evaluasi kinerja routing protocol ripng, ospfv3, eigrp...

238
Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP dengan BGP pada Jaringan IPv6 Skripsi Alvin Fauzi Murod 1112091000062 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H

Upload: others

Post on 25-Mar-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3,

EIGRP dengan BGP pada Jaringan IPv6

Skripsi

Alvin Fauzi Murod

1112091000062

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1438 H

Page 2: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3,

EIGRP dengan BGP pada Jaringan IPv6

Skripsi

Alvin Fauzi Murod

1112091000062

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1438 H

Page 3: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

i

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 4: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 5: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Apabila di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, April 2017

Alvin Fauzi Murod

Page 6: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

Page 7: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugas akhir

skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains

& Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan dan pelaksanaan skripsi ini tidak

akan berjalan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh sebab itu,

penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada orang-orang yang sudah

membantu dalam menyelesaikan penyusunan tugas akhir skripsi ini. Ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

2. Ibu Arini, MT., selaku ketua Program Studi Teknik Informatika, serta

Bapak Feri Fahrianto, M.Sc. selaku sekretaris Program Studi Teknik

Informatika.

3. Ibu Arini, MT. selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Siti Ummi Masruroh,

selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan, bimbingan,

dan motivasi kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat selesai dengan baik.

4. Seluruh Dosen, Staf Karyawan Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya

Program Studi Teknik Informatika yang telah memberikan bantuan dan

kerja sama semenjak awal perkuliahan.

5. Orang tua penulis, yaitu Prof. Dr. Murodi, M.A dan Dra. Faozah, M.A yang

telah mencurahkan kasih sayang dan selalu mendoakan serta memberikan

motivasi kepada penulis dalam proses mengerjakan Skripsi dari awal hingga

selesai.

6. Teman-teman seperjuangan penulis, Mohamad Rizal, Ahmad Akmaludin, ,

Aulia Rahman Andaf, Muhammad Fachri Fadly, Muhammad Fakhrudin

Arrahji, Muhammad Irsal Yudanto, Nurul Fikri, Perdana Priatna, Rahmat

Page 8: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

vi

Fajar Al Farizky, Rangga Arif Rahman, Wisnu Ari Mukti, dan Silvia Febi

Putri yang telah membantu dan memberikan motivasi sampai skripsi ini

terselesaikan.

7. Seluruh teman-teman TI 2012 yang senantiasa mendukung dan memberikan

semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

8. Seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu

penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini dapat

dikembangkan lebih baik lagi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

untuk kita semua.

Jakarta, April 2017

Alvin Fauzi Murod

Page 9: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

vii

ABSTRAK

Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur terbaik untuk

mengirimkan paket dari sumber kepada destinasi yang dituju berdasarkan algoritma

routing. Dalam jaringan komunikasi modern, dynamic routing protocol lebih

banyak digunakan dibandingkan static routing protocol. Keterbatasan

pengalamatan pada IPv4 melahirkan IPv6 yang memiliki 128 bit dan diprediksi

dapat menangani masalah tersebut. Di dalam penelitian ini, penelitian yang

dilakukan adalah mengevaluasi kinerja routing protocol yang support pada IPv6

yaitu Interior Gateway Protocol (seperti RIPng, OSPFv3, EIGRP) dan Exterior

Gateway Protocol (BGP) dan penggabungan dari kedua routing protocol tersebut

yang bertujuan untuk mencari routing protocol terbaik dengan menggunakan

parameter throughput, jitter, packet loss, network convergence, dan link failure

menggunakan aplikasi GNS3. Untuk mengetahui hasil terbaik bisa dilihat dengan

hasil nilai throughput tertinggi, dan nilai terendah parameter jitter, packet loss,

network convergence, dan link failure. Nilai minimum dari parameter jitter dan

packet loss dan link failure menunjukkan hasil terbaik karena semakin rendah nilai

parameter tersebut maka proses pengiriman data akan semakin lancar dan dapat

meminimalisir hilangnya data. Semakin rendah nilai network convergence maka

semakin cepat routing table dalam keadaan konsisten. Dalam penelitian ini terdapat

hasil terbaik dari setiap parameter yang diuji. Untuk nilai throughput, packet loss

dan link failure terbaik dihasilkan oleh EIGRP – BGP. Nilai jitter terbaik dihasilkan

routing protocol gabungan RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP. Sedangkan nilai

network convergence terbaik dihasilkan oleh RIPng – OSPFv3 – EIGRP.

Kata Kunci : Routing Protocol, Throughput, Jitter, Packet Loss,

Network Convergence, Link Failure, IPv6, RIPng,

OSPFv3, EIGRP, BGP, Routing Redistribution.

Jumlah Pustaka : 16 Buku + 10 Jurnal

Jumlah Halaman : VI Bab + xviii Halaman + 193 Halaman + 26 Gambar +

94 Tabel + 45 Grafik

Page 10: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii

PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................................................. iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ...........................................iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................................ vii

DAFTAR ISI.................................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvi

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

1.3 Batasan Masalah ............................................................................................... 4

1.3.1 Proses ......................................................................................................... 4

1.3.2 Metode ........................................................................................................ 5

1.3.3 Tools ........................................................................................................... 5

1.4 Tujuan ................................................................................................................ 5

1.5 Manfaat .............................................................................................................. 6

1.5.1 Penulis ........................................................................................................ 6

1.5.2 Universitas ................................................................................................. 6

1.5.3 Pembaca ..................................................................................................... 6

1.6 Metodologi Penelitian ....................................................................................... 6

1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 9

2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 9

2.1.1 Literatur Acuan......................................................................................... 9

2.1.2 Penelitian Sejenis..................................................................................... 11

2.2 Evaluasi ............................................................................................................ 14

2.3 Jaringan Komputer ........................................................................................ 14

2.4 Perangkat Jaringan ........................................................................................ 15

Page 11: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

ix

2.4.1 NIC (Network Interface Card) .............................................................. 15

2.4.2 Switch ....................................................................................................... 15

2.4.3 Router ....................................................................................................... 16

2.5 Protokol ............................................................................................................ 17

2.6 Model OSI (Open System Interconnection) .................................................. 17

2.7 Model TCP/IP .................................................................................................. 20

2.8 Protokol TCP dan UDP .................................................................................. 21

2.9 Internet Protocol (IP)...................................................................................... 24

2.10 IPv6................................................................................................................... 26

2.10.1 Addressing pada IPv6 .............................................................................. 26

2.10.2 Tipe IPv6 Adresses .................................................................................. 27

2.10.3 Notasi dan Prefix Alamat pada IPv6 ..................................................... 30

2.10.4 Header Packet IPv6 ................................................................................ 34

2.10.5 IPv6 Header Fields .................................................................................. 36

2.11 Routing ............................................................................................................. 37

2.11.1 Arsitektur Routing .................................................................................. 37

2.11.2 Datagram-based ...................................................................................... 37

2.11.3 End-system controlled ............................................................................ 38

2.11.4 Unidirectional .......................................................................................... 38

2.11.5 Destination oriented ................................................................................ 38

2.11.6 Hop-by-hop .............................................................................................. 38

2.11.7 Algoritma Routing .................................................................................. 38

2.12 Routing Protocol .............................................................................................. 44

2.13 Interior Gateway Protocol (IGP) ..................................................................... 46

2.14 Routing Redistribution ..................................................................................... 59

2.15 Cisco ................................................................................................................. 60

2.16 GNS3 ................................................................................................................ 61

2.17 VirtualBox ....................................................................................................... 62

2.18 Quality of Service ............................................................................................. 64

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 68

3.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 68

3.1.1 Data Primer ............................................................................................. 68

3.1.2 Data Sekunder ......................................................................................... 68

Page 12: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

x

3.2 Metode Simulasi .............................................................................................. 69

3.2.1. Problem Formulation ............................................................................. 69

3.2.2. Conceptual Model ................................................................................... 70

3.2.3. Input/Output Data .................................................................................... 70

3.2.4. Modelling .................................................................................................. 70

3.2.5. Simulation ................................................................................................ 70

3.2.6. Verification and Validation ..................................................................... 70

3.2.7. Experimentation ....................................................................................... 71

3.2.8. Output Evalutation ................................................................................... 71

3.3 Perangkat Penelitian ....................................................................................... 71

3.3.1 Perangkat Keras (Hardware) ................................................................. 71

3.3.2 Perangkat Lunak (Software) .................................................................. 72

3.4 Kerangka Berpikir .......................................................................................... 73

BAB IV IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EKSPERIMEN .................................. 74

4.1 Problem Formulation ...................................................................................... 74

4.2 Conceptual Model ............................................................................................ 74

4.3 Input/Output Data ............................................................................................ 75

4.3.1 Input ......................................................................................................... 75

4.3.2 Output ....................................................................................................... 76

4.4 Modelling .......................................................................................................... 77

4.4.1 Skenario Simulasi Satu RIPng – BGP ................................................... 78

4.4.2 Skenario Simulasi Dua OSPFv3 – BGP ................................................ 81

4.4.3 Skenario Simulasi Tiga EIGRP – BGP ................................................. 84

4.4.4 Skenario Simulasi Empat RIPng-OSPFv3 ............................................ 87

4.4.5 Skenario Simulasi Lima RIPng-EIGRP................................................ 90

4.4.6 Skenario Simulasi Enam OSPFv3-EIGRP ........................................... 93

4.4.7 Skenario Simulasi Tujuh RIPng-OSPFv3-EIGRP .............................. 96

4.4.8 Skenario Simulasi Delapan RIPng-OSPFv3-EIGRP-BGP ................. 99

4.5 Simulation ...................................................................................................... 102

4.5.1 Konfigurasi RIPng ................................................................................ 102

4.5.2 Konfigurasi OSPFv3 ............................................................................. 103

4.5.3 Konfigurasi EIGRP............................................................................... 104

4.5.4 Konfigurasi BGP ................................................................................... 105

Page 13: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

xi

4.5.5 Konfigurasi Routing Redistribution ..................................................... 105

4.5.6 Konfigurasi VirtualBox ke dalam GNS3 ............................................ 107

4.5.7 Konfigurasi IPv6 pada Ubuntu ............................................................ 108

4.6 Verification and Validation ........................................................................... 109

4.7 Experimentation ............................................................................................. 109

4.8 Output Evaluation .......................................................................................... 109

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 110

5.1 Verification and Validation ........................................................................... 110

5.1.1 Pengujian Konfigurasi Router ............................................................. 110

5.1.2 Pengujian Pemilihan Jalur oleh Routing Protocol .............................. 111

5.1.3 Pengujian Performa Jaringan dengan Paket TCP dan UDP ............ 111

5.1.4 Pengujian Konvergensi Jaringan dengan Wireshark ........................ 111

5.1.5 Pengujian Link Failure ......................................................................... 112

5.2 Experimentation ............................................................................................ 112

5.2.1 Pengujian Konfigurasi Router ............................................................. 112

5.2.2 Pengujian Pemilihan Jalur Routing ..................................................... 114

5.2.3 Pengujian Performa Jaringan TCP dan UDP .................................... 116

5.2.4 Pengujian Konvergensi Jaringan dengan Wireshark ........................ 119

5.2.5 Pengujian Link Failure ......................................................................... 119

5.3 Output Evaluation .......................................................................................... 119

5.3.1 Skenario Simulasi Satu RIPng – BGP ................................................. 120

5.3.2 Skenario Simulasi Dua OSPFv3 - BGP ............................................... 127

5.3.3 Skenario Simulasi Tiga EIGRP – BGP ............................................... 134

5.3.4 Skenario Simulasi Empat RIPng – OSPFv3 ....................................... 143

5.3.5 Skenario Simulasi Lima RIPng – EIGRP ........................................... 150

5.3.6 Skenario Simulasi Enam OSPFv3 – EIGRP ....................................... 157

5.3.7 Skenario Simulasi Tujuh RIPng – OSPFv3 – EIGRP ....................... 165

5.3.8 Skenario Simulasi Delapan RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP ....... 173

5.3.9 Evaluation .............................................................................................. 181

BAB VI PENUTUP ....................................................................................................... 189

6.1 Kesimpulan .................................................................................................... 189

6.2 Saran .............................................................................................................. 190

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 192

Page 14: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

xii

LAMPIRAN................................................................................................................... 194

Page 15: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Sejenis ............................................................................................. 11

Tabel 2.2 Model OSI Layer .............................................................................................. 19

Tabel 2.3 Model TCP ....................................................................................................... 20

Tabel 2.4 Header Fields IPv6 ........................................................................................... 36

Tabel 2.5 Perbandingan Static & Dynamic Routing ........................................................ 45

Tabel 2.6 Tabel Routing B (1) ......................................................................................... 47

Tabel 2.7 Tabel Routing A ............................................................................................... 48

Tabel 2.8 Tabel Routing B (2) ......................................................................................... 49

Tabel 2.9 Perbedaan RIPv1 & RIPv2 ............................................................................... 51

Tabel 2.10 Metrics Routing Protocol .............................................................................. 59

Tabel 2.11 Metrics Routing Protocol .............................................................................. 60

Tabel 3.1 Spesifikasi Hardware........................................................................................ 71

Tabel 3.2 Spesifikasi Software ......................................................................................... 72

Tabel 4.1 Percobaan Throughput pada RIPng – BGP ...................................................... 79

Tabel 4.2 Percobaan Jitter pada RIPng – BGP ................................................................. 79

Tabel 4.3 Percobaan Packet Loss RIPng – BGP .............................................................. 80

Tabel 4.4 Percobaan Network Convergence RIPng – BGP ............................................. 80

Tabel 4.5 Percobaan Link Failure RIPng – BGP ............................................................. 80

Tabel 4.6 Percobaan Troughput OSPFv3 – BGP ............................................................. 82

Tabel 4.7 Percobaan Jitter OSPFv3 – BGP ...................................................................... 82

Tabel 4.8 Percobaan Packet Loss OSPFv3 – BGP ........................................................... 83

Tabel 4.9 Percobaan Network Convergence OSPFv3 – BGP .......................................... 83

Tabel 4.10 Percobaan Link Failure .................................................................................. 83

Tabel 4.11 Percobaan Troughput EIGRP - BGP .............................................................. 85

Tabel 4.12 Percobaan Jitter EIGRP – BGP ...................................................................... 85

Tabel 4.13 Percobaan Packet Loss EIGRP - BGP ........................................................... 86

Tabel 4.14 Percobaan Network Convergence EIGRP – BGP .......................................... 86

Tabel 4.15 Percobaan Link Failure .................................................................................. 86

Tabel 4.16 Percobaan Troughput RIPng - OSPFv3 ......................................................... 88

Tabel 4.17 Percobaan Jitter RIPng - OSPFv3 .................................................................. 88

Tabel 4.18 Percobaan Packet Loss RIPng - OSPFv3 ....................................................... 89

Tabel 4.19 Percobaan Network Convergence RIPng - OSPFv3 ...................................... 89

Tabel 4.20 Percobaan Link Failure .................................................................................. 89

Tabel 4.21 Percobaan Throughput RIPng – EIGRP ......................................................... 91

Tabel 4.22 Percobaan Jitter RIPng – EIGRP ................................................................... 91

Tabel 4.23 Percobaan Packet Loss RIPng – EIGRP ........................................................ 92

Tabel 4.24 Percobaan Network Convergence RIPng – EIGRP ....................................... 92

Tabel 4.25 Percobaan Link Failure .................................................................................. 92

Tabel 4.26 Percobaan Throughput OSPFv3 – EIGRP ..................................................... 94

Tabel 4.27 Percobaan Jitter OSPFv3 – EIGRP ................................................................ 94

Tabel 4.28 Percobaan Packet Loss OSPFv3 – EIGRP ..................................................... 95

Tabel 4.29 Percobaan Network Convergence OSPFv3 – EIGRP .................................... 95

Page 16: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

xiv

Tabel 4.30 Percobaan Link Failure .................................................................................. 95

Tabel 4.31 Percobaan RIPng - OSPFv3 EIGRP ............................................................... 97

Tabel 4.32 Percobaan RIPng – OSPFv3 – EIGRP ........................................................... 97

Tabel 4.33 Percobaan RIPng - OSPFv3 – EIGRP ............................................................ 98

Tabel 4.34 Percobaan RIPng - OSPFv3 – EIGRP ............................................................ 98

Tabel 4.35 Percobaan Link Failure .................................................................................. 98

Tabel 4.36 Percobaan Throughput RIPng - OSPFv3 - EIGRP – BGP ........................... 100

Tabel 4.37 Percobaan JItter RIPng - OSPFv3 - EIGRP – BGP ..................................... 101

Tabel 4.38 Percobaan Packet Loss RIPng - OSPFv3 - EIGRP – BGP .......................... 101

Tabel 4.39 Percobaan Network Convergence RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP .......... 101

Tabel 4.40 Percobaan Link Failure RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP .......................... 102

Tabel 5.1 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – BGP .......................................... 120

Tabel 5.2 Percobaan Jitter pada RIPng – BGP ............................................................... 122

Tabel 5.3 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – BGP .......................................... 124

Tabel 5.4 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – BGP ........................ 125

Tabel 5.5 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng - BGP .......................................... 126

Tabel 5.6 Hasil Percobaan Throughput pada OSPFv3 – BGP ...................................... 128

Tabel 5.7 Hasil Percobaan Jitter pada OSPFv3 – BGP ................................................. 129

Tabel 5.8 Hasil Percobaan Packet Loss pada OSPFv3 - BGP ....................................... 131

Tabel 5.9 Hasil Percobaan Network Convergence pada OSPFv3 – BGP ...................... 132

Tabel 5.10 Hasil Percobaan Link Failure pada OSFPv3 – BGP .................................... 133

Tabel 5.11 Hasil Percobaan Throughput pada EIGRP ................................................... 135

Tabel 5.12 Hasil Percobaan Jitter pada EIGRP – BGP .................................................. 137

Tabel 5.13 Hasil Percobaan Packet Loss pada EIGRP – BGP ....................................... 139

Tabel 5.14 Hasil Percobaan Network Convergence pada EIGRP – BGP ...................... 140

Tabel 5.15 Hasil Percobaan Link Failure pada EIGRP - BGP ....................................... 142

Tabel 5.16 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – OSPFv3 .................................. 143

Tabel 5.17 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – OSPFv3............................................. 145

Tabel 5.18 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – OSPFv3 ................................. 146

Tabel 5.19 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – OSPFv3.................. 147

Tabel 5.20 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng - OSPFv3 .................................. 149

Tabel 5.21 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – EIGRP .................................... 150

Tabel 5.22 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – EIGRP............................................... 152

Tabel 5.23 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – EIGRP ................................... 153

Tabel 5.24 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – EIGRP................... 154

Tabel 5.25 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng – OSPFv3 .................................. 156

Tabel 5.26 Hasil Percobaan Throughput pada OSPFv3 – EIGRP ............................... 157

Tabel 5.27 Hasil Percobaan Jitter pada OSPFv3 – EIGRP ........................................... 159

Tabel 5.28 Hasil Percobaan Packet Loss pada OSPFv3 – EIGRP ................................ 161

Tabel 5.29 Hasil Percobaan Network Convergence pada OSPFv3 – EIGRP ............... 162

Tabel 5.30 Hasil Percobaan Link Failure pada OSPFv3 - EIGRP ................................. 164

Tabel 5.31 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP ................... 165

Tabel 5.32 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP ............................. 167

Tabel 5.33 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP .................. 169

Page 17: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

xv

Tabel 5.34 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP . 170

Tabel 5.35 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP .................. 172

Tabel 5.36 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP ....... 173

Tabel 5.37 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP .................. 175

Tabel 5.38 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP ...... 177

Tabel 5.39 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP –

BGP ................................................................................................................................. 178

Tabel 5.40 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP ...... 180

Tabel 5.41 Hasil Rata-Rata Keseluruhan Simulasi ........................................................ 182

Page 18: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Header TCP & UDP .................................................................................... 23

Gambar 2.2 Notasi IPv6 .................................................................................................. 33

Gambar 2.3 Prefix IPv6 ................................................................................................... 33

Gambar 2.4 Header IPv4 ................................................................................................. 34

Gambar 2.5 Header IPv6 ................................................................................................. 35

Gambar 2.6 Contoh Jaringan Sederhana ......................................................................... 39

Gambar 2.7 Distance vector vs Link state ....................................................................... 41

Gambar 2.8 Klasifikasi Routing Protocol ....................................................................... 46

Gambar 2.9 Contoh Routing RIP .................................................................................... 47

Gambar 2.10 Contoh Pembagian Area Pada OSPF ......................................................... 54

Gambar 2.11 Packet Header OSPF ................................................................................. 56

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 73

Gambar 4.1 Topologi Simulasi........................................................................................ 75

Gambar 4.2 Simulasi RIPng – BGP ................................................................................ 78

Gambar 4.3 Simulasi OSPFv3 ......................................................................................... 81

Gambar 4.4 Simulasi EIGRP - BGP................................................................................ 84

Gambar 4.5 Simulasi RIPng - OSPFv3 ........................................................................... 87

Gambar 4.6 Simulasi RIPng - EIGRP ............................................................................. 90

Gambar 4.7 Simulasi OSPFv3 - EIGRP .......................................................................... 93

Gambar 4.8 Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP ............................................................ 96

Gambar 4.9 Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP ................................................. 99

Gambar 5.1 Hasil percobaan Traceroute ...................................................................... 116

Gambar 5.2 Hasil Percobaan Troughput ....................................................................... 117

Gambar 5.3 Proses Percobaan Throughput ................................................................... 117

Gambar 5.4 Hasil Percobaan Jitter & Packet Loss ........................................................ 118

Gambar 5.5 Proses Percobaan Jitter & Packet Loss ...................................................... 118

Page 19: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 5.1 Hasil percobaan Throughput pada RIPng – BGP .......................................... 121

Grafik 5.2 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – BGP .................................................... 123

Grafik 5.3 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – BGP ........................................ 124

Grafik 5.4 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – BGP........................ 126

Grafik 5.5 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng - BGP ........................................ 127

Grafik 5.6 Hasil Percobaan Jitter pada OSPFv3 – BGP ................................................ 128

Grafik 5.7 Hasil Percobaan Jitter pada OSPFv3 – BGP ................................................ 130

Grafik 5.8 Hasil Percobaan Packet Loss pada OSPFv3 – BGP ..................................... 131

Grafik 5.9 Hasil Percobaan Network Convergence pada OSPFv3 – BGP .................... 133

Grafik 5.10 Hasil Percobaan Link Failure pada OSPFv3 - BGP ................................... 134

Grafik 5.11 Hasil Percobaan Throughput pada EIGRP – BGP ..................................... 136

Grafik 5.12 Hasil Percobaan Jitter pada EIGRP – BGP ................................................ 138

Grafik 5.13 Hasil Percobaan Packet Loss pada EIGRP – BGP ..................................... 140

Grafik 5.14 Hasil Percobaan Network Convergence pada EIGRP – BGP .................... 141

Grafik 5.15 Hasil Percobaan Link Failure pada EIGRP - BGP ..................................... 142

Grafik 5.16 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – OSPFv3 ................................. 144

Grafik 5.17 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – OSPFv3 ............................................ 145

Grafik 5.18 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – OSPFv3 ................................. 147

Grafik 5.19 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – OSPFv3 ................ 148

Grafik 5.20 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng - OSPFv3 ................................. 149

Grafik 5.21 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – EIGRP ................................... 151

Grafik 5.22 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – EIGRP .............................................. 152

Grafik 5.23 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – EIGRP ................................... 154

Grafik 5.24 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – EIGRP ................. 155

Grafik 5.25 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng – OSPFv3 ................................ 156

Grafik 5.26 Hasil Percobaan Throughput pada OSPFv3 – EIGRP ................................ 158

Grafik 5.27 Hasil Percobaan Jitter pada OSPFv3 – EIGRP .......................................... 160

Grafik 5.28 Hasil Percobaan Packet Loss pada OSPFv3 – EIGRP ............................... 162

Grafik 5.29 Hasil Percobaan Network Convergence pada OSPFv3 – EIGRP .............. 163

Grafik 5.30 Hasil Percobaan Link Failure pada OSPFv3 - EIGRP ............................... 164

Grafik 5.31 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP ................. 166

Grafik 5.32 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP ............................ 168

Grafik 5.33 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP ................. 170

Grafik 5.34 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP 171

Grafik 5.35 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP ................ 172

Grafik 5.36 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP ...... 174

Grafik 5.37 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP ................. 176

Grafik 5.38 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP ..... 178

Grafik 5.39 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP –

BGP ................................................................................................................................. 179

Grafik 5.40 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP ..... 181

Grafik 5.41 Hasil Rata-Rata Throughput Keseluruhan Simulasi ................................... 183

Page 20: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

xviii

Grafik 5.42 Hasil Rata-Rata Jitter Keseluruhan Simulasi .............................................. 184

Grafik 5.43 Hasil Rata-Rata Packet Loss Keseluruhan Simulasi .................................. 185

Grafik 5.44 Hasil Rata-Rata Network Convergence Keseluruhan Simulasi .................. 186

Grafik 5.45 Hasil Rata-Rata Link Failure Keseluruhan Simulasi .................................. 187

Page 21: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

1

1. BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman pada era teknologi ini membuat teknologi

terus maju dan berkembang, begitu pun dengan teknologi komunikasi.

Dalam teknologi komunikasi khususnya dalam jaringan komputer terdapat

beberapa permasalahan seperti pada jaringan Internet, untuk mengakses

sebuah internet maka dibutuhkan sebuah Internet Protocol (IP). Dalam

jaringan komunikasi modern, seperti jaringan internet, dynamic routing

protocol lebih banyak digunakan daripada static routing protocol. Dengan

semakin berkembangnya jaringan, maka diperlukan suatu perancangan

routing dinamis yang dapat mengakomodasi perubahan rute tanpa campur

tangan dari network administrator ketika suatu jaringan berkembang atau

berubah (Bahl, 2012).

Routing merupakan sebuah proses dari pencarian jalur terbaik ketika

mengirimkan paket dari sumber kepada destinasi yang dituju berdasarkan

algoritma routing menggunakan metrik seperti cost, delay, bandwidth,

realibility, dan hop count untuk menemukan jalur terbaik dan melakukan

update routing table pada router (Sirika, 2016).

Dalam jaringan yang berskala besar dan kompleks, routing protocol

memiliki peran yang sangat penting. Tugas dari routing protocol adalah

menentukan jalur komunikasi yang dapat dilalui dari satu node ke node lain

untuk dapat sampai ke node tujuan dalam suatu jaringan. Sedangkan objektif

dari suatu routing protocol yang efisien adalah menentukan jalur terbaik

antara node sumber dan node tujuan, dan menjaga jalur tersebut (Tarique,

Islam, & Riaz, 2012).

Routing protocol adalah seperangkat aturan di dalam jaringan

komunikasi yang harus diikuti dimana komputer mencoba untuk

berkomunikasi satu sama lain dan komunikasi diantara dua routing protocol

tergantung pada algoritma routing yang benar benar tergantung pada metric

Page 22: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

2

untuk mencari jalur untuk mentransfer data ke dua jaringan tersebut (Narula,

2014).

Beberapa routing protocol yang digunakan untuk mengatur sistem

yang teradapat pada AS (Autonomous System) dinamakan Interior Gateway

Protocol. Protokol ini menerapkan bahwa router-router saling berhubungan

dengan sistem mereka dan secara bebas saling saling menukarkan informasi

routing dengan beberapa router yang satu AS. Sedangkan untuk routing

protocol yang digunakan untuk menghubungkan AS di dalam jaringan yang

besar dinamakan Exterior Gateway Protocol (EGP). Protokol ini mengenal

AS yang lain sebagai AS tetangga dan hanya saling menukar informasi yang

minimum yang dibutuhkan untuk kapasitas informasi jalur (Oscar & Gin-

Gin, 2012).

Dynamic Routing Protocols telah digunakan di dalam jaringan

semenjak akhir tahun 1980. Salah satu routing protocol pertama adalah

Routing Information Protocol (RIP). RIP versi 1 (RIPV1) dikeluarkan pada

tahun 1988, tetapi beberapa algoritma dasar dalam protocol menggunakan

Advanced Research Projects Agency Network (ARPANET) pada awal tahun

1969.

Seiring perkembangan jaringan yang menjadi lebih kompleks,

beberapa routing protocol baru mulai bermunculan. Routing protocol RIP

yang telah diperbarui untuk mengakomodasi pertumbuhan dalam

lingkungan jaringan, menjadi RIPV2. Tetapi, versi terbaru dari RIP masih

belum bisa menjangkau implementasi jaringan yang lebih besar sekarang

ini. Untuk mengatasi kebutuhan jaringan yang lebih besar, dua routing

protocol telah dikembangkan : Open Shortest Path First (OSPF) dan

Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS). Cisco

mengembangkan Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) dan Enhanced

IGRP (EIGRP) yang dapat menjangkau dengan baik implementasi jaringan

yang lebih besar (Academy, 2014).

Selain itu, ada kebutuhan untuk menghubungkan internetnetwork

yang berbeda dan menyediakan routing diantara mereka. Border Gateway

Page 23: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

3

Protocol (BGP) sekarang digunaan diantara Internet Service Providers

(ISPs). BGP juga digunakan diantara ISPs dan klien pribadi mereka yang

lebih besar untuk bertukar informasi routing. Setiap routing protocol

memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penentuan dan

pemilihan routing protocol tergantung pada beberapa parameter yang

mempengaruhi kualitas suatu jaringan (Xu & Trajkovi, 2013).

Pertumbuhan internet yang sangat tinggi juga berakibat pada

menipisnya alokasi Internet protocol versi 4 (IPv4). Dikarenakan

permintaan konten maupun aplikasi berbasis web yang besar membuat

persediaan alamat IPv4 semakin sedikit. IPv6 kemudian diperkenalkan pada

tahun 1994 sebagai solusi untuk mengantisipasi permasalahan keterbatasan

alamat yang ada di IPv4. Perubahan ke IPv6 juga memicu berkembangnya

routing protocol yang telah ada untuk dapat mendukung IPv6. Beberapa

routing protocol yang telah mendukung IPv6 diantaranya RIPng, OSPFv3,

dan EIGRP (Heriyanto, 2010).

Dikarenakan setiap routing protocol memiliki seperangkat fitur yang

unik, maka sangat penting untuk memilih kombinasi routing protocol yang

ideal untuk kehandalan, kecepatan dan keamanan sebuah jaringan

komunikasi. Pilihan yang tepat di dalam pemilihan routing protocol

tergantung pada parameter dan kebutuhan sebuah jaringan (Ali &

Tabassum, 2016).

Adapun beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh

Muhammad Fathul Iman dengan judul skripsi Evaluasi Kinerja Routing

Protocol RIPV2, OSPF, EIGRP, dengan BGP yang membahas tentang

konvergensi kombinasi routing protocol Internal Gateway Protocol (IGP)

diantaranya adalah RIPV2, OSPF dan EIGRP yang dikombinasikan dengan

Exterior Gateway Protocol (EGP) yaitu BGP namun kekurangan dari

penelitian ini adalah belum menggunakan IPv6. Selain itu, penelitian yang

dilakukan oleh Fadly Robby dengan judul skripsi EVALUASI KINERJA

ROUTING PROTOCOL RIPNG, OSPFV3, DAN EIGRP PADA

JARINGAN IPV6 dimana pada penelitian ini membahas tentang

Page 24: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

4

perbandingan dari Interior Gatewat Protocol yaitu, RIPng, OSPFv3 dan

EIGRP kemudian mengkombinasikan ketiganya untuk mendapatkan hasil

routing terbaik namun belum mengkombinasikan antara Interior Gateway

Protocol dengan Exterior Gateway Protocol, BGP. Berdasarkan pemaparan

di atas maka penulis akan melakukan penelitian berupa skripsi yang

berjudul “EVALUASI KINERJA ROUTING PROTOKOL RIPNG,

OSPFV3, EIGRP DENGAN BGP PADA JARINGAN IPV6” di dalam

penelitian ini penulis mencoba menggabungkan kekurangan yang ada pada

penelitian sebelumnya yaitu menggunakan IPv6 dan menggabungkan

Interior Gateway protocol dengan Exterior Gateway Protocol.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah : “Bagaimana hasil evaluasi kinerja antar

routing protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP menggunakan BGP dengan

parameter Jitter, Packet Loss, Throughput, Network Convergence, dan Link

Failure.”

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penulis akan

membatasi masalah pada penelitian ini diakarenakan terbatasnya

kemampuan penulis. Beberapa batasan permasalahannya diantaranya

adalah :

1.3.1 Proses

1. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi simulasi

jaringan.

2. Topologi yang dirancang menggunakan 7 buah router dan 2 buah

PC.

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dari

dynamic routing protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP, dan BGP

yang support pada IPv6.

Page 25: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

5

4. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja jaringan

adalah throughput, jitter, packet loss, network convergence, dan

link failure.

1.3.2 Metode

1. Metode penggabungan routing protocol yang digunakan adalah

routing protocol redistribution.

2. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode simulasi.

1.3.3 Tools

1. Peneilitian ini menggunakan aplikasi simulasi jaringan dengan

topologi star dengan menggunakan 7 buah router dan 2 buah

PC.

2. Menggunakan routing protocol RIPng, OSPFV3, EIGRP dan

BGP pada jaringan IPv6.

3. Penelitian ini menggunakan pengukuran kinerja QoS (Quality of

Service) dengan parameter Jitter, Packet Loss, Throughput

Network Convergence dan Link Failure.

4. Software yang digunakan adalah GNS3 1.3.13, Cisco IOS

c3725, Ubuntu 14.04, Virtual Box 5.14, dan Iperf 3.0.11 dan

Hardware yang digunakan adalah sebuah laptop dengan

spesifikasi Processor Intel Core i5, HDD 1TB dan RAM 4 GB.

