etika bisnis 3
TRANSCRIPT
![Page 1: Etika bisnis 3](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55898400d8b42a3f748b458f/html5/thumbnails/1.jpg)
ETIKA BISNIS
Di Buat Oleh : Sarina Hongland Manaroinsong 16210388 @4EA21
1. Hak Pekerja
a) Hak Atas Pekerjaan & Upah Yang Adil
Hak atas pekerjaan menurut John Locke: Kerja melekat pada tubuh manusia Kerja merupakan perwujudan diri
manusia. Kerja merupakan salah satu hak
asasi manusia
Pengertian Upah Layak dapat ditelusuri dalam Undang – Undang 13 tahun 2003 pasal 88 yang menyatakan:
Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh.
Upah layak merupakan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar karyawan dan keluarganya. Ini berarti bahwa pekerja mendapat uang yang cukup untuk membayar makanan, perumahan, pakaian dan layanan yang sangat diperlukan lainnya seperti transportasi, kesehatan, dan pendidikan anak-anak. Bagian dari pendapatan untuk membayar kebutuhan lain yang juga
sangat dibutuhkan dikenal sebagai pendapatan 'diskresi', karena pengeluaran untuk hidup didasari atas kebijakannya sendiri bagaimana setiap orang menggunakan upah yang telah diperoleh. Misalnya, untuk pekerja yang berkeluarga dan memiliki anak, maka pendidikan anak merupakan suatu prioritas. Beda halnya dengan pekerja yang masih berstatus single. Oleh karena itu, setiap orang harus memiliki pilihan untuk menghabiskan bagian dari pendapatan mereka dengan apa yang mereka suka atau butuhkan.
Upah Layak sebagai hak asasi
manusia Untuk memperoleh upah layak,
karyawan tidak harus diminta untuk bekerja dengan jam kerja yang terlalu panjang. Upah layak harus diperoleh selama jam kerja normal. Apa yang dianggap 'jam kerja normal' bervariasi di setiap Negara. Namun, organisasi-organisasi internasional seperti ILO yang mendorong standar kerja yang layak, menyarankan bahwa ' jam kerja normal' tidak boleh melebihi 48 jam dalam seminggu. Tapi upah layak juga dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Hal ini dapat meningkat tidak hanya dengan inflasi (kenaikan harga yang berkelanjutan dari waktu ke waktu), tetapi juga dengan kemajuan ekonomi suatu negara.
![Page 2: Etika bisnis 3](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55898400d8b42a3f748b458f/html5/thumbnails/2.jpg)
ETIKA BISNIS
Di Buat Oleh : Sarina Hongland Manaroinsong 16210388 @4EA21
ETIKA BISNIS Page 2
Bank Dunia, OECD, ILO dan PBB mengakui upah layak menjadi hak asasi manusia. Setiap individu yang bekerja untuk hidup harus memiliki hak untuk penghasilan yang mengamankan dia dan keluarganya dalam standar hidup yang layak, dalam hal makanan, perumahan, sandang, pendidikan kesehatan, dan sarana kebutuhan hidup lainnya. Tanggung jawab akan upah layak
Masyarakat internasional sepakat dan mendukung prinsip bahwa setiap orang yang bekerja harus mendapatkan upah layak. Namun, upah layak sering kali tidak dimasukkan dalam hukum nasional dan karena itu tidak memiliki kekuatan hukum.
Pengusaha/ perusahaan harus
memahami bahwa sudah menjadi kepentingan pengusaha/perusahaan untuk membayar upah layak bagi para karyawannya.
Pekerja yang berpenghasilan cukup
untuk kehidupan yang layak akan lebih percaya diri sendiri. Mereka bahagia menjalankan pekerjaan mereka, produktivitas mereka akan menjadi lebih tinggi, dan mereka lebih berdedikasi untuk perusahaan mereka. Pengusaha/perusahaan harus memahami keuntungan berkomitmen untuk membayar upah layak sebagai
bagian dari tanggung jawab sosial mereka.
Upah layak dan upah minimum
Apa perbedaan antara upah layak dan upah minimum? Upah layak biasanya akan lebih tinggi dari upah minimum. Upah minimum secara hukum diatur dalam negara-negara yang memiliki sebuah peraturan yang ditegakkan oleh hukum (ada beberapa negara tanpa upah minimum). Di negara-negara dengan peraturan upah minimum, karyawan harus dibayar setidaknya sebesar upa minimum yang ditetapkan. Sebaliknya upah layak tidak diatur dalam hukum. Ini adalah rekomendasi untuk mencapai standar hidup yang layak. Tapi apakah karyawan mendapatkan upah yang cukup untuk hidup layak tergantung pada sejumlah faktor. Faktor-faktor ini bervariasi di seluruh negara: misalnya biaya tenaga kerja, tingkat pengangguran, budaya kewirausahaan, tanggung jawab sosial, kemauan dan kemampuan untuk membayar upah yang adil untuk pekerjaan yang jujur.
Upah layak dan garis kemiskinan
Bagaimana upah layak berhubungan dengan kemiskinan di suatu negara? Upah layak dimaksudkan untuk mengamankan pekerja keluarganya dengan standar hidup yang layak. Upa layak setidaknya harus menjaga pekerja dan keluarganya keluar dari
![Page 3: Etika bisnis 3](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55898400d8b42a3f748b458f/html5/thumbnails/3.jpg)
ETIKA BISNIS
Di Buat Oleh : Sarina Hongland Manaroinsong 16210388 @4EA21
ETIKA BISNIS Page 3
kemiskinan. Standar ini tentu saja bervariasi di setiap negara. Mengingat semua variasi ini, maka tidak mungkin dan tidak praktis untuk mencoba dan menghitung margin yang tepat antara tingkat upah layak dan garis kemiskinan. Upah layak adalah kewajiban moral dan pendapatan untuk pekerjaan yang telah dilakukan. Garis kemiskinan hanya dimaksudkan untuk mencegah orang kelaparan, bekerja atau tidak.
b) Hak Untuk Berserikat &
Berkumpul Dua dasar moral untuk berserikat
dan berkumpul: wujud utama dari hak kebebasan, memperjuangkan secara bersama
hak-hak mereka. c) Hak atas Perlindungan Keamanan
dan Kesehatan. Hak mendapat Jaminan Sosial, Hak untuk mengetahui risiko dari
pekerjaan. Berhak memilih atau menolak
pekerjaan yang berisiko.
d) Hak untuk Proses Hukum secara Sah Mendapat keadilan melalui proses
hukum: Dugaan adanya pelanggaran, Pemutusan Hubungan Kerja
e) Hak mendapat perlakuan yang
sama
Tidak ada diskriminasi dalam perusahaan
f) Hak atas Rahasia Pribadi
Data pribadi harus dirahasiakan oleh perusahaan.
g) Hak atas Kebebasan Suara Hati
Tidak dapat dipaksa melakukan sesuatu yang bertentangan dengan suara hati.
h) Whistle Blowing Internal &
Internal Tindakan seorang atau beberapa
pekerja untuk membocorkan kecurangan perusahaan atau atasannya pada pihak lain.
Whistle Blowing Internal Motivasi utama:
Motivasi moral untuk mencegah kerugian perusahaan.
Melaporkan kecurangan karyawan atau atasan langsung pada pimpinan perusahaan
Whistle Blowing Eksternal Melaporkan kecurangan
perusahaan pada masyarakat.
![Page 4: Etika bisnis 3](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55898400d8b42a3f748b458f/html5/thumbnails/4.jpg)
ETIKA BISNIS
Di Buat Oleh : Sarina Hongland Manaroinsong 16210388 @4EA21
ETIKA BISNIS Page 4
2. Bisnis Dan Perlindungan Konsumen Perlindungan konsumen adalah
perangkat hokum yang diciptakan untuk melindungi dan terpenuhinya hak konsumen. Sebagai contoh, para penjual diwajibkan mwnunjukan tanda harga sebagai tanda pemberitahuan kepada konsumen.
Masyarakat modern adalah
masyarakat bisnis. Pelaku bisnis beranggapan hanya bertanggung jawab memenuhi kebutuhan dan bersikap netral.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memiliki peran melindungi konsumen dari tindakan produsen.
a) Hubungan & Perlindungan
Konsumen Antara Produsen Dan Konsumen
memiliki “Hak Kontraktual” yaitu Hak yang timbul dan dimiliki seseorang ketika memasuki suatu persetujuan atau kontrak dengan pihak lain
Kontrak Dianggap Baik Dan Adil
jika: Kedua belah pihak mengetahui
sepenuhnya hakikat dan kondisi persetujuan yang mereka sepakat.
Tidak ada pihak yang memalsukan fakta tentang kondisi dan syarat-syarat kontrak.
Tidak ada pemaksaan.
Tidak mengikat untuk tindakan yang bertentangan dengan moralitas.
Perangkat pengendali Untuk menjamin Kedua pihak:
Aturan moral dalam hati sanubari. Aturan hukum yang memberikan
sanksi.
Kedua perangkat tersebut diberlakukan karena dua alasan:
Posisi konsumen yang lebih lemah,terutam untuk pasar monopolistis.
Konsumen membiayai produsen dalam penyediaan kebutuhan.
Kewajiban Produsen Memenuhi ketentuan yang
melekat pada produk. Menyingkapkan semua informasi. Tidak mengatakan yang tidak
benar tentang produk yang diwarkan.
b) Gerakan Konsumen
Pertimbangan Gerakan Konsumen Produk yang semakin banyak dan
rumit Terspesialisasinya jenis jasa Pengaruh iklan terhadap
kehidupan konsumen Keamanan produk yang tidak
diperhatikan. Posisi konsumen yang lemah
![Page 5: Etika bisnis 3](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55898400d8b42a3f748b458f/html5/thumbnails/5.jpg)
ETIKA BISNIS
Di Buat Oleh : Sarina Hongland Manaroinsong 16210388 @4EA21
ETIKA BISNIS Page 5
c) Konsumen Adalah Raja Konsumen adalah stakeholder yang
sangat hakiki dalm bisnis modern. Bisnis tidak mungkin berjalan, kalau tidak ada konsumen yang menggunakan produk atau jasa yang dibuat dan ditawarkan oleh bisnis. Supaya bisnis berkesinambungan, perlulah konsumen yang secara teratur memakai serta membeli produk atau jasa secara teratur sehingga menjadi pelanggan.
Pelanggan menduduki posisi kunci
untuk menjamin sukses setiap bisnis, besar ataupun kecil. “The customer is king”, merupakan ungkapan yang menunjukan tugas pokok bagi produsen atau penyedia jasa yaitu mengupayakan kepuasan konsumen.
Pelanggan adalah raja dalam arti
bahwa dialah yang harus dilayani dan dijadikan tujuan utama kegiatan produsen. Konsumen harus diperlakukan dengan baik secara moral, tidak saja merupakan tuntutan etis, melainkan juga syarat mutlakk untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis.
Walaupun konsumen digelari raja, pada kenyataannya “kuasanya” sangat terbatas karena berbagai alas an, antara lain:
Daya belinya seringkali tidak seperti diinginkan, sehingga ia tidak sanggup mengungkapkan preferensinya yang sesungguhnya.
Pengetahuan konsumen terhadap produk atau jasa tidak cukup untuk mengambil keputusan yang tepat.
Dalam konteks modern, konsumen justru mudah dipermainkan dan dijadikan korban manipulasi produsen. Karena itu bisnis mempunyai kewajiban moral untuk melindungi konsumen dan menghindari terjadinya kerugian baginya.
![Page 6: Etika bisnis 3](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55898400d8b42a3f748b458f/html5/thumbnails/6.jpg)
ETIKA BISNIS
Di Buat Oleh : Sarina Hongland Manaroinsong 16210388 @4EA21
ETIKA BISNIS Page 6
Daftar Pustaka
Bertens, Kees, 2000, Pengantar Etika Bisnis, Kanisius, Yogyakarta.
http://www.gajimu.com/main/gaji/upah-layak
ashur.staff.gunadarma.ac.id/.../Bisnis+dan+Perlindung
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Perelindungan_Konsumen