evaluasi kinerja kredit usaha rakyat dalam...

103
EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM PENYALURAN UMKM DAN DAMPAKNYA TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (Studi Kasus: Bank Syariah Mandiri) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: ANNISA PUTRI ANUGRAH 1112085000004 PERBANKAN SYARIAH FAKULATAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Upload: duongbao

Post on 24-Apr-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM

PENYALURAN UMKM DAN DAMPAKNYA TERHADAP

NON PERFORMING FINANCING

(Studi Kasus: Bank Syariah Mandiri)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

ANNISA PUTRI ANUGRAH

1112085000004

PERBANKAN SYARIAH

FAKULATAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM
Page 3: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM
Page 4: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM
Page 5: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM
Page 6: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan berkah

yang selalu diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

kuliah yaitu penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat menempuh studi strata

satu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Perbankan Syariah di

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam selalu

tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan

para pengikutnya.

Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini jauh dari kesempurnaan,

mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis,

namun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan skripsi ini

sebuah karya yang orisinal dan ilmiah serta bermanfaat bagi semua. Hasil

penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan doa berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapakan terimakasih sebesar-

besarnya atas bantuan dan do’a kepada:

1. Kedua orangtuaku, Bapak Agus Sugiarto dan Ibu Eti Rustiati dengan

keikhlasannya selalu berdo’a dan tanpa kenal lelah telah banyak memberikan

dukungan moral dan material hingga terwujudnya harapan dan keinginan

anaknya. Untuk adikku Wulan Syifani yang selalu memberikan semangat

untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Amilin, SE.,Ak.,M.Si selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

4. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag.,M.H selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Page 7: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

vii

5. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

6. Bapak Aditya Ginanjar, M.Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

7. Bapak Ade Suherlan, MBA selaku dosen Pembimbing Akademik yang selalu

membimbing dan mengarahkan penulis

8. Bapak Dr. Indoyama Nasarudin, MAB selaku dosen pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktunya untuk mengarahkan dan membimbing

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

9. Bapak Ade Ananto Terminanto, MM selaku dosen pembimbing II yang

senantiasa meluangkan waktunya untuk mengarahkan dan membimbing

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

10. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Jurusan

Perbankan Syariah

11. Rekan-rekan mahasiwa jurusan Perbankan Syariah khususnya Risya Fitriana,

Fitria Karima, Cindy Apriliya, Asma Karimah, Shella Mutia, Hafizah, Robiah

Al adawiah, dan lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih telah

menyumbangkan waktu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian

skripsi ini.

Dengan senang hati penulis menerima segala kritik dan saran yang

sifatnya membangun dalam hubungan dengan penulisan skripsi ini. Akhir kata

penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amiin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 26 Mei 2016

Penulis

Page 8: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..............

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................. i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................ iii

ABSTRACT ...................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xii

BAB. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ................................................ 1

B. Perumusan Masalah .......................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bank Syariah

a. Definisi Bank Syariah ............................................ 9

2. Keunggulan Bank Syariah.......................................... 10

3. Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan` ........................................ 11

b. Tujuan dan Fungsi Kredit (Pembiayaan) ............... 14

c. Analisis dan Aspek Penilaian Kredit (Pembiayaan) 18

4. Kredit Usaha Rakyat

a. Pengertian Kredit Usaha Rakyat ........................... 20

b. Ketentuan Kredit Usaha Rakyat ........................... 21

c. Kredit Usaha Rakyat Bank syariah Mandiri .......... 23

5. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

a. Definisi dan Karakteristik UMKM ...................... 26

6. Non Performing Financing (NPF)

a. Pengertian Non Performing Financing (NPF) ....... 30

b. Tingkat Kolektabilitas Non Performing Financing 31

c. Perhitungan Non Performing Financing (NPF) .... 33

B. Penelitian Terdahulu ........................................................ 35

C. Kerangka Pemikiran ......................................................... 39

D. Hipotesis Penelitian .......................................................... 40

Page 9: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

ix

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................ 41

B. Metode Penentuan Sampel ............................................... 41

C. Metode Pengumpulan Data .............................................. 42

D. Metode Analisis Data ....................................................... 43

E. Operasional Variabel Penelitian ....................................... 54

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah dan Profil PT Bank Syariah Mandiri ............. 57

2. Perkembangan Kredit Usaha Rakyat BSM ................ 59

3. Perkembangan UMKM Bank Syariah Mandiri ......... 61

4. Perkembangan Non Performing Financing (NPF) .... 63

B. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas ...................................................... 66

b. Uji Multikolonieritas ............................................ 69

c. Uji Heteroskedastisitas ......................................... 71

d. Uji Autokorelasi ................................................... 72

2. Uji Hipotesis

a. Uji t (parsial) ........................................................ 73

b. Uji f (simultan) ..................................................... 75

c. Uji Adjusted R Square ......................................... 76

3. Analisis Regresi Sederhana ........................................ 78

C. Interpretasi........................................................................ 80

BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ...................................................................... 82

B. Implikasi ........................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 85

LAMPIRAN ...................................................................................... 87

Page 10: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan memegang peran penting dalam perkembangan

perekonomian suatu negara. Salah satu bentuk lembaga keuangan yaitu

sektor perbankan, Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa perbankan, baik perorangan,

lembaga sosial maupun perusahaan. Peran perbankan merupakan hal sentral

dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional

kearah peningkatan kesejahteraan masyarakat banyak. Menurut UU No.7

Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10

Tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam

rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

Sebagaimana pada Bank Syariah yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan Prinsip Syariah dimana: 1) melakukan investasi yang halal saja,

2) mengunakan prinsip bagi hasil, jual beli atau sewa, dan jasa lain, 3)

tujuannya adalah profit dan falah oriented. Pada dasarnya Bank Syariah

dalam oprasionalnya tidak menggunakan bunga yang menyebabkan riba.

Mengenai hal ini, Allah SWT mengingatkan dalam firman-Nya,

انربا وأخذهم – كثيرا انهه سبيم عن وبصدهم نهم أحهت طيبات عهيهم حرمنا هادوا انذين من فبظهم

أنيما عذابا منهم نهكافرين وأعتدنا بانباطم انناس أمىال وأكههم عنه نهىا وقد

Page 11: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

2

Artinya: “Maka, disebabkan kezaliman orang-orang yahudi, Kami

haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang

dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan mereka banyak menghalangi

(manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba padahal

sesungguhnyaa mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka

memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan

untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.”

berdasarkan beberapa landasan di antaranya landasan tersebut maka Bank

Syariah tidak menggunakan prinsip bunga (bertentangan dengan prinsip

syariah) melainkan profit and revenue sharing. Salah satu fungsi Bank

Syariah ialah menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan atau kredit.

Pembiayaan memiliki peran penting dalam meningkatkan pendapatan bank,

karena kredit atau pembiayaan merupakan kegiatan usaha yang mendominasi

pengalokasian dalam penyaluran dana pihak ketiga (DPK). Menurut Undang-

Undang Perbankan nomor 10 Tahun 1998, Pembiayaan adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak

lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. salah satu bentuk komitmen

itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM dan koperasi yang

disebut dengan Kredit Usaha Rakyat ( KUR ).

Tepat pada tanggal 5 November 2007, Presiden R.I Susilo Bambang

Yudoyono merancang Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam bentuk fasilitas

Page 12: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

3

penjaminan kredit dari pemerintah. dan didukung oleh Inpres Nomor 5 Tahun

2008 tentang Fokus Program Ekonomi 2008-2009 untuk menjamin

implementasi atau percepatan pelaksanaan kredit usaha rakyat ini. Beberapa

diantaranya adalah penyelesaian kredit bermasalah UMKM dan pemberian

kredit UMKM hingga Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Inpres

tersebut didukung dengan Peraturan Menteri Keuangan No.

135/PMK.05/2008 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No.

159/PMK.05/2011 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat.

Pelaksana yang menyalurkan KUR ini adalah Bank BRI, Bank Mandiri, Bank

BNI, Bank BTN, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Bukopin.

KUR merupakan fasilitas kredit yang khusus diberikan kepada kegiatan

UMKM serta koperasi yang usahanya cukup layak namun tidak memiliki

agunan yang cukup sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh

pihak perbankan.

Mengingat UKM umumnya berbasis pada sumberdaya ekonomi lokal dan

tidak bergantung pada impor, serta hasilnya mampu di ekspor karena ke

kreatifannya, maka pembangunan UKM diyakini akan memperkuat fondasi

perekonomian nasional. Perekonomian Indonesia akan memiliki daya saing

yang kuat jika UKM telah menjadi pelaku utama yang produktif dan berdaya

saing dalam perekonomian nasional. Karena itu, pembangunan UKM perlu

menjadi prioritas utama pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka

panjang.

Page 13: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

4

Selain Pemerintah, penggerak utama perekonomian di Indonesia selama

ini pada dasarnya adalah sektor UKM. Berkaitan dengan hal ini, paling tidak

terdapat beberapa fungsi utama UKM dalam menggerakan ekonomi

Indonesia yaitu: (1) sektor UKM sebagai penyedia lapangan kerja bagi jutaan

orang yang tidak tertampung dalam sektor formal. (2) UKM mempunyai

kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). (3) UKM

sebagai sumber penghasil devisa negara melalui ekspor berbagai jenis produk

yang dihasilkan. Secara langsung UKM juga dapat mengurangi pengangguran

dan kemiskinan suatu wilayah.

Perkembangan UMKM saat ini masih bersifat fluktuatif. Berdasarkan data

dari Badan Pusat Statistik disebutkan perkembangan UMKM pada indikator

unit usaha tahun 2012-2013 mencapai 2,41% mengalami peningkatan dari

tahun 2010-2011 mencapai 2,09%. perkembanganUMKM diharapkan untuk

terus meningkat dari tahun ke tahun agar mampu meningkatkan stabilitas

perekonomian nasional.

Program penyaluran dana KUR merupakan salah satu upaya pemerintah

agar mampu meningkatkan jumlah UMKM yang sebelumnya non bankable

menjadi bankable. Tetapi dalam realita penyaluran dana KUR memiliki risiko

yang perlu diperhatikan yaitu risiko kredit atau pembiayaan yang biasa

disebut dengan kredit bermasalah atau dengan istilah Non Performing Loan

atau Non Performing Finanancing menurut istilah bank syariah. Menurut

Ismail (2010:125) dalam Ina Kurniati (2015:9) Non Performing Financing

mencerminkan risiko kemungkinan kerugian yang akan timbul atas

Page 14: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

5

penyaluran dana oleh bank. Tingginya NPF membuat bank perlu membentuk

pencadangan atas kredit bermasalah yang lebih besar, hal ini akan

menurunkan pendapatan bank. Wiroso (2005:6) dalam Supitasari (2014:12)

berpendapat bahwa salah satu rasio yang mengukur kualitas aktiva produktif

bank syariah adalah NPF (Non Performing Finanancing). NPF merupakan

perbandingan antara pembiayaan yang dikategorikan bermasalah dengan total

pembiayaan yang disalurkan.

Secara rinci realisasi KUR pada akhir November 2014 di jelaskan dalam

tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Realisasi dan NPL Penyaluran KUR Bank Nasional

(31 November 2014)

NO BANK

REALISASI PENYALURAN KUR NPL

(%) Plafon Outstanding

Debitur

Rata-rata

Kredit

(Rp juta) (Rp juta) (Rp juta)

1 BNI 15.483.835 3.239.387 217.086 71,3 3,3

2 BRI (KUR Ritel) 20.600.695 7.821.037 117.259 175,7 2,9

3 BRI (KUR Mikro) 95.003.570 24.038.639 11.326.246 8,4 1,8

4 BANK MANDIRI 17.464.110 6.613.257 385.931 45,3 3,4

5 BTN 4.589.882 1.607.567 25.255 181,7 12,9

6 BUKOPIN 1.813.282 495.284 12.139 149,4 5,5

7 BANK SYARIAH

MANDIRI 3.898.017 1.145.079 59.861 65,1 17,2

8 BNI SYARIAH 319.702 134.670 1.424 224,5 4,6

TOTAL 159.173.093 45.094.920 12.145.201 13,1 3,2

sumber: komite-kur.com

Page 15: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

6

Dari tabel di atas bahwa Bank BRI adalah penyaluran KUR terbesar

pertama, terbesar kedua adalah Bank Mandiri, terbesar ketiga adalah Bank

BNI, terbesar ke empat adalah Bank BTN, terbesar kelima adalah Bank

Mandiri Syariah. Keberadaan BSM pada posisi ke lima menunjukan bahwa

minat masyarakat terhadap pembiayaan syariah masih minim. Sehingga

masih banyak nasabah muslim yang menggunakan penjaminan konvensional

dengan menggunakan imbalan jasa atau disebut dengan bunga.

