evaluasi rasionalitas penggunaan … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100%...

50
i EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN ULKUS KAKI DIABETIKA YANG MENJALANI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE 2015-2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Debby Permata Sari Liwang NIM: 148114057 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: hakhanh

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

i

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN

ULKUS KAKI DIABETIKA YANG MENJALANI RAWAT INAP DI RUMAH

SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE 2015-2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Debby Permata Sari Liwang

NIM: 148114057

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

i

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN

ULKUS KAKI DIABETIKA YANG MENJALANI RAWAT INAP DI RUMAH

SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE 2015-2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Debby Permata Sari Liwang

NIM: 148114057

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Never give up on what you really want to do.

The person with big dream is more powerful

than one with all the facts”

-Life’s Little Instructions-

“Don’t worry about failures,

worry about the chances you miss

when you don’t even try”

-Jack canfield-

Karya ini kupersermbahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu mengasihi hidupku

Papi, mami, & adikku yang selalu memberi dukungan tak terbatas

Orang- orang disekitarku yang selalu memberi semangat

Almamaterku Universitas Sanata Dharm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha pengasih dan

penyayang karena atas segala berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik

Pasien Ulkus Kaki Diabetika yang Menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode 2015-2016”. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir untuk

memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam segala proses hingga sampai akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini, tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak baik

melalui motivasi, tenaga dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis. Oleh karena

hal tersebut, pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah bersedia memberikan waktu, tenaga, ilmu dan saran selama penyusunan

proposal penelitian hingga penyusunan naskah skripsi.

3. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt., dan Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt., selaku

dosen penguji skripsi yang telah memberikan waktu, kritik, dan saran dalam

penelitian ini.

4. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberi ilmu dan saran selama masa perkuliahan.

5. Segenap staff sekertariat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

yang telah membantu menyediakan surat-surat yang dibutuhkan selama penelitian

hingga ujian skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

viii

6. Segenap staff, kepala rekam medis, dan apoteker RS Panti Rini atas waktu dan

bantuannya sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

7. Tim Komite Etik Fakultas Kedokteran UKDW yang telah memberikan arahan dan

menerbitkan Ethical Clearance penelitian ini.

8. Papi, mami, adik serta keluarga atas segala dukungan, semangat, kasih sayang dan

doa yang telah diberikan kepada penulis.

9. Teman-teman “Konco Tisu” yaitu Ega, Tien, Clau, Nino, Dicky, Petrus, Vito, Nug

dan Denis atas dukungan dan kebersamaannya selama proses perkuliahan.

10. Yohana Rianthi dan Heppy Chintya Padaga atas kebersamaan, dukungan, motivasi

serta tempat berbagi cerita sejak SMA hingga selesainya naskah skripsi ini.

11. Maria Clara dan Angela Marselly Barus atas kebersamaan dan kerjasama sejak

SMA hingga perkuliahaan.

12. Teman- teman seperjuangan Ivon, Ana, Momon, Ika, Feli, Lintang, Deni atas segala

kebersamaannya selama masa perkuliahaan.

13. Teman-teman FSM B dan angkatan 2013 atas kebersamaannya selama proses

perkulihaan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas dukungan,

bantuan, dan doa yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa naskah skripsi ini masih banyak kekurangan dan

belum sempurna, maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak dan memohon maaf atas segala kekurangan dalam naskah ini. Akhir kata,

penulis berharap naskah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dan

bagi perkembangan ilmu farmasi klinis.

Yogyakarta, 4 Oktober 2017

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…..………………………………………………….………..… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………....………………..…………. ii

HALAMAN PENGESAHAN......…………………………………………………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.…………………………………………..………... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………….……………..…...... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………...…vi

PRAKATA…………….....………………………………………………....…….....vii

DAFTAR ISI…………….....………………..…………………………….………... ix

DAFTAR TABEL….…..……………...........……………………………….…….… x

DAFTAR GAMBAR…..……………….…...………………………………………. xi

DAFTAR LAMPIRAN…………………….………………………………………. xii

ABSTRAK………….......……………….....…………………………………........ xiii

ABSTRACT…………………………………..……………………….……...….…. xiv

PENDAHULUAN………………………………………………………………….... 1

METODE PENELITIAN………………………………………………………….… 3

Desain dan Subjek Penelitian………………………………………………… 3

Analisa Data………………………………………………………………..… 4

HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………….... 5

Gambaran Pola Penggunaan Antibiotik…………………………………….... 5

Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik……………………………..… 7

KESIMPULAN…………………………………………………………………...… 12

SARAN…………………………………………………………………………...… 13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 14

LAMPIRAN……………………………………………………………………...… 17

BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………….... 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

x

DAFTAR TABEL

Tabel I. Penggunaan Antibiotik Tunggal dan Kombinasi Pasien Ulkus Kaki

Diabetika yang Menjalani Rawat Inap di RS Panti Rini Yogyakarta Periode

2015-2016……………………………………………………………….. 6

Tabel II. Ketepatan Dosis Pasien Ulkus Kaki Diabetika yang Menjalani Rawat Inap

di RS Panti Rini Periode 2015-2016 ………………………………….… 9

Tabel III. Ketepatan Interval Waktu Pemberian Pasien Ulkus Kaki Diabetika yang

Menjalani Rawat Inap di RS Panti Rini Periode 2015-2016.……...…… 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Sampel Penelitian Pasien Ulkus Kaki Diabetika yang Menjalani

Rawat Inap di RS Panti Rini periode 2015-2016….…………………... 3

Gambar 2. Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pasien Ulkus Kaki Diabetika yang

Menjalani Rawat Inap di RS Panti Rini Yogyakarta Periode 2015-

2016………………………………………………….……………….. 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearance……………………………………………………. 18

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian di RS Panti Rini Yogyakarta………..… 19

Lampiran 3. Definisi Operasional Penelitian…………………………………….... 20

Lampiran 4. Antibiotik Empirik untuk Infeksi Kaki Diabetika pada IWGDF......... 21

Lampiran 5. Dosis antibiotik pada DIH 24th ed dan PIONAS…………………..… 23

Lampiran 6. Contoh Lembar Pengambilan Data Rekam Medis….......………….... 24

Lampiran 7. Contoh Evaluasi Rekam Medis Pasien................................................. 27

Lampiran 8. Check List Rasionalitas Penggunaan Antibiotik....…...…………...… 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

xiii

ABSTRAK

Ulkus kaki diabetika merupakan salah satu komplikasi kronis dari diabetes

melitus yang berpotensi berkembang menjadi infeksi dan membutuhkan antibiotik

untuk terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik

dan mengevaluasi rasionalitas pemberian antibiotik pada pasien ulkus kaki diabetika di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta pada periode Januari 2015-

Desember 2016. Penelitian non eksperimental ini menggunakan desain penelitian

deskriptif evaluatif dan retrospektif. Data yang diambil berasal dari rekam medis pasien

ulkus kaki diabetika dengan total 35 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

untuk penggunaan antibiotik tunggal terbanyak adalah golongan sefalosporin generasi

3 yaitu seftriakson sebanyak 48,57% dan untuk penggunaan antibiotik kombinasi

terbanyak adalah golongan sefalosporin generasi 3 dan nitroimidazol yaitu seftriakson

dan metronidazol sebanyak 14,28%. Hasil dari penelitian ini adalah tepat indikasi, tepat

pemilihan obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun

tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%.