1.4 Tujuan

Penelitian yang berupa skripsi ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja

jaringan routing protocol menggunakan kombinasi dari dynamic routing

protocol IGP (RIPng, OSPFV3 & EIGRP) dengan EGP (BGP)

menggunakan parameter Jitter, Packet Loss, Throughput, Network

Convergence, dan Link Failure. Setelah dilakukan evaluasi maka dapat

diketahui kombinasi routing protocol yang terbaik dan dapat diterapkan di

dalam suatu jaringan komputer.

Page 26: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

6

1.5 Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan, maka diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi :

1.5.1 Penulis

1. Sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Strata Satu (S1) Program

Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Menambah wawasan penulis dalam mengevaluasi kinerja jaringan

routing protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP dengan BGP.

3. Sebagai tempat untuk mengimplementasikan ilmu ilmu yang sudah

didapat di dalam bangku perkuliahan.

1.5.2 Universitas

1. Menambah referensi Studi Kepustakaan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sebagai bahan pertimbangan mahasiswa lain agar menjadi referensi

untuk penelitian selanjutnya.

1.5.3 Pembaca

1. sebagai salah satu bacaan referensi tentang bagaimana cara

mengevaluasi kinerja routing protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP

dengan BGP dan juga implementasinya.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi Kinerja Routing

Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP dengan BGP pada Jaringan IPv6” maka

penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :

1. Metode Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data Evaluasi

Data Simulasi

b. Data Sekunder

Page 27: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

7

Studi Pustaka/Literatur

2. Metode Simulasi

a. Problem Formulation

b. Conceptual Model

c. Input Output Data

d. Modelling

e. Simulation

f. Verification and Validation

g. Experimentation

h. Output Evaluation

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada skripsi ini disusun dalam enam bab yang

masing masing memiliki korelasi antara satu sama lain. Adapun pembagian

skripsi ini dibagi menjadi enam (6) bab yang secara garis besar akan dijelaskan

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang permasalahan yang

digunakan sebagai dasar acuan dalam dan juga ada beberapa sub-bab yaitu:

latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, rumusan masalah, batasan

masalah, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori, studi literature dan studi pustaka

tentang penelitian ini yaitu evaluasi kinerja routing protocol RIPng,

OSPFv3, EIGRP dengan BGP pada jaringan IPv6.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi penelitian yang digunakan

dalam evaluasi kinerja routing protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP dengan

BGP pada jaringan IPv6.

Page 28: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

8

BAB IV IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EKSPERIMEN

Bab ini merupakan penjelasan tahapan tahapan analisis,

perancangan, implementasi dan simulasi kinerja routing protocol RIPng,

OSPFv3, EIGRP dengan BGP pada jaringan IPv6.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil akhir (output) dari penelitian kinerja

routing protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP dengan BGP pada jaringan IPv6.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan

oleh penulis. Selain kesimpulan, bab ini juga terdapat saran saran agar

penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan baik.

Page 29: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

9

2. BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Literatur Acuan

Literatur acuan dilakukan dengan mengumpulkan

beberapa data dan informasi dari sumber sumber yang valid.

Data tersebut dapat ditemukan dalam buku, website resmi,

jurnal, artikel ilmiah dan beberapa sumber bacaan lainnya yang

memiliki kaitan dengan penelitian ini yaitu dynamic routing,

IPv6 dan redistribution routing. Beberapa buku yang digunakan

oleh penulis sebagai acuan yaitu :

1. Judul : Praktikum CCNA di Komputer Sendiri

menggunakan GNS3

Jenis Literatur : Buku

Penulis : Joko Saputro

Tahun : 2010

Penerbit : Media Kita

2. Judul : Simulasi Jaringan

Jenis Literatur : Buku

Penulis : Andrew Fiade, S.T,. M.Kom.

Tahun : 2013

Penerbit : Graha Ilmu

3. Judul : Handbook Jaringan Komputer

Jenis Literatur : Buku

Penulis : I Putu Agus Eka Pratama

Tahun : 2015

Page 30: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

10

Penerbit : Informatika

4. Judul : Cisco CCNA dan Jaringan Komputer

Jenis Literatur : Buku

Penulis : Iwan Sofana

Tahun : 2012

Penerbit : Informatika

Page 31: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

11

2.1.2 Penelitian Sejenis

Tabel 2.1 Penelitian Sejenis

No. Penulis Judul Metode Tools Proses Kelebihan Kekurangan

1. Siti Ummi

Masruroh,

Fadly Robby,

Nashrul

Hakiem, 2016

Performance

Evaluation

of Routng

Protocols

RIPng,

OSPFv3,

and EIGRP

in an IPv6

Network

Metode

Simulasi

GNS3 Mengkombinasikan

routing protocol

RIPng, OSPFv3 dan

EIGRP

menggunakan QoS

(throughput, jitter,

packet loss) untuk

membandingkan

performa pada

Redistribution

Technology

Menggunakan

Routing

Protocol

support IPv6

Menggunakan

Redistribution

Technology

Routing

protocol yang

digunakan

hanya Interior

Gateway

Protocol

2. Muhammad

Fatul Iman,

Siti Ummi

Masruroh, ,

Andrew

Fiade, 2016

Performance

Evaluation

of Routng

Protocols

RIPv2,

OSPF,

EIGRP with

BGP

Metode

Simulasi

GNS3 Mengkombinasikan

routing protocol

RIPv2, OSPF,

EIGRP dengan BGP

menggunakan QoS

(throughput, jitter,

packet loss, network

convergence) untuk

membandingkan

performa pada

Redistribution

Technology

Menggabungkan

Internal

Gateway

Protocol dengan

Eksternal

Gateway

Protocol

Tidak

menambahkan

layanan

apapun pada

penelitianya.

Page 32: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

12

Menggunakan

Redistribution

Technology

3. Rajneesh

Narula,

Pallavi

Aggarwal,

2014

Performance

Evaluation

of RIP and

OSPF in

IPv6 using

OPNET 14.5

Simulator

Metode

Simulasi

OPNET

14.5

Simulator

Melakukan evaluasi

kinerja dari masing-

masing routing

protocol kemudian

menggabungkan

keduanya untuk

mengetahui

performa terbaik

dengan

menggunakan

parameter jitter, end

to end delay, traffic

received.

Menggunakan

jaringan IPv6 dan

layanan video

conference.

Hanya

menggunakan

dua routing

protocol.

4. Shewaye

Sirika, 2016

Performance

Evaluation

of Dynamic

Routing

Protocols for

Real time

application

Metode

Simulasi

Cisco

Packet

Tracer &

OPNET

Simulator

Melakukan evaluasi

terhadap Interior

Gateway Protocol

seperti RIP, OSPF

dan EIGRP

menggunakan

parameter network

convergence, packet

delay, queuing

delay.

Menggunakan

layanan VOIP

Hanya

menggunakan

Interior

Gateway

Protocol

5. Amrah Baba

Ali, Mujahid

Tabassum,

A

Comparative

Study of IGP

Metode

Simulasi

GNS3 Melakukan evaluasi

kinerja routing

protocol IGP dengan

Menggunakan

layanan Load

Balancing.

Tidak

menggunakan

Page 33: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

13

Member,

IAENG,

Kuruvilla

Mathew,

Member,

IAENG, 2016

and EGP

Routing

Protocols,

Performance

Evaluation

along Load

Balancing

and

Redudancy

across

Different AS

EGP dengan

menggunakan Load

Balancing.

IS-IS routing

protocol.

Page 34: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

14

2.2 Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang

bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk

menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.

Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-

informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan

kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan

(Arikunto, Safrudin, & Jabar, 2009).

2.3 Jaringan Komputer

Menurut definisi, jaringan komputer (Computer Network) adalah

himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Kata

“autonomous” mengandung pengertian bahwa komputer tersebut memiliki

kendali atas dirinya sendiri. Bukan merupakan bagian komputer lain, seperti

sistem terminal yang bisa digunakan pada komputer mainframe. Komputer

juga tidak mengendalikan komputer lain yang dapat mengakibatkan

komputer lain restart, shutdown, merusak file, dan sebagainya

Dua buah komputer dikatakan “interkoneksi” apabila keduanya bisa

berbagi resource yang dimiliki, seperti saling bertukar data/informasi,

berbagi printer, berbagi media penyimpanan (hardisk, floppy disk, CD

ROM, flash disk, dan sebagainya).

Data berupa teks, audio maupun video, mengalir melalui media

jaringan (baik kabel atau nirkabel) sehingga memungkinkan pengguna

jaringan komputer bertukar file/data, menggunakan printer yang sama,

menggunakan hardware/software yang terhubung dalam jaringan.

Jadi, jaringan komputer dapat dikatakan sebagai kumpulan beberapa

buah komputer yang terhubung satu sama lain dan dapat saling berbagi

resources (Sofana, 2011).

Page 35: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

15

2.4 Perangkat Jaringan

2.4.1 NIC (Network Interface Card)

NIC atau Network Interface Card merupakan peralatan

yang berhubungan langsung dengan komputer dan didesain agar

komputer-komputer jaringan dapat saling berkomunikasi. NIC

juga menyediakan akses ke media fisik jaringan. Bagaimana bit-

bit data (seperti tegangan listrik, arus, gelombang,

elektromagnetik, dan besaran fisik lainnya) dibentuk akan

ditentukan oleh NIC. NIC merupakan contoh perangkat yang

bekerja pada layer pertama OSI atau layer physical. Akan tetapi

ada beberapa pendapat yang mengatakan NIC dapat

dikategorikan sebagai peralatan yang bekerja pada layer data

link (Sofana, 2013).

2.4.2 Switch

Switch adalah perangkat yang menghubungkan segmen

jaringan. Sebetulnya switch memang merupakan pengembangan

lanjutan dari “bridge‟. Jaman dulu, orang menggunakan bridge

untuk menghubungkan segmen jaringan dengan topologi yang

berbeda-beda atau sama. Hanya saja, di saat sekarang kita tahu

bahwa network switch digunakan untuk menghubungkan

komputer satu dengan yang lainnya. Tentu saja switch bisa

digunakan juga untuk menghubungkan switch satu dengan

switch lainnya, untuk memperbanyak jumlah port, atau

memperluas jangkauan dari jaringan (misalkan ada satu gedung

dengan gedung yang lainnya). Bahkan apabila kita melihat ke

berbagai vendor network equipment, berbagai switch dipecah ke

level berbeda seperti core, aggregation dan access. Pemisahan

Page 36: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

16

berbagai level ini dikarenakan setiap level dimaksudkan untuk

fungsi yang berbeda (Sofana, 2013).

2.4.3 Router

Router adalah peralatan jaringan yang dapat

menghubungkan satu jaringan dengan jaringan yang lain. Router

bekerja dengan menggunakan routing table yang disimpan di

memorinya untuk membuat keputusan tentang kemana dan

bagaimana paket dikirimkan. Router dapat memutuskan rute

terbaik yang akan ditempuh oleh paket data. Router akan

memutuskan media fisik jaringan yang disukai dan yang tidak

disukai. Protocol routing dapat mengantisipasi berbagai kondisi

yang tidak diinginkan (Sofana, 2013).

2.4.4 Workstation

Workstation adalah komputer yang memanfaatkan jaringan

untuk menghubungkan komputer tersebut dengan komputer lain

atau komputer tersebut dengan server. Sebuah workstation

minimal memiliki NIC (Network Interface Card), aplikasi

jaringan, dan kabel untuk menghubungkannya ke dalam

jaringan. Hampir semua jenis komputer dapat digunakan

sebagai komputer Workstation.

Pemanfaatan jaringan tersebut dapat berupa sharing

data, sharing printer dan sebagainya. Apabila terjadi kerusakan

pada komputer workstation berarti komputer yang digunakan

tidak dapat masuk ke dalam jaringan sehingga tidak dapat

berkomunikasi dengan komputer server maupun komputer lain

(Sofana, 2013).

Page 37: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

17

2.5 Protokol

Dalam teknik komunikasi data, aturan atau rule disebut dengan

istilah protokol. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengendalikan

proses komunikasi data. Protokol ini menentukan apa yang akan

dikirimkan, bagaimana cara mengirimkan data dan kapan mengirimkan

data. Terdapat tiga elemen utama dalam protokol agar tugas yang

dibebankan dapat terlaksana dengan baik (Jusak, 2013).

Analoginya seperti manusia, ketika orang Amerika bertemu dengan

orang Jepang, untuk dapat berkomunikasi dengan baik, maka dibutuhkan

sebuah pengertian atau dalam hal ini adalah bahasa penghubung yang bisa

dimengerti oleh kedua belah pihak. Jadi protokol adalah himpunan aturan

main yang mengatur komunikasi data. Beberapa elemen penting pada

protokol, antara lain: syntax, semantics, dan timing. Penjelasan dari elemen-

elemen tersebut adalah sebagai berikut :

1. Syntax mengacu pada struktur atau format data, yaitu berkaitan dengan

urutan tampilan, misalnya sebuah protokol memiliki urutan pada

delapan bit pertama adalah alamat pengirim, delapan bit kedua adalah

alamat penerima, dan bit stream sisanya mempunyai informasi

tertentu.

2. Semantics mengacu pada maksud atau terjemahan dari setiap section

bit yang menyusunnya.

3. Timing mengacu pada waktu kapan data harus dikirim dan seberapa

cepat data akan dapat terkirim.

2.6 Model OSI (Open System Interconnection)

Model OSI atau yang sering disebut OSI Layer adalah sebuah model

untuk jaringan komputer yang dikembangkan oleh International

Organization for Standarization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. Model

Page 38: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

18

OSI ini disebut juga tujuh lapisan OSI atau OSI seven layer yang mulai

diperkenalkan pada tahun 1984.

Model OSI dapat digunakan untuk menjelaskan cara kerja jaringan

komputer secara logika. Pada saat Model OSI belum diperkenalkan,

komunikasi data yang melibatkan komputer-komputer dari vendor yang

berbeda sangat sulit dilakukan. Masing-masing vendor menggunakan

protokol dan format data yang berbeda-beda. Sehingga ISO membuat suatu

arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai OSI Layer yang mendefinisikan

standar untuk menghubungkan komputer-komputer dari vendor yang

berbeda (Sofana, 2011).

Pada awalnya model OSI dimaksudkan untuk keperluan standarisasi

protokol jaringan komputer. Namun ide tersebut gagal diwujudkan, ada

beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan, yaitu:

Model OSI dianggap terlalu kompleks

OSI menggunakan 7 buah layer yang dianggap terlalu rumit dan hanya

mempertimbangkan aspek “politik” dibandingkan “teknik”

Adanya campur tangan politik menyebabkan OSI dianggap sebagai

“makhluk” buatan Kementerian Telekomunikasi Eropa dan

Pemerintah Amerika Serikat.

Pertumbuhan Internet bebasis protocol TCP/IP yang sangat pesat telah

membuat model OSI menjadi kurang popular dan kurang diminati

Hingga saat ini, model OSI hanya merupakan “model ideal” dan

digunakan sebagai acuan untuk memudahlan mempelajari bagaimana

protokol-protokol jaringan berfungsi dan berinteraksi. Secara umun, fungsi

dan penjelasan masing-masing layer dapat dilihat pada table di bawah ini:

Page 39: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

19

Tabel 2.2 Model OSI Layer

Layer Fungsi

7 (Aplication) Sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan

fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi

dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat

pesan-pesan kesalahan.

6 (Presentation) Untuk mentranslasikan data yang hendak

ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang

dapat ditransmisikan melalui jaringan.

5 (Session) Untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat,

dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga

dilakukan resolusi nama.

4 (Transport) Untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta

memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut

sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah

diterima.

3 (Network) Untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat

header untuk paket-paket,dan kemudian melakukan

routing melalui internetworking dengan

menggunakan router dan switch layer-3.

2 (Data Link) Untuk menentukan bagaimana bit-bit data

dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai

frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi

kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras

(seperti halnya Media Access Control Address (MAC

Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-

perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater dan

switch layer 2 beroperasi.

Page 40: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

20

1 (Physical) Untuk mendefinisikan media transmisi jaringan,

metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan

(seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi

jaringan dan pengabelan

2.7 Model TCP/IP

Model TCP/IP adalah sebuah referensi protokol jaringan yang

diusulkan oleh departemen pertahanan Amerika Serikat atau DoD

(Department of Defense). Model ini dikembangkan oleh DARPA (Defense

Advance Research Projects Agency) pada dekade 1970-an hingga 1980-an.

Model ini disebut juga Internet Model. Pada mulanya TCP/IP digunakan

pada jaringan ARPANET. Namun, saat ini telah menjadi protokol standar

bagi jaringan yang lebih umum dan digunakan pada jaringan Internet

(Sofana, 2011).

Berbeda dengan model OSI yang memiliki tujuh lapisan, model

TCP/IP hanya memiliki empat lapisan. Secara umum, fungsi dan penjelasan

masing-masing layer dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 2.3 Model TCP

Layer Keterangan

4 (Application) Menyediakan akses aplikasi ke jaringan TCP/IP.

Layer ini menangani high-level-protocol, masalah

representasi data, proses encoding, dan dialog

control yang memungkinkan terjadinya komunikasi

antar jaringan. Protokol yang bekerja pada lapisan ini

adalah : Telnet, DHCP, DNS, HTTP, FTP, SMTP,

SNMP, dan lain lain.

3 (Host-to-Host) Bertanggung jawab atas komunikasi antar dua buah

node. Layer ini menyediakan layanan pengiriman

Page 41: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

21

dari sumber data menuju tujuan data dengan

membuat logical connection di antara keduanya.

Layer ini bertugas memecah data dan meyatukan

kembali data yang diterima dari Application layer ke

dalam aliran data yang sama antara sumber dan

pengirim data.

Ada dua cara pengiriman data, connection-oriented

(menggunakan protokol TCP) atau connectionless-

oriented (menggunakan protokol UDP).

Protokol yang bekerja pada lapisan ini adalah TCP

dan UDP.

2 (Internetworking) Bertanggung jawab dalam masalah routing dan

addressing (pembuatan paket IP)

Layer ini bertugas menetukan rute terbaik yang akan

dilewati oleh sebua paket data. Selain itu, layer ini

juga bertugas melakukan paket switching untuk

mendukung tugas utama tersebut.

Protokol yang bekerja pada lapisan ini adalah IP,

ICMP, ARP, RARP.

1 (Network Interface) Berfungsi membentuk frame-frame data yang akan

dikirim ke media jaringan.

Protocol yang bekerja pada lapisanini adalah

Ethernet, Token Ring, POTS, ISDN, Frame Relay,

dan ATM.

2.8 Protokol TCP dan UDP

Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol

(UDP) merupakan dua protokol terpenting dalam transport layer. TCP

merupakan protokol yang bersifat connection oriented. TCP menyediakan

Page 42: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

22

layanan pengiriman data yang connection oriented, reliable, byte stream

service.

Connection oriented artinya dua aplikasi pengguna TCP harus

melakukan pembentukan hubungan dalam bentuk pertukaran kontrol

informasi (handshaking), sebelum transmisi data terjadi. Reliable artinya

TCP menerapkan proses deteksi kesalahan paket dan retrasnmisi. Byte

stream service artinya paket dikirimkan dan sampai ke tempat tujuan secara

berurutan. Sedangkan UDP menyediakan layanan pengiriman datagram

yang bersifat connectionless oriented, tanpa dilengkapi deteksi dan koreksi

kesalahan. Kedua protokol ini mengirimkan data antara layer application

dan layer internet.

TCP merupakan bagian dari protokol TCP/IP yang digunakan

bersama dengan IP untuk mengirim data. Pengiriman data dapat dijamin

karena TCP mengandalkan dua proses data acknowledgement yaitu

Retransmision (transmisi ulang) dan Sequencing (pengurutan). Protokol

TCP bertanggung jawab untuk pengiriman data dari host sumber ke host

tujuan dengan benar. TCP juga bertugas mendeteksi kesalahan atau

hilangnya data dan melakukan pengiriman kembali sampai data diterima

dengan lengkap. TCP selalu meminta konfirmasi setiap kali selesai

mengirim data, untuk memastikan apakah data telah sampai di tujuan.

Kemudian TCP akan mengirimkan urutan data berikutnya atau melakukan

retransmission (pengiriman ulang data) apabila data sebelumnya tidak

sampai. Data yang dikirim dan diterima diatur berdasarkan urutan tertentu

(nomor urut).

Protokol UDP mirip dengan IP. Pengiriman paket dilakukan

berdasarkan best effort basis, tidak ada koreksi kesalahan, tidak ada

retransmisi atau pengurutan paket berdasarkan urutan pengiriman. Deteksi

kesalahan dalam UDP hanya bersifat opsional. Pada UDP tidak ada proses

handshaking dan sequence number.

Page 43: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

23

Overhead yang diperlukan untuk mengirimkan paket UDP relatif

kecil. Sehingga UDP cocok untuk digunakan pada aplikasi yang

membutuhkan query dan response, dimana jumlah pesan yang dikirimkan

lebih sedikit dibandingkan dengan pesan yang diperlukan pada model

koneksi TCP.

Protokol TCP sangat cocok digunakan untuk koneksi yang

membutuhkan keandalan tinggi, seperti telnet, ssh, FTP, HTTP dan

beberapa layanan lain yang bersifat kritis. Untuk kasus-kasus layanan yang

bersifat tidak terlalu kritis, protokol UDP dapat digunakan. Contoh layanan

yang cocok untuk UDP yaitu transmisi audio/video, seperti: VoIP, audio/

video streaming. UDP kurang baik jika digunakan untuk mengirmkan paket

berukuran besar. Karena akan mengakibatkan banyaknya packet loss

(Sofana, 2011).

Berikut ini perbandingan segment header yang menggunakan

protocol TCP dan UDP. Bisa dilihat bahwa paket IP yang menggunakan

TCP akan lebih kompleks dibandingkan paket yang menggunakan UDP.

Gambar 2.1 Header TCP & UDP

Page 44: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

24

2.9 Internet Protocol (IP)

Internet protocol (IP) berada pada layer internetwork atau Internet.

IP merupakan kunci dari jaringan TCP/IP, IP adalah protokol yang

mengatur bagaimana suatu data dapat di kenal dan dikirim dari suatu

komputer ke komputer lain. IP bersifat connectionless recovery. IP tidak

dapat melakukan error detection dan error recovery. IP tidak dapat

melakukan handshake (pertukaran control informasi) saat membangun

sebuah koneksi, data dikirim. Padahal handshake merupakan salah satu

syarat agar sebuah koneksi baru dapat terjadi. Dengan demikian, IP

bergantung pada layer lainya untuk melakukan handshake (Syafrizal,

2009). Internet protocol memiliki lima fungsi utama, yaitu:

1. Mendefinisikan paket yang menjadi unit satuan terkecil pada transmisi

data internet.

2. Memindahkan data antara Transport Layer dan Network Interface

Layer.

3. Mendefinisikan skema pengalamatan Internet atau IP address.

4. Menentukan routing paket.

5. Melakukan fragmentasi dan penyusunan ulang paket.

IP merupakan protokol pada lapisan network yang bersifat

connectionless. Sehingga, setiap paket data yang dikirim dari host pengirim

ke host penerima, dalam suatu sesi hubungan. Penentuan rute yang akan

ditempuh oleh paket IP (datagram), dilakukan oleh setiap router yang

dilewati datagram tersebut.

Dengan demikian, keseluruhan datagram yang dikirim dari sejak

awal pembukaan hubungan sampai akhir, dapat memiliki rute yang

berbeda-beda. Akibatnya, ada kemungkinan datagram tersebut tiba di host

penerima dalam urutan yang berbeda dengan dengan urutan pada saat

dikirim.

Page 45: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

25

IP juga didesain untuk dapat melewati berbagai media komunikasi

yang memiliki karakteristik dan kecepatan yang berbeda-beda. Pada

jaringan Ethernet, panjang satu datagram akan lebih besar daripada panjang

datagram pada jaringan publik yang menggunakan media jaringan telepon,

atau jaringan wireless. Perbedaan ini semata-mata untuk mencapai

throughput yang baik pada setiap media. Pada umumnya, semakin cepat

kemampuan transfer data pada media tersebut, semakin besar juga panjang

datagram maksimum yang digunakan.

Sehingga datagram IP dapat mengalami fragmentasi ketika

berpindah dari media kecepatan tinggi ke media kecepatan rendah. Pada

router/host penerima, datagram yang ter-fragmentasi ini harus disatukan

kembali sebelum diteruskan ke router berikutnya atau ke lapisan transport

pada host tujuan. Hal ini, akan menambah waktu pemrosesan (pada router)

dan menyebabkan delay.

Menurut Sofana (2011), Protokol IP juga dikenal sebagai “best

effort” protokol. Hal ini, karena IP tidak memberi jaminan bahwa suatu

datagram akan sampai ke tujuan dengan selamat. IP hanya memberi

jaminan untuk melakukan usaha terbaik (best effort) agar datagram dapat

sampai ke tujuan. Suatu datagram bisa saja tidak sampai dengan selamat ke

tujuan karena beberapa hal berikut:

1. Adanya bit error pada saat datagram melewati suatu media.

2. Router yang dilewati membuang datagram, karena terjadinya buffer.

3. Media fisik jaringan mengalami kerusakan permanen, seperti putus,

terbakar, terendam air atau penyebab lain.

4. Putusnya rute ke tujuan untuk sementara waktu akibat adanya router

yang down.

5. Terjadinya kekacauan routing, sehingga datagram mengalami looping.

Page 46: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

26

2.10 IPv6

Penggunaan IPv6 yang memiliki nama lain IPng (IP next

generation) pertama kali direkomendasikan pada tanggal 25 Juli di Toronto

pada saat pertemuan IETF. Perancangan dari IPv6 ini dilatarbelakangi oleh

keterbatasan pengalamatan IPv4 yang saat ini memiliki panjang 32 bit

dirasa tidak dapat menangani seluruh pengguna internet di masa depan

akibat dari pertumbuhan pengembangan jaringan khususnya internet

(Sugeng, 2010).

2.10.1 Addressing pada IPv6

Seperti diketahui sebelumnya, IPv6 diciptakan untuk menangani

masalah yang terdapat pada IPv4, akan tetapi perubahan dan penambahan

pada IPv6 tersebut dibuat tanpa melakukan perubahan pada core sebenarnya

dari IP itu sendiri. Addressing atau pengalamatan merupakan perubahan

yang mencolok yang dapat dilihat dari perbedaan antara IPv6 dengan IPv4,

akan tetapi perubahan tersebut merupakan hal bagaimana pengalamatan

tersebut diimplementasikan dan digunakan (Sugeng, 2010). Secara umum

karakteristik model pengalamatan pada IPv6 memiliki dasar yang sama

dengan pengalamatan IPv4. Berikut adalah karakteristik model dari

pengalamatan IPv6 :

1. Core function of addressing (fungsi inti dari pengalamatan)

Dua fungsi utama dari pengalamatan adalah network interface

identification dan routing.

2. Network layer addressing (Pengalamatan Lapisan Jaringan)

Pengalamatan IPv6 masih berhubungan satu dengan lainnya dengan

network layer pada jaringan TCP/IP dan langsung dari alamat data link

layer (atau sering disebut physical)

3. Jumlah pengalamatan IP per device (alat)

Pengalamatan bisaanya digunakan untuk menandai perangkat jaringan,

sehingga setiap komputer yang terhubung bisaanya akan memiliki satu

Page 47: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

27

alamat (unicast), dan router dapat memiliki lebih dari satu alamat untuk

masing- masing physical network yang terhubung.

4. Address interpretation and prefix representation

Alamat IPv6 memiliki kesamaan kelas dengan alamat IPv4 dimana

masing–masing memiliki bagian network identifier dan bagian host

identifier. Jumlah panjang prefix digunakan untuk menyatakan panjang

dari network ID itu sendiri (prefix length).

5. Private and public address

Kedua tipe dari alamat tersebut terdapat pada IPv6, walaupun kedua tipe

tersebut didefinisikan dan digunakan untuk keperluan yang berbeda.

2.10.2 Tipe IPv6 Adresses

Tipe alamat IPv6 terbagi menjadi 3, yaitu : unicast, multicast,

dan anycast IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix sebagai

berikut (Madcoms, 2010) :

a. Alamat Unicast

Alamat Unicast, merupakan alamat dengan scope global dan

unik sehingga bisa dirouterkan di internet. Selain global unicast, IPv6

juga mempunyai alamat local unicast dengan scope terbatas pada link

lokal. Beberapa tipe alamat unicast IPv6 ini antara lain:

Aggregatable Global Unicast Addresses

Sering disebut sebagai alamat global, mirip dengan alamat

publik pada IPv4 dan atamat ini ditandai dengan prefix 001. Alamat ini

bisa dirouterkan dan dijangkau secara global dari alamat IPv6 di

internet. Dinamakan aggregatable karena memnang didesain untuk bisa

diaggregasi dan diringkas (aggregation dan summarization) untuk

menghasilkan infrastruktur routing yang efisien.

Page 48: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

28

Link-local addresses

Alamat ini digunakan untuk berkomunikasi dalam scope link

lokal, yaitu pada link yang sama (misal jaringan flat tanpa router).

Router tidak akan melewatkan traffic dari alamat-alamat ini keluar link.

Alamat ini ditandai FE80 dan menggunakan prefix dengan 64 bit

selanjutnya adalah interface id. Alamat link lokal ini dikonfigurasikan

melalui IPv6 autoconfiguration.

Site - local addresses

Alamat int mirip dengan alamat private pada yang dalam

teknologi IPv6 Alamat ini akan selalu diawali dengan FECO. Karena

sifatnya yang sulit untuk didefisinikan dari scope site, sehingga alamat

ini dihapuskan penggunaannya.

Special addresses Ada dua jenis alamat spesiat pada IPv6 yaitu:

Alamat yang tidak dispesifikkan Sering disebut all-zeros-

address karena memang bernilai atau bisa dituliskan Alamat ini sama

dengan 0.0.0.0 di alamat IPv4. Alamat ini tidak boleh dikonfigurasikan

pada interface dan tidak boleh menjadi tujuan rute.

Alamat loopback

Jika alamat loopback pada IPv4 adalah 127.0-0.1 maka pada

IPv6 adalah atau bisa diringkas menjadi Alamat ini tidak boleh

dikonfigurasikan pada interface.

b. Alamat Multicast

Seperti hatnya pada IPv4, pada IPv6 alamat ini menunjukkan

sekumpulan piranti dalam grup multicast. Jadi alamat ini hanya akan

muncul sebagai alamat tujuan, tidak akan pernah sebagai atamat asal.

Page 49: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

29

Jika paket dikirimkan ke alamat ini maka semua anggota grup akan

memprosesnya. Multicast address ini pada IPv4 didefinisikan sebagai

Kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang yang 8 bit pertamanya di mulai

dengan "FF" disediakan untuk multicast address. Ruang ini kemudian

dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya. Kemudian

blockcast address pada IPv4 yang alamat bagian hostnya didefinisikan

sebagai -1 pada IPV6 sudah termasuk di dalam multicast address ini.

Blockcast address digunakan untuk kornunikasi dalam segmen yang

sarna yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya dengan multicast

address, Bit pertama menunjukkan bahwa ini adalah alamat multicast.

Empat bit selanjutnya merupakan flag yang masing-masing telah

didefinisikan. Bit pertama harus O karena dicadangkan untuk keperluan

di masa mendatang. Bit kedua menunjukkan apakah alamat multicast

ini mengandung alamat Rendezvous Point (RP), yaitu titik distribusi

untuk aliran multicast tertentu datam suatu jaringan multicast. Bit ketiga

menandakan apakah alamat multicast ini mengandung informasi prefix.

Sementara bit terakhir menunjukkan apakah alamat ini diberikan secara

permanen.

c. Alamat Anycast

Alamat ini tebih menunjuk kepada fungsi layanan dari pada

alarnat. Alamat anycast sama seperti alamat unicast IPv6 yang

bertambah fitur, bahwa router akan selalu merouterkan ke tujuan yang

terdekat atau lebih tepatnya terbaik sesuai yang telah dikoffigurasikan.

Jika ada paket yang dikirim ke atamat ini, maka router akan mengirim

paket tersebut ke host terdekat yang memiliki Anycast address sama.

Dengan kata lain, pemilik paket menyerahkan pada router tujuan yang

paling “cocok" bagi pengiriman paket tersebut. Contoh pernakaian

Anycast ini adalah beberapa server yang memberikan layanan seperti

Page 50: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

30

DNS (Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast Address

sama pada server-server tersebut, maka jika ada paket yang dikirim oleh

client ke alamat ini, router akan memilih server yang terdekat dan

mengirimkan paket tersebut ke server tersebut. Sehingga beban

terhadap server dapat terdistribusi secara me-rata. Bagi Anycast ini

tidak disediakan ruang khusus. Jika terhadap beberapa host diberikan

sebuah alamat yang sama, maka alamat tersebut dianggap sebagai

Anycast Address.

2.10.3 Notasi dan Prefix Alamat pada IPv6

1. Notasi Heksadesimal Alamat IPv6

Untuk membuat alamat IPv6 lebih sederhana, maka dibuat suatu

metode primary yang mengekspresikan penggunaan heksadesimal

sebagai pengganti dari bentuk desimal yang selama ini digunakan pada

IPv4. Keuntungan dari metode ini adalah membutuhkan karakter yang

lebih pendek untuk menyatakan suatu alamat. Selain itu, adalah

perubahan bilangan heksadesimal ke bilangan biner dan sebaliknya jauh

lebih mudah dibandingkan dengan perubahan bilangan desimal ke

bilangan biner (Sugeng, 2010).

Dari contoh alamat yang menggunakan notasi dotted desimal,

maka dapat diubah menjadi notasi heksadesimal sebagai berikut :

- Dotted desimal

128.91.45.157.220.40.0.0.0.0.252.87.212.200.31.255

- Heksadesimal

805B:2D9D:DC28:0000:0000:FC57:D478:1FFF

Pada notasi heksadesimal, untuk memisahkan antara 1 word

dengan lainnya, maka digunakan pemisah dengan menggunakan

karakter titik dua (:). Agar ukuran alamat IPv6 lebih sederhana lagi,

maka bilangan yang merepresentasikan nol (0) pada satu word

Page 51: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

31

heksadesimal dapat diwakilkan sebagai satu bilangan dengan

menggunakan metode minimalisasi nol sebagai berikut :

805B:2D9D:DC28:0000:0000:FC57:D478:1FFF

Menjadi :

805B:2D9D:DC28:0:0:FC57:D478:1FFF

2. Kompresi Nol Pada Alamat IPv6

Pada pengalamtan IPv6, terdapat suatu teknik lain yang bisa

digunakan untuk memperpendek penulisan alamat IPv6 setelah

melalui notasi heksadesimal. Teknik tersebut dinamakan kompresi

nol (zero compression). Dengan teknik ini, maka dimungkinkan

untuk mengganti bilangan heksadesimal yang merepresentasikan nol

ke dalam dua karakter „titik dua‟/„::‟. Sebagai contoh alamat IPv6

sebelumnya adalah (Sugeng, 2010) :

805B:2D9D:DC28:0:0:FC57:D478:1FFF

Menjadi :

805B:2D9D:DC28::FC57:D478:1FFF

Dua karakter titik dua/double colons tersebut (::) digunakan

untuk menggantikan dua string nol pada alamat IPv6. Selain itu,

double colons (::) tersebut dapat juga menggantikan lebih dari dua

string nol heksadesimal, sehingga untuk menghitung jumlah string

nol tersebut dapat dilihat dengan cara melihat word heksadesimal

selain tandan double colons (::) dengan total keseluruhan word

adalah 8 word heksadesimal.

Untuk menghindari kerancuan dalam menggunakan metode tersebut,

maka penggunaan double colons (::) hanya dapat digunakan satu kali

pada satu alamat IPv6, dikarenakan apabila menggunakan lebih dari

satu double colons (::) maka akan membingungkan untuk

mengetahui berapa jumlah string nol yang digantikan dalam metode

tersebut. Sebagai contoh apabila suatu alamat IPv6 adalah

Page 52: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

32

7D45:A352:BA2A:0:0:C538:0:0, maka dengan menggunakan

metode kompresi nol hanya dapat digantikan dengan satu double

colons (::) saja, sehingga alamat IPv6 tersebut dapat menjadi :

7D45:A352:BA2A::C538:0:0

atau

7D45:A352:BA2A:0:0:C538::

Selain dengan cara di atas, karena alamat IPv6 yang terstruktur,

maka penggunaan kompresi nol dapat dilakukan juga untuk string

heksadesimal bernilai nol lebih dari satu. Berikut adalah contohnya :

A5F6:2F01:0:0:0:0:0:24

Menjadi

A5F6:2F01::24

Sehingga dengan adanya teknik kompresi nol ini, maka alamat

dari IPv6 dapat benar–benar dikurangi penulisannya agar lebih

mudah diingat dibangdingkan dengan penulisan alamat sebenarnya

(Sugeng, 2010).

3. Notasi Gabungan IPv6

Selain dua teknik sebelumnya, terdapat satu teknik lagi yang

merupakan salah satu cara untuk menggabungkan pengalamatan IPv6

seperti terlihat menyerupai pengalamatan pada IPv4. Teknik ini

menggabungkan 96 bit pertama dari alamat IPv6 yang menggunakan

notasi heksadesimal serta titik dua (:) dengan 32 bit terakhir yang

menggunakan notasi dotted decimal (Sugeng, 2010).

Page 53: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

33

Gambar 2.2 Notasi IPv6

Sehingga dengan menggunakan notasi gabungan, maka alamat

IPv6 menjadi:

805B:2D9D:DC28:FC57:212:200:31:255

4. Prefix Alamat IPv6

Prefix pada IPv6 merupakan sebutan dari network identifier,

sedangkan prefix length merupakan banyaknya bit angka yang

digunakan. Sama seperti kelas alamat pada IPv4, alamat IPv6 dibagi

menjadi jumlah bit network ID diikuti dengan jumlah bit host ID. Prefix

bisaanya direpresentasikan dengan penambahan karakter garis miring

(/) setelah alamat IPv6 dan kemudian menambahkan prefix length

setelah garis miring (/) tersebut. Metode tersebut sama digunakan pada

penambahan prefix pada IPv4. Sebagai contoh dari penggunaan alamat

IPv6 805B:2D9D:DC28::FC57:D478:1FFF dapat dilihat di bawah

(Sugeng, 2010) :

Gambar 2.3 Prefix IPv6

Page 54: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

34

Pada contoh di atas 48 bit pertama merupakan network ID (prefix).

Sehingga apabila alamat IPv6 tersebut ditulis dengan menambahkan

prefix-nya, maka dapat menjadi :

805B:2D9D:DC28::FC57:D478:1FFF/48

2.10.4 Header Packet IPv6

Protokol jaringan dapat dikatakan terdiri dari seperangkat aturan

yang mengatur pertukaran informasi antara node dan informasi itu sendiri.

Header paket IP berisi informasi dan mengharuskan informasi tersebut

dalam kebanyakan kasus sebagai nilai-nilai yang valid. Setelah itu jelas

informasi apa yang terkandung dalam header dan apa nilai-nilai yang

berlaku, aturan pertukaran menjadi jelas (Davies, 2012).

Gambar 2.4 Header IPv4

Page 55: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

35

Gambar 2.5 Header IPv6

Gambar di atas menunjukkan struktur header paket IPv4, dan

struktur header paket IPv6. Perbandingan dari dua gambar tersebut,

jelas bahwa IPv6 menjadi protokol lebih sederhana jika hanya karena

mereka membawa informasi yang lebih sedikit. Bagaimanapun juga,

field yang telah dihilangkan dikarenakan tidak lagi dibutuhkan atau

diinginkan, dan IPv6 setidaknya menyediakan fungsi yang tidak sedikit

untuk node jaringan pada IPv4 (Davies, 2012).

Header IPv6 terdiri dari 8 field (2 merupakan sumber dan alamat

tujuan) yang tersebar dalam 40 byte. Kontras ini dengan IPv4 header,

yang mengandung setidaknya 12 field yang berbeda dan mungkin hanya

sejumlah 20 byte jika tidak ada pilihan sedang digunakan atau selama

60 byte jika pilihan yang digunakan. Routing dianggap lebih efisien

dengan sebuah header berukuran seragam dan dengan field yang lebih

sedikit untuk mengecek dan memproses (Davies, 2012).

Page 56: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

36

2.10.5 IPv6 Header Fields

Header IPv6 jelas baru dan ditingkatkan, jika hanya karena

memiliki lebih sedikit field. Seperti pada catatan, version fields tidak

berubah dari IPv4, dan differentiated service fields (yang menggantikan

lalu lintas IPv6 class field yang asli) didefinisikan identik untuk IPv4 dan

IPv6. Field header IPv6 yang diperbaharui meliputi berikut ini (Davies,

2012) :

Tabel 2.4 Header Fields IPv6

Version Dengan nilai 4 bit, dan untuk IPv6 harus sama

dengan 6.

Differentiated

Service (DS)

Terdiri dari 6 bit nilai (bit yang dicangkan untuk

masa yang akan datang), sejak tahun 1994 bidang

ini telah berkembang dari bidang prioritas 4-bit

field, kemudian nama ini diubah.

ECN Ini 2 bit digunakan sebagai explicit congestion

notification (ECN) flag.

Flow Label Adalah nilai 20-bit yang digunakan untuk

mengidentifikasi paket yang berasal dari aliran

yang sama. Sebuah node dapat menjadi sumber

untuk lebih dari satu aliran simultan. Label aliran

dan alamat dari node sumber mengidentifikasi

dengan unik setiap aliran. field ini awalnya

(dalam RFC 1883) diatur dalam 24 bit, tetapi

ketika DS fields meningkat dalam ukuran 8 bit,

field flow label berkurang sebagai pengganti

untuk itu.

Page 57: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

37

Payload Length Adalah field 16-bit berisi nilai integer sama

dengan panjang dari payload paket dalam byte –

dengan kata lain, jumlah byte yang terkandung

dalam paket setelah akhir dari header IPv6 utama,

termasuk header ekstensi IPv6. Ini berarti bahwa

ekstensi IPv6 sudah termasuk sebagai bagian dari

payload untuk tujuan menghitung field ini.

Next Header Menunjukkan protokol yang digunakan di header

yang terdapat pada paket IPv6. Protokol

diidentifikasi dengan standar 8-bit nilai yang Next

header didefinisikan dan dikelola oleh IANA.

Nilai dari field ini dapat merujuk kepada sebuah

protocol layer yang lebih tinggi seperti TCP atau

UDP, atau menunjukkan adanya header ekstensi

IPv6.

2.11 Routing

Routing berarti menemukan topologi jaringan dan menyebarkan

informasi mengenai sub jaringan yang terhubung secara langsung ke seluruh

router tetangga (Gredler & Goralski, 2005). Dengan adanya mekanisme

routing maka suatu host pada jaringan yang terpisah dapat saling bertukar

informasi. Berikut merupakan penjelasan mengenai arsitektur routing dan jenis

algoritma routing.

2.11.1 Arsitektur Routing

Arsitektur routing sendiri mengikuti paradigma datagram

based, end-system controlled, unidirectional , destination oriented dan

hop-by-hop routing (Gredler & Goralski, 2005).

2.11.2 Datagram-based

Router hanya berpikir dalam hal datagram, yang berarti paket

mengalir antara host tanpa memperdulikan urutan maupun integritas

Page 58: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

38

dari konten didalam paket tersebut. Pemasalahannya adalah router

tidak mengetahui session yang harus dikirimkan antar host.

2.11.3 End-system controlled

End-system membuka suatu session, mengirimkan data dan

menutup session. Dalam melakukan transmisi data masih bergantung

kepada mekanisme datagram yang dimiliki oleh router.

2.11.4 Unidirectional

Dalam membuat suatu jalur komunikasi antara sumber dan

tujuan , router harus memiliki 2 (dua) rute yaitu satu rute kearah

sumber dan satu rute ke arah tujuan. Hal ini berbeda dengan arsitektur

seperti ATM maupun frame relay yang memiliki asumsi bahwa suatu

sirkuit dari sumber dan tujuan dapat digunakan oleh arah sebaliknya

juga (dapat dikatakan hanya terdapat 1 rute).

2.11.5 Destination oriented

Router membuat keputusan dalam mengirimkan paket data

berdasarkan IP header yang berisikan alamat dari tujuan paket data

tersebut.

2.11.6 Hop-by-hop

Arsitektur seperti ATM bergantung terhadap koneksi yang di

buat pada awal pengirim menentukan rute ke tujuan. Setelah rute

terbentuk maka paket data akan langsung terkirim ke tujuan tanpa

adanya keputusan routing yang kompleks. Pada arsitektur IP Routing

hal ini sangat berbeda, IP router melakukan perhitungan secara

independen dalam menentukan rute terbaik dari A ke B.

2.11.7 Algoritma Routing

Tujuan dari algoritma routing adalah untuk memberikan

informasi kepada suatu kumpulan router mengenai link yang

terhubung pada router tersebut (Kurose & Ross, 2013). Algoritma

routing akan menentukan jalur terbaik dari sumber ke tujuan paket

data yang dikirimkan. Pada gambar 16, dapat dilihat contoh jaringan

Page 59: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

39

sederhana dimana setiap router memiliki link dan setiap link tersebut

memiliki cost.

Gambar 2.6 Contoh Jaringan Sederhana

Dalam penentuan jalur terbaik, akan dilakukan perhitungan

jalur yang memiliki cost paling rendah. Sebagai contoh yang dapat

dilihat pada gambar 16, akan dipilih jalur A-B-D-F sebagai jalur

terbaik antara node A ke node F. Penentuan jalur terbaik tersebut

didasarkan pada berapa banyak node yang ada dan nilai dari setiap

link yang terhubung pada jaringan tersebut. Penentuan jalur terbaik

dalam suatu algoritma routing dapat dibagi menjadi empat kelompok

yang didasarkan informasi yang diperoleh pada setiap router, yaitu :

2.11.7.1 Link State

Algoritma ini menghitung jalur terbaik dari node

awal ke node tujuan dengan menggunakan seluruh

informasi pada suatu jaringan (Sofana, 2012). Beberapa

karakteristik link state diantaranya :

Link state dapat menentukan status dan tipe

koneksi setiap link dan menghasilkan sebuah

perhitungan metric berdasarkan beberapa faktor

Page 60: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

40

termasuk yang ditentukan oleh network

administrator.

Protokol dapat mengetahui apakan link sedang

up atau down dan dapat mengetahui seberapa

cepat untuk mencapai kesana. Link state akan

memilih rute tercepat meskipun harus melalui

banyak network interface, dibandingkan dengan

rute lambat meskipun hanya terdapat sedikit

network interface.

Dapat mengetahui perubahan topologi dengan

cepat. Disebut fast convergence.

Merupakan classless routing protocol, artinya

mendukung Variable Length Subnet Mask

(VLSM) dan Classless Inter Domain Routing

(CIDR).

Cocok diimplementasikan pada network skala

besar.

Menggunakan algoritma Djikstra.

Contoh routing protocol yang menggunakan

algoritma link state adalah OSPF dan IS-IS.

Sebagai perbandingan, berikut ini diberikan sebuah contoh

kasus perbedaan antara distance vector dengan link state. Misalkan saja

ada sebuah network yang dibentuk oleh router A, B, C, dan D. Router

A dan B dihubungkan dengan link ISDN 128 kbps, sedangkan yang

lainnya dihubungkan dengan link FastEthernet 100 Mbps (Sofana,

2013).

Page 61: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

41

Gambar 2.7 Distance vector vs Link state

Protokol routing distance vector akan memilih rute

terdekat yaitu dari A langsung ke B. sedangkan link state akan

memilih rute A-C-D-B, karena dapat mengetahui bahwa link

tersebut jauh lebih cepat dibandingkan dengan link ISDN.

Jika kecepatan setiap link sama, maka distance vector

dapat bekerja lebih baik dibandingkan link state. Pada link state

ada proses kalkulasi yang rumit dalam kondisi semacam ini

tidak diperlukan. Sehingga distance vector akan menang

dibandingkan link state (Sofana, 2013).

2.11.7.2 Distance Vector

Pada algoritma ini tidak melihat keseluruhan

informasi dari pada suatu jaringan, tidak ada node yang

memiliki keseluruhan informasi mengenai costs dari

seluruh link yang ada. Suatu node pada awalnya hanya

memiliki informasi mengenai link yang terhubung pada

dirinya saja, dan melalui proses iterasi dari perhitungan

dan pertukaran informasi pada setiap node yang

terhubung langsung maka akan diketahui jalur terbaik

Page 62: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

42

kepada suatu tujuan tertentu (Sofana, 2012). Beberapa

karakteristik distance vector diantaranya :

Distance atau jarak untuk mencapai tujuan akhir.

Distance dapat ditemukan berdasarkan cost yang

ditentukan dari jumlah host (hitungan hop) yang

dilalui rute atau jumlah total hitungan metric

pada rute tersebut. Informasi diperoleh dari

router tetangga yang terhubung langsung

dengannya.

Vector merupakan arah trafik. Ketika data akan

di-forward ke tujuan maka data tersebut pasti

akan melalui network interface hingga dapat

mencapai tujuan.

Perubahan topologi network biasanya akan

direspon oleh protokol secara lambat. Istilahnya

adalah slow convergence.

Merupakan classfull routing protocol, artinya

tidak mendukung Variable Length Subnet Mask

(VLSM) dan Classless Inter Domain Routing

(CIDR).

Tidak mudah diimplementasikan pada network

berskala besar.

Menggunakan algoritma Bellman-Ford.

Contoh routing protocol yang menggunakan

algoritma distance vector adalah RIP.

Page 63: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

43

2.11.7.3 Hybrid

Protokol jenis hybrid merupakan gabungan dari

sebagian fitur distance vector dan link state. Sebagai

contoh yaitu protokol EIGRP yang dikembangkan oleh

CISCO. Fakta menunjukkan bahwa distance vector

cocok digunakan pada network yang jarang diubah

topologinya atau network yang dibentuk oleh router

dengan jenis interface yang sama (speed dan bandwidth

yang sama). Untuk kondisi semacam ini maka proses

penentuan path dapat dilakukan secara sederhana dan

akurat. Jauh lebih cepat dibandingkan link state.

Namun jika network relatif dinamis, mudah

berubah, dan terdiri atas gabungan berbagai interface

yang berbeda-beda maka link state akan lebih unggul

dibandingkan distance vector. Protokol hybrid

dikembangkan untuk mengantisipasi kedua kondisi ini.

Sederhana dalam perhitungan namun cukup fleksibel

untuk mengantisipasi perubahan network (Sofana,

2012).

2.11.7.4 Path Vector

Path vector hampir mirip dengan distance vector.

Pada path vector, diasumsikan tidak ada node di setiap

autonomous system. Sebagai gantinya ada node khusus

yang disebut speaker node. Speaker node menghasilkan

sebuah routing table dan menebarkannya kepada speaker

node tetangga yang ada di autonomous system tetangga.

Page 64: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

44

Jadi, idenya mirip dengan distance vector routing,

dimana speaker node menyebarkan path, bukan metric.

Algoritma path vector mirip dengan distance

vector. Namun, informasi yang disebarkan bukanlah

tujuan (vector) dan jarak (distance). Yang disebarkan

adalah alamat tujuan dan deskripsi path untuk mencapai

tujuannya. Algoritma yang digunakan adalah Bellman-

Ford untuk menghitung dan mencegah masalah “Count

to Infinity” (perhitungan tanpa henti). Contoh routing

protocol yang menggunakan algoritma path vector

adalah BGP (Sofana, 2012).

2.12 Routing Protocol

Routing adalah suatu protocol yang digunakan untuk mendapatkan

rute atau petunjuk dari satu jaringan ke jaringan yang lain, routing

merupakan proses dimana suatu router akan memilih jalur atau rute untuk

mengirimkan atau meneruskan suatu paket ke jaringan yang dituju. Router

menggunakan IP address tujuan untuk mengirimkan paket, dan agar router

mengetahui rute mana yang harus digunakan untuk meneruskan paket ke

alamat tujuan, router harus belajar atau bertukar informasi sesama router

yang saling terhubung untuk mengetahui jalur atau rute yang terbaik

(Sofana, 2017).

Secara pengoperasiannya terdapat 2 (tipe) routing protokol yaitu

static routing dan dynamic routing. Static routing memerlukan campur

tangan network administrator dalam setiap perubahan rute yang terjadi

dalam suatu jaringan, sedangkan dynamic routing memungkinkan

terjadinya perubahan rute secara otomatis berdasarkan algoritma tertentu.

Page 65: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

45

Beberapa keuntungan dan kerugian static dan dynamic routing dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 2.5 Perbandingan Static & Dynamic Routing

No Static Routing Dynamic Routing

1 Hanya memerlukan

pengetahuan mendasar

mengenai routing

Perlu pengetahuan lebih dalam

mengenai setiap penerapan

protokolnya

2 Memerlukan campur tangan

network administrator setiap

adanya perubahan rute

Secara otomatis dapat beradaptasi

jika terjadinya perubahan rute.

3 Cocok untuk topologi yang

sederhana

Dapat digunakan untuk topologi

sederhana maupun kompleks

4 Lebih secure Less secure

5 Rute terhadap tujuan selalu

sama

Rute selalu berubah otomatis sesuai

konfigurasi awal tergantung kondisi

jaringan

Dynamic routing protokol sendiri berdasarkan areanya dapat dibagi

menjadi 2 (dua), yaitu Interior Gateway Protocol (IGP) dan Exterior Gateway

Protokol (EGP) (Kurose & Ross, 2013). Berikut akan ditunjukkan gambar

klasifikasi routing protocol.

Page 66: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

46

Gambar 2.8 Klasifikasi Routing Protocol

2.13 Interior Gateway Protocol (IGP)

IGP merupakan routing protocol yang bisaanya digunakan pada

area internal. Area internal yang dimaksud adalah area didalam satu

autonomous system (contoh : satu Internet Service Provider (ISP)

network atau satu jaringan perusahaan) (Kurose & Ross, 2013).

2.13.1 Routing Information Protocol next-generation (RIPng)

RIP merupakan yang masuk pada kelas Interior Gateway

Protocol yang dikembangkan oleh IETF (Internet Engineering

Task Force). Routing protocol ini menggunakan algoritma

Bellman-Ford dalam penentuan jalur routing. RIP digunakan pada

jaringan dengan ukuran kecil, dimana untuk implementasi dan

konfigurasinya yang sederhana dan mudah. RIPng menggunakan

protokol UDP pada port 521 untuk melakukan transportasi baik

dalam pengiriman atau penerimaan datagram. RIPng termasuk

dalam routing protocol distance vector yang menggunakan hop

count dalam menentukan rute ke tujuan (Fiade, 2013).

RIP pertama kali dikenalkan pada tahun 1969 dan

merupakan algoritma routing yang pertama pada ARPANET. Versi

Page 67: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

47

awal dari routing protocol ini dibuat oleh Xerox Parc’s PARC

universal Packet Internetworking dengan nama Gateway Internet

Protocol. Kemudian diubah menjadi Xerox Network Service.

Protokol RIP memiliki tingkat kompleksitas komputasional yang

lebih rendah, sehingga konsumsi seumber daya memorinya juga

lebih rendah. Akan tetapi, konsekuensi yang ditimbulkan dari hal

tersebut adalah penggunaan RIP hanya terbatas pada jaringan

menengah ke bawah dengan jumlah host yang tidak terlalu besar.

Untuk cara kerja RIP dapat dilihat pada gambar 2.9 dan

tabel 6, dimana terdapat lima unit router dan garis putus-putus yang

menandakan router tersebut terhubung dengan beberapa router

lainnya. Variable v,w,x,z merupakan network yang terhubung

dengan router.

Gambar 2.9 Contoh Routing RIP

Tabel 2.6 Tabel Routing B (1)

Network Tujuan Next Hop Jumlah Hop

X A 2

Y - 1

V D 8

Page 68: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

48

Dijelaskan pada tabel di atas, bahwa untuk ke network x

maka dari router B perlu melalui router A dan memiliki hop

sebanyak dua (y,x). Dalam contoh ini tujuan ke network v

diasumsikan memiliki hop tertinggi dari router B. Seperti

dikatakan sebelumnya, RIP menggunakan distance vector

algoritma yang berarti jika terdapat perubahan tabel routing pada

tetangganya maka akan terjadi perubahan tabel routing.

Diasumsikan terjadi perubahan jaringan yang menyebabkan

perubahan tabel routing pada router A yang dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 2.7 Tabel Routing A

Network Tujuan Next Hop Jumlah Hop

Z B 2

X - 1

Y - 1

V C 5

Pada tabel diatas, dapat dilihat network V tercapai melalui C

dengan jumlah hop lima. Sebelumnya Router B dapat mencapai

network v melalui router D dengan jumlah hop delapan. Namun

setelah terjadi perubahan tabel routing pada router A, maka

jumlah hop ke network v akan menjadi lebih sedikit jika melalui

router A yaitu menjadi enam hop. Maka router B akan

memperbaharui tabel routingnya menjadi seperti pada table

dibawah ini:

Page 69: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

49

Tabel 2.8 Tabel Routing B (2)

Perubahan jalur routing pada RIP hanya ditentukan

dengan memperhitungkan jumlah hop yang dilalui namun tidak

melihat dari kondisi lainnya seperti network trafik , kapasitas jalur

maupun delay yang terjadi pada jalur tersebut.

Bekerja dengan menghitung jumlah hop (count hop)

sebagai routing metric. Jumlah maksimum dari hop yang

diperbolehkan adalah 15 hop untuk ke hop 16 akan dinyatakan

unreachable. Didalam RIP, router akan saling bertukar informasi

routing sertiap 30 detik melalui UDP dengan port 520, yang

kemudian informasi tersebut akan dimasukan kedalam routing

table yang digunakan untuk menjaga informasi routing pada

topologi. Ketika router menerima update yang berisi perubahan isi

table routing, nilai metric-nya bertambah 1, jika nilai metric lebih

besar 15, maka jaringan yang dituju dianggap sebagai jaringan

unreachable.

Kelemahan algoritma distance vector adalah lambat dalam

mengetahui perubahan jaringan dan dapat menimbulkan routing

loop, routing loop adalah suatu kondisi ketika kedua router

tetangga saling mengira bahwa untuk mencapai suatu alamat,

datagram seharusnya dilewatkan ke router tetangganya tersebut.

Untuk menghindari loop routing, maka RIP menggunakan teknik

split horizon with poison reverse dan triggered update. Dimana

Network Tujuan Next Hop Jumlah Hop

X A 2

Y - 1

V A 6

Page 70: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

50

teknik ini bekerja untuk meminimalkan efek lambung (bounching)

dengan tidak mengizinkan untuk mem-broadcast informasi

routing yang berasal dari port asal.

RIP memiliki perhitungan waktu (timer) untuk

mengetahui kapan harus kembali memberikan informasi. Jika

terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis,

tetap harus mengirimkan informasi karena perubahan (triggered

update). Dengan demikian, dalam jaringan dapat cepat

mengetahui perubahan yang terjadi dan meminimalkan

kemungkinan terjadinya routing loop.

Ada tiga versi yang dimiliki oleh RIP yaitu RIPv1, RIPv2,

dan RIPng. Perbedaan yang terjadi antara RIPv1, RIPv2, dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Page 71: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

51

Tabel 2.9 Perbedaan RIPv1 & RIPv2

RIPv1 RIPv2

Protokol classfull Distance Vector,

yaitu tidak semua kelas bisa

diroutingkan, hanya kelas tertentu saja

yang dikirimkan

Protokol classless, yaitu protokol

routing yang mendukung routing

untuk semua kelas.

Belum mendukung VLSM, tidak

mengirimkan subnet mask pada update

tabel routing.

VLSM (Variabel Length Subnet

Mask), fitur untuk mendukung

pengiriman subnet mask pada

update tabel routing, sehingga

proses routing menjadi lebih tepat.

Update routing tiap 30 detik dengan

broadcast 255.255.255.255.

Waktu konvergen biasanya tiap 3-5

menit

Menggunakan update routing

multicast dengan IP Multicast

224.0.0.9, daripada harus routing

untuk seluruh jaringan

255.255.255.255, sehingga waktu

yang dibutuhkan untuk routing

menjadi lebih cepat.

Metric menggunakan jumlah hop Menyertakan ip address hop router

berikutnya pada tabel routing-nya.

Tidak dapat menggunakan autentifikasi Dapat diberi autentifikasi antar

router, dengan member password

pada setiap router yang saling

berhubungan.

Page 72: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

52

Sedangkan perbedaan pada RIPv2 dan RIPng adalah

port UDP dimana pada IPv4 menggunakan port 520 sedangkan

IPv6 menggunakan port 521 sebagai media transport. RIPng

hanya memiliki 2 perintah yaitu response dan request, berbeda

dengan RIPv2 yang memiliki banyak perintah dan banyak yang

tidak terpakai dan ada yang dibuang pada RIPng seperti

autentifikasi. Perubahan yang terjadi dari RIPv2 ke RIPng

antara lain, ukuran routing yang tidak lagi dibatasi, subnet IPv4

digantikan dengan prefix IPv6, next-hop dihilangkan tetapi

kegunaannya tidak dihilangkan, autentifikasi dihilangkan,

namun kemampuan yang hanya sampai 15 hop masih sama.

2.13.2 Open Shortest Path First (OSPF)

OSPF (Open Shortest Path First) merupakan routing

protocol yang secara umum dapat digunakan oleh tipe router

yang berbeda, seperti router Juniper, Cisco, Huawei, Mikrotik,

dan yang lainnya, sehingga antar router yang berbeda dapat

terhubung dengan routing OSPF. Teknologi OSPF

menggunakan teknologi algoritma link state, algoritma ini

didesain untuk pekerjaan dalam yang efisien dalam proses

pengiriman update informasi rute (Fiade, 2013).

Untuk Update routing OSPF menggunakan triggered

update, maksudnya tidak semua informasi yang ada di router

akan dikirim seluruhnya ke router lainnya, tetapi hanya

informasi yang baru (pengubahan, penambahan atapun

pengurangan jaringan semua router), untuk satu area, sehingga

mengoptimalkan dalam efesien bandwith. Link state routing

protocol ini juga memiliki ciri-ciri memberikan informasi ke

semua router, sehingga setiap router bisa melihat topologinya

masing-masing. Lalu konvergensi antar router sangatlah cepat

Page 73: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

53

dikarenakan informasi yang berubah, bertambah, berkurang saja

yang dikirim ke router lainya. Sehingga tidak mudah terjadi loop

(Routing Loop, proses paket yang dikirimkan dalam jaringan

router berlangsung terus menerus dan selalu berputar dalam

jaringan yang sama). OSPF berdasarkan Open standard,

maksudnya OSPF dapat dikembangkan dan diperbaiki oleh

vendor-vendor lainya.

Komunikasi OSPF berdasarkan tetangga yang dekat

dengan router, arti tetangga dalam hal ini yaitu router sebelah

dengan router OSPF berjumlah 1 hop (1 lompatan) dari kanan,

kiri, atas, atau bawah jika dilihat dari desain jaringan. Maka

langkah pertama yang harus dilakukan oleh sebuah router OSPF

untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka

hubungan. Mekanisme ini selalu memberitahukan apakah router

tetangganya valid atau tidak valid.

OSPF bekerja dengan mengirimkan broadcast message

dari setiap router ke seluruh router yang ada pada satu jaringan.

OSPF juga menjaga link dengan mengirimkan paket “HELLO”

ke setiap router tetangganya dan mendapatnya keseluruhan

informasi tabel routing (Kurose & Ross, 2013). Beberapa

kelebihan dari OSPF antara lain :

1. OSPF bukan protokol propiertary.

2. Menggunakan utilisasi bandwidth yang rendah.

3. Mendukung VSLM.

4. Tidak memiliki batasan jumlah hop.

5. Mendukung multiple path.

6. Mendukung jaringan dalam skala besar.

Page 74: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

54

Pembagian area dalam OSPF dapat dilihat pada gambar

9. Setiap interface hanya dapat memiliki satu area. Area

backbone merupakan area 0.

Gambar 2.10 Contoh Pembagian Area Pada OSPF

Pada prosesnya dalam membentuk hubungan dengan

tetangga, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket

berukuran kecil secara periodic kedalam jaringan atau ke sebuah

perangkat yang terhubung langsung dengan nya. Paket kecil

tersebut diistilahkan sebagai Hello packet. Pada kondisi standar,

Hello packet dikirimkan berkala setiap sekali (dalam media

broadcast multi-access diartikan 1 host mengirim data ke

banyak host dan 30 detik sekali dalam media point-to-point yaitu

proses komunikasi dengan dua host/komputer/router istilah

point satu ke point lainya.

Hello packet berisikan informasi pernak-pernik yang ada

pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim

dengan menggunakan multicast address (multicast address

mengirimkan paket host lain berdasarkan kelompok yang sama,

dalam hal ini hanya router yang menggunakan protokol OSPF)

untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP

multicast pada router OSPF yaitu 224.0.0.5) (Fiade, 2013).

Page 75: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

55

Terdapat lima langkah routing protocol OSPF dalam

tahap mulai dari awal hingga saling dapat bertukar informasi.

Berikut ini adalah langkah-langkahnya:

1. Membentuk Adjacency Router, yakni router yang

bertetangga atau router yang terdekat.

2. Memilih DR (designated routers) dan DBR (Backup DRs).

yang merupakan peran penting yang berfungsi sebagai

pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan

tersebut.

3. Mengumpulkan state-state dalam jaringan, yang tujuanya

untuk bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-

jalur yang ada dalam jaringan.

4. Memilih rute terbaik untuk digunakan, dengan memilih rute

terbaik untuk dimasukan ke dalam routing table.

5. Menjaga informasi routing tetap Up- to-date.

OSPFv3 menggunakan alamat link-local-nya untuk

melakukan advertisements bukan alamat globalnya. OSPFv2

menggunakan alamat 224.0.0.5 dan 224.0.0.6, OSPFv3

menggunakan alamat multicast IPv6 yaitu FF02::5. packet

header OSPFv3 adalah sebesar 16-Byte, berbeda dengan

OSPFv2 sebesar 24-Byte.

Page 76: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

56

Gambar 2.11 Packet Header OSPF

Dari Gambar 10 terlihat pada packet header OSPFv3

tidak ada autentifikasi. Pada IPv6 kemampuan dalam autentikasi

dan enkripsi menggunakan header extension. Pada OSPF

terdapat beberapa paket LSP (Link State Packets), masing-

masing paket dibutuhkan dalam proses routing pada OSPF.

Berikut paket-paket LSP pada OSPF. Hello packet digunakan

untuk memulai dan menjaga keterhubungan informasi dengan

router OSPF yang lain.

1. DBD (Packet Database Description) – DBD untuk

memeriksa dan mensinkronisasikan antar router.

2. LSR (Link state Request) – LSR digunakan untuk menarik

informasi dari yang lain.

3. LSU (Link state Update) – Paket ini digunakan untuk

menjawab LSR.

4. LSAck (Link state Acknowledgment) – LSAck digunakan

untuk mengirim informasi paket LSU yang diterima router.

2.13.3 Enhanced Interior Gateway Protocol (EIGRP)

Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)

merupakan sebuah Interior Gateway Protocol (IGP) yang

dikembangkan oleh Cisco Systems. Berjalan pada autonomous

Page 77: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

57

system yang disebut domain EIGRP. Tujuan utama dari EIGRP

adalah untuk menghilangkan keterbatasan routing protocol

distance vector (RIP) tanpa harus beralih ke protokol berbasis

link state. Pada protokol link state dengan kompleksitas dan

database yang dimilikinya menuntut kinerja CPU yang lebih

tinggi dan lebih banyak memakan memori router. Oleh karena

itu meskipun EIGRP dikembangkan sebagai protokol distance

vector tetapi memiliki fungsi yang menggabungkan kedua fitur

protokol distance vector dan link state sehingga disebut protokol

hybrid. EIGRP menggunakan Diffuse Update Algorithm

(DUAL) untuk menghitung rute. Hal tersebut memungkinkan

terjadinya konvergensi yang cepat dan memastikan operasi -

loop-free pada setiap perhitungan seluruh rute secara instan.

