exsume pasar kanigoro

22
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka lebih memantapkan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab, pembiayaan pemerintah dan pembangunan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya yang berasal dari pajak daerah, pengaturannya lebih ditingkatkan lagi, sedangkan yang berasal dari retribusi daerah harus dipungut dan dikelola secara lebih bertanggung jawab. Peningkatan SDM aparat, penyediaan sarana dan prasarana pendukung serta hal lain yang sifatnya mengarah kearah perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat haruslah mendapat prioritas di dalam penganggaran. Pasar tradisional merupakan salah satu prasarana/infrastuktur perkotaan. Dimana retribusi dan pajak pasar merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD). Sehingga untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitar maka pemerintah daerah harus memperbaiki sarana/prasarana perkotaan serta dengan memperhatikan peningkatan kemampuan pembiayaan oleh masyarakat dan dunia usaha. Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo merupakan pasar tradisional yang memberikan kontribusi kepada penerimaan PAD Kabupaten Blitar. Hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan usaha perdagangan pada pasar ini sebagai salah satu pusat ekonomi di Kabupaten Blitar. Namun jika tidak ditingkatkan aksesibilitasnya maka pasar tradisional Kanigoro dan Pasar Tlogo ini bisa saja kalah bersaing dengan pasar semi modern yang saat ini sangat menjamur di Kabupaten Blitar khususnya di Kecamatan Kanigoro. 1.2. Maksud Dan Tujuan Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, dimaksudkan untuk memperbaiki aksesibilitas pasar agar pencapaian dari segala arah pasar dapat ditempuh dengan mudah oleh masyarakat. Di dalam kajian ini juga terkandung aspek penataan zonning peruntukan tiap-tiap blok pasar sehingga fungsi dan aktivitasnya dapat berjalan dengan normal kembali. Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah berinisiatif untuk melakukan penataan dan pengembangan zonning Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo. Revitalisasi Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo di Kabupaten Blitar akan merekomendasikan beberapa hal sehubungan dengan maksud tersebut di atas. 1.3. Manfaat Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar bermanfaat sebagai pedoman untuk: Perumusan kebijakan pokok penataan zonning di Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo. Mewujudkan keterpaduan keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan dan keserasian antar fungsi ruang. Penetapan lokasi bagi masyarakat pelaku perdagangan di Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo (sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas pencapaian bagi seluruh zona). Pemanfaatan ruang bagi kegiatan pembangunan. LAPORAN RINGKAS 1

Upload: wahyu-mahendra

Post on 05-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teknik

TRANSCRIPT

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    I. PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangDalam rangka lebih memantapkan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi,dan bertanggung jawab, pembiayaan pemerintah dan pembangunan daerah yangbersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya yang berasal daripajak daerah, pengaturannya lebih ditingkatkan lagi, sedangkan yang berasal dariretribusi daerah harus dipungut dan dikelola secara lebih bertanggung jawab.Peningkatan SDM aparat, penyediaan sarana dan prasarana pendukung serta hallain yang sifatnya mengarah kearah perbaikan dan peningkatan mutu pelayanankepada masyarakat haruslah mendapat prioritas di dalam penganggaran.Pasar tradisional merupakan salah satu prasarana/infrastuktur perkotaan. Dimanaretribusi dan pajak pasar merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah(PAD). Sehingga untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitarmaka pemerintah daerah harus memperbaiki sarana/prasarana perkotaan sertadengan memperhatikan peningkatan kemampuan pembiayaan oleh masyarakatdan dunia usaha.Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo merupakan pasar tradisional yang memberikankontribusi kepada penerimaan PAD Kabupaten Blitar. Hal ini dikarenakanbanyaknya kegiatan usaha perdagangan pada pasar ini sebagai salah satu pusatekonomi di Kabupaten Blitar. Namun jika tidak ditingkatkan aksesibilitasnya makapasar tradisional Kanigoro dan Pasar Tlogo ini bisa saja kalah bersaing denganpasar semi modern yang saat ini sangat menjamur di Kabupaten Blitar khususnyadi Kecamatan Kanigoro. 1.2. Maksud Dan Tujuan Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar, dimaksudkan untuk memperbaiki aksesibilitas pasar agar pencapaian darisegala arah pasar dapat ditempuh dengan mudah oleh masyarakat. Di dalamkajian ini juga terkandung aspek penataan zonning peruntukan tiap-tiap blok pasarsehingga fungsi dan aktivitasnya dapat berjalan dengan normal kembali. Dengandemikian Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Badan PerencanaanPembangunan Daerah berinisiatif untuk melakukan penataan dan pengembanganzonning Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo. Revitalisasi Pasar Kanigoro dan PasarTlogo di Kabupaten Blitar akan merekomendasikan beberapa hal sehubungandengan maksud tersebut di atas. 1.3. ManfaatKajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar bermanfaat sebagai pedoman untuk: Perumusan kebijakan pokok penataan zonning di Pasar Kanigoro

    dan Pasar Tlogo. Mewujudkan keterpaduan keterkaitan, dan keseimbangan

    perkembangan dan keserasian antar fungsi ruang. Penetapan lokasi bagi masyarakat pelaku perdagangan di Pasar

    Kanigoro dan Pasar Tlogo (sehingga tercapai efisiensi dan efektivitaspencapaian bagi seluruh zona).

    Pemanfaatan ruang bagi kegiatan pembangunan.

