etika profesi maksi

Upload: ecca-caca-caca

Post on 08-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

auditing etika

TRANSCRIPT

ETIKA PROFESIA. Apakah Etika itu?

Definisi EtikaEtika dapat didefinisikan secara luas sebagai perangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai. Masing-masing kita memiliki seperangkat nilai, meskipun kita belum meyakininya secara nyata.

Para filsuf, organisasi keagamaan dan kelompok lainnya telah mendefinisikan etika dalam berbagai prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai yang ideal.

Merupakan hal umum bila setiap orang memiliki perbedaan prinsip moral dan nilai serta kepentingan relative yang terkait dengan prinsip-prinsip tersebut. Perbedaan ini merupakan gambaran dari pengalaman hidup, kesuksesan dan kegagalan, serta pengaruh dari orang tua, guru, teman, dan rekan kerja.

Kebutuhan Akan EtikaPerilaku beretika merupakan hal yang penting bagi masyarakat agar kehidupan berjalan dengan tertib dan cukup penting sehingga banyak nilai-nilai etika hukum yang dijadikan aturan hukum.

Hal ini beralasan karena etika merupakan perekat untuk menyatukan masyarakat. Bayangkan, apa yang terjadi jika kita tidak dapat mempercayai orang lain yang berhubungan dengan kita seperti guru, rekan kerja, orang tua, saudara, atau lainnya untuk tidak berlaku jujur, maka hamper tidak mungkin kita dapat melakukan komunikasi yang efektif.

Rumusan prinsip-prinsip etika menurut Josphson Institute terkait dengan perilaku etis:1. Dapat Dipercaya (trustworthiness), termasuk kejujuran, integritas, keandalan, dan kesetiaan.

- Kejujuran memerlukan suatu keyakinan yang baik untuk menyatakan kebenaran.

- Integritas berarti seseorang bertindak berdasarkan kesadaran, dalam situasi apapun.

- Keandalan berarti melakukan segala usaha yang memungkinkan untuk memenuhi komitmen.

- Kesetiaan merupakan tanggung jawab untuk mendukung dan melindungi kepentingan orang-orang tertentu dan organisasi

2. Rasa Hormat (respect), termasuk nilai-nilai kesopanan, kepatutan, penghormatan, toleransi dan penerimaan.

- Orang yang penuh sikap hormat akan memperlakukan orang lain denga hormat dan menerima perbedaan individu dan perbedaan keyakinan tanpa prasangka buruk.

3. Tanggung Jawab (responbility), berarti bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dan member batas.

- Tanggung jawab juga berarti melakukan yang terbaik dan memimpin dengan memberikan teladan, serta kesungguhan dan melakukan perbaikan secara terus-menerus.

4. Kewajaran (fairness), dan keadilan termasuk masalah-masalah kesetaraan, objektivitas, proporsionalitas, keterbukaan, dan ketepatan.

5. Kepedulian (caring), berarti secara tulus meperhatikan kesejahteraan orang lain, termasuk berlaku empati dan menunjukkan kasih sayang.

6. Kewarganegaraan (citizenship), termasuk mematuhi hukum dan menjalankan kewajiban sebagai bagian dari masyarakat seperti memilih dalam pemilu dan menjaga kelestarian sumber daya.

Terdapat dua faktor utama yang mungkinmenyebabkan orang berperilaku tidak etis, yakni:1. Standar etika orang tersebut berbeda dengan masyarakat pada umumnya.

- Misalnya, seseorang menemukan dompet berisi uang di bandar udara (bandara). Dia mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat terbuka. Pada kesempatan berikutnya, pada saat bertemu dengankeluarga dan teman-temannya, yang bersangkutan dengan bangga bercerita bahwa dia telah menemukan dompet danmengambil isinya.2. Orang tersebut secara sengaja bertindak tidak etis untuk keuntungan diri sendiri.

- Misalnya, seperti contoh di atas,seseorang menemukan dompet berisi uang di bandara. Diamengambil isinya dan membuang dompet tersebut ditempat tersembunyi dan merahasiakan kejadian tersebut.B. Dilema EtikaDilema etika merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat keputusan tentang perilaku yang tepat. Para auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilemma etika dalam karier bisnis mereka. Auditor yang menghadapi klien yang mengancam akan mencari auditor baru kecuali bersedia menerbitkan suatu pendapat wajar tanpa pengecualian, akan mengalami dilemma etika bila pendapat wajar tanpa pengecualian itu tidak tepat.