Kata Kunci: Ulkus Kaki Diabetika, Infeksi, Antibiotik, Rasionalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

xiv

ABSTRACT

Diabetic foot ulcer is one of chronic complications of diabetes mellitus which

may potentially develops into an infection and need Antibiotics for the therapy. The

purpose of this study are to describe the amount of antibiotic use and to evaluate the

rational use of antibiotics for patients with diabetic foot infection in Panti Rini hospital

in Yogyakarta since January 2015- Desember 2016. This non experimental study was

conducted with evaluative descriptive and retrospective study design. The data was

taken from medical record of patients with diabetic foot infection and the total number

are 35 patients. The result of this study showed that the mostly used antibiotic

monotherapy is Cephalosporin third generation with ceftriaxone use in amount of

48,57%, and for antibiotic combination is cephalosporin third generation and

nitroimidazole, it is ceftriaxone and metronidazole use in amount of 14,28%. The

Result of this study showed that the precise indication, the proper drug selection, the

duration of exact administration, precise assessment of the patient’s condition was in

100% but the correct dosage and the right time intervals of administration in 80%.

Keywords: Diabetic Foot Ulcer, Infection, Antibiotic, Rationality

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

1

PENDAHULUAN

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik ditandai tingginya kadar gula

darah dalam tubuh akibat tidak normalnya sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya

(ADA, 2008). Menurut hasil Riset kesehatan daerah (Riskesdas) pada tahun 2013

jumlah proporsi penderita diabetes melitus di indonesia yang berumur ≥15 tahun adalah

6,9% (Kemenkes RI, 2014). Pasien yang mengalami diabetes melitus berisiko terhadap

komplikasi yang dapat ditimbulkan, baik komplikasi akut maupun kronis. Komplikasi

akut yang dapat terjadi seperti ketoasidosis dan hipoglikemia. Komplikasi kronis yang

dapat terjadi yaitu penyakit pada ginjal, pembuluh darah, dan kaki (Perkeni, 2015).

Masalah pada kaki seperti ulkus, infeksi, osteomielitis, amputasi merupakan hal

umum yang terjadi pada pasien diabetes. Infeksi pada kaki diabetes dapat menurunkan

kualitas hidup dan meningkatkan morbiditas, stress fisik dan emosional, serta biaya

kesehatan (Bergman and Shah, 2016). Ulkus kaki diabetika merupakan luka terbuka

pada permukaan kaki yang disebabkan oleh gangguan neuropati perifer, vaskuler

perifer atau keduanya. Diperkirakan 15% dari pasien diabetes melitus mengalami ulkus

kaki diabetik. Sebagian besar (60-80%) dari pasien ulkus kaki bisa sembuh, namun 10-

15% tetap mengalami ulkus kaki, yang menyebabkan 5-24% dari mereka harus

mengalami amputasi ekstremitas bawah (Alexiadou and Doupis, 2012). Hasil riset di

salah satu rumah sakit tipe A di Indonesia pada tahun 2011 menunjukkan 8,7% dari

pasien diabetes melitus mengalami ulkus kaki dan 1,3% dari mereka harus mengalami

amputasi (Kemenkes RI, 2014). Ulkus kaki diabetika mudah berkembang menjadi

infeksi karena masuknya bakteri dan keadaan kadar gula darah yang tinggi menjadi

tempat yang baik bagi bakteri untuk bertumbuh. Bakteri yang dapat menyebabkan

infeksi adalah bakteri gram positif seperti Staphylococci spp, gram negatif seperti

Enterobacteriacae spp dan bakteri anaerob seperti Fusobacterium spp. Terapi utama

untuk ulkus kaki diabetika yang terinfeksi adalah dengan antibiotik. Untuk infeksi yang

disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif dapat menggunakan antibiotik

sefalosporin generasi 2 atau generasi 3, dan dapat dikombinasikan dengan

metronidazol jika terdapat bakteri anaerob (Lipsky et al, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

2

Penggunaan antibiotik merupakan cara utama membunuh dan menghambat

bakteri yang tumbuh pada ulkus kaki diabetika. Pemberian antibiotik dengan intensitas

penggunaan yang relatif tinggi sering menyebabkan permasalahan dan menimbulkan

ancaman global bagi kesehatan terutama permasalahan resistensi bakteri terhadap

antibiotik. Dampak resistensi terhadap antibiotik adalah meningkatnya morbiditas,

mortalitas, dan biaya kesehatan. Di rumah sakit, penggunaan antibiotik yang berlebihan

dapat mendorong berkembangnya resistensi dan multipel resisten terhadap bakteri

tertentu yang akan menyebar melalui infeksi silang. Resistensi tidak dapat dihilangkan

namun dapat dicegah dengan penggunaan antibiotik yang bijak (Kemenkes RI, 2011b).

Penelitian evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik pada ulkus kaki diabetika

sudah pernah dilakukan di Indonesia. Salah satunya adalah evaluasi rasionalitas

penggunaan antibiotik pasien ulkus kaki diabetes melitus di Rumah Sakit Ibnu Sina

Pekanbaru periode 2013 dengan kesimpulan pemberian antibiotik belum dikatakan

rasional (Muharni et al., 2015). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah penelitian sebelumnya subjek uji digunakan yang mengalami ulkus kaki

diabetika karena komplikasi dari diabetes melitus tipe 2 sedangkan penelitian ini untuk

ulkus kaki diabetika karena komplikasi diabetes secara keseluruhan.

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta yang merupakan salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta cukup sering

dikunjungi oleh pasien dan belum banyak penelitian yang dilakukan di rumah sakit ini

sehingga peneliti ingin melihat tingkat rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien

ulkus kaki diabetika yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik meliputi

golongan dan jenis antibiotik yang digunakan pada pasien ulkus kaki diabetik dan

mengevaluasi rasionalitas pemberian antibiotik pada pasien ulkus kaki diabetik dengan

menggunakan acuan Modul penggunaan obat rasional (Kemenkes RI, 2011a), IWGDF

Guidance on the Diagnosis and Management of Foot Infection in Person with Diabetes

(Lipsky et al., 2015), Drug Information Handbook 24th edition (APhA, 2015) dan

standar pelayanan medis Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

3

METODE PENELITIAN

Desain dan Subjek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan metode

penelitian deskriptif evaluatif dan pengambilan data menggunakan pendekatan

retrospektif dengan mengambil data yang tercantum dalam rekam medis subjek

penelitian. Subjek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pasien yang

terdiagnosis infeksi ulkus kaki diabetika dan menjalani rawat inap RS Panti Rini

Yogyakarta pada tahun 2015-2016. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien yang

menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rini pada periode Januari 2015-Desember

2016 yang terdiagnosa ulkus kaki diabetika dan mendapatkan terapi antibiotik minimal

7 hari, serta tidak memiliki penyakit penyerta infeksi lain. Kriteria eksklusi penelitian

ini adalah Pasien dengan data rekam medis yang hilang, tidak lengkap dan tidak dapat

dibaca. Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 35 rekam medis.

Rincian tentang jumlah sampel pada penelitian dijelaskan pada Gambar 1.

