evaluasi pengelolaan dana bantuan operasional …eprint.stieww.ac.id/849/1/171103611 suci priyono...
TRANSCRIPT
EVALUASI PENGELOLAAN DANA
BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
DI SMK NEGERI 1 KEBUMEN
TAHUN 2018
Tesis
Diajukan Oleh
SUCI PRIYONO
NIM: 171103611
MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
2019
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
i
EVALUASI PENGELOLAAN DANA
BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
DI SMK NEGERI 1 KEBUMEN
TAHUN 2018
Tesis
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-2
Program Studi Magister Manajemen
Diajukan Oleh
SUCI PRIYONO
NIM: 171103611
Kepada
MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
2019
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ii
TESIS
EVALUASI PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
DI SMK NEGERI 1 KEBUMEN TAHUN 2018
Oleh :
SUCI PRIYONO
NIM: 171103611
Tesis ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Pada tanggal : 4 April 2019
Dosen Penguji I
Suhartono, M.Si.
Dosen Penguji II/ Pembimbing I Pembimbing II
Drs. John Soeprihanto, MIM, Ph.D Dra. Lukia Zuraida, MM
dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Magister
Yogyakarta, April 2019
Mengetahui, Program Magister Manajemen
STIE Widya Wiwaha Yogyakarta Direktur
Drs. John Soeprihanto, MIM, Ph.D
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Maret 2019
SUCI PRIYONO STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
iv
ABSTRAK
Keberhasilan Program Bantuan Opersioanal Sekolah (BOS) dipengaruhi oleh Pengelolaan Dana dan segala sumber daya yang ada dalam program BOS. Pengelolaan Dana BOS SMK yang baik akan mampu membantu ketercapaian tujuan dari program BOS SMK sehingga sekolah menempati posisi penting dalam penentuan penggunaan Dana BOS SMK.
Berdasarkan data penerimaan dan pengeluaran Dana BOS serta data Pengelolaan Dana BOS SMK Tahun 2016-2018 dapat dirumuskan bahwa Pengelolaan Dana BOS pada SMK Negeri 1 Kebumen masih belum optimal.
Penelitian dengan judul “Evaluasi Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Menengah Kejuruan (BOS SMK) di SMK Negeri 1 Kebumen Tahun 2018” ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebakan Pengelolaan Dana BOS belum optimal, (2) menganalisis Pengelolaan Dana BOS (3) mengevaluasi Pengelolaan Dana BOS (4) merumuskan upaya peningkatan Pengelolaan Dana BOS di SMK Negeri 1 Kebumen.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan menggunakan metode wawancara, dan dokumentasi. Objek penelitian ini adalah data yang terkait pengelolaan dana BOS yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi serta pelaporan di SMK Negeri 1 Kebumen.
Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) alokasi dana BOS semestinya sesuai dengan kebutuhan sekolah, tetapi alokasi dana sudah ditetapkan pagu anggaran belanja sehingga akan menyulitkan dalam membuat anggaran yang sesuai dengan kebutuhan sekolah (2) waktu pencairan dana BOS terlambat setiap tri wulan sehingga mengakibatkan semua proses pertanggungjawaban belanja mundur (3) kurangnya kompetensi pengelola dana BOS akan mengakibatkan pengelola sering kurang paham dalam mengelola dana sesuai petunjuk teknis (4) kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, sehingga menyebabkan sehingga orang tua yang menganggap kalau BOS membuat membebaskan seluruh biaya.
Upaya peningkatan pengelolaan dana BOS adalah Guru, karyawan dan komite sekolah lebih aktif dalam pembuatan RKAS agar kebutuhan sekolah dapat terakomodir, meningkatkan kompetensi pengelola dana BOS dengan mengikuti pelatihan dan pembinaan, Komite Sekolah lebih intensif untuk mengawasi dan sosialisasi pengeloaan Dana BOS dan memprioritas penggunaan dana untuk mengantisipasi keterlambatan pencairan dana BOS.
Kata kunci : Evaluasi, Pegelolaan, Analisis, Optimal, Upaya
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
anugerah-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan tesis Magister
Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta dengan judul “Evaluasi
Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah di SMK Negeri 1 Kebumen
Tahun 2018” . Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini,
oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kelancaran tesis ini, yaitu kepada :
1. Drs. John Soeprihanto, MIM, Ph.D selaku Direktur Magister Manajemen
STIE Widya Wiwaha sekaligus pembimbing I yang telah memberikan
dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
2. Dra. Lukia Zuraida, MM selaku pembimbing II yang telah memberikan
dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
3. Dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian tesis ini.
4. Dosen Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.
5. Kepala SMK Negeri 1 Kebumen yang memberikan dukungan dan bimbingan
kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
6. Seluruh guru dan staf SMK Negeri 1 Kebumen.
7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vi
Atas segala bantuan dan dukungan semua pihak saya mengucapkan
terima kasih dan saran serta kritik yang membangun terhadap kesempurnaan
penulisan ini sangat saya harapkan.
Yogyakarta, Maret 2019
Penulis
SUCI PRIYONO
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
PERNYATAAN ............................................................................................... iii
ABSTRAK…………………………………………………………………….. Iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 8
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 8
D. Tujuan penelitian ...................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 11
B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ..................................................................... 34
B. Subyek dan Obyek Penelitian ................................................... 34
C. Variabel Penelitian .................................................................... 35
D. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 36
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
viii
E. Alat Analisis Data ..................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................... 39
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 43
C. Pembahasan .............................................................................. 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 78
B. Saran ........................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Penerimaan dan Pengeluaran Dana BOS 2016 – 2018 ….. 6
Tabel 2.1 Tujuan Khusus BOS SMK Dana BOS …………………………. 22
Tabel 4.1 Penyusunan RKAS SMK Negeri 1 Kebumen…………………… 49
Tabel 4.2 Rekapitulasi RKAS dan Penggunaan Dana BOS Tahun 2016 ….. 50
Tabel 4.3 Rekapitulasi RKAS dan Penggunaan Dana BOS 2017 – 2018 …. 53
Tabel 4.4 Penyaluran Dana BOS SMK Negeri 1 Kebumen ……………….. 54
Tabel 4.5 Penggunaan Dana BOS SMK Negeri 1 Kebumen ……………… 56
Tabel 4.6 Pengawasan Dana BOS SMK Negeri 1 Kebumen ……………… 61
Tabel 4.7 Evaluasi Pengelolaan Dana BOS SMK Negeri 1 Kebumen …… 63
Tabel 4.8 Laporan Intern Pengelolaan Dana BOS SMKN 1 Kebumen …… 66
Tabel 4.9 Laporan Ekstern Dana BOS SMK Negeri 1 Kebumen …………. 67
Tabel 4.10 Upaya Peningkatan Pengelolaan Dana BOS …………………….. 76
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa pendidikan nasional harus
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu
serta relevansi pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan kehidupan
lokal, nasional, dan global.
Sistem Pendidikan Nasional dalam penyelenggaraan pendidikan wajib
memegang beberapa prinsip yakni pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan
bangsa dengan satu kesatuan yang sistematis dengan sistem terbuka. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa setiap warga negara berhak untuk
menikmati pendidikan yang layak tanpa membedakan suku, golongan dan
agama.
