evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid ... · i evaluasi penggunaan antibiotika...

48
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Serlina Patattan NIM : 128114006 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: lydien

Post on 21-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA

MARIS MAKASSAR PADA TAHUN 2016

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Serlina Patattan

NIM : 128114006

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

i

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA

MARIS MAKASSAR PADA TAHUN 2016

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Serlina Patattan

NIM : 128114006

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

Persetujuan Pembimbing

EVALI-TASI PENGGLTNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIENDEIV1AM TIFOID RAWAT INAP RUMATT SAKIT STELLA

I\,{ARIS MAKASSAR PADA TAHUN 2016

Skripsi yang diaj ukan oleh :

Serlina Patattan

NIM:128114006

Telah disetujr,ri oleh

Pcmbimbing Lltama

o ^l ^,ti ll't Yll ,

[\[NiHgI iY'llIlv

Iv{aria Wisnu Jono*oti, M.Si., Apt. tanggal 28 September 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

Pengesahan Skripsi Berjudul

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAMTIFOID RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR

PADA TAHTJN2016

Oleh:

Serlina Patattan

NIM:128114006

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji SkripsiFakultas Farmasi

Universitas Sanata DharmaPada tanggal: 31 Oktober 2017

Mengetahuiakultas Farmasi

Sanata Dharma

(Aris Widayati, M.Si., Ph.D, Apt.)

Panitia Penguji

L Dr. Rita Suhadi. M.Si.. Apt.

2. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.

3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt

ltl

f'f'' # -4

g- /-tYr\? 4-=A:\",,^" | ..\ !.i?'.i,^'rli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

iv

Halaman Persembahan

Tuhan ubalah diriku sendiri menjadi diri-Mu sendiri agar aku boleh hidup di

dalam Dikau dan untuk Dikau saja

Dan semoga melaksanakan kehendak-Mu yang suci menjadi satu-satunya

kebahagiaanku di dunia ini

(Doa Pater Mathias Wolff, SJ. Pendidri Konggregasi JMJ)

Segala perkara dapat kutanggung dalam DIA yang memberikan kekuatan

kepadaku ( Filipi 4:13)

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

-Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

-Konggregasi Jesus Maria Joseph (JMJ)

-Para Suster JMJ Provinsi Jakarta

-Orang tua, keluarga dan Teman-teman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUruANPUBLIKASI KARYA ILMIAH LINTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Serlina Patattan

Nomor Mahasiswa : 1281 14006

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM

TIFOID RAWAT INPA DI RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR

PADA TAHTIN 2016

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam benhrk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

dat4 mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan Akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 3 1 Oklober 2017

Yang menyatakan

-.,lfit -r' A''llll A t1 ^ /, I

V+WJ(Serlina Fatattan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

PERNYATAU{NI KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa skripsi ini yang

berjudul "Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Demam Tifoid Rawat

Inap di Rumah Sakit Stella Maris Makassar pada tahun 2016", tidak memuat

karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan

dan daftar pustak4 sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Yogyakart4 31 Oktober 2017

VI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan

Bunda Maria atas segala Rahmat cinta kasih, penyertaan dan pertolonganNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Penulisan skripsi ini

berjudul EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN

DEMAM TIFOID RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT STELLA MARIS

MAKASSAR TAHUN 2016.

Penulis sungguh menyadari bahwa keberhasilan dalam penulisan skripsi

ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak,

sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Dengan tulus dan rendah hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkatNya yang luar biasa

sehingga penulis diberikan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. Selaku dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma dan sekaligus sebagai dosen penguji atas kritik

dan saran yang membangusn selama penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. Selaku Ketua Jurusan Program Studi

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. Selaku dosen pembimbing yang

dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, dukungan, waktu, saran

selama proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan

baik.

5. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. sebagai dosen penguji atas kritik dan saran

yang membangun selama penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh dosen di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

yang telah mendidik, mengarahkan dan menuntun penulis selama masa studi

dan berproses dalam bersama dalam mendalami ilmu kefarmasian.

7. Seluruh civitas akademik Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu penulis selama kuliah di Fakultas Farmasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

8.

9.

10.

11.

Direktur Rumah Sakit Stella Maris Makassar dr. Thomas Soharto, M. Kes

yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

Pimpinan Konggregasi JMJ, Para Suster JMJ Provinsi Jakarta, dan semua

rekan Suster Komunitas Trimargo Yogyakarta yang telah mendukung dan

mendoakan penulis sehingga semuanya dapat berjalan dengan baik.

Teman-teman FKK A 2012 yang telah memberikan dukungan serta semua

pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Orang tuaku tercinta Bapak Andreas Sampe dan Ibu Mariana Sonda serta

adik-adikku yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, dorongan dan

doa.

Penulis menyadari dengan kerendahan hati bahwa dalam penulisan skripsi

ini masih jauh dari sempum4 oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi semua pihak. Semoga Tuhan Memberkati.

ogyakarta, 31 Oktober 2017

--Kww'UPenulis

v l

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

ix

DAFTAR ISI

.

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMANPERSEMBAHAN ........................................................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi

PRAKATA ........................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

ABSTRAK ........................................................................................................ xiii

ABSTRACT ...................................................................................................... xiv

PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

METODE PENELITIAN ................................................................................... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 6

KESIMPULAN .................................................................................................. 15

SARAN .............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 17

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 19

BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik pasien demam tifoid di Instalasi rawat inap Rumah Sakit Stella Maris Makassar pada tahun 2016................................................. 7

Tabel 2. Golongan dan jenis antibiotika yang diresepkan pada pasien demam tifoid di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Stella

Maris Makassar pada tahun 2016 ........................................................................... 8

Tabel 3. Distribusi aturan penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit Stella Maris Makassar pada tahun 2016 ................................................................................................................ 9

Tabel 4. Distribusi lama penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit Stella Maris Makassar pada tahun 2016 .............................................................................................................. 10

Tabel 5. Nilai DDD/100 patient-days untuk masing-masing antibiotika dan golongannya beserta kode ATC dan standar DDD WHO .............................................................................................................. 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perbandingan jumlah rute pemakaian antibiotika pada pasien demam tifoid rawat inap di Rumah Sakit Stella Maris Makassar pada tahun 2016 .................................................................................................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Nilai DDD yang terdapat dalam ATC ............................................. 19

Lampiran 2. Lembar/ Forrm data dasar pasien .................................................... 20

Lampiran 3. Lembar/Form penggunaan antibiotika ............................................ 20

Lampiran 4. Uraian lengkap data lama rawat inap pasien demam tifoid rawat inap di Rumah Sakit Stella Maris Makassar pada tahun 2016 ............... 22

Lampiran 5. Regimen dosis harian penggunaan antibiotika pasien demam tifoid dan perhitungan nilai Defined Dayli Dose (DDD) /100 pateint-days .......................................................................................................... 23

Lampiran 6. Surat Keterangan telah menyelesaikan penelitian di Rumah Sakit Stella Maris Makassar ..................................................................... 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

xiii

ABSTRAK

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Salmonella typhi. Hingga saat ini demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan

di negara-negara tropis termasuk Indonesia. Antibiotik merupakan obat utama

yang digunakan untuk mengobati penyakit ini, penggunaan antibiotik yang tidak

tepat dapat menyebabkan obat tidak efektif dan merugikan pasien. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui gambaran dan mengevaluasi penggunaan antibiotika

pada pasien demam tifoid di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Stella Maris

Makassar tahun 2016. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental

dengan pengumpulan data secara retrospektif dan dianalisis secara deskriptif.

Pengambilan data secara puposive sampling dan didapatkan data sebanyak 120

kasus. Evaluasi dilakukan dengan cara menggunakan metode ATC/DDD sesuai

dengan ketentuan WHO 2015. Jenis antibiotika yang digunakan adalah

klorampenikol, sefadroksil, seftriakson, amoksisilin, thiampenikol, sefiksim,

sefoperason, sefotaksim, seftizoksim, meropenem, azitromisin, siprofloksasin dan

levofloksasin. Hasil evaluasi penggunaan antibiotika yang paling banyak

digunakan untuk terapi demam tifoid di Rumah Sakit Stella Maris Makassar tahun

2016 adalah golongan sefalosporin generasi ketiga yaitu seftriakson karena

seftriakson merupakan standar terapi untuk demam tifoid di Rumah Sakit

tersebut.