Gambar 1. Bagan Sampel Penelitian Pasien Ulkus Kaki Diabetika yang Menjalani Rawat

Inap di RS Panti Rini periode 2015-2016

59 rekam medis pasien

ulkus kaki diabetika

periode 2015-2016

35 sampel rekam medis

yang digunakan pada

penelitian

Tidak memenuhi kriteria inklusi:

11 pasien memiliki penyakit penyerta infeksi

lain

7 pasien menerima antibiotik kurang dari 7 hari

3 pasien tidak menerima terapi antibiotik

3 pasien dengan rekam medis hilang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

4

Penelitian ini telah mendapatkan ijin pengambilan data dari Rumah Sakit Panti

Rini Yogyakarta dan tata cara yang digunakan selama proses penelitian ini serta data

yang diambil dari rekam medis telah disetujui oleh komisi etik Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta dengan menerbitkan Ethical Clearance

untuk penelitian ini dengan nomor surat 432/C.16/FK/2017.

Data yang diambil dan digunakan dalam penelitian ini berasal dari rekam medis

pasien ulkus kaki diabetika yang menjalani rawat inap pada tahun 2015-2016 yang

berarti tidak dilakukan intervensi secara langsung terhadap subjek penelitian dan data

yang diambil dari rekam medis sepenuhnya hanya digunakan untuk keperluan dalam

penelitian ini. Sampel penelitian yang berupa rekam medis diambil dengan

menggunakan teknik purposive sampling yang artinya teknik pengambilan data

berdasarkan pertimbangan tertentu atau sesuai dengan kriteria inklusi (Sugiyono,

2013). Data yang diambil dari rekam medis meliputi nomor rekam medis, nama pasien,

jenis kelamin, tanggal lahir, umur, berat badan, tanggal masuk dan keluar rumah sakit,

riwayat penyakit, riwayat pengobatan, alergi obat, keadaan pasien saat pulang, keluhan

utama, kondisi klinis awal pasien, diagnosa utama, diagnosa pembanding, hasil

pemeriksaan tanda vital, hasil uji laboratorium, hasil uji kepekaan antibiotik, terapi

yang diterima pasien saat di rumah sakit dan yang di bawa pulang meliputi jenis obat,

rute pemberian, dan aturan pakai atau dosis obat. Identitas subjek dalam penelitian ini

dirahasiakan dengan cara tidak memuat alamat dan nomor telepon pasien, serta

mengganti nama pasien dengan menggunakan inisial.

Analisa Data

Data profil pola penggunaan antibiotik yang digunakan oleh pasien ulkus kaki

diabetika dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi golongan dan jenis antibiotik.

Analisis profil pola penggunaan antibiotik dilakukan dengan menghitung jumlah kasus

kemudian dibagi dengan jumlah kasus keseluruhan dan dikali dengan 100% untuk

mendapatkan persentase penggunaan golongan dan jenis antibiotik tersebut. Setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

5

itu, hasil data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel yang memuat jumlah dan

persentase penggunaan antibiotik.

Rasionalitas penggunaan antibiotik dievaluasi dengan mengkaji data yang

diperoleh berdasarkan kriteria penggunaan obat yang rasional menurut Kemenkes pada

tahun 2011 yaitu tepat indikasi penyakit, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat interval

waktu pemberian, tepat lama pemberian dan tepat penilaian kondisi pasien dengan

membandingkan data yang ada dengan literatur. Kriteria rasionalitas antibiotik yang

digunakan dipilih berdasarkan kondisi data pada rekam medis pasien. Literatur yang

digunakan sebagai pembanding dan sumber informasi dalam penelitian ini adalah

IWGDF Guidance on the Diagnosis and Management of Foot Infection in Person with

Diabetes (Lipsky et al., 2015), Drug Information Handbook 24th edition (APhA, 2015)

dan standar pelayanan medis RS Panti Rini Yogyakarta. Data yang telah didapatkan

dari penelitian kemudian dibandingkan dengan literatur yang digunakan. Penggunaan

obat dikategorikan rasional jika telah memenuhi seluruh kriteria penggunaan obat

rasional yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk mendukung hasil analisa data

yang didapatkan dari penelitian ini maka dilakukan wawancara dengan apoteker bagian

rawat inap di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Pola Penggunaan Antibiotik pada Pasien Ulkus Kaki Diabetika yang

Menjalani Rawat Inap di RS Panti Rini Periode 2015-2016

Pada penelitian ini seluruh sampel yang dimasukkan sebagai data penelitian,

menggunakan antibiotik sebagai terapi selama menjalani rawat inap. Hasil dari

penelitian ini, diperoleh profil penggunaan antibiotik oleh 35 pasien yang terbagi

menjadi 22 pasien (62,86%) penggunaan antibiotik tunggal dan 13 pasien (37,14%)

penggunaan antibiotik kombinasi. Pola Penggunaan antibiotik pada Pasien ulkus kaki

diabetika berdasarkan golongan dan jenis antibiotik yang digunakan disajikan pada

Tabel I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

6

Tabel I. Penggunaan Antibiotik Tunggal dan Kombinasi Pasien Ulkus Kaki Diabetika yang

Menjalani Rawat Inap di RS Panti Rini Yogyakarta Periode 2015-2016

Antibiotika Jumlah

Kasus

Persentase

Penggunaan (%)

(n=35)

Golongan Jenis Jenis Golongan

Tunggal Sefalosporin

generasi 2

Sefuroksim 4 11,43 11,43

Sefalosporin

generasi 3

Seftriakson 11 31,43 48,57

Seftazidim 6 17,14

Sulfonamid Trimetoprim+

sulfametoksazol 1 2,86 2,86

Kombinasi Sefalosporin

generasi 2 +

Linkosamid

Sefuroksim +

Klindamisin 1 2,86 2,86

Sefalosporin

generasi 3 +

Nitroimidazol

Sefotaksim +

Metronidazol 1 2,86

22,86

Seftazidim +

Metronidazol 1 2,86

Seftriakson +

Metronidazol 5 14,28

Sefoperazon +

Metronidazol 1 2,86

Sefalosporin

generasi 3 +

Linkosamid

Seftriakson +

Klindamisin 2 5,71

11,43 Seftazidim +

Klindamisin 2 5,71

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan antibotik tunggal tertinggi adalah

golongan sefalosporin generasi 3 sebanyak 17 pasien (48,57%), dan jenis antibiotik

yang sering digunakan adalah seftriakson sebanyak 11 pasien (31,43%). Penggunaan

tertinggi antibiotik kombinasi adalah kombinasi golongan sefalosporin generasi ke 3 +

nitroimidazol sebanyak 8 pasien (22,86%), dan jenis antibiotik yang sering digunakan

adalah kombinasi seftriakson + metronidazol sebanyak 5 pasien (14,28%).

Seftriakson merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi 3 yang

memiliki spektrum luas (Sweetman, 2011). Seftriakson efektif dan indikasikan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

7

infeksi pada kulit dan struktur kulit seperti infeksi ulkus kaki diabetika. Seftriakson

berpotensi membasmi Enterobacteriacae, Streptococci spp dan Staphylococci spp

yang banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi ulkus kaki diabetika (APhA, 2015;

Patil and Mane, 2016). Seftriakson juga merupakan salah satu antibiotik empiris yang

disarankan dalam mengatasi infeksi pada ulkus kaki daibetika (Lipsky et al., 2012).

