evaluasi pola pengobatan dan ketaatan dengan … · spj. susilo, s.sos., yang telah ... desember...

85
ii EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN HOME VISIT PADA PASIEN HIPERTENSI DI POLI LANSIA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I YOGYAKARTA PERIODE FEBRUARI – MARET 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: C.A.Rosita Indah Aprianti NIM : 068114170 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Upload: buinhan

Post on 19-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

ii  

EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN HOME VISIT PADA PASIEN HIPERTENSI DI POLI LANSIA

PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I YOGYAKARTA PERIODE FEBRUARI – MARET 2010 

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

C.A.Rosita Indah Aprianti

NIM : 068114170

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

 

iii 

Page 3: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

 

iv 

Page 4: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

v  

Persembahanku…

Karena perintah itu pelita,

dan ajaran itu cahaya,

dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan…

(Amsal 6:23)

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa

dengan penuh kepercayaan,

kamu akan menerimanya…

(Matius 21:22)

Tidak ada sesuatu pun yang layak dipersembahkan bagi Yesus Kristus,

selain iman dan kepercayaan. Namun aku percaya Dia selalu mendampingi,

kulakukan semua tindakanku dengan senantiasa mengucap “Dalam Nama Yesus”

maka niscaya, semua akan menjadi berkat…

Kupersembahkan karya ini kepada:

Bapak Mukasi, Mamah Wiwik, dan Bunda Yayuk untuk bimbingan dan

dukungan serta doa yang selalu kurasakan…

Krisna Purna dengan cinta dan kesabaran, memberi warna dan makna hidup…

Para sahabat dan almamater tercinta, Sanata Dharma…

Page 5: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

 

vi 

Page 6: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

vii  

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “EVALUASI

POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN HOME VISIT PADA

PASIEN HIPERTENSI DI POLI LANSIA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN

I YOGYAKARTA PERIODE FEBRUARI – MARET 2010”. Skripsi ini disusun

guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan dukungan, kritik, dan saran demi terselesaikannya skripsi ini, khususnya

kepada :

1. Bapa di surga atas semua berkat dan penyertaanNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak dan Mamah (alm.), terimakasih atas cinta, motivasi, dukungan dan doa

yang tak henti- hentinya mengalir kepada penulis.

3. Kepala Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta, Bapak drs. Andalusi Slamet,

yang telah memberikan ijin pagi penulis untuk melakukan penelitian di

Puskesmas Gondokusuman I.

4. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, ibu Rita

Suhadi, M.Si., Apt.

Page 7: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

viii  

5. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu, tenaga, serta memberikan masukan dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan dr. Fenty, Sp.PK selaku dosen penguji atas

kritik, saran, arahan dan waktunya.

7. Dosen- dosen di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang tidak hanya

memberikan bekal ilmu kepada penulis tetapi juga mengajarkan penulis untuk

menjadi pribadi yang lebih humanis.

8. Kepala Bagian Tata Usaha Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta, Bapak

SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah banyak membantu penulis dalam mengurus

perijinan penelitian ini. Ibu Alma dari bagian pendaftaran dan rekam medis, atas

kemurahan hatinya dalam membantu penulis mengambil data di bagian rekam

medis.

9. dr. Rossa, dr. Ade dan dr. Ambar dari Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan membantu

kelancaran peneliti dalam pengambilan data.

10. Segenap staf sekretariat Fakultas Farmasi (Cak Narto, Mas Dwi, Pak Mukminin)

atas bantuannya dalam mempermudah dan memperlancar prosedur administrasi

bagi penulis.

11. Keluarga besar Menur 11 Baciro (Bunda Yayuk, Tante Yanti, Tante Penny,

Tante Enny, Om Joko, Om Bernhard, Om Rene, Om Komang, Maya, Riko, Atta,

Tamara, Yu Las) terima kasih atas nilai hidup yang selama ini ditanamkan dan

Page 8: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

ix  

diajarkan. Terima kasih pula untuk dukungan dan doa yang senantiasa diberikan

kepada penulis.

12. Krisna Purna Ratmara, terima kasih untuk cinta dan kebersamaannya sejak

Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, motivasi dan doa selalu

penulis peroleh selama ini. Terima kasih sudah mau menjadi bagian penting

dalam hidup penulis. Semoga kebersamaan ini bisa terjalin selamanya.

13. Sahabatku Citra Dewanti dan Maria Fea Yessy, terimakasih atas persahabatan

yang sudah terjalin selama 7 tahun ini, terimakasih atas suka, duka, tawa, dan

tangis yang boleh kita lalui bersama. Dan tidak lupa pula, terimakasih karena

mau menjadi tempat berbagi dan berdiskusi kala penulis menemui kesulitan,

baik pada saat masih menjalani masa perkuliahan, hingga penyusunan skripsi

ini.

14. Sahabatku Dewi Susanti dan Nugraheni Tanti, terima kasih atas bantuannya

selama ini kepada penulis, untuk diskusi dan masukannya hingga saat ini.

15. Sahabat- sahabatku yang lain : Giri Wardhana, Citra Puspitasari, Roberta

Kristina Sulistyawati, Laksita Devi Saraswati. Terimakasih untuk persahabatan,

motivasi, dan semangat yang senantiasa menyala dalam persahabatan kita.

16. Teman- teman FKK 06 khususnya kelas C : Helen, Yustin, Cik KD, Yensi, Atik,

Lita, Ayem, Mbak Rian, Maya, Della, Ricky Paijo, Jeffry, Felix, Adi, dll serta

teman- teman angkatan 2006 : Yenny, Irene Anindyajati, Yacob Adi, dll yang

tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu, terimakasih telah menjadi bagian

hidup penulis serta atas dukungan yang diberikan. Tidak lupa teman- teman

Page 9: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

x  

KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener yang senantiasa memberikan dukungan

kepada penulis.

17. Kakak angkatan, Stephanie Gunawan, Yuanita Rostiana Subastian, Andreas

Donny, Imel, Sekar Chandra Dewi, Feri Dian Sanubari, Akursius Ronny, Donald

Tandiose. Terimakasih telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu dan

berdiskusi dengan penulis. Adik angkatan, Diana Novitasari, Prastika Hapsari,

Maria Silvia, terima kasih atas bantuan dan informasi yang selalu diberikan pada

penulis.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga

penulis mengharapkan masukan dan kritik yang membangun demi skripsi yang lebih

baik. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 22 Mei 2010

Penulis

C.A.Rosita Indah A.

Page 10: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

 

xi 

Page 11: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

xii  

INTISARI

Tekanan darah tinggi atau lebih dikenal dengan hipertensi bukanlah merupakan suatu penyakit, melainkan suatu faktor resiko penting yang dapat mengarah pada terjadinya komplikasi kardiovaskular. Seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila mengalami kondisi dimana tekanan darah meningkat dari yang seharusnya yaitu sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg, sehingga untuk mencapai manfaat klinis dilakukan penurunan tekanan darah dengan terapi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pola pengobatan hipertensi, serta memantau ketaatan pasien dalam menggunakan obat antihipertensi yang diberikan pada pasien hipertensi geriatrik di Puskesmas Gondokusuman I periode Februari – Maret 2010. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat prospektif. Kriteria inklusi subyek penelitian meliputi terdiagnosa hipertensi, berusia diatas 60 tahun, dan sudah berobat ke Puskesmas Gondokusuman I minimal 4 kali berturut-turut. Jumlah pasien yang dianalisis sebanyak 17 pasien. Karakteristik jenis kelamin yang paling banyak ditemukan adalah wanita (82%), berusia antara 60-69 tahun (53%), dan pasien dengan hipertensi tanpa penyakit penyerta (41,18%). Terdapat 18 golongan obat yang digunakan oleh pasien dengan penggunaan terbesar yakni analgesik-antipiretik non-narkotik (88,23%). Pada penggunaan obat antihipertensi, ditemukan 3 golongan antihipertensi dengan golongan terbanyak yang digunakan yaitu diuretik dan ACE inhibitor masing-masing pada 11 pasien (64,70%), dan kombinasi 2 jenis antihipertensi (70,59%). Pada evaluasi ketaatan pasien, ditemukan 5 pasien yang tidak taat (29%). Kata kunci : hipertensi, antihipertensi, puskesmas, ketaatan pasien

Page 12: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

xiii  

ABSTRACT

High blood pressure well known as hypertension is not a disease, but an important risk factor that can lead into the occurrence of cardiovascular complications. A patient diagnosed suffering hypertension if the blood pressure increasing from the normal blood pressure, which is 120 mmHg for systolic and 80 mmHg for diastolic, so that the right therapy has to be done in order to reach the goal blood pressure. The aim of this research is to evaluate the pattern of hypertension treatment and also to monitor the geriatric patients’ compliance on using the anti-hypertension drugs that given to them by Puskesmas Gondokusuman I on February – March 2010 period. This was a non-experimental research with descriptive evaluative design and also prospective design. The inclusion criteria for subjects were hypertension diagnosed, age above 60 years old, and having treatment in Puskesmas Gondokusuman I at least 4 times in a row. Total amount of patients that were analyzed is 17 patients. The largest amount characteristics of patients’ gender is female (82%), with age ranging from 60-69 years old (53%), and patients with no compelling indication (41,18%). There were 18 classes of drugs which most used by patients was analgesic-antipiretic non-narcotics (88,23%). On the anti-hypertension use, 3 classes of anti-hypertension were found, with the largest class used were diuretic and ACE inhibitor on 11 patients (64,70%), respectively. For combination therapy, the most is 2 kinds of anti-hypertensions (70,59%). On the patients’ compliance evaluation, the incompliance were found on 5 patients (29%). Keywords: hypertension, anti-hypertension, puskesmas, patients’ compliance

Page 13: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

xiv  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………..vi

PRAKATA .......................................................................................................... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. xi

INTISARI ............................................................................................................ xii

ABSTRACT .......................................................................................................... xiii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xx

BAB I PENGANTAR ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

1. Perumusan masalah .................................................................................... 3

2. Keaslian penelitian ..................................................................................... 4

3. Manfaat penelitian ...................................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5

1. Tujuan umum ............................................................................................. 5

Page 14: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

xv  

2. Tujuan khusus ............................................................................................. 6

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA.................................................................. 7

A. Geriatri ........................................................................................................... 7

B. Tekanan Darah ............................................................................................... 8

C. Hipertensi ...................................................................................................... 8

1. Epidemiologi .............................................................................................. 9

2. Patofisiologi................................................................................................ 9

3. Etiologi ....................................................................................................... 10

4. Klasifikasi ................................................................................................... 11

5. Tanda dan Gejala Klinis ............................................................................. 12

6. Diagnosis dan Pemeriksaan ........................................................................ 13

7. Pedoman Pengobatan ................................................................................. 14

8. Penatalaksanaan .......................................................................................... 16

a. Diuretik Tiazid........ ............................................................................... 16

b. Beta-blocker ........ .................................................................................. 17

c. Angiotensin Converting Enzyme inhibitor ............................................. 18

d. Antagonis Angiotensin II........ ............................................................... 19

e. Calcium Channel Blocker ...................................................................... 19

D. Puskesmas ...................................................................................................... 20

E. Keterangan Empiris ........................................................................................ 21

Page 15: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

xvi  

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 22

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................................... 22

B. Definisi Operasional ....................................................................................... 22

C. Subyek Penelitian ........................................................................................... 24

D. Bahan Penelitian ............................................................................................. 24

E. Lokasi Penelitian ............................................................................................ 24

F. Tata Cara Pengumpulan Data ......................................................................... 24

1.Analisis situasi dan penentuan masalah ...................................................... 25

2. Tahap pengambilan data ............................................................................. 25

3.Tahap penyelesaian data .............................................................................. 26

G. Tata Cara Analisis Hasil ................................................................................. 27

1. Karakteristik Pasien .................................................................................... 27

2. Profil Penggunaan Obat .............................................................................. 27

3. Evaluasi Drug Therapy Problem ................................................................ 27

H. Kesulitan Penelitian ....................................................................................... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 29

A. Karakteristik Pasien........................................................................................ 29

1. Berdasarkan jenis kelamin .......................................................................... 29

3. Berdasarkan kelompok usia ........................................................................ 31

4. Berdasarkan penyakit penyerta dan komplikasi ......................................... 32

B. Profil Penggunaan Obat .................................................................................. 34

a. Obat Antihipertensi ..................................................................................... 34

Page 16: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

xvii  

b. Kombinasi Obat Antihipertensi .................................................................. 35

c. Obat Non Antihipertensi ............................................................................. 37

C. Evaluasi DTPs Kategori Ketaatan Pasien....................................................... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 43

A. Kesimpulan .................................................................................................... 43

B. Saran ............................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 45

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 69

Page 17: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

xviii  

DAFTAR TABEL

Tabel I. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII ...................................... 12

Tabel II. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO ........................................... 12

Tabel III. Persentase Penyakit Penyerta dan Komplikasi .............................. 32

Tabel IV. Golongan dan Jenis Obat Antihipertensi ....................................... 34

Tabel V. Jenis dan Jumlah Kombinasi Obat Antihipertensi ......................... 36

Tabel VI. Jenis dan Persentase Obat Non Hipertensi .................................... 37

Page 18: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

xix  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Algoritma Penatalaksanaan Hipertensi Menurut JNC VII ................ 15

Gambar 2. Persentase Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 30

Gambar 3. Persentase Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia .......................... 31

Gambar 4. Persentase Jumlah Pasien Berdasarkan Ketaatan .............................. 39

Gambar 5. Rata-rata Tekanan Darah Pasien Pada Home Visit .......................... 40

Gambar 6. Rata-rata Tekanan Darah Pasien Pada Pemeriksaan Puskesmas ...... 41

Page 19: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

xx  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi dengan Metode SOAP ........ 46

Lampiran 2. Pedoman Dasar Penatalaksanaan Hipertensi Dengan Penyakit Penyerta

Berat Menurut JNC VII ..................................................................... 63

Lampiran 3. Surat Izin dari Dinas Perizinan ...................................................... 64

Lampiran 4. Surat Izin dari Dinas Kesehatan Kodya ......................................... 65

Lampiran 5. Surat Berhenti Penelitian ............................................................... 66

Lampiran 6. Biografi Penulis ............................................................................. 67

Page 20: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Hipertensi (tekanan darah tinggi) bukanlah merupakan suatu penyakit,

melainkan suatu faktor resiko penting yang dapat mengarah pada terjadinya

komplikasi kardiovaskular. Menurut Walker (2003) seseorang dikatakan

menderita hipertensi apabila mengalami kondisi dimana tekanan darah meningkat

dari yang seharusnya yaitu sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg, sehingga

untuk mencapai manfaat klinis dilakukan penurunan tekanan darah dengan terapi

yang tepat. Penyakit ini menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian besar

masyarakat dunia termasuk Indonesia, karena berbagai perubahan yang terjadi di

lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi gaya hidup. Secara

akumulatif hal ini menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan, karena

secara statistik jumlah penderita hipertensi terus meningkat dari waktu ke waktu

(Anindya, 2009).