    LAPORAN RINGKAS 1

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    LAPORAN RINGKAS 2

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    1.4. Ruang Lingkup 1.4.1. Ruang Lingkup WilayahRuang lingkup wilayah dalam penyusunan Kajian Penataan dan PengembanganPasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, adalah dilokasi Pasar Kanigorodan Pasar Tlogo yang ada sekarang, Kecamatan Kanigoro dan Pasar TlogoKabupaten Blitar. Lingkup kawasan tidak dibatasi dengan batas administratif,tetapi ditentukan oleh fungsinya. Dengan demikian, maka lingkup kawasan bisarelatif memiliki luasan di sekitar Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo di wilayahKecamatan Kanigoro dan Pasar Tlogo.1.4.2. Ruang Lingkup MateriRuang lingkup materi pekerjaan ini disusun sebagai berikut:1. Mengidentifikasi aksesibilitas masuk ke dalam Pasar Kanigoro dan Pasar

    Tlogo sesuai dengan yang diharapkan.2. Mengevaluasi dan melakukan penataan kembali zonning Pasar Kanigoro dan

    Pasar Tlogo berdasarkan aspek efektivitas dan efisiensinya.3. Menyusun perencanaan relokasi pasar sayur dan kelengkapannya di sekitar

    pasar dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensinya.4. Menata sistem drainase dengan baik pada relokasi pasar, sehingga pasar

    tidak becek.5. Menata sistem pembuangan sampah dengan baik pada Pasar Kanigoro dan

    Pasar Tlogo untuk kebersihan dan kenyamanan pasar.1.4.3. Aspek Hukum Dan PerundanganSedangkan peraturan yang menjadi dasar hukum dalam Kajian Penataan danPengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, antara lainsebagai berikut : Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Blitar tahun 2009-2029 Perda Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha Perda Nomor 23 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum

    II. KONDISI DAERAH STUDI1 Karakteristik Umum Wilayah2.1.1. Lokasi StudiSecara keseluruhan tempat pelaksanaan kegiatan Kajian Penataan danPengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar dilakukan diMalang dan Blitar.

    2.1.2. Wilayah AdministrasiKabupaten Blitar merupakan salah satu daerah di Propinsi Jawa Timur yangterletak pada 111 25 112 20 BT dan 7 57-8 951 LS berada di Barat daya IbuKota Propinsi Jawa Timur Surabaya dengan jarak kurang lebih 160 Km. Apabiladiukur dari atas permukaan laut, maka Kabupaten Blitar mempunyai ketinggian 167 meter dan luas 1.588,79 km. Di Kabupaten Blitar terdapat Sungai Brantas

    LAPORAN RINGKAS 3

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    yang membelah daerah ini menjadi dua yaitu kawasan Blitar Selatan yangmempunyai luas 689,85 km dan kawasan Blitar Utara, Blitar Selatan termasukdaerah yang kurang subur. Hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerahpegunungan yang berbatu, dimana batuan tersebut cenderung berkapur sehinggamengakibatkan tanah tandus dan susah untuk ditanami. Sebaliknya kawasanBlitar Utara termasuk daerah surplus karena tanahnya yang subur, sehinggabanyak tanaman yang tumbuh dengan baik. Salah satu faktor penting yangmempengaruhi tingkat kesuburan tanah di kawasan Blitar Utara adalah adanyaGunung Kelud yang masih aktif serta banyaknya aliran sungai yang cukupmemadai. Gunung berapi dan sungai yang lebar berfungsi sebagai saranapenyebaran zat-zat hara yang terkandung dalam material hasil letusan gunungberapi.2.1.3. Karakteristik Fisik Dasara. TopografiKetinggian Kabupaten Blitar + 167 meter dengan keadaan topografi sangatbervariasi mulai dari dataran, bergelombang, hingga berbukit. Adapun pesebarankondisi topografi adalah sebagai berikut : Wilayah Utara mempunyai kemiringan antara 2%-15%, 15%-40% dan lebih

    besar dari 40% dengan keadaan bentuk wilayah bergelombang sampaidengan berbukit. Mengingat bagian Utara merupakan bagian dari GunungKelud dan Gunung Butak.

    Wilayah Tengah umumnya relatif datar, dengan kelerengan 0%-2% hanyapada bagian sebelah Timur agak bergelombang dengan kemiringan rata-rata2%-15%.

    Wilayah Selatan sebagian besar merupakan wilayah perbukitan dengankelerengan rata0rata 15%-40% dan hanya sebagian kecil yaitu, sekitar DASBrantas topografinya agak landai 0%-2%.

    Wilayah Kabupaten Blitar dengan kondisi geografis terdiri dari wilayahpegunungan, dataran rendah, daerah aliran sungai dan pesisir. Daerahpegunungan berada di bagian Utara dengan adanya Gunung Kelud yangmasih aktif dan Gunung Kawi di sebelah Timur. Sedangkan pegunungan kapurberada di bagian Selatan berbetasan dengan wilayah pesisir pantai selatan.Daerah dataran rendah berada di bagian tengah dan barat. Daerah AliranSungai berada di bagian tengah dan barat. Daerah Aliran Sungai (DAS)berada di bagian tengah wilayah Kabupaten Blitar dimana terdapat aliransungai Brantas yang membagi wilayah Kabupaten Blitar menjadi 2 bagianyaitu bagian Utara dan bagian Selatan. Sungai Brantas juga sekaligusmerupakan muara dari sungai-sungai yang mengalir dari bagian UtaraKabupaten Blitar, seperti Sungai Lekso, sungai Putih, dsb. Di bagian Selatanjuga terbentang dari Timur ke Barat wilayah pesisir Kabupaten Blitarsepanjang 45 Km menghadap Samudra Indonesia.

    b. HidrologiSungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Blitar mempunyai pola yangberbeda antara wilayah Utara dan Selatan. Wilayah Utara sungai Brantasmembentuk pola aliran sungai (drainase system) radial dimana anak sungai dan