Kata kunci : Antibiotik, Demam Tifoid, Metode DDD, RS. Stella Maris Makssar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

xiv

ABSTRACT

Typhoid fever is an infection disease caused by the bacteria Salmonella

Typhi. Until now typhoid fever remains a health problem in tropical countries

including Indonesia. Antibiotics are the main drugs used to treat this disease, an

inappropriate use of antibiotics cause the drug to be ineffective and detrimental to

the the patients. This study aims to the describe and to evaluate the use of

antibiotics in patients with typhoid fever at the inpatient installation of Stella

Maris Hospital in 2016. This is a non-experimental research with retrospective

data collection and analysed descriptively. The data were collected by purposive

sampling, the data obtained as many as 120 cases. The evaluation was done by

using the method of ATC/DDD based on the provision from WHO. The

antibiotics used are chloramphenicol, cefadroxil, ceftriaxone, amoxillin,

thiamphenicol, cefixime, cefoperazone, sefotaxime, ceftizoxime, meropenem,

azithromycin, ciprofloxacin and levofloxacin. The result of the most widely used

of antibiotics for the treatment of typhoid fever in Stella Maris Hospital was the

third generation of ceftriaxone. It is because ceftriaxone is the standard therapy for

typhoid fever in the Hospital.

Keywords: Antibiotics, Typhoid Fever, DDD Method, Stella Maris Hospital

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

1

PENDAHULUAN

Demam tifoid merupakan suatu penyakit yang menyerang saluran

pencernaan dan disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid masih

banyak dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang, terutama yang

terletak di daerah tropis dan subtropis (Widodo, 2010). Gejala penyakit demam

tifoid biasanya berkembang 1-3 minggu setelah terpapar yang ditandai demam

tinggi, malaise, sakit kepala, sembelit atau diare, bintik-bintik kemerahan pada

dada, dan pembesaran limpa dan hati. Penyakit demam tifoid dipengaruhi oleh

tingkat higienis individu, sanitasi lingkungan, dan dapat menular melalui

konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses atau urine orang

yang terinfeksi (WHO, 2015).

Menurut data WHO (World Health Organization) memperkirakan angka

kejadian di seluruh dunia sekitar 17 juta jiwa per tahun, sedangkan angka

kematian penyebab demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.

Di Indonesia sendiri, penyakit demam tifoid bersifat endemik, menurut WHO

angka penderita demam tifoid mencapai 81% per 100.000 populasi (Depkes RI,

2013).

Berdasarkan data yang diperoleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Selatan, prevalensi demam tifoid pada tahun 2015 penderita demam tifoid

sebanyak 16.743 penderita dimana laki-laki sebanyak 7.925 dan perempuan

sebanyak 8.818 penderita dengan kasus tertinggi di kota Makassar (Profil

Kesehatan Provinsi Sulsel 2015).

Sejak tahun 1996, WHO merekomendasikan ATC (Anatomical

Theraupetic Chemical) bersama dengan unit DDD (Defined Daily Dose) sebagai

standar studi untuk penggunaan obat dan pelaporan reaksi obat (Anonim, 2010),

(WHO, 2003). Metode DDD merupakan metode evaluasi secara kuantitatif untuk

penggunaan antibiotika yang akan dilakukan dengan cara menghitung DDD per

100 patient-days, untuk dapat mengetahui jenis dan jumlah antibiotika yang

digunakan sehingga nantinya berdasarkan data pengukuran kuantitas tersebut

dapat diketahui trend penggunaan serta dapat menjadi prediksi awal terkait

dengan kerasionalan penggunaan antibiotika (Nouwen, 2009; Kemenkes RI,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

2

2011). DDD diasumsikan sebagai dosis pemeliharaan rata-rata perhari yang

diperkirakan untuk indikasi utama orang dewasa. DDD hanya ditetapkan untuk

obat yang mempunyai ATC (WHO, 2016).

Tingginya nilai DDD antibiotika yang tidak sesuai dengan standar WHO,

menunjukkan bahwa masih terdapat penggunaan antibiotika yang kemungkinan

tidak rasional. Semakin kecil hasil pengukuran kuantitas yang didapatkan maka

semakin selektif penggunaan antibiotika yang dilakukan. Ketidakselektifan dalam

peresepan dan penggunaan antibiotika dikhawatirkan akan menimbulkan

banyaknya peresepan dan penggunaan antibiotika yang tidak tepat indikasi

sehingga akan berpengaruh pada ketidakrasionalan penggunaan antibiotika pada

pasien (Laras, 2012). Cara perhitungan penilaian kuantitas penggunaan antibiotika

yang dinyatakan dengan merode DDD 100 patients-days adalah mengumpulkan

data semua pasien yang menerima terapi antibiotika, mengumpulkan lamanya

waktu perawatan pasien rawat inap (Total Lenght Of Stay/LOS) semua pasien,

menghitung jumlah dosis antibiotika (gram) selama dirawat kemudian

menghitung DDD patients-days dengan rumus :

DDD 100 patients-days =

(jumlah gram AB yang digunakan oleh pasien) X 100

Standar DDD WHO dalam gram (total LOS)

(Kemenkes, 2011).

Berdasarkan kenyataan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran dan mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien

demam tifoid di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Stella Maris Makassar tahun

2016 dengan metode DDD (Defined Daily Dose). Penelitian ini dilakukan di

Rumah Sakit Stella Maris Makassar karena berdasarkan data yang di peroleh yang

meyatakan bahwa penyakit demam tifoid banyak terjadi di Provinsi Sulawesi

Selatan secara khusus di Makassar. Penyakit demam tifoid merupakan salah satu

penyakit tertinggi yang di rawat inap di rumah sakit dan masuk dalam sepuluh

besar penyakit yang di rawat inap di Rumah Sakit Stella Maris Makassar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

3

METODE PENELITIAN

Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian cross-sectional, dan cara

pengambilan data retrospektif. Penelitian ini bersifat retrospektif karena data yang

digunakan tidak diambil pada keadaan kasus selama perawatan, melainkan dari

data lembar catatan medik pasien pada periode tertentu pada masa lampau.

Subjek Penelitian

Subjek yang dipilih dalam penelitian ini adalah semua pasien di instalasi

rawat inap yang terdiagnosa tifoid yang dibuktikan dengan kode ICD X: A01.0

yang menggunakan BPJS maupun yang menggunakan biaya sendiri dan asuransi.

Kriteria inklusi subyek penelitian adalah semua pasien rawat inap yang

terdiagnosa tifoid dan ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium yang

dinyatakan positif. Kriteria eksklusi subyek penelitian yaitu pasien rawat inap

pediatrik, data rekam medik pasien tidak lengkap dan tidak jelas terbaca.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah rekam medik yang telah

memenuhi kriteria inklusi yang sudah ditentukan. Alat atau instrumen penelitian

yang digunakan adalah lembar data pasien dan lembar penggunaan antibiotika

yang akan digunakan untuk memuat data yang akan diambil dari bahan penelitian.

Lembar data tersebut terdiri dari: nama pasien, jenis kelamin, tanggal masuk

pasien, tanggal keluar pasien, keterangan keluar pasien, nama antibiotika

yang diresepkan, dosis pemakaian antibiotika, rute penggunaan antibiotika,

bentuk sediaan antibiotika, lama penggunaan antibiotika serta penggunaan

antibiotika.

Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah sakit Stella Maris Makassar Jalan Somba

Opu No. 273 Makassar. Waktu penelitian dilakukan pada Januari sampai Februari

2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

4

Tata cara Penelitian

1. Analisis situasi

Analisis situasi dengan cara mencari dan mengumpulkan data jumlah

pasien demam tifoid pada tahun 2016 yang diperoleh melalui di instalasi rekam

medik Rumah Sakit Stella Maris Makassar pada bulan Januari sampai bulan

Desember 2016.

2. Pengambilan Data

Penelusuran data lembar rekam medik di Instalasi Rekam Medik mengenai

jumlah pasien yang terdiagnosa positif menderita demam tifoid, usia pasien, jenis

kelamin pasien, data laboratorium, jenis dan golongan antibiotik yang diberikan

pada pasien dan frekuensi pemberian antibiotik.

3. Pengolahan data dan penyajian hasil

Analisis data dilakukan secara deskriptif dan dievaluasi dengan

pendekatan kuantitatif. Analisis deskriptif dengan menggunakan data-data yang

telah diambil untuk menggambarkan karakteristik pasien, pola peresepan pasien

yang menerima terapi dalam bentuk persentase (%) disertai penjelasan yang

berupa uraian dan pola penyakit tifoid yang ditunjang dengan pemeriksaan

laboratorium.

Hasil dari analisis deskriptif dan analisis dari metode DDD yang disajikan

kedalam bentuk tabel-tabel dan diagram yang mencakup : data demografi pasien;

data pola peresepan; data kuantitas penggunaan antibiotika dengan DDD 100

patient-days pada pasien demam tifoid rawat inap selama tahun 2016.