Di Indonesia sendiri, telah dilakukan survei faktor resiko penyakit

kardiovaskular yang dilakukan oleh proyek WHO yang bertempat di Jakarta.

Hingga tahun 2000, secara umum ditemukan prevalensi hipertensi pada pasien

dengan usia lebih dari 50 tahun berkisar 15%-20% (Anonim, 2008). Karena itu,

penanganan hipertensi perlu diberi perhatian lebih untuk mencegah morbiditas

dan mortalitas terkait dengan peningkatan tekanan darah (Anindya, 2009).

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gondokusuman I karena belum pernah

Page 21: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

2

dilakukan penelitian dengan kajian hipertensi di puskesmas ini. Angka

harapan hidup dari masyarakat di daerah Gondokusuman cukup tinggi.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai pola pengobatan hipertensi pada pasien geriatrik yang berobat di Poli

Lansia Puskesmas Gondokusuman I. Dengan demikian diusulkan penelitian yang

berjudul Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi Pada Pasien Geriatri Di Poli Lansia

Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari – Maret 2010.

Penelitian ini bersifat prospektif dengan menggunakan data rekam medik pasien.

Dari data rekam medik tersebut dapat dievaluasi penggunaan obat-obat

antihipertensi dalam penatalaksanaan hipertensi, khususnya pasien geriatri dan

diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas layanan Puskesmas

Gondokusuman I kepada pasien untuk mendapatkan outcome terapi yang optimal

serta untuk mendukung pelaksanaan patient safety saat ini. Kemudian dalam

penelitian ini pula, data pasien yang diperoleh dari rekam medis akan

ditindaklanjuti dengan homevisit selama 1 bulan (4x) yaitu Februari – Maret,

untuk mengevaluasi menggunakan DTPs kategori ketaatan pasien, yang

mempengaruhi efektivitas terapi yang dijalani oleh pasien. Kondisi akhir pasien

selama masa penelitian ini dapat dilihat dari respon dengan pengukuran tekanan

darah pada saat homevisit dilakukan.

Alasan dipilihnya kelompok usia geriatrik adalah karena seiring

meningkatnya populasi lanjut usia, perlu antisipasi pada peningkatan jumlah

pasien usia lanjut yang memerlukan bantuan dan perawatan medis. Golongan usia

ini sering menderita sakit, oleh karena dengan semakin lanjutnya usia terjadi

Page 22: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

3

berbagai kondisi yang memudahkan terjadinya penyakit antara lain proses

degenerasi, penurunan daya tahan tubuh, pengaruh kebiasaan hidup seperti

merokok, gangguan nutrisi, serta akibat adanya komplikasi-komplikasi berbagai

penyakit. Timbulnya penyakit biasanya tidak hanya satu macam akan tetapi

muncul berbagai penyakit, menyebabkan usia lanjut memerlukan bantuan,

perawatan dan obat-obatan untuk proses penyembuhan atau sekedar

mempertahankan agar penyakitnya tidak bertambah parah. Hal ini dapat

mengakibatkan orang usia lanjut menggunakan banyak obat. Diperkirakan hingga

tahun 2010 ini, populasi lansia di Indonesia mencapai 19.936.895 jiwa atau 8,48%

dari total penduduk (Anonim, 2008). Karena itulah penelitian ini dilakukan untuk

mengevaluasi pola pengobatan, salah satunya dengan menggunakan DTPs

kategori ketaatan pasien.

Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti antara lain :

1. Seperti apa karakteristik pasien geriatrik dengan hipertensi pada Poli Lansia

Puskesmas Gondokusuman I periode Februari – Maret 2010? (berdasarkan jenis

kelamin pasien, umur, penyakit penyerta, dan komplikasi)

2. Seperti apa profil penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatrik di Poli

Lansia Puskesmas Gondokusuman I?

3. Seperti apakah evaluasi pola pengobatan hipertensi pada geriatri di Poli Lansia

Puskesmas Gondokusuman I dengan DTPs kategori ketaatan pasien?

Page 23: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

4

B. Keaslian Penelitian

Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, penelitian mengenai

Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi Pada Pasien Geriatrik Di Poli Lansia

Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari – Maret 2010 belum

pernah dilakukan. Penelitian terkait dengan masalah pola pengobatan hipertensi

pada geriatrik yang pernah dilakukan oleh peneliti lain adalah sebagai berikut :

1. Pola Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah

Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Januari – Juni 2000 oleh Yohana

Yanuar Limbawati, 2001

2. Gambaran Peresepan Untuk Pasien Geriatri Penderita Hipertensi Di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Dr.Sardjito Yogyakarta Periode September –

November 2003 oleh Nugraheni Yusinta Dewi, 2003

3. Evaluasi Peresepan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi

Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta: Pola Peresepan, Ketepatan

Indikasi, Ketepatan Obat, Dan Ketepatan Pasien oleh Ajeng Mahanani, 2004

4. Pola Pemberian Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas

Pakualaman Yogyakarta Periode Januari – Juni 2002 oleh Heni Ismawati,

2006

Perbedaan penelitian- penelitian di atas dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh penulis adalah terletak pada obyek, lokasi, dan waktu penelitian.

Page 24: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

5

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

tenaga kesehatan maupun peneliti mengenai penggunaan obat-obat antihipertensi

pada pasien geriatrik penderita hipertensi di Puskesmas Gondokusuman I. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya.

Penelitian ini diharapkan pula dapat menjadi masukan dan pertimbangan

bagi Dinas Kesehatan Kotamadya Yogyakarta dalam membuat kebijakan-

kebijakan di bidang kesehatan di masa mendatang, khususnya dalam

penatalaksanaan pasien geriatrik dengan hipertensi.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pola

pengobatan hipertensi pada pasien geriatrik di Puskesmas Gondokusuman I

Yogyakarta periode Februari – Maret 2010 sehingga dapat dilakukan

penatalaksanaan yang tepat untuk membantu mencegah terjadinya komplikasi

yang lebih berat.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik pasien geriatrik dengan hipertensi periode

tahun Februari – Maret 2010 (berdasarkan jenis kelamin pasien, umur,

penyakit penyerta, dan komplikasi)

Page 25: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

6

b. Mengetahui profil penggunaan obat antihipertensi pada pasien

geriatrik dengan hipertensi di Puskesmas Gondokusuman I periode

Februari – Maret 2010

c. Mengevaluasi pola pengobatan hipertensi pada pasien geriatrik

yang berobat di Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I dengan

DTPs kategori ketaatan pasien

Page 26: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Geriatri

Menua adalah suatu proses menghilangkan secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dengan

mempertahankan struktur fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan

terhadap penyakit (Martono, 2004). Berdasarkan data USA Bureau of The Sensus

yang pernah melakukan sensus di Indonesia tahun 2000, jumlah lanjut usia

sebesar 7,28% dari jumlah populasi dan diperkirakan pada tahun 2020 jumlah usia

lanjut usia di Indonesia pun akan meningkat sebesar 11,34% (Anonim, 2008).

Usia lanjut menurut WHO adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau

lebih, sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah

seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun. Faktor fisiologik dapat mempengaruhi

kesehatan lansia. Semakin lanjut usia seseorang, maka kemungkinan terjadinya

penurunan fungsional anatomi akan semakin besar. Penurunan fungsional anatomi

tersebut menyebabkan lebih mudah timbulnya penyakit pada organ tersebut.

Selain itu faktor psikologis juga dapat mempengaruhi kesehatan lansia. Masalah

psikologis yang dialami oleh golongan lansia adalah mengenai sikap mereka

sendiri terhadap proses menua yang terjadi, seperti kemunduran badaniah. Dengan

bertambahnya usia, kecepatan bergerak dan daya pikir akan menurun sehingga

golongan lansia ini seringkali dianggap terlalu lamban. Selain itu, pada wanita

lansia faktor psikologis terutama terjadi pada masa menopause (Martono, 2004).

Page 27: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

8

B. Tekanan Darah

Selama ventrikel kiri berkontraksi yang menunjukkan sistol, darah

terpompa menuju saluran vaskuler supaya menghasilkan peningkatan yang tajam

pada tekanan darah. Relaksasi ventrikel kiri terjadi pada saat diastol, dan tekanan

darah menurun pada saat darah mengalir kembali ke bilik kanan jantung dari

sistem venus. Inilah yang disebut dengan tekanan distolik. Pada saat mengukur

tekanan darah (sebagai contoh 120/76 mmHg), angka pada numerator

menunjukkan tekanan darah sistol dan denominator menunjukkan tekanan darah

diastol. Tekanan darah memiliki ritme yang dapat diprediksi meskipun terjadi

fluktuasi setiap harinya. Tekanan darah mencapai titik terendah pada malam hari,

meningkat tajam di pagi hari hingga kemudian puncaknya berada di tengah hari

(Kimble, 2005).

C. Hipertensi

1. Epidemiologi

Diperkirakan pada 50 juta populasi penduduk Amerika, 30% diantaranya

memiliki tekanan darah yang tinggi (≥140/90 mmHg), berdasarkan hasil survei

yang dilakukan National Health and Nutrition Examination sepanjang tahun

1999–2000. Bedasarkan hasil survei tersebut prevalensi hipertensi pada pria

sebesar 30,1% dan pada wanita 27,1%. Dari data tersebut tampak peningkatan

yang signifikan pada wanita dari tahun 1988 – 2000, sedangkan prevalensi

hipertensi pada pria cenderung tetap (Dipiro, 2005).

Page 28: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

9

Tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dan

hipertensi merupakan penyakit yang sangat umum ditemukan pada orang tua.

Resiko seumur hidup yang ditimbulkan oleh berkembangnya hipertensi pada

orang di usia > 55 tahun dengan normotensive mencapai 90%. Sebagian besar

pasien memiliki tekanan darah pada taraf prehipertensi, sebelum akhirnya

terdiagnosa hipertensi, dan sebagian besar diagnosa hipertensi terjadi pada dekade

ketiga dan kelima usia seseorang. Sebelum mencapai usia 55 tahun, kejadian

hipertensi lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita. Sedangkan dari usia 55

hingga 74 tahun, jumlah wanita mengalami hipertensi lebih banyak daripada pria,

bertambahnya usia diiringi dengan meningkatnya prevalensi dilihat dari

perbedaan jenis kelamin (≥75 tahun). Pada populasi lansia (usia ≥60 tahun),

prevalensi hipertensi pada tahun 2000 diperkirakan mencapai 65,4% (Dipiro,

2005).

2. Patofisiologi

Tekanan darah adalah hasil dari curah jantung dan resistensi perifer. Jika

curah jantung mengalami kenaikan dan resistensi pembuluh darah perifer sama

maka tekanan darah akan meningkat. Resistensi perifer dipengaruhi oleh

viskositas darah, diameter pembuluh darah, dan elastisitas pembuluh darah.

Viskositas darah yang semakin meningkat membutuhkan tekanan darah yang

semakin tinggi pula agar darah dapat melewati pembuluh darah. Tekanan darah

yang tinggi juga diperlukan untuk mendorong darah melewati pembuluh darah

yang mengalami penyempitan (Setiawati dan Bustami, 1999).

Page 29: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

10

Untuk dapat memahami penanganan yang tepat pada hipertensi dan

penggunaan obat antihipertensi dalam terapi, maka kita harus memperdalam

pemahaman tentang tekanan darah arterial beserta regulasinya. Berbagai macam

faktor yang mempengaruhi tekanan darah memiliki andil dalam perkembangan

hipertensi (Dipiro, 2005).

3. Etiologi

Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang paling banyak

ditemukan, setidaknya pada 43 juta orang dewasa di Amerika Serikat memiliki

tekanan sistol/diastol di atas 140/90 mmHg. Peningkatan tekanan arterial

menyebabkan terjadinya perubahan patologis pada vaskularisasi dan memicu

terjadinya hipertropi di ventrikel kiri jantung. Hipertensi merupakan penyebab

utama terjadinya stroke, yang nantinya mengarah pada terjadinya penyakit jantung

koroner, dapat juga disertai dengan infark miokard dan jantung yang berhenti

berdetak secara mendadak, sehingga mengarah pada kegagalan jantung,

insufisiensi renal dan memicu terjadinya aneurisme di aorta (Goodman & Gilman,

2001).

