etika keperawatan transfusi darah

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etika berasal dari bahasa yunani yaitu etos yang berarti watak, kebiasaan, model perilaku cara berkata atau bertindak dimana melalui etika orang lain akan mengenal siapa diri kita sedangkan moral berasal dari kata latin – mos-(gen:moris) yang berarti tata adat atau kebiasaan. Objek material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia, sedangkan objek formal etika adalah kebaikan atau keburukan atau soal bermoral atau tidaknya perbuatan manusia, maka perbuatan yang dilakukan tanpa sadar atau secara tidak bebas tidak bisa dikenai penilaian dan sanksi moral. Masalah etika dewasa ini sering di artikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi suatu perilaku manusia ( suhaemi, 2002:7 ). Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yg bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalammasyarakat yg melibatkan aturan atau prinsip yg menentukan tingkah lakuyang benar. Moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yg merupakan standar perilaku´dan nilai´ yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat tempat ia tinggal. Etiket atau adat merupakan sesuatu yang 1

Upload: justitiaintan

Post on 26-Dec-2015

60 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

etika keperawatan kasus pada pasien transfusi darah

TRANSCRIPT

Page 1: etika keperawatan transfusi darah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu etos yang berarti watak, kebiasaan, model

perilaku cara berkata atau bertindak dimana melalui etika orang lain akan mengenal

siapa diri kita sedangkan  moral berasal dari kata latin –mos-(gen:moris) yang berarti

tata adat atau kebiasaan. Objek material etika adalah tingkah laku atau perbuatan

manusia, sedangkan objek formal etika adalah kebaikan atau keburukan atau soal

bermoral atau tidaknya perbuatan manusia, maka perbuatan yang dilakukan tanpa sadar

atau secara tidak bebas  tidak bisa dikenai penilaian dan sanksi moral. Masalah etika

dewasa ini sering di artikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi suatu

perilaku manusia ( suhaemi, 2002:7 ).

 Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yg bagaimana sepatutnya manusia hidup di

dalammasyarakat yg melibatkan aturan atau prinsip yg menentukan tingkah lakuyang

benar. Moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yg merupakan standar

perilaku´dan nilai´ yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat

tempat ia tinggal. Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang

serta menjadi suatu kebiasaan di dalam suatu masyarakat baik berupa kata- kata maupun

bentuk  perbuatan yang nyata. Etika, moral dan etiket sulit dibedakan, hanya dapat

dilihat bahwa etika lebih dititik beratkan pada aturan, prinsip yang melandasi perilaku

yang mendasar dan mendekati aturan, hukum dan undang - undang yang membedakan

benar atau salah secaramoralitas nilai-nilai moral yang ada dalam kode etik keperawatan

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari transfusi darah?

2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi bagi orang yang menjadi resipien transfuse

darah?

1

Page 2: etika keperawatan transfusi darah

3. Apa Contoh kasus penerapan konsep etika keperawatan dalam pasien transfuse

darah?

4. Bagaimana analisa kasus dilihat dari konsep etika keperawatan?

1.3 Tujuan

Mahasiswa mampu mengetahui tentang :

1. Pengertian dari transfusi darah

2. Indikasi dan kontra indikasi bagi orang yang menjadi resipien transfuse darah

3. Contoh kasus penerapan konsep etika keperawatan dalam pasien transfuse darah

4. Analisa kasus dilihat dari konsep etika keperawatan

2

Page 3: etika keperawatan transfusi darah

BAB II

Penerapan konsep, prinsip etika keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan

cairan, elektrolit darah (transfusi)

A. Pengertian transfuse darah

Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis

produk dari satu orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi

darah dapat menyelamatkan jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan

darah besar karena trauma, atau dapat digunakan untuk menggantikan darah

yang hilang selama operasi. Transfusi darah juga dapat digunakan untuk

mengobati anemia berat atau trombositopenia yang disebabkan oleh penyakit

darah. Awal transfusi darah secara keseluruhan digunakan, tapi praktek medis

modern umumnya hanya menggunakan komponen darah. Pindah tuang

Memindahkan sejumlah cairan (dalam jumlah yang cukup besar) ke dalam

pembuluh darah balik, atau tranfusi darah adalah memindahkan cairan (darah)

dari seorang donor kepada seorang akseptor (resipien)

B. INDIKASI

1. Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar (operasi besar,

perdarahan postpartum, kecelakaan, luka bakar hebat, penyakit kekurangan

kadar Hb atau penyakit kelainan darah).