Berikut tata cara analisis dengan menggunakan metode DDD (Kemenkes,

2011). :

a. Hitung jumlah penggunaan masing-masing jenis antibiotika dalam satuan

gram baik tunggal ataupun kombinasi untuk semua sampel.

Contoh :

Pasiien 1 : mendapat amoksisilin dosis per-tablet 500mg dengan aturan 2x

selama 4 hari. Jumlah pemakaian antibiotika pada pasien 1 adalah

[(500x2)x4]=4000mg=4g

Pasien 2 : mendapat terapi amoksisilin dosis per-tablet 250mg dengan aturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

5

pemakaian 3x sehari selama 5 hari. Jumlah pemakaian pada pasien 2 adalah :

[(250x3)x5]=3750mg=3,75g dan seterusnya sampai dengan pasien ke-n

dengan jumlah pemakian sebanyak n gram.

Jumlah total pemakian antibiotika amoksisilin adalah

Jumlah gram pemakiain pasien 1 + jumlah gram pemakaian pasien 2 +

.......+ jumlah gram pasien ke-n =X gram.

b. Hitung LOS total selama periode tahun 2016.

Contoh :

Pasien 1 dirawat selama 3 hari .

Pasien 2 dirawat selama 7 hari, dan seterusnya sampai dengan pasien ke-n

dirawat dengan lama rawat selama n hari.

Jumlah total LOS adalah :

Lama rawat pasien 1 + lama rawat pasien 2 +......+ lama rawat pasien ke-n

= X hari.

c. Hitung nilai DDD 100/patient-days untuk masing-masing jenis antibiotika

atau kombinasi antibiotika dengan menggunakan rumus seperti yang tertera

pada defenisi operasional. Untuk mengetahui nilai standar DDD WHO dalam

gram (per-antibiotika/per-kombinasi antibiotika) yang digunakan.

Berikut contoh salah satu perhitungan DDD /100patient-days untuk

antibiotika :

Diketahui : Total penggunaan amoksisilin =7,5 g

Total LOS =54 hari

Nilai standar DDD WHO =1

Nilai DDD 100/ patint-days 7,51

x10054

=13,89 DDD 100 /patient-days

Untuk total nilai DDD 100/patient-days per-golongan antibiotika dihitung

dengan menjumlah masing-masing total nilai DDD pada masing-masing

antibiotika dalam satu golongan.

Contoh :

Total nilai DDD 100 /patient-days antibiotika golongan penisilin :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

6

Ampisilin = 10,30

Amoksisilin = 1,36

Diklosasilin = 2,53

Sultamisilin = 4,53

Total nilai DDD 100 patient-days antibiotika golongan penisilin adalah :

10,30 + 1,36 + 2,53 + 4,53 = 18, 72 DDD.

Karakteristik pasien yang dimaksud meliputi data demografi pasien

demam tifoid rawat inap usia diatas 15 tahun laki-laki dan perempuan. Pola

penyakit diperoleh berdasarkan diagnosa penyakit serta gejala yang ditulis oleh

dokter pada rekam medik pasien sebagai diagnosa utama. Pola peresepan meliputi

distribusi golongan dan jenis antibiotika, aturan pemakaian antibitika, lama hari

rawat inap pasien dan lama pemakaian antibiotika. Hasil analisis deskriptif

disajikan dalam bentuk tabel diagram disertai pembahasan hasil.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini diperoleh data rekam medik pasien demam tifoid yang

dirawat di Rumah Sakit Stella Maris Makassar selama tahun 2016 sebanyak 230

rekam medis. Dari 230 rekam medik pasien demam tifoid tersebut 120 pasien

masuk dalam kriteria inklusi. Terdapat 110 rekam medik yang tereksklusi yang

terdiri dari 50 rekam medik pasien anak, 20 rekam medis pasien yang tidak

menerima terapi antibiotika, 15 rekam medis yang tidak jelas terbaca dan 25

rekam medis dengan penyakit penyerta. Data pada pasien yang memenuhi kriteria

inklusi kemudian disalin pada lembar form pengambilan data yang sudah

disiapkan. Hasil dan pembahasan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian

yaitu : profil pasien, pola peresepan dan evaluasi penggunaan antibiotika dengan

metode Defined Daily Dose (DDD), dan disajikan dalam bentuk gambar dan

tabel.

1. Profil Pasien

Berdasarkan Tabel I dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini pasien

perempuan lebih tinggi yang terdiagnosa demam tifoid di instalasi rawat inap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

7

Rumah Sakit Stella Maris Makassar pada tahun 2016 yaitu 83 pasien (69%)

dibandingkan dengan pasien laki-laki yaitu 37 (31%). Hal ini sesuai dengan

laporan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes, 2011)

menjelaskan bahwa penyakit demam tifoid ditemukan lebih banyak pada

perempuan daripada laki-laki.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 108 pasien (90%) pulang

dengan status sembuh, 12 pasien (10%) pulang dengan status membaik. Hasil ini

menunjukkan bahwa outcome terapi penggunaan antibiotika pada pasien demam

tifoid di instalasi rawat inap Rumah Sakit Stella Maris Makassar pada tahun 2016

baik. Outcome tercapai yang baik ini dapat disebabkan karena antibiotika yang

digunakan dalam penelitian ini memiliki spektrum yang luas. Antibiotika dengan

spektrum luas efektif digunakan untuk terapi empiris, karena jangkauan

aktifitasya yang luas sehingga baik untuk bakteri gram positif maupun gram

negatif, sehingga dapat memberikan outcome yang optimal (Leekha, Terrel, and

Edson, 2011; Tjay & Rahardja,2007).

Tabel I. Karakteristik Pasien Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inapa Rumah Sakit Stella Makassar pada tahun 2016

No Karakakteristik Jumlah Pasien

N= 120

Persentase (%)

N= 100%

1. Jenis Kelamin - Laki-laki - Perempuan

37 83

31 69

2. Usia - 14-24 tahun - 25-44 tahun - 45-65 tahun - >65 tahun

49 53 15 3

41 44 12 3

3. Status pulang - Membaik - Sembuh - Meninggal

12 108 0

90 10 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

8

2. Pola Peresepan

Pola peresepan antibiotika pada penelitian ini mencakup golongan dan

jenis antibiotika, rute pemberian antibiotika yang diberikan pada pasien demam

tifoid di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Stella Maris Makassar pada tahun

2016.

2.1 Golongan dan jenis antibiotika

Tabel II. Golongan dan jenis antibiotika yang diresepkan pada Pasien Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Stella Maris Makassar tahun 2016

No Golongan dan jenis Antibiotika Frekuensi Persentase jenis (%) N=139

Persentase golongan (%)

1. Ampenikol Klorampenikol Tiampenikol

6 7

3,4 5,0

8,4

2. Penisilin Amoksisilin

9

6,5

6,5

3. Sefalosporin generasi pertama Sefadroksil

7

5,0

5,0

4. Sefalosporin generasi keiga Sefatoksim Seftriakson seftizosime Sefiksim Sefoperason

8

25 9

17 20

5,8 18,0 6,5 12,5 15,1

57,9

5 Karbapenem Meropenem

10

7,2

7,2

6 Makrolida Asitromisyn

2

1,4

1,4

7. Fluorokuinolon Siprofloksasin (parental) Siprofloksasin (oral) Levofloksasin (parental) Levofloksasin (oral)

4 3 5 6

2,9 2,2 3,5 4,3

12,9

Total 139 100 100

2.2 Rute pemberian antibiotika

Selama tahun 2016 rute penggunaan terbesar untuk 13 jenis antibiotika

yang diresepkan adalah intravena (68%) seperti tercantum pada Gambar 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

9

Banyaknya pola peresepan antibiotika secara intravena pada penelitian

ini berkaitan dengan kondisi pasien karena pertimbangan onset yang cepat dan

bioavalabilitasnya yang lebih baik dibandingkan dengan dengan rute per oral.

Onset yang cepat dan bioavailibilitas yang baik ini akan berpengaruh pada aksi

dan efek terapetik obat yang akan lebih cepat tercapai.

Gambar 1. Perbandingan jumlah rute pemakaian antibiotika pada pasien demam tifoid rawat inap di Rumah Sakit Stella Maris Makassar tahun 2016.

