etika bisnis kelompok (krw)-meninjau praktik pasar bebas dari perspektif etika

9
MENINJAU PRAKTIK PASAR BEBAS DARI PERSPEKTIF ETIKA: ETIS ATAU TIDAK? BAB I PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, praktik pasar bebas sering dilakukan oleh beberapa Negara untuk mempermudah para pelakunya untuk mendapatkan profitabilitas yang tinggi. Meskipun tidak semua Negara menganut perdagangan tersebut, namun di perdagangan internasional diperkirakan menuju ke arah pasar bebas dimana persaingan yang terjadi adalah persaingan sempurna. Pasar bebas (free market competition) merupakan pasar dimana di dalamnya tidak ada unsur intervensi dari pemerintah. Mekanisme pasar atau tarik ulur demand dan supply adalah yang mendasari berjalannya transaksi pasar. Jadi pasar bebas dapat diartikan bahwa segala sesuatu yang ada dalam dinamika pasar, tidak dikendalikan oleh pemerintah. Jika berbicara mengenai konteks etika, maka hal yang ada dalam benak kita adalah perilaku benar dan salah. K. Berten (2000) mendefinisikan etika sebagai penerapan prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah namun

Upload: whisnu-agung-puraditya

Post on 25-Jun-2015

228 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

makalah etbiswhisnu, tika ,riko

TRANSCRIPT

Page 1: ETIKA BISNIS KELOMPOK (KRW)-Meninjau Praktik Pasar Bebas Dari Perspektif Etika

MENINJAU PRAKTIK PASAR BEBAS DARI PERSPEKTIF ETIKA:

ETIS ATAU TIDAK?

BAB I

PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini, praktik pasar bebas sering dilakukan oleh beberapa Negara

untuk mempermudah para pelakunya untuk mendapatkan profitabilitas yang tinggi.

Meskipun tidak semua Negara menganut perdagangan tersebut, namun di

perdagangan internasional diperkirakan menuju ke arah pasar bebas dimana

persaingan yang terjadi adalah persaingan sempurna.

Pasar bebas (free market competition) merupakan pasar dimana di dalamnya

tidak ada unsur intervensi dari pemerintah. Mekanisme pasar atau tarik ulur demand

dan supply adalah yang mendasari berjalannya transaksi pasar. Jadi pasar bebas dapat

diartikan bahwa segala sesuatu yang ada dalam dinamika pasar, tidak dikendalikan

oleh pemerintah.

Jika berbicara mengenai konteks etika, maka hal yang ada dalam benak kita

adalah perilaku benar dan salah. K. Berten (2000) mendefinisikan etika sebagai

penerapan prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah namun pada suatu

wilayah perilaku manusia yang khusus, yaitu kegiatan eknomi dan bisnis. Yang

menjadi permasalahan disini adalah sering kali pelaku bisnis dihadapkan pada

masalah moralitas dalam membuat keputusan, sehingga dia harus menentkan apakah

harus mengambil tindakan tertentu atau meninggalkannya. Tindakan tersebut,

pastinya juga akan diperhitungkan oleh pelaku bisnis bahwa segala tindakan memiliki

opportunity cost yang ada nilai keuntungannya.

Bedasarkan pemaparan pasar bebas dan etika, timbul suatu pertanyaan bahwa

apakah praktik pasar bebas etis? Perlukah etika dalam praktik pasar bebas?

Bagaimana pasar bebas dapat dijalankan secara etis?

Page 2: ETIKA BISNIS KELOMPOK (KRW)-Meninjau Praktik Pasar Bebas Dari Perspektif Etika

BAB II

PEMBAHASAN

Terminologi Pasar Bebas

Pasar dalam bisnis diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk

bertransaksi atas suatu barang atau jasa. Disisi lain, pasar merupakan peluang

potensial adanya permintaan dan penawaran akan suatu barang atau jasa. Bebas

berarti tidak bersyarat, terserah individu yang menganut, tanpa paksaan dan

sebagainya.

Jika dua kata tersebut dirangkai maka maknanya akan menjadi pasar yang

menjamin adanya kebebasan dan tidak bersyarat bagi pelakunya. Hal inilah yang

mendasari kesalah-kaprahan dalam memaknai pasar bebas, bahwa segala sesuatunya

bebas bagi masing-masing individu, tanpa mempedulikan etika dalam kegiatan

bertransaksi. Padahal yang dimaksudkan bebas disini adalah tanpa paksaan dari

masing-masing pihak.

Ideologisasi Ekonomi

Wacana mengenai pasar bebas tidak terlepas dengan wacana idelogi ekonomi. Dalam

pembahasan sebelumnya, ada dua mainstream ekonomi yaitu sosialisme dan

liberalisme. Pertentangan Liberalisme dan Sosialisme merupakan dua ideologi yang

berbeda, yang menentukan keadaan ekonomi-politik bagi para penganutnya selama

abad ke-19 dan ke-20. Namun hingga sekarang, hampir tidak ada satupun Negara

yang menganut salah satu ideologi ekstrim tersebut, dan menggantinya dengan

ideologi campuran. Yang berbeda hanyalah kadar sosialisme/kapitalisme yang diukur

melalui perhitungan Keynessian.