Bila di lihat dari sisi kredit bermasalah atau Non Performing Finanancing

menurut istilah bank syariah, Bank Syariah Mandiri memiliki nilai NPF

tertinggi yaitu 17,2%, menurut jurnal Universitas Brawijaya tahun 2014

mengatakan: “semakin tinggi tingkat Non-Performing Loan (NPL) maka

semakin besar pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank”. Non-

Performing Loan (NPL) yang baik adalah Non-Performing Loan (NPL) yang

memiliki nilai dibawah 5%, sesuai yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

adalah sebesar 5% dari total kredit yang disalurkan.

Dari latar belakang tersebut, kebijakan mengenai KUR Mikro yang telah

dilaksanakan oleh Bank Syariah Mandiri kurang berjalan lancar dan terdapat

kendala-kendala di lapangan, dibuktikan dari hasil tabel yang menunjukan

bahwa Bank Syariah Mandiri masuk urutan ke lima dalam penyaluran KUR

dan memiliki nilai NPF tertinggi diantara bank nasional penyalur KUR lain.

Maka penulis tertarik untuk mengkaji sejauh mana kinerja penyaluran KUR

terhadap peningkatan UMKM dan bagaimana dampaknya terhadap nilai NPF.

Page 16: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

7

Maka dari itu dalam skripsi ini penulis mengangkat judul “Evaluasi Kinerja

Kredit Usaha Rakyat dalam Penyaluran UMKM dan Dampaknya

terhadap Non Performing Financing (NPF)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh perkembangan UMKM terhadap kinerja Kredit

Usaha Rakyat (KUR) pada Bank Syariah Mandiri ?

2. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap

penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada Bank Syariah Mandiri ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui perkembangan UMKM dalam kinerja Kredit

Usaha Rakyat (KUR) pada bank syariah mandiri

b. Untuk mengetahui nilai Non Performing Financing terhadap kinerja

Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Syariah Mandiri. Hal ini diteliti

dengan menganalisis perbedaan jumlah UKM yang memperoleh

Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan perbedaan nilai NPF secara periodik

di Bank Syariah Mandiri.

2. Manfaat

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

Page 17: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

8

1. Bagi Penulis

Dapat mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan dalam

perkuliahan dan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan

perluasan ilmu yaitu usaha menganalisis suatu permasalahan yang

terjadi dalam Perbankan Syariah.

2. Manfaat Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan mampu menambah

pengetahuan serta wawasan. Khususnya bagi mahasiswa, sehingga

dapat membandingkan teori-teori dengan kenyataan di lapangan,

khususnya tentang program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Usaha

Kecil Menengah (UKM).

3. Manfaat Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

informasi kepada pemerintah dan pihak berkepentingan dalam

mengambil kebijakan yang berkaitan dengan bidang ekonomi,

khususnya mengenai bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap

UKM.

4. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk masyarakat dalam

memilih jenis kredit yang sesuai kebutuhan dan memperkenalkan

program KUR yang ada di Bank Syariah.

Page 18: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bank Syariah

Menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah

diubah dengan UU No.10 Tahun 1998 adalah: Bank adalah badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat

banyak.

Martono (2010:14) Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga

keuangan yang bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat

pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain,

dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral.

Hasan (2011:8) Industri perbankan syariah berkembang dengan pesat

namun relatif masih kecil dibandingkan dengan perbankan nasional dan

industri keuangan secara umum. Perkembangan ini mendapat

momentumnya dengan dikeluarkannya Undang- Undang Nomor 21 tahun

2008 tentang perbankan syariah dan kebijakan pemerintah.

Menurut UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah adalah:

Page 19: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

10

Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank

Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

a. Fungsi Pokok Bank Umum

Menurut Dahlan Siamat (2005:276) bank umum memiliki fungsi

pokok sebagai berikut:

a) Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih

efesien dalam kegiatan ekonomi

b) Menciptakan uang

c) Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat

d) Menawarkan jasa-jasa keuangan lain

2. Keunggulan Bank Syariah

Ahmad Rodoni (2009:143) adapun keunggulan bank syariah

diantaranya:

a) Dengan adanya negosiasi antara pihak nasabah dengan pihak ban,

tercapai suatu hal yang saling menguntungkan, maka dengan prinsip

ini kedua belah pihak akan merasa saling diuntungkan dari segi

financial maupun hukum.

b) Dengan prinsip bagi hasil, apabila perusahaan hendak menaikkan

usahanya tetapi kurang modal dapat mengajukan kredit dengan baik,

sehingga dapat menerima modal dan juga risiko yang ada lebih rendah

daripada dengan pinjaman kredit biasanya.

Page 20: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

11

c) Dapat mendorong para pengusaha kecil untuk mengembangkan

usahanya dengan baik, dengan adanya bantuan dari pihak bank.

d) Risiko kerugian lebih kecil dengan menggunakan prinsip ini, karena

apabila mengalami kerugian, maka dibagi menurut perjanjian yang

dibuat.

e) Pihak bank akan mendapatkan banyak nasabah dengan menggunakan

prinsip ini karena adanya kemudahan-kemudahan (misalnya: tanpa

agunan) yang diberikan oleh bank dan juga akan menaikkan

keuntungan yang besarnya sesuai dengan perjanjian yang dilakukan.

3. Pembiayaan

Menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 Tahun 1998, Kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Ryantiar Fahmi Faisal (2013:1) Tujuan pemerintah mendirikan Bank

Syariah tidak hanya untuk memberi alternatif perbankan non-riba bagi

masyarakat, namun juga untuk mengembangkan sektor riil. Hal ini sejalan

dengan penjelasan mengenai bank syariah yang merupakan lembaga

keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil

melalui kegiatan aktivitas usahanya dalam hal ini pembiayaan yang

berdasarkan prinsip syariah.

Page 21: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

12

Menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 Tahun 1998,

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil.

Pembiayaan dalam Bank Syariah terdapat dua jenis akad yaitu:

a. Pembiayaan Mudharabah

Syafi’i Antonio (2001:90) al-mudharabah adalah akad kerja sama

usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal)

menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi

pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah bibagi menurut

kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi

ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat

kelalaian si pengelola. Adapun landasan syariah sebagai berikut:

“Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma meriwayatkan bahwa Abbas bin

Abdul Muthallib (paman Nabi) jika menyerahkan harta sebagai

mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib (pengelola)nya agar

tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak

membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia

(mudharib/pengelola) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan

yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau

membenarkannya.” (HR Thabrani)

Page 22: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

13

b. Pembiayaan Musyarakah

Syafi’i Antonio (2001:90) al-musyarakah adalah akad kerjasama

antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-

masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan

kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama

sesuai dengan kesepakatan. Adapun landasan syariah sebagai berikut:

وإن كثيرا من الخلطاء ليبغي بعضهم على بعض إلا الذين آمنىا وعملىا الصالحات

“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu

sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali

orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh.”

(Shaad:24)

Syafi’i Antonio (2001:160) Menurut keperluannya, pembiayaan

produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut:

a. Pembiayaan Modal Kerja

Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan produksi diantaranya:

a) Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil

produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau

mutu hasil produksi

b) Keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu

barang.

b. Pembiayaan Investasi

Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal

(capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.

Page 23: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

14

Bank Syariah dapat membantu memenuhi seluruh kebutuhan modal

kerja tersebut bukan dengan meminjamkan uang, melainkan dengan

menjalin hubungan patnership dengan nasabah, dimana bank bertindak

sebagai penyandang dana (shahibul maal), sedangkan nasabah sebagai

pengusaha (mudharib).

Kasmir (2011:100-103) Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit

adalah sebagai berikut:

1. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit

tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bentuk bunga yang

diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit

yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk

kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus menerus menderita

kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi

(dibubarkan).

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang

memerlukan dana baik dana investasi maupun dana untuk modal

kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat

mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

3. Membantu pemerintah

Page 24: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

15

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh

pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak

kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

Kemudian di samping tujuan di atas suatu fasilitas kredit memiliki

fungsi sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan daya guna uang.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

3. Untuk meningkatkan daya guna barang

4. Meningkatkan peredaran barang

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional

a. Unsur-Unsur Kredit

Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk

mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan

dengan analisis 5C dan 7P.

Kasmir (2011:108-110) Adapun penjelasan untuk menganalisis

dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut:

1. Character

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang

yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini

Page 25: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

16

tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar

belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.

2. Capacity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalambidang

bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan

bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami

tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan

kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini.

3. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat

laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan

melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas,

rentabilitas, dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari

sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

4. Colleteral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik

yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi

jumlah kredit yang di berikan. Jaminan juga harus diteliti

keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah,maka jaminan

yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi

ekonomi dan politik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai

Page 26: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

17

sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia

jalankan. Penilaian prospek bidang usahayang dibiayai hendaknya

benar-benar memilki prospek yang baik sehingga kemungkinan

kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah

sebagai berikut (Kasmir,2011:110-111):

1. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau

tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality

juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah

dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi

tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal,

loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat

digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan

fasilitas yang berbeda dari bank.

3. Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan

pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contoh

apakah untuk modal kerja atau investasi dan lainnya.

4. Prospect

Page 27: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

18

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di mas yang akan

datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain

mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat

jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai

prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana nasabah mengembalikan

kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana

untuk pengembalian kredit. Semakin banyak penghasilan

debitur, akan semakin baik.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam

mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode

apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi

dengan tambahan kredit yang akan di perolehnya.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan

jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa

jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

b. Aspek-aspek Penilaian Kredit

Selain prinsip-prinsip penilaian kredit di atas, ada beberapa aspek

tentang kegiatan usaha calon debitur yang perlu di analisis, antara lain

(Martono, 2010:59):

Page 28: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

19

1. Aspek Umum dan Manajemen

Penilaian terhadap aspek umum dan manajemen antara lain

mengenai:

a. Bentuk, nama dan alamat perusahaan (termasuk akte pendirian

perusahaan)

b. Susunan pengurus lengkap perusahaan (dilengkapi daftar

riwayat hidupnya)

c. Bidang usaha (line of business) calon debitur

d. Social standing pengurus

e. Jumlah pegawai

f. Struktur organisasi

2. Aspek Teknis

Penilaian terhadap aspek teknis mencakup beberapa hal berikut

ini:

a. Keterangan tentang produksi termasuk kapsitas riil dan design

capacity

b. Perkembangan usaha (prduksi, penjualan, dan persediaan)

c. Lokasi perusahaan

d. Persediaan bahan baku dan kontinuitas persediaan

e. Rencana usaha (kapasitas yang direncanakan)

f. Kualitas tenaga kerja

3. Aspek Ekonomis dan Komersial

Penilaian aspek ekonomis dan komersial antara lain mengenai:

Page 29: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

20

a. Kondisi pemasaran dan posisi harga penjualan

b. Keadaan persaingan dari perusahaan sejenis dan posisi debitur

dalam persaingan

c. Prospek pemasaran di masa datang

4. Aspek Finansial

Penialian terhadap aspek financial antara lain mengenai:

a. Analisis laporan neraca dan rugi/laba perusahaan

b. Analisis biaya dan pendapatan

c. Perhitungan kebutuhan kredit

5. Aspek Jaminan

Penilaian atas aspek jaminan meliputi:

a. Jumlah dan nilai jaminan

b. Status pemilikan

c. Daya tahan jaminan

d. Tata cara pengikatan

6. Aspek Analisis Dampak Lingkungan

Merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan

timbul dengan adanya suatu usaha, serta cara-cara pencegahan

terhadap dampak tersebut.

4. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Kredit Usaha Rakyat adalah kredit/pembiayaan yang diberikan oleh

perbankan kepada UMKMK yang feasible tapi belum bankable.

Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan

Page 30: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

21

memiliki kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan Koperasi yang

diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha

produktif antara lain: pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian,

kehutanan, dan jasa keuangan simpan pinjam.

Penyaluran KUR dapat dilakukan langsung, maksudnya UMKM dan

Koperasi dapat langsung mengakses KUR di Kantor Cabang atau Kantor

Cabang Pembantu Bank Pelaksana. Untuk lebih mendekatkan pelayanan

kepada usaha mikro, maka penyaluran KUR dapat juga dilakukan secara

tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat mengakses KUR melalui

Lembaga Keuangan Mikro dan KSP/USP Koperasi, atau melalui kegiatan

linkage program lainnya yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana.

(komite-kur.com)

a. Ketentuan Kredit Usaha Rakyat

1. Ketentuan Kredit Usaha Rakyat

Penyaluran KUR diatur oleh pemerintah melalui Peraturan

Menteri Keuangan No.135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas

Penjaminan Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan

Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.05/2009. Beberapa

ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah dalam penyaluran

KUR adalah sebagai berikut (Suplemen4, Serba-Serbi Kredit

Usaha Rakyat, Bank Indonesia) :

Page 31: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

22

a. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah

usaha produktif yang feasible namun belum bankable dengan

ketentuan :

1. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat

kredit/ pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan

dengan melalui Sistem Informasi Debitur (SID) pada saat

Permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan dan/atau belum

pernah memperoleh fasilitas Kredit Program dari

Pemerintah.

2. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal

Nota Kesepakatan Bersama (MoU) Penjaminan KUR dan

sebelum addendum I (tanggal 9 Oktober 2007 s.d. 14 Mei

2008), maka fasilitas penjaminan dapat diberikan kepada

debitur yang belum pernah mendapatkan pembiayaan

kredit program lainnya.

3. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan

UMKM-K yang bersangkutan.

b. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan

investasi dengan ketentuan:

1. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit

atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar

atau setara 20-21% efektif pertahun.

Page 32: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

23

2. Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp.

500 juta, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan

yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 12 - 13%

efektif pertahun.

c. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat

(KUR) berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai

dengan asas-asas perkreditan yang sehat,serta dengan

memperhatikan ketentuan yang berlaku.

2. Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Syariah mandiri

Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Syariah mandiri adalah

pembiayaan yang diberikan kepada UMKM dan Koperasi yang

tidak sedang menerima Kredit dari Perbankan dan/atau Kredit

Program, kecuali Kredit Konsumtif di semua sektor industri yang

tidak bertentangan dengan syariah. Adapun Limit Pembiayaan

KUR Bank Syariah Mandiri:

a. Segmen Mikro: sampai dengan Rp5 juta (margin 22%

berlaku per 12 Februari2010)

b. Segmen Ritel : Rp5 juta – Rp500 juta (margin 13% – berlaku

per 10 Feb 2012)

Page 33: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

24

Tabel 2.1

Ketentuan KUR Bank Syariah Mandiri

FITUR

PROGRAM Investasi Modal Kerja

Target Market

Semua sektor industri yang tidak bertentangan dengan

syariah.

UMKM dan Koperasi yang tidak sedang menerima

Kredit dari Perbankan dan/atau Kredit Program, kecuali

Kredit Konsumtif.

Limit

Pembiayaan

Segmen Mikro: sampai dengan Rp5 juta (margin 22% –

berlaku per 12 Feb 2010)

Segmen Ritel : Rp5 juta – Rp500 juta (margin 13% –

berlaku per 10 Feb 2012)

Coverage Area Diseluruh cabang

Jangka Waktu Maksimal 5 (lima)

tahun

Maksimal 3 (tiga)

tahun

Agunan Agunan Utama: obyek yang dibiayai

Agunan Tambahan: bersifat kebendaaan

Pola

Pembiayaan

Inti – Plasma Terdapat keterikatan produksi antara perusahaan inti

Perusahaan Inti sebagai penjamin pembelian atas hasil

usaha plasma

Jaminan pembiayaan dari perusahaan inti dan/atau end

user

Kemitraan Terdapat pola kemitraan terpadu antara

perusahaan/kelompok/koperasi dengan end user/yang

dibiayai

Terdapat hak dan kewajiban yang jelas antara

perusahaan/kelompok/koperasi dengan end user

Jaminan pembiayaan dari

perusahaan/kelompok/koperasi dan/atau end user

Adapun usaha yang bisa didanai oleh Bank Syariah Mandiri

harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut ini, antara lain :

a. memiliki potensi bisnis yang bagus atau mempunyai komoditas

bisnis yang telah memiliki pangsa pasar,

Page 34: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

25

b. memiliki prospek bisnis yang bagus ke depannya dan bisa

menampung tenaga kerja dalam jumlah banyak,

c. memiliki legalitas usaha dan legalitas perijinan bisnis berdasarkan

peraturan yang berlaku,

d. usaha yang dijalankan memenuhi persyaratan dan ketentuan

pembiayaan yang berlaku di Indonesia,

e. usaha tersebut tak masuk dalam deretan usaha yang kredit

bermasalah atau kredit macet,

f. serta mengusulkan sebuah proposal kredit atau pinjaman

disesuaikan dengan keperluan usaha.

Sementara itu, dokumen yang diperlukan atau yang harus

dilampirkan dalam proposal permohonan pinjaman kredit dari Bank

Mandiri Syariah, antara lain :

a. Fotocopy KTP suami isteri,

b. Fotocopy SIM pemohon,

c. Fotocopy kartu keluarga,

d. Fotocopy akta nikah, serta surat persetujuan dari suami dan isteri.

Page 35: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

26

e. Lampirkan legalitas dari usaha itu sendiri seperti fotocopy SIUK,

SIUP, TDP, SIU Peternakan, Akta pendirian, dan NPWP.

f. Sertakan juga laporan financial perusahaan selama dua tahun

terakhir dan laporan keadaan perusahaan.

g. Lampirkan pula rencana bisnis selanjutnya selama satu tahun ke

depan. Dan terakhir lampirkan bukti pemilikan jaminan.

5. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

a. Definisi dan Karakteristik UMKM

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria

yang dipergunakan untukmendefinisikan Pengertian dan kriteria

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pengertian-pengertian UMKM

tersebut adalah :

1. Usaha Mikro

Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif

milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang

memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil

Kriteria Usaha Kecil Adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

Page 36: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

27

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah

Kriteria Usaha Menengah Adalah usaha ekonomi produktif

yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau

badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003

tanggal 29 Januari dapat diartikan sebagai berikut :

1. Usaha Mikro

Usaha mikro yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan

WNI dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100.000.000

(seratus juta rupiah) per tahun.Usaha mikro dapat mengajukan kredit

kepada bank paling banyak Rp 50.000.000.Ciri-ciri usaha mikro

adalah sebagai berikut :

a. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu

waktu dapat berganti.

Page 37: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

28

b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat

pandah tempat.

c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana

sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan

keuangan usaha.

d. Pengusaha atau SDM nya berpendidikan rata-rata sangat rendah,

umumnya tingkat SD dan belum memiliki kewirausahaan yang

memadai.

e. Umumnya belum mengenal perbankan tetapi lebih mengenal

rentenir

f. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas

lainnya termasuk NPWP.

g. Tenaga kerja atau karyawan yang dimilki kurang dari 4 orang.

2. Usaha kecil

Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995, usaha kecil adalah

usaha produktif yang berskala kecil dan memilki kekayaan bersih

paling banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.

1.000.000.000 pertahun serta dapat menerima kredit dari Bank diatas

Rp.50.000.000 sampai Rp 500.000.000 Juta.

Ciri-ciri Usaha Kecil antara lain :

a. SDM-nya sudah lebih maju, rata-rata pendidikannya SMA dan

sudah ada pengalaman usahanya,

Page 38: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

29

b. Pada umumnya sudah melakukan pembukuan/ manajemen

keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah

mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, dan sudah

membuat neraca usaha,

c. Pada umumnya sudah memiliki izin usaha dan persyaratan

legalitas lainnya, termasuk NPWP,

d. Sebagian besar sudah berhubungan dengan perbankan, namun

e. belum dapat membuat perencanaan bisnis, studi kelayakan dan

proposal kredit kepada Bank, sehingga masih sangat

memerlukan jasa konsultasi/ pendampingan.

f. Tenaga kerja yang dipekerjakan antara 5-19 orang.

3. Usaha Menengah

Menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

1999, usaha menengah adalah Usaha bersifat produktif yang

memenuhi kriteria kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000

(dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp

10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha.

Ciri-ciri usaha menengah yaitu :

a. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang

lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan

pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan,

bagian pemasaran dan bagian produksi;

Page 39: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

30

b. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan

sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk

auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh

perbankan;

c. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi

perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;

d. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin

tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan

lingkungan dll

e. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan

Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang

terlatih dan terdidik.

6. Non Performing Financing (NPF)

Risiko menurut peraturan Bank Indonesia nomor 5 tahun 2003 adalah

potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan

kerugian bank.Seperti halnya pada perusahaan umunya, bisnis perbankan

juga dihadapkan berbagai risiko, salah satu risiko tersebut adalah risiko

kredit. Pada penelitian ini rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi

terhadap nilai suatu risiko kredit adalah rasio non performing financing

(NPF).

Dahlan Siamat (2005:358) Non Performing Financing atau rasio

kredit bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami

Page 40: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

31

kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena

faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur.

Siswanto Sutojo (2000:181) mengatakan bahwa kredit bermasalah

adalah debitur mengingkari janji mereka membayar bunga dan/atau kredit

induk yang telah jatuh tempo, sehingga terjadi keterlambatan pembayaran

atau sama sekali tidak ada pembayaran.

Arthesa dan Handiman (2006:181) Kredit bermasalah secara umum

adalah semua kredit yang mengandung risiko tinggi. Atau, kredit

bermasalah adalah kredit-kredit yang mengandung kelemahan atau tidak

memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan oleh bank.

Menurut Dendawijaya (2009 : 82) , non performing financing (NPF)

adalah Pembiayaan – pembiayaan yang kategori kolektabilitasnya masuk

dalam kriteria pembiayaan kurang lancar, pembiayaan diragukan, dan

pembiayaan macet. Dampak dari keberadaan non performing financing

(NPF) yang tidak wajar salah satunya adalah hilangnya kesempatan

memperoleh income (pendapatan) dari kredit yang diberikan, sehingga

mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas.

a. Tingkat Kolektabilitas Non Performing Financing (NPF)

Penggolongan kualitas kredit berdasarkan Pasal 4 Surat Keputusan

Direktur Bank Indonesia Nomor. 30/267/KEP/DIR tanggal 27

Februari 1998, yaitu sebagai berikut:

1. Lancar (pass)

Yaitu apabila pembiayaan bermasalah sesuai pada kriteria:

Page 41: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

32

a) Pembayaran angsuran pokok dan/ atau margin tetap; dan

b) Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau

c) Bagian dari kredit/pembiayaan yang dijamin dengan

dhaman tunai (cas collateral).

2. Dalam Perhatian Khusus (special mention)

Yaitu apabila pembiayaan memenuhi kriteria:

a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang

belum melampaui 90 hari; atau

b) Kadang-kadang terjadi cerukan; atau

c) Mutasi rekening relatif rendah; atau

d) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang

diperjanjikan; atau

e) Didukung oleh pinjaman baru.