Pada penelitian ini, dilakukan identifikasi terhadap rute pemakaian

antibiotika. Identifikasi terhadap rute pemakaian perlu dilakukan karena nilai

standar DDD WHO yang nantinya akan digunakan dalam perhitungan memiliki

nilai yang berbeda-beda untuk masing-masing rute pemberian. Salah satu contoh

adalah nilai standar DDD untuk siprofloksasin. Pada pemberian secara parental

siprofloksasin memiliki nilai standar sebesar 0,5, sementara pada pemberian

secara per-oral sebesar 1(satu). Adanya perbedaan nilai standar antara masing-

masing rute pemberian nantinya akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya nilai

DDD dari suatu antibiotika. Nilai DDD dikatakan tinggi apabila nilai DDD yang

didapatkan melebihi standar WHO (WHO,2013).

Tabel III. Distribusi aturan penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid rawat inap di Rumah Sakit Stella Maris Makassar tahun 2016.

Aturan Pemakain Jumlah Antibiotika Persentase 1x sehari 30 21,9 2x sehari 94 68,6 3x sehari 13 9,5

Total 137 100

32%

68%

Oral Parental

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

10

Aturan penggunaan antibiotika secara tidak langsung dapat mempengaruhi

tinggi rendahnya nilai DDD dari suatu jenis antibiotika. Aturan penggunaan yang

diterapkan menentukan frekuansi penggunaan antibiotika yaang diterima oleh

pasien dalam sehari. Semakin sering antibiotika digunakan dalam sehari maka

frekuensi penggunaan antibiotika semakin tinggi. Hal ini akan meningkatkan

jumlah dosis (g) antibiotika yang diterima oleh pasien. Besarnya jumlah dosis (g)

yang digunakan akan membuat nilai DDD dari suatu jenis antibiotika akan ikut

meningkat (WHO, 2013).

Lama penggunaan antibiotika dikelompokkan berdasarkan studi literatur

yang dilakukan dimana lama pemberian antibiotika untuk sebagian besar penyakit

infeksi adalah selama 3-7 hari (Kemenkes, 2011) untuk mempermudah deskripsi

dari lama penggunaan antibiotika maka lama penggunaan antibiotika dibagi

menjadi interval dengan jarak sebesar 5 hari. Ini berdasarkan data penelitian

ditemukan di Rumah Sakit Stella Maris bahwa pasien lebih banyak di rawat inap

selama 5 hari.

Tabel IV. Distribusi lama pemakain antibiotika pada pasien demam tifoid rawat inap di Rumah Sakit Stella Maris Makassar tahun 2016.

Lama Pemakaian (Hari) Jumlah Antibiotika Persentase (%)

1 sampai dengan 5 121 88,3 6 sampai dengan 10 14 10,2 11 sampai dengan 15 2 1,5

Total 137 100

3. Nilai DDD

Perhitungan kuantitas antibiotika diperlukan untuk mengetahui antibiotika

yang paling banyak digunakan untuk terapi demam tifoid pada pasien dewasa

yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Stella Maris Makassar tahun 2016.

Evaluasi penggunaan antibiotika dari 120 rekam medik di Rumah Sakit

Stella Maris Makassar tahun 2016 dilakukan dengan menggunakan perhitungan

Defined Daily Dose (DDD) 100 Patient-days. Dalam penelitian ini didapatkan 13

jenis antibiotika yang digunakan pada pasien demam tifoid yang di rawat di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

11

rumah Sakit Stella Maris Makassar tahun 2016 dengan total nilai DDD/100

patient-days sebesar 74,34. Untuk ke-13 jenis antibiotika, kode ATC serta nilai

standar DDD WHO (g) di sajikan dalam Tabel V.

Tabel V. Nilai DDD/100 patient-days untuk masing-masing antibiotika dan golongannya beserta kode ATC dan standar DDD WHO.

Golongan Nama Antibiotika Kode ATC

Nilai Standar DDD

WHO (g)

Nilai DDD

Nilai DDD/100

patient-days

Ampenikol Kloramfenikol J01BA01 3 0,4 2,25

Thiamfenikol J01BA02 1,5 0,9 5,06 β-Lactam (Penisilin) Amoxicilin J01CA01 1 1,6 10,28

Sefaloporin Generasi Pertama

Sefadroxil J01DB05 2 0,7 2,44

Sefaloporin Generasi Ketiga

Sefatoxim J01DD01 4 0,5 3,19

Seftriakson J01DD04 2 0,9 15,74

Seftizoxime J01DD07 4 0,5 3,1

Sefixim J01DD08 0,4 0,8 6,25

Cefoperazone J01DD012 4 0,5 6,11

Karbapenem Meropenem J01DH02 2 0,8 8,66

Makrolida Azithromycin J01FA10 0,3 1,6 1,85

Fluorokuinolon

Ciprofloxacin (Parental) J01MA02 0,5 0,9 3,26

Ciprofloxacin (Oral) J01MA02 1 0,9 1,15

Levofloxacin (Parental) J01MA12 0,5 0,9 3,52

Levofloxacin (Orall) J01MA12 0,5 1,8 3,33

TOTAL 74,34

Selama periode Januari – Desember 2016, tercatat bawa total Length Of

Stay (LOS) dari 120 pasien terdiagnosa demam tifoid adalah 540 hari. Total LOS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

12

digunakan pada penelitian ini untuk perhitungan DDD dimana total LOS akan

digunakan sebagai pembagi bersama nilai standar DDD WHO. Banyaknya

penggunaan antibiotika yang berlebihan akan mempengaruhi jumlah (g)

antibiotika yang digunakan oleh pasien dan akan berpengaruh pada tingginya nilai

DDD yang melebihi standar WHO (WHO, 2013).

Berdasarkan hasil perhitungan DDD/100 patient-days diketahui ada

beberapa antibiotika yang memiliki nilai DDD/100 patient-days lebih tinggi

daripada standar nilai DDD yang ditetapkan oleh WHO. Ketika kuantitas

penggunaan antibiotika yang dinyatakan dalam nilai DDD lebih tinggi dan tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pada standar DDD WHO hal ini

menandakan bahwa peresepan dan penggunaan antibiotika pada pasien

kemungkinan tidak selektif sehingga dikhawatirkan akan banyak ditemui

peresepan dan penggunaan antibiotika yang tidak tepat indikasi sehingga hal ini

akan berpengaruh pada kerasionalan penggunaan antibiotika pada pasien,

terutama kerasionalan ketepatan indikasi (Laras, 2012). Tingginya nilai DDD

dipengaruhi oleh jumlah (g) pemakaian antibiotika ditentukan oleh banyaknya

banyaknya dosis yang dipakai oleh pasien selama menjalani rawat inap. Apabila

dosis yang diberikan berlebihan maka nilai DDD akan cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan nilai standar DDD yang telah ditetapkan (WHO, 2013).

Tingginya beberapa nilai DDD dari beberapa jenis antibiotika yang terdapat

dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan terdapat pemberian

antibiotika yang berlebihan pada pasien demam tifoid rawat inap di Rumah Sakit

Stella Maris Makassar pada tahun 2016.

Pada penelitian ini seperti pada Tabel V dapat diketahui bahwa antibiotik

yang paling banyak digunakan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Stella Maris

Makassar tahun 2016 untuk pasien demam tifoid adalah golongan sefalosporin

generasi ketiga yaitu seftriakson, hal ini karena sefalosporin memiliki stabilitas

yang tinggi terhadap bakteri baik bakteri gram negatif maupun bakteri gram

positif sehingga lebih efektif dalam membasmi bakteri penyebab demam tifoid

(Tjay dan Rahardja, 2007). Penggunaan seftriakson banyak digunakan di Rumah

Sakit Stella Maris karena merupakan standar terapi untuk demam tifoid di Rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

13

Sakit tersebut. Penggunaan antibiotik seftriakson pada pasien demam tifoid dapat

menurunkan suhu badan penderita dalam waktu singkat dibanding antibiotik

kloramfenikol sehingga lebih efektif untuk dipakai. Selain itu tidak ada laporan

mengenai resistensi seftriakson dalam mengobati demam tifoid (Hammad et all.,

2011). Sampai saat ini golongan sefalosporin generasi ketiga yang terbukti efektif

untuk mengobati demam tifoid adalah seftriakson (Widodo, 2008). Seftriakson

dianggap sebagai antibiotik yang efektif dan poten untuk mengobati penyakit

demam tifoid dalam jangka waktu yang pendek. Seftrikason mempunyai sifat

menguntungkan yaitu dapat merusak struktur bakteri tanpa mengganggu sel tubuh

manusia, memiliki spektrum luas, dan resistensinya terhadap bakteri masih

terbatas (Musnelina dkk, 2004).

