingga berdampak pada kesehatan siswa yang
sering terganggu dan menyebabkan ada siswa
yang terkena penyakit seperti demam berdarah
dan diare. Di sekolah terdapat Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) tetapi belum berjalan maksimal.
Penelitian yang dilakukan oleh Andriadi
(2011) tentang Faktor-faktor yang berhubungan
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak
Remaja Kelas VII dan VIII di SMP 258
Kelurahan Cibubur Jakarta Timur Tahun 2011,
menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia
responden dengan PHBS, ada hubungan antara
pengetahuan dengan PHBS, ada hubungan antara
sikap dengan PHBS, ada hubungan antara
ketersediaan sarana prasarana dan dukungan
sekolah dengan PHBS. Penelitian yang
dilakukan oleh Wilar (2012) tentang Analisis
Faktor-faktor yang berhubungan dengan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa di
Sekolah Dasar GMIM 52 Mapanget Kecamatan
Talawaan, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa sebagian besar guru yakni 54 orang (54%)
berperan baik, dan sebanyak 63 orang (63%)
orang tua berperan baik. Pengetahuan siswa
didapatkan sebagian besar baik yakni sebanyak
52 orang (52%), dan sikap siswa menunjukkan
sebagian besar bersikap baik yaitu sebanyak 60
orang (60%). Namun demikian hal praktik hidup
bersih dan sehat sebanyak 50 (50%) siswa
bersikap baik dan 50 orang (50%) bersikap
kurang baik. Terdapat hubungan yang bermakna
antara peran guru dan peran orang tua terhadap
perilaku hidup bersih dan sehat siswa, peran
orang tua merupakan faktor yang paling dominan
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Perilaku Hidup Bersih Sehat dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih
dan sehat di SMP Negeri 2 Tompaso.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif dengan metode cross
sectional. Penelitian dilaksanakan di SMP
Negeri 2 Tompaso pada bulan Februari 2015.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VII, VIII dan IX yang berjumlah 81 orang.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Peran Guru, Peran Orang Tua, Pengetahuan,
Sikap dan Sarana Prasarana. Variabel terikat
adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Analisis Bivariat uji Chi-Square untuk menguji
apakah ada hubungan antara masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat dimana
kriteria penilaian adalah apabila nilai p≤0.05,
maka dapat disimpulkan ada hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis
multivariat menggunakan analisis regresi
logistik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hubungan antara Peran Guru Dengan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa di
SMP Negeri 2 Tompaso
Guru merupakan unsur yang sangat penting
dalam pelaksanaan promosi kesehatan di
sekolah. Hubungan antara peran guru dengan
perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilihat pada
Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Hubungan Antara Peran Guru dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada
Siswa di SMP N 2 Tompaso
Peran Guru
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR
Baik Kurang baik Total
n % n % n %
Baik 29 35,8 27 33,3 56 69,1
1,000
0,991
(0,386-
2,547)
Kurang baik 13 16,0 12 14,8 25 30,9
Total 42 51,9 39 48,1 81 100
32
Tabel 1 diatas menunjukan bahwa
dari 81 siswa yang menjadi responden
terdapat 69,1 persen (56 siswa) dengan peran
guru baik dan 30,9 persen peran guru kurang
baik. Dari 56 siswa dengan peran guru baik
terdapat 27 siswa (33,3%) yang tidak
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
dan 29 siswa (35,8%) yang menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat. Data tabel 13
menunjukkan terdapat 12 siswa (14,8%) yang
tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat dengan peran guru yang kurang baik dan
terdapat 13 siswa (16,0%) yang menerapakan
perilaku hidup bersih sehat secara baik
walaupun tanpa peran guru yang baik.
Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh nilai p 1,000>0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
bermakna antara peran guru dengan PHBS.
Dilihat dari nilai odds ratio (OR) sebesar
0,991 menunjukkan bahwa siswa dengan
peran guru yang baik terhadap perilaku hidup
bersih dan sehat berpeluang 1 kali lebih besar
untuk melakukan perilaku hidup bersih dan
sehat dibandingkan dengan peran guru yang
kurang.
b. Hubungan Antara Peran Orang Tua
dengan PHBS Pada Siswa di SMP Negeri
2 Tompaso
Siswa berada dalam lingkungan sekolah
paling lama 8 jam sehari, selebihnya anak
akan kembali ke keluarga dan masyarakat. Hal
ini berarti bahwa sebagian besar waktu yang
dihabiskan oleh anak setiap hari bukan di
sekolah tetapi di rumah dan di masyarakat,
oleh sebab itu orang tua siswa mempunyai
peran penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak, termasuk mendorong
anak untuk melakukan kebiasaan hidup sehat
di rumah (Notoatmodjo, 2010).