3. Kurang Lancar (substandart)

Yaitu apabila pembiayaan memenuhi kriteria:

a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang

telah melampaui 90 hari; atau

b) Sering terjadi cerukan; atau

c) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau

d) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan

lebih dari 90 hari; atau

e) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi mudharib,

atau dokumen yang lemah.

Page 42: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

33

4. Diragukan (doubtful)

Yaitu apabila pembiayaan memenuhi kriteria:

a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang

telah melampaui 180 hari; atau

b) Terjadi cerukan yang bersifat permanen; atau

c) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari; atau

d) Terjadi kapitalisasi margin; atau

e) Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian

kredit maupun pengikatan jaminan.

5. Kredit Macet

Yaitu apabila pembiayaan memenuhi kriteria:

a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang

telah melampaui 270 hari; atau

b) Kerugian operasional ditutup dengan jaminan baru; atau

c) Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat

dicairkan pada nilai wajar.

Kredit bermasalah dapat diukur dari kolektibilitasnya, maka yang

digolongkan kredit bermasalah adalah kredit yang memiliki kualitas

dalam perhatian khusus yaitu, kurang lancar, diragukan, dan macet.

Persamaan adalah sebagai berikut:

NPF =

x 100%

Page 43: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

34

Tabel 2.2

Kriteria Penilaian Peringkat Non Performing Financing (NPF)

Peringkat Nilai NPF Predikat

1 NPF < 2% Sangat Baik

2 2% ≤ NPF ≤ 5% Baik

3 5% ≤ NPF ≤ 8% Cukup Baik

4 8% ≤ NPF 12% Kurang Baik

5 NPF ≥ 12 Tidak Baik

Page 44: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

35

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun

ruang lingkup hampir sama tetapi karena objek, periode, waktu, dan alat

analisis yang digunakan berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama

sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi. Berikut

beberapa ringkasan penelitian terdahulu :

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

No

Judul

Penelitian

Nama

Peneliti

Metode dan

Variabel yang

Digunakan

Hasil Penelitian

1. Peranan

Kredit Usaha

Rakyat

(KUR) bagi

Pengembang

an UMKM

Di Kota

Medan (Studi

Kasus Bank

BRI)

Dewi

Anggraini

dan

Syahrir

Hakim

Nasution

Analisis

Regresi Linier

Berganda

Dependen:

Pendapatan

Usaha mikro

kecil

Menengah

Independen:

Modal

Sendiri

(Modal

Awal)

Modal

setelah KUR

Koefisien regresi modal

KUR (β2) sebesar 0.236

adalah besarnya

pengaruh variabel

bebas X2 (modal kredit

usaha rakyat) terhadap

perubahan tingkat

pendapatanpengusaha

UMKM, pengaruh ini

bernilai positif atau

dapat dikatakan

semakin besar jumlah

modal KUR maka

semakin tinggi pula

tingkat pendapatan

yang akan didapatkan

pengusaha UMKM

Page 45: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

36

Lanjutan tabel 2.3

No Judul Peneliti Nama

Peneliti

Variabel dan

Metode yang

Digunakan

Hasil Penelitian

2 Analisis

Manajemen

Risiko Kredit

dalam

Meminimalisir

Kredit

Bermasalah

pada Kredit

Usaha Rakyat

(Studi pada

Bank Jatim

Cabang

Mojokerto)

Oka

Aviani

Savitri

Zahroh

Z.A.

& Nila

Firdausi

Nuzula

Analisis

Deskriptif

Penerapan

manajemen

risiko kredit

dalam

meminimalisir

kredit

bermasalah

pada Kredit

Usaha Rakyat

(KUR) di

Bank Jatim

Cabang

Mojokerto

NPL Bank Jatim

Cabang Mojokerto

masih dalam batas

toleransi, yaitu tidak

melebihi batas

maksimum NPL

sebesar 5% yang

ditetapkan Bank

Indonesia dan

ketentuan batas

maksimum NPL Bank

Jatim sebesar 2%.

3 Peranan Kredit

Usaha Rakyat

Terhadap

Pengembangan

UMK di

Kecamatan

Gebang

Kabupaten

Langkat

(Studi Kasus :

Bank BRI

Kecamatan

Gebang )

Ari

Sofwan

Analisis

Regresi Linier

Sederhana

Dependen:

Pendapatan

Pengusaha

Mikro dan

Kecil

Independen:

Modal

Sendiri

(Modal

Awal)

Modal

setelah

pemberian

Kredit

Usaha

Rakyat

besarnya pengaruh

variabel bebas X2

(modal Kredit Usaha

Rakyat) terhadap

perubahan tingkat

pendapatan, pengaruh

ini bernilai positif atau

dapat dikatakan

semakin tinggi modal

Kredit Usaha Rakyat

(KUR) maka akan

semakin tinggi pula

perubahan tingkat

pendapatan yang akan

didapatkan pengusaha

Usaha Mikro dan

Kecil (UMK).

Page 46: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

37

Lanjutan tabel 2.3

No Judul Peneliti Nama

Peneliti

Metode dan

Variabel yang

Digunakan

Hasil Penelitian

4 Analisis

Pengaruh Dana

Pihak Ketiga

(DPK), Non

Performing

Loan (NPL),

Suku Bunga

Sertifikat Bank

Indonesia

(SBI), dan Suku

Bunga KUR

terhadap

Penyaluran

Kredit Usaha

Rakyat (KUR)

(Studi Pada PT.

Bank Rakyat

Indonesia

(Persero) Tbk.

Periode Januari

2012-Agustus

2014)

Diny

Niken

Citra

Panggalih

Analisis

Regresi Linier

Sederhana

Dependen:

Penyaluran

Kredit Usaha

Rakyat

(KUR)

Independen:

Dana Pihak

Ketiga(DPK)

Non

Performing

Loan (NPL)

suku bunga

Sertifikat

Bank

Indonesia

(SBI)

Variabel dana pihak

ketiga (DPK), non

performing loan

(NPL), suku bunga

Sertifikat Bank

Indonesia (SBI), dan

suku bunga KUR

secara bersama-sama

berpengaruh

terhadap variabel

penyaluran Kredit

Usaha Rakyat

(KUR). Semakin

tinggi rasio NPL

bank, maka bank

dalam menyalurkan

kredit akan

terhambat. Semakin

besar dana pihak

ketiga (DPK) yang

dihimpun oleh bank

akan menyebabkan

semakin besar pula

sumber dana

(loanable fund) yang

dihimpun bank.

5 Analisis

Pengaruh

Inflasi,

Sertifikat Bank

Indonesia

Syariah (SBIS),

Non Performing

Financing

(NPF) dan

Dana Pihak

Ketiga (DPK)

terhadap

Pembiayaan

(UKM)

Titi Tri

Hastuti

Analisis

Regresi Linier

Sederhana

Dependen:

Pembiayaan

UKM

Independen:

Inflasi

Sertifikat

Bank

Indonesia

Syariah

Secara simultan

variabel Inflasi,

Sertifikat Bank

Indonesia Syariah

(SBIS), Non

Performing

Financing (NPF) dan

Dana Pihak Ketiga

(DPK) berpengaruh

signifikan terhadap

pembiayaan UKM

Bank Syariah di

Indonesia.

Page 47: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

38

Lanjutan tabel 2.3

No Judul Peneliti Nama

Peneliti

Metode dan

Variabel yang

Digunakan

Hasil Penelitian

pada Bank

Syariah di

Indonesia

(Periode Januari

2007- Juli 2013)

Non

Performing

Financing

(NPF)

Dana Pihak

Ketiga

(DPK)

6 Pengaruh Dana

Pihak Ketiga,

Capital

Aduquacy

Ratio(CAR),

Non Performing

Loan (NPL)

terhadap

Penyaluran

Kredit Usaha

Rakyat (KUR)

(Studi Kasus

Pada PT. Bank

Mandiri

(Persero) Tbk

Anggono

Yuda

Prabowo

Analisis

Regresi Linier

Sederhana

Dependen:

Penyaluran

Kredit

Usaha

Rakyat

Independen:

Dana Pihak

Ketiga

(DPK)

Capital

Aduquacy

Ratio (CAR)

Non

Performing

Loan (NPL)

Bahwa variabel dana

pihak ketiga (DPK),

Capital Adequacy

Ratio (CAR) dan Non

Performing Loan

(NPL) secara

simultan atau

bersama-sama

berpengaruh terhadap

variabel

Kredit Usaha Rakyat

(KUR).

7 Peran Kredit

Usaha Rakyat

(KUR)

Bank Jateng

Terhadap

Perkembangan

Usaha Mikro di

Kabupaten

Boyolali

(Studi Kasus :

Nasabah Bank

Jateng Cabang

Boyolali)

Ayuditya

Widha

Kurnia Sari

analisis uji

pangkat tanda

wilcoxon

Ongkos

Produksi

Omzet

penjualan

Keuntungan

Jumlah Jam

Kerja

bahwa yang

mengalami

peningkatan sesudah

menerima KUR dari

Bank Jateng Cabang

Boyolali hanya

variabel ongkos

produksi, omzet

penjualan,

keuntungan, dan

jumlah jam kerja.

Page 48: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

39

C. Kerangka Berfikir

Secara sederhana kerangka konseptual di dalam penelitian ini dapat dilihat

pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Kinerja Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Kredit Usaha Rakyat (KUR) (Y1)

Perkembangan

UKMK (X1)

Non Performing

Financing (NPF) (X2)

Metode: Analisis Regresi Sederhana

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

b. Uji Multikolonieritas

c. Uji Heterokedastisitas

d. Uji Autokorelasi

2. Uji Hipotesis

a. Uji t (parsial)

b. Uji f (simultan)

c. Uji Adjusted R Square

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Implikasi

Page 49: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

40

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis

terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

(Sugiyono, 2012:64)

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penulis mengemukakan hipotesis

sebagai berikut:

1. Variabel Perkembangan UMKM (X1)

Ha1: Perkembangan UMKM berpengaruh secara signifikan terhadap

kredit usaha rakyat (KUR) Bank Syariah Mandiri.

H01: Perkembangan UMKM tidak berpengaruh terhadap kredit usaha

rakyat (KUR) Bank Syariah Mandiri.

2. Variabel Non Performing Financing (NPF) (X2)

Ha2 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara signifikan

terhadap kredit usaha rakyat (KUR) Bank Syariah Mandiri.

H02: Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh terhadap

kredit usaha rakyat (KUR) Bank Syariah Mandiri.

Page 50: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang menggunakan data

runtun waktu (time series). Semua data dalam bulanan pada periode Juni

2012 – November 2014 yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri serta

dari sumber-sumber lainnya yang terkait.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian Historis yang bersifat

Kausal-Distributif artinya penelitian yang dilakukan untuk menganalisia

suatu keadaan yang telah lalu dan menunjukkan arah hubungan antara

variabel independen yaitu kinerja kredit usaha rakyat (KUR) dan variabel

dependen yaitu perkembangan umkm dan nilai non performing financing

(NPF).

B. Metode Penentuan Sampel

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2009 : 116). Dalam penelitian ini dilakukan

dengan teknik puposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang di anggap

mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui

sebelumnya.(Hariwijaya dan Triton,2011)

Page 51: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

42

Menurut Syofian Siregar (2011 : 148), purposive sampling adalah teknik

pemilihan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Anggota sampel

yang diambil harus memenuhi syarat berikut:

a. Masuk dalam kategori bank besar.

b. Masuk dalam kelompok bank yang memberikan kredit usaha rakyat atau

pembiayaan mikro.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan penelitian ini merupakan sekunder, data tersebut

diperoleh langsung dari Laporan situs resmi Bank Indonesia, seperti Laporan

Bulanan Bank Indonesia tentang Statistik Perbankan Syariah. Metode yang

digunakan dalam pngumpulan data untuk melakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Field Research

Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtut waktu

(time series) dengan skala bulanan (monthly) yang diambil dari data

bulanan Bank Syariah Mandiri dengan rentang waktu dari bulan Juni

2012 – November 2014 dan data bulanan non performing financing (NPF)

yyang diperoleh dari situs resmi komite KUR.

