executive summary kawasan tumbuh cepat yogya selatan...
TRANSCRIPT
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | i
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa karena hanya dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Executive Summary (Ringkasan Eksekutif)
untuk kegiatan Kajian Kawasan Tumbuh Cepat Kota Yogyakarta Selatan.
Executive Summary ini berisi rangkuman uraian kajian yang sudah dilakukan
dalam pekerjaan ini, meliputi latar belakang kajian, deskripsi aset, konsep dan strategi
pengembangan aset, serta analisis kelayakan aset. Executive Summary ini diharapkan
dapat memberi gambaran keseluruhan isi Laporan Akhir Kajian Kawasan Tumbuh
Cepat Yogya Selatan.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah terlibat dan membantu terwujudnya kegiatan ini dari awal hingga akhir.
Yogyakarta, Desember 2016
Ketua MPKD UGM
Prof. Ir. Bakti Setiawan, MA, Ph.D
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................................................................................... iii
Latar Belakang .............................................................................................................................................................. 1
Maksud, Tujuan, dan Sasaran ................................................................................................................................. 1
Metode Analisis Data .................................................................................................................................................. 2
Tahapan Kajian ............................................................................................................................................................. 3
Deskripsi Aset ............................................................................................................................................................... 4
Idle Asset ................................................................................................................................................................. 6
Pasar Ikan Higienis ............................................................................................................................................ 7
Poliklinik Hewan ................................................................................................................................................ 8
Balai Benih Ikan .................................................................................................................................................. 8
UPT Logam ............................................................................................................................................................ 9
Rumah Pemotongan Hewan .......................................................................................................................... 9
Pasar Induk Giwangan ..................................................................................................................................... 10
Terminal Giwangan ........................................................................................................................................... 10
Taman Kesalamatan Lalu Lintas .................................................................................................................. 11
Kebun Plasma Nutfah dan Pisang ................................................................................................................ 11
Gadjah Wong Educational Park .................................................................................................................... 12
XT Square .............................................................................................................................................................. 12
Kompleks Makam dan Masjid Mataram.................................................................................................... 13
Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka .................................................................................. 13
Situs Warungboto .............................................................................................................................................. 14
Pasar Satwa dan Taman Hias Yogyakarta (PASTY) ............................................................................. 14
Prinsip dan Pertimbangan Pengembangan Aset ............................................................................................ 15
Konsep Pengembangan Aset ................................................................................................................................... 16
Rekomendasi Pengembangan Aset ...................................................................................................................... 17
Analisis Kelayakan Pengembangan Aset ........................................................................................................... 22
Kesimpulan dan Saran ............................................................................................................................................... 25
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 1
Kota Yogyakarta, sebagai ibukota memiliki kebijakan dan strategi pengembangan
struktur ruang Kota Yogyakarta meliputi peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat
pertumbuhan ekonomi kawasan yang merata sehingga dapat lebih kompetitif dan efektif dalam
pengembangan wilayah di sekitarnya. Pada kenyataannya, pertumbuhan Kota Yogyakarta
cenderung terkonsentrasi pada bagian utara, sementara perkembangan di bagian selatan relatif
tertinggal. Hal ini diperkuat berdasarkan hasil analisis disparitas perkembangan kecamatan
pada Kajian Kawasan Strategis Kota Yogyakarta Tahun 2015 yang menunjukkan bahwa wilayah
cepat maju dan cepat tumbuh terkonsentrasi di bagian utara, yaitu Kecamatan Jetis,
Gondokusuman, Danurejan, dan Gondomanan.
Permasalahan disparitas melatarbelakangi pengarahan prioritas pembangunan pada
bagian selatan Kota Yogyakarta melalui pembentukan kawasan tumbuh cepat. Pemerintah Kota
Yogyakarta memiliki banyak aset potensial yang tersebar di wilayah selatan kota dimana aset-
aset tersebut sebenarnya dapat dikembangkan sebagai generator di dalam program ini.
Keberadaan aset-aset tersebut saat ini belum mampu mendorong perkembangan wilayah di
Yogya selatan sehingga diperlukan suatu terobosan baru. Aset yang ada berkumpul di koridor
Jalan TegalturiSorogenen. Pengembangan kawasan dengan aspek “keterpaduan” yang dapat
disatukan dalam sebuah konsep berupa pariwisata pendidikan yang harmoni dengan
lingkungan. Kajian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi paling tepat untuk
pengembangan kawasan Jalan Tegalturi-Sorogenen tanpa menganggu keseimbangan
lingkungan sekitar, seperti aspek hidrologi, aksesibilitas, dan tata lingkungan. Optimalisasi
asset-aset akan menjadi generator pembangunan kawasan dengan identitas pariwisata dan
pendidikan yang terpadu.
Maksud
1. Memberikan bahan masukan dalam perencanaan kebijakan pembangunan kawasan
Yogyakarta Selatan sebagai tindaklanjut atas rekomendasi dua penelitian sebelumnya, yaitu
Kajian Kawasan Strategis Kota Yogyakarta Tahun 2015 yang dilaksanakan oleh Bappeda
Kota Yogyakarta dan Kajian Daya Tampung dan Sirkulasi Pengunjung Taman Pintar Kota
Yogyakarta Tahun 2014 yang dilaksanakan oleh Bagian P3ADK Kota Yogyakarta.
2. Memberikan konsep pengembangan sektor pariwisata dan pendidikan sehingga menjadi
pemicu pertumbuhan perekonomian masyarakat di kawasan strategis Kota Yogya bagian
selatan, khususnya di koridor Jalan Tegalturi-Sorogenen dan sekitarnya
3. Menyiapkan bahan kajian berkaitan dengan kebutuhan Pemerintah Kota Yogyakarta,
khususnya untuk melakukan investasi pada idle & potential assets di Jalan
TegalturiSorogenen dan sekitarnya.
Tujuan
Tersusunnya dokumen yang berisi rekomendasi pengembangan aset-aset daerah di
koridor Jalan TegalturiSorogenen dan sekitarnya, untuk mendukung pengembangan sektor
pariwisata dan pendidikan di Kota Yogyakarta bagian selatan.
LATAR BELAKANG
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 2
Sasaran
1. Tersusunnya dokumen yang berisi informasi kondisi eksisting aset-aset daerah di koridor
Jalan Tegalturi-Sorogenen dan sekitarnya untuk mendukung pengembangan sektor
pariwisata dan pendidikan di Kota Yogyakarta bagian selatan.
2. Tersusunnya dokumen yang berisi potensi, masalah, peluang, dan ancaman pengembangan
aset-aset daerah di koridor Jalan Tegalturi-Sorogenen dan sekitarnya untuk mendukung
pengembangan sektor pariwisata dan pendidikan di Kota Yogyakarta bagian selatan.
