ex esdm bab 1- 4 thn lalu

28
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu wilayah sangat di tentukan oleh berbagai macam faktor, selain ketersediaan sumber daya alam (SDA) juga diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan, keahlian atau keterampilan. Indonesia sendiri dengan jumlah penduduk sebesar ANGKA merupakan negara yang mempunyai SDM yang kurang berkualitas. Sebagian besar masyarakat kota Semarang bekerja di sektor informal. Terbukti dengan jumlah penduduk yang sebanyak ANGKA. Angka tersebut merupakan berapa persen dari total penduduk kota Semarang. Bruce. F Kaufman menuliskan dalam bukunya yang berjudul Economic of Labour bahwa faktor yang mempengaruhi pendapatan diantaranya adalah pendidikan, kesehatan dan lain sebagianya. Ironis ketika di Indonesia banyak ahli ekonom, namun dalam proses pembelajaran menggunakan buku yang bersumber dari luar negeri. Tentu akan ini akan berbeda jika penelitian serupa diterapkan di Indonesia. Tingkat pendidikan yang rendah di Indonesia sebesar ANGKA merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan tingkat pendapatan yang rendah pula. Begitupun juga dengan jenis kelamin, usia, curahan kerja dan lama kerja yang juga akan menentukan seberapa besar tingkat pendapatan seseorang.

Upload: bella-yokebet-sherly-nugraha

Post on 08-Feb-2016

128 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ESDM

TRANSCRIPT

Page 1: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perekonomian suatu wilayah sangat di tentukan oleh berbagai macam faktor, selain

ketersediaan sumber daya alam (SDA) juga diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

memiliki kemampuan, keahlian atau keterampilan. Indonesia sendiri dengan jumlah penduduk

sebesar ANGKA merupakan negara yang mempunyai SDM yang kurang berkualitas. Sebagian

besar masyarakat kota Semarang bekerja di sektor informal. Terbukti dengan jumlah penduduk

yang sebanyak ANGKA. Angka tersebut merupakan berapa persen dari total penduduk

kota Semarang.

Bruce. F Kaufman menuliskan dalam bukunya yang berjudul Economic of Labour bahwa

faktor yang mempengaruhi pendapatan diantaranya adalah pendidikan, kesehatan dan lain

sebagianya. Ironis ketika di Indonesia banyak ahli ekonom, namun dalam proses pembelajaran

menggunakan buku yang bersumber dari luar negeri. Tentu akan ini akan berbeda jika penelitian

serupa diterapkan di Indonesia.

Tingkat pendidikan yang rendah di Indonesia sebesar ANGKA merupakan salah satu

faktor yang dapat menentukan tingkat pendapatan yang rendah pula. Begitupun juga dengan

jenis kelamin, usia, curahan kerja dan lama kerja yang juga akan menentukan seberapa besar

tingkat pendapatan seseorang.

Page 2: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini antara lain :

1. Bagaimana pengaruh jenis kelamin terhadap pendapatan dalam sektor informal di kota

Semarang?

2. Bagaimana pengaruh usia terhadap pendapatan dalam sektor informal di kota Semarang?

3. Bagaimana pengaruh curahan kerja terhadap pendapatan dalam sektor informal di kota

Semarang?

4. Bagaimana pengaruh lama kerja terhadap pendapatan dalam sektor informal di kota

Semarang?

5. Bagaimana pengaruh jumlah tanggungan terhadap pendapatan dalam sektor informal di

kota Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap pendapatan dalam sektor informal di

kota Semarang.

2. Untuk mengetahui pengaruh umur terhadap pendapatan dalam sektor informal di kota

Semarang.

3. Untuk mengetahui pengaruh curahan kerja terhadap pendapatan dalam sektor informal di

kota Semarang.

4. Untuk mengetahui pengaruh lama kerja terhadap pendapatan dalam sektor informal di

kota Semarang.

5. Untuk mengetahui pengaruh jumlah tanggungan terhadap pendapatan dalam sektor

informal di kota Semarang.

Page 3: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PASAR TENAGA KERJA

2.1.1 Pasar Kerja dan Ekonomi

Perangkat analitik pusat yang ekonom gunakan untuk menjawab pertanyaan ini adalah

konsep pasar tenaga kerja. Sebuah pasar yang ada setiap kali ada barang atau jasa yang ada

pembeli (demander) dan penjual (pemasok) yang terlibat saling tukar Suami atau perdagangan

barang ini. Ini pertukaran atau perdagangan biasanya terwujud ketika ada perjanjian comman

untuk harga per unit yang pembeli harus membayar penjual.

