etika keberagaman di tempat kerja

11
MAKALAH MANAJEMEN LINTAS BUDAYA ETIKA KEBERAGAMAN DI TEMPAT KERJA Oleh : Anggara Dwi Putra 125020300111042 Galih Ivan C 125020300111059 Afidhiena Raisyan 125020307111023 Sandika Hayudi 125020307111054 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: elok-hendiono

Post on 07-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

hhhhhh

TRANSCRIPT

MAKALAH MANAJEMEN LINTAS BUDAYAETIKA KEBERAGAMAN DI TEMPAT KERJA

Oleh :

Anggara Dwi Putra125020300111042Galih Ivan C125020300111059Afidhiena Raisyan 125020307111023Sandika Hayudi 125020307111054

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS BRAWIJAYA2015Etika Keberagaman di Tempat KerjaKeberagaman di tempat kerja berarti menyatukan orang dari latar belakang etnis yang berbeda, agama dan kelompok umur menjadi sebuah unit kohesif dan produktif. Mengelola keragaman di tempat kerja harus menjadi bagian dari budaya seluruh organisasi. Kemajuan teknologi komunikasi seperti internet dan telepon seluler telah membuat pasar konsep yang lebih global. Untuk bertahan hidup, perusahaan harus mampu mengelola dan memanfaatkan kerja yang beragam secara efektif. ARGUMENTASI EKONOMI UNTUK KERAGAMANSebagian besar argumen ekonomi untuk keinginan tenaga kerja yang beragam didasarkan pada koneksi yang dibuat antara keberagaman dan hasil bisnis yang diinginkan. Yang paling menarik adalah hubungan dibuat antara tenaga kerja yang membawa perspektif dan kemampuan berharga dan berbeda untuk terhubung dengan spektrum yang luas dari pelanggan. Semakin beragam tenaga kerja, yang lebih luas dan lebih dalam adalah kemampuan untuk berkomunikasi lintas budaya, dan semakin besar potensi untuk hubungan jangka panjang yang mendalam.Ada juga argumen bahwa tenaga kerja yang beragam itu tidak tradisional, maka dari itu cenderung lebih kreatif dan mampu menerima perubahan, karena beragam kelompok kerja cenderung lebih menerima ambiguitas (Rosener, 1995). Penelitian menunjukkan bahwa asumsi budaya barat yang inovasi berasal dari pusat perusahaan dapat dilihat sebagai sekarat sisa-sisa dasarnya cara imperialis berpikir. KATEGORI TEORI ETIKAF. Neil Brady mengembangkan matriks untuk kategori-kategori khusus di mana korelasi pendekatannya ini dengan tiga keutamaan keyakinan (deontologi), harapan (teleologi), dan kasih sayang (caring).Teori Etika DeontologiEtika deontologi adalah sebuah istilah yang berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban dan logos berarti ilmu atau teori. Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai keburukan, deontologi menjawab, karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang.Sejalan dengan itu, menurut etika deontologi, suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Karena bagi etika deontology yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi : Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban. Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik.

Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.Dengan kata lain, suatu tindakan dianggap baik karena tindakan itu memang baik pada dirinya sendiri, sehingga merupakan kewajiban yang harus kita lakukan. Sebaliknya, suatu tindakan dinilai buruk secara moral sehingga tidak menjadi kewajiban untuk kita lakukan. Bersikap adil adalah tindakan yang baik, dan sudah kewajiban kita untuk bertindak demikian. Sebaliknya, pelanggaran terhadap hak orang lain atau mencurangi orang lain adalah tindakan yang buruk pada dirinya sendiri sehingga wajib dihindari.Bagi Kant, Hukum Moral ini dianggapnya sebagai perintah tak bersyarat (imperatif kategoris), yang berarti hukum moral ini berlaku bagi semua orang pada segala situasi dan tempat.Perintah Bersyarat adalah perintah yang dilaksanakan kalau orang menghendaki akibatnya, atau kalau akibat dari tindakan itu merupakan hal yang diinginkan dan dikehendaki oleh orang tersebut. Perintah Tak Bersyarat adalah perintah yang dilaksanakan begitu saja tanpa syarat apapun, yaitu tanpa mengharapkan akibatnya, atau tanpa mempedulikan apakah akibatnya tercapai dan berguna bagi orang tersebut atau tidak.Dengan demikian, etika deontologi sama sekali tidak mempersoalkan akibat dari tindakan tersebut, baik atau buruk. Akibat dari suatu tindakan tidak pernah diperhitungkan untuk menentukan kualitas moral suatu tindakan. Hal ini akan membuka peluang bagi subyektivitas dari rasionalisasi yang menyebabkan kita ingkar akan kewajiban-kewajiban moral.Teori Etika TeleologiEtika teleologi yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan. Suatu tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik,atau akibat yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat. Misalnya : mencuri sebagai etika teleology tidak dinilai baik atau buruk. berdasarkan tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Jika tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik. Contoh seorang anak mencuri untuk membiayai berobat ibunya yang sedang sakit, tindakan ini baik untuk moral kemanusiaan tetapi dari aspek hukum jelas tindakan ini melanggar hukum. Sehingga etika teologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu. Karena itu setiap norma dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam situasi sebagaimana dimaksudkan.Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-gejala yang memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses perkembangan. Dalam arti umum, teleologi merupakan sebuah studi filosofis mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan di alam maupun dalam sejarah. Dalam bidang lain, teleologi merupakan ajaran filosofis-religius tentang eksistensi tujuan dan kebijaksanaan objektif di luar manusia .Contoh dari etika teleology : Setiap agama mempunyai tuhan dan kepercayaan yang berbeda beda dan karena itu aturan yg ada di setiap agama pun perbeda beda .

