eco district development plan -...
TRANSCRIPT
Urban
Kota Yogyakarta
Gajah Wong EcoDistrict
Eco District Development Plan
PENDAHULUAN
Dalam perancangan dan pengembangan untuk mewujudkan EcoDistrict yang
memiliki kualitas hidup, efsiensi dan sinergi yang tinggi, dapat digunakan skema
pengembangan kota hijau dengan 8 (delapan) atribut Program pengembangan Kota
Hijau (P2KH) , diantaranya:
1. Green Planning & Green Design
Upaya peningkatan kualitas perencanaan dan perancangan kota yang mengadopsi
prinsip konsep pembangunan kota berkelanjutan meliputi penyusunan RDTR, RTBL
atapun Masterplan kawasan yang telah mempertimbangkan rencana penyediaan
atau konservasi area hijau (RTH).
2. Green Community
Peran aktif masyarakat atau komunitas serta institusi swasta dalam pengembangan
kota hijau.
3. Green Open Space
Peningkatan mutu kualitas maupun kuantitas ruang terbuka hijau (RTH) perkotaan
sesuai dengan karakter Kota atau Kabupaten dengan proporsi minimal RTH kota
adalah 30% dari luas kawasan.
4. Green Building (Bangunan Hijau) Upaya pengembangan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan melalui
penerapan prinsip bangunan gedung hijau.
5. Green Energy
Pemanfaatan sumber energi yang tidak terbarukan secara efisien dan ramah
lingkungan dengan memanfaatkan sumber energi yang terbarukan (energi alternatif).
6. Green Transportation
Upaya mengatasi permasalahan sistem transportasi khususnya kemacetan
dan polusi kendaraan bermotor dengan mengembangkan transportasi
berkelanjutan yang berprinsip pada pengurangan dampak negatif terhadap
lingkungan.
7. Green Water Efisiensi pemanfaatan sumber daya air untuk keberlangsungan hidup dengan
memaksimalkan penyerapan air, mengurangi limpasan air, dan mengefisienkan
pemakaian air.
8. Green Waste; Upaya pengelolaan limbah/sampah untuk menciptakan zero waste dengan
menerapkan konsep 3R : Reduse (mengurangi sampah), Reuse (memberi nilai
tambah bagi sampah hasil proses daur ulang), Recycle (mendaur ulang sampah).
Dari 8 atribut P2KH, kemudian ditambahkan atribut Green Economy untuk Ecodistrict
yaitu goal dari Ecodistrict nanti merupakan peningkatan ekonomi pada wilayah
Ecodistrict sehingga menjadikan kualitas hidup yang lebih baik.
Dalam perancangan EcoDistrict, penting memiliki gambaran proyek secara global,
memahami keterkaitan serta sinergi antar atribut untuk mencapai tujuan. Ecodistrict
merupakan solusi lokal untuk menjawab isu pembangunan global berkelanjutan yang
mencakup persoalan lingkungan, persoalan ekonomi dan sosial.
