failure analysis
TRANSCRIPT
5/12/2018 Failure Analysis. - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/failure-analysis-55a4d14100dcf 1/7
UJIAN AKHIR SEMESTER
STUDI KASUS – ANALISA KEGAGALAN“Analisa Kegagalan Komponen Pompa Pada Eksplorasi
Minyak di Natuna”
Rhidiyan Waroko
0806331935
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
2011
5/12/2018 Failure Analysis. - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/failure-analysis-55a4d14100dcf 2/7
Universitas Indonesia
ANALISA KEGAGALAN MATERIAL
KEGAGALAN PADA KOMPONEN POMPA EKSPLORASI MINYAK DI LAUT NATUNA
I. Latar Belakang
Sebuah komponen pompa pada eksplorasi minyak di laut natuna mengalami kegagalan.
Kerja pompa tersebut adalah menghisap fluida searah dari sisi bawah ke kanan pompa.
Material pada komponen pompa ini diklasifikasikan sebagai material besi tuang 16K-150.
Sistem pembukaan katup secara normal, yaitu menggunakan ulir yang diputar secara
normal. Komponen bagian luar di-coating. Komponen yang memiliki maksimum stress
16 Kg/cm2, mengalami kegagalan ketika tekanan yang terukur 5 Kg/cm
2, jauh dibawah
tekanan maksimum. Pengamatan lebih lanjut dilakukan untuk mencari kesimpulan
penyebab utama kegagalan komponen tersebut.
Gambar 1. Komponen pompa yang rusak pada bagian kanan bawah.
II. Tujuan dan Ruang Lingkup Investigasi
Mencari penyebab gagalnya komponen tersebut secara prematur, sehingga dapatmemberikan saran untuk mengurangi resiko terjadinya kegagalan yang sejenis. Ruang
lingkup dari penyelidikan ini adalah
.
a. Pengamatan Makroskopik dan mikroskopik
Dengan menggunakan mata telanjang untuk skala makroskopis dan dengan
menggunakan mikroskop untuk skala mikroskopis.. Pengamatan ini penting
dilakukan untuk mengetahui struktur permukaan yang terbentuk. Pengamatan
dengan menggunakan etsa untuk mengetahui fasa yang ada di dalam komponen
material. Pada pengamatan mikroskopis, material dipreparasi dengan cara dipotong
untuk bagian penampang patahan dan permukaan dalam material.
5/12/2018 Failure Analysis. - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/failure-analysis-55a4d14100dcf 3/7
Universitas Indonesia
b. Pengujian Kekerasan
Untuk mengetahui kekerasan material komponen dengan menggunakan brinell test.
Nilai ini dapat digunakan untuk mengetahui layak tidaknya material tersebut
digunakan untuk aplikasi tegangan maksimum 16Kg/cm2. Selain itu, nilai kekerasan
juga dapat membandingkan nilai kekerasan yang didapat dengan kekersan unsure
Feo dan FeCl2 sebagai bukti adanya pembentukkan unsure tersebut (menggunakan
Vickers)
c. Pengujian komposisi produk korosi
Dengan kekerasan yang cukup tinggi, dan struktur yang kristalin (Besi II klorida).
Dengan menggunakan metode EDX dan EOS pada base valve body, pengujian
komposisi dilakukan pada daerah korosi besi oksida dan korosi besi klorida.
d. Pengujian XRD
Untuk membuktikab adanya FeCl2 yang terbentuk sebagai hasil samping korosi yangmembentuk lapisan hitam pada permukaan dalam material.
III. Pengamatan dan Pembahasan
Material yang digunakan pada komponen tersebut adalah material cast iron tipe 16K-
150. Komposisi dari tipe ini ditampilkan pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi material
Dari data komposisi diatas, terlihat komposisi karbon yang cukup tinggi, yaitu 2.9%. Pada
data tersebut, komposisi silikon sebesar 1.98%. Komposisi ini terlalu rendah
dibandingkan standar material untuk besi tuang yang sebesar 3-5%. Rendahnya kadar
silikon ini akan menurunkan ketahanan korosi besi tuang. Selain itu, kurangnya
komposisi silikon menurunkan kekuatan material.
Dari pengamatan visual, pada gambar 2, terlihat adanya coating breakdown pada bagian
luar permukaan komponen. Coating breakdown tersebut mengakibatkan adanya
serangan korosi pada permukaan material. Korosi tersebut diakibatkan oleh interaksi air
laut dengan permukaan komponen yang terekspos akibat coating breakdown tersebut.
Pada uji visual lainnya, pada gambar 3 terlihat rambatan retak melalui bagian fillet pada
komponen pompa. Menurut teori, daerah yang memiliki sudut yang lebih tajam, atau
melengkung akan memiliki tegangan sisa yang lebih tinggi dari pada bagian dengan
desain datar. Tegangan sisa ini akan menyebabkan korosi lebih mudah terjadi, sebab
sifat elemen yang cenderung untuk berada pada kondisi dengan energi yang lebih
rendah. Pada data visual ini, retakan awal merambat dari kedua fillet tersebut dan
menjalar ke bagian komponen lainnya hingga membentuk patahan.
5/12/2018 Failure Analysis. - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/failure-analysis-55a4d14100dcf 4/7
Universitas Indonesia
Gambar 2. Adanya coating breakdown yang menjadi daerah terkorosi (berwarna coklat).
Gambar 3. Rambatan retak yang melalui bagian fillet pada komponen.
Pada gambar 4, yang menunjukkan gambar penampang patahan komponen
menjelaskan jenis patahan terjadi adalah patahan getas. Hal tersebut terlihat dari tidak
adanya deformasi plastis. Jenis patahan ini sesuai dengan propertis material besi tuang
yang getas. Pada bagian permukaan sebelah dalam, ada bagian yang berwarna hitam
dengan ketebalan tertentu, berbeda dengan bagian lainnya yang berwarna coklat.
Menurut analisis, bagian yang berwarna hitam tersebut adalah bentuk rust FeCl2.
Berdasarkan literartur, struktur FeCl2 adalah kristalin dan memiliki kepadatan yang tinggi.
Pada gambar tersebut, bagian yang hitam terlihat lebig padat dari bagian yang hitam,
sehingga memberi bukti kuat bahwa lapisan hitam yang terbentuk tersebut adalah FeCl2.
Adanya scale dari FeCl2 membuktikan adanya reaksi korosi. Reaksi korosi tersebut
adalah reaksi korosi yang terjadi akibat kontak air laut dengan komponen.
Rambatan
retak pada
daerah fillet
5/12/2018 Failure Analysis. - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/failure-analysis-55a4d14100dcf 5/7
Universitas Indonesia
Reaksi tersebut akibat terbentuknya sel elektrokimia. Elemen H2O menjadi katoda dan
material komponen, yang terdiri dari Fe sebagai anoda. Reaksi pada anoda dan katoda
adalah sebagai berikut:
2H2O + 2e H2 + 2(OH)
Fe 2e- + Fe2+
Ditambah dengan reaksi dengan lingkungannya, maka terjadi reaksi sebagai berikut:
Fe2+ + 2Cl- FeCl2
Ferrous Chlorida merupakan mineral asam yang korosif. Jika terekspos dengan oksigen
akan membentuk ferric chloride dan ferric oxide.
Gambar 4. Profil muka patahan material komponen
Pada pengamatan dengan skala mikro, terlihat hasil etsa dari komponen tersebut,
seperti pada gambar 5. Dari hasil etsa tersebut, terlihat adanya fasa pearlit (gelap) dan
fasa ferrite (terang). Dari hasil pengamatan tersebut, dapat diketahui fabrikasi dari
material komponen tersebut. Material tersebut di quench dengan kecepatan yang
moderat, sehingga dapat menghasilkan fasa ferrite dan pearlite. Dengan paduan fasa
tersebut, maka dapat meningkatkan keuletan dari material, tetapi menurunkan
kekuatan dan kekerasan material, tetapi material tersebut tetap memiliki tingkat
kegetasan yang lebih tinggi. Pada gambar tersebut terlihat, bagian permukaan pinggir
memiliki warna terang, yang menyatakan pearlite.
Pada perbesaran yang lebih tinggi lagi, terlihat struktur mikro, seperti terlihat pada
gambar 6. Pada gambar tersebut terlihat ada struktur seperti cacing yang merupakan
graphit bebas dengan matriks pearlite dan ferrite. Graphit bersifat lebih nobel
dibandingkan dengan ‘matriksnya sehingga kemungkinan terjadi graphitisasi.
Mengakibatkan korosi yang uniform pada permukaan. Korosi ini membentuk suatulubang dan melepaskan material, sehingga material komponen tersebut tergerus.
Rust dari
FeCl2 yang
berwarna
hitam
5/12/2018 Failure Analysis. - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/failure-analysis-55a4d14100dcf 6/7
Universitas Indonesia
Karena material ini tergerus, selain diakibatkan oleh korosi juga oleh aliran fluida.
Ketebalan dinding akan semakin kecil, sehingga menurunkan kemampuan pembebanan
maksimum. Alasan ini yang menyebabkan komponen material gagal di bawah tekanan
maksimum.
Gambar 5. Etsa dari material komponen. Bagian terang adalah ferrite dan bagian hitam
adalah fasa pearlite.
Gambar 6. Mikrostruktur material komponen.
IV. Kesimpulan
Fenomena graphitization menjadi penyebab utama penyebab terjadinya korosi yang
memang benar-benar terjadi secara merata pada komponen badan katup, yang
dibuktikan dengan pengamatan visual mikro dan makro yang menunjukan adanya
produk korosi FeO (karat coklat) pada bagian body katup dan FeCl2 pada bagian inner
body katup yang merupakan produk korosi lanjutan dari FeO yang teroksidasi lanjut oleh
O2 dan adanya pengaruh ion CI-.
5/12/2018 Failure Analysis. - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/failure-analysis-55a4d14100dcf 7/7
Universitas Indonesia
V. Saran
1. Menggunakan material dengan komposisi silicon yang berada dalam range 3-5%
supaya memenuhi spesifikasion untuk material besi tuang yang digunakan sebagai
pompa air laut. 2. Proses perawatan berkala dengan melakukan drainase, untuk mencegah adanya
genangan air laut dalam katup. 3. Pada saat aplikasi diharapkan memang katup terbuka setiap saat, jadi air laut
mengalir setiap saat. Pada keadaan katup yang selalu terbuka, pembebanan yang
terjadi hanya pembebanan statis, sehingga penjalaran crack yang telah terinisiasi
pada lekukan fillet tidak merambat, sehingga catasthropic bisa dihindari untuk
beberapa saat. 4. Gunakan inhibitor untuk mencegah korosi lanjutan FeO yang dioksidasi oleh O2 dan
ion Cl-
, seperti inhibitor NaSO3 untuk mencegah kontak antara inner valve bodydengan oksigen yang terlarut dalam air laut (mekanisme oxygen scavenger).
Referensi :
1. JIS code for Valve Body Grey Cast Iron
2. Schumacer, M. Handbook of corrosion seawater.1979.Noyes Data Corporation. USA
3. http : www.oldmarineengine.com
4. http : www.corrosion-doctors.org