evaluasi dampak program bantuan bibit lle dan …

179
i EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN HIDROPONIK OLEH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) KORINDO GROUP DI KELURAHAN PANCORAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah Satu Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Dedo Kevin Prayoga 11170541000048 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TANGERANG SELATAN 1441 H / 2021 M

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

i

EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE

DAN HIDROPONIK OLEH CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) KORINDO GROUP DI

KELURAHAN PANCORAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Sebagai Salah Satu Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh

Dedo Kevin Prayoga

11170541000048

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TANGERANG SELATAN

1441 H / 2021 M

Page 2: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

ii

Page 3: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

i

Page 4: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

ii

Page 5: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

iii

ABSTRAK

Dedo Kevin Prayoga, 11170541000048 "Evaluasi Dampak

Program Bantuan Bibit Lele dan Hidroponik Oleh Corporate

Social Responsibility (CSR) Korindo Group di Kelurahan

Pancoran"

Menurut Undang – undang PT tahun 2007 pasal 1 ayat 3 bahwa

tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan komitmen perusahaan

untuk turut serta dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna

untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,

baik bagi perusahaan sendiri dan komunitas setempat. Keberadaan CSR

Korindo menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan

masyarakat disekitar wilayah operasionalnya salah satunya adalah RW 04,

Kelurahan Pancoran sebagai lokasi dari penelitian ini. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deksriptif. Teknik

pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan menggunakan teknik purposive sampling,

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti. Teori yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu teori evaluasi program oleh Motz dan Hendrick

yang menekankan kepada dampak single program before-after dilihat dari

aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Selain itu, peneliti menggunakan

tahapan pemberdayaan masyarakat serta penjelasan tentang CSR.

Hasil penelitian ini mendeskripsikan mengenai tahapan

pemberdayaan yang dilakukan oleh CSR Korindo, meliputi enggagment,

assessment, perencanaan alternatif program, formulasi rencana aksi,

implementation, evaluasi program, dan terminasi. Dampak yang dihasilkan

dari program pada aspek sosial, terbangunnya kerja sama antar

masyarakat. Pada aspek ekonomi yaitu perekonomian masyarakat menjadi

berkembang, akan tetapi program ini belum dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat secara besar. Pada aspek lingkungan terdapat

perubahan kondisi lingkungan secara fisik yaitu menjadi asri dan rindang.

Sehingga hasil evaluasi dari adanya progam CSR tersebut dikatakan

membawa dampak yang positif kepada masyarakat RW 04, Kelurahan

Pancoran.

Kata Kunci: Evaluasi Dampak, Pemberdayaan Masyarakat, CSR

Page 6: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannnirahim,

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil'alamin, segala puj dan rasa syukur

penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat, kasih saying serta karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul "Evaluasi Dampak

Bantuan Bibit Lele dan Hidroponik Oleh Corporate Social

Responsibility (CSR) Korindo Group di Kelurahan Pancoran".

Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi

Muhammad SAW. Beserta seluruh keluarganya, sahabat serta para

pengikutnya.

Selesainya skripsi ini, merupakan hadiah dan anugerah

terindah yang penluis dapatkan. Banyak rintangan dan hambatan

yang penulis harus lewati. Namun, berkat bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak, akhrinya penulis berhasil melaluinya. Oleh

karena itu, karya dari sebuah perjalanan masa kuliah ini, penulis

persembahkan untuk orang-orang yang selalu ada disetiap detik

perjuangan, serta orang-orang yang tidak pernah putus asa untuk

selalu memberi dukungan kepada penulis. Penulis menyadari,

bahwa keberhasilan penyelesaian skipsi ini, tidak luput dari bantuan

berbagai pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dari mulai

prosesawal penulisan, hingga akhirnya skripsi in dapat terselesaikan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Page 7: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

v

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc., MA.

Sebagai ketua Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Suparto,Ph.D, M,Ed. Sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Wakil Dekan Bidang

Akademik Dr. Siti Napsiyah Ariefuzzaman, S.Ag.,

MSW., Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Dr.

Sihabudin Noor, MA., Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Cecep Sastrawidjaya, M.Si.

3. Ahmad Zaky, M.Si sebagai Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Hj. Nunung Khoiriyah, MA, Sebagai sekretaris

Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Ismet Firdaus, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi

yang meluangkan waktu ditengah keseibukannya, serta

selalu sabar dan ikhlas dalam membimbing dan

mengarahkan penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.

5. Dr. Siti Napsiyah Ariefuzzaman, S.Ag., MSW., selaku

dosen Pembimbing Akademik.

6. Para dosen Progam Studi Kesejahteraan Sosial UIN

Syarif Hidayatullah Jakara yang telah memberikan

begitu bnyak ilmu kepada penuis selama masa kuliah.

Semoga ilmu yang telah penulis dapatkan dapat

bermanfaat di kemudian hari.

7. Bapak Anwar, Bapak Yunus, Bapak Israfil dan Bu Nani

selaku masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran atas

Page 8: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

vi

waktu dan kesediaanya untuk berdiskusi mengenai

program untuk penelitian skripsi ini.

8. Kepada Bapak Isno selaku Lurah Pancoran yang

memberika kesempatan kepada peneliti untuk meneliti di

wilayah kelurahan Pancoran.

9. Terima Kasih kepada Pak Reza selaku Koordinator CSR

Korindo Group yang telah bersedia menjadi narasumber

peneliti.

10. Terima Kasih kepada Eyang, Mamih, dan Keluarga yang

telah memberikan dukungan dan doa kepada peneliti

hingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

11. Terima Kasih kepada Rachmah yang telah memberikan

dukungan kepada peneliti sampai dapat menyelesaikan

skripsi ini.

12. Terima Kasih kepada teman-teman Kesejahteraan Sosial

2017 atas kerjasama dan kontribusinya selama masa

perkuliahan

13. Terima Kasih kepada Social Work Sketch yang telah

mendukung dan memberikan banyak sekali insight

kepada penulis dari penulis menjadi mahasiswa baru

sampai saat ini,

14. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung

jalanya perkuliahan hingga selesainya skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Demikianlah, ucapan terima kasih peneliti. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat.

Page 9: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

vii

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

ABSTRAK ....................................................................................................iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

DAFTAR ISTILAH ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

1.2. Pembatasan Masalah .................................................................... 12

1.3. Rumusan Masalah ......................................................................... 12

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 13

1.5. Tinjauan Kajian Terdahulu ............................................................. 14

1.6. Metodologi Penelitian ................................................................... 21

a. Pendekatan Penelitian ............................................................... 21

b. Jenis Penelitian .......................................................................... 21

c. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 23

d. Sumber Data .............................................................................. 25

e. Teknik Pemilihan Informan ........................................................ 25

f. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 28

g. Teknik Analisa Data ................................................................... 28

h. Keabsahan Data ......................................................................... 30

i. Pedoman Penulisan Skripsi ........................................................ 30

1.7 Sistematika Penulisan .................................................................... 30

Page 10: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

viii

BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 33

2.1 Evaluasi Program .................................................................. 33

2.1.1 Konsep Evaluasi Program .................................. 33

2.1.2 Model Evaluasi Program ................................... 34

2.1.3 Evaluasi Dampak ............................................... 37

2.1.4 Dampak Program .............................................. 38

a. Dampak Sosial ............................................... 38

b. Dampak Ekonomi .......................................... 42

c. Dampak Lingkungan ...................................... 44

2.2 Pemberdayaan Masyarakat .................................................. 45

2.2.1 Definisi Pemberdayaan Masyarakat ................. 45

2.2.2 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat .............. 46

2.3 Corporate Social Responsibility (CSR) ................................... 48

2.3.1 Definisi dan Konsep CSR .................................... 48

2.3.2 CSR Sebagai Pemberdayaan Masyarakat

(Comdev) ........................................................... 50

2.3.3 Prinsip – Prinsip CSR .......................................... 52

A. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................... 55

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................................. 56

3.1 Latar Tempat Penelitian ................................................................ 56

3.1.1 Demografi RW 04, Kelurahan Pancoran ............................. 57

3.1.2 Struktur Kepengurusan RW 04 ............................................ 58

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ............................................... 59

4.1 Program CSR Korindo Group di RW 04 Kelurahan Pancoran ........ 59

4.2 Tahapan Pelaksanaan Bantuan Bibit Lele dan Hidroponik Oleh CSR

Korindo Group .............................................................................. 62

4.3 Evaluasi Dampak Program Bantuan Bibit Lele dan Hidroponik Oleh

CSR Korindo Group ........................................................................ 78

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................ 105

5.1 Tahapan Pelaksanaan Bantuan Bibit Lele dan Hidroponik Oleh CSR

Korindo Group ............................................................................ 105

Page 11: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

ix

5.2 Evaluasi Dampak Program Bantuan Bibit Lele dan Hidroponik Oleh

CSR Korindo Group ...................................................................... 111

BAB VI PENUTUP ................................................................................... 123

A. Kesimpulan ................................................................................ 123

B. Saran ......................................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 128

LAMPIRAN ............................................................................................. 131

Page 12: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Sketsa Peta RW 04 …………………………………. 56

Gambar 3.2 Struktur Kepengerusan RW 04 …………………..… 58

Gambar 4.1 Proses Asesment Korindo dengan Masyarakat .......... 66

Gambar 4.2 Kegiatan Rapat Bersama di Lokasi Program …..…... 82

Gambar 4.3 Mesin Spiner Untuk Pengolahan Ikan Lele …..…..... 89

Gambar 4.4 Kegiatan Pelatihan Bersama DKPD ………….……. 90

Gambar 4.5 Kegiatan Panen Lele oleh Masyarakat RW 04 …….. 90

Gambar 4.6 Kolam Lele RW 04 sebelum adanya CSR Korindo .. 94

Gambar 4.7 Hidroponik RW 04 ………………………………… 95

Gambar 4.8 Rumah Warga yang Menanam Tanaman …….…… 101

Gambar 5.1 Diagram Alur Pemberian Bantuan Program CSR

Diagram Alur Pemberian Bantuan Program CSR

Korindo Group …………………………………… 106

Page 13: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Warga Miskin di Jakarta Selatan …………….…. 2

Tabel 1.2 Kajian Terdahulu ……………………………..... 18

Tabel 1.3 Rancangan Informasi Peneliti ……………….…. 27

Tabel 3.1 Jumlah Gender RW 04 …………………………. 57

Tabel 3.2 Agama di RW 04 ……………………………….. 57

Tabel 4.1 Hasil Dampak Program ……………………….... 104

Page 14: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pernyataan Lulus Seminar Proposal Skripsi

Lampiran 2 Surat Pengajuan Permohonan Dosen Pembimbing

Skripsi

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Skripsi

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian di Wilayah Kelurahan Pancoran

Lampiran 5 Pedoman Wawancara Masyarakat Pancoran

Lampiran 6 Pedoman Wawancara Tim CSR Korindo Group

Lampiran 7 Pedoman Wawancara Ketua RW 04

Lampiran 8 Pedoman Observasi

Lampiran 9 Transkrip Wawancara Masyarakat Pancoran

Lampiran 10 Transkrip Wawancara Ketua RW 04

Lampiran 11 Transkrip Wawancara Lurah Pancoran

Lampiran 12 Transkrip Wawancara Tim CSR Korindo Group

Lampiran 13 Hasil Observasi

Lampiran 14 Hasil Observasi

Lampiran 18 Dokumentasi

Page 15: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

xiii

DAFTAR ISTILAH

CSR : Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan

DKPD : Dinas Ketahanan Pangan Daerah

BPS : Badan Pusat Statistik

PDB : Produk Domestik Bruto

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

PKBL : Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

OECD : Organization For Economic Cooperation and

Development

Comdev : Community Development (Pemberdayaan

Masyarakat

Page 16: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. latar Belakang Masalah

Peningkatan kesejahteraan sosial telah menjadi salah

satu prioritas pembangunan bidang sosial terutama

perlindungan terhadap kelompok yang rentan dan kurang

mampu secara ekonomi. Penanganan pada penyandang

masalah kesejahteraan sosial khususnya pada warga miskin

bila tidak dikendalikan secara tepat akan berakibat pada

melemahnya ketahanan sosial masyarakat serta dapat

mendorong adanya konflik sosial dimasyarakat yang

terutama bagi kelompok yang tinggal didaerah terpencil dan

perbatasan. Upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk

jaminan sosial atau pemberdayaan masyarakat juga dengan

menyediakan berbagai macam sarana dan prasarana

(Retnaningsih 2015,1).

Saat ini, kemiskinan dan pengangguran masih

menjadi permasalahan yang tidak kunjung usai dan menjadi

masalah yang serius dihadapi Indonesia. Kemiskinan dan

pengguran menjadi dua masalah yang saling berkaitan satu

sama lain. Karena kemiskinan merupakan salah satu

penyebab yang diakibatkan oleh adanya pengangguran atau

dengan kata lain tidak tersedianya kesempatan kerja bagi

masyarakat (Yunengsih 2016,4).

Page 17: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

2

Berdasarkan data Badan Pusat Stastistik menunjukan

angka kemiskinan pada 2012 bahwa jumlah penduduk

miskin didaerah perkotaan terdapat 10,51 juta orang.

Persentasi di pedesaan terdapat 18,08 juta penduduk miskin.

Komoditi makanan yang sangat berdampak kepada besarnya

garis kemisikinan di perkotaan dapat dikatakan relative sama

dengan yang ada dipedesaan. Bahan-bahn pokok seperti

sembako, rokok, tempe dan tahu. Sedangkan untuk komoditi

bukan makanan diantaranya biaya perumahan, pakaian anak-

anak, orang dewasa, dan bahan bakar (BPS 2013,1).

Sedangkan BPS mencatat angka kemiskinan per

Maret 2020 mengalami kenaikan menjadi 26,42juta orang

(BPS 2020,1). Hal ini disebabkan oleh adanya kasus covid-

19 yang berdampak kepada perubahan perilaku, aktivitas

ekonomi, dan pendapatan penduduk selain itu faktor lain

yaitu pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga

pada produk domestik bruto (PDB) melambat sekitar 2,84%.

Selain itu, sektor pariwisata juga terpuruk sebesar 64,11 %

(BPS 2020,37).

Tabel 1.1

Warga Miskin di Jakarta Selatan

Tahun Jumlah Warga Miskin

2019 62 ribu jiwa

2018 63 ribu jiwa

2017 70 ribu jiwa

2016 72 ribu jiwa

Sumber: BPS.go.id diakses pada 15 Feb 2021

Page 18: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

3

Pembangunan sosial selama ini sudah dilaksanakan

oleh pemerintah yang diharapkan mampu mengatasi

permasalahan sosial seperti adanya kemiskinan, ketelantaran,

keterpencilan, korban bencana alam maupun sosial. Namun

dalam implementasinya masih mengalami banyak kendala

seperti keterbatasan anggaran dan belum efektivitasnya

pelaksanaan bantuan. selain itu pembangunan yang

dilaksanakan masih ada permasalahan yaitu pada

perseorangan atau kelompok masyarakat yang terabaikan,

kurangnya kontribusi dan partispasi aktif dalam

menyelasaikan masalah yang terjadi dimasyarakat (Bappenas

2009,1).

Hubungan antara masyarakat dan pebisnis masih

menjadi perdebatan terkait dampak dunia industri khususnya

perusahaan multinasional dan investasi langsung dari luar

negeri yang berada di negara berkembang. Tanggung jawab

sosial perusahaan atau yang biasa dikenal corporate social

responsibility (CSR), yang mana perusahaan diharapkan

mampu berkontribusi dalam berbagai program

pemasyarakatan.

Adanya berbagai macam perspektif tentang tanggung

jawab sosial perusahaan yang mana kedua hal pandangan ini

tidak muncul sendirinya, melainkan muncul dari 2 cara

pandangan yaitu bagimanana peran bisnis dalam masyarakat.

Cara pandang yang pertama hadir dari adanya teori ekonomi

neo-klasik ynag melihat bagaimana peran bisnis dalam

meraih keuntungan dalam masyarakat yang mana

Page 19: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

4

keuntungan ini dipegang oleh pemegang saham (Miloud

2014,6). Sebaliknya dalam pandangan pemangku

kepentingan (Stakeholder) yang didasarkan pada teori

tentang pemangku kepentingan yang yakin bahwa

perusahaan memilki adanya tanggung jawab sosial. Dalam

hal ini menuntut perusahaan untuk terus mempertimbangkan

seluruh pihak akibat dampak adanya suatu intervensi atau

program (Maulidiana 2018,13).

Waktu berjalan dan perkembangan dunia usaha

semakin besar, banyaknya program yang hadir di tengah

lapisan masyarakat yang merupakan program intervensi dari

perusahaan yang bertujuan untuk pembangunan jangka

panjang dari berbagai sektor kesejahteraan dan yang lain.

Program yang hadir menjadi bagian dari strategi bisnis,

maka dalam hal ini akan mempermudah untuk unit-unit

usaha yang berada dalam suatu perusahaan untuk dapat

menerapkan bentuk kegiatan dari program CSR yang

dirancangnya. Sehingga implikasi keuangan perusahaan

yang disalurkan melalui program CSR akan menjadi lebih

jelas dan tegas.

Di Indonesia istilah CSR untuk BUMN disebut juga

sebagai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

Dasar hukum PKBL adalah "Peraturan Menteri BUMN

No.40 Tahun 2007, bahwa setiap BUMN wajib membentuk

unit kerja khusus yang menangani langsung masalah

pembinaan dan pemberdayaan masyarakat". Selain itu,

dalam Peraturan Mentri BUMN No. Per-02/MBU/04/2020

Page 20: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

5

tentang PKBL mengatakan bahwa "Perum dan Persero wajib

melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina

Lingkungan dengan memenuhi ketentuan yang diatur dalam

Peraturan Menteri ini". Hal yang sama di jelaskan oleh

Petkoski, yaitu:

“perusahaan harus memiliki komitmen bekerjasama

dengan semua stakeholder yang berhubungan

dengan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan

dengan tujuan untuk memberikan kontribusi

terhadap pembangunan berkelanjutan atau yang

biasa dikenal dengan istilah sustainability

development” (Eko Widodo 2019,29). Setiap perusahaan akan melalukan berbagai kegiatan-

kegiatan yang terencana untuk terus menjaga eksistensinya

dan menjadi good business. Dengan melakukan dan

menerapkan peraturan pemerintah dalam menerapkan

tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility) atau disingkat CSR.

CSR sebagai bentuk komitmen dunia usaha untuk

berkelanjutan dan terus menerus bertindak secara etis,

beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk

meningkatkan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan

kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga

peningkatan kualitas masyarakat lokal dan masyarakat secara

luas (Suharto 2010,12). Disimpulkan bahwa setiap

perusahaan dalam melakukan kegiatannya ingin selalu

melakukan hal yang dianggap baik. Adanya kontribusi

dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan, keluarga

Page 21: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

6

karyawan dan juga masyarakat yang cakupannya lebih

holistik, melembaga, dan berkelanjutan.

Dalam islam diakui adanya suatu bentuk

tanggungjawab sosial, al-Qur’an telah memberi petunjuk

sebagimana yang tertera dalam Surah al-Qashash/77 berikut:

ٱلدهار ٱلءاخرة ول تنس وٱبتغ فيما ءاتىك ٱلله

إليك و ل نصيبك م ن ٱلدنيا وأحسن كما أحسن ٱلله

ل يحب ٱلمفسد ين تبغ ٱلفساد فى ٱلرض إنه ٱلله

"Dan carilah pada apa yang telah

dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah

kamu melupakan bahagianmu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah

(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah

berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu

berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang berbuat kerusakan".

Namun, masih terdapat permasalahan yang kurang

diperhatikan seperti adanya pertimbangan yang dirasa

kurang etis dimana perusahaan hanya mengeluarkan biaya

yang mengedepankan sisi keuangan dibandingkan sisi non

keuangan. Hal ini dapat dilihat dari yang paling umum yaitu

pemberian bantuan sumbangan yang hanya dilakukan

sebatas untuk berbuat baik demi terlihat baik mata

masyarakat yang juga hanya sekedar do good and to look

good (Suharto 2010,18). Dalam penelitian (Firdaus 2011,

150) yang berjudul CSR Perbankan dan dampaknya pada Tri

Page 22: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

7

Dharma perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah bahwa

dampak dari adanya dana CSR bahwa dalam melakukan

kerjasama perusahaan tidak banyak mencantumkan secara

jelas program-program pemanfaatan dana CSR yang

dialokasikan untuk kegiatannya, sehingga berdampak hasil

yang belum banyak kontribusinya bagi masyarakat penerima

manfaat.

Menurut Edi Suharto banyaknya perusahaan yang

bersifat "impresif" atau hanya tebar pesona saja tetapi tidak

tebar karya yang dalam hal ini adalah pemberdayaan.

Perusahaan seperti PT. Unilever, Freport, Indika Energi,

Pertamina serta perusahaan lain yang telah cukup lama

berkecimpung dalam dunia CSR (Suharto 2010,16).

Pada penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Dody

Prayogo Penelitian ini membahas tentang Program CSR dan

CD khususnya pada industry tambang dan migas, yang mana

dalam program ni memilki posisi yang strategis guna

membangun relasi resipkoral antara korporasi dan pemangku

kepentingan. Berhasil atau gagalnya suatu program dapat

turut menentukan keabsahan sosial korporasi. Untuk itu

diperlukan evaluasi agar dapat menunjukan kelebihan dan

kekurangan program. Artikel penelitian ini memaparkan hal-

hal pokok yang harus dilakukan serta bagaimana implikasi

hasil secara bisnis, sosial, dan legal (Prayogo 2011,43).

Penelitian ini berhubungan dengan peneliti karna sebab

dalam aspek yang dibahas yaitu tentang bagaimana suatu

Page 23: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

8

dampak dari adanya suatu intervensi program yang dilihat

dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Penelitian dari (Pranoto and Yusuf 2016,39)

mengukur bagaimana pelaksanaan program serta tanggapan

dan partisipasi masyarakat dalam program CSR tersebut.

Sejalan dengan penelitian (Busori et al. 2013,366) bahwa

secara keseluruhan program yang dijalankan oleh CSR

kepada masyarakat masuk dalam kategori yang baik. Hal

tersebut diukur dengan melihat bagaimana input, output dan

dampak yang dihasilkan dari intervensi program tersebut

terhadap kepuasan masyarakat (Ariefianto 2015). Bila

melihat pada penelitian (Ariefianto 2015,115) bahwa

program yang dijalankan oleh perusahaan sebenarnya

berfokus kepada pemberdayaan masyarakat yang mana

perusahaan menggunakan dasar SDG's dan ISO 26000

sebagai dasar program. Program tersebut meliputi bidang

lingkungan seperti reboisasi atau sesuai dengan kebutuhan

masyarakat lokal. Bidang sosial terdiri dari pendidikan dan

hibah, beasiswa, pendididkan vokasional, penyuluhan. Serta

dalam bidang ekonomi yaitu seperti pemberian modal,

pelatihan usaha dan pendampingan. Sehingga terdapat

dampak yang dirasakan oleh masyarakat.

Akan tetapi, dalam penelitian (Azizah 2017)

perusahaan tidak mencoba membangu relasi yang baik

dengan masyarakat sehingga proses penggalian kebutuhan

tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga pada

Page 24: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

9

program yang dijalankan tidak berdampak kepada

masyarakat. Disimpulkan bahwa beberapa penelitian diatas

berfokus kepada bagaimana penerapan dari adanya suatu

program CSR dan dampaknya.

Dari beberapa hasil penelitian diatas terdapat

persamaan dengan peneliti yaitu mengevaluasi dampak dari

adanya suatu program yang diukur dengan melihat

bagaimana dampaknya terhadap masyarakat. Perbedaannya

terletak di objek penelitiannya. Peneliti akan membahas

bagaiamana dampak sebelum dan sesudah dari suatu

intervensi program. Program yang ada di kelurahan

Pancoran sebelumnya sudah ada dan berproses. Dalam

penelitian ini CSR sebagai agen pembangunan yang mana

masyarakat bisa menjadi subjek dalam program tersebut.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya

dengan penelitian terdahulu ini setelah dievaluasi untuk

melihat posisi penelitian ini disimpulkan bahwa dalam posisi

penelitian yaitu memperluas penelitian sebelumnya. Karna

keterbatasan teori sehingga terdapat kesamaan teori yang

akan digunakan. Fokus dari penelitian ini yaitu melihat

bagaiamana CSR Korindo sebagai pengembangan komunitas

dan melihat bagaimana dampaknya terhadap masyarakat.

Berawal dari mengikuti kegiatan kursus yang

dipelajari di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2014.

Dimana konsep dari kursus tersebut ia ingin praktikan di

Page 25: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

10

wilayahnya. Berbekal ilmu yang didapatkan beliau

mempunyai ide kampung hidroponik di lingkunganya yang

telah berjalan selama 9 bulan. Namun, baru diresmikan oleh

Pemda DKI Jakarta dan berbagai CSR pada 31 Desember

2017. Salah satu CSR yang ikut dalam peresmian kampung

hidroponik yaitu CSR Korindo.

Korindo Group merupakan perusahaan yang bergerak

pada usaha hutan tanaman industri dan perkebunan kelapa

sawit. Korindo berhasil mengembangkan industri ramah

lingkungan dimana nilai ekonomi berasal langsung dari

hutan dan sumber daya hutan. Korindo mendorong

masyarakat setempat untuk menciptakan mata pencaharian

mereka sendiri melalui kegiatan CSR dan membuat

lingkungan yang mandiri seperti pelatihan bertani dan

berternak unggas.

Program dimulai pada tahun 2015, ketika Korindo

membantu membangun Kampung Hidroponik pertama di

Rawajati, sebuah lingkungan yang berlokasi di Kecamatan

Pancoran, Jakarta Selatan, dengan mendanai kelompok

masyarakat dibimbing oleh koperasi lokal. Dengan melihat

keberhasilan di Rawajatii, Korindo berusaha memperluas

kegiatan tersebut ke Pangadegan, lingkungan lain di

kecamatan yang sama. Pengembangan Kampung Hidroponik

kedua tersebut dimulai pada tahun 2017 berkat kerja sama

antara Korindo dengan kelompok tani setempat, yaitu

Hidrofresh. Pada wilayah yang sama yaitu di RW 04

Page 26: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

11

Kelurahan Pancoran juga menjadi tempat untuk Korindo

memberikan bantuan program CSR.

Pada programnya untuk memberikan suatu kegiatan

bagi masyarakat khususnya lansia dan masyarakat setempat

yaitu bercocok tanam dengan metode hidroponik dan

budidaya ikan lele. Korindo memberikan kontribusinya

melalui pemberian bantuan bibit ikan lele dan hidroponik

wilayah tersebut. Selain itu, pemberian bantuan berupa alat

untuk membuat produksi hasil perikanan yaitu penggilingan

daging untuk masyarakat membuat aneka olahan dari ikan

lele yaitu bakso, pempek, somay, dan olahan makanan lain

yang hasilnya dapat dijual sehingga dapat meningkatkan

taraf kehidupan masyarakat di Kelurahan Pancoran

khususnya di RW 04.

Keberadaan CSR Korindo menjadi salah satu faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

Kelurahan Pancoran khususnya di RW 04, Kelurahan

Pancoran. Fokus kegiatan program pada RW 04 yaitu

budidaya ikan lele. Jika dilihat lokasi Pancoran yang berada

di tengah kota Jakarta yang padat dengan gedung dan

kurangnya daerah resapan air sehingga tentunya dengan

adanya program pemberdayaan masyarakat Pancoran yang

dilakukan oleh CSR Korindo dengan adanya bantuan

tersebut tentunya memberikan dampak bagi masyarakat dan

lingkungan sekitarnya. Selain itu, dengan adanya program

tersebut tentunya telah menghasilkan jalanan yang lebih

hijau, sumber makanan makanan lokal dan peluang usaha

Page 27: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

12

baru. Dari papaaran latar belakang diatas, peneliti

memfokuskan penelitian evaluasi ini pada kajian dampak

program. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk

mengkaji lebih mendalam yaitu dengan judul “Evaluasi

Dampak Program Pemberdayaan Masyarakat Pancoran

Oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Korindo”.