Hipertensi merupakan kondisi medis yang heterogen. Pada sebagian besar

pasien, hipertensi merupakan akibat dari etiologi patofisiologi yang tidak

diketahui (hipertensi esensial ataupun primer). Hipertensi semacam ini tidak dapat

disembuhkan, namun dapat dikontrol. Tidak banyak pasien yang mengetahui

penyebab spesifik dari hipertensi yang terjadi, yaitu hipertensi sekunder (Dipiro,

2005).

Page 30: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

11

4. Klasifikasi

Di Indonesia sendiri berdasarkan konsensus yang dihasilkan pada

Pertemuan Ilmiah Nasional Pertama Perhimpunan Hipertensi Indonesia pada

tanggal 13-14 Januari 2007 belum dapat membuat klasifikasi hipertensi sendiri

untuk orang Indonesia. Hal ini dikarenakan data penelitian hipertensi di Indonesia

berskala nasional sangat jarang. Karena itu para pakar hipertensi di Indonesia

sepakat untuk menggunakan klasifikasi WHO dan JNC VII sebagai klasifikasi

hipertensi yang digunakan di Indonesia.

Mengingat kemudahan cara pengukuran tekanan darah dan karakteristik

penduduk Indonesia berbeda dengan penduduk lainnya maka sudah seharusnya

Indonesia memiliki klasifikasi hipertensi sendiri.

Tabel I. Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee VII Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)Normal <120 Dan <80

Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89 Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99 Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

Tekanan darah dapat meningkat sesuai usia akibat penurunan fungsi organ

tubuh. Tekanan darah pada orang muda (di bawah 18 tahun) sebaiknya tidak

melebihi 130/80 mmHg dan sampai usia 60 tahun 150 mmHg, sedangkan pada

usia lanjut di atas 65 tahun, 160/95 mmHg (Tan dan Rahardja, 2002).

Tabel II. Klasifikasi Hipertensi menurut WHO Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg) Optimal < 120 < 80 Normal < 130 < 85

Tingkat 1 (hipertensi ringan)

140-159 90-99

Page 31: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

12

Sub grup : perbatasan 140-149 90-94 Tingkat 2 (hipertensi

sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (hipertensi berat)

≥ 180 ≥ 110

Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90 Sub grup : perbatasan 140-149 < 90

5. Tanda dan Gejala Klinis

Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala

pada hipertensi essensial. Kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa

gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada

ginjal, mata, otak, dan jantung. Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan,

pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial.

Karena itu hipertensi di Indonesia saat ini dikenal sebagai the silent disease,

terutama pada masyarakat modern (Anonim, 2007).

Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:

pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan (jarangan), sukar tidur, sesak

nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang. Gejala

akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:

gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung, gangguan fungsi ginjal,

gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh

darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma.

Sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal,

serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan

merubah gaya hidup dan pola makan (Anonim, 2007).

Page 32: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

13

Beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat.

seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok, dan

kurang istirahat. Kebiasaan makan juga perlu diwaspadai. Pembatasan asupan

natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk

kesehatan penderita hipertensi (Anonim, 2007).

6. Diagnosis/Pemeriksaan

Hal yang paling mendasar adalah terapi yang tepat diawali dengan

diagnosis yang tepat (Melmon & Morelli, 1992). Hipertensi didiagnosis

berdasarkan keterulangannya (repeated), penetapan reprodusibilitas kenaikan

tekanan darah (reproducible). Diagnosis biasanya berupa prediksi awal bagi

pasien, jarang sekali disebutkan penyebab terjadinya hipertensi. Suatu penelitian

mengindikasikan resiko kerusakan pada ginjal, jantung dan otak dipicu oleh

meningkatnya tekanan darah. Bahkan pada kasus mild hypertension (tekanan

darah ≥140/90 mmHg) pada usia muda ataupun dewasa dapat meningkatkan

kemungkinan kerusakan organ (Katzung, 2001).

Yang perlu diperhatikan adalah diagnosa hipertensi tergantung pada

penetapan tekanan darah, bukan dari keluhan maupun gejala yang dirasakan oleh

pasien. Karena pada sebagaian besar kasus, hipertensi tidak menunjukkan gejala

apapun (asimptomatis), bahkan hingga kerusakan organ telah terjadi (Katzung,

2001).

7. Pedoman Pengobatan

Terapi dengan antihipertensi yang efektif hampir sepenuhnya berhasil

mencegah terjadinya stroke hemorrhagic, gagal jantung maupun insufisiensi renal

Page 33: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

14

yang biasanya disebabkan oleh hipertensi. Uji klinik terdahulu menyarankan

penurunan tekanan darah diastolik hingga mencapai 85 mmHg dengan harapan

memperoleh manfaat terapi yang lebih baik daripada penurunan tekanan diastolik

menjadi 90 mm Hg, terutama pada pasien dengan diabetes (Hansson, 1998)

Berdasarkan informasi terbaru dari NICE (2006), beta-blocker tidak lagi

direkomendasikan sebagai terapi lini pertama pada semua pasien. Beta-blocker

kurang efektif mengurangi kejadian kardiovaskular mayor, terutama stroke,

dibanding antihipertensi lainnya. Beta-blocker juga kurang efektif dibanding

ACEi atau Calcium Channel Blocker (CCB) dihidropiridin untuk mengurangi

risiko diabetes, terutama pada pasien yang mendapat duretik tiazid. Jika pasien

yang menggunakan beta-blocker memerlukan antihipertensi lain, maka pilihan

yang lebih dianjurkan diberikan adalah ACEi atau CCB, daripada tiazid. Berikut

adalah pedoman penatalaksanaan hipertensi yang disusun oleh panitia JNC VII.

Page 34: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

15

Gambar 1. Algoritma Penatalaksanaan Hipertensi Menurut JNC VII

(Chobanian, 2003)

Pedoman dari NICE (2006) yang baru mengemukakan bahwa diuretik

tiazid atau CCB dihidropiridin merupakan terapi lini pertama untuk pasien lanjut

usia. Namun harus diperhatikan fungsi ginjal selama terapi dengan tiazid karena

pasien lanjut usia lebih beresiko mengalami gangguan ginjal. Pasien yang berusia

lebih dari 80 tahun dapat diberi terapi seperti pasien berusia > 55 tahun.

Page 35: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

16

8. Penatalaksanaan

Golongan obat antihipertensi yang banyak digunakan adalah diuretik tiazid

(misal bendroflumetiazid), beta-blocker (misal propanolol, atenolol), Angiotensin

Converting Enzymes (ACE) Inhibitor (misal captopril, enalapril), Antagonis

Angiotensin II (misal candesartan, losartan), Calcium Channel Blocker (CCB,

misal amlodipin, nifedipin) dan alpha-blocker (misal misal doksasozin).

a. Diuretik Tiazid

Diuretik tiazid adalah diuretik dengan potensi menengah yang

menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat reabsorpsi sodium pada

daerah awal tubulus distal ginjal, meningkatkan ekskresi sodium dan volume urin.

Tiazid juga mempunyai efek vasodilatasi langsung pada arteriol, sehingga dapat

mempertahankan efek antihipertensi lebih lama. Tiazid diabsorpsi baik pada

pemberian oral, terdistribusi luas dan dimetabolisme di hati.

Efek diurteik tiazid terjadi dalam waktu 1 -1 2 jam setelah pemberian dan

bertahan sampai 12 – 24 jam, sehingga obat ini cukup diberikan sekali sehari.

Efek antihipertensi terjadi pada dosis rendah dan peningkatan dosis tidak

memberikan manfaat pada tekanan darah, walaupun diuresis meningkat pada

dosis tinggi.

b. Beta-blocker

Beta-blocker memblok beta-adrenoseptor. Reseptor ini diklasifikasikan

menjadi reseptor beta-1 dan beta-2. Reseptor beta-1 terutama terdapat pada

jantung sedangkan reseptor beta-2 banyak ditemukan di paru-paru, pembuluh

darah perifer dan otot lurik. Reseptor beta-2 juga dapat ditemukan di jantung,

Page 36: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

17

sedangkan reseptor beta-1 juga dapat dijumpai di ginjal. Reseptor beta juga dapat

ditemukan di otak.

Stimulasi reseptor beta pada otak dan perifer akan memacu pelepasan

neurotransmitter yang meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis. Stimulator

reseptor beta-1 pada nodus sino-atrial dan miokardiak meningkatkan pacu jantung

dan kekuatan kontraksi. Stimulasi reseptor beta pada ginjal akan menyebabkan

pelepasan rennin, meningkatkan aktivitas sistem rennin-angiotensin-aldosteron.

Efek akhirnya adalah peningkatan cardiac output, peningkatan tahanan perifer

dan peningkatan sodium yang diperantarai aldosteron dan retensi air.

Terapi menggunakan beta-blocker akan mengantagonis semua efek

tersebut sehingga terjadilah penurunan tekanan darah. Beta-blocker yang selektif

(dikenal juga sebagai cardioselective beta-blocker) misalnya bisoprolol, bekerja

pada reseptor beta-1, tetapi tidak spesifik untuk reseptor beta-1 saja. Oleh karena

itu penggunaannya pada pasien dengan riwayat asma dan bronkospasme harus

hati-hati. Beta-blocker yang non-selektif (misal propanolol) memblok reseptor

beta-1 dan beta-2.

Beta-blocker yang mempunyai aktivitas agonis parsial (dikenal sebagai

aktivitas simpatomimetik intrinsik) misalnya acebutolol, bekerja sebagai stimulan

beta pada saat aktivitas adrenergik minimal (misal pada saat tidur) tetapi akan

memblok aktivitas beta saat adrenergik meningkat (misal saat berolah raga). Hal

ini menguntungkan karena mengurangi bradikardi pada siang hari. Beberapa beta-

blocker misalnya labetolol dan carvedilol, juga memblok efek adrenoseptor-alfa

Page 37: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

18

perifer. Obat lain, misal caliprolol, mempunyai efek agonis beta-2 atau

vasodilator.

Beta-blocker diekskresikan lewat hati atau ginjal, tergantung sifat

kelarutan obat dalam air atau lipid. Obat-obat yang diekskresikan melalui hati

biasanya harus diberikan beberapa kali dalam sehari sedangkan yang

diekskresikan melalui ginjal biasanya mempunyai waktu paruh yang lebih lama

sehingga dapat diberikan sekali dalam sehari. Beta-blocker tidak boleh dihentikan

mendadak melainkan harus secara bertahap, terutama pada pasien dengan angina,

karena dapat terjadi fenomena rebound.

c. Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor

Angiotensin converting enzymes inhibitor (ACEi) menghambat secara

kompetitif pembentukan angiotensin II dari prekursor angiotensin I yang inaktif,

yang terdapat pada darah, pembuluh darah, ginjal, jantung, kelenjar adrenal dan

otak. Angiotensin merupakan vasokonstriktor yang kuat yang memacu pelepasan

aldosteron dan aktivitas simpatis sentral dan perifer. Penghambatan pembentukan

angiotensin II ini akan menurunkan tekanan darah. Jika sistem angiotensin-renin-

aldosteron teraktivasi, misal pada keadaan penurunan sodium, atau pada terapi

diuretic, efek antihipertensi ACEi akan lebih besar.

ACE juga bertanggungjawab terhadap degradasi kini, termasuk

bradikinin,yang mempunyai efek vasodilatasi. Penghambatan degradasi ini akan

menghasilkan efek antihipertensi yang lebih kuat.

Beberapa perbedaan pada parameter farmakokinetik obat ACEi. Captopril

cepat diabsorpsi tetapi mempunyai durasi kerja yang pendek, sehingga bermanfaat

Page 38: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

19

untuk menentukan apakah seorang pasien akan berespon baik pada pemberian

ACEi. Dosis pertama ACEi harus diberikan pada malam hari karena penurunan

tekanan darah mendadak mungkin terjadi. Efek ini akan meningkat jika pasien

memiliki kadar sodium rendah.

d. Antagonis Angiotensin II

Reseptor angiotensin II ditemukan pada pembuluh darah dan target

lainnya disubklasifikasikan menjadi reseptor AT1 dan AT2. Reseptor AT1

memperantarai respon farmakologis angiotensin II, seperti vasokonstriksi dan

pelepasan aldosteron. Oleh karenanya menjadi target untuk terapi obat. Fungsi

reseptor AT2 masih belum begitu jelas.

Antagonis reseptor angiotensin II (AIIRA) mempunyai banyak kemiripan

dengan ACEi, tetapi AIIRA tidak mendegradasi kinin. Karena efeknya pada

ginjal, ACEi dan AIIRA dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral

dan pada steosis arteri yang berat, yang mensuplai ginjal yang hanya berfungsi

satu.

e. Calcium Channel Blocker

Calcium channel blockers (CCB) menurunkan influks ion kalsium ke

dalam sel miokard, sel-sel dalam sistem konduksi jantung, dan sel-sel otot polos

pembuluh darah. Efek ini akan menurunkan kontraktilitas jantung, menekan

pembentukan dan propagasi impuls elektrik dalam jantung dan memacu aktivitas

vasodilatasi, interferensi dengan semua konstriksi otot polos pembuluh darah.

Semua hal di atas adalah proses yang bergantung pada ion kalsium.