Hanya pasar yang ada mudah diamati untuk gandum, baja, dan ponsel otomatis, demikian

pula engkau yang mudah diamati pasar untuk tenaga kerja, atau lebih corectly, layanan tenaga

kerja (perbudakan adalah ilegal). Gandum, baja, dan lain barang perdagangan commadity atau

pasar produk. Buruh di sisi lain, merupakan faktor produksi yang dimiliki oleh individu dan pada

dasarnya, disewakan kepada perusahaan bisnis untuk jangka waktu tertentu (misalnya, sebuah

jam atau satu tahun) yang akan dilanjutkan dengan input faktor lain seperti tanah dan modal

untuk menghasilkan barang atau jasa. Buruh diperdagangkan dalam apa yang disebut ekonom

pasar faktor, seperti faktor-faktor produksi lainnya adalah tanah dan modal.

2.1.2 Fitur yang unik dari Pasar Tenaga Kerja

Mungkin fitur yang paling penting dari pasar tenaga kerja yang berbeda dari semua pasar

lainnya adalah bahwa item tersebut yang diwujudkan dalam pertukaran manusia, Kepemilikan

dan prosession dari commadity seperti gandum sepenuhnya dipindahtangankan antara pembeli

dan penjual. Namun, Kondisi yang sama tidak berlaku dalam pasar tenaga kerja. Buruh sebagai

layanan tidak terlepas dari orang yang memberikan itu, pekerja memasok labourand pembelian

perusahaan itu harus

2.1.3 Tingkat Perubahan dan Komposisi dari Penawaran Tenag Kerja

Kuantitas penawaran tenaga kerja tergantung pada:

Page 4: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

1. Jumlah Populasi

2. Proporsi populasi yang memiliki keinginan untuk bekerja

3. Jam kerja per tahun

Kualitas penawaran tenaga kerja tergantung pada:

1.Tingkat Pendidikan

2. Keterampilan

3. Kesehatan sehingga memiliki tenaga untuk bekerja

2.1.4 Tingkat Perubahan dan Komposisi Permintaan Labour

Sama seperti jumlah dan karakteristik masyarakat yang ingin bekerja telah berubah

secara signifikan selama 50 tahun terakhir, sehingga memiliki jumlah dan karakteristik pekerjaan

yang majikan tawarkan. Salah satu fitur penting dari permintaan pengusaha untuk tenaga kerja

adalah pertumbuhan dari waktu ke waktu dalam jumlah pekerjaan tersedia. Sebuah fitur yang

sama penting kedua dari permintaan tenaga kerja adalah jenis pekerjaan yang tersedia dalam

perekonomian. Permintaan untuk barang dan jasa yang menghasilkan di pasar produk dari

pergeseran ekonomi dari waktu ke waktu. Dalam reaksi ini, permintaan tenaga kerja di beberapa

pekerjaan dan industri memperluas sementara itu kontrak di lain, menyebabkan perubahan besar

dalam keterampilan, pendidikan, dan lokasi geografis yang dibutuhkan pekerja.

2.1.5 Keseimbangan Antara Permintaan Dengan Penawaran

Kurve permintaan dan kurve penawaran adalah model (gambar yang disederhanakan)

tentang bagaimana pembeli dan penjual bertindak dalam suatu pasar. Untuk menunjukkan

bagaimana mereka berinteraksi menentukan harga dan jumlah yang diproduksi dan

diperjualbelikan, para ekonom menggambarkan kedua kurve itu dalam sebuah grafik yang sama.

Titik potong kedua kurve tersebut disebut titik keseimbangan pasar. Ekonom menggunakan

istilah keseimbangan untuk menggambarkan suatu keadaan di mana semua variabel atau

kekuatan internal berada dalam keadaan seimbang tanpa adanya kecenderungan untuk berubah.

Page 5: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

Pada titik keseimbangan pasar, intensitas pembeli tepat berhubungan dengan intensitas

penjual, yaitu jumlah yang akan dibayar pembeli (jumlah yang diminta) persis sama dengan

jumlah yang akan dijual oleh para pemasok (jumlah yang ditawarkan). Jumlah ini disebut jumlah

keseimbangan, dan harga yang berhubungan dengannya disebut harga keseimbangan.