EIGRP juga mendukung protokol pada lapisan jaringan yang

berbeda. Untuk setiap protokol lapisan jaringan, EIGRP

menjalankan modul yang berbeda-beda. Ada modul untuk IPv4,

IPX, AppleTalk, dan IPv6. Fungsi dasar masih tetap sama untuk

semua protokol. Protokol semantik yang berbeda

diimplementasikan menggunakan protokol area TLVs (Type,

Length, Value). Cisco mengembangkan EIGRP sebagai open

stack (Hagen, 2014).

EIGRP memiliki beberapa fitur, diantaranya : (Academy, 2014)

1. Bounded trigerred updates

EIGRP tidak mengirim update secara berkala. Hanya

perubahan tabel routing yang disebarkan, ketika setiap kali

perubahan terjadi. Hal tersebut akan mengurangi jumlah

beban routing protocol yang ditempatkan pada jaringan.

Bounded trigerred updates menegaskan bahwa EIGRP

Page 78: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

58

hanya mengirim perubahan ke router tetangga yang

membutuhkannya. EIGRP hanya menggunakan sedikit

bandwidth, terutama pada jaringan kompleks dengan

banyak rute.

2. Hello keepalive mechanism

Sebuah small Hello message secara berkala

dipertukarkan untuk menjaga kedekatan dengan router

tetangga. Hal tersebut berarti bahwa EIGRP menggunakan

daya yang sangat rendah selama beroperasi secara normal,

bukan pada saat periode update.

3. Maintains a topology table

Memelihara semua rute yang diterima dari router

tetangga (tidak hanya jalur terbaik) dalam tabel routing.

Fitur DUAL dapat memasukkan rute cadangan ke dalam

tabel routing EIGRP.

4. Rapid convergence

EIGRP memiliki waktu konvergensi tercepat diantara

IGP yang lain karena dapat mempertahankan rute alternatif.

Jika rute utama mengalami kegagalan, router dapat

menggunakan rute alternatif dengan segera dan tidak

melibatkan interaksi dengan router lainnya.

5. Multiple network layer protocol support

EIGRP menggunakan Protocol Dependent Modules

(PDM), yang berarti EIGRP merupakan satu-satunya

protokol yang mendukung protokol selain IPv4 dan IPv6,

seperti IPX dan AppleTalk.

Page 79: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

59

2.14 Routing Redistribution

Routing Redistribution merupakan suatu cara untuk mengirimkan rute

yang telah dipelajari oleh routing protocol yang berbeda. Penggunaan lebih

dari satu jenis routing protocol didalam suatu jaringan biasanya dihadapkan

pada beberapa hal seperti company merger, adanya multiple network

administrator, ataupun karena penggunaan perangkat dari vendor yang

berbeda (Sofana, 2011).

Routing protocol redistribution menjadi pilihan yang populer dalam

memberikan informasi rute antara routing protocol yang berbeda karena

mudah dalam konfigurasi dan memiliki fleksibilitas untuk mendukung

skenario berbasis policy (Le, Xie, & Zhang, 2007). Perbedaan karakteristik

dari setiap routing protocol seperti metric, administrative distance harus

diperhatikan agar penerapan routing protocol redistribution dapat bekerja.

2.14.1 Metrics

Merupakan suatu nilai untuk menentukan prioritas dari

pemilihan rute pada suatu routing table. Metrics yang digunakan

pada setiap routing protocol berbeda seperti RIP menggunakan

jumlah hop sebagai metrics nya. Sedangkan pada OSPF ataupun

EIGRP metrics didapatkan dari nilai beberapa kondisi seperti

delay, bandwidth, load. Berikut merupakan tabel metrics dari

setiap routing protocol (Sofana, 2013).

Tabel 2.10 Metrics Routing Protocol

No Tipe Routing Protocol Metric

1 RIP Hop

2 OSPF Cost

3 EIGRP Bandwidth, Delay,

Load

Page 80: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

60

2.14.2 Administrative Distance

Ketika metrics bernilai sama atau tidak digunakan maka

akan digunakan administrative distance. Administrative

distance menentukan prioritas dari penggunakan rute

berdasarkan nilai yang terdapat didalamnya. Semakin rendah

administrative distance pada suatu rute maka rute tersebut akan

menjadi jalur utama (Sofana, 2013).

Tabel 2.11 Metrics Routing Protocol

2.15 Cisco

Cisco atau tepatnya Cisco Systems adalah sebuah perusahaan yang

didirikan pada tahun 1984 oleh dua orang staf Stanford University bernama

Leonard Bosack dan Sandy K. Lerner. Bisnis utama Cisco meliputi berbagai

perangkat internetworking, seperti router, brodge, hub, dan switch. Kisah

tentang Cisco Systems dimulai sekitar tahun 1980 hingga 1981, yaitu setelah

Xerox PARC (Palo Alto Research Center) menghibahkan beberapa komputer

Alto dan Ethernet Card kepada Universitas Stanford. Komputer Alto

merupakan komputer grafis yang telah mengilhami Steve Jobs (pendiri Apple

Computer) untuk membuat Macintosh yang legendaris. Selain itu, teknologi

Ethernet yang digunakan oleh Alto juga telah mengilhami beberapa staf

Standford University untuk melakukan riset dibidang jaringan komputer.

Sehingga komputer-komputer yang ada di lingkungan Universitas Stanford

No Tipe Routing Protocol Administrative Distance

1 Directly Connected 0

2 Static 1

3 RIP 120

4 OSPF 110

5 EIGRP 90

Page 81: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

61

dapat saling berkomunikasi melalui jaringan komputer. Pada mulanya staf

Standford hanya melakukan riset dan bekerja untuk tujuan ilmiah dan

pendidikan. Kemudian dua orang staf bernama Leonard Bosack dan Sandy

K. Lerner menginvestasikan dana pribadi untuk mengembangkan multi

protokol router yang ditanamkan dalam perangkat berbentuk seperti

komputer yang diberi nama Cisco (Sofana, 2012).

Cisco IOS (Internetwork Operating System) adalan nama sistem

operasi yang digunakan pada perangkat router dan switch buatan Cisco. IOS

merupakan sistem operasi multitasking yang menyediakan fungsi-fungsi

routing, switching, internetworking, dan telekomunikasi. Cisco IOS

menyediakan Command Line Interface (CLI). Jadi, program atau file

konfigurasi harus disiapkan terlebih dahulu di komputer dan kemudian

ditransfer ke perangkat Cisco via TFTP (Trivial File Transfer Protocol). Kurt

Lougheed, salah seorang pendiri Cisco Systems, melakukan riset untuk

meningkatkan kemampuan perangkat Cisco. Hasilnya adalah CLI generasi

pertama yang digunakan pada router Cisco. Saat itu, fitur-fitur yang

disediakan masih terbatas dan semua perintah harus diketikkan terlebih

dahulu sebelum diproses. Setelah menekan tombol “Ctrl + z” barulah

perintah-perintah yang sudah diketikkan dapat diproses. Jika terjadi error

maka semua perintah harus diketikkan kembali dari awal. Pada awal tahun

1990, Greg Satz dan Terry ditugaskan untuk menyempurnakan CLI. Setalah

lebih dari 18 bulan, mengalami pergantian tim dan penyempurnaan. Maka

keluarlah CLI terbaru yang diberi nomor versi 9.21. Inilah Cisco CLI yang

menjadi awal kemunculan Cisco IOS (Sofana, 2012).

2.16 GNS3

GNS3 merupakan perangkat lunak cross-platform simulator grafis

yang dapat berjalan pada Windows, OS X. dan Linux, dan dikembangkan

oleh orang-orang pintar seperti Christophe Fillot, Jeremy Grossmann, dan

Page 82: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

62

Juliaen Duponchelle. Fillot yang menciptakan program prosessor emulasi

MIPS (Dynamips) yang berfungsi untuk menjalankan sistem operasi router

Cisco. Grossmann yang menciptakan aplikasi GNS3 yang memanfaatkan

Dynamips milik Fillot dan mengembangkan user interface GNS3 lebih

bersahabat. Duponchelle membantu proses coding GNS3, dan sangat

berperan dalam pengembangan GNS3 hingga seperti saat ini. GNS3

memungkinkan Anda untuk merancang dan menguji jaringan virtual pada

PC Anda, tidak terbatas pada Cisco IOS, Juniper, MikroTik, Arista, dan

Vyatta net (Neumann, 2015).

Sebelum adanya GNS3, terdapat RouterSim dan Boson NetSim yang

hanya dapat menyimulasikan perintah dari Cisco IOS. Sangat berbeda

dengan GNS3 yang memungkinkan Anda untuk membangun laboratorium

virtual sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan (menggunakan teknologi

Cisco atau yang lainnya, menambahkan objek tanpa batasan, mengakses

project kapan pun). GNS3 memberikan fleksibilitas maksimal bagi Anda

melalui kombinasi dari perangkat keras yang nyata dan kemampuan untuk

berbagi resource pada beberapa komputer (Neumann, 2015).

2.17 VirtualBox

VirtualBox merupakan hypervisor tipe 2 berbasis open source,

cross-platform, dan memiliki kinerja yang tinggi. Sebelumnya

dikembangkan oleh Sun Microsystems sebagai Sun VirtualBox dan saat ini

merupakan produk dari Oracle yang tersedia secara bebas sebagai perangkat

lunak open-source di bawah lisensi GNU General Public (GNU GPL) versi

2. Karena VirtualBox berbasis cross-platform yang artinya dapat berjalan

pada sistem operasi desktop modern seperti Linux, Windows, Mac, atau

Solaris. Terlepas dari kenyataannya bahwa VirtualBox efisien, kuat, cross-

platform, dan kinerjanya tinggi, tetapi perangkat lunak ini satu-satunya

open-source hypervisor yang gratis dari program sejenisnya. VirtualBox

Page 83: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

63

memiliki banyak komponen seperti hypervisor untuk platform host, API,

dan SDK untuk mengelola virtual machines guest, dan sebuah alat

command-line berbasis GUI, serta beberapa fitur tambahan seperti Remote

Desktop Protocol (RDP) yang dapat mengakses virtual machines dari jarak

jauh (Dash, 2013).

Fitur VirtualBox sudah dibahas sebelumnya, tetapi kali ini akan

dibahas secara mendalam, yaitu: (Dash, 2013)

1. Free

VirtualBox gratis dan berbasis open-source.

2. Portability

VirtualBox dapat berjalan pada arsitektur 32-bit dan 64-bit OS

berdasarkan x86-64 Intel Processor. VirtualBox adalah hypervisor tipe

2. Secara fungsional identik pada semua host platform. File dan format

gambar yang sama dapat digunakan di sistem operasi host yang berbeda,

yang berarti VM yang dibuat pada satu host dapat dengan mudah

dibagikan dengan menggunakan Open Virtualization Format (OVF),

VMs guest juga dapat diimpor dan diekspor.

3. No Hardware virtualization required

VirtualBox tidak memerlukan fitur virtualisasi hardware. Jadi

VirtualBox dapat dijalankan pada hardware perangkat lama dimana

fitur seperti Intel VT-X atau AMD-V belum disematkan.

4. VM groups

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengatur mesin

virtual secara individual maupun kolektif. Operasi seperti start, pause,

repeat, shutdown, power off, dan sebagainya dapat diterapkan untuk

VM groups.

Page 84: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

64

5. Guest Additions

Ini adalah add-on dari paket perangkat lunak yang dipasang

pada VMs guest yang disertifikasi untuk berjalan pada VirtualBox dan

membantu meningkatkan kinerja dan menyediakan integrasi tambahan

serta komunikasi dengan sistem host.

6. Multigeneration branched snapshots

VirtualBox medukung fitur penyimpanan snapshots dari

informasi VMs guest. Jadi dapat mengembalikan mesin virtual untuk

snapshots apapun dan memulai konfigurasi VM lainnya. Hal ini juga

memungkinkan pembuatan dan penghapusan snapshots saat VM

sedang aktif dan berjalan.

7. Remote machine display

VirtualBox Remote Desktop Extension (VRDE) adalah fitur

yang membantu untuk mengakses setiap VMs guest pada jarak jauh.

8. Great hardware support

VirtualBox mendukung SMP guest, USB devices, mendukung

penuh ACPI, resolusi multiscreen, mendukung built-in iSCSI, dan PXE

network boot.

2.18 Quality of Service

Selain harus memperhitungkan faktor kegagalan sistem, kemanan,

skalabilitas, network yang baik juga harus memperhitungkan kualitas atau

jaminan terhadap layanan yang akan diberikan kepada pengguna. Jika

jaringan komputer yang tidak mampu memberikan jaminan layanan kepada

pengguna, maka sudah dipastikan bahwa pengguna di jaringan tidak akan

nyaman menggunakan jaringan tersebut. Sehingga dalam membangun

suatu jaringan, sudah harus meperhatikan kualitas layanan. Yang menjadi

permasalahan dalam memberikan kualitas layanan adalah teknologi yang

Page 85: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

65

digunakan pada jaringan komputer saat ini adalah jaringan packet

switching, dimana data yang akan dikirim dipecah-pecah terlebih dahulu

menjadi paket-paket yang lebih kecil dan kemudian dikirimkan ke

komputer tujuan. Dalam packet swicthed network, paket-paket yang

dikirimkan tidak akan dijamin unutk sampai tepat waktu di komputer

tujuan. Selain itu, paket-paket tersebut kemungkinan akan tiba tidak

berurutan lagi sebagaimana urutan-urutan yang sudah dibentuk pada saat

akan dikirimkan, hal tersebut dapat terjadi karena masing-masing paket

dapat melewati jalan yang berbeda-beda untuk sampai tujuan. Bahkan

dalam packet switched network, bisa saja terjadi ada paket-paket yang tidak

sampai di komputer tujuan (Towidjodjo, 2016).

Parameter QoS (Quality of Service) yang umum digunakan dalam

network packet switched diantaranya: (Towidjodjo, 2016)

1. Packet Loss

Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan

suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat

terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini

berpengaruh pada semua aplikasi karena re-transmisi akan mengurangi

efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth

cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya perangkat

jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika

terjadi congestion yang cukup lama, buffer akan penuh dan data baru

tidak akan diterima lagi.

2. Delay

Delay merupakan waktu yang dibutuhkan sebuah paket untuk

mencapai tujuan, karena adanya antrian yang panjang, atau mengambil

rute yang lain untuk menghindari kemacetan. Delay dapat dicari dengan

Page 86: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

66

membagi antara panjang paket L (bit/s) dibagi dengan link bandwidth R

(bit/s).

3. Throughput

Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang

berhasil diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi

oleh durasi interval waktu tersebut dengan kecepatan (rate) transfer data

efektif yang diukur dalam bps (bit/s).

4. Jitter

Jitter dapat didefinisikan sebagai variasi delay antara blok-blok

yang berurutan. Besarnya nilai jitter akan sangat dipengaruhi oleh

variasi beban traffic dan besarnya tumbukan antar paket (congestion)

yang ada dalam jaringan. Semakin besar beban traffic di dalam jaringan

akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion

dengan demikian nilai jitter akan semakin besar. Semakin besar nilai

jitter akan mengakibatkan nilai QoS akan semakin turun. Jitter dapat

diketahui nilainy dengan mengukur nilai peak yang dijadikan patokan

dalam menentukan kualitas jaringan.

5. Packet Reordering

Buruknya konfiguasi queue akan mengakibatkan paket-paket yang

dikirimkan ke tujuan akan tiba dengan urutan yang tidak beraturan.

Pacet reordering tidak terlalu berpengaruh pada aplikasi yang

menggunakan protocol TCP, karena TCP memiliki kemampuan untuk

mengurutkan kembali paket-paket yang diterima di computer tujuan

sesuai dengan urutan pada saat paket tersebut dikirimkan.

6. Desynchronizing TCP Sessions

Komuniasi aplikasi yang menggunakan TCP akan diawali

dengan proses sinkronisasi (SYN). Kesalahan-kesalahan implementasi

QoS akan membuat proses sinkronisasi tidak berjalan dengan baik.

Page 87: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

67

Aspek ini juga harus diperhatikan mana kala akan menerapkan QoS

pada aplikasi yang menggunakan TCP. Kondisinya akan berbeda

dengan aplikasi yang menggunakan UDP, yang tidak membutuhkan

proses sinkronisasi pada awal komunikasi.

7. Konvergensi

Waktu konvergensi adalah proses membawa semua tabel rute ke

keadaan konsistensi untuk berbagi informasi melalui jaringan dan

menghitung jalur terbaik untuk semua router (Doyle & Carroll, 2009).

Nilai konvergensi dapat diketahui ketika terjadi perubahan pada

jaringan. Ketika koneksi putus atau berubah, pembaruan akan dikirim

ke seluruh jaringan yang mengalami perubahan dalam topologi jaringan

tersebut. Setelah itu, setiap router menjalankan algoritma routing untuk

menghitung ulang rute dan membuat tabel routing yang baru. Setelah

router selesai memperbarui tabel routing mereka, maka proses

konvergensi telah selesai.

Page 88: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

68

3. BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Di dalam penelitian yang penulis lakukan, penulis membutuhkan data

data dan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan dan referensi yang

jelas. Sumber data dibagi menjadi dua jenis yaitu data primer, data yang dapat

diperoleh secara langsung dan data sekunder, data yang tidak diperoleh secara

langsung.

3.1.1 Data Primer

Data primer penulis dapatkan dengan cara melakukan simulasi

langsung menggunakan aplikasi GNS3 dengan melakukan

perbandingan dari setiap kombinasi routing protocol internal dengan

eksternal yaitu antara IGP dengan EGP pada jaringan IPv6. Penulis akan

melakukan evaluasi kinerja routing protocol menggunakan data-data

dari hasil simulasi yang telah dilakukan. Kemudian data akan

ditampilkan agar terlihat routing protocol yang menunjukan hasil

terbaik.

3.1.2 Data Sekunder

Data sekunder yang penulis dapatkan berasal dari literature

acuan dan penelitian sejenis khususnya yang membahas tentang routing

protocol.

1. Studi Pustaka

Studi pustaka penulis lakukan dengan cara mencari

referensi dan informasi dari beberapa sumber yang jelas dan

valid dan berhubungan dengan pembahasan penelitian ini dan

juga melakukan studi literatur yang bersumber dari buku,

majalah, website resmi, jurnal, artikel, penelitian yang sudah

Page 89: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

69

dilakukan sebelumnya, dan sumber bacaan lainnya yang

berhubungan dengan pembahasan dynamic routing,

redistribution routing dan IPv6.

2. Studi Penelitian Sejenis

Studi penelitian sejenis penulis lakukan dengan cara

mengumpulkan beberapa jurnal dan juga penelitian sejenis

setelah itu penulis membandingkan dengan penelitian yang akan

penulis lakukan. Daftar penelitian sejenis sudah terlampir pada

Bab II.

3.2 Metode Simulasi

Metode simulasi yang dilakukan oleh penulis pada penelitian ini adalah

dengan percobaan pemilihan jalur terhadap setiap kombinasi routing protocol.

Ada sembilan skenario simulasi dari kombinasi routing protocol yang akan

dilakukan evaluasi untuk mendapatkan nilai throughput, jitter, packet loss, dan

network convergence. Tahapan-tahapan proses pengembangan pemodelan dan

simulasi pada penelitian ini ada alah sebagai berikut :

3.2.1. Problem Formulation

Permasalahan utama yang penulis dapatkah setelah melakukan

studi literature dan studi penelitian sejenis adalah bagaimana

menggabungkan dynamic routing protocol pada jaringan IPv6

dikarenakan melihat kondisi saat ini, kebutuhan jaringan yang semakin

kompleks. Penulis menggabungkan antara Internal Gateway Protocol

yaitu RIPng, OSPFv3 dan EIGRP dengan External Gateway Protocol

yaitu BGP untuk mengetahui kombinasi routing protocol yang terbaik

untuk kemudian dapat diimplementasikan.

Page 90: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

70

3.2.2. Conceptual Model

Conceptual model merupakan pengambaran konsep model

simulasi, terhadap sistem yang nyata. Pada penelitian ini penulis

menggunakan perangkat simulasi GNS3.

3.2.3. Input/Output Data

Pada tahap ini kita harus membuat input dan output apa saja

yang akan dikerjakan pada simulasi. Input berupa atribut apa saja yang

diperlukan dalam simulasi. Sementara output berdasarkan

permasalahan yang diidentifikasi.

3.2.4. Modelling

Langkah awal tahapan ini adalah menentukan parameter dan

karakterisik yang digunakan selama simulasi, yang dinamakan dengan

variable. Pada tahapan ini dilakukan pembuatan skenario yang akan

digunakan untuk simulasi.

3.2.5. Simulation

Pada fase simulasi akan dilakukan pengimplementasian atau

penerapan model yang dihasilkan pada tahapan sebelumnya pada

penulisan ini implementasi akan disimulasikan dengan variable atau

parameter-parameter yang sudah ditentukan. Proses komunikasi data

yang berjalan pada GNS3 akan direkam dengan menggunakan

wireshark. Setelah proses simulasi dilakukan maka hasil rekaman

komunikasi data tersebut diproses sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan yang akan menghasilkan sebuah informasi untuk proses

analisa.

3.2.6. Verification and Validation

Proses ini merupakan tahapan terpenting dalam melakukan

simulasi karena dilakukan sebuah proses pemeriksaan data serta menilai

apakah layak untuk dilakukan pada tahapan selanjutnya.

Page 91: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

71

3.2.7. Experimentation

Pada proses ini penulis melakukan percobaan dengan semua

skenario yang telah dirancang pada tahapan sebelumnya.

3.2.8. Output Evalutation

Pada tahap ini merupakan tahap akhir dari simulasi yaitu

mengevaluasi data-data hasil dari gabungan skenario yang telah

dirancang dengan routing protocol IGP dan BGP.

3.3 Perangkat Penelitian

Beberapa perangkat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagi

menjadi dua yaitu, perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak

(Software). Perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Laptop sedangkan perangkat lunak yang digunakan adalah sistem operasi yang

mendukung jaringan dan software pendukung aplikasi jaringan dan simulasi

jaringan. Hardware dan software yang digunakan adalah sebagai berikut :

3.3.1 Perangkat Keras (Hardware)

Tabel 3.1 Spesifikasi Hardware

No. Nama Perangkat

Keras

Spesifikasi

1. Processor Intel Core i5 5200u 2.7

GHz

2. Harddisk WDC 1TB GB

3. RAM 4 GB DDR3L PC12800

4. Mainboard Asus K401L

5. Graphic Intel HD 5500

Page 92: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

72

3.3.2 Perangkat Lunak (Software)

Tabel 3.2 Spesifikasi Software

No. Nama Perangkat

Lunak

Versi

1. VirtualBox 5.1.4

2. Cisco IOS c3725

3. GNS3 1.3.13

4. Wireshark 1.7.0

5. Iperf3 3

6. Ubuntu 14.04

7 Bandwith 1 Mbit/s

Page 93: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

73

3.4 Kerangka Berpikir

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

Page 94: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

74

4. BAB IV

IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EKSPERIMEN

4.1 Problem Formulation

Kompleksitas dari jaringan membuat seorang Netwok Administrator

dituntut untuk melakukan perancangan jaringan yang dapat mencukupi

kebutuhan untuk memeperoleh kinerja jaringan yang baik. Untuk mencapai dan

meningkatkan kinerja jaringan yang baik maka dibutuhkan implementasi

routing protocol yang efektif dan efisien.

Jitter, throughput, packet loss, dan network convergence adalah

beberapa parameter dari sekian banyak variabel yang dapat menentukan

efektivitas dari kinerja suatu jaringan. Implementasi routing protocol dapat

mempengaruhi kinerja dalam suatu jaringan. Kombinasi routing protocol

antara Interior Gateway Protocol dengan Exterior Gateway Protocol yang tepat

diharapkan dapat menghasilkan kinerja yang optimal.

Untuk mengetahui kombinasi dari routing protocol yang terbaik antara

RIPng, OSPFv3, EIGRP dengan BGP pada jaringan IPv6 maka penulis akan

melakukan evaluasi kinerja routing protocol tersebut dengan menggunakan

parameter jitter, throughput, packet loss, dan network convergence.

4.2 Conceptual Model

Dalam tahapan ini, penulis membuat beberapa model konseptual

dengan menggambarkan topologi jaringan yang menyesuaikan konsep dynamic

routing protocol. Perancangan model jaringan berdasarkan topologi real life

dengan menggunakan tujuh unit router dan dua unit PC. Perancangan topologi

yang dilakukan akan dibagi menjadi tiga area yang berbeda yaitu, area 0, area

1 dan area 2. Topologi akan disimulasikan dan dirancang menggunakan GNS3,

beberapa objek yang digunakan ialah :

Page 95: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

75

1. 7 Unit Router Cisco 3725 Series dengan 4 serial port.

2. 2 Unit PC yang akan dihubungkan dengan 2 unit router.

3. 9 Connection Serial DTE/DCE unuk menghubungkan tiap-tiap router.

4. 2 Connection Copper Straight-Through yang digunakan untuk

menghubungkan router dengan PC

Gambar 4.1 Topologi Simulasi

4.3 Input/Output Data

4.3.1 Input

Input merupakan atribut yang dipakai pada simulasi ini.

Terdapat tiga atribut penting yang diperlukan yaitu:

4.1 Node

Node merupakan persimpangan jaringan atau titik

koneksi. Setiap terminal, komputer, router dan lain-lain

jumlahnya disesuaikan dengan banyaknya router yang

digunakan. Pada simulasi ini digunakan 7 unit router dan 2

koneksi yang dihubungkan pada router 4, dan 7.

Page 96: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

76

4.2 Bandwith

Bandwidth adalah besaran yang menunjukkan seberapa

banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui

sebuah network. Jumlah bandwidth yang digunakan pada

simulasi ini sebesar 1Mbits/s.

4.3 Windows Size

Window size adalah nilai atau ukuran maksimal dari data

yang dapat dikirim tanpa paket acknowledge (konfirmasi).

Semakin kecil nilai window size maka akan memperlambat

transfer, karena banyaknya paket data yang perlu di

acknowledge, yang berukuran 2,4,8,16 dan 32 Kbytes.

4.3.2 Output

Output pada simulasi ini berdasarkan permasalahan utama pada

analisa kinerja gabungan routing protocol RIPng, OSPFv3, dan EIGRP

pada jaringan IPv6, yaitu :

1. Throughput

Output throughput yang diuji merupakan jumlah trafik

maksimal yang dapat dikirmkan pada satuan detik. Besaran

trafik yang dikirimkan menunjukkan seberapa besar data dapat

terkirim pada setiap kombinasi routing protocol yang

digunakan.

2. Jitter

Output ini menunjukkan waktu yang dibutuhkan suatu

paket data terkirim dari node pengirim ke node tujuan.

Page 97: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

77

3. Packet loss

Output ini untuk mengukur presentase jumlah data yang

dikirim dan data yang diterima.

4. Network Convergence

Output ini menunjukkan nilai konvergensi membawa

semua tabel routing kepada keadaan konsistensi untuk berbagi

informasi melalui jaringan dan menghitung jalur terbaik untuk

semua router. Konvergensi berkaitan dengan lama waktu yang

dibutuhkan untuk menyusun dan menginformasikan semua tabel

routing yang terhubung pada jaringan tersebut.

5. Link Failure

Output ini menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk

mengirimkan paket dari PC client ke PC server. Apabila ada

jalur atau link yang terputus maka akan diketahui jalur mana

yang akan dilewati setelah terjadi kerusakan pada link dan

berapa lama paket akan sampai ke tujuan.

4.4 Modelling

Pada rancangan topologi sebelumnya, topologi jaringan terbagi

menjadi tiga area. Simulasi gabungan routing protocol ini akan dilakukan

dengan delapan skenario yang berbeda, diantaranya :

Page 98: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

78

4.4.1 Skenario Simulasi Satu RIPng – BGP

Gambar 4.2 Simulasi RIPng – BGP

Pada skenario simulasi pertama, tiap tiap router berada pada area

yang akan dikonfigurasikan dengan routing protocol RIPng – BGP.

Dalam simulasi ini penulis melakukan percobaan pengiriman paket

TCP sebanyak 5 kali dengan windows size yang berbeda-beda yaitu 2,

4,8,16, dan 32 Kbyte selama 60 detik untuk mengukur throughput, dan

paket UDP sebanyak 5 kali dengan waktu yang berbeda yaitu,

20,30,40,50, dan 60 detik untuk mengukut jitter dan packet loss. Untuk

mengukur nilai konvergensi dengan memutuskan koneksi antara R2

dengan R3 yang akan dilanjutkan dengan capture packet packet dengan

menggunakan Wireshark. Sedangkan untuk pengujian link failure

dilakukan dengan cara pemutusan jalur setelah itu akan diketahui paket

yang dikirimkan akan melalui jalur backup dan berapa waktu yang

Page 99: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

79

dibutuhkan untuk paket sampai pada tujuan. Pengiriman paket data akan

dilakukan menggunakan 2 unit PC pada router R4 dan R7 dengan PC 1

mengirimkan paket dan PC 2 sebagai penerima paket. Proses simulasi

pengiriman data akan dimonitor dan dihitung nilai dari throughput,

jitter, dan packet loss setiap detiknya. Setelah percobaan selesai maka

akan diberikan nilai rata-rata dari setiap parameter yang diukur dalam

routing protocol RIPng.

Tabel 4.1 Percobaan Throughput pada RIPng – BGP

Percobaan Troughput

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Windows Size 2,4,8,16 dan 32 KB

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.2 Percobaan Jitter pada RIPng – BGP

Percobaan Jitter

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 100: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

80

Tabel 4.3 Percobaan Packet Loss RIPng – BGP

Percobaan Packet Loss

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.4 Percobaan Network Convergence RIPng – BGP

Percobaan Network Convergence

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.5 Percobaan Link Failure RIPng – BGP

Percobaan Link Failure

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 101: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

81

4.4.2 Skenario Simulasi Dua OSPFv3 – BGP

Gambar 4.3 Simulasi OSPFv3

Pada skenario simulasi kedua, tiap tiap router berada pada area

yang akan dikonfigurasikan dengan routing protocol OSPFv3 - BGP.

Dalam simulasi ini penulis melakukan percobaan pengiriman paket

TCP sebanyak 5 kali dengan windows size yang berbeda-beda yaitu 2,

4,8,16, dan 32 Kbyte selama 60 detik untuk mengukur throughput, dan

paket UDP sebanyak 5 kali dengan waktu yang berbeda yaitu,

20,30,40,50, dan 60 detik untuk mengukut jitter dan packet loss. Untuk

mengukur nilai konvergensi dengan memutuskan koneksi antara R2

dengan R3 yang akan dilanjutkan dengan capture packet packet dengan

menggunakan Wireshark. Sedangkan untuk pengujian link failure

dilakukan dengan cara pemutusan jalur setelah itu akan diketahui paket

yang dikirimkan akan melalui jalur backup dan berapa waktu yang

Page 102: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

82

dibutuhkan untuk paket sampai pada tujuan. Pengiriman paket data akan

dilakukan menggunakan 2 unit PC pada router R4 dan R7 dengan PC 1

mengirimkan paket dan PC 2 sebagai penerima paket. Proses simulasi

pengiriman data akan dimonitor dan dihitung nilai dari throughput,

jitter, dan packet loss setiap detiknya. Setelah percobaan selesai maka

akan diberikan nilai rata-rata dari setiap parameter yang diukur dalam

routing protocol OSPFv3.

Tabel 4.6 Percobaan Troughput OSPFv3 – BGP

Percobaan Troughput

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Windows Size 2,4,8,16 dan 32 KB

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.7 Percobaan Jitter OSPFv3 – BGP

Percobaan Jitter

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 103: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

83

Tabel 4.8 Percobaan Packet Loss OSPFv3 – BGP

Percobaan Packet Loss

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.9 Percobaan Network Convergence OSPFv3 – BGP

Percobaan Network Convergence

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.10 Percobaan Link Failure

Percobaan Link Failure

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 104: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

84

4.4.3 Skenario Simulasi Tiga EIGRP – BGP

Gambar 4.4 Simulasi EIGRP - BGP

Pada skenario simulasi ketiga, tiap tiap router berada pada area

yang akan dikonfigurasikan dengan routing protocol EIGRP – BGP.

Dalam simulasi ini penulis melakukan percobaan pengiriman paket

TCP sebanyak 5 kali dengan windows size yang berbeda-beda yaitu 2,

4,8,16, dan 32 Kbyte selama 60 detik untuk mengukur throughput, dan

paket UDP sebanyak 5 kali dengan waktu yang berbeda yaitu,

20,30,40,50, dan 60 detik untuk mengukut jitter dan packet loss. Untuk

mengukur nilai konvergensi dengan memutuskan koneksi antara R2

dengan R3 yang akan dilanjutkan dengan capture packet packet dengan

menggunakan Wireshark. Sedangkan untuk pengujian link failure

dilakukan dengan cara pemutusan jalur setelah itu akan diketahui paket

yang dikirimkan akan melalui jalur backup dan berapa waktu yang

Page 105: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

85

dibutuhkan untuk paket sampai pada tujuan. Pengiriman paket data akan

dilakukan menggunakan 2 unit PC pada router R4 dan R7 dengan PC 1

mengirimkan paket dan PC 2 sebagai penerima paket. Proses simulasi

pengiriman data akan dimonitor dan dihitung nilai dari throughput,

jitter, dan packet loss setiap detiknya. Setelah percobaan selesai maka

akan diberikan nilai rata-rata dari setiap parameter yang diukur dalam

routing protocol EIGRP.

Tabel 4.11 Percobaan Troughput EIGRP - BGP

Percobaan Troughput

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Windows Size 2,4,8,16 dan 32 KB

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.12 Percobaan Jitter EIGRP – BGP

Percobaan Jitter

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 106: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

86

Tabel 4.13 Percobaan Packet Loss EIGRP - BGP

Percobaan Packet Loss

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.14 Percobaan Network Convergence EIGRP – BGP

Percobaan Network Convergence

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.15 Percobaan Link Failure

Percobaan Link Failure

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 107: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

87

4.4.4 Skenario Simulasi Empat RIPng-OSPFv3

Gambar 4.5 Simulasi RIPng - OSPFv3

Pada skenario simulasi keempat, tiap tiap area menggunakan

routing protocol yang berbeda. Di dalam area yang berwarna biru muda

R1, R2 dan R3 menggunakan routing protocol RIPng sedangkan pada

area kuning dan hijau menggunakan routing protocol OSPFv3. Dalam

simulasi ini penulis melakukan percobaan pengiriman paket TCP

sebanyak 5 kali dengan windows size yang berbeda-beda yaitu 2, 4,8,16,

dan 32 Kbyte selama 60 detik untuk mengukur throughput, dan paket

UDP sebanyak 5 kali dengan waktu yang berbeda yaitu, 20,30,40,50,

dan 60 detik untuk mengukut jitter dan packet loss. Untuk mengukur

nilai konvergensi dengan memutuskan koneksi antara R2 dengan R3

yang akan dilanjutkan dengan capture packet packet dengan

menggunakan Wireshark. Sedangkan untuk pengujian link failure

Page 108: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

88

dilakukan dengan cara pemutusan jalur setelah itu akan diketahui paket

yang dikirimkan akan melalui jalur backup dan berapa waktu yang

dibutuhkan untuk paket sampai pada tujuan. Pengiriman paket data akan

dilakukan menggunakan 2 unit PC pada router R4 dan R7 dengan PC 1

mengirimkan paket dan PC 2 sebagai penerima paket. Proses simulasi

pengiriman data akan dimonitor dan dihitung nilai dari throughput,

jitter, dan packet loss setiap detiknya. Setelah percobaan selesai maka

akan diberikan nilai rata-rata dari setiap parameter yang diukur dalam

routing protocol gabungan antara RIPng dengan OSPFv3.

Tabel 4.16 Percobaan Troughput RIPng - OSPFv3

Percobaan Troughput

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Windows Size 2,4,8,16 dan 32 KB

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.17 Percobaan Jitter RIPng - OSPFv3

Percobaan Jitter

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 109: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

89

Tabel 4.18 Percobaan Packet Loss RIPng - OSPFv3

Percobaan Packet Loss

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.19 Percobaan Network Convergence RIPng - OSPFv3

Percobaan Network Convergence

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.20 Percobaan Link Failure

Percobaan Link Failure

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 110: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

90

4.4.5 Skenario Simulasi Lima RIPng-EIGRP

Gambar 4.6 Simulasi RIPng - EIGRP

Pada skenario simulasi kelima, tiap tiap area menggunakan

routing protocol yang berbeda. Di dalam area yang berwarna biru muda

R1, R2 dan R3 menggunakan routing protocol RIPng sedangkan pada

area kuning dan hijau menggunakan routing protocol EIGRP. Dalam

simulasi ini penulis melakukan percobaan pengiriman paket TCP

sebanyak 5 kali dengan windows size yang berbeda-beda yaitu 2, 4,8,16,

dan 32 Kbyte selama 60 detik untuk mengukur throughput, dan paket

UDP sebanyak 5 kali dengan waktu yang berbeda yaitu, 20,30,40,50,

dan 60 detik untuk mengukut jitter dan packet loss. Untuk mengukur

nilai konvergensi dengan memutuskan koneksi antara R2 dengan R3

yang akan dilanjutkan dengan capture packet packet dengan

menggunakan Wireshark. Sedangkan untuk pengujian link failure

Page 111: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

91

dilakukan dengan cara pemutusan jalur setelah itu akan diketahui paket

yang dikirimkan akan melalui jalur backup dan berapa waktu yang

dibutuhkan untuk paket sampai pada tujuan. Pengiriman paket data akan

dilakukan menggunakan 2 unit PC pada router R4 dan R7 dengan PC 1

mengirimkan paket dan PC 2 sebagai penerima paket. Proses simulasi

pengiriman data akan dimonitor dan dihitung nilai dari throughput,

jitter, dan packet loss setiap detiknya. Setelah percobaan selesai maka

akan diberikan nilai rata-rata dari setiap parameter yang diukur dalam

routing protocol gabungan antara RIPng dengan EIGRP.

Tabel 4.21 Percobaan Throughput RIPng – EIGRP

Percobaan Troughput

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Windows Size 2,4,8,16 dan 32 KB

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.22 Percobaan Jitter RIPng – EIGRP

Percobaan Jitter

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 112: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

92

Tabel 4.23 Percobaan Packet Loss RIPng – EIGRP

Percobaan Packet Loss

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.24 Percobaan Network Convergence RIPng – EIGRP

Percobaan Network Convergence

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.25 Percobaan Link Failure

Percobaan Link Failure

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 113: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

93

4.4.6 Skenario Simulasi Enam OSPFv3-EIGRP

Gambar 4.7 Simulasi OSPFv3 - EIGRP

Pada skenario simulasi keenam, tiap tiap area menggunakan

routing protocol yang berbeda. Di dalam area yang berwarna biru muda

R1, R2 dan R3 menggunakan routing protocol OSPFv3 sedangkan pada

area kuning dan hijau menggunakan routing protocol EIGRP. Dalam

simulasi ini penulis melakukan percobaan pengiriman paket TCP

sebanyak 5 kali dengan windows size yang berbeda-beda yaitu 2, 4,8,16,

dan 32 Kbyte selama 60 detik untuk mengukur throughput, dan paket

UDP sebanyak 5 kali dengan waktu yang berbeda yaitu, 20,30,40,50,

dan 60 detik untuk mengukut jitter dan packet loss. Untuk mengukur

nilai konvergensi dengan memutuskan koneksi antara R2 dengan R3

yang akan dilanjutkan dengan capture packet packet dengan

menggunakan Wireshark. Sedangkan untuk pengujian link failure

Page 114: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

94

dilakukan dengan cara pemutusan jalur setelah itu akan diketahui paket

yang dikirimkan akan melalui jalur backup dan berapa waktu yang

dibutuhkan untuk paket sampai pada tujuan. Pengiriman paket data akan

dilakukan menggunakan 2 unit PC pada router R4 dan R7 dengan PC 1

mengirimkan paket dan PC 2 sebagai penerima paket. Proses simulasi

pengiriman data akan dimonitor dan dihitung nilai dari throughput,

jitter, dan packet loss setiap detiknya. Setelah percobaan selesai maka

akan diberikan nilai rata-rata dari setiap parameter yang diukur dalam

routing protocol gabungan antara OSPFv3 dengan EIGRP.

Tabel 4.26 Percobaan Throughput OSPFv3 – EIGRP

Percobaan Troughput

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Windows Size 2,4,8,16 dan 32 KB

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.27 Percobaan Jitter OSPFv3 – EIGRP

Percobaan Jitter

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 115: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

95

Tabel 4.28 Percobaan Packet Loss OSPFv3 – EIGRP

Percobaan Packet Loss

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.29 Percobaan Network Convergence OSPFv3 – EIGRP

Percobaan Network Convergence

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.30 Percobaan Link Failure

Percobaan Link Failure

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 116: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

96

4.4.7 Skenario Simulasi Tujuh RIPng-OSPFv3-EIGRP

Gambar 4.8 Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP

Pada skenario simulasi ketujuh, tiap tiap area menggunakan

routing protocol yang berbeda. Di dalam area yang berwarna biru muda

R1, R2 dan R3 menggunakan routing protocol RIPng, pada area

berwarna kuning menggunakan routing protocol OSPFv3 sedangkan

pada area hijau menggunakan routing protocol EIGRP. Dalam simulasi

ini penulis melakukan percobaan pengiriman paket TCP sebanyak 5 kali

dengan windows size yang berbeda-beda yaitu 2, 4,8,16, dan 32 Kbyte

selama 60 detik untuk mengukur throughput, dan paket UDP sebanyak

5 kali dengan waktu yang berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan 60 detik

untuk mengukut jitter dan packet loss. Untuk mengukur nilai

konvergensi dengan memutuskan koneksi antara R2 dengan R3 yang

akan dilanjutkan dengan capture packet packet dengan menggunakan

Page 117: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

97

Wireshark. Sedangkan untuk pengujian link failure dilakukan dengan

cara pemutusan jalur setelah itu akan diketahui paket yang dikirimkan

akan melalui jalur backup dan berapa waktu yang dibutuhkan untuk

paket sampai pada tujuan. Pengiriman paket data akan dilakukan

menggunakan 2 unit PC pada router R4 dan R7 dengan PC 1

mengirimkan paket dan PC 2 sebagai penerima paket. Proses simulasi

pengiriman data akan dimonitor dan dihitung nilai dari throughput,

jitter, dan packet loss setiap detiknya. Setelah percobaan selesai maka

akan diberikan nilai rata-rata dari setiap parameter yang diukur dalam

routing protocol gabungan antara RIPng, OSPFv3 dan EIGRP.

Tabel 4.31 Percobaan RIPng - OSPFv3 EIGRP

Percobaan Troughput

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Windows Size 2,4,8,16 dan 32 KB

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.32 Percobaan RIPng – OSPFv3 – EIGRP

Percobaan Jitter

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 118: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

98

Tabel 4.33 Percobaan RIPng - OSPFv3 – EIGRP

Percobaan Packet Loss

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.34 Percobaan RIPng - OSPFv3 – EIGRP

Percobaan Network Convergence

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.35 Percobaan Link Failure

Percobaan Link Failure

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 119: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

99

4.4.8 Skenario Simulasi Delapan RIPng-OSPFv3-EIGRP-BGP

Gambar 4.9 Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP

Pada skenario simulasi kedelapan, tiap tiap area menggunakan

routing protocol yang berbeda. Di dalam area yang berwarna biru muda

R1, R2 dan R3 menggunakan routing protocol RIPng, pada area

berwarna kuning menggunakan routing protocol OSPFv3 sedangkan

pada area hijau menggunakan routing protocol EIGRP. Penggabungan

routing protocol IGP dengan EGP mengguakan routing protocol BGP

yang diterapkan pada R1,R2 dan R3 yang bertindak sebagai router

eksternal. Dalam simulasi ini penulis melakukan percobaan pengiriman

paket TCP sebanyak 5 kali dengan windows size yang berbeda-beda

yaitu 2, 4,8,16, dan 32 Kbyte selama 60 detik untuk mengukur

throughput, dan paket UDP sebanyak 5 kali dengan waktu yang berbeda

yaitu, 20,30,40,50, dan 60 detik untuk mengukut jitter dan packet loss.

Page 120: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

100

Untuk mengukur nilai konvergensi dengan memutuskan koneksi antara

R2 dengan R3 yang akan dilanjutkan dengan capture packet packet

dengan menggunakan Wireshark. Sedangkan untuk pengujian link

failure dilakukan dengan cara pemutusan jalur setelah itu akan diketahui

paket yang dikirimkan akan melalui jalur backup dan berapa waktu

yang dibutuhkan untuk paket sampai pada tujuan. Pengiriman paket

data akan dilakukan menggunakan 2 unit PC pada router R4 dan R7

dengan PC 1 mengirimkan paket dan PC 2 sebagai penerima paket.

Proses simulasi pengiriman data akan dimonitor dan dihitung nilai dari

throughput, jitter, dan packet loss setiap detiknya. Setelah percobaan

selesai maka akan diberikan nilai rata-rata dari setiap parameter yang

diukur dalam routing protocol gabungan antara RIPng, OSPFv3,

EIGRP, dan BGP.

Tabel 4.36 Percobaan Throughput RIPng - OSPFv3 - EIGRP – BGP

Percobaan Troughput

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Windows Size 2,4,8,16 dan 32 KB

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 121: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

101

Tabel 4.37 Percobaan JItter RIPng - OSPFv3 - EIGRP – BGP

Percobaan Jitter

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.38 Percobaan Packet Loss RIPng - OSPFv3 - EIGRP – BGP

Percobaan Packet Loss

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Waktu simulasi 20,30,40,50,60 sec

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Tabel 4.39 Percobaan Network Convergence RIPng - OSPFv3 - EIGRP -

BGP

Percobaan Network Convergence

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

Page 122: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

102

Tabel 4.40 Percobaan Link Failure RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP

Percobaan Link Failure

Jumlah Router 7 Unit

Jumlah PC 2 Unit

Pengujian 5 kali

Simulator GNS 3

Energi Listrik

4.5 Simulation

Pada tahap simulasi ini, penulis melakukan simulasi pada aplikasi

Graphical Network Simulator 3 (GNS3) versi 1.3.10, dan VirtualBox versi

5.1.4 yang dijalankan pada sistem operasi Windows 10. Router yang

digunakan adalah Cisco 3725 series dengan sistem operasi IOS yang

dijalankan di dalam GNS3, dan sistem operasi Ubuntu Server versi 14.04

Trusty Tahr yang dijalankan di dalam VirtualBox sebagai PC. Selanjutnya

penulis menggunakan aplikasi Iperf versi 3.0.11 untuk mengetahui kinerja

jaringan routing protocol.

4.5.1 Konfigurasi RIPng

Konfgurasi RIPng yang dilakukan pada router Cisco dengan

menggunakan CLI (Command Line Interface) dengan melakukan

perintah penulisan seperti di bawah ini :

Router>ena

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with

CNTL/Z.

Router(config)#ipv6 unicast-routing

Router(config)#ipv6 router rip RIPng

Router(config-rtr)#exit

Page 123: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

103

Beberapa perintah di atas bertujuan untuk mengaktifkan router

dan routing protocol RIPng. Setelah mengaktifkan routing protocol

tersebut, setiap interface router yang terhubung dengan router lainnya,

maka harus diaktifkan dengan penulisan perintah sebagai berikut :

Router(config)#interface serial 0/0

Router(config-if)#ipv6 rip RIPng enable

Router(config-if)#no shutdown

Perintah di atas berfungsi untuk mengaktifkan tiap tiap interface

yang terhubung dalam router dan menggunakan routing protocol

RIPng.

4.5.2 Konfigurasi OSPFv3

Konfgurasi OSPFv3 yang dilakukan pada router Cisco dengan

menggunakan CLI (Command Line Interface) dengan melakukan

perintah penulisan seperti di bawah ini :

Router>ena

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with

CNTL/Z.

Router(config)#ipv6 unicast-routing

Router(config)#ipv6 router ospf 1

Router(config-rtr)#router-id 1.1.1.1

Router(config-rtr)#exit

Beberapa perintah di atas bertujuan untuk mengaktifkan router

dan routing protocol OSPFv3. Setelah mengaktifkan routing protocol

tersebut, setiap interface router yang terhubung dengan router lainnya,

maka harus diaktifkan dengan penulisan perintah sebagai berikut :

Router(config)#interface serial 0/0

Page 124: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

104

Router(config-if)#ipv6 ospf 1 area 0

Router(config-if)#no shutdown

Perintah di atas berfungsi untuk mengaktifkan tiap tiap interface

yang terhubung dalam router dan menggunakan routing protocol

OSPFv3.

4.5.3 Konfigurasi EIGRP

Konfgurasi OSPFv3 yang dilakukan pada router Cisco dengan

menggunakan CLI (Command Line Interface) dengan melakukan

perintah penulisan seperti di bawah ini :

Router>ena

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with

CNTL/Z.

Router(config)#ipv6 unicast-routing

Router(config)#ipv6 router eigrp 1

Router(config-rtr)#eigrp router-id 1.1.1.1

Router(config-rtr)#no shutdown

Router(config-rtr)#exit

Beberapa perintah di atas bertujuan untuk mengaktifkan router

dan routing protocol EIGRP. Setelah mengaktifkan routing protocol

tersebut, setiap interface router yang terhubung dengan router lainnya,

maka harus diaktifkan dengan penulisan perintah sebagai berikut :

Router(config)#interface serial0/0/0

Router(config-if)#ipv6 EIGRP 1

Router(config-if)#no shutdown

Perintah di atas berfungsi untuk mengaktifkan tiap tiap interface

yang terhubung dalam router dan menggunakan routing protocol

EIGRP.

Page 125: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

105

4.5.4 Konfigurasi BGP

Konfgurasi BGP yang dilakukan pada router Cisco dengan

menggunakan CLI (Command Line Interface) dengan melakukan

perintah penulisan seperti di bawah ini :

Router>ena

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with

CNTL/Z.

Router(config)#ipv6 unicast-routing

Router(config)#router bgp 1

Router(config-rtr)#bgp router-id 1.1.1.1

Router(config-rtr)#no bgp default ipv4-unicast

Router(config-rtr)#neighbor 2001:db8:1:a002::1

remote-as 2

Router(config-rtr)#address-family ipv6

Router(config-rtr-af)#neighbor 2001:db8:1:a002::1

activate

Router(config-rtr-af)#network 2001:db8:1:a001::/64

Router(config-rtr-af)#network 2001:db8:1:a003::/64

Perintah di atas berfungsi untuk mengaktifkan tiap tiap interface

yang terhubung dalam router dan menggunakan routing protocol BGP.

4.5.5 Konfigurasi Routing Redistribution

Penggunaan routing protocol yang berbeda dalam satu topologi

jaringan pada dasarnya tidak dapat terhubung namun penggunaan

routing redistribution semua routing protocol dapat terhubung dan

berkomunikasi. Konfgurasi routing redistribution yang dilakukan pada

router Cisco dengan menggunakan CLI (Command Line Interface)

dengan melakukan perintah penulisan seperti di bawah ini :

Router>ena

Page 126: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

106

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with

CNTL/Z

Router(config)#ipv6 router rip RIPng

Router(config-rtr)#redistribute ospf 1 metric 1

Router(config-rtr)#redistribute eigrp 1 metric 1

Router(config-rtr)#redistri connected metric 1

Router(config-rtr)#exit

Beberapa perintah di atas bertujuan untuk mengkombinasikan

routing protocol OSPFv3 dan EIGRP ke dalam RIPng. Selanjutnya

adalah perintah untuk konfigurasi routing redistribution RIPng dan

EIGRP ke dalam OSPFv3 dengan nilai metric 1 yang dapat dilakukan

dengan menuliskan perintah dibawah ini :

Router>ena

Router#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with

CNTL/Z

Router(config)#ipv6 router rip ospf 1

Router(config-rtr)#redistribute rip ripng 1 metric 1

Router(config-rtr)#redistribute eigrp 1 metric 1

Router(config-rtr)#redistri connected metric 1

Router(config-rtr)#exit

Selanjutnya adalah tahapan konfigurasi routing redistribution

RIPng dan OSPFv3 ke dalam EIGRP dengan nilai metric, bandwidth

metric 1000 , delay metric 100, realibility metric 100, effective

bandwidth metric 1, dan maximum transmission unit 1500 dapat

dilakukan dengan menuliskan perintah di bawah ini :

Router>ena

Router#configure terminal

Page 127: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

107

Enter configuration commands, one per line. End with

CNTL/Z

Router(config)#ipv6 router rip eigrp 1

Router(config-rtr)#redistribute rip ripng metric

1000 10 100 1 1500

Router(config-rtr)#redistribute ospf 1 match

internal metric 1000 10 100 1 1500

Router(config-rtr)#redistribute connected metric

1000 10 100 1 1500

Router(config-rtr)#exit

Nilai metric dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan jaringan

komputer.

4.5.6 Konfigurasi VirtualBox ke dalam GNS3

Untuk menghubungkan GNS3 dengan VirtualBox, maka perlu

dilakukan konfigurasi terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut :

1. Pilih Sistem Operasi lalu klik Setting

2. Pilih menu Network , lalu pilih Adapter 1

3. Centang “Enable Network Adapter”

4. Pada kolom “Attached to:” pilih “Generic Driver” lalu

pada kolo “Name” pilih “UDPTunnel”

5. Kemudian buka GNS3, klik menu Edit lalu klik

Preferences

6. Pilih menu VirtualBox, pastikan kolom “Path to

VboxManage:” menuju ke direktori file

VboxManage.exe pada folder instalan VirtualBox

7. Pilih menu VirtualBox VMs, lalu klik “New”, Akan

keluar window list VirtualBox dan Sistem Operasi yang

terinstal di dalamnya

Page 128: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

108

8. Pilih Sistem Operasi yang ingin di hubungkan dengan

GNS3, kemudian klik Finish dan klik OK

9. Pada bagian End Device akan bertambah ikon PC baru,

tambahkan ke halaman kerja, kemudian klik kanan lalu

pilih Start.

10. Sistem Operasi yang berjalan di dalam VirtualBox akan

muncul dan telah terhubung ke dalam GNS3.

4.5.7 Konfigurasi IPv6 pada Ubuntu

Pada penelitian ini, penulis menggunakan Ubuntu Server 14.04

sebagai sistem operasi yang akan dijalankan pada VirtualBox. Setelah

melakukan setting agar VirtualBox dapat terhubung ke dalam GNS3,

tahapan selanjutnya adalah melakukan konfigurasi di dalam Ubuntu

dengan mengkonfigurasikan interface menggunakan IPv6. Berikut ini

adalah beberapa tahapannya :

1. Masuk kedalam super user lewat terminal, lalu ketikkan

perintah: nano/etc/network/interfaces

2. Lalu tambahkan perintah di bawah ini:

iface eth0 inet6 static

pre-up modprobe ipv6

address 2001:0db8:0001:0007:0000:0000:0000:0002

netmask 64

gateway 2001:0db8:0001:0007:0000:0000:0000:0001

3. Tekan “ctrl + o” lalu tekan enter dan exit

4. Restart interface eth0 dengan perintah “/etc/init.d/networking

restart”

Page 129: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

109

4.6 Verification and Validation

Penjelasan dan pemaparan tentang verifikasi dan validasi akan

dijelaskan pada BAB V dalam skripsi ini yang membahas tentang hasil dan

pembahasan.

4.7 Experimentation

Penjelasan dan pemaparan tentang experimentation akan dijelaskan

pada BAB V dalam skripsi ini yang membahas tentang hasil dan pembahasan.

4.8 Output Evaluation

Penjelasan dan pemaparan tentang output evaluation akan dijelaskan

pada BAB V dalam skripsi ini yang membahas tentang hasil dan pembahasan.

Page 130: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

110

5. BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Verification and Validation

Di dalam tahap ini penulis akan melakukan verifikasi dan validasi

terhadap beberapa simulasi yang sudah dilakukan dengan melakukan

pengujian skenario yang telah dirancang. Apabila terjadi kesalahan dan tidak

valid maka akan dikoreksi kembali dan memperbaiki tahapan tahapan yang

salah dalam simulasi yang sudah dirancang. Tahapan verifikasi dilakukan

dengan pengujian terhadap hubungan semua router yang sudah dirancang yang

menggunakan kombinasi antara routing protocol IGP (RIPng, OSPFv3 dan

EIGRP) dengan EGP (BGP) dalam jaringan IPv6. Setelah diverifikasi maka

tahap selanjutnya adalah melakukan validasi pengiriman paket terhadap

kombinasi routing protocol IGP (RIPng, OSPFv3 dan EIGRP) dengan EGP

(BGP). Ada beberapa ketentuan untuk melakukan tahap-tahap conceptual

model, input & output data dan modelling. Beberapa tahanapan pengujiannya

yaitu :

5.1.1 Pengujian Konfigurasi Router

Dalam tahapan ini dilakukan pengujian konfigurasi dari setiap

router yang ada di dalam sembilan skenario yang sudah dirancang untuk

melihat dan memeriksa kembali konfigurasi yang telah dilakukan

apakah sudah sesuai dengan rancangan yang direncanakan. Untuk

pengujian, bisa dilakukan pada Command Line Interface (CLI) dengan

menulis perintah “show running-configuration”. Setelah menuliskan

perintah tersebut maka akan terlihat konfigurasi yang telah dilakukan

jika terdapat kesalahan maka dapat terlihat di dalam CLI.

Page 131: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

111

5.1.2 Pengujian Pemilihan Jalur oleh Routing Protocol

Untuk melakukan pengujian pemilihan jalur routing protocol

yang dilewati oleh paket paket dalam sebuah jaringan maka dapat

menuliskan perintah “traceroute (IP yang dituju)”. Setelah menuliskan

perintah tersebut maka akan terlihat jalur mana saja yang dilewati oleh

paket paket dan pengujian dilakukan di setiap skenario yang telah

dirancang.

5.1.3 Pengujian Performa Jaringan dengan Paket TCP dan UDP

Pengujian performa routing protocol dapat dilakukan dengan

cara mengirimkan paket TCP dan UDP dari PC cliet menuju PC server.

Dalam pengujian ini, penulis memilih beberapa parameter untuk diuji

diantaranya adalah throughput, jitter dan packet loss jaringan.

Pengujian terhadap TCP dilakukan dengan mengirimkan paket dengan

menggunakan variasi windows size pada data yang dikirimkan dengan

interval waktu 60 detik dan dalam pengujian paket UDP dikirim dengan

beberapa waktu yang berbeda yang telah ditentukan oleh penulis.

5.1.4 Pengujian Konvergensi Jaringan dengan Wireshark

Pengujian konvergensi dari setiap routing protocol dapat

dilakukan dengan cara menonaktifkan salah satu interface pada router

yang melakukan routing eksternal. Setelah menonaktifkan salah satu

jalur, kemudian tahapan selanjutnya adalah melakukan capture jaringan

melakukan aplikasi Wireshark dan memfilter paket yang disesuaikan

dengan routing protocol. Setelah dilakukan tahapan-tahapan tersebut

maka dapat mengaktifkan kembali interface yang telah di nonaktif

untuk mendapatkan nilai konvergensi dari routing protocol tersebut.

Page 132: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

112

5.1.5 Pengujian Link Failure

Pengujian link failure dari setiap skenario dapat dilakukan

dengan menonaktifkan link yang ada pada router. Setelah

menonaktifkan link maka dapat dilakukan percobaan pengiriman paket

dan melihat jalur yang dilalui untuk mengirimkan paket dengan

menuliskan perintah traceroute “(IP yang dituju)” dan akan terlihat

jalur yang dilalui dan waktu yang dibutuhkan untuk paket sampai ke

tujuannya.

5.2 Experimentation

Dalam tahapana ini, penulis akan melakukan pengujian pada setiap

skenario yang telah dirancang sebelumnya, diantaranya adalah :

5.2.1 Pengujian Konfigurasi Router

Setelah semua topologi jaringan telah dilakukan konfigurasi dan

dirancang sesuai dengan conceptual model, langkah selanjutnya adalah

melakukan pengujian terhadap router dengan mengecek routing

protocol yang telah digunakan. Untuk melakukan pengecekan tersebut

dapat dilakukan dengan menuliskan perintah “show running-

config”. Seperti contoh pengecekan konfigurasi router yang

dilakukan di bawah ini :

version 12.4

service timestamps debug datetime msec

service timestamps log datetime msec

no service password-encryption

!

hostname R3

!

boot-start-marker

boot-end-marker

!

no aaa new-model

memory-size iomem 5

no ip icmp rate-limit unreachable

Page 133: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

113

ip cef

!

no ip domain lookup

ipv6 unicast-routing

!

multilink bundle-name authenticated

!

archive

log config

hidekeys

!

ip tcp synwait-time 5

!

interface FastEthernet0/0

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/0

bandwidth 2048

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A002::2/64

ipv6 rip ripng enable

clock rate 2000000

!

interface FastEthernet0/1

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/1

bandwidth 2048

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A003::1/64

ipv6 rip ripng enable

clock rate 2000000

!

interface Serial0/2

bandwidth 2048

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A007::1/64

ipv6 rip ripng enable

clock rate 2000000

!

interface Serial0/3

Page 134: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

114

bandwidth 2048

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A009::1/64

ipv6 rip ripng enable

clock rate 2000000

!

ip forward-protocol nd

!

no ip http server

no ip http secure-server

!

no cdp log mismatch duplex

ipv6 router rip ripng

!

control-plane

!

line con 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line aux 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line vty 0 4

login

!

End

Contoh diatas merupakan hasil dari pengecekan konfigurasi

yang dilakukan pada router R4 pada skenario 1. Hasil pengujian

konfigurasi router dari setiap skenario telah dilampirkan di dalam

bagian lampiran skripsi ini.

5.2.2 Pengujian Pemilihan Jalur Routing

Setelah melakukan pengecekan konfigurasi router maka langkah

selanjutnya adalah pengecekan pemilihan jalur routing. Langkah

pertama yang dilakukan adalah melihat routing table yang dapat diakses

pada CLI dengan menuliskan perintah “show ipv6 route”. Berikut ini

adalah contoh dari routing table :

Page 135: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

115

R2#sh ipv6 route

IPv6 Routing Table - 22 entries

Codes: C - Connected, L - Local, S - Static, R - RIP,

B - BGP

U - Per-user Static route, M - MIPv6 I1 - ISIS L1,

I2

- ISIS L2, IA - ISIS interarea, IS - ISIS summary O

OSPF intra, OI - OSPF inter, OE1 - OSPF ext 1, OE2 –

OSPF ext 2 ON1 - OSPF NSSA ext 1, ON2 - OSPF NSSA ext

2 D - EIGRP, EX - EIGRP external

D 2001:DB8:1:4::/64 [90/2195456]

via FE80::4, Serial0/2

OE2 2001:DB8:1:7::/64 [110/1]

via FE80::3, Serial0/1

C 2001:DB8:1:A001::/64 [0/0]

via ::, Serial0/0

L 2001:DB8:1:A001::2/128 [0/0]

via ::, Serial0/0

C 2001:DB8:1:A002::/64 [0/0]

via ::, Serial0/1

L 2001:DB8:1:A002::1/128 [0/0]

via ::, Serial0/1

O 2001:DB8:1:A003::/64 [110/128]

via FE80::3, Serial0/1

via FE80::1, Serial0/0

C 2001:DB8:1:A004::/64 [0/0]

via ::, Serial0/2

L 2001:DB8:1:A004::1/128 [0/0]

via ::, Serial0/2

D 2001:DB8:1:A005::/64 [90/2681856]

via FE80::5, Serial0/3

via FE80::4, Serial0/2

C 2001:DB8:1:A006::/64 [0/0]

via ::, Serial0/3

L 2001:DB8:1:A006::2/128 [0/0]

via ::, Serial0/3

OE2 2001:DB8:1:A007::/64 [110/1]

via FE80::3, Serial0/1

OE2 2001:DB8:1:A008::/64 [110/1]

via FE80::3, Serial0/1

OE2 2001:DB8:1:A009::/64 [110/1]

via FE80::3, Serial0/1

L FF00::/8 [0/0]

via ::, Null0

Page 136: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

116

Dari hasil routing table di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

router R2 dapat menjangkau seluruh jaringan yang ada di dalam

topologi skenario satu yang menggunakan routing protocol RIPng.

Selanjutnya adalah pengujian jalur yang dipilih routing table dilakukan

dengan cara mengecek traceroute dari PC client menuju PC server.

Berikut ini adalah hasil dari traceroute dari PC client menuju PC server.

Gambar 5.1 Hasil percobaan Traceroute

Melihat hasil dari traceroute di atas dapat disimpulkan bahwa

jalur yang dipilih dari PC client menuju PC server adalah router R7

(2001:db8:1:7::1), router R3 (2001:db8:1:a009::1), router R2

(2001:db8:1:a002::1), router R4 (2001:db8:1:a004::2) dan sampai pada

PC server (2001:db8:1:4::2).

5.2.3 Pengujian Performa Jaringan TCP dan UDP

Pengujian performa jaringan TCP dilakukan dengan cara

mengirimkan paket pada setiap skenario sebanyak 25 kali dengan

beberapa variasi windows size dan untuk pengujian paket UDP juga

dilakukan sebanyak 25 kali dengan varian waktu yang berbeda dan telah

ditentukan. Percobaan dilakukan sebanyak 50 kali pada setiap skenario.

Windows size yang digunakan pada paket TCP sebesar 2,4,8,16 dan 32

Kbytes dengan masing masing windows size dilakukan sebanyak lima

kali percobaan. Sedangkan waktu yang digunakan pada paket UDP

adalah 20,30,40,50, dan 60 detik dengan masing masing waktu

dilakukan sebanyak lima kali percobaan.

Page 137: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

117

Nilai yang dihasilkan oleh TCP adalah throughput sedangkan

UDP menghasilkan nilai jitter dan packet loss. Berikut ini adalah contoh

dari hasil pengujian paket TCP dan UDP :

Gambar 5.2 Hasil Percobaan Troughput

Gambar 5.3 Proses Percobaan Throughput

Page 138: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

118

Gambar 5.4 Hasil Percobaan Jitter & Packet Loss

Gambar 5.5 Proses Percobaan Jitter & Packet Loss

Pengujian dilakukan dengan menggunakan dua buah PC yang

terhubung pada router R4 dan R7. Aplikasi yang digunakan untuk

menghitung performa jaringan adalah IPerf versi 3.0.7 yang dijalankan

di dalam sistem operasi Ubtuntu Server 14.04. PC 1 yang terhubung

Page 139: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

119

dengan router R7 berperan sebagai cliet dan PC 2 yang terhubung

dengan router R4 berperan sebagai server.

5.2.4 Pengujian Konvergensi Jaringan dengan Wireshark

Setelah semua router sudah terhubung dan terkonfigurasi seusai

dengan rencana skenario maka langkah selanjutnya dalam penelitian ini

adalah menghitung nilai konvergensi jaringan dalam setiap skenario.