Page 39: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

20

Terdapat tiga kelas CCB: dihidropiridin (misal nifedipin dan amlodipin);

fenilalkalamin (misal verapamil) dan benzotiazipin (misal diltiazem).

Dihidropiridin mempunyai sifat vasodilator perifer yang merupakan kerja

antihipertensinya, sedangkan verapamil dan diltiazem mempunyai efek kardiak

dan digunakan untuk menurunkan pacu jantung, serta mencegah angina.

(Kimble, 2005)

D. Puskesmas

Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan dasar

yang diperlukan setiap orang. Menurut Wijono (1999), Puskesmas adalah salah

satu organisasi pelayanan kesehatan yang pada dasarnya adalah organisasi jasa

pelayanan umum. Oleh karenanya, puskesmas sebagai pelayanan masyarakat

perlu memiliki karakter mutu pelayanan prima yang sesuai dengan harapan

pasien, selain diharapkan memberikan pelayanan medis yang bermutu.

Puskesmas sebagai saran pelayanan kesehatan pemerintah, harus selalu

meningkatkan mutu pelayanannya agar tetap menjadi pilihan masyarakat,

termasuk dalam memberikan pelayanan pengobatan (Triwulaningsih, 2007).

Berdasarkan Depkes RI (2006), obat sebagai salah satu unsur penting dalam

upaya kesehatan, mulai dari upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis,

pengobatan dan pemulihan harus diusahakan agar selalu tersedia saat dibutuhkan.

Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan atau bila

digunakan secara tidak tepat atau disalahgunakan.

Page 40: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

21

Pasien yang berkunjung ke puskesmas mempunyai tingkat pendidikan

yang relatif rendah dibandingkan dengan pasien perkotaan. Latar belakang

pendidikan petugas di kamar obat puskesmas sangat beragam mulai dari tenaga

apoteker, asisten apoteker, perawat, dokter dan lain-lain (Depkes, 2002).

E. Keterangan Empiris

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pola pengobatan

penyakit hipertensi yang meliputi golongan obat antihipertensi serta kombinasi

obat antihipertensi yang digunakan, dan evaluasi ketaatan dengan melakukan

home visit pada pasien geriatrik di Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I

Yogyakarta periode Februari – Maret 2010.

Page 41: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan

penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat prospektif. Penelitian non

eksperimental merupakan penelitian yang observasinya dilakukan terhadap

sejumlah ciri (variabel) subyek tanpa ada manipulasi dari peneliti (Pratiknya,

1986). Penelitian deskriptif evaluatif artinya data yang telah diperoleh, dievaluasi

berdasarkan guideline yaitu Joint National Committee (JNC) VII kemudian

dideskripsikan dengan memaparkan fenomena yang terjadi dengan bantuan tabel

dan atau gambar.

Penelitian ini bersifat prospektif, pengambilan data dilakukan melalui home

visit mulai hari keenam setelah pasien dating ke puskesmas, dilanjutkan dengan

mengikuti perkembangan pasien setiap minggu selama 4 kali berurutan dalam

periode Februari – Maret 2010.

B. Definisi Operasional

1. Pola penggunaan obat adalah gambaran peresepan obat yang meliputi

pemilihan jenis dan golongan obat, serta terapi yang digunakan.

2. Pasien geriatrik adalah pasien, baik pria maupun wanita,yang berusia ≥ 60

tahun.

Page 42: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

23

3. Pasien hipertensi adalah pasien yang terdiagnosa hipertensi pada saat

berkunjung ke Puskesmas Gondokusuman I, dengan frekuensi kunjungan

minimal 4 kali berturut-turut sebelum dilakukan pengambilan data pasien

tersebut.

4. Rekam medis adalah dokumen yang berisi tentang identitas dan karakteristik

pasien, anamnesis, pemeriksaan pasien serta pelayanan kesehatan lain yang

diberikan pada pasien di Puskesmas Gondokusuman I pada periode Februari –

Maret 2010.

5. Penyakit penyerta dan komplikasi adalah penyakit penyerta dan komplikasi

yang tercatat sebagai diagnosa lembar rekam medik pada minggu pertama

sebelum dilakukan home visit terhadap pasien.

6. Home visit adalah kegiatan mengunjungi pasien di tempat tinggalnya yang

dilakukan pada hari keenam setelah pasien tersebut berobat ke puskesmas.

Pada home visit ini, peneliti melakukan wawancara untuk menanyakan apakah

cara penggunaan obat sudah tepat dan untuk mengetahui sisa obat, serta

mengukur tekanan darah pasien dengan mercurial sphygmomanometer merk

Sammora tipe TXJ-10A.

7. Ketaatan pasien yaitu keteraturan pasien dalam meminum antihipertensi yang

diberikan, sesuai dengan waktu penggunaannya yang dilihat dari sisa obat

yang dimiliki oleh pasien pada saat home visit dilakukan.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah semua pasien geriatrik berusia ≥ 60 tahun dengan

diagnosis hipertensi, yang menggunakan obat antihipertensi dan tercatat di lembar

Page 43: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

24

rekam medis Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta periode Februari – Maret

2010, dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali berturut-turut sebelum

dilakukan pengambilan data pasien.

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar rekam medis pasien geriatrik

dengan hipertensi di Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I. Lembar rekam

medis yang digunakan memuat identitas pasien, alamat, riwayat penyakit, riwayat

pengobatan, anamnesis, diagnosis dan terapi, serta kondisi akhir pasien, yang

ditulis oleh dokter, perawat, dan asisten apoteker.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai evaluasi pola pengobatan hipertensi pada pasien geriatrik

di Puskesmas Gondokusuman I ini dilakukan di Poli Lansia Puskesmas

Gondokusuman I Yogyakarta dan tempat tinggal pasien yang menjadi subyek

penelitian.

F. Tata Cara Penelitian

1. Analisis situasi dan penentuan masalah

Analisis situasi dimulai dengan melihat data pasien hipertensi pada

geriatrik dan obat yang digunakan pada pengobatan hipertensi pasien geriatrik di

Puskesmas Gondokusuman I periode Februari – Maret 2010 yang diperoleh dari

rekam medik Poli Lansia. Termasuk di dalam analisis situasi adalah diskusi

Page 44: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

25

dengan pihak mitra dalam hal ini Puskesmas Gondokusuman I serta melakukan

perijinan melalui Dinas Perijinan dan Dinas Kesehatan Kotamadya Yogyakarta.

Kemudian dilakukan perumusan masalah dan penentuan subyek penelitian serta

kriteria inklusi untuk penelitian.

2. Tahap pengambilan data

Pengambilan data dilakukan secara prospektif yaitu follow up kondisi

pasien yang dilihat dari tekanan darah dan keluhan masing-masing pasien pada

hari keenam setelah kunjungan ke puskesmas setiap minggu, selama 4 minggu

berurutan dengan home visit. Yang mendasari dilakukannya home visit adalah

lembar rekam medis pasien yang memuat identitas, alamat tinggal, riwayat

penyakit, riwayat pengobatan, anamnesis, diagnosis dan terapi. Home visit akan

dilakukan oleh peneliti setiap hari keenam setelah pasien berobat ke Puskesmas

Gondokusuman I. Respon pasien terhadap terapi nantinya dipantau dengan

pengukuran tekanan darah pada saat home visit, sehingga dapat diketahui kondisi

akhir pasien selama periode penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien geriatrik dengan hipertensi

yang berobat di Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I yang mendapat terapi

obat antihipertensi. Proses pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

nonprobability samples yaitu besarnya peluang anggota populasi untuk terpilih

sebagai sampel tidak diketahui (Azwar, 2009).

Salah satu bentuk sampel nonprobabilitas adalah yang diperoleh dengan

pengambilan sampel secara kuota yang tujuannya adalah mengambil sampel

sebanyak jumlah tertentu, yang dianggap dapat merefleksikan ciri populasi

Page 45: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

26

(Azwar, 2009). Menurut Purwanto & Sulistyastuti (2007), quota sampling adalah

pengambilan sampel yang didasarkan pada kelompok yang disebut kuota.

Penentuan kuota didasarkan pada sifat populasi atau pertimbangan peneliti. Dari

setiap kuota pengambilan sampel dilakukan secara random. Apabila jumlah yang

diinginkan dan sesuai dengan kriteria inklusi selama periode penelitian sudah

terpenuhi, maka pengambilan sampel akan dihentikan, untuk selanjutnya di follow

up dengan home visit selama 4 minggu.

Pada penelitian ini digunakan sampel sebanyak 17 pasien yang sesuai

dengan kriteria inklusi. Ketujuhbelas pasien ini dicatat datanya melalui lembar

rekam medik untuk kemudian dilakukan home visit.

3. Tahap penyelesaian data

Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel dan

atau gambar. Dilakukan pengelompokkan karakteristik pasien berdasarkan umur,

jenis kelamin, penyakit penyerta, dan komplikasi. Kemudian mengelompokkan

semua obat antihipertensi yang diterima oleh pasien. Analisis dilakukan per kasus

dengan menggunakan guideline Joint National Committee (JNC) VII.

G. Tata Cara Analisis Hasil

Data dibahas secara deskriptif evaluatif dalam bentuk tabel dan atau gambar

1. Karakteristik Pasien

a. Jenis kelamin pasien dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu laki-laki

dan perempuan. Masing-masing dibagi dengan jumlah kasus yang

dianalisis kemudian dikalikan 100%

Page 46: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

27

b. Persentase umur pasien pada kasus hipertensi yang dikelompokkan

menjadi 2 kelompok umur yaitu : 60 – 70 tahun, 71 – 80 tahun. Masing-

masing dibagi dengan jumlah kasus yang dianalisis kemudian dikalikan

100%

c. Persentase penyakit penyerta dan komplikasi yang dialami oleh pasien

yang menerima antihipertensi. Masing-masing dibagi dengan jumlah kasus

yang dianalisis kemudian dikalikan 100%

2. Profil Penggunaan Obat

Persentase golongan dan jenis obat dihitung berdasarkan jumlah pasien

yang menggunakan golongan obat dan jenis obat tertentu dibagi jumlah kasus

yang dianalisis dan dikalikan 100%

3. Evaluasi Ketaatan Pasien

Evaluasi ketaatan pasien dilakukan supaya dapat diketahui respon pasien

terhadap terapi.

Page 47: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

28

H. Kesulitan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menemui beberapa kesulitan diantaranya jumlah

pasien hipertensi geriatrik yang masuk kriteria inklusi jumlahnya sedikit, dan

hampir terjadi drop out. Penelitian yang bersifat prospektif ini membutuhkan

lebih banyak waktu dan tenaga karena peneliti harus mengunjungi pasien satu per

satu setiap minggunya. Selain itu, pasien berusia sangat lanjut, sehingga

komunikasi peneliti dengan pasien sedikit terhambat.

Informasi yang kurang relevan sering peneliti temui ketika mengunjungi

pasien, karena itu peneliti kerap kali harus mengkonfirmasi ulang kepada dokter

di Puskesmas GK I guna menanyakan kesesuaian resep dengan anamnesis pasien

tiap minggunya.

Kelemahan dalam penelitian ini adalah pengukuran tekanan darah yang

dilakukan subyektif menurut peneliti. Peneliti mahir menggunakan

sphygmomanometer namun belum tervalidasi ataupun tersertifikasi dalam bidang

pengukuran tekanan darah.

Page 48: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian mengenai Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada

Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode

Februari-Maret 2010 didapatkan 17 pasien yang memenuhi kriteria inklusi

penelitian. Hasil penelitian ini dibagi menjadi 3 (tiga) bagian. Bagian pertama

membahas karakteristik pasien (berdasarkan jenis kelamin, usia serta penyakit

penyerta dan komplikasi). Bagian kedua membahas profil penggunaan obat

antihipertensi pada pasien geriatrik dengan hipertensi, dan bagian terakhir

membahas evaluasi ketaatan pasien.

A. Karakteristik Pasien

Sebanyak 17 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dikelompokkan

berdasarkan jenis kelamin, usia dan penyakit penyerta dan komplikasinya.

1. Persentase jumlah pasien berdasarkan jenis kelamin

Pengelompokkan pasien hipertensi berdasarkan jenis kelamin digunakan untuk

mengetahui apakah jenis kelamin menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya

hipertensi pada seseorang. Bagget (2004) menyatakan bahwa tekanan darah

meningkat seiring dengan pertambahan usia, tetapi pada umumnya wanita

memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibanding pria pada usia yang sama.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pasien hipertensi wanita lebih

banyak jumlahnya dibandingkan pria, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1.

Page 49: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

30

Gambar 2. Persentase Jumlah Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

Dapat dilihat dalam Gambar 1 bahwa 82% pasien hipertensi berjenis kelamin

perempuan. Hal ini sesuai dengan pustaka yakni angka kejadian hipertensi yang

lebih besar pada wanita dibandingkan pria dapat disebabkan oleh faktor

psikologis. Persentase insidensi hipertensi pada pria sebesar 18%. Bower (1995)

menyatakan bahwa depresi lebih banyak diderita wanita daripada pria. Menurut

Kaplan (2001), depresi atau stres dapat dianggap sebagai faktor penyebab

hipertensi karena stres dapat menyebabkan hiperaktivitas sistem saraf simpatis.

Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah karena sekresi katekolamin

yang meningkat. Katekolamin terdiri dari adrenalin dan noradrenalin yang

dihasilkan oleh kelenjar adrenal akibat kerja dari sistem saraf simpatis. Adrenalin

dan noradrenalin menghasilkan efek yaitu peningkatan kontraksi jantung sehingga

cardiac output meningkat dan menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Selain itu, menurut Dipiro (2005), wanita lebih banyak menderita penyakit

kardiovaskuler setelah menopause, hal ini berhubungan dengan hormon progestin

Page 50: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

31

yang merupakan komponen penyusun kontrasepsi oral. Oleh karena itu disarankan

bagi para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral untuk memeriksakan

tekanan darah mereka paling sedikit setiap 6 bulan.

2. Persentase jumlah pasien berdasarkan usia

Pasien dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok usia yaitu 60 – 69 tahun dan 70 – 79

tahun. Pengelompokkan ini dimulai pada usia 60 tahun didasarkan pada definisi

usia lanjut menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, selain itu range

usia 17 pasien hipertensi yang masuk ke dalam kriteria inklusi yaitu antara 60 –

77 tahun.

Gambar 3. Persentase Jumlah Pasien Berdasarkan Usia

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pasien hipertensi paling banyak

terdapat pada usia 60 – 69 tahun (elderly) yakni sebesar 53% dan pasien

kelompok usia 70 – 79 tahun (old) sebesar 47%. Hal ini sesuai dengan yang

tercantum pada JNC VII yang menyatakan bahwa prevalensi hipertensi tertinggi

terjadi pada orang-orang berusia 60-69 tahun, sedangkan pada orang yang berusia

Page 51: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

32

lebih dari 70 tahun, jumlah kejadian hipertensi mencapai tigaperempat dari jumlah

orang yang berusia 60-69 tahun. Meningkatnya tekanan darah pada lansia dapat

disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat saat masih muda. Menurut Darmojo

(2004), tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia, akibat

bertambahnya pengapuran atau pengerasan pembuluh darah perifer sehingga

elastisitasnya berkurang. Keadaan ini akan meningkatkan resistensi pembuluh

perifer, dan tekanan darah meningkat.

3. Persentase jumlah pasien berdasarkan penyakit penyerta dan komplikasi

Umumnya, pasien hipertensi geriatrik yang berobat di Puskesmas GK I

memiliki penyakit lain yang menyertainya. Hal ini dapat didiagnosis dari keluhan,

pemeriksaan tekanan darah maupun pemeriksaan laboratorium.

Tabel III. Persentase Jumlah Pasien Berdasarkan Penyakit Penyerta dan Komplikasi

No. Diagnosa Jumlah Pasien

Persentase (%)

1. Hipertensi tanpa penyakit lain 7 41,18 Penyakit penyerta 2. Hipertensi dengan myalgia 1 5,88 3. Hipertensi dengan dispepsia 1 5,88 4. Hipertensi dengan arthralgia 1 5,88 5. Hipertensi dengan common cold 1 5,88 6. Hipertensi dengan osteo arthritis 1 5,88 7. Hipertensi dengan fascitis plantaris 1 5,88 8. Hipertensi dengan hiperurisemia dan fatigue 1 5,88

Komplikasi 9. Hipertensi dengan DM2 2 11,76

10. Hipertensi dengan DM2 dan myalgia 1 5,88 Total 17 100

Penyakit penyerta merupakan penyakit lain yang tidak ada kaitannya

dengan hipertensi yang diderita oleh pasien, karena timbulnya penyakit penyerta

ini bukan disebabkan oleh penyakit hipertensi itu sendiri. Hasil penelitian

Page 52: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

33

menunjukkan sebesar 41,18% atau 7 pasien menderita hipertensi murni, tanpa

disertai adanya penyakit lain. Dapat dilihat bahwa penyakit lain yang menyertai

adalah gangguan otot dan sendi antara lain yaitu arthralgia, myalgia, osteo

arthritis, dan dispepsia masing-masing sebesar 5,88%. Namun selama masa home

visit, jumlah pasien yang mengalami dispepsia berkembang, hal ini diketahui

peneliti dari keluhan dan obat yang ditemukan pada saat melakukan kunjungan.

Hal ini menurut Shetty dan Woodhouse (2003), sekresi asam lambung, motilitas

saluran pencernaan, dan luas area total absorpsi akan berkurang seiring

bertambahnya usia. Namun menurut McQuaid (2004), dispepsia dapat pula

disebabkan oleh makanan dan intoleransi obat. Disamping dapat meningkatkan

tekanan darah, stres juga merupakan faktor pemicu terjadinya dispepsia. Saat

seseorang sedang mengalami stres, maka gerakan ekpansi dan konstriksi di dalam

perut akan melemah, sehingga proses pengiriman makanan ke usus halus pun

terganggu. Hal ini yang kemudian menjadi rasa tidak nyaman di perut yang

dirasakan oleh pasien. Penyakit lain yang ditemukan pada pasien adalah demam,

hiperurisemia, dan fascitis plantaris yaitu masing-masing sebesar 5,88%.

Selain penyakit penyerta, ditemukan juga komplikasi dari hipertensi yaitu

Diabetes Mellitus 2 (DM2) yang ditemukan pada 3 orang pasien atau sebesar

17,65%. Komplikasi merupakan penyakit yang terjadinya disebabkan oleh

penyakit kronis yang diderita pasien. Hipertensi merupakan penyakit yang sangat

berpotensi untuk menimbulkan komplikasi, dan DM2 merupakan komplikasi yang

umum terjadi. Hal ini disebabkan akibat kerusakan organ pankreas karena tidak

Page 53: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

34

mampu lagi menghasilkan insulin dengan optimal. Karena itu, pasien hipertensi

dengan komplikasi DM2 memperoleh terapi antidiabetika oral.

B. Profil Penggunaan Obat

Pola pengobatan antihipertensi dilihat melalui beberapa parameter antara

lain: golongan dan jenis obat yang digunakan, serta kombinasi pemberian obat

antihipertensi yang akan disajikan dalam Tabel III dan Tabel IV.

1. Penggunaan Obat Antihipertensi

Obat oral antihipertensi yang disarankan oleh JNC VII adalah diuretik,

Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor, Angiotensin Receptor Blocker

(ARB), β-blocker, Calcium Channel Blocker (CCB), Central α2-agonist dan obat

yang bekerja sentral, α1-blocker, serta direct vasodilator. Golongan diuretik jenis

tiazid adalah obat yang disarankan sebagai terapi awal untuk pasien hipertensi.

Table IV. Golongan dan Jenis Obat Antihipertensi Yang Digunakan Oleh Pasien Hipertensi Geriatrik

No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah Pasien Persentase (%); n=17

1. Diuretik HCT 11 64,70 2. ACE inhibitor captopril 11 64,70 3. Calcium Channel Blocker

(CCB) nifedipine 2 11,76

amlodipine 5 29,41 diltiazem 4 23,52

Obat antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah golongan

diuretik jenis tiazid sebesar 64,70% dan juga ACE inhibitor 64,70%. Pemilihan

obat yang digunakan dalam terapi farmakologi pada penelitian ini menunjukkan

hasil yang sesuai dengan acuan yang digunakan. JNC VII merekomendasikan

diuretik jenis tiazid sebagai terapi awal pada pasien hipertensi, baik tunggal

Page 54: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

35

maupun kombinasi dengan golongan obat lain (ACE inhibitor, β-blocker, ARB,

CCB).

ACE inhibitor jenis captopril juga merupakan golongan antihipertensi

yang paling banyak digunakan. Hal ini karena ACE inhibitor dianggap memiliki

beberapa keuntungan. Menurut Setiawati dan Bustami (1999), ACE inhibitor

memiliki onset yang cepat dan penghambatan ACE inhibitor yang hampir

maksimal dicapai pada waktu 15 menit setelah pemberian. Lama kerja (durasi)

captopril relatif singkat, dengan efek maksimal yang berakhir dalam 8-12 jam,

karena itu diberikan 2x sehari. Keuntungan lain menurut Massie (2004) adalah

ACE inhibitor memiliki efek samping relatif lebih sedikit dibandingkan

antihipertensi lainnya.

Kemudian golongan Calcium Channel Blocker (CCB) jenis nifedipine

sebesar 11,76%, amlodipine 29,41% dan diltiazem sebesar 23,52%. Hal ini sesuai

dengan JNC VII yang menyatakan bahwa penggunaan CCB tidak menunjukkan

perbedaan outcome yang signifikan dalam terapi hipertensi. JNC VII juga

menyatakan bahwa CCB merupakan obat antihipertensi yang short-acting,

sehingga tidak direkomendasikan dalam penatalaksanaan hipertensi. Penggunaan

CCB pada pasien di Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I dilakukan oleh

dokter berdasarkan pertimbangan kondisi pasien, antara lain pasien mengalami

batuk berkepanjangan ketika mengonsumsi captopril, sehingga dokter

memutuskan untuk menggantinya dengan CCB. Hal-hal ini yang menyebabkan

CCB lebih sedikit digunakan dibandingkan antihipertensi lain seperti diuretik dan

ACE inhibitor lain, seperti yang ditunjukkan pada penelitian ini.

Page 55: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

36

Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa Puskesmas Gondokusuman I

hanya menggunakan 3 golongan obat antihipertensi. Hal ini terkait oleh pola

peresepan dokter yang terbiasa menggunakan ketiga golongan tersebut yang

disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Ruang obat di Puskesmas

Gondokusuman I hanya mengajukan kebutuhan obat secara umum kepada

Gudang Obat Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang pengadaannya dilakukan

setiap bulan. Inilah yang membedakan pemberian obat antihipertensi kepada

pasien di Puskesmas Gondokusuman I dengan di rumah sakit pada umumnya.

2. Penggunaan Kombinasi Obat Antihipertensi

Menurut Chobanian, et al. (2003) pada umumnya pasien hipertensi

membutuhkan terapi 2 atau lebih antihipertensi untuk mencapai tekanan darah

target (<140/90 mm Hg atau 130/80 mm Hg untuk pasien yang disertai penyakit

diabetes atau ginjal kronis). Jenis dan jumlah kombinasi obat antihipertensi yang

digunakan pasien ditunjukkan pada tabel V.

Tabel V. Jenis Dan Jumlah Kombinasi Obat Antihipertensi Yang Digunakan Oleh Pasien Hipertensi Geriatrik

No. Kombinasi Obat Antihipertensi Jumlah Pasien Persentase (%)

Satu jenis 1. Diuretik 2 11,76 2. ACE inhibitor 1 5,88

Total 3 17,64 Dua jenis

1. ACE inhibitor & CCB 5 29,41 2. Diuretik & ACE inhibitor 3 17,65 3. Diuretik & CCB 4 23,53

Total 12 70,59 Tiga jenis

1. Diuretik & ACE inhibitor & CCB 2 11,76 Total keseluruhan 17 100

Page 56: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

37

Dapat dilihat bahwa sebesar 17,64% pasien mendapatkan terapi dengan 1

jenis antihipertensi. Kemudian untuk terapi kombinasi dengan dua golongan obat

antihipertensi sebesar 70,59% dan terapi kombinasi dengan 3 golongan obat

antihipertensi sebesar 11,76%. Chobanian, et al. (2003) juga menyatakan bahwa

jika tekanan darah yang akan diturunkan lebih dari 20/10 mm Hg, maka

disarankan untuk memulai terapi menggunakan 2 jenis kelas terapi antihipertensi,

dan umumnya mengandung 1 antihipertensi diuretik jenis tiazid.

Berdasarkan JNC VII, pasien dengan hipertensi tingkat 2 menggunakan

kombinasi 2 jenis kelas terapi antihipertensi yang salah satu obatnya adalah

diuretik jenis tiazid.

3. Penggunaan Obat Non Antihipertensi

Pemberian obat dari kelas terapi lain digunakan untuk mengatasi penyakit

penyerta maupun komplikasi hipertensi, serta vitamin sebagai terapi suportif.

Berdasarkan obat yang diresepkan dokter kepada para pasien, diketahui terdapat

10 macam kelas terapi obat.

Dari hasil dapat dilihat bahwa penggunaan obat kelas terapi susunan saraf

yaitu golongan analgesik-antipiretik non-narkotik sebesar 88,23%. Penggunaan

analgesik non-narkotik untuk mengobati pusing maupun nyeri pada pasien

hipertensi geriatrik sudah tepat, sebab menurut IONI (2008), obat yang bekerja

sebagai analgesik non-narkotik mempunyai keuntungan yaitu tidak bersifat adiktif

dan tidak menyebabkan toleransi sehingga aman digunakan oleh pasien usia

lanjut. 99,96% pasien menerima vitamin yang berfungsi sebagai terapi suportif

untuk meningkatkan kondisi kesehatan pasien yang berusia lanjut. Penggunaan

Page 57: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

38

obat hormon, antibiotik, antiemetik, antianemik, antiplatelet, antiinfeksi mata,

antiinfeksi topikal, dan antifungi masing-masing hanya diberikan pada 1 pasien

yaitu 5,88%.