Untuk mengetahui hubungan antara peran
orang tua dengan perilaku hidup bersih dan
sehat siswa SMP negeri 2 Tompaso dapat
dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Hubungan Antara Peran Orang Tua dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Pada Siswa di SMP N 2 Tompaso
Peran Orang
Tua
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR
Baik Kurang baik Total
n % n % n %
Baik 34 42,0 22 27,2 56 69,1
0,032
3,284
(1,212-
8,899)
Kurang baik 8 9,9 17 21,0 25 30,9
Total 42 5,.9 39 48,1 81 100
Berdasarkan data pada Tabel 2 di atas
menunjukkan bahwa peran orang tua yang
baik sebesar 69,1 persen dan peran orang tua
yang kurang baik terhadap perilaku hidup
bersih sehat siswa sebesar 30,9 persen. Pada
peran orang tua yang baik terdapat 22 siswa
(27,2%) yang perilaku hidup bersih sehatnya
kurang baik, sementara itu terdapat 34 siswa
(42,0%) yang perilaku hidup bersih sehatnya
baik. Peran orang tua yang kurang baik
mengakibatkan 17 siswa (21%) perilaku hidup
bersih sehatnya kurang baik dan hanya 8 siswa
(9,9%) yang baik.
Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh nilai p 0,032<0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara peran orang tua dengan
PHBS. Dilihat dari nilai odds ratio (OR)
sebesar 3,284 menunjukkan bahwa peran
orang tua yang baik berpeluang 3 kali lebih
besar untuk berperilaku hidup bersih sehat
siswa dibandingkan dengan peran orang tua
yang kurang baik.
c. Hubungan Antara Pengetahuan dengan
PHBS Pada Siswa di SMP Negeri 2
Tompaso
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil
penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap
objek (Notoatmodjo, 2010).
Hubungan antara pengetahuan dengan
perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilihat
pada Tabel 3 di bawah ini.
33
Tabel 3. Hubungan Antara Pengetahuan dengan PHBS Pada Siswa di SMP N 2 Tompaso
Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR
Baik Kurang baik Total
n % n % n %
Baik 28 34,6 16 19,8 44 54,3
0,036
2,875
(1,163-
7,106)
Kurang baik 14 17,3 23 28,4 37 45,7
Total 42 51,9 39 48,1 81 100
Berdasarkan data pada tabel 3 di atas
menunjukkan pengetahuan siswa yang baik
sebesar 54,3 persen dan yang kurang baik 45,7
persen. Pada tingkat pengetahuan siswa yang
baik terdapat 28 siswa yang perilaku hidup
bersih sehatnya baik (34,6%), namun ada juga
yang tingkat pengetahuan siswa baik tapi
perilaku hidup bersih sehatnya kurang baik,
yaitu 16 siswa (19,8%). Terhadap siswa yang
tingkat pengetahuannya kurang, terdapat 23
(28,4%) siswa berperilaku hidup bersih dan
sehat kurang baik dan 14 (17,3%) siswa yang
berperilaku hidup bersih sehat baik.
Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh nilai p 0,036<0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara tingkat pengetahuan siswa
dengan PHBS. Dilihat dari nilai odds ratio
(OR) sebesar 2,875 menunjukkan bahwa
siswa dengan tingkat pengetahuan yang baik
terhadap PHBS, berpeluang 2 kali lebih besar
untuk menerapkan perilaku hidup bersih sehat
dibandingkan dengan pengetahuan yang
kurang baik tentang PHBS.
d. Analisis Hubungan Antara Sikap dengan
PHBS Pada Siswa di SMP Negeri 2
Tompaso
Hubungan antara sikap dengan perilaku
hidup bersih dan sehat dapat dilihat pada
tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Hubungan Antara Sikap dengan PHBS Pada Siswa di SMP Negeri 2 Tompaso
Sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR
Baik Kurang baik Total
n % n % n %
Baik 34 42,0 21 25,9 55 67,9
0,018
3,643
(1,347-
9,850)
Kurang baik 8 9,9 18 22,2 26 32,1
Total 42 51,9 39 48,1 81 100
Sikap terhadap kesehatan adalah
pendapat atau penilaian orang terhadap hal-
hal yang berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit
menular dan tidak menular, sikap terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
antara lain makanan bergizi, pembuangan
sampah, sikap terhadap fasilitas-fasilitas
pelayanan kesehatan, sikap untuk
menghindari kecelakaan (Notoatmodjo,
2010).