Metronidazol merupakan antibiotik pilihan dalam pemberian antibiotik

kombinasi pada pasien ulkus kaki diabetika untuk mengatasi bakteri anaerob yang

menjadi penyebab terjadinya infeksi seperti Clostridium spp dan Fusobacterium spp

karena memiliki efikasi dan keamanan yang baik (Lofmark et al., 2010; Sweetman,

2011). Dalam suatu penelitian diketahui bahwa bakteri yang paling banyak

menyebabkan infeksi pada ulkus kaki diabetika adalah gram positif fakultatif atau

obligat anaerob (Smith et al., 2016). Keadaan ulkus kaki diabetika yang menyebabkan

nekrosis pada jaringan dan tekanan oksigen yang rendah mendukung perkembangan

bakteri fakultatif atau obligat anaerob (Dunyach-Remy et al., 2014).

Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik

Penggunaan obat rasional bertujuan menjamin pasien mendapatkan pengobatan

yang sesuai dengan kebutuhannya, untuk periode waktu yang adekuat dan harga

terjangkau (Kemenkes RI, 2011a).

Tepat Indikasi

Pemakaian antibiotik yang bijak yaitu diindikasikan untuk sindrom klinis yang

mengarah kepada keterlibatan bakteri tertentu sebagai penyebab infeksi (Permenkes

RI, 2011). Ulkus kaki membutuhkan terapi dengan menggunakan antibiotik jika ulkus

kaki mengalami infeksi bakteri yang dapat ditandai dengan adanya 2 atau lebih tanda

inflamasi seperti pembengkakan, eritema, nyeri, panas, bernanah atau ditemukan tanda

infeksi lokal seperti peningkatan jumlah sel darah putih (Dipiro et al., 2011; Lipsky et

al., 2012). Penggunaan antibiotik sesuai indikasinya yaitu infeksi karena bakteri dapat

mencegah terjadinya resistensi mikroba terhadap antibiotik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

8

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketepatan indikasi penggunaan

antibiotik adalah 100% artinya semua pasien mendapat terapi dengan antibiotik sesuai

indikasi penyakitnya. Semua pasien dinilai mendapat terapi antibiotik sesuai indikasi

penyakit karena semua pasien memiliki kadar white blood cell yang lebih tinggi dari

normalnya dan juga dari diagnosa yaitu ulkus DM pedis atau ulkus DM luka terinfeksi.

Tepat Pemilihan Obat

Pemilihan obat tepat jika terapi dipilih setelah diagnosa ditegakkan dengan

benar, sehingga obat tersebut memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum penyakit

(Kemenkes RI, 2011a). Pemilihan antibiotik awal terapi biasanya merupakan antibiotik

empiris, yaitu antibiotik pada infeksi yang belum diketahui bakteri penyebabnya,

sehingga pemilihannya dengan memperkirakan antibiotik yang dapat mengatasi bakteri

yang diduga patogen (Lipsky et al., 2015; Permenkes RI, 2011). Untuk keparahan

infeksi ringan direkomendasikan penggunaan antibiotik spektrum sempit sedangkan

untuk infeksi sedang dan berat direkomendasikan penggunaan antibiotik spektrum

luas. Terapi empiris yang dipilih dapat menggunakan antibiotik yang aktif menghambat

pertumbuhan Staphylococci dan Streptococci, serta dipertimbangkan penambahan

antibiotik yang aktif untuk MRSA jika pasien memiliki resiko besar terinfeksi MRSA.

Antibiotik yang dapat mengatasi bakteri anaerob diberikan pada ulkus dengan nekrosis,

berbau, dan membutuhkan debridement (Lipsky et al., 2015).

Hasil penelitian menunjukkan 100% tepat pemilihan obat artinya semua pasien

menggunakan antibiotik sesuai acuan guideline dan standar pelayanan medis RS Panti

Rini Yogyakarta. Antibiotik golongan sefalosporin generasi 2 dan 3 menjadi pilihan

utama karena memiliki spektrum yang luas yaitu dapat melawan bakteri gram positif

dan gram negatif. Penggunaan sefalosporin generasi 2 dan 3 juga dapat dikombinasi

dengan metronidazol atau klindamisin pada pasien yang dicurigai juga terinfeksi

bakteri anaerob. Satu pasien menggunakan antibiotik trimetoprim/ sulfametoksazol

secara tunggal, yang direkomendasikan untuk infeksi dengan keparaan ringan dan

dapat melawan bakteri gram positif dan gram negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

9

Tepat Dosis

Efek terapi obat dipengaruhi oleh dosis pemberian obat tersebut. Jika dosis

berlebih atau terlalu kecil maka sangat beresiko menyebabkan timbulnya resistensi.

Tabel II. Ketepatan Dosis Pasien Ulkus Kaki Diabetika yang Menjalani Rawat Inap di RS

Panti Rini Periode 2015-2016

Ketepatan Dosis Jumlah pasien

(n = 35) Persentase (%)

Dosis Kurang 7 pasien 20

Dosis Tepat 28 pasien 80

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel II, menunjukkan bahwa 7 pasien

(20%) menggunakan antibiotik dengan dosis kurang dari dosis yang seharusnya

diberikan dan 28 pasien (80%) menggunakan antibiotik dengan dosis tepat. Tujuh

pasien tersebut menggunakan antibiotik tidak tepat interval waktu pemberian obat

sehingga menyebabkan dosis pemberian perhari menjadi kurang, seperti pada pasien

nomor 4 menggunakan metronidazol dengan dosis 1000 mg/hari, sedangkan pemberian

metronidazol seharusnya 1500-2000 mg/hari (APhA,2015). Pemberian dosis yang

kurang akan mengakibatkan tidak tercapainya efek terapi yang diinginkan karena tidak

mencapai kadar hambat minimum (KHM) dalam cairan tubuh yang menyebabkan

mikroorganisme yang menginfeksi tidak mati, sehingga dapat mempercepat terjadinya

resistensi bakteri yang tersisa dalam tubuh terhadap antibiotik (Lisni et al., 2015; Metz

and Shlaes, 2014).

Tepat Interval Waktu Pemberian

Interval waktu pemberian adalah jarak antar waktu pemberian antibiotik dalam

sehari. Secara farmakodinamik kerja antibiotik dibagi menjadi dua yaitu time

dependent killing dan concentration dependent killing, dimana untuk antibiotik yang

memiliki farmakodinamika time dependent killing seperti sefalosporin penting untuk

mempertahankan kadar antibiotik dalam darah diatas KHM sepanjang masa kerjanya

sedangkan untuk antibiotik dengan concentration dependent killing seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

10

metronidazol, semakin tinggi konsentrasi obat diatas KHM maka semakin tinggi juga

daya kerjanya melawan bakteri (Amin, 2014; Leekha et al., 2011 ).

Tabel III. Ketepatan Interval Waktu Pemberian Pasien Ulkus Kaki Diabetika yang Menjalani

Rawat Inap di RS Panti Rini Periode 2015-2016

Ketepatan Dosis Jumlah pasien

(n = 35)

Persentase (%)

Interval waktu pemberian tidak tepat 7 pasien 20

Interval waktu pemberian tepat 28 pasien 80

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel III, 7 pasien (20%) menggunakan

antibiotik dengan interval waktu pemberian yang tidak tepat dan 28 pasien (80%)

dengan interval waktu pemberian yang tepat. Pasien nomor 4 menggunakan

metronidazol tiap 12 jam sedangkan seharusnya penggunaan metronidazol setiap 6-8

jam (APhA, 2015). Pasien nomor 1 dan 24 menggunakan klindamisin dengan interval

waktu pemberian tiap 8 jam sedangkan seharusnya klindamisin diberikan setiap 6 jam

(APhA, 2015). Pasien nomor 3, 5, 9, 24 dan 34 menggunakan sefuroksim dengan

interval waktu tiap 12 jam sedangkan seharusnya sefuroksim diberikan tiap 6-8 jam

(APhA, 2015). Pemberian antibiotik dengan interval waktu tidak tepat tidak menjamin

tercapainya outcome klinis atau kesembuhan terutama untuk antibiotik time dependent

killing seperti klindamisin dan sefuroksim.

Tepat Lama Pemberian

Pemberian terapi dengan menggunakan antibiotika harus memperhatikan lama

pemberian atau durasi pemberian kepada pasien karena pemberian yang terlalu singkat

atau terlalu lama akan mempengaruhi hasil pengobatan (Kemenkes RI, 2011a). Dalam

prakteknya durasi pemberian antibiotik disesuaikan dengan sindrom klinis, bakteri

penyebab dan juga respon pasien terhadap terapi (Gilbert, 2015). Untuk pasien infeksi

kaki diabetika dengan tingkat keparahan ringan dan sedang pemberian antibiotik

diberikan selama 1-2 minggu sedangkan untuk keparahan infeksi berat, terapi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

11

antibiotika diberikan selama 3 minggu (Lipsky et al., 2015). Berdasarkan hasil

penelitian ini, semua pasien (100%) sudah tepat lama pemberian yang berarti semua

pasien sudah menerima antibiotik dengan lama pemberian sesuai dengan guideline.

Dari data yang didapatkan, pasien biasanya diberikan antibiotik dengan lama

pemberian 13 hari dan pemberian antibiotik yang paling lama untuk pasien adalah 20

hari.

Tepat Penilaian Kondisi Pasien

Respon pasien terhadap efek obat sangat beragam sehingga antibiotik yang

diberikan sesuai dengan kondisi pasien. Kondisi yang perlu diperhatikan adalah derajat

infeksi, riwayat alergi antibiotik, dan adanya penyakit komorbid yang kontraindikasi

dengan penggunaan antibiotik pada pasien tersebut (Amin, 2014). Hasil penelitian

adalah tepat penilaian kondisi pasien 100%, artinya dalam penelitian ini tidak

ditemukan pasien alergi dan kontraindikasi dengan antibiotik yang digunakan. Pasien

nomor 9 mengalami CKD namun untuk pemberian Sefuroksim secara intravena pada

pasien dengan ClCr > 20 ml/menit tidak perlu dilakukan penyesuaian dosis (APhA,

2015). Penilaian kondisi pasien dalam penelitian ini juga dievaluasi dari keadaan

pasien saat pulang.

Rasionalitas Penggunaan Antibiotik

Pada penelitian ini penggunaan antibiotik dikatakan rasional jika memenuhi

keenam kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan

antibiotik. Hasil penelitian ini adalah 28 pasien (80%) menggunakan antibiotik secara

rasional dan 7 pasien (20%) menggunakan antibiotik secara tidak rasional.

Ketidakrasionalan penggunaan antibiotik pada 7 pasien disebabkan tidak tepatnya

dosis dan interval pemberian antibiotik. Dari hasil wawancara dengan apoteker bagian

rawat inap di Rumah Sakit Panti Rini, dosis dan interval pemberian antibiotik yang

diresepkan oleh dokter biasanya didasarkan pada pengalaman dokter tersebut dalam

memberi terapi antibiotik kepada pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

12

Gambar 2. Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pasien Ulkus Kaki Diabetika yang Menjalani

Rawat Inap di RS Panti Rini Yogyakarta Periode 2015-2016

Penggunaan antibiotik tidak rasional dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu

pengetahuan tenaga kesehatan seperti kurangnya pengetahuan tentang informasi obat,

kualitas layanan kesehatan yang buruk seperti keterbatasan kapasitas laboratorium,

keterbatasan kesediaan obat, dan adanya promosi dari industri (Mao et al., 2015;

PAHO, 2010). Untuk meningkatkan penggunaan obat yang rasional diperlukan

monitoring penggunaan antibiotik, menggunakan dan merevisi standar pelayanan yang

digunakan, dan membuat kebijakan nasional tentang penggunaan obat (Lukali and

Michelo, 2015; WHO, 2012). Penggunaan antibiotik secara rasional dapat mengurangi

resiko resistensi antimikroba, dan meningkatkan pelayanan terhadap infeksi dengan

memaksimalkan outcome klinis dan mengurangi toksisitas (With et al., 2016).

Keterbatasan dari penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan retrospektif

sehingga tidak bisa mengevaluasi rasionalitas dengan seluruh kriteria yang ditetapkan

Kemenkes. Penelitian mengenai evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik pada

pasien ulkus kaki diabetika dapat dimanfaatkan oleh klinisi dan farmasi untuk

meningkatkan kualitas pelayanan dan untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik.

KESIMPULAN

Penggunaan antibiotik tunggal terbanyak adalah golongan sefalosporin

generasi 3 yaitu seftriakson sebanyak 11 pasien (48,57%) dan penggunaan antibiotik

80%

20%

Rasional Irasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

13

kombinasi terbanyak adalah kombinasi golongan sefalosporin generasi 3 dan

nitroimidazol yaitu kombinasi seftriakson dan metronidazol sebanyak 5 pasien

(14,28%). Berdasarkan hasil evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik semua pasien

(35 pasien) menggunakan antibiotik tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat lama

pemberian dan tepat penilaian kondisi pasien, namun hanya 28 pasien yang

menggunakan antibiotik dengan dosis dan interval waktu pemberian yang tepat.

SARAN

Untuk Rumah sakit Panti Rini, sebaiknya pada standar pelayanan medis

dicantumkan dosis dan interval waktu penggunaan antibiotik. Untuk peneliti

selanjutnya, perlu dilakukan penelitian serupa dengan rancangan prospektif agar dapat

mengevalusi rasionalitas dengan menggunakan keseluruhan kriteria rasionalitas

penggunaan obat selama terapi dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

14

DAFTAR PUSTAKA

Alexiadou, K., and Doupis, J., 2012. Management of Diabetic Foot Ulcers. Springer

Health Care, 3(4): 1-2.

American Diabetes Association, 2008. Diagnosis and Classification of Diabetes

Melitus. Diabetes Care, 31(1): 12-14.

American Pharmacists Association, 2015. Drug Information Handbook. 24th Edition.

Lexicomp Drug Reference Handbook, USA, pp. 362-1888.

Amin, L.Z., 2014. Pemilihan Antibiotik yang Rasional. Medicinus, 27(3), 42.

Badan POM RI, 2015. Pusat Informasi Obat Nasional (PIONAS). Badan Pengawas

Obat dan Makanan RI, Jakarta.

Bergman, S., and Shah, P.J., 2016. Diabetic Foot Infection. Infection Primary Care, 3:

1-3.

Dipiro, T.D., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M.,

2011. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. 8th edition. McGraw

Hill, New York, pp. 1903-1905.

Dunyach-Remy, C., Cadiere, A., Richard, J.L., Schuldiner, S., Bayle, S., Roig, B.,

Sotto, A., and Lavigne, J.P., 2014, Polymerase Chain Reaction-Denaturing

Gradient Gel Electrophoresis (PCR-DGGE): A Promising Tool to Diagnose

Bacterial Infections in Diabetic Foot Ulcers. Diabetes Metab, 40(6): 176-80.