B. Batasan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah yang penulis

paparkan. penulis hanya membatasi pada:

1. Mendeskripsikan tahapan pelaksanaan program

pemberdayaan masyarakat Pancoran oleh

Corporate Social Responsibility (CSR) Korindo

di RW 04 Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan

2. Mengevaluasi dampak sebelum dan sesudah

program pemberdayaan masyarakat Pancoran

oleh Corporate Social Responsibility (CSR)

Korindo yang dilakukan di RW 04 Kelurahan

Pancoran, Jakarta Selatan

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka

masalah dapat dirumuskan yaitu:

a. Bagaiamana tahapan pemberdayaan masyarakat

Pancoran oleh Corporate Social Responsibility

(CSR) PT. Korindo

Page 28: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

13

b. Bagaimana evaluasi dampak program pemberdayaan

masyarakat Pancoran oleh Corporate Social

Responsibility (CSR) Korindo

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

a. Mendeskripsikan tahapan pemberdayaan masyarakat

Pancoran oleh Corporate Social Responsibility

(CSR) Korindo

b. Mengdeskripsikan evaluasi dampak program

pemberdayaan masyarakat Pancoran oleh Corporate

Social Responsibility (CSR) Korindo

E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan referensi tambahan bagi lingkungan

akademisi dan peneliti lainya yang tertarik untuk

meneliti masalah yang berhubungan dengan bidang

Industri seperti CSR.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapakn dapat

memberikan saran dan masukan kepada pihak-pihak

lembaga pemerintah dan non pemerintah terkait

evaluasi dampak program CSR melalui

pemberdayaan masyarakat pancoran oleh CSR

Korindo.

Page 29: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

14

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Tinjauan ini digunakan untuk membantu serta

menambah pengetahuan peneliti terkait penelitian terdahulu

dengan topik pembahasan peneliti. Selain itu, tinjauan ini juga

digunakan dengan topik pembahasan peneliti dan dasar agar

terhindar dari adanya kesamaan judul dan lain-lain yang sudah

pernah dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Maka dalam hal

ini, peneliti akan mempertegas perbedaan dan persamaan dari

masing-masing judul, yaitu:

1. Evaluasi Program Corporate Social Responsibility Pada

Industri Tambang dan Migas

Penelitian Ini ditulis oleh Dody Prayogo, FISIP,

Universitas Indonesia. 2011. Penelitian ini membahas

tentang Program CSR dan CD khususnya pada industry

tambang dan migas, yang mana dalam program ni memilki

posisi yang strategis guna membangun relasi resipkoral

antara korporasi dan pemangku kepentingan. Berhasil atau

gagalnya suatu program dapat turut menentukan keabsahan

sosial korporasi. Untuk itu diperlukan evaluasi agar dapat

menunjukan kelebihan dan kekurangan program. Artikel

penelitian ini memaparkan hal-hal pokok yang harus

dilakukan serta bagaiamana implikasi hasil secara bisnis,

sosial, dan legal.

Page 30: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

15

2. Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

Menuju Kemandirian Ekonomi Pasca Tambang di Desa

Sarijaya

Penelitian ini ditulis oleh Asa Ria dan Dede Yusuf,

2014. Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan

mendasar yaitu mengenai penerapan CSR, yaitu dilihat dari

perencanaan dan pelaksanaan program CSR tersebut. Selain

itu, dengan melihat indicator yang digunakan PT Pertamina

EP agar mampu menjalankan CSR yang mengacu kepada

dokumen MDG's, perundang-undangan, dan ISO 26000.

Dalam penelitian ini bermasud untuk mengukur pelaksanaan

serta tanggapan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan program CSR yang dilakukan.

3. Evaluasi dan Analisis Dampak Program CSR Badak

LNG

Penelitian ini ditulis oleh Busori Sunaryo dan Hanes

Utama. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengevaluasi

kegiatan CSR yang telah dijalankan dengan mengukur

tingkat kepuasan masyarakat terhadap program CSR yang

telah dijalankan. Adapaun pendekatan yang digunakan

sebagai kajian yaitu input, output dan impact melalui analisis

kepuasan masyarakat. Hasil dari penelitian ini yaitu secara

keseluruhan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

program CSR Badak LNG menunjukan masuk kedalam

kategori yang baik.

Page 31: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

16

4. Program CSR PT Semen Indonesia Tbk dan Dampaknya

Terhadap Keberdayaan Masyarakat

Penelitian ini dibuat oleh Lutfi Ariefianto, Dosen

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah. FKIP, Universitas

Jember, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

gambaran tentang karakteristik, dampak edukatif, dan faktor

pendukung atau brominasi program CSR perusahaan Semen

Indonesia Tbk. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

meliputi bidang lingkungan hidup melalui program reboisasi,

bidang sosial terdiri dari bidang pendidikan dan hibah,

beasiswa, pendidikan vokasional, penyuluhan sektor

kesehatan, dan pengobatan gratis. Serta bidang ekonomi

melalui pemberian modal, pelatihan usaha dan

pendampingan memilki dampak yang sudah optimal.

5. Dampak Pemberdayaan CSR Pada Program

Pembersihan Aliran Sungai Cakung PT Krama Yudha

Ratu Motor Indonesia

Penelitian ini disusun oleh Della Azizah, Program

Studi Kesejahteraan Sosial, UIN Jakarta, 2017. Dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan program CSR pada program pembersihan aliran

sungai Cakung Lama serta mengetahui bagaiamana dampak

setelah adanya kegiatan tersebut. Dalam hal ini

pemberdayaan masyarakat dilaksanakan sesuai dengan

Page 32: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

17

aturan yang ada. Banyaknya perusahaan yang tidak menjalin

relasi baik dengan masyarakat, pada proses assessment

perusahaan tidak mencoba menggali tentang permasalahan.

Selain itu, banyaknya perusahaan yang menjadi tim

pelaksana dalam kegiatan perusahaan yang tidak memahami

tentang pembuatan program. Sehingga dampak yang

dirasakan terhadap adanya suatu program intervensi oleh

perusahaan tidak adanya perubahan dari segala sisi

6. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)

melalui Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan

Masyarakat PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk di

Kabupaten Bogor

Penelitian ini disusun oleh Noviyani Muslikhah,

Program Studi Kesejahteraan Sosial, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014. Skripsi ini membahas tentang

proses tahapan penerapan CSR PT. Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk dalam memberdayakan di sekitar wilayah

operasional melalui program CSR. Hasil penelitian ini

bahwa program CSR Indocement menitik beratkan kepada

CD dan Sustainability Development.Tahapan penerapan

menyusun kepada rencana strategis 5 tahun, proses

implementasi dengan pola sentralisasi dengan mekanisme

Top-Down Process. Dampak pada paska kegiatan ini

berfokus kepada sosial, lingkungan, dan ekonomi.

Page 33: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

18

Berikut kajian terdahulu yang dibuat dalam bentuk

paragraph untuk menjelaskan posisi peneliti dengan

penelitian sebelumnya.

Pada penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Dody

Prayogo Penelitian ini membahas tentang Program CSR dan

CD khususnya pada industry tambang dan migas, yang mana

dalam program ni memilki posisi yang strategis guna

membangun relasi resipkoral antara korporasi dan pemangku

kepentingan. Berhasil atau gagalnya suatu program dapat

turut menentukan keabsahan sosial korporasi. Untuk itu

diperlukan evaluasi agar dapat menunjukan kelebihan dan

kekurangan program. Artikel penelitian ini memaparkan hal-

hal pokok yang harus dilakukan serta bagaimana implikasi

hasil secara bisnis, sosial, dan legal (Prayogo 2011,43).

Penelitian ini berhubungan dengan peneliti karna sebab

dalam aspek yang dibahas yaitu tentang bagaimana suatu

dampak dari adanya suatu intervensi program yang dilihat

dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Penelitian dari (Pranoto and Yusuf 2016,39)

mengukur bagaimana pelaksanaan program serta tanggapan

dan partisipasi masyarakat dalam program CSR tersebut.

Sejalan dengan penelitian (Busori et al. 2013,366) bahwa

secara keseluruhan program yang dijalankan oleh CSR

kepada masyarakat masuk dalam kategori yang baik. Hal

tersebut diukur dengan melihat bagaimana input, output dan

dampak yang dihasilkan dari intervensi program tersebut

Page 34: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

19

terhadap kepuasan masyarakat (Ariefianto 2015). Bila

melihat pada penelitian (Ariefianto 2015,115) bahwa

program yang dijalankan oleh perusahaan sebenarnya

berfokus kepada pemberdayaan masyarakat yang mana

perusahaan menggunakan dasar SDG's dan ISO 26000

sebagai dasar program. Program tersebut meliputi bidang

lingkungan seperti reboisasi atau sesuai dengan kebutuhan

masyarakat lokal. Bidang sosial terdiri dari pendidikan dan

hibah, beasiswa, pendididkan vokasional, penyuluhan. Serta

dalam bidang ekonomi yaitu seperti pemberian modal,

pelatihan usaha dan pendampingan. Sehingga terdapat

dampak yang dirasakan oleh masyarakat.

Akan tetapi, dalam penelitian (Azizah 2017)

perusahaan tidak mencoba membangu relasi yang baik

dengan masyarakat sehingga proses penggalian kebutuhan

tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga pada

program yang dijalankan tidak berdampak kepada

masyarakat. Disimpulkan bahwa beberapa penelitian diatas

berfokus kepada bagaimana penerapan dari adanya suatu

program CSR dan dampaknya.

Dari beberapa hasil penelitian diatas terdapat

persamaan dengan peneliti yaitu mengevaluasi dampak dari

adanya suatu program yang diukur dengan melihat

bagaimana dampaknya terhadap masyarakat. Perbedaannya

terletak di objek penelitiannya. Peneliti akan membahas

bagaiamana dampak sebelum dan sesudah dari suatu

Page 35: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

20

intervensi program. Program yang ada di kelurahan

Pancoran sebelumnya sudah ada dan berproses. Dalam

penelitian ini CSR sebagai agen pembangunan yang mana

masyarakat bisa menjadi subjek dalam program tersebut.

Studi evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan

desain evaluasi. Menurut Rowley dalam (Maulida 2020,23)

desain evaluasi merupakan logika yang emengkolerasikan

data yang akan dikumpulkan dan kesimpulan yang harus

ditarik kearah bentuk pertanyaan dari studi.

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif dengan metode studi evaluasi. Pendekatan

kualiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami

suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan

mengedepankan interaksi komunikasi yang mendalam

dengan fenomena yang akan diteliti. Alasan peneliti

menggunakan pendekatan ini untuk mendapatkan gambaran

dan informasi mengenai evaluasi dampak program

pemberdayaan masyarakat pancoran oleh CSR Korindo.

Deksriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena yang ada, bak fenomena alamiah

maupun rekayasa manusia.

Studi evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan desain

evaluasi. Menurut Rowley dalam (Maulida 2020,23) desain

Page 36: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

21

evaluasi merupakan logika yang mengkolerasikan data yang

akan dikumpulkan dan kesimpulan yang harus ditarik ke

arah bentuk pertanyaan dari studi, desain penelitian

memastikan terjadinya perpaduan.

Hal lain yang dapat digunakan dalam memandang suatu

desain penelitian adalah dengan rencana tindakan untuk

memperoleh dari pertanyaan ke kesimpulan. Memastikan

terdapat pandangan yang jelas apa yang akan di capai. studi

evaluasi pun terdiri dari model evaluasi dan bentuk evaluasi.

Studi evaluasi menentukan jenis evaluasi apa saja yang harus

dilakukan dan bagaimana cara memproses dalam

pelaksanaan tersebut.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang

sesuai dengan fokus penelitian maka yang dijadikan teknik

pengumpulan data menurut (Moleong 2010). Jika dilihat dari

caranya, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan

dengan tiga cara yaitu, sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Wawancara digunakan untuk peneliti

mengetahui hal-hal dari informan secara mendalam.

Situasi yang ada pada saat wawancara berhubungan

dengan waktu dan tempat saat dilakukanya

wawancara. Waktu dan tempat wawancara yang tidak

Page 37: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

22

tepat dapat menjadikan pewawancara menjadi merasa

canggung untuk diwawancarai dan tentunya informan

akan merasa enggan untuk mengungkapkan jawaban

dari pertanyaan yang diajukan. Berdasarkan sifat

pertanyaan, wawancara dibedakan menjadi tiga

menurut Sudaryono dalam (Ajeng 2020,14), antara

lain:

1) Wawancara terpimpin, yaitu pertanyaan

diajukan menurut daftar pertanyaan yang

telah disusun

2) Wawancara bebas, yaitu pada wawancara ini

terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara

dengan informan, namun wawancara tetap

digunakan tujuan penelitian sebagai pedoman

3) Wawancara bebas terpimpin, yaitu perpaduan

antara wawancara bebas dan terpimpin. Pada

pelaksanaanya, pewawancara membawa

pedoman yang hanya merupakan garis besar

tentang hal-hal yang akan ditanyakan kepada

informan.

Selain itu, wawancara dibedakan menjadi dua

macam, yaitu wawancara berstruktur dan tidak

berstruktur. Pada wawancara berstruktur, bahwa

semua pertanyaan telah dirumuskan sebelumnya

dengan cermat, biasanya secara tertulis. Dengan

demikian, peneliti menggunakan wawancara yang

Page 38: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

23

bebas terpimpin, dan tidak berstruktur. Sesuai dengan

pedoman wawancara kepada pihak CSR Korindo

Group, lurah Pancoran yang berperan dalam

pelaksanaan program budidaya ikan lele dan

hidroponik serta anggota kelompok, ketua RW 04,

dan masyarakat sekitar yang terdampak dalam proses

tersebut sehingga mendapatkan informasi yang akan

diteliti mengenai evaluasi dampak program terkait

pelaksanaan program, tujuan program, kendala

program, serta dampak secara sosial, ekonomi, dan

lingkungan bagi masyarakat dalam program budidaya

ikan lele dan hidroponik ini.

b. Teknik Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data mempunyai ciri

yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang

lain yaitu wawancara dan kuesioner. Teknik

pengumpulan data dengan observasi digunakan bila

penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden

yang diamati tidak terlalu besar.

Dalam hal ini, peneliti menjadi observer dengan

melakukan pengamatann langsung mengenai subjek

dan objek yang akan diteliti terkait dengan dampak

yang dirasakan oleh masyarakat Pancoran yang

melaksanakan atau berpartispasi dalam program

Page 39: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

24

budidaya ikan lele dan hidroponik di Kelurahan

Pancoran

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan Teknik

pengumpulan data dengan mengumpulkan dan

menganalisis dokumen-dokumen, baik tertulis,

gambar, hasil karya, maupun elektronik. Dokumen

tersebut setelah didapat kemudian diolah untuk

dianalisis, dibandingkan, dan dipadukan untuk

membentuk satu kajian yang sistematis, terpadu, dan

juga utuh (Ajeng 2020,15). Kemudian, dalam studi

ini peneliti akan melakukan pengkajian data-data

tersebut dengan mencocokan hasil wawancara dan

observasi yang telah dilakukan oleh peneliti.

3. Sumber Data

Pada penulisan skripsi ini, peneliti mengumpulkan

informasi penelitian sesuai dengan dua sumber daya yang

telah didapat (Ajeng 2020,16).

a. Data Primer

Data yang diambil dari sumber-sumber utama

yaitu, Koordinator CSR Korindo Group, Lurah

Pancoran, Anggota, Masyarakat sekitar Pancoran,

dan Stakeholder terkait yang dibutuhkan.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari berbagai macam

literatur yang berhubungan dengan penelitian antara

Page 40: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

25

lain jurnal, buku, arsip-asrsip, surat kabar, catatan,

laporan, dan lain-lain.

4. Teknik Pemilihan Subjek dan Informan

Menurut Dr. Irawan Soehartono, informan penelitian

merupakan seseorang yang dapat memberikan informasi

yang berkaitan dengan tujuan peneltian. Teknik pemilihan

informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling,

dalam teknik ini, peneliti dengan bebas mengambil anggota

sampel yang sudah dipertimbangkan pengumpulan data yang

menurut peneliti sesuai dengan tujuannya.

Dalam penelitian skripsi ini, teknik pemilihan

informan atau subjek dalam penelitian yaitu purposive

sampling yaitu teknik pemilihan informan dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan dalam teknik ini

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti.

Dalam penelitian ini, peneliti memerlukan data mengenai

sejarah dan program yang ada di PT Korind dan bagaimana

pelaksanaan program yang dilakukan. Selain itu, evaluasi

dari adanya program yang telah dijalan oleh CSR Korindo

Group dalam bidang Kewirausahaan. Selain itu, lurah yang

ikut dalam kegiatan pelaksanaan program budidaya ikan lele

dan hidroponik bisa menjadi sumber informasi untuk

peneliti.

Selain itu, masyarakat menjadi informna untuk melihat

kepada bagaimana dampak dari program budidaya ikan lele

dan hidroponik di wilayah ini bagi keberdayaan masyarakat

Page 41: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

26

Pancoran. Sebab, akibat dari suatu program yang dijalankan

oleh CSR dalam hal pengembangan sangat berpengaruh

kepada tingakat kemandirian masyarakat. Sehingga dapat

terlihat apakah program yang dijalankan berhasil atau tidak.

Berdampak positif atau tidak.

Kriteria dalam Kunci dari informan peneltian skripsi

dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1.3 Rancangan Informan Peneliti

Informan Informasi

yang Dicari

Kriteria Juml

ah

Pegawai/

Pengurus

(Corporat

e Social

Responsib

ility)

Korindo

Gambaran

Umum

Program dan

Pelaksanaan

Program

Pegawai yang

terlibat dalam proses

perumusan program

sampai dengan

pelaksanaan

program

1

Lurah

Kelurahan

Pancoran

Jakarta

Selatan

Pelaksanaan

Program

Pemberdayaan

Masyarakat

Lurah yang ikut

dalam perumusan

program dan terlibat

dalam pelaksanaan

program

1

Ketua

RW 04

Pelaksanaan

dan Dampak

Program

Pemberdayaan

Masyarakat

RW yang telibat

dalam proses

pembentukan

program dan terlibat

dalam kegiatan

pelaksanaan

budidaya ikan lele

dan hidroponik

minimal 1 tahun

1

Page 42: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

27

Informan Informasi

yang Dicari Kriteria Jumlah

Masyarakat

Pancoran

Dampak

Program

Pemberdayaan

Masyarakat

Masyarakat yang

ikut terlibat dalam

pelaksanaan

program dan yang

ada disekitar

tempat budidaya

ikan lele dan

hidroponik

4

5. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian diambil peneliti dalam

mencari informasi serta data-data terkait dengan

objek penelitian adalah RW.04 yang berfokus kepada

budidaya ikan lele dan budidaya hidroponik,

Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian atau kegiatanya kurang

lebih 4 bulan terhitung mulai Februari 2021 sampai

dengan Maret 2021.

6. Teknik Analisis Data

Temuan hasil penelitian diolah melalui teknik analisa

data. Miles dan Huberman dalam (Ajeng 2020,19)

menyatakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan langsung. Selain itu, bahwa untuk menganalisa

data perlu membagi tiga tahap berikut, yaitu, reduksi data,

Page 43: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

28

penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Ketiga tahapan tersebut adalah proses siklus dan interaksi

pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data

yang membangun wawasan umum atau suatu analisis.

Berikut ini penjelasan tentang teknik analisis data:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan

pemusatan perhatian kepada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan tertulis lapangan. Selama

pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan

reduksi data selanjutnya membuat ringkasan,

mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus,

membuat partisi, dan memo.

b. Penyajian Data

Data sebagai sekumpulan informasi tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian-

penyajian yang baik merupakan suatu cara yang

utama bagi analisis kualitatif yang valid meliputi:

berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan.

c. Kesimpulan/ atau verifikasi

Dengan meriview penulisan, melakukan

tinjauan ulang pada catatan yang diperoleh dari

lapangan, bertukar pikiran dengan teman sejawat,

Page 44: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

29

dan melakukan upaya lain untuk mengembangkan

hasil penelitian.

7. Teknik Keabsahan Data

Menurut Denzim (Moleong 2004,330) triangulasi

dibedakan menjadi empat yaitu dengan memanfaarkan

penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam

penelitian ini teknik keabsahan data yang peneliti gunakan

yaitu teknik triangulasi sumber. Sedangkan menurut Patton

dalam (Moleong 2004,330-331) teknik triangulasi sumber

merupakan cara untuk membandingkan dan mengecek

kembali kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

Berdasarkan teknik triangulasi sumber ini peneliti akan

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara, membandingkan keadaan dan perspektif

seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan mereka,

membandingkan hasil wawancara dengan studi dokumentasi

yang berkaitan. Alasan dalam penggunaan metode ini yaitu

sesuai dengan penelitian tentang evaluasi dampak yang mana

akan mengetahui bagaiamana suatu program intervensi dapat

memberikan dampak baik positif ataupu negatif.

H. Sistematika Penulisan

Peneliti menggunakan teknik penulisan bedasarkan

panduan buku "Pedoman Penulisan Karya Ilmiah".

Pedoman ini berdasarkan Keputusan Rektor UIN Syarif

Hidayatulla Jakarta Nomor 507 Tahun 2017 tentang

Page 45: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

30

pedoman penulisan karya ilmuag (skripsi, tesis dan disertasi)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang,

batasan dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat, metode

penelitian, tinjauan kajian terdahulu,

dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang landasan teori-

teori yang digunakan yang berkaitan

dengan penelitian.

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

Bab ini berisi tentang gambaran secara

umum lembaga atau penelitian yang

diteliti meliputi profil, visi, misi

struktur manajemen, dan lain

sebagainya.

BAB IV DATA DAN TEMUAN

PENELITIAN

Bab ini berisi tentang uraian penyajian

data dan temuan penelitian yang

didapat peneliti selama melakukan

penelitian.

BAB V PEMBAHASAN

Page 46: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

31

Bab ini berisi tentang uraian terkait

analisa hasil penelitian yang

ditemukan, hasil data, maupun temuan

peneliti di lapangan.

BAB VI PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimpulan,

implikasi dan saran hasil penelitian

dari tiap-tiap bab sebelumnya.

Page 47: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

32

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa kajian

sebagai landasa teori untuk dasar dalam penelitian skripsi

ini. Adapaun teori yang digunakan dalam penelitian skripsi

ini yaitu sebagai berikut:

2.1 Evaluasi Program

2.1.1 Konsep Evaluasi Program

Menurut King dalam (Maulida 2020,20)

evaluasi merupakan suatu proses penelitian yang

sistematis untuk menyediakan informasi

mengenai karakteristik, aktivitas, atau keluaran

(outcome) program atau kebijakan yang dapat

dipercaya untuk tujuan penelitian. Sedangkan

(Prayogo 2011,45) menyatakan bahwa evaluasi

merupakan upaya untuk menilai secara

komprehensif sejumlah hasil dari adanya suatu

kegiatan atau program pembangunan. Nurul

Hidayati dalam (Sholeh 2015,20) mengatakan

bahwa evaluasi merupakan teknik untuk

mengkritisi suatu program dengan melihat

kondisi kekurangan, kelebihan, selain itu dengan

melihat adanya aspek input, proses, dan produk

Page 48: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

33

dari sebuah program. Dapat disimpulkan bahwa

evaluasi merupakan suatu studi untuk melihat

sebuah program dengan alur dalam prosesnya

pada aspek masukan, proses, dan produk dan

dampaknya yang dihasilkan.

Untuk tujuan dari evaluasi program itu

sendiri Stufflebam dan Srinkfield dalam (Maulida

2020,21) mengemukakan bahwa Suchman

mendukung pendapat Bigman mengenai adanya

tujuan dari evaluasi yaitu untuk menemukan

apakah dan seberapa baik tingkat objektif

program telah terpenuhi, menemkan alasan

berhasil atau gagal program, membuka prinsip

yang membuat program berhasil, mengarahkan

proses eksperimen dengan teknik untuk

meningkatkan efektifitas, dan meletakan dasar

penelitian selanjutnya mengenai alasan sukses

relative teknik alternative.

2.1.2 Model Evaluasi Program

Untuk model dari studi evaluasi, Dale dalam

(Eko Widodo 2019,45) membagi dua model yaitu

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, yang

dijelaskan sebagai berikut:

a. Evaluasi formatif

Page 49: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

34

Evaluasi formatif merupakan penilaian

untuk meningkatkan kinerja atau kinerja program,

baisanya dilakukan saat program masih atau sedang

berjalan. Evaluasi seperti ini banyak dilakukan di

pertengahan program, dimaksudkannya untuk

programyang sudah direncanakan berjalan dengan

pasti sesuai dengan tujuan dan terget yang telah

ditentukan

b. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang

dilakukan pada saat kebijakan telah di

implementasikan dan dapat memberikan dampak atau

pengaruh terhadap masyarakat. Juga setelah akhir

program untuk memastikan bahwa program yang

dijalankan telah berhasil atau gagal menurut tujuan

dari program tersebut.

Tujuan dari evaluasi sumatif yaitu

mengukur bagaiaman efektifitas atau program yang

telah dilaksanakan pemerintah ataupun lembaga

maupun perusahaan memberikan dampak yang nyata

pada permasalahan yang dihadapi. Dampak disini

dapat dilihat oleh adanya suatu intervensi program

pada kelompok sasaran (baik akibat yang diharapkan

atau tidak diharapakan), dan sejauh mana akibat dari

tersebut mampu menimbulkan pola perilaku baru

pada kelompok sasaran (impact). Intervensi yang

dilakukan pada suatu komunitas sasaran yang sesuai

Page 50: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

35

dengan yang diharaplan atau tidak diharapakan

maupun tidak mampu menimbulkan perilaku baru

pada kelompok sasaran disebut (effect).

Selain itu, penilaian seperti ini dilakukan

untuk memastikan bahwa program yang sama dapat

diterapkan di tempat lain dengan konteksnya relaitf

sama maka tentunya tingkat keberhasilanyanya pun

sama. Penilaian sumatif ini dilakukan secara

menyeluruh terhadap elemen perencanaan, dan

variabel tujuan yang akan hendak dicapai.

Kemudian, Menurut Friensterbuch dan

Motz dalam Hendrick terdapat 4 bentuk evaluasi:

a. Single Program After Only

Pada tahap ini merupakan jenis yang

melakukansuatu pengukuran kondisi atau penilaian

terhadap suatu program yang didalamnya telah

meneliti setiap variable yang dijadikan kriteria

program. Evalausi dalam tahap ini melihat hasil

pelaksanaan dari suatu program.

b. Single Program Before-after

Pada tahap ini, bentuk evaluasi ingin

mencoba mengkaji kondisi masyarakat sebelum dan

sesudah pelaksanaan program serta melaksanakan

pembanding sehingga nantinya akan diketahui

pengaruh program tersebut atau dampaknya terhadap

kelompok masyarakat sasaran.

c. Comparative After Only

Page 51: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

36

Pada tahap ini, bentuk evaluasi dilakukan

dalam bentuk pembanding antara 2 objek yaitu

kondisi masyarakat yang terkena dampak program

dengan masyarakat yang tidak terkena dampak

program setelah program dilaksanakan

d. Comparative before-after

Pada tahap ini, evaluasi merupakan bentuk

pengembangan dari bentuk sebelumnya. Dalam

evaluasi bentuk ini dilakukan perbandingan antara

dua daerah dan dua dimensi waktu yaitu sebelum dan

sesudah program dilaksanakan.

2.1.3 Evaluasi Dampak

Evaluasi dampak berfokus pada sejauh

mana suatu kebijakan program menyebabkan

perubahan yang dikehendaki. Tujuan dari penelitian

evaluasi dampak yaitu mengukur efektifitas suatu

program dalam mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Dalam hal ini jika program dikatakan

berdampak jika tujuan dan sasaran yang dikehendaki

mengalami perubahan.

World Bank Independen Evaluation Group

(IEG) menjelaskan bahwa evaluasi dampak

merupakan identifikasi sistematis tentanng efek

positif atau negative dengan atau tidaknya dari

seorang dalam rumah tangga, institusi, dan

Page 52: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

37

lingkungan yang disebabkan oleh sebuah intervensi

program sebelumnya.

Evaluasi dampak atau sumatif digunakan

utuk mengukur dan menilai keluaran serta akibat

serta adanya pengaruh yang dihasilkan dari adanya

suatu intervensi program. Dengan menilai dan

mengetahui seberapa efektif suatu program dalam

mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

Evaluasi dampak berfokus kepada keadaan

sebelum dan sesudah intervensi program. Menurut

Friensterbuch dan Motz evaluasi single before after

mencoba mengkaji kondisi masyarakat sebelum dan

sesudah pelaksanaan program serta melaksanakan

pembanding sehingga nantinya akan diketahui

pengaruh program tersebut atau dampaknya terhadap

kelompok masyarakat sasaran.

2.1.4 Dampak Program

a. Dampak Sosial

Teori Perubahan sosial sebagai dasar awal mula

dalam munculnya teori tentang dampak sosial ekonomi.

Perubahan sosial menurut Wiryohandoyo dalam

(Agustina and Octaviani 2017,155) adalah suatu bentuk

peradaban manusia akibat dari perubahan alam, biologis,

fisik yang terjadi dalam kehidupan manusia. Selain itu,

perubahan sosial yang terjadi menurut Davis merupakan

Page 53: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

38

perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi

masyarakat. Selo Soemardjan juga menyatakan bahwa

perubahan sosial sebagai segala perubahan-perubahan

pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu

masyarakat yang dapat mempengaruhi sistem sosialnya

termasuk didalamnya yaitu nilai, sikap, dan pola-pola

perilaku diantara kelompok dalam masyarakat.

Dampak sosial merupakan sebuah bentuk akibat

atau pengaruh yang terjadi karena suatu hal. Dalam hal

ini pengaruh yang berakibat pada masyarakat, baik

karena adanya suatu kejadian yang mempengaruhi

masyarakat atau hal lain didalam masyarakat (Rodhiyah

2015,5). Dampak sosial merupakan perubahan yang

terjadi pada hubungan atau interaksi antar individu

setelah adanya suatu peristiwa atau program (Kurnia et

al. 2020,33).

Dampak sosial juga diartikan sebagai perubahan

yang terjadi dalam hubungan antara anggota masyarakat

yang menimbulkan bentuk kerja sama ataupun

perselisihan yang menunjukan keseimbangan dalam

interaksi sosial.

Interaksi sosial menurut Bimo dalam (Wawan et

al. 2017,10), merupakan hubungan antara individu satu

dengan yang lainya dimana individu mempengaruhi

individu yang lainya sehingga terdapat hubungan timbal

Page 54: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

39

balik. Selain itu, hubungan tersebut dapat antara individu

dengan individu, individu dengan kelompok, atau

kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial juga

merupakan hubungan timbal balik antar dua atau lebih

individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu

mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan

individu yang lain atau sebaliknya.

Dari penjelasan diatas bahwa interaksi sosial

dapat dijelaskan yaitu hubungan timbal balik yang

dinamis antara sesama individu, atau kelompok manusia

yang diawali dengan adanya komunikasi sehingga terjadi

adanya suatu perubahan tingkah laku pada individu.

Interaksi sosial dibagi menjadi dua yaitu interkasi

asosiatif dan disosiatif. Interaksi asosiatif menurut

Setiadi & Kolip (2011) adalah proses sosial yang dalam

realitas sosial anggota masyarakatnya dalam keadaan

harmoni yang mengarah kepada pola kerja sama.

Harmoni sosial akan menciptakan kondisi sosial yang

teratur.

Proses asosiatif terbagi menjadi tiga, yaitu:

Pertama, kerja sama merupakan suatu usaha bersama

antara perorangan atau kelompok manusia untuk

mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan bersama.

Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang

dapat digerakakan untuk mencapai tujuan bersama dan

Page 55: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

40

harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut berguna

dikemudian hari. Bentuk kerja sama seperti kerukunan

yang mencakup gotong royong, bargaining (pelaksanaan

perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara 2

organisasi atau lebih), kooptasi (penerimaan unsur baru),

koalisi.

Kedua, akomodasi menurut Gilin dan Gilin yaitu

menggambarkan suatu proses dalam hubungan sosial

yang artinya mengadaptasi dalam biologi. Proses ini

merupakan cara menyelesaikan pertentangan tanpa

menghancurkan pihak lawan. Bentuk akomodasi berupa,

Corection (dilaksanakan dengan adanya paksaan),

Compromise (pihak yang terlibat saling menurunkan

tuntutan), arbitratation (cara untuk mencapai apabila

pihak yang berhadapan tidak dapat menyelesaikan

sendiri).

Ketiga, asimilasi merupakan proses sosial dalam

taraf lanjut, yang mana hal ini ditandai dengan usaha

mengurangi perbedaan yang terjadi dengan usaha untuk

mempertinggi kesatuan, sikap dan proses mental dengan

memperhatikan tujuan bersama.

Sedangkan proses disosiatif mengarah kepada hal

yang bersifat negative. Hal ini juga dikenal dengan

oposisi yang berarti bertentang dengan seseorang atau

kelompok untuk meraih tujuan tertentu.

Page 56: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

41

Proses dalam interaksi disosiatif yaitu; Pertama,

persaingan atau proses sosial saling bersaing antara satu

pihak dengan pihak lain tanpa memakai ancaman atau

kekerasan untuk mencapai tujuan tertentu. Kedua,

kontravensi merupakan sikap menentang dengan

tersembunyi agar tidak terdapat perselisihan (konflik)

terbuka. Proses sosial dengan tanda ketidakpastian,

keraguan penolakan, penyangkalan dengan tidak

diungkapkan secara terbuka. Ketiga, konflik merupakan

suatu perjuangan individu atau kelompok untuk

memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak

lawan yang sering kali disertai dengan ancaman dan

kekerasan.

Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi

indicator dalam dampak sosial yaitu mengenai dampak

asosiatif dan disosiatif yang dikemukakan oleh Setiadi &

Kolip (2011).

b. Dampak Ekonomi

Menurut Sinaga dalam (Setyaningsih 2014,6)

dampak ekonomi dapat dilihat dari sisi positif maupun

negative sehingga dapat lebih berimbang dalam

memberikan penilaian. Beberapa hal positif seperti

meningkatnya kelayakan dan kenyaman usaha dalam hal

ini dapat dikaitkan dengan program usaha, terbukanya

kesempatan kerja, perubahan status menjadi pedagang

Page 57: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

42

yang legal. Cohen dalam (Agustina and Octaviani

2017,155) menjelaskan dampak ekonomi yaitu dilihat

pada indicator dampak terhadap pendapatan, dampak

pada aktivitas ekonomi, dampak terhadap pengeluaran.

Selain itu, Staynes dalam (Susanto 2019,1689)

berpendapat bahwa dampak ekonomi dibagai menjadi 3

bagian. Pertama, dampak langsung yaitu dilihat pada

mendapatkanya bantuan dana atau permodalan yang

diberikan perusahaan untuk komunitas atau masyarakat.

Kedua, dampak sekunder yang pertama meliputi

perubahan tingkat harga, perubahan mutu serta jumlah

barang dan jasa, perubahan dalam penyediaan property

dan variasi pajak, serta perubahan sosial dan lingkungan.

Dijelaskan bahwa dampak tidak langsung merupakan

manfaat dari dampak langsung yang mengakibatkan

kenaikan pada input dari suatu unit usaha.

Ketiga, dampak sekunder yang kedua disebut

dampak lanjutan meliputi pengeluaran rumah tangga dan

peningkatan pendapatan. Dampak ekonomi lanjutan

merupakan pengeluaran yang dikeluarkan oleh anggota

maupun masyarakat wilayah tersebut yang digunakan

untuk biaya konsumsi, biaya sekolah, dan biaya

kebutuhan sehari-hari. Dalam hal ini, perputaran

ekonomi yang ada diwilayah tersebut menjadi stabil.

Page 58: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

43

Sehingga indicator dalam penelitian ini yaitu

dampak ekonomi yang dikemukakan oleh Staynes yaitu

dampak langsung, tidak langsung, dan lanjutan.

c. Dampak Lingkungan

Lingkungan adalah suatu tempat dimana kita

makhluk hidup bertempat tinggal dan bersosialiasi yang

dimana kita harus menjaga lingkungan yang kita tempat

tinggali terasa nyaman dan indah untuk dipandang

Otto Soewartono berpendapat bahwa Lingkungan

hidup merupakan semua benda dan kondisi yang ada

dalam ruang yang ditempat dan yang mempengaruhi

kehidupan (Silalahi 2001).

Sedangkan Siahaan mendefinisikan lingkungan

hidup merupakan satu kesatuan ruang dengan yang ada

disekelilingnya seperti benda, daya, keadaan, dan

makhluk hidup, termasuk manusia, dan tingkah lakunya

yang dapat berpengaruh pada kelangsungan hidup dan

kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain. Pada

ruang ini berlangsung ekosistem dimana diantara

lingkungan abiotic dan organisme terjalin interkasi yang

harmonis dan stabil dan saling memberi dan menerima

kehidupan. Sehingga dapat terlihat bagaiamana dampak

dari adanya suatu intervensi atau program yang membuat

adanya saling mempengaruhi dilihat dari adanya

perubahan lingkungan (Siahaan 2004,4).

Page 59: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

44

Disimpulkan bahwa lingkungan hidup merupakan

segala sesuatu yang ada disekitar manusia dan makhluk

hidup yang memilki timbal balik dan luas serta saling

mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen

lain. Sebagaimana kita hidup di lingkungan maka perlu

menjaga selalu lingkungan yang ditempati terasa nyaman

dan asri untuk kita nikmati. Sehingga dalam penelitian

ini akan melihat dampak lingkungan yang dapat dilihat

dari adanya perubahan kondisi lingkungan disekitar

masyarakat sebelum dan sesudah adanya program.

2.2 Pemberdayan Masyarakat

2.2.1 Definisi Pemberdayaan Masyarakat

(Community Development)

Pemberdayaan merupakan sebuah proses dan

tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan merupakan

serangkaian kegiatan kegiatan untuk memperkuat

kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam

masyarakat, termasuk individu-individu yang

mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan,

pemberdayaan merujuk kepada keadaan atau hasil

yang akan dicapai oleh adanya perubahan sosial,

yaitu masyarakat yang berdaya, memilki kekuasaan

atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang dalam hal

ini bisa bersifat fisik, ekonomi, dan sosial.

Page 60: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

45

Ginanjar mengatakan bahwa memberdayakan

masyarakat adalah sebagai upaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat lapisan

masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak

mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan

dan marjinalisasi. dalam hal ini dapat disebutkan

sebagai berikut:

1. Mencipakan susasan atau iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat

berkembang

2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki

masyarakat

3. Penguatan pranata dan pelembagaan pranata

4. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam

proses pengambilan keputusan

2.2.2 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat

Menurut (Adi 2013,206) membagi tahapan

pemberdayaan masyarakat kedalam 7 tahapan,

yaitu:

1. Tahapan persiapan (enganggement)

Pada tahapan ini sekiranya ada dua hal yang

harus dikerjakan yaitu penyiapan petugas dan

penyiapan lapangan. Penyiapan petugas dan

penyiapan lapangan dalam hal ini tenaga

pemberdaya masyarakat yang bisa dilakukan oleh

Page 61: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

46

community worker, dan penyiapan lapangan

merupakan prasyarat berjalanya suatu program

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara

non-direktif.

2. Tahapan Pengkajian (assessment)

Proses ini dilakukan secara individual melalui

tokoh-tokoh masyarakat ataupun kelompok-

kelompok masyarakat. Dalam tahap ini

diharapkan petugas mulai menggali permasalahan

yang dirasakan dan juga sumber daya yang

dimiliki oleh masyarakat.

3. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau

kegiatan

Pada tahap ini petugas sebagai agen

perubahan secara partisipatif mencoba

melibatkan warga untik berfikir tentang masalah

yang mereka hadapi dan bagaimana cara

mengatasinya.

4. Tahapan pemformulasikan rencana aksi

Tahapan ini petugas membantu masing-

masing kelompok masyarakat untuk

memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk

tertulis, terutama yang kaitanya dengan

pembuatan kepada pihak penyandang dana.

5. Tahapan Pelaksanaan Program atau Kegiatan

Tahap ini merupakan salah satu tahap yang

paling penting dalam program pemberdayaan

Page 62: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

47

masyarakat, sebab sesuatu yang sudah

direnacanakan akan dapat melenceng dalam

pelaksanaan dilapangan bila tidak ada kerja sama

antara petugas dan masyarakat.

6. Tahapan Evaluasi Program

Evaluasi sebagi proses pengawasan dari

warga dan petugas terhadap program

pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan

sebaiknya dilajukan dengan melibatkan warga.

Dalam hal ini akan berdampak jangak panjang

yang akan membetuk suatu sistem yang lebih

mandiri dalam masyarakat.

7. Tahapan Terminasi

Tahapan ini merupakan tahap pemutusan

hubungan secara formal dengan komunitas

sasaran.

2.3 Corporate Social Responsibility (CSR)

2.3.1 Definisi dan Konsep CSR

Tanggung jawab perusahaan kepada para

pemangku kepentingan untuk berlaku etis,

menimalkan dampak negatif dan memaksimalkan

dampak positif yang mencangkup aspek ekonomi,

sosial, dan lingkungan (triple bottom line). Pada hal

ini adalah untuk mencapai tujuan dari pembangunan

yang berkelanjutan (Novita and Iriani 2018,8).

Page 63: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

48

Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas

tahun 2007 pasal 1 ayat 3 bahwa tanggung jawab

sosial dan lingkungan merupakan komitmen

perusahaan untuk turut serta dalam pembangunan

ekonomi yang berkelanjutan guna untuk

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan

yang bermanfaat, baik bagi perusahaan sendiri,

komunitas setempat, maupun masyarakat pada

umumnya.

Selain itu, definisi dan prinsip tanggung

jawab sosial perusahaan atau CSR dalam ISO

26000:2010 - Guidance on Social Responsibility

merupakan tanggungjawab sebuah organisasi

terhadap dampak dari keputusan-keputusan dan

kegiatanya pada masyarakat serta lingkunganya.

Dalam penerapanya dalam bentuk perilaku yang

transparan dan beretika yang sejalan dengan

pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan

masyarakat, mempertimbangkan harapan dari para

Stakeholder yang sejalan dengan aturan yang telah

ditetapkan dan norma perilaku internasional serta

menyeluruh (www.csrindonesia.com diakses pada 15

Feb 2020)

Kewajiban sosial perusahaan atas apa yang

terjadi pada lingkungan masyarakat. Perusahaan

menggunakan dana dari pemegang saham tentunya

Page 64: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

49

juga menggunakan dana dari sumber daya lain yang

berasal dari masyarakat (konsumen) sehingga hal

yang wajar jika masyarakat mempunyai harapan

tertentu terhadap perusahaan (Supriyanto, Ramdhani,

and Rahmadan 2014,3).

2.3.2 CSR Sebagai Pemberdayaan Masyarakat

(Comdev)

Pemberdayaan masyarakat merupakan cara

untuk menyelesaikan suatu kebutuhan ataupun

permasalahan dengan melibatkan masyarakat secara

lansgung dalam implementasinya serta dengan

memanfaatkan seluruh hal yang ada pada

masyarakat. Tujuanya yaitu adanya kontribusi dari

masyarakat untuk mereka perubahan. Perusahaan

harus memberdayakan masyarakat secara

keseluruhan dan total, bekerja sama dengan para

pemangku kepentingan yang tujuanya yaitu membuat

masyarakat berdaya dan mandiri serta tumbuhnya

menjadi agen perusahaan sosial yang baik di

lingkungannya, baik selama perusahaan masih

berjalan maupun setelah eksplorasi.

Terdapat tiga jenis pendekatan pemberdayaan

masyarakat dalam CSR, yaitu:

Page 65: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

50

a. Pengembangan untuk Komunitas

(Development for Community)

Pelaksana dalam kegiatan CSR adalah

perusahaan, komunitas posisinya sebagai

objek dari kegiatan tersebut. Tujuan dari

kegiatan ini relative pendek. Efek yang

ditimbulkan yaitu adanya ketergantungan

dari terhadap perusahaan.

b. Pengembangan bersama masyarakat

(Development with Community)

Dalam kegiatan ini dilakasanakan

bersama antara masyarakat dan

perusahaan. Kedudukan perusahaan

sebagai agen pembangunan sedangkan

posisi komunitas sebaga subjek sekaligus

objek dalam program. Tujuan dari hal ini

yaitu hasil dan dapat memberikan suatu

sumbanngan pada proses pembangunan.

Dampaknya yaitu komunitas tidak

sepenuhnya ketergantungan, akan tetapi

mereka dilatih untuk berswadaya. Jangka

waktu program ini akan lama dan

berkelanjutan. Karakteristik dari program

ini yaitu memenuuhui kebutuhan

komunitas dan tujuan perusahaan.

c. Mengembangkan Komunitas

(Development of Community)

Page 66: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

51

Karakteristik utama dari program ini

yaitu berfokus kepada kebutuhan

komunitas. Hasil dan tujuan akhirnya

yaitu pembangunan yang berproses.

Dalam hal ini, komunitas menjadi

pencetus ide akan kebutuhan dan program

yang akan dilaksanakan. Untuk itu,

komunitas sebagai subjek sedangkan

perusahaan menjadi agen pembangunan.

Dampaknya yaitu komunitas menjadi self

reliance sebab mereka terlibat secara

langsung secara penuh pada program dan

penentu dari berhasil atau tidaknya

program. Jangka waktu yang panjang dan

biasa dikenal dengan kemitraan, yakni

pelatihan dan pendampingan yang

dilakukan oleh perusahaan dengan

komunitas.

2.3.3 Prinsip-prinsip CSR (Corporate Social

Responsibility)

Menurut Organization For Economic

Cooperation And Development (OECD) dalam

(Firdaus 2011,24) pada saat pertemuan pemangku

kepentingan yang dihadiri oleh para menteri setiap

Negara-negara anggota di Paris pada tahun 2000

telah menyepakati pedoman bagi perusahaan

Page 67: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

52

multinasioanl dengan kebijakan umum tentang

prinsip-prinsip CSR, sebagai berikut:

1) Memberikan kontribusi untuk

kemajuan ekonomi, sosial, dan

lingkungan berdasarkan

pandangan untuk mencapai

pembangunan berkelanjutan

2) Menghormati hak-hak asasi

manusia yang dipengaruhi

kegiatan yang dijalankan dengan

adanya kewajiban dan komitmen

pemerintah dan Negara tempat

perusahaan beroperasi

3) Meningkatkan pembangunan

berbasis lokal melalui adanya

kerjasama dengan komunitas

setempat, termasuk urusan bisnis

4) Mendorong pembentukan modal

tenaga kerja, khususnya

memperluas lapangan pekerjaan

dan kesempatan bagi para

karyawan

5) Menahan diri untuk tidak mencari

dan menerima pembebasan dari

luar yang dibernarkan secara

hukum yang terkait isu sosial,

Page 68: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

53

lingkungan dan keselematan kerja,

serta isentif ekonomi, dan isu lain

6) Mendorong dan memegang teguh

prinsip Good Government serta

pengembangan tata kelola yang

seharusnya

7) Pengembangkan dan penerapan

praktek dengan sistem manajemen

yang otonomi secara efektif

8) Mendorong adanya kesadaran bagi

pekerja yang sesuai dengan aturan

perusahaan melalui adanya

pemberian informasi tentang

adanya aturan yang dilaksanakan

melalui adanya pelatihan.

Page 69: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

54

B. Kerangka Pemikiran Penelitian

Program

Budidaya Ikan

Lele dan

Hidroponik

CSR

KORINDO

Pemberdayaan

Masyarakat

(Community

Development)

Evaluasi

Dampak

Langsung, Tidak

Langsung, dan

Lanjutan

Perubahan

Kondisi

Lingkungan

Asosiatif dan

Disosiatif

Sosial Ekonomi Lingkungan

Page 70: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

55

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Latar Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di RW 04, Kelurahan Pancoran,

Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta. Kelurahan Pancoran sendiri

memilki luas kurang lebih 121,80 Ha, yang diperuntukan sesuai

dengan RBWK tahun 1985/2015.Wilayah Kelurahan Pancoran

sebagian besar untuk Perumahan, sedangkan sebagian kecil lainya

merupakan fasiltas umum, jasa /komersil/perkantoran,

pemerintahan, dan daerah Hjau tanpa bangunan dan masuk wilayah

Kecamatan Pancoran, Kota Adminitrasi Jakarta Selatan.

Gambar 3.1 Sketsa Peta RW 04

(Sumber: Data Penelitian)

Page 71: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

56

3.1.1 Demografi RW 04 Kelurahan Pancoran

a. Gender

Tabel 3.1

RT JUMLAH

KK JIWA LAKI-LAKI PEREMPUAN

001 37 194 99 95

002 39 113 57 76

003 39 260 120 140

004 43 279 135 144

005 29 277 143 134

006 34 285 165 120

007 45 365 174 187

008 43 287 155 132

009 38 216 114 102

010 35 269 130 139

011 40 276 138 138

JUMLAH 415 2841 1430 1411

(Sumber: Data Sekunder RW 04)

b. Agama

Tabel 3.2

RT JUMLAH

KK

AGAMA

ISLM PROTSN KATH HIN BDH

001 37 154 24 7 9 -

002 39 108 6 19 - -

003 39 224 6 30 - -

004 43 256 14 21 - -

005 29 281 - - - -

006 34 283 4 10 - -

007 45 362 19 8 - -

008 43 284 3 - - --

009 38 252 8 - - -

010 35 264 4 9 - -

Page 72: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

57

(Sumber: Data Sekunder RW 04)

3.1.2 Struktur kepengurusan RW 04

Gambar 3.2

(Sumber: Data Penelitian)

RT JUMLAH

KK

AGAMA

ISLM PROTSN KATH HIN BDH

011 40 276 - - - - JML 415 2744 88 104 9 -

Page 73: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

58

BAB IV

TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Program

Pada tahun 2015, CSR Korindo melakukan pemetaan sosial

(Social Maping) di wilayah ring 1 operasioanl Korindo yaitu

Kecamatan Pancoran. Terdapat 6 kelurahan yang ada diwilayah

kecamatan Pancoran yaitu Pangadegan, Rawajati, Pancoram,

Kalibata, Duren Tiga, Tegal Parang. Korindo dengan Tools Social

Stakeholder Maping dilakukan di 6 wilayah tersebut untuk melihat

kondisi dan karakteristik serta potensi yang ada di wilayah tersebut

untuk dilakukan intervensi program yang ada di Korindo Group.

Dari hasil maping bahwa 3 wilayah yaitu Pancoran, Pangadegan,

dan Rawajati menjadi wilayah yang masuk dalam kategori CSR

Korindo.

Salah satu yang menjadi indicator kategori dari CSR

Korindo adalah bahwa adanya sebuah komunitas di suatu wilayah

yang memiliki keunikan program yang dapat dikembangkan sesuai

dengan beberapa program yang ada di Korindo. Kelurahan

Pancoran dipiliha karan di wilayah tersebut khususnya RW 04

terdapat sebuah komunitas yang mana dalam kegiatannya

melakukan pemberdayaan kepada masyarakat di RW 04, Kelurahan

Pancoran. Kegiatan berupa penghijauan wilayah seperti hidroponik

dan tanaman hias menjadi khas diwilayah tersebut. Selain itu, di

RW 04 terdapat kegiatan budidaya ikan lele yang dikelola oleh

masyarakat RW 04 sejak 2008. Kegiatan tersebut terus dilakukan

sebagai bentuk aktifitas yang dilakukan untuk masyarakat. Tetapi,

Page 74: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

59

kegiatan tersebut tidak terlalu rutin sebab, masyarakat RW 04 yang

merupakan para pekerja sehingga kegiatan tersebut tidak terlalu

aktif.

Korindo Group merupakan perusahaan yang berfokus

kepada pengembangan usaha hutan tanaman industry dan

perkebunan kelapa sawit. Korindo telah berhasil mengembangkan

industry ramah lingkungan dimana nilai ekonomis berasal langsung

dari hutan dan sumber daya hutan. Korindo berkomitmen untuk

mengembangkan bisnis didaerah terpencil. Terdapat 5 pilar

program CSR yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan,

dan infrastruktur. hal ini merupakan bentuk dari pembangunan yang

dilakukan sesuai dengan filosofi perusahaan untuk membangun

hubungan yang harmonis, bermanfaat dan berkelanjutan bersama

masyarakat dan stakeholders demi kemajuan dan kesejahteraan

bersama. Dengan menjalankan kegiatan CSR yang berfokus kepada

program yang strategis, sistematis dan berkelanjutan.

Salah satu pilar dari Korindo yaitu pilar ekonomi melalui

kelompok usaha Korindo dibidang kayu lapis dan minyak sawit ini,

Korindo juga telah menjalankan program-program pengemabangan

masyarakat berbasis kewirausahaan. Program ini berdampak pada

peningkatan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat Papua dan

Jakarta yang tinggal di sekitar operasional Korindo. programnya

berupa budidaya ternak ayam, pelatihan cetak bata merah, pelatihan

keterampilan pembengkelan untuk pemuda, program

pengembangan perkebunan karet, program pengembangan

pertanian padi sawah, pengembangan usaha bir pletok,

Page 75: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

60

pendampingan pengelolaan hidroponik dan budidaya ikan lele, dan

kreasi daur ulang sampah.

Untuk itu, Korindo hadir dengan program yang memiliki

tujuan untuk penataan kawasan non produktif menjadi kawasan

hijau yang produktif dengan metode urban farming dan juga

mendukng kegiatan kelompok masyarakat melalui hasil produksi

urban farming yaitu Hidroponik dan Aquaponik diwilayah RW 04,

Kelurahan Pancoran.

Program dimulai pada tahun 2017 dengan adanya bantuan

berupa bibit lele dan pakan lele serta adanya pemberian bibit

hidroponik kepada masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran. Tidak

hanya itu, setelah Korndo melakukan evaluasi di tahun 2018

diketahui bahwa adanya keberhsilan program yang dilihat dari

adanya panen ikan lele yang dilakukan oleh masyarakat RW 04,

Kelurahan Pancoran. Masyarakat dengan inisatif menjual ikan lele

tersebut kepada warung-warung pecel lele dan masyarakat RW 04

itu sendiri.

Melihat adanya aktifitas tersebut, Korindo memberikan alat

mesin untuk pengolahan ikan lele untuk dibuat menjadi olahan hasil

ikan sepetrti bakso dan somay. Dengan bekerja sama dengan Dinas

Ketahanan Pangan Daerah (DKPD) memberikan pelatihan

pembuatan somay dan bakso sehingga terbangun keterampilan

dimasyarakat untuk bisa mengelola produk hasil ikan tersebut.

Sampai saat ini Korindo terus melakukan monitoring dan

evaluasi kepada masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran secara

Page 76: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

61

rutin. Untuk iru, Korindo terus berharap dapat terus berkontribusi

untuk pengembangan RW 04, Kelurahan Pancoran.

4.2 Tahapan Pelaksanaan Bantuan Bibit Lele dan Hidroponik Oleh CSR Korindo Group

Untuk hasil yang ingin dicapai dari program budidaya ikan

lele dan hidroponik ini peneliti melihat pada proses tahapan

pelaksanaan pemberdayaan bersama CSR oleh perusahaan. CSR

Korindo Group memiliki 5 pilar program yang dikembangkan,

yaitu, Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan, Lingkungan, dan

Infrastruktur. Salah satu pilar yang dikembangkan di kelurahan

Pancoran adalah pilar ekonomi, dalam bentuk program budidaya

ikan lele dan hidroponik. Program budidaya ikan lele dan

hidroponik dilaksanakan melalui beberapa proses tahapan mulai

dari tahapan persiapan (engagement), tahapan pengkajian masalah

(assessment), perumusan alternative program, perumusan rencana

aksi, tahapan pelaksanaan program (implementasi), tahap evaluasi,

hingga pelaksanaan terminasi. Berikut tahapan pelaksanaan

pemberdayaan program budidaya lele dan hidroponik oleh

masyarakat RW04, Kelurahan Pancoran bersama CSR Korindo:

a. Tahapan persiapan (Engagement)

Korindo Group melakukan persiapan dalam

pelaksanaan kegiatan CSR. Pada tahap persiapan ini,

terdapat dua tahapan pelaksanaan, yaitu tahapan persiapan

petugas dan persiapan lapangan.

Page 77: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

62

Tahapan persiapan petugas merupakan langkah awal

yang dilakukan oleh perusahaan untuk mereka mendapat

data mengenai kondisi dan situasi yang ada dimasyarakat.

Berikut ini kutipan wawanacara dengan pak Reza selaku

Tim CSR

"tahapan persiapan dimulai dengan kita melakukan

kegiatan social maping yang dilakukan oleh divisi

CSR Korindo Group di wilayah sekitar khususnya di

Kecamatan Pancoran. Kecamatan Pancoran dipilih

karena merupakan wilayah ring 1 wisma Korindo

dari 6 kelurahan yang ada diwilayah tersebut pada

tahun 2015 dengan melihat potensi dan

karakteristik. Potensi dan karakteristik seperti

adanya suatu kegiatan dalam komunitas yang ada

diwilayah tersebut. Kegiatan sosial maping ini

menggunakan tools yang sudah kami buat yaitu

social stakeholder maping sesuai dengan kebutuhan

kami. Kemudian berdasarkan pengalaman kita

sebelumnya kita lebih melihat kelompok atau

komuitas yang sudah terbangun dan aktif alasanya

yaitu karna sudah terbentuk ikatan sosial ini yang

mempermudah kami dalam proses untuk men set up

program yang sesuai" (Bapak Reza,16/03/2021)

Berdasarkan kutipan wawancara diatas bahwa

tahapan persiapan petugas dimulai dengan melakukan sosial

maping terlebih dahulu yang dilakukan oleh divisi CSR

Korindo Group untuk melihat potensi dan karakteristik yang

ada pada wilayah tersebut. Wilayah tersebut berada pada

kecamatan Pancoran yang dengan maksud yaitu bahwa

wilayah Kecamatan Pancoran merupakan wilayah yang

berada pada ring 1 operasional perusahaan. kelurahan

Page 78: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

63

tersebut yaitu 6 Pancoran, Pangadegan, Rawa jati, Duren

Kalibata, dan Duren Tiga.

Tools yang digunakan dalam kegiatan sosial maping

ini sudah dipersiapkan yaitu dengan tools Social

Stakeholder Maping. Tools ini digunakan untuk mengkaji

bagaimana kondisi dan potensi serta karakteristik suatu

wilayah sehingga dapat tergambarkan untuk Korindo

menset-up program atau kegiatan yang sesuai dengan

program yang ada di Korindo. Karakteristik dan potensi

seperti sudah terbentuk suatu komunitas atau adanya

kegiatan program yang sudah ada dimasyarakat yang

kemudian Korindo mengembangkan programnya yang

sesuai di lapangan. Karena menurut Korindo sangat

beresiko sekali untuk melakukan pengembangan masyarakat

dari awal. Sebab, berdasarkan pengalaman pada program

sebelumnya mereka lebih mudah untuk menjangkau

masyarakat yang sudah terbentuk. Karna bagi perusahaan

masyarakat atau komunitas yang sudah terbentuk akan lebih

mudah untuk di intervensi sebab mereka sudah terbentuknya

ikatan. Selanjutnya dalam tahap persiapan pun juga

dilakukan persiapan lapangan yang diungkapkan melalui

kutipan berikut:

"setelah hasil social maping wilayah bahwa

terdapat 3 wilayah yaitu Pangadegan, Pancoran

dan Rawajati. Di Pancoran sendiri ada masyarakat

RW 04 mempunyai kelompok usaha yaitu Impala

yang sesuai dengan kriteria program yang Korindo

miliki. langkah selanjutnya kita melakukan

Page 79: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

64

koordinasi dengan stakeholder seperti Lurah, RW,

dan RT setempat yang kemudian disusun program

atau tentang kegiatan yang akan dijalankan

bersama masyarakat. hasil dari sosial maping

bahwa wilayah Kelurahan" (Pak Reza,16/03/2021)

Berdasarkan kutipan wawancara diatas bahwa

setelah melakukan social maping bahwa terdapat 3 wilayah

kelurahan yang menjadi tempat untuk Korindo melakukan

intervensi sosial disana. Bahwa wilayah tersebut memilki

potensi yang dapat dikembangkan program yang sesuai

dengan program yang dimiliki oleh Korindo. Khususnya

diwilayah RW 04, kelurahan Pancoran terdapat kelompok

usaha yang ikan lele dan hidroponik di wilayah tersebut.

Selanjutnya Korindo melakukan koordinasi dengan

stakeholder yaitu Lurah, RW, dan RT setempat untuk

melakukan sosialisasi program perusahaan kepada

stakeholder yang mana dalam prosesnya terjalin kerjasama

untuk melakukan MoU dengan pihak stakeholder.

b. Tahap Pengkajian (assessment)

Proses assessment merupakan proses mengkaji

permasalahan yang ada dimasyarakat. Perusahaan dalam

melakukan proses melibatkan bersama masyarakat melalui

tokoh-tokoh masyarakat (key-person) dan juga masyarakat

wilayah setempat yaitu RW 04, Kelurahan Pancoran.

Selanjutnya pada tahap ini pihak CSR Korindo

mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan dan

juga sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat khususnya

Page 80: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

65

wilayah RW 04, Kelurahan Pancoran. Berikut kutipan

wawancara dengan Bapak Israfil selaku Ketua RW 04

beliau mengatakan yaitu:

"…. Iya mas Korindo datang ke RW 04 itu tahun

2017 waktu itu untuk melakukan sosialisasi tentang

program CSR mereka. selain itu, disitu kita

membahas bersama ya tentang permasalahan yang

ada diwilayah RW 04 ini dan kebutuhan apa yang

ada di RW 04 untuk sama-sama memecahkan

masalah dan mencari solusi bersama. Itu juga

dihadiri oleh CEO dari Korindo Group dan juga

pihak CSR"(Bapak Israfil, 27/02/2021)

Proses asesesmen yang dilakukan oleh Korindo

termasuk asesmen yang menyeluruh yaitu banyak mengajak

masyarakat disekitar khususnya RW 04 untuk

mendiskusikan mengenai program yang akan dilakukan.

Korindo mengutamakan pentingnya masukan atau aspirasi

masyarakat.

Gambar 4.1

Proses assessment Korindo dengan masyarakat

(Sumber: Data RW04, Kelurahan Pancoran)

Page 81: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

66

Tim CSR Korindo Pak Reza mengatakan bahwa:

"…. Kemudian hasil pemetaan sosial tersebut kami

sosialisasikan dan disusun rencana kerja sama

dengan melibatkan masyarakat agar sesuai dengan

kondisi lokal"(bapak Reza,05/03/2021)

Kemudian, setelah proses asesmen dilakukan

masyarakat dan CSR Korindo akhrinya sepakat untuk

melaksanakan program budidaya ikan lele dan hidroponik.

Hal ini dikarenakan di wilayah kelurahan Pancorn

khususnys di RW 04, ditemukan berapa permasalahan

seperti wilayah yang kurang produktif, ketimpagan, tidak

tertatanya rumah dengan baik, dan banyak pensiun yang

masih aktif untuk berkegiatan sosial. Pada proses asesmen

yang dilakukan masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran

juga memiliki permasalahan lain terkait fasilitas belajar

mengajar PAUD yang sudah membutuhkan renovasi

pembangunan PAUD. Sehingga CSR Korindo juga

memberikan bantuan renovasi PAUD. Berikut kutipan

wawancara:

"pada proses pengkajian masalah banyak kita

temukan permasalahan seperti wilayah yang kurang

produktif, adanya ketimpangan sosial disana.

Bentuknya yaitu terdapat wilayah komplek dan

disampingnya perumahan yang tidak tertata.

Kemudian terkait potensi wilayah bahwa di RW 04

ini mereka melakukan kegiatan budidaya ikan lele

yang mana saat kita melakukan assessmen disana

mereka hanya mempunyai 1 kolam ikan saja.

Masyarakat disana mau berpartisipasi aktif

budidaya ikan lele dan hidroponik termasuk

Page 82: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

67

kelompok lansia bagi mereka yang masih produktif.

Kemudian, juga di dekat kantor RW terdapat PAUD

yang perlu untuk direnovasi" (Bapak

Reza,05/03/2021)

Dari hasil kutipan wawancara tersebut contoh bahwa

proses assessment yang dilakukan oleh Korindo ini

dilakukan secara komprehensif karena melibatkan

masyarakat secara aktif sehinga mereka dapat merasakan

dan mengemukakan permasalahan mereka yang keluar dari

pendapat mereka sendiri. Kegiatan asesmen dilakukan pada

bulan oktober 2017 dengan melibatkan banyak stakeholder

yaitu seperti masyarakat RW 04, Lurah, dan RW.

Masalah yang dtemukan dalam kegiatan asesmen ini

yaitu di RW 04, Kelurahan Pancoran terdapat kegiatan yang

dilakukan oleh masyarakat yaitu budidaya ikan lele dan

hidroponik. Dengan modal 1 kolam ikan mereka melakukan

kegiatan budidaya ikan lele di RW 04. Kemudian hasil

asesmen bahwa Korindo melihat bahwa dari kegiatan

budidaya ikan lele dan hidroponik di RW 04, Kelurahan

Pancoran yang melaksanakan kegiatan budidaya tersebut

yaitu lebih dominan lansianya. Kemudian disamping kantor

RW 04, Kelurahan Pancoran terdapat PAUD yang mana

waktu tahun 2017 itu perlu dilakukan renovasi. Berikut

kutipan wawancaranya:

"jadi begini mas, terdapat dua tipe program yang

ada di Korindo, yaitu yang sifatnya utama dan

hanya based on charity. Yang sifatnya utama ini

merupakan program unggulan kami yaitu konsep

Page 83: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

68

urban farming seperti hidroponik dan aquaponik.

Kemudian untuk yang based on charity ini

merupakan program yang mana hanya sebagai

tambahan program kami untuk masyarakat yang

memang di wilayahnya kita lihat memerlukan

bantuan tersebut, jadi Korindo punya dua program

tersebut yang dikemas jadi satu, tetapi tetap

menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat jikalau

diwilayah potensi tersebut tidak perlu untuk

dibangun PAUD ya kami tidak akan melakukan

intervensi tersebut." (Bapak Reza,05/03/2021)

Berdasarkan hasil kutipan wawancara diatas, dapat

disimpulkan bahwa terdapat 3 program yang ada di Korindo

yaitu program utama dan yang hanya based on charity. Pada

program utamanya yaitu tentang urban farming dengan

konsep hidroponik dan aquaponik yang mana program ini

merupaka program unggulan kami. Untuk yang based on

charity ini merupakan program untuk pencitraan

perusahaan. tetapi, konsepnya kembali kepada kebutuhan

masyarakat.

c. Tahap Perencanaan Alternatif Program

Tahap perencanaan alternative program merupakan

tahap dimana perusahaan secara partispatif mencoba melibatkan

masyarakat berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan

bagaimana cara mengatasinya. Pada tahap ini Korindo

melakukan meeting pembahasan budidaya ikan lele dan

hidroponik bersama masyarakat dan stakeholder seperti Lurah,

RW, dan RT setempat untuk bersama-sama berfikir tentang

Page 84: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

69

permasalahan yang ada diwilayah RW 04, Kelurahan Pancoran

tersebut.

Kemudian pada tahap ini sebaiknya perusahaan dan

masyarakat sudah harus memikirkan beberapa alternative

program yang dapat mereka lakukan. Pada tahap ini, Korindo

melaksanakan tahap ini sudah baik. hal ini dibuktikan

berdasarkan hasil observasi bahwa terdapat program renovasi

bangunan PAUD yang didirikan oleh Korindo sebagai bentuk

tanggungjawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Berikut

kutipan wawancaranya.

"pada tahap perencanaan program alternative

sebenernya sudah dilakukan sekaligus pada tahap

asesmen ya. Jadi sebenernaya terkait perencanaan

alternative program kita sesuaikan dengan apa yang

bisa kita lakukan bersama masyarakat. Korindo

dengan konsep puzzle dimana mengisi ruang-ruang

yang belum terisi dari masyarakat dalam hal ini

kebutuhan apa yang belum ada dan kita sesuaikan

dengan kondisi budget dari perusahaan. maka dari

itu, pada tahap sebelumnya yaitu asesmen, Korindo

menanyakan tentang pihak mana saja yang

melakukan intervensi di kelurahan Pancoran dan

apa bentuk yang mereka lakukan di wilayah ini.

sehingga, Korindo dengan program charity berupa

pembangunan renovasi PAUD dan program

kesehatan bayi dan lansia berupa pemberian makan

sehat untuk masyarakat dapat dilaksanakan di

wilayah RW 04, Kelurahan Pancoran ini" (Bapak

Reza, 05/03/2021)

Dari kutipan wawancara diatas, dapat disimpulkan

bahwa dalam perencanaan program Korindo menyesuaikan

dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Korindo

Page 85: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

70

dengan program charity-nya yaitu, pembangunan renovasi

PAUD dan pemberian kesehatan berupa makan gratis untuk

bayi dan lansia menjadi program alternative untuk wilayah

RW 04, Kelurahan Pancoran.

Selain itu, bu Nani selaku PKK mengungkapkan

sebagai berikut:

"betul sekali mas, di RW 04 ini kami memang ada

bangunan PAUD untuk kegiatan belajar mengajar

untuk balita. Tetapi sudah lama dan perlu untuk

direnovasi kembali. selain itu, memang betul

diwilayah RW 04 ini seperti yang mas lihat bahwa

banyak kegiatan yang melibatkan lansia. Disini

banyak lansianya mas. Karna kita ada kegiatan

senam pagi setiap hari sabtu. Jadi kami senang

sekali ketika Korindo memberikan bantuan berupa

renovasi buat PAUD ditambah dengan diberikan

berupa taman bermain untuk anak-anak. sama

dikasih makan sehat gratis gitu kayak bubur kacang

hijau dan susu setelah senam untuk lansia"(Bu

Nani,26/02/2021)

Berdasarkan kutipan wawancara diatas, Korindo

dengan program pembangunan PAUD dan pemberian

makan sehat gratis untuk lansia menjadi salah satu

alternative program yang akan dijalankan diwilayah RW 04,

Kelurahan Pancoran.

d. Tahap Formulasi Rencana Aksi

Pada tahap ini tim CSR membantu masing-masing

kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan

mereka. Proses diskusi mengenai formulasii program

Page 86: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

71

dilakukan di lokasip program tersebut yaitu di RW 04. Pada

proses ini CSR Korindo menglokasikan dana CSR khusus

untu masyarakat RW 04 melalu program budidaya ikan lele

dan hidroponik. Pelaksanaan program ini merupakan hasil

diskusi bersama masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran

dan setelah proses diskusi masyarakat setuju untuk

diberikan bantuan dana dari CSR Korindo tersebut.

Pendistribuian bantuan dilakukan secara bertahap dimulai

dari bibit lele, pakan, hingga peralatan untuk pembuatan

berbagai olahan makanan. Seluruh bentuk bantuan tersebut

ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan program

budidaya ikan lele dan hidroponik yang dilakukan oleh

masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran.

"iya kita diskusi dulu mas sama Korindo

kegiatannya tuh mau dibuat kayak gimana. jadi,

bantuannya datang bertahap. Di tahun 2017 itu

bantuan bibit lele, pakan lele sama tanaman

hidroponik, terus di 2018 baru dapet bantuan alat-

alat kayak mesin pres buat bikin olahan makanan

macem-macem dari bahan dasarnya ikan lele

karena dari Korindonya memang kasih ke

masyarakat kita di RW04" (Ibu Nani, 26/02/2021)

Tidak hanya itu, Korindo juga bekerja sama dengan

Dinas Ketahanan Pangan Daerah (DKPD) untuk

memberikan pelatihan kepada masyarakat RW 04,

Kelurahan Pancoran tentang bagaiaman cara pengolahan

dan pembuatan somay dan bakso. Berikut kutipan

wawancanya:

Page 87: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

72

"selain pemberian bantuan kita juga bekerja sama

dengan Dinas Ketahanan Pangan Daerah (DKPD)

untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat RW

04, Kelurahan Pancoran untuk bagaiamana

menggunakan alat pengolahan ikan menjadi aneka

makanan seperti somay dan bakso" (Bapak

Reza,95/03/2021)

e. Tahap Pelaksanaan Program (implementation)

Tahap pelaksanaan program ini merupakan satu

tahap yang paling penting dalam program pemberdayaan

masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan akan

dilaksanakan.

Pada pelaksanaan program CSR Korindo Group

telah membuat suatu tim bersama anggota dan masyarakat

RW 04, Kelurahan Pancoran agar tidak ada pertentangan

saat menjalankan program. Pihak perusahaan sudah

berkoordinasi dengan RT, RW, serta kelurahan Pancoran

mengenai jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan.

Biasanya masyarakat mendapatkan informasi pelaksanaan

program ini dari pihak RT yang telah berkoordinasi dengan

RW seperti yang dikatakan oleh pak Israfil selaku RW

yaitu:

"… apapun informasi yang diberikan Korindo selalu

kami sampaikan kembali kemasyarakat sehingga disini

adanya sinergitas antara masyarakat dan pihak

pemerintah (RW), dan perusahaan" (Bapak Israfil,

27/02/2021).

Page 88: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

73

Proses pelaksanaan program yaitu dengan pemberian

bibit ikan lele dan juga pakan lele kepada masyarakat untuk

digunakan secara berkelanjutan. Tidak hanya itu tetapi juga

ada pemberian motivasi dari Korindo yang dijelaskan

sebagai berikut kutipan wawancaranya:

"iya, kita diberikan pakan ikan sebanyak 150 kg

sebanyak 3 karung dan bibit ikan…"(Bapak

Yunus,26/02/2021)

Selain itu, pak Anwar mengungkapan sebagai

berikut:

"kegiatan berupa penyuluhan tentang peternakan

dan kesehatan dan olahraga. selain itu ada

pemberian motivasi dari penyuluhan agar

masyarakat tidak jenuh. Kegiatan tersebut dikaitkan

dengan 8 fungsi keluarga. Sehingga kegiatan yang

dilakukan sifatnya terkoordinasi dengan bidang2

yang sesuai dengan kesehatan dan pemberdayaan di

kelurahan" (Bapak Anwar,27/02/2021)

Selain pemberian bibit ikan dan pakan ikan ternyata

terdapat pemberian bantuan mesin pengelolaan hasil ikan di

tahun selanjutnya yaitu 2018 kepada masyarakat RW 04

serta pelatihan yang mana Korindo juga bekerja sama

dengan Dinas Ketahanan Pangan Daerah (DKPD) yang

diungkapan sebagai berikut:

"iya, kita dalam memberikan batuan berupa bibit

lele dan pakan lele itu sebenarnya bertahap mas,

per sekali panen yaitu kurag lebih 4-5 miggu sekali

panen. Kami memberikan pakan kurang lebih 150

kg sebanyak 3 kali selama satu tahun pada tahun

2017-2018. Ditahun berikutnya yaitu 2018 kami

Page 89: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

74

setelah melakukan evaluasi bahwa program

budidaya ikan lele dan hidroponik di RW 04

Kelurahan Pancoran berhasil. Sehingga kita merasa

perlu adanya pengembangan diwilayah RW 04 ini

untuk menjadi lebih produktif lagi" (Bapak

Reza,05/03/2021)

Berdasarkan kutipan wawancara ternyata dalam

proses implementasi Korindo memberikan bantuan berupa

pakan lele dan bibit lele saja dan tanaman hidroponik untuk

masyarakat membudidayakannya. Program tersebut berhasil

maka pada tahun berikutnya, Korindo bekerja sama dengan

Dinas Ketahanan Pangan Daerah (DKPD) untuk

memberikan pelatihan kepada masyarakat RW 04,

Kelurahan Pancoran pelatihan tentang cara mengelola hasil

ikan menjadi bakso dan somay kepada masyarakat. Karna

pada prinsipnya Korindo memiliki konsep untuk mengisi

ruang dalam masyarakat, apa yang belum ada maka Korindo

hadir dengan mempertimbangkan hal-hal sesuai dengan

sumber daya yang ada. Hal ini menjadi salah satu tujuan

dari keberhasilan program dari Korindo yaitu meningkatkan

kualitas masyarakat dengan keterampilan.

f. Tahap Evaluasi

Pada tahap evaluasi ini, program budidaya ikan lele

dan hidroponik di RW 04 mendapat pengawasan dari

berbagai pihak yaitu pihak Korindo, Kelurahan, RW yang

mana mereka ikut serta bersama masyarakat juga dalam

Page 90: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

75

proses budidaya ikan lele dan hidroponik. Berikut kutipan

wawancara dengan bapak Israfil selaku RW 04, yaitu:

"sampai saat ini, disini saya selaku RW terus

melakukan monitoring secara berkala tentang

kegiatan budidaya ikan lele dan hidroponik agar

terus berkelanjutan "(Bapak Israfil, 27/02/2021)

Kemudian, Bapak Isno selaku lurah Pancoran juga

menjelaskan tentang peran beliau sebagai lurah dalam

program budidaya ikan lele dan hidroponik yaitu:

"selama dan sampai saat ini, kita sebagai pembina

dan penanggung jawab secara penuh dengan

program tersebut. Kami kawal masyarakat dengan

melalui monitoring dan evaluasi secara berkala.

Proses evaluasi dan monitoringpun kami tentunya

melbatkan masyarakat untuk ikut berpartispasi aktif

untuk menilai sudah sejauh mana pergerakan dan

perkemangan usaha mereka."Bapak Isno,

05/03/2021).

Evaluasi sebagai proses pengawasan dari masyarakat

dan petugas terhadap program pemberdayaan masyarakat

yang sedang berjalan maupun sudah selesai dilakukan

dengan melibatkan masyarakat. Beberapa indicator

keberhasilan dari program ini diungkapkan oleh Pak Reza

selaku Tim CSR yaitu:

"indicator keberhasilan dari program jikalau

program tetap berjalan walaupun tidak didanai atau

di support lagi oleh Korindo. Kemudian, adanya

peningkatan kualitas SDM atau keterampilan dari

kelompok sasaran. Dari mulai awal kami datang

melakukan pemetaan sosial sampai saat ini kami

memang melihat adanya perkembangan dan

Page 91: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

76

kemandirian yang terbentuk oleh masyarakat

kelurahan Pancoran dalam proses budidaya ikan

lele. Maka dari pada tahun 2020 kami mulai exit

program karna berdasarkan hasil penilaian evaluasi

Korindo bahwa masyarakat sudah dapat dikatakan

mandiri dan berdaya karna ya memang masyaraka

disana sudah terbentuk dan terjalin kerja sama yang

erat. Oh iya mas, kan konsep kami ingin yaitu

minimal dari kerja sama antara perusahaan dan

mitra itu 2 tahun. Kami bermitra dengan kelurahan

Pancoran dai 2017 sampai 2020 kemarin.

Sebenarnya kami mau mengembangkan program

baru disana tetapi karna pendemi akhirnnya tidak

terlaksana." Pak Reza,07/03/2021)

Berdasarkan kutipan wawancara diatas, bahwa pada

proses evaluasi masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran

sudah dikatakan berhasil. Keberhasilan program ini yaitu

terciptanya kemandirian masyarakat dan terbentuknya suatu

keterampilan dari kelompok sasaran maka dapat dibuktikan

bahwa masyarakat menjadi lebih mandiri, produktif, dan

memberikan dampak yang dirasakan oleh masyarakat pada

aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan

g. Tahap Terminasi

Pada tahap ini perusahaan memutuskan kontrak

kegiatan dengan salam terima kasih. Tahapan ini dilakukan

sebab masyarakat RW 04 sudah menjadi mandiri dan dapat

mengembangkan programnya sampai menjadi percontohan

nasional. Selain itu, RW 04 juga banyak didatangi oleh

mahasiswa utuk melakukan penelitian bahkan RW 04 ini

Page 92: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

77

sampai dikenal di manacanegara. Hal tersebut diungkapkan

oleh bapak Anwar yaitu:

"kami berterima kasih atas perhatian Korindo yang

telah memberikan dukungan, motivasi, dan

membantu menggerakan kegiatan kami. Sampai

akhirnya RW 04 ini menjadi kelompok percontohan

bagi DKI. Selain itu, RW 04 juga sering didatangi

oelh mahasiswa untuk mereka melakukan penelitian

disini. Bahkan sampai RW 04 ini dikenal ke

Australia" (Bapak Anwar).

Tahap terminasi sudah dijalankan oleh Korindo dan

masyarakat sebagai bentuk ucapan terima kasih. Mereka

semua berharap bahwa program ini dapat terus berjalan

secara sustainable.

4.3 Evaluasi Dampak Program Bantuan Bibit Lele dan

Hidroponik Oleh CSR Korindo Group

Evaluasi merupakan suatu studi untuk melihat sebuah

program dengan alur dalam prosesnya pada aspek masukan, proses,

dan produk dan dampaknya yang dihasilkan. Penelitian ini berfokus

kepada evaluasi dampak untuk melihat sejauh mana program

menyebabkan perubahan yang dikehendaki. Dalam hal ini peneliti

akan melihat bagaiamana kondisi masyarakat RW 04 sebelum dan

sesudah adanya program bantuan dari CSR Korindo melalui

pemberdayaan budidaya ikan lele dan hidroponik dengan melihat

aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

4.3.1 Dampak Sosial Sebelum dan Sesudah Adanya

Program

Page 93: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

78

Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa program

budidaya ikan lele dan hidroponik ini memberikan dampak

secara sosial bagi masyarakat. Dampak sosial ini dapat dilihat

dari adanya perubahan yang terjadi pada interaksi dalam

hubungan anggota masyarakat yang bisa timbul kerja sama

ataupun perselisihan. Berdasarkan hasil wawancara dan

observasi dengan masyarakat RW04, Kelurahan Pancoran

diketahui bahwa dengan dibentuknya program budidaya lele

dan hidroponik memberikan dampak yang signifikan pada

aspek sosial dari sebelum dan sesudah hadirnya program

tersebut. Pada aspek sosial ini berkaitan dengan adanya

interaksi sosial yang terbangun antar anggota masyarakat.

a. Asosiatif

Asosatif merupakan suatu usaha bersama antara perorangan

atau kelompok untuk mencapai tujuan atau beberapa tujuan.

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di

lingkungan RW 04 Kelurahan Pancoran, peneliti memperoleh

temuan data sejak sebelum adanya program dan perubahan

yang terjadi setelah ada program budidaya kan lele dan

hidroponik. Kondisi sebelum adanya program berkaitan dengan

tidak adanya interaksi sosial yang intens antar anggota

masyarakat serta aktivitas yang melibatkan seluruh anggota

masyarakat di RW04, Kelurahan Pancoran hanya dilakukan

pada saat perayaan hari-hari besar keagamaan dan nasional.

Berikut kutipan wawancara dari Ibu Nani, PKK:

Page 94: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

79

"jadi, sebelum ada program budidaya ikan lele sama

hidroponik tuh enggak ada kegiatan apa-apa lagi.

Yaa, cuma kegiatan kayak kemerdekaan gtu, acara

17-an lomba-lomba buat anak-anak sama remaja.

Terus kegiatan hari besar keagamaan. Nah,

semenjak ada program budidaya ikan lele sama

hidroponik, hampir setiap hari jadi ada kegiatan,

kayak nyiramin tanaman hidroniknya, bersih-bersih

kolam ikan lele, terus kerja bakti di sini, di RW04

bareng-bareng." (Ibu Nani, 26/02/2021)

Dari kutipan wawancara diatas juga diketahui bahwa

sebelum adanya program budidaya ikan lele dan hidroponik

tidak adanya kegiatan selain keagamaan dan kemerdekaan.

Kemudian, setelah adanya program budidaya ikan lele dan

hidroponik, terjadi perubahan sosial dalam hal peningkatan

interaksi sosial yang terjadi antar masyarakat. Mereka saling

menjalin kerja sama yang erat melalui kegiatan gotong

royong dalam membersihkan tanaman di sekitar lokasi

pelaksanaan program, membersihkan kolam lele, dan kerja

bakti di lingkungan RW04, Kelurahan Pancoran.