2. Pasien dengan syok hemoragi.

3. Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien

dengan kultur darah positif, demam persisten /38,3° C dan granulositopenia)

4. Pasien dengan penekanan system imun (imunokompromise).

5. Pasien dengan defisiensi faktor koagulasi yang tidak bisa ditentukan

6. Klien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan

C. KONTRAINDIKASI

1. Hb dan jumlah eritrosit dan leukosit pasien yang tidak normal.

2. Pasien yang bertekanan darah rendah.

3. Transfusi darah dengan golongan darah yang berbeda.

3

Page 4: etika keperawatan transfusi darah

4. Transfusi darah dengan darah yang mengandung penyakit, seperti

HIV/AIDS, Hepatitis B.

D. PRINSIP-PRINSIP ETIK

1. Otonomi (Autonomy)

Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri, dan

nomos yang berarti aturan. Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa

individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang

dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatanmembuat sendiri, memilih

dan memiliki berbagai keputusan atau pilihanyang harus dihargai oleh orang

lain.rinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau

dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.

Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut

pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan anotonomi saat perawat

menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

Contoh tindakan yang tidak memperhatikan memperhatikan otonomi

adalah:

a. Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka doberi tahu sebelumnya;

b. Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang

pentingdiketahui klien dalam membuat suatu pilihan;

c. Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat

gangguanatau penyimpangan;

d. Tidak memberikan informasi yang lengakap walaupun klien

menghendakiinformasi tersebut;

e. Memaksa klien memberi informasi tentang hal – hal yang mereka

sudahtidak bersedia menjelaskannya.

2. Berbuat baik (Beneficience),

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,

memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan

atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.Terkadang,

4

Page 5: etika keperawatan transfusi darah

dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsipini dengan

otonomi.

Contoh perawat menasehati klien tentang programlatihan untuk memperbaiki

kesehatan secara umum, tetapi tidak seharusnyamelakukannya apabila klien

dalam keadaan risiko serangan jantung.

3. Keadilan (Justice), Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil

terhadaporang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan

kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat

bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan

yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

Contoh : seorang perawatsedang bertugas sendirian disuatu unit RS kemudian

ada seorang klien yang baru masuk bersamaan dengan klien yang memerlukan

bantuan perawat tersebut. Agar perawat tidak menghindar dari satu klien, kelian

yang lainnya maka perawat seharusnya dapat mempertimbangkan faktor - faktor

dalamsituasi tersebut, kemudian bertindak berdasarkan pada prinsip keadilan.

4. Tidak merugikan (Nonmaleficience) Prinsip ini berarti tidak menimbulkan

bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Johnson ( 1989 ) menyatakan

bahwa prinsip untuk tidak melukai orang lain berbeda dan lebih keras daripada

prinsip untuk melakukanyang baik.

Contoh : seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa pemberian

transfusi darah bertentangan dengan keyakinannya, mengalami

perdarahan hebat akibat penyakit hati yang kronis. Sebelum kondisi klien

bertambah berat, klien sudah memberikan pernyataan tertulis kepada

dokter bahwa ia tak mau dilakukan transfuse darah. Pada suatu saat,

ketika kondisi klien bertambah buruk dan terjadilah perdarahan hebat,

dokter seharusnya menginstruksikan untuk memberikan transfuse darah.

Dalam hal ini, akhirnya transfuse darah tidak diberikan karena prinsip

beneficience walaupun sebenarnya pada saat berasamaan terjadi

penyalahgunaaan prinsip maleficience

5. Kejujuran (Veracity), Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini

5

Page 6: etika keperawatan transfusi darah

Diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan

kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat

mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang

untuk mengatakankebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat,

komprensensif, danobjektif untuk memfasilitasi pemahaman dan

penerimaan materi yang ada,dan mengatakan yang sebenarnya kepada

klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya

selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa

argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika

kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya

hubungan paternalistikbahwa ”doctors knows best”sebab individu

memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi

penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar

dalammembangun hubungan saling percaya.

