evaluasi kesesuaian fungsi kawasan …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat...

134
1 EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN DAN KONSERVASI LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI WALIKAN KABUPATEN KARANGANYAR DAN KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2012 SKRIPSI Disusun oleh: MIFTAHUL HIDAYAT K5408077 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: phamminh

Post on 07-May-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN DAN KONSERVASI LAHAN

DAERAH ALIRAN SUNGAI WALIKAN

KABUPATEN KARANGANYAR DAN KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN 2012

SKRIPSI

Disusun oleh:

MIFTAHUL HIDAYAT

K5408077

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN DAN KONSERVASI LAHAN

DAERAH ALIRAN SUNGAI WALIKAN

KABUPATEN KARANGANYAR DAN KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN 2012

Oleh :

Miftahul Hidayat

K5408077

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Persetujuan Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Page 4: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Page 5: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

ABSTRAK

Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi Kawasan dan Konservasi

Lahan DAS Walikan Kabupaten Karanganyar dan kabupaten Wonogiri

Tahun 2012. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Sebelas Maret Surakarta. April. 2012

Tujuan Penelitian ini adalah (1) Mengetahui luas dan persebaran

penggunaan lahan yang terdapat di DAS Walikan Tahun 2012. (2) Mengetahui

fungsi kawasan lahan DAS Walikan Tahun 2012. (3) Mengetahui kesesuaian

antara fungsi kawasan lahan dengan penggunaan lahan yang terdapat di DAS

Walikan Tahun 2012. (4) Mengetahui arahan konservasi yang sesuai untuk DAS

Walikan Tahun 2012.

Penelitian ini menggunakan metode analisis spasial. Metode tersebut

digunakan untuk menganalisis kesesuaian fungsi kawasan dan arahan konservasi

lahan. Teknik yang digunakan adalah overlay dari peta penggunaan lahan, peta

geologi, peta tanah, peta kemiringan lereng, sehingga menghasilkan peta satuan

lahan tentatif. Populasi penelitian adalah seluruh unit satuan lahan di Daerah

Aliran Sungai Walikan yaitu sebanyak 49 satuan lahan. Sampel tanah diambil

dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan observasi,

dokumentasi. Teknik analisis data untuk mengetahui fungsi kawasan dengan

menggunakan skoring, dan untuk menentukan arahan konservasi dilakukan

dengan pencocokan (matching). Analisis peta menggunakan aplikasi Sistem

Informasi Geografi (SIG).

Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1) Luas dan persebaran

penggunaan lahan DAS Walikan terdiri dari permukiman 1.240,3 ha (22,15%),

sawah 1.835,54 ha (32,78%), kebun 344,64 ha (6,15%), hutan 661,02 ha

(11,80%), semak belukar 106,75 ha (1,91%), tegalan 1.411,44 ha (25,21%).

2)Fungsi kawasan lahan DAS Walikan terdiri dari fungsi kawasan lindung 388,58

ha (6,94%), fungsi kawasan penyanga 1.456,41 ha (6,94%), Fungsi kawasan

budidaya tanaman semusim dan permukiman 2.426,98 ha (43,44%), fungsi

kawasan budidaya tanaman tahunan 1.327,67 ha (23,71%). 3) Kesesuaian fungsi

kawasan kawasan dengan penggunaan lahan. Kawasan yang tidak sesuai dengan

fungsinya terdiri dari kawasan lindung 16,70 ha (1,15%), kawasan penyangga

1.054,11 ha (72,38%), kawasan budidaya tanaman semusim dan permukiman

185,24 ha (12,71%), kawasan budidaya tanaman tahunan luasnya 190,44 ha

(13,76%). 4) Arahan konservasi yang sesuai untuk kawasan lindung diarahkan

pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam

pengendali. Kawasan penyangga sebagian diarahkan pada wanatani sedangkan

mekaniknya sebagian besar teras bangku dan saluran pembuangan air. Kawasan

budidaya tanaman semusim dan permukiman diarahkan pada rotasi tanaman da

mekaniknya teras bangku, irigasi, dam pengendali. Kawasan budidaya tanaman

tahunan diarahkan pada kebun dan mekaniknya diarahkan pada teras bangku dan

saluran pembuangan air.

Page 6: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

ABSTRACT

Miftahul Hidayat. EVALUATION OF THE LAND

SUITABILITY FUNCTION AND WALIKAN WATERSHED LAND

CONSERVATION KARANGANYAR AND WONOGIRI REGENCY 2012.

Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas

Maret University, April 2012.

This study is aimed to: (1) Knowing the wide and spray of land using at

Walikan Watershed 2012. (2) Knowing the region function of Walikan Watershed

land 2012. (3) Knowing the suitable of land between region function and land

using at Walikan Watershed 2012. (4) Knowing the directive of suitable

conservation to Walikan Watershed 2012.

This study use descriptive spatial method, to know land suitable function

analysis and land conservation directive. Analysis engineering is used overlay

from Using Land Map, Geology Map, Land Map, Slope Map, until Tentative

Land Unit Map is made. Research population is all of Unit Map item in Walikan

Watershed consist of 49 land unit. Land samplings are taken by purposive

sampling way. Data acumulative technique are used with observation and

documentation. Data analysis engineering to know region function are used

scoring and to determinate conservation directive are used matching method. Map

Analysis is used by GIS (Geographic Information System).

The conclusion depend of this research are: 1) The wide and spray of land

using Walikan Watershed consist of settlement‟s 1.240,3 ha (22,15%), rice field‟s

1.835,54 ha (32,78%), estate‟s 344,64 ha (6,15%), forest‟s 661,02 ha (11,80%),

under brush‟s 106,75 ha (1,91%), dry land cultivation‟s 1.411,44 ha (25,21%). 2)

Region function land Walikan Watershed consist of protect region function‟s

388,58 ha (6,94%), buffer region function‟s 1.456,41 ha (6,94%), plants

cultivation season and settlements region function‟s 2.426,98 ha (43,44%), yearly

plants cultivation region function‟s 1.327,67 ha (23,71%). 3) Suitable region

function by land using . Nonsuitable region function consist of protect region‟s

16,70 ha (1,15%), buffer region‟s 1.054,11 ha (72,38%), plants cultivation season

and settlements region function‟s 185,24 ha (12,71%), yearly plants cultivation

region function‟s 190,44 ha (13,76%), 4) Suitable conservation directive to protect

region is directed to reboization and mechanic conservation ravine plug and

DAM‟s control. Side buffer region is directed to wanatani while most of desk

terrace mechanic and outlet water flow. Plants cultivation season and settlements

region function is directed to plant rotation and desk terrace mechanic, irrigation,

DAM‟s control. Yearly plants cultivation region function is directed to estate and

desk terrace mechanic and outlet water flow.

Page 7: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

MOTTO

“sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah pasti akan datang, maka janganlah

kalian minta disegerakan” (QS. An Nahl :1)

Sucsess is my right

Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan

Page 8: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Bapak dan Ibu atas kasih sayang, limpahan do‟a, dan motivasi

Kakak dan adikku

Sahabat Geografi „08

Almamater

Penghuni kos (cyber cafe)

Orang yang selalu jadi inspirasiku

Page 9: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana

Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan izin penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Syaiful Bakhri, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang telah memberikan persetujuan skripsi.

3. Bapak Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si., Ketua Program Pendidikan

Geografi yang telah memberikan izin penulisan skripsi.

4. Bapak Setya Nugraha, S.Si, M.Si., Pembimbing I yang sabar memberikan

bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan lancar.

5. Bapak Dr. Sarwono, M.Pd., Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Rita Noviani S.Si, M.Sc., Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan dan motivasi selama menjadi mahasiswa di Program

Studi Pendidikan Geografi FKIP UNS.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Geografi yang secara tulus

memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

8. Kedua orang tuaku dan kakak-adikku yang telah memberikan motivasi

moril maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan (Lilis, Ana, Khoimah, Probo, Yosef dan

Desta) atas semua bantuan, kerja sama dan motivasi selama penyusunan

skripsi ini.

10. Sahabat Geo‟08 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan memberi warna selama menjadi mahasiswa dan dalam

penyusunan skripsi ini.

Page 10: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

11. Anak Cyber cafe yang menemani hari-hari penulis dalam menyusun

skripsi ini.

12. Puat para penghuni gang depan Lek mendo, Mas Senthot, Lek Kamret dan

topiq makasih atas bantuannya.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Agustus 2012

Penulis

Page 11: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keinginan dan tindakan manusia dalam melindungi lingkungannya yang

berharga barangkali telah dilakukan semenjak ribuan tahun yang silam. Tetapi

banyak sekali kesalahan – kesalahan yang dilakukan sehingga, pemanfaatan lahan

oleh manusia sekarang ini cenderung mengabaikan dampaknya, terutama dampak

menurunnya kualitas lingkungan hidup yang pada akhirnya akan mengakibatkan

menurunnya kualitas daya dukung lahan.

Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting

dalam kegiatan pembangunan. Kegiatan pembangunan yang terus berlangsung

serta diiringi dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat, menyebabkan

kebutuhan akan lahan untuk meletakkan kegiatan pembangunan semakin besar,

sehingga menimbulkan tekanan terhadap ketersediaan lahan sesuai dengan

fungsinya. Dari permasalahan - permasalahan diatas pemanfaatan lahan perlu

diarahkan menurut fungsinya untuk menghindari dampak negatif dari

pembangunan yang terus berjalan sehingga kerusakan lahan dapat dihindari.

Sehingga perlu dilakukan adanya arahan fungsi kawasan.

Pengelolaan DAS adalah upaya manusia di dalam mengendalikan

hubungan timbal balik di antara sumberdaya alam yang dapat diperbaharui berupa

hutan (vegetasi), tanah dan air dengan manusia dan segala aktivitasnya, dengan

tujuan membina kelestarian dan keserasian ekosistem (lingkungan hidup) serta

meningkatkan manfaat sumberdaya alam bagi kehidupan manusia. (Departemen

Kehutanan (2009: 237)), sehingga pengelolaan DAS perlu dilakukan agar

keseimbangan ekosistem yang ada didalamnya tidak terganggu.

Wilayah DAS dengan berpedoman pada ekosistemnya dapat dibagi

menjadi (1) sub sistem DAS bagian hulu (upland watershed), (2) sub sistem DAS

bagian tengah (midland watershed), dan (3) sub sistem DAS bagian hilir atau

pantai (lowland watershed). Masing-masing sub sistem DAS mempunyai

karakteristik yang khas dan sumberdaya alam baik itu berupa tanah, air, dan

Page 12: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

vegetasi yang berbeda - beda, dari perbedaan – perbedaan karakteristik tersebut

akan mempunyai daya dukung dan daya tampung lingkungan yang berbeda – beda

pada setiap karakteristik, sehingga pengelolaan lingkungan harus disesuaikan

dengan kondisi yang ada dan diikuti dengan tindakan yang sesuai serta

pengambilan kebijakan yang mengikuti ciri khas dan potensi sumberdaya alam

yang ada pada DAS tersebut.

Setiap ekosistem yang ada pada DAS mempunyai fungsi masing –

masing baik itu daerah hulu, tengah, dan hilir dari DAS tersebut. Ekosistem DAS

bagian hulu mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS.

Perubahan kawasan lindung menjadi kawasan budidaya di daerah hulu yang

dilakukan oleh para orang – orang yang tinggal disekitar DAS serta kurang

pahamnya tentang fungsi DAS yang ada dibagian hulu serta meningkatnya

permintaan akan lahan akibat dari cepatnya pertumbuhan penduduk, sehingga

persediaan lahan yang sesuai untuk kawasan lindung semakin menyempit.

Maraknya penebangan pohon secara liar di kawasan hutan lindung

sehingga fungsi dan peran hutan sudah tidak sesuai sehingga dapat menyebabkan

bencana seperti yang terjadi di Indonesia saat ini, sehingga itu perlu kesadaran

dari masyarakat itu sendiri. Disamping kegiatan yang tidak sesuai dikawasan

lindung maka pada lahan hutan untuk usaha budidaya tanaman semusim seperti

wortel, bawang, sawi dan tanaman sayuran lainnya maka kerusakan juga

bertambah semakin parah. Kegiatan itu tidak dapat dibenarkan karena melakukan

penggunaan lahan secara intensif pada kawasan lindung dan kawasan budidaya

tanaman semusim. Dari itu semua juga masih diperparah dengan kurang sesuainya

penggunaan kawasan budidaya dari fungsi yang telah ditentukan.

Lahan dalam pemanfaatannya memerlukan pengelolaan yang tepat, oleh

karena itu pemerintah dan instansi terkait melakukan suatu usaha yang sering

disebut dengan pengawetan tanah, tindakan yang berkaitan dengan usaha

pengawetan tanah disebut dengan konservasi lahan (Depertamen Kehutanan,

2009: 247). Dikuatkan dalam surat keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 52 /

Kpts-II/2001 tanggal 23 Februari 2001, tentang pedoman pengelolaan DAS.

Pedoman tersebut memuat perlu dilakukannya suatu tindakan identifikasi lahan

Page 13: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

disertai dengan tindakan konservasi terhadap lahan yang mengalami penurunan

kualitas fisik. Konservasi lahan dilakukan dengan menganalisis satuan lahan yang

terdiri dari peta geologi, peta tanah, kemiringan lereng dan penggunaan lahan.

Untuk memperoleh data dan informasi yang dapat memberikan gambaran

menyeluruh mengenai perkembangan dan degradasi DAS perlu mengintegrasi

keempat komponen tersebut secara komprehensif sehingga dapat memberikan

informasi yang utuh untuk perbaikan perencanaan dan implementasi pengelolaan

DAS.

Konservasi tanah merupakan bentuk kegiatan evaluasi yang dilakukan

secara menyeluruh terhadap komponen-komponen penyusun DAS, baik buruknya

kualitas lahan akan berpengaruh pada tingkat pengelolaan Daerah Aliran Sungai

yang berimbas pada kesejahteraan hidup manusia. Tindakan konservasi yang

dilakukan adalah pemanfaatan lahan yang disesuiakan dengan fungsinya yaitu

menggunakan lahan sesuai dengan kemampuan. Alternative tindakan konservasi

lebih ditekankan pada usaha tani dan hutan rakyat (agroforestry).

Kondisi tersebut saat ini sedang terjadi di DAS Walikan yang terletak di

lereng barat Gunung Lawu yang termasuk wilayah Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Wonogiri. Kondisi penggunaan lahan di DAS Walikan pada saat ini

sudah tidak sesuai lagi dengan fungsinya. Sebagai contoh penggunaan lahan di

hulu DAS yang seharusnya menjadi fungsi lindung beralih menjadi budidaya.

Apabila tidak segera diatasi, maka dikhawatirkan akan berdampak pada

terganggunya ekosistem DAS serta timbulnya berbagai permasalahan seperti

bertambahnya lahan kritis, meningkatnya bahaya erosi dan longsor lahan.

Langkah awal dalam melaksanakan konservasi lahan di DAS Walikan yaitu

dengan melakukan evaluasi kesesuaian fungsi kawasan dengan penggunaan lahan

yang saat ini dilakukan oleh masyarkat dan pemerintah.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Evaluasi Kesesuaian Fungsi Kawasan dan

Konservasi Lahan DAS Walikan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten

Wonogiri Tahun 2012”.

Page 14: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan bahwa, untuk

mendukung pelaksanaan pengelolaan DAS Walikan secara terpadu perlu adanya

suatu evaluasi untuk penentuan fungsi kawasan lahan, kemudian dilakukan

evaluasi apakah sudah sesuai dengan fungsi kawasan lahan, apabila ditemukan

ketidaksesuaian maka selanjutnya ditentukan arahan konservasi lahan.

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas maka permasalahan yang

timbul adalah:

1. Bagaimana luas dan persebaran penggunaan lahan yang terdapat di DAS

Walikan Tahun 2012 ?

2. Bagaimana fungsi kawasan lahan yang terdapat di DAS Walikan Tahun

2012 ?

3. Bagaimana kesesuaian antara fungsi kawasan dengan penggunaan lahan di

DAS Walikan Tahun 2012 ?

4. Bagaimana arahan konsrvasi lahan yang sesuai dengan kondisi lahan DAS

Walikan Tahun 2012 ?

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah:

1. Mengetahui luas dan persebaran penggunaan lahan yang terdapat di DAS

Walikan.

2. Mengetahui fungsi kawasan lahan di DAS Walikan.

3. Mengetahui kesesuaian antara fungsi kawasan lahan dengan penggunaan

lahan yang terdapat di DAS Walikan.

4. Mengetahui arahan konservasi yang sesuai untuk DAS Walikan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

tentang kajian ilmu geografi fisik, khususnya kesesuaian fungsi kawasan.

b. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan serta

mendukung teori-teori yang ada. Penelitian ini nantinya dapat digunakan

Page 15: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sebagai dasar penelitian selanjutnya dan sebagai bentuk pertanggung jawaban

ilmiah dari disiplin ilmu geografi.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah untuk menetapkan kebijakan dalam

menetapkan arahan penggunaan lahan yang sesuai dengan fungsi kawasan

daerah penelitian.

b. Memberikan masukan kepada masyarakat di DAS Walikan mengenai

penggunaan lahan dan tindakan konservasi yang tepat digunakan sesuai

dengan fungsi kawasannya.

c. Sebagai sumber belajar mata pelajaran Geografi Sma kelas XI khususnya

dalam materi persebaran penggunaan lahan.

Page 16: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

a. Fungsi Kawasan

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang menyebutkan bahwa : “kawasan adalah wilayah yang memliki

fungsi utama lindung atau budidaya”.

(Comparing Scoring Method And Modified Usda Method To Determine

Land Use Function In Spatial Planning) Land use function is basic information in

spatial planning process. Land use function describes the area division based on

its capability. Usually, land use function can be divided into three categories

which are protected area, buffer area, and cultivated area. Recently, land use

function in spatial plan document is generated by applying scoring method.

However, land use function can be also obtained from land capability assessment

published by USDA (United States Department of Agriculture S. Eka Wati1, J.

Sartohadi2, D.G. Rossiter3).

Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (BRLKT), Departemen

Kehutanan (1986) membagi lahan berdasarkan karakteristik fisik DAS yang

terdiri dari kemiringan lereng, jenis tanah dan curah hujan harian rata – rata.

Berdasarkan karakteristik tersebut maka ditentukan fugsi kawasannya dengan cara

skoring. (Nugraha, dkk 2006: 10). Dengan demikian maka fungsi kawasan ada 3

macam yaitu : Kawasan Fungsi Lindung, Kawasan fungsi penyangga, Kawasan

fungsi budidaya. Dalam kawasan fungsi budidaya dibagi menjadi 2 yaitu :

Kawasan fungsi budidaya tanaman semusim dan kawasan fungsi budidaya

tanaman tahunan.

Kawasan fungsi lindung adalah suatu wilayah yang keadaan sumberdaya

alam air, flora dan fauna seperti hutan lindung, hutan suaka, hutan wisata, daerah

sekitar sumber mata air, alur sungai, dan kawasan lindung lainnya sebagimana

diatur dalam Kepres 32 Tahun 1990.

Page 17: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Suatu satuan lahan ditetapkan sebagai kawasan fungsi lindung, apabila

besarnya skor kemampuan lahannya ≥175, atau memenuhi salah satu/beberapa

syarat berikut : (1) Mempunyai kemiringan lahan lebih dari 40 %, (2) Jenis

tanahnya sangat peka terhadap erosi (regosol, litosol, organosol, dan renzina)

dengan kemiringan lapangan lebih dari 15 %, (3) Merupakan jalur pengaman

aliran air/sungai yaitu sekurang-kurangnya 100 meter di kiri-kanan sungai besar

dan 50 meter kiri-kanan anak sungai, (4) Merupakan perlindungan mata air, yaitu

sekurang-kurangnya radius 200 meter di sekeliling mata air, (5) Merupakan

perlindungan danau/waduk, yaitu 50-100 meter sekeliling danau/waduk, (6)

Mempunyai ketinggian 2.000 meter atau lebih di atasa permukaan laut, (7)

Merupakan kawasan Taman Nasional yang lokasinya telah ditetapkan oleh

pemerintah, (8) Guna keperluan/kepentingan khusus dan ditetapkan sebagai

kawasan lindung.

Dalam menetapkan kawasan lindung selain ditetapkan berdasarkan

karakteristik lahannya, dapat juga ditetapkan berdasarkan nilai kepentingan

obyek, dimana setiap orang dilarang melakukan penebangan hutan dan

mengganggu serta merubah fungsinya sampai pada radius atau jarak yang telah

ditentukan. Kawasan lindung yang ditetapkan berdasarkan keadaan tersebut diatas

disebut sebagai kawasan lindung setempat. Kawasan lindung setempat yang

dimaksud adalah : (1) Sempadan Sungai, (2) Kawasan sekitar mataair, (3)

Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

Sempadan Sungai yaitu kawasan sepanjang kanan kiri sungai termasuk

sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting

untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Berdasarkan Keputusan

Presiden No. 32 Tahun 1990 ditetapkan bahwa sempadan sungai sekurang-

kurangnya 100 meter di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di kanan kiri anak

sungai yang berada di luar permukiman. Untuk sungai di kawasan permukiman

berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi

antara 10-15 meter.

Kawasan sekitar mataair yaitu kawasan disekeliling mataair yang

mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi utama air.

Page 18: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837/Kpts/Um/1980 ditetapkan

bahwa pelindung mataair ditetapkan sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200

meter di sekeliling mataair.

Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yaitu tempat serta ruang di

sekitar bangunan bernilai budaya tinggi, situs purbakala dan kawasan dengan

bentukan geologi tertentu yang mempunyai nilai tinggi untuk pengembangan ilmu

pengetahuan. (Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990). Tujuan perlindungan

kawasan ini adalah untuk melindungi budaya kekayaan budaya bangsa berupa

peninggalan sejarah, bangunan arkeologi dan monumen nasional dan

keanekaragaman bentukan geologi yang berguma untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam

maupun manusia.

Kawasan fungsi penyangga adalah suatu wilayah yang dapat berfungsi

lindung dan berfungsi budidaya, letaknya diantara kawasan fungsi lindung dan

kawasan fungsi budidaya seperti hutan produksi terbatas, perkebunan (tanaman

keras), kebun campur dan lainnya yang sejenis.

Suatu satuan lahan ditetapkan sebagai kawasan fungsi penyangga apabila

besarnya nilai skor kemampuan lahannya sebesar 125 -174 dan atau memenuhi

kriteria umum sebagai berikut : (1) Keadaan fisik satuan lahan memungkinkan

untuk dilakukan budidaya secara ekonomis, (2) Lokasinya secara ekonomis

mudah dikembangkan sebagai kawasan penyangga, (3) Tidak merugikan dilihat

dari segi ekologi/lingkungan hidup bila dikembangkan sebagai kawasan

penyangga.

Kawasan fungsi budidaya tanaman tahunan adalah kawasan budidaya yang

diusahakan dengan tanaman tahunan seperti Hutan Produksi Tetap, Hutan

Tanaman Industri, Hutan Rakyat, Perkebunan (tanaman keras), dan tanaman buah

- buahan. Suatu satuan lahan ditetapkan sebagai kawasan dengan fungsi budidaya

tanaman tahunan apabila besarnya nilai skor kemampuan lahannya ≤ 124 serta

mempunyai tingkat kemiringan lahan 15 - 40% dan memenuhi kriteria umum

seperti pada kawasan fungsi penyangga.

Page 19: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Kawasan fungsi budidaya tanaman semusim adalah kawasan yang

mempunyai fungsi budidaya dan diusahakan dengan tanaman semusim terutama

tanaman pangan atau untuk pemukiman. Untuk memelihara kelestarian kawasan

fungsi budidaya tanaman semusim, pemilihan jenis komoditi harus

mempertimbangkan keseuaian fisik terhadap komoditi yang akan dikembangkan.

Untuk kawasan pemukiman, selain memiliki nilai kemampuan lahan maksimal

124 dan memenuhi kriteria tersebut diatas, secara mikro lahannya mempunyai

kemiringan tidak lebih dari 8%.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi

kawasan merupakan peningkatan lahan berdasarkan karakteristik fisiknya berupa

lereng, jenis tanah dan curah hujan harian rata – rata menjadi kawasan lindung,

penyangga, budidaya tanaman semusim dan budidaya tanaman tahunan dimana

setiap kawasan mempunyai fungsi utama yang spesifik.

Untuk menentukan fungsi kawasan menggunakan parameter sebagai berikut :

Tabel 1. Kemiringan Lereng

Kelas Kemiringan (%) Klasifikasi Nilai /Skor

I 0-8 Datar 20

II 8-15 Landai 40

III 15-25 Agak Curam 60

IV 25-40 Curam 80

V >40 Sangat Curam 100

Sumber : SK Menteri Pertanian No.837/kpts/Um/11/1980 dan No : 683/Kpts/Um/1981

Tabel diatas merupakan tabel kemiringan lereng yang digunakan untuk

klasifikasi fungsi kawasan dengan menggunakan nilai/skor berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Pertanian No.837/kpts/Um/11/1980 dan No :

683/Kpts/Um/1981

Page 20: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Tabel 2. Intensitas Curah Hujan

Kelas Intensitas Curah Hujan Klasifikasi Nilai/ Skor

I < 13,6 Sangat Rendah 10

II 13,6-20,7 Rendah 20

III 20,7-27,7 Sedang 30

IV 27,7-34,8 Tinggi 40

V > 34,8 Sangat Tinggi 50

Sumber : SK Menteri Pertanian No.837/kpts/Um/11/1980 dan No : 683/Kpts/Um/1981

Tabel diatas merupakan tabel Intensitas Curah Hujan yang digunakan

untuk klasifikasi fungsi kawasan dengan menggunakan nilai/skor berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Pertanian No.837/kpts/Um/11/1980 dan No :

683/Kpts/Um/1981

Tabel 3. Parameter Jenis Tanah

Kelas Jenis tanah Klasifikasi

I Aluvial, Planosol, Hidromorf kelabu 15

II Latosol 30

III Tanah Mediteran 45

IV Andosol, laterik, Grumusol, Podzol, podzoloik 60

V Litosol, regosol 75

Sumber : SK Menteri Pertanian No.837/kpts/Um/11/1980 dan No : 683/Kpts/Um/1981

Tabel diatas merupakan tabel Parameter Jenis Tanah yang digunakan

untuk klasifikasi fungsi kawasan dengan menggunakan nilai/skor berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Pertanian No.837/kpts/Um/11/1980 dan No :

683/Kpts/Um/1981

b. Kesesuaian Fungsi Kawasan

Kesesuaian fungsi kawasan menggunakan Klasifikasi penggunaan lahan.

Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Penggunaan lahan ada 6 macam

yaitu : (1) Permukiman, (2) Perkebunan/kebun, (3) Sawah, (4) Semak belukar, (5)

Sungai, (6) Tegalan/ladang.

Page 21: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

- Permukiman yaitu lahan yang digunakan untuk bangunan tempat tinggal dan

pekarangan (termasuk tanaman) dan sarana umum seperti kantor, sekolah, gedung

ibadah, lapangan, olahraga, pasar.

- Perkebunan/kebun adalah lahan yang ditanami petani dengan berbagai macam

tanaman tahun, dan atau buah-buahan.

- Sawah adalah lahan budidaya pertanian yang biasanya ditanami padi, yang

mendapat air pengairan teknis maupun non teknis. Lahan berpengairan teknis

biasanya ditanami padi secara terus menerus satu dua atau tiga kali setahun,

sedangkan yang tidak berpengairan teknis hanya satu kali dalam setahun dan pada

musim kering.

- Semak belukar adalah lahan yang ditumbuhi vegetasi alami seperti alang-alang

dan pakis yang bercampur dengan vegetasi yang lebih besar seperti kayu dan

sirih-sirihan.

- Sungai adalah lahan yang berair yang membentuk saluran yang airnya mengalir

sepanjang tahun dan atau hanya mengalir pada saat musim penghujan saja.

- Tegalan/lading adalah lahan usaha tani yang ditanami tanaman pangan atau

sayuran.

Penetapan kesesuaian fungsi kawasan diperoleh dari data kemiringan

lereng, data jenis tanah, serta data intensitas curah hujan rata-rata. Dari data

tersebut didapat fungsi kawasannya dengan menggunakan metode skoring.

Setelah didapat fungsi kawasannya kemudian diinterpretasikan dengan

penggunaan lahan sehingga kesesuaian fungsi kawasannya dapat ditentukan.

Diagram Alir Penetapan Kesesuaian Fungsi Kawasan dapat dilihat pada gambar 1.

Page 22: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Gambar 1. Diagram Alir Penetapan Kesesuaian Fungsi Kawasan

1. Lahan

Lahan merupakan bagian dari bentangalam (landscape) yang mencakup

pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, hidrologi bahkan

keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara potensial akan

berpengaruh terhadap penggunaan lahan. (FAO dalam Djaenudin, dkk 1993: 3).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa lahan memiliki sifat atau karakteristik yang

spesifik. Sifat-sifat lahan (land characteristics) adalah atribut atau keadaan unsur-

unsur lahan yang dapat diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur

tanah, kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase

tanah, jenis vegetasi dan sebagainya.

Menurut Peraturan Menteri pertanian No.41 tahun 2009, lahan adalah

bagian daratan dan permukaan bumi sebagai suatu Iingkungan fisik yang meliputi

tanah beserta segenap faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti

iklim, relief, aspek geologi dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupun

akibat pengaruh manusia. FAO dalam Arsyad (1989:207) menyebutkan bahwa

lahan merupakan lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan

vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap

perubahan penggunaan lahan. Termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia

Data kemiringan lereng Data jenis tanah Data intensitas curah hujan rata-rata

Fungsi Kawasan

Kawasan Lindung

Kawasan Penyangga

Kawasan Budidaya Penggunaan Lahan

Kesesuaian fungsi kawasan

Interptretasi Peta RBI, dan

Citra Ikonos (Google Earth )

Observasi Lapangan

Page 23: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

di masa lalu dan sekarang seperti hasil reklamasi laut, pembersihan vegetasi, dan

juga hasil merugikan seperti tanah yang tersalinasi. Dengan demikian, maka lahan

mengandung pengertian tempat atau ruang.

Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi

oleh berbagai aktivitas manusia, baik di masa lalu maupun pada masa sekarang.

Sebagai contoh, aktivitas dalam penggunaan lahan pertanian, reklamasi lahan

rawa dan pasang surut, atau tindakan konservasi tanah (Munir, 2003). Lahan

mempunyai sifat dan karakteristik yang spesifik. Sifat-sifat lahan (Land

Characteristics) adalah atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang dapat diukur

atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan,

temperature, drainase tanah, jenis vegetasi, dan sebagainya (Arsyad, 1989:208).

Sifat-sifat lahan ini akan berpengaruh terhadap perilaku lahan seperti ketersediaan

air, peredaran udara, perkembangan akar, kepekaan erosi, ketersediaan unsur hara.

Perilaku lahan ini disebut dengan kualitas lahan. Lahan yang berkualitas dicirikan

oleh kemampuan lahan di dalam menghasilkan produk pertanian dan dapat

mempertahankan lingkungan dari kerusakan (Sabihan, 2008).

Menurut Arsyad (1989:207), Penggunaan lahan merupakan bentuk

(intervensi) campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi

kebutuhan hidupnya baik materiil maupun spiritual. Penggunaan lahan dapat

dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan

bukan pertanian. Penggunaan lahan pertanian dibedakan dalam garis besar ke

dalam macam penggunaan lahan berdasarkan penyediaan air dan komoditi yang

diusahakan, dimanfaatkan atau yang terdapat di atas lahan tersebut.

Penggunaan lahan bukan pertanian dapat dibedakan ke dalam penggunaan

kota atau desa (permukiman), industri, rekreasi, pertambangan, dan sebagainya

(Dit.Land Use, 1967 dalam Arsyad 1989:207).

Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk (intervensi)

campurtangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya baik materiil maupun spirituil, (Arsyad, 1989: 207).

(Land Conservation) We value the quality of life we have in Kentucky. To

maintain this quality at its present level, and possibly even improve it,

Page 24: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

conservation of the state’s greatest resources, its natural areas and farmland, is

necessary. By contrast, if actions to conserve these resources are not taken,

sprawl is inevitable. “Devoting vast acres to new urban sprawl should be an event

worth mourning, even if some good has come from it, for the loss is great. It

should be a source of embarrassment, a reason for finger-pointing and name-

calling” (Freyfogle, 1993, p. 164). Natural areas and farmland are both

economic and aesthetic resources to be valued and protected.

2.Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi punggung-

punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan

ditampung oleh punggung-punggung gunung tersebut dan dialirkan melalui

sungai-sungai kecil ke sungai utama. (Asdak, 1995: 4). Departemen Kehutanan

(1997: 235) menyebutkan bahwa “Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah

daratan yang menerima menampung, dan menyimpan air hujan untuk kemudian

mengalirkannya ke laut/danau melalui satu sungai utama”. Dari definisi ini dapat

diketahui bahwa suatu DAS akan dipisahkan dari wilayah DAS yang lain

disekitarnya oleh batas alam berupa punggung bukit dan gunung.

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah “Suatu kawasan ekosistem yang

dibatasi oleh topografi pemisah air (punggung-punggung bukit) dan berfungsi

sebagai penampung, penyimpan dan penyalur air dalam sistem sungai dan keluar

melalui satu outlet tunggal”. Dari definisi DAS di atas, dapat diketahui bahwa

DAS merupakan suatu kawasan ekositem. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi

yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berintegrasi sehingga

membentuk suatu kesatuan (Asdak, 1995: 11).

Dengan berpedoman pada ekosistemnya, maka Daerah Aliran Sungai

dibagi menjadi tiga bagian yaitu : hulu, tengah dan hilir. Ekosistem di bagian hulu

merupakan daerah tangkapan air utama dan pengatur aliran air, ekosistem bagian

tengah merupakan daerah distributor dan pengatur air, sedangkan bagian hilir

merupakan pemakai air.

Page 25: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Asdak (1995: 11-12) memberikan deskripsi tentang bagian-bagian

ekosistem DAS sebagai berikut : Daerah hulu DAS dicirikan oleh hal-hal sebagai

berikut : merupakan daerah konservasi, mempunyai kerapatan drainase lebih

tinggi, merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar (lebih besar dari 15 %),

bukan merupakan daerah banjir, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola

drainase. Sementara daerah hilir DAS dicirikan oleh hal hal sebagai berikut :

merupakan daerah pemanfaatan, kerapatan drainase lebih kecil, kemiringan lereng

kecil sampai sangat kecil (kurang dari 8 %), pada beberapa tempat merupakan

daerah banjir (genangan), dan pengaturan pemakaian air ditentukan oleh

bangunan irigasi. Daerah aliran sungai bagian tengah merupakan daerah transisi

dari kedua keadaan DAS yang berbeda. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

ekosistem DAS hulu merupakan bagian yang paling penting karena mempunyai

fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS. Aktivitas perubahan tataguna

lahan dan tindakan pengolahan lahan yang mengabaikan kaidah konservasi di

daerah hulu DAS tidak hanya memberikan dampak di daerah hulu saja, melainkan

juga akan memberikan dampak di daerah tengah dan hilir yang dapat berupa

perubahan fluktuasi debit dan transpor sedimen serta material terlarut dalam

sistem aliran air lainnya.

3. Satuan Lahan

Satuan lahan adalah bagian dari lahan yang mempunyai karakteristik yang

spesifik. Semua bagian dari lahan yang menggambarkan karakteristik lahan yang

jelas dan nyata, tidak peduli bagaimana caranya dalam membuat batas-batasnya,

dapat dipandang sebagai satuan lahan untuk evaluasi lahan. Namun demikian

evaluasi lahan akan lebih mudah dilakukan apabila satuan lahan didefinisikan atas

kriteria karakteristik lahan yang digunakan dalam evaluasi lahan. (FAO,

1990). Pembuatan peta satuan lahan dapat menggunakan pendekatan

geomorfologi, yaitu dengan memperhatikan: (a.) Lereng, (b) Bentuk Lahan, (c)

Tanah, (d) Penggunaan Lahan.

Page 26: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

a. Lereng

Lereng atau kondisi topografi suatu wilayah merupakan hal yang penting

dalam pembuatan peta satuan lahan. Kemiringan lereng dapat dihitung dari peta

topografi. Besarnya indeks panjang dan kemiringan lereng dapat ditentukan

dengan cara menghitung kerapatan garis kontur per saatuan panjang.

b. Bentuk lahan

Informasi geomorfologis suatu daerah sangat penting untuk diketahui dan

dipahami terutama kaitannya dengan permasalahan lingkungan yang pernah,

sedang atau akan terjadi. Proses-proses geomorfologis yang mencakup proses

endogenik dan eksogenik yang terjadi pada kala umur manusia dapat dipahami

dan diinterpretasikan dari satuan-satuan bentuklahan yang menyusun suatu

daerah. Analisis morfometri, morfogenesis, morfokronologi dan morfoaransemen

merupakan kunci dalam memahami proses-proses geomorfologi suatu daerah.

Untuk itu, informasi geomorfologi ini sangat pening dalam penyusunan dan

pembuatan peta satuan lahan.

c. Tanah

Faktor iklim dan organisme yang merupakan proses geomorfologi pada

satuan bentuklahan tercermin pada proses pembentukan tanah. Proses geomorflogi

merupakan hasil interaksi yang kompleks antara iklim, organisme, batuan serta

relief. Pemahaman yang komprehensif mengenai satuan tanah akan

menggambarkan persebaran lahan yang ada di suatu daerah.

d. Penggunaan lahan

Penggunaan lahan merepresentasikan campur tangan kegiatan manusia di

lahan yang dapat mendegradasi ataupun menggradasi suatu lahan. Untuk itu,

informasi mengenai penggunaan lahan merupakan faktor penting dalam

pembuatan satuan lahan.

c. Konservasi lahan

Konservasi lahan merupakan cara atau upaya yang dilakukan untuk

mecegah terjadinya kerusakan lahan akibat pemanfaatan lahan yang tidak sesuai

Page 27: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dengan fungsi kawasannya. Usaha – usaha konservasi tanah ditujukan untuk

mengendalikan kerusakan tanah dan erosi, memperbaiki tanah yang rusak,

memelihara serta meningkatkan produktifitas tanah agar dapat digunakan secara

lestari (Arsyad, 1995: 29).

Konservasi tanah tidak berarti penundaan penggunaan lahan atau

pelarangan penggunaan lahan tetapi menyesuaikan macam penggunaanya dengan

kemampuan lahan dan memberikan perlakuan sesuai dengan syarat – syarat yang

diperlukan agar tanah dapat berfungsi dengan baik.

Berdasarkan cara yang dipakai menurut (Arsyad, 1989:112), dikenal tiga

macam metode konservasi tanah yaitu : metode vegetatif, metode mekanik dan

metode kimia. Secara rinci ketiga metode konservasi tersebut dijabarkan sebagai

berikut

a. Metode Vegetatif

Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan dan

sisasisanya untuk mengurangi daya rusak hujan yang jatuh dan daya rusak

aliran permukaan dan erosi, metode vegetatif adalah sebagai berikut:

Penanaman dalam strip (strip cropping). Metode ini adalah suatu

sistem bercocok tanam dengan beberapa jenis tanaman yang ditanam

dalam strip yang berselang-seling dalam sebidang tanah dan disusun

memotong lereng atau menurut garis kontur. Dalam sistim ini semua

pengolahan tanah dan penanaman dilakukan menurut kontur dan

dikombinasikan dengan pergiliran tanaman dan penggunaan sisa-sisa

tanaman. Cara ini pada umumnya dilakukan pada kemiringan laereng 6

sampai 15 %. Terdapat tiga tipe penanaman dalam strip, yaitu:

penanaman dalam strip menurut kontur, berupa susunan strip-strip

yang tepat menurut garis kontur dengan urutan pergiliran tanaman

yang tepat,

penanaman dalam strip lapangan, berupa stip-strip tanaman yang

lebarnya seragam dan disusun melintang arah lereng,

Page 28: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

penanaman dalam strip berpenyangga berupa stripstrip rumput atau

leguminosa yang dibuat diantara strip-strip tanaman pokok menurut

kontur.

Pemanfaatan sisa-sisa tanaman dan tumbuhan. Pemanfaatan sisa-

sisa tanaman dalam konservasi tanah berupa mulsa, yaitu daun atau batang

tumbuhan disebarkan di atas tanah dan dengan pupuk hijau yang

dibenamkan di dalam tanah dengan terlebih dahulu diproses menjadi

kompos. Cara ini mengurangi erosi karena meredam energi hujan yang

jatuh sehingga tidak merusak struktrur tanah, mengurangi kecepatan dan

jumlah aliran permukaan, selain itu cara ini akan meningkatkan kegiatan

biologi tanah dan dalam proses perombakannya akan terbentuk

senyawasenyawa organik yang penting dalam pembentukan tanah.

Pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman adalah sistem bercocok

tanam secara bergilir dalam urutan waktu tertentu pada suatu bidang lahan.

Pada lahan yang miring pergiliran yang efektif berfungsi untuk mencegah

erosi. Pergiliran tanaman memberikan keuntungan memberantas hama dan

gulma juga mempertahankan sifat fisik dan kesuburan selain mampu

mencegah erosi.

Tanaman penutup tanah. Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan

yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan

oleh erosi dan atau memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Tanaman

penutup tanah dapat ditanam tersendiri atau bersama-sama dengan

tanaman pokok.

Sistem pertanian hutan. Sistem pertanian hutan adalah suatu sistim

usaha tani atau penggunaan tanah yang mengintegrasikan tanaman pohon-

pohonan dengan tanaman rendah. Berbagai sistem pertanian hutan ini

antara lain:

a) Kebun pekarangan

Kebun pekarangan berupa kebun campuran yang terdiri dari campuran

yang tidak teratur antara tanaman tahunan yang menghasilkan buah-

buahan, sayuran dan tanaman merambat, sayuran dan herba yang

Page 29: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

menghasilkan dan menyediakan karbohidrat, protein, vitamin dan

mineral serta obat-obatan sepanjang tahun.

b) Talun kebun

Talun kebun adalah suatu sistim pertanian hutan tradisional dimana

sebidang tanah ditanami dengan berbagai macam tanaman yang diatur

secara spasial dan urutan temporal. Fungsi talun kebun adalah: a)

produksi subsistem karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, b)

produksi komersial komoditi seperti bambu, kayu, ketimun, ubi kayu,

tembakau dan bawang merah, c) sumber genetik dan konservasi tanah

dan d) kebutuhan social seperti penyediaan kayu bakar bagi penduduk

desa.

c) Tumpang sari

Tumpang sari adalah sistim perladangan dengan reboisasi terencana.

Pada sistim ini petani menanam tanaman semusim seperti padi, jagung

ubi kayu dan sebagainya selama 2 sampai 3 tahun setelah tanaman

pohon-pohonan hutan dan membersihkan gulma. Setelah tiga tahun

mereka dipindah ke tempat baru.

Tabel 4. Konservasi Tanah Metode Vegetatif

Sim

bol Soil Conservation measures Teknis Konservasi Tanah

Lereng

(%)

solum

(cm)

V1 pasture or grassland penanaman rumput semua > 15

V2

multiple crooping, including

crop rotation, relay crooping

mixed crooping and

intercrooping

pertanaman campuran termasuk

pergiliran tanaman, tumpang gilir,

pertanaman campuran, tumpang

sari

< 60 > 15

V3

contour crooping, strip

crooping, alley crooping

penanaman menurut kontur

penanaman menurut strip

pertanaman lorong

< 60 > 15

V4 reduced tillage, including

minimum tillage and no till

pengolahan tanah minimum tanpa

olah tanah < 60 > 15

Page 30: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

(zero tillage)

V5 grass strip/barrier strip rumput < 60 > 15

V6 cover crooping penanaman penutup tanah < 60 > 15

V7

organic matter management,

including use of mulch and

intercorporation of compost,

animal manure, green manure

and croop residues

manjemen bahan organik

termasuk mulsa, pencampuran

kompos, pupuk kandang, pupuk

hijau dan sisa tanaman

< 60 > 15

V8 hedge row, live fence tanaman pagar, pagar hidup < 60 > 15

V9

protection forest, including

recreational forest, forest park

and forest research

hutan lindung, hutan

kemasyarakatan, suaka alam dan

hutan wisata

> 80 > 15

V10

production forest including

limited production forest and

community forest

hutan produksi termasuk hutan

produksi terbatas dan hutan rakyat < 60 > 15

V11

permanent vegetation crops

including industrial and estate

crop, orchards

vegatasi permanen termasuk

tanaman industri, perkebunan,

kebun

< 60 > 15

V12 agroforestry including mixed

gardens and home garden

agroforestri termasuk kebun

campuran,kebun rumah < 80 > 15

V13 replanting or clea felled forest semua > 15

V14 regeneration of clear felled

forest

suksesi alami semua > 15

V15 protection of rivers and

springs

perlindungan sungai dan mata air semua > 15

V16 Silvopasture Silvopasture < 80 > 15

V17

planting of trees, shurbs and

grasses primaliry for soil

conservation purposes

semua > 15

Sumber : Permen. No. P.32/Menhut-II/2009

Page 31: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Metode Teknik

Metode teknik adalah semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan

terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan

dan erosi dan meningkatkan kemampuan pengguaan tanah. Termasuk dalam

metode mekanik adalah : (1) Pengolahan tanah, (2) Pengolahan tanah menurut

kontur.

Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah

yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi

pertumbuhan tanaman.

Pengolahan tanah menurut kontur dilakukan dengan pembajakan

membentuk jalur-jalur yang menurut kontur atau memotong lereng,

sehingga membentuk jalur-jalur tumpukan tanah dan alur yang menurut

kontur atau melintang lereng. Pengolahan tanah menurut kontur akan lebih

efektif jika diikuti dengan penanaman menurut garis kontur. Pengolahan

tanah menurut kontur antara lain berbentuk:

a) Guludan

Guludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang menurut

garis kontur atau memotong arah garis lereng. Jarak guludan dibuat

tergantung pada kecuraman lereng. Sistim ini biasa diterapkan pada

tanah yang kepekaan erosinya rendah dengan kemiringan sampai 6%.

b) Gulu dan bersaluran

Guludan bersaluran dibuat memanjang menurt arah garis kontur atau

memortong lereng di sebelah atas guludan dibuat saluran yang

memanjang mengikuti guludan. Pada metode ini guludan diperkuat

dengan tanaman rumput, perdu atau pohon-pohonan yang tidak tinggi.

Guludan bersaluran dapat dibuat pada tanah dengan lereng sampai

12%.

c) Parit pengelak

Parit bergelak adalah semacam parit yang memotong arah lereng

dengan kemiringna yang kecil sehingga kecepatan alir tidak lebih dari

0,5 m/detik. Cara ini biasa dibuat pada tanah yang berlereng panjang

Page 32: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dan seragam yang permeabilitasnya rendah. Fungsi parit ini untuk

menampung dan menyalurkan aliran permukaan dari bagian atas

lereng dengan kecepatan rendah ke saluran pembuangan yang ditanami

rumput.

d) Teras

Teras berfungsi mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga

mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan dan

memungkinkan penyerapan air oleh tanah. Ada empat macam bentuk

teras, yaitu:

Teras bangku atau tangga, dibuat dengan jalan memotong lereng

dan meratakan tanah di bagian bawah sehingga terjadi deratan

berbentuk tangga. Teras bangku atau tangga dapat dibuat pada

tanah dengan lereng 2-30%.

Teras berdasar lebar, merupakan suatu saluran yang permukaannya

lebar atau galengan yang dibuat memotong lereng pada tanah-tanah

yang berombak dan bergelombang. Teras berdasar lebar dapat

digunakan pada tanah antara 2-8%. Pada daerah yang lerengnya

sangat panjang, teras dipergunakan pada tempat yang berlereng 0-5

%. Teras ini dapat digunakan pula pada tanah-tanah berlereng

hingga 20%.

Teras berlereng, teras berlereng dipakai pada tanah berlereng

antara 1- 6%.

Teras datar, teras datar dapat diterapkan pada lereng sekitar 2%.

Page 33: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel 5. Upaya Konservasi Tanah Secara Teknik

Sim

bol Soil Conservation measures Teknis Konservasi Tanah Lereng (%)

Solum

(cm)

T1

ridge terrace including gradded

contour bund

teras guludan termasuk

pematang kontur 15 - 60 > 30

T2 credit terrace teras kredit 5 - 30 > 30

T3

bench terrace, includes level

bench terrace, reverse sloping

bench terrace, forward sloping

bench terrace, garden terrace,

stone wall terrace, interupted

bench terrace

teras bangku, termasuk teras

bangku datar, teras bangku

belakang, teras bangku

miring, teras kebun, teras

batu, teras bangku putus

10 - 40 > 30

T4 individiual terrace teras individu 15 - 60 > 30

T5

hiilside ditch or interception

ditch

teras gunung atau saluran

pegelak 10 - 60 > 15

T6

waterway saluran pembuangan air

(SPA) > 15

T7 trash line barisan sisa tanaman 8-30 > 15

T8 silt pit with or without sloth

mulch

rorak, mulsa tanaman > 15

T9

drop structure ussualy of stone

or bamboo supported by

grasses, ( as part of water

disposal in a terrace system)

bangunan terjunan biasanya

bangunan terjunan dari batu

atau bamboo

> 8 > 15

T10

sediment control uncluding

check dams and detection dams

kontrol sedimen termasuk

dam pengendali dan dam

penahan

semua > 0

T11

gully control including gully

head structures (flumes and

chutes), gully plugs, check

dams

sumbat jurang termasuk gully

head structures semua > 10

T12

flood control and/or river bank

protection

pengendali banjir dan / atau

perlindungan sungai semua > 0

T13 road protection perlindungan jalan semua > 0

T14

control of erotion and runoff

from settlement areas including

use of soak pits, absorbtion

well, drop structures, drain

> 15

Sumber : Permen. No. P.32/Menhut-II/2009

Page 34: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 6. Rekomendasi Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah dalam

Setiap Fungsi Kawasan Lahan

Fungsi Kawasan Lahan Alternatif kegiatan

Vegetatif Mekanik

Kawasan Lindung - Reboisasi

- Penghijauan

- Perlindungan mataair, tebing

jurang, lahan gambut dan

daerah resapan air

- Hutan rakyat

- Dam pengendali

- Dam penahan

- Trucuk

- Sumbat jurang (gully plug)

- Bronjong batu

Kawasan Penyangga - Reboisasi

- Penghijauan

- Perlindungan mataair, tebing

jurang, lahan gambut dan

daerah resapan air

- Hutan Rakyat

- Hutan kemasyarakatan

- Perkebunan

- Agroforestry(wanatani)

- Dam pengendali

- Dam penahan

- Trucuk

- Saluran pembuangan air

(SPA)

- Saluran pengelak

- Teras

Kawasan Budidaya Tanaman

Tahunan

- Hutan Rakyat

- Hutan Kemasyarakatan

- Hutan Tanaman Industri

- Perkebunan

- Dam pengendali

- Dam penahan

- Trucuk

- Saluran pembuangan air

(SPA)

- Saluran pengelak

- Bangunan Terjunan (drop

structure)

- Trucuk

- Teras

Kawasan Budidaya Tanaman

Semusim

- Contour Cropping

- Strip Cropping

- Multiple Cropping

- Rotasi Tanaman

- Teras

- Irigasi

- Dam Pengendali (dp)

Sumber : Departemen Kehutanan (1997 : 260-261)

Beberapa bentuk kegiatan rehabilitasi rehabilitasi lahan dan konservasi

tanah dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Reboisasi dapat diartikan sebagai usaha untuk memulihkan dan menghutankan

kembali tanah yang mengalami kerusakan fisik, kimia maupun biologi baik

Page 35: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

secara alami maupun oleh ulah manusia. Reboisasi merupakan cara yang cocok

untuk menurunkan erosi aliran permukaan, terutama jika dilakukan pada

bagian hulu daerah tangkapan air untuk mengatur banjir. Tanaman yang

digunakan biasanya tanaman yang bisa mencegah erosi, baik secara habitus

maupun umur, juga diutamakan tanaman keras yang bernilai ekonomis, baik

kayunya maupun hasil samping lainnya, misalnya getah, akar dan minyak.

