etiologi

6
Etiologi Faktor Predisposisi 1. Usia Sebagian besar penyebab terjadinya penyakit katarak karena bertambahnya usia atau proses degeneratif seseorang. Pada umunya penyakit ini terjadi pada usia lanjut, data statistik juga menunjukkan sekitar 90% penderita katarak berada pada usia diatas 65 tahun. Sekitar 50% orang yang berusia 75 sampai 85 tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak (Ilyas, 2005). Sebab para penderita katarak pada awalnya tidak menyadari jika dirinya terkena penyakit tersebut. Sehingga pada umumnya mereka menganggap daya penglihatannya berkurang diakibatkan faktor usia. Makanya mereka enggan untuk berobat atau berkonsultasi kepada dokter. Hal ini karena penyakit tersebut memang tidak langsung menyerang/ terasa sakitnya. Sebab penyakit ini terjadi secara perlahan-lahan sehingga penderita tidak merasakannya. Pada awal serangan, penderita katarak merasa gatal-gatal pada mata, air matanya mudah keluar, pada malam hari penglihatan terganggu, dan tidak bisa menahan silau sinar matahari atau sinar lampu. Selanjutnya penderita akan melihat selaput seperti awan di depan penglihatannya. Awan yang menutupi lensa mata tersebut akhirnya semakin merapat dan