    LAPORAN RINGKAS 4

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    sungai-sungai. Utamanya seolah-olah berpusat pada Gunung Kelud dan GunungButak, kemudian menyebar keluar dan bermuara di sungai Brantas. WilayahSelatan, sungai-sungai dan anak-anak sungai sebagian kecil (disekitar KecamatanBinangun) bermuara disungai Brantas. Sumber-sumber mata air utama diKabupaten Blitar dengan debit air cukup besar tewrdapat di Kecamatan Srengat,Gandusari, Wlingi dan Kesamben. Sedangkan mata air lainnya relatih kecil (rata-rata < 5 liter/detik, terletak di Kecamatan Kesamben, Kademangan, Sutiyan danBakung.c. GeologiJenis batuan yang dijumpai di wilayah Kabupaten Blitar terdiri dari satuan batugamping dan satuan batuan vulkanik, dan main yang berumur Miosen, satuanbatuan vulkanik muda, batuan endapan alluvial sungai dan satuan endapanalluvial pesisir. Satuan batuan gamping terdiri batuan gamping terumbu yangbanyak dijumpai di wilayah Selatan Kabupaten Blitar dengan jumlah hampir 20%dari luas wilayah yang meliputi; Kecamatan Bakung, Wonotirto, sebagianKecamatan Panggungrejo, dan sebagian Kecamatan Wates. Sedangkan batuancampuran terdiri dari endapan vulkanik (breksi, tua, dan lava) serta endapan main(batuan gamping, napal, serpik, batu pesisir dan konglomerat) terdapat diKecamatan Sutojayan, sebagian Kecamatan Kademangan, Wonotirto,Panggungrejo, Binangun, Wates, Kesamben, Selopuro dan Ponggak. Satuanbatuan vulkanik muda terdiri dari; lava lahar breksi, dan lava andesit sampaiBasolt, terletak seluruhnya di bagian Utara wilayah Kabupaten Blitar denganjumlah + 50% dari luas wilayah.d. KlimatologiIklim di Kabupaten Blitar termasuk tipe C.3. yaitu iklim tropis yang ditandaidengan adanya dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Musimpenghujan umumnya berlangsung antara bulan November-April. Sedangkanmusim kemarau antara bulan Mei-September dengan curah hujan rata-rata 2.00-3.000 mm/tahun. Suhu rata-rata di Kabupaten Blitar berkisar antara 24,40 C dan28,30 C Tempat disekitar pesisir pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatiftinggi2.1.4. Karakteristik PendudukAdapun jumlah penduduk Kabupaten Blitar pada tahun 2008 mencapai 1.268.194jiwa, terdiri dari penduduk perempuan 637.419 jiwa dan laki laki 630.7754 jiwa.Adapun tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Blitar mencapai 0,80% dengankepadatan penduduk rata-rata 729 km2. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbesar adalah Kecamatan Ponggokyaitu sebanyak 104.083 jiwa, sedangkan kecamatan yang memiliki jumlahpenduduk paling sedikit adalah Kecamatan Bakung dengan jumlah penduduk30.475 jiwa. Namun begitu apabila jumlah penduduk dibandingkan luas wilayahmasing masing kecamatan, maka kecamatan Kanigoro memiliki kepadatanpenduduk paling tinggi karena diduga berdekatan dengan wilayah Kota Blitar. 2.1.5. Penggunaan LahanKetersediaan tanah di Kabupaten Blitar seluas 1.588,79 Km2. Untuk kawasanpemukiman seluas 33.874 Ha. Hampir seperlima luas wilayah Kabupaten Blitar

    LAPORAN RINGKAS 5

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    merupakan lahan sawah yakni seluas 31.738 Ha. Sedangkan penggunaan untuklahan kebun/tegalan seluas 47.282 Ha yang terbebar di seluruh wilayahkecamatan, lahan perkebunan seluas 13.347 Ha, kawasan hutan seluas 34.968,9Ha. Penggunaan lahan lainnya di Kabupaten Blitar adalah untuk kolam dantambak seluas 161 Ha, kawasan wisata, kawasan peternakan, lahan kosong danuntuk keperluan lainnya.2.1.6. Potensi Pengembangan WilayahBerdasarkan kondisi geografis Kabupaten Blitar tersebut maka sejak jamandahulu Kabupaten Blitar dikenal sebagai daerah yang mengandalkan sektorpertanian (Agraris). Lahan yang digunakan sebagai areal persawahan inimencapai 19,9% dari luas wilayah, belum termasuk sektor perikanan, peternakan,kehutanan dan perkebunan.Komoditas hasil Peternakan terdiri dari; telur, daging, dan susu. Ketiga komoditasini sangat menonjol dari sisi produktivitasnya. Sehingga mampu menopangketersediaan bahan pangan masyarakat khususnya Kabupaten Blitar.Komoditas unggulan yang dihasilkan dari Kabupaten Blitar meliputi Perkebunanyaitu; rambutan, nanas, teh, cengkeh, dan kopi. Komoditas Pertanian utamanyaadalah pertanian tanaman pangan meliputi: padi, jagung, ketela, sayur-sayurandan sebagainya.Komoditas Perikanan yang terdiri dari ikan hias dengan produk utama adalah ikanKoh, ikan air tawar dengan produk utama antara lain: gurami, nila, lele dan ikanlaut tangkapan. Di wilayah pantai terdapat pula beberapa lokasi untuk tambakudang.2.2 Gambaran Umum Pasar2.2.1. Karakteristik Pasar KanigoroPasar Kanigono berada pada perempatan besar yang ramai akan kendaraan baikdari arah malang maupun kota yang lain, namun kondisi pasar Kanigoro saat inisangat memprihatinkan, mulai dari sepinya pengunjung sampai kurangnyasarana / fasilitas pendukung pasar yang kurang perhatian khusus.Diantara sarana dalam pasar adalah masalah drainase dan elevasi lantai terhadapjalan raya. Hal ini bisa dilihat pada saat hujan, karena elevasi lantai pasar lebihrendah dari Jalan raya, akibatnya air hujan langsung mengarah kedalam pasardan pipa dari talang atap pasar tidak diarahkan keluar pasar melainkan jugalangsung ke akses jalan dalam pasar. Saluran drainase keliling pasar sangat kecilsehingga tidak mampu menampung aliran air hujan.Dalam hal parkir juga masih belum tertata dengan baik, akses jalan dalampasarpun menjadi tempat parkir sepeda motor, sehingga lebar akses jalan menjadisempit. Masalah yang lain adalah ukuran toko yang terlalu kecil, sehingga barangjualan sebagian ada yang menutupi jalan dalam pasar, dari segi layout lama jugaperlu diperbarui dengan adanya data penghuni pasar baik dari pemilik tokomaupun los yang ternyata lebih banyak dari data layout lama. Adapun data yangdiperoleh adalah jumlah kios lama: 51 unit menjadi 57 unit, sedangkan jumlah loslama: 21 unit menjadi 187 unit.