Gilbert, G.L., 2015. Knowing When to Stop Antibiotic Therapy. Medical Journal,

202(3), 121-122.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011a. Modul Penggunaan Obat

Rasional, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta,

hal. 3-8, 19.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011b. Pedoman Pelayanan Kefarmasian

untuk Terapi Antibiotik, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, Jakarta, hal. 1, 8-9.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Situasi dan Analisis Diabetes.

Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, hal 3-6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

15

Leekha, S., Terrell, C.L., and Edson, R.S., 2011. General Principles of Antimicrobial

Therapy. Mayo Clin Proc, 86(2), 159 -161.

Lipsky, B.A., Berendt, A.R., Cornia, P.B., Pile, J.C., Peters, E.J.G., Armstrong, D.G.,

Deery, H.G., Embil, J.M., Joseph, W.S., Karchmer, A.W., Pinzur, M.S., and

Senneville, E., 2012. 2012 Infectious Disease Society of America Clinical

Practice Guideline for the Diagnosis and Treatment of Diabetic Foot

Infections. IDSA Guideline, 15 (Juni), pp. 132, 141-142, 151.

Lipsky, B.A., Aragon-Sanchez, J., Diggle, M., Embil, J., Kono, S., Lavery, L.,

Senneville, E., Urbancic-Rovan, V., Van Asten, S., and Peters, E.J.G., 2015.

IWGDF Guidance on the Diagnosis and Management of Foot Infection in

Person with Diabetes. International Working Group on the Diabetic Foot.

Lisni, I., Iriani, S.O., and Sutrisno, E., 2015. Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada

Pasien Faringitis di Suatu Rumah Sakit di Kota Bandung. Jurnal Farmasi

Galenika, 02(01), 47-49.

Lofmark, S., Edlund, C., and Nord, C.E., 2010. Metronidazole is Still the Drug of

Choice for Treatment of Anaerobic Infection. Clinical Infectious Disease,

50(1): 16-20.

Lukali, V., and Michelo, C., 2015. Factor Associated with Irrational Drug Use at A

District Hospital in Zambia: Patient Record-based Observation. Medical

Journal of Zambia, 42(1), 29.

Mao, W., Vu, H., Xie, Z., Chen, W., and Tang, S., 2015. Systematic Review on

Irrational Use of Medicines in China and Vietnam. Plos One, 10(3), 11.

Metz, M., and Shlaes, D.M., 2014. Eight More Ways to Deal with Antibiotic

Resistance. Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 58(8), 4253-4256.

Muharni, S., Sandi N.H, and Susanto, L., 2015. Rasionalitas Penggunaan Antibiotika

pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Komplikasi Ulkus Diabetika.

Perkembangan Terkini Sains Farmasi & Klinik, 5: 1-2.

Patil, S.V., and Mane, R.R., 2016. Comparison of Efficacy of Levofloxacin-

Metronidazole Combination Versus Ceftriaxone in Cases of Moderate

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

16

Diabetic Foot Infection. International Journal of Basic & Clinical

Pharmacology, 5(5): 1775-1776.

Pan American Health Organization (PAHO), 2010. Problems of Irrational Drug Use.

new.paho.org/hq/dmdocuments/2010/3_IrrationalSG.pdf, diakses tanggal 24

September 2017.

Permenkes RI, 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

2406/MENKES/PER/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan

Antibiotik. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, hal. 8-9, 19,34.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), 2015. Konsensus Pengelolaan

dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. PB. Perkeni, Jakarta,

hal. 23.

Smith, K., Collier, A., Townsend, E.M., O’Donnell, L.E., Bal, A.M., Butcher, J.,

Mackay, W.G., Ramage, G., and Williams, C., 2016. One Step Closer to

Understanding the Role of Bacteria in Diabetic Foot Ulcers: Characterising the

Microbiome of Ulcers. BMC Microbiology, 16(54): 1,8-9.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta,

Bandung, Hal.91-92.

Sweetman, S., 2011. Martindale: The Complete Drug Reference. Pharmaceutical Press,

London.

With, K., Allerberger, F., Amann, S., Apfalter, P., Brodt, H.R., Eckmanns, T.,

Fellhauer, M., Geiss, H.K., Janata, O., Krause, R., Lemmen, S., Meyer, E.,

Mittermayer, H., Porsche, U., Presterl, E., Reuter, S., Sinha, B., Straub, R.,

Wechsler-Fordos, A., Wenisch, C., and Kern, W.V., 2016. Strategies to

Enhance Rational Use of Antibiotics in Hospital: A Guidelinde by German

Society for Infectious Disease. Deutsche Gesellschaft for Infektiologie,

11(April), 395-360.

World Health Organization (WHO), 2012. Promoting Rational Prescribing.

Management Science for Health, 29, 3-4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

17

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

18

Lampiran 1. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

19

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian di RS Panti Rini Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

20

Lampiran 3. Definisi Operasional Penelitian

1. Pola penggunaan antibiotik adalah Golongan dan jenis antibiotik yang digunakan

oleh pasien yang mengalami ulkus kaki diabetika selama menjalani rawat inap di

RS Panti Rini Yogyakarta.

2. Kriteria Rasionalitas sesuai dengan Modul Penggunaan Obat Rasional (Kemenkes

RI, 2011a):

a. Tepat indikasi penyakit yaitu antibiotik diberikan berdasarkan indikasi dan bahwa

pasien telah terdiagnosis ulkus kaki diabetika yang terinfeksi bakteri.

b. Tepat pemilihan obat yaitu antibiotik yang diberikan kepada pasien sebagai terapi

dapat membunuh dan menghambat bakteri penyebab infeksi berdasarkan

klasifikasi ataupun bakteri yang menyebabkan infeksi pada ulkus kaki diabetika.

c. Tepat dosis yaitu dosis pemberian antibiotik atau kekuatan obat yang diterima

pasien per tiap pemberian maupun per hari disesuaikan dengan kondisi pasien

termasuk usia dan klasifikasi infeksi yang dialami pasien.

d. Tepat interval waktu pemberian obat yaitu interval pemberian antibiotik dalam

per hari antara pemberian pertama, kedua, ketiga dan seterusnya sesuai jumlah

pemberian per hari.

e. Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian atau durasi pemberian antibiotik

kepada pasien sesuai dengan keparahan infeksi yang dialami atau kondisi pasien.

f. Tepat penilaian kondisi pasien yaitu pemberian antibiotik harus sesuai dengan

respon pasien setelah pemberian obat yang mungkin dapat mempengaruhi proses

ADME obat yang diberikan.

