faktor-faktor yang berhubungan dengan …repository.unja.ac.id/4453/1/jurnal nindi.pdf ·...

15
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN USAHATANI JERUK SIAM DI KECAMATAN BUKIT KERMAN KABUPATEN KERINCI ARTIKEL ILMIAH NINDI MONIKA UTAMA PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2018

Upload: truongkiet

Post on 04-Aug-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEBERHASILAN USAHATANI JERUK SIAM

DI KECAMATAN BUKIT KERMAN

KABUPATEN KERINCI

ARTIKEL ILMIAH

NINDI MONIKA UTAMA

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEBERHASILAN USAHATANI JERUK SIAM

DI KECAMATAN BUKIT KERMAN

KABUPATEN KERINCI

Nindi Monika Utama1)

, Arsyad Lubis2)

, Idris Sardi2)

Artikel Ilmiah

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018

1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN USAHATANI JERUK SIAM DI KECAMATAN BUKIT KERMAN KABUPATEN KERINCI

Nindi Monika Utama1)Arsyad Lubis2)dan Idris Sardi2)

1)Alumni Jurusan Agribisnis Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unja 2)Staff Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan usahatani jeruk siam di Kecamatan Bukit Kerman Kabupaten Kerinci. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sampling jenuh atau sensus dengan jumlah sampel sebanyak 42 petani dengan alokasi 20 petani Desa Lolo Gedang sebagai desa produktivitas tertinggi dan 22 petani Desa Tanjung Syam sebagai desa produktivitas terendah. Analisis data menggunakan metode statistik non parametrik melalui uji chi – square dengan Tabel kontingensi 2x2. Faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan keberhasilan usahatani jeruk siam dalam penelitian ini antara lain faktor luas lahan, modal, tenaga kerja, pengalaman usahatani dan kebijakan pemerintah. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 4 faktor yang berpengaruh nyata secara signifikan dalam keberhasilan usahatani jeruk siam di Kecamatan Bukit Kerman Kabupaten Kerinci. Faktor yang dimaksud antara lain faktor luas lahan, modal, tenaga kerja,dan pengalaman usahatani. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa faktor kebijakan pemerintah tidak berpengaruh secara nyata terhadap keberhasilan usahatani jeruk siam di Kecamatan Bukit Kerman Kabupaten Kerinci.

Kata Kunci : Hubungan, faktor-faktor keberhasilan, keberhasilan usahatani jeruk siam

ABSTRACT

This research is aimed to find out the factors that related to the success of siam orange by farmers in Bukit Kerman District of Kerinci Regency. Sampling method using sampling jenuh or sensus method with 42 respondents with allocation of 20 farmers Lolo Gedang village as the highest productivity village and 22 farmers Tanjung Syam village as the lowest productivity village. This research use non paramertic statistic methode through chi-square test with the 2x2 contingency tabel. The factors that are suspected to be related to the success of siam orange farming in this research are factors of land area, capital, labor, farming experience and government policy. The results showed that there are 4 factors that significantly influence the success of siam orange farming in th Bukit Kerman District of Kerinci Regency. The factors are land area factor, capital, labor, and farming experience. The results of this study also proves that the government policy factor have no significant effect on the success of the siam orange farming in Bukit Kerman District of Kerinci Regency. Keywords : Relationship, success factors, the success of siam orange farming

2

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber pencaharian mayoritas penduduknya. Disektor pertanian tanaman hortikultura memiliki prospek yang menjanjikan salah satunya yaitu usahatani jeruk siam dan Indonesia sendiri merupakan 10 besar jajaran produsen jeruk dunia

Pembangunan tanaman pangan hortikultura di Provinsi Jambi pada dasarnya merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan pertanian dalam upaya mewujudkan program pembangunan secara nasional dan semakin berorientasi pada agribisnis. Salah satu dari komoditas hortikultura yang berpotensi di Provinsi Jambi adalah jeruk siam, di Provinsi Jambi tercatat ada 3 Kabupaten yang merupakan sentra produksi Jeruk Siam terbesar yakni Kabupaten Kerinci, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Bungo. Dan Kabupaten Kerinci merupakan kabupaten yang memiliki luas lahan dan produksi terbesar dibandingkan Kecamatan lainnya. Salah satu Kecamatan yang menjadi sentra terbesar produsen jeruk siam di Kabupaten Kerinci adalah Kecamatan Bukit Kerman

