etika medis
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 ETIKA MEDIS
1/8
1
ETIKA PELAKU INFORMATIKA
DI BIDANG INFORMATIKA MEDIS
Ause Labellapansa (11917117)
PENGERTIAN INFORMATIKA MEDIS
Informatika medis memiliki pengertian yang sangat beragam, diantaranya adalah
bahwa informatika medis adalah aplikasi komputer, komuikasi dan teknologi informasi
dan sistem untuk semua bidang kedokteran mulai dari perawatan medis, pendidikan
kedokteran dan penelitian medis (Collen MF 1997). Informatika medis menurut Haux R
(1997) merupakan disiplin yang berkaitan dengan pengolahan sistematis dari data,
informasi dan pengetahuan dalam bidang kedokteran dan perawatan kesehatan yang
tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, penelitian dan
bidang kodokteran dan ilmu kesehatan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa informatika medis
merupakan pertemuan disiplin ilmu kedoteran dan informatika yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, penelitian baik dalam bidang kodokteran
maupun ilmu kesehatan. Pada gambar 1.1 di bawah ini akan digambarkan kaitannya TI
dengan berbagai macam fungsi kesehatan.
Gambar 1.1 Macam fungsi kesehatan dan kaitannya dengan TI [3]
-
7/29/2019 ETIKA MEDIS
2/8
2
Manajemen mutu, perawatan pasien, keselamatan pasien, pendidikan kedokteran,
manajemen penyakit, farmasi laboratorium radiologi dan rekam medis merupakan
macam-macam fungsi yang ada di bidang kedokteran, dimana fungsi-fungsi tersebut
dikaitkan dengan adanya TI. Sehingga TI memiliki kaitan yang sangat erat dengan
dunia kedokteran. Namun, bagaimanakah etika para pelaku informatika dalam dunia
kedokteran? Mengingat bahwa dunia kedoteran erat kaitannya dengan kerahasiaan
pasien. Hal ini akan dibahas pada bagian berikutnya.
ETIKA INFORMATIKA
TI adalah jembatan bagi segala bidang ilmu. TI bisa bekerja disegala bidang ilmu.
Namun secara umum, TI memiliki etika sendiri, dimana etika ini akan digandeng dengan
etika bidang ilmu yang akan dijalani oleh pelaku TI. Etika adalah ilmu yang membahas
perbuatan baik dan perbuatan buruk (tingkah laku) manusia sejauh yang dapat
dipahami oleh pikiran manusia. Etika di bidang informatika, menurut Asosiasi Profesi
Teknologi Informasi (Association of Information Technology ProfessionalsAITP) yaitu
[4]:
Menyadari tanggung jawab saya pada pihak pemberi kerja, saya harus:
1. Menghindari berbagai konflik kepentingan dan memastikan bahwa pemberi kerja
saya menyadari potensi konflik apapun
2. Melindungi privasi dan kerahasiaan semua informasi yang dipercayakan kepadasaya
3. Tidak salah dalam menyajikan atau menyembunyikan informasi yang berhubungan
erat dengan situasi tertentu
4. Tidak mencoba untuk menggunakan sumber daya dari pihak pemberi kerja untuk
keuntungan peribadi atau tujuan lainnya tanpa persetujuan yang memadai
5. Tidak mengeksploitasi kelemahan sistem komputer untuk kepentingan pribadi atau
kepuasan pribadi
Menyadari tanggung jawab saya pada masyarakat, saya harus:1. Menggunakan keahlian dan pengetahuan saya untuk meberi informasi masyarakat
dalam semua area keahlian saya
2. Akan memastikan bahwa hasil pekerjaan saya digunakan dalam cara yang
bertanggung jawab secara sosial, sebaik mungkin dari kemampuan saya
3. Mendukung, menghormati dan mematuhi hukum lokal, negara bagian ,provinsi dan
federal
-
7/29/2019 ETIKA MEDIS
3/8
3
4. Tidak pernah salah menyajikan atau menyembunyikan informasi yang berhubungan
erat dengan suatu isu atau situasi yang menjadi perhatian publik, tidak juga akan
mengijinkan informasi nyata semacam itu tetap tidak diteliti
5. Tidak menggunakan pengetahuan atas sesuatu yang rahasia atau bersifat persolan
dalam tindakan yang tidak sah untuk mendapat keuntungan pribadi
Berdasarkan kode etik tersebut, para praktisi bisnis dan pakar sistem infromasi
seharusnya akan menjalankan tanggung jawab etikanya dengan cara sukarela. Pelaku
TI dapat menjadi praktisi yang bertanggung jawab dengan bertindak integritas,
meningkatkan kompetensi profesional, menetapkan standar tinggi kinerja personal,
menerima tanggung jawab atas pekerjaan dan meningkatkan privasi serta
kesejahteraan umum masyarakat.