Golongan sefalosporin generasi ketiga lainnya yang digunakan untuk

pengobatan demam tifoid di Rumah Sakit Stella Maris Makassar tahun 2016

adalah sefotaksim, sefiksim,seftizosim, sefoperason. Sefotaksim diberikan pada

pasien demam tifoid berat yang resisten terhadap golongan quinilon (WHO,2003).

Sefotaksim dan seftriakson efektif untuk pengobatan bakteri gram negatif seperti

S. Thyiph (Gunawan, 2009). Alasan ini yang memungkinkan seftriakson dan

sefatoksim banyak digunakan digunakan di Rumah Sakit Stella Maris Makassar.

Pada penelitian ini masih banyak terdapat lama penggunaan antibiotika

lebih dari satu minggu, hal ini turut mempengaruhi jumlah penggunaan antibiotika

(g) karena semakin lama maka semakin banyak pula antibiotika yang dikomsumsi

pasien sehingga menyebabkan jumlah (g) penggunaan antibiotika meningkat

sehingga turut berpengaruh terhadap tinggi rendahnya nilai DDD yang dihasilkan.

Pada penelitian ini beberapa antibiotika yang nilai DDD-nya melebihi

standar WHO yaitu antibiotika : thiampenikol, amoxicilin, seftriakson, sefiksim,

sefoperason, meropenem, azitromisin, siprofloksasin (parental dan oral), dan

levofloksasin (parental dan oral) dimana sebagian besar pemakaian 2x sehari,

sementara amoxicilin dan thiampenikol aturan pemakainnya 3x sehari. Selain

frekuensi aturan pemakain lama penggunaan antibiotika juga turut mempengaruhi

nilai DDD yang didapatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

14

Dalam penelitian ini juga golongan antibiotika meropenem sering

digunakan juga sebagai antibiotiak untuk demam tifoid. Meropenem merupakan

salah satu dari golongan karbapenem yang berspektrum luas. Sebagai salah satu

antibiotika yang berspektrum luas, meropenem secara luas dapat digunakan untuk

mengobati berbagai macam infeksi (Salehhifar et al, 2015).

Pada penelitian ini juga banyak ditemui penggunaan antibiotika golongan

fluorokuinolon antara lain siprofloksasin dan levofloksasin. Berdasarkan

perhitungan DDD/100 patient-days, golongan fluorokuinolon menempati urutan

kedua dengan nilai DDD sebesar 12,35 yang artinya penggunaan untuk

antibiotika golongan ini cukup tinggi karena semua nilai DDD/100 patient-days

lebih tinggi dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh WHO.

Menurut Bueno et al. (2009) golongan fluorokuinolon merupakan antibiotika yang

memiliki spektrum luas serta memiliki aktivitas kuat dalam menghambat bakteri

gram-positif dan bakteri gram negatif. Antibiotika siprofloksasin juga merupakan

first-line untuk terapi bakteri salmonella thypi (Medscape). Siprofloksasin juga

memiliki tingkat keberhasilan klinis yang efektif dalam pengobatan untuk infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi (Parry et al, 2007).

Penggunaaan fluorokuinolon yang meningkat kemungkinan disebabkan

karena kuman Salmonella typhi sudah resisten terhadap antibiotik lini pertama

untuk terapi demam tifoid. Menurut Grayson dkk (2010) sejak tahun 1989 sudah

terjadi resistensi terhadap antibiotik lini pertama yang tercatat hampir diseluruh

dunia. Sehingga sebagai konsekuensinya, golongan kuinolon dan sefalosporin

generasi ketiga meningkat penggunaannya. Pertimbangan khusus penggunaan

kuinolon sebagai pengobatan pertama demam tifoid adalah apabila pasien

mempunyai riwayat pernah mendapat tifoid serta memiliki predisposisi untuk

carier (Anonim, 2006).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien demam tifoid

di Rumah Sakit Stella Maris Makassar pada tahun 2016 dengan melihat data

rekam medik pada pasien demam tifoid dapat disimpulkan bahwa jenis antibiotika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

15

yang digunakan adalah klorampenikol, sefadroksil, seftriakson, amoksisilin,

thiampenikol, sefiksim, sefoperason, sefotaksim, seftispzim, meropenem,

azitromisin, siprofloksasin dan levofloksasin. Hasil evaluasi penggunaan

antibiotika yang paling banyak digunakan untuk terapi demam tifoid di Rumah

Sakit Stella Maris Makassar tahun 2016 adalah golongan sefalosporin generasi

ketiga yaitu seftriakson karena seftriakson merupakan standar terapi untuk

demam tifoid di Rumah Sakit tersebut.

Saran

Berdasarkan hasil peneltian yang telah dilakukan maka saran yang dapat

diberikan yaitu:

1. Perlu adanya pemantauan dalam penggunaan antibiotika oleh apoteker dan

tenaga medis di Rumah Sakit yang bersangkutan untuk mendapatkan

penggunaan antibiotika yang tepat.

2. Perlu adanya peran dan pengawasan apoteker untuk mengendalikan

penggunaan antibiotika pada pasien sehingga tidak jauh melebihi standar

WHO.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

16

Daftar Pustaka

Ali, S., 2006, Thypoid Fever, Gildeprints, Netherland, pp 25 – 43.

Anonim, 2006, Pedoman Pengendalian Demam Tifoid, Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2010, Guidelines For ATC Classification and DDD assigment 2011,

World Health Organization Collaboring Centre For Drug Statistics

Methodology, Olso.

Brush, J., 2010 Thypoid Fever : Treatment and Medication http://

emedicine.medscape.com/article.2311535, diakses tanggal 1 April 2016.

Bueno, S.C. and Stull, T.L., 2009, Antibacterial Agents in Pediaatrics, Infect Dis

Clin N Am, 23 : 865-880.

Chen, K. dan Pohan, H.T., 2008, Penatalaksanaan Terkini Demam Tifoid,

http://medicineforthesoul.multiply.com/journal/item/8, diakses tanggal 10

Juni 2016.

Departemen Kesehatan RI, 2013, Profil Kesehatan Indonesia 2012,

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-

indonesia-2013.pdf, diakses 10 November 2017.

Grayson, M.L., Crowe, S.M., McCharthy., J.S, dkk., 2010, Kucer’s The Use in

Antibiotic: A Clinical Review of Antibacterial, Taylor & Prancis Grpu[,

LLC, http//books.google.co.id, diakses tanggal 10 April 2017.

Gunawan, S., Setiabudi, R., Nafrialdi, Elysabeth, (Ed), 2009, Farmakologi dan

Terapi, Edisi 5, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, hal 585-595.

Hammad, O., Hifnawy, T., Omran, D., Anwar, M., Tantawi, E., & Girgins, N.,

2011, Ceftriaxone versus Chloramphenicol for Treatment of Acute

Typhoid Fever, Life Science Journal, 8 (2), 100-105.

Hapsari, I.S., 2015 Evaluasi Penggunaan Antibioika Pada Pasien Dewasa Demam

Tifoid di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2014,

Skripsi, Universitas Muhammadiyah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

17

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011, Pedoman Pelayanan

Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik, Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, pp 15, 21, 35-36.

Lacy, C.F., L.L., and Goldman , M.P.,2006, Drug Information Handbook: A

Comprehensive Resourceof All Clinicians and Healthcare Professionals,

Lexi-Comp Inc., USA, pp. 149-1089.

Laras, W. N., 2012, Kuantitas penggunaan Antibiotikadi Bangsal Bedah dan

Obstetri-Ginekologi RSUP Dr. Kariadi setelah kampanye PP-PPRA,

Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Leeser, C., & Samuel, I., 2001, Harrison’s Principles of Interna Medicine, Edisi

15, McGraw – Hill Companies, New York.

Leekha, S., Terrel, C.L., Edson., 2011, General Principlesof Antimicrobial

Therapy, Mayo Clinic Proocedings, 86 (2), 156-167.

Nouwen, JL., 2009, Controlling Antibiotic Use and Resistence, Clin. Infect. Dis,

42:776-777.

Parry, C.M., V. A., Phuong, L. T., Van Be Bay, P., Lanh., M. N., Tung, L. T., et

al, 2007, Randomized Controlled Comparison of Ofloxacin, Azthromycin,

and an Ofloxacin-Azithromycin Combination for Treatment of Multidrug-

Resistant ang Nalidixid Acid-Resistand Typhoid Fever. Antimicribial

Agents and Chemotherapy, 51 (3), 819-825.

Rahman, A., Humardewayanti, R., & Pramono, D., Faktor-faktor Risiko Yang

Berpengaruh Terhadap Kajian Demam Tifoid Pada Orang Dewasa. Berita

kedokteran Masyarakat, 25 (4), 176-175.