3. Tersusunnya dokumen yang berisi skenario pengembangan dan kelayakan aset-aset daerah
di koridor Jalan Tegalturi-Sorogenen dan sekitarnya untuk mendukung pengembangan
sektor pariwisata dan pendidikan di Kota Yogyakarta bagian selatan.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Metode analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif berkaitan
dengan pengumpulan, peringkasan, dan penyajian suatu data. Analisis dengan menggunakan
metode deskriptif dipergunakan untuk menyusun informasi terkait perkembangan kondisi aset-
aset daerah di koridor Jalan Tegalturi-Sorogenen, dan sekitarnya untuk mendukung
pengembangan sektor pariwisata dan pendidikan di Kota Yogyakarta bagian selatan.
2. Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) merupakan analisis terkait faktor
positif dan negatif yang diidentifikasi secara internal dan eksternal. Dengan melakukan analisis
terhadap faktor berdasarkan kedudukannya, kemudian dapat diperoleh informasi untuk
mendukung kajian. Terhimpunnya informasi kemudian disusun dalam dokumen masalah,
peluang, dan ancaman pengembangan aset-aset daerah di koridor Jalan Tegalturi-Sorogenen
dan sekitarnya untuk mendukung pengembangan sektor pariwisatan dan pendidikan di Kota
Yogyakarta bagian selatan.
3. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis kelayakan dari aspek regulasi, pasar, dan
infrastruktur. Analisis ini dilakukan dengan menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu
situasi tertentu (dalam konteks tertentu).
4. Analisis Cost Benefit
Analisis Cost Benefit adalah analisis untuk menghitung kelayakan proyek dengan
membandingkan biaya yang dikeluarkan dan kebermanfaatan yang dihasilkan. Analisis
dilakukan dengan melakukan perbandingan antara keuntungan (benefit) dan biaya (cost).
Apabila keuntungan yang didapatkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan maka proyek
tersebut berhasil, sementara di sisi lain apabila biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada
keuntungan yang didapat maka proyek gagal atau rugi. Pada kajian kali ini analisis cost benefit
digunakan untuk menyusun dokumen yang berisi skenario pengembangan dan kelayakan aset-
aset daerah di koridor Jalan Tegalturi-Sorogenen, dan sekitarnya untuk mendukung
pengembangan sektor pariwisata dan pendidikan di Kota Yogyakarta bagian selatan.
METODE ANALISIS DATA
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 3
Tahapan penelitian dalam kajian kawasan tumbuh cepat Kota Yogyakarta Selatan
ditampilkan melalui diagram alur berikut ini.
Skema Tahapan Penelitian
Sumber : Analisis, 2016
TAHAPAN KAJIAN
Start
Mendaftar aset-aset di sekitar Jl Tegalturi-Sorogenen
Data primer
Data sekunder
Menyusun deskripsi, SWOT, dan strategi pengembangan
aset-aset
Kompilasi data
Konsep terpilih
Rekomendasi pengembangan
Focus Group Discussion
Merumuskan konsep
Menyusun analisis kelayakan
Ya
Tidak
Kesesuaian dengan
konsep dan pertimbangan
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 4
Kawasan tumbuh cepat yang dikaji meliputi koridor Jalan Tegalturi-Sorogenen dan aset-
aset disekitarnya. Terdapat 16 aset yang pada lokasi tersebut, dan digolongkan menjadi 2 (dua)
ketegori, yaitu Idle Asset dan Existed Asset.
1. Idle Asset
Idle Asset merupakan aset milik Pemerintah Kota Yogyakarta yang mengakomodasi adanya
pengembangan baru. Idle asset yang dimaksud dalam dokumen ini berupa sawah seluas 2,74
Ha yang berada di Jalan Tegalturi, Kelurahan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo.
2. Existed Asset
Existed Asset adalah aset-aset milik pemerintah di sekitar Jalan Tegalturi-Sorogenen yang
secara fisik telah terbangun dan sehari-hari sudah melangsungkan kegiatannya masing-
masing. Semua existed asset merupakan milik Pemerintah Kota Yogyakarta, kecuali satu aset
yang secara administrasi merupakan bagian dari Pemerintah Kabupaten Bantul, yaitu
Kompleks Makam dan Masjid Besar Mataram Kotagede. Existed Asset terdiri dari 15 aset
berikut:
1) Pasar Ikan Higienis
2) Poliklinik Hewan
3) Balai Benih Ikan
4) UPT Logam
5) Rumah Potong Hewan
6) Pasar Induk Giwangan
7) Terminal Giwangan
8) Taman Keselamatan Lalu Lintas
9) Kebun Plasma Nutfah dan Pisang
10) Gajah Wong Educational Park
11) XT Square
12) Kompleks Makam dan Masjid Besar Mataram
13) Warungboto
14) Gembira Loka
15) PASTY (Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta)
Ilustrasi penggambaran letak aset-aset tersebut dalam peta menggunakan bantuan
radius untuk mempermudah pemahaman jarak lokasi dari pusat koridor Jalan Tegalturi-
Sorogenen. Terdapat 6 (enam) lapis radius, yaitu 300 meter, 900 meter, 1,5 kilometer, 2,1
kilometer, 2,7 kilometer, dan 3,3 kilometer. Berikut adalah penjelasan terkait aset- aset
daerah yang berada di koridor Jalan Tegalturi-Sorogenen dan sekitarnya.
DESKRIPSI ASET
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 5
Aset-aset di Sekitar Jalan Tegalturi-Sorogenen
Sumber: analisis, 2015
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 6
Idle Asset Sumber: Survei lapangan, 2016
Idle Asset merupakan sawah seluas 2,74 Ha yang dimiliki oleh Pemerintah Kota
Yogyakarta berada di Kelurahan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo. Idle Asset dikelola oleh
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian Kota Yogyakarta oleh UPT
Pelayanan Pertanian dan Perikanan. Sawah ini dialiri oleh irigasi yang berasal dari anak Sungai
Bedog.
Tabel Deskripsi Idle Asset
Aspek No Aspek Hasil Amatan
a. Fisik 1 Luas lahan 27.400 m2 (data DPGAD)
2 Sumber air sungai kecil dan mata air Bendo Sirah
3 Kemiringan lereng 0-2%
4 Jenis tanah kambisol
5 Bentuk persegi panjang
6 Penggunaan lahan sawah
7 Faktor pembatas Mata air mati dan debit sungai kecil b. Manajemen 1 Kepemilikan aset Disperindagkoptan Kota Yogyakarta
2 Badan pengelola UPT Pelayanan Pertanian dan Perikanan 3 Perawatan (Dengan 3x panen/tahun) 4 Jumlah petugas Tidak ada informasi 5 Sejarah aset Tidak ada informasi
Sumber: analisis, 2016
Analisis SWOT
Strength Merupakan lahan milik Pemerintah Kota
yang cukup luas untuk wilayah perkotaan seperti Kota Yogyakarta, yang terpilih sebagai prioritas salah satunya karena faktor kepemilikan lahan.
Berada dekat dengan Terminal Giwangan, dengan jarak 1.5 Km dari idle asset.
Weakness Akses untuk ke lokasi idle asset cukup sulit
karena lahan sekitar idle asset merupakan lahan milik pribadi dan tidak ada akses langsung, untuk saat ini melewati jembatan buatan dari bambu.
Lahan seluas 2,74 Ha yang dimiliki pemerintah kota saat ini sebagian besar berkontur tidak rata sehingga dibutuhkan rekayasa pembangunan dalam pengembangannya nanti.
Mata air Bendo Sirah yang mati serta air irigasi yang kurang terjaga dengan baik (banyak sampah).
Idle Asset
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 7
Opportunity Menjadi lahan prioritas pemerintah dalam
pengembangan ruang terbuka air bagi Kota Yogyakarta.
Beberapa tujuan wisata seperti Kota Gede dan beberapa lokasi Kuliner terkenal di Yogya Selatan menjadi acuan bagi pengembangan idle asset ini untuk bisa terintegrasi dan berkembang seperti wilayah Yogya lainnya. Selain itu, fasilitas umum pendukung seperti RSUD Kota Yogya dan Pasar Giwangan juga sudah tersedia sehingga membantu menunjang kebutuhan masyarakat maupun wisatawan.
Threat Kepadatan lalu lintas menjadi ancaman
serius dalam pengembangan idle asset ini, setidaknya ada rekayasa transportasi umum yang tersedia, karena akses yang tidak terlalu lebar dan lahan parkir yang minim membuat hal ini menjadi penting untuk diperhatikan.
Strategi Pengembangan
Pengembangan idle asset, yang mempunyai lahan tergolong luas di area perkotaan, dapat
didorong ke arah pariwisata berbasis air dan lingkungan, artinya pengembangan fisik di
lokasi ini harus menyesuaikan eksistensi sumberdaya alam yang ada di dalamnya.
pengembangan idle asset ini dapat menjadi penggerak (trigger) bagi pengembangan
kawasan di sekitar Jalan Tegalturi-Sorogenen.
Perencanaan rekayasa transportasi dan perubahan fisik jalan sangat penting dilakukan
untuk mengakomodasi peningkatan intensitas aktivitas di lokasi tersebut, untuk
kenyamanan pengguna jalan, maupun masyarakat pada umumnya.
Pasar Ikan Higienis
Sumber: Survei lapangan, 2016
Strategi Pengembangan
a. Mengembangkan Pasar Ikan Higienis dengan sistem pasar tradisional, yaitu adanya
interaksi tawar menawar harga dan satuan berat yang sama seperti pasar tradisional
pada umumnya. Walaupun terkesan downgrade, sistem ini lebih dikenal masyarakat
secara umum ketika mendengar identitas “pasar” pada lokasi.
b. Memanfaatkan inovasi teknologi perikanan sebagai daya tarik pengunjung. Selain itu,
sistem kebersihan, pembuangan limbah dan sanitasi yang lebih baik juga dapat
diterapkan.
Pasar Ikan Higienis
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 8
c. Mengembangkan lokasi sebagai area kuliner khusus ikan sesuai identitas lokasi sebagai
“pasar ikan”.
Poliklinik Hewan
Sumber: Survei lapangan, 2016
Strategi Pengembangan
a. Mengintensifkan agenda “jemput bola” untuk secara profaktif menjangkau masyarakat,
terutama segmen peternak dan pemelihara hewan, contohnya berupa klinik berjalan
atau klinik keliling.
b. Membuat mini kebun binatang yang bukan hanya diperuntukan untuk wisata tetapi
lebih kepada penelitian akan kesehatan hewan.
Balai Benih Ikan
Sumber: Survei lapangan, 2016
Strategi Pengembangan
a. Perbaikan fisik jalan sangat diperlukan, baik pelebaran dan peningkatan kualitas jalan.
b. Diversifikasi jenis ikan yang dibudidayakan agar Balai Benih Ikan dapat memperluas
market pembeli dan mendatangkan keuntungan lebih.
c. Mengembangkan website untuk media promosi.
Poliklinik Hewan
Balai Benih Ikan
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 9
UPT Logam
Sumber: Survei lapangan, 2016
Strategi Pengembangan
a. Kerjasama pemerintah dengan swasta perlu dilakukan untuk pengembangan secara
profesional dengan mutu yang memadai. Produksi logam dapat diintensifkan dan
didiversifikasi dengan tambahan modal dari kerjasama tersebut.
b. Mengembangkan pariwisata pendidikan dengan atraksi pembuatan logam secara
langsung oleh pengunjung, dan hasilnya dibawa pulang sebagai cenderamata.
Rumah Pemotongan Hewan
Sumber: Survei lapangan, 2016
Strategi Pengembangan
a. Meningkatkan kapasitas pemotongan, melalui peningkatan jumlah jagal hewan.
b. Mengembangkan aset sebagai lokasi pariwisata pendidikan dengan atraksi pengolahan
daging layak konsumsi. Informasi terkait proses, kegunaan alat dan ruang perlu
ditambahkan untuk memudahkan pemahaman bagi wisatawan.
c. Membuka akses jalan yang lebar untuk memudahkan lalu lintas dua arah.
UPT Logam
Rumah Pemotongan Hewan
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 10
Pasar Giwangan
Sumber: Survei lapangan, 2016
Strategi Pengembangan
a. Pengembangan Pasar Induk Giwangan sesuai dengan fungsinya sebagai sentra buah dan
sayuran, sehingga wisatawan dapat membeli buah dan sayuran segar di Pasar
Giwangan.
b. Pembenahan bangunan pasar, parkir, dan lokasi bongkar muat barang agar memberi
kesan tertata dan modern.
c. Membuat media promosi untuk memperkenalkan Pasar Giwangan kepada wisatawan.
Terminal Giwangan
Sumber: Survei lapangan, 2016
Strategi Pengembangan
a. Pembenahan area di dalam terminal, misalnya pemisahan antara transportasi untuk
manusia dan barang serta jasa, sehingga terminal menjadi terlihat lebih bersih.
b. Pengembangan Terminal Giwangan sebagai regional hub dalam kota maupun sampai
Provinsi DIY dan sekitarnya. Sektor komersial sebagai penunjang, seperti shopping
sangat tepat untuk dikembangkan.
c. Pembenahan desain arsitektural Terminal Giwangan dapat menjadi alternatif
pengembangan, dengan pertimbangan terminal sebagai pintu gerbang Kota Yogyakarta
serta sebagai icon baru Yogya Selatan.
Pasar Induk Giwangan
Terminal Giwangan
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 11
. Taman Keselamatan Lalu Lintas Sumber: Survei lapangan, 2016
Strategi Pengembangan:
a. Memperbanyak teknologi yang berkaitan dengan lalu lintas untuk menambah atraksi
wisata dan pendidikan, seperti info mengenai rambu-rambu dan lainnya.
b. Membuat kantor pengurus tetap untuk menjadi pengelola taman sehingga taman
menjadi lebih terkontrol setiap harinya.
Kebun Plasma Nutfah dan Pisang Sumber: Survei lapangan, 2016
Strategi Pengembangan
a. Memberlakukan peraturan resmi retribusi pengunjung sebagai tambahan pemasukan
untuk pengembangan aset.
b. Menjalin kemitraan dengan pihak lain, dapat dengan masyarakat, universitas atau pihak
swasta dalam pengelolaan pengembangan kebun plasma nuftah pisang, hasil
pengolahan dari kebun pisang atau dibidang kepariwisataan perlu dibangun.
c. Serius menggarap pasar wisatawan tingkat sekolah dengan melakukan promosi aktif,
melalui pameran, media massa dan sosial media, serta membuat website resmi, untuk
dapat menjaring pengunjung.
Taman Keselamatan Lalu Lintas
Kebun Plasma Nutfah dan Pisang
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 12
Gajah Wong Educational Park Sumber: Survei lapangan, 2016
Strategi Pengembangan
a. Melakukan pelebaran jalan dan rekayasa lalu lintas untuk mengatasi keterbatasan akses
jalan menuju taman.
b. Menambah sarana promosi dan publikasi taman sebagai wisata edukasi berbasis
pengelolaan lingkungan.
XT Square Sumber: Survei lapangan, 2015
Strategi Pengembangan
a. Menambah daya tarik wisata baru sebagai ikon baru XT Square, dapat melalui skema
kerjasama dengan investor dan brand lokal (bukan investasi brand asing).
b. Mengembangkan XT Square menjadi city walk dengan jajanan kuliner higienis di sisi
kanan dan kirinya.
Gadjah Wong Educational Park
XT Square
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 13
Kompleks Makam dan Masjid Mataram Kotagede
Sumber: Survei lapangan, 2016
Strategi Pengembangan
a. Mengintegrasikan pengelolaan wisata antara komunitas lokal dengan pihak Kasultanan
dan Kasunanan.
b. Menyusun RTBL sebagai panduan pengelolaan fisik di dalam kawasan serta mengawasi
secara ketat aktivitas alih fungsi lahan dan bangunan.
c. Mengembangkan rencana rekayasa transportasi sebagai alternatif solusi keterbatasan
akses jalan menuju situs.
Gembira Loka
Sumber: Survei lapangan, 2016
Strategi Pengembangan:
a. Pengembangan teknologi dalam pemberian informasi yang atraktif, untuk memudahkan
masyarakat memahami keterangan dari satwa-satwa yang ada di kebun bianatang
Gembira Loka.
b. Peningkatan kebersihan secara lebih intensif untuk menberikan kenyamanan kepada
pengunjung.
c. Penambahan atraksi baru sebagai strategi menghadapi kompetitor obyek-obyek wisata
lain di Yogyakarta, contoh usulan atraksi adalah interaksi langsung dengan hewan-hewan
jinak.
Kompleks Makam dan Masjid Mataram
Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 14
Situs Warungboto
Sumber: Survei lapangan, 2016
Strategi Pengembangan:
a. Dukungan regulasi untuk mendirikan kepengurusan badan pengelola situs Warungboto,
agar kegiatan konservasi dan pariwisata dapat berjalan optimal.
b. Pengembangan SDM pariwisata yang dapat mengangkat nilai historis dari situs
warungboto. SDM pariwisata dapat berupa tourist guide, antropologi, dan sejarahwan.
SDM yang terlibat dapat membantu pengenalan nilai historis bagi pengunjung yang
datang.
Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta Sumber: Survei lapangan, 2016
Strategi Pengembangan
a. Menambah sarana promosi dan publikasi.
b. Melakukan pengawasan yang baik untuk mencegah terjadinya jual-beli satwa langka.
Situs Warungboto
Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY)
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 15
Konsep pengembangan disusun atas prinsip dan pertimbangan yang dirumuskan
berdasarkan analisis potensi aset dan arah kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta. Prinsip dan
pertimbangan tersebut diturunkan berdasarkan visi Kota Yogyakarta, Kajian Kawasan Strategis
Kota Yogyakarta Tahun 2015, Kajian Ruang Terbuka Air Kota Yogyakarta, dan Program
Pengembangan Kota Hijau (P2KH).
Prinsip
KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN
Pembangunan dilakukan selaras dengan
potensi sumberdaya aset dan seminimal
mungkin memberikan dampak buruk pada
lingkungan. Potensi sumberdaya yang ada
pada aset dikelola sedemikian rupa agar
kuantitas dan kualitasnya tetap terjaga.
KETERPADUAN
Aktivitas yang akan dikembangkan di setiap
aset adalah aktivitas pariwisata pendidikan,
sesuai dengan dentitas Kota Yogyakarta
sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata.
PARIWISATA PENDIDIKAN
Aktivitas yang akan dikembangkan di setiap
aset adalah aktivitas pariwisata pendidikan,
sesuai dengan dentitas Kota Yogyakarta
sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata.
BERMANFAAT SOSIAL DAN EKONOMI
Pengembangan aset didorong seoptimal
mungkin agar mampu berkontribusi pada
berkurangnya gap disparitas Yogya Utara-
Selatan.
Prinsip Pengembangan Kawasan Tumbuh Cepat Kota Yogyakarta Selatan Sumber : Analisis, 2016
Pertimbangan
POTENSI SUMBERDAYA
Idle Aset memiliki potensi mata air yang dapat
dikembangkan sebagai ruang terbuka air.
Dapat dikembangkan sebagai lokasi embung
atas aspek keberlanjutan (sungai kecil dan
mata air bendo sirah), aspek kepemilikan
(milik pemerintah Kota Yogyakarta), aspek
kesesuaian fisik (memenuhi syarat kemiringan
lereng, jenis tanah, aksesibilitas dan bentuk
lahan).
KEBIJAKAN YOGYAKARTA ECO-DISTRICT
Program ini adalah kerjasama Kementerian PU
dengan Kedubes Prancis. Kebijakan ini dapat
diselaraskan karena memiliki kesamaan ide
pengembangan, diantaranya:
a. Pengembangan Yogya Selatan sebagai pusat
aktivitas
b. Eco-development Sungai Gajahwong untuk
mendukung kualitas hidup
c. Urgensi penataan permukiman bantaran
sungai
d. Potensi pengembangan sumbu Kraton-
Kotagede atau Malioboro-Kotagede
e. Pembangunan yang mewadahi warisan
sejarah dan potensi bencana alam Pertimbangan Pengembangan Kawasan Tumbuh Cepat Kota Yogyakarta Selatan
Sumber : Analisis, 2016
PRINSIP DAN PERTIMBANGAN PENGEMBANGAN ASET
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 16
Konsep Pengembangan Kawasan Tumbuh Cepat Kota Yogyakarta Selatan Sumber : Analisis, 2016
Strategi
1. Optimalisasi Kegiatan Wisata pada Aset sesuai Potensi Eksistingnya Masing-masing
Setiap aset di sekitar Jalan Tegalturi-Sorogenen mempunyai potensi untuk dikembangkan
sebagai wahana pariwisata pendidikan berbasis lingkungan. Kegiatan yang biasa dilakukan
di lokasi aset sehari-hari harus dikemas secara berbeda agar mempunyai nilai tambah
pendidikan dan mampu mendatangkan pengunjung. Perlu adanya penggabungan unsur
kegiatan eksisting pada masing-masing aset dengan muatan pendidikan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Selain faktor penting peningkatan aksesibilitas juga harus dilaksanakan, guna
mendukung performa atraksi wisata.