Merasionalkan Perilaku Tidak EtisTerdapat beberapa cara untuk menyelesaikan dilemma etika, namun kehati-hatian tetap diperlukan untuk menghindari metode yang membenarkan perilaku tidak etis.

Berikut ini adalah metode-metode pembenaran yang umumnya digunakan yang akan mengakibatkan munculnya perilaku tidak etis.

1. Semua orang melakukannya

Alasan yang mendasari bahwa memalsukan laporan pajak, berlaku curang saat ujian, atau menjual produk yang cacat merupakan tindakan yang dapat diterima, umumnya berdasarkan alas an bahwa semua orang juga melakukan hal itu, sehingga perilaku itu dapat diterima.

2. Jika ini legal, maka ini etis

Menggunakan argument yang mengatakan bahwa semua perilaku legal merupakan perilaku yang etis, sangat bergantung pada kesempurnaan hukum.

3. Kemungkinan terbongkar dan konsekuensi

Filosofi ini bergantung pada evaluasi kemungkinan bahwa orang lain akan membongkar perilaku tersebut. Biasanya orang tersebut juga akan menilai keparahan dari hukuman (konsekuensi) yang akan dihadapi jika perilaku tidak etis tersebut terbongkar.

Menyelesaikan Dilema EtikaDalam tahun-tahun belakangan ini, kerangka formal telah dikembangkan untuk membantu orang-orang mengatasi masalah dilema etika. Tujuan dari kerangka tersebut adalah untuk membantu mengidentifikasi isu-isu etika dan memutuskan tindakan yang tepat dengan menggunakan nilai pribadi orang tersebut.

Pendekatan enam langkah berikut dimaksudkan sebagai pendekatan sederhana untuk menyelesaikan dilema etika.

1. Memperoleh fakta-fakta relevan

2. Mengidentifikasikan masalah etika yang muncul dari fakta-fakta tersebut.

3. Memutuskan siapa yang akan terkena dampak dari dilemma tersebut dan bagaimana setiap orang atau kelompok dapat terkena dampaknya.

4. Mengidentifikasikan alternative-alternatif yang tersedia bagi individu yang harus menyelesaikan dilema tersebut.

5. Mengidentifikasikan konsekuensi yang mungkin muncul dari setiap alternative.

6. Memutuskan tindakan yang tepat.

C. Kebutuhan Khusus Terhadap Kode Etik ProfesiMasyarakat kita telah memberikan arti khusus untuk istilah professional. Para professional diharapkan memiliki kepatutan dalam berperilaku yang lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan orang pada umumnya.

Istilah professional berarti tanggung jawab untuk berperilaku lebih dari sekadar memenuhi tanggung jawab secara individu dan ketentuan dalam peraturan dan hukum di masyarakat.

Seorang akuntan publik, sebagain seorang professional, harus menyadari adanya tanggung jawab pada publik, pada klien dan pada sesame rekan praktisi, termasuk perilaku yang terhormat, bahkan jika hal tersebut berarti harus melakukan pengorbanan atas kepentingan pribadi.

Perbedaan Antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan Para Professional LainnyaKAP memiliki hubungan yang berbeda dengan para pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan hubungan mayoritas profesi lainnya terhadap klien mereka. Sebagai contoh, pengacara, secara khusus terikat dan dibayar oleh seorang klien dan memiliki tanggung jawab utama untuk memberikan jada advokasi kepada kliennya.

D. Kode EtikKode etik IAPI memberikan standar umum atas perilaku yang ideal dan ketetapan peraturan yang spesifik yang mengatur perilaku. Saat ini IAPI sedang mengopsi Kode Etik bagi Para Akuntan Profesional dari IFAC (IFAC Code Ethics for Professional Accountans). Kode etik tersebut akan segera di terapkan pada seluruh anggota IAPI.

Prinsip-prinsip Dasar Etika ProfessionalKelima prinsip etika kode etik professional dimaksudkan untuk diterapkan pada seluruh anggota dan bukan hanya mereka yang melakukan praktik publik. Kelima prinsip yang harus diterapkan auditor adalah sebagai berikut sesuai pada seksi 100.41. Prinsip integritas.

Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Prinsip objektivitas.

Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.

3. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional (professional competence and due care).