Roespandi, H., dan Nurhamzah, W., Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di

Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal.

167-168.

Salehifar et al., 2015 Drug Use evaluation of meropenem at a tertiary care

university hospital: A report from Northem Iran. Journal of Research in

Pharmacy Practice, pp 220-225.

Sherwal, B.L., Dhamija, R.K., Ranhawa, V.S., Jais, M., Kaintura, A., and Kumar,

M., 2004, A Comparative Study of Typhidot and WidalTest in Patiens of

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

18

Typhoid Fever, Journal Indian Academy of Clinical Medicine, Vol. 5, No

3. Pp. 244-246.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2007, Obat – obat Penting, Khasiat, Penggunaan,

dan Efek Sampingnya, Edisi VI, cetakan pertama, hal 65-83, Penerbit PT

Elex Media Komputindo, Jakarta.

Widodo, D., 2008, Demam Tifoid, Departemen Ilmu penyakit Dalam FKUI,

Jakarta.

World Health Organization, 2003, Backround Document: The Diagnosis,

Treatment, and Prevention of Thypoid Fever,World Health Organization,

http://whqlibdoc.int/hq/2003WHO_V&B_03.07. Pdf, diakses pada tanggal

21 Maret 2016.

World Health Organization, 2013, ATC/DDD index,

http://www.whoc.no/atc_ddd_index/, diakses tanggal 25 Mei 2016.

World Health Organization, 2015, Tyhhoid Fever,

http://www.who.int/topics/typhoid_fever/en/, diakses tanggal 20 April

2016.

World Health Organization, 2016, Guadeline for ATC Drug Classification ang

DDD, Assignment 2013,

http://www.whocc.no/filearchive/publication/1_2016guadeline.pdf,

diakses tanggal 25 Mei 2016. World Health Organization, 2013,

ATC/DDD index, http://www.whoc.no/atc_ddd_index/, diakses tanggal 25

Mei 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

19

Lampiran 1. Nilai DDD yang terdapat dalam ATC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

20

Lampiran 2. Lembar/ Form data dasar pasien

No

No. RM

Nama Umur

Jenis kelamin

Tanggal masuk

Tanggal keluar

Dx penyakit

Tujuan keluar

Riwayat

Lampiran 3. Lembar data/Form penggunaan antibiotika

No Nama Antibiotika

Dosis Antibiiotika (g)

Rute Pemakaian

Aturan Pemakaian

Jumlah Pemakian (g)

Total Pemakain (g)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

21

Lampiran 4. Uraian lengkap data lama rawat inap pasien demam tifoid rawat

inap di Rumah SakitStella Maris Makassar tahun 2016

Januari Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

5 4 3 5 4 4 4 5 4 7 4 7

9 3 3 5 4 5 4 3 9 7 3 4

4 4 7 4 3 3 3 3 7 7 3 3

6 6 3 12 5 3 5 4 3 5 6

5 4 6 5 3 5 3 5 7 7 3

5 3 3 6 3 3 3 5 3 3

3 6 3 3 3 4 3 3 4

4 4 4 7 3 3 5 3 5

9 3 6 5 5 4 4 3 3

6 5 4 3 3 3 3

7 3 5 4 5 3 4

4 3 3 3 3

10 5 3 3 4

5 5

5

77 63 58 65 48 34 40 11 43 53 22 26

Total LOS 540

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

23

Lampiran 5. Regimen Dosis Harian Penggunaan Antibiotika Pasien Demam Tifoid dan Perhitungan nilai Defined Daily Dose (DDD) 100 patient-days

Pasien Regimen Antibiotika LOS Total gram antibiotika yang digunakan oleh pasien

P 1 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (8 kali pemberian)

5 hari [(8x1)x1 g = 8 gram

P 2 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (9 kali pemberian)

9 hari [(9x1)x1 g = 9 gram

Meropenem (1g/inj) 2x1 inj (6 kali pemberian) [(6x1)x1 g = 6 gram

P 3 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (6 kali pemberian)

4 hari [(6x1)x1 g = 6 gram

P 4 Amoxicilin (500 mg/tab) 3x1 (18 kali pemberian)

6 hari

[(18x1)x 500 mg = 9000 mg = 9 gram

P 5 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (8 kali pemberian)

5 hari [(8x1)x1 g = 8 gram

P 6 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (6 kali pemberian)

5 hari [(6x1)x1 g = 6 gram

Cefixime 100 mg 4 tab [(4x1)x 100 mg = 400 mg

= 0,4 gram

P 7 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (5 kali pemberian)

3 hari [(5x1)x1 g = 5 gram

P 8 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (6 kali pemberian)

4 hari [(6x1)x1 g = 6 gram

P 9 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (9 kali pemberian)

9 hari [(9x1)x1 g = 9 gram

Amoxicilin (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

[(9x1)x 500 mg = 4500 mg = 4,5 gram

P 10 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (6 kali pemberian)

6 hari [(6x1)x1 g = 6 gram

Cefixime 100 mg 6 tab [(6x1)x 100 mg = 600 mg

= 0,6 gram

P 11 Cefatoxime (1g/inj) 2x1 inj (12 kali pemberian)

7 hari [(12x1)x1 g = 12 gram

P 12 Levofloxacin (500 mg/tab) 1x1 (4 kali pemberian)

4 hari

[(4x1)x 500 mg = 2000 mg = 2 gram

P 13 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (10 kali pemberian)

10 hari [(10x1)x1 g = 10 gram

Amoxicilin (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

[(9x1)x 500 mg = 4500 mg = 4,5 gram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

24

P 14 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (6 kali pemberian)

4 hari [(6x1)x1 g = 6 gram

P 15 Cloramfenicol (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

3 hari

[(9x1)x 500 mg = 4500 mg = 4,5 gram

P 16 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (6 kali pemberian)

4 hari [(6x1)x1 g = 6 gram

P 17 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (9 kali pemberian)

6 hari [(9x1)x1 g = 9 gram

P 18 Ceftizoxime (1g/inj) 2x1 inj (6 kali pemberian)

4 hari [(6x1)x1 g = 6 gram

P 19 Cefadroxil (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

3 hari

[(9x1)x 500 mg = 4500 mg = 4,5 gram

P 20 Cefatoxime (1g/inj) 2x1 inj (10 kali pemberian)

6 hari [(10x1)x1 g = 10 gram

P 21 Cefixime (100 mg/tab) 2x2 (16 kali pemberian)

4 hari

[(16x1)x 100 mg = 1600 mg = 1,6 ggram

P 22 Amoxicilin (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

3 hari

[(9x1)x 500 mg = 4500 mg = 4,5 gram

P 23 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (8 kali pemberian)

5 hari [(8x1)x1 g = 8 gram

P 24 Cefadroxil (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

3 hari

[(9x1)x 500 mg = 4500 mg = 4,5 gram

P 25 Ciprofloxacin (500 mg/tab) 2x1 (6kali pemberian)

3 hari

[(6x1)x 500 mg = 3000 mg = 3 gram

P 26 Cloramfenicol (500 mg/tab) 3x1 (15 kali pemberian)

5 hari

[(15x1)x 500 mg = 7500 mg = 7,5 gram

P 27 Genikol (500 mg/tab) 3x1 (15 kali pemberian)

5 hari

[(15x1)x 500 mg = 7500 mg = 7,5 gram

P 28 Ceftriaxone (1g/inj) 3x1 inj (8 kali pemberian)

5 hari [(8x1)x1 g = 8 gram

P 29 Azithromycin (500 mg/tab) 1x1 (3 kali pemberian)

3 hari

[(3x1)x 500 mg = 1500 mg = 1,5 gram

P 30 Genicol (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

3 hari

[(9x1)x 500 mg = 4500 mg = 4,5 gram

P 31 Ceftizoxime (1g/inj) 2x1 inj (11 kali pemberian)

7 hari [(11x1)x1 g = 11 gram

Genicol 500 mg 9 tab [(9x1)x 500 mg = 4500 mg

= 4,5 gram

P 32 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (5 kali pemberian)

3 hari [(5x1)x1 g = 5 gram

P 33 Cefixime (100 mg/tab) 2x1 (12 kali pemberian)

6 hari

[(12x1)x 100 mg = 1200 mg = 1,2 gram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

25

P 34 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (5kali pemberian)

3 hari [(5x1)x1 g = 5 gram

P 35 Cefixime (100 mg/tab) 2x1 (6 kali pemberian)

3 hari

[(6x1)x 100 mg = 600 mg =0,6 gram

P 36 Ciprofloxacin (200mg/inj) 2x1 inj (7 kali pemberian)