2. Pengembangan Embung dan Atraksi Keairan pada idle asset
Potensi sumberdaya air pada idle asset akan dioptimalkan melalui pembuatan embung.
Ruang terbuka dan vegetasi peneduh akan diupayakan keberadaannya agar memaksimalkan
area resapan air. Atraksi teknologi keairan, sebagai atraksi utama, misalnya dengan
pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Atraksi-atraksi berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi lingkungan dapat dimasukkan ke dalam pengembangan idle asset, misalnya water
treatment plant dan model ekosistem alami water-ecology.
3. Sinkronisasi konsep sesuai rencana pengembangan Eco-District Kota Yogyakarta
Program Eco-district sebagai pilot project untuk pengembangan wilayah ramah lingkungan
yang berdampak langsung pada pembangunan berkelanjutan dari aspek lingkungan, budaya,
sosial keekonomian hingga kegiatan sehari – hari masyarakat. Salah satu aspek yang kental
adalah aspek keairan, ruang terbuka serta kegiatan dalam komunitas sebuah ruang. Rencana
KONSEP PENGEMBANGAN ASET
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 17
pengembangannya, idle asset bisa menjadi penunjang utama dari jalur biru sebagai alternatif
pilihan dari pengembangan selain koridor sungai dan kanalisasi serta sistem air irigasi yang
lebih baik.
1. Pengembangan Kawasan Perencanaan dengan Tema “Art, Science, dan Technology”
Setiap aset direncanakan akan mempunyai salah satu dari ketiga tema pengembangan
yaitu Art, Science dan Technology, sementara akumulasi ketiga tema dirancang terpusat pada
lokasi idle asset. Pembangunan idle asset akan mengangkat tema “Aquatic Artech Park”. Aset
Terminal Giwangan dan Pasar Giwangan akan berfungsi sebagai fasilitas pendukung
transportasi dan belanja, sehingga tidak difokuskan sebagai atraksi wisata pendidikan berbasis
lingkungan.
Perumusan Tema Pengembangan Kawasan Sumber: analisis, 2016
Diagram Tipologi Tema diilustrasikan Menggunakan Radius Jarak dari idle asset Sumber: analisis, 2016
Potensi eksisting
aset-aset Kesamaan
karakteristik
Tipologi atraksi
wisata
Art
Science
Technology
Pemanfaatan ruang eksisting
Analisis SWOT dan strategi pengembangan aset Tema Pengembangan Kawasan
REKOMENDASI PENGEMBANGAN ASET
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 18
Rekomendasi Atraksi Wisata
No Aset Pengelola Aset Pemanfaatan Ruang Eksisting Tipologi Atraksi Wisata
Rekomendasi Atraksi Wisata
1 Idle Asset Disperindagkoptan Kota Yogyakarta
Sawah Art-Science-Technology
Wisata edukasi pendidikan seni-budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
2 Pasar Ikan Higienis Disperindagkoptan Kota Yogyakarta
Kegiatan pameran pertanian dan perikanan
Science Wisata edukasi pengetahuan perikanan dan
aneka kuliner.
3 Poliklinik Hewan Disperindagkoptan Kota Yogyakarta
Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan bagi hewan, baik ternak maupun peliharaan
Science Wisata edukasi teknologi mengenai kesehatan
dan perawatan hewan.
4 Balai Benih Ikan Disperindagkoptan Kota Yogyakarta
Pembenihan ikan dan jual beli benih ikan
Science Wisata edukasi pembenihan berbagai macam
ikan dan belanja benih ikan.
5 UPT Logam Disperindagkoptan Kota Yogyakarta
Pembentukan produk logam Technology Wisata edukasi teknologi mengenai cara
pembuatan produk-produk logam.
6 Rumah Potong
Hewan
Disperindagkoptan Kota Yogyakarta
Pemotongan hewan sapi dan kambing untuk didistribusikan di pasar
Technology Wisata edukasi teknologi terkait tata cara
pemotongan hewan.
7 Pasar Induk
Giwangan
Dinas Pasar Kota Yogyakarta
Perdagangan buah dan sayur Fasilitas pendukung
Wisata belanja dan kuliner tradisional.
8 Terminal Giwangan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta
Terminal penumpang dan barang
Fasilitas pendukung
Lokasi transit dan parkir bus pariwisata.
9 Taman
Keselamatan Lalu
Lintas
Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta
Tempat pembelajaran keselamatan dalam berlalu lintas
Science Wisata edukasi pengetahuan keselamatan lalu
lintas, dapat dikembangkan sebagai lokasi
untuk kegiatan outbond.
10 Kebun Plasma
Nutfah dan Pisang
Disperindagkoptan Kota Yogyakarta
Pelestarian bibit tumbuhan dan kultur jaringan pisang
Technology Wisata edukasi teknologi cara budidaya
varietas pisang dan pengolahannya.
11 Gajah Wong
Educational Park
BLH Kota Yogyakarta Kegiatan pengelolaan lingkungan, salah satunya berupa Bank Sampah.
Technology Wisata edukasi pengetahuan pengelolaan
lingkungan bersama Komunitas Kampung Hijau
Gambiran.
12 XT Square BUMD Jogjatama Vishesa
Pariwisata yang meliputi Museum 3 Dimensi De Mata dan De Arca, pertunjukan di Kampayo, kerajinan, fashion, dan kuliner
Art Wisata edukasi seni-budaya di museum 3D De
Mata dan De Arca, dengan pusat belanja
kerajinan, kuliner, serta pertunjukan seni
sebagai pelengkap.
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan | 19
No Aset Pengelola Aset Pemanfaatan Ruang Eksisting Tipologi Atraksi Wisata
Rekomendasi Atraksi Wisata
13 Kompleks Masjid
Mataram
Dinas Kebudayaan DIY bekerjasama dengan Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta
Pariwisata sejarah dan wisata religi berupa ziarah makam
Art Wisata edukasi sejarah peninggalan Kerajaan
Mataram dan Kraton Ngayogyakarta.
14 Gembira Loka PT. Buana Alam Tirta Pariwisata edukasi satwa Science Wisata edukasi pengetahuhan dengan berbagai
macam koleksi satwa.
15 Situs Warungboto Badan Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta
Masih dalam tahap pemugaran. Lokasi mempunyai nilai sejarah yang berhubungan dengan Kraton Yogyakarta
Art Wisata edukasi sejarah peninggalan Kerajaan
Mataram dan Kraton Ngayogyakarta.