Usaha untuk memenuhi amanat Undang-undang tersebut dilakukan
melalui program Wajib Belajar 9 (sembilan) Tahun. Program yang telah
dimulai dari tahun 1994 tersebut berhasil dituntaskan dengan indikator Angka
Partisipasi Kasar (APK) SMP mencapai 98,2% (sembilan puluh delapan
koma dua persen) pada tahun 2010. Konsekuensi dari keberhasilan program
Wajib Belajar 9 (sembilan) Tahun tersebut adalah meningkatnya jumlah
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2
siswa lulusan SMP yang harus ditampung oleh SMK. Sementara itu,
ketersediaan ruang kelas pada jenjang pendidikan SMK belum sesuai dengan
jumlah siswa lulusan SMP/sederajat lainnya. Akibatnya, banyak lulusan
SMP/sederajat lainnya tidak dapat melanjutkan ke SMK baik dikarenakan
kendala daya tampung SMK maupun ketidakmampuan membayar biaya
pendidikan.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, pembangunan pendidikan
menengah difokuskan pada dua hal yaitu meningkatkan rata-rata lama
sekolah penduduk usia 15 (lima belas) tahun ke atas dan meningkatkan
relevansi lulusan pendidikan menengah terhadap dunia kerja. Untuk itu
pemerintah menjamin akses pendidikan menengah seluas-luasnya sehingga
diharapkan dapat menaikkan rata-rata kualifikasi tenaga kerja di Indonesia
yang saat ini didominasi oleh lulusan pendidikan dasar.
Partisipasi penduduk yang mengikuti pendidikan menengah meningkat
cukup signifikan selama periode 2010-2014. Capaian APK
SMA/SMA/SMK/SMLB/Paket C sebesar 68,92% pada tahun 2014 dengan
APK SMK sebesar 35.51%. Melihat kebutuhan akan tenaga kerja terampil
dan peningkatan input pendidikan tinggi, Pemerintah mendorong akselerasi
pembangunan pendidikan menengah dengan menginisiasi Pendidikan
Menengah Universal (PMU) yang merupakan langkah awal menuju
dilaksanakannya wajib belajar 12 (dua belas) tahun.
Selama ini pemerintah selalu berusaha memecahkan masalah
pemerataan pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan akses
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3
masyarakat terhadap pendidikan bermutu, yang mendapat alokasi anggaran
cukup besar adalah program Bantuan Operasional Sekolah atau dikenal
dengan BOS. BOS merupakan suatu program pemerintah untuk membantu
penyediaan pendanaan biaya operasional nonoperasional sekolah. Program
Bantuan Operasional Sekolah dikomandani oleh Departemen Pendidikan
Nasional, yang mana dalam pelaksanaannya, penyaluran dan pengelolaan
dana BOS yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan
Departemen Agama sebagai departemen teknis yang bertanggungjawab
dalam pelaksanaan dan pengelolaan program BOS (Mulyono, 2010: 170).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan kebijakan
Pendidikan Menengah Universal (PMU) yang implementasinya difokuskan
untuk memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat. Tujuan utama
program tersebut adalah anggota masyarakat yang secara ekonomi tidak
mampu memenuhi biaya operasional sekolah, juga memberikan layanan
pendidikan terjangkau dan bermutu terutama bagi siswa miskin. Rencana
Strategi Kemendikbud 2010-2014 (2013: 3) menjabarkan bahwa
implementasi PMU difokuskan pada peningkatan layanan peserta didik
dengan pemberian Bantuan Operasional Sekolah Menengah (BOS SM),
menyediakan daya tampung pendidikan menengah melalui pembangunan
Unit Sekolah Baru (USB), Ruang Kelas Baru (RKB), Ruang Praktek Siswa
(RPS) dan rehabilitasi gedung sekolah, penyediaan dan peningkatan kualitas
guru melalui peningkatan kerjasama dengan Lembaga Pendidikan Tenaga
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4
Kependidikan (LPTK) atau Perguruan Tinggi (PT) dalam penyediaan guru
produktif dan pengusulan pengangkatan guru sekolah menengah.
Dana BOS SMK yang diberikan dimanfaatkan untuk mewujudkan
layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu bagi semua lapisan
masyarakat. Adanya bantuan yang diberikan pemerintah supaya sekolah
membebaskan biaya pendidikan ataupun meringankan tagihan biaya sekolah,
dan juga supaya kualitas proses pembelajaran di sekolah akan menjadi
semakin meningkat. Besaran Dana Tahun 2016 dan 2017 yang diterima tiap
sekolah dihitung berdasarkan jumlah siswa per sekolah dan satuan Dana BOS
SMK. Waktu penyaluran Dana BOS SMK ini tahun 2016, 2017 dan 2018
diberikan kesekolah per tri wulan. Pengelolaan Dana BOS wajib berpedoman
pada petunjuk teknis BOS SMK yang diterbitkan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan SMK, sebagai teknis yang
bertanggung jawab dalam Pelaksanaan dan Pengelolaan Dana BOS SMK.
Sebagai langkah awal wajib belajar 12 (dua belas) tahun, pada tahun
2016 pemerintah mengeluarkan kebijakan Biaya Operasional Sekolah (BOS)
bagi SMK dengan satuan biaya per siswa Rp 1.400.000,- per tahun. Mulai
tahun 2016 penyaluran dana BOS SMA/SMK dilakukan dengan mekanisme
transfer ke provinsi yang selanjutnya ditransfer ke rekening sekolah secara
langsung dalam bentuk hibah.
Keberhasilan program BOS dipengaruhi oleh faktor Pengelolaan Dana
dan segala sumber daya yang ada dalam program BOS. Pengelolaan Dana
BOS SMK yang baik akan mampu membantu ketercapaian tujuan dari
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
5
program BOS SMK dengan efektif dan efisien. Sekolah menempati posisi
penting dalam penentuan penggunaan Dana BOS SMK, karena sekolah
merupakan instansi yang terkait langsung Pengelolaan Dana BOS. Kesalahan
oleh pengelolaan dapat menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan
Pengelolaan Dana BOS SMK. Kurang spesifiknya petunjuk yang ada dalam
petunjuk teknis BOS SMK menimbulkan penerjemahan yang berbeda-beda
oleh pihak Pengelolaan Dana BOS SMK. Hal ini menjadi permasalahan dan
dapat menimbulkan dugaan penyelewengan.
Hasil observasi awal yang dilakukan melalui wawancara kepada Kepala
Sekolah dan Bendahara BOS SMK Negeri 1 Kebumen, diperoleh informasi
terkait Dana BOS SMK. Pencairan Dana BOS di SMK Negeri 1 Kebumen
tahun 2016-2017, terdiri dari empat tahap penyaluran yaitu Tri Wulan I bulan
Januari s.d Maret, Tri Wulan II bulan April s.d. Juni, Tri Wulan III bulan Juli
s.d. September dan Tri Wulan IV bulan Oktober s.d. Desember. Dasar
pencairan jumlah nilai BOS yaitu jumlah data siswa yang aktif dan tercatat di
Data Pokok Pendidikan Menengah (Dapodikmen) dengan jadwal yang sudah
ditentukan oleh Dit PSMK Kemendikbud. Jika terjadi kelebihan bayar
Sekolah wajib mengembalikan kelebihan dana ke Pusat.
Pelaksanaan Pengelolaan Dana BOS SMK di SMK Negeri 1 Kebumen
tahun 2016, 2017 dan 2018 terdapat beberapa hambatan. Rencana Kegiatan
Anggaran Sekolah (RKAS) BOS SMK yang telah disusun Bendahara BOS
untuk dimintai tindak lanjut kepada Pusat, terjadi perubahan aturan mengenai
penggunaan Dana BOS SMK. Hal tersebut menjadikan sekolah melakukan
penyusunan RKAS BOS perubahan dengan disesuaikan pada penggunaan
Dana BOS SMK yang baru. Penyusunan perubahan RKAS BOS SMK ini,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
6
menjadikan penyaluran Dana BOS SMK ke sekolah terlambat. Penyusunan
RKAS BOS SMK harus sesuai dengan juknis dana BOS SMK. Penyaluran
dana BOS SMK dari pusat masuk ke rekening sekolah, pengawasan
dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan studi pendahuluan penerapan anggaran dana BOS
SMKNegeri 1 Kebumen biasanya menggunakan acuan tahun sebelumnya.