5.2.5 Pengujian Link Failure

Setelah link dimatikan maka dapat dilakukan pengujian jalur

yang dilalui oleh paket untuk mengetahui berapa waktu yang

dibutuhkan untuk mengirimkan paket dengan jalur yang berbeda.

5.3 Output Evaluation

Di dalam tahap ini, hasil simulasi dicatat dalam bentuk table dan

digambarkan dalam bentuk grafik. Setiap skenario menghasilkan 4 buah

parameter pengujian yaitu, throughput, jitter, packet loss, dan network

convergence. Hasil tersebut didapatkan dari proses pengujian TCP dan UDP

dengan menggunakan aplikasi IPerf3 yang di install di dalam sistem operasi

Ubuntu yang berjalan pada PC 1 dan PC 2, namun untuk mendapatkan nilai

konvergensi jaringan penelitian ini menggunakan aplikasi Wireshark.

Pengujian tersebut dilakukan sebanyak 55 kali pada keseluruhan

skenario dengan data yang didapatkan dari hasil pengiriman pake TCP

sebanyak 25 kali dengan varian ukuran windows size sebesar 2,4,8,16, dan 32

Kbytes dan tiap ukuran dilakukan percobaan sebanyak lima kali. Sedangkan

pengujian data pada paket UDP dilakukan dengan cara mengirimkan paket

sebanyak 25 kali dengan waktu 20,30,40,50, dan 60 detik dan masing masing

waktu diuji sebanyak lima kali percobaan. Kemudian untuk mendapatkan nilai

konvergensi jaringan penulis menggunakan aplikasi Wireshark dengan cara

Page 140: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

120

memutuskan dan menyambungkan jaringan yang dilakukan sebanyak lima

kali percobaan.

5.3.1 Skenario Simulasi Satu RIPng – BGP

Hasil percobaan pada paket TCP pada skenario simulasi satu

dengan routing protocol RIPng – BGP dapat dilihat dalam table berikut

ini :

Tabel 5.1 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – BGP

Simulasi RIPng - BGP

Windows Size

percobaan throughput

Rata rata 1 2 3 4 5

2 437 430 432 429 430 431.6

4 432 428 429 439 440 433.6

8 439 435 436 436 432 435.6

16 439 436 435 435 440 437

32 432 433 440 441 439 437

Jumlah Rata-Rata 434.96

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario RIPng – BGP

menggunakan paket TCP untuk mendapatkan nilai throughput. Pada

percobaan dengan window size 2,4,8,16, dan 32 Kbytes masing masing

mendapatkan nilai rata-rata troughput sebesar 431.6, 433.6, 435.6, 437,

dan 437 Kbytes. Jumlah rata-rata nilai throughput tersebut sebesar

434.96 Kbytes. Hasil dari pengujian tersebut digambarkan dalam grafik

yang dapat dilihat di bawah ini :

Page 141: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

121

Grafik 5.1 Hasil percobaan Throughput pada RIPng – BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata throughput

dari setiap windows size. Nilai throughput terkecil ditunjukkan pada

percobaan windows size 2 Kbits yang menghasilkan nilai 431.6 Kbps.

Sedangkan nilai throughput tertinggi dihasilkan oleh windows size 16

dan 32 Kbps dengan nilai rata-rata 437 dan nilai rata-rata dari

keseluruhan adalah 434.96 Kbps. Hal ini menunjukkan bahwa

kecepatan jaringan dapat bertambah seiring dengan bertambahnya

jumlah windows size. Selanjutnya adalah hasil percobaan pada paket

UDP dengan parameter jitter yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini

:

431.6

433.6

435.6

437 437

434.96

428

429

430

431

432

433

434

435

436

437

438

2 4 8 16 32 JumlahRata-Rata

Simulasi RIPng - BGP

Simulasi RIPng Rata rata

Page 142: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

122

Tabel 5.2 Percobaan Jitter pada RIPng – BGP

Waktu

(s)

Percobaan jitter (ms)

Rata rata 1 2 3 4 5

20 45.809 45.652 45.61 45.405 33.616 43.2184

30 45.761 46.231 45.904 46.096 46.696 46.1376

40 45.495 45.118 46.207 45.807 45.76 45.6774

50 45.552 40.819 45.61 46.316 43.269 44.3132

60 41.132 41.334 45.23 42.44 38 41.6272

Jumlah Rata-Rata 44.19476

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario RIPng – BGP

menggunakan paket UDP untuk mendapatkan nilai jitter. Pada

percobaan dengan varian waktu yang berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan

60 detik dan masing masing mendapatkan nilai rata-rata jitter sebesar

43.2184, 46.1376, 45.6774, 44.3132, dan 41.6272ms. Jumlah rata-rata

nilai jitter tersebut sebesar 44.6272ms. Hasil dari pengujian tersebut

digambarkan dalam grafik yang dapat dilihat di bawah ini :

Page 143: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

123

Grafik 5.2 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata jitter dari

setiap waktu yang berbeda. Nilai jitter terkecil ditunjukkan pada

percobaan 60 detik yang menghasilkan nilai rata-rata 41.6272ms.

Sedangkan nilai jitter tertinggi dihasilkan oleh waktu 30 detik dengan

nilai rata-rata 46.1376 ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah

44.19476ms. Hal ini menunjukkan bahwa nilai jitter dapat bertambah

seiring dengan bertambahnya jumlah detik waktu. Selanjutnya adalah

hasil percobaan pada paket UDP dengan parameter packet loss yang

dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

43.2184

46.137645.6774

44.3132

41.6272

44.19476

39

40

41

42

43

44

45

46

47

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

Axi

s Ti

tle

Axis Title

Simulasi RIPng - BGP

Rata rata

Page 144: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

124

Tabel 5.3 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – BGP

Waktu (s)

Percobaan packet loss (%)

Rata rata 1 2 3 4 5

20 0 0 0 0 0 0

30 0 0 0 0 0.21 0.042

40 0 0 0 0 0 0

50 0 1.8 0 0 0.62 0.484

60 0.21 1.9 0 0.52 3.8 1.286

Jumlah Rata-Rata 0.3624

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario RIPng – BGP

menggunakan paket UDP untuk mendapatkan nilai packet loss. Pada

percobaan dengan varian waktu yang berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan

60 detik dan masing masing mendapatkan nilai rata-rata packet loss

sebesar 0, 0.042, 0, 0.484, dan 1.286 %. Jumlah rata-rata nilai packet

loss tersebut sebesar 0.3624 %. Hasil dari pengujian tersebut

digambarkan dalam grafik yang dapat dilihat di bawah ini :

Grafik 5.3 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – BGP

0 0.042 0

0.484

1.286

0.3624

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

Per

sen

tase

Waktu (detik)

Simulasi RIPng - BGP

Rata rata

Page 145: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

125

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata packet loss

dari setiap waktu yang berbeda. Nilai packet loss terkecil ditunjukkan

pada percobaan 20 dan 30 detik yang menghasilkan nilai rata-rata 0 %.

Sedangkan nilai packet loss tertinggi dihasilkan oleh waktu 60 detik

dengan nilai rata-rata 1.286 % dan nilai rata-rata dari keseluruhan

adalah 0.3624 %. Hal ini menunjukkan bahwa nilai packet loss dapat

bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah detik waktu.

Selanjutnya untuk hasil percobaan capture packet dapat dilihat tabel di

bawah ini :

Tabel 5.4 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – BGP

Percobaan Konvergensi

1 2 3 4 5 Rata - rata

29.72 27.01 34.13 35.08 29.89 31.166

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 1

dengan memutuskan dan menyambungkan kembali jaringan interface

yang menuju router R2 dari router R3 untuk mendapatkan nilai

konvergensi dari routing protocol RIPng. Dengan melakukan lima kali

pengukuran sehingga didapatkan lima nilai yaitu, 29.72, 27.01, 34.13,

35.08, dan 29.89. Hasil rata-rata nilai konvergensi yang didapat dari

hasil percobaan pada skenario RIPng – BGP adalah sebesar 31.166

detik. Grafik hasil percobaan konvergensi loss pada skenario 1 dapat

dilihat pada grafik berikut ini:

Page 146: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

126

Grafik 5.4 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata network

convergence dari setiap percobaan. Nilai network convergence terkecil

ditunjukkan pada percobaan kedua yang menghasilkan nilai 27.01 detik.

Sedangkan nilai network convergence tertinggi dihasilkan oleh

percobaan keempat dengan nilai rata-rata 35.08 detik dan nilai rata-rata

dari keseluruhan adalah 31.166 detik. Selanjutnya untuk melihat hasil

pengujian link failure dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.5 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng - BGP

Percobaan Link Failure

1 2 3 4 5 Rata-rata

162.1 164.3 165.2 162.4 163.4 163.48

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 1

dengan mematikan link interface yang menuju router R2 dari router R3

untuk mendapatkan nilai link failure dari routing protocol RIPng –

BGP. Dengan melakukan lima kali pengukuran sehingga didapatkan

29.7227.01

34.13 35.08

29.89 31.166

0

5

10

15

20

25

30

35

40

1 2 3 4 5 Rata - rata

Percobaan Konvergensi

wak

tu (

det

ik)

Simulasi RIPng - BGP

Page 147: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

127

lima nilai yaitu, 162.1, 164.3, 165.2, 162.4, dan 163. 4 ms. Hasil rata-

rata nilai link failure yang didapat dari hasil percobaan pada skenario

RIPng – BGP adalah sebesar 163.48 ms. Grafik hasil percobaan link

failure pada skenario 1 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 5.5 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng - BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata link failure

dari setiap percobaan. Nilai link failure terkecil ditunjukkan pada

percobaan pertama yang menghasilkan nilai 162.1 ms. Sedangkan nilai

link failure tertinggi dihasilkan oleh percobaan ketiga dengan nilai rata-

rata 165.2 ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah 163.48 ms.

5.3.2 Skenario Simulasi Dua OSPFv3 - BGP

Hasil percobaan pada paket TCP pada skenario simulasi dua

dengan routing protocol OSPFv3 – BGP dapat dilihat dalam table

berikut ini :

162.1

164.3

165.2

162.4

163.4 163.48

160.5

161

161.5

162

162.5

163

163.5

164

164.5

165

165.5

1 2 3 4 5 Rata-rata

Percobaan Link Failure

Simulasi RIPng - BGP

Page 148: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

128

Tabel 5.6 Hasil Percobaan Throughput pada OSPFv3 – BGP

Simulasi OSPFv3 – BGP

Windows Size

percobaan throughput

Rata rata 1 2 3 4 5

2 429 424 424 432 430 427.8

4 432 432 429 433 428 430.8

8 433 431 431 428 431 430.8

16 434 433 433 430 432 432.4

32 435 434 434 440 438 436.2

Jumlah Rata-Rata 431.6

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario OSPFv3 –

BGP menggunakan paket TCP untuk mendapatkan nilai throughput.

Pada percobaan dengan window size 2,4,8,16, dan 32 Kbytes masing

masing mendapatkan nilai rata-rata troughput sebesar 427.8, 430.8,

430.8, 432.4, dan 436.2 Kbits. Jumlah rata-rata nilai throughput tersebut

sebesar 431.6 Kbits. Hasil dari pengujian tersebut digambarkan dalam

grafik yang dapat dilihat di bawah ini :

Grafik 5.6 Hasil Percobaan Jitter pada OSPFv3 – BGP

427.8

430.8 430.8

432.4

436.2

431.6

422

424

426

428

430

432

434

436

438

2 4 8 16 32 JumlahRata-Rata

Simulasi OSPFv3 - BGP

Simulasi OSPFv3 Rata rata

Page 149: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

129

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata throughput

dari setiap windows size. Nilai throughput terkecil ditunjukkan pada

percobaan windows size 2 Kbits yang menghasilkan nilai 427.8 Kbps.

Sedangkan nilai throughput tertinggi dihasilkan oleh windows size 32

Kbps dengan nilai rata-rata 436.2 dan nilai rata-rata dari keseluruhan

adalah 431.6 Kbps. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan jaringan

memberikan pengaruh yang signifikan seiring dengan bertambahnya

jumlah windows size. Selanjutnya adalah hasil percobaan pada paket

UDP dengan parameter jitter yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini

:

Tabel 5.7 Hasil Percobaan Jitter pada OSPFv3 – BGP

Waktu (s)

Percobaan jitter (ms)

Rata rata 1 2 3 4 5

20 46.281 45.209 45.581 46.254 46.086 45.8822

30 33.938 36.355 34.533 38.502 35.68 35.8016

40 30.51 36.595 36.148 36.172 36.363 35.1576

50 36.824 31.311 37.156 34.511 37.328 35.426

60 37.362 34.422 39.16 34.767 34.062 35.9546

Jumlah Rata-Rata 37.6444

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario OSPFv3 –

BGP menggunakan paket UDP untuk mendapatkan nilai jitter. Pada

percobaan dengan varian waktu yang berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan

60 detik dan masing masing mendapatkan nilai rata-rata jitter sebesar

45.882, 35.8016, 35.1576, 35.426, dan 35.9546ms. Jumlah rata-rata

nilai jitter tersebut sebesar 37.6444 ms. Hasil dari pengujian tersebut

digambarkan dalam grafik yang dapat dilihat di bawah ini :

Page 150: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

130

Grafik 5.7 Hasil Percobaan Jitter pada OSPFv3 – BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata jitter dari

setiap waktu yang berbeda. Nilai jitter terkecil ditunjukkan pada

percobaan 30 detik yang menghasilkan nilai rata-rata 35.8016ms.

Sedangkan nilai jitter tertinggi dihasilkan oleh waktu 60 detik dengan

nilai rata-rata 35.9546ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah

37.6444ms. Hal ini menunjukkan bahwa nilai jitter tidak terlalu

berpengaruh seiring dengan bertambahnya jumlah detik waktu.

Selanjutnya adalah hasil percobaan pada paket UDP dengan parameter

packet loss yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

45.8822

35.8016 35.1576 35.426 35.9546 37.6444

0

10

20

30

40

50

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

ms

Waktu (detik)

Simulasi OSPFv3 - BGP

Rata rata

Page 151: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

131

Tabel 5.8 Hasil Percobaan Packet Loss pada OSPFv3 - BGP

Waktu (s)

Percobaan packet loss (%) Rata rata 1 2 3 4 5

20 0 0 0 0 0 0

30 0 0 0 0 0 0

40 0 0.16 0 0 0 0.032

50 0 0 0 2 1 0.6

60 0 0 2.6 0 1 0.72

Jumlah Rata-Rata 0.2704

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario OSPFv3 –

BGP menggunakan paket UDP untuk mendapatkan nilai packet loss.

Pada percobaan dengan varian waktu yang berbeda yaitu, 20,30,40,50,

dan 60 detik dan masing masing mendapatkan nilai rata-rata packet loss

sebesar 0, 0, 0.032, 0.6, dan 0.72 %. Jumlah rata-rata nilai packet loss

tersebut sebesar 0.2704 %. Hasil dari pengujian tersebut digambarkan

dalam grafik yang dapat dilihat di bawah ini :

Grafik 5.8 Hasil Percobaan Packet Loss pada OSPFv3 – BGP

0 00.032

0.6

0.72

0.2704

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

Simulasi OSPFv3 - BGP

Rata rata

Page 152: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

132

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata packet loss

dari setiap waktu yang berbeda. Nilai packet loss terkecil ditunjukkan

pada percobaan 20 dan 30 detik yang menghasilkan nilai rata-rata 0 %.

Sedangkan nilai packet loss tertinggi dihasilkan oleh waktu 60 detik

dengan nilai rata-rata 0.7% dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah

0.2704 %. Hal ini menunjukkan bahwa nilai packet loss dapat

bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah detik waktu.

Selanjutnya untuk hasil percobaan capture packet dapat dilihat tabel di

bawah ini :

Tabel 5.9 Hasil Percobaan Network Convergence pada OSPFv3 – BGP

Percobaan Konvergensi

1 2 3 4 5 Rata - rata

27.83 39.55 30.92 32.97 38.96 34.046

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 2

dengan memutuskan dan menyambungkan kembali jaringan interface

yang menuju router R2 dari router R3 untuk mendapatkan nilai

konvergensi dari routing protocol OSPFv3 – BGP. Dengan melakukan

lima kali pengukuran sehingga didapatkan lima nilai yaitu, 27.83, 39.55,

30.92, 32.97, dan 38.96 detik. Hasil rata-rata nilai konvergensi yang

didapat dari hasil percobaan pada skenario OSPFv3 adalah sebesar

34.046 detik. Grafik hasil percobaan konvergensi loss pada skenario 2

dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Page 153: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

133

Grafik 5.9 Hasil Percobaan Network Convergence pada OSPFv3 – BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata network

convergence dari setiap percobaan. Nilai network convergence terkecil

ditunjukkan pada percobaan pertama yang menghasilkan nilai 27.83

detik. Sedangkan nilai network convergence tertinggi dihasilkan oleh

percobaan kedua dengan nilai rata-rata 39.55 detik dan nilai rata-rata

dari keseluruhan adalah 34.046 detik. Selanjutnya untuk melihat hasil

pengujian link failure dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.10 Hasil Percobaan Link Failure pada OSFPv3 – BGP

Percobaan Link Failure

1 2 3 4 5 Rata-rata

141.2 149.4 121.4 129.5 140.4 136.38

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 2

dengan mematikan link interface yang menuju router R2 dari router R3

untuk mendapatkan nilai link failure dari routing protocol OSPFv3 –

BGP. Dengan melakukan lima kali pengukuran sehingga didapatkan

27.83

39.55

30.9232.97

38.96

34.046

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

1 2 3 4 5 Rata - rata

Percobaan Konvergensi

Wak

tu (

det

ik)

Simulasi OSPFv3 - BGP

Page 154: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

134

lima nilai yaitu, 162.1, 164.3, 165.2, 162.4, dan 163. 4 ms. Hasil rata-

rata nilai link failure yang didapat dari hasil percobaan pada skenario

OSPFv3 – BGP adalah sebesar 163.48 ms. Grafik hasil percobaan link

failure pada skenario 2 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 5.10 Hasil Percobaan Link Failure pada OSPFv3 - BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata link failure

dari setiap percobaan. Nilai link failure terkecil ditunjukkan pada

percobaan ketiga yang menghasilkan nilai 121.4 ms. Sedangkan nilai

link failure tertinggi dihasilkan oleh percobaan ketiga dengan nilai rata-

rata 149.4 ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah 136.38 ms.

5.3.3 Skenario Simulasi Tiga EIGRP – BGP

Hasil percobaan pada paket TCP pada skenario simulasi tiga

dengan routing protocol EIGRP – BGP dapat dilihat dalam table berikut

ini :

141.2149.4

121.4129.5

140.4 136.38

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 Rata-rata

Percobaan Link Failure

Simulasi OSPFv3 - BGP

Page 155: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

135

Tabel 5.11 Hasil Percobaan Throughput pada EIGRP

Simulasi EIGRP - BGP

Windows Size (Kbytes)

Percobaan Throughput

Rata rata 1 2 3 4 5

2 434 422 432 437 438 432.6

4 439 436 440 435 440 438

8 436 435 435 437 438 436.2

16 440 439 438 439 439 439

32 437 438 439 440 442 439.2

Jumlah Rata-Rata 437

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario EIGRP – BGP

menggunakan paket TCP untuk mendapatkan nilai throughput. Pada

percobaan dengan window size 2,4,8,16, dan 32 Kbytes masing masing

mendapatkan nilai rata-rata troughput sebesar 432.6, 438, 436.2, 439,

dan 439.2 Kbits. Jumlah rata-rata nilai throughput tersebut sebesar 437

Kbits. Hasil dari pengujian tersebut digambarkan dalam grafik yang

dapat dilihat di bawah ini :

Page 156: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

136

Grafik 5.11 Hasil Percobaan Throughput pada EIGRP – BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata throughput

dari setiap windows size. Nilai throughput terkecil ditunjukkan pada

percobaan windows size 2 yang menghasilkan nilai 432.6 Kbps.

Sedangkan nilai throughput tertinggi dihasilkan oleh windows size 16

Kbps dengan nilai rata-rata 436.2 dan nilai rata-rata dari keseluruhan

adalah 439.2 Kbps. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan jaringan

memberikan pengaruh seiring dengan bertambahnya jumlah windows

size. Selanjutnya adalah hasil percobaan pada paket UDP dengan

parameter jitter yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

432.6

438

436.2

439 439.2

437

428

430

432

434

436

438

440

2 4 8 16 32 JumlahRata-Rata

Simulasi EIGRP - BGP

Simulasi EIGRP - BGP Rata rata

Page 157: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

137

Tabel 5.12 Hasil Percobaan Jitter pada EIGRP – BGP

Waktu (s) Percobaan Jitter (ms)

Rata rata 1 2 3 4 5

20 45.954 47.219 46.435 46.434 32.794 43.7672

30 39.84 39.298 46.467 46.711 46.63 43.7892

40 30.709 46.069 45.925 45.991 44.774 42.6936

50 45.519 46.835 47.333 46.661 46.269 46.5234

60 46.349 46.863 45.895 46.126 46.232 46.293

Jumlah Rata-Rata 44.61328

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario EIGRP – BGP

menggunakan paket UDP untuk mendapatkan nilai jitter. Pada

percobaan dengan varian waktu yang berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan

60 detik dan masing masing mendapatkan nilai rata-rata jitter sebesar

43.7672, 43.7892, 42.6936, 46.5234, dan 46.293ms. Jumlah rata-rata

nilai jitter tersebut sebesar 44.61328 ms. Hasil dari pengujian tersebut

digambarkan dalam grafik yang dapat dilihat di bawah ini :

Page 158: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

138

Grafik 5.12 Hasil Percobaan Jitter pada EIGRP – BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata jitter dari

setiap waktu yang berbeda. Nilai jitter terkecil ditunjukkan pada

percobaan 40 detik yang menghasilkan nilai rata-rata 42.6936ms.

Sedangkan nilai jitter tertinggi dihasilkan oleh waktu 50 detik dengan

nilai rata-rata 46.293ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah

44.61328ms. Hal ini menunjukkan bahwa nilai jitter terpengaruh seiring

dengan bertambahnya jumlah detik waktu. Selanjutnya adalah hasil

percobaan pada paket UDP dengan parameter packet loss yang dapat

dilihat dalam tabel berikut ini :

43.7672 43.7892

42.6936

46.5234 46.293

44.61328

40

41

42

43

44

45

46

47

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

Kb

ps

Waktu (detik)

Simulasi EIGRP - BGP

Rata rata

Page 159: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

139

Tabel 5.13 Hasil Percobaan Packet Loss pada EIGRP – BGP

Waktu (s) Percobaan Packet Loss (%)

Rata rata 1 2 3 4 5

20 0 0 0 0 0 0

30 0 0 0 0 0 0

40 0.16 0 0 0 0 0.032

50 0 0 0.12 0 0 0.024

60 0 0 0 0 0 0

Jumlah Rata-Rata 0.0112

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario EIGRP – BGP

menggunakan paket UDP untuk mendapatkan nilai packet loss. Pada

percobaan dengan varian waktu yang berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan

60 detik dan masing masing mendapatkan nilai rata-rata packet loss

sebesar 0, 0, 0.032, 0.024, dan 0 %. Jumlah rata-rata nilai packet loss

tersebut sebesar 0.0112 %. Hasil dari pengujian tersebut digambarkan

dalam grafik yang dapat dilihat di bawah ini :

Page 160: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

140

Grafik 5.13 Hasil Percobaan Packet Loss pada EIGRP – BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata packet loss

dari setiap waktu yang berbeda. Nilai packet loss terkecil ditunjukkan

pada percobaan 20, 30 dan 60 detik yang menghasilkan nilai rata-rata 0

%. Sedangkan nilai packet loss tertinggi dihasilkan oleh waktu 40 detik

dengan nilai rata-rata 0.032% dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah

0.0112 %. Hal ini menunjukkan bahwa nilai packet loss tidak terlalu

terpengaruh oleh pertambahan jumlah detik waktu. Selanjutnya untuk

hasil percobaan capture packet dapat dilihat tabel di bawah ini :

Tabel 5.14 Hasil Percobaan Network Convergence pada EIGRP –

BGP

Percobaan Konvergensi

1 2 3 4 5 Rata - rata

39.79 27.09 30.26 43.79 60.04 40.194

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 3

dengan memutuskan dan menyambungkan kembali jaringan interface

0 0

0.032

0.024

0

0.0112

0

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0.035

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

Per

sen

tase

Waktu (detik)

Simulasi EIGRP- BGP

Rata rata

Page 161: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

141

yang menuju router R2 dari router R3 untuk mendapatkan nilai

konvergensi dari routing protocol EIGRP. Dengan melakukan lima kali

pengukuran sehingga didapatkan lima nilai yaitu, 39.79, 27.09, 30.26,

43.79, dan 60.04 detik. Hasil rata-rata nilai konvergensi yang didapat

dari hasil percobaan pada skenario EIGRP adalah sebesar 40.194 detik.

Grafik hasil percobaan konvergensi loss pada skenario 3 dapat dilihat

pada grafik berikut ini:

Grafik 5.14 Hasil Percobaan Network Convergence pada EIGRP – BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata network

convergence dari setiap percobaan. Nilai network convergence terkecil

ditunjukkan pada percobaan kedua yang menghasilkan nilai 27.09 detik.

Sedangkan nilai network convergence tertinggi dihasilkan oleh

percobaan kelima dengan nilai rata-rata 60.04 detik dan nilai rata-rata

dari keseluruhan adalah 40.194 detik. Selanjutnya untuk melihat hasil

pengujian link failure dapat dilihat pada tabel berikut ini :

39.79

27.0930.26

43.79

60.04

40.194

0

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 5 Rata - rata

Percobaan Konvergensi

Wak

tu (

det

ik)

Simulasi EIGRP - BGP

Page 162: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

142

Tabel 5.15 Hasil Percobaan Link Failure pada EIGRP - BGP

Percobaan Link Failure

1 2 3 4 5 Rata-rata

141.2 142.1 120.7 107.8 118.4 126.04

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 3

dengan mematikan link interface yang menuju router R2 dari router R3

untuk mendapatkan nilai link failure dari routing protocol EIGRP –

BGP. Dengan melakukan lima kali pengukuran sehingga didapatkan

lima nilai yaitu, 141.2, 142.1, 120.7, 107.8, dan 118. 4 ms. Hasil rata-

rata nilai link failure yang didapat dari hasil percobaan pada skenario

EIGRP – BGP adalah sebesar 126.04 ms. Grafik hasil percobaan link

failure pada skenario 3 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 5.15 Hasil Percobaan Link Failure pada EIGRP - BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata link failure

dari setiap percobaan. Nilai link failure terkecil ditunjukkan pada

percobaan keempat yang menghasilkan nilai 107.8 ms. Sedangkan nilai

141.2 142.1

120.7107.8

118.4126.04

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 Rata-rata

Percobaan Link Failure

Simulasi EIGRP - BGP

Page 163: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

143

link failure tertinggi dihasilkan oleh percobaan kedua dengan nilai rata-

rata 142.1 ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah 126.04 ms.

5.3.4 Skenario Simulasi Empat RIPng – OSPFv3

Hasil percobaan pada paket TCP pada skenario simulasi empat

dengan routing protocol RIPng – OSPFv3 dapat dilihat dalam table

berikut ini :

Tabel 5.16 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – OSPFv3

Simulasi RIPng - OSPFv3

Windows Size

percobaan throughput

Rata rata 1 2 3 4 5

2 427 435 435 435 435 433.4

4 434 433 434 436 436 434.6

8 435 434 436 426 434 433

16 435 434 435 435 435 434.8

32 434 435 434 433 435 434.2

Jumlah Rata-Rata 434

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara RIPng dengan OSPFv3 menggunakan paket TCP untuk

mendapatkan nilai throughput. Pada percobaan dengan window size

2,4,8,16, dan 32 Kbytes masing masing mendapatkan nilai rata-rata

troughput sebesar 433.4, 434.6, 433, 434.8, dan 434.2 Kbits. Jumlah

rata-rata nilai throughput tersebut sebesar 434 Kbits. Hasil dari

pengujian tersebut digambarkan dalam grafik yang dapat dilihat di

bawah ini :

Page 164: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

144

Grafik 5.16 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – OSPFv3

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata throughput

dari setiap windows size. Nilai throughput terkecil ditunjukkan pada

percobaan windows size 8 Kbits yang menghasilkan nilai 433 Kbps.

Sedangkan nilai throughput tertinggi dihasilkan oleh windows size 16

Kbps dengan nilai rata-rata 434.8 dan nilai rata-rata dari keseluruhan

adalah 434 Kbps. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan jaringan

memberikan pengaruh seiring dengan bertambahnya jumlah windows

size. Selanjutnya adalah hasil percobaan pada paket UDP dengan

parameter jitter yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

433.4

434.6

433

434.8

434.2434

432

432.5

433

433.5

434

434.5

435

2 4 8 16 32 JumlahRata-Rata

Kb

ps

Windows Size

Simulasi RIPng - OSPFv3

Simulasi RIPng - OSPFv3 Rata rata

Page 165: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

145

Tabel 5.17 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – OSPFv3

Waktu (s)

Percobaan jitter (ms)

Rata rata 1 2 3 4 5

20 46.001 45.331 46.064 44.962 45.946 45.6608

30 46.014 47.004 46.076 46.149 46.713 46.3912

40 46.248 45.746 45.526 46.613 46.122 46.051

50 46.556 46.801 46.594 43.851 45.089 45.7782

60 46.326 46.813 46.495 45.566 46.648 46.3696

Jumlah Rata-Rata 46.05016

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara RIPng dengan OSPFv3 menggunakan paket UDP untuk

mendapatkan nilai jitter. Pada percobaan dengan varian waktu yang

berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan 60 detik dan masing masing

mendapatkan nilai rata-rata jitter sebesar 45.6608, 46.3912, 46.051,

45.7782, dan 46.3696ms. Jumlah rata-rata nilai jitter tersebut sebesar

46.05016 ms. Hasil dari pengujian tersebut digambarkan dalam grafik

yang dapat dilihat di bawah ini :

Grafik 5.17 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – OSPFv3

45.6608

46.3912

46.051

45.7782

46.3696

46.05016

45.245.445.645.8

4646.246.446.6

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

Kb

ps

Waktu (detik)

Simulasi RIPng - OSPFv3

Rata rata

Page 166: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

146

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata jitter dari

setiap waktu yang berbeda. Nilai jitter terkecil ditunjukkan pada

percobaan 20 detik yang menghasilkan nilai rata-rata 45.6608ms.

Sedangkan nilai jitter tertinggi dihasilkan oleh waktu 60 detik dengan

nilai rata-rata 46.3696ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah

46.05016ms. Hal ini menunjukkan bahwa nilai jitter terpengaruh seiring

dengan bertambahnya jumlah detik waktu. Selanjutnya adalah hasil

percobaan pada paket UDP dengan parameter packet loss yang dapat

dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 5.18 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – OSPFv3

Waktu (s)

Percobaan packet loss (%) Rata

rata 1 2 3 4 5

20 0 0 0 0 0 0

30 0 0 0 0 0 0

40 0 0 0 0 0 0

50 0 0 0 1 0 0.2

60 0 0 0 0 0 0

Jumlah Rata-Rata 0.04

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara RIPng dengan OSPFv3 menggunakan paket UDP untuk

mendapatkan nilai packet loss. Pada percobaan dengan varian waktu

yang berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan 60 detik dan masing masing

mendapatkan nilai rata-rata packet loss sebesar 0, 0, 0, 0.2, dan 0 %.

Jumlah rata-rata nilai packet loss tersebut sebesar 0.4 %. Hasil dari

pengujian tersebut digambarkan dalam grafik yang dapat dilihat di

bawah ini :

Page 167: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

147

Grafik 5.18 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – OSPFv3

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata packet loss

dari setiap waktu yang berbeda. Nilai packet loss terkecil ditunjukkan

pada percobaan 20, 30, 40 dan 60 detik yang menghasilkan nilai rata-

rata 0 %. Sedangkan nilai packet loss tertinggi dihasilkan oleh waktu 50

detik dengan nilai rata-rata 0.2 % dan nilai rata-rata dari keseluruhan

adalah 0.04 %. Hal ini menunjukkan bahwa nilai packet loss tidak

terlalu terpengaruh oleh pertambahan jumlah detik waktu. Selanjutnya

untuk hasil percobaan capture packet dapat dilihat tabel di bawah ini :

Tabel 5.19 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng –

OSPFv3

Percobaan Konvergensi

1 2 3 4 5 Rata - rata

25.71 24.72 30.52 32.47 25.6 27.804

0 0 0

0.2

0

0.04

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

Per

sen

tase

Waktu (detik)

Simulasi RIPng - OSPFv3

Rata rata

Page 168: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

148

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 5

dengan memutuskan dan menyambungkan kembali jaringan interface

yang menuju router R2 dari router R3 untuk mendapatkan nilai

konvergensi dari kombinasi routing protocol RIPng – OSPFv3. Dengan

melakukan lima kali pengukuran sehingga didapatkan lima nilai yaitu,

25.71, 24.72, 30.52, 32.47, dan 25.6 detik. Hasil rata-rata nilai

konvergensi yang didapat dari hasil percobaan pada skenario RIPng –

OSPFv3 adalah sebesar 27.804 detik. Grafik hasil percobaan

konvergensi loss pada skenario 5 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 5.19 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – OSPFv3

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata network

convergence dari setiap percobaan. Nilai network convergence terkecil

ditunjukkan pada percobaan kedua yang menghasilkan nilai 24.72 detik.