2. Library Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari membaca literature, buku, artikel, jurnal dan sejenisnya

yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya memperoleh

data yang valid.

Page 52: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

43

3. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literature yang kita miliki atau

pinjam di perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa,

karena ilmu selalu berkembang seiring berjalannya waktu, Oleh karena

itu, untuk mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian

dengan menggunakan teknologi yang juga berkembang yaitu internet.

Sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan

perkembangan zaman.

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis hubungan dilakukan dengan analisis regresi

sederhana. Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh Kredit Usaha

Rakyat (KUR) terhadap pernyaluran UMKM dan dampaknya terhadap non

performing financing (NPF) Bank Syariah Mandiri (BSM). Penelitian ini

menggunakan metode analisis regresi sederhana dengan menggunakan

program komputer (software) SPSS versi 16.0. Berikut adalah metode yang

digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini:

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Ghozali (2011: 96) Dalam analisis regresi, selain mengukur

kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Menurut Suharyadi (2009:236) Regresi linier berganda digunakan

untuk mengetahui arah dan besar pengaruh dari variabel bebas yang

jumlahnya lebih dari satu terhadap variabel terikatnya, banyaknya

Page 53: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

44

peristiwa di dalam kehidupan sosial ekonomi yang menunjukan bahwa

suatu variabel terikat dipengaruhi oleh banyak variabel bebas.

Menurut Umi Narimawati (2008), analisis regresi linier berganda

adalah suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk

meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel

tergantung dengan skala interval. Pada analisis regresi linier berganda

bahwa regresi berganda variabel tergantung (terikat) dipengaruhi oleh dua

atau lebih variabel bebas sehingga hubungan fungsional antara variabel

terikat (Y) dengan variabel bebas (X1, X2, Xn). Kemudian dapat ditulis

sebagai berikut :

Y = f (X2, X2, ……… , Xn)

Keterangan :

Y = Variabel tergantung atau terikat (dependent)

X1, X2, …,Xn = Variabel bebas (independent)

Page 54: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

45

Dalam model di atas terlihat bahwa variabel terikat dipengaruhi

dua atau lebih variabel bebas, disamping itu juga terdapat pengaruh regresi

linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + ……… + bnXn + e

Keterangan :

Y = Variabel tergantung atau terikat (niali yang diproyeksikan)

a = Intercept (konstanta)

b1 = Koefisien regresi untuk X1

b2 = Koefisien regresi untuk X2

bn = Koefisien regresi untuk Xn

X1 = Variabel bebas pertama

X2 = Variabel bebas kedua

Xn = Variabel bebas ke n

e = Nilai residu

Berdasarkan pemaparan di atas maka model persamaan analisis

regresi inier berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

KUR = a + b1 perkembangan UMKM + b2 NPF + e

Keterangan:

Y = Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Syariah Mandiri

a = Konstanta

b1-b2 = Koefisien regresi variabel independent

X1 = Perkembangan UMKM

Page 55: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

46

X2 = Non Performing Financing (NPF)

e = nilai residu

Nilai koefisien regresi di sini sangat menentukan sebagai dasar

analisis, mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini

berarti jika koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi

pengaruh searah antara variabel independen dengan variabel dependen,

setiap kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan kenaikan

variabel dependen. Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b

bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana

kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan penurunan nilai

variabel dependen.

b. Pengujian Asumsi Klasik

Nachrowi dan Usman (2006:7) model regresi linear adalah salah satu

teknik analisis kuantitatif yang dapat digunakan untuk memberikan

informasi besarnya hubungan sebab akibat (kausatif) antara suatu faktor

dengan faktor lainnya. Setelah dilakukan analisis regresi, maka dilakukan

pengujian asumsi klasik untuk mengetahui apakah model tersebut

bersifat Best linear Unbiased Estimator (BLUE) dengan beberapa

pengujian, yaitu pengujian normalitas, pengujian multikolineritas,

pengujian heteroskedastisitas dan pengujian otokorelasi.

a. Uji Normalitas

Page 56: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

47

Ghozali (2011:160) Uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal.

Suliyanto (2011:69) uji normalitas dimaksudkan untuk menguji

apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi

berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi

normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar

mendekati nilai rata-ratanya.

Nilai residual terstandarisasi yang berdistribusi normal jika

digambarkan dalam bentuk kurva akan membentuk gambar lonceng

(bell-shaped curve) yang kedua sisinya melebar hingga sampai tidak

terhingga. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas

dengan analisis grafik. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam

uji ini dalah sebagai berikut:

i. Histogram

Jika Histogram Standarlized Regression Residual

membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual tersebut

dinyatakan normal.

ii. Normal Probability Plot (Normal P-p Plot)

Membandingkan distribusi kumulatif dari data

sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi

normal. Distribusi normal digambarkan dengan seluruh garis

diagonal lurus dari kiri bawah ke kanan atas. Jika data normal

Page 57: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

48

maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti atau merapat ke garis diagonalnya.

Disamping itu, pengujian normalits dengan analisis grafik

dapat memberikan hasil yang subyektif. Artinya, antara orang

yang satu dengan yang lain dapat berbeda dalam

menginterprestasikannya, maka penulis menggunakan uji

normalitas dengan Kolmogrof-Smirnov. Pengujian normalitas

distribusi pada populasi dilakukan dengan menggunakan nilai

Asymp. Sig (2-tailed). Kriteria yang digunakan yaitu H0

diterima apablia nilai Asymp. Sg (2-tailed) > dari tingkat alpha

yang telah ditetapkan (5%), karenannya dapat dinyatakan bahwa

data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Apabila

data terdistribusi normal, maka data tersebut memenuhi

persyaratan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan uji-t dan uji-F sehingga data tersebut dapat diuji

untuk pengambilan keputusan penelitian. (Gunawan Sudarmano,

2005)

b. Uji Multikolinieritas

Suliyanto (2011 : 81) Uji Multikolonieritas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi

yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas atau tidak. Jika

dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi

atau sempurna diantara variabel bebas maka model regresi tersebut

dinyatakan mengandung gejala multikolonier.

Page 58: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

49

Ghozali (2011:105) Uji Multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-

variabel ini tidak ortogonal.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di

dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan

setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas

lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi

variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas lainnya.

Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang

tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =

1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama

dengan VIF < 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala

multikolonieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2011:139) Uji Heteroskedastisitas bertujuan

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

Page 59: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

50

lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

tidak terjadi heroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heterokedastisitas, yaitu melihat grafik plot antara lain nilai

prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan

residualnya SRESID. Dasar analisis : (1) Jika ada pola tertentu,

seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas; (2) Jika tidak

ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Ghozali (2011:110) Uji Autokorelasi bertujuan menguji

apakah dalam model regresi liniear ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Menurut Oramahi (2007), untuk mendeteksi terjadi

autokorelasi atau tidak dapat dilihat melalui nilai Durbin-

Watson (DW) yang bisa dijadikan patokan untuk mengambil

keputusan adalah :

Page 60: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

51

1) Bila nilai D-W < -2, berarti ada autokorelasi positif

2) Bila nilai D-W diantara -2 sampai dengan +2, berarti tidak

terjadi autokorelasi

3) Bilai nilai D-W +2, berarti ada autokorelasi negatif

Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang

seharusnya signifikan (lihat angka F dan signifikannya), menjadi

tidak layak untuk dipakai. Autokorelasi dapat diatas dengan

berbagai cara antara lain dengan melakukan transformasi data

dan menambah data observasi.

c. Pengujian Hipotesis ( Menilai Goodness of Fit suatu model)

Ghozali (2011:97) Ketepatan fungsi regresi sampel dalam

menaksir nilai aktual dapat diukur dari niai koefisien determinasi,

nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut

signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam

daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak

signifikan bila uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0

diterima.

1. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Nachrowi dan Usman (2006:18) setelah melakukan uji

koefisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya

adalah menghitung koefisien regresi secara individu, dengan

menggunakan suatu uji yang dikenal dengan sebutan Uji-t.

Page 61: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

52

Ghozali (2011:98) Uji Statistik t pada dasarnya

menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/

independen secara indivual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji

adalah menerangkan apakah suatu parameter (b1) sama dengan

nol, atau:

H0 : b1 = 0

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu

variabel tidak sama dengan nol, atau:

HA : b1 ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Nachrowi dan usman (2006:17) Uji F digunakan untuk

menguji koefisien bersama-sama, sehingga nilai dari koefisien

regresi tersebut dapat diketahui secara bersama.

Ghozali (2011:98) Uji statistik F pada dasarnya

menunjukan apakah semua variabel independenatau bebas

yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruhsecara

bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat. Hipotesis

Page 62: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

53

nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter

dalam model sama dengan nol, atau:

H0 : b1 = b2 = ..... = bk = 0

Artinya, apakah semua variabel independen bukan

merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel

dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua parameter

secara simultan sama dengan nol, atau:

HA : b1 ≠ b2 ≠.......≠ bk ≠ 0

Artinya, Semua variabel independen secara simultan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen.

3. Koefisien Determinasi

Ghozali (2011:97) Koefisien Determinasi pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

Suliyanto (2011 : 55) Koefisien determinasi merupakan

besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel

Page 63: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

54

terikatnya. Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin

tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi

perubahan pada variabel terikatnya.

Suliyanto (2011 : 43) Koefisien determinasi memiliki

kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang

dimasukkan dalam model regresi, dimana setiap penambahan

satu variabel bebas dan pengamatan dalam model akan

meningkatkan R2 meskipun variabel yang dimasukkan itu

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka

digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan,

Adjusted R Square (R2 adj). Koefisien determinasi yang telah

disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah dikorelasi

dengan memasukkan unsur jumlah variabel dan ukuran sampel

yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien determinasi

yang disesuaikan, maka nilai koefisien determinasi yang

disesuaikan itu dapat naik atau turun akibat adanya

penambahan variabel baru dalam model.

E. Operasional Variabel Penelitian

Abdul Hamid (2010: 20) Operasional variabel merupakan definisi dari

serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan. Operasional variabel

penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu

variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan pada dimensi-dimensi dan

Page 64: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

55

indicator-indikator dari variabel peneliti yang diperoleh melalui pengamatan

dan penelitian terdahulu.

1. Variabel Dependent (Y)

Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah pembiayaan yang dikeluarkan

oleh Bank penyalur KUR dengan jaminan pemerintah untuk para pelaku

usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).Variabel dependent yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja Kredit Usaha Rakyat pada

Bank Syariah Mandiri. Kinerja KUR disini adalah hasil yang telah

dicapai dari program KUR yang ada dalam Bank Syariah Mandiri. Data

dalam penelitian ini di ambil dari data yang dikeluarkan oleh Komite

Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari tahun 2012 sampai dengan 2014. Data

operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Komite

KUR yaitu Realisasai Kredit Usaha Rakyat berdasarkan perhitungan

bulanan, yaitu dari bulan Juni 2012 sampai dengan November 2014 yang

dinyatakan dalam bentuk rupiah.

2. Variabel Independen (X)

Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel independen antara

lain sebagai berikut :

a. Perkembangan UMKM (X1)

Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah pembiayaan yang

dikeluarkan oleh Bank penyalur KUR dengan jaminan pemerintah

untuk para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Dalam penelitian ini di ambil dari data yang dikeluarkan oleh komite

Page 65: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

56

kredit usaha rakyat (KUR) dari tahun 2012 sampai dengan 2014.

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

Komite KUR yaitu Realisasai Kredit Usaha Rakyat berdasarkan

perhitungan bulanan, yaitu dari bulan Juni 2012 sampai dengan

November 2014 yang dinyatakan dalam bentuk rupiah.

b. Non Performing Financing (NPF) (X2)

Non Performing Financing atau rasio kredit bermasalah dapat

diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan

akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di

luar kemampuan kendali debitur (Dahlan Siamat, 2005:358).