Dalam kaitannya dengan usaha konservasi, tanaman yang dipilih hendaknya

mempunyai persyaratan sebagai berikut :

1) Mempunyai sistem perakaran yang kuat, dalam dan luas, sehingga

membentuk jaringan akar yang kuat.

2) Pertumbuhannya cepat, sehingga mampu menutup tanah dalam waktu

singkat.

3) Mempunyai nilai ekonomis, baik kayunya maupun hasil sampingnya.

4) Dapat memperbaiki kualitas/ kesuburan tanah.

(Suripin, 2004: 113-114)

b. Perlindungan sungai yaitu penanaman tanaman secara tetap berbentuk jalur

hijau di sepanjang tepi kanan kiri sungai dengan memilih jenis tanaman yang

memenuhi syarat untuk tujuan perlindungan, yaitu tanaman yang mempunyai

perakaran yang kuat dan banyak. Penanaman tanaman perlindungan ini dapat

juga diterapkan untuk perlindungan mataair, danau, waduk, tebing jurang,

lahan gambut dan daerah resapan air.

c. Hutan Rakyat yaitu hutan yang umbuh atau dikembangkan pada lahan milik

rakyat/ adat/ ulayat atau lahan – lahan lainnya yang berada di luar kawasan

hutan . (Departemen Kehutanan, 1997: 230)

d. Wanatani (agroforestry) yaitu manajemen pemanfaatan lahan secara optimal

dan lestari, dengan cara mengkombinasikan kegiatan kehutanan dan pertanian

pada unit pengolahan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat berperanserta

(Departemen kehutanan, 1997: 232). Arsyad (1989:: 197) menerjemahkan

agroforestry dengan istilah pertanian hutan. Bentuk usahatani yang dapat

Page 36: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dikategorikan sebagai pertanian hutan meliputi : kebun pekarangan, talun

kebun, perladangan, tumpangsari, rumput hutan, perikanan hutan dan

pertanaman lorong.

e. Perkebunan yaitu lahn yang ditanami berbagai jenis tanaman tahunan dan

tanaman keras lainnya yang menghasilkan buah-buahan.

f. Dam pengendali adalah bangunanpengawetan tanah dan air berupa bendungan

kecil dan berfungsi sebagai penampung air dan sedimen. Ada dua tipe dam

pengendali, yaitu tipe kedap air dan tipe urugan tanah homogen (UTH). Tipe

kedap air yaitu dam pengendali dengan badan bendungan yang terbuat dari

konstruksi batu bata/ beton sedangkan tipe tanah urugan tanah homogen yaitu

badan bendungnya terbuat dari konstruksi urugan tanah yang dipadatkan.

(Departemen Kehutanan, 1997 : 230).

g. Sumbat jurang (gully plug) adalah bangunan pengawet tanah dan air berupa

bendungan kecil, dengan konstruksi terbuat dari urugan tanah dn gebalan

rumput, batu bronjong atau kayu/bambu yang berfungsi untuk menahan

sedimen yang berasal dari erosi parit. (Departemen Kehutanan, 1997 : 230-

231).

h. Bronjong batu adalah bangunan pengawet tanah berupa kawat bronjong yang

diisi dengan batu atau beton yang dipasang pada tebing sungai terutama pada

alur yang berbentuk kelokan. Bangunan ini berfungsi sebagai penahan tebing

sungai dari gaya gerus aliran air sungai.

i. Saluran pembuangan air adalah bangunan pengawet tanah berupa saluran air

yang pada dinding dan dasar salurannya ditanami rumput yang merayap.

Saluran ini berfungsi untuk mengalirkan aliran permukaan secara aman tanpa

menimbulkan erosi. (Departemen Kehutanan, 1997 : 267).

j. Saluran pengelak adalah suatu cara konservasi tanah dengan membuat semacam

parit atau saluran memotong arah lereng dengan kemiringan yang kecil

sehingga kecepatan air tidak lebih dari 0,5 m/detik. Saluran pengelak biasanya

dibuat pada tanah yang berlereng panjang dan seragam yang permeabilitasnya

Page 37: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

rendah. (Arsyad, 1989: 121). Dalam bahasa inggris saluran pengelak disebut

diversion ditch, diversion channel, atau diversion terrace.

k. Teras bangku atau tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan meratakan

tanah di bagian bawah sehingga terbentuk suatu deretan anak tangga atau

bangku yang dipisahkan oleh talud. (Suripin, 2004:118). Talud (riser) harus

ditanami rumput-rumputan atau tanaman penutup lain agar terlindung dari

erosi percikan maupun erosi permukaan, begitu pula pada bibir teras (lip) perlu

diperkuat dengan tanaman penguat teras. Agar bidang olah cukup lebar dan agr

tidakmudah longsor, teras bangku dibuat pada lahan kering untuk tanaman

semusim dengan kemiringan kurang dari 40%. (Departemen Kehutanan,

1997:267).

l. Teras guludan adalah bentuk konservasi tanah dengan membuat guludan yaitu

tumpukan tanah (galengan) yang dibuat memanjang memotong kemiringan

lahan. Fungsi guludan ini adalah untuk menghambat aliran permukaan,

menyimpan air di bagian atasnya dan untuk memotong panjang lereng. Tinggi

tumpukan tanah berkisar antara 25-30 cm dengan lebar dasar 25-30 cm.

(Suripin, 2004: 1160. Pada lahan yang berlereng curam atau lahan yang peka

terhadap erosi dapat digunakan guludan bersaluran. Pada sistem guludan

bersaluran, di sebelah atas guludan dibuat saluran memanjang mengikuti

guludan.

Page 38: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Kusumah dalam Muryono (2008 : 16) mengemukakan skema bentuk teras

sebagai berikut:

Gambar 2. Skema Macam – Macam Bentuk Teras.

Teras bangku dapat dilakukan pada lahan yang mempunyai kemiringan

sekitar 20-30%. Pada lahan – lahan yang mempunyai kemiringan sekitar 2% dan

mempunya curah hujan yang relatif rendah serta permeabilitas tanahnya tinggi

dapat dibuat teras dasar atau (level terrace). Fungsi teras ini adalah supaya air

dapat dimanfaatkan seefisien mungkin bagi keperluan tanaman.

Departemen Kehutanan RI melalui Direktorat Jendral Reboisasi dan

Rehabilitasi Lahan (1998) menyebutkan bahwa pemilihan bentuk teras selain

Teras

(terrace)

Teras Bangku

(Bench Terrace)

Teras berdasar lebar

(Broadbase terrace) Teras berlereng

(Graded terrace)

Teras datar

(Level terrace)

Teras irigasi

(irrigation terrace)

Teras tangga

(Step terrace)

Teras bangku berlereng

(Slopping bench terrace)

Teras bangku datar

(Level bench terrace)

Page 39: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

didasarkan pada kemiringan lereng juga harus mempertimbangkan kedalaman

tanah, yaitu pembuatan teras dapat diterapkan pada lahan yang memiliki

kedalaman tanah minimal >30 cm.

Pelaksanaan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah untuk masing –

masing kawasan haru mempertimbangkan persyaratan karakteristik fisik pada

masing- masing satuan lahan yang berupa kemiringan lereng dan kedalaman

tanah. Persyaratan pelaksanaan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah yang

dimaksud adalah seperti yang terangkum dalam Tabel 4 dan 5.

Proyek Pendukung Kawasan Perbukitan Kritis Daerah Istimewa

Yogyakarta (1993) dalam tulisannya yang berjudul “ Petunjuk Teknis Stabilisasi

Lereng Perbukitan Kritis”, mengatakan bahwa rehabilitasi lahan dan konservasi

adalah pola bercocok tanam dengan mengusahakan beberapa komoditi yang cocok

dengan musimnya, hingga dapat berproduksi yang dapat mencukupi kebutuhan.

Jika dipandang dari segi konservasi, cara bercocok tanam yang baik dan

benar adalah dengan pertanian secara zigzag yang mengarah ke bawah . Hal ini

dilakukan untuk menghambat lajunya air dan menghambat erosi. Tanaman

konservasi yang lazim disebut tanaman penguat gulud adalah berupa tanaman

serbaguna dimana tanaman tersebut berfungsi sebagai penguat gulud, penahan

erosi, makanan ternak dan dapat pula sebagai bahan penambah bahan organik (bio

mass). Untuk tanaman penguat teras adalah tanaman tahunan. Tanaman tahunan

dapat menjaga kelongsoran teras, karena akar tanaman dapat menahan teras dari

proses pelongsoran. Usaha tani konservasi merupakan bercocok tanam secara

kering (dry farming), sehingga pemupukan kurang diandalkan. Usaha-usaha tani

tersebut dapat dilakukan dengan mengandalkan bahan organik dari seresah atau

bio massa tanaman yang ada atau pupuk kandang. Karenanya usaha tani

konservasi atau rehabilitasi dapat pula disebut usaha tani organik (organic

farming). Dalam kegiatan usaha tani konservasi atau rehabilitasi menurut Proyek

Pendukung Kawasan Perbukitan Kritis tersebut ada tiga kegiatan utama, yaitu:

a. Penanaman penguat gulud

b. Penanaman pohon tahunan

c. Penanaman tanaman semusim

Page 40: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Bentuklahan adalah kenampakan medan yang dibentuk oleh proses-proses

alami yang mempunyai susunan tertentu dan julat karakteristik fisikal dan visual

tertentu di manapun bentuklahan itu ditemukan. Di dalam bukunya Van Zuidam

(1979 dalam Teguh Nugraho, 2005) juga mengemukakan bahwa geomorfologi

terdiri dari aspek-aspek : 1). Morfologi meliputi morfografi dan morfometri, 2).

Morfogenesa meliputi morfostruktur pasif dan aktif serta morfodinamik, 3).

Morfokronologi dan 4). Morfoarrangement.

Berdasarkan konsep geomorfologi tersebut memberikan penjelasan bahwa

dalam mempelajari geomorfologi tidak terlepas dari obyek itu sendiri, yaitu

bentuklahan, proses geomorfologi dan material penyusun.

B. Penelitian yang Relevan

Agung Hartono (2006) melakukan penelitian yang berjudul “ Arahan

Konservasi Daerah Aliran Sungai Samin Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo

tahun 2006”. Tujuan peneltian tersebut adalah : (1) Mengetahui persebaran satuan

lahan dengan pengenalan karakteristik lingkungan fisik, (2) Mengetahui tingkat

bahaya erosi, (3) Mengetahui tingkat longsor lahan, (4) Mengetahui kemampuan

lahan, (5) Mengetahui kesesuaian lahan, (6) Menentukan prioritas penanganan

konservasi tanah , (7) Menentukan cara penanganan dalam arahan konservasi

tanah di Daerah Aliran Sungai Samin Penelitian tersebut menggunakan metode

survei yang disertai dengan analisis data sekunder. Pengambilan sampel

mengunakan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan analisis dokumentasi. Hasil dari penelitian tersebut adalah : (1)

DAS Samin tersusun dari 15 jenis tanah, 8 formasi batuan penyusun, 5 kelas

keiringan lereng, 5 jenis penggunaan lahan yang kemudian membentuk satuan

lahan. (2) Tingkat bahaya erosi di DAS Samin terbagi dalam 5 kelas yaitu Sangat

Ringan (SR), Ringan (R), Sedang (S), Berat (B) dan Sangat Berat (SB). (3)

Tingkat bahaya longsorlahan dibagi menjadi 5 kelas yaitu tingkat bahaya

longsorlahan sangat ringan (SR), tingkat bahay longsorlahan ringan (R), tingkat

bahaya longsorlahan sedang (S), tingkat bahaya longsorlahan berat (B), dan

tingkat bahaya longsorlahan sangat berat (SB). (4) Klasifikasi kelas kemampuan

lahan daerah penelitian sebagian besar berupa subkelas kemampun lahan VIIIw

Page 41: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dengan luas 15.349,21 Ha (47,3%) yang diikuti oleh subkelas Vw, VIIs, VIIes,

Ive,Vie, VIIIe, VIIIew, VIIe yang masing – masing mempunyai luas 8.145,48 Ha

(25,17%), 3.208,7 Ha (9,91 %), 964,31 Ha (2,97%), 826,3 Ha (2,53%), 2.327,94

Ha (7,19%), 656,10 Ha (2,02%), 272,82 Ha (0,84%) dan 30,55 Ha (0,09%). (5)

Berdasarkan kondisi fisik di lapangan saat ini maka sebagian besar (57,11%)

lahan- lahan di daerah penelitian dinilai tidak layak secara aktual untuk

pengembangan secara langsung dari jens tanaman padi, jagung, dan ketela pohon.

(6) Prioritas penanganan konservasi tanah sebagian besar mempunyai prioritas

penanganan empat dengan luas 19.378,18 Ha (59,88%) yang diikuti oleh prioritas

2, 3, 5, 1 yang masing – masing mempunyai luas 5.959,88 Ha (18,24%), 2.663,56

Ha (8,23%), 2.366,78 Ha (7,31%) dan 1.993,73 Ha (6,16%). (7) Secara vegetatif

pada lahan yang mempunyai kemiringan lereng curam – sangat curam diarahkan

sebagai penggunaan lahan hutan lindung, sedangkan pada lereng datar – sedang

diarahkan sebagai wanatani (argoforestery).

Setya Nugraha (2007) melakukan penelitian yang berjudul “ Kesesuaian

Fungsi Kawasan dengan Pemanfaatan Lahan Di Daerah Aliran Sungai Samin

Tahun 2007 ”. tujuan penelitian tersebut adalah : (1) Mengetahui persebaran dan

luas fungsi kawasan lahan di DAS Samin, (2) Mengetahui jenis, luas, dan

persebaran penggunaan lahan yang terdapat di DAS Samin, (3) Mengetahui

kesesuaian antara fungsi kawasan lahan dengan penggunaan lahan yang terdapat

di DAS Samin. Penelitian tersebut menggunakan metode skoring dan metode

matching. Metode skoring digunakan untuk menentukan fungsi kawasan,

sedangkan metode matching digunakan untuk menentukan kesesuaian fungsi

kawasan. Hasil dari penelitian tersebut adalah : (1) Luas penggunaan sawah

15.745,8 Ha (48,63 %), permukiman 8.101,9 (25,02 %), perkebunan 3.601,0 Ha

(11,12 %), tegalan 3.584,9 Ha (11,07 %), semak belukar 1.266,3 Ha (3,90 %) dan

sungai 78,7 Ha (0, 23 %). (2) Fungsi kawasan lahan DAS Samin terdiri fungsi

kawasan lindung luasnya 3.254,21 ha (10,05 %), Fungsi kawasan lindung

setempat 10.826,60 ha (33,44 %), Fungsi kawasan penyangga 1.629,93 ha (5,03

%), fungsi kawasan budidaya tanaman tahunan 1.636,64 ha (5,05 %), fungsi

kawasan budidaya tanaman semusim dan permukiman 15.031,40 ha (46,42 %).

Page 42: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

(3) Penggunaan lahan aktual DAS Samin yang tidak sesuai dengan fungsi

kawasan lahan pada kawasan lindung sebesar 3.254,21 ha (10,05 %) , kawasan

lindung setempat 10.826,60 (33,44 %), kawasan penyangga 1.237,77 ha (3,82 %),

kawasan budidaya tanaman tahunan 1.400,31 ha (4,32 %).

Muryono (2008) melakukan penelitian yang berjudul “ Arahan Fungsi

Pemanfaatan Lahan Daerah Aliran Sungai Samin Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Sukoharjo tahun 2008”. Tujuan penelitian tersebut adalah : (1)

Menentukan Fungsi kawasan lahan DAS Samin, (2) Mengetahui penggunaan

lahan aktual DAS Samin yang tidak sesuai fungsi kawasan lahan, (3) Menentukan

arahan fungsi pemanfaatan lahan DAS Samin. Penelitian tersebut menggunakan

metode survei. Populasi penelitian adalah lahan di DAS Samin. Teknik

pengambilan sampel dangan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data

dengan dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data untuk penentuan fungsi

kawasan lahan dilakukan dengan skoring, dan untuk mengetahui penggunaan

lahan aktual yang tidak sesuai dengan fungsi pemanfaatan lahan dilakukan dengan

pencocokan (matching). Analisis peta menggunakan aplikasi SIG. Hasil dari

penelitian tersebut adalah (1) Fungsi kawasan lahan DAS Samin terdiri dari fungsi

lindung luasnya 3.254,21 ha(10,05%), fungsi kawasan lindung setempat

10.826,60 ha (33,44%), fungsi kawasan penyangga 1.629,93 ha (5,035), fungsi

kawasan budidaya tanaman tahunan 1.636,64 ha (5,05%), fungsi kawasan

budidaya tanaman semusim dan permukiman 15.031,40 ha (46,42%). (2)

Penggunaan lahan aktual DAS Samin yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan

lahan pada kawasan lindung sebesar3.254,21 ha (10,05%), kawasan lindung

setempat 10.826,60 ha (33,44%), kawasan penyangga 1.237,77 ha (3,82%)

kawasan budidaya tanaman tahunan 1.400,31 ha (4,32%). (3) Arahan fungsi

pemanfaatan lahan pada kawasan lindung sebagian besar diarahkan ke dalam

kegiatan reboisasi dan dengan penerapan metode konservasi mekanik berupa

sumbat jurang dan dam pengendali, pada kawasan lindung setempat diarahkan ke

dalam kegiatan penanaman tanaman perlindungan sungai dan mataair serta

dengan penerapan metode konservasi mekanik berupa bronjong batu, pada

kawasan penyangga diarahkan kedalam sistem wanatani (agroforestry) dan

Page 43: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dengan penerapan metode konservasi mekanik berupa dam pengendali dan saluran

pembuangan air,pada kawasan budidaya tanaman tahunan diarahkan kedalam

kegiatan penanaman tanaman perkebunan dan dengan penerapan metode

konservasi mekanik berupa teras bangk dan teras pengelak (diverssion terrace).

Agung Hidayat (2010) melakukan penelitian penelitian yang berjudul

“Kajian Lahan Kritis Untuk Arahan Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Jlantah

Hulu Kabupaten Karanganyar Tahun 2010”. Tujuan penalitian tersebut adalah :

(1) mengetahui faktor-faktor fisik yang menyebabkan terejadinya lahan kritis, (2)

Mengetahui tingkat kekritisan lahan, dan (3) Menyusun arahan rehabilitasi lahan

kritis yang sesuai di DAS Jlantah Hulu. Penelitian tersebut menggunakan metode

deskriptif spasial. Tumpang susun antara geologi, tanah, lereng, dan penggunaan

lahan menghasilkan peta satuan lahan. Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan observasi lapangan, analisis dokumentasi termasuk interpetasi peta dan

citra dan analisis laboratorium. Hasil dari penelitian tersebut adalah : (1) Faktor-

faktor fisik penyebab lahan kritis yaitu buruknya keadaan liputan lahan, kondisi

kemiringan lereng yang didominasi oleh lereng – lereng curam, tingginya tingkat

bahaya erosi, dan pengelolaan lahan yang kurang memperhatikan kaidah – kaidah

konservasi dan rehabilitasi lahan. (2) Tingkat kekritisan lahan terdiri dari (a)

Sangat kritis dengan luas 113,416 Ha (56,59%), (b) Kritis dengan luas 232,261 Ha

(10,33%), (c) Agak kritis denan lus 560,530 Ha (24,94%), (d) Potensial Kritis

dengan luas 1271,725 Ha (56,59%), dan (e) Tidak kritis dengan luas 69,910 Ha (

3,09%), (3) Arahan rehabilitasi lahan disusun dengan mempertimbangkan kondisi

fisik lahan berupa : tingkat kekritisan lahan, tingkat bahaya erosi, fungsi kawasan,

kemiringan lereng, kedalaman solum tanah, dan penggunaan lahan aktual

sehingga diperoleh 10 kelompok arahan rehabilitasi.

Page 44: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

No Peneliti Judul Tujuan Variabel Metode Hasil

1 Agung Hartono

(2006)

Arahan Konnservasi Daerah

Aliran Sungai Samin

Kabupaten Karnganyar dan

Sukoharjo

Mengetahui persebaran satuan lahan dengan pengenalan

karakteristik lingkungan fisik. Mengetahui tingkat bahaya erosi.

Mengetahui tingkat longsor lahan. Mengetahui kemampuan

lahan. Mengetahui kesesuaian lahan. Menentukan prioritas

penanganan konservasi tanah. Menentukan cara penanganan

dalam arahan konservasi tanah di DAS Samin.

Arahan Konnservasi Survei dengan analisis data

sekunder

Persebaran satuan lahan. Tingkat

bahaya erosi. Tingkat bahaya longsor

lahan. Klasifikasi kelas kemampuan

lahan. Kesesuaian lahan. Konservasi

tanah. Konservasi vegetatif.

2 Setya Nugraha (2007) Kesesuaian Fungsi Kawasan

dengan Pemanfaatan Lahan Di

Daerah Aliran Sungai Samin

Kabupaten Karnganyar dan

Sukoharjo

Mengetahui persebaran dan luas fungsi kawasan lahan.

Mengetahui jenis, luas, dan persebaran penggunaan lahan.

Mengetahui kesesuaian antara fungsi kawasan lahan dengan

penggunaan lahan yang terdapat di DAS Samin.

- Fungsi Kawasan

- Pemanfaatan Lahan

Metode Skoring dan metode

matching

Luas penggunaan lahan. Fungsi

kawasan lahan. Penggunaan lahan

aktual.

3 Muryono (2008) Arahan Fungsi Pemanfaatan

Lahan Daerah Aliran Sungai

Samin Kabupaten Karnganyar

dan Sukoharjo

Menentukan fungsi kawasan lahan. Mengetahui penggunaan

lahan aktual. Menentukan arahan fungsi pemanfaatan lahan DAS

Samin.

Arahan Fungsi

Pemanfaatan Lahan

Dokumentasi dan Survei Fungsi kawasan lahan. Penggunaan

lahan aktual. Arahan fungsi

pemanfaatan lahan.

4 Agung Hidayat

(2010)

Kajian Lahan Kritis untuk Arahan Rehabilitasi DAS

Jlantah Hulu Kabupaten Karanganyar

Mengetahui faktor-faktor fisik yang menyebabkan terjadinya

laha kritis. Mengetahui tingkat kekritisan lahan. Menyusun

arahan rehabilitasi lahan kritis yang sesuai di DAS Jlantah Hulu.

Lahan Kritis

Arahan Rehabilitasi

Deskriptif spasial Faktor fisik lahan kritis. Tingkat

kekritisan lahan. Arahan rehabilitasi

lahan.

5 Miftahul Hidayat

(2012)

Evaluasi Kesesuaian Fungsi

Kawasan dan Konservasi

Lahan Daerah Aliran Sungai

Walikan Kabupaten

Karanganyar dan Kabupaten

Wonogiri

Mengetahui luas dan persebaran penggunaan lahan. Mengetahui

fungsi kawasan lahan. Mengetahui kesesuaian antara fungsi

kawasan lahan dengan penggunaan lahan. Mengetahui araha

konservasi yang sesuai untuk DAS Walikan

Kesesuaian Fungsi

Kawasan

Konservasi Lahan

Analisis Spasial

Page 45: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

C. Kerangka Berfikir

Pada masa era globalisasi saat ini jumlah penduduk sangat padat dan

bertambah dengan sangat cepat sehingga semakin menyebabkan meningkatnya

kebutuhan ekonomi mengakibatkan manusia terdesak untuk memanfaatkan lahan

yang ada di sekitar mereka untuk memenuhi kebutuhan ekonomi tanpa

memikirkan adanya fungsi dari masing – masing kawasan yang ada disekitar

tempat tinggal mereka, apabila dilakukan secara terus menerus dapat

mengakibatkan tidak seimbangnya fungsi kawasan sesuai dengan peruntukannya.

Berdasarkan pertimbangan perlu dilakukan adanya penyesuaian fungsi kawasan

pada setiap wilayah – wilayah di sekitarnya yang sesuai dengan peraturan

perundang- undangan yang berlaku. Apabila terdapat konservasi dan pemanfaatan

lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya dan tidak segera ditangani maka akan

mengakibatkan terjadinya permasalahan lingkungan fisik DAS seperti degradasi

lahan, erosi, tanah longsor dan terjadinya penurunan kualitas lahan.

Permasalahan – permasalahan yang sudah ada seperti degradasi lahan,

menurunnya kualitas lahan harus segera ditangani dengan cara dilakukan

konservasi lahan yang sesuai dengan fungsi lahannya sehingga akan menekan

permasalahan – permasalahan yang ada. Langkah awal yang perlu dilakukan

dalam usaha konservasi lahan adalah dengan melakukan evaluasi kesesuaian

fungsi kawasan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan lahan dengan fungsi

kawasannya. Kesesuaian fungsi kawasan ini dilakukan dengan cara memberikan

skor terhadap masing-masing parameter fungsi kawasan yaitu intensitas curah

hujan, macam tanah dan kemiringan lereng.