Tabel VI. Penggunaan Obat Non Antihipertensi No. Kelas Terapi Jenis Jumlah Persentase

(%); n=17

1 Sistem Neuro-Muskular

ibuprofen 400 mg 8 47 paracetamol 500 mg 6 35 Na diklofenak 50 mg 1 6 meloxicam 7,5 mg 1 6 betahistin 6 mg 1 6 Mecobalamin 500 mcg 1 6 allupurinol 100 mg 2 11 diazepam 2 mg 1 6

2 Hormon dexamethason 0,5 mg 1 6

3 Vitamin

Biosanbe 1 6 vitamin B1 2 11 vitamin B6 3 17 vitamin B12 4 23 Neurovit E 6 35 Becom C 1 6 Pehavral 1 6

4 Sistem Pernafasan

gliserin guaiakolat 100mg

1 6

ambroxol 30 mg 1 6 DMP 15 mg 2 11

5 Metabolisme metformin 500 mg 3 17 glibenklamid 5 mg 2 11

6 Sistem Kardiovaskular & Hematopoetik

Tromboaspilet 80 mg 1 6

7 Antibiotik sulfacetamid 15% 1 6 amoxicillin 500 mg 1 6

8 Alergi & Sistem Imunitas CTM 3 17

9 Sistem pencernaan antasida 4 23 domperidon 10 mg 1 6

10 Dermatologi salicyl talc 1 6 miconazole salep 1 6

Penggunaan antiinflamasi non steroid, mukolitik ekspektoran dan

antihiperurisemia masing-masing sebesar 11,76% atau 2 pasien.

Page 58: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

39

Penggunaan obat kelas terapi saluran cerna sebanyak 4 pasien yaitu

sebesar 23,53%. Penggunaan antivertigo dan antihistamin masing-masing

ditemukan pada 3 pasien atau sebesar 17,65%. Antidiabetik oral ditemukan pada 5

pasien sebesar 29,41% guna mengatasi komplikasi akibat hipertensi kronis yang

diderita pasien.

C. Evaluasi Ketaatan Pasien

Evaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi

geriatrik yang menjalani pengobatan di Puskesmas Gondokusuman I dilakukan

dengan kunjungan kepada masing-masing pasien (home visit). Dari total 17 kasus

yang dievaluasi penggunaan antihipertensinya, ditemukan sebanyak 5 kasus atau

29,41% yang tidak taat (incompliance) dan 12 kasus atau 70,59% yang taat dalam

mengonsumsi obat antihipertensi.

Gambar 4. Evaluasi Ketaatan Pasien

Ketidaktaatan pasien dalam menggunakan obat antihipertensi ditemukan

pada pasien dengan nomor kasus 2, 3, 4, 12, dan 14. Penyebab ketidaktaatan

Page 59: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

40

pasien beranekaragam, mulai dari lupa, pergi keluar kota hingga enggan

mengonsumsi obat apapun karena rasa tidak nyaman di perut yang dirasakan oleh

pasien berusia lanjut yang rata-rata memiliki masalah dengan saluran cernanya

Gambar 5. Rata-rata Tekanan Darah Pasien pada Home Visit

Kasus nomor 2 dan 7 termasuk ke dalam pasien yang mengalami

gangguan saluran cerna, sehingga pasien tersebut tidak taat dalam mengonsumsi

obat antihipertensinya. Akan tetapi, meskipun tidak taat dalam mengonsumsi obat

antihipertensi, tekanan darah pasien ini terjaga dalam kondisi tekanan darah target

yaitu berkisar antara 130/80 mmHg sampai dengan 140/90 mmHg. Hal ini

mungkin disebabkan oleh pola hidup sehat yang diterapkan. Kenaikan tekanan

darah pada pasien ini terjadi akibat mengalami susah tidur.

Gambaran mengenai perkembangan kondisi pasien yang tidak taat diambil

dari pasien nomor kasus 3. Kasus 3 tergolong tidak taat sebab pasien ini terlambat

berobat ke Puskesmas Gondokusuman I selama 3 hari dari yang seharusnya, dan

Page 60: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

41

selama 3 hari tersebut pasien tidak mengonsumsi obat antihipertensinya sehingga

tekanan darahnya meningkat pada saat dilakukan home visit.

0

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4

Tekana

n da

rah (m

mHg)

Minggu

Pemeriksaan Puskesmas

Diastolik

Sistolik

Gambar 6. Rata-rata Tekanan Darah Pasien pada Pemeriksaan

Puskesmas

Berdasarkan rata-rata tekanan darah pasien selama 4 minggu, dapat dilihat

bahwa tekanan darah pasien geriatri stabil. Pengukuran tekanan darah dilakukan

setiap hari keenam setelah pasien berkunjung ke puskesmas. Dari data masing-

masing pasien, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pasien yang taat

dengan yang tidak taat. Rata-rata tekanan darah pasien berada dalam kisaran

tekanan darah on therapy.

Pada nomor kasus 12, pasien tidak taat dalam mengonsumsi

antihipertensinya karena pergi ke luar kota selama 3 hari dan tidak membawa

obat-obatannya. Pasien ini juga tidak berinisiatif untuk membeli obat

antihipertensi sendiri di apotek terdekat. Pada kasus nomor 14 ketidak taatan

Diastolik

Sistolik

Page 61: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

42

pasien disebabkan oleh kondisi lingkungan sekitar pasien yang tidak

mendungkung. Pasien yang sudah berumur sangat lanjut ini (74 tahun) tinggal di

rumah seorang putranya yang sudah berkeluarga dan cucu-cucu yang sudah

remaja. Akibatnya jarang ada yang mengingatkan pasien untuk minum obat

antihipertensi. Pasien tersebut juga menderita komplikasi DM2 dan sedang dalam

terapi. Pasien merasa sudah cukup dalam minum obat dan sugesti yang dirasakan

cukup baik, sehingga hal ini yang menjadi faktor ketidaktaatan pasien ini.

Sebanyak 12 pasien lain taat dalam mengonsumsi obat antihipertensi

dilihat dari sisa obat yang mereka miliki. Meskipun taat dalam menggunakan obat

antihipertensi, namun tekanan darah sebagian besar pasien tetap tinggi, hal ini

disebabkan oleh faktor lain seperti susah tidur, rasa nyeri di bagian tubuh tertentu,

yang menyebabkan efektivitas terapi menurun. Berdasarkan data yang

ditunjukkan pada gambar 5, 6, 7, dan 8, tampak bahwa efektivitas terapi pada

pasien sangat variatif, dan rata-rata tidak tampak perbedaan yang signifikan antara

pasien yang taat dengan pasien yang tidak taat.

Page 62: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian evaluasi pola pengobatan hipertensi pada pasien

geriatri di poli lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta periode Februari –

Maret 2010 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan

(82%), berdasarkan usia terbanyak yaitu 60-69 tahun (53%) dan pasien tanpa

penyakit penyerta (41,18%).

2. Pada profil penggunaan obat antihipertensi oleh pasien, terdapat 3 golongan

antihipertensi yang digunakan. Golongan antihipertensi yang paling banyak

digunakan yaitu golongan diuretik jenis HCT dan ACE inhibitor jenis

captopril, masing-masing sebesar 64,70% yang digunakan oleh 11 pasien.

Untuk pemberian obat hipertensi yang terbanyak adalah kombinasi 2 jenis

antihipertensi (29,41%) yaitu ACE inhibitor dan CCB. Pada profil penggunaan

obat lain selain antihipertensi oleh pasien, terdapat 18 golongan dengan

pemberian terbanyak adalah vitamin (99,96%) kemudian diikuti oleh

analgesik-antipiretik (non narkotik) (88,23%).

3. Evaluasi ketaatan pasien dalam menggunakan obat antihipertensi ditemukan 5

pasien yang tidak taat (29%).

Page 63: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

44

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah:

Memberi dukungan lebih kepada pasien terutama yang sudah berusia lanjut,

serta edukasi mengenai pentingnya ketepatan waktu pasien dalam menggunakan

obat antihipertensi yang diresepkan oleh dokter kepada para pasien lanjut usia.

Selain itu, Puskesmas dapat memberikan dukungan dalam bentuk pengadaan alat

bantu ketaatan, misalnya dengan menyediakan alat penyimpan obat untuk 7 hari,

dengan nama-nama hari yang tertulis pada wadah tersebut. Hal ini dirasa efektif,

karena pengobatan hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang atau long

life, sedangkan Puskesmas hanya dapat memberikan obat per minggu, terkait

dengan pengadaan obat-obatan yang masih diatur dari Dinas Kesehatan pusat.

Memotivasi maupun mengajak pihak Puskesmas bekerja sama untuk

melakukan homevisit pada pasien usia lanjut, sehingga untuk ke depannya

penelitian dapat bersifat prospektif dan berdasarkan pada medical evidence.

Penelitian serupa dapat dilakukan di Puskesmas lain.

Page 64: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

45

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2002, Daftar Tilik Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan

Kefarmasian di Pelayanan Kesehatan Dasar, Departemen Kesehatan RI,

Jakarta

Anonim, 2006, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.189/MENKES/SK/III/2006 Tentang Kebijakan Obat Nasional, 4, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 2007, Pertemuan Ilmiah Nasional Pertama Himpunan Hipertensi

Indonesia, http://dokter-medis.blogspot.com/2009/09/klasifikasi-hipertensi.html diakses tanggal 6 Februari 2010 Anonim, 2008, Pengantar Gerontologi,

http://www.scribd.com/doc/2347194/Pengantar-Gerontologi.html, diakses tanggal 27 Januari 2010

Anindya, 2009, Hipertensi,

http://www.rajawana.com/home-mainmenu-1/32-health/251-hipertensi.pdf, diakses tanggal 27 Januari 2010

Azwar, S., 2009, Metode Penelitian, 88-89, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta Bagget, H., 2004,

http://www.umcwy.org/CHC/Women_Hrt%20Disease.htm Diakses pada tanggal 28 April 2010

Bower, B., 1995, Depression: rates in women, men and stress effects across sexes, http://www.highbeam.com/library/doc0.asp diakses pada tanggal 28 April 2010 Chobanian, A.V., Bakris, G.L, Black, H.R., Cushman, W.C., Green, L.A., Izzo,

J.L., Jones, D.W., Materson, B.J., Oparil, S., Wright, J.T., 2003, The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, 26; 59-64, National Institutes of Health, USA

Cipolle, R.J and Strand, L.M., 2004, Pharmaceutical Care Practice The Clinician’s Guide, Second Edition, 175, McGraw-Hill, New York

Page 65: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

46

Darmojo,B., 2004, Teori Proses Menua: Buku Ajar Geriatri Ilmu Kesehatan Lanjut Usia, Edisi III, 3 – 12, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Departemen Kesehatan, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI),

358-340, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta Dipiro, J.T., 2005, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 6th Edition,

185-186, The McGraw-Hill Companies, USA Goodman & Gilman, 2001, The Pharmacological Basis Of Therapeutics, 10th

Edition, 871, McGraw-Hill Companies, USA Hansson, 1998, Effects of intensive blood-pressure lowering and low-dose aspirin

in patients with hypertension: principal results of the Hypertension Optimal Treatment (HOT) randomized trial, 351: 1755-1762, Lancet, USA

Joint National Committee, 2004, The Seventh Report Of the Joint National

Committee on: Prevention, Detection, Evaluation and Treatmentof High Blood Pressure, 12, 25-32, U.S Department Of Health and Human Services, USA

Kaplan, N.M., 2001, Systemic Hypertension: Mechanism and Diagnosis, in

Brawnwald E., Zipes D.P., Libby P., (Eds), Heart Disease, 6th Edition, 951-953, W.B.Saunders Company, USA

Katzung, B. G., 2001, Basic & Clinical Pharmacology, 8th Edition, 133-143, 265-

278, The McGraw-Hill Companies, USA Melmon & Morrelli, 1992, Clinical Pharmacology: Basic Principles in

Therapeutics, 3rd Edition, 52-54, McGraw-Hill,Inc., USA Massie, M.D., 2004, Systemic Hypertension, in Tierney, L.M., Mc Phee, S.J.,

Papodakis, M.A. (eds), Current Medical Diagnosis And Treatment (CMDT 2004), 43rd Edition, 408-420, Lange Medical Books, McGraw-Hill

McQuaid, K.R., 2004, Alimentary Tract, in Tierney, L.M., Mc Phee, S.J.,

Papodakis, M.A. (eds), Current Medical Diagnosis And Treatment (CMDT 2004), 43rd Edition, 515, Lange Medical Books, McGraw-Hill

Martono, H., 2004, Aspek Fisiologik dan Patologik Akibat Proses Menua, Buku

Ajar Geriatri Ilmu Kesehatan Lanjut, Edisi III, 56-60, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

National Institute for Health and Clinical Excellence, 2006, Hypertension:

Management Of Hypertension In Adults In Primary Care, NICE, London

Page 66: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

47

Neal, M.J., 2002, Medical Pharmacology at a Glance, 4th Edition, 36-37,

Blackwell Science, USA Notoadmojo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi 2, 92, Rineka

Cipta, Jakarta Purwanto, E. A., Sulistyastuti, D. R., 2007, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk

Administrasi Publik Dan Masalah-Masalah Sosial, 49, Penerbit Gava Media, Yogyakarta

Phillip, 2005, Menopause Women and Hypertension, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?itool:abstractplus&db=pub

med&cmd diakses pada tanggal 29 April 2010 Setiawati, A., dan Bustami, Z.S., 1999, Antihipertensi, dalam Farmakologi Dan

Terapi, Edisi IV, 315-342, Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Shetty , H.G., and Woodhouse, K., 2003, Geriatrics, in Walker R., Edwards, C.

