faktor-faktor penyebab perpindahan keaktifan anggota...

43
i Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku ke Gereja Bethel Indonesia Rock Tual Oleh: PARAMITHA YUELSY LEUNUPUN 712012079 TUGAS AKHIR Diajukan kepada program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si-Teol) Program Studi Teologi FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: hoanganh

Post on 04-May-2019

262 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

i

Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota Angkatan Muda

Gereja Protestan Maluku ke Gereja Bethel Indonesia Rock Tual

Oleh:

PARAMITHA YUELSY LEUNUPUN

712012079

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana

Sains Teologi

(S.Si-Teol)

Program Studi Teologi

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota Angkatan Muda

Gereja Protestan Maluku ke Gereja Bethel Indonesia Rock Tual

oleh:

PARAMITHA YUELSY LEUNUPUN

712012079

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana

Sains Teologi

(S.Si-Teol)

Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Pdt. Izak Lattu, Ph. D Pdt. Dr. Tony Tampake

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Ketua Program Studi Dekan

Pdt. Izak Y. M. Lattu, Ph.D Pdt. Dr. Retnowati, M.Si

Fakultas Teologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2017

Page 3: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

iii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Paramitha Yuelsy Leunupun

NIM : 712012079 Email : [email protected]

Fakultas : Teologi Program Studi : Teologi

Judul tugas akhir : Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota

Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku ke Gereja Bethel Indonesia Rock Tual.

Pembimbing : 1. Pdt. Izak Lattu Ph.D

2. Pdt. Dr. Tony Tampake

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Hasil karya yang saya serahkan ini adalah asli dan belum pernah diajukan

untuk mendapatkan gelar kesarjanaan baik di Universitas Kristen Satya

Wacana maupun di institusi pendidikan lainnya.

2. Hasil karya saya ini bukan saduran/terjemahan melainkan merupakan gagasan,

rumusan, dan hasil pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing akademik dan narasumber

penelitian.

3. Hasil karya saya ini merupakan hasil revisi terakhir setelah diujikan yang telah

diketahui dan disetujui oleh pembimbing.

4. Dalam karya saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali yang digunakan sebagai acuan dalam naskah

dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terbukti

ada penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena

karya saya ini, serta sanksi lain yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di

Universitas Kristen Satya Wacana.

Salatiga, 30 Mei 2017

Paramitha Yuelsy Leunupun

Page 4: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Paramitha Yuelsy Leunupun

NIM : 712012079 Email: [email protected]

Fakultas : Teologi Program Studi : Teologi

Judul tugas akhir : Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota

Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku ke Gereja Bethel Indonesia Rock Tual.

Dengan ini saya menyerahkan hak non-eksklusif* kepada Perpustakaan

Universitas – Universitas Kristen Satya Wacana untuk menyimpan, mengatur

akses serta melakukan pengelolaan terhadap karya saya ini dengan mengacu pada

ketentuan akses tugas akhir elektronik sebagai berikut (beri tanda pada kotak yang

sesuai):

a. Saya mengijinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori

PerpustakaanUniversitas, dan/atau portal GARUDA

b. Saya tidak mengijinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori

Perpustakaan Universitas, dan/atau portal GARUDA**

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Salatiga, 30 Mei 2017

Paramitha Yuelsy Leunupun

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Pdt. Izak Lattu Ph.D P Pdt. Dr. Tony Tampake

* Hak yang tidak terbatashanya bagi satu pihak saja. Pengajar, peneliti, dan

mahasiswa yang menyerahkan hak non-ekslusif kepada Repositori

Perpustakaan Universitas saat mengumpulkan hasil karya mereka masih

memiliki hak copyright atas karya tersebut.

** Hanya akan menampilkan halaman judul dan abstrak.

Pilihan ini harus dilampiri dengan penjelasan/ alasan tertulis dari pembimbing

TA dan diketahui oleh pimpinan fakultas (dekan/kaprodi).

Page 5: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang

bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Paramitha Yuelsy Leunupun

NIM : 712012023

Program Studi : Teologi

Fakultas : Teologi

Jenis Karya : Jurnal

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

UKSW hak bebas royalti non-eksklusif (non-exclusive royalty free right) atas

karya ilmiah saya berjudul:

“Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota Angkatan Muda

Gereja Protestan Maluku ke Gereja Bethel Indonesia Rock Tual”

beserta perangkat yang ada (jika perlu).

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan,

mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data,

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada tanggal : 30 Mei 2017

Yang menyatakan,

Paramitha Yuelsy Leunupun

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Pdt. Izak Lattu Ph.D Pdt. Dr. Tony Tampake

Page 6: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur tak henti-hentinya penulis naikan kepada Tuhan Yesus atas

kasih dan karunia-Nya dalam kehidupan penulis. Kasih dan karunia dari Tuhan

Yesus ini lah yang membawa penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir

ini dengan baik. Tugas akhir ini merupakan tahap akhir yang harus dilakukan oleh

setiap mahasiswa dan mahasiswi dalam studi di Program Teologi Universitas

Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga termasuk penulis. Bukan hanya tugas

akhir tetapi juga tahap-tahap studi lainnya yang sudah penulis jalani selama 4

tahun.

Penulis menyadari bahwa dalam perjalanan studi selama ini bukanlah

sesuatu yang mudah, tetapi penuh tantangan dan rintangan. Penulis mengakui

bahwa karena Tuhan Yesus penulis juga mampu berdiri dan berjalan melewati

semua tantangan dan rintangan. Pelajaran yang penulis dapatkan dari perjalanan

studi ini adalah bagaimana kita belajar untuk berusaha melakukan yang terbaik

sesuai dengan kemampuan yang kita miliki (berjuang) dan kemudian

menyerahkannya di dalam doa kepada Tuhan. Ini adalah sesuatu yang sangat

ampuh bagi penulis dalam perjalanan studi selama ini.

Adapun perjuangan penulis dalam belajar di Fakultas Teologi dan

khususnya dalam proses penulisan tugas akhir ini mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk mereka yang telah

mendukung dan membantu penulis dalam proses penulisan, baik yang secara

langsung maupun tidak langsung. Penulis menyampaikan ungkapan terima kasih

kepada:

1. Tuhan Yesus yang telah menjadi sosok yang sempurna di mata penulis karena

tidak pernah meninggalkan penulis dalam setiap keadaan.

2. Universitas Kristen Satya Wacana, terkhusus bagi Fakultas Teologi yang telah

menjadi tempat untuk penulis belajar dan menuntut ilmu.

3. Pdt. Izak Lattu Ph.D dan Pdt. Dr. Tony Tampake selaku dosen pembimbing

Tugas Akhir yang senantiasa memberikan nasihat, saran, dan kritikan yang

membuat tulisan penulis menjadi lebih baik. Begitu pun dengan Pdt. Yusak B.

Setiawan Ph.D dan Pdt. Agus Supratikno, M.Th sebagai dosen reviewer.

Page 7: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

vii

Terima kasih buat saran maupun kritikan yang diberikan agar penulis mampu

memperbaiki kesalahan yang ada. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada

mantan dosen wali penulis yaitu Ka Ira. Mangililo (menjalani vikaris

sekarang) yang sudah menjadi kakak sekaligus ibu bagi penulis dan teman-

teman lainnya. Serta kepada seluruh Dosen, Pegawai dan Staff Tata Usaha

Fakultas Teologi UKSW yang telah memberikan dorongan dan bantuan

kepada penulis dalam menambah sebanyak mungkin ilmu yang berguna bagi

tugas dan pelayanan di tengah-tengah gereja dan masyarakat kedepannya.

4. Ibu Pdt. Endang Ayu P. S.Si. Teol selaku supervisor lapangan penulis, selama

PPL I-IV di GKMI Salatiga dan Ibu Pdt. E. Lewerissa/ R, S.Si selaku

supervisor lapangan PPL X penulis di GPM Yamtel, Kei Besar. Terima kasih

karena telah memberikan banyak pelajaran yang baik sebagai pemimpin di

dalam jemaat dan cara bersosialisasi dengan jemaat, yang nantinya akan

berguna bagi penulis. Serta seluruh warga jemaat di GKMI Salatiga, jemaat di

GPM Yamtel dan kakak-kakak pengajar dan adik-adik di Pusat

Pengembangan Anak (PPA) Maranatha yang merupakan tempat PPL V

penulis. Terima kasih karena telah menerima, membantu, menopang, dan

menyayangi penulis.

5. Pdt. Tipiyali selaku pendeta di GPM Sion Tual dan Pdt. GBI Rock Tual, yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian tugas akhir.

Serta seluruh anggota youth GBI Rock Tual yang begitu terbuka dan juga

membantu dalam memberikan informasi. Khususnya juga Ka Lisa Lethulur

yang memperkenalkan penulis kepada jemaat GBI Rock, Ka Buce Ubro

selaku ketua youth, Ka Girley Somnaikubun, dan Ka James Balseran yang

sangat membantu penulis dalam mendapatkan semua data untuk tugas akhir

penulis.

6. Keluarga tercinta saya (Mama, Kak Chalit, Kak Veny dan Kak Ito) dan

saudara-saudara saya yang lain yang selalu mendukung dan menopang saya

dalam segala hal. Serta teman-teman dekat saya (Christine, Gisella, Ka Jelta,

Sammy, Inya, Atha) yang selalu menghabiskan waktu bersama dan

memberikan semangat satu dengan yang lain. Serta teman-teman Teologi

angkatan 2012 dengan semua kebersamaannya selama ini.

Page 8: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

viii

7. Dan juga pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Terima kasih atas semua bantuan, topangan dan kerja samanya. TUHAN

memberkati karya dan pelayanan kita. Amin

Penulis

Salatiga, 31 Mei 2017

Page 9: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ...................................................... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ........................................... iv

PERNYATAAN BEBAS ROYALTI DAN PUBLIKASI ...................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

MOTTO .................................................................................................. xi

ABSTRAK .............................................................................................. xii

1. Pendahuluan ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ .1

1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan .................................................... 3

1.3 Metode Penelitian ........................................................................ 3

2. Konversi Agama................................................................................. 4

2.1 Pengertian Konversi Agama ........................................................ 4

2.2 Faktor-Faktor Konversi Agama ................................................... 6

2.3 Proses Konversi Agama ............................................................... 7

2.5 Kesimpulan .................................................................................. 11

3.Perpindahan Keaktifan Anggota AM-GPM ke GBI Rock Tual ......... 12

3.1 Sejarah singkat AM-GPM dan Ibadahnya ................................... 12

3.2 Pemuda GBI ROCK dan Ibadahnya ............................................ 15

Page 10: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

x

3.3 Fenomena Konversi di AM-GPM ............................................... 15

3.4 Faktor-Faktor Perpindahan Keaktifan Anggota AM-GPM ke GBI

RockTual .................................................................................... 20

3.3 Kesimpulan .................................................................................. 26

4. Kesimpulan dan Saran........................................................................ 27

4.1 Kesimpulan .................................................................................. 27

4.2 Saran ............................................................................................ 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 29

Page 11: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

xi

MOTTo

“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap

hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose

3:23)

“Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku dan melepaskan

aku dari segala kegentaranku” (Mazmur 34:5).