Seperti dalam ajaran Marxisme oleh Karl Marx dan Fredrich Enggels,

ideologi ekonomi sosialisme mengacu pada adanya campur tangan pemerintah dalam

aktivitas ekonomi. Dengan adanya campur tangan pemerintah, diharapkan timbul

kesejahteraan dengan pendapatan yang terdistribusikan dengan sama sesuai dengan

Page 3: ETIKA BISNIS KELOMPOK (KRW)-Meninjau Praktik Pasar Bebas Dari Perspektif Etika

proporsinya. Bentuk ekstrim dari sosialisme adalah komunisme, dimana masyarakat

ekonomi diharuskan sama rata dan sama rasa. Segala kendali ekonomi berada di

tangan pemerintah, dan pemerintah yang memiliki kewenangan dalam membagi

pendapatan pada rakyatnya. Pada intinya, sosialisme menolak kepemilikan pribadi

atas modal/capital karena hal tersebut akan merugikan masyarakat kecil.

Di lain sisi, ajaran Liberalisme yang dipelopori oleh Adam Smith,

menginginkan adanya kompetisi dalam aktivitas ekonomi, yang mana pemerintah

tidak diperbolehkan ikut campur dalam kegiatan ekonomi. John Locke

mengemukakan hak kodrat manusia ada 3 yaitu: life, freedom, and property. Hak

milik adalah hak yg paling mendasar untuk memahami dua hak lainnya. Jadi dalam

ajaran liberalisme (kapitalisme), adalah suatu bentuk yang wajar jika seseorang akan

menjadi kaya dengan segala usahanya dan kepemilikannya (capital) dan

mengesampingkan orang lain yang miskin karena mereka tidak mencoba dan

berusaha dengan keras.

Secara harfiah, dapat dipastikan bahwa pasar bebas menganut aliran

Kapitalisme Adam Smith, dimana pemerintah tidak ikut campur tangan dalam

perekonomian.

Moralitas

David Gauthier mengemukakan bahwa pasar yang sempurna tidak membutuhkan

moralitas. Dalam hal ini moralitas tidak dibutuhkan lagi rambu-rambu moral karena

kepentingan pribadi masing-masing individu secara sempurna sesuai kepentingannya.

Seperti ajaran Adam Smith dalam liberalisme, bahwa segala sesuatu dinilai dengan

kepemilikan atas modal/capital, sehingga orang akan berpikir bahwa bagaimana

caranya mendapatkan laba yang maksimal, tanpa memperhatikan orang lain maupun

lingkungan sekitar.

Pasar bebas tetap dianggap pasar yang paling unggul dibanding pasar yang lain

karena pada pasar bebas mempunyai kata kunci efisiensi yang artinya memproduksi

Page 4: ETIKA BISNIS KELOMPOK (KRW)-Meninjau Praktik Pasar Bebas Dari Perspektif Etika

barang atau jasa dengan kuantitas yang banyak, kualitas yang tinggi dan dengan biaya

yang rendah. Dengan adanya pasar bebas maka kompetisi akan terbentuk dengan

sendirinya. Pada kompetisi yang sempurna hendaknya para pelaku pasar mempunyai

kemampuan dan keterampilan yang sama. Namun pada hahekatnya para pelaku pasar

tidak mempunyai kemampuan ataupun keterampilan yang sama, sehingga hal ini

dapat menyebabkan adanya kanibalisme.

Seharusnya semua peserta dalam pasar bebas harus berlaku dengan fair. Kejujuran

merupakan tuntutan yang penting dalam hal ini. Namun, pada prakteknya untuk

mencapai tujuan perusahaan pelaku bisnis kerap menghalalkan berbagai cara tanpa

peduli apakah tindakannya melanggar etika dalam berbisnis atau tidak.

Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan yang cenderung mencari keuntungan

semata sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis, meski perusahaan-

perusahaan tersebut memiliki code of conduct dalam berbisnis yang harus dipatuhi

seluruh organ di dalam organisasi. Penerapan kaidah good corporate governace di

perusahaan swasta, BUMN, dan instansi pemerintah juga masih lemah. Banyak

perusahaan melakukan pelanggaran, terutama dalam pelaporan kinerja keuangan

perusahaan.

Prinsip keterbukaan informasi tentang kinerja keuangan bagi perusahaan terdaftar di

BEJ, misalnya seringkali dilanggar dan jelas merugikan para pemangku kepentingan

(stakeholders),terutama pemegang saham dan masyarakat luas lainnya.Berbagai kasus

insider trading dan banyaknya perusahaan publik yang di-suspend perdagangan

sahamnya oleh otoritas bursa menunjukkan contoh praktik buruk dalam berbisnis.

Belum lagi masalah kerusakan lingkungan yang terjadi akibat eksploitasi sumber

daya alam dengan alasan mengejar keuntungan setinggi-tingginya tanpa

memperhitungkan daya dukung ekosistem lingkungan. Padahal etika sangat penting,

karena:

Page 5: ETIKA BISNIS KELOMPOK (KRW)-Meninjau Praktik Pasar Bebas Dari Perspektif Etika

Etika digunakan pada keadilan sosial untuk mengurangi dampak

ketidaksamaan kemampuan pada setiap pemain pasar bebas.

Etika sebagai jaminan agar kompetisi dapat berjalan dengan baik dari sudut

moral.

Page 6: ETIKA BISNIS KELOMPOK (KRW)-Meninjau Praktik Pasar Bebas Dari Perspektif Etika

BAB III

PENUTUP

Praktik pasar bebas memang tidak dapat dihindarkan dari perekonomian global.

Dapat disimpulkan bahwa pasar bebas memang tidak bisa dibilang etis karena banyak

masalah moral yang disampingan dalam praktiknya.

Meskipun tidak ada pasar bebas yang benar-benar murni dalam penerapannya,

hendaknya para pelaku pasar bebas tetap memperhatikan etika yang ada sehingga

tidak ada pihak-pihak lain yang dirugikan mengingat pada intinya kegiatan ekonomi

adalah untuk pemenuhan kebutuhan masing-masing individu yang bersifat mutual.