Setelah fungsi kawasan diketahui, langkah selanjutnya yaitu menentukan

kesesuaian fungsi kawasan yaitu dengan melakukan matching (mencocokkan)

antara fungsi kawasan dengan penggunaan lahan eksisting. Setelah hal tersebut

diketahui, maka akan dapat melakukan tindakan konservasi yang sesuai dengan

fungsi lahannya. Sehingga dapat mengurangi adanya degradasi lahan.

Page 46: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Gambar 3. Diagram Alir Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan Penduduk

Meningkat

Terdesak Kebutuhan

Ekonomi

Konservasi Tidak Sesuai

Fungsi Lahan

Upaya Konservasi

Fungsi Kawasan

Permasalahan Lahan

Penggunaan Lahan

Kesesuaian Fungsi Kawasan

Konservasi Sesuai Fungsi

Lahan

Pemanfaatan Lahan

Konservasi Lahan

Arahan Konservasi Lahan

- - Permukiman

- - Perkebunan/Kebun

- - Sawah

- - Semak Belukar

- - Sungai

- - Tegalan/Ladang

-

-

Page 47: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Walikan, yang

secara administratif terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Wonogiri serta meliputi 3 wilayah kecamatan. Berdasarkan Peta Rupa

Bumi Indonesia Skala 1:25.000 Tahun 2001 lembar 1508–132 Poncol, lembar

1508-113 Girimarto, lembar 1508-131 Tawangmangu, lembar 1508 – 324

Wonogiri yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survai dan Pemetaan

Nasional.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 11 bulan, mulai dari Oktober 2011 sampai

bulan Agustus 2012.

Tabel 8. Rancangan Waktu Penelitian

No Kegiatan 2011 2012

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Penyusunan Proposal

2 Penyusunan Instrumen

3 Pengumpulan Data

4 Analisis Data

5 Penulisan Laporan

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah yang digunakan untuk

mendapatkan data yang valid dan reliabel dengan tujuan untuk dapat

Page 48: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dikembangkan, ditemukan, dibuktikan dengan suatu pengetahuan tertentu yang

pada gilirannya dapat dipahami, dipecahkan dan senantiasa suatu masalah dalam

bidang ilmu pengetahuan tertentu. Metode penlitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Analisis Spasial. Menurut Hadi Sabari Yunus Analisis

Spasial merupakan suatu metode untuk memahami gejala tertentu agar

mempunyai pengetahuan yang mendalam melalui media ruang yang dalam hal ini

variabel ruang mendapat posisi utama dalam setiap analisis. Disini ruang yang

digunakan adalah seluruh unit lahan DAS Walikan yang mencakup obyek nyata

yang dapat diamati secara langsung sehingga menjadi paham dengan obyek

tersebut. Menurut Goodall (1987) dalam Hadi Sabari Yunus mengemukakan

bahwa pendekatan keruangan diartikan sebagai suatu metode analisis yang

menekankan pada variabel ruang, yaitu dimana terdapat kesinambungan antara

bentuk kegiatan manusia dalam memenuhi kegiatan hidupnya dimana dalam DAS

Walikan kegiatan tersebut berupa bercocok tanam masih menjadi hal yang utama

sebagai mata pencaharian sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat

meskipun pengolahan space yang ada masih belum sesuai dengan fungsinya

sehingga masalah masih menghampiri dalam setiap pengelolaan tanah pada

wilayah tersebut dan jika tidak segera diatasi maka akan menimbulkan masalah

yang lebih spesifik seperti kerusakan lahan. Analisis disini mengarah pada

pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan dapat

mengungkapkan fakta-fakta yang ada.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan

analisis pola keruangan yang ditinjau dari gejala buatan manusia dimana sudah

ada campur tangan manusia dalam memanfaatkan lahan yang ada dimana hal

tersebut sudah nampak jelas dari penggunaan lahan yang ada di DAS Walikan

berupa kebun sudah menjadi permukiman sehingga kesesuaian fungsi kawasannya

tidak sesuai dengan kaidah yang sudah ditentukan, selain itu juga pola

keruangannya nampak jelas terlihat dari masalah fungsi kawasan dan konservasi

lahan. Dilihat dari segi ekspresi keruangannya masuk dalam gejala fisik yang

intinya bentuk yang dapat disentuh secara fisik dalam hal ini yang masuk adalah

sungai dan tanah. Dari pernyataan tersebut terlihat masalah yang timbul adalah

Page 49: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

konservasi lahannya dimana konservasi tersebut diarahkan pada fungsi kawasan

yang penggunaan lahannya tidak sesuai dengan fungsi yang telah ditentukan

sehingga dapat meminimalisir kerusakan lahan. Metode analisis ini digunakan

untuk menganalisis fungsi kawasan dan arahan konservasi lahan.

Spasial atau keruangan adalah suatu cara pandang atau kerangka analisis

yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Kajian keruangan dengan

penekanan bahasan pada lokasi, aksesibilitas, trend struktur aglomerasi, intraksi

dan gerakan (Alfandi, 2001:83). Analisis spasial merupakan metode yang

berusaha membantu dalam menganalisis kondisi permasalahan berdasarkan data

dari wilayah yang menjadi sasaran (Cholid, 2005:5). Dari metode spasial tersebut

digunakan untuk menganalisis kesesuaian fungsi kawasan dan arahan konservasi

lahan.

Teknik yang digunakan untuk menghasilkan peta satuan lahan adalah

overlay dari peta penggunaan lahan, peta geologi, peta tanah, peta kemiringan

lereng maka akan menghasilkan peta satuan lahan tentatif. Setelah peta satuan

lahan tentatif jadi dilakukan cek lapangan apakah satuan lahan tersebut sudah

benar, jika sudah benar maka akan menghasilkan peta satuan lahan. Setelah peta

satuan lahan jadi kemudian dilakukan skoring dan pembobotan maka akan

menghasilkan peta kesesuaian fungsi kawasan, dari peta kesesuaian fungsi

kawasan dioverlay dengan peta tanah, peta lereng dan peta intensitas curah hujan

akan menghasilkan peta fungsi kawasan. Dari peta tersebut kemudian dicocokkan

dengan penggunaan lahan aktual maka akan menghasilkan peta kesesuaian fungsi

kawasan. Langkah terakhir yang dilakukan adalah dengan mencocokkan antara

peta kesesuaian fungsi kawasan dengan keadaan yang sebenarnya maka akan

menghasilkan peta arahan konservasi.

C. Populasi dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 49 satuan lahan di Daerah Aliran

Sungai Walikan. Satuan analisis menggunakan satuan lahan yang merupakan

gabungan dari beberapa karakteristik lahan yang sama sebagai hasil

tumpangsusun (overlay) dari unsur batuan (peta geologi), topografi (peta lereng),

Page 50: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

tanah (peta tanah) dan penggunaan lahannya (peta penggunaan lahan).

Berdasarkan tumpangsusun dari beberapa peta tersebut diperoleh 49 satuan lahan.

2. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling,

yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu

seperti tanah, geologi, penggunaan lahan dan kemiringan lereng yang mempunyai

karakteristik sama. Sampel dipilih secara cermat dengan mengambil objek

penelitian secara selektif dan mempunyai ciri-ciri yang spesifik yang dianggap

cukup mewakili dari 49 poligon atau semua satuan lahan yang ada. Satuan lahan

yang diambil ada 11 satuan lahan sesuai dengan pertimbangan yang hampir

mendekati sama kriterianya pada masing-masing variabel yaitu tanah, geologi,

penggunaan lahan dan kemiringan lereng.

D. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu data primer

berupa penggunaan lahan, solum tanah, kemiringan lereng dan data sekunder

adalah data penunjang yang diperoleh dari instansi-instansi terkait dan dari hasil

penelitian terdahulu. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut ini :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari obyek penelitian langsung.

Menurut Tika (2005:44) data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

responden atau objek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti.

Data tersebut didapatkan melalui observasi lapangan. Data yang dibutuhkan

meliputi kemiringan lereng, penggunaan lahan, solum tanah.

2. Data sekunder yang digunakan antara lain :

a. Data letak, luas, batas dan ketinggian tempat daerah penelitian yang diperoleh

dari Peta Rupabumi Indonesia lembar 1508 – 132 Poncol, 1508 – 113

Girimarto, 1508 – 131 Tawangmangu, 1508 – 324 Wonogiri Tahun 2001.

Page 51: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

b. Data kemiringan lereng dari análisis Peta Rupabumi Indonesia lembar lembar

1508 – 132 Poncol, 1508 – 113 Girimarto, 1508 – 131 Tawangmangu, 1508 –

324 Wonogiri Tahun 2001.

c. Data jenis batuan diperoleh dari Peta Geologi Surakarta, Giritantro, dan

Ponorogo.

d. Data jenis tanah diperoleh dari Peta Tanah BAPEDA karanganyar dan

Wonogiri.

e. Data iklim, yang meliputi curah hujan, iklim dan suhu yang diperoleh dari

Sub Dinas Pengairan Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karanganyar

Khususnya Stasiun Meteorologi di Kecamatan Tawangmangu dan Stasiun di

Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar.

f. Data penggunaan lahan dari Peta Rupabumi Indonesia lembar 1508 – 132

Poncol, 1508 – 113 Girimarto, 1508 – 131 Tawangmangu, 1508 – 324

Wonogiri tahun 2001 yang kemudian di overlay dengan Citra Ikonos agar

penggunaan lahannya tidak berubah atau sesuai dengan kondisi aslinya.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Melalui metode ini diadakan pengamatan dan pengukuran secara langsung

di lapangan terhadap parameter-parameter yang dibutuhkan dalam penelitian ini

yang berupa kemiringan lereng, penggunaan lahan.

2. Dokumentasi

Analisis dokumentasi adalah perolehan data dari catatan, dan peta – peta.

Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan menelaah segala bentuk

catatan atau pada berbagai jenis literatur yang terkait dengan penelitian, termasuk

peta. Data yang dikumpulkan berupa data sekunder jenis tanah, penggunaan lahan,

jenis batuan, dan curah hujan.

F. Teknik Analisis Data

1. Luas, dan Persebaran Penggunaan Lahan

Penentuan luas dan persebaran penggunaan lahan DAS Walikan

menggunakan peta RBI Tahun 2001. Peta yang digunakan 1508 – 132 Poncol,

Page 52: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

1508 – 113 Girimarto, 1508 – 131 Tawangmangu, 1508 – 324 Wonogiri. peta

RBI tersebut kemudian dioverlay sehingga menghasilkan peta administrasi. Peta

administrasi tersebut digunakan sebagai basemap untuk interpretasi penggunaan

lahan yang digunakan. kemudian dicocokkan kemudian di overlaykan sehingga

menghasilkan peta tentatif dengan skala 1:50.000. Kemudian data penggunaan

lahan dari peta tentatif tersebut dicocokkan dengan penggunaan lahan yang ada di

lapangan. Setelah diketahui penggunaan lahannya kemudian ditenntukan luas dan

persebaran penggunaan lahannya dengan menggunakan software SIG.

2. Fungsi Kawasan

Parameter arahan fungsi kawasan terdiri dari intensitas curah hujan,

kemiringan lereng dan jenis tanah. Uraian dari masing-masing variabel dapat

dilihat pada penjelasan berikut :

a. Intensitas Curah Hujan

Dalam menentukan intensitas curah hujan dapat ditentukan

dengan persamaan berikut:

Dari perhitungan ini diperoleh data intensitas curah hujan rata-rata harian,

sedangkan deliniasinya dilakukan dengan cara interpolasi linier, yaitu menarik

garis lurus antara dua stasiun hujan yang berdekatan dan membagi jaraknya secara

proporsional sesuai dengan perbedaan intensitas hujan kedua stasiun hujan

tersebut. Untuk klasifikasi intensitas hujan harian rata-rata mengacu pada

penyusunan pola rehabilitasi lahan dan konservasi tanah.

Page 53: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 9. Klasifikasi Dan Skor Intensitas Hujan Harian Rata-Rata

Kelas Intensitas Hujan ( mm/hr ) Keterangan Skor

I 0 – 13,6 Sangat rendah 10

II > 13,6 - 20,7 Rendah 20

III > 20,7 – 27,7 Sedang 30

IV > 27,7 – 34 Tinggi 40

V > 34 Sangat tinggi 50

Sumber : SK Menteri Pertanian No.837/kpts/Um/11/1980 dan No : 683/Kpts/Um/1981

Tabel diatas merupakan tabel Parameter Klasifikasi Dan Skor Intensitas

Hujan Harian Rata-Rata yang digunakan untuk klasifikasi fungsi kawasan dengan

menggunakan nilai/skor berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian

No.837/kpts/Um/11/1980 dan No : 683/Kpts/Um/1981

b. Kemiringan Lereng

Peta kelas lereng diperoleh melalui interpetasi Peta Rupa Bumi Indonesia

(RBI) dengan metode pembuatan peta lereng yang dikemukakan oleh Wenthworth

dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

tα = Besar sudut lereng

n = Jumlah kontur yang memotong tiap diagonal jaring

ci = kontur interval

a = panjang diagonal jaring dengan panjang rusuk 1 cm

Page 54: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Klasifikasi kemiringan lereng ini berpedoman pada penyusunan

rehabilitasi lahan dan konservasi tanah sebagai berkut :

Tabel 10. Kelas Kemiringan Lereng dan Nilai Skor Kemiringan Lereng

Kelas Kemiringan ( % ) Klasifikasi Skor

I 0 – 8 Datar 20

II > 8 – 15 Landai 40

III >15 – 25 Agak Curam 60

IV > 25 – 45 Curam 80

V > 40 Sangat Curam 100

Sumber : SK Menteri Pertanian No.837/kpts/Um/11/1980 dan No : 683/Kpts/Um/1981

c. Jenis Tanah

Adapun Klasifikasi Jenis Tanah Berdasarkan Pedoman Penyusunan Pola

Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah adalah sebagai berikut :

Table 11. Klasifikasi Dan Nilai Skor Jenis Tanah Menurut Kepekaan Terhadap

Erosi

Kelas Jenis Tanah Klasifikasi Skor

I Aluvial glei, Planosol, Hidromorf kelabu Tidak peka 15

II Latosol Kurang peka 30

III Brown forest soil, mediteran Agak peka 45

IV Andosol, laterit, organosol, kezina Peka 60

V Regosol, litosol, organosol, renzina Sangat peka 75

Sumber : SK Menteri Pertanian No.837/kpts/Um/11/1980 dan No : 683/Kpts/Um/1981

Page 55: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

d. Cara penentuan fungsi kawasan

1. Fungsi Lindung

Satuan lahan dengan jumlah skor ketiga karakteristik

fisiknya sama dengan atau lebih besar dari 175, atau

memenuhi salah satu atau beberapa kriteria sebagai berikut :(a)

Mempunyai kemiringan lereng lebih > 40 %, (b) Merupakan

kawasan yang mempunyai jenis tanah sangat peka terhadap

erosi (regosol, litosol, organosol,dan renzina) dan mempunyai

kemiringan lereng > 15%, (c) Merupakan jalur pengaman aliran

sungai sekurang-kurangnya 100 meter di kanan kiri alur sungai,

(d) Merupakan pelindung mata air, yaitu 200 meter dari pusat

mata air, (e) Berada pada ketinggian lebih atau sama dengan

2.000 meter diatas permukaan laut, (f) Guna kepentingan khusus

dan ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan lindung.

2. Fungsi Kawasan Penyangga

Satuan lahan dengan jumlah skor ketiga karakteristik

fisiknya antara 125-174 serta memenuhi kriteria umum sebagai

berikut : (a) Keadaan fisik satuan lahan memungkinkan untuk

dilakukan budidaya. (b) Lokasinya secara ekonomis mudah

dikembangkan sebagai kawasan penyangga, (c) Tidak merugikan

segi-segi ekologi atau lingkungan hidup apabila dikembangkan

sebagai kawasan penyangga.

3. Fungsi Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan

Satuan lahan dengan jumlah skor ketiga karakteristik

fisiknya < 124 serta sesuai untuk dikembangkan usaha tani

tanaman tahunan. Selain itu areal tersebut harus memenuhi

kriteria umum untuk kawasan penyangga.

4. Fungsi Kawasan Budidaya Tanaman Semusim dan Permukiman

Satuan lahan dengan kriteria seperti dalam penetapan kawasan

budidaya tanaman tahunan serta terletak di tanah milik, tanah

adat dan tanah negara yang seharusnya dikembangkan usaha

Page 56: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

tani tanaman semusim. Selain memenuhi kreteria tersebut diatas,

untuk kawasan permukiman harus berada pada lahan yang

memiliki lereng mikro tidak lebih dari 8 % dengan batasan luas

yang telah ditetapkan.

3. Kesesuaian Penggunaan Lahan dengan Fungsi Kawasan

Kesesuaian penggunaan lahan dengan fungsi kawasan diperoleh

dengan metode matching antara penggunaan lahan dengan fungsi kawasan.

Adapaun bagan yang digunakan adalah :

Gambar 4. Bagan Penentuan Kesesuaian Fungsi Kawasan dengan Penggunaan Lahan

4. Konservasi Lahan

Konservasi lahan dilakukan dengan menyesuaikan macam penggunaanya

dengan kemampuan lahan dan memberikan perlakuan sesuai dengan syarat –

Data kemiringan

lereng

Data jenis tanah Data intensitas curah

hujan rata-rata

Fungsi Kawasan

Kawasan Lindung

Kawasan Penyangga

Kawasan Budidaya Penggunaan Lahan

Kesesuaian fungsi

kawasan

Interptretasi Peta

RBI, dan Citra

Ikonos Google

Earth

Observasi Lapngan

Page 57: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

syarat yang diperlukan agar tanah dapat berfungsi dengan baik. Konservasi

dilakukan dengan pendekatan fungsi kawasan dan penggunaan lahan.

Berikut ini adalah contoh penyusunan dan arahan konservasinya:

Fungsi kawasan contoh Fungsi kawasan lindung

Penggunaan lahan contoh sebagai tegalan

Arahan konservasi secara teknik contoh

dengan teras guludan termasuk pematang

kontur

Arahan konservasi secara vegetative contoh

dengan reboisasi

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap pelaksanaan yaitu :

1. Tahap Persiapan dan Pengajuan Proposal

Pada tahap ini dilakukan observasi awal terhadap daerah penelitian

kemudian mencari literatur yang sesuai dengan tema penelitian, setelah itu

dlakukan penyusunan proposal.

2. Penyusunan Innstrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang ddigunakan untuk mengumpulkan

data yang diperlukan. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan

adalah peta satuan lahan, kemudian diperlukan juga lembar Checklist dengan

format sesuai dengan data faktor – faktor dari varabel penelitian yang diperlukan.

3. Tahap Pengmpulan Data

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data berupa data primer dan data

sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampel tanah

Page 58: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

guna analisis sifat fisik tanah dan produktivitas lahan, análisis sifat kimia tanah

dilakukan dengan uji laboratorium. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan

diperoleh dari instansi-instansi terkait, penelitian yang relevan, dan analisis pada

Peta RBI, Peta Geologi dan Peta Tanah.

4. Tahap Analisis Data

Tahap ini merupakan tahap di mana data yang diperoleh dihitung,

dianalisis dan diklasifikasikan untuk dapat menyimpulkan hasil dari penelitian.

5. Tahap Penulisan Laporan Penelitian

Merupakan tahap terakhir dalam penelitian di mana hasil penelitian yang

diperoleh dilaporkan atau disajikan dalam bentuk tulisan, tabel, gambar, dan peta.

Page 59: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Fisik Lokasi Penelitian

1. Letak, Batas, dan Luas

Lokasi penelitian berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Walikan. Secara

astronomis letak DAS Walikan berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia Skala

1:25.000 Edisi l - 2001 terletak antara 07o

41‟ 44” - LS-07º 46‟ 56” LS dan 110º

56‟ 08” – 111º 10‟ 24 “ BT. Berdasarkan koordinat UTM terletak antara 9134476

mT – 9154271 mT dan 492866 mU – 521766 mU.

DAS Walikan merupakan Sub DAS Bengawan Solo Hulu yang berbatasan

dengan :

Sebelah Barat : DAS Mento di Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo

dan Wonogiri

Sebelah Timur : DAS Gonggang di Kabupaten Magetan Jawa Timur

Sebelah Selatan : DAS Amblo dan DAS Keduang di Kabupaten

Wonogiri

Sebelah Utara : DAS Jlantah di Kabupaten Karanganyar dan

Sukoharjo

Secara administratif wilayah DAS Walikan berada di dua Kabupaten

yaitu sebelah timur berada di Kabupaten Karanganyar sedangkan wilayah barat

daya berada di Kabupaten Wonogiri. Wilayah administrasi DAS Walikan yang

terletak di Kabupaten Karanganyar meliputi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan

Jatipuro dan Jatiyoso, sedangkan wilayah yang masuk dalam Kabupaten

Wonogiri meliputi Kecamatan Wonogiri.

Wilayah Kecamatan Jatiyoso terdiri dari 6 Desa yaitu Desa Beruk,

Wonorejo, Wonokeling, Jatiyoso, Petung, Jatisawit. Untuk Kecamatan Jatipuro

terdiri dari 5 Desa yaitu Desa Jatiroyo, Jatipuro, Jatipurwo, Ngepungsari dan

Page 60: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Jatisobo, sedangkan wilayah DAS Walikan yang masuk dalam Kecamatan

Wonogiri meliputi 3 Desa yaitu Desa Sonoharjo, Manjung dan Giriwarno.

Luas wilayah DAS Walikan secara keseluruhan mencapai 5.599,64 Ha

atau sebesar 55.996.400 m2. Kecamatan paling luas yaitu Kecamatan Jatiyoso

dengan luas 3.197,709 Ha dengan wilayah Desa yang terluas yaitu Desa

Wonorejo dengan luas wilayah 813,022 Ha (53,23 %), luas Kecamatan Jatipuro

sebesar 1.747,358 Ha (31,20 %) dan Kecamatan dengan luasan terkecil yaitu

Kecamatan Wonogiri yang hanya mencakup 3 Desa dengan luas wilayah sebesar

654,572 Ha (15,53%).

Pembagian administrasi DAS Walikan secara rinci dikemukakan dalam

tabel 12.

Tabel 12. Pembagian Administrasi DAS Walikan

No. Kabupaten Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (Ha) %

1. Karanganyar 1. Jatiyoso 1. Beruk

2. Wonorejo

3. Wonokeling

3. Jatiyoso

4. Petung

5. Jatisawit

147,192

813,022

245,966

765,041

615,475

395,525

53,26

2. Jatipuro 1. Jatoroyo

2. Jatipuro

3. Jatipurwo

4. Ngepungsari

5. Jatisobo

244,182

341,682

502,004

83,471

576,019

31,20

2. Wonogiri

1. Wonogiri 1. Sonoharjo

2. Manjung

3. Giriwarno

439,609

214,963

215,488

15,54

Page 61: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

* Pembagian administrasi tabel 12 menggunakan luas wilayah dan bukan

menggunakan jumlah penduduk pada suatu wilayah. Sumber : Peta Peta Rupa

Bumi Indonesia Skala 1: 25.000 lembar 1508-132 Poncol, lembar 1508-113

Girimarto, lembar 1508-131 Tawangmangu, dan lembar 1508-324 Wonogiri.

Adapun pembagian wilayah administrasi, batas DAS, dan letak daerah

penelitian dapat dilihat pada peta 1 yaitu Peta Administrasi DAS Walikan

Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri Tahun 2012

2. Iklim

Wilayah Indonesia yang terletak pada garis katulistiwa menyebabkan

Negara ini memiliki iklim tropis. Iklim adalah karakteristik cuaca pada suatu

wilayah yang didasarkan atas data yang terkumpul selama kurun waktu yang lama

(sekitar 30 tahun), sedangkan cuaca yaitu kondisi atmosfer yang dinamis,

berubah-ubah dalam waktu singkat (dalam jam atau hari) (Lakitan, 1994:2).

Iklim dipengaruhi oleh kelembaban udara, curah hujan (intensitas dan

distribusinya), cahaya, suhu, dan angin. Variasi dari unsur-unsur iklim tersebut

dijadikan dasar dalam klasifikasi iklim. Unsur-unsur iklim tidak berdiri sendiri,

melainkan merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi membentuk sistem

iklim yang terus berputar.

Dalam penelitian ini, unsur iklim yang dibahas hanya terbatas pada data

temperatur dan curah hujan yang terjadi di DAS Walikan dan sekitarnya. Curah

hujan merupakan unsur iklim yang berpengaruh terhadap terbentuknya air. Air

hujan yang jatuh ke permukaan bumi dapat menjadi aliran permukaan (run off),

lengas tanah, evaporasi atau mengalami infiltrasi menjadi air tanah.

