fabel kuing

2
Fabel: Kucing Hutan Sakti Seekor kucing hutan sedang duduk santai di tepi hutan, tiba-tiba datang seekor rubah jantan besar yang hendak memangsanya, kucing : "Kalau memang kamu berani, ayo kita berkelahi di dalam gua itu, yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin, saya akan menang." rubah : "Di mana pun jadi, masa', sih, kucing hutan kecil sepertimu bisa menang melawan aku?" Mereka pun masuk ke dalam gua. Sepuluh menit kemudian sang kucing hutan keluar sambil menggenggam setangkai paha rubah dan melahapnya dengan nikmat. Sang kucing hutan kembali bersantai, sambil memakai kaca mata hitam dan topinya. Datanglah seekor serigala besar yang juga hendak memangsanya, kucing : "Kalau memang kamu berani, ayo, kita berkelahi di dalam gua itu. Yang kalah akan jadi santapan yang menang." serigala : "Di mana pun jadi ! Masa sih, kucing bisa menang melawan aku?” Pikir serigala itu menyeringai, merendahkan. Merekapun masuk ke dalam gua. Lima belas menit kemudian sang kucing hutan keluar sambil menggigiti sepotong paha serigala dan melahapnya dengan nikmat. Kucing hutan kembali bersantai dan merebahkan diri di bawah pohon. Persis sebelumnya, kali ni yang datang seekor beruang besar. Tahu niat sang beruang, kucing itu langsung berkata, "Kalau memang kamu berani, ayo kita berkelahi di dalam lubang, yang kalah akan jadi santapan yang menang." Sang beruang merasa tertantang, "Boleh! Mana bisa dirimu memenangi pertandingan ini?" Mereka pun menyeruak ke dalam gua itu, dan tiga puluh menit kemudian sang kucing hutan keluar sambil mengunyah daging beruang dan melahapnya dengan nikmat. Sore hari datang, lembayung senja sudah tiba, habis sudah waktu bersantai, kucing hutan berseru ke arah gua, sambil melambaikan

Upload: benny-chandra-portnoy

Post on 19-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Fabel Kuing

Fabel: Kucing Hutan Sakti Seekor kucing hutan sedang duduk santai di tepi hutan, tiba-tiba datang seekor rubah jantan besar yang hendak memangsanya,

kucing : "Kalau memang kamu berani, ayo kita berkelahi di dalam gua itu, yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin, saya akan menang."

rubah : "Di mana pun jadi, masa', sih, kucing hutan kecil sepertimu bisa menang melawan aku?"

Mereka pun masuk ke dalam gua. Sepuluh menit kemudian sang kucing hutan keluar sambil menggenggam setangkai paha rubah dan melahapnya dengan nikmat.

Sang kucing hutan kembali bersantai, sambil memakai kaca mata hitam dan topinya. Datanglah seekor serigala besar yang juga hendak memangsanya,

kucing : "Kalau memang kamu berani, ayo, kita berkelahi di dalam gua itu. Yang kalah akan jadi santapan yang menang."serigala : "Di mana pun jadi ! Masa sih, kucing bisa menang melawan aku?” Pikir serigala itu menyeringai, merendahkan.

Merekapun masuk ke dalam gua. Lima belas menit kemudian sang kucing hutan keluar sambil menggigiti sepotong paha serigala dan melahapnya dengan nikmat.

Kucing hutan kembali bersantai dan merebahkan diri di bawah pohon. Persis sebelumnya, kali ni yang datang seekor beruang besar. Tahu niat sang beruang, kucing itu langsung berkata, "Kalau memang kamu berani, ayo kita berkelahi di dalam lubang, yang kalah akan jadi santapan yang menang."

Sang beruang merasa tertantang, "Boleh! Mana bisa dirimu memenangi pertandingan ini?" Mereka pun menyeruak ke dalam gua itu, dan tiga puluh menit kemudian sang kucing hutan keluar sambil mengunyah daging beruang dan melahapnya dengan nikmat.

Sore hari datang, lembayung senja sudah tiba, habis sudah waktu bersantai, kucing hutan berseru ke arah gua, sambil melambaikan kakinya, "Hai, keluar! Sudah sore, besok kita teruskan!!"

Keluarlah seekor harimau besar dari gua itu. Sambil menguap harimau berkata, "Kerjasama kita sukses hari ini, kita makan kenyang dan aku tidak perlu berlari berpayah-payah mengejar mangsa."

NBThe Winner selalu berfikir mengenai kerja sama, sementara The Looser selalu berfikir bagaimana menjadi tokoh yang paling berjaya.

Untuk membentuk ikatan persahabatan dan persaudaraan harus ada kerendahan hati dan keikhlasan bekerja sama: meskipun dengan seseorang yang tampaknya tidak lebih baik dari kita