“Berusaha dan berdoalah senantiasa karena Tuhan akan

memperhitunggkan segalanya”

Page 12: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

xii

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang menjadi penyebab

perpindahan keaktifan anggota AM-GPM ke GBI Rock Tual. Tujuan tersebut

dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalahnya yaitu apa yang menjadi

faktor-faktor penyebab perpindahan keaktifan anggota AM-GPM ke GBI Rock

Tual? Dengan manfaat secara teoritis sebagai salah satu sumbangan pemikiran

dalam pengembangan pemahaman akademik tentang faktor-faktor penyebab

perpindahan keaktifan anggota AM-GPM ke GBI Rock Tual. Serta sebagai salah

satu sumbangan pemikiran bagi Gereja Protestan Maluku (GPM) dalam

memahami masalah pemuda yang berpindah gereja.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian pendekatan

kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif serta teknik pengumpulan data,

wawancara, Focus Group Discussion (FGD), dan observasi. Penulis menggunakan

metode penelitian dan teknik ini karena dapat mengumpulkan data atau informasi

secara aktual dan terperinci yang diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa

dan pandangan informan, serta relatif cepat selesai dan lebih murah. Sehingga

dapat mengidentifikasikan masalah, membuat perbandingan atau evaluasi secara

langsung terhadap perbedaan yang ditemukan berdasarkan hasil observasi serta

mempermudah pengambil keputusan. Dengan demikian, dapat diketahui faktor

penyebab perpindahan yang paling dominan yang berasal dari dalam maupun dari

luar. Sehingga, dapat dijadikan sebagai alat ukur dalam mengoreksi diri gereja

dan membuat strategi pengembangan gereja, khususnya dalam organisasi

pemuda-pemudinya.

Kata Kunci: Perpindahan, Konversi agama, Angkatan Muda Gereja

Protestan Maluku (AM-GPM), Gereja Protestan Maluku (GPM), Gereja

Bethel Indonesia Rock (GBI Rock).

Page 13: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

1

Pendahuluan

Perkembangan kehidupan gereja-gereja di Indonesia tidak dapat

dipisahkan dari berbagai aliran-aliran gereja yang sudah ada sejak dulu. Aliran-

aliran yang berkembang ini berasal dari luar Indonesia, terutama Eropa Barat dan

Amerika Serikat. Sejarah gereja mencatat bahwa hingga dewasa ini terdapat tiga

“rumpun gereja” yang besar, yakni Gereja Ortodoks, Gereja Katolik Roma, dan

Gereja Protestan. Berbeda dengan rumpun Ortodoks dan rumpun Katolik Roma

yang tetap solid, rumpun Protestan adalah rumpun yang dalam perjalanan

sejarahnya paling sering terpecah belah, sehingga terdapat kurang lebih 13 aliran

gereja yang muncul dari rumpun Protestan.1

Berbagai aliran dengan coraknya masing-masing di dalam kehidupan

bergereja di Indonesia, mengakibatkan perdebatan atau masalah-masalah antara

satu gereja dengan gereja lainnya karena adanya fenomena pindah gereja. Di

mana jemaat dari satu gereja berpindah ke gereja lain, yang berbeda denominasi

atau aliran.2 Fenomena ini pun terjadi di semua denominasi gereja, semua kota,

propinsi bahkan di seluruh penjuru dunia termasuk di dalamnya yaitu Gereja

Prostestan Maluku, khususnya organisasi Angkatan Muda Gereja Protestan

Maluku (AM-GPM) yang disebut sebagai anak kandung Gereja Protestan

Maluku.3

AM-GPM itu sendiri adalah organisasi kader dan wadah tunggal

pembinaan pemuda GPM 4 dengan anggotanya adalah warga Gereja Protestan

Maluku berusia 17 – 45 tahun.5 Diketahui dari anggota AM-GPM di Kota Tual

bahwa, ada rekan mereka yang tidak pernah terlihat dalam ibadah di gereja pada

hari Minggu maupun ibadah AM-GPM. Informasi yang terdengar adalah mereka

sudah beribadah di gereja lain. Mendengar informasi ini, penulis pun melakukan

1 Jan Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja (Jakarta:Gunung

Mulia, 2008), 2-5. 2 Iswara Rintis Purwanta, Oikumene-Mengapa Ada Berbagai Macam Denominasi

Gereja? ( Malang: Gandum Mas, 2014), 159-161 3 Anggaran Dasar Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku, Bab I (Nama, Waktu,

Wilayah, dan Kedudukan) pasal 1, 2, 3, dan 4 (di Ambon, tahun 2010). 4 Anggaran Dasar Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku, Bab VII (Status dan

Bentuk), pasal 10 (di Ambon, tahun 2010). 5 Anggaran Dasar Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku, Bab VIII (Keanggotaan),

pasal 13, (di Ambon, tahun 2010).

Page 14: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

2

wawancara melalui telepon genggam dengan salah satu anggota AM-GPM yang

sudah beribadah di gereja lain. Informasi yang penulis dapatkan adalah benar

adanya bahwa ia sudah beribadah di Gereja aliran Pentakosta yaitu Gereja Bethel

Indonesia Rock Tual. Alasannya karena ia mendapatkan pengajaran yang banyak

ketika beribadah disana, sehingga membuat imannya bertumbuh, merasakan

Tuhan itu nyata dan benar-benar ada, serta banyak hal lainnya.6

Menurut penulis perpindahan pemuda ini penting, melihat dari dua hal

yakni gereja dan pemudanya. Gereja sebagai tubuh Kristus harus menyadari

tugasnya sebagai tempat atau sarana Tuhan dalam memberikan mandat

pendidikan. Mengajarkan mengenai apa yang dipesankan Tuhan kepada umatnya

(band. Mat. 28:20),7 sehingga memungkinkan pertumbuhan anggota secara

pribadi maupun jemaat secara bersama-sama dalam penghayatan akan iman

Kristen termasuk di dalamnya pemuda-pemudi gereja. Hal ini jelas dilihat dalam

surat Paulus kepada jemaat di Efesus. Paulus menulis bahwa Allah sendiri yang

memberikan penjabat-pejabat di dalam gereja termasuk pengajar-pengajar untuk

melakukan pelayanan untuk menumbuhkan iman tiap anggota secara bersama-

sama (Ef. 4:11-16). 8

Pemuda dianggap sebagai bagian integral gereja karena mereka

mempunyai peran untuk memperbaharui bagian–bagian dalam gereja. Pemuda

juga yang akan menjadi penerus untuk meneruskan cita-cita dan perjuangan

generasi sebelumnya di dalam gereja. Maka gereja mempunyai tanggung jawab

besar dalam memperhatikan pemuda-pemudinya sesuai dengan kebutuhan

perkembangan pemuda. Melihat dari perkembangan kognitif, perkembangan

moral/etika, perkembangan ego, maupun perkembangan iman yang berbeda

6 Wawancara via telepon genggam dengan L L, Hari Kamis 25 Februari 2016, Pukul

16:47 WIB. 7 Mat. 28: 20 yaitu “ dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah

Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir

zaman.” 8 Daniel Nuhamara, Pembimbing Pendidikan Agama Kristen (Bandung: Jurnal Info

Media, 2007), 68-69.

Page 15: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

3

dengan kategori lainnya,9 sehingga dapat mempersiapkan pemuda-pemudi untuk

menyadari tanggung jawab pada gerejanya saat ini. 10

Melihat fenomena pemuda-pemudi yang berpindah gereja ini, penulis

tertarik untuk menulis artikel penelitian tentang faktor-faktor penyebab

perpindahan anggota Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku yang memilih

aktif dalam ibadah di gereja lain yakni Gereja Bethel Indonesia Rock Tual.

Berkaitan dengan fenomena ini, penulis menemukan adanya kesamaan penulisan

dengan Imelda Marsinta Dimu dalam skripsinya tahun 2013 tentang “Analisis

Pastoral Dan Faktor-Faktor Penyebab Jemaat Pindah Gereja”. Ia menuliskan

bahwa faktor-faktor penyebab warga jemaat pindah gereja adalah karena

ketidakpuasan warga jemaat dengan pelayanan yang dilakukan oleh pihak gereja

(Pendeta dan Majelis Jemaat) dan juga faktor ekonomi.11

Perbedaannya ada pada

fokus penulisan artikel ini diarahkan pada kategori pemuda dan keaktifannya,

sehingga pemuda yang akan penulis jadikan narasumber. Ada yang sudah resmi

keluar dari Gereja Protestan Maluku dan mungkin ada yang belum. Pemuda yang

belum ini, sudah tidak aktif dalam ibadah maupun kegiatan yang dilaksanakan di

Gereja Prostestan Maluku atau Angkatan Mudanya dan berpindah aktif di Gereja

Bethel Indonesia Rock Tual.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan

penulis lihat dan temukan adalah apa yang menjadi faktor-faktor penyebab

perpindahan keaktifan anggota AM-GPM ke GBI Rock Tual? Dengan tujuan

mendeskripsikan faktor-faktor penyebab perpindahan keaktifan anggota AM-

GPM ke GBI Rock Tual.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian pendekatan

kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk mengeksplorasi dan memahami

9 Dien Sumiyatingsih, Mengajar Dengan Kreatif Dan Menarik (Yogyakarta: ANDI,

2006), 129-132. 10

Drientje Dalegi, “Faktor-Faktor Penyebab Terhentinya Kegiatan Gerakan Pemuda

GPIB Tamansari Salatiga” (S. Th, Skripsi., Universitas Kristen Satya Wacana, 1993), 11-19. 11

Imelda Marsinta Dimu, “Analisis Pastoral Dan Faktor-Faktor Penyebab Jemaat Pindah

Gereja – Kajian Kasus Jemaat GKS Nggongi di Sumba Timur,” (Skripsi, Universitas Kristen

Satya Wacana, 2013), 27-45.

Page 16: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

4

suatu gejala tertentu dengan wawancara.12

Teknik pengumpulan data yang dipakai

dalam penelitian ini adalah wawancara, Focus Group Discussion (FGD), dan

observasi. Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung untuk memperoleh keterangan sesuai tujuan penelitian dengan atau

tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.13

Focus Group Discussion

(FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah adalah salah satu teknik dalam

mengumpulkan data kualitatif; dimana sekelompok orang berdiskusi dengan

pengarahan dari seorang fasilitator atau moderator mengenai suatu topik yang

banyak digunakan, khususnya oleh pembuat keputusan atau peneliti.14

Observasi

atau pengamatan yakni mengikuti secara langsung ibadah atau kegiatan lain yang

dilakukan oleh GBI Rock Tual.

Penulis menggunakan metode penelitian diatas karena dapat

mengumpulkan data atau informasi secara aktual dan terperinci yang diungkapkan

apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan, serta relatif cepat

selesai dan lebih murah. Sehingga dapat mengidentifikasikan masalah, membuat

perbandingan atau evaluasi secara langsung terhadap perbedaan yang ditemukan

berdasarkan hasil observasi serta mempermudah pengambil keputusan. Penelitian

akan dilakukan di Gereja Bethel Indonesia Rock Tual dan Gereja Protestan

Maluku. Dalam penelitian ini, informan yang akan penulis wawancarai dan

bersama melakukan Focus Group Discussion (FGD) adalah 5-7 pemuda-pemudi

GBI Rock Tual yang sebelumnya berasal dari AM-GPM.

Konversi Agama

Pengertian Konversi Agama

Konversi agama merupakan istilah yang pada umumnya diberikan untuk

proses seseorang menerima sikap keagamaan, proses ini bisa terjadi secara

berangsur-angsur atau secara tiba-tiba. Mencakup perubahan keyakinan terhadap

12 Raco Via John Creswell, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, Dan

Keunggulannya (Jakarta: PT. Widya sari Indonesia, 2010), 9.