Page 62: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Page 63: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

a. Temperatur

Penentuan temperatur udara rata-rata di DAS Walikan dan sekitarnya

dihitung dengan menggunakan pendekatan antara suhu dengan ketinggian yang

dikemukakan oleh Oldeman (1977) dalam Lakitan (1994:104) :

Tmax : 31,3 – 0,006 x

Tmin : 22,8 – 0,005 x

dimana :

Tmax : suhu maksimum (oC)

Tmin : suhu minimum (oC)

X : ketinggian tempat (m)

Dari rumus ini diasumsikan bahwa setiap kenaikan ketinggian 100 m suhu

maksimum menurun rerata 0,6 oC dan suhu minimum menurun 0,5

oC per

kenaikan ketinggian 100 meter. Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 :

25.000 lokasi DAS Walikan tertinggi berada pada ketinggian 2.250 m dan

terendah yaitu 111,5 m. Dengan menggunakan rumus di atas dapat diperoleh

hasil:

Diketahui : x1 : 2.250 m

x2 : 111,5 m

sehingga diperoleh hasil :

Tmax pada ketinggian 2.250 m adalah : 31,3 – 0,006 x1

: 31,3 – 0,006 . 2.250

: 17,8 oC

Tmin pada ketinggian 2.250 m adalah : 22,8 – 0,005 x

: 22,8 – 0,005 . 2.250

Page 64: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

: 11,3 oC

Tmax pada ketinggian 111,5 m adalah : 31,3 – 0,006 x1

: 31,3 – 0,006 . 111,5

: 30,63 oC

Tmin pada ketinggian 111,5 adalah : 22,8 – 0,005 x

: 22,8 – 0,005 . 111,5

: 22,24 oC

Berdasarkan rumus di atas dapat disimpulkan bahwa pada lokasi tertinggi

DAS Walikan yaitu pada ketinggian 2.250 m rata-rata temperatur tertinggi adalah

17,8 oC dan temperatur terendah 11,3

oC. Pada lokasi terendah DAS Walikan

yaitu pada ketinggian 111,5 m rata-rata temperatur tertinggi adalah 30,63 oC dan

temperatur terendah 22,24 oC.

b. Curah Hujan

Data rerata curah hujan, jumlah hari hujan, dan intensitas hujan selama

kurun waktu 10 tahun (2001-2011) digunakan untuk menentukan sebaran curah

hujan yang terjadi di DAS Walikan dan sekitarnya. Selain itu, data curah hujan

yang diperoleh untuk menentukan rerata bulan basah, lembab, dan kering yang

digunakan untuk menentukan tipe curah hujan di DAS Walikan. Berikut disajikan

data rerata curah hujan, jumlah hari hujan dan intensitas hujan selama 10 tahun

terakhir di lokasi penelitian.

Page 65: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 13. Curah Hujan, Hari Hujan dan Intensitas Hujan Tahun 2001-2011

No. Stasiun Curah Hujan

(mm/hari)

Hari Hujan

(hari/tahun)

Intensitas CH

(mm/hari)

1 Bendung Colo 54.47 114.9 17.30

2 Ngadiroyo 74.47 105 25.89

3 Jatipuro 73.67 126.2 21.31

4 Jatiyoso 72.26 127.3 20.72

5 Tawangmangu 91.07 165.4 20.10

Sumber : Analisis Data Curah Hujan Tahun 2001-2011

Penentuan tipe iklim dalam penelitian ini menggunakan klasifikasi

menurut Schmidt dan Ferguson dinyatakan dengan nilai “Quotient” (Q) yang

merupakan perbandingan rerata bulan kering dan rerata bulan basah yang

dinyatakan dalam rumus :

% 100 BasahBulan rata-Rata

KeringBulan rata-Rata : Q x

Klasifikasi bulan kering, lembab dan basah menggunakan klasifikasi

menurut Mohr yaitu

- Bulan kering yaitu bulan dengan rata-rata curah hujan < 60 mm

- Bulan lembab yaitu bulan dengan rata-rata curah hujan antara 60-100 mm

- Bulan basah yaitu bulan dengan rata-rata curah hujan > 100 mm

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh DAS Walikan memiliki tipe

curah hujan C (agak basah) dan tipe curah hujan D (sedang). Tipe curah hujan C

dengan dominasi wilayah meliputi Desa Manjung, dan tipe curah hujan D

meliputi Sonoharjo, Jatisobo, Jatipuro, Jatipurwo, Ngepungsari, Jatiroyo,

Jatisawit, Petung, Giriwarno, Jatiyoso, Wonorejo, Beruk.

Hasil analisis ini didasarkan pada besarnya nilai Q yang kemudian

dicocokkan dengan tabel 10 yaitu tipe curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson

berikut ini :

Page 66: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 14. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson

Tipe Nilai (%) Klasifikasi

A 0 ≤ Q < 14,3 Sangat basah

B 14,3 ≤ Q < 33,3 Basah

C 33,3 ≤ Q < 60 Agak basah

D 60 ≤ Q < 100 Sedang

E 100≤ Q < 167 Agak kering

F 167 ≤ Q < 300 Kering

G 300≤ Q < 700 Sangat kering

H 700≤ Q Luar biasa kering Sumber : Lakitan (1994:15)

Adapun hasil analisis perhitungan tipe curah hujan Menurut Schmidt dan

Ferguson dari masing-masing stasiun pengamatan curah hujan adalah sebagai

berikut :

Tabel 15. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson Pada Setiap

Stasiun Pengamatan

No. Stasiun Q = (Bln Kering / Bulan Basah) x 100 % Tipe Klasifikasi

1 Bendung Colo 89.23 D Sedang

2 Ngadiroyo 51.90 C Agak Basah

3 Jatipuro 54.32 C Agak Basah

4 Jatiyoso 58.97 C Agak Basah

5 Tawangmangu 45.12 C Agak Basah

Sumber : Analisis Data Curah Hujan 2001-2011

Intensitas Curah Hujan Daerah Aliran Sungai Walikan Kabupaten

Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri Tahun 2012 dapat dilihat pada peta

Intensitas Curah Hujan Daerah Aliran Sungai Walikan Kabupaten Karanganyar

dan Kabupaten Wonogiri Tahun 2012.

Page 67: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3.

4.

Page 68: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

5. Fisiografis

Menurut van Bemmelen (1949:26) fisiografis Pulau Jawa dibagi menjadi 4

bagian

a. Jawa Barat (sebelah barat Cirebon)

b. Jawa Tengah (antara Cirebon dan Semarang)

c. Jawa Timur (antara semarang dan Surabaya)

d. Jazirah sempit di bagian timur Jawa (osththoek) dengan Selat Madura dan

Pulau Madura.

Berdasarkan pembagian zone, Pulau Jawa dibagi menjadi tiga zone yaitu zone

utara (northen zone), zona tengah (central zone) dan zona selatan (southern zone).

Berdasarkan pembagian fisiografis di atas, DAS Walikan masuk dalam zone

tengah. Zone tengah terdiri dari Subzone solo (sensu stricto), Subzone Blitar dan

Subzone Ngawi. Tepatnya lokasi penelitian terdapat di jalur Subzone Solo (sensu

stricto) yaitu zone depresi sentral atau Zone Solo (Solo Zone) dengan lokasi

berada di komplek Gunungapi Lawu. Sebelah utara zone depresi ini dibatasi oleh

Pegunungan Kendeng dan sebelah selatan dibatasi oleh Pegunungan Selatan.

Komplek Gunungapi lawu terdiri dari dua pegunungan utama yaitu

Gunungapi Lawu di sebelah utara dan Gunungapi Jobolarangan di sebelah selatan

(Lawu tua). DAS Walikan masuk ke dalam satuan Gunungapi Jobolarangan.

4. Litologi

Berdasarkan Peta Lembar Ponorogo (1508-1) Skala 1:100.000 Tahun 1997

dan Lembar Giritontro (1407-6) Skala 1:100.000 Tahun 1992, susunan litologi

daerah penelitian adalah sebagai berikut :

a. Qvsl (Lava Sidoramping)

Merupakan lava berstruktur alir yang berasal dari komplek Gunungapi

Sidoraming, G.Puncakdalang, G.Kukusan, dan G.Ngampiyungan yang mengalir

ke arah barat. Terdiri dari lava andesit, kelabu tua, porfiritik terdiri dari

Page 69: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

plagioklas, kuarsa, feldspar, masa dasar mikrolit plagioklas dan kaca. Material ini

tersebar di bagian puncak dari lokasi penelitian yaitu berada di Desa Beruk dan

Wonorejo.

b. Qvjb (Breksi Jobolarangan)

Merupakan breksi Gunungapi, mempunyai ciri-ciri dengan warna

kecoklatan, bila lapuk kemerahan, bersusunan andesit, komponen berukuran 2 –

20 cm, menyudut tanggung – membundar tanggung. Masa dasar batu pasr tufan

berbutir sedang – kasar, terpilah buruk, kemas terbuka. Persebarannya di Desa

Wonorejo.

c. Qvjl (Lava Jobolarangan)

Lava ini bersusunan andesit berwarna kelabu tua, porfiritik, terdiri dari

plagioklas, kuarsa dan feldspar di dalam mikrolit plagioklas dan kaca gunungapi.

Lava berstuktur alir ini berasal dari kompleks G.Sidoramping, G.Puncakdalang,

G.Kukusan dan G.Ngampiyungan. Arah aliran umumnya ke barat, lekuk seperti

kawah di puncak G.Silamuk yang diduga bekas letusan yang terbuka ke barat.

Material ini tersebar di Desa Wonorejo dan sebagia kecil di Desa Beruk.

d. Qlla (Endapan Lahar Lawu)

Merupakan endapan lahar Gunungapi Lawu yang terdiri dari andesit,

basalt dan sedikit batuapung bercampur dengan pasir gunungapi, membentuk

perbukitan rendah atau mengisi dataran di kaki gunungapi. Material ini tersebar di

Desa Jatiyoso, Jatipurwo, Jatisawit, Jatipuro, Jatiroyo, Jatisobo, Petung,

Sonoharjo, Giriwarno, Manjung, dan Giriwono. Untuk mengetahui persebaran

Litologi di lokasi penelitian dapat dilihat pada Peta Geologi DAS Walikan

Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri Tahun 2012.

Page 70: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Page 71: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

5. Geomorfologi

Pada hakekatnya geomorfologi mempelajari bentuk-bentuk (morfologi)

bentangalam. Van Zuidam (1978:3) mendefinisikan geomorfologi sebagai ilmu

yang mempelajari bentuklahan dan proses-proses yang bekerja padanya serta

menyelidiki kaitan antara bentuklahan dengan proses yang bekerja dalam susunan

keruangan.

a. Morfografi

Morfografi secara garis besar memiliki arti gambaran bentuk permukaan

bumi atau arsitektur permukaan bumi. Secara garis besar morfografi dapat

dibedakan menjadi bentuklahan perbukitan/punggungan, pegunungan, atau

gunungapi, lembah dan dataran. Berdasarkan atas pembagian ekosistem DAS,

daerah penelitian dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian hulu, tengah, dan

hilir.

Bagian hulu DAS mempunyai kemiringan lereng curam sampai sangat

curam dengan ketinggian tempat > 800 m dpal dan didominasi oleh tanah andosol

dan penggunaan lahan hutan dan tegalan. Bagian hulu DAS Walikan sebagian

besar merupakan bentuklahan perbukitan struktural (terlipat) yang ditandai

dengan adanya lembah (sinklinal) berbentuk V dan punggungan (antiklinal) yang

merupakan anak kaki lereng Gunung Lawu bagian selatan.

Gambar 5 . Bentuklahan perbukitan di Desa Beruk, Wonorejo

(Foto Diambil 23 Januari 2012)

Page 72: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Di bagian tengah DAS yang merupakan daerah transisi atau peralihan

antara bagian hulu dan hilir. Bagian tengah DAS merupakan daerah yang ditandai

dengan kemiringan lereng landai sampai curam dan berada pada ketinggian

tempat antara 200-800 m dpal. Sebagian besar merupakan bentuklahan perbukitan

yang terdenudasi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya aktivitas penduduk

dalam konservasi lahan termasuk kegiatan pertambangan. Selain itu, juga ditemui

bentukan ledok antar perbukitan atau lembah berbentuk U yang dimanfaatkan

oleh penduduk sekitar untuk menanam padi ataupun palawija.

Ben

Bentuklahan yang ada di bagian hilir merupakan bentuklahan yang

sebagian besar dipengaruhi oleh aktivitas sungai, ketinggian tempat rata-rata

kurang dari 200 m dpal. Bentuklahan yang ditemui adalah bentuklahan fluvio

vulkan. Bentuk lahan ini dimulai dari Desa Jatisawit, Jatiroyo, Jatipuro, Jatisobo,

Giriwono, Sonoharjo dan Manjung.

Peta ketinggian tempat di DAS Walikan dapat dilihat pada Peta

Ketinggian Tempat Daerah Aliran Sungai Walikan Kabupaten Karanganyar dan

Wonogiri Tahun 2012.

Bukit Terdenudasi

Gambar 6. Bukit Terdenudasi akibat pertambangan di Desa Wonokeling

(Foto Diambil 8 Juli 2011)

Page 73: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Page 74: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

b. Morfogenesa

Geomorfologi lokasi penelitian tidak terlepas dari pembentukan morfologi

Pulau Jawa. Dua aspek yang menonjol dalam pembentukan Pulau Jawa adalah

iklim tropis lembab dan kegiatan vulkanik yang kuat (Tim Fak.Geografi UGM,

1996:5). Aktivitas vulkanik ini tidak terlepas dari kegiatan tektonik lempeng yang

berlangsung yaitu adanya penunjaman Lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang

menyebabkan terbentuknya jajaran Gunungapi di sepanjang jalur timur sampai

barat Pulau Jawa. Geomorfologi Pulau Jawa dapat dibagi menjadi 3 zone yaitu

utara, tengah dan selatan. Lokasi penelitian sendiri berada di zone tengah yaitu

berada di komplek Gunung Lawu tepatnya di lereng selatan.

Morfogenetik adalah proses atau asal - usul terbentuknya permukaan

bumi, seperti bentuklahan perbukitan atau pegunungan, bentuklahan lembah atau

bentuklahan pedataran. Proses yang berkembang terhadap pembentukkan

permukaan bumi tersebut yaitu proses eksogen dan proses endogen. Dilihat dari

proses terjadinya bentuklahan, morfogenesa ini dapat dibagi menjadi

morfostruktur pasif, morfostruktur aktif dan morfostruktur dinamik.

Morfostruktur aktif merupakan aktivitas proses endogen yaitu proses yang

dipengaruhi oleh kekuatan atau tenaga dari dalam kerak bumi, sehingga merubah

bentuk permukaan bumi. Tenaga endogen yang bekerja di lokasi penelitian

meliputi vulkanisme yang berasal dari Gunung Jobolarangan (lawu tua). Selain itu

juga, keadaan geomorfologi setempat dipengaruhi oleh adanya pelipatan (folding)

yang membentuk jajaran perbukitan yang memanjang sehingga terlihat punggung-

punggung lipatan yang disebut antiklinal dan lembah lipatan yang disebut

sinklinal. Adanya perbukitan lipatan ini dapat dijumpai di Desa Beruk dan

Wonorejo.

Morfostruktur pasif dapat dilihat dari litologi daerah setempat atau struktur

batuannya. Jenis litologi yang dijumpai di daerah penelitian berdasarkan peta

geologi DAS Walikan adalah batuan breksi yang merupakan jenis batuan sedimen

klastik yang dihasilkan oleh aktivitas letusan vulkanik Gunung Jobolarangan

(lawu tua). Materi penyusun berupa batuan sedimen berupa breksi vulkanik yang

Page 75: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

mencerminkan bentuklahan perbukitan yang memanjang. Selain itu, batuan

penyusun lainnya berupa batuan andesit dari endapan lahar lawu yang merupakan

jenis batuan beku. Adanya batuan ini mencerminkan adanya aktivitas vulkanik

sebagai pembentuk muka bumi di lokasi penelitian.

Morfostruktur dinamik dipengaruhi oleh proses tenaga eksogen

merupakan proses yang dipengaruhi oleh faktor - faktor dari luar bumi, seperti

iklim, biologi dan artifisial. Proses ini akan menimbulkan adanya proses

degradasi dan agradasi di lokasi penelitian. Proses degradasi yan berlangsung di

lokasi penelitian dipengaruhi oleh erosi dan longsor lahan. Bentuk erosi yang

banyak dijumpai di lokasi penelitian meliputi erosi lembar sampai parit.

Terjadinya erosi di lokasi penelitian dipengaruhi oleh keadaan topografi dengan

kemiringan lereng agak curam sampai sangat curam serta adanya aktivitas

penduduk yang kurang menerapkan prinsip konservasi yang benar.

Gambar 7. Erosi Lembar (kanan) yang Terjadi di Desa Manjung, Kecamatan Wonogiri dan Erosi

Parit (kiri) di Desa Beruk, Kecamatan Jatiyoso (Foto diambil 23 dan 25 Januari 2012)

Proses degradasi lainnya yaitu akibat longsor lahan yang banyak terjadi di

bagian tengah DAS. Adanya longsor lahan ini umumnya disebabkan karena

tindakan konservasi yang kurang tepat termasuk aktivitas penambangan,

rendahnya tutupan lahan, berubahnya fungsi lahan, keadaan tanah yang labil

akibat pengolahan lahan yang kurang memperhatikan konservasi yang benar, dan

kemiringan lereng yang curam.

Page 76: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Gambar 8. Longsoran Rotasi di Desa Wonorejo (Kiri) dan Desa Jatiyoso (Kanan), Kecamatan

Jatiyoso (Foto Diambil 9 Juli 2011)

Di bagian bawah DAS (Hilir) terjadi proses sedimentasi yang merupakan

kelanjutan dari proses erosi dan merupakan penyebab dari proses agradasi.

Adanya sedimentasi yang umunya terjadi di sekitar bantaran sungai dimanfaatkan

petani untuk ditanami padi ataupun palawija karena umumnya lahan pada daerah

ini merupakan lahan yang subur.

Gambar 9. Proses Sedimentasi di Desa Sonoharjo, Kecamatan Wonogiri

(Foto Diambil 24 Januari 2012)

Sedimentasi Ditanami Padi

Page 77: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

c. Morfokronologi

Proses pembentukan morfologi DAS Walikan yang telah dipaparkan pada

morfogenesa lokasi penelitian di atas telah terjadi terutama pada kala plistosen

tengah dan pada batas plistosen atau holosen. Pembentukan morfologi lokasi

penelitian dipengaruhi oleh sesar dan lipatan yang terjadi pada akhir tersier.

Sedimentasi pada cekungan laut dalam, bersamaan dengan kegiatan gunungapi di

lereng cekungan yang curam serta dipengaruhi oleh gejala longsoran bawah laut.

Endapan turbidit asal gunungapi terbentuk sejak akhir oligosen dan

menerus hingga akhir miosen awal. Kegiatan turbidit yang belum mantap

menyebabkan terumbu-terumbu tersebut runtuh dan terendapkan kembali di

tempat yang lebih dalam bersama-sama dengan klastika gampingan yang lebih

halus. Kegiatan tektonik menjelang permulaan orogenesa miosen tengah ditandai

dengan pengangkatan dan penerobosan magma yang menghasilkan andesit, dasit

dan basal. Keadaan demikian menyebabkan terbentuknya jajaran pegunungan

yang salah satunya adalah Gunung Lawu yang merupakan komplek dari lokasi

penelitian.

d. Morfometri

Aspek geomorfologi yang dapat diketahui adalah kemiringan lereng.

Kemiringan lereng merupakan gambaran perbandingan beda tinggi di suatu

wilayah dengan jarak mendatarnya. DAS Walikan mempunyai bentuklahan yang

bervariasi mulai dari bentuklahan asal struktural, denudasional dan fluvial. Hal ini

menyebabkan kemiringan lerengnya yang sangat beragam yaitu dari datar sampai

sangat curam.

Lereng dengan kemiringan datar menempati luasan terbesar yaitu sebesar

59,82 % dari luas DAS Walikan. Lereng datar biasanya berada di daerah hilir

DAS. Lereng sangat curam mempunyai prosentase luas sekitar 10,19 % dari luas

total DAS. Persebaran kemiringan lereng lokasi penelitian dapat dilihat pada Peta

Kemiringan Lereng Daerah Aliran Sungai Walikan Kabupaten Karanganyar dan

Wonogiri Tahun 2012.

Page 78: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

6. Tanah

Page 79: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Pembentukan tanah yang ada di DAS Walikan dipengaruhi oleh geologi

setempat. Tanah yang ada di DAS Walikan terdiri dari 3 macam tanah yaitu

a. Latosol Coklat Kemerahan

Tanah latosol menurut Darmawijaya (1997:297) meliputi tanah-tanah

yang telah mengalami pelapukan intensif dan perkembangan tanah lanjut,

sehingga terjadi pelindian unsur basa, bahan organik dan silika, dengan

meninggalkan sesquioxid sebagai sisa berwarna merah. Tanah ini menurut

Hardjowigeno, (1987:180) umumnya mempunyai kadar liat lebih dari 60 %,

struktur tanah remah sampai gumpal, warna tanah seragam dengan batas-batas

horison yang kabur, solum dalam (> 150 cm), kejenuhan basa kurang dari 50 %,

dan umumnya mempunyai epipedon umbrik dan endopedon kambik.

Macam tanah latosol coklat kemerahan yang ada di DAS Walikan berasal

dari bahan induk basa berupa andesit yang terdapat Di Gunung Jobolarangan,

Gunung Sidoramping, Gunung puncak dalam, Gunung Kukusan dan Gunung

Ngampiyungan.

Macam tanah ini mengalami pelapukan hasil pencucian yang lebih muda,

sehingga batas horisonnya kabur. Luas macam tanah ini adalah 3.762,037 Ha atau

167,184 % dan merupakan macam tanah terluas di DAS Walikan. Daerahnya

meliputi Jatisobo, Jatipuro, Jatipurwo, Jatoroyo, Jatisawit, Petung, Jatiyoso, dan

Wonorejo.

Berikut ini profil tanah latosol coklat kemerahan dengan kedalaman efektif

425 cm yang ada di Desa Jatipuro, Kecamatan Jatipuro :

Page 80: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Gambar 10. Profil Tanah Latosol Coklat Kemerahan di Desa Jatipuro, Kecamatan Jatipuro (Foto

diambil 25 Januari 2012)

b. Asosiasi Litosol dan Mediteran Coklat Kemerahan

Asosiasi tanah merupakan satuan tanah dengan syarat ada minimal dua

jenis tanah yang luasnya tidak ada 70 % dan batas di lapangan dapat dibedakan.

Macam tanah ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Wonogiri meliputi

Sonoharjo, Manjung dan Giriwarno dengan luas sekitar 992,404 Ha atau

17,723%.

Tanah litosol merupakan golongan tanah yang belum mengalami

diferensiasi profil membentuk horison, sehingga masih dianggap lapisan

(Darmawijaya, 1997:287). Tanah ini dicirikan dengan kedalaman tanahnya yang

dangkal dan profil belum memperlihatkan horison-horison dengan sifat-sifat dan

ciri-ciri batuan induk.

Ciri-ciri yang bisa diamati pada macam tanah ini secara umum di lokasi

penelitian adalah kedalaman efektif sekitar 40-110 cm dan terletak 218-610 m

dpal. Berikut adalah gambar profil tanah Asosiasi litosol dan mediteran coklat

kemerahan di Desa Sonoharjo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.

Page 81: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Gambar 11. Profil Tanah Asosiasi Litosol dan Mediteran Coklat Kemerahan di Desa Sonoharjo,

Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri (Foto diambil 26 Januari 2012)

c. Komplek Andosol Coklat dan Andosol Coklat Kekuningan

Satuan tanah ini dicirikan dengan tidak ada tanah yang luasnya > 70 %,

terdapat lebih satu nama tanah, dan batas di lapangan tidak dapat dilihat dengan

jelas. Tanah andosol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat sarang (very

porous), mengandung bahan organik dan dan lempung (clay) tipe amorf, terutama

alofan serta sedikit silika, alumina atau hidroxida-besi (Darmawijaya, 1997:319).

Andosol merupakan tanah yang mengandung bahan organik jauh lebih banyak

daripada tanah non-vulkanik dalam keadaan lingkungan yang serupa. Hal ini

disebabkan karena dekomposisi bahan organik dalam andosol terhambat oleh

hidroxida alumunium yang amorf (Kosaka et al, 1962 dalam Darmawijaya,

1997:329).

Tanah andosol yang dijumpai di lokasi penelitian umumnya berwarna

hitam kelam, coklat sampai coklat kekuningan, struktur remah atau granuler,

sangat gembur, tidak lekat (non-sticky), tidak liat (non-plastic). Pembentukan

tanah andosol di lokasi penelitian dipengaruhi oleh pelapukan batuan andesit yang

Page 82: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

berasal dari Gunung Jobolarangan, Gunung Sidoramping, Gunung puncak dalam,

Gunung Kukusan dan Gunung Ngampiyungan.

Gambar 12. Singkapan Tanah Andosol di Desa Beruk, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten

Karanganyar (Foto diambil 23 Januari 2012)

Luas satuan tanah ini di Lokasi penelitian adalah 845.199 Ha atau 15,094

% dari luas lahan DAS Walikan. Persebaran tanah ini berada di Desa Wonorejo

dan Desa Beruk Kabupaten Karanganyar. Persebaran macam tanah lokasi

penelitian dapat dilihat pada Peta Tanah DAS Walikan Kabupaten Karanganyar

dan Wonogiri Tahun 2012 berikut ini.

Data tanah diperoleh dari BAPEDA Kabupaten Karanganyar dan

Wonogiri. Peta tanah yang tersedia adalah peta tanah tinjau dengan skala 1 :

250.000. Persebaran tanah di lokasi penelitian dapat dilihat pada Peta Tanah

Daerah Aliran Sungai Walikan Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri Tahun

2012.

Page 83: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Page 84: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

7. Hidrologi

Deskripsi hidrologi lokasi penelitian yang akan dibahas antara lain adalah

pola aliran sungai, bentuk DAS, alur sungai dan morfometri DAS meliputi luas,

orde dan tingkat percabangan sungai, serta kerapatan sungai.

a. Pola Aliran

Dalam suatu DAS, sungai mengikuti suatu aturan yaitu bahwa aliran

sungai dihubungkan oleh suatu jaringan suatu arah dimana cabang dan anak

sungai mengalir ke dalam sungai induk yang lebih besar dan membentuk suatu

pola tertentu. Pola itu tergantung pada kondisi topografi, geologi, iklim, dan

vegetasi yang ada di dalam DAS (Soewarno,1991:21). Pola aliran sungai di lokasi

penelitian adalah pola paralel yaitu pola arah alirannya berbentuk sejajar,

umumnya terbentuk pada daerah dengan kemiringan umum lereng menengah

sampai terjal, atau pada singkapan batuan yang lebar dan sejajar, serta miring.