Hal ini untuk mempermudah didalam mengalokasikan dana. Sebagai
perbandingan dimunculkan 3 tahun anggaran yang sedikit berbeda. Perbedaan
tersebut mengacu pada pengeluaran yang telah ada. Naik turunnya masing-
masing anggaran dikarenakan kebutuhan yang berbeda dari tahun ke tahun.
Dibawah ini adalah data selama 3 tahun
Tabel 1.1
Data Penerimaan Dan Pengeluaran Dana BOS SMK Negeri 1 Kebumen
Tahun 2016 s.d. 2018
No Tahun Tri Wulan Penerimaan Pengeluaran Lebih Salur
Selisih
1 2016 Tri Wulan 1 511.000.000 304.501.025 206.498.975 Tri Wulan 2 511.000.000 191.505.000 525.99.975 Tri Wulan 3 511.000.000 413.647.640 623.346.335 Tri Wulan 4 570.500.000 1.191.746.335 2.100.000 -
Jumlah 2.103.500.000 2.101.400.000 2.100.000 - 2 2017 Tri Wulan 1 432.040.000 - 432.040.000
Tri Wulan 2 864.080.000 540.760.955 323.319.045 Tri Wulan 3 432.040.000 321.222.560 110.817.440 Tri Wulan 4 431.200.000 1.178.912.040 1.400.000 117.064.445
Jumlah 2.159.360.000 2.040.895.555 1.400.000 117.064.445 3 2018 Saldo Awal 117.064.445 - - 117.064.445
Tri Wulan 1 430.640.000 530.595.340 17.109.105 Tri Wulan 2 860.160.000 460.226.981 417.042.124 Tri Wulan 3 430.080.000 447.530.376 399.591.748 Tri Wulan 4 432.320.000 435.676.828 396.234.920
Jumlah 2.270.264.445 1.874.029.525 - 696.234.920 Sumber : Data Primer (2018)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
7
Pengelolaan Dana BOS SMK belum optimal salah satunya dapat dilihat
dari tabel penerimaan dan pengeluaran terdapat pada Tri Wulan tertentu
terdapat sisa belanja dan dapat dikatakan belum transparan dan akuntabel
apabila ada beberapa hal yang terkait publikasi belum dilaksanakan secara
periodik. Publikasi yang dilakukan SMK Negeri 1 Kebumen terkait
Pengelolaan dana BOS secara transaparan artinya dalam pengelolaan dana
BOS diketahui oleh stakeholder sekolah. Pengelolaan dana BOS secara
akuntabel artinya dalam pengelolaan dana BOS, sekolah dapat
mempertanggungjawabkan penggunaan dana BOS kepada pemerintah
maupun masyarakat. Pentingnya transparansi dan akuntabilitas penggunaan
dana BOS kepada publik merupakan salah satu wujud kontrol dari
masyarakat. Masyarakat merupakan komponen yang berperan penting dalam
penyelenggaraan pendidikan. Adanya partisipasi masyarakat dihimpun
melalui suatu wadah yang disebut komite sekolah.
Partisipasi masyarakat dalam mengawasi pengelolaan dana BOS dapat
melalui wadah pengaduan masyarakat maupun pemberian kritik dan saran
yang disediakan oleh sekolah. Idealnya, dalam pelaksanaan transparasi dan
akuntabilitas pengelolaan dana BOS, sekolah mengumumkan hasil pembelian
barang dan harga yang dilakukan oleh sekolah di papan pengumuman dan
ditandatangani oleh komite sekolah.
Sekolah dapat menginformasikan secara tertulis rekapitulasi
penerimaan dan penggunaan dana BOS kepada orang tua siswa setiap
semester bersamaan dengan pertemuan orang tua siswa dan sekolah pada saat
penerimaan raport. Melihat pentingnya Pengelolaan Dana Bantuan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
8
Operasional Sekolah (BOS) dalam penyelenggaraan pendidikan dan berbagai
masalah yang melingkupi, menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian
dengan judul “Evaluasi Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
Menengah Kejuruan (BOS SMK) di SMK Negeri 1 Kebumen Tahun 2018”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka
dapat dirumuskan permasalahan bahwa pengelolaan dana BOS
SMK Negeri 1 Kebumen tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 masih belum
optimal.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Faktor-Faktor apa yang menyebabkan Pengelolaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah Menengah Kejuruan (BOS SMK) di SMK Negeri 1
Kebumen belum optimal ?
2. Mengapa Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Menengah
Kejuruan (BOS SMK) di SMK Negeri 1 Kebumen belum optimal ?
3. Bagaimana Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Menengah
Kejuruan (BOS SMK) di SMK Negeri 1 Kebumen?
4. Bagaimana upaya meningkatkan Pengelolaan Dana Bantuan Operasional
Sekolah Menengah Kejuruan (BOS SMK) di SMK Negeri 1 Kebumen?
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
9
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dalam melakukan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebakan Pengelolaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah Menengah Kejuruan (BOS SMK) di
SMK Negeri 1 Kebumen belum optimal.
2. Untuk menganalisis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
Menengah Kejuruan (BOS SMK) di SMK Negeri 1 Kebumen.
3. Untuk mengevaluasi Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
Menengah Kejuruan (BOS SMK) di SMK Negeri 1 Kebumen.
4. Untuk merumuskan upaya peningkatan Pengelolaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah Menengah Kejuruan (BOS SMK) di SMK Negeri 1
Kebumen.
E. Manfaat Penelitian
Adapun maanfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pelaksanaan pengelolaan dana BOS SMK Negeri 1 Kebumen bagi :
1. Bagi SMK Negeri 1 Kebumen penerima Dana BOS
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk
mengembangkan teori-teori dalam bidang administrasi pendidikan yakni
manajemen pembiayaan pendidikan dan mampu memberikan tambahan
pengetahuan dan lebih transaparan dalam Pengelolaan Dana BOS SMK.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
10
2. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui secara mendalam Pengelolaan Dana Bantuan Operasional
Sekolah Menengah Kejuruan (BOS SMK) dan berdasarkan Petunjuk teknis
Dana BOS.
3. Bagi Pemerintah
Memberikan masukan untuk peningkatan kualitas pengawasan pengelolaan
dan buku panduan pelaksanaan Pengelolaan Dana BOS SMK.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjuan Pustaka
1. Evaluasi Kebijakan Publik
a. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang
sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan
pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada
selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan
itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.
Dalam pengertian yang lain, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis
untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan
program telah tercapai. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh
Wrightstone, dkk (1956) yang mengemukakan bahwa pengertian evaluas i
adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan ke arah tujuan atau
nilai-nilai yang telah ditetapkan.
Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai
“ then process ofdelineating, obtaining, and providing useful information
for judging decision alternatives," Artinya evaluasi merupakan proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna
untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Menurut Tyler (1950)
dalam Arikunto (2009: 5) evaluasi program merupakan proses untuk
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
12
mengetahui apakah tujuan pendidikan telah terealisasikan. Selanjutnya
menurut Cronbach (1963) dan Stufflebeam dalam Arikunto (2009: 5)
evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan
kepada pengambil keputusan. Wujud dari hasil evaluasi adalah adanya
rekomendasi dari evaluator untuk pengambilan keputusan. Menurut
Arikunto (2009: 22) ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat
dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program, yaitu:
1) Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut
tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana
diharapkan.
2) Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai
dengan harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit).
3) Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukkan
bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan
memberikan hasil yang bermanfaat.