Sedangkan nilai network convergence tertinggi dihasilkan oleh

percobaan keempat dengan nilai rata-rata 32.47 detik dan nilai rata-rata

dari keseluruhan adalah 27.804 detik. Selanjutnya untuk melihat hasil

pengujian link failure dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

25.71 24.72

30.5232.47

25.627.804

0

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 5 Rata - rata

Percobaan Konvergensi

Wak

tu (

det

ik)

Simulasi RIPng - OSPFv3

Page 169: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

149

Tabel 5.20 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng - OSPFv3

Percobaan Link Failure

1 2 3 4 5 Rata-rata

162.3 163 140.5 148.4 146.3 152.1

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 4

dengan mematikan link interface yang menuju router R2 dari router R3

untuk mendapatkan nilai link failure dari routing protocol RIPng –

OSPFv3. Dengan melakukan lima kali pengukuran sehingga didapatkan

lima nilai yaitu, 162.3, 163, 140.5, 148.4, dan 146.3 ms. Hasil rata-rata

nilai link failure yang didapat dari hasil percobaan pada skenario RIPng

– OSPFv3 adalah sebesar 152.1 ms. Grafik hasil percobaan link failure

pada skenario 4 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 5.20 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng - OSPFv3

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata link failure

dari setiap percobaan. Nilai link failure terkecil ditunjukkan pada

percobaan ketiga yang menghasilkan nilai 140.5 ms. Sedangkan nilai

162.3 163

140.5

148.4146.3

152.1

125

130

135

140

145

150

155

160

165

1 2 3 4 5 Rata-rata

Percobaan Link Failure

Simulasi RIPng - OSPFv3

Page 170: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

150

link failure tertinggi dihasilkan oleh percobaan kedua dengan nilai rata-

rata 163 ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah 152.1 ms.

5.3.5 Skenario Simulasi Lima RIPng – EIGRP

Hasil percobaan pada paket TCP pada skenario simulasi lima

dengan routing protocol RIPng - EIGRP dapat dilihat dalam table

berikut ini :

Tabel 5.21 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – EIGRP

Simulasi RIPng - EIGRP

Windows

Size

percobaan throughput

Rata rata 1 2 3 4 5

2 404 414 417 415 417 413.4

4 416 413 419 416 419 416.6

8 413 417 417 393 413 410.6

16 416 416 417 417 416 416.4

32 416 415 430 433 433 425.4

Jumlah Rata-Rata 416.48

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara RIPng dengan EIGRP menggunakan paket TCP untuk

mendapatkan nilai throughput. Pada percobaan dengan window size

2,4,8,16, dan 32 Kbytes masing masing mendapatkan nilai rata-rata

troughput sebesar 413.4, 416.6, 410.6, 416.4, dan 425.4 Kbits. Jumlah

rata-rata nilai throughput tersebut sebesar 416.48 Kbits. Hasil dari

pengujian tersebut digambarkan dalam grafik yang dapat dilihat di

bawah ini :

Page 171: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

151

Grafik 5.21 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – EIGRP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata throughput

dari setiap windows size. Nilai throughput terkecil ditunjukkan pada

percobaan windows size 8 Kbits yang menghasilkan nilai 410.6 Kbps.

Sedangkan nilai throughput tertinggi dihasilkan oleh windows size 32

Kbps dengan nilai rata-rata 425.4 dan nilai rata-rata dari keseluruhan

adalah 416.48 Kbps. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan jaringan

memberikan pengaruh seiring dengan bertambahnya jumlah windows

size. Selanjutnya adalah hasil percobaan pada paket UDP dengan

parameter jitter yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

413.4416.6

410.6

416.4

425.4

416.48

400

405

410

415

420

425

430

2 4 8 16 32 JumlahRata-Rata

Kb

ps

Windows Size

Simulasi RIPng - EIGRP

Simulasi RIPng - EIGRP Rata rata

Page 172: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

152

Tabel 5.22 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – EIGRP

Waktu (s)

Percobaan jitter (ms)

Rata rata 1 2 3 4 5

20 46.031 45.067 46.185 46.12 46.402 45.961

30 46.066 46.293 45.977 46.116 45.777 46.0458

40 41.943 45.71 46.288 32.312 40.804 41.4114

50 42.471 39.645 40.597 40.572 40.512 40.7594

60 39.857 40.961 40.919 33.042 44.465 39.8488

Jumlah Rata-Rata 42.80528

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara RIPng dengan EIGRP menggunakan paket UDP untuk

mendapatkan nilai jitter. Pada percobaan dengan varian waktu yang

berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan 60 detik dan masing masing

mendapatkan nilai rata-rata jitter sebesar 45.961, 46.0458, 41.4114,

40.7594, dan 39.8488ms. Jumlah rata-rata nilai jitter tersebut sebesar

42.80528ms. Hasil dari pengujian tersebut digambarkan dalam grafik

yang dapat dilihat di bawah ini :

Grafik 5.22 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – EIGRP

45.961 46.0458

41.4114 40.759439.8488

42.80528

36

38

40

42

44

46

48

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

ms

Waktu (detik)

Simulasi RIPng - EIGRP

Rata rata

Page 173: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

153

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata jitter dari

setiap waktu yang berbeda. Nilai jitter terkecil ditunjukkan pada

percobaan 60 detik yang menghasilkan nilai rata-rata 39.8488ms.

Sedangkan nilai jitter tertinggi dihasilkan oleh waktu 30 detik dengan

nilai rata-rata 46.0458ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah

42.80528ms. Hal ini menunjukkan bahwa nilai jitter terpengaruh seiring

dengan bertambahnya jumlah detik waktu. Selanjutnya adalah hasil

percobaan pada paket UDP dengan parameter packet loss yang dapat

dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 5.23 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – EIGRP

Waktu (s)

Percobaan packet loss (%)

Rata rata 1 2 3 4 5

20 0 0 0 0 0 0

30 0 0 0 0 0.21 0.042

40 0.78 0 0 7.8 1.2 1.956

50 0.5 4 2 1.9 3 2.28

60 3.6 9.7 4 11 2.2 6.1

Jumlah Rata-Rata 2.0756

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara RIPng dengan EIGRP menggunakan paket UDP untuk

mendapatkan nilai packet loss. Pada percobaan dengan varian waktu

yang berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan 60 detik dan masing masing

mendapatkan nilai rata-rata packet loss sebesar 0, 0.042, 1.956, 2.28,

dan 6.1 %. Jumlah rata-rata nilai packet loss tersebut sebesar 2.0756 %.

Hasil dari pengujian tersebut digambarkan dalam grafik yang dapat

dilihat di bawah ini :

Page 174: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

154

Grafik 5.23 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – EIGRP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata packet loss

dari setiap waktu yang berbeda. Nilai packet loss terkecil ditunjukkan

pada percobaan 20, detik yang menghasilkan nilai rata-rata 0 %.

Sedangkan nilai packet loss tertinggi dihasilkan oleh waktu 60 detik

dengan nilai rata-rata 6.1 % dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah

2.0756 %. Hal ini menunjukkan bahwa nilai packet loss terpengaruh

oleh pertambahan jumlah detik waktu. Selanjutnya untuk hasil

percobaan capture packet dapat dilihat tabel di bawah ini :

Tabel 5.24 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng –

EIGRP

Percobaan Konvergensi

1 2 3 4 5 Rata - rata

20.05 22.55 24.52 23.05 26.05 23.244

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 6

dengan memutuskan dan menyambungkan kembali jaringan interface

0 0.042

1.9562.28

6.1

2.0756

0

1

2

3

4

5

6

7

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

Per

sen

tase

Waktu (detik)

Simulasi RIPng - EIGRP

Rata rata

Page 175: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

155

yang menuju router R2 dari router R3 untuk mendapatkan nilai

konvergensi dari kombinasi routing protocol RIPng – EIGRP. Dengan

melakukan lima kali pengukuran sehingga didapatkan lima nilai yaitu,

20.05, 22.55, 24.52, 23.05, dan 26.05 detik. Hasil rata-rata nilai

konvergensi yang didapat dari hasil percobaan pada skenario RIPng -

EIGRP adalah sebesar 23.244 detik. Grafik hasil percobaan konvergensi

loss pada skenario 5 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 5.24 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – EIGRP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata network

convergence dari setiap percobaan. Nilai network convergence terkecil

ditunjukkan pada percobaan pertama yang menghasilkan nilai 20.05

detik. Sedangkan nilai network convergence tertinggi dihasilkan oleh

percobaan kelima dengan nilai rata-rata 26.05 detik dan nilai rata-rata

dari keseluruhan adalah 23.224 detik. Selanjutnya untuk melihat hasil

pengujian link failure dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

20.05

22.5524.52

23.05

26.05

23.244

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 Rata - rata

Percobaan Konvergensi

Wak

tu (

det

ik)

SImulasi RIPng - EIGRP

Page 176: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

156

Tabel 5.25 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng – OSPFv3

Percobaan Link Failure

1 2 3 4 5 Rata-rata

163 146 120 162.3 131 144.46

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 3

dengan mematikan link interface yang menuju router R2 dari router R3

untuk mendapatkan nilai link failure dari routing protocol RIPng –

EIGRP. Dengan melakukan lima kali pengukuran sehingga didapatkan

lima nilai yaitu, 141.2, 142.1, 120.7, 107.8, dan 118. 4 ms. Hasil rata-

rata nilai link failure yang didapat dari hasil percobaan pada skenario

RIPng – EIGRP adalah sebesar 126.04 ms. Grafik hasil percobaan link

failure pada skenario 5 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 5.25 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng – OSPFv3

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata link failure

dari setiap percobaan. Nilai link failure terkecil ditunjukkan pada

percobaan ketiga yang menghasilkan nilai 120 ms. Sedangkan nilai link

163

146

120

162.3

131144.46

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 Rata-rata

Percobaan Link Failure

Simulasi RIPng - EIGRP

Page 177: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

157

failure tertinggi dihasilkan oleh percobaan keempat dengan nilai rata-

rata 162.3 ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah 144.46 ms.

5.3.6 Skenario Simulasi Enam OSPFv3 – EIGRP

Hasil percobaan pada paket TCP pada skenario simulasi enam

dengan routing protocol OSPFv3 – EIGRP dapat dilihat dalam table

berikut ini :

Tabel 5.26 Hasil Percobaan Throughput pada OSPFv3 – EIGRP

Simulasi OSPFv3 - EIGRP

Windows Size

percobaan throughput

Rata rata 1 2 3 4 5

2 419 414 403 414 405 411

4 405 406 389 405 399 400.8

8 413 412 397 405 398 405

16 404 406 409 410 413 408.4

32 392 410 416 420 421 411.8

Jumlah Rata-Rata 407.4

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara OSPFv3 dengan EIGRP menggunakan paket TCP untuk

mendapatkan nilai throughput. Pada percobaan dengan window size

2,4,8,16, dan 32 Kbytes masing masing mendapatkan nilai rata-rata

troughput sebesar 411, 400.8, 405, 408.4, dan 411.8 Kbits. Jumlah rata-

rata nilai throughput tersebut sebesar 407.4 Kbits. Hasil dari pengujian

tersebut digambarkan dalam grafik yang dapat dilihat di bawah ini :

Page 178: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

158

Grafik 5.26 Hasil Percobaan Throughput pada OSPFv3 – EIGRP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata throughput

dari setiap windows size. Nilai throughput terkecil ditunjukkan pada

percobaan windows size 4 Kbits yang menghasilkan nilai 400.8 Kbps.

Sedangkan nilai throughput tertinggi dihasilkan oleh windows size 32

Kbps dengan nilai rata-rata 411.8 dan nilai rata-rata dari keseluruhan

adalah 416.48 Kbps. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan jaringan

memberikan pengaruh seiring dengan bertambahnya jumlah windows

size. Selanjutnya adalah hasil percobaan pada paket UDP dengan

parameter jitter yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

411

400.8

405

408.4

411.8

407.4

394396398400402404406408410412414

2 4 8 16 32 JumlahRata-Rata

Kb

ps

Windows size

Simulasi OSPFv3 - EIGRP

Simulasi OSPFv3 - EIGRP Rata rata

Page 179: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

159

Tabel 5.27 Hasil Percobaan Jitter pada OSPFv3 – EIGRP

Waktu

(s)

Percobaan jitter (ms)

Rata rata 1 2 3 4 5

20 50.799 46.486 45.15 46.21 45.158 46.7606

30 47.251 46.087 45.699 46.426 45.5 46.1926

40 40.465 39.74 46.019 42.054 37.135 41.0826

50 40.714 41.728 37.649 37.906 39.171 39.4336

60 40.627 35.254 40.589 37.016 40.073 38.7118

Jumlah Rata-Rata 42.43624

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara OSPFv3 dengan EIGRP menggunakan paket UDP untuk

mendapatkan nilai jitter. Pada percobaan dengan varian waktu yang

berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan 60 detik dan masing masing

mendapatkan nilai rata-rata jitter sebesar 46.7606, 46.1926, 41.0826,

39.4336, dan 38.7118ms. Jumlah rata-rata nilai jitter tersebut sebesar

42.43624ms. Hasil dari pengujian tersebut digambarkan dalam grafik

yang dapat dilihat di bawah ini :

Page 180: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

160

Grafik 5.27 Hasil Percobaan Jitter pada OSPFv3 – EIGRP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata jitter dari

setiap waktu yang berbeda. Nilai jitter terkecil ditunjukkan pada

percobaan 60 detik yang menghasilkan nilai rata-rata 38.7118ms.

Sedangkan nilai jitter tertinggi dihasilkan oleh waktu 20 detik dengan

nilai rata-rata 46.7606ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah

42.43624ms. Hal ini menunjukkan bahwa nilai jitter terpengaruh seiring

dengan bertambahnya jumlah detik waktu. Selanjutnya adalah hasil

percobaan pada paket UDP dengan parameter packet loss yang dapat

dilihat dalam tabel berikut ini :

46.7606 46.192641.0826 39.4336 38.7118

42.43624

0

10

20

30

40

50

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

ms

Waktu (detik)

Simulasi OSPFv3 - EIGRP

Rata rata

Page 181: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

161

Tabel 5.28 Hasil Percobaan Packet Loss pada OSPFv3 – EIGRP

Waktu

(s)

Percobaan packet loss (%)

Rata rata 1 2 3 4 5

20 0 0 0 0 0 0

30 0 0 0 0 0 0

40 0.78 1.4 0 0.47 2.2 0.97

50 4.1 5.1 4 4 4.6 4.36

60 5.2 6.7 8 4.8 6.2 6.18

Jumlah Rata-Rata 2.302

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara OSPFv3 dengan EIGRP menggunakan paket UDP untuk

mendapatkan nilai packet loss. Pada percobaan dengan varian waktu

yang berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan 60 detik dan masing masing

mendapatkan nilai rata-rata packet loss sebesar 0, 0, 0.97, 4.36, dan 6.18

%. Jumlah rata-rata nilai packet loss tersebut sebesar 2.302 %. Hasil dari

pengujian tersebut digambarkan dalam grafik yang dapat dilihat di

bawah ini :

Page 182: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

162

Grafik 5.28 Hasil Percobaan Packet Loss pada OSPFv3 – EIGRP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata packet loss

dari setiap waktu yang berbeda. Nilai packet loss terkecil ditunjukkan

pada percobaan 20 dan 30 detik yang menghasilkan nilai rata-rata 0 %.

Sedangkan nilai packet loss tertinggi dihasilkan oleh waktu 60 detik

dengan nilai rata-rata 6.18 % dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah

2.302 %. Hal ini menunjukkan bahwa nilai packet loss terpengaruh oleh

pertambahan jumlah detik waktu. Selanjutnya untuk hasil percobaan

capture packet dapat dilihat tabel di bawah ini :

Tabel 5.29 Hasil Percobaan Network Convergence pada OSPFv3 –

EIGRP

Percobaan Konvergensi

1 2 3 4 5 Rata - rata

38.32 35.35 25.11 45.66 47.23 38.334

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 7

dengan memutuskan dan menyambungkan kembali jaringan interface

0 0

0.97

4.36

6.18

2.302

0

1

2

3

4

5

6

7

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

Per

sen

tase

Waktu (detik)

Simulasi OSPFv3 - EIGRP

Rata rata

Page 183: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

163

yang menuju router R2 dari router R3 untuk mendapatkan nilai

konvergensi dari kombinasi routing protocol OSPFv3 – EIGRP.

Dengan melakukan lima kali pengukuran sehingga didapatkan lima

nilai yaitu, 38.32, 35.35, 25.11, 45.66, dan 47.23 detik. Hasil rata-rata

nilai konvergensi yang didapat dari hasil percobaan pada skenario

OSPFv3 - EIGRP adalah sebesar 38.334 detik. Grafik hasil percobaan

konvergensi loss pada skenario 5 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 5.29 Hasil Percobaan Network Convergence pada OSPFv3 –

EIGRP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata network

convergence dari setiap percobaan. Nilai network convergence terkecil

ditunjukkan pada percobaan ketiga yang menghasilkan nilai 25.11

detik. Sedangkan nilai network convergence tertinggi dihasilkan oleh

percobaan kelima dengan nilai rata-rata 47.23 detik dan nilai rata-rata

dari keseluruhan adalah 38.334 detik. Selanjutnya untuk melihat hasil

pengujian link failure dapat dilihat pada tabel berikut ini :

38.3235.35

25.11

45.66 47.23

38.334

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

1 2 3 4 5 Rata - rata

Percobaan Konvergensi

Wak

tu (

det

ik)

Simulasi OSPFv3 - EIGRP

Page 184: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

164

Tabel 5.30 Hasil Percobaan Link Failure pada OSPFv3 - EIGRP

Percobaan Link Failure

1 2 3 4 5 Rata-rata

163.8 146 145.3 162.3 171.4 157.76

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 6

dengan mematikan link interface yang menuju router R2 dari router R3

untuk mendapatkan nilai link failure dari routing protocol OSPFv3 –

EIGRP. Dengan melakukan lima kali pengukuran sehingga didapatkan

lima nilai yaitu, 163.8, 146, 145.3, 162.3 dan 171.4 ms. Hasil rata-rata

nilai link failure yang didapat dari hasil percobaan pada skenario

OSPFv3 – EIGRP adalah sebesar 157.76 ms. Grafik hasil percobaan

link failure pada skenario 6 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 5.30 Hasil Percobaan Link Failure pada OSPFv3 - EIGRP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata link failure

dari setiap percobaan. Nilai link failure terkecil ditunjukkan pada

percobaan ketiga yang menghasilkan nilai 145.3 ms. Sedangkan nilai

163.8

146 145.3

162.3

171.4

157.76

130

135

140

145

150

155

160

165

170

175

1 2 3 4 5 Rata-rata

Percobaan Link Failure

Simulasi OSPFv3 - EIGRP

Page 185: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

165

link failure tertinggi dihasilkan oleh percobaan kelima dengan nilai rata-

rata 171.4 ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah 157.76 ms.

5.3.7 Skenario Simulasi Tujuh RIPng – OSPFv3 – EIGRP

Hasil percobaan pada paket TCP pada skenario simulasi tujuh

dengan routing protocol RIPng – OSPFv3 – EIGRP dapat dilihat dalam

table berikut ini :

Tabel 5.31 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – OSPFv3 –

EIGRP

Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP

Windows Size

percobaan throughput

Rata rata 1 2 3 4 5

2 413 414 415 418 414 414.8

4 418 416 415 417 416 416.4

8 417 414 415 412 417 415

16 417 413 411 416 419 415.2

32 416 418 414 418 419 417

Jumlah Rata-Rata 415.68

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara RIPng, OSPFv3 dan EIGRP menggunakan paket TCP untuk

mendapatkan nilai throughput. Pada percobaan dengan window size

2,4,8,16, dan 32 Kbytes masing masing mendapatkan nilai rata-rata

troughput sebesar 414.8, 416.4, 415, 415.2, dan 417 Kbits. Jumlah rata-

rata nilai throughput tersebut sebesar 415.68 Kbits. Hasil dari pengujian

tersebut digambarkan dalam grafik yang dapat dilihat di bawah ini :

Page 186: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

166

Grafik 5.31 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata throughput

dari setiap windows size. Nilai throughput terkecil ditunjukkan pada

percobaan windows size 2 Kbits yang menghasilkan nilai 414.8 Kbps.

Sedangkan nilai throughput tertinggi dihasilkan oleh windows size 32

Kbps dengan nilai rata-rata 417 dan nilai rata-rata dari keseluruhan

adalah 415.68 Kbps. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan jaringan

memberikan pengaruh seiring dengan bertambahnya jumlah windows

size. Selanjutnya adalah hasil percobaan pada paket UDP dengan

parameter jitter yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

414.8

416.4

415415.2

417

415.68

413.5

414

414.5

415

415.5

416

416.5

417

417.5

2 4 8 16 32 JumlahRata-Rata

Kb

ps

Windows size

Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP

Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP Rata rata

Page 187: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

167

Tabel 5.32 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP

Waktu (s)

Percobaan jitter (ms)

Rata rata 1 2 3 4 5

20 45.253 45.019 46.5 46.29 45.628 45.738

30 38.493 37.34 39.474 39.425 36.227 38.1918

40 38.613 38.234 34.572 41.207 39.207 38.3666

50 37.152 34.131 37.165 36.905 39.249 36.9204

60 38.845 39.528 37.76 39.299 39.732 39.0328

Jumlah Rata-Rata 39.64992

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara RIPng, OSPFv3 dan EIGRP menggunakan paket UDP untuk

mendapatkan nilai jitter. Pada percobaan dengan varian waktu yang

berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan 60 detik dan masing masing

mendapatkan nilai rata-rata jitter sebesar 45.738, 38.1918, 38.3666,

36.9204, dan 39.0328ms. Jumlah rata-rata nilai jitter tersebut sebesar

39.64992ms. Hasil dari pengujian tersebut digambarkan dalam grafik

yang dapat dilihat di bawah ini :

Page 188: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

168

Grafik 5.32 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata jitter dari

setiap waktu yang berbeda. Nilai jitter terkecil ditunjukkan pada

percobaan 50 detik yang menghasilkan nilai rata-rata 36.9204ms.

Sedangkan nilai jitter tertinggi dihasilkan oleh waktu 20 detik dengan

nilai rata-rata 45.738ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah

39.64992ms. Hal ini menunjukkan bahwa nilai jitter tidak terlalu

terpengaruh dengan bertambahnya jumlah detik waktu. Selanjutnya

adalah hasil percobaan pada paket UDP dengan parameter packet loss

yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

45.738

38.1918 38.3666 36.9204 39.0328 39.64992

0

10

20

30

40

50

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

ms

Waktu (detik)

Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP

Rata rata

Page 189: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

169

Tabel 5.33 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – OSPFv3 –

EIGRP

Waktu (s)

Percobaan packet loss (%)

Rata rata 1 2 3 4 5

20 0 0 0 0 0 0

30 2.5 6.5 2.3 2.9 3.1 3.46

40 5.6 7.6 5.3 7.7 5.5 6.34

50 8.1 9.1 8.1 8.4 9.1 8.56

60 9.6 11 10 11 9.6 10.24

Jumlah Rata-Rata 5.72

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara RIPng, OSPFv3 dan EIGRP menggunakan paket UDP untuk

mendapatkan nilai packet loss. Pada percobaan dengan varian waktu

yang berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan 60 detik dan masing masing

mendapatkan nilai rata-rata packet loss sebesar 0, 3.46, 6.34, 8.56, dan

10.24 %. Jumlah rata-rata nilai packet loss tersebut sebesar 5.72%. Hasil

dari pengujian tersebut digambarkan dalam grafik yang dapat dilihat di

bawah ini :

Page 190: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

170

Grafik 5.33 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata packet loss

dari setiap waktu yang berbeda. Nilai packet loss terkecil ditunjukkan

pada percobaan 20 dan detik yang menghasilkan nilai rata-rata 0 %.

Sedangkan nilai packet loss tertinggi dihasilkan oleh waktu 60 detik

dengan nilai rata-rata 10.24 % dan nilai rata-rata dari keseluruhan

adalah 5.72 %. Hal ini menunjukkan bahwa nilai packet loss sangat

terpengaruh oleh pertambahan jumlah detik waktu. Selanjutnya untuk

hasil percobaan capture packet dapat dilihat tabel di bawah ini :

Tabel 5.34 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng –

OSPFv3 – EIGRP

Percobaan Konvergensi

1 2 3 4 5 Rata - rata

18.32 13.5 14.85 16.07 12 14.948

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 8

dengan memutuskan dan menyambungkan kembali jaringan interface

0

3.46

6.34

8.56

10.24

5.72

0

2

4

6

8

10

12

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

Per

sen

tase

Waktu (detik)

Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP

Rata rata

Page 191: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

171

yang menuju router R2 dari router R3 untuk mendapatkan nilai

konvergensi dari kombinasi routing protocol RIPng – OSPFv3 –

EIGRP. Dengan melakukan lima kali pengukuran sehingga didapatkan

lima nilai yaitu, 18.32, 13.5, 14.85, 16.07, dan 12 detik. Hasil rata-rata

nilai konvergensi yang didapat dari hasil percobaan pada skenario

RIPng – OSPFv3 – EIGRP adalah sebesar 14.498 detik. Grafik hasil

percobaan konvergensi loss pada skenario 8 dapat dilihat pada grafik

berikut ini:

Grafik 5.34 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – OSPFv3 –

EIGRP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata network

convergence dari setiap percobaan. Nilai network convergence terkecil

ditunjukkan pada percobaan kelima yang menghasilkan nilai 12 detik.

Sedangkan nilai network convergence tertinggi dihasilkan oleh

percobaan pertama dengan nilai rata-rata 18.32 detik dan nilai rata-rata

dari keseluruhan adalah 14.498 detik. Selanjutnya untuk melihat hasil

pengujian link failure dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

18.32

13.514.85

16.07

12

14.948

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

1 2 3 4 5 Rata - rata

Percobaan Konvergensi

Wak

tu (

det

ik)

Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP

Page 192: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

172

Tabel 5.35 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP

Percobaan Link Failure

1 2 3 4 5 Rata-rata

165.2 117.1 133.8 143.2 120.4 135.94

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 7

dengan mematikan link interface yang menuju router R2 dari router R3

untuk mendapatkan nilai link failure dari routing protocol RIPng –

OSPFv3 – EIGRP. Dengan melakukan lima kali pengukuran sehingga

didapatkan lima nilai yaitu, 165.2, 117.1, 133.8, 143.2, dan 120.4 ms.

Hasil rata-rata nilai link failure yang didapat dari hasil percobaan pada

skenario RIPng – OSPFv3 – EIGRP adalah sebesar 135.94 ms. Grafik

hasil percobaan link failure pada skenario 7 dapat dilihat pada grafik

berikut ini:

Grafik 5.35 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng – OSPFv3 –

EIGRP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata link failure

dari setiap percobaan. Nilai link failure terkecil ditunjukkan pada

percobaan kedua yang menghasilkan nilai 117.1 ms. Sedangkan nilai

165.2

117.1

133.8143.2

120.4

135.94

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 Rata-rata

Percobaan Link Failure

Simulasi RIPng- OSPFv3 - EIGRP

Page 193: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

173

link failure tertinggi dihasilkan oleh percobaan pertama dengan nilai

rata-rata 165.2 ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah 135.94 ms.

5.3.8 Skenario Simulasi Delapan RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP

Hasil percobaan pada paket TCP pada skenario simulasi delapan

dengan routing protocol RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP dapat dilihat

dalam table berikut ini :

Tabel 5.36 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – OSPFv3 –

EIGRP – BGP

Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP

Windows

Size

percobaan throughput

Rata rata 1 2 3 4 5

2 409 417 416 418 419 415.8

4 415 417 418 417 418 417

8 419 416 417 416 416 416.8

16 415 420 416 417 417 417

32 417 418 417 417 418 417.4

Jumlah Rata-Rata 416.8

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara RIPng, OSPFv3, EIGRP dengan BGP menggunakan paket TCP

untuk mendapatkan nilai throughput. Pada percobaan dengan window

size 2,4,8,16, dan 32 Kbytes masing masing mendapatkan nilai rata-rata

troughput sebesar 414.8, 415.8, 417, 416.8, 417, 417 dan 417.4 Kbits.

Jumlah rata-rata nilai throughput tersebut sebesar 416.8 Kbits. Hasil

dari pengujian tersebut digambarkan dalam grafik yang dapat dilihat di

bawah ini :

Page 194: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

174

Grafik 5.36 Hasil Percobaan Throughput pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP –

BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata throughput

dari setiap windows size. Nilai throughput terkecil ditunjukkan pada

percobaan windows size 2 Kbits yang menghasilkan nilai 415.8 Kbps.

Sedangkan nilai throughput tertinggi dihasilkan oleh windows size 32

Kbps dengan nilai rata-rata 417.4 dan nilai rata-rata dari keseluruhan

adalah 416.8 Kbps. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan jaringan

memberikan pengaruh seiring dengan bertambahnya jumlah windows

size. Selanjutnya adalah hasil percobaan pada paket UDP dengan

parameter jitter yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

415.8

417416.8

417

417.4

416.8

415

415.5

416

416.5

417

417.5

418

2 4 8 16 32 JumlahRata-Rata

Kb

ps

Windows Size

Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP

Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP Rata rata

Page 195: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

175

Tabel 5.37 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP

Waktu (s)

Percobaan jitter (ms)

Rata rata 1 2 3 4 5

20 40.832 35.81 34.281 42.8383 38.467 38.44566

30 36.659 30.15 33.195 30.281 32.157 32.4884

40 40.115 32.544 35.048 35.556 33.217 35.296

50 29.067 35.08 29.92 31.91 32.19 31.6334

60 34.455 32.949 27.889 30.307 33.651 31.8502

Jumlah Rata-Rata 33.94273

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara RIPng, OSPFv3, EIGRP dengan BGP menggunakan paket UDP

untuk mendapatkan nilai jitter. Pada percobaan dengan varian waktu

yang berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan 60 detik dan masing masing

mendapatkan nilai rata-rata jitter sebesar 38.44566, 32.4884, 35.296,

31.6334, dan 31.8502ms. Jumlah rata-rata nilai jitter tersebut sebesar

33.94273ms. Hasil dari pengujian tersebut digambarkan dalam grafik

yang dapat dilihat di bawah ini :

Page 196: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

176

Grafik 5.37 Hasil Percobaan Jitter pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata jitter dari

setiap waktu yang berbeda. Nilai jitter terkecil ditunjukkan pada

percobaan 50 detik yang menghasilkan nilai rata-rata 31.6334.

Sedangkan nilai jitter tertinggi dihasilkan oleh waktu 20 detik dengan

nilai rata-rata 38.44566ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah

33.942732ms. Hal ini menunjukkan bahwa nilai jitter terpengaruh

dengan bertambahnya jumlah detik waktu. Selanjutnya adalah hasil

percobaan pada paket UDP dengan parameter packet loss yang dapat

dilihat dalam tabel berikut ini :

38.4456632.4884 35.296

31.6334 31.8502 33.942732

0

10

20

30

40

50

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

ms

Waktu (detik)

Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP

Rata rata

Page 197: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

177

Tabel 5.38 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP –

BGP

Waktu (s)

Percobaan packet loss (%)

Rata rata 1 2 3 4 5

20 2.5 2.8 2.2 0.31 1.2 1.802

30 8.5 7.7 9 8.5 9.1 8.56

40 12 13 12 12 11 12

50 15 14 15 16 15 15

60 16 16 14 15 15 15.2

Jumlah Rata-Rata 10.5124

Tabel di atas menunjukan hasil simulasi skenario penggabungan

antara RIPng, OSPFv3, EIGRP dengan BGP menggunakan paket UDP

untuk mendapatkan nilai packet loss. Pada percobaan dengan varian

waktu yang berbeda yaitu, 20,30,40,50, dan 60 detik dan masing masing

mendapatkan nilai rata-rata packet loss sebesar 1.802, 8.56, 12, 15, dan

15.2 %. Jumlah rata-rata nilai packet loss tersebut sebesar 510.5124 %.

Hasil dari pengujian tersebut digambarkan dalam grafik yang dapat

dilihat di bawah ini :

Page 198: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

178

Grafik 5.38 Hasil Percobaan Packet Loss pada RIPng – OSPFv3 –

EIGRP – BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata packet loss

dari setiap waktu yang berbeda. Nilai packet loss terkecil ditunjukkan

pada percobaan 20 dan detik yang menghasilkan nilai rata-rata 1.802 %.

Sedangkan nilai packet loss tertinggi dihasilkan oleh waktu 60 detik

dengan nilai rata-rata 15.2 % dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah

10.5124 %. Hal ini menunjukkan bahwa nilai packet loss sangat

terpengaruh oleh pertambahan jumlah detik waktu. Selanjutnya untuk

hasil percobaan capture packet dapat dilihat tabel di bawah ini :

Tabel 5.39 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – OSPFv3 –

EIGRP – BGP

Percobaan Konvergensi

1 2 3 4 5 Rata - rata

17.77 25.64 18.69 23.17 30.77 23.208

1.802

8.56

12

15 15.2

10.5124

0

2

4

6

8

10

12

14

16

20 30 40 50 60 JumlahRata-Rata

Per

sen

tase

Waktu (detik)

Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP

Rata rata

Page 199: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

179

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 8

dengan memutuskan dan menyambungkan kembali jaringan interface

yang menuju router R2 dari router R3 untuk mendapatkan nilai

konvergensi dari kombinasi routing protocol RIPng – OSPFv3 –

EIGRP dengan BGP. Dengan melakukan lima kali pengukuran

sehingga didapatkan lima nilai yaitu, 17.77, 25.64, 18.69, 23.17, dan

30.77 detik. Hasil rata-rata nilai konvergensi yang didapat dari hasil

percobaan pada skenario RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP adalah

sebesar 23.208 detik. Grafik hasil percobaan konvergensi loss pada

skenario 9 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 5.39 Hasil Percobaan Network Convergence pada RIPng – OSPFv3 –

EIGRP – BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata network

convergence dari setiap percobaan. Nilai network convergence terkecil

ditunjukkan pada percobaan pertama yang menghasilkan nilai 17.77

detik. Sedangkan nilai network convergence tertinggi dihasilkan oleh

percobaan kelima dengan nilai rata-rata 30.77 detik dan nilai rata-rata

17.77

25.64

18.69

23.17

30.77

23.208

0

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 5 Rata - rata

Percobaan Konvergensi

Wak

tu (

det

ik)

Simulasi RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP

Page 200: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

180

dari keseluruhan adalah 23.208 detik. Selanjutnya untuk melihat hasil

pengujian link failure dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.40 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP –

BGP

Percobaan Link Failure

1 2 3 4 5 Rata-rata

165.7 166.3 165.2 166.4 165.7 165.86

Dari tabel di atas ditampilkan hasil simulasi dari skenario 8

dengan mematikan link interface yang menuju router R2 dari router R3

untuk mendapatkan nilai link failure dari routing protocol RIPng –

OSPFv3 – EIGRP – BGP. Dengan melakukan lima kali pengukuran

sehingga didapatkan lima nilai yaitu, 165.7, 166.3, 165.2, 166.4, dan

165.7 ms. Hasil rata-rata nilai link failure yang didapat dari hasil

percobaan pada skenario RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP adalah

sebesar 165.86 ms. Grafik hasil percobaan link failure pada skenario 8

dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Page 201: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

181

Grafik 5.40 Hasil Percobaan Link Failure pada RIPng – OSPFv3 – EIGRP –

BGP

Grafik di atas menunjukkan perubahan nilai rata-rata link failure

dari setiap percobaan. Nilai link failure terkecil ditunjukkan pada

percobaan ketiga yang menghasilkan nilai 165.2 ms. Sedangkan nilai

link failure tertinggi dihasilkan oleh percobaan keempat dengan nilai

rata-rata 166.4 ms dan nilai rata-rata dari keseluruhan adalah 165.86 ms.