Gambar 13. Pola Aliran Sungai Paralel di DAS Walikan (Sumber :Peta RBI Lembar Poncol,

Tawangmnagu, Wonogiri, Girimarto)

b. Bentuk DAS

Daerah aliran sungai dapat dibedakan berdasarkan bentuk dimana hal ini

akan menentukan pola hidrologi yang ada. Menurut Sosrodarsono dan Takeda

(1977:169) mengklasifikasikan bentuk DAS separti yang terdapat di halaman 72.

Arah Aliran Sungai Cenderung Sejajar

K. Walikan DAS AMBLO

DAS JLANTAH

DAS KEDUANG

Page 85: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Gambar 14. Klasifikasi Bentuk DAS (Sumber : Sosrodarsono dan Takeda, 1977:169)

Berdasarkan klasifikasi bentuk DAS di atas, DAS Walikan termasuk

dalam bentuk bulu burung. Bentuk DAS seperti pada gambar 12 mengindikasikan

bahwa DAS mempunyai debit banjir yang kecil, karena waktu tiba air dari anak-

anak sungai ke sungai utama yang berbeda-beda. Tetapi bila terjadi banjir akan

berlangsung agak lama. Bentuk sungai utama umumnya memanjang dengan anak-

anak sungai yang berada di kanan kirinya mengalir ke sungai utama.

Page 86: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

c. Alur Sungai

Sebagaimana telah dijelaskan pada landasan teori bahwa alur sungai atau

pembagian DAS menurut ekosistemnya ada 3 yaitu bagian hulu, tengah, dan hilir.

Bagian hulu merupakan daerah dengan tingkat erosi tinggi. Hal ini disebabkan

karena daerahnya yang berupa pegunungan dengan arah aliran yang relatif cepat

dengan gradien yang besar sehingga penampang melintang berbentuk V dengan

tebing batuan induk. Berbeda dengan bagian hilir yang penampang melintangnya

berbentuk U dengan tebing batuan endapan yang belum mengeras.

Material endapan yang ada di bagian hulu, tengah dan hilirpun berbeda. Di

bagian hulu umumnya material berupa krakal dan bongkah-bongkah batuan induk

dengan air yang jernih, di bagian tengah material berupa pasir, sedangkan di hilir

terdiri dari material yang berfraksi halus.

Gambar 15. Penampang Melintang Sungai Berbentuk U di Daerah Hilir Desa Manjung,

Kecamatan Wonogiri (Kiri) dan Berbentuk V Pada Hulu Sungai Desa Wonorejo,

Kecamatan Jatiyoso (Kanan). (Foto diambil 23 Januari 2012)

d. Morfometri DAS

Morfometri DAS merupakan istilah yang dipakai untuk menyatakan

keadaan jaringan alur sungai secara kuantitatif (Soewarno, 1991:33). Morfometri

yang akan diuraikan di sini meliputi luas DAS, gradien sungai, orde dan tingkat

percabangan sungai, serta kerapatan sungai (drainage density).

Page 87: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

1) Luas DAS

Berdasarkan perhitungan luas DAS menggunakan aplikasi SIG dengan Xtool

Update area, perimeter, hectare diketahui luas DAS Walikan adalah 5.599,636

Ha atau 56 Km2. DAS tersebut menurut Heirich et al (1999) dalam Maryono

(2002:174) termasuk dalam klasifikasi DAS kecil.

2) Gradien Sungai

Gradien sungai adalah beda elevasi (d) perpanjang sungai yang diukur (I).

untuk tiap segmen sungai gradiennya tidak sama, tetapi mempunyai sebuah

gradien umum. Gradien sungai dinyatakan dalam m/km, penentuan gradien

dapat langsung di lapangan atau dari peta RBI. Caranya adalah dengan

mengukur beda tinggi antara muara atau hilir dan hulu sungai, kemudian

dicari jarak mendatarnya.

Berdasarkan peta RBI diketahui :

Tinggi Hilir : 111,5 m

Tinggi Hulu : 2.250 m

Jarak mendatar : 28.796,4 m : 28,8 km

Jawab :

Gradien :

:

: 74,25 m/km

Jika dinyatakan dalam derajat adalah :

Tg α :

:

Page 88: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Tg α : 0,0742

α (o) : arc tg 0,0742

: 4,24 o

Gradien sungai mempengaruhi kecepatan laju aliran air. Semakin besar

gradiennya maka aliran air akan semakin cepat, demikian pula sebaliknya

semakin kecil gradiennya maka aliran air akan semakin lambat. Kecepatan

aliran ini akan berpengaruh terhadap besarnya erosi permukaan. Penentuan

nilai gradien tersebut merupakan gradien global dari suatu sistem sungai,

tetapi seharusnya ada perbedaan antara yang di hulu, tengah dan hilir.

Penentuan gradien yang lebih tepat adalah mencari gradien tiap segmen,

kemudian dicari nilai rata-ratanya.

3) Orde Sungai

Orde sungai ditentukan dari derajat percabangan sungai. Berdasarkan cara

Strahler dalam Soewarno (1991:35), alur sungai paling hulu yang tidak

mempunyai cabang disebut dengan orde pertama, pertemuan antara dua orde

pertama disebut orde kedua, demikian seterusnya sampai pada sungai utama

ditandai dengan nomor orde yang paling besar. Dari perhitungan seperti pada

gambar 25 di peroleh nomor orde sungai sampai orde ke 4. Dengan demikian,

semakin banyak jumlah ordenya semakin luas DAS nya dan semakin panjang

pula alur sungainya. Penentuan orde sungai DAS Walikan dapat dilihat pada

gambar 25.

4) Kerapatan Sungai (Drainage Density)

Kerapatan sungai adalah suatu angka indek yang menunjukkan banyaknya

anak sungai di dalam suatu DAS (Soewrno, 1991:38). Indek tersebut

dinyatakan dalam persamaan :

Dd = L/A

Page 89: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Keterangan :

Dd : Indek kerapatan sungai (Km/Km2)

L : Jumlah panjang sungai termasuk panjang anak-anak sungainya

(Km)

A : Luas DAS (Km2)

Dengan menggunakan perhitungan dengan SIG diketahui :

L : 198,03 Km

A : 56 Km2

Maka Hasilnya :

Dd : L/A

: 198,03 Km/56 Km2

: 3,536 Km/Km2

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kerapatan sungainya

adalah 3,54 Km/Km2 sehingga termasuk dalam kerapatan sedang. Kerapatan

sungai pada suatu DAS dapat menentukan sifat drainase pada DAS tersebut.

Semakin besar nilai kerapatan sungainya maka drainase nya akan semakin baik,

demikian pula sebaliknya semakin kecil nilai kerapatan sungainya maka

drainasenya akan semakin buruk. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

kerapatam sungai DAS Walikan tergolong dalam kategori baik/jarang mengalami

penggenangan. Artinya semakin banyak anak sungai dalam DAS tersebut maka

daerah tangkapan airnya akan semakin baik sehingga akan memperlancar aliran

air dan semakin baik pula kondisi drainase di DAS tersebut. Gambar penentuan

orde sungai dapat dilihat pada berikutnya.

Page 90: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Gambar 16. Penentuan orde sungai DAS Walikan

Page 91: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

8. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan merupakan suatu tutupan lahan yang terdapat di atas

permukaan bumi. Pada DAS Walikan terdapat 6 penggunaan lahan yang ada di

DAS Walikan yaitu Permukiman, Sawah, Kebun, Hutan, Semak Belukar,

Tegalan. Penggunaan lahan terluas kedua yaitu permukiman yaitu sekitar 1.241,34

Ha. Permukiman terpadat umumnya berada di daerah dengan kemiringan lereng

datar atau berada di daerah tengah dan hilir DAS. Jika dilihat dari Peta

Penggunaan Lahan DAS Walikan, permukiman terpadat berada di Kecamatan

Jatipuro. Hal ini disebabkan karena wilayah ini merupakan wilayah pusat ekonomi

dan pemerintahan yaitu adanya pasar dan kantor kecamatan serta sarana

penunjang lainnya sepert sekolah, kantor polisi yang ada di wilayah tersebut.

Tegalan adalah jenis penggunaan lahan terluas ketiga yang biasanya

dimanfaatkan penduduk dengan ditanami jagung. Hampir sebagian besar tutupan

lahan tegalan didominasi oleh jagung. Hanya ada tutupan lahan yang tidak

ditanami jagung yaitu biasanya berada di daerah hulu yaitu di Desa Wonorjo yang

tuupan lahannya berupa tanaman sayur-sayuran dan palawija lainnya. Luas

penggunaan lahan tegalan sekitar 1.232,63 Ha atau sekitar 22,03% dari luas total

DAS Walikan.

Hutan merupakan jenis penggunaan lahan keempat terluas di lokasi

penelitian yang semuanya berada di wilayah DAS hulu atau berfungsi sebagai

hutan lindung bagi wilayah di bawahnya. Tutupan lahan berupa pohon pinus yang

dibiarkan secara alami dengan kerapatan tajuk pohon rendah sampai tinggi. Luas

penggunaan lahan ini sekitar 661,785 Ha.

Penggunaan lahan kebun dan semak belukar mempunyai luas masing-

masing 346,814 Ha dan 177,533 Ha. Kebun yang ada di lokasi penelitian

umumnya merupakan kebun campuran dengan kerapatan rendah sampai tinggi.

Perbandingan luas dan prosentase penggunaan lahan lokasi penelitian dapat dilihat

pada tabel 16 dan diagram lingkaran dibawah ini.

Page 92: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 16. Luas dan Prosentase Penggunaan Lahan DAS Walikan

No. Penggunaan lahan Luas (Ha) Prosentase (%)

1 Permukiman 1.241,337 22,168

2 Sawah 1.939,537 34,637

3 Hutan 661,785 11,818

4 Kebun 346,814 6,194

5 Tegalan 1.232,63 22,013

6 Semak Belukar 177,533 3,170

Luas Total 5.599,636 100

Sumber : Analisis SIG Tahun 2012

Gambar 17. Diagram Lingkaran Prosentase Luas Penggunaan Lahan DAS Walikan

Page 93: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

9. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data monografi desa diketahui jumlah penduduk di 13 Desa

yang masuk dalam wilayah administrasi DAS Walikan adalah sebanyak 62.296

jiwa. Jumlah penduduk terbanyak di Giriwarno, namun demikian luasan yang

tercakup di DAS Walikan untuk wilayah Giriwarno hanya 215,488 Ha yang

merupakan wilayah dengan luas terkecil kedua setelah Ngepungsari. Jumlah

penduduk yang dimaksud dalam tulisan ini adalah jumlah penduduk secara

umum.

Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Sebagai

contoh di Kecamatan Jatipuro yang merupakan wilayah dengan luas terbesar

kedua setelah Jatiyoso, jumlah penduduk yang bermata pencaharian petani adalah

sebanyak 9.139 jiwa kemudian disusul pedagang dengan jumlah 4.125 jiwa. Hal

ini mengindikasikan bahwa penduduk masih menggantungkan hidupnya pada

lahan pertanian.

Page 94: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Berikut adalah jumlah penduduk masing-masing Desa di 3 Kecamatan

yang masuk dalam DAS Walikan.

Tabel 17. Jumlah Penduduk DAS Walikan Tahun 2011

No. Kabupaten Kecamatan Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Karanganyar 1. Jatiyoso 1. Beruk 4.715

2. Wonorejo 6.123

3. Wonokeling 3.589

3. Jatiyoso 4.489

4. Jatisawit 3.811

5. Petung 3.876

2. Jatipuro 1. Jatiroyo 4.357

2. Jatipurwo 3.972

3. Jatipuro 3.881

4. Jatisobo 5.174

5. Ngepungsari 4.085

2 Wonogiri 3. Wonogiri 1. Sonoharjo 6.659

2. Manjung 3.837

3. Giriwarno 7.317

Total Luas 62.296

Semakin tinggi jumlah penduduk menyebabkan tekanan penduduk

meningkat sehingga tekanan akan penggunaan lahan meningkat dan tata guna

tanah semakin tidak sesuai sehingga menyebabkan kerusakan akan lahan dan

perubahan penggunaan lahan pada wilayah tersebut.

Sumber : Monografi Desa di Kecamatan Jatiyoso, Jatipuro, dan Wonogiri Tahun 2011

Page 95: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

B. Hasil Penelitian

1. Satuan Lahan Daerah Penelitian

A.Parameter Penyusun Satuan Lahan

Satuan lahan didapat dari tumpang susun antara peta geologi, peta

penggunaan lahan, peta tanah, serta peta lereng. Dari satuan lahan tersebut

dijelaskan beberapa parameter penyusunnya yaitu :

Persebaran luas dan penggunaan lahan dilihat dari masing – masing faktor

yang ada antara lain Litologinya, Kemiringan Lereng, Macam Tanah dan

Penggunaan Lahannya.

1. Litologi

Berdasarkan litologinya, DAS Walikan tersusun atas 4 formasi batuan.

Formasi batuan yang paling luas adalah Endapan Lahar Lawu (Qlla) dengan luas

4.448,27 ha (79,82 %) material tersebut tersebar di Desa Jatiyiso, Jatipurwo,

Jatisawit, Jatipuro, Jatiroyo, Jatisobo, Petung, Sonoharjo, Giriwarno, Manjung,

dan Giriwono. Sedangkan yang paling sempit adalah Breksi jobolarangan (Qvjb)

dengan luas 60,60 ha (1,09%) dan hanya terdapat di Desa Wonorejo. Data

mengenai formasi batuan DAS Walikan beserta penulisan simbolnya dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 18. Formasi Batuan DAS Walikan beserta Simbol Penulisannya.

No Formasi Batuan Simbol Luas

Ha %

1 Endapan Lahar Lawu Qlla 4.475,27 79,82

2 Lava Jobolarangan Qvjl 510,41 9,16

3 Lava Sidoramping Qvsl 553,4 9,93

4 Breksi Jobolarangan Qvjb 60,61 1,09

Jumlah 5.599,69 100

Sumber : 1. Peta Geologi Lembar Ponorogo, Surakarta dan Giritrontro Skala 1:100.000 tahun

1992 (Puslitbang Geoligi, Bandung)

Page 96: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

2) Kemiringan Lereng

Berdasarkan pada Tabel `19 maka kemiringan lereng DAS Walikan yang

paling luas adalah lereng kelas I (0-8 %) dengan luas 3.299,57 ha (58,93%) dan

tersebar di Desa Manjung, Sonoharjo, Jatisobo, Jatipuro, Jatiroyo, Jatipurwo,

Ngepungsari, Jatiyoso. Kemiringan lereng yang paling sempit adalah lereng kelas

V ( > 45 %) dengan luas 388,59 ha (6,94 %) terdapat di Desa Beruk.

Tabel 19. Kemiringan Lereng DAS Walikan

No

Besar Lereng (%)

Keterangan

Simbol

Luas

Ha %

1 0 – 8 Datar I 3.299,57 58,93

2 8 – 15 Landai II 933,25 16,66

3 15 – 25 Agak Curam III 579,62 10,35

4 25 – 45 Curam IV 398,66 7,12

5 > 45 Sangat Curam V 388,59 6,94

5.599,69 100

Sumber :1. Interpretasi Peta Rupa Bumi indonesia Tahun 2001

2. Hasil perhitungan tahun 2012

3) Macam Tanah

Berdasarkan Peta Tanah DAS Walikan dengan skala 1:250.000 yang

didapat dari Peta Tanah BAPEDA Karanganyar dan Wonogiri, maka di DAS

Walikan terdapat 3 macam tanah dalam satuan konsosiasi, asosiasi maupun

kompleks yaitu Asosiasi Litosol dan Mediteran Coklat Kemerahan, Komplek

Andosol Coklat, Andosol Coklat Kekuningan, Latosol Coklat Kemerahan. Macam

tanah paling luas yaitu Latosol Coklat Kemerahan 3.376,01 ha (66,72 %) dan

tersebar di wilayah Jatisobo, Jatipuro, Jatiroyo, Jatisawit, Jatipurwo, Ngepungsari,

Petung, Jatiyoso, Wonokeling. Sedangkan macam tanah paling sempit Komplek

Page 97: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Andosol Coklat, Andosol Coklat Kekuningan dengan luas 844,58 ha (15,56%)

dan tersebar di wilayah Wonorejo dan Beruk.

Tabel 20 Macam Tanah Beserta Simbolnya

No Macam Tanah Simbol Luas

ha %

1 Asosiasi Litosol dan Mediteran Coklat

Kemerahan

AlMcm 992,1 17,72

2 Komplek Andosol Coklat, Andosol

Coklat Kekuningan

KacAck 844,58 15,56

3 Latosol Coklat Kemerahan LaCm 3.376,01 66,72

Jumlah 5.599,69 100

Sumber :1. Peta Tanah BAPEDA Karanganyar dan Wonogiri dengan skala 1 : 250.000

2. Hasil Perhitungan Tahun 2012

Dasri hasil tumpang susun peta parameter penyusun satuan lahan tersebut

maka di DAS Walikan terdapat 49 satuan lahan. Informasi mengenai sebaran

satuan lahan di DAS Walikan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Peta Satuan Lahan Daerah Aliran Sungai Walikan Kabupaten Karanganyar

dan Wonogiri Tahun 2012.

Page 98: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

B. Hasil Penelitian

Page 99: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

1. Luas dan Persebaran Penggunaan Lahan

Penggunaan Lahan merupakan hasil interaksi antara aktivitas manusia

dengan lingkungan alami. Berdasarkan jenisnya penggunaan lahan di DAS

Walikan dapat dibedakan menjadi 6 yaitu : Permukiman, Sawah, kebun, Hutan,

Semak Belukar, Tegalan. Dengan persebaran sebagai berikut : Permukiman yang

paling mendominasi terdapat di wilayah Jatipuro. Sawah hampir semuanya

terdapat di wilayah Manjung, Sonoharjo, Jatipuro, Ngepungsari, Jatisawit,

Jatiyoso dan petung. Kebun sebagian terdapat di Manjung, Jatisobo dan paling

mendominasi Jatiroyo. Hutan hanya terdapat di Desa Beruk. Semak Belukar

Hanya terdapat di Wonokeling. Tegalan sebagian terdapat di Jatipuro,

Wonokeling dan yang paling mendominasi terdapat di Jatipurwo, Jatiyoso serta

Wonorejo.

Tabel 21 : Jenis Penggunaan Lahan DAS Walikan Beserta Simbolnya

No

Bentuk

Penggunaan Lahan

Simbol

Luas

ha %

1 Permukiman Pmk 1.240,3 22,15

2 Sawah Sw 1.835,54 32,78

3 Kebun Kb 344,64 6,15

4 Hutan Htn 661,02 11,80

5 Semak Belukar Sb 106,75 1,91

6 Tegalan Tg 1.411,44 25,21

Jumlah 5.599,69 100

Sumber : 1. Interpretasi Peta Rupa Bumi Indonesia tahun 2001

2.Hasil Cek Lapangan tahun 2012

Dari hasil perhitungan diatas penggunaan lahan yang paling luas adalah

sawah dengan luas 1.835,54 ha (32,78 % ) sedangkan penggunaan lahan paling

kecil adalah semak belukar dengan luas 106,75 ha ( 1,91 %).

Page 100: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Persebaran penggunaan lahan di lokasi penelitian dapat dilihat pada Peta

Penggunaan Lahan Daerah Aliran Sungai Walikan Kabupaten Karanganyar dan

Wonogiri Tahun 2012.

2 Fungsi Kawasan Lahan

Adanya variasi penyusunan lahan yang berupa batuan, tanah, kemiringan

lereng dan penggunaan lahan menyebabkan terjadinya perbedaan sifat dan

karakteristik lahan, artinya setiap lahan mempunyai fungsi kawasan tersendiri

dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Sesuai dengan tujuannya fungsi

kawasan didapat dari hasil skoring antara intensitas curah hujan, kemiringan

lereng dan jenis tanah. Maka fungsi kawasan lahan di DAS Walikan dapat

dibedakan mkenjadi 4 fungsi kawasan yaitu : kawasan lindung (KL), kawasan

penyangga (KP), Kawasan budidaya tanaman semusim (KBTS), kawasa budidaya

tanaman tahunan (KBTT). Deskripsi dari masing – masing fungsi kawasan lahan

DAS Walikan adalah sebagai berikut :

Page 101: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Page 102: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

a. Fungsi Kawasan Lindung

Fungsi utama kawasan lindung DAS Walikan adalah sebagai perlindungan

sistem penyangga kehidupan, antara lain mengatur tata air, mencegah banjir,

mengendalikan erosi serta memelihara kesuburan tanah di DAS Walikan.

Berdasarkan karakteristiknya, lahan di DAS Walikan yang masuk dalam

kawasan lindung (KL) ada 5 satuan lahan. Dari 5 satuan lahan tersebut terdapat

pada lereng V (>45%) semua sehingga mudah tererosi dan rentan akan bahaya

longsor. Luas lahan fungsi kawasan lindung (KL) DAS Walikan sebesar 388,58

ha (6,94%) dari total keseluruhan luas DAS Walikan. Wilayahnya terdapat di

antara Desa Beruk. Data perhitungan Fungsi Kawasan Lindung dapat dilihat pada

tabel 22.

Gambar 18 . Fungsi Kawasan Lindung di Satuan Lahan KAcAck-Qvjl-V-Htn (Kanan) dan

KAcAck-Qvjb-V-Htn (Kiri) Desa Beruk, Foto diambil 23 Januari 2012

Page 103: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Tabel 22. Fungsi Kawasan Lindung DAS Walikan

No No

Satlah Satuan Lahan

Karakteristik Fungsi

Kawasan

Luas

(Ha) Intensitas Curah Hujan

(mm/hari) Macam Tanah Lereng

1 9

KAcAck-Qvjb-V-

Htn

20,00

Komplek andosol coklat, andosol coklat

kekuningan V KL

29,74

2 13 KAcAck-Qvjl-V-Htn

20,00

Komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan V

KL 13,32

3 20

KAcAck-Qvjl-V-

Sb

20,00

Komplek andosol coklat, andosol coklat

kekuningan V KL

21,17

4 21 KAcAck-Qvjl-V-Tg

20,00

Komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan V

KL 16,70

5 23

KAcAck-Qvsl-V-

Htn

20,00

Komplek andosol coklat, andosol coklat

kekuningan V KL

307,66

jumlah 388,58

% 6,94

Page 104: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

b. Fungsi Kawasan Penyangga

Kawasan Penyangga (KP) mempunyai fungsi yaitu menyangga atau

mempertahankan keberadaan fungsi kawasan lindung, kawasan ini sebagai batas

antara kawasan budidaya dengan kawasan lindung. DAS Walikan sendiri kawasan

penyangga mempunyai luas 1.456,41 ha (26,01%) dan terdapat 19 satuan lahan

yang terbagi dalam lereng I sebanyak 4 satua lahan dengan luas 872,59 ha, lereng

II sebanyak 5 satuan lahan dengan luas 140,2 ha, lereng III sebanyak 1 satuan

lahan dengan luas 44,98 ha dan yang terakhir lereng IV sebanyak 9 satuan lahan

dengan luas 398,66 ha. Pada kawasan penyangga tersebar di wilayah Manjung,

Sonoharjo, Giriwarno, dan Wonorejo. Data perhitungan Fungsi Kawasan

Penyangga dapat dilihat pada tabel 23

Gambar 19. Fungsi Penyangga di satuan Lahan KAcAck-Qvjl-IV-Kb di Desa Jatiyoso (Kanan) dan

AlMcm-Qlla-II-Kbn di Desa Manjung (Kiri), Foto diambil 22 Januari 2012

Page 105: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Tabel 23. Fungsi Kawasan Penyangga DAS Walikan

No No

Satlah Satuan Lahan

Karakteristik Fungsi

Kawasan

Luas

(Ha) Intensitas Curah Hujan

(mm/hari) Macam Tanah Lereng

1 1 AlMcm-Qlla-I-Kbn 21,31

Asosiasi litosol dan mediteran coklat kemerahan I KP 95,39

2 2 AlMcm-Qlla-I-Pmk 21,31 Asosiasi litosol dan mediteran coklat kemerahan I KP 250,88

3 3 AlMcm-Qlla-I-Sw

21,31 Asosiasi litosol dan mediteran coklat kemerahan I KP

514,10

4 4 AlMcm-Qlla-I-Tg

21,31 Asosiasi litosol dan mediteran coklat kemerahan I KP

12,22

5 5

AlMcm-Qlla-II-

Kbn

20,72 Asosiasi litosol dan mediteran coklat kemerahan II KP

7,52

6 6

AlMcm-Qlla-II-

Pmk

20,72 Asosiasi litosol dan mediteran coklat kemerahan II KP

20,58

7 7 AlMcm-Qlla-II-Tg

20,72 Asosiasi litosol dan mediteran coklat kemerahan II KP

91,41

8 8

KAcAck-Qvjb-IV-

Htn

20,10 Komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan IV KP

30,87

9 11 KAcAck-Qvjl-II-Pmk

20,72 Komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan

II KP 7,40

10 12 KAcAck-Qvjl-II-Tg

20,72 Komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan II KP

13,29

11 14 KAcAck-Qvjl-III-Tg

20,72 Komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan

III KP 44,98

12 15

KAcAck-Qvjl-IV-

Htn

20,10 Komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan IV KP

33,69

13 16 KAcAck-Qvjl-IV-Kbn

20,72 Komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan

IV KP 11,35

14 17

KAcAck-Qvjl-IV-

Pmk

20,72 Komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan IV KP

13,41

15 18 KAcAck-Qvjl-IV-Sb

20,72 Komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan

IV KP 8,63

16 19

KAcAck-Qvjl-IV-

Tg

20,72 Komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan IV KP

39,58

17 22 KAcAck-Qvsl-IV-Htn

20,10 Komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan

IV KP 245,74

18 48 LaCm-Qvjl-IV-Sw

20,10 Latosol coklat kemerahan IV KP

7,55

19 49 LaCm-Qvjl-IV-Tg

20,10 Latosol coklat kemerahan IV KP

7,84

jumlah 1456,41

% 26,01

Page 106: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

c. Fungsi Kawasan Budidaya Tanaman Semusim dan Permukiman

Fungsi Kawasan Budidaya Tanaman Semusim dan Permukuman (KBTS)

DAS Walikan mempunyai luas paling besar yaitu 2.426,98 ha (43,44%) yang

terdiri dari 7 satuan lahan yang semuanya berada pada lereng I dan tersebar di

Jatisobo, Jatipuro, Jatiroyo, Jatisawit, dan Jatipurwo. Data perhitungan Fungsi

Kawasan Budidaya Tanaman Semusim dan Permukiman dapat dilihat pada tabel

24.