13

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2010 ), 138-140. 14

Astridya Paramita dan Lusi Kristiana, “TEKNIK FOCUS GROUP DISCUSSION

DALAM PENELITIAN KUALITATIF,” Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 2

(April 2013): 117–118, diakses 14 Februari, 2016.

http://oaji.net/articles/2015/820-1444709885.pdf

Page 17: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

5

beberapa persoalan agama yang dibarengi dengan berbagai perubahan dalam

motivasi terhadap perilaku dan reaksi terhadap lingkungan sosial.15

Konversi

agama menurut etimologi konversi berasal dari kata Latin“Conversio” yang

berarti: tobat, pindah, dan berubah (agama). Selanjutnya, kata tersebut dipakai

dalam kata Inggris “Conversion” yang mengandung pengertian: berubah dari

suatu keadaan atau dari suatu agama ke agama lain (change from one state, or

from one religion, to another). Berdasarkan kata-kata tersebut dapat diartikan

bahwa konversi agama mengandung pengertian: bertobat, berubah agama,

berbalik pendirian terhadap ajaran agama atau masuk ke dalam agama.16

Pengertian konversi agama juga dapat dilihat dari beberapa tokoh antara

lain: Max Heirich mengatakan bahwa konversi agama adalah suatu tindakan di

mana seseorang atau sekelompok orang masuk atau berpindah ke suatu sistem

kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya.

William James mengatakan bahwa konversi agama merupakan suatu perubahan

untuk menerima kesukaan, untuk menjalani pengalaman beragama, untuk

mendapatkan kepastian terhadap suatu kepercayaan atau keagamaan dan

dilakukan secara sadar, berangsur-angsur atau tiba-tiba.17

Walter Houston Clork dalam The Psychology of Religion memberikan

pengertian konversi sebagai pertumbuhan atau perkembangan spiritual yang

mengandung perubahan arah yang cukup berarti dalam sikap terhadap ajaran dan

tindakan agama.18

Raymond F. Paloutzian dalam bukunya Religious Conversion

and Spiritual Transformation A Meaning-System Analysis menyatakan bahwa

konversi agama dan spiritual yang terjadi pada seseorang akibat perbedaan yang

terjadi dalam kehidupan dan ada keraguan di dalam diri seseorang baik mengenai

nilai-nilai, atau ajaran dalam agama yang dianutnya. Sehingga akhirnya

membangun sistem makna baru dan perubahan yakni proses perpindahan agama.19

Maka dapat disimpulkan bahwa konversi agama merupakan perubahan atau

15

Roberth H. Thouless diterjemahkan Machnun Husein, Pengantar Psikologi Agama,

(Jakarta: Rajawali, 1992), 189. 16

Jalaluddin, Psikologi Agama-Memahami Perilaku Keagamaan Dengan

Mengaplikasikan prinsip-prinsip Psikologi.( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), 361. 17

Jalaluddin, Psikologi Agama, 362. 18

Sururin, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), 104. 19

James M. Nelson,. “Psychology, Religion, and Spirituality”. (USA: Departmentof

Psychology, 2009), 136.

Page 18: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

6

perpindahan agama atau kepercayaan seseorang secara sadar terhadap agama atau

kepercayaan yang dianutnya karena ketidakpuasan di dalam dirinya.

Ketidakpuasaan ini berhubungan dengan kondisi kejiwaan (psikologi) seseorang,

sehingga dapat terjadi secara berproses atau secara mendadak. Perubahan tersebut

tidak hanya berlaku bagi pemindahan kepercayaan dari satu agama ke agama lain,

akan tetapi juga termasuk perubahan pandangan terhadap agama yang dianutnya

sendiri.20

Faktor-Faktor Konversi Agama

William James dalam bukunya The Varieties of Religious Experience dan

Max Heirich dalam bukunya Change of Heart menguraikan faktor-faktor yang

mendorong terjadinya konversi agama menurut para ahli antara lain: Menurut para

ahli agama, yang menjadi faktor pendorong terjadinya konversi agama adalah

petunjuk Illahi. Petunjuk Ilahi dipercayai sebagai sesuatu yang supernatural, yang

berperan secara dominan dalam proses terjadinya konversi agama pada diri

seseorang atau kelompok.

Menurut para ahli sosiologi, bahwa yang menyebabkan terjadinya

konversi agama adalah pengaruh sosial. Pengaruh sosial yang mendorong

terjadinya konversi itu adalah pengaruh hubungan antar pribadi baik pergaulan

yang bersifat keagamaan maupun non-agama (kesenian, ilmu pengetahuan

ataupun bidang kebudayaan), pengaruh kebiasaan yang rutin, pengaruh anjuran

atau propaganda dari orang-orang yang dekat, misalnya: karib, keluarga, dan

famili, pengaruh pemimpin keagamaan, pengaruh perkumpulan berdasarkan hobi,

dan pengaruh kekuasaan pemimpin.21

Menurut para ahli psikolog, yang menjadi pendorong terjadinya konversi

agama adalah faktor psikologis yang ditimbulkan oleh faktor intern maupun

ekstern yang menimbulkan gejala tekanan batin, yang kemudian akan terdorong

untuk mencari jalan keluar yaitu ketenangan batin.22

Yang dapat dikategorikan

sebagai faktor intern antara lain: kepribadian, dimana secara psikologis tipe

kepribadian tertentu akan mempengaruhi kehidupan jiwa seseorang. Sedangkan

20

Ramayulis, Psikologi Agama (Jakarta: Klam Mulia, 2007 ), 79. 21

Max Heinrich, Change Of Heart: A Test of Some Widely Theories about Religious

Conversion, dlm. American Journal Of Sociologi, Vol. 83, No. 3, 667. 22

Ramayulis, Psikologi Agama. 80.

Page 19: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

7

yang termasuk dalam faktor ekstern antara lain: faktor keluarga, kerekatan

keluarga, ketidakserasian, berlainan agama, kesepian, kesulitan seksual, kurang

mendapatkan pengakuan kaum kerabat, serta faktor lingkungan tempat tinggal.

Dimana yang termasuk dalam faktor ini adalah ketersaingan dari tempat tinggal

atau tersingkir dari kehidupan di suatu tempat yang menyebabkan seseorang

hidupnya sebatang kara. Perubahan status yang dimaksud dapat disebabkan oleh

berbagai macam persoalan, seperti: perceraian, keluar dari sekolah atau

perkumpulan dan lain sebagainya. Dan kemiskinan, dimana masyarakat awam

yang miskin cenderung untuk memeluk agama yang menjanjikan dunia yang lebih

baik.23

Menurut para ahli pendidikan, konversi agama dipengaruhi oleh kondisi

pendidikan. Penelitian ilmu sosial menampilkan data dan berargumen bahwa

suasana pendidikan ikut mempengaruhi konversi agama. Walaupun belum dapat

dikumpulkan data secara pasti tentang pengaruh lembaga pendidikan terhadap

konversi agama namun berdirinya sekolah-sekolah yang bernaung dibawah

yayasan agama tentu mempunyai tujuan keagamaan pula.24

Maka dapat

disimpulkan bahwa seseorang yang melakukan konversi agama didorong oleh

faktor-faktor yang berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Di dalam

dirinya berupa faktor petunjuk ilahi dan kepribadian (jiwa). Sedangkan di luar

dirinya berupa faktor lingkungan tempat tinggal dan pengaruh interaksi sosial.

Proses Konversi Agama

Proses konversi yang dilalui oleh orang-orang yang mengalami konversi,

berbeda antara satu dengan lainnya, selain sebab yang mendorongnya dan

bermacam pula tingkatnya, ada yang dangkal, sekedar untuk dirinya saja dan ada

pula yang mendalam, disertai dengan kegiatan agama yang sangat menonjol

sampai kepada perjuangan mati-matian. Ada yang terjadi dalam sekejap mata dan

ada pula yang berangsur-angsur.25

Untuk itu diperlukan model-model tingkatan

yang dikemukan oleh Lewis R. Rambo di dalam bukunya Understanding

23

Sururin, Ilmu Jiwa,107-109. 24

Jalaluddin, Psikologi Agama,367. 25

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: bulan bintang, 1996), 139-140.

Page 20: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

8

Religious Conversion yang menggambarkan secara sistematis proses terjadinya

konversi agama.26

Model bertingkat (Stage Model) yang dikemukakan oleh Lewis terbagi

atas dua yaitu sequential stage model (model bertingkat yang berurutan) dan

Model yang kedua, systemic stage model (model tingkatan sistemik).

Keduanya, sama-sama mempunyai tujuh tingkatan yakni konteks, krisis,

pencarian, pertemuan, interaksi, komitmen dan konsekuensi. 27

Perbedaan terdapat

pada kemutlakan tingkatannya. Dalam sequential stage model (model bertingkat

yang berurutan), tujuh tingkatan yang sudah dipaparkan adalah mutlak tidak bisa

berubah posisinya dari konteks-konsekuensi. Sedangkan dalam systemic stage

model (model tingkatan sistemik), ketujuh unsur tersebut tidak mutlak berada

pada tingkatannya. Dalam model ini terdapat satu unsur yang menjadi pusat

penyebab dari proses konversi agama, namun yang menjadi pusat tersebut tidak

menjadi hal yang mutlak. Ketujuh unsur dapat berpindah-pindah tingkatan dan

saling terkait.28

Ketujuh urutan, tingkatan, tahapan model tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Konteks

Konteks membentuk kealamian, struktur, serta proses konversi. John Gration

menguraikan/menjelaskan demikian: ”di dalam suatu pendirian yang sangat (kuat)

setiap konversi ada di dalam konteks, sebuah konteks yang memiliki berbagai

macam segi, merangkum bidang politik, sosial, ekonomi, serta keagamaan di

dalam sebuah kehidupan seseorang di saat dirinya berkonversi. Jadi apapun

pengertian konversi, dia tidak pernah mengambil tempat di luar sebuah konteks

sosial, kebudayaan, keagamaan, serta pribadi. Pada tingkat ini dibagi kedalam dua

bagian yakni Macrocontext dan Microcontext. Makrokonteks mengarah kepada

lingkungan total, misalnya meliputi berbagai elemen seperti sistem-sitem politik,

keagamaan, organisasi-organisasi, keterkaitan berbagai pemikiran ekologis,

berbagai kerja sama antar bangsa, serta sistem-sitem ekonomi. Sedangkan

Mikrokonteks menyangkut dunia yang lebih dekat dari sebuah keluarga

26 Lewis R. Rambo, Understanding Religious (London: Yale Univercity Press, 1993), 7-

11

27 Rambo, Understanding Religius Conversion,16.

28

Rambo, Understanding Religius Conversion,17-18.

Page 21: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

9

seseorang, para sahabat, kelompok etnik, komunitas keagamaan, serta orang-

orang yang berada di sekitarnya.29

2. Krisis

Di dalam tingkat ini, terdapat dua pokok isu dasar erat dalam sebuah diskusi

terhadap krisis. Pertama adalah pentingnya isu-isu kontekstual, dan yang kedua

adalah kadar keaktifan ataupun kepasifan dari orang yang beralih keyakinan

kepercayaannya atau konversi.30

Dalam pemaparan mengenai sifat dasar krisis,

banyak literatur yang menekankan pada disintegrasi sosial, penindasan politik,

atau juga sebuah peristiwa dramatis. Krisis juga memiliki sifat dasar lainya, yakni

mampu membimbing seseorang kepada hal yang bukan dramatis, memberikan

respon yang sangat kuat untuk mengakui kesalahan atau dosa dan pada akhirnya

melakukan sesuatu perubahan. Sifat dasar dari krisis tersebut akan berlainan

antara orang yang satu dengan yang lain dan dari situasi yang satu ke situasi yang

lainnya. Krisis yang dihadapi oleh seseorang dapat ditimbulkan oleh berbagai

sebab, antara lain: pengalaman mistik, pengalaman yang terjadi ketika mendekati

kematian, sakit penyakit dan proses mengobati, perasaan dan persepsi bahwa

hidup harus memiliki arti dan tujuan, keinginan manusia yang selalu ingin lebih,

mengubah keadaan pikiran atau perasaan agar berada pada keadaan yang sadar

(karena pengaruh obat-obatan terlarang), kepribadian seseorang yang mudah

menyesuaikan diri dalam berbagai lapangan pekerjaan, patologi (terlalu sering

melakukan analisis terhadap psikis orang lain), pengingkaran atas agama, prinsip,

tujuan, tatanan moral, dan stimulus yang berasal dari luar seperti lingkungan dan

kebudayaan, aktivitas penginjilan.31

3. Pencarian

Pencarian merupakan hal yang dilakukan oleh manusia secara terus menerus

di dalam proses kontruksi dan merekontruksi dunianya supaya menghasilkan arti

dan makna, memelihara keseimbangan fisik, serta menjamin secara terus-

menerus.32

Dalam hal ini pelaku konversi menjadi pelaku agen aktif, karena

mereka dapat mencari kepercayaan-kepercayaan, kelompok-kelompok, dan

29

Rambo, Understanding Religius Conversion, 20-22. 30

Rambo, Understanding Religius Conversion, 44-45. 31

Rambo, Understanding Religius Conversion ,46-54. 32

Rambo, Understanding Religius Conversion, 56.

Page 22: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

10

organisasi-organisasi yang menyediakan apa yang mereka butuhkan. Pencarian

tersebut dapat terjadi karena tersedianya struktur yang di dalamnya seseorang

dapat bergerak dari emosi, intelektual, lembaga-lembaga agama, komitmen-

komiten, kewajiban-kewajiban sebelumnya menuju pilihan yang baru. Ketika

seseorang melakukan pencarian-pencarian tersebut, tentunya terdapat motivasi

yang memperkuatnya dalam mencapai kebutuhan-kebutuhannya, baik itu motivasi

resolusi konflik, gambaran kesalahan, atau tekanan dalam keluarga.33

4. Pertemuan/Perjumpaan

Perjumpaan yang dimaksud oleh Lewis dalam tingkatan ini adalah

berjumpanya sang pendorong (misionaris/orang Kristen) dengan pelaku konversi

agama. Di mana perjumpaan terjadi pada tempat atau konteks tertentu. Di dalam

setiap perjumpaan antara sang pendorong dengan orang yang berkonversi secara

potensial, hal yang nyata dari itu adalah terjadinya saling mempengaruhi diantara

mereka. Dalam proses perjumpaan, terdapat tahapan-tahapan yang perlu

dilakukan oleh pelaku konversi yakni melihat kebutuhan-kebutuhan afektif,

intelektual, kognitif, dan advokasi.34

Kemudian strategi sang pendorong juga

penting berhubungan dengan jangkauan, tujuan-tujuan, dan metode-metode

konversi yang penting (dalam) membentuk taktik-taktik sang pendorong maupun

pengalaman orang yang berkonversi.35

Hasil dari perjumpaan tersebut terdapat

sebuah penolakan total dan dapat juga terjadi penerimaan yang lengkap pada

orang lain.36

5. Interaksi

Dalam tingkatan interaksi, menjadi salah satu potensi dari pelaku konversi

untuk menyambung hubungan dan menjadi lebih terlibat, atau mereka yang

bekerja sebagai penyokong akan meneruskan interaksi yang terdapat

kemungkinan-kemungkinan yang layak untuk diperluas.37

Seorang ahli sosiologi

mengemukakan proses enkapsulasi yang menciptakan suatu lingkungan yang di

dalamnya terdapat elemen penting sekali dalam operasi konversi. Proses tersebut

mencakup empat elemen atau dimensi, yakni: 1) Hubungan-hubungan, yang di

33

Rambo, Understanding Religius Conversion, 56-63. 34

Rambo, Understanding Religius Conversion, 67. 35

Rambo, Understanding Religius Conversion, 76. 36

Rambo, Understanding Religius Conversion, 87. 37

Rambo, Understanding Religious,102-108.

Page 23: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

11

dalamnya mampu menciptakan dan menggabungkan ikatan-ikatan emosi ke dalam

kelompok dan realitas perspektif baru hari demi hari, 2) Ritual, menyediakan

penggabungan mode-mode yang sedang diperkenalkan dengan dan hubungan

kepada jalan hidup yang baru, 3) Kepandaian berbicara, menyediakan suatu

sistem penerjemah yang dapat memberikan berupa sumbangan petunjuk dan

pengertian kepada orang yang melakukan konversi, 4) Melalui peran, dapat

menggabungkan keterlibatan seseorang dengan memberikannya suatu misi khusus

untuk dapat diselesaikan.38

6. Komitmen

Komitmen merupakan bagian dari proses konversi yang perlu dilakukan oleh

pelaku konversi setelah melakukan interaksi yang intensif dengan kelompok

agama yang baru. Ketika interaksi tersebut dilakukan, maka pelaku konversi akan

membuat pilihan dengan komitmen. Komitmen seseorang biasa ditunjukan

dengan menjalankan ritual agama yang baru. Komitmen tersebut dikenal dengan

sebutan komitmen ritual, seperti: baptis dan kesaksian.39

Di dalam tingkat ini

terdapat lima elemen yang melingkupi: membuat keputusan, ritual-ritual,

penyerahan, manifestasi kesaksian yang terkandung di dalam perubahan bahasa

dan rekontruksi biografi, dan perumusan kembali motivasi.40

7. Konsekuensi

Ketika seseorang atau kelompok memutuskan untuk melakukan konversi

agama, tentunya telah banyak hal-hal yang dipertimbangkan, termasuk akibat atau

yang dalam tingkatan bagian ini disebut sebagai konsekuensi. Rambo

mengemukakan lima pendekatan untuk menjelaskan tentang konsekuensi-

konsekuensi, antara lain: peran bias pribadi dalam penilaian, observasi-observasi

umum, lebih mendalam terkait dengan konsekuensi-konsekuensi sosial budaya

dan historis, konsekuensi psikologi, dan konsekuensi teologi.41

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua model bertingkat ini sebenarnya lebih

tertuju pada proses perubahan yang terjadi setiap waktu, yang menunjukan suatu

proses rangkaian yang saling terhubung dan mengikat satu dengan yang lainnya.

38

Rambo, Understanding Religius Conversion,107-108. 39

Rambo, Understanding Religius Conversion ,124. 40

Rambo, Understanding Religius Conversion, 125-140. 41

Rambo, Understanding Religius Conversion, 142.

Page 24: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

12

Sehingga bisa saja proses yang terjadi pada pemuda-pemudi yang berkonversi ini

sama persis seperti ketujuh urutan ini ataupun berbeda dalam urutan. Mengingat

bahwa faktor-faktor yang dirasakan seseorang berbeda-beda berdasarkan

permasalahan dan kebutuhannya.

Perpindahan Keaktifan Anggota AM-GPM ke GBI Rock Tual

Sejarah singkat AM-GPM dan Ibadahnya

Gereja Protestan Maluku (GPM) adalah salah satu gereja di Indonesia

yang mengaku berpedoman pada ajaran Johannes Calvin dari Perancis (1509-

1564), sehingga disebut sebagai gereja dengan aliran Calvinis.42

GPM pada

tanggal 27 Maret 1933 mendirikan sebuah organisasi yang bernama Angkatan

Muda Gereja Protestan Maluku (AM-GPM) untuk waktu yang tidak ditentukan

lamanya, dan tetap berkordinasi dengan GPM. AM-GPM digerakan oleh motonya

yaitu “Kamu adalah Garam dan Terang Dunia (Matius 5:13a dan 14a )”.43

Medan

pelayanan AM-GPM meliputi seluruh wilayah pelayanan GPM yang berada di

Provinsi Maluku dan Maluku Utara44

dengan struktur yang bertingkat dari atas ke

bawah. Dimulai dari Pengurus Besar, Pengurus Daerah, Pengurus Cabang, dan

Pengurus Ranting.45

Pengurus-pengurus ini nantinya akan melakukan

musyawarah terhadap program-program dan kegiatan-kegiatan yang akan

dikeluarkan dan dijalankan untuk seluruh anggota AM-GPM di setiap Klasis dan

jemaat di Maluku. Target dari musyawarah adalah ranting-ranting yang

merupakan bagian terkecil dari struktur organisasi AM-GPM, sehingga wujud

42 Aritonang, Berbagai Aliran, 52.

43 Anggaran Dasar Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku, Bab V (Moto), pasal 8, (di

Ambon, tahun 2010). 44

Anggaran Dasar Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku, Bab I (Nama, Waktu,

Wilayah, dan Kedudukan) pasal 1, 2, 3, dan 4 (di Ambon, tahun 2010). 45

Anggaran Dasar Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku, Bab IX (Alat-Alat

Kelengkapan), pasal 14, (di Ambon, tahun 2010).

Page 25: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

13

pelayanan AM-GPM biasanya dapat terlihat dalam ibadah dan kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan di ranting-ranting.46

AM-GPM yang adalah anak kandung GPM mempunyai tata ibadah

hampir sama dengan tata ibadah GPM, yang berpedoman pada ajaran Calvinis

yakni berpusat pada pemberitaan Firman atau khotbah. Berdasarkan ajaran

Calvin, ibadah dan tata ibadah berkaitan erat bahkan merupakan satu kesatuan

dengan pokok-pokok ajaran gereja, sehingga harus disusun dan diselanggarakan

dengan baik. Itu sebabnya tata ibadah yang ditemukan di GPM maupun di AM-

GPM sudah disusun di dalam satu buku selama beberapa tahun. Ciri-ciri

ibadahnya sebagai berikut: khotbah mempunyai fungsi pengajaran, doa dan

nyanyian yang diatur untuk mempertegas pokok-pokok dasar ajaran iman gereja

seperti pengakuan dosa, berita pengampunan, petunjuk hidup baru, dan pengakuan

akan kedaulatan Allah. Serta erilaku yang tertib dan suasana yang disiplin juga

menjadi hal yang penting di dalam ibadah.47

Ciri-ciri ibadah ini penulis temukan dalam ibadah AM-GPM. Khotbah

yang menjadi pusat ibadah sudah dibuat khusus dari sinode dalam buku LPJ-GPM

(Lembaga Pembinaan Jemaat) selama tiga bulan. Nyanyian berkisar pada Kidung

Jemaat (KJ), Pelengkap Kidung (PKJ), Nyanyian Rohani atau Nyayian GPM,

seperti dulu pada masa Calvin yang dipakai hanya Nyanyian Mazmur.48

Perilaku

tertib dan suasana disiplin masih tetap ditekankan di dalam ibadah AM-GPM.

Jadi, ibadah harus dengan suasana tenang dan khusyuk, sehingga tidak

membutuhkan alat musik (kalau ada hanya gitar atau piano) dalam nyanyian.

Pokok-pokok dasar ajaran iman gereja seperti diatas jelas terlihat ketika

menggunakan liturgi AM-GPM. Namun berdasakan observasi, akhir-akhir ini

AM-GPM sudah jarang menggunakan liturgi wajib tersebut. Sehingga rumpun

ibadah yang dipakai diluar liturgi adalah sebagai berikut: 1) Menghadap Tuhan:

nyanyian dan doa pembukaan, 2) Pelayanan Firman: nyanyian, doa Firman dan

Pelayanan Firman (Renungan), dan nyanyian perenungan Firman, 3) Pengucapan

Syukur: doa syafaat yang umumnya berisi ungkapan syukur, pergumulan AM-

46 Anggaran Dasar Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku, Bab VII (pasal 12), Bab IX

(pasal 14), dan Bab X (pasal 15).