Upload: aswari-paldi

Post on 27-Sep-2015

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

khh

TRANSCRIPT

Etiologi Faktor Predisposisi1. UsiaSebagian besar penyebab terjadinya penyakit katarak karena bertambahnya usia atau proses degeneratif seseorang. Pada umunya penyakit ini terjadi pada usia lanjut, data statistik juga menunjukkan sekitar 90% penderita katarak berada pada usia diatas 65 tahun. Sekitar 50% orang yang berusia 75 sampai 85 tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak (Ilyas, 2005). Sebab para penderita katarak pada awalnya tidak menyadari jika dirinya terkena penyakit tersebut. Sehingga pada umumnya mereka menganggap daya penglihatannya berkurang diakibatkan faktor usia. Makanya mereka enggan untuk berobat atau berkonsultasi kepada dokter. Hal ini karena penyakit tersebut memang tidak langsung menyerang/ terasa sakitnya. Sebab penyakit ini terjadi secara perlahan-lahan sehingga penderita tidak merasakannya.Pada awal serangan, penderita katarak merasa gatal-gatal pada mata, air matanya mudah keluar, pada malam hari penglihatan terganggu, dan tidak bisa menahan silau sinar matahari atau sinar lampu. Selanjutnya penderita akan melihat selaput seperti awan di depan penglihatannya. Awan yang menutupi lensa mata tersebut akhirnya semakin merapat dan menutup seluruh bagian mata. Bila sudah sampai tahap ini, penderita akan kehilangan penglihatannya.2. Jenis Kelamin3. Gangguan SistemikDiabetes juga dapat menyebabkan penderita mengalami katarak atau pandangan menjadi buram akibat rusaknya lensa mata. Rusaknya lensa mata ini disebabkan karena gula membentuk suatu lapisan dan menutup lensa mata sehingga menghalangi cahaya yang masuk ke bola mata. Katarak dapat disembuhkan melalui operasi mata dengan cara menggantikan lensa mata yang rusak dengan lensa plastik.Katarak umumnya merupakan masalah bagi orang usia lanjut, tetapi pada penderita Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol dengan baik katarak dapat terjadi pada usia yang lebih muda. Diperkirakan proses terjadinya katarak pada penderita diabetes mellitus adalah akibat penumpukkan zat-zat sisa metabolisme gula oleh sel-sel lensa mata. Dalam keadaan kadar gula normal, penumpukkan at-zat sisa ini tidak terjadi. Bila kadar gula darah meningkat, maka perubahan glukosa oleh aldose reduktase menjadi sorbitol meningkat. Selain itu perubahan sorbitol menjadi fruktose relatif lambat dan tidak seimbang sehingga kadar sorbitol dalam lensa mata meningkat (Ilyas, 2001). Disusun suatu hipotesa bahwa sarbitol menaikkan tekanan osmose intraseluler dengan akibat meningkatkan water uptake dan selanjutnya secara langsung maupun tidak langsung terbentuklah katarak. Pengaruh klinis yang lama akan mengakibatkan terjadinya katarak lebih dini pada pasien diabetes dibandingkan dengan pasien non diabetes (Ilyas, 2001). Faktor Presipitasi1. Cedera atau trauma pada lensa mata.Bola mata terdapat di dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh bubungan bertulang yang kuat. Kelopak mata bisa segera menutup untuk membentuk penghalang bagi benda asing dan mata bisa mengatasi benturan yang ringan tanpa mengalami kerusakan. Meskipun demikian, mata dan struktur di sekitarnya bisa mengalami kerusakan akibat cedera, kadang sangat berat sampai terjadi kebutaan atau mata harus diangkat. Cedera mata harus diperiksa untuk menentukan pengobatan dan menilai fungsi penglihatan (Ilyas, 2005).Suatu benturan tumpul bisa mendorong mata ke belakang sehingga kemungkinan merusak struktur pada permukaan (kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea dan lensa) dan struktur mata bagian belakang (retina dan persarafan). Benturan tumpul juga bisa menyebabkan patah tulang di sekeliling mata.Dalam 24 jam pertama setelah terjadinya cedera, darah yang merembes ke dalam kulit di sekitar mata biasanya menyebabkan memar (kontusio), biasanya disebut mata hitam. Jika suatu pembuluh darah di permukaan mata pecah, maka permukaan mata akan menjadi merah. Perdarahan ini biasanya bersifat ringan.Kerusakan pada mata bagian dalam seringkali lebih serius dibandingkan kerusakan pada permukaan mata. Perdarahan di dalam bilik anterior (hifema traumatik) merupakan masalah yang serius dan harus segera ditangani oleh dokter spesialis mata. Perdarahan berulang dan peningkatan tekanan di dalam mata bisa menyebabkan kornea menjadi merah sehingga penglihatan menjadi berkurang dan meningkatkan resiko terjadinya glaukoma.Penyebab cedera permukaan mata lainnya adalah pecahan kaca, partikel yang terbawa angin dan ranting pohon. Pegawai yang di tempat kerjanya cenderung banyak memiliki pecahan-pecahan kecil yang berterbangan di udara, sebaiknya menggunakan kacamata pelindung.Setiap cedera pada permukaan mata biasanya menyebabkan nyeri dan menimbulkan perasaan ada sesuatu di mata. Gejala lainnya adalah kepekaan terhadap cahaya, mata merah, perdarahan dari pembuluh darah pada permukaan mata atau pembengkakan mata dan kelopak mata. Penglihatan bisa menjadi kabur.2. Pekerjaan yang beresiko mengalami paparan sinar ultraviolet berlebihan.Sinar ultraviolet dari matahari dapat mempercepat kekeruhan pada lensa mata. Seseorang dengan pekerjaan sehari-hari sering terpapar sinar ultraviolet meningkatkan faktor risiko katarak, seperti petani, nelayan, tukang lass dan pekerjaan-pekerjaan yang lebih banyak menuntut pekerja berada di bawah terik matahari. Bukti epidemiologi menunjukkan bahwa paparan dengan waktu yang lama radiasi ultraviolet, dihubungkan dengan peningkatan risiko dari katarak sub kapsular. Berbagai penelitian telah berhasil membuktikan adanya hubungan antara radiasi ultra violet yang berasal dari sinar matahari dan kejadian katarak.Hasil peneiitian ilmu dasar seperti biokimia, fotokimia dan bistologi sangat menunjang konsep bahwa radiasi ultra violet dapat mempercepat proses terjadinya katarak. Sinar ultra violet akan diserap oleh protein lensa terutama asam amino aromatik, yaitu triptofan, fenil alanin dan tirosin sehingga menimbulkan reaksi foto kiraia dan menghasilkan fragmen molekul yang disebut radikal bebas, seperti anion superoksida, hidroksil dan spesies oksigen reaktif seperti hidrogen peroksida yang semuanya bersifat toksis. Selanjutnya radikal bebas ini akan menimbulkan reaksi patologis dalam jaringan lensa dan senyawa toksis lainnya sehingga terjadi reaksi oksidatif pada gugus sulfhidril protein. Reaksi oksidatif akan mengganggu struktur protein lensa sehingga terjadi cross link antar dan intra protein dan menambah jumlah high molecular weight protein sehingga terjadi agregasi protein tersebut, kemudian akan menimbulkan kekeruhan lensa yang disebut katarak.