    LAPORAN RINGKAS 6

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    Dalam rangka untuk menyelesaikan permasalahan ini tentu sangat membutuhkanperhatian khusus baik dari dinas terkait dan juga kerjasama dengan TimPerencana agar Pasar Kanigoro Kembali berfungsi dengan baik dan apabilasarana dan prasarana Pasar terpenuhi, pengunjung akan kembali ramai.

    2.2.2. Karakteristik Pasar TlogoPasar Tlogo termasuk ke dalam klasifikasi pasar desa dengan status pasar yangdimiliki dan dikelola oleh desa. Kondisi Pasar Tlogo saat ini juga hampir samadengan kondisi Pasar Kanigoro yang sarana dan fasilitas pendukung pasar perluperbaikan. Diantaranya tata tampak depan pasar yang belum terlihat, fasilitas bakpenampung sampah yang belum tersedia, tidak adanya lokasi parkir yangmemadai serta masalah drainase pasar yang belum ada sehingga pada musimhujan pasar selalu dalam keadaan becek.

    III. METODOLOGI3.1. Tinjauan Pustaka3.1.1. Pengertian PasarPasar dapat diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli sertamengadakan penawaran dan permintaan sampai terjadinya jual beli. Definisipasar dapat ditinjau dari dua segi utama, yaitu dari segi sosial ekonomi dan segifisik. 3.1.2. Cici-Ciri PasarCiri-ciri pasar antara lain:

    1. Sebagai tempat untuk melaksanakan transaksi jual beli oleh parapedagang yang menjual barang dari hasil daerahnya (baik dari wilayah kotamaupun dari wilayah luar kota/kabupaten) dengan para pedagang yangberjualan di pasar barang (barang yang diperdagangkan misalnya berupaikan, sayur, buah, dan barang-barang kebutuhan sehari-hari lainnya).Transaksi jual beli tersebut dilakukan pada waktu tertentu misalnya soredan malam hari

    2. Kegiatan yang dilakukan pada pagi harinya adalah sebagai tempat untukmelakukan jual beli oleh para pedagang pasar kepada para konsumenyang membutuhkan, baik itu bersifat eceran maupun membeli dalamjumlah besar untuk dijual lagi didaerahnya

    3. Tempat untuk menampung sekelompok toko, los, kios, dan kantor pasarserta dilengkapi dengan sarana perparkiran.

    4. Untuk pasar kota cenderung terletak di daerah atau kawasan pusat kotadan dekat dengan pelayanan kota.

    3.1.3. Klasifikasi PasarPasar dapat diklasifikasikan empat bagian, diantaranya berdasarkan skalapelayanan, barang yang diperjualbelikan, struktur pasar, dan waktu (Soetandyo W,1993:20-22).

    LAPORAN RINGKAS 7

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    3.1.4. Tempat Berjualan Di PasarPasar merupakan lokasi berlangsungnya transaksi jual beli antara penjual danpembeli. Untuk menunjang aktivitas tersebut maka diperlukan sarana penunjangberupa tempat berjualan. Tempat berjualan di pasar terdiri dari beberapa jenis,antara lain toko, kios, jongko, los, pelataran.

    LAPORAN RINGKAS 8

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    3.1.5. Macam/Jenis Barang-Barang Di Lokasi PasarJenis barang-barang yang diperdagangkan di pasar dapat digolongkan kedalamberbagai jenis, yakni barang primer, barang sekunder, barang tersier, barangkhusus dan jasa.3.1.6. Pasar TradisionalPasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli sertaditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung. Bangunanpasar biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yangdibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Barang yang diperjualbelikanberupa barang kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan,buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. (www.Wilkipedia.com). 3.1.7. Retribusi Retribusi ialah pembayaran-pembayaran kepada negara yang dilakukan olehmereka yang menggunakan jasa-jasa negara dalam usaha mencari danamembiayai segala kegiatannya baik yang bersifat rutin maupun yang bersifatpembangunan yang diwujudkan dalam bentuk proyek-proyek. Retribusi daerahadalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijintertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerahuntuk kepentingan orang pribadi atau badan. Jenis-Jenis Retribusi antara lainretribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu.3.2. Metode Pengumpulan DataPengumpulan data dan informasi dalam studi ini dilakukan dengan dua metode,yaitu studi pustaka dan survei primer. Pengumpulan data primer dilakukan melaluipengamatan secara langsung di lapangan. Survei primer ini dilakukan melalui tigacara, yaitu observasi lapangan (pengamatan langsung), wawancara, danpenyebaran angket/kuisioner.3.3. Metode Analisis Data3.3.1. Metode DeskriptifDalam penyusunan Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di KecamatanKanigoro Kabupaten Blitar yang dimasukkan dalam analisis deskriptif adalahanalisis karakteristik sosial perdagangan, analisis karakteristik sosial masyarakat,analisis kebijakan, analisis kelembagaan, analisis tata ruang, analisis lalulintassekitar pasar, analisis lay out pasar, analisis sirkulasi pasar, analisis bangunanpasar, analisis struktur bangunan, analisis utilitas pasar, analisis pendapatanpasar dan analisis pembiayaan pasar.3.3.2. Metode EvaluatifMetode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi PasarKanigoro dan Pasar Tlogo berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan adalahdengan metode deskriptif eksploratif. Pada studi ini, metode evaluatif yangdilakukan berupa penjabaran kondisi pasar yang melalui telaah terhadap faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan pasar yang tertuang dalam analisis akarmasalah. Tiga metode analisis akar masalah yang digunakan antara lain metodeakar masalah, metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan analisis partisipatif.

    LAPORAN RINGKAS 9

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    3.3.3. Metode PreskriptifAnalisis yang termasuk ke dalam metode preskriptif ini adalah analisis akar tujuan,analisis IFAS-EFAS, dan analisis perumusan strategi.3.4. Rencana OutputHasil dari Pendataan Potensi Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo antara lain adalahsebagai berikut :1. Terdatanya jumlah pedagang pada Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo

    berdasarkan jenis barang dagangan, luas penggunaan lahan pasar, jumlahbedak dan los Pasar Wlingi.

