etika profesi-d3s1

35
ETIKA ETIKA PROFESI 1. PENGERTIAN ETIKA Etika atau etik berasal dari kata Yunani ethos“ yang berarti yang baik, yang layak atau yang dapat diterima. Pola interaksi seseorang dengan lainnya atau kita sebut sebagai perilaku seseorang haruslah benar, baik, layak dan dapat diterima. Perilaku atau pola tingkah laku yang berdasarkan etika tadi dapat diterima oleh suatu kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini etika merupakan norma- norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku yang disetujui bersama oleh suatu kelompok. Dalam filsafat, etika didefinisikan sebagai “ilmu pengetahuan tentang kebenaran dan

Upload: fadlinugraha6109

Post on 28-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Etika profesi-D3S1

ETIKA

ETIKA PROFESI

1. PENGERTIAN ETIKA

Etika atau etik berasal dari kata Yunani “ethos“

yang berarti yang baik, yang layak atau yang

dapat diterima. Pola interaksi seseorang dengan

lainnya atau kita sebut sebagai perilaku

seseorang haruslah benar, baik, layak dan dapat

diterima. Perilaku atau pola tingkah laku yang

berdasarkan etika tadi dapat diterima oleh suatu

kelompok dalam masyarakat.

Dalam hal ini etika merupakan norma-norma,

nilai-nilai atau pola tingkah laku yang disetujui

bersama oleh suatu kelompok.

Dalam filsafat, etika didefinisikan sebagai “ilmu

pengetahuan tentang kebenaran dan ketidak

benaran dari perilaku (=tindak-tanduk) manusia

yang dikenal sebagai sebab alamiah. Perilaku

atau tindak-tanduk anggota suatu kelompok

haruslah yang benar, yang baik, yang layak, atau

yang dapat diterima oleh suatu kelompok.

Page 2: Etika profesi-D3S1

Etika sebagai pedoman menumbuhkan tanggung

jawab, kewenangan dan kewajiban bagi anggota

mengenai hak-hak yang diharapkan oleh orang

lain terutama nilai dan hak-hak dasar manusia.

Etika berlaku untuk sebuah kelompok tertentu

dalam masyarakat, kelompok tadi dapat berupa

perkumpulan, paguyuban, ikatan, persatuan atau

organisasi profesi.

Etika mengontrol sebuah kelompok tertentu

dalam masyarakat, kontrol atas kelompok ini

adalah dari kelompok itu sendiri; bukan dari

masyarakat secara luas. Para anggota kelompok

diwajibkan menaati etika yang berlaku untuk

kelompok tadi.

Organisasi profesi diharapkan mampu :

menjaga,

memelihara,

menghargai,

mengamalkan, dan

mengembangkan norma-norma tersebut

melalui kode etik yang disusunnya.

Page 3: Etika profesi-D3S1

2. PAHAM / ALIRAN DALAM ETIKA

Beberapa istilah yang dikaitkan dengan etika

adalah etik, etiket dan etis. Penggunaan istilah-

istilah biasanya dikaitkan dengan kebiasaan dan

budaya setempat misalnya tindakan tidak etis,

orang yang tahu etiket, yang menjunjung tinggi

kode etik dan etika profesi.

Ada tiga aliran dalam etika yaitu etika deskriptif,

etika normative, dan etika pluralis.

Etika deskriptif yang memberikan penjelasan

atau gambaran bagaimana manusia harus

berperilaku dalam masyarakat atau dalam

lingkungannya.

Etika normative ukurannya adalah baik dan

tidak baik, benar dan salah, layak, dan tak

layak, yang dipengaruhi oleh agama, social

budaya, pendidikan, kultur pekerjaan,

lingkungan dan sebagainya.

Etika pluralisme yang merupakan pedoman

perilaku dengan informasi dan kompleksitas

Page 4: Etika profesi-D3S1

situasi tertentu serta mempertimbangkan

tindakan etika, yaitu melakukan tindakan

yang bersifat etis.

Organisasi profesi diharapkan mampu menjaga,

memelihara, menghargai, mengamalkan, dan

mengembangkan norma-norma tersebut melalui

kode etik yang disusunnya.

3. ETIKA, HUKUM DAN MORAL

Sistem etika yang berlaku untuk kelompok

ternyata erat terkait dengan dan tumpang tindih

dengan dua sistem lainnya yang dirancang untuk

mengontrol masyarakat, yaitu hukum dan moral.

