faktor faktor perusak bahan pustaka tercetak

18
FAKTOR-FAKTOR PERUSAK BAHAN PUSTAKA diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Preservasi dan Konservasi Bahan Pusakan dan Informasi oleh : Fitri Wulan A. 1201958 Nur Afrylyanty 1202788 Tantan Hadian 1205343 PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013-2014

Upload: universitas-pendidikan-indonesia

Post on 21-Jul-2015

103 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

FAKTOR-FAKTOR PERUSAK BAHAN PUSTAKA

diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Preservasi dan Konservasi Bahan Pusakan dan

Informasi

oleh :

Fitri Wulan A. 1201958

Nur Afrylyanty 1202788

Tantan Hadian 1205343

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013-2014

Page 2: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

i | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

Kata Pengantar

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan

rahmat dan pertolongan-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas

mengenai Faktor-Faktor Perusak Bahan Pustaka. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah

satu tugas mata kuliah Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Informasi.

Dalam menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan kami untuk menyampaikan ucapan terima

kasih kepada dosen dan asisten dosen mata kuliah Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan

Informasi, kiranya Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyajian makalah ini jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan guna perbaikan penulisan

selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun, umumnya bagi

pembaca.

Bandung, Fwbuari 2014

Penulis

Page 3: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

ii | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 1

C. Identifikasi ............................................................................... 1

D. Pembatas Masalah ................................................................... 2

C. Tujuan Makalah........................................................................ 2

F. Manfaat .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Teori........................................................................ 3

B. Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Dokumen ........................ 3

C. Mencegah Kerusakan Dokumen............................................. 9

D. Perbaiakn Dokumen dan Restorasi........................................ 12

E. Pelestarian Nilai Informasi................................................... 13

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 14

B. Saran ....................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 15

Page 4: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

1 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpustakan sebagai salah satu pengelola informasi bertugas mengumpulkan,

mengolah, menyajikan dan merawat koleksi untuk dapat dimanfaatkan oleh

pengguna dalam jangka waktu yang lama secara efektif dan efisien. Untuk itu

koleksi perlu dirawat dan dilestarikan agar ilmu pengetahuan dan teknologi yang

terkandung didalamnya dapat diwariskan ke generasi yang akan datang.

Tugas pemeliharaan, perawatan dan pelestarian koleksi bukanlah tugas yang

mudah. Sejak jaman dahulu perpustakaan telah berusaha untuk mencegah dan

mengatasi kerusakan koleksi yang disebabkan oleh faktor alam, serangga dan ulah

manusia. Penggunaan berbagai insektisida, pengaturan ruangan secara khusus,

penyelenggaraan pendidikan pengguna perpustakaan merupakan usaha-usaha untuk

mencegah atau mengurangi kerusakan koleksi.

Kekuatan utama sebuah dokumen bukan saja terletak pada fisiknya tetapi

juga nilai informasinya yang terkandung dalam dokumen yang bersangkutan. Oleh

karena itu baik fisik maupun informasi yang dikandung perlu dilestarikan bersama

sebagai suatu rekaman budaya atau sejarah kehidupan bangsa yang menjadi

kebanggaan dan acuan dalam pengembangan budaya bangsa di masa mendatang.

Mengingat kesulitan ruang penyimpanan dan kemajuan teknologi, maka

pemeliharaan dokumen atau pelestarian tidak ditujukan kepada dokumen yang sudah

rusak dan tua saja, tetapi juga pada bahan pustaka yang baru datang. Alih bentuk

dokumen atau reprografi misalnya dalam bentuk mikro atau dalam bentuk digital

selain untuk mencegah kerusakan juga untuk mengatasi kesuliatan ruang

penyimpanan.

B. Rumusan masalah

1. Apa definisi dari perpustakaan itu sendiri?

2. Apa definisi dari bahan pustaka?

3. Apa yang menjadi faktor-faktor rusaknya bahan pustaka?

Page 5: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

2 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

4. Bagaiman cara menaggulangi dari kerusakan bahan pustaka tersebut.

C. Identifikasai masalah

1. Pada makalah ini kami membahas mengenai pengertian dari perpustakaan.

2. Menjabarkan pengertian dari bahan pustaka.

3. Menjelaskan mengenai faktor-faktor penyebab rusaknya bahan pustaka.

4. Menjabarkan mengenai cara menaggulangi bahan pustaka yang mengalami

kerusakan

D. Pembatas masalah

Makalah ini pada umumnya hanya membatasi masalah pada ruang lingkup

kerusakan bahan pustaka yang ada di setiap perpustakaan dan cara menanggulangi

dari kerusakan yang terjadi pada bahan pustaka.