Pada tahun 2005 usahatani Jeruk Siam pertama kalinya dikembangkan di Kecamatan Bukit Kerman yang dimulai oleh beberapa orang petani yang melihat adanya prospek yang menjanjikan pada usahatani Jeruk Siam, pada saat itu petani memperoleh informasi dari media massa dan dari petani maju didaerah lainnya sehingga mereka tertarik untuk mengusahakan usahatani Jeruk Siam dan dengan adanya inisiatif dan kemauan mereka dalam mempelajari budidaya usahatani Jeruk Siam dan menerapkannya, sehingga mereka memperoleh keberhasilan dan hal itulah yang memicu petani-petani lainnya tertarik untuk mengusahakan usahatani Jeruk Siam. Dan saat ini usahatani Jeruk Siam semakin berkembang dan menjadi salah satu sumber pendapatan bagi petani di Kecamatan Bukit Kerman. Usahatani jeruk siam di Kecamatan Bukit Kerman mempunyai kualitas yang baik dengan rasa asam manis dan produktivitasnya cukup tinggi yaitu sebesar 40-70 kg perpohon, dengan adanya kualitas buah Jeruk yang baik dan produktivitas yang tinggi, sehingga untuk pemasaran tidak hanya sebatas wilayah Kabupaten Kerinci saja tetapi sudah menyebar ke daerah di luar Kabupaten Kerinci, yaitu pedagang dari Medan, Bangko, Palembang, Pekan Baru, dan Kota Jambi. Sementara yang kita ketahui Medan adalah sentra produksi Jeruk Brastagi dimana kualitas Jeruk Brastagi sudah terlebih dahulu terkenal dikalangan masyarakat tetapi beberapa pedagang dari Medan membeli hasil produksi Jeruk Siam yang ada di Kabupaten Kerinci. Hal ini membuktikan bahwa adanya indikator keberhasilan dalam usahatani Jeruk Siam dikecamatan Bukit Kerman

Berdasarkan masalah-masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mengetahui pelaksanaan budidaya usahatani jeruk siam di Kecamatan Bukit Kerman Kabupaten Kerinci (2) Untuk mengetahui apakah faktor luas lahan, modal, tenaga kerja, pengalaman usahatani dan kebijakan pemerintah berhubungan dengan keberhasilan usahatani jeruk siam di Kecamatan Bukit Kerman Kabupaten Kerinci

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di desa Lolo Gedang dan desa Tanjung Syam Kecamatan Bukit Kerman Kabupaten Kerinci dengan pertimbangan dua desa ini merupakan desa yang produktivitas tertinggi dan produktivitas terendah. Dimana yang akan di teliti adalah hubungan antara faktor luas lahan, modal, tenaga kerja, pengalaman usahatani dan kebijakan pemerintah dengan keberhasilan usahatani jeruk siam. Penelitian ini di laksanakan pada bulan Februari 2018 sampai dengan bulan Maret

3

2018. Dalam penelitian ini peneliti mempergunakan pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh atau Sensus, karena populasinya relatif kecil maka sampel yang diambil adalah semua anggota populasi sebanyak 42 orang yaitu 20 orang petani desa Lolo Gedang dan 22 orang petani desa Tanjung Syam. Menurut Ardial, (2014) Apabila populasi kurang dari 100 orang, maka sampel di ambil secara keseluruhan yaitu dengan menggunakan teknik Sampling jenuh atau sensus.

Analisis data dilakukan menggunakan metode statistik non parametrik dengan uji Chi – Square dengan tabel kontingensi (2x2) dan didukung dengan tabel tabulasi frekuensi dan presentase (%). Menurut Siegel (2011), jika terdapat sel yang berisi frekuensi > 5 digunakan rumus sebagai berikut :

x2=

Sedangkan jika terdapat sel yang berisi frekuensi < 5 digunakan rumus sebagai berikut :

x2= [

]

Selanjutnya untuk mengukur derajat hubungan antara kedua variabel digunakan koefisien kontingensi dengan rumus sebagai berikut :

Untuk mengukur kuat atau lemahnya hubungan tersebut dikaitkan dengan nilai Cmax dimana:

Cmax = √

Cmax = √

Cmax = √

= 0,707

Dengan ketentuan kategori sebagai berikut :

a. Hubungan digolongkan lemah apabila nilai terletak antara 0 – 0,353 b. Hubungan digolongkan kuat apabila nilai terletak antara 0,353 – 0,707

Sedangkan untuk mengukur keeratan hubungan antar variabel digunakan rumus sebagai berikut :

Kemudian untuk melihat signifikan hasil niali ( r ) di gunakan rumus yaitu :

Jika t hitung ( ≤ t tabel = ( Terima Ho

Jika t hitung ( > t tabel = ( Tolak Ho

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Teknik Budidaya Usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman. Penerapan teknik budidaya usahatani jeruk siam merupakan bagian dari proses

keberhasilan usahatani jeruk siam. Tingkat penerapan petani terhadap teknik budidaya usahatani jeruk dilihat dari 3 (tiga) tahapan yaitu yang di mulai dari (1) Pemeliharaan, (2) Panen, (3) Pasca Panen. Hal ini merupakan teknis – teknis yang dilakukan saat ini oleh petani dalam budidaya usahatani jeruk siam di Daerah penelitian di Kecamatan Bukit Kerman.

Gambar 1. Distribusi Frekuensi Persentase Petani Sampel Berdasarkan Penerapan Teknik

Budidaya Usahatani Jeruk Siam Pada Pemeliharaan, Panen dan Pasca Panen

di Daerah Penelitian

Gambar diatas memperlihatkan bahwa tingkat penerapan teknik budidaya usahatani jeruk siam oleh petani responden di daerah penelitian secara keseluruhan dapat di kategorikan tinggi. Hal tersebut di buktikan dengan tingginya persentase yang di peroleh petani responden untuk kategori tinggi. Sedangkan untuk kategori rendah secara keseluruhan diperoleh persentase yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden di daerah penelitian pada tahap teknik budidaya usahatani jeruk siam secara keseluruhan sudah menerapkan teknik budidaya dengan baik dan sesuai dengan anjuran. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Usahatani Jeruk Siam. Luas Lahan.

Lahan merupakan pabrik hasil pertanian yaitu sebagai tempat dimana proses produksi berjalan dan dimana hasil produksi dikeluarkan, dimana produktivitas tanaman pada lahan sempit akan berkurang bila dibandingkan dengan produktivitas tanaman pada lahan yang luas. Luas lahan di daerah penelitian di bagi dalam dua kategori yaitu tinggi apabila luas lahan > 0,5 hektar rendah apabila luas lahan ≤ 0,5 hektar, data tersebut dapat dilihat pada gambar 4 berikut.

Dari gambar 4 memperlihatkan bahwa berdasarkan hasil penelitian di lapangan luas lahan yang di miliki oleh petani berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa petani di daerah penelitian secara keseluruhan sudah memanfaatkan lahan yang

81% 88%

98%

19% 12%

2%

Pemeliharaan Panen Pasca Panen

Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Teknik Budidaya Usahatani Jeruk Siam Pada Pemeliharaan, Panen dan Pasca Panen di Daerah Penelitian

Tinggi Rendah

5

di milikinya untuk usahatani Jeruk Siam karena menurut mereka usahatani Jeruk Siam lebih menguntungkan dibandingkan usahatani lainnya.

Gambar 4. Distribusi Frekuensi Persentase Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan di Daerah Penelitian

Modal. Setiap kegiatan dalam mencapai tujuan membutuhkan modal apalagi kegiatan

proses produksi komoditas pertanian. Menurut Rahim dan Diah Retno 2008, modal dapat dibagi menjadi a. Modal tetap terdiri atas tanah, bangunan, mesin dan peralatan pertanian dimana biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi tidak habis dalam sekali proses produksi, b. Modal tidak tetap terdiri dari benih, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja. Modal yang dihitung dalam penelitian ini adalah modal selama pemeliharaan, panen dan pasca panen selama satu kali periode musim panen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5 berikut.

Gambar 5. Distribusi Frekuensi Persentase Petani Sampel Berdasarkan Modal di Daerah Penelitian

Dari gambar 5 diatas memperlihatkan bahwa tingkat penggunaan modal untuk petani sampel di daerah penelitian tergolong tinggi, Secara umum sumber modal berasal dari modal sendiri, hanya sebagian petani saja yang modalnya berasal dari pinjaman yaitu khusus untuk petani Jeruk Siam yang sistem bagi hasil. Dan untuk penggunaan modal terbesar yaitu pada tahap pemeliharaan.

76,19%

23,80%

Distribusi Frekuensi Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan di Daerah Penelitian Tahun 2018

Tinggi Rendah

69,04%

30,95%

Distribusi Frekuensi Petani Sampel Berdasarkan Modal di Daerah Penelitian Tahun 2018

Tinggi Rendah

6

Tenaga Kerja Tenaga kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenaga kerja dalam

keluarga dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Upah untuk tenaga kerja pria berbeda dengan wanita maupun anak-anak karena menurut Hernanto 1996, dalam teknis perhitungan dapat dipakai konversi tenaga kerja dengan cara membandingkan tenaga pria sebagai ukuran baku, yaitu 1 pria = 1 hari kerja pria (HKP), 1 wanita = 0,7 HKP, 1 ternak = 2 HKP, dan 1 anak = 0,5 HKP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6 berikut :

Gambar 6. Distribusi Frekuensi Persentase Petani Sampel Berdasarkan Tenaga Kerja di Daerah Penelitian

Dari gambar 6 memperlihatkan bahwa tingkat penggunaan tenaga kerja petani sampel daerah penelitian tergolong tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa dalam menjalankan usahatani Jeruk Siam khususnya pada tahap pemeliharaan, panen, dan pasca panen penggunaan tenaga kerja sangat penting untuk mendapatkan hasil usahatani yang baik, dan secara umum petani responden di daerah penelitian menggunakan tenaga kerja upahan karena usahatani Jeruk Siam mereka tergolong usahatani dengan luas lahan yang cukup luas. Secara umum petani responden di daerah penelitian untuk pemeliharaan menggunakan tenaga kerja pria sedangkan untuk panen dan pasca panen mereka lebih banyak menggunakan tenaga kerja wanita.

Pengalaman Usahatani. Pengalaman berusahatani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengalaman

kerja petani mulai pertama kali berusahatani Jeruk Siam secara umum dan pengalaman petani selama menjalankan usahatani Jeruk Siam hingga penelitian ini dilaksanakan yang dihitung dalam satuan tahun. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar 7 berikut :

Dari gambar 7 memperlihatkan bahwa tingkat pengalaman usahatani petani sampel didaerah penelitian tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sudah cukup lama usahatani Jeruk Siam ini menjadi mata pencaharian sebagian petani di Kecamatan Bukit Kerman, untuk kategori paling lama yaitu 12 Tahun dan dari pengalaman keberhasilan petani yang sudah lama mengusahakan usahatani Jeruk Siam itulah yang memacu petani lain untuk mengusahakan usahatani Jeruk Siam.

69,04%

30,95%

Distribusi Frekuensi Petani Sampel Berdasarkan Tenaga Kerja di Daerah Penelitian Tahun 2018

Tinggi Rendah

7

Gambar 7. Distribusi Frekuensi Persentase Petani Sampel Berdasarkan Pengalaman Usahatani di Daerah Penelitian

Kebijakan Pemerintah. Usaha pemerintah memiliki peran tersendiri dalam keberhasilan usahatani. Dalam

penelitian ini yang menjadi indikator bantuan seperti apa yang seharusnya diberikan pemerintah kepada petani khususnya petani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman mengacu kepada pendapat Hernanto, 1991 yaitu:

a. Pengadaan dan penyediaan faktor produksi utamanya sarana produksi yang dibutuhkan petani.

b. Menunjang petani untuk mampu bertahan selama proses produksi. c. Meningkatkan kemampuan teknologi petani d. Membuka wawasan usaha diluar usahatani bagi anggota keluarga, misalnya melalui

industri rumah tangga. e. Bimbingan yang berkesinambungan dan berharap meningkat.

Untuk mengetahui distribusi frekuensi petani responden mengenai kebijakan pemerintah di daerah penelitian dapat di lihat pada gambar 8 berikut :

Gambar 8. Distribusi Frekuensi Persentase Petani Sampel Berdasarkan Kebijakan Pemerintah di Daerah Penelitian

71,42%

28,57%

Distribusi Frekuensi Petani Sampel Berdasarkan Pengalaman Usahatani di Daerah Penelitian Tahun 2018

Tinggi Rendah

0%

100%

Distribusi Frekuensi Petani Sampel Berdasarkan Kebijakan Pemerintah di Daerah Penelitian Tahun 2018

Tinggi Rendah

8

Dari gambar 8 diatas memperlihatkan bahwa Kebijakan Pemerintah terhadap usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman seluruhnya tergolong kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah tidak bervariasi dimana pemerintah hanya berperan di point 1 saja seperti bantuan pupuk subsidi, dan akses jalan untuk menuju kebun petani sudah sebagian di aspal agar mempermudah petani dalam pengangkutan hasil usahatani.

Indikator Keberhasilan Menurut Samadi 2007, keberhasilan usahatani ditunjukkan dengan meningkatkan

hasil persatuan luas ton/ha dan mutunya. Untuk mengetahui distribusi frekuensi petani responden berdasarkan kategori keberhasilan dalam usahatani Jeruk Siam di daerah penelitian dapat dilihat pada gambar 9 berikut.

Gambar 9. Distribusi Frekuensi Persentase Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Keberhasilan Dalam Usahatani Jeruk Siam di Daerah Penelitian

Dari gambar 9 diatas memperlihatkan bahwa dari 42 responden yang tergolong tingkat keberhasilan baik di daerah penelitian secara keseluruhan tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani didaerah penelitian sudah berhasil dalam budidaya usahatani Jeruk Siam, karena adanya pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen yang baik sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi dan mutu buah jeruk yang berkualitas dan petani dapat menjual buah jeruknya dengan harga tinggi.

Hal ini bisa terjadi karena tingkat kosmopolitan petani didaerah penelitian cukup tinggi, karena tingkat kosmopolitan memiliki hubungan terhadap cepat lambatnya petani menerima inovasi, sehingga petani di daerah penelitian cukup aktif dalam mencari informasi baru. Petani di daerah penelitian mendapatkan berbagai informasi melalui media elektronik dan media cetak serta bepergiannya petani keluar daerah tempat tinggal mereka atau keluar desa dalam rangka untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai macam informasi tentang bagaimana cara budidaya usahatani Jeruk Siam yang benar dalam rangka untuk menambah pengetahuan dan wawasan petani. Karena peran media elektronik dan keadaan lingkungan sosial petani lebih berpengaruh dari pada lewat penyuluh. Ini sejalan dengan teori Hernanto (1996), bahwa semakin banyak memiliki informasi dapat mempengaruhi atau menambah pengetahuan terhadap seseorang dan dengan pengetahuan tersebut bisa menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang itu akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

76,19%

23,80%

Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Keberhasilan Dalam Usahatani Jeruk Siam di Daerah Penelitian Tahun 2018

Tinggi Rendah

9

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman. Hubungan Faktor Luas Lahan Dengan Keberhasilan Usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman.

Dari hasil penelitian luas lahan yang diusahakan oleh petani sampel adalah 0,25 – 2 Ha, dengan rata-rata luas lahan yang dimiliki oleh petani sampel didaerah penelitian adalah di atas 0,5 Ha. Berikut gambaran hubungan luas lahan yang dimiliki petani dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Kontingensi Hubungan Faktor Luas Lahan dengan Keberhasilan Usahatani Jeruk

Siam di Kecamatan Bukit Kerman Tahun 2018

Luas Lahan Keberhasilan Usahatani

Jeruk siam Jumlah

Tinggi Rendah

Tinggi 27 3 30 Rendah 5 7 12

Jumlah 32 10 42

Tabel 1 memperlihatkan bahwa, adanya kecenderungan hubungan yang positif antara faktor luas lahan yang di miliki petani dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam, yaitu apabila luas lahan yang di miliki petani di daerah penelitian tinggi maka akan berhubungan dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam yang cenderung juga akan tinggi dan sebaliknya.

Berdasarkan uji statistik non parametrik dengan menggunakan uji Chi-Square di peroleh nilai X2 hit = 8,53 dan ᵪ² ttab = ( = 5% db = 1) = 3,84 maka keputusannya tolak H0 terima H1 yang artinya terdapat hubungan yang nyata antara faktor luas lahan dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman. Derajat kontingensi faktor luas lahan terhadap keberhasilan usahatani Jeruk Siam adalah Chit = 0,409 dan Cmaks = 0,707. Hal ini artinya kecendrungan hubungan antara faktor luas lahan dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam tergolong kuat dimana nilai Chit = 0,409 ( berada diantara 0,353 – 0,707 ). Sedangkan pengukuran derajat korelasi antara faktor luas lahan terhadap keberhasilan usahatani Jeruk Siam diperoleh nilai r = 0,578. Hasil pengujian terhadap koofisien r diperoleh thit = 4,47 > dari ttabel = ( = 5% db = 40) = 1,68 maka terima H1, artinya faktor luas lahan berkorelasi nyata dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam.

Hubungan ini menunjukkan ada kecendrungan di mana semakin besar luas lahan yang di miliki oleh petani maka semakin tinggi hasil produksi yang diperoleh oleh petani. Hal ini sejalan dengan pendapat yang di kemukakan oleh Hernanto, (1996) yang menyatakan bahwa luas lahan dipandang dari sudut efisiensi yaitu semakin luas lahan yang diusahakan maka semakin tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan luasnya.

Hubungan Faktor Modal Dengan Keberhasilan Usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman. Modal yang dihitung dalam penelitian ini adalah modal selama pemeliharan, panen dan pasca panen selama satu kali periode musim panen diantaranya yaitu biaya pupuk, pestisida, peralatan dan upah tenaga kerja . Berikut gambaran hubungan antara faktor modal dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman dapat dilihat pada tabel berikut :

10

Tabel 2. Kontingensi Hubungan Faktor Modal dengan Keberhasilan Usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman Tahun 2018

Modal Keberhasilan Usahatani

Jeruk Siam Jumlah

Tinggi Rendah

Tinggi 27 2 29 Rendah 5 8 13

Jumlah 32 10 42

Tabel 2 menjelaskan bahwa, sebagian besar responden memperlihatkan bahwa penggunaan modal lebih banyak tergolong ke kategori tinggi, Artinya yaitu terdapat kecenderungan hubungan yang positif antara faktor modal dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam. apabila penggunaan modal tinggi maka akan berpengaruh terhadap keberhasilan usahatani Jeruk Siam juga akan tinggi dan sebaliknya.

Berdasarkan uji statistik non parametrik dengan menggunakan uji Chi-Square di peroleh nilai X2

hit = 11,91 dan ᵪ² ttab = ( = 5% db = 1) = 3,84 maka keputusannya tolak H0

terima H1 yang artinya terdapat hubungan yang nyata antara faktor modal dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman. Derajat kontingensi faktor modal terhadap keberhasilan usahatani Jeruk Siam adalah Chit = 0,469 dan Cmaks = 0,707. Hal ini artinya kecendrungan hubungan antara faktor modal dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam tergolong kuat dimana nilai Chit = 0,469 (berada diantara 0,353-0,707). Sedangkan pengukuran derajat korelasi antara faktor modal terhadap keberhasilan usahatani Jeruk Siam diperoleh nilai r = 0,663. Hasil pengujian terhadap koofisien r diperoleh thit = 5,59 > dari ttabel = ( = 5% db = 40) = 1,68 maka terima H1,

artinya faktor modal berkorelasi nyata dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam. Hubungan ini menunjukkan adanya kecendrungan semakin tinggi penggunaan modal maka adanya keberhasilan yang diperoleh petani melalui adanya perawatan yang rutin yang dilakukan petani terhadap usahatani Jeruk Siamnya yang nantinya akan memberikan dampak positif terhadap hasil produktivitas dan mutu yang diperoleh petani dari hasil usahatani Jeruk Siamnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang di kemukakan oleh Suratiyah (2008), yang menyatakan bahwa modal aktif dan modal pasif yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan produksi dan mempertahankan mutu produk.

Hubungan Faktor Tenaga Kerja Dengan Keberhasilan Usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman Tenaga kerja yang digunakan di daerah penelitian meliputi tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Penggunaan tenaga kerja pada penelitian ini adalah mulai dari pemeliharaan, pemanenan hingga pasca panen. Berikut gambaran hubungan antara faktor tenaga kerja dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. Kontingensi Hubungan antara Faktor Tenaga Kerja dengan Keberhasilan

Usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman Tahun 2018.

Tenaga Kerja Keberhasilan Usahatani

Jeruk Siam Jumlah

Tinggi Rendah

Tinggi 26 3 29 Rendah 6 7 13

Jumlah 32 10 42

11

Tabel 3 memperlihatkan bagaimana hubungan faktor tenaga kerja dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman, yaitu ada kecenderungan bahwa jika faktor penggunaan tenaga kerja tinggi maka tingkat keberhasilan usahatani Jeruk Siam akan tinggi dan sebaliknya.

Berdasarkan uji statistik non parametrik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai X2

hit = 7,11 dan ᵪ² ttab = ( = 5% db = 1) = 3,84 maka keputusannya tolak H0

terima H1 yang artinya terdapat hubungan yang nyata antara faktor tenaga kerja dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman. Derajat kontingensi faktor tenaga kerja terhadap keberhasilan usahatani Jeruk Siam adalah Chit = 0,374 dan Cmaks = 0,707. Hal ini artinya kecendrungan hubungan antara faktor modal dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam tergolong kuat dimana nilai Chit = 0,374 (berada diantara 0,353-0,707). Sedangkan pengukuran derajat korelasi antara faktor tenaga kerja terhadap keberhasilan usahatani Jeruk Siam diperoleh nilai r = 0,528. Hasil pengujian terhadap koofisien r diperoleh thit = 3,92 > dari ttabel = ( = 5% db = 40) = 1,68 maka terima H1, artinya faktor tenaga kerja berkorelasi nyata dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam. Hubungan ini menunjukkan adanya kecendrungan semakin tinggi penggunaan tenaga kerja maka semakin tinggi keberhasilan usahatani jeruk siam karena adanya perawatan yang rutin yang dilakukan petani terhadap usahatani Jeruk Siamnya, penggunaan tenaga kerja di daerah penelitian lebih banyak digunakan saat pemanenan karena hasil produktivitas usahatani Jeruk Siam di daerah penelitian tergolong tinggi yaitu rata-rata untuk luas lahan satu hektar dapat menghasilkan 25-35 ton Jeruk Siam untuk satu kali periode musim panen. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang di kemukakan oleh Simarmata, (2010) mengemukakan bahwa semakin luas tanaman jeruk semakin tinggi hasil produksi maka semakin tinggi biaya produksi per petani dengan penggunaan tenaga kerja yang tinggi.

Hubungan Faktor Pengalaman Usahatani Dengan Keberhasilan Usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman.

Faktor pengalaman mempunyai hubungan positif dengan penerapan teknik budidaya yang benar. Pengalaman usahatani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengalaman usahatani responden selama mengusahakan usahatani Jeruk Siam yang dihitung dalam tahun. Berikut gambaran hubungan antara pengalaman usahatani dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4. Kontingensi Hubungan Faktor Pengalaman Usahatani dengan keberhasilan

Usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman Tahun 2018.

Pengalaman Usahatani

Keberhasilan Usahatani Jeruk Siam

Jumlah

Tinggi Rendah

Tinggi 26 4 30 Rendah 6 6 12

Jumlah 32 10 42

Tabel 4 memperlihatkan dari hasil penelitian di lapangan, sebagian besar responden memperlihatkan petani memiliki pengalaman yang tinggi di dalam budidaya usahatani Jeruk Siam, tingginya pengalaman petani ini di ikuti dengan tingginya keberhasilan usahatani Jeruk Siam di daerah penelitian.

Berdasarkan uji statistik non parametrik dengan menggunakan uji Chi-Square di peroleh nilai X2 hit = 4,49 dan ᵪ² ttab = ( = 5% db = 1) = 3,84 maka keputusannya tolak H0 terima H1 yang artinya terdapat hubungan yang nyata antara faktor pengalaman

12

usahatani dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman. Derajat kontingensi faktor pengalaman usahatani terhadap keberhasilan usahatani Jeruk Siam adalah Chit = 0,309 dan Cmaks = 0,707. Hal ini artinya kecendrungan hubungan antara faktor pengalaman usahatani dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam tergolong lemah dimana nilai Chit = 0,309 (berada diantara 0 - 0,353). Sedangkan pengukuran derajat korelasi antara faktor pengalaman usahatani terhadap keberhasilan usahatani Jeruk Siam diperoleh nilai r = 0,437. Hasil pengujian terhadap koofisien r diperoleh thit = 3,06 > dari ttabel = ( = 5% db = 40) = 1,68 maka terima H1, artinya faktor pengalaman usahatani berkorelasi nyata dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam.

Petani di daerah penelitian memperoleh pembelajaran dalam melakukan kegiatan usahatani Jeruk Siamnya melalui proses pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh petani baik itu pembelajaran secara otodidak maupun memperoleh informasi dari petani maju yang lebih dahulu mengusahakan usahatani Jeruk Siam. Sebagaimana yang di katakan oleh Soekartawi (1994), Belajar dengan mengamati pengalaman petani lain sangat penting, karena merupakan cara yang lebih baik untuk mengambil keputusan daripada dengan cara mengolah sendiri informasi yang ada.

Hubungan Faktor Kebijakan Pemerintah Dengan Keberhasilan Usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman. Usaha pemerintah melalui serangkaian kebijakan untuk merangsang petani agar usahatani yang telah dilakukan berkelanjutan, bertahap dan meningkat dengan cara adanya program pengadaan sarana produksi sekaligus menyelenggarakan kebijakan yang merangsang petani untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya dengan harga yang layak agar pendapatan petani meningkat. Berikut gambaran hubungan antara faktor kebijakan pemerintah dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. Kontingensi Hubungan antara Faktor Kebijakan Pemerintah dengan

Keberhasilan Usatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman Tahun 2018.

Kebijakan Pemerintah Keberhasilan Usahatani

Jeruk Siam Jumlah

Tinggi Rendah

Tinggi 0 0 0 Rendah 32 10 42

Jumlah 32 10 42

Tabel 5 memperlihatkan dari hasil penelitian dilapangan, pemerintah tidak terlalu berperan dalam usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman karena dari 5 poin indikator hubungan kebijakan pemerintah terhadap keberhasilan usahatani Jeruk siam di daerah penelitian rata-rata pemerintah hanya berperan di poin satu sehingga data tidak bervariasi untuk semua responden, sehingga untuk faktor kebijakan pemerintah tidak dianalisis.

Hal ini terjadi karena di daerah penelitian dari 42 responden tersebut sebagian besar mereka termasuk petani mandiri dan petani maju alasan mereka mengusahakan usahatani Jeruk Siam karena mereka melihat adanya peluang kesuksesan dalam usahatani Jeruk Siam, hal ini dipengaruhi oleh petani Jeruk siam yang sudah berhasil terlebih dahulu dalam mengusahakan usahatani Jeruk Siam sehingga banyak petani yang lain yang belum mengusahakan tertarik untuk mengusahakan usahatani Jeruk Siam dan mereka saling berbagi ilmu antara petani yang sudah berhasil dengan petani pemula.

13

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka didapat kesimpulan sebagai berikut: (1)Pelaksanaan teknik budidaya usahatani Jeruk Siam yang meliputi pemeliharaan, panen dan pasca panen di Kecamatan Bukit Kerman secara keseluruhan tergolong tinggi. (2) Berdasarkan analisis Chi-Square, di peroleh bahwa terdapat hubungan yang nyata antara faktor sosial dan ekonomi diantaranya luas lahan, modal, tenaga kerja, dan pengalaman usahatani dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman Kabupaten Kerinci, sementara kebijakan pemerintah tidak berhubungan nyata dengan keberhasilan usahatani Jeruk Siam di Kecamatan Bukit Kerman Kabupaten Kerinci.

UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dekan

Fakultas Pertanian Universitas Jambi dan Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi yang telah memfasilitasi penelitian ini. Selain itu ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

Ardial. 2014. Paradigma dan model penelitian komunikasi. PT bumi aksara. Jakarta. Abd. Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti. 2008. Pengantar, Teori dan Kasus Ekonomika

Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta Hernanto, Fadholi. 1996. Ilmu Usahatani. PT Penebar Swadaya. Jakarta Siegel. 1997. Statistik Non Parametik Ilmu-Ilmu Sosial. Gramedia, Jakarta Suratiyah, Ken. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta Soekartawi. 1994. Teori Agribisnis dan Aplikasinya. PT. Rajawali Grafindo Persada.

Jakarta Simarmata HR. 2010. Hubungan Umur Tanaman Jeruk Dengan Biaya Produksi dan

Penerimaan (studi kasus: Desa Suka, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo). [Skripsi]. Medan: Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.