Dua aliran etika teleologi : Egoisme EtisInti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Seseorang tidak mempunyai kewajiban moral selain untuk menjalankan apa yang paling baik bagi kita sendiri. Jadi, menurut egoisme etis, seseorang tidak mempunyai kewajiban alami terhadap orang lain. Meski mementingkan diri sendiri, bukan berarti egoisme etis menafikan tindakan menolong. Mereka yang egoisme etis tetap saja menolong orang lain, asal kepentingan diri itu bertautan dengan kepentingan orang lain. Atau menolong yang lain merupakan tindakan efektif untuk menciptrakan keuntungan bagi diri sendiri. Menolong di sini adalah tindakan berpengharapan, bukan tindakan yang ikhlas tanpa berharap pamrih tertentu. UtilitarianismeSemakin tinggi kegunaannya maka semakin tinggi nilainya. Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of the greatest number, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.Teori Etika KepedulianKepedulian dan keberpihakan telah menjadi prinsip moral penting sebagaimana dikemukakan oleh pandangan etika kepedulian atau etika komunitarian yang secara historis dipelopori oleh pendukung gerakan feminism.Etika kepedulian menekankan kepada 2 tuntutan, yaitu:1. Masing-masing kita ini berada dalam atau jaringan hubungan dan harus menjaga dan harus membina hubungan konkret dan berharga yang kita miliki dengan orang-orang tertentu.2. Masing-masing kita harus peduli terhadap mereka yang dengannya kita secara konkret berkaitan, khususnya terhadap mereka yang sangat memerlukan dan bergantung kepada kepedulian kita.Kepedulian dan Etika KomunitarianMenurut etika kepedulian, gagasan hubungan konkret tidaklah terbatas pada hubungan antara dua individu atau hubungan antara seseorang dengan kelompok tertentu.Panduan berikut berguna dalam hal terdapat konflik antara kepedulian dan prinsip moral, antara lain:1. Tentukan prinsip mana yang lebih atau paling penting;2. Pilih/ikuti prinsip yang lebih/paling penting;3. Terima konsekuensi apa pun dari pilihan tersebut sekalipun yang paling buruk.Kritik terhadap Etika KepedulianAda dua kritik penting terhadap etika kepedulian.Pertama, etika kepedulian dapat menjurus kepada favoritisme yang tidak adil. Misalnya karena memihak, seseorang lebih mengutamakan orang dari golongannya.Kritik kedua, menyatakan bahwa tuntutan etika kepedulian dapat menyebabkan pemadaman. Artinya, dalam mengajak agar peduli, etika kepedulian terlihat menuntut agar sesorang mau mengorbankan diri demi orang lain.Kritik ini ditanggapi oleh pendukung etika kepedulian dengan menyatakan bahwa pandangan yang baik mengenai kepedulian akan menyeimbangkan kepedulian terhadap diri sendiri (orang yang berkepedulian) dengan kepedulian terhadap orang lain.PRAGMATISME BISNIS DAN PENDEKATAN BISNISArgumen bisnis tentang keberagaman didasarkan pada pandangan berbasis sumber daya perusahaan dan semua pragmatis bahwa mereka peduli dengan apa yang terbaik untuk memenuhi tujuan bisnis. Pertanyaan yang sekarang kita hadapi adalah, bagaimana memahamipendekatan pragmatis persegi dengan pilihan etis yang baru saja kita ulas? untuk meringkas masalah ini, kami menggunakan grid empat sel dengan sumbu horisontal mewakili etika, dan sumbu vertikal mewakili tingkat pragmatis. Pragmatic