Setiap Praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan pekerjaan. Setiap Praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.

4. Prinsip kerahasiaan.

Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi kerja, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh Praktisi untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.

5. Prinsip perilaku profesional.

Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Prinsip-prinsip UmumKode Etik Akuntan Profesional (The Code of Ethics for Professional Accountans) mengadopsi prinsip-prinsip umum, karena tidak mungkin untuk mengantisipasi setiap kemungkinan situasi yang akan menimbulkan masalah etika bagi akuntan professional.

Dengan demikian, prinsip-prinsip umum ini akan memberikan dasar untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap prinsip-prinsip utama.

Ancaman Umumnya, ancaman muncul akibat dari salah satu sebab berikut :

1. Kepentingan pribadi

Ketika kepentingan keuangan dari auditor atau kerabatnya terlibat.

2. Penelaah pribadi

Ketika seorang auditor menelaah sesuatu situasi yang merupakan konsekuensi penilaian sebelumnya atau nasihat dari auditor atau perusahaan tempat sang auditor bekerja.

3. Advokasi

Ketika auditor mendukung suatu posisi atau opini yang mengakibatkan berkurangnya objektivitas auditor tersebut.

4. Kesepahaman

Ketika seorang auditor menjadi sangat perhatian terhadap kepentingan pihak lain disebabkan karena hubungan dekat dengan pihak tersebut.

5. Intimidasi

Ketika tindakan yang akan dilakukan auditor dapat dinegosiasikan dengan menggunakan ancaman nyata ataupun ancaman palsu.

Pengaman Kode etik mendefinisikan dua kategori pengaman yang mampu mengurangi ancaman sampai pada tingkat yang dapat diterima. Berikut adalah hal-hal yang terkait dengan pengaman :

1. Profesi, legislasi, dan regulasi

Mencakup pendidikan, pelatihan dan ketentuan pendidikan professional berkelanjutan, peraturan tata kelola perusahaan, standar profesi, pengawasan hukum atau profesi dan penegakan hukum.

2. Lingkungan kerja

Sangat bergantung pada kultur dan proses yang diterapkan pada akuntan public tersebut.

Resolusi Konflik Kode Etik mendukung proses penyelesaian konflik etika yang konsisten dengan pendekatan enam langkah utnuk mengatasi masalah dilemma etika yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Kode etik ini menyarankan dilakukan langkah-langkah berikut sebagai bagian dari proses penyelesaian masalah etika :

1. Fakta-fakta terkait

2. Masalah etika yang terkait

3. Prinsip-prinsip umum yang terkait denga masalah yang dipertanyakan, termasuk identifikasi ancaman terhadap prinsip-prinsip tersebut

4. Melakukan prosedur internal yang mencerminkan pengaman terhadap ancaman yang telah diidentifikasikan

5. Alternative tindakan yang dilakukan

E. IndependensiIndependensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit. Independensi merupakan salah satu karakteristik terpenting bagi auditor dan merupakan dasar dari prinsip integritas dan objektivitas.Pesyaratan umum bagi independensi auditor melarang para auditor untuk terlibat dalam aktivitas audit di suatu entitas bilamana terdapat konflik kepentingan yang belum terselesaikan terkait dengan entitas tersebut. Auditor tidak hanya diharuskan untuk menjaga sikap mental independen dalam menjalankan tanggung jawabnya, namun juga penting bagi para pengguna laporan keuangan untuk memiliki kepercayaan terhadap independensi auditor.Kedua independensi ini sering kali diidentifikasikan sebagai idenpenden dalam fakta atau independen dalam pikiran, dan independen dalam penampilan.- Independen dalam fakta, muncul ketika auditor secara nyata menjaga sikap objektif selama melakukan audit.- Independen dalam penampilan, merupakan interpretasi orang lain terhadap independensi auditor tersebut.SEC mengesahkan aturan-aturan yang memperkuat independensi auditor antara lain pembatasan terhadap ketentuan jasa nonaudit untuk klien audit, dan mencakup juga pembatasan atas pengangkatan karyawan dari mantan karyawan kantor akuntan oleh klien dan rotasi partner audit.Jasa Non AuditBerikut adalah jasa audit yang tidak diperkenankan dalam Sarbanes-Oxley Act:

1. Jasa pembukuan dan akuntansi lain

2. Perancangan dan implementasi system informasi keuangan

3. Jasa penaksiran atau penilaian

4. Jasa akturial

5. Outsourcing audit internal

6. Fungsi manajemen dan sumber daya manusia

7. Jasa Pialang atau dealer atau penasihat investasi atau banker investasi

8. Jasa hukum dan pakar yang tidak berkaitan dengan audit

9. Semua jasa lain yang ditentukan oleh peraturan PCAOB sebagai tidak diperkenankan

KAP tidak dilarang melakukan jasa-jasa tersebut diatas untuk perusahaan swasta dan perusahaan public yang bukan klien audit.Komite AuditKomite audit adalah sejumlah anggota dewan direksi perusahaan yang tanggungjawabnya termasuk membantu auditor agar tetap independen dari manajemen.Sarbaney-Oxley Act selanjutnya mensyaratkan komite audit perusahaan public bertanggung jawab atas penunjukan, kompensasi, dan pengawasan atas pekerjaan auditor. Ketentuan ini meningkatkan independensi dan peran komite audit. Persyaratan tersebut mempertinggi independensi auditor dengan secara efektif membuat komite audit menjadi klien bagi perusahaan public, bukannya manajemen perusahaa.

Konflik yang timbul dari hubungan personalia

Penerimaan karyawan dari mantan anggota tim audit pada sebuah klien meningkatkan masalah independensi. Menurut peraturan SEC yang dikeluarkan sebelum Sarbanes-Oxley Act dan masih berlaku hingga kini, KAP dianggap tidak independen berkenaan dengan klien audit jika mantan partner, principal, pemegang sahamm atau karyawan professional dari kantor tersebut diterima bekerja pada klien dan mempunyai kepentingan keuangan yang berkelanjutan dalam kantor akuntan bersangkutan atau dalam posisi yang mempengaruhi kebijakan operasi atau keuangan kantor akuntan tersebut.

Rotasi PartnerAturan independensi SEC mengharuskan pimpinan dan partner audit merotasi penugasan audit sesudah lima tahun.Kepentingan Kepemilikan

Aturan SEC tentang hubungan keuangan berfokus pada perspektif penugasan dan melarang kepemilikan pada klien audit bagi orang-orang yang dapat mempengaruhi audit.Aturan itu melarang setiap kepemilikan oleh orang-orang yang terlibat dalam audit dan keluarga dekat mereka, termasuk: (a) anggota tim penugasan audit, (b) mereka yang dapat mempengaruhi penugasan audit dalam rantai komando perusahaan, (c) partner dan para manajer yang memberikan lebih dari 10 jam jasa nonaudit kepada klien dan (d) partner dalam kantor partner yang terutama bertanggung jawab atas penugasan audit.PERATURAN PERILAKU DAN INTEPRETASI INDEPENDENSI

Penerapan Peraturan Perilaku Peraturan 101- Independensi.

Anggota dalam praktek publik harus bersikap independen dalam melaksanakan jasa profesionalnya seperti disyaratkan menurut standar yang disusun oleh lembaga-lembaga yang dibentuk oleh dewan .

Beberapa konflik independensi yang biasa timbul :

1. Kepentingan keuangan .

Peraturan ini berlaku bagi partner atau pemegang saham tetapi untuk non partner berlaku jika mereka terlibat dalam penugasan .

Berlaku bagi Pemilikan langsung dan untuk pemilikan tidak langsung jika jumlahnya material . Materialitas harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan kekayaan pribadi anggota dan penghasilannya.Interpretasi dari independensi adalah sebagai berikut :

pinjaman antara KAP dengan klien dilarang kecuali jumlahnya kecil, hipotek rumah, atau pinjaman tanpa agunan . Kepentingan keuangan pada hubungan saudara dilarang kecuali kontak jarang terjadi atau letaknya yang terpisah secara geografis . Hubungan investor atau investee bersama dengan klien dilarang kecuali jumlahnya maksimal 5 % dari total aktiva . Mantan partner atau pemegang saham boleh mengadakan hubungan dengan klien

Tidak diperkenankan seorang anggota menjadi direktur atau pengurus perusahaan klien kecuali untuk organisasi nirlaba atau sepanjang profesinya bersifat kehormatan. Tuntutan antara sebuah KAP dengan kliennya dilarang Jasa pembukuan dan audit untuk klien yang sama oleh sebuah KAP diijinkan dengan syarat : 1. Klien harus menerima tanggung jawab penuh atas laporan keuangan .