4) Menyebarluaskan program, karena program tersebut berhasil dengan
baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu
yang lain.
b. Pengertian Kebijakan
Menurut Wirawan (2011: 16) Kebijakan adalah rencana umum dalam
rangka melaksanakan fungsi dan tugas menteri. Kebijakan yang ada akan
terus berjalan sampai kebijakan baru dibuat, biasanya14 kebijakan berganti
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
13
karena kebijakan lama sudah tidak efisien dan efektif atau pergantian
pejabat baru. Menurut Muchlis Hamdi (2014: 121) fungsi dari kebijakan
adalah sebagai sarana mewujudkan sistem nilai bangsa dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berdasarkan fungsi tersebut,
mengutip dari Dunn, Muchlis Hamdi (2014: 121) mengemukakan ciri-ciri
suatu kebijakan yang dinilai tepat yaitu:
1) Efisiensi
Efisiensi berkenaan dengan pertanyaan tentang seberapa banyak usaha
yang dibutuhkan untuk mencapai dampak yang diharapkan.
2) Efektivitas
Efektivitas berkenaan dengan pertanyaan apakah dampak
yangdiharapkan tercapai.
3) Kecukupan
Kecukupan mempertanyakan tentang seberapa jauh pencapaiandampak
yang diharapkan telah memecahkan persoalan.
4) Keadilan
Sedangkan ciri keadilan berhubungan dengan pertanyaan apakah
biayadan manfaat didistribusikan secara adil di antara kelompok yang
berbeda.
c. Kebijakan Publik
Salah satu bentuk kebijakan yang ada dan diterapkan di masyarakat
adalah kebijakan publik. Menurut Riant Nugroho (2008: 35) kebijakan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
14
publik merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh institusi negara
dalam rangka mencapai visi dan misi dari bangsa. Kebijakan publik tersebut
dibuat oleh lembaga legislatif serta lembaga eksekutif. Menurut Thomas
Gye (dalam Suharsono, 2008: 2) menyebutkan bahwa kebijakan publik
adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan
(public policy is whatevergoverments choose to do or not to do). Definisi
tersebut mengandung makna bahwa kebijakan dibuat oleh badan pemerintah
dan bukan organisasi swasta, kebijakan menyangkut pilihan yang harus
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. Muclis Hamdi (2014: 37)
mendefinisikan kebijakan publik sebagai pola tindakan yang diterapkan oleh
pemerintah dan terwujud dalam bentuk peraturan perundang-undangan
dalam rangka penyelenggaraan pemerintah negara. Dari definisi tersebut
terdapat tiga karakter utama kebijakan publik yaitu tujuan kebijakan publik
adalah menyelesaikan masalah publik, kebijakan publik sebagai pola
tindakan yang terjabarkan dalam program dan kegiatan, serta setiap
kebijakan publik selalu termuat dalam hukum positif. Salah satu kebijakan
publik yang diterapkan di Indonesia adalah kebijakan tentang pendidikan.
Kebijakan pendidikan merupakan kebijakan publik di bidang
pendidikan. Riant Nugroho (2008: 37) mendefinisikan kebijakan pendidikan
sebagai kebijakan publik di bidang pendidikan untuk mencapai tujuan
pembangunan negara dan bangsa di bidang pendidikan sebagai salah satu
bagian dari tujuan pembangunan Negara dan bangsa secara keseuluruhan.
Margareth E Goertz dalam Nugroho (2008: 37) menjelaskan bahwa
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
15
kebijakan pendidikan berkenaan dengan efisiensi dan efektifitas anggaran
pendidikan. Isu ini menjadi sangat penting ketika masyarakat mulai
mengkritisi biaya pendidikan.
2. Pengelolaan Keuangan Sekolah
Keuangan sekolah merupakan bagian yang penting karena setiap
kegiatan sekolah membutuhkan dana untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran di sekolah. Menurut Hasibuan (2007: 2) pengelolaan atau
manajemen adalah ilmu seni dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Pengelolaan keuangan sekolah yang baik dapat
dilakukan dengan menggunakan asas pemisahan tugas, perencanaan,
pembukuan setiap trasaksi, pelaporan dan pengawasan.
a. Tujuan Pengelolaan Keuangan Sekolah
Tujuan utama pengelolaan dana pendidikan khususnya keuangan
sekolah, (Mulyono, 2010: 172) adalah :
1) Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk harian sekolah
dan menggunakan kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali.
2) Memelihara barang-barang aset sekolah.
3) Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan,
dan pengeluaran uang diketahui dan dilaksanakan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
16
b. Prinsip Pengelolaan Keuangan Sekolah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 pasal 59 dalam
pengelolaan dana pendidikan, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan,
antara lain :
1) Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan dilakukan dengan memberikan akses pelayanan
pendidikan yang seluas-luasnya dan merata kepada peserta didik, tanpa
membedakan latar belakang suku, ras, agama, jenis kelamin, dan
kemapuan atau status sosial ekonomi.
2) Prinsip efisiensi
Prinsip efisiensi dilakukan dengan mengoptimalkan akses, mutu,
relevansi, dan daya saing pelayanan pendidikan.
3) Prinsip transparansi
Prinsip transaparasi dilakukan dengan memenuhi asas kepatutan dan
tata kelola yang baik oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
peyelenggaraan pendidikan yang didirikan masyarakat, dan satuan
pendidikan sehingga :
a) Dapat diaudit atas standar yang berlaku, dan menghasilkan opini
audit wajar tanpa perkecualian.
b) Dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pemangku
kepentingan pendidikan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
17
4) Prinsip akuntabilitas publik
Prinsip akuntabilitas publik dilakukan dengan memberikan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang dijalankan oleh penyelenggara
atau satuan pendidikan kepada pemangku kepentingan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
c. Proses Pengelolaan Keuangan Sekolah
Terkait dengan manajemen keuangan di sekolah, Mulyasa (2002: 47)
mengemukakan bahwa : Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu
sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi
pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi
MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan
pengelolaan dana secara transaparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan, dan pembiayaan merupakan
potensi yang sanga menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam kajian manajemen pendidikan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengelolaan keuangan
sekolah meliputi: perencanaan, sumber keuangan, pengalokasian,
penganggaran, pemanfaatan dana, pembukuan keuangan, pemeriksaan,
pengawasan, dan pertanggungjawaban pelaporan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
18
3. Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan pendidikan adalah upaya pengumpulan dana untuk
membiayai operasional dan pengembangan sektor pendidikan (Indra Bastian,
2007: 160). Mengenai konsep pembiayaan pendidikan (Fattah, 2009: 23)
mengemukan bahwa, anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang
berkaitan satu sama lain, yaitu sisi anggaran penerimaan dan sisi anggaran
pengeluaran untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Anggaran penerimaan ialah pendapatan yang diperoleh setiap tahun
oleh sekolah dari berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur. SMK
Negeri umumnya memiliki sumber-sumber anggaran penerimaan yang terdiri
dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat sekitar, orangtua murid,
dan sumber lain. Anggaran pengeluaran adalah jumlah uang yang dibelanjakan
setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan di sekolah. Belanja
sekolah sangat ditentukan oleh komponen-komponen yang jumlah dan
proposinya bervariasi antara sekolah yang satu dan daerah yang lainnya, serta
dari waktu ke waktu.
Biaya penyelenggaraan dana/atau pengelolaan pendidikan sebagaimana
dimaksud pada pasal 48 ayat (1) huruf b meliputi :
a. Biaya investasi, yang terdiri atas:
1) Biaya investasi lahan pendidikan, dan
2) Biaya investasi selain lahan pendidikan.
b. Biaya operasi yang terdiri atas :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
19
1) Biaya personalia, dan
2) Biaya non-personalia.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa biaya pendidikan adalah nilai
uang atau nilai rupiah yang dikeluarkan oleh pemerintah, penyelenggara
pendidikan, masyarakat, maupun orang tua siswa dalam bentuk barang,
pengorbanan, atapun uang yang digunakan untuk mengelola dan
menyelenggarakan pendidikan sebagai penunjang efektifitas dan
efisiensi pengelolaan pendidikan. Pelaksanaan pengelolaan pembiayaan
pendidikan diperlukan penyusunan anggaran untuk memperkirakan
rencana alokasi biaya yang akan dikeluarkan untuk direalisasikan oleh
suatu lembaga pendidikan.
4. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK
a. Dasar Hukum
Dasar hukum pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK
dalam Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2017
meliputi
1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
20
4) Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan
5) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan
6) Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan
barang/jasa pemerintah dengan perubahan terakhir Nomor 4 tahun
2015 tentang perubahan keempat atas Peraturan Presiden Nomor 53
tahun 2010 tentang Pengadaan barang/jasa pemerintah
7) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008
tentang Buku
8) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun
2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan
9) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang
Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa
b. Pengertian
1) Pengertian BOS
Menurut Peraturan Mendiknas nomor 69 Tahun 2009, BOS
adalah program pemerintah yang pada dasarnya untuk penyediaan
pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar
sebagai pelaksana program wajib belajar Sedangkan standar biaya
operasi nonpersonalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk
membiayai kegiatan operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun
sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar satuan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
21
pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan
berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan.
2) Pengertian BOS SMK
Menurut Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
tahun 2015 mendefinisikan BOS SMK sebagai program pemerintah
berupa pemberian dana langsung ke SMK baik Negeri ataupun Swasta
dimana besarnya dana bantuan yang diterima sekolah dihitung
berdasarkan jumlah siswa masing-masing sekolah dikalikan satuan
biaya (unit cost) bantuan. Sedangkan dana BOS SMK adalah bantuan
dana untuk membantu Sekolah Menengah Kejuruan negeri dan swasta
dalam memenuhi biaya operasional sekolah non personalia.
c. Tujuan BOS SMK
Menurut Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun
2015 tujuan BOS SMK dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Secara umum, tujuan BOS SMK adalah mewujudkan
layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu bagi semua lapisan
masyarakat di Indonesia. Sedangkan tujuan khusus BOS SMK adalah
berikut ini
1) Membantu biaya operasional non personalia sekolah
2) Mengurangi angka putus sekolah siswa SMK
3) Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa SMK
4) Mewujudkan keberpihakan pemerintah (affirmative action) bagi siswa
SMK dengan cara meringankan biaya sekolah
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
22
5) Memberikan kesempatan bagi siswa SMK untuk mendapatkan layanan
pendidikan yang terjangkau dan bermutu
6) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah
d. Penggunaan Dana BOS SMK
Menurut Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2017
tujuan BOS SMK dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Secara umum, tujuan BOS SMK adalah mewujudkan layanan
pendidikan yang terjangkau dan bermutu bagi semua lapisan masyarakat di
Indonesia. Sedangkan tujuan khusus BOS SMK Dana BOS digunakan
antara lain sebagai berikut
Tabel 2.1
Tujuan Khusus BOS SMK Dana BOS
No Penggunaan Dana
Penjelasan
1 Pengembangan Perpustakaan
a. Sekolah wajib membeli/menyediakan buku teks pelajaran yang terdiri dari buku teks pelajaran untuk peserta didik dan buku panduan guru sesuai dengan kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Buku teks yang dibeli mencakup pembelian buku mata pelajaran baru, mengganti buku yang rusak, dan membeli kekurangan buku agar tercukupi rasio satu peserta didik satu buku untuk tiap mata pelajaran.
b. Sekolah dapat membeli/menyediakan buku non teks pelajaran untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah. Buku non teks pelajaran yang dibeli harus mengacu kepada aturan yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Kegiatan pengembangan perpustakaan lainnya, antara lain pemeliharaan buku/koleksi perpustakaan, peningkatan kompetensi tenaga perpustakaan, pengembangan database perpustakaan, pemeliharaan dan pembelian perabot
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
23
No Penggunaan Dana
Penjelasan
perpustakaan, dan/atau pemeliharaan dan pembelian AC perpustakaan
2 Penerimaan Peserta Didik Baru
a. penggandaan formulir pendaftaran b. administrasi pendaftaran c. penentuan peminatan/psikotest d. publikasi (pembuatan spanduk, brosur, dan lainnya) e. biaya kegiatan pengenalan lingkungan sekolah f. konsumsi penyelenggaraan kegiatan dan
transportasi 3 Kegiatan
Pembelajaran dan Ekstrakurikuler
a. Pengadaan Alat Habis Pakai Praktikum Pembelajaran 1) Pembelian alat habis pakai yang ditujukan untuk
mendukung proses pembelajaran teori dan/atau praktikum kejuruan.
2) Pembelian alat habis pakai praktikum kejuruan/teaching factory.
3) Pembelian peralatan ringan/handtools, antara lain obeng, tang, dan/atau alat ringan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum
4) Pembelian peralatan praktikum IPA, antara lain preparat, sendok, baterai, dan/atau alat lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum IPA.
5) Pembelian peralatan praktikum bahasa, antara lain CD, kaset, headset, dan/atau alat lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum bahasa.
6) Pembelian suku cadang alat praktikum komputer, antara lain CD, mouse, keyboard,dan/atau suku cadang lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum komputer.
7) Pembelian alat praktek olahraga, antara lain raket, bat, net, dan/atau alat olahraga lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktek olahraga.
8) Pembelian alat praktek kesenian, antara lain gitar, seruling, dan/atau alat musik lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktek kesenian.
9) Biaya transportasi dan/atau konsumsi dalam pembelian alat habis pakai praktikum pembelajaran SMK.
b. Pengadaan Bahan Habis Pakai Praktikum Pembelajaran 1) Pembelian bahan habis pakai ditujukan untuk
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
24
No Penggunaan Dana
Penjelasan
pembelian bahan praktikum dalam materi kejuruan, yaitu bahan praktikum kejuruan.
2) Pembelian bahan praktikum teaching factory/kewirausahaan, antara lain bahan las, bahan perakitan, dan/atau bahan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum kewirausahaan.
3) Pembelian bahan praktikum IPA, antara lain HCl, formalin, aquadest, dan/atau bahan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum IPA.
4) Pembelian bahan praktikum bahasa, antara lain headcleaner, CD, dan/atau bahan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum bahasa.
5) Pembelian bahan praktikum komputer, antara lain tinta/ toner, CD, dan/atau bahan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum komputer.
6) Pembelian bahan praktik olah raga, antara lain bola, shuttlecock, dan/atau bahan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktek olahraga.
7) Pembelian bahan praktik kesenian, antara lain cat air, kuas, dan/atau bahan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktek kesenian.
8) Biaya konsumsi dan/atau transportasi dalam pembelian bahan habis pakai untuk praktikum pembelajaran SMK dengan ketentuan standar biaya mengikuti ketentuan daerah setempat yang ditetapkan.
c. Pembiayaan untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran/intra kurikuler antara lain: 1) kegiatan pembelajaran remedial dan/atau
pengayaan materi; 2) pemantapan persiapan ujian; dan/atau 3) pelaksanaan try out dan lainnya.
d. Pembiayaan untuk menyelenggarakan kegiatan pembinaan peserta didik melalui ekstra kurikuler seperti: 1) ekstra kurikuler kesiswaan, seperti OSIS,
Pramuka, PMR, UKS, Pembinaan Olimpiade Sains, Seni, Olahraga, Lomba Kompetensi Siswa, kegiatan kepemimpinan dan bela negara,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
25
No Penggunaan Dana
Penjelasan
usaha kesehatan sekolah, dan/atau lainnya; 2) ekstra kurikuler olahraga dan kesenian, antara
lain renang, voli, pencak silat, karate, seni tari, marching band dan/atau lainnya.
e. Pembiayaan untuk pengembangan pendidikan karakter dan/atau penumbuhan budi pekerti.
f. Pembiayaan untuk pengembangan sekolah sehat, aman, ramah anak, dan/atau menyenangkan.
g. Cakupan pembiayaan untuk kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf c sampai dengan huruf f meliputi pembelian alat dan/atau bahan habis pakai, sewa fasilitas bilamana sekolah tidak memiliki fasilitas yang dibutuhkan, konsumsi, transportasi, dan/atau honor guru pembimbing dan jasa profesi bagi narasumber dari luar sekolah (jika diperlukan).
h. Pembiayaan kegiatan program pelibatan keluarga di sekolah, yang meliputi alat dan/atau bahan habis pakai pendukung kegiatan, konsumsi/transportasi panitia, dan/atau jasa profesi bagi narasumber dari luar sekolah (jika diperlukan).