Terdapat beberapa definisi mengenai EcoDistrict, namun secara umum dijelaskan
sebagai berikut:
• Fokus pada hasil (outcome), bukan pada cara (method), karena penggunaan
teknologi yang canggih bukan merupakan satu-satunya cara untuk mewujudkan
EcoDistrict �
• Menciptakan sinergi setiap stakeholder untuk memiliki visi dan tujuan yang sama �
• Dapat dijelaskan secara sederhana untuk menjaga komunikasi yang baik di antara
stakeholder �
• Dapat digunakan sebagai panduan sederhana untuk mempermudah proses
pengambilan keputusan �
�
EcoDistrict utamanya dibangun untuk mencapai 3 (tiga) tujuan yang saling
berkaitan sebagai berikut: �
• Kualitas hidup yang tinggi �
• E siensi yang tinggi �
• Ketahanan yang tinggi dan berkelanjutan �
Kualitas hidup yang tinggi: EcoDistrict menjadi tempat yang aman untuk hidup dan
bekerja, berekreasi dan berinteraksi sosial
E siensi yang tinggi: EcoDistrict memiliki sarana dan prasarana, serta pelayanan
publik yang baik sehingga mendukung berbagai kegiatan ekonomi dan sosial
Ketahanan yang tinggi: EcoDistrict memiliki “kualitas hidup tinggi” dan “efsiensi
tinggi” yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengkompromikan kemampuan
generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri”
1. VISI ECODISTRICT YOGYAKARTA
Proses perencanaan untuk wilayah percontohan Ecodistrict sudah berlangsung sejak
tahun 2015 (berdasarkan pada masukan hasil diskusi dengan pemangku
kepentingan, analisis lokasi dan target yang akan dicapai) untuk mendapatkan visi
sesungguhnya dari Gadjah Wong Ecodistrict (GWE). Visi Program Ecodistrict Kota
Yogyakarta, sebagai berikut:
1. Menjadikan Ruang Terbuka public dan properties swasta lebih harmonis;
2. Upaya pencegahan terjadinya bencana alam;
3. Identitas dan pengembangan ekonomi;
4. Penataan dan preservasi Sungai Gadjah Wong;
5. Mobilitas yang berkelanjutan;
6. Perbaikan kualitas hidup masyarakat dalam Kawasan Ecodistrict;
7. Perbaikan kualitas lingkungan.
Pada skala Nasional, GWE akan menjadi percontohan yang menginspirasi dari
Program Ecodistrict dalam pencapaian rekonsialiasi tujuan pembangunan
berkelanjutan dan kepedulian terhadap komunitas yang ada. Proses penentuan visi
dari GWE melibatkan para pemangku kepentingan, diantaranya Pemerintah Kota
Yogyakarta, pihak Kraton Yogyakarta, Pemerintah Pusat dan Komunitas yang
berada didalam kawasan Ecodistrict. Pembangunan perkotaan yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan memerlukan proses yang sangat panjang, dan visi yang
akan dicapai diperlukan dalam menentukan arah dan kekuatan baik Masyarakat
Lokal dan Nasional untuk 5 – 10 tahun mendatang. Keberlanjutan seperti ini
merupakan salah satu persyaratan untuk dapat memberikan koherensi dan
keamanan bagi masyarakat serta mitra swasta yang terlibat dalam pelaksanaan
proyek.
Keterangan foto: 1. Pasar Giwangan, 2. Terminal Bis Giwangan, 3. Jembatan Kotagede, 4. Kawasan Cagar Budaya Kotagede, 5. XT Square, 6. Situs Warungboto, 7. Kebun binatang Gembiraloka. 8. Taman Pintar 2
7
6
2
1p
4
3p
5
8
7 GadjahwongEcodistrictKotaYogyakarta2016
2. IMPLEMENTASI VISI
Partisipasi Stakehoder Berdasarkan pertimbangan visi di atas, para stakeholder membutuhkan cara
mengimplementasikan EcoDistrict. Hal ini akan berpengaruh pada masterplan yang
telah dibuat bahwa menentukan peruangan yang tepat merupakan inti dari proyek
EcoDistrict. Selanjutnya aspek dalam memenuhi EcoDistrict dapat dikatagorikan
dalam:
1. Infrastruktur (jalan, talud, pengelolaan limbah, Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL), jaringan listrik dll termasuk fasilitas pendidikan, fasilitas parkir,
dsb.
2. Pengembangan fasilitas komersial seperti XT Square, Taman pintar, dll.
3. Fasilitas berbasis masyarakat seperti pertanian lahan sempit di perkotaan,
pedagang kaki lima, rumah usaha dan sebagainya.