Dengan adanya kode etik, diharapkan meminimalkan adanya kejahatan komputer
(computer crime). Namun seperti apakah kejahatan komputer itu harus pula diketahui
untuk dapat mengenali segala macam bentuk kejahatan komputer yang dilakukan oleh
para pelaku TI. Kejahatan komputer sebagaimana didefensisikan oleh AITP meliputi:
1. Penggunaan, akses, modifikasi dan pngaturan hardware, softaware, data, atau
sumber daya jaringan secara tidak sah
2. Pemberian informasi secara tidak sah
3. Pembuatan copi software secara tidak sah4. Mengingkari akses pemakai akhir ke hardware, software, data atau sumber daya
jaringannya sendiri
5. Menggunakan atau berkonspirasi untuk menggunakan sumber daya komputer atau
jaringan untuk secara ilegal mendapatkan informai atau properti berwujud.
Contoh kejahatan komputer yaitu hacking. Hackingadalah penggunaan komputer
yang obsesif atau akses dan penggunaan tidak sah dalam sistem jaringan komputer
misalnya saja mengakses sistem komputer, membaca beberapa file dan lain-lain.
Pelaku hacking yang disebut hacker pun memiliki 2 sisi, yaitu hacker yang hanya
berniat memberi tahu kelemahan sistem untuk dapat diperbaiki dan hacker yang berniat
untuk memanfaatkan kelemahan sistem untuk berbuat kejahatan seperti mencuri file.
Selain hacking terdapat juga beberapa kejahatan lain yang dilakukan pelaku TI
kepada sebuah sistem, misalnya saja dengan memasang bom waktu kepada program
yang diminta untuk dibuat agar hanya bisa dipakai dalam waktu tertentu, menanam
virus yang akan aktif dalam kondisi tertentu dan lain-lain. Hal ini tentu akan merugikan
pemakai jasa TI dan memeberikan nama jelek bagi pelaku TI. Untuk menanggulangi hal
-
7/29/2019 ETIKA MEDIS
4/8
4
ini memang sudah tersedia misalnya saja dengan menggunakan antivirus atau firewall
namun etika dibidang TI hendaknya selalu dijunjung tinggi.
ETIKA KEDOKTERAN
Terdapat dua sistem etik yang diterapkan di bidang kedokteran, yaitu [5] :
1. Deontological ethical system, duty oriented ethical system, absolutisme, formalisme
yaitu adalah etik yang berorientasi kepada kewajiban dan larangan yang telah
digariskan Tuhan/agama. Sistem etik yang menganggap bahwa segala sesuatu
yang ada di dunia ini sudah ditetapkan dan tidak berubah.
2. Teleological ethical system, consequence oriented ethical system, revitalisme,
utilitarianisme yaitu etik yang berorientasi kepada tujuan atau akibat yang timbul.
Sistem etik yang mengangap bahwa segala sesuatu di dunia ini merupakan proses
dan selalu berubah, sehingga etik dan moral juga akan berubah sesuai dengan
perubahan keadaan yang terjadi.
Terdapat pula 6 azas etik yang bersifat universal yang tidak akan berubah dalam
etik profesi kedokteran, yaitu [5] :
1. Azas menghormati otonomi pasien (Principle of respect to the patients autonomy)
Pasien mempunyai kebebasan untuk mengetahui serta memutuskan apa yang
akan dilakukan terhadapnya, dan untuk ini perlu diberikan informasi yang cukup.
Pasien berhak untuk dihormati pendapat dan keputusannya, dan tidak boleh
dipaksa, untuk ini perlu ada informed concent
2. Azas kejujuran (principle of veracity). Dokter hendaknya mengatakan hal yang
sebenarnya secara jujur apa yang terjadi, apa yang akan dilakukan serta
akibat/risiko yang dapat terjadi. Informasi yang diberikan hendaknya disesuaikan
dengan tingkat pendidikan pasien. Selain jujur kepada pasien seorang dokter juga
harus jujur kepada dirinya sendiri.
3. Azas tidak merugikan (Principle of non maleficence) . Dokter berpedoman primunnon nocere (first of all do no harm), tidak melakukan tindakan yang tidak perlu, dan
mengutamakan tindakan yang tidak merugikan pasien, serta mengupayakan
supaya resiko fisik, resiko psikologik maupun resiko sosial akibat tindakan tersebut
seminimal mungkin.