Non Performing Financing merupakan persentase dari jumlah

pembiayaan bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan,

dan macet) terhadap total pembiayaan yang di keluarkan bank.

Persamaan adalah sebagai berikut:

NPF =

x 100%

Data dalam penelitian ini di ambil dari data yang dikeluarkan oleh

komite kredit usaha rakyat (KUR) dari tahun 2012 sampai dengan

2014. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

dari Komite KUR yaitu Realisasai Kredit Usaha Rakyat berdasarkan

perhitungan bulanan, yaitu dari bulan Juni 2012 sampai dengan

November 2014 yang dinyatakan dalam bentuk persen.

Page 66: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

57

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT Bank Mandiri Syariah

1. Sejarah dan Profil PT Bank Mandiri Syariah

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah

sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.

Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997,

yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik

nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat

terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia

usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang

didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.

Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan

merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang

dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang

Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB

berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan

upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor

asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan

penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi

Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT

Page 67: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

58

Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan

penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan

konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.

Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan

perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai

respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi

peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking

system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional

menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan

Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga

kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang

beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah

Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No.

23 tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah

dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.

1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat

Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/

Page 68: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

59

1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah

Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420

H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang

mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang

melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan

nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank

Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir

untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

Bank Syariah Mandiri hingga saat ini memiliki 864 kantor yang

tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Dengan 921 ATM Syariah

Mandiri, ATM prima 74.050 unit, dan Malaysia Electronic Payment

System (MEPS) 12.010 unit. Hal ini bertujuan untuk memberi

kemudahan kepada nasabahnya dalam melakukan berbagai macam

transaksi. Dilihat dari visi dan misi nya, BSM ingin menjadi Bank

Syariah terdepan dan modern, dengan memfokuskan pada penghimpunan

dana murah dan mengutamakan penyaluran pembiayaan pada segmen

UMKM.

2. Perkembangan KUR Bank Syariah Mandiri

KUR adalah kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh perbankan

kepada UMKMK yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya adalah

usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki

Page 69: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

60

kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan Koperasi yang

diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha

produktif antara lain: pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian,

kehutanan, dan jasa keuangan simpan pinjam.

KUR merupakan fasilitas yang diberikan pemerintah untuk para

UMKM. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank nasional yang

menyalurkan KUR dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, yaitu

menggunakan prinsip syariah.

Diharapkan, melalui KUR ini, UMKM dan Koperasi mampu

mengembangkan usahanya dengan baik. Nelayan bisa mendapatkan

akses ke sumber pembiayaan, untuk mendorong dan mengembangkan

spirit kewirausahaan mereka. Modal itu juga bisa dipakai untuk

meningkatkan kapasitas produksi, perluasan pasar, manajemen dan

teknologi tangkap ikannya (Hatarajasa, 2014).

Berikut adalah gambar grafik perkembangan KUR di Bank Syariah

Mandiri di lihat dari rata-rata pembiayaan KUR periode November 2012

- November 2014:

Page 70: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

61

Sumber: Komite-Kur (data yang diolah)

Gambar 4.1

Perkembangan Pembiayaan KUR Bank Syariah Mandiri

Periode Juni 2012-November 2014

Dari gambar 4.1 di atas terlihat rata-rata pembiayaan Kredit Usaha

Rakyat yang dikelola oleh Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan,

dari rata-rata pembiayaan 86,4 juta/debitur pada bulan Juni 2012 menjadi

65 juta/debitur pada bulan November 2014. Seperti yang kita ketahui

bahwa semakin berkurang rata-rata pembiayaan maka semakin

bertambah nasabah yang mengajukan Kredit Usaha Rakyat.

3. Perkembangan UMKM di Bank Syariah Mandiri

Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program

penjaminan Pemerintah RI sebagai realisasi Inpres No 6 Tahun 2007

untuk meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan usaha

Page 71: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

62

mikro, kecil, menengah, dan koperasi dalam rangka penanggulangan atau

pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.

Berdasarkan UU no 20 tahun 2008,usaha mikro adalah produktif milik

orang perorangan dan/atau badanusaha perorangan yang

memenuhikriteria usaha mikro sebagaimana diaturdalam Undang-

Undang ini. Selain itu,usaha mikro juga usaha yang bersifatmenghasilkan

pendapatan dandilakukan oleh rakyat miskin ataumendekati miskin.

UMKM diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan dan

berdampak pengurangan pengangguran dan merupakan salah satu upaya

pemerintah dalam meningkatkan kesetabilan perekonomian. Program

KUR ini bertujuan untuk masyarakat non bankble menjadi masyarakat

bankble dan merupakan akses untuk UMKM yang kekurangan modal

usaha.

Bank Syariah Mandiri termasuk Bank Nasional penyalur KUR yang di

tunjuk oleh pemerintah. Sasaran program KUR ini ialah pelaku usaha

mikro kecil dan menengah (UMKM) dimana pelaku usaha tersebut dapat

menggunkan fasilitas yang diberikan pemerintah untuk mengembangkan

usahanya. Berikut adalah gambar grafik perkembangan UMKM di Bank

Syariah Mandiri di lihat dari jumlah debitur KUR periode Juni 2012 -

November 2014:

Page 72: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

63

Sumber: Komite-Kur (data yang diolah)

Gambar 4.2

Perkembangan UMKM Bank Syariah Mandiri

periode Juni 2012-November 2014

Dari gambar 4.2 di atas terlihat jumlah debitur Kredit Usaha Rakyat

yang dikelola oleh Bank Syariah Mandiri mengalami kenaikan, dari

jumlah debitur 25.762 pada bulan Juni 2012 menjadi 59.861 pada bulan

November 2014. Seperti yang diketahui bahwa semakin bertambah

jumlah debitur KUR maka semakin berkurang jumlah pembiayaan yang

disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri.

4. Perkembangan Non Performing Financing (NPF)

Dalam Kamus Bank Indonesia, Non Performing Financing (NPF)

adalah pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiyaan yang

berklarifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Arthesa dan

Page 73: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

64

Handiman (2006:181), Kredit bermasalah secara umum adalah semua

kredit yang mengandung risiko tinggi. Atau, kredit bermasalah adalah

kredit-kredit yang mengandung kelemahan atau tidak memenuhi standar

kualitas yang telah ditetapkan oleh bank.

Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan

yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank

syariah. NPF merupakan risiko dari pembiayaan yang disalurkan oleh

Bank kepada nasabah. Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh

Bank Indonesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang

lancar, diragukan dan macet.

Non Performing Financing (NPF) merupakan indikator pembiayaan

bermasalah yang perlu diperhatikan karena sifatnya yang fluktuatif dan

tidak pasti sehingga penting untuk diamati dengan perhatian khusus. NPF

merupakan salah satu instrument penilaian kinerja sebuah bank syariah

yang menjadi intrepretasi penilaian pada aktiva produktif, khususnya

dalam penilaian pembiayaan bermasalah ( Mares Suci Ana Popita,

2013:405).

Dibawah ini adalah gambar perkembangan NPF program Kredit

Usaha Rakyat yang dikelola oleh Bank Syariah Mandiri pada bulan Juni

2012 – November 2014:

Page 74: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

65

Sumber: Komite-Kur (data yang diolah)

Gambar 4.3

Perkembangan non performing financing (NPF) Bank Syariah

Mandiri periode Juni 2012-November

Dari gambar 4.3 di atas terlihat NPF Kredit Usaha Rakyat yang

dikelola oleh Bank Syariah Mandiri mengalami kenaikan yang cukup

drastis, dari NPF Kredit Usaha Rakyat 4,3% pada bulan Juni 2012

menjadi 17,2% pada bulan November 2014. Seperti yang kita ketahui

bahwa semakin tinggi nilai NPF maka semakin bertambah risiko Bank

Syariah dan akan berdampak pada profitabilitas Bank Syariah. Maka

disimpulkan perkembangan NPF KUR Bank Syariah Mandiri

menunjukan angka yang melewati standar NPF yang diberikan oleh Bank

Indonesia yaitu 5%. Dengan kata lain bahwa pembiayaan KUR Bank

Page 75: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

66

Syariah Mandiri menunjukan performa yang tidak terkontrol dan

merupakan ukuran yang menyebabkan kondisi Bank menjadi tidak sehat.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Asumsi Klasik

Keseluruhan data variabel dalam penelitian ini diolah atau

ditransformasikan kedalam bentuk Ln (Logaritma Natural). Menurut

Algifari (2013), Untuk menstandarkan data yang dikarenakan data

memiliki satuan yang berbeda agar menjadi sama, maka model kemudian

di transformasikan ke dalam bentuk persamaan logaritma naturan (Ln)

pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

tidak linier menjadi model linier, dengan jalan membuat model dalam

bentuk logaritma.

Variabel dependen yang digunakan yaitu Non Performing Financing

(NPF) dalam Bank Syariah Mandiri dalam bentuk persentase dan

penyaluran UMKM dalam Bank Syariah Mandiri dalam bentuk rupiah.

Variabel Independen yang digunakan yaitu Pembiayaan Kredit Usaha

Rakyat (KUR) dalam bentuk triliun rupiah. Seluruh data tersebut dapat di

transformasikan sehingga parameternya berbentuk linier.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual

yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal

atau tidak. Data berdistribusi normal jika data akan mengikuti arah

garis diagonal dan menyebar disekitar garis diagonal. Nilai residual

Page 76: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

67

dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi

tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan analisis

grafik. Berikut adalah hasil dari uji normalitas :

1. Analisis Grafik Histogram

Sumber : data yang diolah

Gambar 4.4

Grafik Histogram

Berdasarkan gambar 4.4 di atas, histogram Regression

Residual membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual

tersebut dinyatakan normal atau data berdistribusi normal.

2. Analisis Grafik dengan Normal Probability Plot (Normal P-P

Plot)

Page 77: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

68

Sumber : data yang diolah

Gambar 4.5

Grafik P-p Plot

Berdasarkan Gambar 4.5 di atas, terlihat bahwa penyebaran

data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal yang berarti bahwa data berdistriusi normal atau

model regresi memenhi asumsi normalitas.

Page 78: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

69

3. Uji Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4.1

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LnKUR LnUMKM NPF

N 30 30 30

Normal Parametersa Mean 14.987 10.689 9.133

Std. Deviation .1702 .2481 4.7830

Most Extreme Differences Absolute .178 .134 .149

Positive .134 .105 .149

Negative -.178 -.134 -.142

Kolmogorov-Smirnov Z .976 .734 .817

Asymp. Sig. (2-tailed) .296 .654 .516

a. Test distribution is Normal.

Sumber: data yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, Sehingga dari hasil

Kolmogorov-Smirnov diatas maka LnKUR = 0,976 yang artinya

> 0,05 maka populasi berdistribusi normal LnUMKM =

0,734 yang artinya > 0,05 maka populasi berdistribusi

normalNPF = 0,817 yang artinya > 0,05 maka populasi

berdistribusi normal Hal ini berarti nilai residual terstandarisasi

dikatakan menyebar secara normal.

b. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas

(independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di

Page 79: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

70

dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam

pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan

diregres terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh

variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan

nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai

Tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10, maka model dinyatakan

tidak terdapat gejala multikolonieritas. Dari uji multikolonieritas yang

dilakukan penulis, tidak ditemukannya data tidak terdapat gejala

multikolonieritas terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Uji Multikolonieritas dengan Tolerance dan VIF

Model

Unstandardized

Coefficients

Standar

dized

Coeffici

ents

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7.075 .137 51.473 .000

LnUMKM .743 .013 1.083 55.655 .000 .282 3.543

NPF -.004 .001 -.102 -5.233 .000 .282 3.543

a. Dependent Variable: LnKUR

Page 80: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

71

Sumber: Data yang diolah

Berdasarkan output pada Coefficients dalam Tabel 4.2 di atas terlihat

bahwa dari nilai Tolerance perkembangan UMKM sebesar 0,282

(0,282 > 0,10), dan nilai Tolerance NPF sebesar 0,282 (0,282 > 0,10).