2. Akuntan publik tidak berperan sebagai pegawai atau manajemen perusahaan 3. Dalam pemeriksaan harus sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum Honor audit tidak boleh dibayar oleh manajemen kecuali auditor pemerintah atau komite audit

Integritas dan Obyektifitas

Peraturan 102

Auditor harus mempertahankan integritas dan obyektifitas dan bebas dari perbedaan kepentingan dan tidak dengan sengaja salah mengemukakan fakta-fakta atau mendelegasikan pertimbangan-pertimbangannya pada orang lain .

Standar-standar teknis

Peraturan 201 - standar umum

Anggota harus mentaati standar -standar berikut dan interpretasinya yaitu : kompetensi profesional, kepedulian profesional, perencanaan dan pengwasan, dan data relevan yang mencukupi.

Ketaatan pada standar

Peraturan 202

Anggota yang melaksanakan audit, penelaahan, kompilasi, bantuan manajemen, perpajakan , atau jasa profesional lainnya harus taat pada standar yang diumumkan oleh lembaga yang ditetapkan dewan .

Prinsip Akuntansi

Peraturan 203

Anggota tidak dibenarkan menyatakan laporan keuangan tidak menyimpang dari GAAP atau menyatakan tidak mengetahui setiap modifikasi yang material jika laporan keuangan menyimpang dari prinsip akuntansi ditetapkan oleh badan perumus yang ditunjuk dewan. Dan kalau ada penyimpangan atau yang dapat menyebabkan penyimpangan maka dia harus menjelaskan mengenai penyimpangan tersebut, akibatnya, alasan mengapa menyatakan penyimpangan.

Kerahasiaan

Peraturan 301

Anggota dalam praktek publik tidak dibenarkan mengungkapkan semua informasi rahasia klien tanpa ijin khusus dari klien .

Terdapat empat pengecualian yang berkaitan dengan tanggung jawab yang lebih penting dari sekedar mempertahankan hubungan rahasia dengan klien yaitu :

1. Kewajiban sehubungan dengan standar teknis

2. Dakwaan pengadilan 3. Penelaahan sejawat 4. Tanggapan kepada divisi etik.Honor bersyarat

Peraturan 302

Anggota dalam praktek publik tidak boleh membuat honor bersyarat untuk setiap jasa profesional atau menerima ongkos dari klien yang anggota perusahaannya juga melakukan ; audit atau penelaahan, kompilasi, Pemeriksaan prospektif .

Tindakan yang mendatangkan aib Peraturan 501- tindakan tercela

Anggota tidak akan melakukan tindakan yang mendatangkan aib bagi profesinya .

Interpretasi dari tindakan yang mendatangkan aib diatas adalah sebagai berikut :

1. Menahan catatan klien setelah mereka meminta

2. Melakukan diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin dan lainnya3. Jika melakukan audit atas badan pemerintah yang prosedurnya lain dari GAAS , auditor tidak mengikuti keduanya kecuali dinyatakan dan beserta alasannya pada laporan Periklanan dan Penawaran

Peraturan 502

Anggota tidak dibenarkan melakukan periklanan dan penawaran yang bersifat mendustai, menyesatkan dan menipu. Dan penawaran yang menggunakan pemaksaan, desakan yang berlebihan, dan hasutan dilarang .

Komisi dan Honor Perujukan

Peraturan 503 -A. Komisi yang dilarang

Anggota tidak diperkenankan merekomendasi atau mereferensi produk atau jasa yang pihak lain bagi klien atau yang disediakan oleh klien demi untuk memperoleh komisi atau menerima komisi , apakah anggota atau perusahaan anggota juga memberikan jasa kepada klien untuk audit atau penelaahan, kompilasi, pemeriksaan prospektif .

Peraturan 503 -B. Pengungkapan komisi yang diijinkan

Anggota diijinkan untuk memberikan jasa dengan menerima komisi dan harus mengungkapkan kepada siapa merekomendasikannya.

Bentuk dan Nama praktek

Peraturan 505

Anggota dapat membuka praktek dalam bentuk perusahaan perorangan, persekutuan, atau perseroan profesional sesuai dengan ketentuan dewan dan tidak diperkenankan membuka praktek dengan nama yang menyesatkan dan tidak boleh menyebut dirinya sebagai AICPA kecuali semua partner dan pemegang sahamnya anggota dari lembaga tersebut .