5.3.9 Evaluation

Dari hasil yang didapatkan dari setiap skenario terdapat nilai

rata-rata dari parameter throughput, jitter, packet loss, network

convergence, dan link failure. Setelah itu, data tersebut dibandingkan

satu sama lain untuk mengetahui nilai terbaik dan keunggulan yang

dihasilkan oleh semua skenario dari tiap-tiap parameter yang sudah

ditentukan. Hasil keseluruhan simulasi akan digambarkan dalam bentuk

tabel dan grafik. Untuk melihat hasil rata-rata dari semua skenario yang

telah dirancang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

165.7

166.3

165.2

166.4

165.7165.86

164.6

164.8

165

165.2

165.4

165.6

165.8

166

166.2

166.4

166.6

1 2 3 4 5 Rata-rata

Percobaan Link Failure

Simulasi RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP

Page 202: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

182

Tabel 5.41 Hasil Rata-Rata Keseluruhan Simulasi

Routing Protocol

Throughput

(Kbps)

Jitter

(ms)

Packet

Loss

(%)

Network

Convergence

(detik)

Link

Failure

(ms)

RIPng 434.96 44.19746 0.3624 31.166 163.48

OSPFv3 431.6 37.6444 0.2704 34.046 136.38

EIGRP 437 44.6133 0.0112 40.194 126.04

RIPng - OSPFv3 434 46.05016 0.04 27.804 152.1

RIPng - EIGRP 416.48 42.80528 2.0756 23.224 144.46

OSPFv3 - EIGRP 407.4 42.43624 2.302 38.334 157.76

RIPng - OSPFv3 -

EIGRP 415.68 36.64992 5.72 14.948 135.94

RIPng - OSPFv3 -

EIGRP - BGP 416.8 33.94273 10.5124 23.208 165.86

Setiap routing protocol yang disimulasikan memiliki hasil yang

berbeda beda dan setiap routing protocol memiliki keunggulannya

sendiri dalam beberapa parameter. Seperti yang dapat dilihat pada tabel

di atas simulasi RIPng – BGP memiliki nilai throughput sebesar 434.96

Kbps, jitter 44.19746 ms, jumlah packet loss 0.3624 %, network

convergence 31.166 detik dan nilai link failure sebesar 163.48 ms. Pada

simulasi OSPFv3 – BGP menghasilkan nilai throughput sebesar 431.6

Kbps, jitter 37.6444 ms, jumlah packet loss 0.2704 %, network

convergence sebesar 34.046 detik dan nilai link failure sebesar 136.38

ms. Di simulasi EIGRP - BGP menghasilkan nilai troughput 437 Kbps,

jitter 44.6133, jumlah packet loss 0.0112 %, network convergence

sebesar 40.194 detik, dan nilai link failure sebesar 126.04 ms. Di dalam

simulasi gabungan RIPng dengan OSPFv3 terdapat nilai rata-rata

throughput 434 Kbps, jitter 46.05016 ms, jumlah packet loss 0.04 %,

nilai network convergence sebesar 27.804 detik, dan nilai link failure

sebesar 152.1 ms. Kombinasi simulasi selanjutnya adalah antara RIPng

dengan EIGRP yang menghasilkan nilai throughput 416.48 Kbps, jitter

42.80528 ms, packet loss 2.0756 % nilai network convergence sebesar

Page 203: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

183

23.224 detik, dan nilai link failure sebesar 144.46 ms. Routing protocol

OSPFv3 dengan EIGRP menghasilkan nilai throughput 407.4 Kbps,

jitter 42.43624 ms, packet loss 2.302 % nilai network convergence

38.334 detik, dan nilai link failure sebesar 157.76 ms. Kombinasi

routing protocol RIPng, OSPFv3 dan EIGRP menghasilkan nilai

throughput 415.68 Kbps, jitter 36.64992 ms, packet loss 5.72 dan nilai

network convergence sebesar 14.948 detik dan nilai link failure sebesar

135.94 ms. Dalam simulasi terakhir yang merupakan penggabungan

antara IGP dengan BGP menggunakan routing protocol RIPng,

OSPFv3, EIGRP, dan BGP menghasilkan nilai throughput 416.8 Kbps,

jitter 33.94273 ms, packet loss 10.5124 %, nilai network convergence

23.208 detik, dan nilai link failure sebesar 165.86 ms. Untuk melihat

perbandingan parameter yang diuji dalam routing protocol maka dapat

digambarkan menggunakan grafik, berikut adalah contoh grafik dari

parameter throughput :

Grafik 5.41 Hasil Rata-Rata Throughput Keseluruhan Simulasi

434.96

431.6

437

434

416.48

407.4

415.68

416.8

390 400 410 420 430 440

RIPng - BGP

OSPFv3 - BGP

EIGRP - BGP

RIPng - OSPFv3

RIPng - EIGRP

OSPFv3 - EIGRP

RIPng - OSPFv3 - EIGRP

RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP

Throughput (Kbps)

Page 204: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

184

Grafik di atas menggambarkan nilai rata-rata throughput dari semua

simulasi yang dirancang. Tingginya nilai throughput yang dihasilkan

terpengaruh dari ukuran windows size yang digunakan, semakin besar

nilai throughput yang digunakan maka semakin cepat proses

pengiriman data dan akan semakin bagus. Nilai rata-rata throughput

tertinggi dihasilkan routing protocol EIGRP dengan nilai sebesar

435.38 Kbps. Hal ini dapat terjadi karena EIGRP menggunakan

teknologi Reliable Transport Protocol (RTP) Oleh karena itu, proses

pengiriman paket dapat semakin cepat dan lancar. Semakin besar nilai

throughput maka semakin cepat proses pengiriman paket. Selanjutnya

adalah grafik nilai rata-rata jitter untuk masing masing skenario dapat

dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 5.42 Hasil Rata-Rata Jitter Keseluruhan Simulasi

Grafik di atas menggambarkan nilai rata-rata jitter dari semua simulasi

yang dirancang. Suatu jaringan dapat dikategorikan baik apabila

memiliki nilai jitter yang kecil. Semakin kecil jumlah jitter yang

44.19746

37.6444

44.6133

46.05016

42.80528

42.43624

36.64992

33.94273

0 10 20 30 40 50

RIPng - BGP

OSPFv - BGP3

EIGRP - BGP

RIPng - OSPFv3

RIPng - EIGRP

OSPFv3 - EIGRP

RIPng - OSPFv3 - EIGRP

RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP

Jitter (ms)

Page 205: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

185

dihasilkan maka akan memperlancar proses pengiriman paket. Nilai

rata-rata jitter terbaik dihasilkan oleh simulasi skenario 8 dengan

kombinasi routing protocol RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP dengan

nilai sebesar 33.94372 ms. Diikuti oleh routing protocol OSPFv3

dengan nilai jitter sebesar 37.6444 ms. Hal ini terjadi dikarenakan OSPF

dapat memilih jalur terbaik dengan parameter cost dan membutuhkan

resource dan bandwidth yang besar sehingga dapat memperlancar

proses pengiriman paket apabila memiliki resource dan bandwidth yang

besar. Semakin kecil nilai jitter maka akan memperlancar proses

pengiriman data. Selanjutnya adalah grafik nilai rata-rata packet loss

untuk masing masing skenario dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 5.43 Hasil Rata-Rata Packet Loss Keseluruhan Simulasi

Grafik di atas menggambarkan nilai rata-rata packet loss dari semua

simulasi yang dirancang. Suatu jaringan dapat dikategorikan baik

apabila memiliki nilai packet loss yang kecil. Semakin kecil jumlah

packet loss yang dihasilkan maka semakin kecil data yang hilang dalam

pengiriman sehingga dapat memperlancar proses pengiriman paket..

0.3624

0.2704

0.0112

0.04

2.0756

2.302

5.72

10.5124

0 2 4 6 8 10 12

RIPng - BGP

OSPFv3 - BGP

EIGRP - BGP

RIPng - OSPFv3

RIPng - EIGRP

OSPFv3 - EIGRP

RIPng - OSPFv3 - EIGRP

RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP

Packet Loss (%)

Page 206: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

186

Nilai rata-rata packet loss terbaik dihasilkan oleh simulasi skenario 3

dimana routing protocol EIGRP menghasilkan nilai sebesar 0.0112 %

hal ini terjadi karena EIGRP memiliki teknologi Diffusing Update

Algorithm (DUAL) yang memiliki kemampuan untuk dapat langsung

menentukan jalur alternatif apabila terjadi kerusakan pada jalur terbaik.

Jika semakin kecil persentase packet loss yang dihasilkan maka akan

semakin kecil pula kemungkinan data yang hilang. Selanjutnya adalah

grafik nilai rata-rata network convergence untuk masing masing

skenario dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 5.44 Hasil Rata-Rata Network Convergence Keseluruhan Simulasi

Grafik di atas menggambarkan nilai rata-rata network convergence dari

semua simulasi yang dirancang. Suatu jaringan dapat dikategorikan

baik apabila memiliki nilai network convergence yang kecil. Semakin

kecil jumlah network convergence yang dihasilkan maka akan semakin

cepat routing protocol tersebut mencapai konsistensi jaringan dan

melakukan update routing table. Nilai rata-rata network convergence

terbaik dihasilkan oleh kombinasi routing protocol RIPng – OSPFv3 –

31.166

34.046

40.194

27.804

23.224

38.334

14.948

23.208

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

RIPng - BGP

OSPFv3 - BGP

EIGRP - BGP

RIPng - OSPFv3

RIPng - EIGRP

OSPFv3 - EIGRP

RIPng - OSPFv3 - EIGRP

RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP

Network Convergence (detik)

Page 207: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

187

EIGRP dengan nilai sebesar 14.948 detik. Hal ini disebabkan karena

RIP memiliki fitur triggered update yang mampu meminimalisir

routing loop dan OSPF termasuk ke dalam Algoritma routing Link State

yang memiliki karakteristik link state refresh yang mampu melakukan

update secara periodik pada interval tertentu dan bersifat reliable.

Sedangkan untuk EIGRP yang mendukung fitur fast convergence dan

partial updates sehingga dapat melakukan update routing table dengan

cepat. Apabila nilai network convergence semakin kecil maka semakin

cepat suatu jaringan mencapai tingkat konsistensinya dan juga semakin

cepat melakukan update routing table.

Grafik 5.45 Hasil Rata-Rata Link Failure Keseluruhan Simulasi

Grafik di atas menggambarkan nilai pengujian link failure dari semua

simulasi yang dirancang. Tingginya nilai link failure yang dihasilkan

terpengaruh dari routing protocol yang digunakan, semakin rendah nilai

link failure yang dihasilkan maka semakin cepat proses pengiriman data

163.48

136.38

126.04

152.1

144.46

157.76

135.94

165.86

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

RIPng - BGP

OSPFv3 - BGP

EIGRP - BGP

RIPng - OSPFv3

RIPng - EIGRP

OSPFv3 - EIGRP

RIPng - OSPFv3 - EIGRP

RIPng - OSPFv3 - EIGRP - BGP

Link Failure (ms)

Page 208: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

188

untuk sampai kepada tujuan. Nilai link failure terbaik dihasilkan oleh

routing protocol EIGRP – BGP dengan nilai sebesar 126.04 ms.

Page 209: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

189

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis dan berdasarkan

output yang sudah ditulis pada Bab V maka dapat diambil beberapa

kesimpulan, diantaranya adalah :

Nilai rata-rata throughput tertinggi dihasilkan routing protocol EIGRP

– BGP dengan nilai sebesar 435.38 Kbps. Untuk parameter jitter, nilai

rata rata terbaik dihasilkan oleh kombinasi routing protocol RIPng –

OSPFv3 EIGRP – BGP dengan nilai sebesar 33.94372 ms. Pada

parameter packet loss, nilai terbaik dihasilkan oleh routing protocol

EIGRP – BGP dengan nilai sebesar 0.0112 %. Untuk parameter network

convergence nilai terbaik dihasilkan oleh kombinasi routing protocol

RIPng – OSPFv3 – EIGRP dengan nilai sebesar 14.948 detik.

Sedangkan nilai link failure terbaik dihasil oleh kombinasi routing

protocol EIGRP – BGP dengan nilai sebesar 126.04 ms.

Setiap routing protocol memiliki keunggulannya masing masing pada

parameter yang penulis gunakan. Untuk routing protocol RIPng

memiliki keunggulan pada packet loss sehingga kemungkinan data yang

hilang akan semakin kecil. Sedangkan pada routing protocol OSPFv3

memiliki keunggulan pada nilai jitter dikarenakan OSPFv3 termasuk

kategori protocol Link State dimana ia dapat merespon dengan cepat

terhadap perubahan network sehingga dapat mengurangi delay. Pada

routing protocol EIGRP terdapat keunggulan dengan nilai packet loss

terendah hal ini disebabkan karena EIGRP menggunakan algoritma

DUAL (Diffusing Update Algorithm) sehingga membuatnya dapat

memilih path loop-free dengan cepat dan meminimalisir packet loss.

Page 210: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

190

Ketika Interior Gateway Protocol digabungkan (RIPng – OSPFv3 –

EIGRP) dapat menghasilkan nilai network convergence terbaik

dikarenakan di dalam routing protocol RIPng menggunakan metode

triggered update sehingga membuat router tahu kapan harus kembali

memberikan informasi routing. Kombinasi antara IGP dengan EGP

ternyata memiliki keunggulan pada nilai jitter dikarenakan OSPFv3

dapat merespon dengan cepat terhadap perubahan, namun di dalam

kombinasi routing protocol ini terdapat kelemahan dalam packet loss

sehingga kemungkinan kehilangan data sangat besar.

Dari pemaparan evaluasi kinerja di atas routing protocol EIGRP

berperan penting terhadap kinerja dari masing masing penggabungan

routing protocol yang menggunakan EIGRP karena memiliki fitur fast

convergence dan Diffusing Update Algorithm (DUAL) yang mampu

mengatasi permasalahan routing loop pada RIP dan IGRP sehingga

memungkinkan router menemukan path alternatif tanpa harus

menunggu update dari router lain.

Setelah dilakukan evaluasi terhadap gabungan dari beberapa routing

protocol, sesuai dengan rumusan masalah yang telah penulis buat

tentang bagaimana perbandingan kinerja antar routing protocol RIPng,

OSPFv3, EIGRP yang digabungkan dengan BGP maka dapat diambil

kesimpulan bahwa kombinasi dari keempat routing protocol tersebut

hanya unggul pada satu parameter saja yaitu pada nilai jitter.

6.2 Saran

Untuk menyempurnakan penelitian ini maka penulis memberikan saran

untuk mengembangkan penelitian ini, berikut saran yang diberikan :

Pada simulasi selanjutnya diharapkan dapat menggunakan jenis router

yang berbeda selain router cisco Ios C3725.

Page 211: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

191

Pada penelitian selanjutnya, untuk mendapatkan hasil yang berbeda

maka diharapkan menggunakan routing protocol IS-IS yang termasuk

dalam Interior Gateway Protocol.

Untuk meningkatkan akurasi dari hasil penelitian diharapkan

menggunakan topologi yang lebih kompleks dan dilakukan pada router

dan komputer secara fisik.

Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan analisa

keamanan dalam penggunaan routing redistribution.

Page 212: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

192

DAFTAR PUSTAKA Academy, C. N. (2014). Routing Protocols Companion Guide. Indianapolis: Cisco Press.

Ali, A. B., & Tabassum, M. (2016). A Comparative Study of IGP and EGP Routing Protocols,

Performance Evaluation along Load Balancing and redundancy across Different

AS. Proceedings of the International MultiConference of Engineers and Computer

Scientists 2016 Vol II. Hong Kong: IMECS.

Arikunto, S., Safrudin, C., & Jabar, A. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Bahl, V. (2012). Performance Issues and Evaluation considerations of web traffic for RIP &

OSPF Dynamic Routing Protocols for Hybrid Networks Using OPNET. International

Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering (pp.

1-9). New Delhi, India: IJARCSSE.

Dash, P. (2013). Getting Started with Oracle VM VirtualBox. Birmingham: Packt Publishing.

Davies, J. (2012). Understanding IPv6 : Your Essential Guide to IPv6 on Windows Networks,

3rd ed. California: Microsoft Corporation.

Fiade, A. (2013). Simulasi Jaringan (1st ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gredler, & Goralski. (2005). The Complete IS-IS Routing Protocol. Springer.

Heriyanto, F. (2010). Perbandingan Internet Protocol Versi 4 dan Versi 6. Palembang:

Universitar Sriwijaya.

Iman, F., Masruroh, S. U., & Fiade, A. (2016). Performance Evaluation of Routing Protocols

RIPv2, OSPF, EIGRP, with BGP. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jusak. (2013). Teknologi Komunikasi Data Modern. Yogyakarta: ANDI.

Kurose, J., & Ross, K. (2013). Computer Networking A Top-Down Approach Pearson.

Computer Networking A Top-Down Approach Pearson.

Masruroh, S. U., Hakiem, N., & Robby, F. (2016). Performance evaluation of routing

protocols RIPng, OSPFv3, and EIGRP in an IPv6 network. International Conference

on Informatics and Computing (ICIC). Mataram, Indonesia.: IEEEE.

Narula, R. &. (2014). PERFORMANCE EVALUATION OF RIP AND OSPF IN IPV6 USING OPNET

14.5 SIMULATOR. International Journal of Technical Research and Applications e-

ISSN (pp. 37-41). Faridkot, India: IJTRA.

Neumann, J. (2015). The Book of GNS3, Build Virtual Network Labs Using Cisco, Juniper,

and more. San Fransisco: No Starch Press.

Oscar, & Gin-Gin. (2012). Router: Teknologi, Konsep, Konfigurasi dan Troubleshooting.

Indonesia: Indonesia Informatika.

Page 213: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

193

Pratama, I. P. (2015). Handbook Jaringan Komputer Teori dan Praktik Berbasiskan Open

Source. Bandung: INFORMATIKA.

Saputro, J. (2010). Praktikum CCNA di Komputer Sendiri menggunakan GNS3. Media Kita.

Setiawan, A. (2015). CCNA (Cisco Certified Network Associate). Bandung: Nixtrain.

Sirika, S. (2016). International Journal of Engineering Trends and Technology (IJETT) –

Volume 32 Number 7- February 2016. Performance Evaluation of Dynamic

Routing Protocols for Real Time Application.

Sofana, I. (2011). Teori & Modul Praktikum Jaringan Komputer. Bandung: Modula.

Sofana, I. (2012). CISCO CCNA DAN JARINGAN KOMPUTER (1st ed.). Bandung:

INFORMATIKA.

Sofana, I. (2013). Membangun Jaringan Komputer (1st ed). Bandung: INFORMATIKA.

Sofana, I. (2013). Membangun Jaringan Komputer (1st ed.). Bandung: INFORMATIKA.

Sofana, I. (2017). Cisco CCNA - CCNP ROUTING DAN SWITCHING. Bandung: INFORMATIKA.

Sugeng, W. (2010). Jaringan Komputer dengan TCP/IP. Bandung: INFORMATIKA.

Syafrizal, M. (2009). Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta: Andi Yogya.

Tarique, M., Islam, M. S., & Riaz, M. (2012). Performance Analysis of the Routing Protocols

for Video Streaming Over Mobile Ad Hoc. International Journal of Computer

Networks & Communications (IJCNC) Vol.4, No.3 (pp. 133-150). Bangladesh:

IJCNC.

Towidjodjo, R. (2016). Mikrotik Kung Fu Kitab 3. Bandung: Jasakom.

Xu, D., & Trajkovi, L. (2013). Performance Analysis of RIP , EIGRP , and OSPF using OPNET.

Page 214: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

194

LAMPIRAN

Page 215: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

195

Lampiran 1 : Konfigurasi

Konfigurasi RIPng R1

version 12.4

service timestamps debug datetime msec

service timestamps log datetime msec

no service password-encryption

!

hostname R1

!

boot-start-marker

boot-end-marker

!

no aaa new-model

memory-size iomem 5

no ip icmp rate-limit unreachable

ip cef

!

no ip domain lookup

ipv6 unicast-routing

!

multilink bundle-name authenticated

!

archive

log config

hidekeys

!

ip tcp synwait-time 5

!

interface FastEthernet0/0

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

Page 216: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

196

!

interface Serial0/0

bandwidth 2048

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A001::1/64

ipv6 rip ripng enable

clock rate 2000000

!

interface FastEthernet0/1

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/1

bandwidth 1024

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A003::2/64

ipv6 rip ripng enable

clock rate 2000000

!

interface Serial0/2

no ip address

shutdown

clock rate 2000000

!

interface Serial0/3

no ip address

shutdown

clock rate 2000000

!

ip forward-protocol nd

!

Page 217: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

197

no ip http server

no ip http secure-server

!

no cdp log mismatch duplex

ipv6 router rip ripng

!

control-plane

!

line con 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line aux 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line vty 0 4

login

!

End

Konfigurasi OSPFv3 R2

version 12.4

service timestamps debug datetime msec

service timestamps log datetime msec

no service password-encryption

!

hostname R2

!

boot-start-marker

boot-end-marker

!

no aaa new-model

memory-size iomem 5

Page 218: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

198

no ip icmp rate-limit unreachable

ip cef

!

no ip domain lookup

ipv6 unicast-routing

!

multilink bundle-name authenticated

!

archive

log config

hidekeys

!

ip tcp synwait-time 5

!

interface FastEthernet0/0

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/0

bandwidth 2048

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A001::2/64

ipv6 ospf 1 area 0

clock rate 2000000

!

interface FastEthernet0/1

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

Page 219: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

199

interface Serial0/1

bandwidth 2048

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A002::1/64

ipv6 ospf 1 area 0

clock rate 2000000

!

interface Serial0/2

bandwidth 1024

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A004::1/64

ipv6 ospf 1 area 0

clock rate 2000000

!

interface Serial0/3

bandwidth 2048

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A006::2/64

ipv6 ospf 1 area 0

clock rate 2000000

!

ip forward-protocol nd

!

no ip http server

no ip http secure-server

!

no cdp log mismatch duplex

ipv6 router ospf 1

router-id 2.2.2.2

log-adjacency-changes

!

control-plane

!

Page 220: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

200

line con 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line aux 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line vty 0 4

login

!

End

Konfigurasi EIGRP R3

version 12.4

service timestamps debug datetime msec

service timestamps log datetime msec

no service password-encryption

!

hostname R3

!

boot-start-marker

boot-end-marker

!

no aaa new-model

memory-size iomem 5

no ip icmp rate-limit unreachable

ip cef

!

no ip domain lookup

ipv6 unicast-routing

!

multilink bundle-name authenticated

!

Page 221: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

201

archive

log config

hidekeys

!

ip tcp synwait-time 5

!

interface FastEthernet0/0

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/0

bandwidth 2048

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A002::2/64

ipv6 eigrp 1

clock rate 2000000

!

interface FastEthernet0/1

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/1

bandwidth 2048

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A003::1/64

ipv6 eigrp 1

clock rate 2000000

!

interface Serial0/2

Page 222: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

202

bandwidth 2048

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A007::1/64

ipv6 eigrp 1

clock rate 2000000

!

interface Serial0/3

bandwidth 2048

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A009::1/64

ipv6 eigrp 1

clock rate 2000000

!

ip forward-protocol nd

!

no ip http server

no ip http secure-server

!

no cdp log mismatch duplex

ipv6 router eigrp 1

router-id 1.1.1.1

no shutdown

!

control-plane

!

line con 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line aux 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

Page 223: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

203

line vty 0 4

login

!

End

Konfigurasi RIPng – OSPFv3 R3

version 12.4

service timestamps debug datetime msec

service timestamps log datetime msec

no service password-encryption

!

hostname R3

!

boot-start-marker

boot-end-marker

!

no aaa new-model

memory-size iomem 5

no ip icmp rate-limit unreachable

ip cef

!

no ip domain lookup

ipv6 unicast-routing

!

multilink bundle-name authenticated

!

archive

log config

hidekeys

!

ip tcp synwait-time 5

!

interface FastEthernet0/0

no ip address

Page 224: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

204

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/0

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A002::2/64

ipv6 rip ripng enable

clock rate 2000000

!

interface FastEthernet0/1

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/1

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A003::1/64

ipv6 rip ripng enable

clock rate 2000000

!

interface Serial0/2

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A007::1/64

ipv6 ospf 1 area 0

clock rate 2000000

!

interface Serial0/3

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A009::1/64

ipv6 ospf 1 area 0

clock rate 2000000

Page 225: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

205

!

ip forward-protocol nd

!

no ip http server

no ip http secure-server

!

no cdp log mismatch duplex

ipv6 router ospf 1

router-id 3.3.3.3

log-adjacency-changes

redistribute connected metric 1

redistribute rip ripng metric 1

!

ipv6 router rip ripng

redistribute connected metric 1

redistribute ospf 1 metric 1

!

control-plane

!

line con 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line aux 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line vty 0 4

login

!

End

Konfigurasi RIPng – EIGRP R2

version 12.4

Page 226: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

206

service timestamps debug datetime msec

service timestamps log datetime msec

no service password-encryption

!

hostname R2

!

boot-start-marker

boot-end-marker

!

no aaa new-model

memory-size iomem 5

no ip icmp rate-limit unreachable

ip cef

!

no ip domain lookup

ipv6 unicast-routing

!

multilink bundle-name authenticated

!

archive

log config

hidekeys

!

ip tcp synwait-time 5

!

interface FastEthernet0/0

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/0

no ip address

Page 227: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

207

ipv6 address 2001:DB8:1:A001::2/64

ipv6 rip ripng enable

clock rate 2000000

!

interface FastEthernet0/1

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/1

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A002::1/64

ipv6 rip ripng enable

clock rate 2000000

!

interface Serial0/2

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A004::1/64

ipv6 eigrp 1

clock rate 2000000

!

interface Serial0/3

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A006::2/64

ipv6 eigrp 1

clock rate 2000000

!

ip forward-protocol nd

!

no ip http server

no ip http secure-server

!

Page 228: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

208

no cdp log mismatch duplex

ipv6 router eigrp 1

router-id 1.1.1.1

no shutdown

redistribute connected metric 1 1 255 255 1

redistribute rip ripng metric 1 1 255 255 1

!

ipv6 router rip ripng

redistribute connected metric 1

redistribute eigrp 1 metric 1

!

control-plane

!

line con 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line aux 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line vty 0 4

login

!

End

Konfigurasi OSPFv3 – EIGRP R3

version 12.4

service timestamps debug datetime msec

service timestamps log datetime msec

no service password-encryption

!

hostname R3

!

Page 229: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

209

boot-start-marker

boot-end-marker

!

no aaa new-model

memory-size iomem 5

no ip icmp rate-limit unreachable

ip cef

!

no ip domain lookup

ipv6 unicast-routing

!

multilink bundle-name authenticated

!

archive

log config

hidekeys

!

ip tcp synwait-time 5

!

interface FastEthernet0/0

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/0

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A002::2/64

ipv6 ospf 1 area 0

clock rate 2000000

!

interface FastEthernet0/1

no ip address

Page 230: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

210

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/1

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A003::1/64

ipv6 ospf 1 area 0

clock rate 2000000

!

interface Serial0/2

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A007::1/64

ipv6 eigrp 1

clock rate 2000000

!

interface Serial0/3

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A009::1/64

ipv6 eigrp 1

clock rate 2000000

!

ip forward-protocol nd

!

no ip http server

no ip http secure-server

!

no cdp log mismatch duplex

ipv6 router eigrp 1

router-id 3.3.3.3

no shutdown

redistribute connected metric 1 1 255 255 1

redistribute ospf 1 metric 1 1 255 255 1

Page 231: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

211

!

ipv6 router ospf 1

router-id 3.3.3.3

log-adjacency-changes

redistribute connected metric 1

redistribute eigrp 1 metric 1

!

control-plane

!

line con 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line aux 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line vty 0 4

login

!

End

Konfigurasi RIPng – OSPFv3 – EIGRP R2

version 12.4

service timestamps debug datetime msec

service timestamps log datetime msec

no service password-encryption

!

hostname R2

!

boot-start-marker

boot-end-marker

!

no aaa new-model

Page 232: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

212

memory-size iomem 5

no ip icmp rate-limit unreachable

ip cef

!

no ip domain lookup

ipv6 unicast-routing

!

multilink bundle-name authenticated

!

archive

log config

hidekeys

!

ip tcp synwait-time 5

!

interface FastEthernet0/0

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/0

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A001::2/64

ipv6 rip ripng enable

clock rate 2000000

!

interface FastEthernet0/1

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

Page 233: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

213

interface Serial0/1

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A002::1/64

ipv6 rip ripng enable

clock rate 2000000

!

interface Serial0/2

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A004::1/64

ipv6 ospf 1 area 0

clock rate 2000000

!

interface Serial0/3

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A006::2/64

ipv6 ospf 1 area 0

clock rate 2000000

!

ip forward-protocol nd

!

no ip http server

no ip http secure-server

!

no cdp log mismatch duplex

ipv6 router eigrp 1

shutdown

!

ipv6 router ospf 1

router-id 2.2.2.2

log-adjacency-changes

redistribute connected metric 1

redistribute rip ripng metric 1

redistribute eigrp 1 metric 1

Page 234: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

214

!

ipv6 router rip ripng

redistribute connected metric 1

redistribute ospf 1 metric 1

redistribute eigrp 1 metric 1

!

control-plane

!

line con 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line aux 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line vty 0 4

login

!

End

Konfigurasi RIPng – OSPFv3 – EIGRP – BGP R3

version 12.4

service timestamps debug datetime msec

service timestamps log datetime msec

no service password-encryption

!

hostname R3

!

boot-start-marker

boot-end-marker

!

no aaa new-model

memory-size iomem 5

Page 235: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

215

no ip icmp rate-limit unreachable

ip cef

!

no ip domain lookup

ipv6 unicast-routing

!

multilink bundle-name authenticated

!

archive

log config

hidekeys

!

ip tcp synwait-time 5

!

interface FastEthernet0/0

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/0

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A002::2/64

ipv6 rip ripng enable

clock rate 2000000

!

interface FastEthernet0/1

no ip address

shutdown

duplex auto

speed auto

!

interface Serial0/1

Page 236: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

216

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A003::1/64

ipv6 rip ripng enable

clock rate 2000000

!

interface Serial0/2

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A007::1/64

ipv6 eigrp 1

clock rate 2000000

!

interface Serial0/3

no ip address

ipv6 address 2001:DB8:1:A009::1/64

ipv6 eigrp 1

clock rate 2000000

!

router bgp 3

bgp router-id 3.3.3.3

no bgp default ipv4-unicast

bgp log-neighbor-changes

neighbor 2001:DB8:1:7::1 remote-as 7

neighbor 2001:DB8:1:A002::1 remote-as 2

neighbor 2001:DB8:1:A003::2 remote-as 1

neighbor 2001:DB8:1:A007::2 remote-as 6

neighbor 2001:DB8:1:A009::2 remote-as 7

!

address-family ipv6

neighbor 2001:DB8:1:7::1 activate

neighbor 2001:DB8:1:A002::1 activate

neighbor 2001:DB8:1:A003::2 activate

neighbor 2001:DB8:1:A007::2 activate

neighbor 2001:DB8:1:A009::2 activate

Page 237: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

217

network 2001:DB8:1:A002::/64

network 2001:DB8:1:A003::/64

network 2001:DB8:1:A007::/64

network 2001:DB8:1:A009::/64

exit-address-family

!

ip forward-protocol nd

!

no ip http server

no ip http secure-server

!

no cdp log mismatch duplex

ipv6 router eigrp 1

router-id 3.3.3.3

no shutdown

redistribute connected metric 1 1 255 255 1

redistribute rip ripng metric 1 1 255 255 1

redistribute ospf 1 metric 1 1 255 255 1

!

ipv6 router ospf 1

log-adjacency-changes

!

ipv6 router rip ripng

redistribute connected metric 1

redistribute eigrp 1 metric 1

redistribute ospf 1 metric 1

!

control-plane

!

line con 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

Page 238: Evaluasi Kinerja Routing Protocol RIPng, OSPFv3, EIGRP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52508/1/ALVIN F… · Routing merupakan sebuah proses pencarian jalur

218

line aux 0

exec-timeout 0 0

privilege level 15

logging synchronous

line vty 0 4

login

!

End