(eds), Clinical Pharmacy and Theurapetics, 127-134, Churchill Livingstone, London

Sulistyo & Basuki, 2006, Metode Penelitian, 185-186, Wedatama Widya Sastra,

Jakarta Triwulaningsih, P., 2007, Pengaruh Pelaksanaan Revolving Fund System (RFS)

Obat Di Puskesmas Kota Balikpapan Terhadap Seleksi Dan Penggunaan Obat, A-12, Tesis Program Studi S2 IKM, UGM, Yogyakarta

Walker, Roger, Edwards, Clive, 2003, Clinical Pharmacy & Theurapetics, 3rd

Edition, 155-175, Churcill Livingstone, USA Wijono, D., 1997, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Vol.1, P-35,

Airlangga Press, Surabaya

Page 67: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

48

Tabel VII. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 1 No. RM 01.02.00999 Subyektif Ny. AP,perempuan,62 tahun. Riwayat: pada kunjungan tanggal 18 September 2006 terdiagnosa angina pectoris dengan tekanan darah 170/100 mm Hg. Anamnesis: kepala senut-senut, seluruh badan keju, tekanan darah: 140/90 mm Hg. Diagnosa:HT, Hiperurisemia, Fatigue. Obyektif Home visit

Parameter 19/02/2010 26/02/2010 05/03/2010 12/03/2010 Sisa obat 0 0 0 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 13

Feb 20

Feb 27 Feb

06 Mar

captopril 25mg 2x1 (XV) √ √ - √ diltiazem 3x1 (XX) √ √ √ √ allupurinol 2x1 (X) √ √ √ √ paracetamol 2x1 s.p.r √ √ √ - antasida 3x1 a.c - √ - √ CTM 2x1 (VI) - - √ - salep antifungi 2x u.e - - - √

Penilaian Pasien ini mengonsumsi 2 kombinasi obat antihipertensi dengan frekuensi penggunaan yang berbeda, namun pasien sangat taat karena pasien sudah menggunakan obat antihipertensi selama lebih dari 5 tahun.

Rekomendasi Pasien sempat mengalami batuk sehingga penggunaan captopril pada minggu ketiga sempat dihentikan, sebaiknya dokter meresepkan obat dari golongan lain untuk dikombinasikan dengan diltiazem.

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 68: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

49

Tabel VIII. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 2 No. RM 02.02.01382 Subyektif Ny. W,perempuan,75 tahun. Riwayat: mulai berobat di Puskesmas GK I sejak 29 Januari 2009 dan baru terdiagnosis hipertensi pada kunjungan tanggal 7 Juli 2009 dengan tekanan darah 180/100 mm Hg. Anamnesis: mual+muntah, tekanan darah: 140/90 mm Hg. Diagnosa: HT on Therapy; DM2

Obyektif Home visit

Parameter 07/02/2010 14/03/2010 21/03/2010 28/03/2010 Sisa obat 0 0 4 2

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 01

Mar 08

Mar 15

Mar 22

Mar metformin 2x1 XV √ √ √ √ captopril 12,5mg 2x1 XV √ √ - √ captopril 25mg 2x1 XV - - √ - ibuprofen 400mg 2x1 VI √ √ - - paracetamol 2x1 X - - √ √ Vit.B12 2x1 X √ √ - - Vit.B6 2x1 X - √ √ - antasida 3x1 X - - √ √ betahistin 2x1 s.p.r VI - - - √

Penilaian Pasien ini memiliki potensi DTP karena ketidaktaatan dalam mengonsumsi obat antihipertensi. Pasien menjadi tidak taat karena memiliki penyakit dispepsia yang menyebabkan rasa mual serta tidak nyaman di perut, sehingga mempengaruhi pasien dalam mengonsumsi obat antihipertensi. Rekomendasi Noncompliance dari pasien ini disebabkan oleh rasa tidak nyaman di perut akibat penyakit dispepsia, sebaiknya dokter juga fokus pada terapi guna mengobati dispepsia ini dengan melanjutkan pemberian antasida.

0

50

100

150

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0

50

100

150

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 69: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

50

Tabel XIX. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 3 No. RM 01.03.00094 Subyektif Bp. AW,laki-laki,77 tahun. Riwayat: mulai berobat di Puskesmas GK I sejak 17 Juli 2006 dan terdiagnosis hipertensi pada kunjungan tanggal 25 September 2006 dengan tekanan darah 150/80 mm Hg. Anamnesis: leher dan kaki keju, tekanan darah 140/80 mm Hg. Diagnosis: HT on Therapy, Myalgia Obyektif Home visit

Parameter 23/02/2010 08/03/2010 15/03/2010 22/03/2010 Sisa obat 0 0 0 9

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 17

Febr02

Mar 09

Mar 19* Mar

HCT 1-0-0 (VII) √ √ √ √ captopril 12,5mg 2x1 (XV) √ - √ √ captopril 25mg 2x1 (XV) - - - √ ibuprofen 400mg 2x1 (VI) p.c √ √ - - Na Diclofenac 2x1 (VI) - - √ √ Neurovit E 1x1 (III) √ √ √ √ antasida 3x1 (X) - √ - √ talk salisil s.u.c - - √ -

Penilaian Pasien ini berpotensi DTP noncompliance sebab terlambat berobat ke Puskesmas GK I selama 3 hari, sehingga selama 3 hari tersebut pasien ini tidak mengonsumsi obat antihipertensi kombinasinya (HCT 3 + captopril 6).

Rekomendasi Karena pasien ini termasuk salah satu pasien yang rutin berobat, sebaiknya ada inisiatif dari tim Poli Lansia Puskesmas GK I untuk mengingatkan pasien melalui telpon apabila homevisit tidak mungkin dilakukan.

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0

50

100

150

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 70: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

51

Tabel X. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 4 No. RM 01.01.05134 Subyektif Ny. T,perempuan,64 tahun. Riwayat: terdiagnosis hipertensi pertama kali pada kunjungan tgl.11 Agustus 2009 dengan tekanan darah 180/90 mm Hg . Anamnesis: terapi kombinasi Captopril 12,5mg 1-0-0 + HCT namun terjadi batuk berdahak, sehingga terapi diganti Captopril dengan Nifedipine, tekanan darah 140/90 mm Hg. Diagnosis: HT stage I Obyektif Home visit

Parameter 04/03/2010 11/03/2010 18/03/2010 25/03/2010 Sisa obat 0 0 0 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 25

Febr05

Mar 12

Mar 19

Mar HCT 1-0-0 (VII) √ √ √ √ nifedipine 2x1 (XV) √ √ √ √ pehavral 1x1 (X) - √ - - Vit.B6 2x1 (X) - - √ √

Penilaian Pasien ini taat dalam mengonsumsi obat antihipertensi kombinasi yang diperolehnya. Meskipun sudah taat mengonsumsi obat antihipertensi, namun pasien sering mengalami susah tidur, sehingga tekanan darahnya fluktuatif. Rekomendasi Sebaiknya pada saat berkonsultasi dengan dokter, dokter juga member edukasi tentang pentingnya waktu istirahat dalam pengelolaan hipertensi.

020406080

100120140160

1 2 3 4

sistolik

diastolik

020406080

100120140160

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 71: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

52

Tabel XI. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 5 No. RM 01.03.00042 Subyektif Ny. WW,perempuan,76 tahun. Riwayat: terdiagnosis hipertensi pada kunjungan tanggal 4 September 2006 dengan tekanan darah 180/90 mm Hg. Anamnesis: badan terasa dingin, tekanan darah: 155/90 mm Hg. Diagnosis: HT st.II

Obyektif Home visit

Parameter 21/02/2010 28/02/2010 07/03/2010 14/03/2010 Sisa obat 0 0 0 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 15

Febr22

Febr 01

Mar 08

Mar HCT 1-0-0 (VII) √ √ √ √ nifedipine 2x1 (XV) √ √ √ √ CTM 2x1 (VI) √ √ √ √ PK no.I s.u.c √ √ - - paracetamol 2x1 s.p.r √ √ √ √ biosanbe 1x1 (III) - - - √

Penilaian Pasien ini sangat taat dalam mengonsumsi obat antihipertensi kombinasi yang diresepkan padanya. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh jangka waktu pasien dalam mengonsumsi obat yang sudah lama. Rekomendasi Melanjutkan pemantauan rutin tekanan darah pasien supaya terhindar dari penyakit komplikasi akibat hipertensi.

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 72: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

53

Tabel XII. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 6 No. RM 01.01.00671 Subyektif Ny. W,perempuan,60 tahun. Riwayat: kunjungan pertama kali tanggal 22 Agustus 2006 dengan diagnosis hipotiroid, terdiagnosa hipertensi pada kunjungan tanggal 15 Maret 2008 dengan tekanan darah 190/90 mm Hg. Anamnesis: kepala pusing, nggeliyer, sering deg-degan, mudah merasa sesak, tekanan darah 170/100 mm Hg. Diagnosis: HT stage II

Obyektif Home visit

Parameter 21/02/2010 28/02/2010 07/03/2010 14/03/2010 Sisa obat 0 0 0 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 15

Febr22

Febr 01

Mar 08

Mar HCT 1-0-0 VII √ √ √ √ captopril 25mg 2x1 XV √ √ √ √ diltiazem 3x1 XX √ - - √ paracetamol 2x1 VI √ - - - sulfacetamid TM 3xgtt I - √ - - ibuprofen 400mg 2x1 VI - - - √ domperidon 3x1 X - - √ - betahistin 2x1 VI - - √ - Neurovit E 1x1 III - - √ √

Penilaian Pasien sudah taat dalam mengonsumsi obat antihipertensi kombinasinya. Meskipun sudah taat dalam penggunaan obat, namun tekanan darah pasien ini masih tetap tinggi yang menyebabkan pasien sempat mengalami vertigo. Hal ini dikarenakan pasien kurang beristirahat akibat rasa pusing dan mual yang dirasakannya. Pasien ini juga baru saja menjalani operasi katarak pada mata kirinya. Dokter meresepkan kombinasi 3 antihipertensi sebab tekanan darah pasien kerap kali berada diatas 160/90 mmHg, sehingga pada saat home visit dilakukan, tekanan darah pasien merupakan tekanan darah on therapy. Rekomendasi Sebaiknya tekanan darah pasien tetap dipantau, serta diberi edukasi mengenai gaya hidup sehat guna menghindarkan terjadinya penyakit penyerta seperti konjungtivitis yang sempat dialami oleh pasien ini.

0

100

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0100200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 73: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

54

Tabel XIII. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 7 No. RM 05.03.03035 Subyektif Ny. M,perempuan,73 tahun. Riwayat : terdiagnosa hipertensi pada kunjungan tanggal 23 September 2006 dengan tekanan darah 170/100 mm Hg. Anamnesis: perut perih dan mulas, tekanan darah 130/80 mm Hg. Diagnosis: HT stage II, dispepsia Obyektif Home visit

Parameter 07/03 15/03 22/03 29/03 Sisa obat 0 4 0 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 01

Mar 08

Mar 16

Mar 23

Mar amlodipine 1x1 VII √ √ √ √ captopril 25mg 2x1 XV √ √ √ √ antasida 3x1 X √ √ √ √ talk salisil s.u.c I - √ - -

Penilaian Pasien tidak taat karena sempat melewatkan 1x konsumsi captopril, hal ini disebabkan karena pasien mengalami dispepsia selama masa homevisit 4 minggu tersebut. Rasa perih pada perut terutama di malam hari yang dirasakan pasien membuatnya terkadang enggan untuk mengonsumsi apapun, termasuk obat antihipertensi.

Rekomendasi Dokter sebaiknya juga fokus pada penyembuhan dispepsia yang diderita pasien ini, supaya dapat meningkatkan ketaatan pasien dalam menggunakan obat. Selain memberikan antasida, dokter dapat mengkombinasikan dengan obat golongan lain untuk mengurangi rasa tidak nyaman, misalkan dengan menambahkan antagonis H2 dalam terapi.

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 74: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

55

Tabel XIV. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 8 No. RM 01.02.00306 Subyektif Ny. S,perempuan,63 tahun. Riwayat: terdiagnosis HT pada kunjungan tanggal 25 September 2009 dengan tekanan darah 150/90 mmHg. Anamnesis: boyok kemeng, nyeri untuk duduk,kesemutan di ujung jari tangan, tekanan darah 150/100 mm Hg. Diagnosis: DM 2, HT, myalgia Obyektif

Parameter 05/03 12/03 19/03 26/03 Sisa obat 0 0 0 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 27

Febr6

Mar 13

Mar 20

Marglibenklamid ½ -0-0 V √ √ - √ metformin 2x1 XV p.c - - √ - captopril 25 mg 2x1 XV √ √ √ √ diltiazem 3x1 XX √ - √ √ ibuprofen 400 mg 2x1 XI √ √ - - Neurovit E 1x1 III √ √ - - Vit.B12 2x1 X - - - √ dextrometorphan 3x1 X - - √ - CTM 2x1 VI - - √ -

Penilaian Pasien ini taat dalam mengonsumsi obat antihipertensi kombinasi, namun tekanan darah pasien ini tetap tinggi sebab menderita komplikasi DM2. Rekomendasi Sebaiknya tetap dilakukan pemantauan terhadap kadar gula darah pasien serta pengontrolan tekanan darah pasien yang terlampau tinggi untuk pasien dengan komplikasi DM2. Pemeriksaan kadar gula darah sebaiknya dilakukan secara berkala (setiap bulan).