Etika mengontrol sebuah kelompok tertentu

dalam masyarakat, bukan masyarakat secara

luas; kontrol atas kelompok ini adalah dari

kelompok itu sendiri.

Hukum merujuk kepada regulasi-regulasi yang

dibangun atau dibuat oleh sebuah pemerintahan

dalam bentuk undang-undang dan peraturan yang

dapat diaplikasikan dan diberlakukan kepada

manusia di dalam suatu masyarakat atau

subdivisi politik tertentu. Hukum mengontrol

Page 5: Etika profesi-D3S1

semua manusia di dalam suatu masyarakat

subdivisi politik tertentu, bukan suatu kelompok

tertentu di dalam masyarakat.

Secara kontras, moral adalah kebiasaan-

kebiasaan yang secara umum diterima untuk

hidup dan tindak-tanduk secara benar, dan suatu

praktik individual dalam hubungannya dengan

kebiasaan-kebiasaan ini. Moral mengontrol

individu-individu di dalam masyarakat melalui

cara-cara internal, kontrol pribadi.

Perbedaan-perbedaan ini diikhtisarkan di dalam Tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan Sistem Etika, Hukum Dan Moral

Sistem Aplikasi Sumber Kontrol Bentuk

Etika Kelompok

spesifik

Di dalam kelompok Kode-kode etik

Hukum Masyarakat /

Subdivisi

politik

Di luar kelompok Legislasi

/Aturan,

Undang–

undang

Moral Individual Keyakinan agama,

hati nurani

Kitab-kitab

agama

Page 6: Etika profesi-D3S1

Dari ketiga sistem, hukum tampaknya akan

memiliki bayaran yang paling besar kepada

masyarakat karena sanksi-sanksi akibat tidak

memenuhi aturan hukum mencakup tidak hanya

denda-denda tetapi dipenjarakan.

Pelanggaran terhadap peraturan perundangan

yang berlaku dapat dikenakan sanksi berupa:

Hukuman denda atau ganti rugi

Hukuman badan atau dipenjara

Dengan demikian, sistem hukum tidak mencakup

seluruh area dari kegiatan profesional atau

semua resiko potensial yang dijumpai oleh

seorang profesional. Demikianlah, tidak menjadi

masalah betapa luasnya hukum-hukum dan

peraturan-peraturan ditulis atau betapa detilnya

semuanya itu, masih juga terdapat area yang

musti dicakupkan oleh sebuah sistem yang terkait

dengan disiplin diri yang sukarela, yaitu sistem

etika.

SISTEM ETIKA

Masyarakat juga mengharapkan sebuah profesi,

melalui para anggota kolektifnya untuk membuat

aturan atau ketentuan dari pernyataannya sendiri

tentang perilaku yang dapat diterima dan yang

tidak dapat diterima, biasanya dalam bentuk kode

Page 7: Etika profesi-D3S1

etik. Kode Etik adalah sebuah pernyataan cetak

biru (blue print) operasional yang detil, eksplisit

dari norma-norma tindak-tanduk professional.

Norma atau sebuah keserasian dari tindakan-

tindakan yang dikehendaki dan yang tidak

dikehendaki yang memiliki suatu dampak

terhadap karakter sebuah profesi dan

kepercayaan terhadap fungsinya. Pola tingkah

laku yang dikembangkan di dalam sebuah kode

etik pada umumnya diperkuat melalui mekanisme

tinjau yang cermat terkait dengan sebuah

akademi, organisasi, atau asosiasi profesional.

Satu ukuran profesionalisasi adalah keluasan

sebuah mekanisme tinjau cermat secara aktual

bekerja untuk mengontrol sebuah profesi.

4. Beberapa istilah dan penjelasan singkat

terkait dengan etika, moral, dan hukum

Etik adalah kumpulan asas atau nilai yang

berkenaan dengan akhlak; nilai benar dan

salah yang dianut suatun golongan atau

masyarakat

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan

apa yang buruk dan tentang hak dan

kewajiban moral (akhlak)

Page 8: Etika profesi-D3S1

Etis adalah berhubungan (sesuai) dengan

etika, sesuai dengan asas perilaku yang

disepakati secara umum.