    2. Terdatanya potensi pajak dan retribusi Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogoberdasarkan jenis barang dagangan, luas, jumlah bedak dan los Pasar Wlingi.

    3. Terdatanya kondisi eksisting pasar berupa kondisi teknis bangunan, fasilitasdan utilitas (kantor pasar, kamar mandi, musholla, listrik, telepon, trotoar, halte,pos keamanan, air bersih, sanitasi, persampahan), transportasi, perparkirandan permasalahan pada Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo.

    4. Diketahuinya permasalahan utama pada Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo.5. Didapatkannya rekomendasi pengembangan potensi Pasar Kanigoro dan

    Pasar Tlogo baik dari segi fisik berupa kondisi teknis bangunan, fasilitas danutilitas, transportasi, perparkiran; serta segi nonfisik berupa pajak dan retribusiPasar Kanigoro dan Pasar Tlogo.

    3.5. Metode Analisis Pengukuran Tingkat Kemudahan PencapaianPada prinsipnya penggunaan model analisis ini adalah untuk mengetahuiseberapa mudahnya suatu tempat (lokasi) dicapai dari lokasi yang lain. Teknikanalisisnya adalah sebagai berikut :

    Ai KFTd

    Dimana :

    Ai= Nilai aksessibilitas

    K = Kondisi jalan (aspal/perkerasan/tanah)

    F = Fungsi jalan (baik/sedang/buruk)

    T = Kondisi jalan (baik/sedang/buruk)

    d = Jarak (waktu/geografis/ongkos).

    Selanjutnya nilai-nilai K, F dan T tersebut diberikan bobot penilaian berdasarkanpertimbangan teknis planologis menentukan indeks aksesibilitas gunamemperoleh nilai A, dengan menggunakan rumus matematis sebagai berikut :

    LAPORAN RINGKAS 10

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    b TP

    Ai Ejdij b

    ( )

    Dimana :

    Ai= Nilai Aksessibilitas

    Ej= Ukuran aktivitas (antara lain berdasarkan jumlah penduduk, usia

    kerja, jumlah pedagang, dsb.)

    dij= Jarak tempuh (waktu dan ongkos perjalanan)

    b = Parameter diperoleh dengan menggunakan grafik regresi linier.

    Perhitungan parameter b, menggunakan grafik regresi linier, yang diperolehberdasarkan perhitungan :

    K TP

    Dimana :

    K= Kondisi jalan

    T= Total Individual trip

    P= Jumlah penduduk suatu daerah

    pPiPjTij

    Dimana :

    Tij= Hipothetical trip volume

    PiPj= Jumlah penduduk di daerah i dan j

    P= Jumlah penduduk diseluruh daerah

    3.6. Metode Untuk Memperkirakan Kebutuhan RuangBeberapa model standar yang dapat dipergunakan untuk memperkirakankebutuhan ruang, antara lain :

    LAPORAN RINGKAS 11

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    Pedoman standar lingkungan pemukiman kota (Puslitbang PemukimanDepartemen Pekerjaan Umum).

    Pedoman standart pembangunan perumahan sederhana (PuslitbangPemukiman Departemen Pekerjaan Umum).

    Peraturan Bangunan Nasional.

    3.7. Metode Perhitungan Jaringan Utilitasa. Jaringan Drainase

    Metode untuk memperkirakan air larian/drainase akan dipergunakan rumusdasar sebagai berikut:

    AicQ

    RRoc

    Dimana: Q : Volume Air Maksimum (m3/hari)C : KDB/ Koefisien air limpasan (0-1)I : Intensitas Hujan rata-rata pada suatu periode (mm/hari)A : Luas Permukaan yg dpt menampung/saluran air hujan (m2)Ro : Air LimpasanR : Jumlah Hujan

    321

    2211 ...AAA

    AcAcAcCt nn

    Ct < 0,3 Daerah analisis tidak membutuhkan area resapan airCt > 0,4 Daerah analisis perlu area resapan airPerhitungan selanjutnya untuk melihat potensi banjir di suatu daerah dengantata guna lahan tertentu adalah sebagai berikut:

    RACV ..

    Dimana: V : Perubahan Volume Banjir (m3)C : Koefisien Dasar Bangunan A : Luas Daerah Banjir (m2)R : Curah Hujan rata-rata (mm/hari)

    IV. HASIL SURVEY & ANALISA 4.1. Pelaksanaan Survey

    Dari Layout Plan eksisting yang ada dapat diketahui jumlah kios dan los eksistingmasing-masing di Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo.

    a). Data jumlah kios dan los eksisting di Pasar Kanigoro adalah :

    - Los ukuran 2,5 m x 3 m : 130 unit- Kios ukuran 2 m x 3 m : 1 unit

    LAPORAN RINGKAS 12

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    - Kios ukuran 3 m x 4 m : 39 unit- Kios ukuran 3 m x 3 m : 10 unit- Kios ukuran 2,8 m x 3 m : 1 unit- Kios ukuran 3 m x 4,7 m : 1 unit

    Total Los eksisting = 130 unit dan Total Kios eksisting = 52 unit

    b). Data jumlah kios dan los eksisting di Pasar Tlogo adalah :

    - Los ukuran 1,5 m x 2 m : 108 unit- Kios ukuran 3 m x 4 m : 72 unit- Kios ukuran 3,8 m x 4 m : 12 unit

    Total Los eksisting = 108 unit dan Total Kios eksisting = 84 unit

    4.2. Dokumentasi Survey dan Investigasi Lapangan Gambar layout plan eksisting Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo Kabupaten Blitardapat dilihat pada lampiran.