16 PASTY Dinas Pengelola Pasar Kota Yogyakarta
Pasar satwa dan tanaman hias Science Wisata edukasi pengetahuan jual beli berbagai
jenis satwa dan tanaman hias.
Sumber: analisis, 2016
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan |..20
2. Pengembangan Idle Asset sebagai “Aquatic Artech Park”
“Aquatic Artech Park” merupakan taman rekreasi keluarga yang menawarkan edukasi
mengenai Indonesia terkait budaya dan kondisi alam, terutama perairannya. Terbagi dalam 2
(dua) area utama, yaitu taman budaya dan museum alam.
Dua Area Utama “Aquatic Artech Park” Sumber: analisis, 2016
Kondisi Eksisting Site idle asset
Sumber: analisis, 2016
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan |..21
Perbedaan ketinggian tanah pada idle asset cukup tinggi. Tanah bagian utara dengan
selatan memiliki perbedaan ketinggian sampai >1 m. Kondisi tanah pada bagian utara
berundak-undak dengan ketinggian yang berbeda-beda. Sedangkan tanah pada bagian selatan
cukup datar dengan ketinggian sama. Wilayah sekitar merupakan perkampungan tengah kota
dengan lebar jalan rata-rata 4-5 m. Vegetasi di site hanya berupa tanaman palawija, pohon
nangka, pohon pepaya, pohon pisang, dan pohon bambu.
Konsep Zonasi Site
Zonasi site mula-mula dibagi menjadi 2 (dua) area utama yakni, area Museum Alam dan
Taman Budaya. Pembagian zonasi ini disesuaikan dengan perbedaan ketinggian site. Area
Museum Alam terdiri dari atraksi embung dan atraksi wisata edukasi keairan seperi water
resource centre, science center, dan water treatment plant. Atraksi embung di-layout pada bagian
bawah agar dapat secara cepat diakses oleh publik dan direkomendasikan sebagai arena bebas
bayar, terpisah dari area atraksi lain yang berbayar. Area Taman Budaya antara lain terdiri dari
arena permainan musik air, panggung terbuka, dan cultural center gallery.
Rekomendasi Detil Zonasi Site
Sumber: analisis, 2016
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan |..22
Bab ini akan menjelaskan analisa kelayakan pengembangan keseluruhan 16 aset sebagai
kawasan pariwisata pendidikan dalam kerangka kawasan tumbuh cepat Yogya Selatan. Analisa
kelayakan pada bab ini umumnya dilakukan secara kualitatif, menggunakan asumsi, dan baru
sampai tahap pendugaan dampak-dampak pembangunan. Analisa kelayakan mendalam perlu
dilakukan pada AMDAL. Penekanan analisa ini adalah untuk memberikan rekomendasi atau
prasyarat yang harus terpenuhi agar aset layak dikerjakan di masa mendatang. Artinya, dengan
asumsi aset-aset akan sungguh dijadikan sebagai wahana pariwisata pendidikan maka hal-hal
apa yang harus dilakukan terlebih dahulu agar proyek layak dikerjakan. Analisa kelayakan ini
dilakukan dengan menggunakan pertimbangan kelayakan 6 (enam) aspek, yaitu aspek regulasi,
pasar, aksesibilitas, sosial, fisik dan lingkungan, serta keuangan.
Tabel Hasil Analisis Kelayakan Aset
Aspek Kelayakan
Hasil Analisis Rekomendasi Pelaksana
1. Regulasi Berdasarkan peta rencana pola ruang Kecamatan Umbulharjo, lahan Idle Asset diperuntukkan sebagai zona R2 Perumahan Kepadatan Sedang. Selanjutnya, arahan pada matriks ITBX menunjukkan bahwa persilangan antara zona ini dan kegiatan yang diakomodasi, kode “I” berarti “diijinkan” adanya kegiatan obyek wisata sejarah, pendidikan, dan alam.
Merancang aturan tata ruang yang lebih mendetil berupa RTBL.
BAPPEDA
2. Pasar Sebagai kota dengan citra kuat “kota pendidikan dan kota pariwisata”, pengembangan obyek wisata baru di Kota Yogyakarta sangat potensial untuk dapat “terjual” secara baik. Berdasarkan data jumlah pengunjung yang dihimpun, terlihat bahwa kunjungan wisatawan ke tempat wisata yang menyajikan tentang ilmu pengetahuan, sedang berkembang di Kota Yogyakarta maupun di kota-kota lain di Indonesia.
Melakukan upaya promosi yang gencar untuk memperkenalkan kepada masyarakat, sehingga dapat bersaing dengan ODTW lainnya.
BAPPEDA, Dinas Pariwisata
Analisa Kelayakan
Aspek Regulasi Aspek Pasar Aspek Aksesibilitas Aspek Sosial
Aspek Fisik & Lingkungan
Aspek Keuangan
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN ASET
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan |..23
Aspek Kelayakan
Hasil Analisis Rekomendasi Pelaksana
3. Aksesibilitas Teridentifikasi enam aset yang secara eksisting memiliki akesibilitas kurang memadai. Dengan asumsi pengembangan Idle Asset didorong akan sebesar Taman Pintar, maka lebar jalan yang ada saat ini tidak akan mampu mengakomodasi peningkatan sirkulasi tersebut.
Diperlukan perencanaan lebih mendetail pada bidang fisik jalan dan transportasi, seperti: Perbaikan Fisik Jalan (Perbaikan
Kualitas Jalan dan Pelebaran Jalan). Beberapa diantaranya yaitu pada akses menuju Gadjah Wong Educational Park, Balai Benih Ikan, UPT Logam,Rumah Potong Hewan, dan Kebun Plasma Nutfah. Jalan di depan idle asset juga diupayakan mengalami pelebaran sekurang-kurangnya menjadi selebar 9 (sembilan) meter, sesuai klasifikasinya yang berfungsi sebagai jalan kolektor sekunder
Penyediaan Transportasi Feeder sebagai penghubung antara idle asset dengan lokasi wisata yang telah eksis dan dikenal luas, yaitu Kebun Binatang Gembira Loka, Kompleks Makam dan Masjid Mataram Kotagede, Kebun Plasma Nutfah dan Pisang, serta Terminal Giwangan sebagai pusat pemberhentian kendaraan dan parkir bus, maupun menjangkau aset-aset lainnya.
Penyediaan Lapangan Parkir. Memperkirakan kebutuhan parkir misalnya untuk mengantisipasi pengunjung yang menggunakan bis berukuran besar.
Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum
4. Sosial Terdapat beberapa dampak positif dari adanya pembangunan idle asset ini, yaitu bertambahnya Ruang Terbuka Air, membuka lapangan pekerjaan, mempengaruhi kegiatan produksi lainnya, menjadi generator pertumbuhan Kota Yogyakarta bagian selatan, dan meningkatkan infrastruktur fisik di Umbulharjo pada khususnya. Dampak negatif yang mungkin dirasakan yaitu berubahnya struktur sosial masyarakat akibat kegiatan pada idle asset.