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 75: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

56

Tabel XV. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 9 No. RM 01.05.00178 Subyektif Bp.BW,laki-laki,68 tahun. Riwayat:berobat di Puskesmas GK I sejak 19/07/06 dengan diagnosis bronchitis, terdiagnosa HT pada kunjungan tanggal 18 Maret 2008 dengan tekanan darah 150/90 mm Hg. Anamnesis: kaki kemeng & kesemutan, tekanan darah 150/90 mm Hg. Diagnosis: HT, arthralgia Obyektif

Parameter 17/03 24/03 31/03 07/04 Sisa obat 0 0 0 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 11

Mar18

Mar 25

Mar 01

Apr HCT 1-0-0 VII √ √ √ √ ibuprofen 400mg 2x1 VI √ √ √ √ Neurovit E 1x1 III √ √ - - DMP 3x1 X - - √ - amoxicillin 3x1 X - - - √ ambroxol 3x1 X - - - √ dexamethason 2x1 VI - - - √ Becom.C 1x1 III - - √ -

Penilaian Pasien taat dan juga tekanan darah pasien ini cukup terkendali. Karena itu pasien hanya menggunakan diuretik golongan tiazid untuk mengelola tekanan darahnya. Namun penyakit penyerta seperti athralgia/myalgia kerap muncul. Rekomendasi Tekanan darah pasien sebaiknya tetap dipantau dengan baik serta diberi anjuran untuk menjalani gaya hidup bersih dan sehat.

0

50

100

150

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 76: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

57

Tabel XVI. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 10 No. RM 01.01.01477 Subyektif Ny.T,perempuan,75 tahun. Riwayat: berobat di Puskesmas GK I sejak 17 November 2006, pertama kali terdiagnosa HT pada kunjungan tanggal 13 Mei 2009 dengan tekanan darah 150/90 mm Hg. Anamnesis: meriang, nafsu makan turun, katarak mata kiri, tekanan darah 140/80 mm Hg. Diagnosis: HT on Therapy Obyektif Home visit

Parameter 02/03 09/03 16/03 23/03 Sisa obat 0 0 0 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 24

Febr 03

Mar 10

Mar 17

MarHCT 1-0-0 VII √ √ √ √ paracetamol 2x1 VI √ √ √ √ sulfacetamid TM 3xgtt I √ √ √ √ Vit.B6 2x1 X √ √ √ √

Penilaian Tidak berpotensi DTP karena sudah taat dalam mengonsumsi obat antihipertensi. Rekomendasi Tetap dilakukan pemantauan tekanan darah dan juga pemeriksaan rutin terhadap mata sebelah kiri yang terkena katarak.

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

020406080100120140160

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 77: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

58

Tabel XVII. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 11 No. RM 01.02.00081 Subyektif Bp.JS,laki-laki,64 tahun. Riwayat: tercatat di rekam medis pada tanggal 15 Juli 2006 untuk control tensi dengan tekanan darah 140/80 mm Hg,kemudian terkena stroke pada 12 Agustus 2008 dan dirujuk di RS DPT. Anamnesis: post stroke, fisioterapi di Bethesda,tekanan darah 180/110 mm Hg. Diagnosis: HT stage II Obyektif Home visit

Parameter 10/03 17/03 24/03 31/03 Sisa obat 0 0 0 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 04

Mar11

Mar 18

Mar 25

Mar amlodipin 1x1 VII √ √ √ √ captopril 25 mg 3x1 XX √ √ √ √ tromboaspilet 1x1 VII √ √ √ √ allupurinol 2x1 X √ √ √ √

Penilaian Pasien tidak berpotensi DTP karena sudah taat dalam mengonsumsi obat antihipertensi kombinasi yang diperolehnya. Pasien taat karena selalu didampingi dalam menjalani aktivitas harian.

Rekomendasi Tetap dilakukan pemantauan tekanan darah dan juga kadar gula darah pasien, serta memotivasi pasien untuk lebih banyak melakukan olah tubuh sesuai dengan kemampuan pasien.

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 78: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

59

Tabel XVIII. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 12 No. RM 01.01.02937 Subyektif Ny.P,perempuan,62 tahun. Riwayat: - Anamnesis: nyeri kalo untuk jalan dan boyoknya, tekanan darah 150/90 mm Hg. Diagnosis: HT Obyektif

Parameter 07/03 14/03 21/03 28/03 Sisa obat 0 0 8 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 01

Mar08

Mar 15

Mar 22

Mar HCT 1-0-0 VII √ √ √ √ captopril 25mg 2x1 XV √ √ - √ captopril 12,5 mg 2x1 XV - - √ - amlodipin 1x1 VII - √ - - meloxicam 75 mg 2x1 VII - √ √ √ Neurovit.E 1x1 III & V(15&22 Mar) √ √ √ √

Penilaian Pasien berpotensi DTP sebab tidak taat dalam mengonsumsi obat antihipertensi kombinasi yang diperolehnya. Hal ini disebabkan karena pasien pergi keluar kota selama 3 hari dan lupa membawa obat-obatan.

Rekomendasi Tetap dilakukan pemantauan tekanan darah dan diberi edukasi mengenai pentingnya ketepatan waktu dalam penggunaan obat antihipertensi. Selain itu, pasien bisa meminta bantuan kerabat terdekat untuk memperoleh obat antihipertensi di apotek terdekat apabila lupa membawa obat pada saat tidak berada di rumah.

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 79: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

60

Tabel XIX. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 13 No. RM 04.01.01721 Subyektif Ny.S,perempuan,64 tahun. riwayat:sejak 27 Juni 2008 berkunjung ke Puskesmas GK I untuk kontrol tensi dengan tekanan darah pada waktu itu 160/90 mm Hg. Anamnesis: meriang sejak 2 hari yang lalu, tekanan darah 140/90 mm Hg. Diagnosis: HT on Therapy, common cold Obyektif Home visit

Parameter 03/03 10/03 17/03 24/03 Sisa obat 0 0 0 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 25

Febr04

Mar 11

Mar 18

Marcaptopril 12,5 mg 2x1 XV √ - - - captopril 25mg 2x1 XV - √ √ √ HCT 1-0-0 VII √ √ √ √ dextrometorphan 3x1 X √ - - - paracetamol 2x1 VI - √ - - ibuprofen 400 mg 2x1 VI - - √ √ diazepam 2x1 VI - - √ √

Penilaian Ditinjau dari sisa obat dan frekuensi penggunaan, pasien relatif taat dalam menggunakan kedua obat antihipertensinya, sehingga tidak ditemukan potensi DTP akibat noncompliance.

Rekomendasi Tekanan darah pasien tetap tinggi akibat mengalami demam sehingga kesulitan tidur, meskipun sudah taat dalam mengonsumsi obat, tekanan darah tetap harus dipantau.

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 80: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

61

Tabel XX. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 14 No. RM 01.02.00164 Subyektif Ny.P, perempuan, 74 tahun. Riwayat: tekanan darah pernah mencapai 180/120 mm Hg, kemudian sempat menjalani terapi Nifedipine sub-lingual sehingga tekanan darah menjadi 160/100 mm Hg. Anamnesis: leher tegang, tekanan darah 160/110 mm Hg. Diagnosis: HT stage II, DM2 Obyektif Home visit

Parameter 08/03 15/03 22/03 29/03 Sisa obat 0 6 0 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 02

Mar09

Mar 16

Mar 23

Mar amlodipin 1x1 VII √ √ √ √ glibenclamid ½-0-0 V √ √ √ √ captopril 25 mg 2x1 XV a.c √ √ - √ metformin 2x1 XX √ √ √ √ Neurovit.E 1x1 V - √ √ -

Penilaian Pasien berpotensi mengalami DTP sebab selama 6 hari hanya mengonsumsi captopril 1x sehari, sehingga pada minggu ketiga tidak diberi resep captopril karena masih melanjutkan obat yang tersisa. Rekomendasi Tekanan darah pasien sangat tinggi sebab mengalami komplikasi DM2, selain itu, gula darah pasien juga harus selalu dipantau. Pasien juga sebaiknya disarankan untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/olah raga sesuai dengan kemampuan pasien sendiri.

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 81: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

62

Tabel XXI. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 15 No. RM 01.03.03034 Subyektif Ny.SP, perempuan,65 tahun. Riwayat: terdiagnosa HT sejak kunjungan 13 Juli 2006 dengan tekanan darah 160/90 mm Hg. Anamnesis: pusing, kemeng di pundak, tekanan darah 150/90 mm Hg. Diagnosis: HT stage I, frozen shoulder Obyektif Home visit

Parameter 14/03 21/03 28/03 04/04 Sisa obat 0 0 0 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 08

Mar15

Mar 22

Mar 29

Mar amlodipin 1x1 VII √ √ √ √ HCT 1-0-0 VII - √ - √ ibuprofen 400 mg 2x1 VI √ √ √ √ Vit.B12 2x1 VI √ √ √ √ dexamethason 2x1 X √ - √ - GG 3x1 X √ - - - betahistin 2x1 VI s.p.r √ √ √ √

Penilaian Pasien tidak berpotensi DTP karena taat dalam mengonsumsi obat antihipertensi kombinasinya. Namun tekanan darah tetap tinggi, sebab sering mengalami susah tidur, sehingga dokter sempat meresepkan diazepam 2 mg untuk mengatasinya.

Rekomendasi Tetap pantau tekanan darah pasien dan bila memungkinkan, lakukan konseling terhadap pasien ini untuk mengobati penyakit susah tidur yang diderita pasien ini.

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 82: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

63

Tabel XXII. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 16 No. RM 02.01.00874 Subyektif Ny.WSU, perempuan, 75 tahun. Riwayat: sejak kunjungan tanggal 16 September 2007 kontrol HT dengan tekanan darah 180/95 mm Hg. Anamnesis: kurang tidur, tekanan darah 150/90 mm Hg. Diagnosis: HT Obyektif Home visit

Parameter 23/03 30/03 06/04 13/04 Sisa obat 0 0 0 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 17

Mar24

Mar 31

Mar 07

Apr HCT 1-0-0 VII √ √ √ √ captopril 25 mg 2x1 XV a.c √ √ √ √ Vit.B 2x1 X √ √ √ √ Vit.B12 2x1 VI - - - √

Penilaian Pasien tidak berpotensi DTP karena sudah taat dalam menggunakan obat antihipertensi kombinasi. Tekanan darah yang tetap tinggi pada pasien ini dikarenakan kurang tidur. Rekomendasi Kurang/susah tidur kerap dialami oleh pasien yang berusia lanjut, sehingga pasien sebaiknya dimotivasi untuk menjalani hidup sehat dengan pola makan teratur dan beraktivitas sesuai kemampuan.

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0

50

100

150

200

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 83: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

64

Tabel XXIII. Evaluasi Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Geriatri Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010

Pasien 17 No. RM 01.01.00477 Subyektif Ny.RK, perempuan, 77 tahun. Riwayat: sejak kunjungan 20 September 2006 sudah kontrol HT dengan terapi kombinasi Captopril+HCT, kemudian pada kunjungan tanggal 30 April 2008 obat diganti karena pasien mengalami batuk. Anamnesis: nyeri pada telapak kaki, tekanan darah 130/80 mm Hg. Diagnosis: HT on Therapy, fascitis plantaris

Obyektif Home visit

Parameter 11/03 18/03 25/03 01/04 Sisa obat 0 0 0 0

Pemeriksaan Puskesmas

Penatalaksanaan

Nama obat Tanggal Periksa (2010) 05

Mar12

Mar 19

Mar 26

Mar HCT 1-0-0 VII √ √ √ √ diltiazem 3x1 XX √ √ √ √ ibuprofen 400 mg 2x1 VI √ √ √ √ Biosanbe 1x1 V √ √ √ - Vit.B1 1x1 III - - √ √ mecobalamin 1x1 V - - - √

Penilaian Meskipun sudah berusia sangat lanjut, pasien ini tidak berpotensi DTP karena taat dalam mengonsumsi obat antihipertensi kombinasinya. Rekomendasi Tetap dilakukan pemantauan terhadap tekanan darah pasien.

0

50

100

150

1 2 3 4

sistolik

diastolik

0

50

100

150

1 2 3 4

sistolik

diastolik

Page 84: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

65

Tabel XXIV. Pedoman Dasar Penatalaksanaan Hipertensi Dengan Penyakit Penyerta Berat Menurut JNC VII

Page 85: EVALUASI POLA PENGOBATAN DAN KETAATAN DENGAN … · SPJ. Susilo, S.Sos., yang telah ... Desember 2008. Dukungan, banyak bantuan, perhatian, ... KKN Alternatif XXXII Kelurahan Bener

BIOGRAFI PENULIS

C.A.Rosita Indah Aprianti merupakan anak pertama dari

pasangan R.Mukasi dan Yohana S. (alm.), lahir di Curup

pada tanggal 8 April 1988. Menempuh pendidikan awal di

Taman Kanak-kanak Pertiwi pada tahun 1993-1994.

Melanjutkan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Xaverius

20 Curup pada tahun 1994-2000. Kemudian melanjutkan

pendidikan menengah di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada tahun 2000-2003. Tahun

2003-2006 melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 8

Yogyakarta. Pendidikan tinggi ditempuh di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta pada tahun 2006 dan menyelesaikan studi pada tahun 2010.

Selama aktif sebagai mahasiswa, penulis berpartisipasi aktif dalam

beberapa organisasi dan kepanitiaan di kampus antara lain: Koordinator Humas

BEMF Farmasi USD periode 2007-2008, Student Exchange Officer (SEO) 2007-

2009, official delegate Farmasi USD untuk IPSF Congress di Taipei, Taiwan pada

tahun 2007 dan di Bali pada tahun 2009, official delegate Farmasi USD untuk

APPS di Penang, Malaysia 2009, panitia inisiasi Fakultas Farmasi USD pada

tahun 2008, sebagai juara I Patient Counseling Event (PCE) untuk level beginner

tingkat nasional di ITB, Bandung pada tahun 2009, dan official delegate Farmasi

USD dan ISMAFARSI untuk IPSF Congress di Ljubljana, Slovenia pada tahun

2010, dan lain-lain.