Masterplan yang dibuat merupakan pedoman dasar agar setiap stakeholder
memantau bahwa visi EcoDistrict sejalan dengan implementasinya, baik lokasi
maupun capaian sesuai dengan jadwalnya. Tergantung dengan kebutuhannya
masterplan yang telah dibuat dapat dievaluasi per tahun atau dua tahun sekali agar
selalu sesuai dengan expetasi setiap stakeholder dan juga bila ada perubahan maka
setiap orang dapat melakukan updating dengan kondisi terbaru.
8 GadjahwongEcodistrictKotaYogyakarta2016
Peta Deliniasi Gadjah Wong Ecodistrik
9 GadjahwongEcodistrictKotaYogyakarta2016
Kota Yogyakarta mengusulkan lokasi Percontohan untuk Program EcoDistrict
dengan nama Gadjah Wong Ecodistrict, terdiri dari 2 (dua) kecamatan yang berada
pada bagian selatan Kota Yogyakarta yaitu Kecamatan Umbulharjo terdiri dari 6
(enam) kelurahan (Kelurahan Warungboto, Kelurahan Pandeyan, Kelurahan
Sorosutan dan Kelurahan Giwangan) dan Kecamatan Kotagede (Kelurahan
Rejowinangun dan Kelurahan Prenggan). Luas wilayah Percontohan Program
EcoDistrict sebesar 214,78 ha dengan prosentase keluasan sbb:
Tabel 1
Wilayah Gadjah Wong EcoDistrict Yogyakarta
NO
KECAMATAN/ KELURAHAN
Luas kelurahan
(ha)
Luas EcoDistrict
(ha)
Prosentase dari
kelurahan
Prosentase dari
Luas ED
Jumlah Total
Penduduk
Jumlah penduduk di kawasan ED
KEC. UMBULHARJO
1 Kel. Warungboto 86.83 16.33 18.81% 7.60%
8,825
671
2 Kel. Pandeyan 134.62 118.89 88.32% 55.36%
11,716
6,485
3 Kel. Giwangan 138.01 23.12 16.75% 10.76%
6,947
748
4 Kel. Sorosutan 161.97 10.77 6.65% 5.01%
14,107
707
KEC. KOTAGEDE
1 Kel. Rejowinangun 121.09 9.37 7.74% 4.36%
11,459
500
2 Kel. Prenggan 107.11 36.30 33.89% 16.90%
10,420
1,761
JUMLAH 214.78 100.00%
63,474
10,872 a. Pertimbangan Penetapan
Pertimbangan dalam menetapkan 2 (dua) Kecamatan pada wilayah selatan
untuk menjadi lokasi percontohan program EcoDistrict diantaranya:
1) mendukung pengembangan kawasan bagian selatan dari Kota Yogyakarta
untuk memecah konsentrasi kegiatan di pusat kota;
2) ekosistem yang lengkap pada kawasan tersebut, karena pada area tersebut
terdapat perdagangan, permukiman, sungai, taman (ruang terbuka hijau),
serta infrastruktur.
10 GadjahwongEcodistrictKotaYogyakarta2016
3) letak lokasinya strategis dan terdapat beberapa tarikan seperti : Kebun
Binatang – Kebun Raya Gembiraloka, Kawasan Heritage Mataram Kuno
Kotagede, situs Cagar Budaya Warungboto, pusat kerajinan XT Square,
beberapa universitas, Terminal Bus Type A Giwangan, Pasar Grosir Sayur
dan Buah Giwangan terbesar di Provinsi DIY.
b. Kepariwisataan
Keberadaan Kawasan EcoDistrict sangat strategis untuk pengembangan
pariwisata baik untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara, karena
terletak diantara Kota mataram kuno Kotagede, Kebun Raya dan Kebun
Binatang Gembiraloka, Situs Warungboto, Pusat Kerajinan XT Square. Dengan
tarikan yang sudah ada dan rencana penambahan tarikan berupa rencana
Taman Pintar 2 yang diusulkan menjadi salah satu kegiatan pada Program
EcoDistrict diharapkan akan mendongkrak wisatawan yang berkunjung ke Kota
Yogyakarta dan menciptakan ikon baru sehingga konsentrasi keramaian tidak
hanya berada pada pusat kota Kawasan Malioboro.
Pengunjung wisata di Kelurahan Rejowinangun tercatat 1.547.516 orang, 15.475
merupakan turis asing/manca negara. Jumlah uang yang masuk tercatat Rp
28.810.336.000 pada tahun 2013. Di Kelurahan Rejowinangun ada 7 buah hotel
dengan 138 kamar dan 224 tempat tidur. Tempat rekreasi yang menonjol adalah
Kebunraya Kebun Binatang di Kelurahan Warungboto. Sedangkan untuk
Kelurahan Pendeyan 16 hotel/losmen dan Kelurahan Warungboto 4
hotel/losmen. Masing-masing memiliki 415 dan 119 buah kamar dengan 616 dan
164 buah tempat tidur.
Di dalam kawasan EcoDistrict terdapat dua kampung wisata yaitu Kampung
Wisata Pandeyan dan Kampung Wisata Warungboto. Keduanya mengemukakan
aktivitas budaya sebagai andalannya, kegiatan ini dapat dilakukan tetapi dapat
dipromosikan pula oleh masyarakat setempat, murid sekolah maupun turis lokal
dan mancanegara. Kegiatan mereka didukung oleh pengelola XT Square dengan
menyediakan fasilitas untuk art performing dan didukung pula oleh Dinas
Pariwisata Daerah Yogyakarta untuk pelatihan, biaya dan juga didukung RT/RW
setempat. Disamping itu, beberapa event telah didukung dengan teknologi
komunikasi yang tepat sehingga fasilitas yang ada dapat dikerjasamakan dan
11 GadjahwongEcodistrictKotaYogyakarta2016
juga digunakan oleh kelompok kesenian lain daerah yang ada di Yogyakarta,
misalnya kelompok kesenian dari Papua, Madura, NTT dan sebagainya. Jadi
fasilitas panggung terbuka yang ada di kawasan Eco District ada di Pandyan, XT
Square, Kampung Darakan, dan Warungboto.
Jadwal Pelaksanaan Ecodistrict
AlokasiWaktuEcoDistrict2015- 2018
Studi Pra-kelayakan
StudiKelayakan
GRANDDESIGNdanGRANDPLANNINGPROGRAMECODISTRICT
DETAILENGINEERINGDESIGN
Konstruksi /Implementasi
2015 2016 20172018 20192020
POSISISAATINIAGUSTUS2017
12 GadjahwongEcodistrictKotaYogyakarta2016
3. Program EcoDistrict Kota Yogyakarta yang dibiayai loan Pemerintah Perancis melalui Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat
1. Area Parkir XT Square
GAMBAR ILUSTRASI PARKIR BERTINGKAT XT SQUARE
Area parkir XT Square akan memanfaatkan lahan pada kawasan XT Square
yang sudah ada saat ini dengan tidak merubah fungsi XT Square yang sudah
berjalan. Rencana area parkir di XT Square ini idenya adalah sebagai area
parkir kendaraan bagi pengunjung yang akan berwisata pada Kawasan
Gadjah Wong EcoDistrict dan dirancang mereka menggunakan mobilitas
tradisional (becak, andong, sepeda) untuk berkunjung ke Situs Warung Boto,
Kotagede dan rencana pedestrian di Jalan Pramuka. Hal ini sekaligus
mengambil salah satu atribut EcoDistrict berupa green transportation.
Promote sustainable transportation Sejumlah aksi diperlukan dalam rangka mempromosikan green
transportatation yang berkelanjutan dengan cara:
1. Membuat alternatif pergantian mode seperti di XT Square.
2. Memperbaiki dan merawat halte trans Yogya yang telah ada.
3. Mempromosikan Becak, Andong dan sepeda kepada turis dan juga
dilengkapi dengan tempat-tempat menarik yang disarankan untuk
disingahi, peta, , turis guide book dan kantor informasi turisme.
13 GadjahwongEcodistrictKotaYogyakarta2016
4. Mengijinkan pangkalan becak di setiap spot di kawasan Eco District.
5. Menyewakan sepeda untuk digunakan pada site yang menarik seperti
menyusuri sungai, keliling-keling taman pintar, enjelajah kampung wisata
dsb.
6. Memastikan tersedianya garis khusus sepeda (bicycle line) yang tidak
digunakan oleh kendaraan lain. Hal ini memerlukan pengawasan
implementasi dari peraturan daerah tentang kendaraan tradisional di
Yogyakarta.
2. Taman Pintar 2
Taman Pintar 2 akan dibangun di kawasan ecoDistrict pada Kelurahan
Giwangan, kecamatan Umbulharjo, adapun fasilitas yang akan dibangun
adalah:
• Fasilitas retention pond
• Mini hydro for electricity
• Fasilitas panggung terbuka
• Taman
• Jalur sepeda
Taman Pintar 2 akan merupakan percontohan skala kecil dengan
menggunakan beberapa atribut EcoDistrict dari 8 (delapan) atribut EcoDistrict
berupa green planning and design, green open space, green building, green
waste, green energy, green transportation, green water, dan secara tidak
langsung akan menggunakan green economy sebagai pendapatan dari
pengunjung yang berkunjung ke Taman Pintar 2.
3. Pembuatan talud sepanjang sungai Gajah Wong yang masuk dalam Kawasan EcoDistrict Pembangunan talud di sepanjang Sungai Gajah Wong termasuk didalamnya
adalah kawasan EcoDistrict sepanjang 2000 m meliputi sisi kanan kiri sungai
pada segmen 3, 4 dan 5 (Kelurahan Warungboto, Pandeyan dan Prenggan).
Pembuatan talud disepanjang Sungai yang masuk pada kawasan EcoDistrict
bertujuan:
•
14 GadjahwongEcodistrictKotaYogyakarta2016
• Mewujudkan Kawasan Bantaran Sungai Gajahwong sebagai kawasan
lindung setempat serta sebagai kawasan nyaman dan ramah lingkungan
sehingga dapat dikembangkan menjadi area wisata Sungai Gajahwong
serta Meningkatkan kelembagaan pengelolaan Sungai Gajahwong
berbasis masyarakat.
4. Pilot Project Kawasan EcoDistrict skala Kampung
Pada pilot project Kawasan EcoDistrict skala kampung bersinergi dengan
pembangunan talud, karena akan saling mengkait satu sama lain.
Pembangunan Pilot Project Kawasan EcoDistrict di Kawasan Kampung
Darakan setidaknya akan menata kisaran 26 (dua puluh enam) rumah di atas
wedi kengser Sungai Gadjah Wong pada segmen 5.
Pilot project kawasan EcoDistrict skala Kampung sebenarnya terinspirasi dari
Kampung Darakan yang terletak di Kelurahan Prenggan dan di segmen 5
Sungai Gadjah Wong sekitar 15 (lima belas) tahun lalu merupakan Tempat
Pembuangan Sampah ilegal bagi asyarakat sekitaran Kotagede dan sekaran
menjadi Kampung ramah lingkungan yang dibangun murni dari swadaya
masyarakt. Sebagai kampong yang terletak di pinggir sungai, banyak
infrastruktur dasar yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat. Diantara infrastruktur dasar tersebut seperti sarana sanitasi
(pengelolaan sampah, pengolahan limbah, drainase, air bersih), jalan
lingkungan, penerangan jalan umum, sarana tanggap darurat kebencanaan
dan lainnya. Sebagai warga yang tinggal dibantaran sungai, mereka
mempunyai kesadaran bahwa mereka tinggal pada daerah illegal. Sebagai
dampaknya, sangat sulit bagi Pemerintah untuk membangun segala sarana
infrastruktur dasar pada permukiman illegal. Berangkat dari hal tersebut,
mereka berupaya untuk memenuhi infrastruktur dasar mereka dengan cara
swadaya masyarakat.
15 GadjahwongEcodistrictKotaYogyakarta2016
PETA KAMPUNG DARAKAN DAN SEKITARNYA
16 GadjahwongEcodistrictKotaYogyakarta2016
Diagram pembuatan Bangunan M3K Kampung Darakan untuk memperoleh
public space
5. Gadjah Wong Learning Center Gajah Wong Learning Center merupakan program penyemaian budaya cinta
sungai yang aktivitasnya cukup beragam, mulai dari mensistematiskan,
melatih dan mengintegrasikan pelestarian sungai dengan sistem pendidikan
sekolah. Termasuk didalamnya menciptakan bahan-bahan promosi
EcoDistrict dengan 9 (sembilan) atributnya pada semua masyarakat
Yogyakarta pada umumnya dan turis yang akan datang maupun yang telah
datang di kawasan ini. Di tempat ini pula disediakan bahan-bahan untuk
museum Sungai Gajah Wong, hasil produksi rumah tangga masyarakat yang
tinggal di pinggiran sungai, atraksi wisata, perpustakaan yang terkait dengan
sejarah dan peran sungai terhadap berdirinya Kraton Yogyakarta, bahan
audio visual dan sebagainya.
6. Percontohan Pedestrian Jl. Pramuka Jalan Pramuka merupakan jalan arteri sekunder di Kawasan EcoDistrict,
mempunyai panjang sekitar 700 m. Pada mulanya jalan ini mempunyai lebar
7 m dan dikiri maupun kanan jalan terdapat trotoir selebar 1,5 m dengan
rintisan penghijauan di kiri dan kanan jalan. Di sepanjang jalan ini telah
berkembang bangunan komersial dan universitas. Jalan juga seringkali
digunakan sebagai area mencari nafkah bagi pedagang kaki lima maupun
pengemudi becak atau ojek.
Terkait dengan adanya drainase dengan lebar 3 s/d 5 m maka diusulkan
penutupan permukaan dranaise tersebut agar dapat dibuat pedestrian atau
untuk menambah public space bagi pejalan kaki, pedagang kak lima dan
pesepeda.
17 GadjahwongEcodistrictKotaYogyakarta2016
4. Program EcoDistrict Kota Yogyakarta, diluar yang loan oleh Pemrintah Perancis melalui Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat
1. Situs Rejowinangun Warungboto Situs ini terletak di Rejawinangun, Kelurahan, Warungboto, Kecamatan
Umbulharja, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara
astronomis, letak pesanggrahan berdasarkan konsentrasi tinggalan yang ada
saat ini pada koordinat 7048’2” LS dan 1100 23’ 4” BT. Pesanggrahan
Warungbata atau Rejowinangun merupakan salah satu peninggalan
bangunan cagar Budaya tinggalan Sri Sultan Hamengku Bwuana II yang
masih dapat dijumpai perlu dilindungi dan lestarikan. Melidungi dan
menyelamatkan Pesanggrahan Warung Bata dari kerusakan lebih lanjut,
sehingga bangunan dapat bertahan lebih lama dan kelestarian nya dapat
terjaga berdasarkan prinsip-prinsip pemugaran.
Situs warung boto akan diselenggarakan
Penataan konservasi kawasan inti ,
Pengembangan kawasan RTH penyangga,
Penyediaan RTH untuk aktivitas masyarakat dan
Pengembangan Heritage trailing (sosial budaya,
transportasi)
Situs Warungboto dan sekitarnya termasuk dalam program revitalisasi Sungai
Gajah Wong tahun 2013 dan mempunyai potensi sebagai berikut:
• Adanya situs bersejarah seperti situs tuk umbul
• Terdapat sumber mata air.
• Terdapat situs Tuk Umbul yang merupakan sumber mata air (namun
sudah tidak aktif lagi), sisi sebelah barat berbatasan langsung dengan
jalan Veteran. Dikatakan Tuk Umbul karena memiliki alilran menuju ke sisi
sebelah timur sungai Gajah Wong (Umbul Naga). Umbul Lanang berada
di tepat di pinggir jalan sehingga dapat diakses secara umum sedangkan
Umbul Wadong bermasalah karena berada di tanah milik pribadi, dan kini
digunakan sebagai usaha laundry.
18 GadjahwongEcodistrictKotaYogyakarta2016
• Adanya potensi banyaknya pepohonan yang dapat menjadikan hutan
kota. Di segmen 3 terdapat banyak RTH yang dapat dikembangkan lebih
lanjut. Sebagai taman kota yang dilengkapi dengan jalan setapak dimana
sisi dari jalan setapak tersebut ditanam beragam bunga disamping
tanaman hijauan.
Fasilitas yang akan dibangun di sekitar situs Warungboto adalah jembatan
penghubung antara situs di bagian Barat sungai dengan situs yang ada di
Timur sungai yang bentuknya sesuai dengan anjuran Dinas Kepurbakalaan.
Stroomrichting
DENAH PESANGGRAHAN REDJOWINANGUN
19 GadjahwongEcodistrictKotaYogyakarta2016
Disamping itu di situs ini juga akan dikembangkan fasilitas rekreasi malam
hari dengan menempatkan lampu-lampu sedemikian rupa sehingga tercipta
obyek wisata di malam hari yang sesuai dengan keberadaan situs ini. Fasilitas
lainnya adalah children playgrounds, solar cell micro-plants, herbal garden,
vegetable gardening, herbal gardening, educational parks, parkir area dan
pedagang kaki lima.
Pengelolaan pariwisata berbasis pelestarian situs arkeologi juga dianjurkan
untuk dimilik masyarakat agar masyarakat sekitar dapat meningkatkan
kesejahteraannya dan memberikan informasi serta promosi yang proporsional
kepada semua pengunjung situs Rejowinangun Warung Boto ini.
Melalui program EcoDistrict akan menghidupkan Situs Warungboto untuk
dapat dilakukan atraksi pada malam hari sehingga Kota Yogyakarta
mempunyai tempat wisata malam yang dapat didatangi oleh wisatawan.
5. Kantor Kelurahan Pandeyan dan Penyimpanan Gamelan Kampung seni Pandeyan sebagai lokasi pertunjukan
wisata yang berbasis masyarakat, di kampung ini
terdapat komunitas wayang orang, Komunitas
Campur sari, Karawitan, Thek-Thek, Gejlog Lesung,
Rebana, Keroncong, Panca Manunggal Rasa, Situs
Cinde Amoh, Situs Kyai Guno Mrico) . Kegiatan kesenian seperti nyinden,
wayang, kesenian tradisional berdampingan dengan kesenian modern dan
patung icon Pandeyan merupakan sebagian potensi yang telah dimilki.
Pengembangan event budaya di kampung dan juga kerjasama dengan
pengelola XT square.
Fasilitas yang akan dibangun adalah gudang gamelan dan kantor kelurahan
Pandeyan. Fasilitas ini selain digunakan keseharian untuk kegiatan pelatihan
20 GadjahwongEcodistrictKotaYogyakarta2016
seni dan perkantoran tetapi di luar acara rutin juga digunakan untuk kegiatan
pariwisata.
6. Jalur sepeda seluruh Kawasan EcoDistrict,
Prioritas Jalur Track Sepeda di Kawasan Eco District, meliputi: kerjasama
dengan kelompok pecinta sepeda, membuat event sepeda gembira, menutup
jalan pada waktu tertentu untuk kendaraan tak bermotor dan membuat
peraturan daerah untuk kendaraan tradisional serta melengkapi fasilitas
maupun sarana prasarana yang dibutuhkan demi penyelenggaraan jalur
sepeda atau green transportasi ini.
Peta Koridor Hijau dan Green Transportation