Quadrant IIIQuadrant I

Non-ethicalEthical

Quadrant IVQuadrant II

Non Pragmatic

Kuadran I adalah keadaan yang diinginkanolehsebagianbesarpebisnis. Pragmatis. Kuadran I juga di mana teori etika teleologis kami review akan-utilitaianism dan keadilan distributif. Apa yang kita lihat dengan mempertimbangkan kuadran I adalah bahwa argumen untuk keragaman di tempat kerja dapat menjadi pragmatis (baik untuk bisnis) dan juga etika. Argumen untuk kerja yang beragam karena hanya bermanfaat bagi bisnis adalah contoh dari pragmatis argumen nonethical, di mana argumen ekonomi untuk keberagaman yang kita bahas sebelumnya berada.Perludiketahuibahwaargumenpadakuadran Idan IV dekat, namunsangatberbedaSecarasepintas, kami mencatatbahwakuadran IIIadalah di manakitaakanmenemukannonpragmatic, upayanonethical, kombinasi yang sulittentang yang berpikir. mungkinbeberapakeputusanbisnis yang berkaitandengankeberagamanadalahhasildariprasangkapribadiyang menganggaptidakmempertimbangkanaspek-aspekpraktisdaripasarataukontenetiskeputusanitu.Kuadran II menunjukkanbahwa output memilikinilaitambahlebihdari input, pendekatanetikaakanmenjaditidakbiasa, tetapimerekaada.analisis kami menggambarkanbahwasebagianbesarargumenetisuntukkeragaman di tempatkerjakemungkinanakanberada di kuadran I.Doing Well and Doing GoodSebagaitahapakhiruntukmenujukesimpulan, kitabutuhuntukmenilaibagaimana proses daripengambilankeputusantentangkeberagaman, Kita perlumempertimbangkanbagaimana proses pengambilankeputusantentangkeragaman di tempatkerjamungkinmempertahankanfokuspraktisdanpadasaat yang samaakandidoronguntukmemasukkansatuetika.darisatutitikkunci. Dapatdilihatdaripenjelasansebelumnyabahwajikaadapertimbanganetisdalamkeputusankeragamanyang terkait, biasanyatidakdiartikulasikandalampikiranpribadipembuatkeputusan. Laura Nash dipanggiluntukanalisisetisberbasisdiskusiuntukmenjadibagiandarikeputusanorganisasi (Nash, 1981) dandiamenawarkan proses untukmendorongdiskusi di sekitarelemen-elemenini. Beberapapertanyaanuntukmembukadiskusiadalahsebagaiberikut:1. kepadasiapadanapa yang Andaberikansebagaibentukloyalitasandasebagaipribadidansebagaianggotadarikorporasi?Pembagianloyalitassecaraadiladalahssesuatu yang sulit di masalahkeragaman.Langkahpertamauntukmengatasimasalahtersebutadalahmemilahmana yang menjadiprioritasutamakita.

2. Bagaimanaperankomunikasidandampakterhadaphasil yang diinginkan?Perankomunikasisangatpentingbaik di dalammaupun di luarorganisasi.Karenaitu, komunikasiharusdapatterusdijagakarenamerupakankunciutamadalammenyelesaikanberbagaimasalahdalamorganisasi, termasukkeragaman3. ApakahAndadapatmelibatkanpihak yang terkenadampakdalampembahasanmasalahsebelumAndamembuatkeputusan?partisipasisemuaataubanyakpihakmenjaminbahwapihak yang terkenadampakdapatmendiskusikanapaalternatiftindakan yang terbaikdalammasalahtersebut. Padasaat yang sama, merekabelajardarikeputusan yang mungkin yang dapatmenyebabkanmerekakesulitandandengandemikianmemilikikesempatanuntukmelihatmasalahinidalamkonteks yang lebihbesar.Pentinguntukmembahasdalamkondisiapaaturanpermainandapatdiubah.sekarang, kitadapatmulaimelakukanhal yang benarsepertimenerapkankeragaman di tempatkerja, untukmembuatkeputusanbisnis yang baikdanpragmatisStudiKasusMichael Mammoneadalahseorang receptionist museum di Harvard denganpenyakitkelainan mental.Diatelahbekerjaselama 7 tahundantidakpernahadamasalah.Tapisuatuketika, penyakit yang di deritanyaitumembuatnyamenjadipemarahdanmelakukanhal-hal yang tidakpantassepertiberpakaiansecaraberlebihandantidaksesuaistandar.Diajugamenolakuntukbertemudenganterapisnya.Setelahitu Harvard memutuskanuntukmemberhentikannya.Mammonelalumengadukan Harvard karenadianggapmelakukandiskriminasia. Solusi : Keputusan Harvard untukmemberhentikanMammonedirasasudahbenar. Karenabagaimanapunjuga, kitaharusmenetapkandanmenaatistandarkerja di tempatkerjakita. Sebagaibentukpenghormatan Harvard kepadaMammone, seharusnya Harvard membantumembiayaipengobatanMammonesebagaigantidariuangpensiun, sehinggaMammonetidakmenganggapbahwadiatelahdiperlakukansecaratidakadilb. TeoriEtika yang terkandungdalamkasusiniadalah deontology theory. KarenaketikaMammonememilikipenyakitkelainan mental, tetapiiamasihdapatbekerja di tempattersebut, makahaltersebutbukanmenjadipenghalang. Tetapi, ketikapenyakitnyaitumembawadampakburukpadahasilkerjanya, makaialangsungdiberhentikan.c. PerkembanganterakhirdarikasustersebutadalahbahwatuntutanMammonekepada Harvard tidakdikabulkan. Karenamenurutpengadilan, Harvard mempunyaihakuntukmemberhentikankaryawannya. KarenaMammonesudahtidakbisamemenuhistandarkerja yang ada. Selainitu, Harvard jugasempatmemberikanbantuanpengobatankepadaMammonetetapiiamenolak.