Berdasarkan tabel di atas untuk nilai VIF perkembangan UMKM

sebesar 3,543 (3,543 < 10,00) dan nilai Tolerance NPF sebesar 3,543

(3,543 < 10,00). Kesimpulan dari hasil nilai Tolerance menunjukkan >

0,10 dan nilai VIF sebesar < 10,00 berarti menunjukkan bahwa variabel

perkembangan UMKM dan Non Performing Financing (NPF) tidak

terdapat Multikolonieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi

yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada

model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut

dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi

adalah yang homokedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji

heterokedastisitas menggunakan Analisis Grafik dengan Scatterplot :

Page 81: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

72

Gambar 4.6

Grafik Scatterplot

Berdasarkan tampilan pada Scatterplot dalam Gambar 4.6 di atas

terlihat bahwa plot menyebar secara acak di atas maupun di bawah

angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual. Oleh karena

itu maka berdasarkan uji heterokedastisitas menggunakan metode

analisis grafik, pada model regresi yang terbentuk dinyatakan tidak

terjadi gejala heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi

antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut

waktu (time-series) atau ruang (cross section). Beberapa penyebab

munculnya masalah autokorelasi dari sebagian data time-series

dalam analisis regresi adalah adanya kelembaman (inertia) artinya

data observasi pada periode sebelumnya dan periode sekarang,

Page 82: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

73

kemungkinan besar akan mengandung saling ketergantungan

(interdependence).

Uji Durbin-Watson (Uji D-W) merupakan uji yang sangat populer

untuk menguji ada-tidaknya masalah autokorelasi dari model empiris

yang diestimasi. Berikut adalah hasil dari uji autokorelasi :

Tabel 4.3

Uji Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .999a .997 .997 .0095 .669

a. Predictors: (Constant), NPF, LnUMKM

b. Dependent Variable: LnKUR

Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, nilai Durbin Watson sebesar 0,669.

Uji Autokorelasi dilihat dari milai Durbin Watson dengan nilai

diantara -2 < Nilai Durbin Watson < 2. Berdasarkan hasil tabel di

atas menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 0,669. Hal ini

menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi gejala atau autokerelasi.

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji t

Setelah melaksanakan uji koefisien regresi secara keseluruhan

maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi

secara individu atau uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara

individual (parsial) terhadap variabel dependen yang diuji pada

tingkat signifikan 0,05, maka variabel independen berpengaruh

Page 83: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

74

terhadap variabel dependen. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.075 .137 51.473 .000

LnUMKM .743 .013 1.083 55.655 .000

NPF -.004 .001 -.102 -5.233 .000

a. Dependent Variable: LnKUR

Sumber : data yang diolah

1) Uji t terhadap variabel perkembangan UMKM

Hasil yang di dapat pada tabel diatas, variabel

perkembangan UMKM secara statistik menunjukan hasil yang

signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,00 < 0,05). Sedangkan

nilai t hitung X1 = 55.655 dan tabel t sebesar 1.703 (df (n-k) 30

- 3 = 27 , α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel (55.655 > 1.703)

Maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

perkembangan UMKM secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penyaluran UMKM.

2) Uji t terhadap variabel non performing financing (NPF)

Hasil yang di dapat diatas, variabel KUR secara statistik

menunjukan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α

Page 84: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

75

(0,00 < 0,05). Sedangkan nilai t hitung X2 = -5.233 dan tabel t

sebesar 1.703 (df (n-k) 30 - 3 = 27 , α = 0,05), sehingga t hitung

> t tabel (-5.233 > -1.703) Maka H0 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel non performing financing (NPF)

secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Non

Performing Financing (NPF).

b. Uji F

Nilai F hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan

variabel bebas terhadap variabel berikutnya atau untuk menguji

ketepatan model (goodness of fit). Jika variabel bebas memiliki

pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat

maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit.

Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka

masuk dalam kategori tidak cocok atau non fit.

Adapun pengujian dalam uji F ini yaitu dengan menggunakan

suatu tabel yang disebut dengan tabel ANNOVA (Analysis of

Variance) dengan melihat nilai signifikan (Sig. < 0,05 atau 5%). Jika

nilai signifikan > 0,05 maka H1 diterima. Berikut adalah hasil uji F :

Page 85: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

76

Tabel 4.5

Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression .838 2 .419 4.6613 .000a

Residual .002 27 .000

Total .840 29

a. Predictors: (Constant), NPF, LnUMKM

b. Dependent Variable: LnKUR

Sumber : data yang diolah

Berdasarkan tabel diatas nilai F-hitung sebesar 4.6613 dengan

nilai tingkat signifikan 0,000. Karena nilai signifikan < 0,05, maka

H0 diterima dan nilai hitung F hitung > F tabel (4,6613> 3,32)

dengan nilai Ftabel df:α, (k-1), (n-k) atau 0,05, (3-1), (30-3) = 3,32

Maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan UMKM dan non

performing financing (NPF) berpengaruh secara simultan terhadap

Kredit Usaha Rakyat (KUR).

c. Uji Adjusted R Square

Koefisien determinasi atau R Square (R2) merupakan besarnya

kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya . Semakin

tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel

bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya.

Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bisa terhadap

jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi di

Page 86: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

77

mana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan

dalam model akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang

dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut

maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan,

Adjusted R Square (R2 adj).

Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa

koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan jumlah

variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan

koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai koefisien

determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya

penambahan variabel baru dalam model. Berikut adalah hasil uji

Adjusted R Square.

Tabel 4.6

Uji Adjusted R Square (R²Adj)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .999a .997 .997 .0095

a. Predictors: (Constant), NPF, LnUMKM

b. Dependent Variable: LnKUR

Sumber: data yang diolah

Besarnya Adjusted R Square adalah 0,997 atau sebesar 99,7%.

Dapat disimpulkan bahwa pengaruh perkembangan UMKM dan non

performing financing (NPF) terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Page 87: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

78

adalah 99,7%. Sedangkan sisanya 0,3% (100% - 99,7%) dipengaruhi

variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.

Adapun angka koefisien korelasi (R) menunjukkan nilai sebesar

0,999 yang menandakan bahwa hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat adalah karena memiliki nilai lebih dari 0,5 ( R > 0,5)

atau 0,999 > 0,5. Dan hubungan ini menunjukan bahwa apabila

variabel bebas naik maka variabel terikat akan naik, dan sebaliknya

apabila variabel bebas turun maka variabel terikatnya akan turun.

3. Analisis Regresi Sederhana

Berdasarkan data-data yang disajikan pada tabel di atas, selanjutnya

akan dianalisis dengan bantuan aplikasi SPSS 16 untuk mengetahui

besarnya pengaruh nilai penyaluran UMKM dan Non Performing

Financing (NPF) terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hasil

pengelolaan data dengan SPSS dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 4.7

Analisis Regresi Sederhana

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.075 .137 51.473 .000

LnUMKM .743 .013 1.083 55.655 .000

NPF -.004 .001 -.102 -5.233 .000

a. Dependent Variable: LnKUR

Sumber: data yang diolah

Page 88: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

79

Berdasarkan Tabel di atas, diperoleh model persamaan regresi

sebagai berikut: LnY = 7.075 + 0.743 LnX1 – 0.004 LnX2

Keterangan :

Y1 = Logaritma Kredit Usaha Rakyat (KUR)

X1= Logaritma natural perkembangan UMKM

X2 = Non Performing Financing (NPF)

Adapun interpretasi satistik penulis pada model persamaan regresi

di atas adalah sebagai berikut :

1) Apabila perkembangan UMKM dan non performing financing (NPF)

bernilai 0, maka nilai Kredit Usaha Rakyat adalah 7,075 %.

Maksudnya adalah jika perkembangan KUR dan non performing

financing (NPF) tidak melakukan kegiatan operasional dapat

dikatakan bahwa dalam periode Juni 2012 sampai November 2014

Kredit Usaha Rakyat sebesar 7,075 %.

2) Apabila variabel perkembangan UMKM sebesar 0,743%, Maksudnya

adalah jika setiap kenaikan 1% perkembangan UMKM akan

menyebabkan meningkatnya Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar

0,743%, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

3) Jika variabel non performing financing (NPF) sebesar -0.004 ,

maksudnya adalah jika setiap kenaikan 1% KUR menyebabkan

menurunnya Kredit Usaha Rakyat sebesar 0.004 % , dengan cacatan

variabel lain konstan.

Page 89: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

80

C. Interpretasi

Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Pengaruh Kredit Usaha Rakyat terhadap penyaluran UMKM

Berdasarkan tabel di atas, variabel perkembangan UMKM

mempunyai nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti menerima Ha

atau menolak H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

perkembangan UMKM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

Kredit Usaha Rakyat (KUR).

UMKM adalah usaha mikro kecil dan menengah yang memiliki

karakteristik yang berbeda dari segi skala usaha, modal, maupun SDM

yang digunakan. UMKM telah menjadi bagian penting dari sistem

perekonomian di Indonesia.

Makna dari hasil penelitian terlihat bahwa perkembangan UMKM

berpengaruh terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR) dikarenakan semakin

tinggi perkembangan UMKM, maka semakin banyak nasabah yang

menggunakan pembiayaan KUR di bank tersebut. Keadaan tersebut dapat

menguntungkan bank karena dapat memberikan kontribusi bagi

profitabilitas bank.

2. Dampaknya Non Performing Financing (NPF) terhadap Kredit Usaha

Rakyat (KUR)

Berdasarkan tabel di atas, variabel Non Performing Financing (NPF)

mempunyai nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti menerima Ha

Page 90: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

81

atau menolak H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Non

Performing Financing (NPF) secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Non Performing Financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah adalah

pembiayaan yang dalam pelaksanaanya belum mencapai atau memenuhi

target yang diinginkan pihak bank seperti : pengambilan pokok atau bagi

hasil yang bermasalah; pembiayaan yang memiliki kemungkinan

timbulnya risiko di kemudian hari bagi bank; pembiayaan yang termasuk

golongan perhatian khusus; diragukan dan macet serta golongan lancar

yang berpotensi terjadi penunggakan dalam pengembalian (Veithzal,

2007 : 477).

Makna dari hasil penelitian terlihat bahwa non performing financing

(NPF) berpengaruh terhadap Kredit Usaha Rakyat dikarenakan semakin

tinggi NPF maka semakin kecil Kredit Usaha Rakyat pada suatu bank,

begitupun sebaliknya semakin tinggi nilai NPF suatu bank maka

pembiayaan KUR suatu bank semakin menurun.

Page 91: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

82

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPILKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel perkembangan UMKM berpengaruh signifikan terhadap

Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat. Artinya, variabel perkembangan

UMKM berpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan

perkembangan UMKM. Dengan kata lain bahwa apabila variabel

perkembangan UMKM meningkat maka, dapat mempengaruhi kinerja

Kredit Usaha Rakyat Bank Syariah Mandiri meningkat begitupun

sebaliknya.

2. Variabel non performing financing (NPF) berpengaruh signifikan

terhadap pembiayaan Kredit Usaha Rakyat. Artinya, variabel non

performing financing (NPF) berdampak pada tinggi atau rendah

pembiayaan Kredit Usaha Rakyat pada Bank Syariah Mandiri. Apabila

nilai non performing financing (NPF) meningkat maka akan berdampak

pada kinerja KUR yang menurun dan dapat menjadi ancaman bagi tingkat

kesehatan bank tersebut dan begitupun sebaliknya.