Berdasarkan data pada tabel 4 di atas
menunjukkan bahwa terdapat 67,9 % siswa
yang memiliki sikap yang baik terhadap
PHBS dan 32,1 % siswa yang sikap terhadap
PHBS kurang baik. Dari sikap yang baik
terdapat 21 (25,9%) siswa kurang baik dalam
perilaku hidup bersih dan sehat sementara 34
(42,0%) siswa lainnya sikapnya baik, ada 8
(9,9%) siswa yang perilaku hidup bersih
sehatnya baik walau sikapnya kurang baik,
dan sisanya 18 (22,2%) siswa kurang baik
dalam perilaku hidup bersih dan sehat.
Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh nilai p 0,018<0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara sikap siswa dengan PHBS.
Dilihat dari nilai odds ratio (OR) sebesar
3,643 menunjukkan bahwa sikap siswa yang
baik terhadap PHBS berpeluang 3 kali lebih
besar untuk menerapkan perilaku hidup bersih
sehat siswa dibandingkan dengan siswa yang
sikapnya terhadap PHBS kurang baik.
34
e. Analisis Hubungan antara Ketersediaan
Sarana Prasarana dengan PHBS Pada
Siswa di SMP Negeri 2 Tompaso
Hubungan antara sarana prasarana dengan
perilaku hidup bersih dan sehat dapat
dilihat pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Hubungan Antara Sarana Prasarana dengan PHBS Pada Siswa
di SMP N 2 Tompaso
Sarana dan
Prasarana
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR
Baik Kurang baik Total
n % n % n %
Baik 29 35,8 16 19,8 45 55,6
0,021
3,207(1,
286-
7,997)
Kurang baik 13 16,0 23 28,4 36 44,4
Total 42 51,9 39 48,1 81 100
Salah satu faktor penting yang berpengaruh
pada praktek PHBS adalah sarana prasarana .
Berdasarkan data pada tabel 5 di atas
menunjukkan bahwa terdapat 55,6 persen
sarana prasarana sekolah yang baik dan 44,4
persen kurang baik. Terhadap sarana
prasarana yang baik, terdapat 29 siswa
(35,8%) yang berperilaku hidup bersih dan
sehat baik, 16 siswa (19,8%) kurang baik.
Sarana prasarana yang kurang baik
berdampak pada 23 siswa (28,4%) berperilaku
hidup bersih dan sehat yang kurang baik
sementara 13 siswa (16,0%) berperilaku baik.
Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh nilai p 0,021<0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara sarana prasarana dengan
PHBS. Dilihat dari nilai odds ratio (OR)
sebesar 3,207 menunjukkan bahwa sarana
prasarana yang baik berpeluang 3 kali lebih
besar untuk berperilaku hidup bersih sehat
siswa dibandingkan dengan sarana prasarana
yang kurang baik.
2. Analisis Multivariat Penelitian
Analisis multivariat dilakukan dengan
menggunakan uji regresi logistik. Tahap
sebelum dilakukan uji regresi logistik adalah
menentukan variabel bebas yang mempunyai
p ≤ 0,05 dalam uji hubungan dengan variabel
terikat (uji chi square) pada uji bivariat
tersebut di atas. Berdasarkan uji bivariat dari
kelima variabel bebas di atas, variabel peran
orang tua, pengetahuan, sikap dan sarana nilai
p ≤ 0,05 sehingga keempat variabel tersebut
dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Hasil
uji multivariat dengan menggunakan regresi
logistik seperti terlihat pada Tabel 6 di bawah
ini.
Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Logistik
Variabel S. E Sig Exp(B) OR 95% C.I
Lower Upper
Step 1
Peran Orang Tua 0,561 0,072 2.740 3,284 0,913 8,222
Pengetahuan 0,527 0,410 1.543 2,875 0,549 4,336
Sikap 0,544 0,078 2.613 3,643 0,899 7,596
Sarana Prasarana 0,524 0,044 2.872 3,207 1,029 8,013
Step 2
Peran Orang Tua 0,539 0,015 3.720 3,284 1,295 10,690
Sarana Prasarana 0,493 0,010 3.581 3,207 1,364 9,403
35
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa
peran orang tua merupakan variabel yang
paling berperan terhadap PHBS siswa dengan
nilai OR = 3,284 (CI 95% = 1,295-10,690)
dibandingkan dengan sarana prasarana
dengan nilai OR = 3,207 (CI 95% = 1,364-
9,403).