4. Azas manfaat (Principle of beneficence). Semua tindakan dokter yang dilakukan
terhadap pasien harus bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi penderitaan atau
memperpanjang hidupnya. Untuk ini dokter diwajibkan membuat rencana
perawatan/tindakan yang berlandaskan pengetahuan yang sahih dan dapat berlaku
http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/05/artikel-etika-dalam-bidang-kedokteran.htmlhttp://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/05/artikel-etika-dalam-bidang-kedokteran.html -
7/29/2019 ETIKA MEDIS
5/8
5
secara umum, kesejahteraan pasien perlu mendapat perhatian yang utama. Risiko
yang mungkin timbul dikurangi sampai seminimal mungkin dan memaksimalkan
manfaat bagi pasien.
5. Azas kerahasiaan (Principle of confidentiality) . Dokter harus menjaga kerahasiaan
penderita, meskipun penderita telah meninggal.
6. Azas keadilan (Principle of justice) . Dokter harus berlaku adil, dan tidak berat
sebelah pada waktu merawat pasien.
Sama halnya dengan etika di bidang TI, para dokter pun memiliki kerantanan untuk
melakukan perbuatan yang melanggar etika. Misalnya saja dokter yang secara tidak
sengaja bercerita tentang kondisi pasiennya yang mungkin agak lucu bagi dokter atau
juga karena kesibukannya dokter tidak lagi memberikan informasi mengenai penyakit
pasien dan langsung memberikan obat saja. Untuk melaksanakan etika ini, memang
diperlukan budi pekerti yang luhur dari para pelaku baik pelaku TI maupun pelaku
dibidang kedokteran
ETIKA INFORMATIKA DI DUNIA KESEHATAN
Untuk memudahkan kerja dokter dan orang-orang yang di bidang kesehatan, maka
dunia kesehatan khusunya dunia kedoteran tak luput dari penggunaan dan
pemanfaatan teknologi informatika. Namun apa jadinya bila etika informatika ditemukan
dengan etika kedokteran?. Para pelaku TI yang berhubungan dengan dunia kedoteran,
tentu dituntut untuk memahami etika yang ada di kedokteran.
Disatu sisi para pelaku dibidang kesehatan akan merasa terbantu dengan adanya
alat-alat TI yang mampu mempercepat pekerjaan mereka, misalnya saja pemanfaatan
untuk melakukan operasi yang dilakukan dengan petunjuk dari dokter ahli yang berbeda
negara dimana operasi dilakukan dengan memanfaatkan jaringan komunikasi.
Bila suatu instansi rumah sakit meminta TI untuk dibuatkan sistem informasi, maka
secara otomatis para pelaku TI seharusnya memiliki 2 etika yang harus dijunjung tinggi
yaitu etika TI dan etika kedokteran sebagaimana bahwa TI adalah jembatan bagi semuabidang ilmu.
STUDI KASUS
Pihak rumah sakit meminta untuk dibuatkan sistem rekam medis. Berdasarkan UU
no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit dimana pada bab XI tentang pencatatan
dan pelaporan, khususnya pasal 52 (1) disebutkan bahwa setiap rumah sakit
wajiban melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan
-
7/29/2019 ETIKA MEDIS
6/8
6
penyelenggaran rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit.
UUndang-Undang nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis pasal
14 tertulis : pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas
hilang, rusak, pemalsuan dan atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak
berhak terhaap rekam medis.
Jika menyimak UU ini, maka sebenarnya posisi TI tidaklah menjadi jelas, namun
pimpinan rumah sakit lah yang memegang peranan dalam pembuatan skema
kerjasama TI dengan rumah sakit. Untuk itu KSO atau kerjasama operasional
diperlukan. Kerjasama Operasional (KSO) adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih
dimana masing-masing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan
menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki dengan menanggung keuntungan
dan kerugian secara bersama-sama. KSO didasarkan atas waktu kerjasama sehingga
masa berakhirnya KSO adalah setelah masa kerjasama yang disepakati berakhir [6].
Untuk melaksanakan KSO maka perlu disusun TOR/KAK (Kerangka Acuan Kerja) yaitu
dokumen perencanaan kegiatan yang berisis penjelasana/keterangan mengenai apa,
mengapa, siapa, kapan, dimana, bagaimana, dan berapa perkiraan biaya.