Gambar 20. Fungsi Kawasan Budidaya Tanaman Semusim dan Permukiman di Satuan

Lahan KAcAck-Qvjl-I-Tg di Desa Wonokeling (Kanan) dan LaCm-Qlla-I-Sw

di Desa Jatisobo (Kiri), Foto diambil 24 Januari 2012

Page 107: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Tabel 24. Fungsi Kawasan Budidaya Tanaman Semusim DAS Walikan

No No

Satlah Satuan Lahan

Karakteristik Fungsi

Kawasan

Luas

(Ha) Intensitas Curah Hujan

(mm/hari) Macam Tanah Lereng

1 10 KAcAck-Qvjl-I-Tg

20,72 Komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan I KBTS

7,05

2 24 LaCm-Qlla-I-Kbn

21,31 Latosol coklat kemerahan I KBTS

185,24

3 25 LaCm-Qlla-I-Pmk

25,89 Latosol coklat kemerahan I KBTS

703,31

4 26 LaCm-Qlla-I-Sw

21,31 Latosol coklat kemerahan I KBTS

945,66

5 27 LaCm-Qlla-I-Tg

20,72 Latosol coklat kemerahan I KBTS

570,28

6 37 LaCm-Qvjl-I-Pmk

20,72 Latosol coklat kemerahan I KBTS

6,77

7 38 LaCm-Qvjl-I-Tg

20,72 Latosol coklat kemerahan I KBTS

8,67

jumlah 2426,98

% 43,34

Page 108: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

d. Fungsi Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan

Fungsi Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan (KBTT) DAS Walikan

dengan luas 1327,67 ha (23,71%) dan terdapat 18 satuan lahan pada kawasan

penyangga (KP). Sebaran satuan lahan hampir sama yaitu dengan jumlah 8 satuan

lahan pada lereng II dan 8 satuan lahan pada lereng III, yang membedakan hanya

luasnya pada lereng II dengan luas 792,95 sedangkan pada lereng III luasnya

534,64. Data perhitungan Fungsi Kawasan Budidaya Tanaman Semusim

Tahunan dapat dilihat pada tabel 25.

Gambar 21. Fungsi Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan di Satuan Lahan LaCm-Qvjl-III-

Kbn di Desa Wonokeling, Foto diambil 25 Januari 2012

Secara administratif persebaran kawasan budidaya tanaman tahunan

(KBTT) terdapat di Petung dan Wonokeling. Persebaran fungsi kawasan dapat

dilihat pada Peta Fungsi Kawasan Daerah Aliran Sungai Walikan Kabupaten

Karanganyar dan Wonogiri Tahun 2012.

Page 109: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Tabel 25. Fungsi Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan DAS Walikan

No No

Satlah Satuan Lahan

Karakteristik Fungsi Kawasan

Luas

(Ha) Intensitas Curah Hujan (mm/hari) Macam Tanah Lereng

1 28 LaCm-Qlla-II-Pmk 20,72 Latosol coklat kemerahan II KBTT 125,28

2 29 LaCm-Qlla-II-Sb 20,72 Latosol coklat kemerahan II KBTT 17,24

3 30 LaCm-Qlla-II-Sw 20,72 Latosol coklat kemerahan II KBTT 253,31

4 31 LaCm-Qlla-II-Tg 20,72 Latosol coklat kemerahan II KBTT 316,77

5 32 LaCm-Qlla-III-Kbn 20,72 Latosol coklat kemerahan III KBTT 28,11

6 33 LaCm-Qlla-III-Pmk 20,72 Latosol coklat kemerahan III KBTT 66,57

7 34 LaCm-Qlla-III-Sb 20,72 Latosol coklat kemerahan III KBTT 26,73

8 35 LaCm-Qlla-III-Sw 20,72 Latosol coklat kemerahan III KBTT 88,56

9 36 LaCm-Qlla-III-Tg 20,72 Latosol coklat kemerahan III KBTT 156,11

10 39 LaCm-Qvjl-II-Kbn 20,72 Latosol coklat kemerahan II KBTT 9,93

11 40 LaCm-Qvjl-II-Pmk 20,72 Latosol coklat kemerahan II KBTT 15,20

12 41 LaCm-Qvjl-II-Sb 20,72 Latosol coklat kemerahan II KBTT 30,98

13 42 LaCm-Qvjl-II-Sw 20,72 Latosol coklat kemerahan II KBTT 16,93

14 43 LaCm-Qvjl-II-Tg 20,72 Latosol coklat kemerahan II KBTT 7,41

15 44 LaCm-Qvjl-III-Kbn 20,72 Latosol coklat kemerahan III KBTT 9,10

16 45 LaCm-Qvjl-III-Pmk 20,72 Latosol coklat kemerahan III KBTT 30,90

17 46 LaCm-Qvjl-III-Sw 20,72 Latosol coklat kemerahan III KBTT 9,43

18 47 LaCm-Qvjl-III-Tg 20,72 Latosol coklat kemerahan III KBTT 119,13

jumlah 1327,67

% 23,71

Page 110: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Page 111: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

3. Kesesuaian Fungsi Kawasan

Setelah diketahui ungsi kawasan lahan DAS Walikan, maka tahap

selanjutnya adalah melakukan evaluasi kecocokan antara penggunaan lahan aktual

dengan fungsi kawasan lahan yang terdapat di DAS Walikan. Evaluasi ini

dimaksudkan untuk mengetahui penggunaan lahan aktual DAS Walikan yang

tidak sesuai dengan fungsi utama kawasannya dan selanjutnya dapat ditentukan

arahan konservasi yang sesuai dengan fungsi kawasannya. Penilaian kesesuaian

antara penggunaan lahan aktual dengan fungsi kawasan lahan DAS Walikan dapat

dilihat pada Tabel 26.

Dari tabel 26 dapat diketahui satuan lahan yang penggunaan lahan

aktualnya tidak sesuai dengan fungsi utama kawasannya yaitu sebagai berikut :

a. Kawasan Lindung

Penggunaan lahan yang diperbolehkan pada kawasan ini seharusnya

adalah pengolahan lahan dengan tanpa pengolahan tanah (zero tillage) dan

dilarang melakukan penebangan vegetasi hutan. Namun pada kenyataannya di

lahan DAS Walikan masih banyak dijumpai pengolahan tanaman semusim untuk

sayuran. Selain itu juga kawasan lindung memiliki ciri : (1) Mempunyai

kemiringan lahan lebih dari 40 %, (2) Jenis tanahnya sangat peka terhadap erosi

(regosol, litosol, organosol, dan renzina) dengan kemiringan lapangan lebih dari

15 %, (3) Merupakan jalur pengaman aliran air/sungai yaitu sekurang-kurangnya

100 meter di kiri-kanan sungai besar dan 50 meter kiri-kanan anak sungai, (4)

Merupakan perlindungan mata air, yaitu sekurang-kurangnya radius 200 meter di

sekeliling mata air, (5) Mempunyai ketinggian 2.000 meter atau lebih di atasa

permukaan laut. Penggunaan lahan aktual yag tidak sesuai dengan fungsi kawasan

lahan pada kawasan lindung mempunyai luas 16,70 ha (1,15%) dari seluruh DAS

Walikan yang tidak sesuai dengan fungsi utama kawasannya.

Secara administratif penyimpangan penggunaan lahan tersebut terletak di

Wonorejo dan hanya terdapat pada 1 satuan lahan dan penyimpangan penggunaan

lahan pada wilayah kawasan lindung adalah tegalan.

Page 112: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Tabel 26. Kesesuaian Fungsi Kawasan dengan Penggunaan Lahan

No. Satlah

Nama Satlah Fungsi Kawasan Penggunaan

Lahan Kesesuaian Penggunaan

Lahan

1 AlMcm-Qlla-I-Kbn Kawasan Penyangga Kebun Sesuai

2 AlMcm-Qlla-I-Pmk Kawasan Penyangga Permukiman Tidak Sesuai

3 AlMcm-Qlla-I-Sw Kawasan Penyangga Sawah Tidak Sesuai

4 AlMcm-Qlla-I-Tg Kawasan Penyangga Tegalan Tidak Sesuai

5 AlMcm-Qlla-II-Kbn Kawasan Penyangga Kebun Sesuai

6 AlMcm-Qlla-II-Pmk Kawasan Penyangga Permukiman Tidak Sesuai

7 AlMcm-Qlla-II-Tg Kawasan Penyangga Tegalan Tidak Sesuai

8 KAcAck-Qvjb-IV-Htn Kawasan Penyangga Hutan Sesuai

9 KAcAck-Qvjb-V-Htn Kawasan Lindung Hutan Sesuai

10 KAcAck-Qvjl-I-Tg Kawasan Budidaya Tanaman Semusim & Permukiman Tegalan Sesuai

11 KAcAck-Qvjl-II-Pmk Kawasan Penyangga Permukiman Tidak Sesuai

12 KAcAck-Qvjl-II-Tg Kawasan Penyangga Tegalan Tidak Sesuai

13 KAcAck-Qvjl-V-Htn Kawasan Lindung Hutan Sesuai

14 KAcAck-Qvjl-III-Tg Kawasan Penyangga Tegalan Tidak Sesuai

15 KAcAck-Qvjl-IV-Htn Kawasan Penyangga Hutan Sesuai

16 KAcAck-Qvjl-IV-Kbn Kawasan Penyangga Kebun Sesuai

17 KAcAck-Qvjl-IV-Pmk Kawasan Penyangga Permukiman Tidak Sesuai

18 KAcAck-Qvjl-IV-Sb Kawasan Penyangga Semak Belukar Sesuai

19 KAcAck-Qvjl-IV-Tg Kawasan Penyangga Tegalan Tidak Sesuai

20 KAcAck-Qvjl-V-Sb Kawasan Lindung Semak Belukar Sesuai

21 KAcAck-Qvjl-V-Tg Kawasan Lindung Tegalan Tidak Sesuai

22 KAcAck-Qvsl-IV-Htn Kawasan Penyangga Hutan Sesuai

23 KAcAck-Qvsl-V-Htn Kawasan Lindung Hutan Sesuai

24 LaCm-Qlla-I-Kbn Kawasan Budidaya Tanaman Semusim & Permukiman Kebun Tidak Sesuai

25 LaCm-Qlla-I-Pmk Kawasan Budidaya Tanaman Semusim & Permukiman Permukiman Sesuai

26 LaCm-Qlla-I-Sw Kawasan Budidaya Tanaman Semusim & Permukiman Sawah Sesuai

27 LaCm-Qlla-I-Tg Kawasan Budidaya Tanaman Semusim & Permukiman Tegalan Sesuai

28 LaCm-Qlla-II-Pmk Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Permukiman Sesuai

29 LaCm-Qlla-II-Sb Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Semak Belukar Sesuai

30 LaCm-Qlla-II-Sw Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Sawah Sesuai

31 LaCm-Qlla-II-Tg Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Tegalan Sesuai

32 LaCm-Qlla-III-Kbn Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Kebun Sesuai

33 LaCm-Qlla-III-Pmk Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Permukiman Sesuai

34 LaCm-Qlla-III-Sb Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Semak Belukar Sesuai

35 LaCm-Qlla-III-Sw Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Sawah Sesuai

36 LaCm-Qlla-III-Tg Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Tegalan Sesuai

37 LaCm-Qvjl-I-Pmk Kawasan Budidaya Tanaman Semusim & Permukiman Permukiman Sesuai

38 LaCm-Qvjl-I-Tg Kawasan Budidaya Tanaman Semusim & Permukiman Tegalan Sesuai

39 LaCm-Qvjl-II-Kbn Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Kebun Tidak Sesuai

40 LaCm-Qvjl-II-Pmk Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Permukiman Sesuai

Page 113: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Gambar 22. Ketidaksesuaian Lahan Kawasan Lindung di Satuan Lahan KAcAck-Qvjl-V-Tg (Kanan) dan

KAcAck-Qvjl-V-Sb (Kiri) di Desa Wonorejo

Foto diambil 22 Januari 2012

b. Kawasan Penyangga

Penggunaan lahan yang diperbolehkan pada kawasan ini adalah kebun dengan

pengolahan lahan sangat minim (minimum tillage) atau dengan sitem pertanian

hutan (agroforestry). Padahal kriteria umum kawasan penyangga sebagai berikut :

(1) Keadaan fisik satuan lahan memungkinkan untuk dilakukan budidaya secara

ekonomis, (2) Lokasinya secara ekonomis mudah dikembangkan sebagai kawasan

penyangga, (3) Tidak merugikan dilihat dari segi ekologi/lingkungan hidup bila

dikembangkan sebagai kawasan penyangga.

41 LaCm-Qvjl-II-Sb Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Semak Belukar Tidak Sesuai

42 LaCm-Qvjl-II-Sw Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Sawah Sesuai

43 LaCm-Qvjl-II-Tg Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Tegalan Sesuai

44 LaCm-Qvjl-III-Kbn Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Kebun Sesuai

45 LaCm-Qvjl-III-Pmk Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Permukiman Tidak Sesuai

46 LaCm-Qvjl-III-Sw Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Sawah Tidak Sesuai

47 LaCm-Qvjl-III-Tg Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Tegalan Tidak Sesuai

48 LaCm-Qvjl-IV-Sw Kawasan Penyangga Sawah Tidak Sesuai

49 LaCm-Qvjl-IV-Tg Kawasan Penyangga Tegalan Tidak Sesuai

Page 114: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Namun kenyataan yang ada di lapangan masih banyak dijumpai sawah

dan tegalan yang banyak ditanami jenis sayuran sehingga fungsi lahannya tidak

terpenuhi yang mengakibatkan terjadinya degradasi lahan akbat proses erosi dan

longsor lahan, bahkan yang paling kelihatan menonjol adalah adanya pemukiman

di kawasan tersebut.kegiatan pengolahan lahan secara intensif tersebut disebabkan

oleh pengolahan lahan yang sangat mudah dan ketersediaan air.

Pengunaan lahan aktual yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan lahan

pada kawasan penyangga adalah seluas 1.054,11 ha (72,38%) dari seluruh

penggunaan lahan DAS Walikan dan merupakan wilayah yang paling luas

penggunaan lahan aktual yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan lahan

dibanding dengan kawasan – kawasan lainnya. Secara administratif pnggunaan

lahan aktual yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan terdapat di Sonoharjo,

Giriwarno, Wonorejo, Beruk, Manjung. Terdapat 13 satuan lahan yang

penggunaanya tidak sesuai dengan fungsi kawasannya

Gambar 23. Ketidaksesuaian Lahan Kawasan Penyangga di Satuan Lahan KAcAck-Qvjl-IV-Pmk

(Kanan) dan KAcAck-Qvjl-IV-Tg (Kiri) di Desa Wonorejo

Foto diambil 25 Januari 2012

c. Kawasan Budidaya Tanaman Semusim dan Permukiman

Penggunaan lahan pada kawasan ini dapat digunakan secara intensif

untuk dilakukan pengolahan lahan dan kondisi lereng mkronya memenuhi syarat

untuk lokasi permukiman. Selain itu juga kriteria umum dari kawasan ini adalah

mempunyai fungsi budidaya dan diusahakan dengan tanaman semusim terutama

untuk tanaman pangan pangan atau permukiman, dari pernyataan tersebut sudah

Page 115: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

jelas tentang kegunaan kawasan tersebut. Namun saat ini jenis penggunaan lahan

pada kawasan budidaya tanaman semusim dan permukiman DAS Walikan yang

tidak sesuai dengan fungsi kawasan lahan mempunyai luas 185,24 ha (12,71 %)

dari seluruh penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan dan

hanya 1 satuan lahan. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsi

kawasannya terdapat di sebagian kecil wilayah Jatipurwo, penyalahgunaan berupa

kebun.

Gambar 24. Ketidaksesuaian Lahan Kawasan Budidaya Tanaman Semusim dan Permukiman di Satuan Lahan

LaCm-Qlla-I-Kbn di Desa Jatipurwo, Foto diambil 25 Januari 2012

d. Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan

Penggunaan lahan yang dianjurkan pada kawasan budidaya tanaman tahunan

adalah untuk perkebunan dan tanaman budidaya tahunan lainnya,selain itu juga

kawasan budidaya tanaman tahunan mempunyai tingkat kemiringan lahan 15-40%

da mempunyai kriteria seperti tanaman penyangga yaitu : (1) Keadaan fisik satuan

lahan memungkinkan untuk dilakukan budidaya secara ekonomis, (2) Lokasinya

secara ekonomis mudah dikembangkan, (3) Tidak merugikan dilihat dari segi

ekologi/lingkungan hidup bila dikembangkan.

Kenyataan di lapangan masih dijumpai penggunaan lahan untuk kebun,

semak belukar, pemukiman, sawah dan tegalan. Biasanya penggunaan lahan untuk

kebunletaknya berdampingan dengan pengunaan lahan untuk sawah dan

permukman.

Page 116: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Penggunaan lahan aktual yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan lahan

pada kawasan budidaya tanaman tahunan adalah seluas 190,44 ha (13,76 %) dari

seluruh luas lahan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan lahan di DAS

Walikan. Secara administratif tersebar di Wonorejo, wonokeling.

Gambar 25. Ketidaksesuaian Lahan Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan di Satuan Lahan LaCm-Qlla-

II-Sw di Desa Jatisawit (Kanan) dan LaCm-Qvjl-II-Tg di Desa Wonokeling,

Foto diambil 24 Januari 2012

Peta persebaran kesesuaian fungsi kawasan dapat dilihat pada Peta

Kesesuaian Fungsi Kawasan DAS Walikan Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Wonogiri Tahun 2012 pada halaman berikutnya.

4. Arahan Konservasi Lahan

Satuan lahan yang penggunaan lahan aktualnya tidak sesuai dengan fungsi

kawasan lahan, selamjutnya diarahkan pemanfaatannya dengan menerapkan

teknik rehabilitasi lahan dan konservasi tanah dengan berdasar pada persyaratan

pelaksanaan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah yang ada pada masing –

masing kawasan. Arahan pemanfaatan lahan ini bertujuan untuk mengembalikan

dan menjaga fungsi utama pada masing – masing kawasan.

Arahan fungsi pemanfaatan lahan dikelompokkan berdasarka fungsi

kawasan lahan, penggunaan lahan, kemiringan lereng dan kedalaman tanah pada

setiap satuan lahan. Keterangan mengenai simbol arahan konservasi pada tiap-tiap

kelompok arahan fungsi pemanfaatan lahan dapat dilihat pada tabel.

Page 117: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Page 118: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Berdasarkan pada tabel Rekomendasi Rehabilitasi Lahan dan Konservasi

Tanah dalam Setiap fungsi Kawasan Lahan, arahan konservasi dan pemanfaatan

lahan DAS Walikan dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Kawasan Lindung

Pada Kawasan Lindung DAS Walikan terdapat 5 satuan lahan dan terdapat

1 satuan lahan yang penggunaan lahan aktualnya tidak sesuai dengan fungsi

kawasan lahannya yaitu KacAck-Qvjl-V-Tg (21). Satuan lahan tersebut berada

pada lereng yang sangat curam ( > 45 %) dengan solum tanah dangkal sampai

sedang yaitu berkisar aantara 34 – 90 cm.

Berdasarkan fungsi utama kawasannya penggunan lahan tegalan pada

kawasan ini tidak diperbolehkan, arahan konservasi yang perlu dilakukan secara

vegetatif adalah melakukan usaha untuk memulihkan dan menghutankan kembali

tanah yang mengalami keadaan fisik, kimia maupun biologi baik secara alami

maupun akibat ulah manusia, atau lebih dikenal dengan istilah reboisasi. Artinya

perlu dilakukan perubahan penggunaan lahan tegalan menjadi hutan. Selaian itu

reboisasi juga merupakan cara yang cocok untuk menurunkan erosi aliran

permukaan, terutama jika dilakukan pada bagian hulu daerah tangkapan air untuk

mengatur banjir. Tanaman yang digunakan biasanya tanaman yang bisa mencegah

erosi, baik secara habitus maupun umur, juga diutamakan tanaman keras yang

bernilai ekonomis, baik kayunya maupun hasil samping lainnya, misalnya getah,

akar dan minyak.

Metode mekanik yang diterapkan adalah dengan pembuatan sumbat jurang

untuk mengendalikan erosi dan longsor lahan pada jurang – jurang besar

mengingat kondisi lereng di lapangan sangat curam dan banyak terdapat jurang

besar, serta perlu dibangun dam pengendali pada alur sungai untuk menahan laju

aliran permukaan sekaligus menampung endapan hasil erosi dari kawasan

diatasnya. Sumbat jurang tersebut merupakan bangunan pengawet tanah dan air

berupa bendungan kecil, dengan konstruksi terbuat dari urugan tanah dan gebalan

rumput, batu bronjong atau kayu/bambu yang berfungsi untuk menahan sedimen

yang berasal dari erosi parit. (Departemen Kehutanan, 1997 : 230-231).

Page 119: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Satuan lahan tersebut adalah KacAck-Qvjl-V-Tg sedangkan arahan

konservasinya adalah :

KL - Tg

Vr + Msj – dp

b. Kawasan Penyangga

Pada kawasan ini terdapat 13 satuan lahan yang penggunaan lahan

aktualnya tidak sesuai dengan fungsi kawasan lahan. Arahan penggunaan lahan

pada kawasan penyangga dibedakan menjadi 8 kelompok. Kelompok pertama

adalah satuan lahan AlMcm-Qlla-I-Pmk (2), AlMcm-Qlla-II-Pmk (6), KacAck-

Qvjl-II-Pmk (11). Kelompok satuan lahan ini terletak pada lereng datar ( 0 – 8 %)

dan landai ( 8 – 15 % ) dengan kedalaman tanah yaitu 40 – 160 cm.

Keberadaan permukiman pada kawasan penyangga sebenarnya tidak

sesuai dengan fungsi utama kawasannya yaitu sebagai penyangga keberadaan

kawasan lindung, namun apabila relokasi tidak mungkin untuk dilakukan maka

masih dapat diupayakan dengan melakukan arahan konservasi secara vegetatif

dengan menerapkan sistem wanatani, dalam bentuk kebun pekarangan yaitu

kebun campuran yang terdiri atas campuran yang tidak teratur antara tanaman

tahunan atau tanaman keras lainnya yang menghasilkan buah-buahan dan tanaman

semusim berupa tanaman sayuran dan tanaman obat-obatan yang diusahakan pada

lahan disekitar pekarangan. Pengolahan kebun pekarangan ini harus dilakukan

secara minimal demi menjaga fungsi utama kawasannya yaitu sebagai kawasan

penyangga. Wanatani (agroforestry) sendiri merupakan manajemen pemanfaatan

lahan secara optimal dan lestari, dengan cara mengkombinasikan kegiatan

kehutanan dan pertanian pada unit pengolahan sosial, ekonomi dan budaya

masyarakat berperanserta (Departemen Kehutanan, 1997: 232).

Metode mekanik dapat dilakukan dengan pembuatan teras bangku. Selain

untuk mengurangi erosi dan resiko terjadinya longsor lahan, pembuatan teras

bangku pada kelompok satuan lahan ini juga sekaligus dapat berfungsi sebagai

penguat berdirinya bangunan yang ada. Teras bangku atau tangga dibuat dengan

Page 120: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

jalan memotong lereng dan meratakan tanah di bagian bawah sehingga terbentuk

suatu deretan anak tangga atau bangku yang dipisahkan oleh talud. (Suripin,

2004:118). Metode mekanik lain yang dapat diterapkan adalah dengan membuat

saluran pembuangan air yang tujuannya untuk mengalirkan air limbah domestik

maupun air limpasan dari kawasan permukman secara aman tanpa menimbulkan

erosi secara intensif. Saluran pembuangan air adalah bangunan pengawet tanah

berupa saluran air yang pada dinding dan dasar salurannya ditanami rumput yang

merayap. Saluran ini berfungsi untuk mengalirkan aliran permukaan secara aman

tanpa menimbulkan erosi. (Departemen Kehutanan, 1997 : 267).

Simbol untuk arahan konservasi ini adalah

KP - Pmk

Vwt + Mtb - spa

Kelompok kedua adalah satuan lahan KacAck-Qvjl-IV-Pmk (17). Satuan

lahan tersebut terletak pada lereng curam ( > 25 – 45 % ) dengan kedalaman tanah

dangkal yaitu 58 cm. Arahan konservasi secara vegetatif dapat dilakukan dengan

menerapkan sistem wanatani dalam bentuk kebun pekarangan dan

mengoptimalkan usaha peternakan yang sudah ada menuju bentuk peternakan

hutan. Sistem peternakan tersebut memberikan keuntungan ganda yaitu

menyediakan kebutuhan pakan ternak tanpa harus menyediakan lahan tempat

penggembalaan dan menghasilkan pupuk kandang yang sangat baik untuk

kesuburan tanah. Wanatani (agroforestry) sendiri merupakan manajemen

pemanfaatan lahan secara optimal dan lestari, dengan cara mengkombinasikan

kegiatan kehutanan dan pertanian pada unit pengolahan sosial, ekonomi dan

budaya masyarakat berperanserta (Departemen Kehutanan, 1997: 232).

