etika hub.perawat dengan profesi lain
DESCRIPTION
jkhjhkjhkjklkTRANSCRIPT
Di Indonesia ada berbagai macam profesi dalam kesehatan. Profesi tersebut
juga mengakibatkan banyaknya institusi kesehatan, diantaranya dokter, bidan, ahli
gizi, kesehatan masyarakat, radiologi, teknobiomedik, farmasi, analis kesehatan, dan
perawat. Semua profesi tadi diwajibkan salaing bekerjasama dalam menjalankan
profesionalitas profesinya masing-masing.
Perawat merupakan satu dari banyaknya profesi kesehatan yang ada. Semua
profesi kesehatan yang ada tentu memiliki visi yang sama yakni
terwujudnyapelayanan kesehatan yang prima. Namun dalam pelaksanaannya perawat
tidak sendirian. Perawat ditemani oleh dokter, analis kesehatan, tim kesehatan
masyarakat, analis kesehatan, ahli gizi, radiologi dan lainnya.
Agar kerjasama dalam pelayanan kesehatan terwujud, semua jenis profesi
harus mempunyai keinginan untuk berkolaborasi. Perawat, bidan, dokter, dan semua
profesi lain merencanakan dan mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya di bangku
pelajar. Ketergantungan antar profesi pun dapat tetap ada asalakan dalam batas-batas
lingkup praktek yang sesuai dengan aturan yang ada.
4. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Farmasi
Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk
merumuskan dan mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja hanya di
ruang farmasi atau mungkin juga terlibat dalam konferensi perawatan klien atau
dalam pengembangan sistem pemberian obat.
Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan
dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. Dengan
demikian, perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas
tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut
bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama
tenaga kesehatan lainnya.
Perawat harus selalu mengetahui kerja, efek yang dituju, dosis yang tepat dan efek
smaping dari semua obat-obatan yang diberikan. Bila informasi ini tidak tersedia
dalam buku referensi standar seperti buku-teks atau formula rumah sakit, maka
perawat harus berkonsultasi pada ahli farmasi.
Saat komunikasi terjadi maka ahli farmasi memberikan informasi tentang obat-obatan
mana yang sesuai dan dapat dicampur atau yang dapat diberikan secara bersamaan.
Kesalahan pemberian dosis obat dapat dihindari bila baik perawat dan apoteker sama-
sama mengetahui dosis yang diberikan. Perawat dapat melakukan pengecekkan ulang
dengan tim medis bila terdapat keraguan dengan kesesuaian dosis obat. Selain itu,
ahli farmasi dapat menyampaikan pada perawat tentang obat yang dijual bebas yang
bila dicampur dengan obat-obatan yang diresepkan dapat berinteraksi merugikan,
sehingga informasinini dapat dimasukkan dalam rencana persiapan pulang. Seorang
ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk merumuskan dan
mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja hanya di ruang farmasi atau
mungkin juga terlibat dalam konferensi perawatan klien atau dalam pengembangan
sistem pemberian obat.