Contoh : Ny. M seorang wanita lansia dengan usia 68 tahun, dirawatdi

RS dengan berbagai macam fraktur karena kecelakan mobil.

Suaminyayang juga ada dalam kecelakaan tersebut masuk kerumah sakit

yang sama danmeninggal. Ny. M bertanya berkali – kali kepada perawat

tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada

perawatnya untuk tidak mengatakan kematian suami NY. M kepada Ny.

M. Perawat tidak diberi alasan apapun untuk petunjuk tersebut dan

mengatakan keprihatinannyakepada perawat kepala ruanga, yang

mengatakan bahwa instruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini

dihadapkan oleh konflik kejujuran.

6. Menepati janji (Fidelity), Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai

janji dankomitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan

menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah

kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang

dibuatnya.Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik

yangmenyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk

6

Page 7: etika keperawatan transfusi darah

meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan

danmeminimalkan penderitaan

7. Kerahasiaan (Confidentiality)Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi

tentang klien harusdijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam

dokumen catatankesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan

klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika

diijinkanoleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area

pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan

tenaga kesehatan lain harus dihindari.

8. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang

profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

D. Contoh Kasus

Di kota X terjadi kecelakaan yang mengakibatkan tuan Y kehilangan

darah dalam jumlah besar, kemudian tuan Y dibawa kerumah sakit S untuk

menerima pertolongan pertama, pada saat di rumah sakit dokter memberikan

pertolongan pertama berupa pembersihan dan pembalutan luka. Karena Tuan.Y

mengalami fraktur pada bagian lengan kanannya akhirnya dokter juga

memberikan spalk pada daerah tulang yang fraktur tersebut , setelah Tn.Y

diberikan pertolongan pertama, tuan Y di diagnosa oleh dokter mengalami

pendarahan pada bagian kepala dan abdomen sehingga menyebabkan tuan Y

kehilangan darah dalam jumlah besar dan menurunnya kadar Hb hingga kadar

Hb tuan Y menjadi 6 (normal 12-14 pada laki-laki), sehingga tuan Y harus

mendapatkan transfusi darah pada saat itu juga, tetapi pada saat itu tidak ada

keluarga atau wali yang menjadi tanggung jawab adnimistrasi pasien, sehingga

Tn.Y tidak mendapatkan tindakan selanjutnya, hingga saat ini Tn.Y menderita

stroke non hemoragik akibat dari keterlambatan tindakan trnsfusi darah sehingga

mengakibatkan kekurangan suplay oksigen yang dibawa oleh darah ke otak.

E. Analisa Kasus :

7

Page 8: etika keperawatan transfusi darah

Dalam kasus ini perawat tidak menerapkan prinsip etika kepeawatan :

1. Berbuat baik (Beneficience)

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,

memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau

kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam

situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

Dalam situasi seperti ini seharusnya perawat berkolaborasi dengan dokter untuk

segera melakukan tindakan transfusi darah, melihat kondisi pasien yang sudah

memerlukan darah dengan segera, perawata seharusnya menerapkan prinsip

beneficience (prinsip etika berbuat baik) pada pasien.

2.Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain

yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini

direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang

benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh

ekualitas pelayanan kesehatan.

Dalam situasi seperti ini seharusnya perawat juga menerapkan prinsip keadilan,

yakni menangani pasien dalam tindakan keperawatan terlebih lagi yang memang

sudah harus dilakukan pada saat emergency seperti melakukan transfusi darah Tn.Y

yang telah di diagnosa kehilangan darah dalam jumlah banyak, dan kadar Hb

{8(normal 12-14 pada laki-laki} yang relatif rendah, walaupun dalam situasi

tersebut Tn.Y belum ada keluarga dan wakil yang akan megurus administrasi.

3. Perawat terkena Tindak pidana UU kesehatan yakni :

Tidak memberi pertolongan pertama kepada pasien.

1. Pasal 190 ayat (1) menentukan bahwa “Pimpinan fasilitas pelayanan

kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau pekerjaan

8

Page 9: etika keperawatan transfusi darah

pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan

pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat darurat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2) dipidana

dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak

Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

2. Pada ayat (2) ditentukan bahwa dalam hal perbuatan sebagaimana

dimaksud pada ayat(1) mengakibatkan terjadinya kecacatan atau

kematian,pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan

tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan

denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

9