4 Kegiatan Evaluasi Pembelajaran
a. Kegiatan yang dapat dibiayai meliputi kegiatan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan/atau ujian nasional (berbasis kertas dan berbasis komputer).
b. Komponen pembiayaan dari kegiatan di atas meliputi: 1) fotokopi/penggandaan naskah soal dan lembar
jawaban; 2) fotokopi laporan pelaksanaan hasil ujian sekolah
dan ujian nasional (berbasis kertas dan berbasis komputer) untuk disampaikan oleh guru kepada kepala sekolah, serta dari kepala sekolah kepada dinas pendidikan dan kepada orang tua/wali peserta didik;
3) biaya konsumsi penyelenggaran kegiatan evaluasi pembelajaran, pemeriksaan, dan/atau pengolahan hasil ujian di sekolah;
4) biaya transportasi dalam rangka penyampaian hasil ujian kepada dinas pendidikan provinsi;
5) biaya untuk transportasi pengawas ujian di luar sekolah tempat mengajar yang tidak dibiayai oleh Pemerintah Pusat/pemerintah daerah;
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
26
No Penggunaan Dana
Penjelasan
6) biaya simulasi persiapan pelaksanaan Ujian Berbasis Komputer (UBK);
7) biaya pembelian alat/bahan jaringan komputer untuk pelaksanaan UBK seperti kabel, konektor, crimping tool, kabel tester, dan/atau lainnya;
8) biaya jasa instalasi jaringan, server, dan/atau client untuk pelaksanaan UBK;
9) biaya penulisan dan pencetakan halaman belakang blanko ijazah SMK.
5 Pengelolaan Sekolah
a. Pembelian alat tulis kantor, yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan pembelajaran, administrasi kantor, administrasi bursa kerja khusus, dan/atau penyiapan Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1), antara lain buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, CD, flashdisk, toner,buku induk peserta didik, buku inventaris, buku rapor, buku induk guru, dan/atau alat bahan sejenisnya.
b. Pembelian peralatan kebersihan sekolah, antara lain sapu, alat pel, tempat sampah, cairan pembersih lantai, dan/atau lainnya.
c. Pembelian peralatan kesehatan dan keselamatan antara lain tandu, stetoskop, tabung oksigen, tabung pemadam kebakaran, dan/atau alat sejenisnya. Jika peralatan yang dibeli menimbulkan aset, maka selanjutnya harus dicatatkan sebagai inventaris sekolah.
d. Pembiayaan Pengelolaan BOS SMK, terdiri dari: 1) pembiayaan rapat di sekolah dalam rangka
penyusunan RKT/RKAS, evaluasi pelaksanaan program BOS serta kegiatan rapat lain yang relevan dengan pelaksanaan program BOS. Pembiayaan rapat meliputi pembelian alat dan/atau bahan habis pakai, konsumsi, dan/atau transportasi;
2) biaya transportasi dalam rangka pengambilan BOS di bank/kantor pos;
3) biaya transportasi dalam rangka koordinasi dan pelaporan program BOS ke dinas pendidikan provinsi;
4) biaya penyusunan dan pengiriman laporan BOS kepada dinas pendidikan provinsi, yang meliputi biaya fotokopi dan penjilidan, konsumsi, dan/atau transportasi penyusunan laporan;
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
27
No Penggunaan Dana
Penjelasan
5) ketentuan terkait penggunaan konsumsi dan/atau transportasi sesuai standar biaya pada daerah setempat yang ditetapkan.
e. Pembiayaan surat-menyurat (korespondensi) untuk keperluan sekolah.
f. Biaya untuk membangun dan/atau mengembangkan serta pemeliharaan website sekolah dengan domain “sch.id”. Pembiayaan meliputi pembelian domain, konsumsi, transportasi, dan/atau jasa profesi pengembang website.
g. Biaya untuk pembelian server lokal/server UBK untuk mendukung pengembangan ICT Based School Management, ICT Based Learning, dan Ujian Berbasis Komputer. Peralatan harus dicatat sebagai inventaris sekolah.
h. Pendataan SMK melalui aplikasi Dapodik, 6 Pengembangan
Profesi Guru dan Tenaga Kependidikan, serta Pengembangan Manajemen Sekolah
a. Pembiayaan untuk penyelenggaraan kegiatan MGMP dan MKKS di sekolah. Bagi sekolah yang memperoleh hibah/ blockgrant pengembangan MGMP atau sejenisnya pada tahun anggaran yang sama, hanya diperbolehkan menggunakan BOS untuk biaya transportasi kegiatan apabila tidak disediakan oleh hibah/blockgrant tersebut.
b. Biaya untuk pembelian bahan/komponen material untuk praktek perakitan dan/atau pengembangan e-book.
c. Biaya untuk pengembangan pembelajaran kejuruan berbasis TIK.
d. Biaya untuk mendatangkan guru/pengajar tamu produktif yang profesional.
e. Biaya untuk menambah dan meningkatkan praktek kejuruan berulang kali (lebih dari satu kali praktek).
f. Biaya untuk mengikuti diklat menjadi assesor kompetensi kejuruan bagi guru.
7 Langganan Daya dan Jasa
a. Biaya untuk membayar langganan daya dan jasa yang mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah, antara lain listrik, telepon, air, langganan koran, majalah/publikasi berkala yang terkait dengan pendidikan baik offline maupun online, dan/atau iuran kebersihan/sampah.
b. Biaya pemasangan instalasi baru apabila sudah ada jaringan di sekitar sekolah, atau penambahan daya
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
28
No Penggunaan Dana
Penjelasan
listrik. c. Biaya langganan internet dengan cara
berlangganan maupun prabayar, baik dengan fixed modem maupun dengan mobile modem. Termasuk pula untuk pemasangan baru apabila sudah ada jaringan di sekitar sekolah. Khusus untuk penggunaan internet dengan mobile modem, batas maksimal pembelian paket/voucher sebesar Rp 250.000/bulan. Adapun biaya langganan internet melalui fixed modem disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
8 Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan Prasarana Sekolah
Biaya untuk memelihara dan merawat sarana dan prasarana sekolah agar tetap berfungsi dan layak digunakan, meliputi : a. pengecatan, perawatan, dan/atau perbaikan antara
lain atap bocor, pintu, jendela, mebeler, lantai, plafond, lampu/bohlamdan/atau lainnya;
b. perbaikan mebeler, termasuk pembelian meja dan kursipeserta didik/guru jika meja dan kursi yang ada sudah tidakberfungsi dan/atau jumlahnya kurang mencukupi kebutuhan;
c. perawatan dan/atau perbaikan sanitasi sekolah (kamarmandi dan/atau WC);
d. perawatan dan/atau perbaikan instalasi listrik sekolah;
e. perawatan dan/atau perbaikan saluran pembuangan airhujan;
f. perawatan dan/atau perbaikan komputer praktek, printer,laptop sekolah, LCD, AC, dan/atau lainnya;
g. perawatan dan/atau perbaikan ikan peralatan praktek utama kejuruan sehingga dapat berfungsi
h. pemeliharaan taman dan/atau fasilitas sekolah lainnya
Seluruh pembiayaan di atas dapat dikeluarkan pembayaran upah tukang, transportasi, dan/atau konsumsi.