Dengan keadaan lereng yang curam maka arahan konservasi mekanik

dapat ditempuh dengan membuat teras gulud, tujuannya adalah untuk menahan

laju aliran permukaan dan sekaligus menghambat laju erosi. Teras guludan sendiri

merupakan bentuk konservasi tanah dengan membuat guludan yaitu tumpukan

tanah (galengan) yang dibuat memanjang memotong kemiringan lahan. Fungsi

Page 121: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

guludan ini adalah untuk menghambat aliran permukaan, menyimpan air di bagian

atasnya dan untuk memotong panjang lereng. Tinggi tumpukan tanah berkisar

antara 25-30 cm dengan lebar dasar 25-30 cm. (Suripin, 2004: 1160).

Bentuk konservasi mekanik yang lain dapat berupa saluran pembuangan

air yang berfungsi untuk mengalirkan air dari kawasan permukiman supaya dapat

dialirkan secara aman tanpa menimbulkan erosi permukaan, sedangkan pada alur

sungai yang melalui kelompok satuan lahan ini perlu dibangun dam pengendali.

Dam pengendali adalah bangunan pengawetan tanah dan air berupa bendungan

kecil dan berfungsi sebagai penampung air dan sedimen. Tipe dam pengendali

yang digunakan berupa tanah urugan tanah homogen yaitu badan bendungnya

terbuat dari konstruksi urugan tanah yang dipadatkan. (Departemen Kehutanan,

1997 : 230).

Simbol yang diberikan untuk arahan konservasi adalah :

KP - Pmk

Vwt + Mtg - spa - dp

Kelompok ke tiga adalah satuan lahan AlMcm-Qlla-I-Tg (4) kelompok

satuan lahan tersebut terletak pada lereng yang datar. Dengan kedalaman tanah

dalam yaitu 96 cm. Pada satuan lahan tersebut perlu arahan konservasi secara

vegetatif yaitu dengan wanatani dimana pengkombinasian tanaman sangat

diperlukan agar tanah dapat terikat pada tanaman sehingga mengurangi terjadinya

erosi. Wanatani (agroforestry) merupakan manajemen pemanfaatan lahan secara

optimal dan lestari, dengan cara mengkombinasikan kegiatan kehutanan dan

pertanian pada unit pengolahan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat

berperanserta (Departemen kehutanan, 1997: 232).

Selain itu arahan arahan secara mekanik adalah dengan teras bangku

dimana fungsi utama teras tersebut adalah untuk memperkuat struktur tanaman

dari bahaya erosi, saluran pembuangan air juga sangat pentung untuk mengurangi

terkikisnya material-material organik sehingga tanah tetap terjaga kesuburannya.

Teras bangku atau tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan meratakan

Page 122: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

tanah di bagian bawah sehingga terbentuk suatu deretan anak tangga atau bangku

yang dipisahkan oleh talud. (Suripin, 2004:118). Talud (riser) harus ditanami

rumput-rumputan atau tanaman penutup lain agar terlindung dari erosi percikan

maupun erosi permukaan, begitu pula pada bibir teras (lip) perlu diperkuat dengan

tanaman penguat teras. Agar bidang olah cukup lebar dan agr tidakmudah longsor,

teras bangku dibuat pada lahan kering untuk tanaman semusim dengan

kemiringan kurang dari 40%. (departemen Kehuanan, 1997:267).

Simbol yang diberikan untuk arahan konservasi adalah :

KP - Tg

Vwt + Mtb - spa

Kelompok ke empat adalah satuan lahan AlMcm-Qlla-II-Tg (7), KacAck-

Qvjl-II-Tg (12), KacAk-Qvjl-III-Tg (14) . satuan lahan tersebut terletak pada

lereng landai dan agak curam, selain itu juga mempunyai kedalaman tanah 9 – 70

cm dengan klasifikasi dangkal sampai sedang. Arahan konservasi secara vegetatif

yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan sistem wanatani dalam bentuk

pengolaahan pertanaman dalam lorong yaitu suatu bentuk usahatani atau

penggunaan tanah yang menanam tanaman semusim atau tanaman pangan di

lorong atau gang yang ada di antara barisan pagar tanaman pepohonan atau semak

(Arsyad, 1989:201). Barisan tanaman pagar harus ditanam menurut kontur agar

pencegahan erosi terjadi dengan baik. Tanaman pagar selain ini mampu mencegah

erosi sekaligus juga bermanfaat sebagai pupuk hijau. Kegiatan penanaman pagar

pada kelompok satuan lahan ini dapat dilakukan dengan penyulaman di antara

tanaman tegalan yang sudah ada.

Metode mekanik yang diterapkan adalah dengan membuat dan

menyempurnakan teras bangku yang sudah ada dengan tanaman penguat pada

bibir teras.tujuan dari teras bangku adalah untuk memperkuat dan mengurangi

erosi. Selain itu juga perlu dibuat saluran pembuangan air agar erosi tidak terjadi

secara besar-besaran. Saluran pembuangan air adalah bangunan pengawet tanah

berupa saluran air yang pada dinding dan dasar salurannya ditanami rumput yang

Page 123: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

merayap. Saluran ini berfungsi untuk mengalirkan aliran permukaan secara aman

tanpa menimbulkan erosi. (Departemen Kehutanan, 1997 : 267).

Simbol yang diberikan untuk arahan konservasi adalah :

KP - Tg

Vwt + Mtb - sp

Kelompok ke lima adalah satuan lahan KacAck-Qvjl-IV-Tg (19), LaCm-

Qvjl-IV-Tg (49). kelompok lereng ini terletak pada lereng yang curam dengan

kedalaman tanah sedang sampai dalam yaitu 39-80 cm. Arahan konservasi

vegetatif pada kelompok satuan lahan ini dapat ditempuh dengan menerapkan

sistem wanatani dalam bentuk pertanaman tumpangsari, yaitu tanaman tegalan

yang sudah ada diselingi dengan tanaman pohon-pohonan seperti damar dan pinus

dengan tujuan agar tanah tersebut menjadi kuat dan dapat menyimpan air sehingga

dapat mengurangi erosi dan juga dapat menyimpan cadangan air tanah.

Berdasarkan kondisi lereng yang ada pada satuan lahan tersebut arahan

konservasi dengan metode mekanik dapat dilaksanakan dengan menyempurnakan

teras guludan yang sudah ada dengan menanami tanaman penguat pada setiap

guludannya. Pada alur sungai yang berada pada satuan lahan ini harus dibangun

dam pengendali yang tujuannya untuk mengendalikan laju aliran sungai dan

sekaligus menahan hasil erosi yang terbawa dari kawasan di atasnya. Dam

pengendali merupakan bangunan pengawetan tanah dan air berupa bendungan

kecil dan berfungsi sebagai penampung air dan sedimen. Dengan tipe tanah

urugan tanah homogen yaitu badan bendungnya terbuat dari konstruksi urugan

tanah yang dipadatkan. (Departemen Kehutanan, 1997 : 230).

Simbol yang diberikan untuk arahan konservasi adalah :

KP - Tg

Vwt + Mtg - dp

Page 124: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Kelompok ke enam adalah satuan lahan AlMcm-Qlla-I-Sw (3). Satuan

lahan ini terletak pada lereng I dengan klasifikasi agak curam (0%-8%) dengan

kedalaman tanah 115 cm dengan klasifikasi solum tanah dalam.

Bentuk arahan konservasi vegetatif yang diterapkan pada satuan lahan ini

adalah dengan kegiatan wanatani, artinya penggunaan lahan sawah harus

diarahkan kedalam bentuk penanaman tumpangsari yang memadukan penanaman

tanaman semusim seperti padi, ketela pohon dan tanaman pangan lainnya

sehingga dapat menghasilkan secara optimal. Wanatani sendiri yaitu manajemen

pemanfaatan lahan secara optimal dan lestari, dengan cara mengkombinasikan

kegiatan kehutanan dan pertanian pada unit pengolahan sosial, ekonomi dan

budaya masyarakat berperanserta (Departemen kehutanan, 1997: 232).

Selain itu konservasi mekanik yang diterapkan dalam satuan lahan ini

adalah dengan menerapkan teras bangku dengan tujuan untuk memperkuat

tanaman dari akumulasi air yang berlebih selain itu juga perlu dibuat saluran

pembuangan air agar saluran air menjadi lancar. Saluran pembuangan air

merupakan bangunan pengawet tanah berupa saluran air yang pada dinding dan

dasar salurannya ditanami rumput yang merayap. Saluran ini berfungsi untuk

mengalirkan aliran permukaan secara aman tanpa menimbulkan erosi.

(Departemen Kehutanan, 1997 : 267).

Simbol yang diberikan untuk arahan konservasi adalah :

KP - Sw

Vwt + Mtb - spa

Kelompok ke tujuh adalah satuan lahan LaCm-Qvjl-IV-Sw (48). Satuan

lahan ini terletak pada lereng curam (25%-45%) dengan kedalaman tanah dalam

yaitu 110 cm. Bentuk arahan konservasi vegetatif yang dapat diterapkan pada

satuan lahan ini adalah dengan kegiatan wanatani, artinya penggunaan lahan

sawah harus diarahkan kedalam sistem wanatani dalam bentuk penanaman

tumpangsari yang memadukan penanaman tanaman semusim seperti padi, ketela

pohon dan tanaman pangan lainnya selama dua sampai tiga tahun setelah

Page 125: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

penanaman pohon-pohonan hutan. Setelah tanaman pohon hutan tumbuh besar

kegiatan penanaman tanaman semusim sudah tidak dapat efektif, maka pada tahap

selanjutnya dapat diarahkan pada jenis kegiatan peternakan hutan.

Pada sebagian satuan lahan yang termasuk dalam kelompok ini keberadaan

teras bangku justru akan memicu terjadinya longsor lahan, akibat adanya

akumulasi air yang berlebih dan akan menjadi bidang tergerusnya pada

permukaan batuan.

Sesuai dengan keadaan lereng dan solum tanahnya maka metode mekanik

yang dapat diterapkan adalah pembuatan teras gulud. Teras guludan adalah bentuk

konservasi tanah dengan membuat guludan yaitu tumpukan tanah (galengan) yang

dibuat memanjang memotonh kemiringan lahan. Fungsi guludan ini adalah untuk

menghambat aliran permukaan, menyimpan air di bagian atasnya dan untuk

memotong panjang lereng. Tinggi tumpukan tanah berkisar antara 25-30 cm

dengan lebar dasar 25-30 cm. (Suripin, 2004). Untuk mengurangi akumulasi air

pada kelompok satuan lahan ini perlu dibangun saluran pembuangan air,

mengingat lahan ini merupakan lahan persawahan yang mendapat pengairan

secara intensif. Pada alur sungai yang berada pada satuan lahan ini perlu dibangu

dam pengendali yang bertujuan untuk mengendalikan laju aliran sungai serta

menahan Hasil erosi yang terbawa aliran dari kawasan diatasnya. Dam pengendali

adalah bangunan pengawetan tanah dan air berupa bendungan kecil dan berfungsi

sebagai penampung air dan sedimen. Tipe dam yang digunakan adalah tipe kedap

air yaitu dam pengendali dengan badan bendungan yang terbuat dari konstruksi

batu bata/ beton. (Departemen Kehutanan, 1997 : 230).

Simbol yang diberikan untuk arahan konservasi adalah :

KP - Sw

Vwt + Mtg – spa - dp

Kelompok ke delapan adalah satuan lahan KacAck-Qvjb-IV-Htn (8). Pada

kawasan ini mempunyai kemiringa lereng yang curam yaitu (25%-45%) dengan

kedalaman tanah dangkal yaitu 83 cm. Dengan kondisi tersebut maka arahan

Page 126: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

konservasi secara vegetatif dilakukan dengan reboisasi yaitu dengan penanaman

pohon kembali pada daerah – daerah yang hutannya sudah mulai berkurang akibat

ulah manusia. Reboisasi sendiri diartikan sebagai usaha untuk memulihkan dan

menghutankan kembali tanah yang mengalami kerusakan fisik, kimia maupun

biologi baik secara alami maupun oleh ulah manusia. Reboisasi merupakan cara

yang cocok untuk menurunkan erosi aaliran permukaan, terutama jika dilakukan

pada bagian hulu daerah tangkapan air untuk mengatur banjir. Tanaman yang

digunakan biasanya tanaman yang bisa mencegah erosi, baik secara habitus

maupun umur, juga diutamakan tanaman keras yang bernilai ekonomis, baik

kayunya maupun hasil samping lainnya, misalnya getah, akar dan minyak.

Selain itu juga arahan konservasi secara mekanik dilakukan dengan dam

pengendali dimana di situ dilakukan pada daerah yang ada sungainya supaya

pengaruh erosi tidak besar. Dam pengendali adalah bangunan pengawetan tanah

dan air berupa bendungan kecil dan berfungsi sebagai penampung air dan

sedimen. selain itu juga perlu adanya saluran pembuangan air yang berfungsi

untuk memberikan jalan air agar dapat mengurangi erosi. Simbol yang diberikan

untuk arahan konservasi adalah :

KP - Htn

Vr + Mdp - spa

c. Kawasan Budidaya Tanaman Semusim dan Permukiman

Pada kawasan ini terdapat 1 satuan lahan yang penggunaan lahan

aktualnya tidak sesuai dengan fungsi kawasan lahan. Lahan tersebut adalah

LaCm-Qlla-I-Kbn (24). Dengan kemiringan lereng yang datar dengan kedalaman

tanah yang dangkal yaitu 90 cm, maka arahan konservasi secara vegetatif

dilakukan dengan rotasi tanaman dimana tujuan dari rotasi tanaman tersebut

adalah agar tanah tidak mengalami pengrusakan sehingga perlu dilakukan rotasi

tanaman.

Arahan konservasi secara mekanik adalah dengan teras bangku selain

untuk mengurangi erosi pembuatan teras bangku pada satuan lahan ini juga

Page 127: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

sebagai penguat tanah. Selain itu juga perlu dilakukan reboisasi supaya resiko

erosi lebih kecil sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Yang terakhir

adalah pembuatan daerah pengendali air agar tanaman tidak kebanyakan air

sehingga bisa tumbu secara maksimal. Dam pengendali adalah bangunan

pengawetan tanah dan air berupa bendungan kecil dan berfungsi sebagai

penampung air dan sedimen. Tipe dam yang digunakan adalah tipe tanah urugan

tanah homogen yaitu badan bendungnya terbuat dari konstruksi urugan tanah yang

dipadatkan. (Departemen Kehutanan, 1997 : 230).

Simbol yang diberikan untuk arahan konservasi adalah :

KBTS - Kbn

Vrt + Mtb - i – dp

d. Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan

Pada kawasan ini terdapat 4 satuan lahan yang penggunaan lahan

aktualnya tidak sesuai dengan fungsi kawasan lahan. Arahan penggunaan lahan

pada kawasan budidaya tanaman tahunan dibedakan menjadi 4 kelompok.

Kelompok pertama adalah satuan lahan LaCm-Qvjl-II-Sb (41). Pada satuan lahan

tersebut mempunyai kemiringan lereng yang landai dan kedalaman tanah sedang

102 cm. Arahan konservasi vegetatif yang digunakan adalah dengan perubahan

lahan menjadi kebun atau perkebunan agar bisa ditanami tanaman tahunan. Selain

itu juga arahan konsrervasi secara mekanik adalah dengan pembuatan teras

bangku untuk memperkuat tanaman, teras bangku atau tangga dibuat dengan jalan

memotong lereng dan meratakan tanah di bagian bawah sehingga terbentuk suatu

deretan anak tangga atau bangku yang dipisahkan oleh talud. (Suripin, 2004:118).

selain itu juga perlu dibuat saluran pengendali air untuk mengurangi resiko erosi

yang ada pada satuan lahan tersebut, dengan membuat semacam parit atau saluran

memotong arah lereng dengan kemiringan yang kecil sehingga kecepatan air tidak

lebih dari 0,5 m/detik. Saluran pengelak biasanya dibuat pada tanah yang

berlereng panjang dan seragam yang permeabilitasnya rendah. (Arsyad, 1989:

121).

Page 128: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Simbol yang diberikan untuk arahan konservasi adalah :

KBTT - Sb

Vkb + Mtb - spa

Kelompok kedua adalah satuan lahan LaCm-Qvjl-III-Pmk (45). Satuan

lahan ini berada pada lereng agak curam (15%-25%) dengan kedalaman tanah

tanah sedang yaitu 86 cm. Berdasarkan pengamatan dilapangan lahan – lahan

yang berada di sekitar pekarangan masih banyak yang digunakan untuk tegalan,

oleh karena itu arahan konservasi vegetatif dapat dilakukan dengan merubah lahan

tegalan tersebut menjadi lahan tanaman budidaya perkebunan dan tanaman

tahunan lainnya dan tentunya harus dilakukan dengan pengolahan tanah secara

bijak dan memperhatikan kaidah konservasi. Jenis tanaman perkebunan yang

dikembangkan sebaiknya dipilih yang mempunyai nilai komoditas tinggi seperti

cengkeh, coklat. Yang terbukti mempunyai prospek yang baik baik dalam hal

harga pasar maupun kualitas.

Arahan secara mekanik dilakukan dengan menyempurnakan teras bangku

yang sudah ada. Penyempurnaan teras bangku selain untuk mengendalikan erosi

sekaligus juga dapat menambah kuat bangunan permukiman yang berada pada

satuan lahan tersebut sehinga dapat meminimalkan resiko terjadinya longsor.

Teras bangku atau tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan meratakan

tanah di bagian bawah sehingga terbentuk suatu deretan anak tangga atau bangku

yang dipisahkan oleh talud. (Suripin, 2004:118). Pembuatan saluran pembuangan

air juga diperlukan dengan tujuan mengalirkan air limpasan dari kawasan

permukiman secara aman tanpa menimbulkan erosi permukaan. Simbol yang

diberikan untuk arahan konservasi adalah :

KBTT - Pmk

Vkb + Mtb - spa

Kelompok ketiga adalah satuan lahan LaCm-Qvjl-III-Sw (46). Satuan

lahan tersebut barada pada lereng agak curam (15%-25%) dengan kedalaman

tanah dangkal yaitu 100 cm. Arahan konservasi secara vegetatif dilakukan dengan

Page 129: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

perubahan penggunaan lahan sawah menjadi lahan perkebunan. Hal ini ditempuh

mengingat kawasan ini memang seharusnya diperuntukkan untuk penanaman

tanaman perkebunan atau tanaman tahunan lainnya sehingga fungsi kawasannya

tidak terganggu.

Arahan konservasi mekanik dilakukan dengan menyempurnakan teras

bangku yang sudah ada, yaitu dengan cara menanam rumput atau tanaman

polowijo pada bibir teras tujuan tanaman tersebut adalah untuk mengurangi resiko

erosi yang ada. Teras bangku atau tangga dibuat dengan jalan memotong lereng

dan meratakan tanah di bagian bawah sehingga terbentuk suatu deretan anak

tangga atau bangku yang dipisahkan oleh talud. (Suripin, 2004:118). Bentuk

tindakan konservasi mekanik yang lain dilakukan dengan membangun saluran

pembuangan air yang lebih baik mengingat lahan ini merupakan lahan

persawahan yang mendapat pengairan secara intensif agar menghasilkan secara

potensial. Saluran pembuangan air adalah bangunan pengawet tanah berupa

saluran air yang pada dinding dan dasar salurannya ditanami rumput yang

merayap. Saluran ini berfungsi untuk mengalirkan aliran permukaan secara aman

tanpa menimbulkan erosi. (Departemen Kehutanan, 1997 : 267).

Simbol yang diberikan untuk arahan konservasi adalah :

KBTT - Sw

Vkb + Mtb - spa

Kelompok keempat adalah satuan lahan LaCm-Qvjl-III-Tg (47). Satuan

lahan ini berada pada lereng agak curam yaitu (15%-25%) dengan kedalaman

tanah dalam yaitu 125 cm. Arahan konservasi secara vegetatif adalah dengan

melakukan penanaman tanaman perkebunan. Artinya perlu dilakukan pergantian

komoditi tanaman tegalan menjadi tanaman perkebunan atau tanaman tahunan

lainnya.

Arahan konservasi secara mekanik dilakukan dengan membuat teras

bangku dengan tujuan agar tingkat erosi semakin kecil dan untuk memperkuat

tanaman. Teras bangku atau tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan

Page 130: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

meratakan tanah di bagian bawah sehingga terbentuk suatu deretan anak tangga

atau bangku yang dipisahkan oleh talud. (Suripin, 2004:118). Selain itu juga

dilakukan dengan membuat saluran pengelak yang dihubungkan dengan saluran

pembuangan air, hal ini bertujuan untuk memungkinkan minimalnya erosi

permukaan.Simbol yang diberikan untuk arahan konservasi adalah :

KBTT - Tg

Vkb + Mtb - spa

Arahan konservasi dapat dilihat pada Peta Arahan Konservasi Lahan Daerah

Aliran Sungai Walikan Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri Tahun 2012.

Page 131: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Page 132: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :

1. Luas dan persebaran penggunaan lahan yang terdapat di DAS Walikan berupa

Perrmukiman 1.240,3 ha (22,15%) terdapat di wilayah Jatipuro. Sawah

1.835,54 ha (32,78) terdapat di wilayah Manjung, Sonoharjo, Jatipuro,

Ngepungsari, Jatisawit, Jatiyoso dan petung. Kebun 344,64 ha (6,15%)

terdapat di Manjung, Jatisobo dan paling mendominasi Jatiroyo. Hutan

661,02 ha (11,80%) terdapat di Desa Beruk. Semak Belukar 106,75 ha

(1,91%) terdapat di Wonokeling, Tegalan 1.411,44 ha (25,21%) sebagian

terdapat di Jatipuro, Wonokeling dan yang paling mendominasi terdapat di

Jatipurwo, Jatiyoso serta Wonorejo.

2. Fungsi kawasan lahan DAS Walikan mempunyai 4 fungsi yaitu : Fungsi

Kawasan Lindung yang tersebar di 5 satuan lahan dengan luas 388,58 ha

(6,94%). Fungsi Kawasan Penyangga yang tersebar di 19 satuan lahan

dengan luas 1.456,41 ha (26,01%). Fungsi Kawasan Budidaya Tanaman

Semusim dan Permukiman yang tersebar di 7 satuan lahan dengan luas

2.426,98 ha (43,44%). Fungsi Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan yang

tersebar di 18 satuan lahan dengan luas 1.327,67 ha (23,71%).

3. Kesesuaian antara fungsi kawasan lahan dengan penggunaan lahan yang

terdapat di DAS Walikan sebagai berikut : Kawasan Lindung, penggunaan

lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya mempunyai luas 16,70 ha (1,15%).

Kawasan Penyangga, penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya

mempunyai luas 1.054,11 ha (72,38%). Kawasan budidaya tanaman semusim

dan permukiman, penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya

Page 133: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

mempunyai luas 185,24 ha (12,71%). Kawasan budidaya tanaman tahunan,

penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya mempunyai luas

190,44 ha (13,76%).

4. Arahan konservasi yang sesuai untuk DAS Walikan sebagai berikut : Pada

Kawasan Lindung diarahkan pada reboisasi dan sumbat jurang serta dam

pengendali. Kawasan Penyaangga paling banyak diarahkan pada wanatani

dan teras bangku serta dam pengendali. Kawasan budidaya tanaman semusim

dan permukiman diarahkan pada rotasi tanaman serta teras bangku, irigasi

dan dam pengendali. Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan diarahka pada

kebun, teras bangku dan saluran pembuangan air.

B. Implikasi

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupaka suatu kawasan ekosistem yang

terdiri atas komponen biotik dan abiotik yang saling membentuk satu kesatuan

yang teratur, salah satu komponen abiotik DAS adalah lahan. Pembangunan yang

terus bertambah dan diiringi oleh laju pertumbuhan penduduk yang terus

bertambah mengakibatkan kebutuhan akan lahan semakin meningkat, akibatnya

kegiatan alih fungsi lahan semakin meningkat.

Kegiatan alih fungsi lahan DAS Walikan yang kurang memperhatikan

aspek lingkungan, serta tanpa memperhatikan fungsi kawasannya akan berakibat

terhadap menurunnya kualitas lahan serta meningkatkan potensi terjadinya

bencana alam.

Dengan tersedianya suatu arahan fungsi pemanfaatan lahan diharapkan

pengelolaan DAS Walikan khususnya dalam hal pemanfaatan lahan, dapat lebih

terarah dan terencana sehingga dapat terwujud sebuah kondisi ekosistem DAS

yang stabil

Dalam dunia pendidikan diharapkan dapat membantu siswa untuk

memahami tentang fungsi kawasan dan arahan konservasi lahan yang

diberlakukan untuk setiap fungsi kawasan sesuai dengan rekomendasi yang ada.

Page 134: EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN …...pada reboisasi dan pada konservasi mekanik berupa sumbat jurang serta dam commit to user 5 ABSTRAK Miftahul Hidayat. Evaluasi Kesesuaian Fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

C. Saran

Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan lahan DAS

Walikan, dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan lingkungan yang lebih

parah serta timbulnya bencana alam. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis

ingin menyampaikan saran dan masukan sehubungan dengan pemanfaatan lahan

DAS Walikan kepada :

1. Pemerintah diharapkan dapat mengkoordinir pihak atau instansi yang

terkait dan berkompeten dalam pengelolaan DAS untuk segera melakukan

pengelolaan DAS Walikan secara terpadu, khususnya dalam hal

pemanfaatan lahan supaya diarahkan sesuai dengan fungsi kawasan lahan.

2. Masyarakat khususnya para petani diharapkan untuk mengelola lahan

secara biak dan tetap emperhatika kaidah konservasi tanah.

3. Peneliti yang lain diharapkan dapat menindak lanjuti penelitian ini dengan

melengkapi data yang terus diperbaharui mengingat kondisi pemanfaatan

lahan akan terus berubah dari waktu ke waktu.