E. Tujuan

1. Agar mengetahui definisi dari perpusakaan dan bahna pustaka.

2. Agar memahami apa yang menjadi faktor rusaknya bahan pustaka yang ada di

perpusakaan.

3. Agar mengetahui bagaimana cara menanggulangi apabila ada bahan pustaka

yang mengalami kerusakan.

F. Manfaat

Manfaat dari makalah ini yaitu agar kita yang akan kelak menjadi

pustakawan dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi penyebab

rusaknya bahan pustaka yang ada di perpustakaan dan kita dapat mengetahui

bagaimana cara menaggulangi rusaknya bahan pustaka.

Page 6: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

3 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

1. Perpustakaan

Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan

adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam,

mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para

penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.

2. Bahan Pustaka

Bahan Pustaka atau bahan pustaka merupakan salah satu unsur dalam sebuah

sistem perpustakaan, selain ruangan atau gedung, peralatan atau perabot, tenaga

dan anggaran. Unsur-unsur tersebut satu sama lain saling berkaitan dan saling

mendukung untuk terselenggaranya layanan perpustakaan yang baik. Jadi, bahan

pustaka merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan,

sehingga harus dilestarikan mengingat nilainya yang mahal.

B. Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Dokumen

Mengetahui macam-macam perusak bahan pustaka adalah sama pentingnya

dengan memiliki bahan pustaka tersebut. Begitu pula cara-cara memperbaiki bahan

pustaka yang rusak. Pengetahuan tentang kerusakan bahan pustaka sudah dikenal

sejak tahun 335 SM oleh Aristoteles. Daerah tropis memiliki berbagai perusak bahan

pustaka seperti dijelaskan oleh Plumbe. Pada dasarnya kerusakan bahan pustaka

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor biologi (binatang pengerat, serangga,

dan jamur), faktor fisika dan faktor kimia. Selain itu faktor yang dapat menyebabkan

kerusakan bahana pustaka adalah faktor alam, seperti sinar matahari, banjir, gempa

bumi, atau api serta manusia.

Selain manusia dan hewan, debu jamur, zat kimia dan alam semesta juga bisa

merusak bahan pustaka. Agar bahan pustaka tidak lekas rusak, setiap pustakawan

Page 7: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

4 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

tahu menyusun kembali dan mengangkut buku utnuk dikembalikan ke rak, cara

mengontrol buku yang dikembalikan oleh pembaca apakah pembaca merusak buku

atau tidak. Mencegah masuknya binatang mengerat dan serangga ke perpustakaan

juga merupakan hal penting yang harus diketahui seorang pustakawan. Begitu pula

cara menghindari debu masuk ke perpustakaan, cara mengontrol suhu dan

kelembapan ruangan.

Tempatkan kapur barus dan akar “lara setu” di antara buku-buku agar

serangga segan menghampirinya. Yang paling baik ialah menyediakan ruangan

khusus untuk perbaikan bahan pustaka dengan petugasnya sekaligus, sehingga kalau

diperlukan perbaikan bahan pustaka, dapat dikerjakan dengan cepat. Jangan

menunggu kerusakan menjadi lebih berat. Cepatlah bertindak, jagalah selalu

kebersihan dan kerapihan sehingga mengundang pembaca untuk memakai

perpustakaan dengan baik, dan bagi pustakawan sendiri akan semakin senang

bekerja dnegan baik.

Berikut ini dirumuskan tiga kelompok faktor penyebab kerusakan bahan pustaka:

1. Karakteristik bahan

Pada umumnya bahan pustaka mempunyai sifat kimia dan sifat fisika yang

tidak stabil. Cepat atau lambatnya kerusakan bahan pustaka bervariasi.

2. Faktor lingkungan

Tiap tipe bahan pustaka mempunyai daya tahan yang berbeda terhadap

pengaruh lingkungan dari struktur melekul dan karakteristik dan tiap-tiap

komponen yang ada didalamnya.

Faktor udara lembab, air, jamur, debu, sinar matahari langsung, dan

dimakan waktu juga dapat merusak bahan pustaka.