Etiket adalah tata cara (adab sopan santun,

dll.) dimasyarakat beradab dalam memelihara

hubunga baik diantara sesama manusia.

Moral adalah ajaran tentang baik atau buruk

yang diterima secara umum mengenai

perbuatan, sikap, kewajiban, dll; akhlak, budi

pekerti, susila.

Hukum adalah peraturan, undang-undang

atau adab yang secara resmi dianggap

mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa

atau pemerintah.

Nilai adalah sesuatu yang menyempurnakan

manusia sesuai dengan hakikatnya; sifat-sifat

(sesuatu) yang penting atau berguna bagi

kemanusiaan (contoh, kejujuran).

Norma adalah aturan atau ketentuan yang

mengikat warga kelompok dimasyarakat,

digunakan sebagai panduan, tatanan, dan

pengendali tingkah laku yang sesuai.

Page 9: Etika profesi-D3S1

Nurani adalah lubuk hati yang paling dalam,

perasaan hati yang murni.

Hak adalah benar; milik; kepunyaan;

kewenangan; kekuasaan untuk berbuat

sesuatu.

Kewajiban adalah sesuatu yang harus

dilaksanakan; keharusan.

Tanggung jawab adalah keadaan wajib

menanggung segala sesuatunya (jika terjadi

apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan,

diperkarakan).

Tanggung gugat

Page 10: Etika profesi-D3S1

5. ETIKA PROFESIONAL

Selanjutnya, etika profesional dapat didefinisikan

sebagai “ tata aturan tindak tanduk atau standar-

standar dalam mana sebuah kelompok tertentu

meregulasikan tindakan-tindakannya dan menata

standar-standar bagi para anggotanya.

Melalui aplikasi sistematik prinsip-prinsip etik,

para profesional dapat merefeksikan apakah atas

tindakan-tindakannya yang lazim, penilaian-

penilaian, dan perilaku-perilaku kepada individu

yang dilayani, pasien atau klien dan

membandingkannya dengan standar-standar yang

diakui dalam etika profesinya.

Etika profesional dirancang untuk menjelaskan

dan menegaskan profesional sebagai seorang

individu yang independen bertanggung jawab,

dan akuntabel yang menghormati hak-hak dari

individu yang dilayani melalui profesi itu.

Mengaplikasikan standar-standar demikian

terhadap situasi-situasi spesifik harian yang

dijumpai sehari-hari dalam praktik-praktik

pelayanan farmasi. Dengan demikian, penerapan

etika cukup sulit untuk dilakukan dalam praktek

sehari-hari dan dapat dicapai melalui pemilihan

arah tindakan yang begitu obyektif di antara

Page 11: Etika profesi-D3S1

tatanan dari pilihan-pilihan yang ada, karena

masing-masingnya dapat memiliki konsekuensi-

konsekuensi yang mendalam bagi pengobatan

pasien.

Etika profesi yang disusun merupakan prinsip-

prinsip moral atau asas-asas akhlak yang harus

diterapkan oleh para apoteker dalam kaitan

kemampuan individunya dan hubungannya

dengan orang lain dalam hal ini pasien, teman

sejawatnya dan masyarakat umumnya.

6. PROFESIONAL

Profesi berasal dari kata latin “professio” yang berarti pengakuan, yang dalam hal ini berarti mengakui pekerjaan atau kewenangan seseorang.

Suatu profesi menurut para ahli sosiologi, adalah “suatu pekerjaan yang mengatur dirinya melalui suatu latihan wajib yang sistematis dan disiplin kesejawatan, yang didasarkan atas pengetahuan teknis yang spesialistis, memiliki orientasi moral dalam memberikan pelayanan dan bukan keuntungan dan dijunjung tinggi melalui kode etiknya”.

Secara ringkas profesi meliputi tiga aspek yaitu;

Page 12: Etika profesi-D3S1

1. Kognitif

2. Kolegial

3. Moral

Kognitif yaitu pengetahuan serta kompetensi tersebut berdasarkan ilmu pengetahuan, rasional.

Kolegial yaitu bahwa pengetahuan serta kompetensi seseorang telah divalidasi/diuji oleh lingkungan kerjanya.

Moral yaitu penilaian professional serta saran yang diberikan berorientasi pada suatu nilai substantive profesi.