2.1.6 Penyesuaian Keseimbangan Pasar

Jika hubungan antara harga dengan jumlah tidak  terpengaruh oleh variabel-variabel lain,

titik keseimbangan pasar akan berupa titik tetap, Namun, kurve penawaran dan permintaan

secara tetap akan bergeser kekanan atau kekiri sebagai tanggapan atas perubahan-perubahan

variabel-variabel ceteris paribus. Bila kurve-kurve itu bergeser, keseimbangan harga dan jumlah

juga bergeser, membuat titik keseimbangan harga dan jumlah juga bergeser, membuat titik

keseimbangan baru diantara kekuatan-kekuatan pasar yang berlawanan. Keluwesan dalam sistem

pasar ini memungkinkan harga jumlah saling menyesuaikan diri secara alami dengan keadaan-

keadaan permintaan dan penawar.

2.2 Teori Penawaran Kerja

Penawaran tenaga kerja merupakan fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat

upah dengan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Banyaknya tenaga kerja dapat berubah dari

waktu ke waktu tergantung dari variabel-variabel yang berpengaruh pada penawaran tenaga kerja

(Sudarsono, 1989), yaitu :

1. Tingkat Upah

Upah merupakan motivasi dasar orang bekerja. Semakin tinggi tingkat upah maka

semakin banyak waktu yang ditawarkan untuk bekerja. Teori Klasik mengemukakan bahwa

dalam rangka memaksimumkan keuntungan tiap-tiap pengusaha menggunakan faktor-faktor

produksi sedemikian rupa sehingga tiap faktor produksi yang dipergunakan menerima atau diberi

imbalan sebesar nilai pertambahan nilai marjinal dari faktor produksi tersebut. Ini berarti bahwa

pengusaha mempekerjakan sejumlah karyawan sedemikian rupa sehingga nilai pertambahan

hasil marjinal seseorang sama dengan upah yang diterima orang tersebut (Payaman, 1996).

2. Preferensi

Page 6: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

Preferensi seseorang terhadap pendapatan adalah makin curam kurva indeferen maka

makin lemah peranan pendapatan untuk mengkompensasikan berkurangnya waktu senggang

karena keharusan memperoleh pendapatan disebut leisure preferer dan sebaliknya disebut

income preferer. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi pasar kerja atau tingkat upah.

3. Penduduk

Banyaknya orang bekerja tergantung jumlah penduduk.

4. Partisipasi Angkatan Kerja

Semakin tinggi partisipasi angkatan kerja semakin besar penawaran tenaga kerja.

5. Tingkat Pengangguran

Perekonomian semakin memburuk sehingga pengangguran bertambah karena orang putus

asa mencari pekerjaan sehingga keluar dari pasar tenaga kerja. Selain itu orang bila mencari

pekerjaan bertambah sulit maka dapat memaksa anggota keluarga lain mencari pekerjaan.

6. Kekayaan Fisik

Kekayaan fisik dapat berdampak positif dan negatif, jika kekayaan fisik membutuhkan

pemeliharaan akan memaksa orang bekerja berarti berdampak positif, tetapi jika bersifat income

generating akan berdampak negatif.

7. Struktur Perekonomian

Pergeseran struktural dari sektor pertanian ke manufaktur dan jasa akan membawa

pengaruh perubahan pendapatan dan kesempatan kerja sehingga struktur ekonomi akan berkaitan

dengan tingkat partisipasi angkatan kerja.

2.3 Teori Labor Leissure Choice

Setiap individu mempunyai pilihan untuk menggunakan waktunya selama 168

jam/minggu dengan berbagai macam pilihan yang berbeda apakah untuk bekerja atau untuk

istirahat, yang pasti setiap individu membutuhkan waktu biologis yang tetap untuk istirahat,

makan, dan sebagainya. Dengan asumsi bahwa untuk kebutuhan yang tetap tersebut adalah 68

Page 7: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

E3 E2

B

B’

Leissure

Upah

A

C1

C’

C2

D3 D1 D2

jam/minggu atau paling sedikit 10 jam/hari, maka waktu yang tersisa sebanyak 100 jam/minggu

dapat dilakukan pilihan yang berbeda (Kaufman dan Hotchkiss, 1999). Ada dua hal yang

mungkin dilakukan adalah bekerja dan leisure. Bekerja adala hak melakukan kegiatan yang akan

memperoleh pendapatan sedangkan leisure adalah kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan

non pasar.