Hal ini berarti Jika dilihat dari model
akhir regresi, variabel adalah variabel yang
paling dominan berpengaruh terhadap
perilaku hidup bersih dan sehat siswa SMP
Negeri 2 Tompaso.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini kesimpulan yang
dapat diambil adalah:
1. Tidak terdapat hubungan antara peran
guru dengan perilaku hidup bersih dan
sehat siswa di SMP N 2 Tompaso.
2. Terdapat hubungan antara peran orang tua
dengan perilaku hidup bersih dan sehat
siswa di SMP N 2 Tompaso.
3. Terdapat hubungan antara pengetahuan
siswa dengan perilaku hidup bersih dan
sehat siswa di SMP N 2 Tompaso.
4. Terdapat hubungan antara sikap siswa
dengan perilaku hidup bersih dan sehat
siswa di SMP N 2 Tompaso.
5. Terdapat hubungan antara ketersediaan
sarana, prasarana dengan perilaku hidup
bersih dan sehat siswa di SMP N 2
Tompaso.
6. Variabel peran orang tua merupakan
faktor yang paling dominan dengan
perilaku hidup bersih dan sehat siswa di
SMP N 2 Tompaso.
SARAN
Saran yang dapat diberikan dengan melihat
hasil penelitian ini adalah:
1. Institusi Pendidikan/Pimpinan SMP
Negeri 2 Tompaso
a. Memperbaiki kondisi sarana dan
prasarana sekolah terkait dengan
PHBS.
b. Ketersediaan air bersih yang memadai.
c. Meningkatkan pengetahuan siswa
tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
d. Mendorong siswa untuk bersikap dan
menerapkan PHBS dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Institusi Pelayanan Kesehatan
a. Mengadakan sosialisasi tentang PHBS
di institusi pendidikan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan siswa
tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat.
b. Mengadakan sosialisasi dan promosi
kesehatan berbasis keluarga sehat bagi
para orang tua yang memiliki anak
usia sekolah untuk meningkatkan
peran orang tua dalam upaya
penerapan PHBS bagi anak-anak usia
sekolah.
c. Membantu tersedianya
fasilitas/sarana-prasarana penunjang
kesehatan bagi institusi pendidikan.
3. Bagi Pemerintah Daerah
a. Mendorong institusi pendidikan yang
ada di wilayah pemerintahan untuk
menerapkan PHBS dalam rangka
tercapainya visi Indonesia Sehat dan
Program Promosi Kesehatan Daerah.
b. Membantu tersedianya sarana
prasarana penunjang PHBS yang
memadai bagi seluruh institusi
pendidikan yang ada di wilayah
Pemerintahan.
c. Mendorong masyarakat untuk
menerapkan PHBS dan mendidik
anak-anak mereka untuk memahami
dan menerapkan PHBS dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Mengadakan sosialisasi Promosi
Kesehatan Daerah terutama dalam
kaitan dengan penerapan PHBS bagi
seluruh elemen masyarakat.
4. Bagi peneliti selanjutnya
a. Sebagai sumber informasi bagi para
peneliti dalam melakukan penelitian
pada bidang kesehatan masyarakat
khususnya yang berkaitan dengan
PHBS.
b. Sebagai dasar untuk melakukan
penelitian lanjutan.
5. Bagi peneliti
Menambah wawasan, pemahaman dan
konsep tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, kendala-kendala dan persoalan-
persoalannya serta solusi yang bisa
diambil dan diterapkan kemudian.
36
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010a. Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2004.
Depkes RI. Jakarta.
Anonim. 2012. Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Berbagai
Tatanan. Jakarta: Pusat Promosi
Kesehatan.
Anonim. 2014a. Rancangan Teknokratik
RPJMN dan Renstra Kemenkes
2015-2019. Kementerian Kesehatan
RI. Jakarta.
Anonim. 2014b. Buku Saku Profil Kesehatan
Sulawesi Utara. Bidang Promkes
Dinas Kesehatan Provinsi. Manado.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Tumiwa, F. 2015. Hubungan Antara Faktor
Predisposing, Enabling, dan
Reinforcing Dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Tatanan Rumah
Tangga di Kecamatan Remboken
Kabupaten Minahasa. Tesis.
Pascasarjana Universitas
Samratulangi. Manado.
Wilar, N. 2012. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Siswa di Sekolah
Dasar GMIM 52 Mapanget
Kecamatan Talawaan Kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2012. Tesis.
FKM-UNSRAT. Manado.