Pihak TI dengan adanya KSO memberikan jaminan kepada pihak rumah sakit
bahwa sistem yang diimplementasikan bisa berjalan dengan maksiman baik haardware,
software termasuk pendampingan baik pada saat data entry/operator maupun dari sisi
tekniknya.
Dengan adanya KSO maka pihak TI akan memiliki etika dibidang TI dan di bidang
kedokteran yang harus dijunjung tinggi sehingga pelanggaran terhadap hal ini tentu
akan disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku.
-
7/29/2019 ETIKA MEDIS
7/8
7
KESIMPULAN
Etika merupakan pembahasan mengenai tingkah laku mana yang baik dan mana
yang buruk. Etika TI telah diatur diantaranya oleh Asosiasi Profesi Teknologi Informasi
(Association of Information Technology Professionals AITP) sementara etika
kedokteran telah dibuat sejak lama oleh profesi kedokteran sendiri. Informatika medis
merupakan disiplin yang berkaitan dengan pengolahan sistematis dari data, informasi
dan pengetahuan dalam bidang kedokteran dan perawatan kesehatan yang tujuan
akhirnya adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, penelitian dan bidang
kodokteran dan ilmu kesehatan. TI merupakan jembatan bagi segala bidang ilmu. Pada
saat TI dipakai dibidang kesehatan dengan adanya kerjasama KSO (Kerjasama
Operasional) maka TI terikat dengan etika dibidang TI sendiri dan etika dibidang
kedokteran. Penyelewengan terhadap etika ini akan berakibat penyalahan terhadap
undang-undang.Sebagai studi kasus yaitu pembuatan sistem rekam medis rumah sakit.
Pihak rumah sakit memberlakukan KSO kepada pihak TI yang membuat sistem
sehingga pihak TI akan memegang 2 etika yaitu etika dibidang TI dan etika dibidang
kedokteran.
-
7/29/2019 ETIKA MEDIS
8/8
8
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
[1] Collen MF. 1997. Preliminary announcement for the Third World Conference on
Medical Informatics, MEDINFO 80.
[2] Haux R. 1997.Aims and tasks of medical informatics. International Journal of
Medical Informatics 44 (1997) 9-20
[3] Robert E Hoys. 2009. Medical Informatics: Practical Guide for the Helathcare
Professional. Third edition. University of West Florida.
[4] James A Obrien. Introduction to Information Systems. 12nd edition. McGraw-Hill.
2005
INTERNET
[5] http://www.asrori.com/2011/05/artikel-etika-dalam-bidang-kedokteran.html
[6] http://www.madecerik.net/2012/03/20/kerjasama-operasional-kso-solusi-
implementasi-simrs-revenue-center-bagi-rumah-sakit/
[7] http://www.madecerik.net/2011/10/15/manfaat-kerjasama-operasional-ksobot-
simrs-part-1/
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed&list_uids=9265561&dopt=Abstracthttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed&list_uids=9265561&dopt=Abstracthttp://www.asrori.com/2011/05/artikel-etika-dalam-bidang-kedokteran.htmlhttp://www.asrori.com/2011/05/artikel-etika-dalam-bidang-kedokteran.htmlhttp://www.madecerik.net/2012/03/20/kerjasama-operasional-kso-solusi-implementasi-simrs-revenue-center-bagi-rumah-sakit/http://www.madecerik.net/2012/03/20/kerjasama-operasional-kso-solusi-implementasi-simrs-revenue-center-bagi-rumah-sakit/http://www.madecerik.net/2012/03/20/kerjasama-operasional-kso-solusi-implementasi-simrs-revenue-center-bagi-rumah-sakit/http://www.madecerik.net/2011/10/15/manfaat-kerjasama-operasional-ksobot-simrs-part-1/http://www.madecerik.net/2011/10/15/manfaat-kerjasama-operasional-ksobot-simrs-part-1/http://www.madecerik.net/2011/10/15/manfaat-kerjasama-operasional-ksobot-simrs-part-1/http://www.madecerik.net/2011/10/15/manfaat-kerjasama-operasional-ksobot-simrs-part-1/http://www.madecerik.net/2011/10/15/manfaat-kerjasama-operasional-ksobot-simrs-part-1/http://www.madecerik.net/2012/03/20/kerjasama-operasional-kso-solusi-implementasi-simrs-revenue-center-bagi-rumah-sakit/http://www.madecerik.net/2012/03/20/kerjasama-operasional-kso-solusi-implementasi-simrs-revenue-center-bagi-rumah-sakit/http://www.asrori.com/2011/05/artikel-etika-dalam-bidang-kedokteran.htmlhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed&list_uids=9265561&dopt=Abstract