    4.3. Hasil Analisa

    4.3.1. Pasar KanigoroBeberapa poin perubahan dari hasil analisa kajian penataan dan pengembanganpasar pada Pasar Kanigoro adalah sebagai berikut :1. Dalam hal parkir, perlu ada tempat di sekitar pasar tradisional Kanigoro tanpa

    harus memanfaatkan bahu jalan raya agar tidak terjadi kemacetan, olehkarenanya bangunan eksisting direncanakan mundur dari jalan raya, baiksebagai sarana parkir juga untuk memenuhi peraturan garis sempadanbangunan yang berlaku di area tersebut. Jarak mundur bangunan masing-masing diukur dari tepi jalan raya adalah 10 m dari sebelah utara bangunanpasar, 7 m dari sebelah timur bangunan pasar, dan 9 m dari sebelah selatandan 10 m dari sebelah barat bangunan pasar.

    2. Elevasi lantai bangunan Pasar Tradisional Kanigoro ditinggikan kurang lebih60 cm dari muka jalan dengan pertimbangan untuk mengatasi aliran air hujanyang datang dari jalan raya. Dan dengan peninggian lantai di area dalam pasarmemberikan kesan fungsi yang kuat sebagai tempat untuk berdagang.

    3. Bentukan aerodinamis berupa dome berfungsi sebagai pengalir udara terbaikdengan bukaan di sisi atap. Udara panas akan naik ke atas dan akan didorongdan dialirkan oleh udara dari luar melalui celah di sisi atap. Dengan demikianudara di dalam pasar yang panas akan berkurang.

    4. Zoning area dalam pasar berkaitan dengan fungsi yang membutuhkan luasarea dan jenis barang dagangan. Area Los berada di pintu depan dekatdengan jalan raya yang intensitas keramaiannya rendah (koridor jalan utara-

    LAPORAN RINGKAS 13

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    selatan), area los berada di tengah pasar di kelilingi oleh kios. Zona basahberada di belakang pasar, dekat dengan loading dock, hal ini mempengaruhitingkat dan jenis barang dagangan, sedangkan Lantai dua di zoningkan olehkafe (food court) dan kios.

    5. Untuk kios menggunakan pintu rolling door dan terbuka di bagian depan danbelakang, sehingga bisa memberikan pilihan kepada pedagang untukberjualan di sisi yang diiinginkan. Untuk los, menggunakan meja beton denganketinggian 1 m dari lantai, lebar 1,2 m di bawah meja disiapkan tempat untukmenyimpan stok barang dagangan. Sistem drainase dalam bangunanmemakai saluran air semi terbuka menggunakan grill besi sepanjang Los.

    6. Tempat pembuangan sampah di letakkan di dekat jalan keliling pasar yangmudah di capai dari ruas jalan timur-barat. Pada jalan ini di khususkan untukkendaraan - kendaraan besar yang menuju loading dock dan tempatpembuangan sementara. Sehingga tidak sampai mengganggu pengunjungyang datang. Pada area tersebut juga tidak langsung berhubungan denganpemukiman penduduk di sekitar pasar.

    Jumlah kios dan los setelah penataan dan pengembangan pada Pasar Kanigoroadalah sebagai berikut :

    Rencana jumlah kios dan los di Pasar Kanigoro adalah :

    Lantai 1- Los ukuran 2 m x 3 m : 190 unit- Kios ukuran 3 m x 3 m : 10 unit- Kios ukuran 3 m x 4 m : 15 unit

    Lantai 2- Kios ukuran 3 m x 3 m : 6 unit- Kios ukuran 3 m x 4 m : 28 unit

    Total Los = 190 unit Total Kios = 59 unitTotal Area Foodcourt dan Caf = 1.084 m2

    Rencana Jumlah Sarana Pendukung Pasar :

    Lantai 1- Kantor Pengelola : 1 unit (ukuran 3 m x 6 m)- Ruang Serbaguna : 1 unit (ukuran 3,87 m x 16 m)- Toilet / WC : 8 unit (ukuran 1,5 m x 2 m)- Mushola : 1 unit (ukuran 3,87 m x 4 m)- Pos Kesehatan : 1 unit (ukuran 3 m x 4 m)- Pos Keamanan : 4 unit (ukuran 3 m x 3 m)- TPS sementara : 1 unit (ukuran 8 m x 10 m)

    Lantai 2- Toilet / WC : 8 unit (ukuran 1,5 m x 2 m)

    LAPORAN RINGKAS 14

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    Total Area Loading Dock = 198 m2Total Area Parkir Sepeda Motor = 370 m2 (kapasitas 110 motor)Total Area Parkir Mobil = 340 m2 (kapasitas 25 mobil)Total Area Penghijauan = 154 m2

    4.3.2. Pasar Tlogo

    Pada Pasar Tlogo perubahan signifikan hanya pada bentuk atapnya agarpenampilan pasar menjadi lebih menarik. Penataan pasar akan tetap sepertieksisting. Hasil analisa selengkapnya dari kajian penataan dan pengembangan pasar padaPasar Tlogo adalah sebagai berikut :1. Bangunan yang akan didirikan berorientasi kearah Utara untuk area depan

    pasar dengan memperhatikan ruas utama Jalan Raya dari timur ke barat.Dalam hal parkir, perlu ada tempat di sekitar pasar tradisional Tlogo tanpaharus memanfaatkan bahu jalan raya agar tidak terjadi kemacetan, olehkarenanya bangunan pasar direncanakan mundur 7,8 m dihitung dari jalanraya pada sebelah utara, 5,1 m dari sebelah timur dan 4 m dari sebelah barat.

    2. Pos keamanan sangat di perlukan khususnya di area ramai seperti pasartradisional yang besar. Lokasi sudut pasar menjadi pertimbangan keamanandimana petugas keamanan bisa memonitor pengunjung dari dua arahsekaligus.

    3. Penutup atap galvalum berbentuk dome dengan rangka besi menjadi solusiagar suasana dalam pasar bisa leluasa dan sirkulasi udara bisa terkontroldengan baik

    4. Tempat pembuangan sampah di letakkan di belakang pasar yang mudah dicapai dari ruas jalan timur-barat. Pada jalan ini di khususkan untuk penjual,pembeli dan kendaraan pengangkut sampah.

    5. Elevasi lantai parkir bangunan Pasar Tradisional Tlogo ditinggikan kurang lebih30 cm dari muka jalan, sedangkan lantai dalam pasar ditinggikan 60 cm darilantai. Desain ini mempertimbangkan masalah sebelumnya dimana diluar dandidalam pasar terkena banjir disebabkan tanah lebih rendah daripada jalanraya.