Diperlukan pendampingan kepada masyarakat terhadap perubahan struktur sosial masyarakat dan jenis kegiatan masyarakat yang mungkin terjadi.
BAPPEDA
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan |..24
Aspek Kelayakan
Hasil Analisis Rekomendasi Pelaksana
5. Fisik dan Lingkungan
Pemenuhan ruang terbuka berbasis air ini memiliki tingkat urgensi yang cukup tinggi. Pembangunan embung dan ruang terbuka untuk aktivitas publik cukup menjanjikan bukan hanya untuk konservasi air tanah, namun juga untuk mengembangkan perekonomian wilayah Yogyakarta bagian selatan dengan mengintegrasikan potensi aset yang ada dalam radius integrasi. Terdapat beberapa dampak negatif yang diperkirakan muncul, bahkan memungkinkan berkembang menjadi konflik apabila tidak diantisipasi sebelumnya. Diantaranya adalah alih fungsi lahan budidaya pertanian menjadi lahan terbangun dan masyarakat sekitar yang masih menggantungkan mata pencaharian mereka di lahan pertanian ini sebagai buruh lepas meskipun bukan pemilik lahan.
Diperlukan kajian mendalam pada AMDAL untuk menilai kelayakan lingkungan dan rekayasa teknis secara kuantitatif.
Perlu adanya perhatian khusus yang menunjang perubahan kegiatan masyarakat dari kegiatan pertanian menjadi kegiatan pariwisata sehingga konflik dapat dihindari.
BAPPEDA, BLH
6. Keuangan Perhitungan kelayakan keuangan menggunakan unit biaya asumsi yang diacu dari literatur terkait.
- Berdasarkan perhitungan BCR/Benefit Cost Ratio, angka BCR > 1 sehingga pembangunan embung dan taman edukasi dinyatakan layak secara ekonomi.
- Berdasarkan perhitungan Payback Period, jangka waktu pemulihan modal yang diinvestasikan adalah 8 tahun. Sehingga pembangunan dapat dikatakan layak apabila umur ekonomis proyek lebih dari 8 tahun.
- Berdasarkan perhitungan NPV/Net Present Value, angka NPV > 0 sehingga investasi menguntungkan dan dikatakan layak.
- Berdasarkan perhitungan ROI/Return on Investment, ROI > 0 sehingga pembangunan dinilai layak.
- Berdasarkan perhitungan Internal Rate of Return (IRR), IRR yang didapat adalah 16%. Nilai ini lebih besar dari pada discounted rate (2%) maka proyek berpotensi menghasilkan profit.
Diperlukan perhitungan ulang dengan unit biaya aktual pada proses pembangunan (bukan asumsi).
BAPPEDA
Sumber: analisis, 2016
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan |..25
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Kajian Kawasan Strategis Kota Yogyakarta Tahun 2015, Kecamatan
Umbulharjo yang terletak di sisi selatan Kota Yogyakarta sangat sesuai untuk dikembangkan
sebagai kawasan tumbuh cepat Yogya selatan. Kecamatan ini mempunyai tingkat ketimpangan
relatif tinggi, tetapi mempunyai potensi pelayanan pariwisata dan pengembangan pendidikan
yang tinggi pula. Disamping itu berdasarkan Kajian Daya Tampung dan Sirkulasi Pengunjung
Taman Pintar Kota Yogyakarta Tahun 2014, terdapat rekomendasi pembuatan Taman Pintar
ke-2 dikarenakan menurut hasil analisis kurang lebih 5 (lima) tahun lagi pada bulan-bulan
padat (Januari, Mei, Juni, dan Desember), kemungkinan daya tampung taman pintar sudah
terlampaui sehingga hal ini akan mengakibatkan penurunan daya dukung taman pintar yang
berakibat pada penurunan kualitas bangunan Taman Pintar.
Kecamatan Umbulharjo memiliki keunggulan potensi aset yang dimiliki oleh Pemerintah
Kota Yogyakarta yang berkumpul di koridor Jalan Tegalturi- Sorogenen. Jalan Tegalturi-
Sorogenen ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kerangka besar pengembangan
kawasan yang bertujuan untuk mengurangi disparitas wilayah. Terdapat 16 aset di koridor
Jalan Tegalturi-Sorogenen yang dikaji dalam dokumen ini, yang dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu idle asset dan Existed Aset. Idle Asset merupakan aset milik Pemerintah Kota
Yogyakarta yang mengakomodasi adanya pengembangan baru. Idle asset yang dimaksud dalam
dokumen ini berupa sawah seluas 2,74 Ha yang berada di Jalan Tegalturi, Kelurahan Giwangan,
Kecamatan Umbulharjo. Existed Asset adalah aset-aset milik pemerintah di sekitar Jalan
Tegalturi-Sorogenen dalam radius 3,3 kilometer yang secara fisik telah terbangun dan sehari-
hari sudah melangsungkan kegiatannya masing-masing. Existed Aset terdiri dari Pasar Ikan
Higienis, Balai Benih Ikan, UPT Logam, Rumah Potong Hewan, Pasar Induk Giwangan, Terminal
Giwangan, Taman Keselamatan lalu Lintas, Kebun Plasma Nutfah dan Pisang, Gajah Wong
Educatioal Park, XT Square, Kompleks Makam dan Masjid Besar Mataram Kotagede,
Warungboto, Gembiraloka, dan PASTY.
Prinsip pengembangan Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan sesuai dengan visi Kota
Yogyakarta, Kajian Kawasan Strategis Kota Yogyakarta Tahun 2015, Kajian Ruang Terbuka Air
Kota Yogyakarta, dan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH), yakni keberlanjutan
lingkungan, pariwisata pendidikan, keterpaduan, bermanfaat sosial dan ekonomi. Sedangkan
pertimbangan pengembangan Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan berdasarkan potensi
sumber daya yang ada dan berdasar kebijakan Yogyakarta sebagai Eco-District. Prinsip dan
pertimbangan pengembangan aset di atas kemudian dirumuskan menjadi Konsep Pariwisata
Pendidikan Berbasis Lingkungan yang akan dicapai melalui strategi optimalisasi kegiatan
wisata pada aset sesuai potensi eksistingnya masing-masing serta pengembangan embung dan
atraksi keairan pada idle asset.
Rekomendasi pengembangan idle asset berupa pengembangan kawasan perencanaan
dengan tema Art, Science, dan Technology. Hasil perumusan menghasilkan 3 (tiga) tipologi yaitu
art, science, dan technology, yang akan dijadikan tema pengembangan kawasan. Setiap aset
direncanakan akan mempunyai salah satu dari ketiga tema pengembangan tersebut, sementara
akumulasi ketiga tema dirancang terpusat pada lokasi idle asset. Pembangunan idle asset
KESIMPULAN DAN SARAN
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan |..26
sebagai Taman Pintar 2 akan mengangkat tema “Aquatic Artech Park”. Aset Terminal Giwangan
dan Pasar Giwangan akan berfungsi sebagai fasilitas pendukung transportasi dan belanja,
sehingga tidak difokuskan sebagai atraksi wisata pendidikan berbasis lingkungan. Selain
rekomendasi atraksi wisata, faktor peningkatan aksesibilitas juga menjadi perhatian penting
dalam pengembangan kawasan ini. Pengembangan idle asset sebagai Aquatic Artech Park terdiri
dari Konsep Makro dan Konsep Meso. Konsep besar kawasan perencanaan menerapkan 3 (tiga)
tema utama, yakni “Art, Science dan Technology”. Ketiga pokok konsep utama tersebut berasal
dari potensi-potensi eksisting aset yang ada di sekitar Koridor Tegalturi-Sorogenen. Dengan
adanya kesatuan tema ini, diharapkan terjadi kesinambungan perancangan pembangunan pada
kawasan.
Analisis kelayakan yang telah dilakukan meliputi enam aspek kelayakan, yakni regulasi,
pasar, aksesibilitas, sosial, fisik dan lingkungan, serta keuangan. Hasil analisis keenam aspek
kelayakan menunjukkan pembangunan taman pintar ke-2 pada idle asset layak dilakukan. Hasil
analisis regulasi menunjukkan bahwa persilangan pada arahan matriks ITBX antara zona
tersebut dan kegiatan yang diakomodasi, kode “I” berarti “diijinkan” adanya kegiatan obyek
wisata sejarah, pendidikan, dan alam. Hasil analisis aspek kelayakan pasar menunjukkan bahwa
berdasarkan data jumlah pengunjung yang dihimpun, terlihat bahwa kunjungan wisatawan ke
tempat wisata yang menyajikan tentang ilmu pengetahuan, sedang berkembang di Kota
Yogyakarta maupun di kota-kota lain di Indonesia. Dengan demikian, dari aspek kelayakan
pasar, pembangunan ini layak dikembangkan karena minat wisatawan untuk mendapatkan
ilmu sambil berekreasi sedang berkembang. Namun sebagai obyek wisata baru, diperlukan
upaya promosi yang gencar untuk memperkenalkan kepada masyarakat sehingga dapat
bersaing dengan ODTW lainnya.
Hasil analisis aspek kelayakan aksesibilitas menunjukkan identifikasi enam aset yang
secara eksisting memiliki akesibilitas kurang memadai. Dengan asumsi pengembangan idle
asset didorong akan sebesar Taman Pintar, maka lebar jalan yang ada saat ini tidak akan mampu
mengakomodasi peningkatan sirkulasi tersebut. Hasil analisis kelayakan sosial menunjukkan
terdapat beberapa dampak positif dari adanya pembangunan idle asset ini, yaitu bertambahnya
Ruang Terbuka Air, membuka lapangan pekerjaan, mempengaruhi kegiatan produksi lainnya,
menjadi generator pertumbuhan Kota Yogyakarta bagian selatan, dan meningkatkan
infrastruktur fisik di Umbulharjo pada khususnya. Dampak negatif yang mungkin dirasakan
yaitu berubahnya struktur sosial masyarakat akibat kegiatan pada idle asset. Sedangkan
berdasar perhitungan kelayakan keuangan menggunakan Benefit Cost Ratio (BCR), Payback
Period, Net Present Value (NPV), Return On Investment (ROI), serta Internal Rate of Return
(IRR) menunjukkan bahwa pembangunan Taman Pintar 2 yang terdiri dari embung dan taman
edukasi dinyatakan layak secara ekonomi. Namun diperlukan perhitungan ulang dengan unit
biaya aktual pada proses pembangunan (bukan asumsi).
Saran
Kajian ini menghasilkan rekomendasi untuk pengembangan idle asset, yaitu
pengembangan kawasan perencanaan dengan Tema “Art, Science, dan Technology”.
Pengembangan kawasan perencanaan tersebut berupa pembangunan Taman Pintar 2 dengan
pengembangan atraksi wisata masing-masing aset sesuai dengan tipologi atraksi wisata dalam
rencana konsep pengembangan kawasan. Taman Pintar 2 direkomendasikan mengangkat tema
Executive Summary – Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan |..27
“Aquatic Artech Park”, yang merupakan taman rekreasi keluarga yang menawarkan edukasi
mengenai Indonesia terkait budaya dan kondisi alam, terutama perairannya.
Untuk mengimplemetasi rencana pengembangan kawasan tersebut, dilakukan analisis
kelayakan enam aspek, yakni aspek regulasi, aspek pasar, aspek aksesibilitas, aspek sosial,
aspek fisik dan lingkungan, serta aspek keuangan. Rekomendasi aspek regulasi yaitu merancang
aturan tata ruang yang lebih mendetil berupa RTBL. Rekomendasi aspek pasar yaitu melakukan
upaya promosi yang gencar untuk memperkenalkan Taman Pintar 2 sebagai obyek wisata
edukasi baru kepada masyarakat, sehingga dapat bersaing dengan ODTW lainnya. Rekomendasi
aspek aksesibilitas yaitu diperlukan perencanaan lebih mendetail pada bidang fisik jalan dan
transportasi, seperti:
Perbaikan Fisik Jalan (Perbaikan Kualitas Jalan dan Pelebaran Jalan). Beberapa diantaranya
yaitu pada akses menuju Gadjah Wong Educational Park, Balai Benih Ikan, UPT
Logam,Rumah Potong Hewan, dan Kebun Plasma Nutfah. Jalan di depan idle asset juga
diupayakan mengalami pelebaran sekurang-kurangnya menjadi selebar 9 (sembilan) meter,
sesuai klasifikasinya yang berfungsi sebagai jalan kolektor sekunder.
Penyediaan Transportasi Feeder sebagai penghubung antara idle asset dengan lokasi wisata
yang telah eksis dan dikenal luas, yaitu Kebun Binatang Gembira Loka, Kompleks Makam dan
Masjid Mataram Kotagede, Kebun Plasma Nutfah dan Pisang, serta Terminal Giwangan
sebagai pusat pemberhentian kendaraan dan parkir bus, maupun menjangkau aset-aset
lainnya.
Penyediaan Lapangan Parkir. Memperkirakan kebutuhan parkir misalnya untuk
mengantisipasi pengunjung yang menggunakan bis berukuran besar.
Rekomendasi aspek sosial diperlukan pendampingan kepada masyarakat terhadap
perubahan struktur sosial masyarakat dan jenis kegiatan masyarakat yang mungkin terjadi.
Rekomendasi aspek fisik dan lingkungan yaitu diperlukan kajian mendalam pada AMDAL untuk
menilai kelayakan lingkungan dan rekayasa teknis secara kuantitatif, serta diperlukan adanya
perhatian khusus yang menunjang perubahan kegiatan masyarakat dari kegiatan pertanian
menjadi kegiatan pariwisata sehingga konflik dapat dihindari. Sedangkan rekomendsi aspek
keuangan diperlukan perhitungan ulang dengan unit biaya aktual pada proses pembangunan
(bukan asumsi).