9 Pembayaran Honor
BOS dapat digunakan untuk pembayaran: a. honor guru pada jenjang SMK sebagai akibat
pengalihan kewenangan pengelolaan pendidikan menengah dari pemerintah daerah kabupaten/kota kepada pemerintah daerah provinsi, dengan ketentuan: 1) batas maksimal penggunaan BOS untuk
membayar honor pada sekolah yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
29
No Penggunaan Dana
Penjelasan
diselenggarakan oleh pemerintah daerah sebagai akibat pengalihan kewenangan sebesar 15% (lima belas persen) dari total BOS yang diterima;
2) guru memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV; 3) bukan merupakan guru yang baru direkrut
setelah proses pengalihan kewenangan; dan 4) guru honor pada sekolah yang diselenggarakan
oleh pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam huruf a wajib mendapatkan penugasan dari pemerintah daerah dan disetujui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Sekretaris Jenderal berdasarkan usulan dari dinas pendidikan provinsi dengan melampirkan daftar data guru hasil pengalihan kewenangan yang meliputi jumlah guru, nama guru dan mata pelajaran yang diampu, serta sekolah yang menjadi mata pelajaran yang diampu, serta sekolah yang menjadi satuan administrasi pangkalnya
b. honor tenaga ahli/tenaga teknis pada mata pelajaran produktif.
10 Pembelian Alat Multi Media Pembelajaran
a. Membeli komputer desktop/work station untuk digunakandalam proses pembelajaran, dengan jumlah maksimal 5unit/tahun.
b. Membeli printer atau printer plus scanner, dengan jumlahmaksimal 1 unit/tahun.
c. Membeli laptop untuk digunakan dalam proses pembelajaran,dengan jumlah maksimal 1 unit/tahun dan harga maksimalRp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
d. Membeli proyektor untuk digunakan dalam prosespembelajaran, dengan jumlah maksimal 5 unit/tahun denganharga maksimal Rp 7.000.000,- (tujuh juta rupiah).
Keterangan: a. komputer desktop/work station, printer/printer
scanner, laptop dan/atau proyektor harus dibeli di penyedia barang yang memberikan garansi resmi;
b. proses pengadaan barang oleh sekolah harus sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan;
c. peralatan di atas harus dicatat sebagai inventaris sekolah.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
30
No Penggunaan Dana
Penjelasan
11 Penyelenggaraan Kegiatan Uji Kompetensi dan Sertifikasi Kejuruan
Biaya untuk penyelenggaraan kegiatan ujian kompetensi dan sertifikasi peserta didik SMK. Pembiayaan tersebut meliputi : a. biaya pendaftaran uji kompetensi b. pembelian bahan ujian kompetensi, c. fotokopi d. konsumsi e. pengadaan sertifikat f. transportasi, akomodasi g. jasa narasumber profesi bagi assesor dari luar
sekolah dengan mengikuti standar biaya di daerah setempat.
12 Penyelenggaraan Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK dan/atau Praktek Kerja Industri (Prakerin)/ Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dalam Negeri dan Pemagangan
a. Biaya untuk penyelenggaraan BKK SMK, antara lain penggandaan bahan, konsumsi, belanja bahan habis pakai (ATK), dan/atau perjalanan dinas pengelola BKK SMK untu pengembangan kerjasama, verifikasi, pendampingan ke industri, dan/atau evaluasi.
b. Biaya untuk penyelenggaraan praktek kerja industri/ lapangan bagi peserta didik SMK, diantaranya perjalanan dinas pembimbing mencari tempat praktek/bimbingan/ pemantauan peserta didik praktek.
c. Biaya untuk pemantauan kebekerjaan lulusan SMK (tracer study), diantaranya perjalanan dinas. Hasil pemantauan kebekerjaan peserta didik SMK setiap tahunnya disampaikan ke Direktorat Pembinaan SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
d. Biaya untuk magang guru di industri sebanyak 5 (lima) kali dalam setahun, yang meliputi biaya akomodasi, transportasi dan/atau uang saku.
Sumber: Data Primer (2017)
Ketentuan tambahan mengenai pembiayaan BOS SMK:
1) BOS tidak boleh digunakan untuk membiayai kegiatan yang telah
dibiayai oleh Pemerintah Pusat/pemerintah daerah/masyarakat.
2) Ketentuan terkait penggunaan konsumsi, transportasi, dan/atau honor
mengikuti ketentuan daerah setempat.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
31
3) Ketentuan terkait jasa profesi hanya diberikan kepada narasumber yang
mewakili instansi resmi di luar sekolah, misalnya Kwarda, KONI
daerah, BNN, dinas pendidikan, dinas kesehatan, unsur keagamaan,
dan/atau lainnya berdasarkan surat tugas yang dikeluarkan oleh instansi
yang diwakilinya.
4) Ketentuan terkait pembiayaan perjalanan dinas yaitu biaya transportasi,
akomodasi, dan/atau uang harian sesuai dengan standar biaya setempat;
5) Standar biaya untuk konsumsi, transportasi, jasa profesi, dan/atau upah
tukang sesuai dengan standar biaya setempat.
6) Standar biaya untuk honor petugas pendataan Dapodik dan guru
pembimbing sesuai dengan standar biaya, ketentuan, atau kewajaran
yang berlaku di daerah sesuai dengan beban kerja.
B. Penelitian Terdahulu
1. Saukani, 2015, Evaluasi Pengelolaan Dana Bos Dalam Pembebasan Pungutan
Spp Siswa SD Gugus V Teluk Suak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengelolaan dana BOS ditinjau dari aspek perencanaan,
pelaksananaan, pengawasan evaluasi, serta pelaporan di sekolah dasar negeri
gugus V Teluk Suak Kab. Bengkayang dalam pembebasan pungutan SPP
bagi seluruh siswa dan mengetahui dampak pelaksanaan program BOS.
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan Discrepancy Model.
Penelitian ini dilakukan SD Gugus V Teluk Suak yang meliputi SD Negeri 04
Teluk Suak, SD Negeri 05 Tanjung Gundul, SD Negeri 16 Batu Payung, dan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
32
SD Negeri 17 Pulau Kabung.Subjek penelitian ini yaitu kepala sekolah,
bendahara sekolah, komite sekolah, dan orang tua siswa di SD Gusus V Teluk
Suak.Data diperoleh melalui wawancara dan telaah dokumen. Analisis data
dilakukan melalui 3 alur kegiatan yaitu pengumpulan data, reduksi data dan
penggambaran kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan pengelolaan dana BOS di SD Gugus V Teluk Suak ditinjau dari
aspek perencanaan, pelaksananaan, pengawasan evaluasi, serta pelaporan
sudah efektif. Program BOS memberikan dampak positif terhadap
peningkatan akses pendidikan di wilayah Kabupaten Bengkayang.Program
BOS mampu membebaskan siswa dari biaya pendidikan di Sekolah Dasar
Negeri Gugus V Teluk Suak.