    6. Akses pintu masuk menuju ke dalam pasar di letakkan di area depan pasardengan jumlah 3 akses pintu masuk. Dengan banyaknya akses seperti ini akanmemudahkan para pengunjung yang akan membeli barang tertentu dan parapenjual didalam pasar pun akan mudah dijangkau dari berbagai arah.

    7. Zoning area dalam pasar berkaitan dengan fungsi yang membutuhkan luasarea dan jenis barang dagangan. Area Kios mengelilingi pasar denganharapan area Los yang terbuka bisa terlindungi dari polusi yang ditimbulkandari arah jalan raya.

    LAPORAN RINGKAS 15

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    8. Untuk kios menggunakan pintu rolling door, sedangkan untuk los,menggunakan meja beton dengan ketinggian 1 m dari lantai, lebar 70 cm dibawah meja disiapkan tempat untuk menyimpan stok barang dagangan.Sistem drainase dalam bangunan memakai saluran air semi terbukamenggunakan grill besi sepanjang Los.

    9. Tampak depan Pasar Tradisional Kanigoro menekankan gambar-gambarproduk khas kabupaten blitar atau produk unggulan pasar sehingga nantinyabisa memberikan informasi penting bagi para pengunjung yang akan masukkedalam pasar.

    10.Banyaknya pengunjung dan pedagang di dalam pasar menimbulkan udaraterasa panas dan bau karena banyaknya udara yg tidak bisa tersirkulasi.Bentukan aerodinamis berupa dome berfungsi sebagai pengalir udara terbaikdengan bukaan di sisi atap. Udara panas akan naik ke atas dan akan didorongdan dialirkan oleh udara dari luar melalui celah di sisi atap. Dengan demikianudara di dalam pasar yang panas akan berkurang.

    Jumlah kios dan los setelah penataan dan pengembangan pada Pasar Tlogoadalah sebagai berikut :

    Rencana jumlah kios dan los di Pasar Tlogo adalah :

    - Los ukuran 2 m x 3 m : 108 unit- Kios ukuran 3 m x 3 m : 61 unit- Kios ukuran 3 m x 4 m : 8 unitTotal Los = 108 unit Total Kios = 69 unit

    Rencana Jumlah Sarana Pendukung Pasar :

    - Kantor Pengelola : 1 unit (ukuran 3 m x 4 m)- Ruang Serbaguna : 1 unit (ukuran 3 m x 8 m)- Toilet / WC : 3 unit (ukuran 1,5 m x 2 m)- Mushola : 1 unit (ukuran 3 m x 3 m)- Pos Kesehatan : 1 unit (ukuran 3 m x 4 m)- Pos Keamanan : 2 unit (ukuran 2 m x 2 m)- TPS sementara : 1 unit (ukuran 3 m x 4,55 m)

    Total Area Parkir Sepeda Motor = 288 m2 (kapasitas 56 motor)Total Area Parkir Mobil = 330 m2 (kapasitas 22 mobil)

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbandingan perubahan jumlah kios dan lospada pasar eksisting dan rencana pengembangan pada tabel berikut.

    LAPORAN RINGKAS 16

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    Tabel 4.1. Perbandingan Kondisi Eksisting dan Rencana Pengembangan PasarKanigoro

    LAPORAN RINGKAS 17

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    Tabel 4.2. Perbandingan Kondisi Eksisting dan Rencana Pengembangan PasarTlogo

    Gambar Layout Plan Rencana Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo Kabupaten Blitardapat dilihat pada lampiran.

    4.4. Rencana Anggaran Biaya

    Dari hasil desain rencana penataan dan pengembangan pasar di KecamatanKanigoro di atas berikut ini diestimasikan rencana anggaran biaya untukpembangunan Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo.

    LAPORAN RINGKAS 18

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    4.4.1. Rencana Anggaran Biaya Pasar Kanigoro

    LAPORAN RINGKAS 19

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    4.4.2. Rencana Anggaran Biaya Pasar Tlogo

    V. KESIMPULANKesimpulan yang dapat diambil dari Kajian Penataan dan Pengembangan Pasardi Kecamatan Kanigoro ini adalah :

    1. Konsep pengembangan Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo adalah konsepmodern yaitu tetap menjadi pasar tradisional namun memiliki penataan moderndan unik dengan bentuk atap seperti dome.

    2. Dalam hal parkir, perlu ada tempat di sekitar Pasar Tradisional Kanigoro danPasar Tlogo tanpa harus memanfaatkan bahu jalan raya agar tidak terjadikemacetan, oleh karenanya bangunan eksisting direncanakan mundur darijalan raya. Pada Pasar Kanigoro, jarak mundur bangunan masing-masingdiukur dari tepi jalan raya adalah 10 m dari sebelah utara bangunan pasar, 7 mdari sebelah timur bangunan pasar, dan 9 m dari sebelah selatan dan 10 mdari sebelah barat bangunan pasar. Pada Pasar Tlogo, bangunan pasar

    LAPORAN RINGKAS 20

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    direncanakan mundur 7,8 m dihitung dari jalan raya pada sebelah utara, 5,1 mdari sebelah timur dan 4 m dari sebelah barat.

    3. Elevasi lantai bangunan Pasar Tradisional Kanigoro dan Pasar Tlogo akanditinggikan dari muka jalan dengan pertimbangan untuk mengatasi aliran airhujan yang datang dari jalan raya. Pada Pasar Kanigoro elevasi lantaibangunan pasar akan ditinggikan kurang lebih 60 cm dari muka jalan,sedangkan pada Pasar Tlogo akan ditinggikan kurang lebih 60 cm dari mukajalan.

    4. Pasar Kanigoro direncanakan menjadi 2 lantai pada sisi depan, samping, danbelakang dengan bagian tengah void dimana lantai 1 terdiri dari bangunan losdi bagian tengah pasar dengan bangunan kios di sekelilingnya, dan lantai 2direncanakan sebagai kios dan area foodcourt.