Page 92: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

83

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis

mencoba mengemukakan implikasi yang mungkin dapat bermanfaat

diantaranya :

1. Teoritis

a. Akademisi

Penelitian ini akan menambah kepustakaan di bidang Kinerja

Keuangan Bank Syariah Mandiri dan dapat dijadikan sebagai bahan

bacaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Untuk peneliti

selanjutnya sebaiknya memperbanyak jumlah variabel, misalnya :

profitabilitas, Inflasi, dan lain-lain.

b. Peneliti

Peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan dibidang

kinerja keuangan pada Bank Syariah serta sebagai ajang ilmiah untuk

menerapkan berbagai teori perbankan syariah yang telah diperoleh

dibangku kuliah. Untuk peneliti sebaiknya memperbanyak jumlah

variabel seperti: profitabilitas, inflasi dan lainnya. Periode penelitian

dapat diperbaharui atau lebih lama agar hasil yang didapat dapat

menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi berkaitan dengan

penelitian ini.

2. Praktisi

a. Perbankan Syariah

Page 93: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

84

Perbankan Syariah sebagai salah satu pilar pendukung

perekonomian Indonesia selain perbankan konvensional. Peran

tersebut dapat dilakukan dengan baik jika industri perbankan syariah

memiliki volume usaha yang cukup ekonomis dalam enggerakan

sistem perekonomian Indonesia. Dengan adanya temuan bahwa Kredit

Usaha Rakyat berpengaruh signifikan terhadap penyaluran UMKM

dan non performing financing (NPF). Hal ini menunjukan bahwa

perbankan syariah masih sulit dalam menjaga stabilitas penyaluran

KUR.

Hasil ini dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan

yang akan diambil terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi non

performing financing (NPF) dan perkembangan UMKM Bank Syariah

Mandiri sehingga kegiatan Bank Syariah Mandiri tetap berjalan

dengan baik dan optimal.

b. Nasabah

Hasil penelitian bahwa Kredit Usaha Rakyat berpengaruh terhadap

penyaluran UMKM dan non performing financing (NPF). Maka,

Penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang penting dan akan

menambah wawasan serta pengetahuan bagi Nasabah bank syariah

untuk memilih produk Bank Syariah Mandiri yang dapat

memaksimalkan usahanya terutama dalam masalah permodalan dan

acuan untuk investor menanamkan investasi di perbankan syariah.

Page 94: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

85

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’I. “Bank Syariah dan Teori ke Praktik”. Gema

Insani, Jakarta, 2001

Arthesa, Ade dan Edia Handiman. “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan

Bank”. Indeks, Jakarta 2006.

Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Ghalia Indonesia, Jakarta,

2009.

Fahmi, Faisal Ryantiar. “Peran Pembiayaan Bank Syariah terhadap

Pengembangan Sektor Riil”. Jurnal Ilmiah, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.2013.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

19” Edisi ke Lima, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Semarang, 2011.

Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”. FEB UIN Jakarta,

Jakarta, 2010.

Hasan. “Analisis Industri Perbankan Syariah di Indonesia”. Jurnal Dinamika

Ekonomi Pembangunan,Vol.1,no.1,Semarang.2011

Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Rajawali Pers, Jakarta,

2009

Martono, “ Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Ekonisa, Depok.2010

Nachrowi dan Hardius Usman. “Pendekatan Populer dan Praktis

Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”. Universitas

Indonesia, 2006.

Niken, Dini Citra Panggalih. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK),

Non Performing Loan (NPL), Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia

(SBI), dan Suku Bunga KUR terhadap Penyaluran Kredit Usaha

Rakyat (KUR) (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk. Periode Januari 2012-Agustus 2014)”. Jurnal Ilmiah, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang, 2015

Oka A.S, Zahroh Z.A, Nila F.N. “Analisis Manajemen Risiko Kredit dalam

Memimalisir Kredit Bermasalah pada Kredit Usaha Rakyat (Studi

pada Bank Jatim Cabang Mojokerto)”. Jurnal Administrasi Bisnis,

Vol 12, No. 1, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya,

Malang, 2014

Oramahi, HA. “Perancangan Percobaan (Aplikasi dengan SPSS dan SAS)”.

Gava Media, Yogyakarta, 2007.

Rivai, Veithzal. “Bank and Financial Institute Management”. PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2007.

Rodoni, Ahmad. “Investasi Syariah”. Cetakan Pertama, Badan Penerbit

Universitas Islam Negri, Jakarta, 2009.

Siamat. Dahlan, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Erlangga, Jakarta,

2005

Page 95: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

86

Sofyan, Ari. “Peranan Kredit Usaha Rakyat terhadap Pengembangan UMK

di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat( Studi Kasus : Bank BRI

Kecamatan Gebang )”. Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan,

2012

Supitasari, “Analisis Pengaruh Nisbah Bagi Hasil, BI Rate, Inflasi dan Non

Performing Financing terhadap Simpanan Mudharabah pada Bank

Syariah di Indonesia”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarifhidayatullah, Jakarta, 2014.

Sutojo, Siswanto. “Menangani Kredit Bermasalah”. Edisi Pertama, Damar

Mulia Pustaka, Jakarta, 2000.

Sugiyono . “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Cetakan ke

17, Alfabeta, Bandung, 2012

Suharyadi dan Purwanto. “Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan

Modern”. Edisi 2, Salembas Empat, Jakarta, 2009

Suliyanto. “Ekonometrika Terapan : Teori & Aplikasi dengan SPSS”. Andi,

Yogyakarta, 2011.

Sutojo, Siswanto. “Menangani Kredit Bermasalah”. Edisi Pertama, Damar

Mulia Pustaka, Jakarta, 2000.

Tri, Titi Hastuti. “ Analisis Peng

aruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing

Financing (NPF), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap

Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Bank Syariah

Indonesia (Periode Januari 2007 - Juli 2013)”. Skripsi. Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014.

Widha, Ayuditya Kurnia Sari. “Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank

Jateng Terhadap Perkembangan Usaha Mikro di Kabupaten

Boyolali (Studi Kasus : Nasabah Bank Jateng Cabang Boyolali)”.

Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro,

Semarang, 2013

Yuda, Anggono Prabowo. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Aduquacy

Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL) terhadap Penyaluran

Kredit Usaha Rakyat (KUR) (Studi Kasus Pada PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk)”. Jurnal Ilmiah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya, Malang, 2014

Laporan Tahunan Bank Syariah Mandiri

Laporan Realisasi KUR

UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.05/2009 tentang Fasilitas

Penjaminan Kredit Usaha Rakyat

UU no 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003 tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM)

Page 96: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

87

Keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor. 30/267/KEP/DIR tanggal 27

Februari 1998 tentang Penggolongan Kualitas Kredit

www.komite-kur.com

www.google.com

www.mandirisyariah.co.id

Lampiran 1: Data Variabel Penelitian

1. Variabel Dependent

a. Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) (dalam juta rupiah)

Bulan KUR (Y)

30/06/2012 2226660

31/07/2012 2335911

31/08/2012 2430838

30/09/2012 2531564

31/10/2012 2611665

30/11/2012 2611665

31/12/2012 2761083

31/01/2013 2832870

28/02/2013 2832870

31/03/2013 3070293

30/04/2013 3176086

31/05/2013 3176086

30/06/2013 3262480

31/07/2013 3293281

31/08/2013 3342178

30/09/2013 3491661

31/10/2013 3509880

30/11/2013 3556927

31/12/2013 3635832

31/01/2014 3635832

28/02/2014 3658132

31/03/2014 3658132

30/04/2014 3658132

31/05/2014 3772184

30/06/2014 3772184

31/07/2014 3772184

31/08/2014 3855380

30/09/2014 3871659

Page 97: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

88

30/10/2014 3882548

31/11/2014 3898017

2. Variabel Independent

a. Perkembangan UMKM (X1)

Bulan UMKM

30/06/2012 25762

31/07/2012 27557

31/08/2012 29036

30/09/2012 30653

31/10/2012 32363

30/11/2012 32363

31/12/2012 35263

31/01/2013 36725

28/02/2013 36725

31/03/2013 40944

30/04/2013 42935

31/05/2013 42935

30/06/2013 44826

31/07/2013 44891

31/08/2013 45856

30/09/2013 46876

31/10/2013 48058

30/11/2013 49194

31/12/2013 51225

31/01/2014 51225

28/02/2014 52019

31/03/2014 52019

30/04/2014 52019

31/05/2014 55218

30/06/2014 55218

31/07/2014 55218

31/08/2014 58521

30/09/2014 59164

30/10/2014 59485

31/11/2014 59861

Page 98: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

89

b. Non Performing Financing (NPF) (X2)

Bulan NPF (X2)

30/06/2012 4.3

31/07/2012 4.3

31/08/2012 4,5

30/09/2012 4,5

31/10/2012 4.7

30/11/2012 4.7

31/12/2012 4.9

31/01/2013 5

28/02/2013 5

31/03/2013 6.2

30/04/2013 6.8

31/05/2013 6.8

30/06/2013 7.1

31/07/2013 7.2

31/08/2013 7.3

30/09/2013 8.4

31/10/2013 8.6

30/11/2013 9.3

31/12/2013 9.4

31/01/2014 9.4

28/02/2014 11

31/03/2014 11

30/04/2014 11

31/05/2014 12.5

30/06/2014 12.5

31/07/2014 12.5

31/08/2014 19.9

30/09/2014 20.0

30/10/2014 19

31/11/2014 17.2

Page 99: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

90

3. Data perkembangan KUR

Bulan Pembiayaan Debitur

30/06/2012 86.4 25762

31/07/2012 84.8 27557

31/08/2012 83,7 29036

30/09/2012 82,6 30653

31/10/2012 80.7 32363

30/11/2012 80.7 32363

31/12/2012 78,3 35263

31/01/2013 77,1 36725

28/02/2013 77,1 36725

31/03/2013 75 40944

30/04/2013 74 42935

31/05/2013 74,0 42935

30/06/2013 72,8 44826

31/07/2013 73,4 44891

31/08/2013 72.9 45856

30/09/2013 74,5 46876

31/10/2013 73 48058

30/11/2013 72,3 49194

31/12/2013 71 51225

31/01/2014 71 51225

28/02/2014 70,3 52019

31/03/2014 70,3 52019

30/04/2014 70,3 52019

31/05/2014 68.3 55218

30/06/2014 68,3 55218

31/07/2014 68,3 55218

31/08/2014 65.9 58521

30/09/2014 65.4 59164

30/10/2014 65,3 59485

31/11/2014 65,1 59861

Page 100: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

91

Lampiran 2: Tabel Model Summary, Anova dan Coefficients

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .999a .997 .997 .0095

a. Predictors: (Constant), NPF, LnUMKM

b. Dependent Variable: LnKUR

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .838 2 .419 4.6613 .000a

Residual .002 27 .000

Total .840 29

a. Predictors: (Constant), NPF, LnUMKM

b. Dependent Variable: LnKUR

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.075 .137 51.473 .000

LnUMKM .743 .013 1.083 55.655 .000

NPF -.004 .001 -.102 -5.233 .000

a. Dependent Variable: LnKUR

Page 101: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

92

Lampiran 3: Uji Normalitas

Page 102: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

93

Lampiran 4 : Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7.075 .137 51.473 .000

LnUMKM .743 .013 1.083 55.655 .000 .282 3.543

NPF -.004 .001 -.102 -5.233 .000 .282 3.543

a. Dependent Variable: LnKUR

Lampiran 5 : Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .999a .997 .997 .0095 .669

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LnKUR LnUMKM NPF

N 30 30 30

Normal Parametersa Mean 14.987 14.258 9.133

Std. Deviation .1702 .1319 4.7830

Most Extreme

Differences

Absolute .178 .165 .149

Positive .134 .114 .149

Negative -.178 -.165 -.142

Kolmogorov-Smirnov Z .976 .902 .817

Asymp. Sig. (2-tailed) .296 .390 .516

a. Test distribution is Normal.

Page 103: EVALUASI KINERJA KREDIT USAHA RAKYAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35735/1/ANNISA PUTRI... · itu adalah dibukanya kredit untuk modal usaha bagi UKM

94

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .999a .997 .997 .0095 .669

a. Predictors: (Constant), NPF, LnUMKM

b. Dependent Variable: LnKUR

Lampiran 6 : Uji Heterokedastisitas