2. Prestiana, 2015, Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah dalam
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri Gugus
Sari Kelapa Kecamatan Cilongok. Dalam menjalankan program BOS,
sebelum mengelola dananya terlebih dahulu sekolah membuat perencanaan
yang tertuang dalam dokumen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS). Penyusunan RKAS semestinya melibatkan semua pihak sekolah
yaitu kepala sekolah, dewan guru dan komite sekolah. Penggunaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) seharusnya sesuai dengan 13 komponen
pembiayaan yang terdapat pada petunjuk teknis (Juknis) dari Kemendikbud.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perencanaan penggunaan dana
BOS dalam RKAS pada sekolah dasar negeri Gugus Sari Kelapa
Kecamatan Cilongok. Penelitian ini dilakukan disekolah dasar negeri Gugus
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
33
Sari Kelapa Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Penelitian ini
menggunakan metode survey deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah
SD Negeri 1 Cilongok, SD Negeri 2 Cilongok, SD Negeri 3 Cilongok, SD
Negeri 1 Pernasidi, SD Negeri 1 Cipete, SD Negeri 2 Cipete, SD Negeri 1
Batuanten, dan SD Negeri 2 Batuanten. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data
penelitian adalah kepala sekolah, bendahara BOS, dan komite sekolah.Hasil
penelitian menunjukan bahwa sekolah telah melaksanakan perencanaan
program BOS sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam juknis
penggunaan BOS dari Kemendikbud. Sesuai dengan aturan program BOS
yang menuntut transparansi, semua sekolah sudah melakukan publikasi
terkait program BOS dengan cara memasang spanduk bebas pungutan,
mengumumkan rencana penggunaan dana BOS, laporan realisasi penggunaan
dana BOS disetiap triwulan serta adanya informasi terkait kegiatan yang
boleh dan tidak boleh menggunakan dana BOS. Perencanaan penggunaan
dana BOS diawali dengan penyusunan RKAS, penyusunannya melibatkan
kepala sekolah, semua guru dan tenaga kependidikan lainnya serta komite
sekolah. Peran komite sekolah lebih kepada pengembangan sarana prasarana
sekolah dan menyetujui RKAS. Hambatan yang dirasakan sekolah dalam
melaksanakan program BOS adalah tidak ada tenaga ahli khusus yang
menangani administrasi BOS. Disarankan bagi komite sekolah agar lebih
berperan aktif dalam penyusunan RKAS.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan
utama penelitian deskriptif kualitatif adalah untuk mendeskripsikan atau
mengambarkan dan mengungkap berbagai situasi–situasi yang sangat
kompleks, juga memberikan saran-saran bagi penelitian lebih lanjut (Nana
Syaodah Sukmadinata, 2013: 96).
B. Subjek dan Objek Penelitian
Penentuan subjek penelitian dilakukan untuk mendukung hasil
penelitian, maka pemilihan informan yang benar-benar menguasai serta
terlibat langsung dengan permasalahan yang sedang diteliti. Subjek penelitian
ini adalah 1 orang Kepala Sekolah, 1 orang Bendahara BOS SMK Negeri 1
Kebumen, 1 orang Komite Sekolah dan 1 orang Guru yang terkait dalam
manajemen program BOS SMK Negeri 1 Kebumen. Untuk menggali
informasi, peneliti langsung mengadakan tanya jawab dibantu dengan daftar
pertanyaan sebagai pedoman wawancara untuk memudahkan dalam
penggalian data dan informasi yang diperlukan.
Objek penelitian ini adalah data yang terkait pengelolaan dana Bantuan
Operasional Sekolah Menengah Kejuruan (BOS SMK) yang meliputi
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi serta pelaporan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
35
C. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu Pengelolaan Bantuan
Operasional Sekolah (BOS). Pengelolaan BOS terdiri dari :
1. Perencanaan Dana BOS SMK Negeri 1 Kebumen
Perencanaan adalah penyusunan anggaran Dana BOS SMK Negeri 1
Kebumen yang dilakukan sekolah untuk menetapkan anggaran Dana BOS
SMK, meliputi tahap penyusunan RKAS dan penyusunan RAB BOS
SMK.
2. Pelaksanaan Dana BOS SMKN 1 Kebumen
Pelaksanaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekolah setelah sekolah
menerima dana BOS SMK dari pemerintah, dana digunakan sesuai dengan
Perencanaan Dana BOS SMK yang terlah dibuat. Pelaksanaan Dana BOS
SMK ini, terdiri dari penyaluran Dana BOS SMK, pengambilan Dana BOS
SMK, penggunaan Dana BOS SMK, pembelajaan Dana BOS SMK,
pembukuan Dana BOS SMK, pengembalian Dana BOS SMK, dan
perpajakan terkait Dana BOS SMK.
3. Pelaporan Dana BOS SMK Negeri 1 Kebumen
Pelaporan adalah bentuk pertanggungjawaban yang dibuat oleh sekolah
terhadap Pengelolaan Dana BOS SMA yang dilaksanakan oleh satuan
pendidikan. Pelaporan Dana BOS SMA berupa laporan lengkap dan
laporan ringkas. Laporan tersebut terangkum dalam bentuk hard file dan
soft file untuk dilakukan publikasi kepada pemerintah dan masyarakat.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
36
4. Pengawasan dan Evaluasi Dana BOS SMK Negeri 1 Kebumen
Pengawasan dimaksudkan untuk mewujudkan akuntabilitas dan
transparansi pelaksanaan program BOS SMK. pengawasan oleh pihak
internal yaitu Komite Sekolah. Pengawasan eksternal yaitu Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi maupun Pusat. Evaluasi
dimaksudkan untuk penentuan alternatif atau pilihan yang tepat dilakukan
sekolah dalam pengambilan sebuah keputusan terhadap Pengelolaan Dana
BOS SMK.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengelolaan Dana BOS di SMK Negeri 1 Kebumen, dalam penelitian
ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara
Menurut Zainal Arifin (1990: 54), wawancara adalah salah satu teknik
pengumpulan dan pencatatan data, informasi, dan atau pendapat yang
dilakukan melalui percakapan dan tanya-jawab, baik langsung maupun
tidak langsung dengan sumber data. Wawancara dimaksudkan untuk
memperoleh data tentang hambatan proses penyusunan RKAS, hambatan
proses penyusunan RAB BOS SMK, hambatan proses penyaluran dana
BOS SMK, hambatan pelaksanaan pengelolaan Dana BOS SMK baik yang
terkait dengan pengalokasian maupun penggunaan dana BOS SMK, dan
hambatan proses evaluasi baik monitoring dan pengawasan, maupun
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
37
pelaporan penggunaan dana BOS SMK. Wawancara dilakukan kepada
1 orang Kepala Sekolah, 1 orang Bendahara BOS SMK, 1 orang Komite
Sekolah dan 1 orang Guru. Wawancara dilakukan untuk mengetahui secara
riil Pengelolaan Dana BOS di SMK Negeri 1 Kebumen.
2. Dokumentasi
Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data
karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan
(Lexy J Moleong, 2014: 217). Penggunaan dokumentasi dalam penelitian
ini untuk mengetahui secara objektif Pengelolaan Dana BOS SMK.
Dokumentasi tersebut terdiri dari :
a. Data mengenai profil SMK Negeri 1 Kebumen mencakup visi, misi,
dan tujuan sekolah SMK Negeri 1 Kebumen.
b. Data Pengelolaan Dana BOS SMK yang meliputi pembukuan dana
BOS SMA, laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS SMK
(LPJ), dan dokumen lainnya yang relevan serta berkas laporan-laporan
yang telah disusun berbagai pihak tentang obyek yang diteliti.
E. Alat Analisis Data
Alat Analisis penelitian yang dipergunakan adalah :
a. Metode deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan pengelolaan Dana BOS di SMK Negeri 1 Kebumen belum
optimal.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
38
b. Metode deskriptif kualitatif untuk manganilisis Pengelolaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah Menengah Kejuruan (BOS SMK) di SMK
Negeri 1 Kebumen.
c. Metode Komparatif Kualitatif untuk mengevaluasi Pengelolaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah Menengah Kejuruan (BOS SMK) di
SMK Negeri 1 Kebumen dilakukan dengan komparatif kualitatif yaitu
dengan cara membandingkan Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana BOS
SMK dengan realisasi pengelolaan Dana BOS di SMK Negeri 1 Kebumen
tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.
d. Metode Diskriptif kualitatif untuk merumuskan upaya meningkatkan
Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Menengah Kejuruan
(BOS SMK) di SMK Negeri 1 Kebumen.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at