    5. Penataan dan pengembangan pada Pasar Kanigoro ini berpengaruh padajumlah kios dan los yang direncanakan. Pada Pasar Kanigoro akan adapenambahan jumlah los sebesar 60 unit dari jumlah semula sebesar 130 unitmenjadi total 190 unit dengan perubahan ukuran luasan los dari semula ukuran2,5 m x 3 m menjadi 2 m x 3 m. Sedangkan ukuran kios diseragamkan menjadi2 tipe ukuran yaitu 3 m x 3 m dan 3 m x 4 m dengan penambahan jumlah kios7 unit dari jumlah total kios semula sebesar 52 unit.

    6. Sarana pendukung bangunan Pasar Kanigoro yang semula hanya memiliki 1unit Kantor Pengelola, 4 unit Toilet/WC, 1 unit Mushola, dan 1 unit TPSSementara, akan ditambahkan menjadi 8 unit Toilet/WC masing-masing padatiap lantai kemudian dilengkapi dengan 1 unit Ruang Serbaguna, 1 unit PosKesehatan, 4 unit Pos Keamanan, 10 unit hidran/alat pemadam kebakaran,dan 4 unit kamera cctv pada masing-masing lantai agar memenuhi syaratklasifikasi pasar tradisional.

    7. Pasar Kanigoro akan mendapatkan penambahan area parkir motor dari 99,6m2 menjadi 370 m2 dengan kapasitas 110 motor, penambahan area parkirmobil bertambah dari 116,6 m2 menjadi 340 m2 dengan kapasitas 25 mobil.Area Loading Dock yang sebelumnya tidak teratur dilokalisir pada area seluas198 m2.

    8. Penambahan space atau ruang terbuka hijau di sekeliling bangunanmempunyai beberapa fungsi, di antaranya meminimalisir udara panas yangdatang dari jalan raya sehingga dapat memberikan udara segar di area sekitarpasar dan bisa menjadi resapan air baik dari air hujan maupun air buangandari dalam pasar. Total area penghijauan pada Pasar Kanigoro adalah seluas154 m2.

    9. Perkiraan anggaran biaya pelaksanaan pembangunan untuk kawasan PasarKanigoro adalah sebesar Rp 9,361,608,000.00 (Sembilan Milyar Tiga RatusEnam Puluh Satu Juta Enam Ratus Delapan Ribu Rupiah).

    10.Penataan kios dan los pada Pasar Tlogo akan tetap seperti eksisting. Jumlahlos pada Pasar Tlogo akan tetap sesuai jumlah eksisting yaitu sebanyak 108unit dengan ukuran luasan los yang sama pula yaitu 1,5 m x 2 m. Sedangkan

    LAPORAN RINGKAS 21

  • Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro KabupatenBlitar

    ukuran kios diseragamkan menjadi 2 tipe ukuran yaitu 3 m x 3 m sebanyak 61unit dan 3 m x 4 m dengan jumlah 8 unit. Jumlah ini menyusut dari jumlah kiossemula dengan ukuran 3 m x 4 m sebanyak 72 unit dan ukuran 3,8 m x 4 msebanyak 12 unit dengan pertimbangan penambahan areal parkir dan saranapendukung pasar.

    11. Sarana pendukung bangunan Pasar Tlogo yang semula hanya memiliki 1 unitTPS Sementara, akan dilengkapi dengan 1 unit Kantor Pengelola, 1 unitRuang Serbaguna, 3 unit Toilet/WC, 1 unit Mushola, 1 unit Pos Kesehatan, 2unit Pos Keamanan, 4 unit hidran/alat pemadam kebakaran, dan 4 unit kameracctv agar memenuhi syarat klasifikasi pasar tradisional.

    12.Area parkir mobil pada Pasar Tlogo akan menyusut dari 354,6 m2 menjadi 330m2 dengan kapasitas 22 mobil, sebagai ganti penambahan area parkir motoryang menjadi lebih luas dari 39,6 m2 menjadi 288 m2 dengan kapasitas 56motor.

    13.Perkiraan anggaran biaya pelaksanaan pembangunan untuk kawasan PasarTlogo adalah sebesar Rp 3,552,311,000.00 (Tiga Milyar Lima Ratus LimaPuluh Dua Juta Tiga Ratus Sebelas Ribu Rupiah).

    LAPORAN RINGKAS 22

    I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang1.2. Maksud Dan Tujuan1.3. Manfaat1.4. Ruang Lingkup1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah1.4.2. Ruang Lingkup Materi1.4.3. Aspek Hukum Dan Perundangan

    II. KONDISI DAERAH STUDI1 Karakteristik Umum Wilayah2.1.1. Lokasi Studi2.1.2. Wilayah Administrasi2.1.3. Karakteristik Fisik Dasar2.1.4. Karakteristik Penduduk2.1.5. Penggunaan Lahan2.1.6. Potensi Pengembangan Wilayah2.2 Gambaran Umum Pasar2.2.1. Karakteristik Pasar Kanigoro2.2.2. Karakteristik Pasar Tlogo

    III. METODOLOGI3.1. Tinjauan Pustaka3.1.1. Pengertian Pasar3.1.2. Cici-Ciri Pasar3.1.3. Klasifikasi Pasar3.1.4. Tempat Berjualan Di Pasar3.1.5. Macam/Jenis Barang-Barang Di Lokasi Pasar3.1.6. Pasar Tradisional3.1.7. Retribusi3.2. Metode Pengumpulan Data3.3. Metode Analisis Data3.3.1. Metode Deskriptif3.3.2. Metode Evaluatif3.3.3. Metode Preskriptif3.4. Rencana Output3.5. Metode Analisis Pengukuran Tingkat Kemudahan Pencapaian3.6. Metode Untuk Memperkirakan Kebutuhan Ruang3.7. Metode Perhitungan Jaringan Utilitas

    IV. HASIL SURVEY & ANALISA4.1. Pelaksanaan Survey4.2. Dokumentasi Survey dan Investigasi Lapangan4.3. Hasil Analisa4.4. Rencana Anggaran Biaya

    V. KESIMPULAN