etika profesi perpajakan.docx

2
Dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 1/PM.3/2007 tentang kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak menyatakan bahwa kode etik ini disusun bertujuan untuk: (http://life.ortax.org/) meningkatkan disiplin pegawai; menjamin terpeliharanya tata tertib; menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan iklim kerja yang kondusif; menciptakan dan memelihara kondisi kerja serta perilaku yang profesional; dan meningkatkan citra dan kinerja pegawai. Kode etik ini berisi kewajiban dan larangan pegawai dalam menjalankan tugasnya serta dalam pergaulan hidup sehari-hari. Setiap pegawai mempunyai kewajiban untuk: Menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat orang lain; Bekerja secara profesional, transparan, dan akuntabel; Mengamankan data dan/atau informasi yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak; Memberikan pelayanan keada Wajib Pajak, sesama pegawi, atau pihak dain dalam pelaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya; Menaati perintah kedinasan; Bertanggung jawab dalam penggunaan barang inventaris milik Direktorat Jenderal Pajak; Menaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor; Menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan; Bersikap, berpenampilan, dan bertutur kata secara sopan. Setiap pegawai dilarang: Bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas;

Upload: herlina-samsi

Post on 21-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ETIKA PROFESI PERPAJAKAN.docx

Dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 1/PM.3/2007 tentang kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak menyatakan bahwa kode etik ini disusun bertujuan untuk: (http://life.ortax.org/)

meningkatkan disiplin pegawai;

menjamin terpeliharanya tata tertib;

menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan iklim kerja yang kondusif;

menciptakan dan memelihara kondisi kerja serta perilaku yang profesional; dan

meningkatkan citra dan kinerja pegawai.

Kode etik ini berisi kewajiban dan larangan pegawai dalam menjalankan tugasnya serta dalam pergaulan hidup sehari-hari.

Setiap pegawai mempunyai kewajiban untuk:

Menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat orang lain;

Bekerja secara profesional, transparan, dan akuntabel;

Mengamankan data dan/atau informasi yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak;

Memberikan pelayanan keada Wajib Pajak, sesama pegawi, atau pihak dain dalam pelaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya;

Menaati perintah kedinasan;

Bertanggung jawab dalam penggunaan barang inventaris milik Direktorat Jenderal Pajak;

Menaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor;

Menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan;

Bersikap, berpenampilan, dan bertutur kata secara sopan.

Setiap pegawai dilarang:

Bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas;

Menjadi anggota atau simpatisan aktif partai politik;

Menyalahgunakan kewenangan jabatan baik langsung maupun tidak langsung;

Menyalahgunakan fasilitas kantor;

Page 2: ETIKA PROFESI PERPAJAKAN.docx

Menerima segala pemberian dalam bentuk apapun, baik langsung maupun tidak langsung, dari wajib pajak, sesama pegawai, atau pihak lain, yang menyebabkan pegawai yang menerima, patut diduga memiliki kewajiban yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaannya;

Menyalahgunakan data dan/atau informasi perpajakan;

Melakukan perbuatan yang patutu diduga dapat mengakibatkan gangguan, kerusakan, dan/atau perubahan data pada sistem informasi milik Direktorat Jenderal Pajak;

Melakukan perbuatan tidak terpuji yang bertentangan dengan norma kesusilaan dan dapat merusak citra serta martabat Direktorat Jenderal Pajak.

Pegawai yang melakukan pelanggaran kode etik dikenakan sanksi moral dan/atau hukuman disiplin. Pengenaan sanksi moral ini disampaikan secara terbuka atau tertutup.