Ada lima profesi dasar (“old professional”) yang telah lama dikenal dalam sistem continental yaitu;

1. Dokter

2. Apoteker

3. Notaris

4. Akuntan

5. Psikolog

Perlu diketahui bersama bahwa pemisahan profesi antara dokter dan apoteker terjadi pada tahun 1240 di Palermo Sisilia, dimana Federick Agung II, Penguasa Jerman dan Raja Sisilia membuat maklumat pemisahan yang oleh Kremers dan

Page 13: Etika profesi-D3S1

Urdang disebut sebagai “Magna Charta The Professional of Pharmacy”.

Pemisahan yang membuat kewenangan yang berbeda antara dokter dan apoteker hingga saat ini.

Kelompok profesi berkembang cepat, saat ini kita kenal antara lain adalah dokter hewan, arsitek, perawat, bidan, sarjana kesehatan masyarakat, wartawan, hakim, pengacara, dan berbagai bidang lainnya.

1. Pelayanan profesional

Menurut Caplow ada beberapa ciri/karateristik

pelayanan profesi, yaitu:

adanya ikatan profesi,

adanya kode etik,

adanya pengendalian batas kewenangan

dan

adanya pengaturan hukum untuk

mengontrol praktek.

Greenwood menambahkan beberapa ciri lain:

adanya teori yang sistematis,

adanya otoritas,

adanya sanksi dari masyarakat, serta

adanya budaya khusus.

Wilensky menambahkan ciri lain:

pekerjaan penuh waktu,

Page 14: Etika profesi-D3S1

adanya pendidikan yang berhubungan

dengan universitas.

Profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Memiliki tubuh pengetahuan yang sistematis dan berbatas jelas.

Pendidikan khusus berbasis “keahlian” pada jenjang pendidikan tinggi.

Memberi pelayanan kepada masyarakat, melalui praktek dalam bidang keprofesian.

Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian yang bersifat otonom.

Memberlakukan kode etik keprofesian. Memiliki motivasi “altruistic” dalam

memberikan pelayanan. Proses pembelajaran seumur hidup, dan Mendapat jasa profesi.

1.Sertifikasi Adalah setiap profesi harus disertifikasi secara normal oleh suatu lembaga keprofesian untuk tujuan diakuinya keahlian pekerjaan keprofesiannya. Kegiatan keprofesian

Page 15: Etika profesi-D3S1

merupakan memiliki posisi hierarchial dalam masyarakat.

2.OtoritasPekerjaan profesi ditandai oleh adanya otoritas melakukan pekerjaan yang melekat pada diri pribadi perilaku profesi masing-masing. Pada profesi dalam melakukan pekerjaannya menyangkut suatu pekerjaan tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan di perguruan tinggi. Untuk farmasi pekerjaan tersebut didefinisikan sebagai pekerjaan kefarmasian yang diperolehnya dari negara sebagai otoritas keahlian sehingga sebelum melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Apoteker perlu disumpah terlebih dahulu.

3.Keahlian KhususPada profesi melekat keahlian khusus yang menghasilkan produk dan produk profesinya tersebut dapat dilayankan kepada client mendapatkan kepuasan dan kenikmatan atas produk profesi tersebut. Sebaliknya client akan membayar atas produk pelayanan tersebut, yang menjadi penghasilan bagi pelaku profesi. Pekerjaan profesi dilakukan berdasarkan atas standar profesi yang diatur oleh organisasi profesinya, serta tata cara lain

Page 16: Etika profesi-D3S1

yang menjamin keseragaman dalam melaksanakan pekerjaannya.

4.Organisasi ProfesiHubungan khusus diantara sesama pelaku profesi yang diatur melalui praktek organisasi profesi serta berlakunya etika profesi.Organisasi profesi untuk Apoteker adalah Ikatan Apoteker Indonesia atau disingkat IAI

5.Etika ProfesiYaitu suatu aturan yang mengatur suatu pekerjaan itu boleh atau tidak dilakukan oleh pelaku profesi sewaktu menjalankan praktek profesinya. Etika Apoteker telah dibuat dalam bentuk Kode Etik Apoteker Indonesia sesuai dengan keputusan Kongres IAI di Bali tahun 2005 dan dilengkapi dengan Pedoman Implementasi Kode Etik Apoteker dan Tata Laksana Organisasi Majelis Pembina Etika Apoteker sesuai dengan keputusan Kongres IAI di Jakarta tahun 2009.