Penggunaan antibiotik akan dikatakan rasional jika keenam kriteria diatas

terpenuhi. Apabila salah satu dari keenam kriteria yang ada diatas tidak terpenuhi

maka penggunaan antibiotik dikategorikan tidak rasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

21

Lampiran 4. Antibiotik Empirik untuk Infeksi Kaki Diabetika pada IWGDF (2015)

Keparahan

infeksi

Faktor tambahan Patogen(s) Regimen antibiotik

empiric

Ringan Tidak ada faktor

penyulit

Gram positif

Cocci

Semisyntetic Penicillin-

resistant Penicillin ;

Sefalosporin generasi 1

Alergi beta laktam Gram positif

Cocci

Klindamisin,

Fluorokuinolon*,

Trimetoprim/

Sulfametoksazol ;

Makrolida ; Doksisiklin

Paparan antibiotik

dalam waktu dekat

Gram positif

Cocci + Gram

negatif Rod

Beta-laktam 1*,

Fluorokuinolon*,

Trimetoprim/

Sulfametoksazol

Resiko tinggi

MRSA

MRSA Linezolid ; Trimetoprim/

Sulfametoksazol ;

Doksisiklin ; Makrolida,

Fluorokuinolon*

Sedang dan

berat

Tidak ada faktor

penyulit

Gram positif

Cocci ± Gram

negatif Rod

Beta-laktam 1*,

Sefalosporin generasi 2

atau 3

Recent Antibiotics Gram positif

Cocci ± Gram

negatif Rod

Beta-laktam 2*,

Sefalosporin generasi 3 ;

Karbapenem 1*

(tergantung terapi

sebelumnya)

Macerated ulcer,

warm climate

Gram negatif

Rod, termasuk

Pseudomonas

Beta-laktam 2*,

Semisyntetic Penicillin-

resistant Penicillin +

Seftazidim, Semisyntetic

Penicillin resistant

Penicillin +

Siprofloksasin,

Karbapenem 2*

Ischemic limb/

nekrosis/ terbentuk

gas

Gram positif

Cocci ± Gram

negatif Rod ±

anaerob

Beta-laktam 1* atau 2*,

Karbapenem 1* atau 2*,

Sefalosporin generasi 2

atau 3 + Klindamisin atau

Metronidazol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

22

Faktor resiko

MRSA

MRSA Penambahan atau

penggantian dengan

Glikopeptid ; Linezolid;

Daptomisin ; Asam

Fusidat ; Trimetoprim/

Sulfametoksazol ±

Rifampisin ; Doksisiklin,

Fluorokuinolon

Faktor resiko

resisten gram

negatif Rod

Extended

Spectrum Beta

Lactamase

producing

organism

Karbapenem ;

Fluorokuinolon ;

Aminoglikosida, Kolistin

Keterangan:

*Fluorokuinolon = yang memiliki aktivitas baik melawan gram positif Cocci (seperti

Levofloksasin atau Moksifloksasin)

*Beta-laktam 1 = Amoksisilin/ Klavulanat, Ampisilin/ Sulbaktam

*Beta-laktam 2 = Ticarcillin/ Clavulanate, Piperacillin/ Tazobactam

*Karbapenem 1= Ertapenem

* Carbapenem 2 = imipenem, meropenem, doripenem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

23

Lampiran 5. Dosis antibiotik pada DIH24th ed (2015) dan PIONAS (2015)

No Antibiotik Dosis

Golongan Sefalosporin

1. Sefadroksil 1-2 g perhari dosis tunggal tiap 24 jam

atau dibagi tiap 12 jam

2.

Sefuroksim Oral : 250-500 mg, dua kali sehari

IM, IV : 750 mg- 1,5 g tiap 6-8 jam atau

100-150 mg/kg/hari dibagi tiap

6-8 jam, maksimal 6 g perhari

3. Seftriakson IV: 1-2 g tiap 12-24 jam

4. Seftazidim IM, IV : 500 mg – 2 g tiap 8-12 jam

5. Sefotaksim IM, IV : 1 g tiap 12 jam

6. Sefoperazon 2-4 g perhari dibagi tiap 12 jam

7. Sefiksim 400 mg perhari dibagi tiap 12-24 jam

Golongan Fluorokuinolon

8.

Siprofloksasin Oral : 500-750 mg, dua kali sehari

selama 7-14 hari

IV : ringan sampai sedang : 400 mg tiap

12 jam selama 7-14 hari; berat :

400 mg tiap 8 jam selama 7-14 hari

9.

Levofloksasin Uncomplicated : 500 mg tiap 24 jam

selama 7-10 hari

Complicated : 750 mg tiap 24 jam

selama 7-14 hari

Golongan Sulfonamid

10.

Trimetoprim +

Sulfametoksazol

Oral : 1-2 tablet (Sulfamethoxazole 800

mg, trimethoprim 160 mg) tiap 12

jam selama 5-10 hari

Golongan Nitroimidazol

11. Metronidazol Oral, IV : 500 mg tiap 6-8 jam

(maksimal 4 g/hari)

Golongan Linkosamid

12.

Klindamisin Oral : 150-450 mg tiap 6 jam

IM,IV : 600 mg- 2,7 g perhari dibagi

menjadi 2-4 dosis, bisa di

tingkatkan sampai 4,8 g per hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

24

Lampiran 6. Contoh Lembar Pengambilan Data Rekam Medis

No. Rekam medis 5

Nama X

Jenis kelamin Perempuan

Tanggal lahir/ umur 20-07-40

Umur 74 thn

Berat Badan -

Tanggal masuk 05-05-2015

Tanggal keluar 11-03-2015

Riwayat Penyakit DM 20 tahun

Riwayat Pengobatan Insulin 3 x 10 U

Alergi obat -

Keadaan Pasien saat pulang Membaik

Hasil Pemeriksaan awal

Keluhan utama Nyeri kaki kanan selama 2 minggu

Kondisi klinis awal (tanda vital) Suhu tubuh : 36

TD : 90/60

Nadi : 88

Nafas : 16-20

Diagnosa utama DM, ulkus DM

Diagnosa pembanding -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

25

Tanda Vital

Tanggal 06-03-15 07-03-15 08-03-15

Jam 07.00 12.00 11.00 21.00 07.00 12.10

TD 130/80 90/50 80/60 97/58 120/60 120/80

Nadi 88 80 80 80 80 84

Nafas

Suhu Tubuh 36 35,8 36 37 37 36

Tanggal 09-03-15 10-03-15 11-03-15

Jam 07.00 18.00 07.00 07.00 18.00 07.00

TD 100/80 120/80 110/80 100/80 120/80 110/80

Nadi 80 60 80 80 60 80

Nafas

Suhu Tubuh 36,5 36 36 36,5 36 36

Hasil Laboratorium

Pemeriksaan Waktu Pemeriksaan

Nilai Rujukan 06-03-15 08-03-15 09-03-15 11-03-15

GDP H 158 70-105 mg/dl

GD2PP H 173 H 173

GDS H 173 H 290 70-140 mg/dl

WBC H 27,1 H 27,1 4-11 103/mm3

HB 14,2 13,2-17,3 g/dl

Ureum H 68 10-50 mg/dl

Kreatinin H 1,41 0,5-1,5 mg/dl

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

26

Terapi yang diterima pasien

Jenis terapi Rute

pemberian

Dosis

pemberian

Tanggal pemberian

06-

03-

15

07-

03-

15

08-

03-

15

09-

03-

15

10-

03-

15

11-

03-

15

Arcapec PO 3 x 2 tab

Cetirizine PO 3 x 1

Sanmol PO 2 x 1

Oxtercid

(Sefuroksim)

(+)

IV 2 x 1

Novorapid SC 3 x 10 u

Ketese IV 2 x 1

Farsix IV 2 x 1

Obat di bawa pulang

Obat Dosis

Furosemidium tab 40 mg 1 x 1 tab

PCT 500 mg 2 x 1 tab

Arcapec tab 3 x 2 tab

Cetirizine 10 mg 2 x 1 tab

Irbosyd 3 x 1 tab

Cefixime 100 mg (20) 2 x 2 caps

Novorapid flex pen 3 x 10 u

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

27

Lampiran 7. Contoh Evaluasi Rekam Medis Pasien

Pasien 5

Nama X

Umur 74 tahun

WBC H 27,1

Diagnosa DM, Ulkus DM

Kondisi pulang Membaik

Terapi antibiotik RS : Sefuroksim IV 2 x 1 g (6 hari)

Pulang : Sefiksim 100 mg 2 x 2 caps (5 hari)

Evaluasi rasionalitas antibiotik

Tepat indikasi Tepat, untuk ulkus diabetika yang terinfeksi

bakteri, peningkatan nilai WBC

Tepat pemilihan obat Tepat, karena merupakan salah satu antibiotik

empiris pilihan terapi ulkus kaki diabetika

Tepat dosis Tidak tepat, karena menurut DIH dosis

pemberian IV 750 mg- 1,5 g tiap 6-8 jam

Tepat interval waktu pemberian Tidak tepat, karena menurut DIH interval

pemberian tiap 6-8 jam sedangkan pasien

menggunakan tiap 12 jam

Tepat lama pemberian Tepat, pasien menggunakan antibiotik dalam

rentang waktu 1-2 minggu

Tepat penilaian kondisi pasien Tepat, karena keadaan pasien saat pulang

membaik dan tidak ada kontraindikasi dengan

keadaan pasien

Kesimpulan Penggunaan antibiotik irasional karena tidak

tepat dosis dan waktu pemberian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

28

Lampiran 8. Check List Rasionalitas Penggunaan antibiotik

No Antibiotik

Kriteria rasionalitas

Pengobatan

rasional Tepat

indikasi

Tepat

pemilihan

obat

Tepat

dosis

Tepat

interval

waktu

pemberian

Tepat

lama

pemberian

Tepat

penilaian

kondisi

pasien

1.

Kombinasi

Klindamisin PO 3 x 300 mg

Seftriakson IV 2 x 1 g

×

×

I

2.

Kombinasi

Metronidazol IV 3 x 500 mg

Sefotaksim IV 2 x 1 g

√ √

R

3. Sefuroksim IV 2 x 1 g √ √ × × √ √ I

4.

RS :

Kombinasi :

Seftazidim IV 2 x 1 g

Metronidazol IV 2 x 500 mg

Pulang:

Sefadroksil 2 x 500 mg

×

×

I

5.

RS :

Sefuroksim IV 2 x 1 g

Pulang:

×

×

I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

29

Sefiksim 2 x 200 mg

6.

RS :

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang:

Sefiksim 2 x 200 mg

R

7.

RS :

Kombinasi

Seftriakson IV 2 x 1 g

Klindamisin PO 4 x 300 mg

Pulang:

Sefadroksil 2 x 500 mg

Metronidazol 3 x 500 mg

R

8.

RS :

Seftazidim IV 2 x 1 g

Pulang :

Kotrimoksazol 480 mg

(Trimetoprim 80 mg

,sulfametoksazol 400 mg) 2 x

1 tab

R

9. Sefuroksim IV 2 x 1 g √ √ × × √ √ I

10.

RS :

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Sefadroksil 2 x 500 mg

R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

30

11.

RS :

Kombinasi

Seftriakson IV 2 x 1 g

Metronidazol IV 3 x 500 mg

Pulang :

Kotrimoksazol 480 mg 2 x 2

tab

R

12.

RS :

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

sefadroksil 2 x 500 mg

R

13. Seftazidim IV 2 x 1 g √ √ √ √ √ √ R

14.

Kombinasi

Seftriakson IV 1 x 1 g

Metronidazol IV 3 x 500 mg

√ √ √

R

15. Seftriakson IV 2 x 1 g √ √ √ √ √ √ R

16.

Kombinasi

Seftriakson IV 2 x 1 g

Metronidazol IV 3 x 500 mg

R

17. Seftriakson IV 2 x 1 g √ √ √

√ √ R

18.

Kombinasi

Sefoperazon 2 x 1 g

Metronidazol IV 3 x 500 mg

R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

31

19.

RS :

Kombinasi

Seftriakson IV 2 x 1 g

Metronidazol IV 3 x 500 mg

Pulang :

Kombinasi

Sefadroksil 2 x 500 mg

Metronidazol 3 x 500 mg

R

20.

RS :

Seftazidim IV 2 x 1 g

Pulang :

Kotrimoksazol 480 mg 2 x 2

tab

R

21. Seftazidim IV 2 x 1 g √ √ √ √ √ √ R

22.

RS :

Seftriakson IV 1 x 1 g

Pulang :

Klindamisin PO 2 x 300 mg

R

23.

RS :

Seftazidim IV 2 x 1 g

Pulang :

Kotrimoksazol 480 mg 2 x 2

tab

R

24. RS

Kombinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

32

Sefuroksim IV 2 x 1 g

Klindamisin PO 3 x 300 mg

√ √ ×

×

√ √ I

25.

RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Sefadroksil 2 x 500 mg

R

26.

Kombinasi

Seftazidim IV 3 x 1 g

Klindamisin PO 4 x 300 mg

R

27.

RS :

Seftazidim IV 2 x 1 g

Pulang :

Kotrimoksazol 480 mg 2 x 2

tab

R

28.

RS :

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Sefadroksil 2 x 500 mg

R

29.

RS :

Kombinasi

Seftazidim IV 2 x 1 g

Klindamisin PO 4 x 300 mg

Pulang :

Kombinasi

R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

33

Klindamisin 3 x 300 mg

Kotrimoksazol 480 mg 2 x 2

tab

30.

RS :

Kombinasi

Seftriakson IV 2 x 1 g

Metronidazol IV 3 x 500 mg

Pulang :

Kombinasi

Sefiksim 2 x 200 mg

Metronidazol 3 x 500 mg

R

31.

RS :

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Kombinasi

Sefiksim 2 x 100 mg

Metronidazol 3 x 500 mg

R

32.

RS :

Kotrimoksazol 480 mg 2 x 2

tab

Pulang :

Kotrimoksazol 480 mg 2 x 2

tab

R

33. RS :

Seftriakson IV 2 x 1 g

R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

34

Keterangan :

I : Irasional

R : Rasional

Pulang :

Klindamisin PO 2 x 300 mg

34.

RS:

Sefuroksim IV 2 x 1 g

Pulang :

Levofloksasin 1 x 500 mg

×

×

I

35.

RS :

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Klindamisin PO 2 x 300 mg

R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN … obat, tepat lama pemberian, tepat penilaian kondisi pasien 100% namun tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian 80%. Kata Kunci

35

BIOGRAFI PENULIS

Penulis naskah skripsi berjudul “Evaluasi Rasionalitas Penggunaan

Antibiotik Pasien Ulkus Kaki Diabetika yang menjalani Rawat Inap

di Rumah Sakit Panti Rini Periode 2015-2016” memiliki nama

lengkap Debby Permata Sari Liwang. Lahir di Makassar, 7

September 1996. Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara yaitu dari pasangan Effendy Liwang dan Natalia

Palebangan. Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis

yaitu TK Bunda Hati Kudus Palu (2000-2002), SD Katolik Santo Antonius Palu (2002-

2008), SMP Katolik Santo Paulus Palu (2008-2011), SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

(2011-2014). Pada tahun 2014, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan

tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis memiliki

pengalaman sebagai asisten Praktikum Farmakokinetika-Biofarmasetika pada tahun

2017, Praktikum Formulasi Tekhnologi Sediaan Farmasi pada tahun 2017, dan

Pratikum Pharmaceutical Care 2 pada tahun 2017. Selama kuliah, penulis juga aktif

dalam kegiatan kepanitiaan seperti Student Exchange Programme sebagai seksi acara

pada tahun 2016 dan Makrab Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia sebagai seksi

acara pada tahun 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI