etiologi maloklusi

8
Etiologi Maloklusi Etiologi maloklusi dapat digolongkan menjadi dua yaitu, primary etiologi site dan etiologi pendukung lainya. Primary etiologi site dibagi menjadi empat yaitu sistem neuromuskular, tulang, gigi, dan jaringan lunak. Sedangkan etiologi pendukung lainya dapat dibagi menjadi tujuh yaitu herediter, abnormalitas yang tidak diketahui penyebabnya, trauma, agen fisik,kebiasaan buruk,penyakit,dan malnutrisi. A. Primary etiologi site terbagi menjadi : 1. System Neuromuskular Beberapa pola kontraksi neuromuscular beradaptsi terhadap ketidakseimbangan skeletal / malposisi gigi. Pola- pola kontraksi yang tidak seimbang adalah bagian penting dari hamper semua maloklusi. 2. Tulang Karena tulang muka, terutama maxilla dan mandibula berfungsi sebagai dasar untuk dental arch, kesalahan dalam marfologi / pertumbuhannya dapat merubah hubungan dan fungsi oklusi. Sebagian besar dari maloklusi ynag sangat serius adalah membantu dalam identifikasi dishamorni osseus. 3. Gigi Gigi adalah tempat utama dalam etiologi dari kesalahan bentuk dentofacial dalam berbagai macam cara. Variasi dalam ukuran, bentuk, jumlah dan posisis gigi semua dapat menyebabkan maloklusi. Hal yang sering dilupakan adalah kemungkinan bahwa malposisisi dapat menyebabkan malfungsi, secara tidak

Upload: charmelita-clara

Post on 28-Dec-2015

171 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

etiologi maloklusi

TRANSCRIPT

Page 1: Etiologi Maloklusi

Etiologi Maloklusi

Etiologi maloklusi dapat digolongkan menjadi dua yaitu, primary etiologi site dan etiologi pendukung lainya. Primary etiologi site dibagi menjadi empat yaitu sistem neuromuskular, tulang, gigi, dan jaringan lunak. Sedangkan etiologi pendukung lainya dapat dibagi menjadi tujuh yaitu herediter, abnormalitas yang tidak diketahui penyebabnya, trauma, agen fisik,kebiasaan buruk,penyakit,dan malnutrisi.

A. Primary etiologi site terbagi menjadi :

1. System Neuromuskular

Beberapa pola kontraksi neuromuscular beradaptsi terhadap ketidakseimbangan skeletal / malposisi gigi. Pola- pola kontraksi yang tidak seimbang adalah bagian penting dari hamper semua maloklusi.

2. Tulang

Karena tulang muka, terutama maxilla dan mandibula berfungsi sebagai dasar untuk dental arch, kesalahan dalam marfologi / pertumbuhannya dapat merubah hubungan dan fungsi oklusi. Sebagian besar dari maloklusi ynag sangat serius adalah membantu dalam identifikasi dishamorni osseus.

3. Gigi

Gigi adalah tempat utama dalam etiologi dari kesalahan bentuk dentofacial dalam berbagai macam cara. Variasi dalam ukuran, bentuk, jumlah dan posisis gigi semua dapat menyebabkan maloklusi. Hal yang sering dilupakan adalah kemungkinan bahwa malposisisi dapat menyebabkan malfungsi, secara tidak langsung malfungsi merubah pertumbuhan tulang. Yang sering bermasalah adalah gigi yang terlalu besar.

4. Jaringan Lunak (tidak termasuk otot)

Peran dari jaringan lunak, selain neuromuskulat dalam etiologi maloklusi, dapat dilihat dengan jelas seperti tempat- tempat yang didiskusi sebelumnya. Tetapi, maloklusi dapat disebabkan oleh penyakit periodontal / kehilangan perlekatan dan berbagai macam lesi jaringan lunak termasuk struktur TMJ.

Page 2: Etiologi Maloklusi

B. Etiologi Pendukung antara lain :

1. Herediter

Herediter telah lama dikenal sebagai penyebab maloklusi. Kesalahan asal genetic dapat menyebabkan penampilan gigi sebelum lahir / mereka tidak dapat dilihat sampai 6 tahun setelah kelahiran (contoh : pola erupsi gigi). Peran herediter dalam pertumbuhan craniofacial dan etiologi kesalahan bentuk dentalfacial telah menjadii banyak subjek penelitian. Genetic gigi adalah kesamaan dalam bentuk keluaraga sangat sering terjadi tetapi jenis transmisi / tempat aksi genetiknya tidak diketahui kecuali pada beberapa kasus ( contoh : absennya gigi / penampilan beberapa syndrome craniofacial).

2. Perkembangan abnormal yang tidak diketahui penyebabnya

Misalnya : deferensiasi yang penting pada perkembangan embrio. Contoh : facial cleft.

3. Trauma

Baik trauma prenatal atau setelah kelahiran dapat menyebabkan kerusakan atau kesalahan bentuk dentofacial.

a. Prenatal trauma / injuri semasa kelahiran. Contohnya:1. Hipoplasia dari mandibula yang disebabkan karena

tekanan intrauterine (kandungan) atau trauma selama proses kelahiran.

2. Asymetri. Disebabkan karena lutut atau kaki menekan muka sehingga menyebabkan ketidaksimetrian pertumbuhan muka.

b. Prostnatal trauma1. Retak tulang rahang dan gigi2. Kebiasaan dapat menyebabkan mikrotrauma dalam masa

yang lama.

4. Agen Fisik a. Ekstraksi yang terlalu awal dari gigi sulung.b. Makanan. Makanan yang dapat menyebabkan stimulasi otot yang

bekerja lebih dan peningkatan fungsi gigi. Jenis makanan seperti ini menimbulkan karies yang lebih sedikit.

Page 3: Etiologi Maloklusi

5. Kebiasaan burukTerdapat bermacam-macam kebiasaan buruk dalam mulut anak, antara

lain bernafas melalui mulut, menjulurkan lidah, menggigit jari, mengisap jari, menghisap bibir. Kebiasaanburuk pada seseorang bisa berdiri sendiri-sendiri atau terjadi bersama-sama dengan kebiasaanburuk lainnya. Artinya pada pasien yang  sama dapat terjadi beberapa kebiasaan buruk (Yuniasih E.N. dan Soenawan H., 2006)

Kla s i f i ka s i keb i a saan bu ruk o r a l pada anak menuru t V iken S . ( 1971 ) s ebaga i berikut :

1. Bernafas melalui mulut (mouth breathing)Bernafas melalui mulut dapat diklasifikasikan menjadi tiga sebagai berikut :

a. Obstruktif : Anak yang mempunyai gangguan dalam menghirup udara melaluisaluran hidung (nasal passage).

b. Hab i t ua l : D i sebabkan ka rena keb i a saan mesk ipun gangguan yang abno rma l sudah dihilangkan.

c. Anatomical  : Bila  anatomi  bibir  atas-bawah  pendek  sehingga tidak  dapatmengatup sempurna tanpa ada usaha untuk menutupnya.

Anak yang mouth breathing biasanya berwajah sempit,  gigi anterior atas majuke arah labial, dan bibir terbuka dengan bibir bawah yang terletak di belakang insisif atas.  Karena kurangnya stimulasi muscular normal dari lidah  dan  karena adanyat ekanan be r l eb ih pada can inus dan dae rah mo la r o l eh o to t o rb i cu l a r i s o r i s dan bucinator, maka segmen bukal dari maksila  berkontraksi mengakibatkan maksilaberbentuk  V  dan palatal  tinggi.  Sehingga  menurut  beberapa  pendapat mouthbreathers cenderung memberikan klinis memilki wajah yang panjang (long faced)dan sempit.Bila hal ini dilakukan terus menerus dapat mengakibatkan kelainan berupagigi depan rahang atas baas mrongos (protusif) dan gigitan depan menjadi terbuka(open bite).

  2. Kebiasaan  menghisap ibu jari

Menghisap  ibu  jari  merupakan  kebiasaan  yang  umum  pada anak. Kebiasaanmenghisap ibu jari yang berkepanjangan dapat menyebabkan maloklusi. MenurutProfit (2000), karakteristik maloklusi berhubungan dengan adanya kombinasi tekananlangsung dari ibu jari dan perubahan pola tekanan pipi dan bibir. Tekanan pipi padasudut mulut merupakan tekanan yang

Page 4: Etiologi Maloklusi

tertinggi, Tekanan otot pipi terhadap gigi-gigiposterior  rahang atas  ini  meningkat  akibat kontraksi  otot buccinators selama mengisap pada  saat  yang  sama.sehingga  memberikan  risiko  lengkung maksilamenjadi berbentuk V.

Mengisap ibu jari bukanlah suatu penyebab atau gejala dari masalah fisik atau psikologis (Dionne, 2001). Beberapa kasus menunjukkan kebiasaan mengisap ibu jari dapat menjadi masalah karena ada kemungkinan terjadinya misalignment gigi permanen jika seorang anak yang berusia lima atau enam tahun masih melakukan kebiasaan mengisap ibu jari (Stuani, et al, 2006). Oral habit ini dapat menyebabkan perubahan bidang incisal gigi seri, yaitu retroklinasi pada gigi incisivus rahang bawah dan proklinasi pada gigi incisivus rahang sehingga meningkatkan overjet dan menciptakan crossbite bukal unilateral yang berhubungan dengan pergeseran mandibula. Hal tersebut juga dapat mengubah rasio antara bagian atas dan bawah ketinggian wajah anterior. Akibatnya posisi gigi depan jauh lebih maju dari gigi bawah, dan terjadi open bite (Millett and Welbury, 2005; Dionne, 2001). Sebuah data penelitian menunjukkan bahwa aktivitas mengisap benda non-nutritif, dibandingkan dengan benda nutritif, sejak bulan pertama kelahiran memiliki faktor resiko yang lebih tinggi dalam mengakibatkan penyimpangan perkembangan oklusi dan open bite pada gigi desidui (Viggiano, et al, 2004).

3. Kebiasaan mendorong lidah (tongue thrusting)Menurut Straub (1960), kebiasaan mendorong lidah

dapat disebabkan karena bottlefeeding  yang tidak tepat dan biasanya disertai dengn kebiasaan buruk lain seperti kebiasaan menghisap ibu jari, menggigit bibir, dan menggigit kuku. Jika kebiasaan initerus berlanjut akan menyebabkan open bite dan incomplete coverbite serta ujung lidah terposisi lebih anterior dari normal.

4. Kebiasaan menggigit bendaTerdiri dari :

a. Menggigit kuku Menggigit kuku (nail biting)Merupakan

keb i a saan bu ruk o r a l d imana pos i s i g ig i i n s i s i f a t a s dan bawahmenga l ami penekanan g ig i pada bag i an kuku t e r s ebu t . Meuru t F inn (1971 ) , kebiasaan menggigit kuku adalah kebiasaan normal pada anak yang sebelumnyamemiliki kebiasaan menghisap. Selain itu menurut Alexander dan Lane

Page 5: Etiologi Maloklusi

(1990),etiologi  menggigit  kuku  disebabkan  karena  stres, imitasi  terhadap  anggotakeluarga, herediter, transfer dari kebiasaan menghisap jari, dan kuku jari yangtidak rapi. Pada beberapa kasus kebiasaan ini dapat menyebabkan atrisi pada gigianterior bawah.

b . Mengg ig i t j a r iKeb i a saan mengg ig i t j a r i pada anak -anak

t imbu l pada   u s i a 1 -2 t ahun . J i ka dibiarkan terus menerus sampai usia 5 tahun atau lebih dapat berakibat kelainanpada posisi gigi. Jari akan menekan gigi rahang atas ke depan dan gigi rahangbawah ke dalam, sehingga gigi tampak merongos (protusif).( www.scribd.com )

Selain kebiasaan kebiasaan di atas, kebiasaan menopang dagu juga dapat mengakibatkan pertumbuhan tulang rahang bawah yang tidak sempurna. Kebiasaan ini dapat menyebabkan tidak simetrisnya antara kanan dan kiri tulang rahang tersebut karena dalam kebiasaan ini dagu tertopang sebagian yang artinya sebagian rahang bawah mendapat suatu tekanan sehingga pertumbuhan rahang tidak sempurna. Hal inilah yang nantinya dapat menyebabkan maloklusi. ( foster. 1997 )

6. Penyakita. Penyakit sistemik

Mengakibatkan pengaruh pada kualitas gigi daripada kuantitas pertumbuhan gigi.

b. Gangguan endokrinDisfungsi endokrin saat prenatal bias berwujud dalam

hipoplasia, gangguan endokrin saat postnatal bias mengganggu tapi biasanya tidak merusak / merubah bentuk arah pertumbuhan muka. Ini dapat mempengaruhi erupsi gigi dan resorpsi gigi sulung.

c. Penyakit local Penyakit disekitar mulut yang dapat mempengaruhi gigi geligi

1. Penyakit gingival periodontal dapat menyebabkan efek langsusng seperti hilangnya gigi, perubahan pola penutupan mandibula untuk mencegah trauma, ancylosis gigi.

2. Trauma3. Karies

7. Malnutrisi

Page 6: Etiologi Maloklusi

Berefek pada kualitas jaringan dan kecepatan dari kalsifikasi.

Foster, T. D. 1997. Buku Ajar ORTODONDI. Edisi III. Jakarta : EGChttp://www.scribd.com/doc/47226871/BAB-I diakses tanggal 14 maret 2011(http://www.scribd.com/doc/40690048/Oklusi-Dan-Maloklusi diakses tanggal 14 maret 2011