6.Filosofi Profesi Farmasi

Page 17: Etika profesi-D3S1

Adalah “pharmaceutical care”, dan “good pharmacy practice” yang perlu diterjemahkan ke dalam misi, visi, dan steterusnya.

Misi dari praktek farmasi adalah menyediakan obat dan alat-alat kesehatan lain dan memberikan pelayanan yang membantu orang atau masyarakat untuk menggunakan obat maupun alat kesehatan dengan cara yang benar.

PERANAN APOTEKEREmpat peran penting dalam menjalankan yaitu peran, tanggung jawab, hak, dan kewenangan. Dalam melaksanakan tugas, kewajiban, hak dan kewenangan Apoteker WHO telah menyusun pedoman Good Pharmacy Practice yang semuanya serba Empat, yaitu:A. Empat Pilar (EPL)

Empat Pilar dalam Good Pharmacy Practice (EPL dalam GPP) adalah:

Page 18: Etika profesi-D3S1

1. Apoteker harus peduli terhadap kesejahteraan pasien dalam segala situasi dan kondisi.

2. Kegiatan inti farmasi adalah menyediakan obat, produk pelayanan kesehatan lain, menjamin kualitas, informasi dan saran yang memadai pasien, dan memonitor penggunaan obat yang digunakan pasien.

3. Bagian integral farmasi adalah memberikan kontribusi dalam peningkatan peresepan yang rasional dan ekonomis, serta penggunaan obat yang tepat.

4. Tujuan tiap pelayanan farmasi yang dilakukan harus sesuai setiap individu, didefinisikan dengan jelas, dan dikomunikasikan secara efektif kepada semua pihak.

B. Empat Elemen Penting (EEP)Empat Elemen Penting dalam Good Pharmacy Practice (EEPdalam GPP) adalah:1. Kegiatan yang berhubungan dengan

promosi Keshatan dan pencegahan penyakit

2. Penyediaan dan penggunaan obat resep dokter dan produk pelayanan kesehatan lainnya.

3. Pengobatan mandiri4. Memengaruhi peresepan dan

penggunaan obat.

Page 19: Etika profesi-D3S1

C.Empat Elemen Tambahan (EET)Empat Elemen Tambahan dalam Good Pharmacy Practice (EET dalam GPP) adalah:1. Apoteker bekerja sama dengan tenaga

kesehatan masyarakat berupaya mencegah penyalahgunaan dan penggunaan obat yang salah yang terjadi di masyarakat.

2. Menilai produk obat dan produk pelayanan kesehatan lainnya secara profesional

3. Penyebarluasan informasi obat dan berbagai aspek pelayanan kesehatan yang telah dievaluasi

4. Terlibat dalam semua tahap-tahap pelaksanaan uji klinis.

D.Empat Lingkup Tanggung Jawab (ELTj)Empat Lingkup Tanggung jawab dalam Good Pharmacy Practice (ELTj dalam GPP) adalah:1. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan

obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan masyarakat

2. Menjamin mutu, keamanan dan efektifitas obat yang diberikan dan memperhatikan hak azasi dan keunukan setiap individu

3. Menjamin setiap orang atau masyarakat yang menggunakan obat atau alat kesehatan mendapatkan informasi tentang

Page 20: Etika profesi-D3S1

obat dan alat kesehatan yang digunakan demi tercapainya kepatuhan penggunaan

4. Memiliki tanggung jawab bersama dengan tenaga kesehatan lain dan pasien dalam menghasilkan keluaran terapi yang optimal.

E. Empat Lingkup Hak (ELH)Empat Lingkup Hak (ELH) dalam Good Pharmacy Practice (ELH dalam GPP) adalah:1. Hak untuk mendapatkan posisi kemitraan

dengan profesi tenaga kesehatan lainnya.2. Hak untuk mendapatkan perlindungan

hukum pada saat melaksanakan praktek sesuai dengan standar yang ditetapkan.

3. Hak untuk mendapatkan jasa profesi sesuai dengan kewajaran jasa profesional kesehatan.

4. Hak untuk bicara dalam rangka menegakkan keamanan masyarakat dalam aspek sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan.