3. Faktor manusia

Manusia merupakan penyebab kerusakan yang berasal dari luar, yaitu karena

penanganan dan penggunaan bahan pustaka, teknik penjilidan, prosedur

penyusunan pada rak, pengolahan, sirkulasi, bagaimana staf dan pengguna

jasa perpustakaan memegang bahan pustaka dan lain-lain.

Akibat yang ditimbulkan oleh faktor-faktor kerusakan diatas adalah:

Page 8: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

5 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

1. Faktor Biologi

a. Fungi (jamur)

Fungi (jamur) adalah tumbuhan yang tidak mempunyai chloropil sehingga

untuk memperoleh makanan harus diambil dari sumber kehidupan

lain(parasit), atau dari benda mati(saprofit). Fungi terdiri dari cabang-

cabang halus yang disebut hypae, bentuknya seperti kapas (mycelium).

Mycelium ini membentangkan seperti benang dan menyebar diatas

permukaan tempat pertumbuhannya. Fungi berkembang biak dengan spora

yang dapat menyebar diudara diterebangkan oleh angin, hinggap

disembarang tempat, menanti kondisi yang ideal untuk berkembang biak.

Spora ini dapat bertahan untuk waktu yang lama dan dengan cepat tumbuh

jika kondisi memungkinkan, yaitu jika kelembapan udara lebih besar dari

70%. Fungi mempunyai akar yang mengeluarkan enzim yang dapat larut

dalam substansi seperti tepung dan selilosa. Enzim ini menghidrolisa

rantai panjang polimer selulosa menjadi faksi-fraksi yanglebih kecil. Fungi

inijuga memproduksi beberapa macam asam oksalat, asam fumoric, sitrat

dan menyebabkan asam pada kertas dan pada akhirnya kertas menjadi

rapuh. Pada tempat tumbuhnya fungi ini biasanya timbul noda merah dan

kecoklatan yang sangat sukar unuk dihilangkan.

b. Binatang pengerat

Tikus juga binatang perusak buku yang cukup sulit diberantas. Mereka

biasanya memakan buku-buku yang disimpan dalam gudang dan kadang-

kandang kertas disobek-sobek dan dikumpulkan dan dijadikan sarang.

Tindakan pencegahan untuk melindungi kertas dari serangna tikus adalah

tempat penyimpanan harus bersih dan kering serta selalu dikontrol secara

berkala. Lubang-lubang yang memungkinkan tikus dapat masuk herus

ditutup rapat-rapat.

c. Serangga

Serangga sangat bebahaya bagi buku dan merupakan ancamam yang

paling potensial, terutama di negara-negara yang beriklim seperti Negara

Page 9: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

6 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

Indonesia. Serangga seperti Silverfish, kecoa, rayap, dan kutubuku

merupakan serangga pemusnah buku yang sudah umum dikenal orang.

i. Silverfish

Berbadan miring, tidak bersayap serangga dewasa mempunyai panjang

12 mm, berwarna abu-abu mutiara. Srangga ini lebih aktif dimalam

hari, dapat dijumpai setiap tempat dalam gedung, lebih menyenagi

sudut-sudut yang gelap dan lembab. Makannya dalah lem/perekat-

perekat yang terdapat pada sampul buku. Telurnya diletakan ditempa

gelap dibelakng buku pada tumpukan kertas dilemari kaca. Setelah dua

minggu apabila kondisi lingkungan memungkinkan telurnya akan

menetas.

ii. Kecoa

Kecoa yang sering dijumpai diperpustakaan biasanya 5 dari 1000 jenis

kecoa. Kecoa berwarna coklat kehitaman, muncul dan mencari

makanan pada malam hari. Makanan kecoa adalah kanji dan perekat

sampul buku yang dimakannya hingga habis serta kain-kain yang

berada dipunggung uku, dan jarang yang menembus punggung buku.