2.3.1 Jam Kerja dan Perubahan Tingkat Upah

Kenaikan upah berarti pertambahan pendapatan. Dengan status ekonomi yang lebih

tinggi maka seseorang cenderung untuk meningkatkan konsumsi dan menikmati waktu senggang

lebih banyak, yang berarti mengurangi jam kerja (income effect). Di sisi lain kenaikan tingkat

upah juga berarti harga waktu menjadi lebih mahal. Nilai waktu yang lebih tinggi mendorong

keluarga mensubstitusikan waktu senggangnya untuk lebih banyak bekerja menambah konsumsi

barang. Penambahan waktu tersebut dinamakan substitution effect dari kenaikan tingkat upah.

Sumber: Payaman, 1996

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat upah naik sedemikian rupa sehingga

budget line berubah dari BC1 menjadi BC2. Dalam Gambar 2.4 menunjukkan bahwa perubahan

tingkat upah tersebut menghasilkan pertambahan pendapatan seperti dilukiskan dengan garis

Page 8: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

B’C’ yang sejajar dengan BC1. Pertambahan pendapatan tersebut mendorong keluarga untuk

mengurangi jumlah jam kerja dari HD1 menjadi HD2 (income effect). Selanjutnya perubahan

harga waktu menimbulkan substitution effect yaitu menggantikan waktu senggang untuk

pertambahan barangbarang konsumsi (melalui waktu bekerja yang lebih banyak). Substitution

effect tersebut diperlihatkan pertambahan jam kerja dari HD2 ke HD3 atau dari titik E2 ke titik

E3. Total effect dari perubahan tingkat upah tersebut adalah selisih dari income effect dan

substitution effect. Pertambahan tingkat upah akan mengakibatkan pertambahan jam kerja bila

substitution effect lebih dari income effect (Payaman, 1996). Jika tingkat upah (W) naik, jam

kerja seseorang dapat naik atau berkurang. Dampak substitusi cenderung meningkatkan jumlah

jam kerja sebab biaya menganggur menjadi naik. Tetapi dampak pendapatan cenderung

menyebabkan berkurangnya jumlah jam kerja sebab dengan naiknya W menyebabkan

pendapatannya naik, sehingga kemampuan untuk membeli leisure sekarang lebih tinggi.

2.4 Pengertian Sektor Informal

Istilah sektor informal biasanya digunakan untuk menunjukkan sejumlah kegiatan

ekonomi yang berskala kecil namun bukan berarti perusahaan berskala kecil karena sektor

informal dianggap sebagai suatu alat pertahanan ekonomi nasional dan pertumbuhan kesempatan

kerja dinegara sedang berkembang. Hal ini dikarenakan mereka yang memasuki kegiatan

berskala kecil terutama di kota bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan dari

pada memperoleh keuntungan. Karena mereka yang terlibat dalam sektor ini pada umumnya

miskin, berpendidikan sangat rendah, tidak terampil dan kebanyakan para migran. Jelaslah

bahwa mereka bukanlah kapitalis yang mencari investasi yang menguntungkan dan juga bukan

pengusaha seoerti yang dikenal pada umumnya (Alma dalam Rahmat Lubis, 2001).

2.5 Permintaan Tenaga Kerja

2.5.1 Permintaan tenaga kerja dalam jangka pendek

Permintaan untuk laboris peduli dengan tingkat kesempatan kerja yang diinginkan oleh

perusahaan bisnis. Analisis permintaan tenaga kerja ini dibagi menjadi dua bagian. Bab ini

meneliti permintaan tenaga kerja dalam jangka pendek, sisakan sampai bab berikutnya

pertimbangan permintaan tenaga kerja dalam jangka panjang. Dalam upayanya untuk

memaksimalkan keuntungan, sebuah perusahaan bisnis akan menyesuaikan penggunaan dari

Page 9: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

tenaga kerja, modal, energi, dan masukan faktor lain untuk mencapai biaya terendah produksi.

Jika harga relatif dari tenaga kerja harus meningkatkan, perusahaan termotivasi untuk

mengurangi penggunaan tenaga kerja dan modal pengganti dan masukan faktor lain di

tempatnya.

- Pola kerja

Permintaan tenaga kerja tercermin dalam tingkat kerja antara perusahaan bisnis dan organisasi

nirlaba seperti pemerintah. Beberapa fitur kunci dari pola kerja di empat sektor utama: pertanian,

produksi barang industri lainnya (pertambangan, konstruksi produk Perusahaan, dan

manufaktur), pemerintah, dan layanan lain memproduksi industri (transportasi dan komunikasi,

perdagangan, keuangan, dan jasa)

- Teori produktivitas marginal permintaan tenaga kerja

Tingkat optimal kerja untuk perusahaan bisnis bergantung pada sejumlah faktor, seperti

biaya tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, tingkat produksi, dan harga perusahaan bisnis

dapat mengisi untuk produknya.

1. Model

Model sandart dari permintaan tenaga kerja di bidang ekonomi adalah teori neoklasik

produktivitas marjinal permintaan. Untuk mengembangkan model ini, asumsi menyederhanakan

beberapa harus dibuat. Pertama, asumed bahwa tujuan perusahaan bisnis adalah untuk

memaksimalkan keuntungan dolar. Kedua, untuk menyederhanakan analisis grafik, diasumsikan

bahwa perusahaan hanya menggunakan dua faktor produksi, modal dan tenaga kerja, untuk

menghasilkan ketiga produk, itu awalnya diasumsikan bahwa perusahaan bisnis beroperasi

dalam produk persaingan sempurna dan pasar tenaga kerja.

2. Fungsi Produksi

Hubungan antara jumlah input modal (K) dan penyerapan tenaga kerja (L) yang digunakan

dalam produksi dan output yang dihasilkan Q ditentukan oleh fungsi produksi perusahaan:

Q = F (K, L)

Page 10: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

3. Produk marjinal dan rata-rata Tenaga Kerja

Dua ukuran produktivitas dapat dihitung dari data pada produk total dan input tenaga kerja.

Produk marjinal tenaga kerja didefinisikan sebagai peningkatan produksi total (Q) dari

menambahkan satu unit lagi dari tenaga kerja (L), yaitu:

4. Biaya Marjinal Tenaga Kerja

Data pendapatan margnal produk mengungkapkan manfaat marjinal bagi perusahaan untuk

mempekerjakan pekerja tambahan. Aturan keputusan untuk memaksimalkan keuntungan adalah

untuk terus mempekerjakan pekerja selama manfaat marjinal melebihi biaya marjinal.

5. Tingkat Keseimbangan Kerja

Kondisi ekuilibrium untuk permintaan tenaga kerja suatu perusahaan sehingga dapat dinyatakan

sebagai:

W = MRPL, atau W = MR. MPL

Untuk sebuah perusahaan yang kompetitif, persamaan 4.3 dapat juga ditulis sebagai:

W = P. MPL atau W / P = MPL

6. Para Jangka Pendek Permintaan Curve untuk Buruh

Jangka pendek kurva permintaan tenaga kerja menggambarkan hubungan antara tingkat upah

dan tingkat perusahaan yang diinginkan kerja, modal memegang dan semua faktor lain konstan.

7. Kenaikan permintaan produk

Peningkatan permintaan produk di industri yang kompetitif akan menyebabkan harga produk

meningkat di pasar sebagai kurva permintaan produk bergeser ke kanan sepanjang kurva miring

ke atas pasokan yang diberikan.

8. Tidak sempurna Persaingan di Pasar Produk

Page 11: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

Asumsikan perusahaan hanya satu di antara banyak perusahaan yang beroperasi di pasar produk

yang bersaing sempurna. Sebuah perusahaan yang kompetitif memiliki kurva permintaan produk

horisontal dan dapat menjual seluruh keluarannya pada harga konstan. Sebuah perusahaan

kompetitif tak sempurna, bagaimanapun, menghadapi kurva permintaan produk bangsal miring

ke bawah, yang menyiratkan bahwa untuk menjual lebih banyak output itu harus menurunkan

harga.

9. Permintaan Pasar Curve Untuk Buruh

Untuk berbagai tujuan penting untuk mengetahui tidak hanya kurva permintaan perusahaan

individu untuk tenaga kerja, tetapi juga permintaan tenaga kerja pada bagian dari semua

perusahaan dalam pasar tenaga kerja. Pasar tenaga kerja yang bersangkutan bisa mencakup area

lokal, industri, atau bangsa secara keseluruhan, tergantung pada jenis tenaga kerja sedang

dianalisis.

10. Kritik terhadap teori permintaan tenaga kerja

Teori produktivitas marginal permintaan tenaga kerja yang diuraikan di atas dapat memprediksi

baik di tingkat optimal kerja bagi perusahaan dan bagaimana tingkat lapangan kerja akan

berubah dalam reaksi terhadap peristiwa ekonomi yang beragam.

11. Batas untuk kognisi manusia

Salah satu keberatan adalah bahwa informasi dan kebutuhan komputasi yang diperlukan untuk

mengoperasionalkan teori umumnya melebihi kemampuan mental atau kognitif kebanyakan

majikan dan manajer.

12. Memaksimasi perilaku

Kritik dari penawaran teori produktivitas marjinal dengan asumsi maksimisasi

keuntungan. Para ipetus mendorong perusahaan untuk membuat perhitungan produk pendapatan

marjinal terhadap biaya marjinal tenaga kerja adalah tujuan memaksimalkan keuntungan.

13. Tetap modal / tenaga kerja proporsi

Page 12: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

Kritik ketiga dari teori ini menyatakan bahwa sifat teknologi tidak memungkinkan untuk

mendapatkan produk marjinal kontinyu (MPL)

14. Meningkatkan Kembali ke Buruh

Sebuah criticsm keempat dari teori produktivitas marjinal tenaga kerja yang dapat dikenakan

hasil yang meningkat dalam jangka pendek. Tidak semakin berkurang sebagai teori

mengasumsikan, menurut hukum hasil yang menurun, sebagai perusahaan memperluas lapangan

kerja, produk marjinal tenaga kerja harus menurun sebagai stok modal tetap yang tersebar di

lebih banyak pekerja.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini terinspirasi dari penelitian terdahulu diantaranya: penelitian yang dilakukan

oleh Rahmat Lubis (2009) yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

pendapatan pekerja sektor informal di kota Binjai. Penelitian ini menggunakan alat analisis

regresi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pekerja di sektor

informal yaitu umur, pendidikan yang ditamatkan, lama kerja, curahan waktu kerja, modal

operasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kelima variabel independen diatas mampu

menjelaskan variabel dependen yaitu pendapatan sebesar 95%, sedangkan sisanya di jelaskan

oleh variabel lain.

Selain itu, penelitian mengenai pengaruh upah per bulan, umur, jenis kelamin, dan jumlah

tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja sektor informal di kabupaten Tegal yang

disusun oleh Yoshinta Kiranasari (2011). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang

mempengaruhi curahan jam kerja para pekerja di kabupaten Tegal. Data yang digunakan adalah

data primer (diperoleh melalui wawancara) dan data sekunder BPS. Sampel adalah 100 pekerja

di Kabupaten Tegal yang bekerja pada sektor informal umur 20 sampai 64 tahun dan menerima

upah. Analisis yang digunakan adalah diskripsi dan regresi linier berganda. Hasil analisis

menunjukkan bahwa upah per bulan, umur, jenis kelamin, dan jumlah tanggungan keluarga

secara bersama-sama berpengaruh terhadap curahan jam kerja di Kabupaten Tegal. Dimana

faktor upah per bulan dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif terhadap curahan jam

kerja. Variabel jenis kelamin tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap curahan jam kerja.

Sedangkan variabel umur berpengaruh negatif terhadap curahan jam kerja.

Page 13: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

Kusmaryati Dwi Rahayu (2008) melakukan penelitian tentang peran perempuan pekerja

di sektor informal dalam peningkatan pendapatan keluarga di kabupaten Sleman Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menganalisis tentang kontribusi apa saja yang diberikan oleh

para pekerja wanita tersebut dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga mereka.

Tuti Hidayati menjelaskan dalam penelitiannya mengenai sektor informal dan

pengembangan wilayah di Kota Binjai. Penelitian ini menganalisis tentang faktor yang

mempengaruhi seseorang bekerja di sektor informal yaitu jam kerja per hari, modal kerja,

pengalaman kerja dan tingkat pendidikan. Hasil dari penelitian ini adanya pengaruh positif dari

variabel independen (jam kerja per hari, modal kerja, pengalaman kerja dan tingkat pendidikan)

terhadap pendapatan pekerja di sektor informal. Kesimpulan tersebut dihasilkan dari analisis

penulis dengan menggunakan analisis deskriptif dan multiple regression methode.

Page 14: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Jenis Kelamin dalam studi ini dibedakan menjadi : laki-laki dan perempuan.

2. Usia seseorang yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun dan dalam

studi ini diukur dalam tahun penuh berdasarkan ulang tahun terakhir (Huclok, 2003).

3. Curahan Kerja adalah banyaknya waktu yang dihabiskan untuk bekerja dan dinyatakan

dalam jam per hari.

4. Lama Kerja adalah jumlah waktu yang telah dilalui seseorang dalam menjalankan

pekerjaan tersebut dan dalam studi ini dinyatakan dalam tahun.

5. Jumlah tanggungan dalam studi ini dinyatakan jumlah anak dan orang lain yang menjadi

tanggungan sehari-hari (makan dalam satu dapur).

6. Pendapatan dalam studi ini dinyatakan dalam pendapatan kotor per bulan yang diukur

dari rupiah dari pekerjaan utama.

3.2 Populasi dan Sampling

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data

primer yang dikumpulkan melalui kuisioner dan wawancara langsung. Jumlah responden kami

sebanyak 30 orang. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik purposive random

sampling. Responden yang kami ambil adalah masyarakat Kota Semarang yang bekerja di sektor

informal berdasarkan kelompok pedagang yang terdiri dari rumah makan, warung, toko serta

penjual di kaki lima seperti penjual buah, penjual gorengan, penjual sosis, penjual jamu, dll.

Sedangkan kelompok jasa terdiri dari sopir, pembantu rumah tangga, operator dan foto copy.

Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang bersumber dari literatur-

literatur yang relevan. Data sekunder diperoleh dari catatan dan dokumentasi pihak terkait,

seperti Badan Pusat Stastistik. Selain itu, dilakukan juga penelusuran melalui internet, buku-buku

serta penelitian-penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan. Data sekunder mencakup data

jumlah penduduk, data tingkat pendidikan dan beberapa data sekunder lain yang berkaitan.

Page 15: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan teknik

kuisioner dan observasi. Teknik kuisioner dilakukan dengan wawancara langsung dengan

responden dan menggunakan daftar pertanyaan yang bersifat tertutup. Sedangkan observasi

dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada obyek yang dijadikan sample.

3.4 Metode Analisis

Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan para pekerja di sektor

informal kota Semarang, maka digunakan analisis deskriptif kuantitatif.

Page 16: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

BAB 4

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Pengertian angkatan kerja menurut Soemitro Djojohadikusumo adalah sebagian dari

jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk

melakukan perkerjaan yang produktif. Berikut di bawah merupakan tabel angkatan kerja di Kota

semarang pada tahun 2006 sampai dengan 2010.

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah2006 528873 532128 10610012007 536453 539432 10758852008 546267 549394 10956612009 555870 558363 11142332010 539703 554681 1094384

Sumber : BPS

Sedangkan responden dalam penelitian ini adalah para pekerja disektor informal

khususnya para pedagang makanan, warung-warung kecil, pedagang kaki lima dan penjual yang

menggunakan gerobak dan pekerja jasa misalnya pembantu rumah tangga dan sopir. Gambaran

umum pekerja sektor informal tersebut dalam uraian berikut :

15-20 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 61-650

2

4

6

8

10

12

4

10

7

4

21 1

21 1

USIA

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah responden dalam penelitian kami yang

berusia 15-20 terdapat 4 responden, usia 21-25 sebanyak 10 responden, usia 26-30 sebanyak 7

Page 17: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

orang, usia 31-35 sebanyak 4 orang, usia 36-40 sebanyak 2 orang, usia 41-45 sebanyak 1 orang,

usia 46-50 sebanyak 1 orang, usia 51-55 sebanyak 2 orang, usia 56-60 sebanyak 1 orang, dan

usia 61-65 sebanyak 1 responden

Jenis kelamin

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian pekerja yang bekerja di sektor

informal adalah laki-laki. Perempuan hanya sebesar 8 orang dalam jumlah responden sebanyak

30 orang dan sebesar 26,67 persen. Ini ditunjukkan dengan table dibawah.

No. Jenis Kelamin Jumlah Persen

1. Laki-Laki 22 73,00

2. Perempuan 8 27,00

Usia

Sedangkan tentang usia responden dapat diketahui bahwa usia yang bekerja di sektor

informal sangat bervariasi antara 18 samapai dengan 63 tahun. Tetapi yang paling mendominasi

adalah usia berkepala 2, seperti contohnya 22, 27, dll.

73%

27%

JENIS KELAMIN

LAKI - LAKIPEREMPUAN

Page 18: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa pengaruh usia terhadap pendapatan pada sector

informal mengalami fluktuasi. Pada usia 18 tahun poenduduk kota Semarang memiliki

pendapatan sebesar Rp. 400.000, usia 20 tahun memiliki pendapatan sebesar Rp. 1.400.000, usia

21 tahun memiliki pendapatan sebesar Rp. 400.000. Pada usia 22 -25 tahun memiliki pendapatan

yang berkisar antara Rp. 1.200.000-Rp. 1.500.000. Namun, terjadi penurunan pada pendapatan

responden yang berumur 27 tahun yaitu sebesar Rp. 600.000. Selain itu, responden yang berusia

31 tahun memiliki pendapatan sebesar Rp. 1.500.000. Begitupun hal nya dengan responden

yang berusia sebesar 38 tahun memiliki pendapatan sebesar Rp. 1.250.000, usia 40-52 tahun

memiliki pendapatan yang berkisar antara Rp. 800.000 – Rp.1.400.000. Sedangkan responden

yang berusia 53 tahun memiliki pendapatan Rp. 1.500.000 dan responden yang berusia 63 tahun

memiliki pendapatan sebesar Rp 1.000.000. Berdasarkan uaraian diatas diketahui bahwa

pendapatan akan meningkat diusia produktif sehingga responden banyak melakukan suatu

kegiatan yang dapat memberikan keuntungan atau kepuasan bagi diri ,mereka. Terdapat

peningkatan yang signifikan pula pada responden yang berusia 53 tahun, hal ini dikarenakan

tuntutan hidup yang semakin tinggi.

Curahan kerja

Bedasarkan hasil penelitian curahan kerja para pekerja di sektor informal tersebut,

dinyatakan hasilnya sangat beragam yaitu mulai 6 jam sampai dengan 12 jam sehari. Dan dari

hasil table dibawah dapat dilihat curahan lama bekerja yang paling mendominasi adalah 7 jam

per hari sebesar 30 persen atau sebanyak 9 orang.

18 20 21 22 23 24 25 27 28 29 31 32 35 38 40 46 52 53 630

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

PENGARUH USIA TERHADAP PENDAPATAN

PENGARUH USIA TERHADAP PENDAPATAN

Page 19: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

No. Curahan Jam Kerja / Hari Jumlah Persen

1. 6 jam / hari 7 23,33

2. 7 jam / hari 9 30

3. 8 jam / hari 4 13,33

4. 9 jam / hari 2 6,67

5. 10 jam / hari 0 0

6. 11 jam / hari 2 6,67

7. 12 jam / hari 6 20

Lama bekerja

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa lama pekerja di sektor informal di Kota

Semarang sangat bevariasi. Pengalaman kerja mereka antara 1 sampai dengan 20 tahun.

Berdasarkan grafik diatas, diketahui bahwa semakin lama kerja maka pendapatan yang

akan diterima pun cenderung semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan semakin lama

seseorang bekerja di sector informal , maka eksistensi nya pun akan semakin meningkat. Hasil

data lapangan menunjukkan menunjukkan bahwa jumlah jam kerja di sector informal memiliki

jam kerja yang berkisar anatara 1 – 20 tahun.

6 7 8 9 11 120

200,000400,000600,000800,000

1,000,0001,200,0001,400,0001,600,000

1,000,0001,120,000

837,500

1,260,0001,500,000

583,333

PENGARUH JAM KERJA DENGAN PENDAPATAN

PENGARUH JAM KERJA DENGAN PENDAPATAN

Page 20: Ex ESDM BAB 1- 4 Thn Lalu

Jumlah tanggungan

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa banyaknya tanggungan cukup banyak

mempengaruhi jumlah pendapatan responden kami. Rata-rata smakin banyak tanggungannya

maka terdapat kenaikan dalam pendapatannya. Dapat dilihat dalam tabel diatas pada

responden yang mempunyai tanggungan 1, 2, dan 4 anak jumlah pendapatan yang didapatkan

oleh responden kami terlihat menanjak jumlah pendapatannya. Tetapi pada responden kami

yang memiliki jumlah tanggungan sebanyak 3, dan 5 terlihat pendapatannya lebih sedikit

daripada pendapatan responden kami yang lain. Hal ini juga dikarenakan oleh jenis pekerjaan

yang mereka lakukan.

1 2 3 4 50

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

980,000 1,025,000

798,333

1,172,000

800,000

PENGARUH JUMLAH TANGGUNGAN TERHADAP PENDAPATAN

PENGARUH JUMLAH TANGGUNGAN TERHADAP PENDAPATAN

1 2 3 4 5 6 7 8 11 12 13 15 200

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

PENGARUH LAMA KERJA TERHADAP PENDAPATAN

PENGARUH LAMA KERJA TERHADAP PENDAPATAN