F. Kewajiban terhadap profesi

Page 21: Etika profesi-D3S1

1. Seorang asisten apoteker harus menjungjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan proesi, menjaga integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya

2. Seorang asisten apoteker berkewajiaban untuk mengingkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan teknologi

3. Seorang asisten Apoteker senantiasa harus melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar operasional prosedur, standar profesi yang berlaku dan kode etik profesi

4. Seorang asisten apoteker harus menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.

G.Kewajiban terhadap teman sejawat (Kode Etik AA)

1.Seorang assisten apoteker memandang teman sejawat sebagaimana dirinya memberikan penghargaan.

2.Seorang asisten apoteker senantiasa menghindari perbuatan yang merugikan

Page 22: Etika profesi-D3S1

teman sejawat secara material maupun moril

3.Seorang asisten apoteker senantiasa meningkatkan kerjasama dan memupuk kebutuhan martabat jabatan kefarmasian, mempertebal rasa saling percaya dalam menunaikan tugas.

Bab III . Kewajiban apoteker terhadap teman sejawat

Pasal 10, Seorang apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan

Pasal 11, Sesama apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik.

Pasal 12, Seorang apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang baik sesama apoteker didalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai didalam menunaikan tugasnya.

Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya

Page 23: Etika profesi-D3S1

Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan dengan tenaga kesehatan lain, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara “keseluruhan”

Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang perawatan.

Kewajiban dokter terhadap teman sejawatnya

Pasal 15. Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan .Pasal 16. Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman sejawatnya tanpa persetujuannya.

Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya

Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya

Page 24: Etika profesi-D3S1

untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.

Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya, harus saling menghormati baik terhadap sejawat maupun tenaga kesehatan lainnya.

Page 25: Etika profesi-D3S1

Sumpah Hippokrates Sumpah Hippokrates jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berbunyi sebagai berikut : “Saya bersumpah demi Apollo dewa penyembuh, dan Aesculapius dan Hygeia, dan Panacea dan semua dewa dewa sebagai saksi, bahwa sesuai dengan kemampuan dan fikiran saya, saya akan mematuhi janji janji berikut ini :

1.Saya akan memperlakukan guru yang telah mengajarkan ilmu ini dengan penuh kasih sayang sebagai mana terhadap orang tua saya sendiri, jika perlu akan saya bagikan harta saya untuk dinikmati bersamanya.

2.Saya akan memperlakukan anak-anaknya sebagai saudara kandung saya dan saya akan mengajarkan ilmu yang telah saya peroleh dari ayahnya, kalau mereka memang mau mempelajarinya, tanpa imbalan apapun.

3.Saya akan meneruskan ilmu pengetahuan ini kepada anak-anak saya sendiri, dan kepada anak-anak guru saya, dan kepada mereka yang telah mengikatkan

Page 26: Etika profesi-D3S1

diri dengan janji dan sumpah untuk mengabdi kepada ilmu pengobatan, dan tidak kepada hal-hal yang lainnya

4.Saya akan mengikuti cara pengobatan yang menurut pengetahuan dan kemampuan saya akan membawa kebaikan bagi penderita, dan tidak akan merugikan siapapun.

5.Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapapun meskipun diminta, atau menganjurkan kepada mereka untuk tujuan itu. Atas dasar yang sama, saya tidak akan memberikan obat untuk menggugurkan kandungan.

6.Saya ingin menempuh hidup yang saya baktikan kepada ilmu saya ini dengan tetap suci dan bersih.

7.Saya tidak akan melakukan pembedahan terhadap seseorang, walaupun ia menderita penyakit batu, tetapi akan menyerahkannya kepada mereka yang berpengalaman dalam pekerjaan ini .

8.Rumah siapapun yang saya masuki, kedatangan saya itu saya

Page 27: Etika profesi-D3S1

tujukan untuk kesembuhan yang sakit dan tanpa niat niat buruk atau mencelakakan, dan lebih jauh lagi tanpa niat berbuat cabul terhadap wanita ataupun pria, baik merdeka maupun hamba sahaya.

9.Apapun yang saya dengar atau lihat tentang kehidupan seseorang yang tidak patut disebarluaskan, tidak akan saya ungkapkan karena saya harus merahasiakan nya.

10. Selama saya tetap mematuhi sumpah saya ini, izinkanlah saya menikmati hidup dalam mempraktekan ilmu saya ini, dihormati oleh semua orang, disepanjang waktu ! Tetapi jika sampai saya menghianati sumpah ini, balikanlah nasib saya .