Kecoa mengeluarkan cairan pekat berwanra hitam yang membentuk

noda dan sulit untuk dihilangkan.

iii. Rayap

Rayap merupaka perusak yang paling berbahaya karena daat

menghabiskan buku dalam waktu singkat. Hewan ini hidup diiklim

tropis dan subtropis. Binatang ini berbadan lunak dan berwarna putih

pucat, karena bentuknya seperti semut, maka binatang ini juga dapat

disebut semut putih, ada dua jenis rayap, yaitu rayap kering yang hidup

di kayu da rayap basah yang hidup didalam tanah. Hewan yang satu ini

suk a memakan kayu dan bahan yang berselulosa(buku). Hewan ini

biasanya masuk ke dalam rak kayu dan memakan habis semua buku

yang ada didalam rak tersebut.

iv. Kutu buku

Page 10: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

7 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

Binatang ini sangat kecil panjangnya sekitar 1-2 mm, berwarna abu-abu

putih, badannya lunak dan kepalanya relatif besar serta giginya sangat

kuat. Makanan hewan ini adalah perekat, lem, dan kertas-kertas yag

ditumbuhi jamur. Biatang ini dapat bertelur sebanyak 20-100 butir telur

dan biasanya meletakkan telurnya diatas atau di dalam punggung buku.

Biasanya kehadiran kutu buku dapat diketahui dari telur yag

ditinggalkan atau sisa bangkai yang menempel di dekat jilidan buku ata

bagian pada kertas. Spesies yang umum adalah Lipocelis Divinatorius.

2. Faktor fisika

a. Cahaya

Kertas yang kepanasn akan rusak berubah warna menjadi kuning dan

menjadi rapuh. Hindarilah sinar ultra violet yang masuk ke dalam

perpusakaan. Akibat faktor cahaya ini tulisan yang terdapat pada sampul

buku akan memudar. Selain itu kertas juga akan menjadi rapuh. Proses ini

akan dipercepat dengan adnya uap air dan oksigen dalam udara, sehingga

menimbulkan perubahan warna. Buku menjadi kecoklatan dan umur dari

buku atau bahan pustaka pun menjadi tidak akan lama.

b. Suhu dan kelembapan

Kertas dapat rusak jika suhu yang ada dalam ruangan terlalu tinggi,

karena dapat menyebabkan perekat pada jlidan buku menjadi kering,

sedangkan jlidannya sendir masih longgar. Disamping itu, suhu yang

tinggi itu dapat mengakibatkan kertas menjadi rapuh, warna kertas

menjadi kuning. Sebaliknya, apabila lembab buku akan menjadi lembab

dan akan mudah berjamur.

Udara lembab yang dibarengi denga suhu udara yang cukup tinggi

menyebabkan asam yang ada dalam kertas akan teroksidasi, bereaksi

dengan partikel logam, memutuskan rantai kimia selulosa. Kelembapan

dan suhu udara yang ideal bagi ruangan bahan bustaka dan arsip adalah

40-60% RH dan 20-24 derajat celcius.

c. Debu

Page 11: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

8 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

Debu dapat masuk secara mudah ke dalam ruangan perpustakaan

melalui pinti, jendela, atau lubang-lubang angin pada perpustakaan.

Apabila debu melekat pada kertas, maka akan terjadi reaksi kimia yang

meninggalkan tingkat keasaman pada kertas. Akibatya kertas menjasi

rapuh dan cepat rusak. Disamping itu, apabila keadaan ruang perpustakaan

lembab, debu yang bercampur dengan dengan air lembab itu akan

menjadikan jamur pada buku. Debu dari jalan akan mengandung belerang

atau debu yang keluar dari kendaraan memiliki daya rusak paling tinggi.

3. Faktor lain

Bencana alam seperti kebakaran atau banjir, dapat mengakibatkan kerusakan

pada bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam tempo singkat.

a. Pengaruh Api/Kebakaran

Api merupakan bahay utama, sehingga banyak koleksi bahan pustaka

berharga rusak berat bahkan sampai musnah karena api. Perlindungan

yang memadai diawali denga desain arsitektural gedung. Seperti ruangan,

tangga, dan lain-lain yang akan diperkirakan akan menjadi tembat

penyebaran api. Seperti pintu yag tahan terhadap api dan penyekat api

perlu dipasang, serta penyebaran api melalui pipa-pipa listrik dan

sejenisnya diperkecil. Dan dibarengi leh pemasangan alarm , pemasangan

alat pemadam kebakaran dan pemeriksaan kabel secara berkala.

b. Faktor air/ Banjir

Kerusakan oleh bahaya banjir atau air seringkaKerusakan oleh bahaya

banjir atau air seringkali lebih bahaya dibandingkan dengan api. Air dapat

timbul dari beberapa tempat, seperti air laut yang pasang, air sungai yang

meluap, dan lain-lain. Cara perawata dan pemeliharaan gedung secara

teratur termasuk di dalamnya instalasi listrik, gas, air dan yang lainnya.

Bahan pustaka yang rusak oleh air, pustakawan dapat mengatasinya

dengan menggunakan perlengkapan penghilang kelembapan

“dehumidfier” pengering selicagel dan sebagainya.

c. Manusia

Page 12: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

9 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

Manusia bisa menjadi perusak buku yang hebat. Contohnya,

pemustaka diperpustakaan secara sengaja merobek bagian-bagian tertentu

dari sebuah buku(gambarnya). Terkadang pemustaka secara /tidak sengaja

melipat sengaja melipat kertas sebagi tanda baca atau melipat buku

kebelakang. Akibatnya, perekat yang mengelem punggung buku

yangberfungsi untuk memperkokoh penjilidan dapat terlepas, dan

lembaran-lembaran buku akan terpisah dari jilidnya. Kesalahnyang lain

adalah, habis makan dan tidak membersihkan tangan terlebih dahulu

menyebabkan buku menjadi kotor.

C. Mencegah Kerusakan Dokumen

Setiap pustakawan harus dapat mencegah terjadinya kerusakan bahan pustaka.

Kerusakan itu dapat dicegah jika kita mengetahui faktor-faktor penyebabnya.

Faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka bermacam-macam, bisa oleh

manusia, oleh tikus, oleh serangga, dan lain-lain. Penggunaan sistem

pengumpamaan, peracunan buku, penuangan larutan racuan ke delam lubang rayap,

memberikan lapisan plastic pada lantai dan menempatkan kapur barus pada rak

merupakan cara untuk dapat mencegah kerusakan bahan pustaka. Tentusaja

pencegahan yang berhasil akan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi

perpustakaan.

Berikut ini adalah rumusan tindakan pencegahan yang dapat kita lakukan adalah:

1. Mencegahan kerusakan karena faktor lingkungan

a. Mencegah kerusakan karena pengaruh temperatur dan kelembapan udara.

Temperatur dan kelembapan udara yang ideal bagi bahanpustaka adalah

20-24 derajat C dan 45-60% RH. Satu-satunya cara untuk mendapatkan

kondisi itu adalah dipasng AC-24 jam sehari selama 7 hari dalam

seminggu.

b. Mencegah kerusakan karena pengaruh cahaya. Cahaya matahari yang

masuk ke dalam ruangan, aik langsung atau pantulan harus dihalangi

dengan gordin atau disaring dengan filter untuk mengurangi radiasi ultra

Page 13: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

10 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

violet. Buku-buku tidak boleh diletakan terlalu dekat dengan memperkecil

intensitas cahaya, memperendek waktu pencahayaan dan menghlangkan

radiasi ultra violet dari lampu tersebut dengna memasang filter pada lampu

TL.

c. Mencegah kerusakan karena pencemar dara. Bahan pencemaran udara

seperti gas-gas pencemar, partikel debu dan logam yang merusak kertas

dapat dikurangi denga langkah sebagai berikut: ruang menggunakan AC,

karena di dalam AC selalu tertutup sehingga mengurangi debu; didalam

ruangan dipasang alat pembersihudara (air cleaner) dan menyimpan buku

di dalam kotak pelindung.

d. Mencegah kerusakan karen afaktor biota. Tindakan preventif untuk

mencegah tumbuh dan berkembangnya jamur dan serangga adalah dengan

memeriksa bahan pustaka secara berkala, membersihkan tempat

penyimpanan, menurunkan kelembapan udara dan buku-buku tidak boleh

disusun terlalu rapat pada rak karen akan menghalangi sirkulas udara dan

akan menimbulkan jamur.

e. Mencegah kerusakan karena rak dan lemari yang tidak memenuhi syarat.

Rak dan lemari yang dipakai untuk menyimpan bahna pustaka terbuat dari

bahan anti serangga dan tahan karat. Rak dan lemari ini juga harus sesuai

dengan ukuran bahan pustaka yang akan disimpan.

f. Mencegah kerusakan karena bencana alam. Bhan pustaka yang kehujanan

atau kebanjiran harus segera dikeringkan dalam ruangan hangat. Koleksi

ini tidak boleh dijemur di panasa matahari. Tindakan preventiv untuk

mencegah kebakaran adalah: kabel listrik harus diperiksa secara rutin,

bahna yang mudah terbakar harus dijauhkan dari bahan pustaka, merokok

dilarang keras di dalam ruang perpustakaan, alarm dan alat pemadam api

harus ditempatkan ditempat yang mudah dijangkau. Alat pemadam

kebakaran ini harus berupa gas karbondioksida, bukan air.

2. Pencegahan kerusakan karena faktor manusia.

Page 14: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

11 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

Manusia merupakan perusak bahan pustaka yang cukup besar.

Pengaruh ini dapat bersifat tak langsung seperti pencemaran udara atau mutu

kertas yang rendah yang dihasilkan oleh industri kertas yang rendah yang

dihasilkan oleh industri kertas dan dapat bersifat langsung seperti kebakaran,

kecurian, dan salah penanganan. Kerusakan lain pada bahan pustaka adalah

rendahnya standar mutu penjilidan. Teknologi tiggi seperti penggunaan AC

yang tidak kontinu malah akan mempercepat kerusakan bahan pustaka.

Pelaksanaan fotokopi yang tidak benar juga akan merusak bahan pustaka.

Teknik penanganan yang slah sudah dapat menimbulkan kerusakan fisik.

Sedangkan salah pengolahan seperti menyimpan bahan pustaka pada tempat

yang mengandung resik, tidak dibersihkan sevara berkala akan menimbulkan

kesukasan fisik karena kotor dan bahan pustaka yang kotor yang akan disuaki

dengan jamur dan serangga. Kerusakan fatal adalah karena lalai dalam

persiapan nencana aalm. Yang tidak lkalh pentinggnya dari program

pelastarian bahan putaka adalah keamanan dari pencurian dan

perusakan(vandalisme). Prosedur pengamanan dapat dilakukan dengan cara

pengawasan dalam ruang baca, pemeriksaaan tas, pemasangan detektor pada

pintu ruang baca dan lain-lain.

Agar bahan pustaka bebas penyakit, kuma, serangga, jamur, dan lainnya, bahan

pustaka perlu diasapkan denga bahn kimia tertentu yang disebut dengan “fumigasi”.

Dalam mengadakan fumigasi perpustakaan harus menghitungkan jumlah bahan yang

akan difumigasi dan luas ruangan yang diperlukan. Dengan memperhatikan ruang

yang ada maka dipilih pula fumigan yang akan dipergunakan, jeni-jenis fumigan,

jumlah yang diperlukan dan lama fumigasi.

Pustakawan juga harus memperhatikan bahaya dari pemakaian zat-zat kimia

untuk fumigasi. Tidak satupun bahan kimia dapat dipakai tanpa alat pengaman, atau

tanpa supervisis oleh orang yang berpengalaman dalam bidang ini.

Tinta yang digunakan untuk menulis bahan pustaka sangat menentukan apakah

bahan pustaka akan dihlangkan keasamaannya secara basah atau secara kering.

Page 15: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

12 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

Kalau menggunakan cara basah, harus memerhatikan cara pengeringan bahan

pustaka yang ternyata cukup sukar dan harus hati-hati. Kalau hany asekedar

menggunakan tingkat keasaman kertas dan tidak akan dilaminasi, kiranya cara kering

ini dapat dipergunakan dengan jangka waktu enam bulan, sampai bahan pustaka

yang dimaksud sudah berkurang tingkat keasamannya dan dijamin lebih awet

Setelah kertas dihilangkan atau dikurangi tingkat keasamannya, maka untuk

memperpanjang umur dari bahan pustaka itu sendiri perlu dilakukan pelapisan atau

laminasi, terutama pada bahan pustaka yang mudah robek atau yang sudah lapuk

sehingga menjadi tampak kuat dan utuh kembali, dengan cara manula atau dengan

menggunakan mesin.

Pertimbangna yang perlu dilakukan dalam melakukan proses laminasi adalah

bahan pustaka tersebut ahrus bersih dan dikurangi tingkat keasamannya. Cara lain

yang dapat digunakan selain laminasi adalah enkapsulasi. Enkapsulasi adalah salah

satu melindungi kertasdari kerusakan fisik misalnya rapuh karena umur. Yang harus

diperhatikan dalam proses enkapsulasi adalah kertas harus kering, bersih dan bebas

asam.

D. Perbaiakn Dokumen dan Restorasi

Sebagai pustakawan kita harus dapat memperbaiki dokumen yang rusak baik

itu kerusakan kecil atuapun kerusakan berat. Perpustakaan sebaiknya mempunyai

ruang khusus dalam melakuan proses restorasi ini. mengganti buku yang rusak

total, menjlid kembali dan mengencangkan kembali penjilidan yang kendur

adalah pekertaan yang harus dikuasai oleh resolator. Berbagai macam kerusakan

dapat saja terjadi, maka dariitu pustakawan harus bisa melakukan proses

restorasi, dan tidak lupa menyiapkan peralatan serta bahan untuk melakukan

proses restorasi.

E. Pelestarian Nilai Informasi

Dua hal yang penting dalam pelestarian, yaitu pelestarian bentuk fisik bahan

pustaka yang diselenggrakan dengan penguranga tingkat keasaman, pembuatan

aminasi, dan enkapsulasi dan sebagainya. Yang kedua adalah pelestarian nilai

informasi bahan pustaka dengan mengalih bentuk. Informasi tidak hilang

Page 16: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

13 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

meskipun bentuk kemasan diubah dari kertas menjadi bentuk digital, seperti

bentuk mikro, video disk, ataupun elektromagnetik.

Dalam mengatasi kekurangan tempat atau ruangan diperpustakaan dan juga

melestarikan informasi dari buku-buku yang sudah lepuk, maka diperlukana juga

alih bnetuk dokumen. Biasanya dilakukan dengan mengubah bentuk ke dalam

bentuk mikro. Kelebihan dari bentuk mikro adalah: hemat ruang, aman dari

pencurian, mudah diproduksi dan murah, mudah diakses akurat dan ekonomis.

Kekurangannya adalah harus memakai alat bantu baca(micro reader) dan

pencetak (micro printer) yang harganya cukup mahal dan selalu berubah mutu

serta semakin mahalnya alat bca menjadi kendala bagi perpustakaan. Dan akan

mengurangi kenyamanan pembaca. Untuk mengatasi hal tersebut, maka

membuat hard copy yan gdapat dibaca dan dibawa sekehendak pembaca.

Sesuai dengan namanya, data atau informasi digital yang sudah direkam di

dalam CD-ROM tdak dapat dihapus atau ditambah pemakai, tetapi hanya dapat

dibaca saja oleh pemakai.

Beberapa keunggulan CD-ROM:

1. Merupakan sarana penyimpanan informasiberkapasitas tinggi

2. Memudahkan penelusuran literatur

3. Tahan terhadap gangguna elektro magnetik

4. Dengan adanya CD-ROMmemudahkan pembuatan katalog

5. Mempercepat penerbitan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 17: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

14 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

Dokumen atau bahan pustaka merupakan sala satu unsur penting dalam sistem

pusat dokumentasi dan iformasi, sehingga perelu dilakukan sustu pemeliharaan

dokumentasi atau pelestarian agar dokumentasi tidak mengalami kerusakan.Terdapat

beberap faktor yang menyebakan kerusakan bahan pustaka yaitu diantaranya faktor

alam; faktor serangga; dan faktor manusia.

B. Saran

Dalam pelaksanaannya diharapkan perpustakaan dapat merawat perpustakaan

yang ada dan apabila terdapat bahan pustaka yang mengalami keusakan maka

perpustakaan dapat melakukan kegiatan preservasi , restorasi dan konservasi.

Page 18: Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak

15 | F a k t o r P e r u s a k B a h a n P u s t a k a

Daftar Pustaka

Darmono. (2007). Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Menejemen dan Tata

Kerja . Jakarta : Grasindo.

Kathpalia, Yash Pal. (1973). Conservation and Restoration of Archip Material. Paris :

United Nation.

Martoatmodjo, Karmidi. (1999). Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas

Terbuka.

Massofa.(2009). “Pelestarian, Macam Sifat Bahan Pustaka dan Latar Belakang

Sejaraahnya”. Diakses pada tanggal 25 Febuari 2014, dari

http://pustaka.uns.ac.id/2009/1203/opt=1001&menu=news&option=detail&nid=9

Muhammadin, Razak,dkk. (1992). Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Jakarta:

Yayasan Ford dan Program Pelestarian Bahan Pustaka.

Purwono. (2010). Dokumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahayuningsih, F. (2007). Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Razak, Muhammadin, dkk. (1992). Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Jakarta :

Yayasan Ford dan Program Pelestarian Bahan Pustaka.