Selain itu, berdasarkan hasil observasi bahwa terlihat

masyarakat berkumpul bersama di kantor RW 04 untuk

sama-sama berinteraksi dan membicarakan mengenai

kegiatan di RW04 sambil mengecek kolam ikan lele dan

hidroponik sambal membersihkan kolam dan memberi

makan lele.

Kemudian, interaksi antar anggota dan masyarakat

terlihat dengan adanya rapat rutin bersama setiap satu bulan

sekali dengan melibatkan stakeholder dari pemerintah

Page 95: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

80

setempat, seperti Lurah Pancoran, Ketua RW04, masing-

masing ketua RT di RW04, kelompok PKK, dan masyarakat

secara keseluruhan di RW04. Berikut kutipan wawancara

dengan Ibu Nani:

"kalo kita nih biasanya jalanin program budidaya

ikan lele sama hidroponik bareng-bareng, sama Pak

Lurahnya, Ketua RW04, masing-masing ketua RT di

RW04, kelompok PKK, juga sama masyarakat

secara keseluruhan di RW04." (Ibu Nani,

26/02/2021).

Kegiatan rapat rutin program budidaya lele dan

hidroponik ini dilaksanakan di beberapa lokasi, seperti

kantor RW, rumah ketua RT, rumah ketua RW 04, dan di

RT06, Kelurahan Pancoran sebagai lokasi budidaya lele dan

hidroponik dibuat. Berikut kutipan wawancara dari Pak

Yunus:

"ya ada perubahan ya, aktivitas menjadi lebih ada

seperti kita menyiram tanaman hidroponik dan

memberi pakan ikan. Terus kalo kita itu sering ada

rapat rutin setiap satu bulan sekali gitu dan itu

sering rapatnya di beberapa tempat kayak kantor

RW, rumah pak RT, rumah pak RW, dan bahkan di

Kelurahan". (Pak Yunus 26/02/2021)

Page 96: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

81

Gambar 4.2

Kegiatan Rapat Bersama di Lokasi Program

(Sumber: Data Penelitian)

Hal ini diperkuat dengan pernyataan bu Hj

Maemunah selaku masyarakat bahwa ada kegiatan bersih-

bersih bersama yang memberikan manfaat bagi mereka

juga, berikut kutipan wawancaranya:

"iya perasaan saya senang sekali ada banyak

kegiatan disini. Saya senang banget nyapu-nyapu

karna saya orangnya gasuka berantakan karna rishi

sekali. Kalau ada sapu ya saya sapu aja sambal

jemur badan". (Bu Hj Maemunah,26/02/2021)

Dari kutipan diatas dapat diketahui bahwa secara

sosial, adanya program budidaya ikan lele ini membuat

masyarakat merasa senang dan lebih bermanfaat karna

sebelumnya di wilayah RW 04 belum ada aktivitas seperti

budidaya ikan lele dan hidroponik yang melibatkan

Page 97: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

82

partisipasi masyarakat. Kemudian, dampak yang dirasakan

oleh masyarakat dengan adanya program pemberdayaan

budidaya ikan lele ini juga berkaitan dengan timbulnya

kerja sama yang terbangun diantara mereka. Hal ini

dijelaskan dalam kutipan wawancara dengan bu Nani selaku

PKK RW 04:

"alhamdulilah, ini karna saya woro-woro dan ketua

pak Anwar mempercayakan saya untuk

mengkoordinasikan semua, karna ini juga sebagai

bentuk hiburan untuk masyarakat jadi makin terjalin

kerjasamanya dengan warga yang lain, warga juga

makin aktif nih, jadinya pada mau kerja bareng-

bareng buat jalanin ini program". (Bu Nani

26/02/2021).

Selain itu, pak Anwar selaku Tokoh masyarakat

mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan program

budidaya ikan lele dan hidroponik ini membuat masyarakat

berpartisipasi aktif sehingga terbangun kerja sama satu

dengan lainnya. Berikut kutipan wawancaranya:

"secara sosial tentunya masyarakat menjadi merasa

nyaman dilihat bahwa keberadaan mereka sering

kumpul hingga menjadi kompak antar masyarakat

dengan kelompok, kemudian ketika ada kegiatan

yang harus banyak melibatkan banyak orang

masyarakat diminta untuk turut dan mereka mau

untuk ikut berpartisipasi" (Bapak Anwar,

27/02/2021).

Berdasarkan temuan data yang telah diperoleh, dapat

disimpulkan bahwa dalam proses interaksi asosiatif,

program budidaya ikan lele dan hidroponik ini memberikan

Page 98: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

83

dampak yang positif dari kondisi tidak adanya aktivitas

sosial menjadi lebih intens dan bersifat asosiatif dengan

hadirnya program budidaya ikan lele dan hidroponik.

Perubahan sosial secara asosiatif ini terjadi dalam bentuk

kerjasama yang terbangun atas peningkatan interaksi sosial

antar masyarakat di RW04, Kelurahan Pancoran.

b. Disosiatif

Interaksi disosiatif merupakan interaksi yang

mengarah kepada hal yang bersifat negative. Dengan kata

lain bisa disebut opoisisi atau yang bertentangan dengan

seseorang atau kelompok untuk meraih tujuan tertetu.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan,

peneliti tidak menemukan adanya proses interaksi disosiatif

yang ada pada masyarakat di RW 04, Kelurahan Pancoran.

Bagi mereka, permasalahan terkait konflik ataupun selisih

pendapat itu merupakan hal yang biasa dalam dinamika

bermasyarakat. Berikut kutipan wawancaranya:

"Tidak pernah ada konflik yang berkepanjangan sih

mas, di wilayah RW 04, kelurahan Pancoran ini

selama program kegiatan budidaya ikan lele dan

hidroponik ini berjalan dari masuknya program

bantuan Korindo sampai saat ini. Sebab, apa yang

diberikan Korindo, seluruh anggota masyarakat

akan diberikan informasi sehingga adanya

sinergitas disini. Bentuk informasi apapun ya mas,

tidak hanya dari koirndo saja" (Bapak Israfil,

27/02/2021)

Page 99: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

84

Berdasarkan kutipan wawancara diatas, bahwa tidak

pernah adanya konflik yang berkepanjangan selama

program budidaya ikan lele dan hidropnik ini berjalan.

Program Korindo masuk pada tahun 2017 yang mana

masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran mendapatkan

bantuan berupa bibit lele dan pakan lele serta bibit

hidroponik dari Korindo. Menurut beliau selaku ketua RW

04 selama program berlangsung selalu menjelaskan kepada

masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran mengenai

informasi ataupun hal-hal yang disampaikan oleh Korindo.

Artinya, adanya sinergitas antara masyarakat dan juga pihak

pemerintah juga perusahaan tentang bagaimana kondisi

yang terjadi dilapangan.

Kemudian, pak Anwar selaku Tokoh masyarakat

mengungkapkan bahwa:

"…. Sebaliknya, ketika terjadi permasalahan

diantara kita, masyarakat diminta untuk saling

terbuka satu sama lain". (Bapak Anwar,

27/02/2021)

Selain itu, Bu Hj Maemunah selaku masyarakat juga

mengatakan berikut:

"iya, kalau kumpul ya biasa aja gitu dah biasa lah

ada selisih faham, tapi yaudah lah biasa aja gitu.

Masalah seperti kayak ngasih jadwal makan ikan,

bersihin kolam, bersih-bersih kadang ada yang

gabisa datang terus ya saling iseng nyindir gitu.

Tapi yauda gitu mas ga dibawa kearah yang serius

gitu karna kita hnya bergurau saja" (Bu Hj

Maemunah, 26/02/2021)

Page 100: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

85

Dari kutipan wawancara diatas dapat diketahui

bahwa apabila terjadi permasalahan antara satu warga

dengan warga lainnya, masyarakat akan mengupayakan

untuk saling terbuka. Upaya ini memberikan dampak yang

positif karena tidak menimbulkan konflik yang

berkepanjangan. Bagi masyarakat RW 04, Kelurahan

Pancoran prinsip keterbukaan menjadi hal yang paling

utama untuk menghindari adanya konflik. Berikut kutipan

wawancaranya:

"tentu ada ya selisih faham, tetapi kita tidak dibawa

keberlanjutan dan gamasalah, kalau ada masalah

yang diomongkan baik-baik. Disini kami sudah

menganggap seperti keluraga. Saling mendukung

dan terbuka satu sama lain" (Ibu Nani, 27/02/2021)

Proses interaksi yang bersifat disosiatif dalam

masyarakat di RW 04, Kelurahan Pancoran sejauh ini tidak

memicu timbulnya konflik. Hal tersebut memang

dikarenakan sudah terbangun rasa kekeluargaan untuk

saling terbuka satu sama lain sehingga timbul kepercayaan

pada masyarakat. Sehingga, dapat disimpulkan berdasarkan

hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti

bahwa tidak adanya proses disosiatif yang terjadi pada

masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran.

4.2.2 Dampak Ekonomi Sebelum dan Sesudah Adanya

Program

Selain dampak sosial, bahwa dengan adanya

program budidaya ikan lele dan hidroponik ini memberikan

Page 101: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

86

dampak secara ekonomi bagi masyarakat RW 04. Program

budidaya ikan lele dan hidroponik ini dibentuk dengan

tujuan memberikan manfaat secara ekonomi dengan basis

pemberdayaan kepada masyarakat sehingga dapat

dilaksanakan secara berkelanjutan di masyarakat RW04,

Kelurahan Pancoran. Dampak ekonomi ini dilihat dari

dampak ekonomi langsung, tidak langsung, dan lanjutan.

Berikut penjelasanya mengenai dampak ekonomi dari

program budidaya ikan lele dan hidroponik.

a. Dampak ekonomi langsung

Sebelum adanya program budidaya ikan lele dan

hidroponik, aktivitas masyarakat RW 04, Kelurahan

Pancoran hanya menyesuaikan dengan kegiatan yang sudah

berjalan. Mata pencaharian dari masyarakat setempat juga

sebagian besar adalah buruh lepas dan sebagian kecilnya

adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dari segi ekonomi

mereka merasa perlu adanya tambahan biaya untuk

keperluan sehari-hari. Dampak ekonomi secara langsung

dilihat dari adanya pemberian bantuan dari Korindo Group

diantaranya, pakan ikan, bibit ikan lele, dan mesin

pengolaan hasil ikan yang diberikan Korindo kepada

masyarakat RW 04. Dampak ekonomi secara langsung ini

memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, khususnya

untuk pemenuhan kebutuhan pelaksanaan program. Berikut

kutipan wawancaranya.

Page 102: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

87

"Iya Korindo memberikan bantuan bibit lele dan

pakan lele sebanyak tiga karung kepada kami, hal

ini sangat berguna bagi kami karna dapat

menambah penghasilan kami dari segi ekonomi"

(Bapak Israfil, 27/02/2021)

Ibu Nani juga mengungkapan bahwa:

"iya ada, bantuan dari Korindo seperti pakan ikan

lele, bibit ikan lele dan tanaman hidroponik, kami

sudah mendapatkan bantuan ini selama 3 tahun dari

tahun 2017-2019 ini" (Ibu Nani, 26/02/20021)

Berdasarkan kutipan wawancara diatas bahwa

dengan adanya pemberian bantuan bibit lele dan pakan lele

membawa perubahan secara ekonomi kepada masyarakat

RW 04, Kelurahan Pancoran. Selain pemberian bibit ikan

lele, Korindo juga memberikan bantuan alat untuk press

ikan menjadi berbagai olahan macam makanan yang

berbahan dasar ikan lele.

Alat pres untuk membuat berbagai macam olahan

makanan diberikan di tahun selanjutnya di tahun 2018

beserta kegiatan pelatihan tentang cara mengolah ikan lele

menjadi bakso dan somay. Hal ini dilakukan karena

Korindo tidak hanya memberikan bantuan ikan lele hanya

untuk dikonsumsi pribadi, melainkan untuk masyarakat

sebagai bentuk kegiatan yang dapat menghasilkan suatu

produk makanan yang bernilai jual seperti somay dan bakso.

Berikut kutipan wawancaranya.

"jadi, bantuannya datang bertahap. Di tahun 2017

itu bantuan bibit lele sama tanaman hidroponik,

Page 103: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

88

terus di 2018 baru dapet bantuan alat-alat kayak

mesin pres buat bikin olahan makanan macem-

macem dari bahan dasarnya ikan lele karena dari

Korindonya memang kasih ke masyarakat kita di

RW04 ini bukan untuk dikonsumsi pribadi, buat

dinikmati bareng-bareng. Di tahun ini juga ada

pelatihan pengolahan ikan lele buat jadi somay dan

bakso" (Ibu Nani, 26/02/2021)

Kemudian, terdapat keterangan lebih lanjut

mengenai adanya pemberian bantuan peralatan untuk

mengolah makanan berbahan dasar ikan lele. Berikut

kutipan wawancaranya:

"iya betul, Korindo memberikan kita alat press, alat

press tersebut digunakan tidak hanya untuk

konsumtif saja melainkan ingin adanya kegiatan

pasca panen yang menghasilkan suatu produk

makanan seperti somay dan bakso" (Bapak Anwar,

27/02/2021).

Gambar 4.3

Mesin Spiner untuk Ikan Lele

(Sumber: Data Penelitian, 27/02/2021)

Page 104: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

89

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat

disimpulkan bahwa dampak ekonomi langsung dilihat dari

adanya pemberian bantuan berupa bibit lele, pakan lele, dan

mesin olahan ikan serta pelatihan kepada masyarakat RW

04. Dalam pemberian bantuan tersebut Korindo

memberikan bantuan secara bertahap kepada masyarakat

dimulai dari adanya pemberian bibit lele dan pakan lele di

tahun 2017 untuk diolah terlebih dahulu oleh masyaraat

RW04, Kelurahan Pancoran dan untuk dijual terlebih

dahulu.

Gambar 4.4

Kegiatan Pelatihan bersama DKPD

(Sumber: Data Sekunder RW 04)

Pada tahun berikutnya di 2018, Korindo

memberikan bantuan berupa mesin olahan ikan untuk diolah

Page 105: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

90

masyarakat menjadi somay dan bakso. Hal ini, menjadi

modal awal dari masyarakat untuk mereka mengembangkan

kegiatan yang ada diwilayah RW 04. selain itu, program

bantuan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM

dan keterampilan masyarakat. Maka dari itu, pelatihan yang

diberikan oleh CSR Korindo kepada masyarakat diharapkan

dapat terus dipraktekan oleh masyarakat sampai seterusnya.

b. Dampak tidak langsung

Dampak secara tidak langsung dalam penelitian ini

dilihat dari bagaiamana perekonomian masyarakat

berkembang melalui program pemberdayaan budidaya ikan

lele dan hidroponik di wilayah RW 04. Hal ini berkaitan

dengan hasil pengelolaan bantuan yang telah digunakan

untuk produktivitas masyarakat di RW 04, Kelurahan

Pancoran. Berikut kutipan wawancaranya:

"dari hasil bibit lele yang diberikan Korindo kepada

kami, kemudian setelah kurang lebih 4-5 minggu

missal panen lele kami menjualnya di masyarakat,

setelahnya uangnya dapat dibeli lagi untuk bibit lele

dan pakan ikan lele lagi" (Bapak Yunus,

26/02/2021)

Berdasarkan kutipan wawancara diatas bahwa

Korindo telah memberikan bantuan berupa bibit lele dan

pakan lele kepada masyaraat RW 04. Kelurahan Pancoran

untuk dibudidaya. Setelah dibudidaya ketika masa panen itu

datang biasanya panen dilakukan setelah 4-5 minggu pasca

budidaya hingga lele tersebut dapat dijual ke masyarakat.

Page 106: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

91

Hasil penjualan tersebut biasanya mereka kelola kembali

untuk membeli bibit lele kembali dan pakan lele untuk

proses budidaya selanjutnya.

Gambar 4.5

Kegiatan Panen Lele oleh Masyarakat RW 04

(Sumber: Data Penelitian)

Selain itu, hasil panen lele juga dijual ke restoran

dan warung pecel lele yang ada disekitar wilayah RW 04,

Kelurahan Pancoran yang dijelaskan oleh bu Nani sebagai

berikut:

"lele kita menjualnya ke restoran dan warung-

waruung pecel lele, kemudian, masyarakat disini

juga sering membeli ikan lele disini karna mereka

tau kualitas disini itu bagus. Kemudian kami juga

membuat makanan yang olahan dari ikan lele yang

sudah jadi seperti bandeng presto somay ikan, dan

bakso" (Ibu Nani, 26/02/2021)

Page 107: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

92

Berdasarkan hasil kutipan wawancara diatas bahwa

hasil dari bantuan bibit lele dan pakan lele yang diberikan

oleh Korindo kepada masyarakat RW04, Kelurahan

Pancoran mereka budidayakan sehingga bibit lele tersebut

siap panen dan kemudian biasanya mereka pasarkan ke

warung-warung pecel lele dan juga masyarakat setempat.

Karna masyarakat ataupun warung pecel lele tau akan

kualitas lele yang ada di RW 04, Kelurahan Pancoran yang

kualitasnya bagus. Kualitas bagus disini karna budidaya

ikan lele yang ada di RW 04 ini hanya menggunakan pakan

ikan. Dengan adanya kepercayaan masyarakat akan kualitas

lele tersebut sehingga adanya pemasukan yang masyarakat

dapat dari adanya penjualan lele tersebut.

Artinya, dengan adanya bantuan dari Korindo

membuat pendapatan masyarakat menjadi bertambah.

Selain itu, kondisi kolam lele yang sebelumnya itu hanya

satu karna adanya bantuan berupa bibit lele dari Korindo

membuat masyarakat RW 04, kelurahan Pancoran

membangun kolam lele yang fungsinya untuk menampung

bibit lele tersebut. Berikut kutipan wawancara oleh bu Nani

selaku masyarakat:

"Sebelumnya itu ga banyak dek, kita buatnya

continue. Sebelumnya tuh cuma 1 kolam. Korindo

hadir tahun 2017an terus ngasih bantuan bibit lele

makanya kita buat lagi kolamnya, karna ini diatas

got kita pernah ditegur oleh pihak dinas lingkungan

hidup makanya kolam ikan kami tutup dan kita

bangun kembali kolam ikan dan yang sebelumya

Page 108: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

93

kola tersebut kita ganti dengan penghijauan "(Bu

Nani, 26/02/2021)

Selain itu, bapak Yunus juga mengatakan berikut:

"iya sebelumnya hanya 1 kolam aja dek, karna ada

bantuan Korindo berupa bibit lele, sehingga kita

bangun kolam lele lagi untuk menampung bibit ikan

tersebut sehingga jadi bertambah deh"(Bapak

Yunus, 27/02/2021)

Gambar 4.6

Kolam Ikan Lele RW 04 Sebelum Adanya CSR

Korindo

(Sumber: Data Penelitian)

Berdasarkan kutipan wawancara diatas dengan

adanya bantuan bibit lele dan pakan ikan lele terjadi

perubahan fasilitas yang awalnyanya kolam lele hanya 1

kolam saja. Karna adanya bantuan bibit lele maka mereka

membuat kolam ikan lagi untuk menampung ikan lele

tersebut untuk di budidaya. Karna awalnya kolam ikan itu

ada diatas saluran air, masyarakat RW 04, Kelurahan

Page 109: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

94

Pancoran ditegur oleh pihak Dinas Lingkungan karana hal

tersebut merupakan hal yang tidak boleh dilakukan.

Untuk budidaya hidroponik mereka

memanfaatkanya untuk konsumsi pribadi saja. Tidak untuk

dijual dimasyarakat. Jika ada kegiatan kumpul bersama,

mereka dengan antusias memetik dan memasak tanaman

hidroponik dan sambil makan bersama.

Gambar 4.7

Hidroponik RW 04

(Sumber: Data Penelitian)

Akan tetapi berdasarkan hasil wawancara, bahwa

program dari budidaya ikan lele dan hidroponik yang ada

diwilayah RW 04, Kelurahan Pancoran ini tidak dapat

memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat. Sebab, hasil

penjualan ikan lele langsung dimasukan kedalam kas RW

04 untuk kemudian dioperasionalkan kembali untuk

Page 110: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

95

membeli bibit lele dan juga pakan lele kembali. Berikut

kutipan wawancaranya:

"sebenarnya, kalo secara ekonomi itu tidak

berdampak ya mas. Karna memang hasil dari

penjualann tersebut langsung dimasukan kedalam

kas RW 04 untuk membeli pakan lele dan bibit lele

kembali. Jadi, ya kami tidak menerima uang apapun

ya"(Bapak Yunus, 26/02/2021)

Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat

disimpulkan bahwa program budidaya ikan lele dan

hidroponik ini tidak membawa pengaruh secara ekonomi

(pendapatan) kepada masyarakat. Sebab, hasil dari

penjualan tesebut dimasukan kedalam kas RW 04, yang

fungsinya untuk membeli bibit ikan lele serta pakan lele

kembali. masyarakat juga berharap bahwa Korindo

memberikan alat untuk produksi pakan sendiri. Berikut

kutipan wawancaranya.

"iya mas, jadi saya berharap Korindo memberikan

bantuan kembali berupa alat mesin untuk produksi

pakan. Karna harganya cukup mahal ya mas. Oh

iya, jadi mesin pakan tersebut saya liat waktu ikut

pelatihan di Cilengsi tentang pembuatan pakan

ikan. Bahanya sangat sederhana mas, Cuma roti

yang e… sudah busuk atau berjamur kemudian

ditambah obat perasa ya apa namanya saya lupa ya

pokokya penguat rasa untuk campuran pakan ikan

yang kemudian digiling di mesin tersebut. Menurut

saya, itu lebih praktis dan murah daripada kita

membeli pakan langsug jadi"(Bapak Israfil.

27/02/2021)

Page 111: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

96

Berdasarkan kutipan wawancara diatas bahwa

masyarakat berharap adanya bantuan berupa mesin untuk

membuat pakan lele. Hal tersebut diungkapkan karna

dengan memproduksi pakan sendiri itu lebih mudah dan

akan menekan pengeluaran kas RW 04, Kelurahan Pancoran

untuk membeli pakan ikan sehingga produksi mereka dapat

bertambah dengan adanya mesin tersebut. Pak Yunus juga

mengungkapan bahwa:

"iya mas, kadang kami jual lelenya pun tidak ada

untung. Jadi kan kami jual lelenya itu perkilonya

seharga 25ribu, tetapi kalo dihitung kembali antara

biaya produksi seperti pakan ikan, listrik, air selama

proses budidaya dengan hasil penjualan itu ga ada

untung gitu loh mas. Kayak 1 pack pakan lele itu

yang beratnya 150 kg bisa untuk 3-4 minggu. Tapi

kita juga yang penting lelenya habis saja daripada

ikanya pada mati" (Bapak Yunus, 27/02/2021).

Berdasarkan kutipan diatas bahwa masyarakat

menjual ikan lele mereka sehargan 25ribu perkilo. Setelah

mereka hitung bahwa budidaya tersebut tidak mendapat

keuntugan yang besar karna biaya produksi untuk

pengeluran pakan ikan, listrik, air selama proses budidaya.

c. Dampak lanjutan

Dampak lanjutan merupakan pengeluaran yang

dikeluarkan oleh anggota maupun masyarakat wilayah

tersebut yang digunakan untuk konsumsi, biaya sekolah,

dan biaya kebutuhan sehari-hari. Dampak lanjutan ini dapat

dilihat darinya hasil penjualan yaitu keuntungan yang

Page 112: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

97

didapat dari hasil budidaya ikan lele dan hidroponik yang

dikumpulkan pada Kas RW 04, Kelurahan Pancoran yang

biasa digunakan oleh masyarakat RW 04 untuk melakukan

rekreasi. Berikut kutipan wawancara

"iya mas, biasanya hasil penjualan ikan lele itu kami

gunakan untuk mengadakan jalan-jalan rekreasi

gitu. Setaun sekali atau bahkan 2 kali setau

tergantung dari jumlah kas yang ada" (Bu Nani,

26/02/2021)

Selain itu, Bapak Yunus mengungkapan melalui

kutipan wawancara berikut:

"kita memang ada jalan-jalan rekreasi gitu setiap

tahun, tapi itu juga tidak sepenuhnya uang hasil

dari penjualan ikan lele di RW 04 ini mas. Jadi,

kami juga ada iuran kas sebesar 10 ribu perbulan

gitu. Biasanya untuk acara-acara seperti acara

keagamaan dan juga ya untuk hal-hal yang

diperlukan untuk fasilitas di RW 04" (Bapak Yunus,

26/02/2021)

Berdasarkan hasil kutipan wawancara diatas dapat

dilihat bahwa kegiatan rutin yang dilakukan masyarakat RW

04, Kelurahan Pancoran ini yaitu adanya kegiatan rekreasi

yang dilakukan setahun sekali. Kegiatan tersebut bisa

berjalan bukan karna keuntungan hasil budidaya ikan lele

dan hidroponik serta penjualan lele melainkan juga adanya

iuran kas masyarakat RW 04 untuk operasional kegiatan

yang ada di wilayah RW 04, Kelurahan Pancoran. Dapat

disimpulkan bahwa adanya dampak ekonomi lanjutan pada

Page 113: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

98

program budidaya ikan lele dan hidroponik di RW 04,

Kelurahan Pancoran.

4.2.3 Dampak Lingkungan

Melaui penelitian ini, bahwa program bantuan pakan

lele dan bibit lele kepada masyarakat RW 04, Kelurahan

Pancoran melalui program budidaya ikan lele dan

hidroponik yang ada diwilayah tersebut selain berdampak

secara sosial dan ekonomi, ternyata juga berdampak pada

aspek lingkungan yang ada diwilayah tersebut. Bahwa

adanya perubahan dari segi infrastruktur dan tata lahan yang

ada di RW 04, Kelurahan Pancoran yang sebelumnya

berdasarkan hasil wawanacara wilayah tersebut dahulunya

gersang dan tidak tertata rapih, berikut kutipan

wawancaranya.

"sebelumnya sekitar 5 tahun berarti 2015an lah ya

mas…ee... wilayah kami ini merupakan wilayah

yang apa ya… ya gersang dan padat penduduk, juga

banyak kendaraan yang lalu lalang dan parkir

sembarangan disini. Dampak sesudahnya ya sekitar

2010an kalo gasalah pas banyak program-program

dari pemerintah kemudian perusahaan banyak

perubahan yaitu daerah kami menjadi lebih rindang

dan hijau." (Bapak Yunus,26/02/2021)

Berdasarkan hasil kutipan wawancara diatas bahwa

dengan adanya program budidaya ikan lele dan hidroponik

di wilayah RW 04, Kelurahan Pancoran membuat wilayah

mereka menjadi asri dan tidak gersang yang mana

sebelumnya wilayah tersebut itu gersang dan padat

Page 114: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

99

penduduk serta banyak kendaraan yang lalu lalang dan juga

banyak yang parkir dengan tidak tertata. Kemudian setelah

adanya program budidaya ikan lele dan hidroponik di RW

04, Kelurahan Pancoran membuat wilayah tersebut menjadi

lebih asri dan rindang yang mana banyak pohon dan

tanaman hias. Selain itu banyak masyarakat yang

menanggapi dengan positif adanya program budidaya ikan

lele dan hidroponik diwilayah mereka. Berikut kutipan

wawancara sebagai berikut:

"kalau disini InsyaAllah positif, lingkungan jadi asri

dan nyaman. Kayak banyak anak-anak main dan

orang tua ngasih makan jadi insyaAllah generai kita

generasi sehat" (Ibu Nani, 27/02/2021).

Dengan adanya program budidaya ikan lele dan

hidroponik di wilayah RW 04, Kelurahan Pancoran melalui

bantuan pakan dan bibit ikan lele juga hidroponik, ini

berdampak kepada masyarakat yang mana dengan adanya

program tersebut masyarakat khususnya anak-anak dan

orang tua yang memberi makan anak-anak mereka di sekitar

wilayah program. Karna mereka merasa bahwa dengan

lingkungan yang asri dan rindang masyarakat mempuyai

inisatif untuk melakukan budidaya tanaman dan ikan di

lingkungan rumah mereka. Berikut kutipan wawancaranya:

"tangapan masyarakat positif sekali ya, sampai

mereka banyak menanam juga disetiap rumah

mereka dan membuat kolam ikan lele untuk mereka

budidaya sendiri" (Bapak Anwar, 27/02/2021)

Page 115: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

100

Gambar 4.8

Rumah warga yang menanam tanaman

(Sumber: Data Penelitian)

Menyikapi tanggapan dari adanya program budidaya

ikan lele dan hidroponik di wilayah RW 04, Kelurahan

Pancorann ini merupakan tujuan Korindo Group dari adanya

program bantuan bibit lele dan pakan lele diwilayah

tersebut. Berikut kutipan wawancaranya:

"tujuan dari program budidaya ikan lele dan

diroponik ini untuk penataan kawasan non produktif

menjadi kawasan hijau produktif dengan metode

urban farming dan juga mendukung kegiatan

ekonomi kelompok masyarakat melalui hasil

produksi urban farming (Hidroponik dan

Aquaponik". (Bapak Reza, 05/03/2021)

Dapat disimpulkan bahwa tujuan program budidaya

ikan lele dan hidroponik diwilayah RW 04 ini yaitu untuk

adanya penataan kawasan yang tidak produktif menjadi

kawasan hijau yang produktif dengan metode urban farming

di suatu wilayah dan juga mendukung kegiatan ekonomi

pada kelompok masyarakat dengan melalui hasil produksi

Page 116: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

101

urban farming yaitu hidroponik dan aquaponik (budidaya

ikan lele). Sejauh ini, program tersebut berdampak secara

lingkungan di wilayah RW 04, Kelurahan Pancoran. Hal

tersebut dibuktikan dengan adannya proses pembangunan

yang aktif di wilayah Kelurahan Pancoran.

Proses pembangunan di wilayah RW 04 kelurahan

pancoran ini dengan pola pemberdayaan masyarakat yang

mana program budidaya ikan lele dan hidroponik ini,

tentunya membuat masyarakat menjadi aktif. Hal ini

diperjelas dengan ungkapan hasil wawancara dengan bapak

Israfil selaku ketua RW 04, sebagai berikut:

"jelas mas, sebab begini. Proses pembangunan

secara sosial disini terjadi mas atau interaksi sosial

ya mas. Hal ini dilihat dari terbentuknya suatu

gotong-royong antar sesama disini. Masyarakat

sambil meriung memberi makan ikan dan menyiram

tanaman kemudian mereka penen ikan selanjutnya

mereka bisa jual artinya disini perputaran ekonomi

pun berjalan ya mas. Kemudian, proses

pembangunan juga melihat pada sisi lingkungan

disini yaitu RW 04 ini menjadi wilayah yang cukup

menonjol dari sisi kebersihan dan kenyamanan serta

asrinya wilayah"(Bapak Israfil, 27/02/2021).

Proses pembangunan yang terbangun di wilayah RW

04 ini menurut Bapak Israfil melihatnya dari 3 aspek secara

sosial, ekonomi, dan lingkungan. Hal ini juga diungkapan

oleh Lurah Pancoran sebagai berikut:

"Secara sosial, mostly banyak lansia ya mas. Ini

memberikan warna baru bagi RW 04 Kelurahan

Page 117: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

102

Pancoran. Pemberdayaan berjalan dan akhrinya

warganya pun berkembang, sehingga ini merupakan

bukti bahwa RW 04 ini mereka menjadi percontohan

nasional untuk programnya. Kita mengetahui bahwa

di Desa sana terdapat tanah yang luas yang bisa

dimanfaatkan. Tetapi, di kita dengan tanah yang

sempit dibuatlah pola pemberdayaan yang

dilakukan oleh Korindo dengan bekerja sama

dengan pemberdayaan masyarakat berbasis

komunitas. Dalam hal ini peran Korindo punya

peran besar, karna mensupport yang belum ada.

kalau secara lingkungan bahwa konsep RW 04 ini

menonjol. Yang positifinya adalah berupa

penghijauan yang mana mereka tanam urban

farming di setiap rumah mereka. Bahkan saat

pandemic tanaman janda bolong di RT 09 tuh sampe

rame. Kalau secara ekonomi, tadi mas, penjualan

hidroponik dan juga tanaman janda bolong itu bisa

mereka jual mas bukan untuk hiasan saja" (Bapak

Lurah, 01/03/2021)

Untuk itu, bahwa dampak yang sebelum dan sesudah

adanya program dari CSR Korindo ini membawa perubahan

pada masyarakat RW 04 pada aspek sosial, ekonomi, dan

lingkungan. Pada aspek sosial indicator yang dijadikan

dasar dalam pengambilan data berfokus kepada bentuk

interkasi sosial yang terjadi dimasyarakat yaitu kerja sama

dan konflik. Pada aspek ekonomi, indicator yang digunakan

yaitu dampak ekonomi langsung, tidak langsung, dan

lanjutan. Bahwa dengan adanya program dari CSR Korindo

terdapat beberapa perubahan secara ekonomi bagi

masyarakat khususnya RW 04. Selain itu, dengan melihat

Page 118: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

103

aspek lingkungan bahwa terdapat perubahan yang terjadi di

lingkungan masyarakat yang menjadi lebih asri dan rindang

daripada kondisi sebelumnya.

Tabel 4.1 Tabel Hasil Dampak Program

No Aspek Dampak

1. Sosial Terbentuknya pola kerja sama yang ada di

wilayah RW 04 ini seperti adanya kegiatan

gotong royong untuk membersihkan kolam

ikan dan tanaman yang ada di sekitar wilayah

RW 04. Sebelumnya masyarakat RW 04

tidak ada kegiatan, hanya kegiatan keagamaan

dll. Setelahnya Dalam pelaksanaanya sampai

saat ini tidak adanya konflik yang

berkepanjangan. Mereka menganggap bahwa

ini sebagai bentuk dinamika dalam

bermasyarakat.

2. Ekonomi Dampak secara ekonomi dapat dilihat dari

adanya bantuan berupa bibit ikan lele, pakan

ikan, dan mesin alat pengolahan ikan serta

pelatihan pembuatan bakso dan somay.

Dampaknya yaitu masyarakat menjadi lebih

mandiri sebab, uang hasil penjualan lele dan

produk olahan tersebut mereka kumpul dikas

yang selanjutnya uangnya digunakan untuk

membeli bibit lele dan pakan lele kembali.

selain itu adanya kegiatan rekreasi rutin

setahun sekali. Selain itu, terdapat perubahan

kondisi kolam ikan di RW 04.

3. Lingkungan Terdapat perubahan kondisi lingkungan RW

04 yang sebelumnya gersang menjadi lebih

asri dan rindang. Serta diwilayah di RW 04

tersebut menjadi tempat untuk perkumpulan

kegiatan-kegiatan.

Page 119: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

104

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan mendeskripsikan bagaiamana hasil dari

penelitian evaluasi dampak program pemberdayaan masyarakat

RW 04 Kelurahan Pancoran oleh Corporate Social Responsibility

(CSR) Korindo. Hasil penelitian ini mem bahas tentang proses

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh CSR Korindo di

Kelurahan Pancoran khususnya RW 04 dan evaluasi program yang

berfokus kepada dampak dari adanya suatu intervensi melalui

program tersebut.

Korindo Group merupakan perusahaan yang berfokus

kepada pengembangan usaha hutan tanaman industry dan

perkebunan kelapa sawit. Korindo telah berhasil mengembangkan

industry ramah lingkungan dimana nilai ekonomis berasal langsung

dari hutan dan sumber daya hutan. Sebagai bentuk dari

tanggungjawab sosial perusahaan kepada masyarakat, Korindo

memberikan kontribusinya melalui program-program CSR.

Korindo berkomitmen untuk mengembangkan bisnis di daerah

terpencil melalui 5 pilar program CSR yaitu pendidikan, kesehatan,

ekonomi, lingkungan, dan infrastruktur. hal ini merupakan bentuk

dari pembangunan yang dilakukan sesuai dengan filosofi

perusahaan untuk membangun hubungan yang harmonis,

bermanfaat dan berkelanjutan bersama masyarakat dan stakeholders

demi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Dengan menjalankan

Page 120: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

105

kegiatan CSR yang berfokus kepada program yang strategis,

sistematis dan berkelanjutan.

Salah satu pilar yang dikembangkan oleh Korindo adalah

pilar ekonomi diwujudkan dalam bentuk program-program

pengembangan masyarakat berbasis kewirausahaan. Sasaran dari

program ini adalah mengupayakan peningkatan ekonomi serta

kesejahteraan masyarakat Papua dan Jakarta yang tinggal di sekitar

operasional Korindo. Programnya berupa budidaya ternak ayam,

pelatihan cetak bata merah, pelatihan keterampilan pembengkelan

untuk pemuda, program pengembangan perkebunan karet, program

pengembangan pertanian padi sawah, pengembangan usaha bir

pletok, pendampingan pengelolaan hidroponik dan budidaya ikan

lele, dan kreasi daur ulang sampah.

Gambar 5.1

Diagram Alur Pemberian Bantuan Program CSR Korindo Group

(Sumber: Data Penelitian)

Page 121: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

106

Program yang dilaksanakan di wilayah Jakarta berada di

Kecamatan Pancoran, meliputi 3 daerah khusus di Kelurahan

Pangadegan, di Kelurahan Rawajati, dan Kelurahan Pancoran

sebagai wilayah ring 1, wilayah terdekat dengan Korindo. Melalui

pemetaan sosial yang dilakukan dan dengan melihat potensi serta

sumber daya yang ada, Korindo melakukan proses pemberdayaan

di ketiga kelurahan tersebut. Namun, pada penelitian ini peneliti

fokus pada program pemberdayaan di RW 04, Kelurahan Pancoran

dalam bentuk program budidaya ikan lele dan hidroponik. Hal ini

karena wilayah tersebut menjadi wilayah yang paling aktif diantara

dua wilayah lainnya. Tujuan dari program ini yaitu untuk penataan

kawasan non produktif menjadi kawasan hijau produktif dengan

metode urban farming dan juga mendukung kegiatan ekonomi

kelompok masyarakat melalui hasil produksi urban farming yaitu

hidroponik dan aquaponik.

Berikut ini pembahasan mengenai proses tahapan

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh CSR Korindo dan

evaluasi dampak dari program budidaya ikan lele dan hidroponik di

wilayah Kelurahan Pancoran.

5.1 Tahapan Pelaksanaan Bantuan Bibit Lele dan

Hidroponik Oleh CSR Korindo Group

Tahapan pemberdayaan yang dilakukan oleh CSR Korindo

Group dimulai dengan tahapan engagement, assessment,

perencanaan alternative program, formulasi rencana aksi,

implementasi, evaluasi, dan terminasi. Berikut ini peneliti akan

Page 122: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

107

membahas lebih detail proses tahapan pemberdayaan masyarakat

yang dilakukan oleh Korindo bersama masyarakat sebagai berikut.

a. Tahapan Persiapan (Enggagment)

Tahapan persiapan merupakan proses yang

dilakukan oleh pihak CSR untuk mempersiapkan segala

bentuk kegiatan pendukung. Tahapan persiapan menurut

Isbandi (lihat bab 2, hal. 48) yang dilakukan oleh Korindo

terbagi menjadi 2, yaitu tahapan persiapan petugas dan

tahapan persiapan lapangan. Pada tahapan persiapan

petugas, Korindo pada tahun 2015 melakukan sosial maping

di wilayah ring 1 operasional perusahaan. wilayah tersebut

yaitu kecamatan Pancoran yang terdiri dari 6 kelurahan,

yaitu kelurahan Pangadegan, Pancoram, Rawajati, Duren

Tiga, Kalibata, Cikoko. Korindo menggunakan Tools Social

Stakeholder Maping untuk menggambarkan bagaimana

kondisi yang ada dimasyarakat dengan melihat potensi dan

sumber daya yang ada di wilayah tersebut. Pada tahap

persiapan lapangan, setelah Korindo melakukan pemetaan

sosial bahwa 3 wilayah yang salah satunya adalah kelurahan

Pancoran menjadi sasaran untuk Korindo melaksanakan

kegiatan CSR.

b. Tahapan Pengkajian (Asesment)

Tahapan asesmen ini dilakukan untuk mengkaji

masalah yang ada dimasyarakat. Korindo melakukan

tahapan ini di wilayah RW 04, Kelurahan Pancoran karana

wilayah tersebut memiliki potensi dan sumber daya yang

Page 123: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

108

dapat dilaksanakan program CSR oleh Korindo. Dengan

mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang dirasa oleh

masyarakat dan sepakat untuk melaksanakan program

budidaya ikan lele dan hidroponik. Selain itu, pada tahap

ini, ditemukan bahwa RW 04 memiliki masalah yaitu terkait

fasilitas belajar PAUD yang membutuhkan renovasi

pembanguan PAUD.

c. Tahapan Perencanaan Alternatif Program

Tahapan ini dilakukan secara partisipatif dengan

melibatkan masyarakat untuk berfikir tentang masalah yang

mereka hadapi diwilayahnya dan bagaiamana cara

mengatasinya. Perusahaan dan masyarakat sudah harus

memikirkan beberapa alternative program dan kegiatan

yang dapat mereka lakukan. Program alternative yang

terbangun berdasarkan hasil wawancara dan observasi yaitu

terbangunya bangunan sekolah PAUD di wilayah RW 04

untuk anak-anak usia dini belajar dan bermain. Kemudian,

dalam pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat

terdapat kelompok lansia yang turut aktif dalam proses

program. Untuk itu, program lain yang akan dilakukan yaitu

pemberian makanan sehat gratis untuk lansia.

d. Tahapan Formulasi Rencana Aksi

Tahapan formulasi rencana aksi merupakan tahapan

dimana perusahaan bersama masyarakat memformulasikan

gagasan mereka. Proses diskusi mengenai program

dilakukan di lokasi program tersebut yaitu di RW 04. Pada

proses ini CSR Korindo mengalokasikan dana CSR khusus

Page 124: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

109

untuk masyarakat RW 04 melalui program budidaya ikan

lele dan hidroponik. Program ini merupakan hasil diskusi

bersama masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran dan

setelah proses diskusi masyarakat setuju untuk diberikan

bantuan dana dari CSR Korindo tersebut.

e. Tahapan Pelaksanaan Program (Implementasi)

Tahap pelaksanaan program ini merupakan satu

tahap yang paling penting dalam program pemberdayaan

masyarakat, sebab suatu yang telah direncanakan akan

dilaksanakan. Proses pelaksanaan program CSR Korindo

Group telah membuat suatu tim anggta dan masyarakat RW

04, Kelurahan Pancoran agar tidak ada pertentangan saat

menjalankan program. Pihak perusahaan sebelumnya sudah

berkoordinasi dengan pihak RT, RW, serta Lurah Pancoran

mengenai jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan.

Berdasarkan hasil wawancara bahwa masyarakat

diberikan bantuan berupa bibit ikan lele dan pakan lele

seberat 150kg sebanyak 3 karung pada tahun 2017. Pakan

tersebut diberikan hanya sekali dan diharapkan dapat

digunakan sebaik mungkin hingga berkelanjutan. Karna

pada prinsipnya tujuan dari program ini yaitu terbangunnya

keterampilan yang ada dimasyarakat dalam memaksimalkan

sumber daya dan potensi yang ada.

f. Tahapan Evaluasi

Tahap evaluasi sebagai proses pengawasan dari

warga dan perusahaan terhadap program budidaya ikan lele

dan hidroponik yang ada diwilayah RW 04, Kelurahan

Page 125: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

110

Pancoran. Berdasarkan hasil wawanacara bahwa

stakeholder seperti Lurah, RW, RT, dan Korindo masing-

masing sering mengawasi jalanya program tersebut.

Beberapa indikator seperti terbentuknya kemandirian

masyarakat walaupun sudah tidak didanai. Selain itu,

adanya peningkatan kualitas SDM dan keterampilan

sasaran.

g. Tahapan Terminasi

Tahap terminasi merupakan proses pemutusan

kontrak kegiatan. Tahapan ini dilakukan oleh Korindo

dengan harapan bahwa bantuan program ini dapat terus

memberikan manfaat kepada keluarga dan lingkungan.

Selain itu, masyarakat juga berterima kasih kepada pihak

Korindo karna telah memberikan dukungan, motivasi, dan

membantu menggerakan kegiatan masyarakat RW 04.

5.2 Evaluasi Dampak Program Bantuan Bibit Lele dan

Hidroponik Oleh CSR Korindo

Evaluasi merupakan suatu studi untuk melihat sebuah

program dengan alur dalam prosesnya pada aspek masukan, proses,

dan produk dan dampaknya yang dihasilkan. Pada bab sebelumnya

telah dijelaskan bahwa penelitian ini berfokus kepada evaluasi

dampak untuk melihat sejauh mana program menyebabkan

perubahan yang dikehendaki. Dalam hal ini peneliti akan melihat

bagaimana kondisi masyarakat RW 04 sebelum dan sesudah adanya

program bantuan dari CSR Korindo melalui pemberdayaan

Page 126: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

111

budidaya ikan lele dan hidroponik dengan melihat aspek sosial,

ekonomi, dan lingkungan.

Evaluasi dampak berfokus pada sejauh mana suatu

kebijakan program menyebabkan perubahan yang dikehendaki.

Tujuan dari penelitian evaluasi dampak yaitu mengukur efektifitas

suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Tujuan yang telah ditetapkan oleh Korindo yaitu untuk penataan

kawasan non produktif menjadi kawasan hijau produktif dengan

metode urban farming dan juga mendukung kegiatan ekonomi

kelompok masyarakat melalui hasil produksi urban farming.

Dengan 2 indikator, yaitu apabila program tetap berjalan meski

tidak didukung secara finansial kembali oleh Korindo dan apabila

terdapat peningkatan kualitas SDM atau keterampilan dari

kelompok sasaran. Dalam hal ini, program dikatakan berdampak

apabila tujuan dan sasaran yang dikehendaki dalam program bisa

tercapai atau mengalami perubahan (lihat bab 2, 35).

Selain itu, terdapat program budidaya ikan lele yang mana

CSR Korindo Group hadir memberikan bantuan bibit lele, pakan

ikan, dan juga pelatihan alat produksi olahan ikan. Pemberian bibit

ikan lele ini sebanyak 100 bibit ikan yang kemudian

dikembangbiakan dan dirawat oleh masyarakat RW 04 dengan

media kolam ikan lele sebanyak kurang lebih 4 kolam ikan dengan

ukuran kolam kurang lebih 2x3 meter persegi. Untuk pakan lele

seberat 150 kg sebanyak 3 karung untuk selama 1 tahun. Proses

pengembangbiakan dimulai dengan memisahkan induk lele

kedalam kolam yang berbeda. Setelah itu, akan menghasilkan telur

Page 127: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

112

lele yang kemudian setelah bertelur induk lele dipisahkan lagi

dikolam yang berbeda. Korindo juga memberikan mesin olahan

produksi ikan kepada masyarakat untuk mereka memproduksi ikan

lele menjadi produk olahan seperti somay dan bakso. Sebelumnya

Korindo bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan Daerah

(DKPD) untuk memberikan pelatihan dilakukan sebanyak 1 kali

dalam bentuk bagaiamana penggunaan mesin olahan ikan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bahwa program

budidaya ikan lele dan hidroponik ini masih tetap berjalan dan

masyarakat tetap aktif dalam pelaksanaan programnya sampai saat

ini meskipun tidak memperoleh dukungan berupa bantuan finansial

dari Korindo ditambah dengan adanya kondisi pandemic tidak

membatasi masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran untuk tetap

mengelola program budidaya ikan lele dan hidroponik tersebut.

Sebab, dapat diketahui bahwa pendekatan yang digunakan oleh

CSR Korindo dalam pemberdayaan masyarakat yaitu

mengembangkan komunitas (Development of Commnuity).

Tipe pendekatan mengembangkan komunitas berfokus

kepada pembangunan yang berproses. Komunitas yaitu RW 04

menjadi pencetus ide akan kebutuhan dan program yang akan

dilaksanakan. Sehingga perusahaan menjad agen pembangunan

yang dampaknya pada komunitas menjadi self reliance yang mana

mereka terlibat secara penuh kepada program dan penentu

keberhasilan program mereka. Hal tersebut dikenal sebagai

kemitraan yakni dnegan pelatihan dan pendampingan dengan

komunitas.

Page 128: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

113

Konsep CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan dalam

meminimalkan dampak negative dan memaksimalkan dampak

positif yang mencakup pada aspek yang biasa dikenal dengan

Triple Bottom Line untuk upaya yang dilakukan untuk menilai

secara komprehensif yang dilihat dari aspek sosial, ekonomi, dan

lingkungan untuk hasil dari adanya suatu program pembangunan.

Sesuai dengan prinsip CSR yaitu meningkatkan pembangunan

berbasis lokal melalui adanya kerjasama dengan komunitas

setempat. Untuk itu, evaluasi dampak dari adanya program

pemberdayaan masyarakat Pancoran oleh CSR Korindo melalui

bantuan program budidaya ikan lele dan hidroponik yang ada di

wilayah RW 04 ini dapat dikatakan telah tercapai dan membawa

dampak yang positif kepada masyarakat.

Secara sosial, dengan adanya program budidaya ikan lele

dan hidroponik ini timbul adanya kerja sama dimasyarakat. mereka

saling bahu membahu untuk terus mengembangkan program ini

menjadi berkelanjutan. Konflik sering terjadi selama program ini

berjalan, tetapi hal tersebut tidak menjadi suatu alasan untuk

mereka runtuh karna sudah terbentuk rasa saling percaya antar

masyarakat. Sebab, berdasarkan hasil wawancara bahwa Korindo

juga memberikan motivasi kepada masyarakat untuk terus

berkomitmen dengan adanya program ini.

Secara ekonomi, bahwa dampak langsung diliat dari adanya

bantuan berupa bibit lele dan pakan yang diberikan oleh Korindo

kepada masyarakat. Dengan modal tersebut masyarakat secara aktif

melaksanakan program tersebut. Hasil budidaya ada yang langsung

Page 129: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

114

dijual kepada warung-warung pecel lele dan ada yang diolah

terlebih dahulu menjadi bakso dan somay sehingga bernilai jual

tinggi. Disini artinya salah satu indicator keberhasilan program

yaitu adanya peningkatan kualitas SDM dan keterampilan. Hasil

dari penjualan tersebut masyarakat gunakan untuk membeli pakan

ikan dan bibit kembali sehingga ini merupakan dampak tidak

langsung dari adanya program tersebut. Sehingga program ini

dikatakan berhasil bahwa telah mencapai tujuan program dari CSR

itu sendiri yaitu memberdayakan masyarakat agar ada peningkatan

ekonomi dan peningkatan kesejahetraan.

Secara lingkungan bahwa dengan adanya program budidaya

ikan lele dan hidroponik membuat wilayah RW 04 menjadi lebih

asri daripada sebelumya. Lurah Pancoran mengapresiasi hal

tersebut dengan melihat hal yang menonjol pada aspek infrastruktur

wilayah RW 04 yaitu dengan adanya penghijauan. Sesusai dengan

tujuan program ini oleh Korindo yaitu membuat wilayah yang hijau

non produktif menjadi wilayah penghijauan yang produktif. Artinya

bahwa wilayah RW 04, Kelurahan Pancoran ini telah membawa

dampak yang baik bagi lingkungan. Berikut pembahasan yang lebih

detail mengenai evaluasi dampak program pemberdayaan

masyarakat Pancoran oleh CSR Korindo.

5.2.1 Dampak Sosial

Dampak sosial diartikan sebagai perubahan yang

terjadi dalam hubungan antara anggota masyarakat yang

menimbulkan kerja sama atau perselisihan yang

Page 130: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

115

menunjukan keseimbangan interaksi sosial. Selama proses

program berjalan, terdapat perubahan-perubahan dari

kondisi sosial masyarakat di RW04, Kelurahan Pancoran.

Perubahan sosial yang terjadi terbagi menjadi 2 proses,

yaitu perubahan sosial yang bersifat asosiatif dan disosiatif.

Asosiatif

Pada bab sebelumnya telah dibahas proses asosiatif yang

terjadi dimasyarakat setelah adanya program budidaya ikan

lele dan hidroponik. Proses asosiatif terbagi menjadi tiga,

yaitu kerja sama yang merupakan suatu usaha bersama

antara perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai

tujuan bersama dan adanya kesadaran bahwa kerjasama

berguna untuk dimasa yang akan datang. Kedua, akomodasi

yang menggambarkan suatu proses dalam hubungan sosial.

Proses ini merupakan cara menyelesaikan pertentangan

tanpa menghancurkan pihak lawan. Ketiga, asimilasi yang

merupakan proses sosial dalam taraf lanjut, yang mana

ditandai dengan usaha mengurangi perbedaan yang terjadi

dengan usaha mempertinggi kesatuan, sikap dan proses

mental dengan memperhatikan tujuan bersama. (lihat bab

2,47).

Berdasarkan hasil temuan wawancara dan observasi

dengan masyarakat RW 04, Lurah Pancoran, dan pihak CSR

Korindo yang tertera pada bab 4 bahwa dengan adanya

program budidaya ikan lele dan hidroponik ini

Page 131: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

116

menimbulkan adanya kerja sama yang terbangun

dimasyarakat. Hal ini dilihat dari gotong-royong masyarakat

di RW 04 seperti mereka membersihkan kolam lele dan

tanaman yang ada disekitar RW 04. Karna tidak adanya

konflik dimasyarakat maka tidak ada proses akomodasi dan

asimilasi yang terjadi sebagai bentuk atau cara untuk

menyelesaikan suatu perselisihan yang ada dimasyarakat

melainkan semakin erat hubungan dengan masyarakat satu

dengan yang lainya yang terbangun melalui kerjasama

untuk mensukseskan program budidaya ikan lele dan

hidroponik.

Kondisi sebelum adanya program berkaitan dengan

tidak adanya interaksi sosial yang intens antar anggota

masyarakat serta aktivitas yang melibatkan seluruh anggota

masyarakat di RW04, Kelurahan Pancoran hanya dilakukan

pada saat perayaan hari-hari besar keagamaan dan nasional.

Kondisi setelah adanya program budidaya ikan lele dan

hidroponik, terjadi perubahan sosial dalam hal peningkatan

interaksi sosial yang terjadi antar masyarakat. Mereka saling

menjalin kerja sama yang erat melalui kegiatan gotong

royong dalam membersihkan tanaman di sekitar lokasi

pelaksanaan program, membersihkan kolam lele, dan kerja

bakti di lingkungan RW04, Kelurahan Pancoran. Selain itu,

interaksi antar anggota dan masyarakat terlihat dengan

adanya rapat rutin bersama (lihat bab 4, 80).

Disosiatif

Page 132: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

117

Proses disosiatif merupakan proses yang mengarah yang

bersifat negative. Hal ini juga biasa dikenal dengan oposisi

yang berarti bertentang dengan seseorang atau kelompok

untuk meraih tujuan tertentu. proses dalam interaksi

disosiatif terbagi menjadi tiga, yaitu: pertama persaingan

atau proses sosial yang saling bersaing antara satu pihak

dengan pihak lain tanpa memakai ancaman atau kekerasan.

Kedua, kontarvensi merupakan sikap menentang dengan

tersembunyi agar tidak terdapat perselisihan atau konflik.

Ketiga, konflik merupakan suatu perjuangan individu atau

kelompok untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang

pihak lawan yang sering kali diserta dengan ancama atau

kekerasan.

Berdasarkan hasil temuan lapangan melalui wawancara

dan observasi bahwa dengan adanya program budidaya ikan

lele dan hidroponik diwilayah RW 04 ini tidak

menimbulkan proses disosiatif atau konflik yang terjadi di

masyarakat. Sebab, segala bentuk informasi yang mereka

dapat mengenai koordinasi selalu disampaikan kepada

masyarakat maupun anggota. Selain itu, masyarakat di RW

04 ketika terdapat permasalahan tidak pernah dibawa

sampai ke hal yang serius. Karna menurut mereka itu

menjadi dinamika dalam berhubungan sosial di masyarakat.

Akan tetapi, masyarakat seperti pemudanya masih kurang

terlibat dalam kegiatan ini, perlu dilibatkan sebab program

ini diharapkan terus berkelanjutan.

Page 133: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

118

5.2.2 Dampak Ekonomi

Dampak ekonomi menurut Sinaga dalam (Setyaningsih

2014,6) dapat dilhat dari sisi positif dan negative sehingga

dapat lebih berimbang dalam memberikan penilaian. Dalam

penelitian ini dampak ekonomi yang dilihat dari Staynes

dalam (Susanto 2019,1689) bahwa dampak ekonomi itu

terbagi menjadi 3 yaitu, dampak langsung, tidak langsung,

dan lanjutan. Pendapat ini digunakan untuk menganalisa

program budidaya ikan lele dan hidroponik yang ada di

wilayah RW 04, Kelurahan Pancoran yang diberikan oleh

CSR Korindo. Berikut penjelasanya:

Dampak langsung

Dampak langsung merupakan dampak ekonomi yang

berasal dari adanya bantuan dana atau permodalan usaha

yang diberikan oleh perusahaan untuk komunitas atau

masyarakat. Masyarakat RW 04, Kelurahan Pancoran yang

mendapat bantuan berupa bibit ikan dan pakan lele serta

bantuan alat mesin untuk pengolahan ikan yang pada

akhirnya berdampak kepada pemenuhan kebutuhan

pelaksanaan program di masyarakat jadi bertambah. Ikan

dikembangbiakan dan dirawat oleh masyarakat juga

kemudian diberi makan akan menghasilkan lele yang siap

untuk dijual. Dampak langsung ini terjadi sebab, CSR

Korindo menggunakan pendekatan mengembangkan

komunitas berfokus kepada pembangunan yang berproses.

Page 134: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

119

Pendekatan ini dapat berdampak jangka panjang dan biasa

dikenal dengan kemitraan, yakni dengan pelatihan dan

pendampingan seperti pengolahan ikan lele diolah menjadi

produk olahan seperti somay dan baso untuk kemudian bisa

dipasarkan oleh masyarakat ke warung-warung atau via

online seperti Whats-app.

Dampak tidak langsung

Dampak tidak langsung merupakan manfaat yang

diterima dari dampak langsung yang mengakibatkan

kenaikan pada input dari suatu unit atau usaha. Berdasarkan

temuan hasil lapangan, dampak tidak langsung yang

dirasakan oleh masyarakat, yaitu secara ekonomi

memberikan dampak kepada peningkatan pendapatan

masyarakat menjadi berkembang melalui program budidaya

ikan lele dan hidroponik di wilayah RW 04. Dampak tidak

langsung ini dilihat setelah masyarakat setelah menjual hasil

produksi mereka bisa membeli bibit lele kemballi dan pakan

lele kembali. akan tetapi, belum membawa banyak manfaat

secara menyuluruh bagi seluruh masyarakat.

Kendala seperti antara biaya produksi untuk budidaya

dan hasil penjualan tidak selalu untung. Terkadang, mereka

rugi karna adanya hambatan seperti hujan yang membuat

banyak ikan lele yang mati dan akhirnya tidak dapat terjual.

Untuk penjualan hidroponik sendiri mereka tidak banyak

berpengaruh kepada kondisi perekonomian sebab tanaman

Page 135: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

120

hidroponik hanya mereka konsumsi sendiri apabila ada

kegiatan kumpul bersama.

Dampak Lanjutan

Dampak lanjutan merupakan dampak secara tidak

langsung yang lain yang mana dapat dijelaskan seperti

bahwa hasil uang diputar untuk biaya konsumsi kegiatan

hari besar, rekreasi, dan biaya tak terduga. Berdasarkan

hasil wawancara bahwa masyarakat RW 04 merasakan

dampak ekonomi lanjutan ini. hal tersebut dilihat dengan

adanya kegiatan rekreasi bersama setahun sekali. Akan

tetapi, kegiatan tersebut tidak secara penuh didapat dari

hasil keuntungan penjualan ikan lele, melainkan datang dari

adanya system uang kas masyarakat RW 04, Kelurahan

Pancoran.

5.2.3 Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan disini melihat kepada segala

sesuatu yang ada disekitar manusia dan makhluk hidup yang

memilki timbal balik yang luas dan saling mempengaruhi

antara satu komponen dengan komponen lain Program

budidaya ikan lele dan hidroponik ini membawa perubahan

secara fisik yang cukup berpengaruh di RW 04 seperti

kondisi sebelumnya di wilayah tersebut gersang tidak ada

aktifitas penghijauan dan semenjak adanya program

budidaya ikan lele dan hidroponik ini wilayah tersebut

menjadi lebih rindang dan asri. Sebab, banyaknya tanaman

Page 136: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

121

yang ditanaman diwilayah RW 04 ini, mengubah pola pikir

masyarakat yang sebelumnya di lingkungan rumah mereka

tidak ada tanaman saat ini hampir disetiap rumah ataupun

pekarangan mereka itu terdapat tanaman budidaya seperti

hidroponik. Selain itu, di beberapa rumah, pekarangan

mereka dibangun kolam lele untuk mereka produksi lele

sendiri untuk mengisi waktu luang mereka. Selain itu, RW

04, Kelurahan Pancoran menjadi percontohan bagi wilayah

lain untuk programnya yaitu budidaya ikan lele dan

hidroponik.

Page 137: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

122

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah peneliti uraikan,

maka dapat disimpulkan bahwa mengenai hasil peneliti

yaitu evaluasi dampak program pemberdayaan masyarakat

Pancoran oleh Corporate Social Responsibility (CSR)

Korindo Group. Peneliti menjabarkan kesimpulan dari

penelitian ini sebagai berikut:

6.1 Tahapan Pelaksanaan Bantuan Bibit Lele dan

Hidroponik Bersama CSR Korindo Group

Tahapan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat yang

dilakukan oleh CSR Korindo bersama masyarakat sudah

menyeluruh. Hal tersebut sesuai dengan teori dari Prof.

Isbandi tentang tahapan pemberdayaan masyarakat yaitu

dari tahapan proses persiapan (engagement), tahapan

pengkajian masalah (assessment), tahapan perencanaan

alternative program, tahapan formulasi rencana aksi,

tahapan pelaksanaan program, tahapan evaluasi program,

dan tahapan terminasi.

6.2 Evaluasi Dampak Program Bantuan Bibit Lele dan

Hidroponik Oleh CSR Korindo

Evaluasi merupakan suatu studi untuk melihat sebuah

program dengan alur dalam prosesnya pada aspek masukan,

Page 138: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

123

proses, dan produk dan dampaknya yang dihasilkan. Pada

evaluasi dampak ini peneliti berfokus kepada 3 aspek yaitu

sosial, ekonomi dan lingkungan

Pada dampak sosial ini membahas tentang interaksi

sosial yang terjadi dimasyarakat RW 04 setelah adanya

program budidaya ikan lele dan hidroponik oleh Korindo

Group yang dilihat dari adanya proses asosiatif dan

disosiatif. Hasilnya yaitu di wilayah RW 04 timbulnya

kerjasama antar masyarakat setelah adanya program

budidaya ikan lele dan hidroponik. Hal ini dapat dibuktikan

dengan adanya kegiatan seperti memberi makan ikan,

membersihkan kolam, membersihkan tanaman yang ada

disekitar dan kegiatan rapar-rapat yang membahas tentang

perkembangan kegiatan budidaya ikan lele dan hidroponik

diwilayah RW 04, Kelurahan Pancoran. Akan tetapi,

masyarakat seperti pemudanya masih kurang terlibat dalam

kegiatan ini, perlu dilibatkan sebab program ini diharapkan

terus berkelanjutan.

Selain dampak sosial, terdapat dampak secara ekonomi

yang dirasakan oleh masyarakat RW 04, Kelurahan

Pancoran pada program budidaya ikan lele dan hidroponik.

Dampak langsung dilihat dari adanya program bantuan dari

Korindo yaitu bibit lele dan pakan lele yang ditambah lagi

dengan adanya bantuan mesin olahan ikan serta pelatihan

pembuatan bakso dan somay yang kemudian dipasarkan

oleh masyarakat ke warung-warung atau via online seperti

Page 139: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

124

whatsapp. Selain dampak langsung terdapat dampak tidak

langsung dari adanya bantuan tersebut yaitu perekonomian

masyarakat menjadi berkembang melalui program budidaya

ikan lele dan hidroponik di wilayah RW 04, Kelurahan

Pancoran yang mana dapat dilihat masyarakat setelah

menjual hasil produksi, mereka kembali membeli bibit lele

dan pakan lele. Akan tetapi, program ini masih belum dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat secara besar.

Untuk penjualan hidroponik tidak berpengaruh kepada

kondisi perekonomian. Sebab, tanaman hidroponik hanya

mereka konsumsi sendiri. Akan tetapi, program ini tidak

berpengaruh secara ekonomi yang luas karna uang hasil

penjualan ikan lele hanya dimasukan ke kas RW yang

kemudian digunakan untuk operasional program. Terdapat

dampak lanjutan bahwa dengan adanya pemasukan dari

hasil budidaya ikan lele dan hidroponik ini masyarakat

melakukan rekreasi bersama.

Kemudian, pada aspek lingkungan disini bahwa terdapat

perubahan kondisi lingkungan secara fisik diwilayah RW

04, Kelurahan Pancoran ini. kondisi RW 04 yang

sebelumnya gersang dan tidak ada aktifitas penghijauan

kemudian semenjak adanya program budidaya ikan lele dan

hidroponik ini wilayah RW 04 menjadi lebih rindang dan

asri. Selain itu, terbukanya pola pikir masyarakat untuk

berinisiatif membuat kolam lele untuk mereka

Page 140: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

125

kembangbiakan sendiri serta membuat hidroponik sendiri di

pekarangan rumah mereka.

Untuk itu, upaya yang dilakukan untuk menilai secara

komprehensif yang dilihat dari aspek sosial, ekonomi, dan

lingkungan untuk hasil evaluasi dari adanya suatu program

pembangunan, bahwa evaluasi dampak dari adanya program

pemberdayaan masyarakat Pancoran oleh CSR Korindo

melalui bantuan program budidaya ikan lele dan hidroponik

yang ada di wilayah RW 04 ini dapat dikatakan membawa

dampak yang positif kepada masyarakat RW 04, Kelurahan

Pancoran.

B. Saran

a. Korindo Group

Berdasarkan hasil penelitian tentang evaluasi

dampak program pemberdayaan masyarakat

Pancoran oleh Corporate Social Responsibility

(CSR) Korindo Gruop bahwa program budidaya

ikan lele dan hidroponik ini perlu adanya

pengembangan program kembali kepada masyarakat

dalam bentuk program yang lebih kreatif dan

inovatif serta dapat berdampak lebih besar secara

sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi masyarakat.

b. Masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian tentang evaluasi

dampak program pemberdayaan masyarakat

Pancoran oleh Corporate Social Responsibility

Page 141: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

126

(CSR) Korindo Gruop bahwa program budidaya

ikan lele dan hidroponik ini dapat dikembangkan

lebih besar dengan melibatkan kelompok pemuda

diwilayah RW 04, Kelurahan Pancoran. Dengan

keterlibatan kelompok pemuda dapat menjadikan

program terus berjalan.

Page 142: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

127

DAFTAR PUSTAKA

SKRIPSI:

Azizah, Della. Dampak Pemberdayaan Corporate Social Responsibility

Pada Program Pembersihan Aliran Sungai Cakung Lama PT Krama

Yudha Ratu Motor Indonesia. Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah, 2017.

Maulidiana, lina. 2018. Pengaturan CSR Menuju Pembangunan

Berkelanjutan. https://doi.org/10.31227/osf.io/v8e4r.

Memperoleh, Untuk, Gelar Sarjana, Pada Universitas, Negeri Semarang, and

Wawan Kurniawan. 2017. “Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan

Pariwisata Umbul Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten

Semarang.” Economics Development Analysis Journal 4 (4): 443–51.

https://doi.org/10.15294/edaj.v4i4.14851.

Novita, Novita, and Francy Iriani. 2018. “DAMPAK PELAKSANAAN

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT.

HOLCIM INDONESIA, Tbk TERHADAP MASYARAKAT LOKAL

DI KABUPATEN CILACAP.” Jurnal Kesejahteraan Sosial 3 (01): 27–

38. https://doi.org/10.31326/jks.v3i01.167.

Retnaningsih, Hartini. 2015. “Permasalahan Corporate Social Responsibillity

(CSR) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat.” Aspirasi 6 (2): 177–

88.

Supriyanto, Raditia Wahyu, Elsa Ryan Ramdhani, and Eldi Rahmadan. 2014.

Social Protection in Indonesia: Challenges and Future. Bappenas.

Yunengsih, Lilis, Jurusan Pengembangan, Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu,

Dakwah Dan, Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri, and Syarif

Hidayatullah. 2016. “Sangkuriang Terhadap Perekonomian Anggota

Kelompok : Studi Kasus Pokdakan Budi Ilma Sejahtera Kelurahan

Rorotan.”

BUKU:

Adi, Isbandi Rukminto. Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial,

Pembangunan Sosial, dan Kajian Pembangunan). Jakarta:

Page 143: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

128

RajaGrafindo Persada, 2013.Bappenas. "Peningkatan Perlindungan

Dan Kesejahteraan Sosial." 1-19. 2009.

Firdaus, Ismet. CSR Perbankan Dan Dampaknya Pada Tri Dharma

Perguruan TInggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tangerang

Selatan: Lemabaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011

Maulidiana, lina. 2018. Pengaturan CSR Menuju Pembangunan

Berkelanjutan. https://doi.org/10.31227/osf.io/v8e4r.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010.

Silalahi, Daud. Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan Hukum

Lingkungan Indonesia. Bandung: P.T Alumni, 2001.

Suharto, Edi. CSR & COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era

Globalisasi. Bandung: Alfabeta, 2010.

ARTIKEL JURNAL:

Ariefianto, Lutfi. 2015. “Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT

Semen Indonesia Tbk Dan Dampaknya Terhadap Keberdayaan

Masyarakat.” Pancaran Pendidikan 4 (2): 115–34.

Agustina, Isna Fitria, and Ricka Octaviani. 2017. “Analisis Dampak Sosial

Dan Ekonomi Kebijakan Pengembangan Kawasan Mix Use Di

Kecamatan Jabon.” JKMP (Jurnal Kebijakan Dan Manajemen Publik)

4 (2): 151. https://doi.org/10.21070/jkmp.v4i2.682.

Eko Widodo, Wahyu, Sri Noor Cholidah, Anis Putri Isnaeni, Kamto Tri

Wibowo, and Erick Abriandi. 2019. “Mengukur Kepuasan Masyarakat

Pada Program CSR Di Desa Kertajaya: Sebuah Analisis Menggunakan

Metode Sustainability Compass.” Jurnal Pemberdayaan Masyarakat:

Media Pemikiran Dan Dakwah Pembangunan 3 (1): 29–52.

https://doi.org/10.14421/jpm.2019.031-02.

Maulidiana, lina. 2018. Pengaturan CSR Menuju Pembangunan

Berkelanjutan. https://doi.org/10.31227/osf.io/v8e4r.

Miloud, Tarek. 2014. “Placing Stakeholder Theory within the Debate on

Corporate Social Responsibility.” Corporate Governance and

Corporate Social Responsibility: Emerging Markets Focus, no.

November: 531–50. https://doi.org/10.1142/9789814520386_0019.

Page 144: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

129

Retnaningsih, Hartini. 2015. “Permasalahan Corporate Social Responsibillity

(CSR) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat.” Aspirasi 6 (2): 177–

88.

Kurnia, Afdal, Amanda Shaura, Santoso Tri Raharjo, and Risna Resnawaty.

2020. “Sustainable Development Dan Csr.” Prosiding Penelitian Dan

Pengabdian Kepada Masyarakat 6 (3): 231.

https://doi.org/10.24198/jppm.v6i3.26211.

Kurnia, Afdal, Amanda Shaura, Santoso Tri Raharjo, and Risna Resnawaty.

2020. “Sustainable Development Dan Csr.” Prosiding Penelitian Dan

Pengabdian Kepada Masyarakat 6 (3): 231.

https://doi.org/10.24198/jppm.v6i3.26211.

Prayogo, Dody. 2011. “Evaluasi Program Corporate Social Responsibility

Dan Community Development Pada Industri Tambang Dan Migas.”

Makara Human Behavior Studies in Asia 15 (1): 43.

https://doi.org/10.7454/mssh.v15i1.893.

Penggunaan, Efisiensi, Faktor Produksi, Usahatani Cabai, Kecamatan

Sumowono, and Kabupaten Semarang. 2013. “Economics Development

Analysis Journal” 2 (4): 446–55.

Pranoto, Asa Ria, and Dede Yusuf. 2016. “Program CSR Berbasis

Pemberdayaan Masyarakat Menuju Kemandirian Ekonomi Pasca

Tambang Di Desa Sarij Aya.” Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik 18

(1): 39. https://doi.org/10.22146/jsp.13094.

WEBSITE:

https://csr-indonesia.com/ diakses pada 15 Februari 2021

Page 145: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

130

LAMPIRAN

Page 146: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

131

Lampiran 1

Pernyataan Lulus Ujian Seminar Proposal

Page 147: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

132

Lampiran 2

Surat Pengajuan Permohonan Dosen Pembimbing

Page 148: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

133

Lampiran 3

Surat Izin Penelitian Skripsi

Page 149: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

134

Lampiran 4

Surat Izin Penelitian di Kelurahan Pancoran

Page 150: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

135

Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA

MASYARAKAT PANCORAN

Hari/Tanggal :

Waktu :

Nama Informan :

Jabatan :

No Indikator

Pertanyaan

Bentuk Pertanyaan

1. Gambaran

Umum

Program

a. Apakah anda mengetahui tentang program budidaya ikan lele

dan hidroponik di wilayah RW 04?

b. Bagaiaman tanggapan anda dengan adanya program budidaya

ikan lele dan hidroponik di wilayah RW 04?

2. Dampak

Program

a. Mengapa anda ikut berpartispasi dalam kegiatan budidaya ikan

lele dan hidroponik ini?

b. Apakah ada wujud gotong royong yang terbangun dengan

adanya kegiatan budidaya ikan lele dan hdiroponik?

c. Adakah kendala dalam kegiatan budidaya ikan lele dan

hidroponik ini?

d. Apakah pernah ada kegiatan kerja sama dengan pihak lain?

Kapan kegiatan tersebut terlaksana?

e. Apakah pernah ada perbedaan pendapat antar anggota atau

dengan masyarakat? Biasanya tentang apa?

f. Bagaiamana tindakan dari pihak impala jika ada anggota yang

kurang aktif dalam kegiatan ini?

g. Sebelum ada program budidaya ikan lele dan hidroponik, apa

kegiatan sehari-hari anda?

h. Bagaimana cara pemasaran ikan lele dan hidroponik ini?

i. Apakah ada syarat khusus untuk menjadi anggota di Impala?

j. Bagaimana koordianasi antara kelompok dengan masyarakat

dan pemerintah?

k. Apakah ada peningkatan secara ekonomi yang dirasakan oleh

anda setelah adanya program ini?

l. Apakah ada perubahan lingkungan yang adan rasakan setelah

adanya program ini?

Page 151: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

136

Lampiran 6

PEDOMAN WAWANCARA

PENGURUS CSR PT KORINDO

Hari/Tanggal :

Waktu :

Nama Informan :

Jabatan :

No Indikator

Pertanyaan

Bentuk Pertanyaan

1. Gambaran Umum

Program

a. Bagaiamana sejarah program budidaya ikan lele

dan hidroponik pada salah satu program CSR

PT. Korindo?

b. Apa tujuan dari program budidaya ikan lele dan

hidroponik pada program CSR Korindo?

c. Apa alasan memilih daerah Pancoran sebagai

subjek dalam program yang dibuat oleh CSR PT.

Korindo?

d. Apa program atau bantuan yang diberikan oleh

CSR PT Korindo untuk masyarakat di Kelurahan

Pancoran?

e. Bagaiamana cara yang dilakukan oleh CSR

Korindo untuk melakukan kerja sama dengan

Kelurahan Pancoran?

f. Dasar apa yang dilihat dalam proses kerja sama

untuk program pemberdayaan masyarakat di

Kelurahan Pancoran?

g. Bagaiman tanggapan masyarakat dengan adanya

program bantuan yang diberikan oleh CSR

Korindo?

h. Bagaimana partisipasi masyarakat dengan

adanya program bantuan dan pelatihan yang

diberika oleh CSR Korindo?

2. Pemberdayaan

Masyarakat

a. Bagaimana proses tahapan pemberdayaan

program budidaya ikan lele dan hidroponik di

wilayah Kelurahan Pancoran?

Page 152: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

137

3. Dampak Program a. Apa dampak bagi perusahaan dengan adanya

program CSR di wilayah Kelurahan Pancoran?

b. Sejauh ini, bagaimana tanggapan anda dengan

adanya program bantuann dan pelathan yang

diberikan kepada masyarakat? Apakah program

berhasil?

c. Apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan

oleh CSR Korindo untuk program yang ada di

wilayah Kelurahann Pancoran?

Page 153: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

138

Lampiran 7

PEDOMAN WAWANCARA

KETUA RW 04

Hari/Tanggal :

Waktu :

Nama Informan :

Jabatan :

No Indikator

Pertanyaan

Bentuk Pertanyaan

1. Gambaran

Umum Program

a. Bagaiamana sejarah pelaksanaan program budidaya ikan

lele dan hidroponik di wilayah RW 04 ini?

b. Bagaimana proses pelaksanaan program budidaya ikan

lele dan hidroponik di wilayah RW 04 ini?

c. Apa program atau bantuan yang diberikan oleh CSR PT

Korindo pada RW 04 ini?

d. Bagaiamana cara distribusi/pelaksanaan yang dilakukan

oleh CSR Korindo Dalam memberikan bantuan?

e. Bagaimana tanggapan anda dengan adanya bantuan yang

diberikan oleh CSR Korindo di wilayah RW 04 ini?

f. Apa peran RW dalam pelaksanaan program yang

dilaksanakan oleh CSR Korindo di wilayah Kelurahan

Pancoran?

2. Dampak Program a. Apa saja program berbasis pemberdayaan masyarakat di

wilayah RW 04 Pancoran?

b. Apakah dengan dengan adanya program pemberdayaan

masyarakat yang ada diwilayah Kelurahan Pancoran

dapat berpengaruh kepada tingkat kemiskinan di wilayah

RW 04 Pancoran?

c. Apakah dengan adanya program pemberdayaan

masyarakat membuat masyarakat menjadi lebih aktif

dalam proses pembangunann di wilayah RW 04

Kelurahan Pancoran?

d. Apakah masyarakat di wilayah RW 04 Kelurahan

Pancoran sering dilibatkan dalam proses perencanaan

hingga evaluasi kegiatan atau program?

Page 154: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

139

Lampiran 8

PEDOMAN OBSERVASI

DAMPAK PROGRAM CSR

Hari/Tanggal :

Waktu :

Indikator :

Tempat :

NO Aspek yang diamati Keterangan

1. Interaksi antar anggota dan

masyarakat

2. Rutinitas sehari-hari anggota

3. Kondisi sosial, ekonomi, dan

lingkungan

4. Peran pemerintah dalam upaya

pemberdayaan masyarakat

5. Peran CSR dalam upaya

pemberdayaan masyarakat

6. Dampak dari adanya budidaya

ikan lele dan hidroponik di

wilayah RW 04 dilihat dari sisi

lingkungan

Page 155: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

140

Page 156: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

141

Lampiran 9

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/Tanggal : Jumat, 26 Februari 2021 & Sabtu, 27 Februari 2021

Waktu : 09.15

Nama Informan : Bapak Yunus (Y), Bu Hj Maemunah (M), Bu Nani (N), Bapak Hj. Anwar (A)

Jabatan : Masyarakat RW 04

No. Indikator

Pertanyaan

Bentuk Pertanyaan Jawaban Informan

1. Gambaran Umum

Program

Bagaimana tanggapan anda dengan

adanya program budidaya ikan lele dan

hidroponik oleh Korindo di wilayah RW

04?

Y: "iya, disambut dengan baik oleh masyarakat, sebab

akhirnya lele kita jadi bisa dibuat abon, somay, baso, dan

pempek"

M: "senang sekali ada banyak kegiatan dan tanaman.

Senang banget nyapu-nyapu karna saya gasuka

berantakan karna rishi sekali. Kalau ada sapu ya saya

nyapu sambal jemur badan".

N: " jadi ada perubahan ya mas, aktivitas menjadi lebih

ada seperti kita menyiram tananaman hidroponik dan

memberi makan ikan lele"

Page 157: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

142

A: "setelah dikenal, ketika impala mendapat penghargaan

dari kota. Korindo tertarik dengan kegiatan yang sifatnya

peternakan karna orietasi mereka yaitu ingin bagaimana

produksihasil peternakan ikan lele tidak hanya untuk

konsumtif saja tetapi inginn kegiatan yang pasca panen.

Tetapi juga ada pasca panen kayak lele dijadikan seperti

bakso dan juga somay. Mereka ingin mengembangkan

peternakan ikan lele jadi somat dan bakso. Jadi mereka

mampu untuk memasarkan untuk diwarungnya untuk

karyawanya yang diperusahaanya. Dipasarkan dalam

bentuk somay dan bakso dikabtor mereka. Bahkan mereka

memberikanbatuan seperti bibit dan pakan lele dan

penyuluhan bagaimana membuat bakso dan somay.

Penyuluhan dilakukan sebayak karna mereka terkumpul

sudah bisa jadi ada penyuluhan sebelumnya. Jadi mereka

hanya memberikan bantuan dan sedikit penyuluhan cara

menggunakan alatmya saja. Korindo masih monitoring

kepada impala"

2. Dampak Program Mengapa anda ikut berpartispasi dalam

kegiatan budidaya ikan lele dan

hidroponik ini?

Y: "karna jadi jadi ada perubahan ya untuk kami yaitu

aktivitas menjadi lebih ada seperti menyiram tanaman

hdiroponik, memberi makan ikan"

A: "kemudian juga masyarakat lain yag memanfaatkan.

selain itu terbangun nilai semangat karna adanya kegiatan

tersebut untuk melakukan aktifitas. Sehingga menambah

motivasi mereka sehingga tidak jenuh”

Page 158: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

143

Apakah ada wujud gotong royong yang

terbangun dengan adanya kegiatan

budidaya ikan lele dan hidroponik?

Y: "iya ada, kita saling kunjung mengunjung kalau ada

anggota yang sakit"

N: "alhamdulilah ini karna saya woro-woro dan ketua pak

Anwar mempercayakan saya untuk mengkoordinasikan

semua kepada saya. Karna ini juga sebagai bentuk hiburan

untuk masyarakat, selain itu, kita sering melibatkan

remaja disini untuk saling bahu membahu dalam berbagai

kegiatan, meskipun disini banyak anak-anak remajanya

yang kuliah dan bahkan kerja"

A: "dengan adanya pogram ini sebenarnya mereka merasa

aman dilihatnya artinya bahwa keberadaan mereka

(Korindo) dalam memberikan bantuan dan pendampingan

masyarakat menjadi kompak antar anggota dengan

kelompok "

Apakah pernah ada perbedaan pendapat

antar anggota atau dengan masyarakat?

Biasanya tentang apa? solusinya apa?

Y: "ya pernah ada sih, ketika ada proses pemberian pakan

ikan. Kemudian, ada yang bilang jangan banyak kasih

pakanya, ya saya bilang gapapa dikasih banyak dan ada

sih sedikit perdebatan. Tapi ya udah ga diperpanjang.

Solusinya kamu hanya saling membertahu dengan baik

sehingga tidak terjadi perdebatan yang panjang"

N: "ya tentu ada ya mas, tetapi biasanya kita tidak dibawa

keberlanjutan dan gamasalah. Jikalau ada masalah ya

dibicarakan baik-baik"

A: "merekamerasa aman dliat bahwa keberadaan mereka

Page 159: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

144

jadi sering kumpul hingga menjadi kompak antar anggota

dengan kelompok dan sebaliknya.ketika terjadi

permasalahan kita diminta untuk saling terbuka satu sama

lain. Ketika ada kegiatan mereka akan turun semua untuk

saling gotong royong. Sehingga terjadi kekompakan."

Bagaiamana tindakan dari pihak impala

jika ada anggota yang kurang aktif dalam

kegiatan ini?

N: "kita tidak memaksa kok meskpipun sudah di beri tau

meski sudah ga direposn yauda kita diamkan saja. Tetapi

ketika melihat kita banyak kegiatan mereka akan tergerak

sendiri untuk ikut. Jadi tidak ada pemaksaan dalam

kegiatan ini"

Setelah adanya program budidaya ikan

lele dan hidroponik adakah peningkatan

secara ekonomi?

N: "jadi begini dek, kalo kita tu sistemnya dari anggota

untuk anggota jadi dipakai untuk beli pakan lagi atau

memperbaiki apa yang rusak disini atau membeli bibit

kembali.Selain itu,kita jadi bisa beli toren air untuk

nampung air yang berguna juga untuk masyarakat

disekitar sini selain untuk pengairan hidroponik dan ikan

lele kita. Kemudian, Kadang-kadang subsidi. Kita

sebelum pandemi kita suka ada jalan-jalan".

Y: "secara ekonomi dengan adanya bantuan Korindo kita

bisa memberikan bantuan kembali ke masyarakat

khususnya anggota jikalau ada yang sakit. Selain itu,

uangnya bisa digunakan untuk rekreasi diakhir tahun.

Tetapai 2 tahun ini tidak ada arena pendemi. Kemudian,

missal kita panen lele kita jual tuh nah biasanya uangnya

dikumpul di kas"

A: "jadi begini, kalua ada kegiatan2 ada rapat atau ada

Page 160: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

145

bazzar yang dilakukan kecamatan masyarakat dikut

sertakan bakso dan somay lele sehingga menghasilkan

ekonomi masyarakat. Mereka dapat hasil dari situ jadinya.

kemudian juga masyarakat lain yag memanfaatkan. selain

itu terbangun nilai semangat karna adanya kegiatan

tersebut untuk melakukan aktifitas. Sehingga menambah

motivasi mereka sehingga tidak jenuh”

Ketika Korindo memberikan bantuan itu

sekaligus atau bagaimana?

Y: "waktu itu sekaligus ya, sebanyak 150kg, sebanyak 3

karung selain itu ada alat untuk membuat abon dan

somay"

Bagaiamana pengelolaan dan sistem

penjualan yang dilakukan untuk budidaya

ikan lele dan hidroponik? Apakah untuk

dikonsumsi sendiri atau bagaimana?

N: "Untuk hidroponik sendiri kita belum menjual tetapi

lebih untuk konsumsi bersama. Seperti ketika ada acara

kumpul-kumpul kita menggunakan sayuran yang ada

disini untuk dimasak bersama. Selain itu, untuk lele

sendiri kita sudah menjualnya ke restoran dan warung-

warung pecel lele. Kemudian, masyarakat disekitar sini

juga sering membeli ikan lele disini. Selain itu, kita juga

membuat makanan yang sudah jadi seperti bandeng

peresto, somay ikan, dll. Kalua untuk hidroponik kita

pernah ada penjualan yadek, sebelummusim hujan sih ada

yak kayak 5-10 rbu dan itupun uangnya kita buat beli bibit

lagi, jadi uangnya berputar terus"

M: "jadi kita kalau mau beli lele jadi gasusah nih. pengen

beli kangkung tinggal ambil kalo anggota mau. Lele sini

Page 161: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

146

dan lele pasar beda. Kalo lele pasar gatau kalao lele kita

dari pakan bener2 dan rasanya juga manis"

Apa bentuk bantuan yang diberikan oleh

Korindo untuk masyarakat RW 04?

Apakah ada pelatihan dan pendampingan?

Berapa kali pelatihanya?

N: "Korindo hanya memberi alat, tetapi untuk cara

penggunaan kita sendiri. Awalnya memang masyarakat

disini sudah bisa membuat makanan hasil perikanan. Eh,

engga deh, Korindo juga ada pelatihan iya, praktek juga

disini untuk mereka melihat bagaiamana masyarakat

disini menggunakan alat mesin untuk membuat somay,

bakso, dan pempeknya.

Y: "iya, kita diberikan pakan ikan sebanyak 150 kg

sebanyak 3 karung dan bibit ikan, tapi saya lupa berapa

banyak bibit ikan yang diberikan"

A: kegiatan berupa penyuluhan tentang peternakan dan

kesehatan dan olahraga. selain itu ada pemberian motivasi

dari penyuluhan agar masyarakat tidak jenuh. Kegiatan

tersebut dikatikan dengan 8 fungsi keluarga. Sehingga

kegiatan ya"ng dikalkukan sifatnya terkoordinasi dengan

bidang2 yang sesuai dengan kesehatan dan pemberdyaan

di kelurahan"

Sebelum adanya kegiatan budidaya ikan

lele dan hidroponik, masyarakat di RW 04

kegiatanya apa?

N: "sebelum ada pendemi kegiatan di RW hanya sebatas

17an, tetapi setelah adanya impala maka banyak kegiatan

yg berfokus di sini. Selain itu, karna adanya bantuan dari

Korindo juga menjadi condong ke impala"

Page 162: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

147

Kondisi sebelumnya kolam lelenya hanya

satu aja atau bagaimana?

N: "Sebelumnya itu ga banyak dek, kita buatnya continue.

Karna ini diatas got kita tutup dan kita ganti dengan

penghijauan"

Y: "iya sebelumnya hanya 1 kolam aja dek, karna ada

bantuan Korindo berupa bibit lele, sehingga kita bangun

kolamlelelagi untukmenamung bibit ikan tersebut

sehingga jadi bertamah deh"

Bagaimana koordinasi antara kelompok

dengan masyarakat dan pemerintah dalam

proses kerja sama Korindo dengan RW

04?

Y:"dikumpulkan dulu dan diskusi tentang program

mereka dan kegiatan yg ada di impala sehingga tau akan

kebutuhan masyarakat disini. dari awal impala berdiri

hanya dibangun 1 kolam aja karna ada bantuan dari

Korindo ikan lele menjadi bertambah"

Bagaimana dampak secara lingkungan?

Apakah ada perubahan? Sejak kapan

perubahan dari segi lingkungan ini

berubah?

Y: "Selain itu dampak sebelum adanya impala daerah ini

merupakan pemukiman yang padat dan gersang, juga

banyak kendaraan yang lalu lalang. Dampak sesudahnya

banyak perubahan yaitu daerah menjadi lebih hijau dan

rindang. Selain itu, masyarakat dapat mengambil tanaman

hidroponik seperti sayur yang ada disini jikalau mereka

mau."

M: " iya, belum sebanyak ini dulu ada yang mengurus

jadi banyak kan. Alhamdulilah semenjak 2017 ini ada

kegiatan program ini jadi dipandang impala baik tingkat

rw maupun kelurahan karna wilayah ini jadi rindang jadi

lebih hidup"

N: "kalau disini insyaalah positif lingkungan jadi asri dan

nyaman. Kayak banyak anak-anak main dan orangtua

Page 163: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

148

ngasih makan jadi insyaalah generasi kita generasi yang

sehat. Selain itu, banyaknya tanaman yang ada disini bisa

dipetik oleh masyarakat.

A: " dampak secara lingkungan positif sekali sampai

mereka banyak menaman di kantor rw dan jg setiap rumah

mereka menanam sayuran hidroponik. Ada juga beberapa

rumah yg membuat kolam lele di pekarangan rumahnya.

Adakah kendala selama kegiatan atau

program budidaya ikan lele dan

hdiroponik ini berlangsung?

Y:"Masyarakat kesulitan mengelola lele dan

hidroponiknya apalagi kalo musim hujan seperti skarang.

Lele itu akan mati kalo kena air hujan terus. Kemudian

hidroponiknya butuh pupuk yang harganya lebih mahal

dariapada bibit hidroponik itu sendiri.sedanagkan balik

modal dari budidaya lele dan hidroponik cukup lama".

I:" kendalanya dipakan ikan yang mahal, kami bisa

produksi sendiri sebenernya tetapi alatnya juga mahal".

Page 164: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

149

Lampiran 10

Hari/Tanggal : Sabtu, 27 Februari 2021

Waktu : 11.30

Nama Informan : Bapak Israfil (I)

Jabatan : Ketua RW 04

No. Indikator Pertanyaan Bentuk Pertanyaan Jawaban Informan

1. Gambaran Umum

Program

Apa program atau bantuan yang diberikan

oleh CSR Korindo Group pada RW 04

ini?

"kami sangat senang karna ada bantuan pakan

lele sebanyak 3 karung besar dan bibit ikan lele

juga press untuk pembuatan olahan ikan di RW

04 ini selain itu juga ada pelatihan dan

pendampingan sehingga kami terus merasa

diperhatikan oleh Korindo"

Apakah pernah terjadi konflik antar

masyarakat?

"tidak pernah mas, karna satu sama lain

mendukung. Sebab, apapun informasi yang

diberikan Korindo selalu kami sampaikan

kembali kemasyarakat sehingga disini adanya

sinergitas antara masyarakat dan pihak

pemerintah (RW), dan perusahaan.

Apakah masyarakat sering dilibatkan

dalam kegiatan diskusi atau perumusan

masalah dalam setiap kegiatan?

"tentu ada mas, sepertii bukti foto yang ada di

impala bahwa disitu kita membahas bersama

tentang permasalahan dan kebutuhan apa yang

Page 165: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

150

ada di RW 04 khususnya di Impala untuk sama-

sama memecahkan masalah dan mencari solusi

bersama. Itu juga dihadiri oleh CEO dari

Korindo Group dan juga pihak CSR"

Apa peran RW dalam pelaksanaan

program yang dilaksanakan oleh CSR

Korindo di wilayah kelurahan Pancoran?

"disini saya selaku RW terus melakukan

monitoring secara berkala tentang kegiatan ini

agar terus berkelanjutan"

2. Dampak Program Apakah dengan dengan adanya program

pemberdayaan masyarakat yang ada

diwilayah Kelurahan Pancoran dapat

berpengaruh kepada tingkat kemiskinan di

wilayah RW 04 Pancoran

"secara ekonomi tentunya ada ya mas, tetapi

yang saya tau bahwa sistem dari adanya

penjualan yang ada d RW 04 ini dimasukan

kedalam kas. Kas tersebut biasa digunakan

untuk membeli pakan ikan kembali dan bibit"

Apakah dengan adanya program

pemberdayaan masyarakat membuat

masyarakat menjadi lebih aktif dalam

proses pembangunann di wilayah RW 04

Kelurahan Pancoran?

"jelas mas, sebab begini. Proses sosial disini

terjadi mas atau interaksi sosial ya mas. Hal ini

dilihat dari terbentuknya suatu gotong-royong

antar sesama disini. Masyarakat sambal

meriung memberi makan ikan dan menyiram

tanaman kemudian mereka penen ikan

selanjutnya mereka bisa jual artinya disini

perputaran ekonomi pun berjalan ya mas.

Kemudian, proses pembangunan juga melihat

pada sisi lingkungan disini yaitu RW 04 ini

menjadi wilayah yang cukup menonjol dari sisi

kebersihan dan kenyamanan serta asrinya

wilayah"

Page 166: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

151

Lampiran 11

Hari/Tanggal : Senin, 1 Maret 2021

Waktu : 13.25

Nama Informan : Bapak Isno Usnodo S.Sos

Jabatan : Lurah Kelurahan Pancoran

No. Indikator Pertanyaan Bentuk Pertanyaan Jawaban Informan

1. Gambaran Umum Program Bagaimana proses pelaksanaan program

budidaya ikan lele dan hidroponik di

wilayah Kelurahan Pancoran?

"mas bisa tanya sama teman RW 04 dan

juga CSR Korindo"

Apa program atau bantuan yang

diberikan oleh CSR Korindo Group

untuk masyarakat di Kelurahan

Pancoran?

"iya mas, programnya itu ada pelatihan

tentang budidaya ikan lele dan

hidroponik. Korindo support dibagian

pemberdayaan ekonominya. Seperti

bangun kolam lele, supply pakan lele,

dan juga bibit ikan lele. Sistemnya disini

sustain. Sebab setau saya sudah 8 tahun

berjalan kerjasamanya. Nah sampai saat

ini programnya masih berjalan dan

bagus. Karna budidaya ikan lele

berkelanjutan secara berkala panenya.

Kemudian dari panen tersebut dibelikan

Page 167: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

152

bibit kembali. Sistem dari penjualan ikan

lele tersebut ke supplier yang ada

diwilayah kelurahanpancoran yang dijual

seharga 27 ribu perkilo. Selain itu,

dengan adanya pelatihan terdapat proses

belajar bagi masyarakat.

Bagaimana tanggapan anda dengan

adanya bantuan yang diberikan oleh

CSR Korindo di wilayah Kelurahan

Pancoran?

"ya tentu baik ya mas, karna dengan

adanya pelatihan tersebut terbentuk sutau

proses belajar pada masyarakat"

Apakah peran kelurahan dalam

pelaksanaan program yang dilaksanakan

oleh CSR Korindo di wilayah Kelurahan

Pancoran?

"disini kita sebagai Pembina dan

penanggung jawab secara penuh dengan

program tersebut. Kami kawal

masyarakat dengan melalui monitoring

dan evaluasi secara berkala"

Dampak Program

Pemberdayaan Masyarakat

Apakah dengan dengan adanya program

pemberdayaan masyarakat yang ada

diwilayah Kelurahan Pancoran dapat

berpengaruh secara sosial, ekonomi dan

lingungan di wilayah Kelurahan

Pancoran?

Apakah dengan adanya program

pemberdayaan masyarakat membuat

masyarakat menjadi lebih aktif dalam

proses pembangunann di wilayah

"Secara sosial, mostly banyak lansia ya

mas. Ini memberikan warna baru bagi

RW 04 Kelurahan Pancoran.

Pemberdayaan berjalan dan akhrinya

warganya pun berkembang, sehingga ini

merupakan bukti bahwa impala atau RW

04 ini bahwa mereka menjadi

percontohan nasional untuk programnya.

Kita mengetahui bahwa di Desa sana

terdapat tanah yang luas yang bisa

dimanfaatkan. Tetapi, di kita dengan

Page 168: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

153

Kelurahan Pancoran? tanah yang sempit dibuatlah pola

pemberdayaan yang dilakukan oleh

Korindo dengan bekerja sama dengan

masyarakat berbasis pemberdayaan

berbasis komunitas. Dalam hal ini peran

Korindo punya peran besar, karna

mensupport yang belum ada".

"kalau secara lingkungan bahwa konsep

RW 04 ini menonjol. Yang positifinya

adalah berupa penghijauan yang mana

mereka tanam urban farming di setiap

rumah mereka. Bahkan saat pandemic

tanaman janda bolong di RT 09 tuh

sampe rame"

"secara ekonomi, tadi mas, penjualan

hidroponik dan juga tanaman janda

bolong itu bisa mereka jual mas bukan

untuk hiasan saja"

Apakah masyarakat di wilayah

Kelurahan Pancoran sering dilibatkan

dalam proses perencanaan hingga

evaluasi kegiatan atau program?

"ya kita libatkan dalam setiap rapat-rapat

kecil untuk menyampaikan permasalahan

mreka dan kemudian kedepan mau

seperti apa. Hal-hal yang kemudian kita

coba elaborasi. Seperti dukungan

pemeliharaan dan lain-lain sehingga ada

sinergitas dari berbagai pihak".

Page 169: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

154

Lampiran 12

Hari/Tanggal : Jumat, 5 Maret 2021

Waktu : 15.58

Nama Informan : Mas Reza

Jabatan : Pihak CSR Korindo Group

No. Indikator Pertanyaan Bentuk Pertanyaan Jawaban Informan

1. Gambaran Umum

Program

Bagaiamana sejarah program budidaya

ikan lele dan hidroponik pada salah satu

program CSR PT. Korindo

Sejarah program CSR Budidaya ikan lele

bermula pada tahun 2015. Korindo Group

melalui yayasan Korindo berinisiatif

untuk melakukan social maping di

kawasan kecamatan Pancoran untuk

nantinya dikembangkan menjadi kegiatan

atau program kerja sama antara yayasan

Korindo dengan masyarakat yang

mencakup lima hal yaitu pendidikan,

kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan

infrastruktur.

Tujuan Program dari program budidaya

ikan lele dan hidroponik pada program

CSR Korindo?

Untuk penataan kawasan non produktif

menjadi kawasan hijau produktif dengan

metode urban farming dan juga

mendukung kegiatan ekonomi kelompok

Page 170: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

155

masyarakat melalui hasil produksi urban

farming (Hidroponik dan Aquaponik".

Apa alasan memilih daerah Pancoran

sebagai subjek dalam program yang

dibuat oleh CSR PT. Korindo?

Kemudian, kecamatan pancoran dipilih

karena merupakan wilayah ring 1 wisma

Korindo dengan prioritas program

keluarahn pancoran, pangadegan, dan

rajawati

Apa program atau bantuan yang

diberikan oleh CSR Korindo untuk

masyarakat di Kelurahan Pancoran?

Selain itu kita juga punya program

renovasi bangunan PAUD, kerjasama

budidaya hidroponik dengan impala,

program kesehatan bayi dan balita.

kemudian yang terakhir, sosialisasi kepada

kelompok sasaran, membuat rencana

program dengan mempertimbangkan

kesiapan dan kesediaan masyarakat.

Dasar apa yang dilihat dalam proses

kerja sama untuk program

pemberdayaan masyarakat di Kelurahan

Pancoran?

"disini kami melihatnya dari kondisi sosial

masyarakat, kategori kelompok sasaran,

dan kesiapan kelompok sasaran"

Bagaimana tanggapan masyarakat

dengan adanya program bantuan yang

diberikan oleh CSR Korindo?

"masyarakat merespon dengan baik,

terutama dengan kegiatan yang bersifat

produktif

Indicator keberhasilan dari program

budidaya ikan lele dan hidroponik ini

apa ya ?

indicator keberhasilan dari program

jikalau program tetap berjalan walaupun

tidak didanai atau di support lagi oleh

Page 171: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

156

Korindo. Kemudian, adanya peningkatan

kualitas SDM atau keterampilan dari

kelompok sasaran"

Bagaimana partisipasi masyarakat

dengan adanya program bantuan yang

diberikan oleh CSR Korindo?

"partispasi masyarakat cukup aktif dan

mendukung, indicatornya itu dengan

aktifnya masyarakat dalam kegiatan CSR

yang Korindo jalankan

Pemberdayaan

Masyarakat

Bagaiaman proses tahapan

pemberdayaan program budidaya ikan

lele dan hidroponik di wilayah

Kelurahan Pancoran?

"tahapan dimulai dengan pemetaan sosial

untuk melihat kondisi dan potensi,

kemudian disusun program atau kegiatan

bersama masyarakat. Selanjutnya

kemudian disosialisasikan dan disusun

rencana kerjasama dengan melibatkan

masyarakat agar sesuai dengan kondisi

lokal. Setelah itu, kegiatan dimulai step by

step mulai adanya MoU kepada

masyarakat agar tercipta adanya rasa

memiliki program dan terus berjalan.

Selain itu secara komptensi dapat bekerja

sama. Selain itu, dari pelatihan, pelatihan

melibatkan 3 kelurahan yaitu rajawati,

pangadegan, dan pancoran) melalui

sekolah hidroponik berkerja sama dengan

IPB University, selain itu untuk sarana

produksi, pengolahan (untuk kelompok

Page 172: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

157

impala) dan memulai siklus program"

Dampak Program Apa dampak bagi perusahaan dengan

adanya program budidaya ikan lele dan

hdiroponik di wilayah Kelurahan

Pancoran?

"perusahaan dapat berbagi nilai dan

manfaat, menjalin komunikasi dengan

baik dengan masyarakat, mendapatkan

gambaran mengenai persepsi masyarakat.

Sejauh ini, bagaimana tanggapan anda

dengan adanya program bantuan dan

pelatihan yang diberikan kepada

masyarakat? Apakah programnya

berhasil?

Belum berhasil, karena kegiatan atau

program di kelurahan pancoran belum

dapat dikategorikan sebagai program

output yang berkelanjutan. Hal ini, karana

indicator program CSR Korindo sendiri

dikatakan berhasil jika, program tetap

berjalan walaupun tidak didanai atau

support lagi oleh Korindo, yang kedua

yaitu adanya peningkatan kualitas SDM

atau keterampilan dari kelompok sasaran.

Apa langkah selanjutnya yang akan

dilakukan oleh CSR Korindo untuk

program-program yang ada di

Kelurahan Pancoran?

Semenjak pendemi 2020, pendekatan CSR

kami sedikit berubah karena

menyesuaikan dengan kondisi masyarakat,

kebijakan pemerintah dan ekspetasi

pemangku kepentingan, namun kami juga

tetap berkomitmen untuk menyusun

kegiatan CSR yang lebih adaptif,

komunikatif, inovatif, dan kolaboratif.

Sehingga kedepanya akan ada program –

program baru di masyarakat terutama

Page 173: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

158

kelurahan Pancoran.

Apa saja indicator program CSR

Korindo dikatakan berhasil?

"indicator keberhasilan dari program

jikalau program tetap berjalan walaupun

tidak didanai atau di support lagi oleh

Korindo. Kemudian, adanya peningkatan

kualitas SDM atau keterampilan dari

kelompok sasaran.

Kendala dari adanya program "biasanya karna konsistensi masyarakat ya

mba, itu tantangan banget, dan juga

konsistensi dari kitanya Korindo juga.

Seperti jadwal montoring dengan

masyarakat tapi kita gabisa hadir nih mas.

Angap aja diawal program 2 minggu

sekali lebih kekonsistensi aja ya".

Page 174: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

159

Lampiran 13

HASIL OBSERVASI

Hari, Tanggal Observasi : Jumat, 26 Feb 2020

Waktu : 09.00 Pagi

Tempat : Poktan Impala

No Indikator Keterangan

1. Interaksi antar anggota Terlihat bahwa interaksi antar anggota

dan masyarakat terjalin sangat erat

sehigga rasa solidaritas dalam

kelurahan pancoran khususnya RW 04

terjaga dengan adannya kegiatan di

Impala seperti gotong royong dan kerja

bakti membersihkan tanaman yang ada

disekitar impala.

2. Rutinitas Sehari-hari warga Rutinitas yang ada diwilayah RW 04

Kelurahan Pancoran ada yang

berjualan makanan dan warung kopi

disekitar impala. Selain itu, anggota

kelompok sering mengecek kondisi

kolam lele dan hidroponik dengan

membesiihkan kolam 2 bulan sekali

dan penyirmana tanaman setiap hari.

Pemberian pakan lele dll.

3. Kondisi sosial, ekonomi, dan

lingkungan

Kondisi sosial keluruhan pancoran

sudah cukup modern, hal ini dapat

dilihat dari banyak kendaraan seperti

mobil dan motor. Meskipun begitu

mereka tetap saling bertegur sapa

ketika mereka bertemu dijalan atau

warung kopi.

Kondisi ekonomi sendiri sudah dapat

dikatakan cukup karna banyak

masyarakat yang memebeli ikan lele di

impala dan juga membeli sayuran di

hidroponik di impala.

Kondisi lingkungan yang ada

Page 175: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

160

lingkungan kelurahan pancoran terlihat

cukup asri dan hijau. Sebab banyaknya

tanaman yang ditanaman tidak hanya

sayur-sayuran tetapi juga tanamanann

hias disetiap rumah warga yang ada.

4. Peran pemerintah dalam

upaya pemberdayaan

masyarakat

Program-program yang ada diwilayah

pancoran ini menjadi salah satu

rujukan untuk kampong tangguh dan

tangguh pakan. Hal iini menjadi dasar

karna wilayah ini menjadi percontohan

di untuk provinsi karna berkat impala.

Mereka membuat program taanam

jagung dan cabai disekitar impala yang

mana pengurusnya adalah masyarakat

setempat. Pemerintah melakukan

sosialiasi dan dampingan serta turut

serta dalamkegiatan yang ada

diwilayah pancoran

5. Peran CSR dalam upaya

pemberdayaan masyarakat

Selama masa pendemi ini, CSR belum

masuk kembali untuk melakukan

pemberdayaan masyarakat pancoran.

Sebab, tingginy angka kasus covid

ditambah lagi anggota dari iimpala

adalah para lansia yang mereka rentan

akana virus.

6. Dampak dari adanya

budidaya ikan lele dan

hidroponik di wilayah RW 04

Melihat hal ini bahwa secara ekonomi

terjadi perputaran uang disana. Dilihat

dari aktivitas di impala yang akhrinya

bisa memperbaiki dan menambah

sarana dan prasarnan yang ada. Selain

itu, dampak diluar dari impala bahwa

banyak warung kopi dan warteg yang

menjadi tempat singgah untuk para

pendatang makan dan berisitrahat.

Yang akhirnya terbangun interaksi

antara masyarakat luar dan yang ada di

pancoran. Dampak lingkungan sendiri

banyak nya tanaman membuat

lingkungan asri dan banyak anak-anak

yang tertarik untuk ikut serta dalam

memberi makan ikan lele dan

mengetahui jenis-jenis ikan.

Page 176: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

161

Lampiran 14

HASIL OBSERVASI

Hari, Tanggal Observasi : Sabtu, 27 Feb 2021

Waktu : 11.00 Pagi

Tempat : Poktan Impala

No Indikator Keterangan

1. Interkasi antar anggota Interaksi antar aggota dan masyarakat

terlihat dari adanya rapat bersama sambal

memberi makan ikan yang dilakukan di

RW 04. Mereka bersenda gurau sambal

minum teh.

2. Rutinitas Sehari-hari warga Terdapat warga yang sedang memberi

pakan ikan dan sedang bernegosiasi untuk

penjualan ikan lele kepada masyarakat

RW 04. Selain itu, terdapat masyarakat

yang sedang menyiram tanaman

hidroponik.

3. Kondisi sosial, ekonomi,

dan lingkungan

Kondisi sosial masyarakat RW 04 banyak

sekali kerja sama yang terbangun disana,

hal tersebut dibuktikan dengan adanaya

saling mengingatkan ketika ada sesuatu

yang salah dari mereka, ketika ada selisih

faham mereka tidak ada yg berujung

dengan konflik karna ada salah satu yg

menjadi mediator untk menengahkan.

4. Peran pemerintah dalam

upaya pemberdayaan

masyarakat

Program-program yang ada diwilayah

pancoran ini menjadi salah satu rujukan

untuk kampong tangguh dan tangguh

pakan. Hal iini menjadi dasar karna

wilayah ini menjadi percontohan di untuk

provinsi karna berkat impala. Mereka

membuat program taanam jagung dan

cabai disekitar impala yang mana

pengurusnya adalah masyarakat setempat.

Page 177: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

162

Pemerintah melakukan sosialiasi dan

dampingan serta turut serta

dalamkegiatan yang ada diwilayah

pancoran

5. Peran CSR dalam upaya

pemberdayaan masyarakat

Selama masa pendemi ini, CSR belum

masuk kembali untuk melakukan

pemberdayaan masyarakat pancoran.

Sebab, tingginy angka kasus covid

ditambah lagi anggota dari iimpala adalah

para lansia yang mereka rentan akana

virus.

6. Dampak dari adanya

budidaya ikan lele dan

hidroponik di wilayah RW

04

Melihat hal ini bahwa secara ekonomi

terjadi perputaran uang disana. Dilihat

dari aktivitas di impala yang akhrinya

bisa memperbaiki dan menambah sarana

dan prasarana yang ada. Selain itu,

dampak diluar dari impala bahwa banyak

warung kopi dan warteg yang menjadi

tempat singgah untuk para pendatang

makan dan berisitrahat. Yang akhirnya

terbangun interaksi antara masyarakat

luar dan yang ada di pancoran. Dampak

lingkungan sendiri banyak nya tanaman

membuat lingkungan asri dan banyak

anak-anak yang tertarik untuk ikut serta

dalam memberi makan ikan lele dan

mengetahui jenis-jenis ikan.

Page 178: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

163

Lampiran 15

Foto Bersama Bapak Israfil selaku Ketua RW 04

Foto Bersama Mas Reza selaku Koordinator Tim CSR Korindo Group

Page 179: EVALUASI DAMPAK PROGRAM BANTUAN BIBIT LLE DAN …

164

Foto Bersama Bapak Yunus selaku Masyarakat RW 04, Kelurahan

Pancoran

Foto Bersama Ibu Nani Selaku Ibu PKK RW 04, Kelurahann Pancoran