47

Aritonang, Berbagai Aliran, 75-76.

48

Aritonang, Berbagai Aliran, 77.

Page 26: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

14

GPM, pengurus dan anggotanya, 4) Pengutusan: berkat dan nanyian mengakhiri

ibadah.49

Dengan demikian, diketahui bahwa AM-GPM adalah organisasi yang

mempunyai tujuan yang jelas yakni mengembangkan anak muda GPM dengan

motonya menjadi garam dan terang dunia. Sebagai organisasi, AM-GPM

mempunyai struktur yang bertingkat dan mengikat sesuai dengan prosedur dari

atas ke bawah dalam pengambilan keputusan (musyawarah) maupun pelaksanaan

program kerja. Corak dari aliran Calvinis menjadikan pelayanan ibadah AM-GPM

menjadi baku dan terikat karena berfokus kepada tata ibadah dalam buku liturgi

AM-GPM, nyanyian KJ, PKJ dan lain-lain, serta khotbah yang ada dalam buku

LPJ-GPM.

Pemuda GBI ROCK dan Ibadahnya

Gereja Bethel Indonesia Jemaat Rock (GBI Rock) adalah Gereja Lokal

yang berada dibawah Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI). GBI merupakan

suatu kelompok atau sinode gereja Kristen Protestan di Indonesia yang bernaung

di bawah Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Selain PGI, GBI juga

merupakan anggota dari Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia

(PGPI).50

GBI Rock tersebar hampir di seluruh Indonesia dan salah satunya

berada di Jl. Dihir, Kepulauan Kei Kecil, Kota Tual, Provinsi Maluku. GBI Rock

di Kota Tual mempunyai persekutuan untuk anak muda yang disebut Youth GBI

Rock. ROCK kepanjangannya adalah Representatives of Christ’s Kingdom.

Kepanjangan ini dijadikan visi untuk semua persekutuan ibadah dan jemaatnya.

Jadi, visi Youth GBI Rock adalah menjadi perwakilan Kerajaan Kristus dengan

tiga penekanan yaitu Harmonious (Esa), Victorious (Jaya), dan Glorious (Mulia).

51 Sedangkan Visi Youth GBI Rock yaitu: Exalting the Lord (Meninggikan

Tuhan), Building Messianic People (Membangun Masyarakat Mesianik), dan

Extending the Kingdom (Memperluas Kerajaan Allah).52

Visi dan misi ini menjadi

49 Observasi dalam ibadah ranting cabang Irene, Kei Kecil, Tual.

50

“Rock Ministry Soe”, dalam WordPress.com, diakses Sabtu 11 Februari 2017,

https://gbirocksoe.wordpress.com/tentang-kami/ 51

Hasil wawancara dengan pengurus Youth GBI ROCK Tual (Ketua dan Bidang

Koordinasi Pelayanan) di Gedung GBI ROCK Tual, pada hari Sabtu, 07 Januari 2017. 52

Hasil wawancara dengan pengurus Youth GBI ROCK Tual, pada hari Sabtu, 7 Januari

2017.

Page 27: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

15

patokan sebagai jemaat maupun anggota Youth GBI ROCK secara keseluruhan,

yang berlaku dari pusat sampai ke daerah-daerah termasuk di kota Tual.

GBI Rock Tual termasuk di dalamnya persekutuan Youth yang beraras di

bawah nauangan PGPI, mempunyai tata ibadah yang tidak rinci dan baku, serta

nas dan tema khotbah yang fleksibel (tidak perlu ditetapakan) karena dianggap

menghambat pekerjaan Roh Kudus. Walaupun tidak mempunyai tata ibadah yang

baku, tetapi tetap ada semacam pola dan unsur-unsur yang umum, yaitu: doa

pembuka, nyanyian jemaat, doa lanjutan, nyanyian khusus, khotbah, dan

pelayanan altar (altar service; altar calling). Contoh pelayanan altar adalah

memberi kesempatan untuk jemaat mengungkapkan pertobatan ataupun kesediaan

dipanggil menjadi pelayan, ataupun menerima Baptisan Roh.53

Penghayatan

ibadah secara keseluruhan difokuskan pada pujian (nyanyian) kepada Tuhan

Yesus Kristus.54

Tata ibadah diatas, penulis temukan ketika melakukan observasi dalam

ibadah youth GBI Rock Tual. Doa pembuka dan nyanyian jemaat dipandu oleh

pemimpin pujian, dibantu oleh singers, dan pemain musik (tim musik). Doa

lanjutan, nyanyian khusus (masih tetap dibantu oleh tim musik), khotbah, dan

pelayanan altar dipandu oleh Pelayan Firman. Pelayanan altar yang penulis

dapatkan adalah kesaksian tentang kehidupan bersama Tuhan oleh satu atau dua

orang pemuda-pemudi yang ingin berbagi. Penulis juga menemukan bahwa,

Ibadah youth GBI ROCK Tual terwujud dalam bentuk ibadah yang gemerlap

karena musik full band dan nyanyian Rohani modern dan ekspresi sukacita oleh

semua peserta ibadah. Ekspresi sukacita diwujudkan dengan bertepung tangan dan

melompat atau sebaliknya menangis, atau sesuai dengan yang dirasakan. 55

Dengan demikian, maka diketahui bahwa youth GBI ROCK adalah anak

dari GBI dibawah aras aliran Pentakosta. Visinya yang menekankan tentang

kesucian dan misi meninggikan Tuhan diwujudkan dalam penghayatan ibadah

yang berfokus kepada pujian penyembahan kepada Tuhan Yesus Kristus.

Walaupun tata ibadah yang mereka punya tidak baku, namun pujian (nyanyian)

53 Aritonang, Berbagai Aliran, 192.

54

“Informasi mengenai gerakan/gereja (neo-)kharismatik oleh SC Hubungan

Kharismatik gereja-gereja di Indonesia”, dalam blog Kharismatik-Indonesia, diakses 11 Februari

2017. http://kharismatik-indonesia.blogspot.co.id/2012/11/kesimpulan-dialog-teologi_4.html 55

Obeservasi Langsung dalam ibadah youth di GBI ROCK TUAL, Sabtu 07 Januari 2016

Page 28: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

16

penyembahan ini dapat membangun semangat dalam penghayatan pribadi tiap

orang kepada Tuhan.

Fenomena Konversi di AM-GPM

Tabel 1: Data Konversi Anggota AM-GPM ke GBI ROCK Tual.56

No Inisial Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Waktu konversi

1 K.E.U Laki-laki 27 thn Guru 2012

2 R.D.L Laki-laki 30 thn Pegawai Bank 2013

3 J.W Laki-laki 30 thn PNS 2014

4 E.H Laki-laki 32 thn Guru 2012

5 C.H Perempuan 27 thn Guru TK 2013

6 G.S Perempuan 33 thn Honorer 2012

7 E.R Perempuan 29 thn Pegawai Bank 2014

8 D.P.U Perempuan 28 thn PNS 2013

9 F.R Laki-laki 18 thn Siswa SMA 2014

10 J.S Laki-laki 18 thn Siswa SMA 2014

11 H.B Perempuan 29 thn Sek. Camat 2013

12 F.R Perempuan 26 thn Honorer 2014

13 A.M.P Perempuan 29 thn Dokter 2012

14 J.C.P Perempuan 27 thn PNS 2013

15 S.M Perempuan 21 thn Honorer 2015

16 M.M Perempuan 22 thn Honorer 2015

17 V.R Perempuan 23 thn Mahasiswa 2014

18 P.F.U Perempuan 16 thn Siswa SMA 2016

19 I.U Perempuan 23 thn Honorer 2012

20 S.L Perempuan 27 thn FullTimer 2013

21 W.L Perempuan 30 thn Guru 2012

22 L.L Perempuan 27 thn Perawat 2015

23 O.L Laki-Laki 31 thn PNS 2014

24 L.U Perempuan 25 thn Honorer 2015

25 V.K Perempuan 17 thn Siswa SMA 2014

26 I.L Perempuan 18 thn Siswa SMA 2016

27 G.L Laki-Laki 22 thn Honorer 2014

28 T.P Perempuan 21 thn Polwan 2016

29 J.B Laki-Laki 25 thn PNS 2016

30 S.R Perempuan 26 thn Dokter 2016

31 A Laki-Laki 18 thn Siswa SMA 2016

32 H.B Perempuan 27 thn Guru 2013

33 IL.U Perempuan 25 thn Pegawai Swasta 2015

34 C.P Laki-Laki 34 thn Dosen 2012

35 H.P.A Perempuan 19 thn Mahasiwa 2015

36 U.P Perempuan 19 thn Mahasiswa 2016

37 KLb Laki-Laki 19 thn Mahasiswa 2015

38 U.K Perempuan 30 thn Pegawai Bank 2012

56

Hasil wawancara langsung dengan pengurus youth GBI Rock Tual.

Page 29: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

17

Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa ada 38 anggota AM-GPM yang

telah melakukan konversi ke GBI Rock Tual. Dengan rata-rata usia sekitar 17-35

tahun, jenis pekerjaan yang bervariasi, dan waktu konversi yang berbeda-beda.

Dengan demikian, penulis kemudian melakukan Focus Group Discussion (FGD)

dengan 6 anggota youth GBI Rock Tual tentang faktor-faktor penyebab

perpindahan keaktifan mereka dari AM-GPM. Faktor-faktor perpindahan tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Faktor Ibadah

Faktor ibadah difokuskan pada tata ibadah, khotbah dan nyanyian yang

digunakan. Tata ibadah, khotbah dan nyanyian dalam ibadah di GPM, seperti

yang sudah dijelaskan sebelumnya yakni baku dan terikat karena sesuai dengan

buku-buku dari sinode.57

Akibatnya, mereka mengatakan bahwa:

“Khotbah atau renungan kadang tidak sesuai atau tidak mengena dengan

pergumulan kita secara pribadi.58

Mungkin karena tema maupun ayat

Alkitab sudah ditentukan, jadi tidak bisa diganti lagi sesuai dengan

pergumulan jemaatnya. Akhirnya, kita tidak menemukan aktualisasi dalam

penyampaian khotba, apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan sehari-

hari sebagai anak muda .59

Kadang juga, aktualisasi yang ditawarkan tidak

real atau mengambang karena tidak ada penekanan untuk dapat

dilakukan.60

Nyanyiannya juga hanya itu-itu saja, berkisar KJ, PKJ, NR,

dan Nyanyian GPM dan dinyanyikan tanpa alat musik. Otomatis, suasana

ibadah pun menjadi sangat tenang dan jujur itu sangat membosankan

untuk kita. Jadinya, bagi kita secara keseluruhan ibadah di GPM terlalu

monoton dan tidak dapat menumbuhkan iman dan spiritualitas kita kepada

Tuhan.61

Sedangkan, jauh berbeda dengan apa yang mereka temukan di GBI Rock

Tual. Khotbah atau renungannya terarah dan mudah dimengerti karena tema dan

ayat Alkitab tidak terikat dan dipilih sesuai kebutuhan jemaat.62

Nyanyian yang

berbeda tiap minggunya dengan menggunakan musik full. Sehingga, suasana yang

57

Kesimpulan hasil observasi dalam ibadah ranting cabang Irene, Kei Kecil, Tual.

58

Hasil Focus Group Discussion dengan G.S di GBI ROCK TUAL, pada hari Senin, 09

Januari 2017. 59

Hasil Focus Group Discussion dengan J.B di GBI ROCK TUAL, pada hari Senin, 09

Januari 2017. 60

Hasil Focus Group Discussion dengan E.H di GBI ROCK TUAL, pada hari Senin, 09

Januari 2017. 61

Hasil Focus Group Discussion dengan ke enam narasumber.

62 Hasil Focus Group Discussion dengan E.H dan L.L

Page 30: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

18

dihasilkan dari musik dan lirik tiap nyanyian dan juga khotbahnya sangat

menghanyutkan perasaan (bisa sukacita maupun sedih), memberikan semangat

dan sangat menginspirasi, serta bisa dijadikan jawaban terhadap pergumulan

hidup mereka.63

Dengan demikian, secara keseluruhan ditemukan perbedaan dari

keseluruhan ibadahnya yakni tata ibadah, khotbah dan nyanyiannya. GPM sangat

resmi karena baku dan harus sesuai dengan buku-buku dari Sinode. Sedangkan

GBI Rock Tual fleksibel mengikuti kebutuhan atau pergumulan jemaatnya.

Sehingga, pemuda-pemudi ini lebih merasakan iman dan sprititualitas mereka

bertumbuh dalam ibadah di GBI ROCK Tual bukan di GPM.64

2. Faktor Organisasi

Salah satu pemudi yang dulunya adalah seorang pengasuh atau guru SM

mengatakan bahwa:

AM-GPM terlalu memfokuskan diri sebagai sebuah organisasi. Sehingga

yang dipentingkan hanya rapat untuk membicarakan masalah sosial,

politik, dan lain-lain (sesuai dengan hasil Musyawarah Pimpinan

Paripurna Cabang). Sebaliknya mengabaikan hal yang paling penting

dalam sebuah organisasi gereja yaitu pertumbuhan iman dan spiritualitas

bagi anggotanya. Sikap ini ditunjukan dengan tidak memperhatikan

pelayanan ibadah khususnya tata ibadahnya, yang sama setiap waktu.

Padahal menurut saya, pelayanan ibadah merupakan sarana dan alat yang

tepat untuk mengajarkan tentang apa yang Tuhan kehendaki.65

3. Faktor Pemimpin Jemaat dan Jemaat

Pemimpin yang baik menentukan anggotanya, ini yang didapatkan oleh

seorang pemuda yang berkonversi. Di GBI Rock Tual, ia menemukan pemimpin

yang sangat menginspirasi anggotanya karena memberikan teladan nyata dalam

tutur kata, sikap dan perilaku yang sesuai dengan Firman Tuhan. Berbeda dengan

di GPM, kadang apa yang diucapkan di mimbar berbeda dengan perlakuannya

sehari-hari. 66

Bukan sikap dari pemimpin saja tetapi juga sesama jemaat yang

menentukan proses konversi. Ada empat hal yang ditemukan dari sikap jemaat di

AM-GPM, yaitu 1). Ibadah dijadikan sebagai tempat fashion, seperti yang

dikatakan oleh salah satu pemudi yaitu:

63 Hasil Focus Group Discussion dengan G.S.

64

Hasil Focus Group Discussion dengan ke enam narasumber.

65

Hasil Focus Group Discussion dengan G.S. 66

Hasil Focus Group Discussion dengan J.B

Page 31: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

19

Menurut saya, ibadah AM hanya merupakan ajang untuk menunjukan

penampilan seseorang. Semua peserta ibadah AM, seakan berlomba untuk

menggunakan pakaian yang bagus, trendi, sampai mewah dan mahal.

Sehingga, saya sering merasa tidak percaya diri untuk bergabung di dalam

ibadah. Seiring berjalannya waktu, saya akhirnya memutuskan untuk

berhenti mengikuti ibadah karena selalu memikirkan pakaian apa yang harus

digunakan bukannya fokus mencari Tuhan.67

2). Tidak ada kesadaran dari pribadi-pribadi jemaat karena tidak konsisten waktu

dalam ibadah, 68

3). Sikap dan perilaku jemaat yang sering hanya bermain-main

di dalam ibadah, 69

dan 4). Kebiasaan untuk membicarakan kekurangan orang

lain.70

Sedangkan di GBI Rock, mereka menemukan sikap jemaat yang berbeda.

Sikap ini dirasakan sendiri oleh kedua pemudi yang melakukan konversi. Mereka

mengatakan tentang sikap kerabat mereka (saudara dan teman) yang adalah

anggota GBI Rock yakni sebagai berikut:

Ketertarikan saya pertama kali kepada GBI Rock adalah ketika melihat

sikap hidup saudara saya yang tinggal serumah. Saudara saya ini adalah

orang yang penuh dengan kesabaran dalam menerima dan menghadapi

segala sesuatu di dalam hidupnya. Walaupun, ia sering mendapat cibiran

dan pandangan negatif dari orang lain. Ia hanya tetap tekun di dalam doa.

Alasan ini yang membuat saya akhirnya berpikir untuk ikut bergabung

dengan pesekutuan yang membentuk saudara saya ini.71

Awalnya, saya tertarik ke GBI Rock juga karena melihat seorang teman

laki-laki saya. Ia mempunyai sifat dan perilaku yang baik, yang berbeda

dengan teman laki-laki lain pada umumnya. Ia tidak merokok, tidak

minum minuman keras, selalu berbicara dengan sopan dan tidak pernah

bolos kuliah. Saya berpikir dan betanya-tanya apa yang menyebabkannya

seperti itu. Saya pun mencari tahu lebih dalam tentangnya dan

menemukan bahwa sikap dan perilakunya yang baik dibentuk dari

persekutuan youth GBI Rock.72

Ditambah juga, adanya relasi dan hubungan yang baik antar sesama

jemaat yang mereka rasakan ketika bergabung di dalam ibadah-ibadah GBI

Rock. Ketika pertama kali mengikuti ibadah di GBI Rock sebagai simpatisan,

67 Hasil Focus Group Discussion dengan D.P.U di GBI ROCK TUAL, pada hari Senin,

09 Januari 2017. 68

Hasil Focus Group Discussion dengan E.H. 69

Hasil Focus Group Discussion dengan J.B. 70

Hasil Focus Group Discussion dengan G.S. 71

Hasil Focus Group Discussion dengan G.S. 72

Hasil Focus Group Discussion dengan D.P.U.

Page 32: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

20

rata-rata mereka diterima dengan sangat baik oleh jemaat karena adanya sapaan

yang ramah. Sehingga rasa nyaman untuk ikut bergabung dalam persekutuan

juga semakin besar.73

Setelah bergabung, persekutuan juga sangat baik karena

sangat erat antara satu dengan yang lain serta ada dalam kebersamaan (seperti

keluarga). Sehingga sangat peka jika salah satu anggota mempunyai masalah.

Kepekaan saling ditunjukan dengan saling menopang di dalam doa.74

Mereka

juga diberikan kesempatan untuk berperan aktif di dalam ibadah dengan

berperan sebagai tim musik, tim doa, tim kolektan, tim aser (penerima tamu) dan

lain-lain.75

Dengan demikian, menurut penulis kertertarikan pemuda-pemudi

untuk berkonversi dilihat dari pemimpin jemaat dan jemaatnya yang mempunyai

sikap dan perilaku yang baik, memberikan teladan, menghargai ibadah sebagai

persekutuan dengan Tuhan, dan saling menerima.

4. Faktor Pelayanan

Faktor tidak mendapatkan pelayanan ini dirasakan oleh seorang pemudi

yang berkonversi.

Ketika ayah saya sakit dan membutuhkan pelayanan, tidak ada seorang

pun pelayan GPM yang datang mengunjungi. Malah pelayan di GBI Rock

yang datang mengunjungi dan memberikan pelayanan. Kejadian itu

memberikan kekecewaan dalam diri saya dan keluarga terhadap pelayan di

GPM dan menaruh keyakinan dan akhirnya memmberikan diri untuk

menaruh kepercayaan baru kepada GBI Rock.76

Jadi ada empat faktor yang penulis temukan yakni: faktor ibadah, organisasi,

pemimpin jemaat dan jemaat, serta pelayanan yang menyebabkan anggota AM-

GPM berkonversi atau berpindah keaktifan ke GBI Rock Tual.

Faktor-Faktor Perpindahan Keaktifan Anggota AM-GPM Ke GBI ROCK

Tual

Berdasarkan faktor-faktor yang penulis temukan sebelumnya, maka diketahui

bahwa pemuda-pemudi lebih mengunggulkan GBI Rock Tual dibandingkan

dengan GPM. Artinya secara sadar mereka telah membuat keputusan untuk

73

Hasil Focus Group Discussion dengan ke enam narasumber. 74

Hasil Focus Group Discussion dengan E.H dan K.U. 75

Hasil Focus Group Discussion dengan K.E.U. 76

Hasil Focus Group Discussion dengan D.P.U.

Page 33: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

21

mengubah arah pandang mereka terhadap gerejanya yang dulu (GPM) dan beralih

ke ajaran gereja yang baru (GBI ROCK Tual), serta bersedia untuk terlibat di

dalam hal yang baru karena adanya pengaruh baik yang dirasakan oleh mereka.77

Penulis melihat bahwa faktor-faktor ini dapat dijabarkan dalam tahapan-

tahapan seperti yang dikemukakan oleh Lewis R. Rambo di dalam bukunya

Understanding Religious Conversion tentang “model bertingkat (Stage Model),”

khususnya Systemic Stage Model (model tingkatan sistemik). Ia

menggambarkan secara sistematis proses terjadinya konversi agama dalam tujuh

tingkatan yakni konteks, krisis, pencarian, pertemuan, interaksi, komitmen dan

konsekuensi. Namun, ketujuh unsur atau tahapan ini tidak mutlak berada pada

tingkatannya.78

Sehingga dapat penulis jabarkan sebagai berikut:79

1. Krisis

Tahapan konversi yang terjadi kepada pemuda-pemudi ini diawali dengan

“Krisis” di dalam diri mereka. Krisis yang dimaksudkan oleh Rambo adalah isu-

isu kontekstual dan tingkat keaktifan ataupun kepasifan dari orang yang

berkonversi.80

Krisis yang penulis temukan adalah sikap pasif mereka di dalam

ibadah dan kegiatan lainnya di GPM maupun di AM-GPM. Menurut pemahaman

penulis, sikap pasif ini berasal dari luar diri pemuda-pemudi yang kemudian

mempengaruhi diri mereka. Misalnya: adanya rasa bosan karena ibadah yang

monoton (baku dan terikat).81

Rasa malas karena minder dengan sesama jemaat,

yang hanya berlomba untuk menggunakan pakaian yang bagus, trendi, sampai

mewah dan mahal.., 82 dan tidak nyaman dengan sikap dan perilaku jemaat yang

tidak memiliki kesadaran dalam beribadah. Misalnya: tidak konsisten waktu dan

bermain-main saat ibadah83

serta kebiasan yang buruk karena sering

membicarakan kekurangan orang lain.84

Faktor dari dalam dan luar ini

menyebabkan krisis berupa kepasifan ibadah di GPM atau AM-GPM, sehingga

otomatis tidak ada interaksi dan menyebabkan ketidaknyamanan antara satu

77

Ramayulis, Psikologi Agama, 79.

78

Rambo, Understanding Religius Conversion,17-18.

79 Rambo, Understanding Religius Conversion, 7-11.

80 Rambo, Understanding Religius Conversion, 44-45.

81 Hasil Focus Group Discussion dengan ke enam narasumber.

82

Hasil Focus Group Discussion dengan D.P.U 83

Hasil Focus Group Discussion dengan E.H dan J.B. 84

Hasil Focus Group Discussion dengan G.S.

Page 34: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

22

dengan yang lainnya. Krisis kapasifan bisa dikatakan sebagai bentuk pelarian dari

ketidaknyamanan dengan orangnya ataupun ibadahnya.

2. Pencarian

Mengalami krisis membawa mereka dalam tahapan “pencarian”. Rambo

mengatakan bahwa dalam tahapan pencarian, orang yang melakukan konversi

berperan sebagai pelaku agen aktif yang mencari kepercayaan-kepercayaan,

kelompok-kelompok, dan organisasi-organisasi yang menyediakan apa yang

mereka butuhkan.85

Berdasarkan pemahaman penulis, pemuda-pemudi ini

mencari kepercayaan-kepercayaan berupa pertumbuhan iman dan spritualitas

mereka kepada Tuhan di dalam ibadah maupun kegiatan lainnya. Mengingat

bahwa, kepercayaan-kepercayaan ini tidak mereka temukan di dalam ibadah di

GPM dan AM-GPM karena ibadah yang monoton86

dan tidak mengena dengan

pergumulan jemaat.87

Serta jemaat yang tidak memberikan penghargaan dalam

ibadah88

.

Sedangkan, pencarian kepercayaan dirasakan oleh mereka ketika

beribadah di GBI ROCK karena tata ibadahnya fleksibel (khotbah,nyanyian, dan

musik full band) yang dapat menghanyutkan perasaan mereka dan dapat menjadi

jawaban terhadap pergumulan mereka.89

Serta sikap dan perilaku jemaat GBI

Rock yang baik (kerabat), dapat dijadikan teladan, dan menerima (dalam ibadah

pertama kali) dan menghargai mereka. 90

Sikap dan perilaku jemaat seperti jemaat

GBI Rock ini yang diutamakan dalam pencarian pemuda-pemudi akan kelompok

dan organisasi. Ditambah dengan sosok pemimpin jemaat yang memberikan

teladan nyata, yang mereka temukan di GBI Rock juga dan itu berbeda dengan di

GPM yakni kadang apa yang diucapkan di mimbar berbeda dengan perlakuannya

sehari-hari.91

Serta pelayanan yang selalu siap diberikan kapan saja ketika jemaat

85

Rambo, Understanding Religius Conversion, 56-63.

86

Hasil Focus Group Discussion dengan G.S.

87

Hasil Focus Group Discussion dengan G.S. 88

Hasil Focus Group Discussion dengan D.P.U, E.H, J.B, dan G.S.

89

Hasil Focus Group Discussion dengan E.H dan L.L. 90

Hasil Focus Group Discussion dengan ke enam narasumber. 91

Hasil Focus Group Discussion dengan J.B.

Page 35: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

23

membutuhkan.92

Maka, secara keseluruhan pencarian akan kepercayan, kelompok

dan organisasi oleh pemuda-pemudi ini ada di dalam GBI ROCK Tual.

3. Konteks, Pertemuan/Perjumpaan, dan Interaksi

Setelah kedua tahapan diatas, pemuda-pemudi ada pada tahapan

“Konteks”, “pertemuan/perjumpaan,” dan “interaksi” dengan orang-orang

dari kelompok GBI ROCK. Rambo mengatakan bahwa dalam tahapan “konteks”

ada dua bagian di dalamnya yakni macrocontext dan microcontext. Macrocontext

mengarah kepada lingkungan total yakni berbagai elemen seperti sistem-sitem

politik, keagamaan, organisasi-organisasi dan lainnya. Macrocontex, tidak penulis

temukan di dalam penelitian karena elemen-elemen tersebut terlalu jauh atau luas

untuk bisa dijadikan konteks pemuda-pemuda ini untuk berkonversi. Mengingat

bahwa rata-rata mereka mempunyai pekerjaan siswa, mahasiswa, pegawai negeri,

PNS, dan swasta. Mereka cenderung berfokus pada yang lebih dekat dengan diri

mereka seperti keluarga, sahabat, kelompok etnik serta orang-orang yang berada

di sekitarnya yang ditemukan di dalam microcontext.93

Sehingga, konteks yang

didapati mereka adalah konteks saudara dan teman. Konteks ini menjadi faktor

pendorong dari luar diri mereka untuk merasa tertarik dan ikut bergabung di GBI

Rock seperti yang diungkapkan oleh dua orang pemudi sebelumnya.94

Berdasarkan FGD, “pertemuan/perjumpaan” pertama kali terjadi

dengan saudara dan teman yang merupakan anggota GBI ROCK Tual. Bukan

hanya sekedar bertemu dan berjumpa tetapi menurut Rambo, yang perlu

dilakukan oleh pelaku konversi dalam tahap ini yakni melihat kebutuhan-

kebutuhan afektif, intelektual, kognitif, dan advokasi.95

Ranah afektif menunjuk

pada, bagaimana perasaan pemuda-pemudi ketika mengalami

pertemuan/perjumpaan dengan konteks saudara dan teman mereka. Dua diantara

mereka mengaku, merasakan bahwa akan ada pengaruh baik atau positif dari

saudara dan teman mereka karena sikap dan perilaku baik yang

ditunjukan.96

Ranah kognitif, intelektual, dan advokasi menunjuk pada, bagaimana

92

Hasil Focus Group Discussion dengan D.P.U. 93

Rambo, Understanding Religius Conversion, 20-22. 94

Hasil Focus Group Discussion dengan G.S dan D.P.U. 95

Rambo, Understanding Religius Conversion, 67. 96

Hasil Focus Group Discussion dengan G.S dan D.P.U.

Page 36: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

24

mereka mampu berpikir secara matang untuk memperoleh jawaban yang nantinya

berguna untuk pribadi mereka. Mereka akhirnya menemukan bahwa kemungkinan

besar dampak pertemuan yang intens dengan kerabat mereka yang mempunyai

sikap dan perilaku baik dapat mempengaruhi mereka untuk menjadi baik juga dan

menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Dengan demikian, menurut penulis, sikap dan

perilaku baik ini secara langsung menjadi sebuah strategi dari sang pendorong

(konteks), seperti yang dikatakan oleh Rambo.97

Tahapan “interaksi” adalah kelanjutan dari tahapan konteks dan

pertemuan/perjumpaan. Menurut Rambo, tahapan interaksi sudah mengarah

kepada hubungan yang lebih dalam yakni menyangkut keterlibatan di dalam

kelompok dan organisasi yang baru.98

Dalam hal ini, keterlibatan pemuda-pemudi

yang berkonversi dalam ibadah dan hubungan dengan jemaat GBI ROCK Tual.

Ada empat elemen atau dimensi menurut seorang ahli sosiologi dalam bukunya

Rambo tentang tahapan interaksi ini yakni: 99

1) Hubungan yang membentuk

prespektif baru. Prespektif baru yang ditemukan oleh pemuda-pemudi adalah

adanya perbedaan GPM dan GBI Rock Tual dari hubungan dan relasi dengan

jemaatnya.100 Seperti yang sudah dijelaskan dalam tahap-tahap sebelumnya yaitu,

adanya relasi yang baik dan kebersamaan dengan jemaat GBI Rock Tual (sikap

ramah dan saling mendoakan), 101 sedangkan di GPM, jemaat hanya

mempedulikan diri mereka masing-masing.102

2) Ritual yang mengarahkan

kepada jalan hidup yang baru. Ritual ditemukan ketika pemuda-pemudi sudah

terlibat di dalam ibadah di GBI Rock. Mereka menemukan tata ibadah dan

nyanyian yang kreatif dan bersemangat. Sehingga mampu menyentuh perasaan

mereka dan bahkan menjawab pergumulan hidup mereka sebagai anak muda yang

sedang mencari identitas. Sehingga, ada kesadaran bahwa ibadah di GBI Rock ini

mampu menumbuhkan iman dan spiritualitas mereka kepada Tuhan. Menurut

penulis, pertumbuhan iman dan spiritualitas ini adalah jalan hidup baru yang

97

Rambo, Understanding Religius Conversion, 76. 98

Rambo, Understanding Religious,102-108. 99

Rambo, Understanding Religius Conversion,107-108. 100

Hasil Focus Group Discussion dengan ke enam narasumber. 101

Hasil Focus Group Discussion dengan E.H dan K.U. 102

Hasil Focus Group Discussion dengan G.S dan D.P.U.

Page 37: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

25

ditemukan oleh pemuda-pemud yang tidak ditemukan di GPM dan AM-GPM

karena ibadah yang monoton dan kaku.103

3) Kepandaian berbicara untuk memberikan petunjuk dan pengertian

kepada orang yang melakukan konversi. Elemen ketiga ini, pemuda-pemudi

temukan saat pelayanan Firman atau khotbah oleh pendeta di GBI Rock Pendeta

menyampaikan khotbah (pengajaran) yang terarah dan mudah dimengerti serta

memberikan teladan.104 Berbeda dengan di GPM, khotbahnya kadang tidak

menyentuh pergumulan jemaat dan pendeta tidak memberikan teladan. Sehingga,

petunjuk dan pengertian yang disampaikan oleh pendeta GBI Rock, dapat

dijadikan pegangan dan teladan yang baik dalam kehidupan mereka. 4) Melalui

peran yang memberikan suatu misi khusus untuk dapat diselesaikan. Misi khusus

ini, menurut mereka tidak ditemukan di GPM karena hanya orang-orang yang

sudah dikenal saja yang memiliki peran di dalam ibadah. Misalnya: menjadi

pengurus AM. Tetapi berbeda dengan di GBI ROCK, semua orang diberikan

kesempatan yang sama untuk mendapatkan peran. Misalnya: ada dalam tim

musik, tim doa, tim kolektan, tim aser (penerima tamu) dan lain-lain. Dalam hal

ini, artinya mereka mendapat kepercayaan belajar dan untuk mengeluarkan

kemampuan mereka untuk mengsukseskan ibadah.105

Jadi, menurut penulis, interaksi (hubungan yang dalam) yang baik dapat

terjadi bukan hanya dari satu pihak tetapi kedua belah pihak yakni orang

berkonversi dan pemimpin jemaat ataupun jemaat. Dimana, adanya pemberian

makna yang baru dalam pemahaman Firman, tanggung jawab baru, teladan, dan

relasi yang baik kepada mereka. Sehingga menghasilkan pribadi yang memiliki

makna dan tujuan hidup.

4. Komitmen dan Konsekuensi

Tahapan terakhir yang dialami oleh pemuda-pemudi yang berkonversi

adalah tahapan “komitmen” dan tahapan “konsekuensi.” Komitmen atau pilihan

yang dimaksudkan oleh Rambo adalah komitmen ritual (baptis dan kesaksian).106

Dalam tahap komitmen ini, pemuda-pemudi ini memutuskan untuk menjadi

103

Hasil Focus Group Discussion dengan ke enam narasumber. 104

Hasil Focus Group Discussion dengan J.B. 105

Hasil Focus Group Discussion dengan K.E.U. 106

Rambo, Understanding Religius Conversion ,124.

Page 38: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

26

anggota resmi GBI ROCK Tual. Tanda komitmen ini tidak dijelaskan lebih lanjut

oleh mereka. Jadi, menurut peneliti bahwa sebuah komitmen ini terbentuk ketika

sudah ada proses dijalankan atau dilakukan oleh mereka. Sehingga dapat memilih

dari perbedaan yang ditemukan dan dampak untuk dirinya kedepan.

Sedangkan konsekuensi ini adalah akibat atau dampak yang sudah

dipikirkan secara matang oleh orang yang melakukan konversi. Konsekenuesi

ditemukan dalam penilaian pribadi dalam observasi-observasi umum. Seperti

yang sudah dijelaskan pada tahap-tahap sebelumnya bahwa pemuda-pemudi yang

berkonversi mengambil keputusan dengan berproses terlebih dahulu. Menjadi

simpatisan, mendapatkan kenyamanan dan ketenangan (psikologi), mendapatkan

pengajaran, menjalin relasi yang harmonis dengan anggota lainnya, menemukan

makna hidup karena iman dan spiritualitas yang semakin bertumbuh (teologi).

Setelah tahap ini, maka pemuda-pemudi sudah memikirkan konsekuensi yang

akan mereka dapatkan yakni sesuatu hal yang baik dan positif. 107

Menurut

penulis konsekuensi akhirnya adalah mereka menemukan makna hidup yang baru

karena mereka berani mengambi keputusan untuk tetap di GBI ROCK Tual.

Mereka semakin merasakan hadirat Tuhan, merasakan panggilan Tuhan,

menemukan Tuhan dan lebih mendalami untuk melakukan apa yang Tuhan

inginkan dalam kehidupan mereka.

Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor yang paling

dominan dalam tahapan-tahapan diatas adalah faktor relasi jemaat. Relasi yang

dimaksudkan terletak pada sifat dan perilaku, reaksi atau respon jemaat yang

secara tidak langsung mempengaruhi pemuda-pemudi yang berkonversi. Jemaat

dilihat secara keseluruhan yakni semua anggota gereja termasuk pendeta. Faktor

ini menjadi paling dominan karena dalam setiap tahapan ditemukan pengaruh

jemaat terhadap pemuda-pemudi yang berkonversi. Memang, jika dilihat di dalam

hasil penelitian, pemaparan yang sangat detail adalah faktor ibadah. Namun, bagi

penulis sekalipun ibadah begitu bersemangat, tetapi kalau tidak ada relasi yang

baik antar sesama jemaat maka, akan pula menimbulkan ketidaknyamanan di

dalam pribadi tiap orang. Menurut pemahaman penulis, alasan ini diperkuat

dengan naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain yang disebut

107

Rambo, Understanding Religius Conversion, 142.

Page 39: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

27

gregariousness. Sehingga, hal penting dalam hubungan antara manusia dengan

manusia yang lain adalah reaksi yang timbul. Reaksi yang baik akan timbul

karena adanya respon yang baik.108

Jemaat yang ramah, akan membuat orang baru

menjadi merasa dihargai dan menjadi nyaman juga dengan mereka. Seperti relasi

baik yang ditunjukan oleh jemaat GBI ROCK Tual terhadap pemuda-pemudi yang

awalnya masih menjadi simpatisan sampai berkomiten.

Berdasarkan faktor dominan yang penulis temukan, maka menurut

pemahaman penulis bahwa faktor ini berasal dari luar diri pemuda-pemudi

tersebut. Bagi penulis, faktor ini juga didasari oleh faktor dari dalam diri mereka

yaitu faktor tingkat usia atau umur mereka yang rata-rata 17-35 tahun. Faktor usia

ini sesuai dengan tahapan kepercayaan keempat yang dikemukakan oleh James

Fowler yaitu “Kepercayaan Eksistensial Individuatif-Reflektif (Individuative-

Reflective Faith)”, yang ditemukan pada usia 20 tahun keatas.109

Sebuah tahapaan

kepercayaan yang menyadari bahwa segala sesuatu yang dilakukan atau terjadi di

dalam kehidupannya harus dipertanyakan, ditinjau kembali, diperiksa secara

kritis, diganti, atau disusun ulang menjadi sesuatu yang diterima oleh logika

manusia

Termasuk pemuda-pemudi yang mengkritisi ajaran dan tata ibadah yang

selama ini dijalani dan dilakukan oleh mereka di GPM. Refleksi kritis ini diambil

dengan kuasa dalam diri mereka sendiri. Ketika mereka ada dalam proses

penjajakan, perkenalan, dan percobaan untuk ikut bersama dalam persekutuan

GBI ROCK. Hasil dari proses ini yakni menemukan adanya ibadah dan tata

ibadah yang aktif dan kreatif, pelayanan yang baik, serta relasi yang baik dengan

jemaat. Sehingga, reaksi yang ditunjukan oleh mereka adalah partisipasi aktif dan

bahkan berkomitmen di GBI ROCK Tual, sebagai pilihan yang baru di dalam

kehidupan mereka.110

Jadi, diketahui bahwa peristiwa konversi yang dilakukan

oleh pemuda-pemudi ini berdasarkan kepada sebuah petimbangan yang matang

dari setiap faktor dan tahapan yang dialami.

108

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2003), 114. 109

Agus Cremers dan A. Supratiknya, Teori Perkembangan Kepercayaan Karya-Karya

Penting James W.Fowler (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 32. 110

Cremers dan Supratiknya, Teori Perkembangan, 33.

Page 40: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

28

Kesimpulan

Perpindahan disebut juga dengan nama konversi. Konversi dalam tulisan

ini adalah konversi agama, khususnya konversi gereja atau denominasi. Konversi

agama (gereja) merupakan perpindahan keyakinan seseorang dari satu keyakinan

kepada keyakinan lainnya yang berbeda dengan tujuan yang baik. Perpindahan

atau konversi ini didasari oleh faktor ekstern yang tidak dapat dilepas-pisahkan

dari faktor intern yakni Faktor relasi jemaat dan tingkat usia (umur). Faktor-faktor

ini mendorong pemuda-pemudi untuk berpikir secara matang tentang proses yang

telah dialaminya yakni proses pembandingan kepercayaan sebelumnya dan

kepercayaan yang akan dipilihnya nanti, sehingga mengakibatkan kemantapan

jiwa.

Akhirnya, penulis menyimpulkan bahwa proses perpindahan atau

konversi dari pemuda-pemuda-pemudi ini bukanlah sesuatu yang negatif karena

ada proses yang panjang serta tulisan surat Rasul Paulus kepada jemaat di

Korintus (1 Korintus 1:12-13) yang telah terpecah-pecah menurut tokoh yang

disukai mereka. Tetapi menurut Paulus, sebenarnya tokoh-tokoh itu hanyalah alat

untuk mengenal Yesus Kristus. Sehingga tidak masalah mereka memilih tokoh

mana, karena yang paling penting adalah mereka tetap percaya kepada Yesus

Kristus sebagai Juruselamat.Hal ini pula yang sama dengan perpindahan atau

konversi pemuda-pemudi ini, karena semua gereja sama saja tidak ada yang

mengajarkan keburukan.

Saran:

Saran untuk pemuda-pemudi adalah jangan melarikan diri kepada gereja

lain, sekalipun gerejamu adalah gereja yang terlalu kuno untuk anak muda.

Cobalah untuk bisa menemukan kenyamanan dan pertumbuhan iman di dalam

gerejamu sendiri karena kekhasan dari masing-masing gereja itu berbeda-beda,

tinggal bagaimana pribadi mau berusaha melakukan yang terbaik menumbuhkan

iman kepada Kristus dan melakukan yang dikehendaki-Nya.

Saran untuk GPM dan AM-GPM, kiranya tulisan ini dapat menjadi bahan

pertimbangan dan alat ukur untuk mengoreksi diri. Sehingga, bisa menjadi gereja

yang terbuka terhadap sesuatu yang baru, berbeda, dan kreatif serta berani

melakukan perubahan-perubahan sesuai kebutuhan jemaat akan iman dan

Page 41: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

29

spiritualitas kepada Tuhan. Semuanya, demi dan untuk perkembangan gereja

kedepannya, khususnya pemuda-pemudinya

Daftar Pustaka

Buku:

Arifin, Bambang Syamsul. Psikologi Agama. Bandung: CV Pustaka Setia,

2008.

Aritonang, Jan. Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja. Jakarta:

Gunung Mulia, 2008.

Cremers, Agus dan Supratiknya. Teori Perkembangan Kepercayaan Karya

Karya Penting James W. Fowler. Yogyakarta: Kanisius, 1995.

Creswell, Raco Via John Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik,

Dan Keunggulannya. Jakarta: PT. Widya sari Indonesia, 2010.

Daradjat, Zakiah Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: bulan bintang, 1996

Jalaluddin. Psikologi Agama-Memahami Perilaku Keagamaan Dengan

Mengaplikasikan prinsip-prinsip Psikologi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2011.

James, Wiliam. Perjumpaan Dengan Tuhan Ragam Pengalaman Reiligius

Manusia. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004.

Maris, Hans. Gerakan Karismatik Dan Gereja Kita. Surabaya: Momentum,

2010.

Nelson, James M. “Psychology, Religion, and Spirituality”. USA:

Departmentof Psychology,

2009.

Page 42: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

30

Nuhamara, Daniel. Pembimbing Pendidikan Agama Kristen. Bandung:

Jurnal Info Media, 2007.

Purwanta, Iswara Rintis. Oikumene-Mengapa Ada Berbagai Macam

Denominasi Gereja?. Malang: Gandum Mas, 2014.

Rahayu, Iin Tri, dan Tristiadi Ardi Ardani. Observasi dan Wawancara.

Malang: Bayumedia, 2004.

Ramayulis, Psikologi Agama. Jakarta: Klam Mulia, 2007.

Rambo, Lewis R. Understanding Religious. London: Yale Univercity Press,

1993.

Silalahi, Djaka Ch. Karismatik Bercampur Dengan Perdukunan?

Tanggapan Atas Metode Kritik Ir. Herlianto M. Th. Terhadap

Gerakan Karismatik. Yogyakarta: ANDI, 2001.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2003.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Sumiyatingsih, Dien. Mengajar Dengan Kreatif Dan Menarik. Yogyakarta:

ANDI, 2006.

Sururin. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Thouless, Roberth diterjemahkan oleh Machnun Husein. Pengantar

Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali, 1992.

Skripsi:

Dalegi, Drientje. “Faktor-Faktor Penyebab Terhentinya Kegiatan Gerakan

Pemuda GPIB Tamansari Salatiga.” S. Th, Skripsi., Universitas

Kristen Satya Wacana, 1993.

Dimu, Imelda Marsinta. “Analisis Pastoral Dan Faktor-Faktor Penyebab

Jemaat Pindah Gereja – Kajian Kasus Jemaat GKS Nggongi di

Sumba Timur.” Skripsi, Universitas Kristen Satya Wacana, 2013.

Jurnal:

Heinrich, Max. “American Journal Of Sociologi.” Change Of Heart: A Test

of Some Widely Theories about Religious Conversion Vol. 83, No.

3, 667.

Jurnal Online:

Paramita, Astridya dan Lusi Kristiana. “TEKNIK FOCUS GROUP

DISCUSSION DALAM PENELITIAN KUALITATIF.” Buletin

Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 2 (April 2013): 117–

118. Diakses 14 Februari, 2016. http://oaji.net/articles/2015/820-

1444709885.pdf

Website:

“Rock Ministry Soe” dalam WordPress.com. Diakses Sabtu 11 Februari 2017.

Page 43: Faktor-Faktor Penyebab Perpindahan Keaktifan Anggota ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13432/1/T1_712012079_Full text.pdf · dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan

31

https://gbirocksoe.wordpress.com/tentang-kami/

“Informasi mengenai gerakan/gereja (neo-)kharismatik oleh SC Hubungan

Kharismatik gereja-gereja di Indonesia” dalam blog Kharismatik-

Indonesia.

Diakses 11 Februari 2017.

http://kharismatik-indonesia.blogspot.co.id/2012/11/kesimpulan-dialog-

teologi_4.html

Anggaran Dasar Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku. Ambon 2010.