4 hari

[(7x1)x 200 mg = 1400 mg = 2,8gram

P 37 Meropenem (1g/inj) 2x1 inj (10 kali pemberian)

6 hari [(10x1)x1 g = 10 gram

P 38 Ciprofloxacin (200 mg/inj) 2x1 inj (7 kali pemberian)

4 hari

[(7x1)x 200 mg = 1400mg = 1,4 gram

P 39 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj ( kali pemberian)

5 hari [(8x1)x1 g = 8 gram

P 40 Cloramfenicol (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

3 hari

[(9x1)x 500 mg = 4500 mg = 4,5 gram

P 41 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (4 kali pemberian)

3 hari [(4x1)x1 g = 4 gram

P 42 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (8 kali pemberian)

5 hari [(8x1)x1 g = 8 gram

P 43 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (4 kali pemberian)

5 hari [(6x1)x1 g = 6 gram

Cefadroxil 500 mg 6 tab [(6x1)x 500 mg = 3000 mg

= 3 gram

P 44 Amoxicilin (500 mg/tab) 3x1 (15 kali pemberian)

5 hari

[(15x1)x 500 mg = 7500 mg = 7,5 gram

P 45 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (6 kali pemberian)

4 hari [(6x1)x1 g = 6 gram

P 46 Cefriaxone (1g/inj) 2x1 inj (14 kali pemberian)

12 hari [(14x1)x1 g = 14 gram

P 47 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (6 kali pemberian)

5 hari [(6x1)x1 g = 6 gram

Cefadroxil 500 mg 2 tab [(2x1)x 500 mg = 1000 mg

= 1 gram

P 48 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (9 kali pemberian)

6 hari [(9x1)x1 g = 9 gram

Amoxicilin (500 mg/tab) 3x1 ( kali pemberian)

[(3x1)x 500 mg = 1500 mg = 1,5 gram

P 49 Azithromycin(500 mg/tab) 1x1 (3 kali pemberian)

3 hari

[(3x1)x 500 mg = 1500 mg = 1,5 gram

P 50 Cefatoxime (1g/inj) 2x1 inj (10 kali pemberian)

7 hari [(10x1)x1 g = 10 gram

P 51 Amoxicilin (500 mg/tab) 3x1 (15 kali pemberian)

5 hari

[(15x1)x 500 mg = 7500 mg = 7,5 gram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

26

P 52 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (3 kali pemberian)

3 hari [(3x1)x1 g = 3 gram

Cefixime 100 mg tab [(3x1)x 100 mg = 300 mg

= 0,3 gram

P 53 Ceftizoxime (1g/inj) 2x1 inj (7 kali pemberian)

4 hari [(7x1)x1 g = 7 gram

P 54 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (5kali pemberian)

3 hari [(5x1)x1 g = 5 gram

Levofloxacin (500 mg/tab) 1x1 (4 kali pemberian)

5 hari

[(5x1)x 500 mg = 2500 mg = 2,5 gram

P 56 Meropenem (1g/inj) 2x1 inj (7 kali pemberian)

4 hari [(7x1)x1 g = 7 gram

P 57 Ceftizoxime (1g/inj) 2x1 inj (8 kali pemberian)

4 hari [(8x1)x1 g = 8 gram

P 58 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (5 kali pemberian)

3 hari [(5x1)x1 g = 5 gram

P 59 Ceftizoxime (1g/inj) 2x1 inj (10 kali pemberian)

5 hari [(10x1)x1 g = 10 gram

P 60 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (5 kali pemberian)

3 hari [(5x1)x1 g = 5 gram

P 61 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (5 kali pemberian)

3 hari [(5x1)x1 g = 5 gram

P 62 Levofloxacin (500 mg/inj) 1x1 inj (3 kali pemberian)

3 hari [(3x1)x500 mg = 1,5 gram

P 63 Ceftizoxime (1g/inj) 2x1 inj (8 kali pemberian)

4 hari [(8x1)x1 g = 8 gram

P 64 Meropenem (1g/inj) 2x1 inj (8 kali pemberian)

5 hari [(8x1)x1 g = 8 gram

P 65 Klorampenikol (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

3 hari

[(9x1)x 500 mg = 4500 mg = 4,5 gram

P 66 Cefriaxone (1g/inj) 2x1 inj (4 kali pemberian)

5 hari [(4x1)x1 g = 4 gram

Cefixime 200 mg 6 tab [(6x1)x 200 mg = 1200 mg

=1,2 gram

P 67 Amoxicilin (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

3 hari

[(9x1)x 500 mg = 4500 mg = 4,5 gram

P 68 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (7 kali pemberian)

4 hari [(7x1)x1 g = 7 gram

P 69 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (7 kali pemberian)

4 hari [(7x1)x1 g = 7 gram

P 70 Cefixime (200 mg/tab) 2x1 (9 kali pemberian)

5 hari

[(9x1)x 200 mg = 1800 mg = 1,8 gram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

27

P 71 Cefotaxime (1g/inj) 3x1 inj (8 kali pemberian)

3 hari [(8x1)x1 g = 8 gram

P 72 Meropenem (1g/inj) 2x1 inj (5 kali pemberian)

3 hari [(5x1)x1 g = 5 gram

P 73 Genicol (500 mg/tab) 3x1 (11 kali pemberian)

5 hari

[(11x1)x 500 mg =5500 mg = 5,5 gram

Ceftizoxime (1g/inj) 2x1 inj (11 kali pemberian) [(9x1)x1 g = 9 gram

P 74 Cefriaxone (1g/inj) 2x1 inj (4 kali pemberian)

3 hari [(4x1)x1 g = 4 gram

P 75 Cefotaxime (1g/inj) 2x1 inj (8 kali pemberian)

4 hari [(8x1)x1 g = 8 gram

P 76 Cefixime (200 mg/tab) 2x1 (6 kali pemberian)

3 hari

[(6x1)x 200 mg = 1200 mg = 1,2 gram

P 77 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (6 kali pemberian)

4 hari [(6x1)x1 g = 6 gram

P 78 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (4 kali pemberian)

4 hari [(4x1)x1 g = 4 gram

Cefadroxil 500 mg 2 tab [(2x1)x 500 mg = 1000 mg

= 1 gram

P 79 Ciprofloxacin (200mg/inj) 2x1 inj (7 kali pemberian)

4 hari

[(7x1)x 200 mg = 1400 mg = 2,8gram

P 80 Cefadroxil (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

3 hari

[(9x1)x 500 mg = 4500 mg = 4,5 gram

P 81 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (8 kali pemberian)

5 hari [(8x1)x1 g = 8 gram

P 82 Cloramfenicol (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

3 hari

[(9x1)x 500 mg = 4500 mg = 4,5 gram

P 83 Amoxicilin (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

3 hari

[(9x1)x 500 mg = 4500 mg = 4,5 gram

P 84 Levofloxacin (1vial/inj) 1x1 inj (3 kali pemberian)

3 hari [(3x1)x500 mg = 1,5 gram

P 85 Genicol (500 mg/tab) 3x1 (12 kali pemberian)

5 hari

[(13x1)x 500 mg = 6500 mg = 6,5 gram

P 86 Ciprofloxacin (200mg/inj) 2x1 inj (7 kali pemberian)

4 hari

[(7x1)x 200 mg = 1400 mg = 2,8gram

P 87 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (4 kali pemberian)

3 hari [(4x1)x1 g = 4 gram

P 88 Cefotaxime (1g/inj) 2x1 inj (5 kali pemberian)

3 hari [(5x1)x1 g = 5 gram

P 89 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (8 kali pemberian)

5 hari [(8x1)x1 g = 8 gram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

28

P 90 Levofloxacin (1g/inj) 1x1 inj (3 kali pemberian)

3 hari [(3x1)x500 mg = 1,5 gram

P 91 Ceftizoxime (1g/inj) 2x1 inj (4 kali pemberian)

3 hari [(4x1)x1 g = 4 gram

P 92 Cefixime (200 mg/tab) 2x1 (7 kali pemberian)

4 hari

[(7x1)x 200 mg = 1400 mg = 1,4 gram

P 93 Meropenem (1g/inj) 2x1 inj (12 kali pemberian)

9 hari [(12x1)x1 g = 12 gram

P 94 Levofloxacin (1g/inj) 1x1 inj (3 kali pemberian)

7 hari [(3x1)x500 mg = 1,5 gram

Levofloxacin (500 mg/tab) 1x1 (3 kali pemberian)

[(3x1)x 500 mg = 1500 mg = 1,5 gram

P 95 Cefotaxime (1g/inj) 2x1 inj (7 kali pemberian)

4 hari [(7x1)x1 g = 7 gram

P 96 Meropenem (1g/inj) 2x1 inj (8 kali pemberian)

5 hari [(8x1)x1 g = 8 gram

P 97 Meropenem (1g/inj) 2x1 inj (9 kali pemberian)

5 hari [(9x1)x1 g = 9 gram

P 98 Ceftizoxime (1g/inj) 2x1 inj (4 kali pemberian)

3 hari [(4x1)x1 g = 4 gram

P 99 Amoxicilin (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

3 hari

[(9x1)x 500 mg =4500 mg = 4,5 gram

P 100 Ciprofloxacin (200 mg/inj) 2x1 inj (12 kali pemberian)

7 hari

[(12x1)x200 mg = 2400 mg = 2,4gram

P 101 Seftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (10 kali pemberian)

7 hari [(10x1)x1 g = 10 gram

P 102 Levofloxacin (500 mg/tab) 1x1 (4 kali pemberian)

7 hari

[(4x1)x 500 mg = 2000 mg = 1,5 gram

P 103 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (5 kali pemberian)

3 hari [(5x1)x1 g = 5 gram

P 104 Cefotaxime (1g/inj) 2x1 inj (9 kali pemberian)

7 hari [(9x1)x1 g = 9 gram

Cefixime 200 mg 4 Tab (4x1)x200 mg = 800 mg

= 0,8 gram

P 105 Levofloxacin (500 mg/tab) 1x1 (3 kali pemberian)

3 hari

[(3x1)x 500 mg = 1500 mg = 1,5 gram

P 106 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (7 kali pemberian)

4 hari [(7x1)x1 g = 7 gram

P 107 Genicol (500 mg/tab) 3x1 (15 kali pemberian)

5 hari

[(15x1)x 500 mg = 75000 mg = 7,5 gram

P 108 Genicol (500 mg/tab) 3x1 (9 kali pemberian)

3 hari

[(9x1)x 500 mg = 4500 mg = 4,5 gram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

29

P 109 Ciprofloxacin (500 mg/tab) 2x1 (6 kali pemberian)

3 hari

[(5x1)x 500 mg = 2500 mg = 2,5 gram

P 110 Levofloxacin (1g/inj) 1x1 inj (4 kali pemberian)

4 hari [(4x1)x 500 mg = 2 gram

P 111 Levofloxacin (1vial/inj) 1x1 inj (3 kali pemberian)

4 hari [(3x1)x500 mg = 1,5 gram

P 112 Ciprofloxacin (200 mg/inj) 2x1 inj (4 kali pemberian)

3 hari

[(4x1)x 200 mg = 800 mg = 0,8 gram

Ciprofloxacin 500 mg 2 tab [(2x1)x 500 mg = 1000 mg

= 1 gram

P 113 Cloramfenicol (500 mg/tab) 3x1 (6 kali pemberian)

3 hari

[(6x1)x 500 mg = 2000 mg = 3 gram

P 114 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (6 kali pemberian)

5 hari [(6x1)x1 g = 6 gram

Cloramfenicol 500 mg 4 tab [(4x1)x 500 mg = 2000 mg

= 2 gram

P 115 Cloramfenicol (500 mg/tab) 3x1 (20 kali pemberian)

14 hari

[(20x1)x 500 mg = 10000 mg = 10 gram

P 116 Cefriaxone (1g/inj) 3x1 inj (8 kali pemberian)

4 hari [(9x1)x1 g =8 gram

P 117 Cefoperazone (1g/inj) 2x1 inj (5 kali pemberian)

3 hari [(5x1)x1 g = 5 gram

P 118 Cefixime (200 mg/tab) 2x1 (12 kali pemberian)

6 hari

[(12x1)x 200 mg = 2400 mg = 2,4 gram

P 119 Meropenem (1g/inj) 2x1 inj (6 kali pemberian)

3 hari [(6x1)x1 g = 6 gram

P 120 Ceftriaxone (1g/inj) 2x1 inj (4 kali pemberian)

3 hari [(4x1)x1 g = 4 gram

Total LOS (Lenght of Stay) 540 hari

DDD Kloramfenikol 100 patient – days

=jumlah gram AB kloramfenikol yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO kloramfenikol dalam gram𝑋

100total LOS

=40,5

3 𝑋

100540

= 2,50

DDD Thiamfenikol 100 patient – days

=jumlah gram AB thiamfenikol yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO thiamfenikol dalam gram𝑋

100total LOS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

30

=40,51,5

𝑋100540

= 5,00

DDD Amoksisilin 100 patient – days

=jumlah gram AB amoksisilin yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO amoksisilin dalam gram𝑋

100total LOS

=55,5

1𝑋

100540

= 10,28

DDD Sefadroksil 100 patient – days

=jumlah gram AB sefadroksil yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO sefadroksil dalam gram𝑋

100total LOS

=18,5

2𝑋

100540

= 1,71

DDD Sefatoksim 100 patient – days

=jumlah gram AB sefatoksim yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO sefatoksim dalam gram𝑋

100total LOS

=694𝑋

100540

= 3,19

DDD Seftriakson 100 patient – days

=jumlah gram AB seftriakson yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO seftriakson dalam gram𝑋

100total LOS

=170

2𝑋

100540

= 15,74

DDD Seftizosim 100 patient – days

=jumlah gram AB seftizosim yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO seftizosim dalam gram𝑋

100total LOS

=6724

𝑋100540

= 3,10

DDD Sefiksim 100 patient – days

=jumlah gram AB sefiksim yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO sefiksim dalam gram𝑋

100total LOS

=13,50,4

𝑋100540

= 6,25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

31

DDD Sefoperason 100 patient – days

=jumlah gram AB sefoperasone yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO sefoperason dalam gram𝑋

100total LOS

=125

4𝑋

100540

= 5,79

DDD Meropenem 100 patient – days

=jumlah gram AB meropenem yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO meropenem dalam gram𝑋

100total LOS

=712𝑋

100540

= 6,57

DDD Azithromycin 100 patient – days

=jumlah gram AB sefiksim yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO sefiksim dalam gram𝑋

100total LOS

=3

0,3𝑋

100540

= 1,85

DDD Siprofloksasin parental 100 patient – days

=jumlah gram AB siprofloksasin (P) yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO siprofloksasin parental dalam gram𝑋

100total LOS

=11,60,5

𝑋100540

= 4,30

DDD Siprofloksasin Oral 100 patient – days

=jumlah gram AB siprofloksasin (O) yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO siprofloksasin (O) dalam gram𝑋

100total LOS

=6,51𝑋

100540

= 1,20

DDD Levofksasin Parental 100 patient – days

=jumlah gram AB levofloksasin (P) yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO levofloksasin parental dalam gram𝑋

100total LOS

=9,50,5

𝑋100540

= 3,52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

32

DDD Levofksasin Oral 100 patient – days

=jumlah gram AB levofloksasin (O) yang digunakan oleh pasien

Standar DDD WHO levofloksasin oral dalam gram𝑋

100total LOS

=9

0,5𝑋

100540

= 3,33

Total nilai DDD 100 patient – days untuk semua jenis antibiotika

= DDD kloramfenikol + DDD thiampenikol + DDD amoksisilin + DDD

sefadroksil + DDD sefatoksim + DDD seftizosim + DDD sefiksim + DDD

sepoferason + DDD meropenem + DDD azithromicyn + DDD siprofloksasin +

DDD levofloksasin

= 2,50 + 5,0 + 10,28 + 1,71 + 3,19 + 15,74 + 3,10 + 6,25 + 5,79 + 6,57 + 1,85 +

4,30 + 1,20 + 3,52 + 3,33 = 74,34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID ... · i EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR PADA TAHUN

33

Biografi Penulis

Penulis bernama lengkap Serlina Patattan (Sr.

Beatrix JMJ) lahir di Tana Toraja, pada

tanggal 20 April 1987 dari pasangan Andreas

Sampe dan Mariana Sonda. Penulis

menempuh pendidikan di SD Negeri 150

Perindingan (1993-1999), SMP Negeri 6

Mengkendek (1999-2002), SMA Katolik

Makale (2002-2005). Setelah itu pada tahun

2007 masuk biara Konggregasi Jesus Maria

Joseph (JMJ) sampai sekarang. Pada tahun

2012 di utus oleh Konggregasi untuk

melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di

Fakultas Farmasi, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan yaitu Herbal Team

Garden (HGT) terlibat dalam penyuluhan desa mitra dan juga masuk dalam

kepanitiaan dalam kegiatan HGT.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI