estafet kepemimpinan masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan...

60
ESTAFET KEPEMIMPINAN By JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJA VOLUME 05 l TAHUN 2014 @BPJSTKinfo BPJS Ketenagakerjaan Call Center: 500910 a www.bpjsketenagakerjaan.go.id FIGUR H. Alex Noerdin Gubernur Sumatera Selatan IMPLEMENTASIKAN JAMINAN SOSIAL DI BUMI SRIWIJAYA BPJS ANDA BILA PROFESIONAL MUDA SEBAGAI NAHKODA WISDOM SBY & PPS BRIDGE05.indd 1 30/12/2014 5:20:10

Upload: dinhbao

Post on 30-Apr-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

1BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.idPB

ESTAFET KEPEMIMPINAN

By

JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJA

VO

LU

ME

05 l

TA

HU

N 2

014

@BPJSTKinfo

BPJS Ketenagakerjaan

Call Center: 500910

awww.bpjsketenagakerjaan.go.id

FIGUR

H. Alex NoerdinGubernur Sumatera Selatan

IMPLEMENTASIKAN JAMINAN SOSIAL DI BUMI SRIWIJAYA

BPJS ANDA

BILA PROFESIONAL MUDA SEBAGAI NAHKODA

WISDOM

SBY & PPS

BRIDGE05.indd 1 30/12/2014 5:20:10

Page 2: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

3BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id22 BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id

BRIDGE05.indd 2 30/12/2014 5:20:11

Page 3: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

3BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id2 3

Halo

www.bpjsketenagakerjaan.go.id

SAHABAT BPJS KETENAGAKERJAAN

[ [email protected] ]

Elvyn G Masassya

Direktur Utama

TRANSFORMASI PT Jam sostek menjadi BPJS

Kete nagakerjaan berubah secara lembaga

pada 1 januari 2014 dan beroperasi penuh

pada 1 Juli 2015. Lalu apa yang disiap kan

untuk bisa beroperasi penuh di tahun 2015 nanti.

Secara umum, persiapan itu kita bagi menjadi

beberapa elemen. Elemen pertama, adalah kesiapan

dari sisi regulasi. Elemen kedua, kesiapan dari imple­

mentasi terhadap strategi­strategi yang sudah

disiapkan. Elemen ketiga, adalah menjadikan prog­

ram­program BPJS Ketenagakerjaan di beli oleh ma­

syarakat, dan ini kita se but dengan re­positioning

BPJS Ketenagakerjaan.

Dalam aspek regulasi, kami bekerja dan berakti­

vitas berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2011, lalu ber­

dasarkan enam peraturan pemerintah, berdasarkan

tiga peraturan presiden dan satu keputusan presiden.

Masih ada lebih kurang tiga lagi peraturan pe­

merintah yang sedang kita kaji, bahas dan tunggu, yaitu

menyangkut peraturan pemerintah terkait program

Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan

per aturan pemerintah terkait Jaminan Hari Tua serta

Jaminan Pensiun.

Kenapa masih menunggu per aturan pemerintah,

karena meskipun sudah berstatus badan hukum

publik tetapi dalam implementasi program­program

tersebut masih mengacu kepada UU Nomor 3

Tahun 1992. UU ini, nanti tidak digunakan lagi tatkala

peraturan pemerintahnya telah diterbitkan. Tentu dari

kesiapan regulasi, kita berharap ini akan bisa segera

selesai pada kesempatan pertama, mudah­mudahan

di tahun 2014 atau sebelum beroperasi penuh di Juli

2015.

Selamat membaca

BRIDGE05.indd 3 30/12/2014 5:20:12

Page 4: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

5BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id4

InvestmentCatatan Keuangan

FigurH. Alex Noerdin

Gubernur Sumatera Selatan

Implementasikan Jaminan Sosial di Bumi Sriwijaya

23 28

32

DAFTAR ISI BRIDGE

Publisher: Direksi BPJS Ketenagakerjaan Editor in Chief: Kuswahyudi l Managing Editor: Isnaldi Muhd. Dini l Editor: Harri Kuswanda, Hery Subroto, Maria Emmy Maharjati, Aryanto, Brian Radiastra, M. Kurniawan, Adyan Suseno, Ahmad Jauhari l Reporters: Sensagita Trisna Putri l Designer: Ian Hartato l Photographer: Afrianto

Alamat Redaksi: Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan Indonesia 12930, website: www.bpjsketenagakerjaan.go.id

Redaksi menerima sumbangan tulisan maupun foto kegiatan di unit­unit kerja untuk dimuat di rubrik­rubrik MAJALAH BRIDGE. Semua naskah rubrik­rubrik di atas maksimal 5000 karakter dan dilampiri foto diri penulis. Naskah yang dimuat akan diberikan imbalan yang pantas.

Cover : Estafet Kepemimpinan di BPJSIlustrasi : Serah Terima Tanggungjawab

HALOTRANSFORMASI PT Jam sostek menjadi BPJS kete­nagakerjaan berubah secara lembaga pada 1 januari 2014 dan beroperasi penuh pada 1 Juli 2015. Lalu apa yang disiap kan untuk bisa beroperasi penuh di tahun 2015 nanti. Secara umum, persiapan itu kita bagi menjadi beberapa elemen. Elemen pertama, adalah kesiapan dari sisi regulasi. Elemen kedua, kesiapan dari imple mentasi terhadap strategi­strategi yang sudah disiapkan. Elemen ketiga, adalah menjadikan prog ram­program BPJS Ketenagakerjaan di beli oleh ma syarakat, dan ini kita se but dengan re­positioning BPJS Ketenagakerjaan.

Pelangi

ManfaatEducation Benefit, Untuk Mahasiswa Berprestasi

@BPJSTKInfo

Membangun Human Capital Yang Unggul

Main Report

Bertransformasi Menjadi BPJS Ketenagakerjaan

19

38

3

8

7OKKY ASOKAWATI

TERTARIK SOAL SOSIAL SECURITY

DEDEYUSUFJANJI SI MACAN LINDUNGI PEKERJA

SeberangProspek Jaminan Sosial Era Pasar Tunggal

BRIDGE05.indd 4 30/12/2014 5:20:17

Page 5: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

5BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id4

@BPJSTKinfo

Perubahan Demi SinkronisasiSosialisasi program BPJS Ketena gakerjaan yang semakin gencar dilakukan di segala penjuru negeri, selalu diiringi dengan penjelasan dasar hukumnya. Selain UU No 24 tentang BPJS juga PP No 84 Tahun 2013 mengenai perubahan kesembilan kalinya atas PP No 14 Tahun 1993 soal penyelenggaraan program jaminan sosial.

MENGAPA PP mengenai penye lenggaraan

prog ram jaminan sosial seringkali dilakukan

perubahan, yang meliputi penambahan atau

peng hapusan pasal­pasal –­yang dianggap

penting perlu ditambahkan/disisipkan dan penghapusan

pasal yang diang gap tidak sesuai/menghambat penye­

lenggaraan program jaminan sosial. Sesungguhnya tidak

ada perubahan signifikan pada inti dari PP tersebut, yang

acapkali berubah hanya pro sedur.

Perubahan yang terakhir, dijelas kan dalam PP No 84

Tahun 2013 dengan tujuan sinkronisasi penyelenggaraan

jaminan kesehatan bagi tenaga kerja dengan Undang­

Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional. Dalam PP yang ter akhir, ada empat poin

perubahan, antara lain : Pasal 2, Pasal 6, Pasal 8, dan Pasal

9.

Pada Pasal 2 perubahannya, me li puti : penambahan

sisipan satu ayat baru yakni ayat 1a di antara ayat 1 dan ayat

2, dan penghapusan ayat 4, sehingga Pasal 2 berbunyi, sbb :

(1) Program jaminan sosial tenaga kerja, terdiri dari :

a. Jaminan berupa uang yang meliputi:

1. Jaminan Kecelakaan Kerja;

2. Jaminan Kematian; dan

3. Jaminan Hari Tua.

b. Jaminan berupa pelayanan, yaitu Jaminan Peme­

liharaan Kesehatan.

(1a) Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur dalam Peraturan

Presiden tersendiri.

(2) Program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a diselenggarakan oleh

Badan Penyelenggara.

(3) Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja seba­

nyak 10 (sepu luh) orang atau lebih, atau mem bayar upah

paling sedikit Rp.1.000.000, (satu juta rupiah) sebulan,

wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program

jaminan sosial tenaga kerja seba gaimana dimaksud

dalam ayat (1).

(4) dihapus.

(5) Pengusaha dan tenaga kerja yang telah ikut program

asuransi sosial tenaga kerja sebelum berlakunya

Peraturan Pemerintah ini, me lan jutkan kepesertaannya

dalam program jaminan sosial tenaga ker ja sebagaimana

dimaksud da lam ayat (1).

(6) Pengusaha yang telah ikut serta program jaminan

sosial tenaga kerja tetap menjadi peserta mes ki pun

tidak memenuhi lagi persyaratan sebagaimana di maksud

dalam ayat (3).

Adapun perubahan pada Pasal 6 antara lain : ayat (1)

BRIDGE05.indd 5 30/12/2014 5:20:18

Page 6: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

7BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id6

@BPJSTKinfo

huruf c dihapus, ayat (3) dan ayat (5) diubah, sehingga

Pasal 6 berbunyi Sbb :

(1) Dalam waktu selambat­lambatnya 7 (tujuh) hari sejak

formulir pen daftaran dan pembayaran iu ran pertama

di teri ma, Badan Pe nyelenggara menerbitkan dan me­

nyampaikan kepada pengusaha:

a. Sertifikat kepesertaan untuk masing­masing peru­

sahaan sebagai tanda kepesertaan perusahaan;

b. Kartu peserta untuk masing­masing tenaga kerja

sebagai tanda kepesertaan dalam prog ram jaminan

sosial tena ga kerja;

c. dihapus.

(2) Pengusaha menyampaikan kepada masing­masing

tenaga kerja kartu peserta program jaminan sosial

tenaga kerja dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari

sejak diterima dari Badan Penyelenggara.

(3) Kartu peserta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf

b berlaku sampai dengan berakhirnya masa kepesertaan

tenaga kerja yang bersangkutan dalam program jaminan

sosial tenaga kerja.

(4) Tenaga kerja yang pindah tempat kerja dan masih menjadi

peserta program jaminan sosial tenaga kerja harus

memberitahukan kepesertaannya kepada pengusaha

tempat bekerja yang baru dengan menunjukkan kartu

peserta.

(5) Bentuk sertifikat kepesertaan, dan kartu peserta seba­

gaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Badan

Penyelenggara

Sedangkan ketentuan pada Pasal 8, hanya ayat (4)

huruf b dihapus, sehingga Pasal 8 berbunyi, Sbb:

(1) Pengusaha wajib melaporkan kepada Badan Penyeleng­

gara apabila terjadi perubahan mengenai:

a. alamat perusahaan;

b. kepemilikan perusahaan;

c. jenis atau bidang usaha;

d. jumlah tenaga kerja dan keluarganya; dan

e. besarnya upah setiap tenaga kerja.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

disampaikan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak terjadinya

perubahan.

(3) Tenaga kerja peserta program jaminan sosial tenaga kerja

wajib menyampaikan daftar susunan keluarga kepada

pengusaha, termasuk segala perubahannya.

(4) Dalam hal terjadi perubahan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) huruf d, dalam waktu paling lambat 7

(tujuh) hari sejak laporan diterima, Badan Penyelenggara

wajib menerbitkan:

a. Kartu peserta tenaga kerja baru, kecuali tenaga

kerja yang bersangkutan telah mempunyai kartu

peserta;

b. dihapus.

Selanjutnya, ketentuan Pasal 9 ayat (2) diubah, serta

ayat (1) huruf d dan ayat (4) dihapus, sehingga Pasal 9

berbunyi, Sbb:

(1) Besarnya iuran program jaminan sosial tenaga kerja,

adalah :

a. Jaminan Kecelakaan kerja yang perincian besar­

nya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha seba­

gaimana tercantum dalam Lampiran 1, antara lain :

Kelompok I : 0,24% dari upah sebulan;

Kelompok II : 0,54°% dari upah sebulan;

Kelompok III : 0,89% dari upah sebulan;

Kelompok IV : 1,27% dari upah sebulan;

Kelompok V : 1,74% dari upah sebulan;

b. Jaminan Hari Tua, sebesar 5,70% dari upah sebulan;

c. Jaminan Kematian, sebesar 0,30% dari upah sebulan;

d. dihapus.

(2) Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian

ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha.

(3) Iuran jaminan Hari Tua sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) huruf b, sebesar 3,70% ditanggung oleh pengusaha

dan sebesar 2% ditanggung oleh tenaga kerja.

(4) dihapus.

Dan, terakhir pada PP No 84 Tahun 2013, ada keten­

tuan Pasal 33 sd Pasal 46 dihapus.

Peraturan Pemerintah ini, mulai diberlakukan tanggal

1 Januari 2014. Agar setiap orang mengetahuinya, me­

merintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini de­

ngan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia. n

BRIDGE05.indd 6 30/12/2014 5:20:18

Page 7: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

7BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id6

@BPJSTKinfo

TRANSFORMASI menjadi

ka ta paling penting sejak

tujuh tahun terakhir ini di

Indonesia, tepatnya sejak

diundangkannya Undang­Undang

(UU) Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN) pada tangal 19 Oktober 2004.

Karena dalam UU tersebut, akan ada

Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang bertransformasi menjadi badan

atau lembaga baru. Dalam kalimat

transformasi tersebut, nantinya akan

menghadirkan identitas baru dalam

penyelenggaraan program jaminan

sosial di Indonesia. 

Perintah transformasi kelembaga­

an badan penyelenggara jaminan

sosial diatur dalam UU No. 40 tahun

2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional (UU SJSN). Penjelasan Umum

alinea kesepuluh UU SJSN menjelaskan

bahwa, Badan Pe nye leng gara Ja­

minan Sosial (BPJS) yang dibentuk

oleh UU SJSN adalah transformasi

dari badan penyelenggara jaminan

sosial yang tengah berjalan dan di­

mungkinkan membentuk badan pe­

nyelenggara baru. Transformasi badan

penyelenggara diatur lebih rinci da lam

UU No. 24 tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (UU

BPJS).  UU BPJS merupakan pelak­

sanaan Putusan Mahkamah Konstitusi

atas Perkara No. 007/PUU­III/2005.

Dalam UU tersebut, pemerintah

diamanatkan untuk segera mem ben­

tuk BPJS. Dan perusahaan BUMN yang

nantinya bertransformasi menjadi

BPJS, yakni PT Jamsostek menjadi

BPJS Ketenagakerjaan dan PT Askes

menjadi BPJS Kesehatan. 

Selanjutnya, BPJS Ketenagaker­

jaan akan menyelenggarakan program

ja minan kecelakaan kerja, jaminan hari

tua, jaminan pensiun dan jaminan ke­

matian bagi seluruh pekerja Indonesia

termasuk orang asing yang bekerja di

Indonesia paling singkat enam bulan

di Indonesia.

Direktur Utama BPJS Ketenaga­

kerjaan, Elvyn G. Masassya mengata­

kan, saat ini BPJS Ketenagakerjaan

su dah menjalani proses transformasi

yang menuntut adanya perubahan­

perubahan mendasar. Selain status

dari badan usaha milik negara (BUMN)

menjadi badan hukum publik, juga

terdapat perubahan dalam sistem

serta mekanisme dalam operasional

dan pelayanan.

Elvyn melanjutkan, langkah­lang­

kah transformasi itu, telah di mulai

dari tahun 2012 yang disebut dengan

fase re­konsolidasi. Lalu dilanjutkan

pada tahun 2013, yang disebut de­

ngan fase fit in infrastructure. Nah

kemudian pertanggal 1 Januari 2014

PT Jamsostek Persero, resmi berubah

menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

Setelah menjadi BPJS ketenaga­

kerjaan, tentu harus menyiapkan road

map atau perencanaan strategis untuk

lima tahun ke depan. Dimana per Juli

2015 BPJS Ketenagakerjaan akan

beroperasi penuh menjalankan empat

program, yaitu program Jaminan Hari

Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja

(JKK), Jaminan Kematian (JKM) dan

Jaminan Pensiun (JP). Mulai di tahun

2014, manajemen telah melakukan

transformasi itu, yang disebut dengan

fase sustainability service dan benefit.

Lalu sejalan dengan perencanaan

strategis, maka di tahun 2015 disebut

sebagai fase full operation. Di tahun

2016, BPJS Ketenagakerjaan masuk

pada fase operasional excellent. Lalu

di tahun 2017, BPJS Ketenagakerjaan

masuk pada fase service excellent,

dan di tahun 2018 disebut sebagai

fase kesejahteraan pekerja. Jadi, itu

adalah destinasi dari transformasi

PT Jamsostek menjadi BPJS Ketena­

gakerjaan yang pada muaranya nanti

akan bisa menciptakan kesejahteraan

pekerja.

Dalam rangka menciptakan kese­

jahteraan pekerja sebagai turunan dari

visi­nya BPJS Ketenagakerjaan yaitu

berkelas dunia terpercaya, ber sahabat

dalam operasional dan pelayanan, maka

di tahun 2015 sesuai amanat undang­

undang (UU) BPJS Ketenagakerjaan

akan beroperasi pe nuh. “Itu konstrusksi

strateginya,” ung kap Elvyn. n

Bertransformasi Menjadi BPJS KetenagakerjaanUntuk menuju operasional penuh per tanggal 1 Juli 2015, sebenarnya BPJS Ketenagakerjaan sudah menyiapkan diri, bahkan sejak tahun 2012. Tatkala, pemerintah menunjuk manajemen baru di PT Jamsostek, telah disiapkan suatu langkah-langkah strategis untuk mentransformasikan PT Jamsostek Persero menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

BRIDGE05.indd 7 30/12/2014 5:20:18

Page 8: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

9BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id8

Main Report

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan berupaya meningkatkan kualitas

sumber daya manusia (SDM) yang ada dengan

beberapa program pengembangan pelatihan.

MELALUI semangat Hari Sumpah Pe muda, Ba dan Penyeleng­

gara Ja minan Sosial (BPJS) Kete nagakerjaan, terus melakukan

pe ningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) termasuk

mere ge nerasi kepemimpinan di lem baga ini.

Direktur Umum dan SDM BPJS Ketenaga ker jaan, Amri Yusuf menga­

takan, proses regenerasi dalam organisasi adalah hal yang wajar, berjalan

secara alamiah, dan semua lembaga organisasi akan me ngalami proses

regenerasi.

Amri menambahkan, setiap ta hunnya BPJS Ketenagakerjaan me­

ngalami masa transisi kepe mimpinan, hal tersebut sesuai dengan

kebutuhan organisasi. “Karyawan di level ter tentu banyak yang memasuki

usia pensiun, sehingga manajemen ha rus mempersiapkan kaderisasi un­

tuk mengisi dan menggantikan keko songan tersebut,” katanya.

Menurut Amri, regenerasi kepe mimpinan telah dipersiapkan dan

dilakukan berdasarkan hasil kom petensi karyawan yang telah diten tukan.

Fokus pembenahan SDM BPJS Ketenagakerjaan, memang diarahkan

pada membangun “human capital”, sistem manajemen, dan pembenahan

sistem karier maupun pengembangan kualitas kepemimpinan. ”Hal itu

yang menjadi fokus pembenahan di bidang SDM,” jelasnya.

Dengan visi sebagai lembaga BPJS berkelas dunia maka harus di­

MEMBANGUN HUMAN CAPITAL

YANG UNGGUL

BRIDGE05.indd 8 30/12/2014 5:20:20

Page 9: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

9BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id8

Amri Yusuf, Direktur Umum dan SDM BPJS Ketenaga ker jaan

BRIDGE05.indd 9 30/12/2014 5:20:22

Page 10: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

11BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id10

du kung oleh kualitas SDM yang unggul dan

kom peten, sehingga program kaderisasi kepe­

mimpinan berjalan dengan seleksi yang fair

dan objektif dengan mencermati kinerja, track

record, integritas dan prestasi pejabat yang ber­

sangkutan. Untuk itu, BPJS Ketenagakerjaan

terus mengembangkan sistem regenerasi kepe­

mimpinan. “Kedepannya, banyak program pe ­

ngembangan SDM yang disiapkan untuk pem­

bentukan human capital yang unggul. Seleksi

akan didasarkan pada kompetensinya baik tek ni ­

kal maupun program leadership­nya,” ucap Amri.

Disisi lain, untuk menambah jum lah SDM

yang berkualitas, BPJS Ketenagakerjaan be­

kerja sama dengan beberapa universitas, se­

perti Universitas Indonesia (UI), Universitas Pen­

didikan Indonesia (UPI) dan sebagainya. BPJS

Ketenagakerjaan akan meminta reko mendasi

beberapa mahasiswa terbaik dari universitas–

universitas tersebut untuk nantinya bisa ditem­

patkan di kantor cabang. Para mahasiswa

ber asal dari berbagai disiplin ilmu mulai dari

ekonomi, hukum, pajak, dan lain­lain.

Amri juga menjelaskan, bahwa Direktorat

Umum SDM BPJS Ke tenagakerjaan memiliki

tanggung ja wab untuk mengelola human capital

di internal BPJS mulai dari semangat kerja,

inovasi dan kreatifitas dalam mengemban tugas

ntuk mengapai target bersama.

Untuk mencapai hal tersebut, Amri me­

maparkan, pengelolaan human capital dila­

kukan oleh dua unit. Pertama divisi SDM yang

bertanggung jawab dari mulai rekrutmen

kemudian performa manajemen sistem kiner­

janya, kemudian karir sistemnya dan juga ber­

tanggung jawab untuk pengembangan culture

atau budaya korporasi. “Itu tugas teman­teman

di divisi SDM,” ujarnya.

Kemudian, lanjutnya, ada satu lagi divisi

yang fokusnya adalah untuk program pelatihan

dan pengembangan BPJS Ketenagakerjaan.

“Namanya, divisi pengelolalaan pengembangan

kompetensi,” ucap Amri.

Divisi ini, terang Amri, tugasnya adalah

menyiapkan program­prog ram pengembangan

dan pela tih an untuk seluruh karyawan BPJS Ke­

Main Report

BRIDGE05.indd 10 30/12/2014 5:20:23

Page 11: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

11BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id10

te nagakerjaan. “Program pe ngem bangan ini

meliputi program pengembangan yang bersifat

teknikal termasuk program pengembangan

kepemimpinan. Mereka yang mende sain pe­

latihannya, menyiapkan se jum lah kegiatan dan

program pe ngembangan yang dilakukan secara

rutin,” imbuhnya.

Agar program pengembangannya lebih op­

timal, BPJS Ketenagakerjaan akan di bangun

learning center di daerah Bogor, Jawa Barat.

Learning center tersebut akan menjadi pusat

pelatihan dan pengembangan bagi karyawan.

Program pengembangan ini akan dikaitkan pada

dua hal. Pertama, peningkatan kapasitas dan

kompetensi. Dan kedua, peningkatan kinerja. “Kita

harap tahun ini sudah ground breaking,” jelas Amri.

Fungsi learning center tersebut, tambahnya,

adalah sebagai lokasi berbagai pelatihan internal.

Selain itu, learning center tersebut juga akan

dimanfaatkan sebagai corporate university, yaitu

menyelenggarakan pendidikan jaminan sosial

tingkat diploma hingga strata satu. “Ke depan,

kita ingin mengembangkan corporate university.

Jadi semacam pola pengembangan human

capital yang berbasis akademik,” terang Amri.

Amri mengatakan, BPJS Kete na ga kerjaan

baru­baru ini telah me manfaatkan whistle

blowing system untuk melaporkan pelanggaran

inte gritas para karyawan. “Kami punya whistle

blowing system untuk laporkan pelanggaran

integritas karyawan,” katanya.

Amri mencontohkan melalui sis tem terse­

but seorang satpam pernah dilaporkan mem­

perjualbelikan nomor antrian saat proses pela­

yanan BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu, BPJS

Ketenagakerjaan memiliki lemari anti korupsi

untuk menyimpan gratifikasi yang diterima pada

karyawan.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan,

Elvyn G. Masassya mengatakan, pembenahan

di tubuh BPJS Ketenagakerjaan dilakukan di

segala bidang termasuk SDM­nya. “Dengan kata

lain, untuk menjadi BPJS ketenagakerjaan yang

profesional, kami lakukan overall transformation

sehingga lembaga baru ini bisa memberikan

pelayanan lebih baik,” ujarnya. n

BRIDGE05.indd 11 30/12/2014 5:20:24

Page 12: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

13BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id12

Main Report

Memaknai Sumpah Pemuda

BPJS Ketenagakerjaan sebagai Institusi Penyelenggara Jaminan Sosial yang kini bertransformasi menjadi badan hukum publik, tengah menuju Full Operation pada semester awal 2015, memaknai event Sumpah Pemuda dengan mempercayakan profesional muda sebagai motor perubahan.

HARI Sumpah Pemuda, yang diperingati setiap

28 Oktober, memberi makna sendiri pasca

kemerdekaan. Tidak hanya berakhir sebatas ikrar

kebulatan tekad untuk berbangsa, berbahasa,

dan bertanah air satu, dengan tujuan memproklamirkan

kemerdekaan.

Pasca Kemerdekaan semangat sumpah pemuda juga

diharapkan terus menggelora dalam sanubari pumuda­

pemudi Bangsa Indonesia, untuk tetap bersatu di dalam

mengisi dan meraih cita­cita kemerdekaan – menjadikan

rakyat dan bangsa ini berdaulat penuh, makmur dan

sejahtera.

Hari sumpah pemuda, yang ke 86 – tahun 2014 ini,

dimaknai oleh BPJS Ketenagakerjaan dengan membangun

semangat bersatu dan menanamkan budaya yang kuat

dan solid pada seluruh karyawan saat menjalankan tugas.

Transformasi budaya adalah elemen penting dalam rangka

BRIDGE05.indd 12 30/12/2014 5:20:25

Page 13: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

13BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id12

pencapaian visi dan misi sebuah kor­

porasi, dalam menyongsong era ope­

rasionalisasi penuh, pada 1 Juli 2015.

“Budaya yang kuat bisa ber arti

mampu bekerja keras, gigih dan tak

tergoda dengan praktik kotor yang

menodai citra BPJS Ketenagakerjaan.

Sedangkan solid berarti membangun

kerjasama yang baik di antara kar­

yawan, antara bawahan dan atasan,”

kata Direktur Umum & SDM, PT Jam­

sostek (Per sero), Amri Yusuf kepada

Bridge.

Selain itu, menurut Amri, dalam

implementasi “new service culture”

yang berbasis pelayanan PRIMA in­

san BPJS Ketenagakerjaan juga

harus komit dan memiliki kesadaran

yang utuh terhadap budaya nilai

perusahaan, yang meliputi: iman,

profesional, teladan, integritas dan

kerjasama (IPTIK). Serta memiliki

etos kerja di dalam meningkatkaan

kualitas pelayanan, antara lain: team­

work, open mind, passion, action dan

sense (TOPAS)

“Nilai­nilai budaya korporasi ter se­

but harus menjadi komitmen segenap

insan BPJS Ketenagakerjaan dalam

menyongsong transformasi menjadi

badan hukum publik,”

Sebagai badan hukum layanan

publik BPJS Ketenagakerjaan me­

ngem ban amanah Pasal 28 dan

Pasal 34 UUD 45, untuk menjalankan

tugas negara memberikan kepastian

perlindungan dan kesejahteraan so­

sial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Sehingga institusi yang dibentuk

berdasarkan UU No 40 Tahun 2004

tentang SJSN itu, memiliki tugas yang

lebih berat dengan target cakupan

kepesertaan yang lebih luas.

Sehubungan dengan itu, Kepala

Divisi SDM BPJS Ketenagakerjaan

Abdul Latif mengemukakan bahwa

BPJS Ketenagakerjaan harus memper­

siapkan SDM secara kuantitas maupun

kualitas. Dalam tiga tahun terakhir ini

(untuk periode 2013, 2014, dan 2015),

jelas aktivis serikat pekerja BUMN itu,

BPJS Ketenagakerjaan telah dan akan

merekrut sekitar 400 pegawai baru

setiap tahunnya. Untuk memenuhi

target cakupan kepesertaan yang

tidak sebatas tenaga kerja formal

tetapi juga pekerja informal – tenaga

kerja bukan penerima upah.

Saat ini kepesertaan jaminan sosial

BPJS Kete nagakerjaan un tuk tenaga

kerja formal sekitar 15 juta orang,

sedangkan untuk kepesertan pekerja

informal – bukan penerima upah,

baru sekitar 1,5 juta, dengan jumlah

karyawan 3850 orang. Mengantisipasi

era full operation, dengan target jang­

ka pendek pada Tahun 2019, jumlah

kepesertaan formal mencapai 35

juta orang, sedangkan yang in formal

Abdul Latif, Kepala Divisi SDM BPJS Ketenagakerjaan

BRIDGE05.indd 13 30/12/2014 5:20:27

Page 14: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

15BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id14

sekitar 7,5 juta orang.

“Idealnya BPJS Ketenagakerjaan

perlu penambahan jumlah SDM se ti­

daknya men capai sekitar 5000 orang,”

kata aktivis serikat pekerja perusahaan

BUMN itu.

Sebagai pembanding di Negara

Jepang, ungkap Kepala Divisi SDM

itu, un tuk meng=cover kepesertaan

per lin dungan sosial rakyatnya yang

ber jumlah sekitar 120 juta orang, ins­

titusi penyelenggara jaminan sosial

di negeri sakura mem pekerjakan se­

kitar 12.000 orang. Ten tunya untuk

memenuhi target jang ka panjang

ter ca painya Universal Co verage, je­

lasnya lagi, struktur organisasi BPJS

Ketenagakerjaan akan terus diperbesar

secara bertahap.

Sekalipun perlu percepatan pe ­

nambahan SDM baru (yunior) serta

penambahan tenaga ker ja profesional

(senior) yang tidak dimiliki SDM

BPJS Ketenagakerjaan untuk mengisi

posisi penting, menurut Abdul Latif,

seleksinya tidak asal­asalan dan dila­

kukan secara ketat – jadi benar­benar

yang memiliki kualifikasi dan inte gritas

yang tinggi ­ yang diterima

“Tidak ada lagi referensi untuk ke­

luarga pegawai BPJS Ketena ga ker ja an,

bahkan anak atau keluarga karyawan

tidak boleh mendaftar,” tegas Ka Divisi

SDM itu.

Untuk membangun “dream team”,

kata bos SDM itu, selain menjaring

SDM dari luar juga melakukan pe­

ning katan kualitas SDM yang ada

di dalam struktur organisasi BPJS

Ketenagakerjaan. Mereka yang ti­

dak berkualitas – yang masuk tan­

pa penyaringan hanya mengisi ke­

kosongan sebagai tenaga kerja lepas

– outsourcing, akan diminta ikut

penyaringan kembali.

“Mereka yang tidak lolos ujian

seleksi dan sudah malas­malasan be­

kerja akan diberhentikan atau diminta

pensiun dini, tentu dengan imbalan

­ pesangon yang memadahi,” jelas

Abdul Latif

Penambahan tenaga kerja baru

itu, jelas pakar perburuhan itu, untuk

menunjang Perluasan Kepesertaan.

Namun demikian, secara keseluruhan

penambahan SDM dalam struktur

or ganisasi BPJS Ketenagakerjaan di ­

usa hakan proposional – tetap ram­

ping seperti performace institusi

tersebut pada tahun 2014. Dengan

ratio jumlah karyawan dibandingkan

aset/dana yang dikelola adalah 1 :

50 miliar rp.

Selain itu, ungkap Abdul Latif,

pada akhir tahun 2014 ini ada sekitar

100 orang karyawan senior angkatan

90 an – mulai dari lapis bawah sampai

pimpinan yang akan memasuki masa

pensiun. “Sebagian besar mereka se­

ka rang menduduki posisi penting, yang

akan digantikan para profesional muda

kader BPJS Ketenagakerjaan,” jelas

Ketua Asosiasi Karyawan BUMN itu.

Untuk mengisi kekosongan

po si si penting tersebut, menurut

alum ni Fisipol UGM itu, diutamakan

penggantinya dari internal – para

ka der muda BPJS Ketenagakerjaan.

Tentunya, jelasnya lagi, dipilih para

kader yang memenuhi syarat untuk

menduduki jabatan tersebut – se­

suai catatan prestasi yang ada di

SDM dan referensi berjejang dari

atasannya.

Misal, untuk menduduki Kepala

Cabang harus ada penilaian /ACC dari

Kepala Wilayah dan Direksi. Untuk

Kepala Wilayah dan Kepala Divisi

harus ada penilaian dari jajaran Direksi

dan Dirut. Sedangkan Direktur dan

Dirut harus melalui fit and proper test.

Selain itu juga faktor usia, menurut

Abdul Latif, sebaiknya jabatan pim­

pinan di lapangan diisi oleh karyawan

muda, misal untuk jabatan kepala

cabang idealnya antara 35­45 tahun.

Dari data prestasi kar ya wan di

Divisi SDM BPJS Ke tenagakerjaan,

me nurut Abdul Latif, sejumlah cabang

yang dipimpin oleh kader muda

me nunjukkan prestasi yang baik –

menonjol, antara lain Cabang Klaten

yang dipimpin oleh Hasan Fahmi telah

dua kali meraih Achievement Award

pada tahun 2013 dan 2014. Demikian

pula cabang­cabang lain yang

dipimpin oleh kader muda di bawah

40 tahun, boleh dibilang memiliki

prestasi yang menonjol.

Dan, tidak dipungkiri dari catatan

sejarah di Negeri ini, menunjukkan

bah wa orang muda senantiasa men ­

jadi pelopor dan memimpin bang ­

sanya dalam berbagai tahap per­

juangan, pra kemerdekaan hingga

pasca orang­orang muda juga me­

miliki andil yang besar. Adalah suatu

tugas kita – Rak yat dan Bangsa In­

donesia untuk me me lihara dan me­

lanjutkan tradisi itu. Demikian pula

Main Report

“Idealnya BPJS Ketenagakerjaan perlu penambahan jumlah

SDM se ti daknya men capai sekitar 5000 orang.”

Abdul Latif, Kepala Divisi SDM BPJS Ketenagakerjaan

BRIDGE05.indd 14 30/12/2014 5:20:28

Page 15: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

15BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id14

Profesional muda memiliki potensi besar untuk membangun karir dan prestasi. Kesempatan itu terbuka lebar di BPJS Ketenagakerjaan yang

terus mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) berdasarkan kompetensi.

PROFESIONAL MUDA MEMBANGUN PRESTASI

BRIDGE05.indd 15 30/12/2014 5:20:28

Page 16: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

17BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id16

BPJS Ketenagakerjaan memiliki

tugas dan peker jaan sangat

besar untuk mem berikan jaminan

sosial kepada tenaga kerja di

Indonesia menuju kehidupan yang lebih

sejahtera. Dalam melaksanakan tugas dan

pekerjaannya tersebut BPJS Ketenagakerjaan

membutuhkan SDM berkualitas yang sangat

banyak.

Hal tersebut membuka peluang kepada

pro fesional muda untuk membangun karir

dan prestasi. Sebab, selain membutuhkan

SDM yang cukup banyak, sejumlah pegawai

BPJS Ketenagakerjaan juga segera memasuki

usia pensiun, di antara mereka ada yang

menduduki jabatan penting dan strategis.

Sudah siapkah profesional muda di BPJS

Kete nagakerjaan untuk menduduki jabatan

penting dan strategis tersebut? Kesempatan

untuk menduduki jabatan penting dan

strategis memang terbuka lebar di BPJS

Ketenagakerjaan. Menurut Direktur Umum

dan Pengembangan SDM, Amri Yusuf, BPJS

mengembangkan kesempatan karir pegawai

berbasis kompetensi. Hal ini memberi

kesempatan kepada profesional muda yang

memiliki kompetensi untuk menduduki

jabatan tertentu.

BPJS Ketenagakerjaan lebih meng­

utamakan rekrutmen internal untuk me­

ngi si jabatan yang kosong. Amri Yusuf

menegaskan, pengisian jabatan kosong

tersebut tidak selalu berdasarkan “urut

kacang” senioritas, tetapi juga membuka

peluang kepada profesional muda yang

memiliki kompetensi. Bahkan, BPJS Kete­

nagakerjaan mengembangkan jalur ce­

pat “Fast Track” bagi profesional muda

berkualitas untuk mengembangkan karirnya.

Berdasarkan pengamatan, sejumlah

profesional muda yang menduduki ja­

batan sebagai Kepala Cabang BPJS

Ketenagakerjaan memang memiliki kualitas

yang cukup baik dan membanggakan.

Mereka memiliki kinerja yang cukup baik,

melaksanakan good governance, mampu

meraih target yang diberikan, dan mampu

menjalankan kegiatan sesuai visi dan misi

dari BPJS Ketenagakerjaan.

Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketena­

Main Report

BPJS mengembangkan kesempatan

karir pegawai berbasis kompetensi.

Hal ini memberi kesempatan kepada

profesional muda yang memiliki

kompetensi untuk menduduki jabatan

tertentu BPJS Ketenagakerjaan lebih

mengutamakan rekrutmen internal

untuk mengisi jabatan yang kosong.

AMRI YUSUF

Direktur Umum dan

Pengembangan SDM

BRIDGE05.indd 16 30/12/2014 5:20:30

Page 17: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

17BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id16

gakerjaan Jawa Timur, Rizani Usman

mengungkapkan sejumlah Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan di Jawa Timur yang dipimpin

oleh profesional muda dengan usia sekitar

40 tahun, seperti Kantor Cabang Mojokerto,

Jember dan Madiun memiliki kinerja yang

sangat bagus. Mereka para profesional muda

yang mampu dan berhasil mengembangkan

Kantor Cabang menjadi yang terbaik di Jawa

Timur.

Agar dapat terus berkembang serta

mening katkan kualitas dan kompetensinya,

para pro fesional muda perlu didorong antara

lain melalui kompetisi internal. “Kami terus

menyelenggarakan internal competition antar

Kantor Cabang untuk membangun kompetensi,”

ungkap Rizani Usman.

Salah satu keber hasilan Kantor Ca­

bang yang dipimpin profesional muda ada­

lah pencapaian target kepesertaan BPJS Ke­

tenagakerjaan yang te lah ditetapkan. Di Jawa

Timur peluang meraih kepesertaan BPJS

Ketenagakerjaan dari pekerja formal maupun

informal ter buka lebar. Menurut Rizani Usman,

kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di Jawa

Timur saat ini baru mencapai sekitar 35 persen

dari pangsa pasar yang ada.

Untuk meraih kepesertaan pekerja formal

berasal dari perusahaan, BPJS Ketenagakerjaan

be kerjasama dengan banyak pihak, terutama

Pe merintah Provinsi, Kabupaten dan Kota

di Jawa Timur yang memberikan dukungan

sangat besar. “Kami juga bekerjasama dengan

Kantor Pelayanan Terpadu di daerah,” kata

Rizani Usman. Kerjasama ini sangat penting

terutama menyangkut proses perizinan per­

usahaan baru akan diberikan jika per usahaan

yang bersangkutan telah mengi kutsertakan

tenaga kerjanya dalam program BPJS Kete­

nagakerjaan.

Menurut Rizani Usman, hal tersebut dila­

kukan dengan melibatkan aparat Pemerintah

Daerah untuk mendukung program Negara.

Keterlibatan aparat Pemerintah Daerah di­

ha rapkan bukan hanya akan mendorong pe­

ningkatan kepesertaan tetapi juga peningkatan

pencapaian target iuran yang cukup tinggi di

Jawa Timur, mencapai Rp 2,3 triliun pada 2014.

Bukan hanya kerjasama da lam rangka

meraih peningkatan kepe sertaan dan pening­

katan iuran, tetapi juga dilakukan kerjasama

dalam rangka mem berikan layanan yang

maksimal kepada peserta. Misalnya, kerjasama

yang dilakukan Kantor Wilayah BPJS Kete­

nagakerjaan Jawa Timur dengan 72 Rumah

Sakit di Jawa Timur untuk trauma center.

Dengan banyaknya rumah sakit tersebut akan

mempermudah peserta untuk memperoleh

Agar dapat terus berkembang

serta mening katkan kualitas dan

kompetensinya, para pro fesional

muda perlu didorong antara lain

melalui kompetisi internal. “Kami terus

menyelenggarakan internal competition

antar Kantor Cabang untuk membangun

kompetensi,” ungkap Rizani Usman.

RIZANI USMANKepala Kantor Wilayah BPJS

KetenagakerjaanJawa Timur

BRIDGE05.indd 17 30/12/2014 5:20:31

Page 18: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

19BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id18

layanan. Menurut Razani Usman, di mana pun

dan kapan pun peserta BPJS Ketenagakerjaan

mengalami kecelakaan atau musibah akan

dapat dilayani dan diberikan pertolongan

dengan baik.

Untuk dapat memberikan layan an yang

maksi mal kepada para peserta di mana pun

berada, BPJS Ketenagakerjaan memiliki 16

Kantor Cabang dan 8 Kantor Cabang Pem­

bantu di Jawa Timur. Keberadaan Kantor

Cabang dan Kantor Cabang Pembantu ini

dapat melayani de ngan baik para peserta

BPJS Kete nagakerjaan di 29 Kabupaten dan 9

Kota di Jawa Timur.

Untuk dapat meraih target yang cukup

tinggi serta peningkatan la yanan yang baik

dibutuhkan profe sional muda penuh semangat,

berkualitas serta memiliki kompetensi di bi­

dangnya masing­masing. Ri zani Usman meng­

ungkapkan, para profesional muda BPJS Ke­

te na gakerjaan terus ditingkatkan kualitas

dan kompetensinya antara lain melalui Diklat

(Pendidikan dan Latihan) yang dilakukan

secara berkesinambungan. Para peserta Diklat

akan memper oleh pembekalan baru sesuai

per kembangan tuntutan dan perkem bangan

keadaan masyarakat.

Salah satu kompetensi yang ha rus dimiliki

profesional muda ada lah kemampuannya

dalam tata kel o la usaha dengan baik (Good

Governance/GG). Mas Achmad Daniri, Ketua

Komite Nasional Kebijakan Go vernance

(KNKG), menekankan pen tingnya penerapan

prinsip GG dalam operasional usaha. Hal itu

terkait kenyataan bahwa operasional usaha

membutuhkan kepercayaan dari seluruh

stake holder. Kepercayaan tersebut hanya

bisa dibangun jika usaha menerapkan seluruh

prinsip GG secara baik dan benar.

Pada dasarnya GG sangat terkait dengan

mekanisme pengambilan ke bijakan yang

terkait dengan ke pentingan stakeholder.

Jika para profe sional muda mampu meraih

kepercayaan maka dapat dipastikan stake­

holder akan mendukung lang kah yang diam­

bilnya. Dipastikan pro fesional muda yang

mam pu menerapkan prinsip GG dengan baik

akan dapat membangun karir dan prestasinya

dengan baik pula.

Diharapkan para profesional muda yang

ber kualitas dan berkompetensi akan dapat

mendorong BPJS Ketena gakerjaan menjadi

institusi besar yang mampu memberikan

kesejahteraan kepada para pekerja, memiliki

kompetensi yang optimal serta menjadi pe­

nyelenggara jaminan sosial berkelas dunia. n

Main Report

BRIDGE05.indd 18 30/12/2014 5:20:33

Page 19: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

19BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id18

Manfaat

BPJS Ketenagakerjaan mem­

berikan beasiswa Education

Benefit dengan nilai sekitar

Rp 1 miliar kepada sebanyak

60 mahasiswa Universitas Indonesia.

Pemberian beasiswa tersebut dila­

kukan di Balai Tirta Balairung Uni­

versitas Indonesia, pertengahan

Ok tober 2014 yang lalu. Beasiswa

tersebut merupakan program pening­

katan dan pengembangan manfaat

beasiswa bagi anak­anak peserta BPJS

Ketenagakerjaan yang berprestasi.

Direktur Investasi BPJS Kete­

na gakerjaan Jeffry Haryadi menge­

mukakan, Universitas Indonesia men­

jadi pilot project pertama dalam

pem berian beasiswa Education Be­

nefit dari BPJS Ketenagakerjaan.

Beasiswa Education Benefit sebesar

Rp 18 juta diberikan kepada setiap

mahasiswa penerima selama satu

tahun untuk digunakan membayar

biaya pendidikan dan dimanfaatkan

untuk biaya hidup.

Penerima beasiswa Education

Benefit adalah mahasiswa berprestasi

dengan syarat merupakan anak

dari peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Menurut Jeffry Haryadi, orangtua

dari mahasiswa yang bersangkutan

telah menjadi peserta BPJS Ketena­

gakerjaan selama lebih dari 3 tahun

dan dengan gaji antara Rp 3 – 10 juta

per bulan. Selain itu, persyaratan yang

harus dipenuhi mahasiswa dari bidang

akademis yaitu mempunyai Indeks

Prestasi Kumulatif (IPK) 3.00 untuk

skala IPK 4.00.

Jeffry Haryadi menambahkan, ti­

dak sembarangan mahasiswa dapat

menerima beasiswa Education Be­

ne fit. Hanya mahasiswa yang ber­

prestasi dengan IPK 3.00 yang dapat

menerima beasiswa tersebut. Selain

Satu lagi manfaat tambahan yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada peserta dan keluarganya, yaitu Education Benefit. Manfaat tambahan ini berupa beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa berprestasi anak dari peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Education Benefit Untuk Mahasiswa Berprestasi

BRIDGE05.indd 19 30/12/2014 5:20:34

Page 20: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

21BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id20

Manfaatitu, penerima beasiswa ini akan di­

evaluasi setiap enam bulan sekali.

Hal ini dilakukan agar mahasiswa

penerima beasiswa terpacu untuk

mempertahankan pres tasinya. Jika

ada mahasiswa penerima beasiswa

yang IPK­nya turun di bawah 3.00

maka beasiswanya dihentikan untuk

dialihkan kepada mahasiswa lain yang

lebih berprestasi.

Beasiswa Education Benefit me­

ru pakan manfaat tambahan yang

diberikan kepada peserta BPJS Ke­

tenagakerjaan. Beasiswa ini me­

ru pakan program beasiswa yang

merupakan upaya untuk meningkatkan

dan pengembangan manfaat bagi

anak peserta BPJS Ketenagakerjaan

yang berprestasi. Setiap mahasiswa

penerima beasiswa akan mendapat

Rp 18 juta per tahun yang dibayarkan

setiap 6 bulan sekali.

Menurut Jeffry Haryadi, seba­

gai produk manfaat tambahan, bea ­

siswa Education Benefit tidak akan

mengurangi manfaat pokok yang

diterima peserta BPJS Kete na ga­

ker jaan. Hal ini dikarenakan alo­

kasi dana untuk program beasiswa

Education Benefit dialokasikan khu­

sus dari sebagian keuntungan yang

diperoleh BPJS Ketenagakerjaan se­

tiap tahunnya.

“Dana beasiswa ini tidak diambil

dari dana peserta melainkan didapat

dari keuntungan hasil pengembangan

investasi. Jadi manfaat utama yang

diterima peserta tidak berkurang

justru bertambah,” kata Jeffry Har­

yadi.

Selama tiga tahun terakhir, BPJS

Ketenagakerjaan telah menyalurkan

Rp 420 miliar beasiswa kepada

250 ribu siswa dan mahasiswa se­

Indonesia. Sedangkan untuk periode

Januari sampai September 2014, BPJS

Ketenagakerjaan telah menyalurkan

beasiswa Rp 88 miliar kepada 48 ribu

siswa.

Pemberian beasiswa ini diharapkan

dapat membantu meringankan beban

pembiayaan pendidikan keluarga

peserta BPJS Ketenagakerjaan. Di sisi

lain, beasiswa BPJS Ketenagakerjaan

dapat mendorong dan memacu para

siswa dan mahasiswa untuk terus

meningkatkan prestasinya.

Beasiswa Education Benefit se­

lain diberikan kepada mahasiswa

UI juga akan dikembangkan untuk

diberikan kepada mahasiswa ber­

prestasi dari universitas yang lain.

Menurut Jeffry Haryadi, prog­

ram beasiswa Education Benefit

dirancang untuk membentuk

ambassador BPJS Kete nagakerjaan.

Jeffry Haryadi mengakui bahwa

BPJS Ketenagakerjaan perlu terus

disosialisasikan kepada masyarakat.

Berdasarkan Undang­Undang No­

mor 24 Tahun 2011, pemerintah mem­

bentuk dua lembaga BPJS, yaitu BPJS

Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

“Oleh karena itu, diperlukan sosia­

lisasi lebih masif mengenai BPJS

Ketenagakerjaan,” kata Jefrry Har­

yadi. Salah satu sosialisasi BPJS Ke­

tenagakerjaan adalah melalui pem­

berian beasiswa Education Benefit.

Pemberian beasiswa Education

Benefit disambut baik oleh Pejabat

Rektor UI, Prof. Dr. Bambang Wiba­

warta, MA. “Dengan adanya beasiswa

ini, mahasiswa yang membutuhkan

merasa terbantu,” ujar Bambang Wi­

bawarta. Pihak UI merasa bersyu­

kur karena setiap tahun ada ri­

buan mahasiswa yang menikmati

ke ringanan biaya dan hidup dengan

adanya beasiswa.

Menurut Bambang Wibawarta,

BPJS Ketenagakerjaan merupakan

salah satu mitra paling baik dalam

pemberian beasiswa. Selain komu­

nikasi yang intens, nilai beasiswa yang

diberikan cukup besar dan jumlah

penerima juga tidak sedikit. Bambang

Wibawarta berharap beasiswa BPJS

Ketenagakerjaan bisa berlanjut di

tahun­tahun mendatang.

Sementara itu, Brimy Laks­

mana, Ketua Yayasan Inspirasi Indo­

nesia Membangun (YIIM) yang

di beri kepercayaan mengelola bea­

siswa Education Benefit BPJS Kete­

nagakerjaan akan terus mengem­

bangkan manfaat dari beasiswa ini.

Menurut Brimy Laksmana, beasiswa

Education Benefit nantinya akan

menjangkau guru­guru honorer di

daerah.

YIIM ditunjuk oleh BPJS Ketena­

gakerjaan untuk melakukan penjajakan

kerja sama dengan sejumlah uni­

versitas negeri di Indonesia. Brimy

Laksmana menekankan agar para

mahasiswa penerima beasiswa da­

pat memanfaatkan peluang dan

kesempatan yang ada dengan sebaik­

baiknya. Sebab, dari 55 juta pelajar

di Indonesia, hanya sekitar 4 juta

yang mempunyai kesempatan untuk

menjadi mahasiswa. n

Beasiswa Education Benefit me ru pakan manfaat

tambahan yang diberikan kepada peserta BPJS Ke­

tenagakerjaan. Beasiswa ini me ru pakan program

beasiswa yang merupakan upaya untuk meningkatkan

dan pengembangan manfaat bagi anak peserta BPJS

Ketenagakerjaan yang berprestasi. Setiap mahasiswa

penerima beasiswa akan mendapat Rp 18 juta per

tahun yang dibayarkan setiap 6 bulan sekali.

BRIDGE05.indd 20 30/12/2014 5:20:34

Page 21: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

21BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id20

Katiga

SEBUAH gedung mempunyai peranan

penting dalam men dukung kelancaran

dan kesinambungan operasional perusa­

haan, badan, lembaga, atau institusi lain­

nya secara keseluruhan. Oleh karena itu, semua

pihak yang memanfaatkan gedung tersebut ha­

rus aktif memelihara dan menjaga ke bersihan,

keselamatan dan kesehatan kerja.

Salah satu perwujudan dalam memelihara

dan menjaga kese la mat an dan kesehatan kerja

adalah melalui penerapan Manajemen Penang­

gu langan Bencana Kebakaran. Melalui penerapan

manajemen ini, sebuah gedung harus mampu

mengatasi ke mungkinan terjadinya bencana ke­

bakaran melalui kesiapan dan ke andalan sistem

proteksi yang ada, serta kemampuan petugas

menangani pengendalian kebakaran.

Selain petugas, semua pihak yang terkait

dalam setiap pemanfaatan ba ngunan gedung

harus terlibat dalam upaya penanggulangan

bencana keba karan. Semua pihak, baik karyawan

maupun mitra kerja harus turut aktif berusaha agar

peristiwa kebakaran yang tidak dikehendaki dan

merugikan tidak terjadi. Dengan demikian, semua

pihak harus memikirkan dan mematuhi seluruh

peraturan keselamatan yang telah dibuat, seperti

larangan me rokok, larangan menggunakan tangga

darurat untuk operasi normal dan lain sebagainya.

Berdasarkan Undang Undang No mor 1 Tahun

1970 Bab III pasal 3 tentang Keselamatan Kerja

Bencana di gedung bertingkat, seperti peristiwa kebakaran, meski tak dikehendaki namun masih sering terjadi. Peristiwa ini bukan saja dapat menyebabkan banyak korban jiwa, tetapi juga menimbulkan kerugian harta benda yang tidak sedikit jumlahnya.

Penanggulangan Kebakaran pada Gedung Bertingkat

BRIDGE05.indd 21 30/12/2014 5:20:34

Page 22: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

23BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id22

Katigadisebut kan bahwa syarat keselamatan ker ja yang

berhubungan dengan pe nanggulangan kebakaran

antara lain mencegah, mengurangi, dan mema­

damkan kebakaran, penyediaan sara na jalan untuk

menyelamatkan diri, pengendalian asap, panas

dan gas serta melakukan latihan bagi semua

karyawan.

Kebakaran dan bencana alam da pat terjadi

setiap saat dan da pat menimbulkan terganggunya

ke lan caran produktivitas, kerusakan per alatan,

lingkungan tempat kerja serta dampak negatif

lainnya. Bencana tersebut dapat menyebabkan

karya wan mengalami cidera, cacat bahkan

meninggal dunia. Semua ini baik secara langsung

maupun tidak langsung da pat mengakibatkan

kerugian terhadap perusahaan maupun karyawan

beserta keluarganya.

Pada dasarnya setiap karyawan bertanggung

jawab untuk men ­cip takan lingkungan kerja serta

me laksanakan tugas pekerjaannya dengan cara

dan menggunakan peralatan yang aman agar

kemungkinan terjadinya bahaya yang dapat

menimbulkan ke rugian baik terhadap dirinya

sendiri, orang lain maupun

perusahaan dapat di hin dari.

Dengan demikian maka se tiap

karyawan berkewajiban untuk

ikut serta secara aktif dalam

usaha penanggulangan bencana

sesuai de ngan tugasnya masing­

masing.

Kendala utama yang sering

mun cul pada setiap terjadinya

ben cana kebakaran pada ge­

dung bertingkat adalah upaya

penanganan kebakaran yang

pada kasus tertentu banyak me­

ngalami kesulitan seperti upaya

penyelamatan jiwa (evakuasi

ma nu sia), barang dan proses pe­

madaman keba karannya.

Kendala proses pemadaman

keba karan, selain jumlah air yang terbatas di

lingkungan lokasi kebakaran, juga karena tidak

tersedianya fasilitas pe madam kebakaran pada

bangunan dan respon dari unit pemadam keba­

karan yang terkadang terlambat dika renakan

jarak dan kemacetan lalu lintas yang mengganggu

untuk secepatnya mencapai lokasi kebakaran.

Padahal terkadang karena situasi lingkungan

bangunan dan barang yang mudah terjilat api

sehingga tercapai dengan cepat kondisi flashover,

dimana kebakaran sudah sulit dipadamkan dalam

waktu kurang lebih 8 menit.

Menurut Achmad Basuki, Dosen Fakultas

Teknik Sipil UNS Surakarta, tidak semua bangunan

terutama untuk fasilitas umum, perkantoran, pasar

dan sebagainya sudah dilengkapi dengan sistem

detektor kebakaran. Padahal sistem deteksi awal

terjadinya kebakaran ini akan sangat membantu

untuk kepentingan evakuasi dan pe nyelamatan

manusia dan barang serta upaya pencegahan

kebakaran yang semakin meluas.

Pemasangan detektor dan per alatan pema­

daman kebakaran meru pa kan salah satu upa ya

aktif agar bangunan tersebut mampu mela kukan

swalindung (self protective). Alarm tanda terjadinya

kebakaran, yang biasanya berupa detektor asap,

akan segera berbunyi bila terjadi ke bakaran,

sehingga upaya lokalisasi dan pe madaman juga

dapat segera dilakukan sebelum api menjadi besar

dan menjalar ke lain ruangan.

Achmad Basuki menambahkan, pembuatan

tangga darurat dan balkon pada bangunan ber­

tingkat akan memudahkan proses evakuasi pada

saat terjadi kebakaran. Tangga darurat sebaiknya

dibuat di sisi luar bangunan sehingga kemungkinan

terhambat asap akan dapat dihindari. Karena

penyebaran asap umumnya vertikal ke atas,

menyerupai efek cerobong (stack effect).

Bagi kota besar yang memi li ki gedung pen cakar

langit su dah mensyaratkan dibuatnya kom parte­

men pada lantai tertentu, yang berupa ruangan

khusus tempat berlindung sementara dan evakuasi

manusia bila terjadi kebakaran. Kom partemen ini

khusus dirancang agar tahan terhadap api dan

memudahkan akses untuk me lakukan evakuasi.

Perencanaan tapak bangunan juga ikut me­

nentukan kemudahan da lam menanggulangi

ter ja dinya keba karan. Perancang bangunan (ar­

si tek) perlu memperhatikan jarak bangunan, ja­

lur pencapaian dan manuver mobil pemadam

kebakaran, lokasi hidrant beserta pompanya dan

sebagainya. Dengan dibantu oleh ahli mekanikal

dan elektrikal serta utilitas dapat pula dihitung

besar kebutuhan pompa, sistem jaringan pipa

dan penempatan detektor api pada lokasi yang

strategis.

Dari beberapa upaya tersebut maka diperlu­

kan suatu kebijakan yang dapat mengikat selu ruh

pihak baik pemilik bangunan, perencana, peng ­

guna dan pemerintah selaku pem buat peraturan.

Menurut Ach mad Basuki, masyarakat juga memili­

ki hak untuk menuntut langkah pe nga manan dan

penanggulangan ter ja dinya bahaya kebakaran.

Oleh karenanya pemerintah mempunyai peran

strategis untuk memfasilitasi suatu sistem

manajemn pengamanan kebakaran, yang meliputi

pengelolaan dan pengendalian ma nu sia, informasi,

organisasi dan per alatan. n

BRIDGE05.indd 22 30/12/2014 5:20:35

Page 23: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

23BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id22

Seberang

KESEPAKATAN MEA diiku­

ti 10 negara anggota

ASEAN yang memiliki to tal

penduduk sekitar 600 ju­

ta jiwa dan sekitar 43 persen jumlah

penduduknya ada di Indonesia. Se­

hingga pelaksanaan MEA menem­

pat kan Indonesia sebagai pasar

uta ma yang besar. Dari aspek ketena­

gakerjaan, terdapat kesempatan yang

sangat besar bagi para pencari kerja

karena akan tersedia lapangan kerja

dengan berbagai kebutuhan keahlian

yang beraneka ragam.

Dari kajian Bank Pembangunan

Asia (ADB) dan Organisasi Buruh

Internasional (ILO), kesepakatan MEA

diperkirakan akan menciptakan 14 juta

lapangan kerja tambahan di Indonesia

atau mengalami kenaikan 41 persen

pada 2015 karena semakin bebasnya

pergerakan tenaga kerja terampil.

Per mintaan akan tenaga kerja kelas

menengah akan meningkat 22 persen

atau 38 juta dan tenaga kerja level

rendah meningkat 24 persen atau

12 juta. ILO memperkirakan sekitar

setengah dari tenaga kerja sangat

terampil akan bekerja di Indonesia.

Bagi institusi jaminan sosial

yang diselenggarakan pemerintah –

ke sebelas negara anggota ASEAN,

MEA merupakan peluang pasar yang

prospektif. Bila saja, mereka mau

memanfaatkan kesempatan tersebut,

dengan membangun kerjasama yang

harmonis dan saling menguntungkan

di dalam memberikan pelayanan ja­

min an sosial yang maksimal bagi

TKA yang bekerja di kawasan Asia

Tenggara.

Pasalnya, tidak akan ada kompetisi

di antara istitusi jaminan sosial tenaga

kerja di negara­negara anggota

ASEAN dengan diberlakukannya pa­

sar tunggal, menurut Direktur Uta­

ma BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G

Masassya, justru yang menjadi obsesi

Pembentukan pasar tunggal ASEAN yang lazim disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), mulai di berlakukan akhir Tahun 2015. Kesepakatan para pimpinan negara anggota ASEAN dibuat dengan tujuan meningkatkan daya saing Asia Tenggara,

menarik investasi asing, serta untuk menyaingi pasar Cina, India serta pasar bersama MEA. Dengan adanya pasar tunggal memungkinkan satu negara

menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di Asia Tenggara, sehingga kompetisi akan semakin ketat.

PROSPEK JAMINAN SOSIAL ERA PASAR TUNGGAL

BRIDGE05.indd 23 30/12/2014 5:20:35

Page 24: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

25BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id24

dari institusi jaminan sosial dari negara­

negara di kawasan tersebut adalah

semangat membangun sinergi untuk

saling menguatkan eksistensinya di

seluruh kawasan tersebut.

Di Indonesia, jaminan sosial

ke te nagakerjaan yang diseleng­

ga rakan oleh Badan Penyeleng­

gara Jaminan Sosial (BPJS), sesuai

amanah UUD 45 serta UU SJSN

dan UU BPJS, merupakan kewajiban

untuk memberikan perlin dungan

sosial bagi tenaga kerja – khu­

susnya dan masyarakat luas – pada

umumnya. Kendati baru mulai

beroperasi penuh 1 Juli 2015, namun

BPJS Ketenagakerjaan juga sudah

mengantisipasi menghadapi era pasar

tunggal MEA akhir tahun 2015.

Adapun persiapan yang dila ku­

kan oleh manajemen BPJS Ketenaga­

kerjaan dari aspek internal, mulai

dari restrukturisasi organisasi, meng­

op ti malkan kinerja institusi / ba­

dan, sosialisasi program­program

ja minan sosial (JKK, JHT, JK, dan JP

­yang diberlakukan pada Juli 2015),

memberikan berbagai manfaat ­ be­

nefit (food benefit, housing benefit,

dan education benefit), serta mening­

katkan kualitas pelayanan – dengan

pelayanan prima.

Sedangkan aspek eksternal, mela­

kukan pendekatan dengan stake hol­

der ­ para pemangku kepentingan,

sosialisasi kepada masyarakat pekerja

– formal maupun informal, menjalin

kerjasama dengan berbagai instansi

yang menunjang pelaksanaan prog­

ram jaminan sosial – baik yang bersifat

lokal maupun internasional. Misal,

ker jasama dengan rumah sakit lokal

dan di mancanegara yang memiliki

unit pelayanan emergency yang siap

menangani kasus kecela kaan kerja.

Selain itu BPJS Ketenagakerjaan

yang bertransformasi dari persero

menjadi badan pelayanan publik,

mengemban amanah yang lebih berat

yaitu wajib memberikan perlindungan

sosial untuk seluruh tenaga kerja, baik

pekerja formal dan informal (pekerja

bukan penerima upah), demikian pula

terhadap tenaga kerja asing (TKA)

yang menetap di Indonesia.

Pembenahan penjaminan TKA itu,

harus segera dilakukan untuk mem­

berikan kepastian penjaminan bagi

mereka yang memasuki bursa pasar

tunggal ASEAN. ”Tenaga kerja asing

yang ada di Indonesia kita lindungi

dan jamin, sebaliknya tenaga kerja

peserta BPJS Ketenagakerjaan yang

berada di luar negeri – di wilayah Asia

Tenggara, juga terlindungi secara

maksimal,” kata Elvyn kepada media

Nasional, Oktober lalu.

Khususnya, bagi negara­negara

yang lalu lintas TKA nya demikian

tinggi dan akan semakin meningkat di

era MEA. Di Malaysia, misalnya, tenaga

kerja asal Indonesia yang bekerja di

Negeri Jiran mencapai sekitar 2 juta

orang. Demikian pula, di Singapura,

Filiphina dan Vietnam, banyak dibanjiri

TKA asal Indonesia. Sebaliknya juga

banyak tenaga kerja asing terampil

asal negara ASEAN yang bekerja di

Indonesia.

Di Malaysia, jaminan sosial kete­

na gakerjaan ditangani The Ma lay­

sia Sistem Jaminan Sosial dise but

SOCSO, atau PERKESO (Pertum­

buhan Keselamatan Sosial). Institusi

pemerintah ini memberikan bantuan

keuangan kepada karyawan dan ke­

luarganya dalam peristiwa kecelakaan

kerja yang mengakibatkan kematian,

cacat atau sakit, atau penyakit akibat

kerja. PERKESO menyediakan dua jenis

asuransi, yakni: Asuransi Kecelakaan

Kerja dan Pensiun Ketidakabsahan

(PHK).

Namun demikian, hanya warga

negara Malaysia atau penduduk tetap

yang memenuhi syarat yang bisa

memberikan kontribusi ke PERKESO

dan memperoleh manfaat dari layanan

program jaminan sosial. Dan, di

antara mereka ada individu­individu

yang dibebaskan membayar premi ke

PERKESO, antara lain pemilik usaha /

bisnis, pembantu rumah tangga (PRT),

pegawai pemerintah, wiraswasta serta

ekspatriat (TKA).

PERKESO didanai dari kontribusi

pemberi kerja dan karyawan, yang

besarnya disesuaikan dengan penda­

patan karyawan. Kontribusi mereka

ke PERKESO adalah tanggung ja­

wab majikan – pemilik usaha untuk

me mastikan karyawan mereka su­

dah terdaftar ­ menjadi peserta

PERKESO. Sistem jaminan sosial

yang diselenggarakan oleh PERKESO

adalah opsi untuk karyawan dengan

penghasilan lebih dari RM 3000 per

bulan.

Sedangkan untuk jaminan pen­

siun tenaga kerja di Malaysia di­

tang gung oleh Karyawan Provident

Fund (EPF) atau Kumpulan Wang

Simpanan Pekerja. Kontributor yang

memberikan dana pensiun, selain ber­

hak mendapatkan jaminan pensiun,

mereka pihak dapat menarik uang

(meminjam) untuk alasan tertentu,

misalnya untuk menutupi biaya medis

/ pengobatan atau untuk membeli

rumah.

Meskipun ekspatriat tidak tercakup

dalam PERKESO, sesuai Kompensasi

Pekerja Act tahun 1952 mereka berhak

mendapatkan kompensasi kecelakaan

kerja. Perlindungan ini didanai oleh

pengusaha, yang memberikan kontri­

busi tahunan tetap untuk program

tersebut. Tindakan ilegal bila majikan

/ pemiliki usaha memotong gaji kar­

yawan untuk pembayaran iuran ke

PERKESO.

Mengenai penjaminan ekspatriat

di Malaysia jauh sebelum kesepakatan

pasar tunggal ASEAN, pemerintah

Negeri Jiran sudah mengadakan per­

janjian bilateral dengan sejumlah ne­

gara Asia Tenggara lain, seperti Si­

nga pura, Pakistan, Sri Lanka dan

Thai land. Dan, Thailand adalah sa tu­

satunya negara yang memiliki per­

janjian bilateral dengan negara lain

di dunia mengenai masalah jaminan

sosial.

Ada baiknya, selain ikut merancang

kesepakatan bersama dari institusi

jaminan sosial ketenagakerjaan nega­

ra­negara di Asia Tenggara, BPJS

Ketenagakerjaan juga harus memiliki

perjanjian bilteral dengan negara lain

– seperti Thailand, mengenai jaminan

sosial. Untuk membenahi penjaminan

sosial ekspatriat di Nusantara. n

Seberang

BRIDGE05.indd 24 30/12/2014 5:20:36

Page 25: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

25BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id24

BPJS Anda

USIANYA relatif muda, saat pria kelahiran tahun 1975 ini

dipercaya menjadi Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang

Jember, masih di bawah fourty years old. Jabatan

pimpinan itu diraihnya setelah 16 tahun mengabdi di PT

Jamsostek Persero –salah satu BUMN, yang kini berubah menjadi

badan ­ BPJS Ketenagakerjaan.

Di masa transisi itulah Muhyidin selaku Nahkoda dari BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Jember, diharapkan mampu memberikan

pelayanan prima kepada masyarakat pada umumnya dan khususnya

perusahaan serta tenaga kerja peserta program jaminan sosial BPJS

ketenagakerjaan.

“Kami berkomitmen dalam meningkatkan pelayanan terhadap

perusahaan dan tenaga kerja peserta program jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan, terutama di wilayah Cabang Jember” ujar Muhyidin

yang juga pernah menjabat kepala BPJS Cabang NTT pada tahun

2012 itu.

Salah satunya dengan inovasi layanan, yang pada prinsipnya

mempermudah, mempercapat, serta memuaskan para peserta

BPJS Ketenagakerjaan. Misalnya, pendaftaran melalui online,

melakukan pengecekan saldo Jaminan Hari Tua (JHT) melalui

gadget – melalui Blackberry, IPhone atau Android secara langsung,

“Semua karyawan peserta bisa mengecek secara online JHT,” jelas

Muhyidin.

Tingkat bunga di  BPJS  Ketenagakerjaan, menurut ayah dua

orang anak yang mengawali karirnya sebagai staf pemasaran

di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Perak Surabaya

itu, cukup tinggi sampai dengan  11%, hal ini dimungkinkan

karena BPJS Ketenagakerjaan setelah menjadi badan, deviden yang

Bila Profesional Muda Sebagai NahkodaJalannya cepat. Kalau bicara tegas dan ringkas, dengan aksen Jawa Timurnya yang terdengar sangat kental. Itulah gambaran sekilas sosok Muhyidin SE, MM, pria muda lulusan sarjana Akuntan ini dipercaya memimpin BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jember – Jawa Timur, sejak tahun 2013.

Muhyidin SE, MM,

BRIDGE05.indd 25 30/12/2014 5:20:38

Page 26: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

27BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id26

BPJS Anda

biasa diminta oleh pemerintah pusat, sekarang

langsung dibagikan kembali kepada karyawan.

Selain itu, menurut Muhyidin lagi yang sepan­

jang karirnya di BPJS Ketenagakerjaan berkantor

di Cabang Surabaya dan NTT itu, bahwa tingkat

biaya operasionalnya yang hanya 1% dari total

investasi yang dikelola BPJS  Ketenagakerjaan,

sehingga bi sa membe rikan bunga melebihi bu nga

bank kepada pe serta BPJS Ke tenagakerjaan.

Muhyidin yang sejak awal bekerja bercita­cita

mengabdi di institusi yang melayani masyarakat

untuk mem berikan kesejahteraan seperti di BPJS

Ketenagakerjaan itu dengan antusias meng­

ungkapkan berbagai kemudahan lain bagi para

peserta BPJS Ketenagakerjaan yakni mendapatkan

bantuan pinjaman  uang  muka untuk membeli

rumah.

“Bantuan kredit rumah ini, sesuai dengan ga­

ji yang diterima para pe serta, dengan bu nga yang

lebih murah dari pada bunga bank,” ujar Muhyidin

lagi.

Bahkan, BPJS Ketenagakerjaan secara pe­

riodik memberikan bantuan beasiswa bagi putra­

putri para pe serta program jaminan sosial yang

berprestasi. Semester pertama 2014, misalnya BPJS

Ketenagakerjaan Ca bang Jember memberikan 450

bea siswa. “Biasanya reward beasiswa kita berikan

untuk anak­anak karyawan perusahaan kategori

platinum,” je lasnya.

Sampai pada tahun 2014, jelas Muhyidin, BPJS

Ketenagakerjaan Ca bang Jember telah meng­

cover sebanyak 1.607  perusahaan  dan sekitar

51.190 karyawan peserta ja minan so sial. Sedangkan

target kepe sertaan baru ja minan sosial untuk tahun

2014 sebanyak 268 perusahaan. Pada trimester

terakhir 2014 sudah terlampaui, kepesertaan baru

sudah mendaftar 498 perusahaan.

Demikian pula, untuk target jum lah uang

dihimpun tahun 2014 sebesar 56 miliar. Sampai

Agustus sudah ter himpun 33 miliar. Muhyidin

optimis dengan tim nya – 16 orang stafnya, akan

dapat memenuhi target tersebut. sampai pada

akhir tahun 2014.

Untuk mencapai target tersebut, menurut

Muhyidin, ada dua faktor utama yang harus dikelola.

Yakni faktor internal (FI) dan faktor eksternal

(FE). Untuk FI, yang dilakukan Muhyidin adalah

membangun tim yang solid, energik, mobile, serta

cakap/memiliki skill yang baik.

“Kami tidak henti­hentinya me motivasi tim –

seluruh karyawan BPJS Ketenagakerjaan Cabang

Jem ber untuk selalu bekerja lebih baik dalam pen­

capaian target,” jelas Muh yidin lagi.

Selain itu, Kepala BPJS Kete nagakerjaan Cabang

Jember ber usaha menciptakan iklim kerja yang

kondusif dan menyenangkan untuk meningkatkan

produktivitas kerja, seperti melibatkan seluruh

karyawan dalam membuat rencana kerja ta hunan,

saling membantu, tidak ada bos­bosan – semua

memburu kepesertaan dan semua karyawan harus

mampu melayani kepesertaan.

Sedangkan dalam mengelola faktor ekster­

nal, penilaian Muhyidin, tidaklah terlalu sulit mela­

kukan pen dekatan terhadap birokrasi / Pemda,

karena memiliki visi yang sama de ngan BPJS Kete­

nagakerjaan, berupaya men sejahterakan masyara­

kat dengan mengajak masyarakat – khususnya

perusahaan dan para pekerjanya untuk ikut men­

jadi peserta jaminan sosial.

Arahan dari manajemen pusat BPJS Ke tena­

gakerjaan semua sama, jelas Muhyidin, hanya

saja masing­masing kantor cabang mengolah /

melaksanakan dengan cara­cara yang berbeda.

Agar melakukan sinergi dengan birokrasi di dalam

melakukan pendekatan dengan masyarakat ke­

tenagakerjaan, melalui pendekatan kebutuhan

(needs driven) dan pen dekatan legal (legal driven).

Memberikan pemahaman me nge nai manfaat

jaminan sosial ke pa da stake holder di bidang ke­

tenagakerjaan – masyarakat pekerja dan juga

manajemen perusahaan akan manfaat BPJS

Ketenagakerjaan – bagi perusahaan dan buat

karyawan. Tentunya, berdasarkan peraturan per­

undangan bila mereka tidak memenuhi kewajiban

mendaftarkan perusahaan dan karyawannya

sebagai peserta jaminan sosial maka akan

dikenakan sanksi. n

BRIDGE05.indd 26 30/12/2014 5:20:39

Page 27: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

27BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id26

Testimoni

MENURUT Raden Kiki Darmawan, maha­

siswa FISIPOL Universitas Indonesia (UI)

asal Karawang, jaminan sosial terhadap

para pekerja di Kabupaten Karawang masih

terasa kurang memadai. Hal itu dapat terlihat dari

masih maraknya demo pekerja yang menuntut

ditingkatkannya jaminan sosial kepada mereka.

Demo pekerja sering dilakukan di depan Kantor

Bupati Karawang.

Sebagai anak seorang karyawan perusahaan

di Karawang, Raden Kini Darmawan mengaku

biaya kuliah di UI cukup berat. Menurutnya, biaya

hidup sehari­hari di Depok sudah cukup tinggi,

jauh lebih tinggi dibandingkan kota besar lainnya

di Indonesia. “Bayar kost di Depok sudah Rp 600

ribu per bulan, di Semarang masih Rp 300 ribu

per bulan,” kata Raden Kiki Darmawan. Demikian

juga harga makanan di Depok juga sudah sangat

mahal.

Oleh karena itu, Raden Kiki Darmawan merasa

sangat bersyukur ketika terpilih menjadi salah satu

penerima beasiswa dari BPJS Ketenagakerjaan.

“Kami berterima kasih memperoleh beasiswa

BPJS Ketenagakerjaan, beasiswa ini sangat

membantu kami,” kata Raden Kiki Darmawan. Dia

berharap beasiswa BPJS Ketenagakerjaan terus

berlanjut di tahun­tahun mendatang dan makin

banyak mahasiswa yang memperolehnya. n

Raden Kiki Darmawan Mahasiswa UI Asal Karawang

Beasiswa BPJS Ketenagakerjaan Sangat Membantu

Banyak Manfaat Diperoleh Peserta BPJS Ketenagakerjaan

GAYO Alam, mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia (UI), anak

karyawan PTPN XII Surabaya. Mahasiswa

semester 5 ini melihat BPJS Ketenagakerjaan

telah ba nyak memberikan manfaat kepada pa ra

pesertanya. “Sebagai seorang anak peserta BPJS

Ketenagakerjaan, saya melihat banyak sekali

manfaat yang diberikan kepada peserta BPJS

Ketenagakerjaan,” kata Gato Alam.

Dia memberi contoh, jika ada peserta yang

mengalami kecelakaan kerja maka seluruh

biaya penyembuhannya ditanggung oleh BPJS

Ketenagakerjaan. Bahkan pekerja tersebut terus

diberikan santunan dan dibina sampai siap

kembali untuk bekerja. Banyak sekali manfaat yang

diperoleh peserta BPJS Ketenagakerjaan, yang

mungkin tidak akan diperoleh dari lembaga lain.

Bukan itu saja, Gayo Alam mengaku sangat

bersyukur memperoleh bea siswa karena

ayahnya menjadi pe serta BPJS Ketenagakerjaan.

Salah satu syarat penerima beasisa BPJS

Ketenagakerjaan memang harus anak dari peserta

BPJS Ketenagakerjaan. Gayo Alam memperoleh

beasiswa BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp 1,5

juta per bulan yang digunakan untuk biaya hidup

dan biaya kuliah di UI. n

Gayo Alam Mahasiswa UI Asal Surabaya

BRIDGE05.indd 27 30/12/2014 5:20:40

Page 28: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

29BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id28

Investment

DALAM ilmu keuangan ada yang disebut

arus kas alias aliran dana masuk dan

dana keluar. Bagi pekerja tetap, aliran

dana masuk bisa berupa gaji atau upah,

bonus, serta uang lembur, mungkin. Jadi, arus dana

masuk, bagi pekerja tetap atau penerima upah,

relatif mudah mengingatnya karena frekuensinya

teratur. Sementara bagi pekerja bukan penerima

upah, atau orang­orang yang memiliki profesi

tertentu atau pedagang, tentu aliran dana masuk

bisa sangat tinggi.

Namun, pekerja penerima upah ataupun pekerja

bukan penerima upah tetap butuh pengelolaan

pengeluaran yang baik jika tak ingin terjebak pada

kondisi ”besar pasak daripada tiang” yang ujung­

ujungnya bisa menimbulkan masalah keuangan.

Hal paling mendasar adalah pe nafsiran tentang

arus kas masuk. Apakah Anda menganggap peng­

hasilan Anda seperti ”setengah ge las penuh” atau

”setengah gelas ko song”? Sebagai contoh, Anda

Mencatat merupakan hal bagus. Demikian juga dengan memiliki catatan keuangan yang bisa menjadi sumber data untuk mengevaluasi keuangan Anda dari waktu ke waktu.

Catatan KeuanganOLEH: ELVYN G. MASASSYA

BRIDGE05.indd 28 30/12/2014 5:20:48

Page 29: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

29BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id28

me nginginkan satu jenis barang, mi­

salnya tas bermerek yang mahal.

Apa yang ada di benak Anda? Anda

merasa mampu memiliki barang itu,

misalnya dengan membelinya secara

kredit atau berpikiran Anda merasa

tak membutuhkan barang itu karena

masih bisa hidup meski tidak memakai

tas mewah.

Dengan kata lain, Anda berpikir,

lebih baik uang ditabung untuk nanti

digunakan bagi keperluan yang lebih

penting, misalnya biaya sekolah anak

dan sebagainya. Jika yang

ada di benak Anda adalah

perasaan mampu membeli

barang mewah, berarti Anda

menganggap penghasilan Anda

adalah ”gelas sete ngah penuh”,

yang akan bertambah terus.

Sementara jika menggunakan

uang se cara hati­hati, Anda

ber pandangan ”setengah

gelas kosong”, yang bisa habis

dengan cepat. Ironisnya, sering

kali dalam praktik, pandangan

”gelas setengah penuh” yang

beranggapan penghasilannya

akan naik malah tidak naik.

Yang ada pengeluaran semakin

besar, termasuk membelanjakan

penghasilan yang akan datang, melalui

kartu kredit. Ini kesalahan besar.

Catatan Harian Setelah memahami makna peng­

hasilan, maka mengatur pengeluaran

merupakan hal berikutnya yang mem­

butuhkan pengetahuan, kemauan, dan

disiplin, termasuk membuat catatan

harian pengeluaran. Bagaimana cara

membuatnya?

Pertama, membuat rincian renca­

na pengeluaran selama setahun. Ten­

tu angkanya hanya perkiraan. La­

zimnya, jenis pengeluaran itu bisa

dibagi menjadi beberapa jenis, yakni

pengeluaran yang personal, terdiri

dari makanan/minuman, pakaian,

kesehatan. Kemudian, pengeluaran

untuk anak­anak, diantaranya biaya

sekolah/buku, kursus, dan uang

saku. Selanjutnya, jenis pengeluaran

untuk rumah, seperti biaya sewa

atau angsuran kredit (jika ada), pe­

meliharaan rumah, biaya asuransi

rumah, pajak bumi/bangunan, per­

baikan, pembantu rumah tangga,

dan hal­hal lain terkait dengan biaya

rumah.

Selain itu, mesti dirinci juga pe­

ngeluaran untuk transportasi, mu­

lai biaya BBM jika menggunakan

kendaraan sendiri, biaya angsuran

kredit kendaraan, biaya perbaikan

kendaraan, hingga biaya bus/taksi

jika masih menggunakan transportasi

umum. Di luar itu masih ada biaya untuk

berlibur, makan di luar rumah/rekreasi,

hiburan/nonton film/konser, dan

biaya untuk sumbangan. Dan, terakhir

adalah biaya lain­lain, misalnya alokasi

dana untuk membantu orangtua,

biaya kartu kredit, dan biaya jaminan

sosial/asuransi. Singkatnya, segala

jenis pengeluaran yang lazimnya Anda

lakukan mesti tersedia posnya. Itulah

yang disebut dengan perencanaan

pengeluaran.

Kedua, berdasarkan rincian seta­

hun itu, lalu diturunkan menjadi rincian

bulanan. Cara merinci pengeluaran

bulanan bisa dilakukan dengan

membagi total pengeluaran setahun

menjadi 12 bulan. Itu kalau karakter

pengeluaran Anda memang bersifat

pro rata. Tetapi, ada juga kalangan

tertentu, yang pada bulan­bulan

tertentu, pengeluarannya besar, se­

mentara di bulan lain bisa lebih kecil.

Terserah Anda. Yang penting, ada

angka­angka yang direncanakan se­

bagai rencana pengeluaran bulanan,

secara rinci.

Ketiga, dari rincian bulanan terse­

but, selanjutnya disiapkan catatan

keuangan harian sebagai realisasi

dari rencana yang telah dibuat.

Di sini biasanya problem muncul.

Selain tidak disiplin, tidak banyak

kalangan yang rela mengalokasikan

waktu untuk mencatat pengeluaran

apa saja yang sudah dilakukan hari

ini dan apa pengeluaran

untuk besok. Padahal, jika

dilakukan, manfaatnya

sangat banyak. Selain

sebagai alat kontrol untuk

mengetahui pengeluaran

yang sudah terjadi, juga

bisa menghentikan rencana

pengeluaran yang mungkin

tidak diperlukan.

Apakah memang

catatan itu mesti dibuat

harian? Tentu saja catatan

harian adalah yang terbaik

jika ingin melihat secara

detail. Tetapi, jika tidak

dimungkinkan masih ada

jalan keluar. Buat catatan

pengeluaran mingguan. Dengan

cara ini, paling tidak Anda hanya

meluangkan waktu empat kali sebulan

untuk mengetahui apakah Anda

tergolong orang yang disiplin dengan

perencanaan pengeluaran yang telah

dibuat atau sebaliknya.

Banyak contoh, memahami detail

pengeluaran akan memperbaiki peri­

laku keuangan. Setidaknya, akan ada

rasa penyesalan kenapa membeli

barang yang tidak perlu, misalnya. Dan

ini akan menghentikan perilaku serupa

di kemudian hari. Selain itu, ada sisa

pengeluaran harian yang sebenarnya

bisa ditabung dan digunakan untuk

membiayai pengeluaran lain yang

telah direncanakan. Tanpa disadari

akan ada penghematan. Dan arus

keuangan Anda menjadi lebih sehat. n

Tulisan ini pernah dimuat di Harian Kompas, 2 November 2014

BRIDGE05.indd 29 30/12/2014 5:20:50

Page 30: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

31BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id30

Halo Pak Brian, saya Lisna se orang staf

HRD. Saya beberapa kali mendengar

tentang tes MBTI dari psikolog

rekrutmen. Bisakah jelaskan apa yang

dimaksud dengan MBTI? Terima kasih

Pak Brian.

JawabHalo Lisna, Myers­Briggs Type

Indicator (MBTI) adalah alat tes psi­

kometri untuk mengukur kecen de­

rungan psikologis bagaimana se­

se orang memandang dunia dan

me ngambil keputusan. Alat tes ini

ber usaha mengidentifikasi pola si­

kap dan perilaku manusia untuk men­

jelaskan karakteristik kepri badiannya.

MBTI menggunakan empat preferensi

psikologis:

Pendorong atau sumber energi utama:

extraversion (E) vs introversion (I)

l Pendorong utama sikap orang

extravert berasal dari lingkungan

luar berupa orang lain atau benda.

Ciri orang extravert yaitu ekspresif.

l Pendorong utama sikap orang

in trovert berasal dari dalam

dirinya be rupa pemikiran dan

perenungan. Ciri orang introvert

yaitu menyimpan emosi.

Mengumpulkan informasi: sensing (S)

vs intuition (N)

l Orang dengan kecenderungan

sen sing menggunakan panca in­

dera nya untuk mengumpulkan in­

formasi. Ciri orang sensing yaitu

melihat se suatu secara spesifik dan

menjalani keadaan saat ini.

l Orang dengan kecenderungan in­

tuition menggunaan firasat dan

dugaan untuk mengumpulkan in­

formasi. Ciri orang intuition yaitu

membayangkan kemungkinan

ima jinatif dan hidup untuk masa

depan.

Mengambil keputusan: feeling (F) vs

thinking (T)

l Orang dengan kecenderungan

thinking mengambil keputusan

ber dasarkan pertimbangan logis

yang obyektif. Ciri orang thinking

yaitu kuat dalam perencanaan

dan analisis serta mementingkan

kebenaran dan keadilan.

l Orang dengan kecenderungan

feeling mengambil keputusan ber­

da sarkan pada pertimbangan pe­

ra saaan yang subyektif. Ciri orang

feeling yaitu kuat memahami

orang lain ser ta mementingkan

hubungan dan ke harmonisan.

Gaya hidup: judgment (J) vs

perception (P)

l Orang dengan kecenderungan

judg ment memiliki gaya hidup

yang pasti, terencana dan ter­

atur. Ciri orang judgment yaitu

menyukai gaya hidup yang teratur

dan menyukai kondisi yang sudah

ditentukan.

l Orang dengan kecenderungan

perception memiliki gaya hidup

yang luwes, mudah menyesuaikan

dan spontan. Ciri orang perception

yaitu menyukai gaya hidup yang

fleksibel dan menyukai kebebasan.

Tes MBTI menggunakan kuesioner

berisi pertanyaan­pertanyaan untuk

mengetahui empat preferensi orang

tersebut. Kombinasi empat preferensi

tersebut menggambarkan proses

mental yang mempengaruhi perilaku

seseorang. Misalnya seseorang meng­

ambil tes MBTI dan mendapati pre­

ferensinya yaitu ISTP (introversion,

sensing, thinking, judgment). Maka

gambaran perilakunya yaitu serius,

menyukai situasi yang tenang, sis­

tematis, bertanggungjawab, patuh

pada peraturan, pekerja keras dan

fokus pada target. Semoga jawaban

saya cukup jelas ya Bu Lisna.

Hai Mas Brian, saya Inggrid, mau

bertanya tentang bagaimana me­

lakukan pengembangan kompe ten­

si karyawan di dalam lingkungan

kerja langsung tidak melalui train­

ing kelas. Apa sajakah metode pe­

ngembangan kompetensi yang ter­

sedia di lingkungan kerja? Terima

kasih sebelumnya Mas.

Jawab Halo Inggrid, banyak alternatif

pengembangan kompetensi di ling­

SUMBER Daya Manu-

sia merupakan faktor

yang sangat pen-

ting dalam menentukan ke-

berhasilan sebuah organisasi.

Tapi me ngelola SDM bukan-

lah perkara mudah. Begitu

ba nyak problematika yang

dihadapi organisasi dalam

mengelola SDM.

Redaksi Bridge menerima

cukup banyak pertanyaan

se putar pengelolaan SDM

dari berbagai perusahaan di

Indonesia. Beberapa surat

yang masuk kami pilih untuk

memberikan pencerahan

ba gi Anda tentang perma-

salahan seputar pengeloaan

SDM agar dapat mendukung

tercapainya tujuan organisasi.

HR Clinic

BRIDGE05.indd 30 30/12/2014 5:20:50

Page 31: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

31BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id30

Tentang Pengasuh Rubrik:

Brian Aprinto, SPHR adalah penulis buku manajemen SDM terlaris

Buku Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia dan Buku

Pedoman Lengkap Softskills. Kunci Sukses dalam Karir, Bisnis

dan Kehidupan Pribadi. Brian juga orang Indonesia pertama yang

tersertifikasi Senioir Professional in Human Resource (SPHR) dari

Human Resource Certification Institute (HRCI) di Amerika.

kungan kerja selain training class.

Beberapa alternatif pengembangan

kompetensi di tempat kerja dapat

menggunakan metode sebagai beri kut:

l On­The­Job Training (OJT) me­

rupakan pelatihan langsung dalam

pekerjaan sebenarnya. Misalnya

untuk belajar melakukan analisis

kredit Bank, Manajer kantor

cabang memberikan penugasan

kepada account officer bank yang

baru direkrut untuk me lakukan

analisis kredit pinjaman sebuah

perusahaan.

l Penugasan adalah suatu ke giatan

yang diberikan kepada karya­

wan berupa tugas yang harus di­

lak sanakan atau dicapai. Proses

penyelesaian tugas tersebut

akan dapat mengembangkan

kom petensi karyawan yang me­

ngerjakan. Sebagai contoh penu­

gasan yaitu penugasan kepada

seseorang karyawan untuk menjadi

ketua proyek implementasi sistem

manajemen mutu.

l Coaching adalah proses komu­

nikasi dan diskusi terarah antara

atasan dan bawahan untuk me­

ngembangkan pengetahuan,

ke te rampilan dan ke mampuan

yang dibutuhkan agar mam pu

melakukan pekerjaan de ngan lebih

efektif. Dalam proses coaching,

terdapat tugas yang harus dilak­

sanakan dengan sasaran yang

hendak dicapai dengan monitoring

dan coaching berkala.

l Job Rotation merupakan perpin­

dahan jabatan ke jabatan lain yang

berbeda dalam suatu periode

waktu tertentu. Dengan rotasi

maka karyawan akan memiliki

beberapa keahlian ber beda dan

dapat dimanfaatkan untuk mengisi

suatu jabatan yang lebih tinggi.

l Pada Job enlargement, karyawan

tetap berada pada jabatan

yang sama namun karyawan di­

berikan tugas­tugas tambahan

dan tanggung jawab lainnya.

Pemberian tanggung jawab lebih

umumnya bermanfaat untuk

mengasah kemampuan serta untuk

mempersiapkan karyawan pada ja­

batan dengan tangung jawab yang

lebih besar.

l Pada Job enrichment, karyawan

tetap pada jabatan yang sama

namun menerima tambahan

tanggung jawab lebih mendalam

seperti dengan mem buat

perencanaan, pengendalian dan

evaluasi atas lingkup pekerjaan

karyawan. Karyawan dengan kom­

petensi yang tinggi umumnya ingin

terus mengembangkan penge ta­

huannya dan tanggung jawabnya

l Magang umumnya dilaksanakan

dalam rangka membekali kom­

petensi keahlian teknis. Bentuk

kegiatan magang seperti on the

job training dan pelaksanaannya

dengan pengiriman karyawan ke

perusahaan lain, pema sok, pe­

langgan atau perusahaan yang

saling bekerjasama. Pelaksanaan

ma gang dengan membuat standar

kurikulum teknis dan prosedur

pelak sanaan kegiatan magang.

l Knowledge management (KM)

ada lah suatu rangkaian ke giatan

yang digunakan oleh orga ni sasi

un tuk mengidentifikasi, men­

ciptakan, men jelaskan, dan men­

distribusikan pengetahuan untuk

digunakan kem bali, diketahui,

dan dipelajari di dalam organisasi.

Karyawan dapar belajar dari

proses KM apabila perusahaan

telah menerapkannya melalui

diskusi, membangun komunitas

praktisi atau membaca berbagai

sumber penge tahuan.

l E­learning yaitu sistem pem be­

lajaran jarak jauh dengan meman­

faatkan teknologi informasi. Materi

yang disampaikan dalam e­learning

berupa kursus dengan topik ter­

tentu yang terbagi atas modul­mo­

dul. Kelebihan e­learning adalah

per kembangan pembelajaran

dan hasil belajar karyawan dapat

termonitor.

Alternatif yang dapat dimanfaat kan

tergantung pada pertimbangan biaya

dan manfaat pengetahuan tersebut

bagi karyawan di peker jaannya saat ini

maupun di masa mendatang. Semoga

jawaban saya membantu ya Inggrid. n

BRIDGE05.indd 31 30/12/2014 5:20:52

Page 32: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

33BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id32

Figur

ALEX Noerdin ingin menjadikan seluruh

pegawai negeri sipil (PNS) Pemerintah

Provinsi Sumatera Selatan yaitu sekitar

8.000 orang sebagai peserta BPJS

Ketenagakerjaan. “Kami siap untuk menjadikan PNS

Pemprov Sumatera Selatan menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Iuran bisa langsung dipotong dari

intensif yang mereka dapatkan setiap bulannya,”

ujar  Alex Noerdin.

Pemprov Sumatera Selatan sangat peduli

terhadap perlindungan jaminan sosial pada

masyarakatnya, tidak terkecuali pekerja dan

PNS. Untuk itu, menurut Alex Noerdin, pihaknya

mendukung upaya BPJS Ketenagakerjaan dalam

mengimplementasikan jaminan sosial di bumi

Sriwijaya. Salah satu yang dilaksanakan Alex Noerdin

adalah dengan memasukkan syarat menjadi peserta

BPJS Ketenagakerjaan dalam pengurusan izin atau

perpanjangan izin di lingkungan Pemprov Sumatera

Selatan.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Alvyn

G Masassya memberikan apresiasi yang tinggi

kepada Alex Noerdin yang mendukung BPJS

Ketenagakerjaan dalam mengimplementasikan

jaminan sosial di bumi Sriwijaya. Menurut Elvyn

G Masassya, potensi perluasan kepesertaan BPJS

Ketenagakerjaan di Sumatera Selatan masih cukup

besar. Dari potensi 1,4 juta tenaga kerja formal, yang

H. Alex Noerdin, Gubernur Sumatera Selatan, menyatakan kesiapannya untuk memperluas kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di wilayah pemerintahannya. Hal tersebut diungkapkannya pada saat menerima Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Alvyn G Masassya beserta anggota direksi lainnya, beberapa waktu yang lalu, di Palembang.

H. Alex NoerdinGubernur Sumatera Selatan

Implementasikan Jaminan Sosial di Bumi Sriwijaya

BRIDGE05.indd 32 30/12/2014 5:20:52

Page 33: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

33BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id32

menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan baru

sekitar 237.000 tenaga kerja.

Alex Noerdin bukan hanya peduli

terhadap perlindungan jaminan sosial warga

masyarakat, tetapi dia juga peduli terhadap

lingkungan hidup di wilayahnya. Ketika musim

kemarau berkepanjangan dan kebakaran

lahan sulit dipadamkan sehingga asapnya

mengganggu masyarakat, dia memilih jalan

religi untuk meminta hujan kepada Allah

Swt. Beberapa waktu yang lalu, dia bersama

umat muslim menyelenggarakan shalat Istisqa

untuk meminta hujan kepada Allah Swt. Shalat

Istisqa diselenggarakan di lapangan parkir

Kantor Pemprov Sumatera Selatan. Shalat

Istisqa diselenggarakan di tengah selimut

kabut asap yang tebal di atas kota Palembang.

Bukan itu saja, Alex Noerdin merupakan

figur seorang pemimpin sangat ingin

memajukan olahraga di daerahnya. Berkat

pembangunan sarana dan prasarana olahraga

di Palembang menempatkan ibukota

Provinsi Sumatera Selatan ini sebagai tempat

penyelenggaraan berbagai event olahraga

bertaraf nasional dan bahkan internasional.

Salah satu yang membanggakan Alex

Noerdin, dan juga warga masyarakat Sumatera

Selatan, adalah dipilihnya Palembang bersama

Jakarta dan Bandung sebagai tuan rumah

penyelenggaraan Asian Games ke­18 tahun

2018 di Indonesia. Pada Asian Games ke­17,

19 September – 4 Oktober 2014, di Incheon

Korea Selatan diputuskan penyelenggaraan

berikutnya dilakukan di Indonesia pada 5 – 20

Desember 2018.

Pada upacara penutupan Asian Games

2014 di Incheon Korea Selatan, pada 4 Oktober

2014, Ketua KONI Rita Subowo bersama Wakil

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama

(Ahok) dan Gubernur Sumatera Selatan

Alex Noerdin naik ke atas panggung untuk

menerima bendera tuan rumah Asian Games

dari Korea Selatan. Hal tersebut merupakan

simbol estafet dari Incheon selaku tuan

rumah Asian Games 2014 kepada Jakarta,

Palembang dan Bandung sebagai tuan rumah

Asian Games 2018 di Indonesia.

Alex Noerdin menyatakan kesiapan Suma­

tera Selatan menjadi tuan rumah yang baik

dalam penyelenggaraan Asian Games 2018.

Pihaknya akan bekerja secara maksimal untuk

menyukseskan pelaksanaan Asian Games

tersebut. Apalagi Sumatera Selatan sudah

berpengalaman menjadi tuan rumah pesta

olahraga internasional, seperti SEA Games

dan Islamic Solidarity Games. “Jadi kesiapan

tidak perlu diragukan lagi termasuk fasilitas

pertandingannya,” kata Alex Noerdin.

Selain hal tersebut di atas, Alex Noerdin

juga merupakan figur yang sangat serius

dalam mendorong kebangkitan teknologi di

daerahnya. Pada peringatan Hari Kebangkitan

Teknologi Nasional (Harteknas) ke­19 di

Palembang, beberapa waktu yang lalu, juga

banyak dipamerkan perkembangan industri

kreatif lokal. Industri kreatif dari daerah

yang dilakukan dengan proses nilai tambah

dari eksplorasi intelektual diyakini dapat

memberikan kesejahteraan untuk masyarakat.

Menurut Alex Noerdin, Badan Penelitian

dan Pengembangan Provinsi Sumatera Selatan

merupakan yang terbaik di Indonesia. Selama

empat tahun berturut­turut penghargaan

untuk Badan Penelitian dan Pengembangan

memang selalu diraih oleh Badan Penelitian

dan Pengembangan Provinsi Sumatera

Selatan.

Masih banyak lagi yang dilakukan Alex

Noerdin untuk meningkatkan kemandirian

dan kesejahteraan bagi warga masyarakat di

Provinsi Sumatera Selatan. Baginya, ke man­

dirian dan kesejahteraan warga masyarakat

adalah harapan yang perlu segera diwujudkan.n

BRIDGE05.indd 33 30/12/2014 5:20:54

Page 34: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

35BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id34

Sisi Lain

WILAYAH Gayo

berada di tengah

hutan tropis

Sumatera yang

bersinggungan dengan kawasan

Ekosistem Leuser. Oleh penjajah

Belanda, kawasan Gayo dijadikan

sebagai kawasan per istirahatan

dan perkebunan.

Belanda membawa dan

mengem bangkan kopi arabika ke

Tangkengon, dimulai pada tahun

1908. Kopi yang dikembangkan

di wilayah Gayo ini memiliki

cita rasa dan aroma yang kuat,

memiliki banyak varietas serta

termasuk kopi jenis specialty.

Penanaman kopi yang pertama

diduga dilakukan Belanda di

kawasan utara Danau Luttawar

Tangkengon, yakni di Kampung

Paya Tumpi, Kecamatan

Kabayakan, Aceh Tengah.

Di Aceh pada saat ini

terdapat dua jenis kopi yang

dibudidayakan oleh masyarakat,

yaitu kopi Arabica dan kopi

Robusta. Dua jenis Kopi Gayo

yang sangat terkenal yaitu

kopi Gayo (Arabica) dan kopi

Ulee Kareeng (Robusta). Untuk

kopi jenis Arabica umumnya

dibudidayakan di wilayah dataran

tinggi Gayo, Aceh Tenggara,

dan Gayo Lues, sedangkan di

Kabupaten Pidie (terutama

wilayah Tangse dan Geumpang)

dan Aceh Barat lebih dominan

dikembangkan kopi Robusta.

Kopi Arabica agak besar dan

ber warna hijau gelap, daunnya

berbentuk oval, tinggi pohon

mencapai tujuh meter. Namun

di perkebunan kopi, tinggi

pohon ini dijaga agar berkisar

Kekhasan Cita Rasa Kopi GayoDi wilayah dataran tinggi Gayo tumbuh dengan subur tanaman kopi, yang dikenal dengan nama Kopi Gayo. Jenis tanaman kopi ini tumbuh di wilayah deretan pegunungan Bukit Barisan yang membentang Sumatera. Wilayah Gayo berada di bagian tengah Provinsi Nanggroe Aceh Dasussalam dengan ketinggian 1.200 dpl serta di bagian timur Kota Takengon terbentang Danau Luttawar.

BRIDGE05.indd 34 30/12/2014 5:20:58

Page 35: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

35BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id34

2­3 meter. Tujuannya agar mudah

saat di panen. Pohon Kopi Arabica

mulai memproduksi buah pertamanya

dalam tiga tahun.

Tiap batang menampung 10­

15 rangkaian bunga kecil yang akan

menjadi buah kopi. Dari proses ini­

lah kemudian muncul buah kopi,

berbentuk oval, dua buah ber dam­

pingan.

Gayo sebenarnya merupakan na­

ma Suku Asli yang mendiami daerah

Gayo. Mayoritas masyarakat Gayo

berprofesi sebagai petani kopi. Varietas

Arabica mendominasi jenis kopi yang

dikembangkan oleh para petani Kopi

Gayo. Produksi Kopi Arabica yang

dihasilkan dari tanah Gayo merupakan

yang terbesar di Asia.

Kopi Gayo merupakan salah satu

kopi khas Nusantara asal Aceh yang

digemari oleh berbagai kalangan di

dunia. Kopi Gayo memiliki aroma dan

rasa yang sangat khas. Kebanyakan

kopi yang ada, rasa pahitnya masih

tertinggal di lidah, namun tidak

demikian pada kopi Gayo. Rasa pahit

hampir tidak terasa pada kopi Gayo.

Cita rasa kopi Gayo yang asli terdapat

pada aroma kopi yang harum dan rasa

gurih hampir tidak pahit. Bahkan ada

juga yang berpendapat bahwa rasa

kopi Gayo melebihi cita rasa kopi Blue

Mountain yang berasal dari Jamaika.

Kopi Gayo dikenal sebagai kopi

yang bercita rasa manis dan bersih.

Ahli kopi yang ingin membeli kopi

Gayo biasanya melihat lama usia dari

biji kopinya. Biji kopi ini mengeluarkan

rasa “tanah” dan “rempah”. Hal ini

merupakan keunikan tersendiri biji

kopi Gayo sehingga membuatnya

menjadi satu dari kopi yang paling

dicari para penggemar kopi.

Kopi Gayo Aceh memang memiliki

cita rasa khas dan sudah diakui oleh

seorang pakar uji cita rasa (cupper)

kopi dunia, Christopher Davidson.

Keberadaan kopi Gayo tidak terlepas

dari sejarah panjang penjajahan

Belanda di Aceh bagian tengah. Pada

tahun 1908, Belanda mulai menjadikan

kopi Gayo sebagai produk masa

depan, hal ini seiring dengan tingginya

minat pasar mancanegara terhadap

keunikan cita rasa kopi Gayo.

Menurut Mahdi Usati, pakar cita

rasa kopi gayo dari Gayo Cuppers

Team, kopi Gayo masuk kelas spesialty.

Dari berbagai uji citarasa yang pernah

dilakukan Mahdi Usati bersama timnya,

menunjukkan bahwa kopi arabika

Gayo memang merupakan jenis kopi

yang sangat spesial.

Mahdi Usati menambahkan, kopi

asal­asalan saja yang dipetik dari

tanah Gayo rasanya sudah sangat

enak. Apalagi kopi Gayo grade 1 dan

yang specialty tentu rasanya sangat

luar biasa.

Kopi Gayo sangat disukai konsu­

men Amerika, Jepang dan Eropa. Kopi

Gayo mempunyai aroma yang khas

dengan perisa (flavor) yang komplek

serta kekentalan (body) yang baik.

Hasil cupping kopi arabika Gayo

mencapai nilai antara 86­90. Menurut

Asosiasi Kopi Spesialty Amerika

(SCAA), kopi dengan skor di atas

angka 80 dikategorikan sebagai kopi

spesialty.

Kekkhasan kopi Gayo dipengaruhi

banyak faktor. Selain kondisi geografis

yang sangat mendukung optimalnya

pertumbuhan serta rasa dan aroma

kopi Gayo, kesuburan tanah juga

sangat mendukung ditambah

berbagai varietas kopi Gayo yang ada.

Selain itu, para petani kopi Gayo

mengolah hasil panen kopi dengan

cara yang tidak biasa dilakukan oleh

petani kopi di belahan dunia lainnya.

Cara ini disebut semi washed (tidak

cara basah dan kering). Metode ini

sangat khas dan menghasilkan kopi

spesial bermutu ekspor.

Kopi Gayo lebih populer dan

dikenal di luar negeri. Kopi Gayo di

regional Aceh dan bahkan Sumatera

sendiri kurang dikenal. Baru akhir­akhir

ini pasar kopi arabika Gayo merambah

pasar Ibu Kota Provinsi Aceh yang dulu

dikenal dengan sebutan “Koetardja”.

Keistimewaan kopi Gayo dan

dihargai lebih mahal di pasar luar negeri

karena memiliki sejumlah sertifikat

Internasional. Pengolahan kopi Gayo

secara modern menghasilkan karakter

rasa dan aroma kopi Gayo yang khas.

Sertifikat untuk kopi Gayo antara lain

adalah Fair Trade, organik dan lain­

lain. Pada saat ini, beberapa istilah

kopi Gayo sudah populer di dunia

perdagangan kopi Internasional.

Seperti kopi asalan, Gayo Fair Trade

dan Berizin yang berarti terima kasih

dalam bahasa Gayo. n

BRIDGE05.indd 35 30/12/2014 5:21:00

Page 36: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

37BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id36

Idea

BANYAK pensiunan yang pada awalnya

mengangankan akan menikmati hidup

dengan cara santai tanpa bekerja.

Namun ketika masa pensiun tiba

ternyata mereka tidak begitu saja ingin menikmati

kesantaiannya. Mereka ingin tetap berkarya, berbuat

dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi

dirinya dan bagi orang lain.

Pada umumnya perusahaan besar menyiapkan

dan membekali para karyawan menjelang pensiun

dengan berbagai pelatihan. Pada masa persiapan

pensiun biasanya selama dua tahun, calon

pensiunan diberi pelatihan sesuai minat mereka

masing­masing. Salah satu materi pelatihan yang

banyak diminati calon pensiunan adalah tentang

keterampilan kewirausahaan.

Keinginan calon pensiunan untuk menjadi

MENJADI PENGUSAHA SETELAH PENSIUNMasa pensiun seringkali diidentikkan dengan masa purna bhakti, yang berarti selesainya kegiatan berkarya. Namun, benarkah pandangan seperti itu? Banyak orang yang menilai pandangan seperti itu sangat keliru, karena mereka tidak ingin menjalani masa pensiun dengan tanpa berkarya.

BRIDGE05.indd 36 30/12/2014 5:21:02

Page 37: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

37BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id36

pengusaha setelah pensiun adalah

pilihan yang tepat. Namun, setelah

mereka pensiun dan memulai usaha

ternyata tidak sedikit yang kemudian

bangkrut. Berwirausaha memang me­

miliki risiko yang tinggi. Hanya mereka

yang tahan banting dan bisa melewati

berbagai rintangan yang akhirnya

berhasil menjadi pengusaha sukses.

Menurut Djati Sutomo, dalam

tu lisannya berjudul “Pensiun Ka­

ya, Sejahtera, Bahagia” (http://bis­

nissedjati.blogspot.com), terdapat

li ma kunci sukses dalam bisnis. Per­

tama, potensi pasarnya harus baik,

cek trafic yang lewat, tinjau usaha

yang telah berjalan, lihat perilaku

pelanggan. Kedua, bahan baku dan

teknologi produksi dapat diadakan

dengan upaya yang wajar. Ketiga, te­

naga terampil dan SDM dapat di­

adakan dari lingkungan sekitar.

Keempat, keuangan (modal)

mencu kupi, dapat disisihkan 25­

30% dari tabungan pensiun. Kelima,

konsep usaha yang berbeda, beda

dengan yang ada merupakan kunci

sukses bisnis pemula.

Sebaiknya faktor kunci sukses

tersebut di atas diuraikan menjadi

sebuah rencana usaha. Menurut Djati

Sutomo, rencana usaha bagaikan

sebuah peta yang menuntun kita

dalam perjalanan bisnis yang akan

dilalui. Tentu rencana usaha bukan se­

perti peta geografis yang kaku, namun

bersifat dinamis yang bisa disesuaikan

dengan dinamika pasar dan bisnis.

Sementara itu, Budi Cahyadi,

Perencana Keuangan TGRM Financial

Planning Services, menegaskan bahwa

pensiunan yang ingin melakukan usaha

mutlak harus melakukan perubahan

cara berpikir. Dari seorang pekerja

yang terbiasa menggantungkan

penghasilan dari gaji, tunjangan dan

bonus dari perusahaan, kini harus

mampu mengelola dana yang ada,

baik dari tabungan selama masa kerja

maupun dari uang pesangon, untuk

mencukupi kebutuhan sisa hidup ini.

Harus disadari bahwa apapun

usaha yang akan digeluti harus

memiliki harapan baik akan men cip­

takan pendapatan sebagai pengganti

penghasilan sebelumnya. Budi Cah­

yadi mengemukakan, pensiunan

yang ingin berwirausaha harus me­

nguatkan keberaniannya. Banyak

orang mengurungkan niat menjadi

pengusaha karena tidak mampu

mengatasi rasa takut untuk memulai

usaha. Mereka takut gagal, takut

bangkrut, takut tertipu dan masih

banyak ketakutan yang lain.

Berwirausaha sebaiknya dimulai

dengan mengembangkan ide yang

orisinal dan unik serta disukai. Me­

nurut Budi Cahyadi, bagaimana pun

unik dan orisinalnya ide anda, kalau

anda tidak menyukainya, anda akan

melakukannya dengan setengah hati.

Sesuatu yang dilakukan dengan sete­

ngah hati, hasilnya tidak akan maksimal.

Kemudian, hal terpenting yang

perlu dilakukan adalah menciptakan

perbedaan dari produk usaha yang

dihasilkan. Karena perbedaan itulah

yang membuat langgeng suatu usaha.

Setelah itu perlu dilakukan rencana

usaha dengan baik.

Perencanaan usaha dimulai de ngan

melakukan perencanaan ke uangan

pribadi setelah menerima pesangon dari

perusahaan untuk mem pertahankan

kualitas sisa kehi dupan cukup terjaga.

Budi Cahyadi menyarankan pensiunan

segera melunasi hutang. Perlu

dipastikan bahwa sudah tidak ada lagi

kewajiban hutang kepada pihak lain. Hal

ini penting untuk dilakukan mengingat

pensiunan tidak ada lagi pendapatan

rutin (gaji) seperti pada masa masih

bekerja.

Dana yang dimiliki pensiunan

perlu disisihkan untuk biaya hidup.

Sebab, dalam  usaha terdapat dua

kemungkinan yang akan terjadi, kalau

tidak untung ya rugi. Pada awal usaha

adalah proses awal belajar. Tentu risiko

belum dapat mencetak keuntungan

cukup besar. Di sisi lain, pensiunan

sudah tidak ada lagi pendapatan

rutin. Untuk itu, perlu disisihkan dana

untuk biaya hidup paling tidak untuk

6 sampai 12 bulan mendatang. Biaya

hidup diperhitungkan atas dasar rata­

rata pengeluaran rutin setiap bulan.

Selain itu, menurut Budi Cahyadi,

pensiunan perlu membentuk dana

darurat. Usia pensiunan yang su­

dah tidak muda lagi biasanya mem­

butuhkan dana yang relatif lebih besar

untuk menjaga kesehatan diban­

dingkan pada waktu masih muda. Oleh

karena itu, perlu disisihkan sejumlah

dana untuk keperluan tersebut, mini­

mal setara dengan 3 bulan biaya hidup.

Selanjutnya, bila masih ada

tanggungan pendidikan anak maka

perlu disisihkan dana untuk kebutuhan

tersebut. Jangan sampai pendidikan

anak tersendat di tengah jalan.

Setelah peta pertahanan ke uangan

pribadi sudah terencana dengan

baik, sisa pesangon yang masih ada

dapat dimanfaatkan sebagai modal

usaha. Namun, kurang bijaksana

bila seluruh dana yang tersedia

dimanfaatkan sebagai modal usaha.

Harus ada dana cadangan untuk

menghadapi kemungkinan usaha

tidak berjalan dengan baik. Disarankan

perbandingannya adalah 70% dana

cadangan dan 30% dana modal usaha.

Perencanaan selanjutnya bergan­

tung pada jenis usaha yang akan

digeluti. Budi Cahyadi menyarankan

agar dibuat perencanaan serin ci

mung kin. Semakin rinci perencanaan

akan semakin mudah menyikapi ke­

kuatan (strength), kelemahan (weak­

ness), kesempatan (opportunity) dan

ancaman (threadness) da lam usaha. Hal

ini akan sangat mem ban tu pengelolaan

usaha selalu berada pada jalur yang

benar dan arah yang tepat. n

BRIDGE05.indd 37 30/12/2014 5:21:02

Page 38: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

39BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id38

OKKY Asokawati, model papan atas yang

kini menjadi politisi dari Partai berlambang

Ka’bah. Pada pemilu legislatif lalu, mantan

Duta Koperasi Wanita Indonesia itu, terpilih

kembali menjadi anggota DPR RI untuk periode 2014­

2019.

Sebuah prestasi tersendiri, di luar jalur catwalk

untuk seorang seleb pemilik sekolah model terkemuka

Okky Modelling, yang bisa eksis dua periode menjadi

wakil rakyat. Peraih gelar master of science Universtas

Indonesia (UI) itu mendapat dukungan suara dari daerah

pemilihan (Dapil) DKI Jakarta II dan luar negeri.

Sebagai anggota DPR RI, ibu dari dua orang putri,

Tanisa Diva, 14 th dan Queentadira, 3 th itu memilih aktif

di Komisi IX yang membawahi bi dang terkait masalah

sosial, seperti kesehatan, pemberdayaan perempuan, dan

tenaga kerja, serta badan penyelenggara jaminan sosial.

Terkait pemberian sosial security (jaminan sosial),

dosen psikologi Universitas Pancasila tahun 2006­

2009 itu menuturkan bahwa ia bersama rekan­rekan

di Komisi IX periode lalu lah yang memperjuangkan

– mendesak Dewan Jaminan Sosial Nasional

(DJSN), sejumlah BUMN dan Kementerian ter kait

segera memberlakukannya, te patnya 1 Januari

2014.

Untuk itu, ungkap psikolog sekaligus

politisi PPP kelahiran 6 Maret 1961, Komisi IX

DPR RI telah menggunakan hak inisiatifnya untuk

membuat RUU Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) No. 17 yang dimasukkan dalam

program legislasi nasional (Prolegnas), agar

pelaksanaan BPJS me miliki payung hukum.

Terlepas dari itu, menurut aktris

yang pernah membintangi sinetron

“Asmara Bukan Bu nga,” kunci dari

pe laksanaan jaminan sosial

adalah political will yang

kuat dari pemerintah.

Sementara masyarakat belum merasakan keseriusan dari

pemerintah dalam menjalankan program Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN) tersebut.

Demikian halnya persoalan TKI, di mata editor khusus

dan kolomnis psikologi di berbagai majalah terkemuka

itu, bahwa UU No 9/2004 mengenai Penempatan TKI

keberpihakannya pada TKW sangat rendah. Kala itu

Okky dkk di Komisi IX berusaha merevisi UU tersebut.

Ada celah yang bisa merugikan bahkan berpeluang

utnuk melakukan kejahatan terhadap TKI.

Dengan adanya perubahan UU, kemudian disusul

dengan Peraturan Pemerintah (PP), menurut mantan

Manajer Public Relation (PR) Persatuan Catur Seluruh

Indonesia (Percasi) 2000­2001 itu, setidaknya dapat

memberikan perlindungan dan perbaikan nasib TKI

akan lebih baik. Saat reses, Okky sempat mengunjungi

Dapilnya di luar negeri. Dia juga memperjuangkan

peningkatan ke te rampilan TKI dengan beker­

jasama Keme nakertrans dan Kemdikbud

memberikan pendidikan non formal.

Karena itulah, psikolog yang la ris se­

ba gai narasumber di berbagai seminar pe­

ngembangan dan kecer dasan emosional ini,

sudah merasa pas berada di Komisi IX,

yang banyak bersinggungan dengan

masalah­masalah sosial dan aktivitas

pemberdayaan SDM.

”Saya akan berusaha sedekat

mungkin de ngan fakta, gejala,

fenomena, dan ma salah yang

terjadi di masyarakat. Upaya

untuk tidak menjaga jarak

itu lebih penting daripada

melihat dan mengamati

dari jauh,” ungkap anak

kelima dari enam

bersaudara itu

mengakhiri.  n

Pelangi

OKKY ASOKAWATI

TERTARIK SOAL SOSIAL SECURITY

BRIDGE05.indd 38 30/12/2014 5:21:05

Page 39: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

39BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id38

Pelangi

DEDE Yusuf Macan Effendi, aktor laga yang

alih profesi sebagai politisi. Seperti peran

yang acapkali dimainkan dalam film layar

lebar sebagai jawara – tokoh jagoan yang

lincah memainkan jurus­jurus bela dirinya, di dunia

politik pun putra aktris kondang Rahayu Effendy ini

demikian piawai memainkan jurus­jurus politiknya.

Mulai dari aktivis partai, ke anggota dewan dari

PAN, lalu menjadi eksekutif (wakil gubernur), kandas

mencalonkan gubernur, kembali ke legislatif dari

Demokrat.

Kelihaiannya sebagai politisi, menjadikan Sar­

jana S2 Ilmu Pemerintahan UNPAD itu bisa eksis

sebagai politisi. Dan, bahkan setelah terpilih sebagai

anggota DPR RI dari Partai Demokrat untuk periode

2014­2019, si pemeran tokoh jagoan dalam film

terbarunya GARUDA 7 yang akan di rilis tahun 2015

itu, dipercaya sebagai ketua Komisi IX DPR RI, yang

membawahi sejumlah bidang, antara lain Kesehatan,

Ketenagakerjaan, Transmigrasi, POM serta BPJS

(kesehatan dan Ketenagakerjaan)

Artis yang menjadi wakil rakyat dengan suara

dukungan terbanyak nomor dua – 142.939 suara

itu, mengaku antusias memimpin Komisi IX DPR

RI. Pasalnya, sewaktu menjadi pamong di Jawa

Barat, sudah seringkali ayah dua anak itu berurusan

dengan bidang­bidang yang dibawahi. Khusus, BPJS

Ketenagakerjaan, pemegang sabuk hitam bela diri

taekwondo itu, justru tidak suka dengan kekerasan

atau tindakan anarkis.

Pemeran salah satu tokoh jagoan dalam film

Catatan Si Boy itu, berdalih bahwa saat ini banyak

artis dan seniman yang saat hari tuanya dalam

keadaan papa. Hidup susah – serba kekurangan,

ada juga yang sakit­sakitan tidak sanggup untuk

berobat sehingga berharap dan mengandalkan

kepedulian dari rekan­rekannya. ”Jadi mereka

pun sangat perlu mendapat jaminan sosial tenaga

kerja,” kata Dede di sela­sela Sosialisasi BPJS

Ketenagakerjaan Bagi TKLHK / Pekerja Mandiri di

Istana Kana Kawaluyaan, Bandung kala itu. Semasa

menjadi orang nomor dua di Pemda Jabar, ia pun

sempat pula mem per juangkan asosiasi artis dan

seniman dimasukan dalam asosiasi tenaga kerja

luar hubungan kerja (TKLHK) yang mendapatkan

perlindungan jaminan sosial.

Tidak hanya artis dan seniman, penilaian Dede,

seluruh pekerja wajib menerima jaminan sosial

tenaga kerja. ”Pemerintah melalui aturan perundang­

undangan mengamanatkan setiap tenaga kerja

berhak atas jaminan sosial yang kini dilaksanakan

oleh BPJS. Tidak ada pandang bulu,” tegasnya.

Sekarang kita tinggal tunggu kinerja Dede selaku

Ketua Komisi IX DPR RI memperjuangkan jaminan

sosial bagi seluruh pekerja. n

DEDEYUSUF

JANJI SI MACAN LINDUNGI PEKERJA

BRIDGE05.indd 39 30/12/2014 5:21:09

Page 40: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

41BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id40

Resensi

BILA selintas melihat kemasan buku

ISEA yang baru di­launching pada

31 Oktober 2014 lalu, dengan judul

“Industri Perasuransian Indonesia Menuju

Harmonisasi dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ”

seperti standar buku­buku ilmiah popular lainnya.

Warna cover biru, dengan teks judul yang panjang

dengan warna kuning menonjol ­ embose. Dengan

gambar globe – bola dunia berwarna biru muda,

dibawah judul. Tampilan cover secara menyeluruh

biasa­biasa saja tidak eye catching.

Tapi bila anda sudah menyimak judul dan

siapa saja tim penulisnya, baru anda akan yakin

dan berasumsi buku ini memiliki bobot serta wajib

dibaca oleh para pemangku kepentingan – stake

holder di bidang perasuransian di Indonesia. Tim

Penyusun Buku ISEA meliputi Rudy A. Wuwungan

(Ketua), Sri Hadiah Watie (Wakil Ketua), serta

enam anggota, antara lain : Ackmal Husin, Bona S

Pandiangan, Harris B. Simanjuntak, Mairizal Meirad,

dan Purwanto Abdulcadir.

Mereka itu adalah para pakar perasuransian

Indonesia, yang juga mantan eksekutif puncak

perusahaan asuransi swasta dan pemerintah. Tim

Penyusun Buku itu menyatakan bahwa penulisan

buku ini merupakan betuk kontribusi dan kegelisanan

para pelaku industri perasuransian sehubungan

dengan informasi dan anggapan bahwa Indonesia

belum memiliki kesiapan menghadapi / memasuki

era Msyarakat ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015.

Sekalipun industri perasuransian Indonesia

berkembang dengan pesat dan baik hingga

INDUSTRI PERASURANSIAN INDONESIA MENUJU HARMONISASI DALAM MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

Penulis : Tim Penyusun

Buku ISEA

Bahasa : Indonesia

Penerbit : PT Wahana

Semesta

Intermedia –

Graha Pena

Jakarta

Edisi : 1 / Okt 2014

Kota Terbit : Jakarta, Indonesia

Jumlah Hal. : 258 Halaman

BRIDGE05.indd 40 30/12/2014 5:21:11

Page 41: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

41BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id40

akhir tahun ini. Tapi para pelaku in­

dustri perasuransian nasional be­

lum mengenal baik ASEAN, apalagi

Masyarakat Ekonomi ASEAN / Eco­

nomic ASEAN Community. Oleh ka­

rena itu, dalam Bab I buku ini me nulis

tentang Bangkitnya Perekonomian

Asia Tenggara, yang memaparkan

be berapa kali krisis ekonomi yang

terjadi melanda ASEAN serta pemu­

lihan / kebangkitan ekonomi di Asia

Tenggara.

Demikian pula di Bab II buku ini

dikemukakan lebih fokus kondisi terkini

Perekonomian ASEAN Menjelang Per­

helatan MEA 2015. Namun, hanya

tu juh dari sebelas negara anggota

ASEAN, yang ditulis sedikit panjang

mengenai kondisi perekonomiannya

serta perkembangan asuransi di ne­

ga ra tersebut. Setidaknya bisa men­

jadi wacana awal dan petunjuk un­

tuk mencari lebih detail mengenai

informasi penting bagi masyarakat

perasuransian Nasional.

Selanjutnya Bab ke III yang men­

jadi inti dari buku ini memaparkan

Pe luang dan Tantangan Industri Per­

asuransian Indonesia. Di bab inilah

para senior perasuransian nasional

mengungkapkan kegalauannya meng ­

ha dapi MEA 2015. Di satu sisi me ra­

sa sumringah melihat peluang yang

sangat besar, disisi lain terdapat keri­

sa uan dengan melihat masih ra puhnya

industri perasuransian na sional.

Oleh sebab itu, mereka mengajak

masyarakat secara luas untuk tidak

sekedar mengupayakan modal capi­

tal, melainkan juga menciptakan mo­

dal intelegensia. Perangkat yang di­

per lukan untuk menemukan peluang

sekaligus mengendalikan ancaman

da lam pasar bebas.

Selanjutnya Tim Penyusun Buku

ini, menghimbau agar pelaku industri

perasuransian antara yang senior

de ngan yang junior membentuk

tim solid, membentuk tim riset,

melakukan inovasi produk­produk

asuransi baru – seperti asuransi mikro,

serta menerapkan Good Corporate

Governance.

Pada akhirnya, apa yang disajikan

dalam buku ini adalah merupakan

langkah awal dari upaya harmonisasi

industri perasuransian Indonesia

dengan industri perasuransian lain

di negara­negara ASEAN. Bilamana

kebersamaan itu bisa dicapai seti­

daknya akan meningkatkan harkat,

martabat, dan daya saing di hadapan

negara­negara lain di dunia. n

MARZUKI USMAN

(Ketua Pembina ISEA)

Saya menyambut baik penerbitan bu­

ku berjudul ”industri Perasuransian

In do ne sia: Menuju Har monisasi dalam

Ma sya rakat Ekonomi ASEAN.” Buku ini

di mak sudkan untuk mensosialisasikan

dan mengkomunikasikan perkem­

ba ngan industri perasuransian In­

do ne sia dalam menghadapi MEA

2015. Buku ini bisa menjadi bahan bacaan para pe­

mangku kepentingan, yang cukup lengkap, akurat dan

terkini yang bisa menjadi referensi tentang in dustri

perasuransian Indonesia.

EVELINA F. PIETRUSCHKA

(Secretary General ASEAN Insurance Council)

Saya yakin bahwa buku yang di ter­

bitkan ISEA ini merupakan sa lah satu

bukti bahwa industri per asuransian

Indonesia sudah mulai mem persiapkan

diri menghadapi tan tangan yang

terjadi dengan diim plementasikannya

ASEAN Economic Community

(AEC) pada 2015. Buku ini sangatlah

bermanfaat dalam mem berikan informasi tambahan

kepada masing­masing industri perasuransian untuk

melakukan studi banding de ngan kondisi yang terjadi

di Uni Eropa (MEE), dengan kondisi yang kita harapkan

yang akan terjadi di era MEA. Dan, semoga buku ini bisa

menjadi acuan untuk menentukan langkah dan strategi

masa depan perasuransian nasional di masa mendatang.

FIRDAUS DJAELANI

(Kepala Ekskutif Pengawas IKNB Otoritas Jasa

Keuangan RI)

Buku ini hadir di saat yang tepat,

yak ni disaat penguatan sektor jasa

keuangan di Indonesia, men jelang

Ma syarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Banyak anggapan MEA akan menjadi

gerbong bagi Asia Tenggara dalam

membawa seluruh rakyatnya menunju

sejahtera. Konsekuensinya, akan

terjadi persaingan ketat entitas dalam suatu negara

maupun antara negara dalam wilayah regional ASEAN.

Saya berharap buku ini tidak sebatas mem perkaya

pengetahuan masyarakat perasuransian. Tapi juga bisa

menjadi sumber inspirasi dan pedoman bagi pemerintah

dalam mewujudkan suasana kondusif bagi industri

perasuransian Indonesia. n

APA KATA MEREKA TENTANG BUKU INI

BRIDGE05.indd 41 30/12/2014 5:21:12

Page 42: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

43BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id42

Sukses

OBSESI dari PT Angkasa Pura II (Persero) untuk menjadi

pengelola bandar udara kelas dunia yang terkemuka dan

profesional, mulai terwujud. Di dalam upaya merealisasi

visinya, perusahaan BUMN yang mengelola 13 bandara

di Wilayah Indonesia Barat sudah melakukan transformasi secara

menyeluruh dan bertahap.

Adapun tahapan yang sudah dan akan dilakukan dalam lima tahun

pertama, meliputi: Aligning (2012), Growing (2013), Leading (2014),

Excelling (2015) dan World Class (2016). Adapun target yang dimaksud

sebagai perusahaan mengelola bandara udara kelas dunia, yang

mengutamakan tingkat kese lamatan, keamanan, dan kenyamanan

demi kepuasan pelanggan.

Tahun 2014, tahapan leading, sudah te rpenuhi dengan diperolehnya

penghargaan untuk salah satu bandara yang dikelolanya ­ Bandara

Internasional Soekarno Hatta, sebagai bandara dengan peningkatan

pelayanan ter baik dunia peringkat ke 4 atau The World’s Most Improved

Airport 2014 versi Skytrax.

Skytrax merupakan lembaga berbasis di Inggris yang rutin mela­

kukan pemeringkatan maskapai dan bandara, dimana peme ringkatan

tersebut diakui oleh industri penerbangan internasional. Adapun

nama bandara di dunia yang masuk ke dalam daftar The World’s Most

Improved Airport 2014 didapat dari hasil survei terhadap 12,85 juta

penumpang pesawat dari 110 negara berbeda.

Sukses yang telah diraih oleh Bandara In ternasional Soekarno

Hatta, diharapkan di ikuti oleh bandara­bandara lain yang dike lola

oleh PT Angkasa Pura II, seperti Halim Perdanakusuma (Jakarta),

Kualanamu (Me dan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Ke taping),

dan Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang). Bandara Sultan

Canangkan Target World Class Company

PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

Perusahaan pemerintah pengelola bandara mencanangkan target menjadi perusahaan

berkelas dunia, dengan menetapkan langkah strategis, yang dijalankan secara konsisten dan on the track, kini sudah menunjukan hasil.

Tri S Sunoko, Dirut AP II

BRIDGE05.indd 42 30/12/2014 5:21:13

Page 43: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

43BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id42

Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein

Sastranegara (Bandung), Sultan Is­

kandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji

Fisabilillah (Tanjung Pinang), Sultan

Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal

Pinang), dan Silangit (Tapanuli Utara).

Untuk tahapan Excelling, Mana­

jemen Perum Angkasa Pura II me­

ngembangkan SDM dan menanamkan

budaya Perusahaan yang berkinerja

tinggi serta menerapkan sistem ma­

najemen kelas dunia, dengan me nye­

pakati perjanjian kerja bersama (PKB)

antara mana jemen dan karyawan. Un­

tuk periode 2014­2015.

Penandatanganan PKB 2014­2015

dilaksa na kan oleh Direktur Utama PT

Angkasa Pura II, Ketua Umum Serikat

Karyawan Angkasa Pura II yang me­

wakili 13 Dewan Pimpinan Cabang

Serikat Karyawan Angkasa Pura II, dan

Dirjen PHI & Jamsos Kemenakertrans,

catur wulan ke 1 tahun 2014.

Di dalam PKB tersebut, meliputi

102 pasal yang memuat berbagai ke­

sepakatan sesuai dengan moto Serikat

Karyawan Angkasa Pura II yakni “Maju

dan Sejahtera Bersama Perusahaan.”

PKB ini merupakan yang ke­6 kalinya

disepakati antara manajemen dan kar­

yawan sepanjang sejarah PT Angkasa

Pura II beroperasi sebagai pengelola

bandara di kawasan Barat Indonesia.

Adapun PKB di PT Angkasa

Pura II berlaku setiap 2 tahun sekali.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri

S. Sunoko mengatakan disepakatinya

PKB merupakan cerminan bersatunya

manajemen dan karyawan untuk

men jalankan berbagai program gu­

na merealisasikan visi dan misi per­

usahaan.

Kami berada di jalur yang benar

untuk menjadi world class company

yang mengelola world class airport

pada 2016. PKB 2014­2015 ini mem­

buktikan bahwa seluruh jajaran te lah

satu kata untuk men jadikan PT Ang­

kasa Pura II semakin maju,” jelasnya.

Untuk memenuhi target world

class company yang mengelola world

class airport pada 2016, menurut Tri

S, perlu dukungan, kepedulian, energi,

dan etos kerja yang tinggi serta ko­

mitmen dari jajaran manajemen

dan karyawan untuk merealisasikan

prog ram­program perusahaan guna

mencapai ber bagai target pada 2016.

Senada dengan Tri S, Ketua

Umum Serikat Karyawan Angkasa

Pura II Wandi Anhar mengatakan

pe rundingan yang dila kukan meng­

hasilkan PKB dimana dian taranya me­

muat kesepakatan untuk men dukung

kemajuan perusahaan dan terkait de ­

ngan peningkatan kesejahteraan kar­

yawan.

“Kesepakatan untuk mendukung

ke majuan perusahaan diantaranya pe­

ne rap an reward & punishment dalam

upaya meningkatkan produktifitas

ker ja dan pe nambahan ketentuan anti

korupsi bagi direksi dan karyawan, ”

jelas Wandi.

Di sisi lain, penandatanganan

PKB ini juga merupakan upaya PT

Angkasa Pura II untuk menerapkan

tata kelola perusahaan yang baik atau

good corporate governance (GCG)

terutama di bidang ketenagakerjaan.

Selain kesepakatan intern, PT

Ang kasa Pura II juga membuat ke­

sepakatan ekstern, dengan men­

jalin kerjasama yang saling me ng­

untungkan dengan mitra usaha dan

mitra kerja untuk me ngembangkan

secara sinergis pe ngelolaan jasa

bandar­bandar udara.

Kerjasama intern dan eks tern

di lak sanakan di dalam upa ya me­

ngoptimalkan strategi pertum buhan

bisnis secara me nguntungkan untuk

meningkatkan nilai pemegang saham

serta meningkatkan ke se jah teraan

karyawan dan pemangku kepentingan

lainnya. n

BRIDGE05.indd 43 30/12/2014 5:21:14

Page 44: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

45BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id44

Tips

HAL paling penting yang harus dilakukan

adalah berani memulai usaha, meskipun

kecil usaha yang dilakukan. Karena

dari usaha yang kecil tersebut banyak

pengusaha yang kemudian sukses menjadi

pengusaha besar. Intinya kita harus berani memulai

usaha dan tidak takut melakukannya.

Dari sejumlah sumber diketahui 10 aturan atau

tips untuk memulai usaha kecil. The Washington

Post (Slate Magazine), beberapa waktu lalu menye­

butkan, tips ini untuk menuntun para pebisnis

pemula menyadari kenyataan yang ada, ketimbang

mati­matian mengejar impian setinggi langit dalam

berbisnis.

Pertama, lebih realistis. Saat membuat model

usaha, coba lihat ke sekeliling dan cari contoh sukses

dari model usaha yang Anda kehendaki, lalu pelajari.

Bila Anda tidak dapat menemukan, mungkin karena

Anda sangat jenius, atau model usaha Anda tidak

bakal berhasil di dunia nyata.

Kedua, jangan menginvestasikan uang sendiri.

Karena kebanyakan usaha adalah perjalanan yang

berisiko, maka sebaiknya Anda mencari rekan usaha.

Dengan demikian, jika semuanya tidak berjalan

sesuai rencana maka Anda tidak bakal bangkrut

karena dana start­up dan tidak dikejar utang.

Ketiga, perbudak diri sendiri. Jika Anda

tidak bersedia bekerja keras, lembur, melupakan

keuntungan pribadi dan kesehatan, maka wirausaha

bukan untuk Anda. Pada awalnya, Anda pasti

tidak akan mampu membayar karyawan, sekalipun

karyawan yang murah. Jadi, karyawan Anda adalah

Anda sendiri.

Banyak pengusaha besar kelas dunia yang memulai usahanya dari usaha kecil. Di antara mereka adalah Bill Gates dan Mark Zuckenberg, yang kini kekayaan mereka luar biasa. Pada awalnya mereka tidak menduga bakal mencetak keberhasilan seperti sekarang.

SUKSES MEMULAI USAHA KECIL

BRIDGE05.indd 44 30/12/2014 5:21:16

Page 45: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

45BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id44

Keempat, hargai waktu. Beri nilai

uang pada waktu Anda, misalnya Rp

20 ribu per jam. Hal ini akan membantu

pada saat Anda harus mengambil

keputusan. Bila sebuah toko menge­

nakan biaya Rp 10 ribu untuk pe­

ngiriman setiap minggu, dan Anda

membutuhkan waktu 2 jam untuk

pergi ke toko tersebut sendiri, maka

bayar ongkos kirim dari perusahaan

tersebut, karena lebih murah.

Kelima, rekrut karyawan dengan

baik. Tanpa memedulikan ukuran

usaha Anda, pada akhirnya Anda

akan merekrut karyawan dari luar.

Untuk itu, lakukan proses rekrutmen

dengan hati­hati, tanpa tergesa­gesa,

dan perlakukan hal tersebut sepenting

saat Anda memulai usaha.

Keenam, jual kelebihannya, bukan

harganya. Saat Anda memulai usaha,

sudah sewajarnya Anda frustasi me­

masarkannya. Tapi, jika Anda bersaing

pada harga, Anda pada akhirnya akan

menjual dengan harga pas­pasan

atau bahkan di bawah modal. Kuasai

keahlian berkomunikasi dengan pe­

langgan, untuk menjelaskan bahwa

harga produk Anda lebih tinggi karena

memiliki nilai yang lebih baik.

Ketujuh, ketahui angka dasar. Me­

ngetahui berapa banyak uang yang

Anda butuhkan untuk menjalani

usaha, mulai dari sewa toko, listrik,

asuransi karyawan, sampai harga tinta

printer, kertas, dan pajak. Lalu bagi

semua itu dengan berapa hari dalam

setahun Anda akan buka, dan itulah

angka dasar, yaitu jumlah minimum

pendapatan yang Anda butuhkan

setiap hari.

Kedelapan, gunakan teknologi

terbaru. Teknologi baru seperti aplikasi

dan penyimpaanan data dengan

cloud technology sangat murah dan

membuat perusahaan kecil dapat

bersaing dengan perusahaan besar.

Manfaatkan teknologi rendah biaya

yang ada di pasaran.

Kesembilan, perlakukan vendor

dengan baik. Perlakukan vendor

dan suplier Anda sebaik mungkin,

seperti halnya Anda memperlakukan

para pelanggan. Mereka bisa saja

memberikan diskon berdasarkan be­

sarnya volume pemesanan Anda,

atau bahkan demi menjaga hubungan

baik, serta berharap ada peningkatan

volume di masa mendatang. Hubu­

ngan yang baik membuat mereka

juga dapat memahami keterlambatan

pembayaran, bahkan memberikan

pengiriman gratis.

Kesepuluh, jadilah yang terbaik.

Setiap hal yang Anda lakukan untuk

klien harus yang terbaik. Apapun

yang Anda buat dan jual harus yang

terbaik. Sebaiknya hal tersebut

dilakukan secara terus menerus dan

akhirnya kekuatan word of mouth

akan menyebar kemana­mana.

Sementara itu, Andhika DP dalam

Studentpreneur, beberapa waktu lalu,

menyebutkan ragam usaha kecil yang

menguntungkan. Ada banyak contoh

orang yang sukses memulai bisnis

dengan modal terbatas, bahkan ketika

orang lain mencibirnya. Oleh karena

itu, tak perlu takut memulai usaha

kecil karena memang tersedia ragam

usaha kecil yang menguntungkan.

Pertama, bisnis jasa. Model usaha

ini yang paling populer di kalangan

pelaku usaha kecil menengah. Karena,

seringkali modal awal yang diperlukan

bisa relatif lebih kecil pada model

lain. Anda bisa mengontrol penuh

pengeluaran, sekaligus menekannya

ke titik terendah.

Kedua, usaha kecil dengan kom­

puter dan internet. Dengan komputer

yang terhubung dengan internet, di­

tambah beberapa perlengkapan se perti

printer, Anda mempunyai ke mungkinan

yang tidak terbatas. Anda bisa menjadi

seorang desainer, penulis lepas, personal

accounting, riset, marketing, dan lain

sebagainya. Banyak perusahaan besar

yang sudah outsource proyek mereka

di pihak ketiga.

Ketiga, manufaktur. Merakit

pro duk dapat pula menjadi pilihan

yang menguntungkan apabila Anda

mempunyai sumber daya berupa bahan

dasar yang diperlukan untuk memulai

industri rumahan. Anda bisa membuka

manufaktur produk asli buatan Anda,

atau menjadi sub­kontraktor manufaktur

dari para produsen yang lebih besar.

Keempat, distributor. Menjual pro­

duk buatan para pelaku manufaktur

dan produsen bisa mejadi usaha kecil

yang tidak kalah menguntungkan.

Kini banyak perusahaan besar yang

memperluas kanal pemasaran mereka

dengan mempekerjakan penjual inde­

penden. Anda hanya perlu banyak

channel dan kepandaian menjual. Sam­

bil mengumpulkan channel, apabila

kelak Anda ingin memonopoli distribusi

dengan produk buatan sendiri pun

bisa. n

BRIDGE05.indd 45 30/12/2014 5:21:17

Page 46: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

47BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id46

Gallery

GUNA menunjang kesiapan implementasi dana pensiun pada 1 Juli 2015, BPJS

Ketenagakerjaan melakukan audiensi dengan pemerintah daerah DKI Jakarta. Tampak

dalam gambar foto bersama jajaran Direksi BPJS Ketenagakerjaan dengan Gubernur

DKI Jakarta Ahok. tanggal 14 Oktober 2014. Kegiatan semacam ini juga dilakukan dengan

gubernur­gubernur daerah lainnya.

RAPAT Kerja Nasional tahun 2014 (Rakernas 2014) bertempat di Hyatt Regency Hotel Bandung Jawa Barat berlangsung pada tanggal 4 dan 5 September 2014. Tampak dalam gambar Direksi BPJS Ketenagakerjaan kompak melakukan tos bersama.

SELASA (15/10/2014), bertempat di Balai Tirta Balairung Universitas Indonesia, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menyerahkan beasiswa Education Benefit kepada 60 mahasiswa UI. Education Benefit adalah program beasiswa dari BPJS Ketenagakerjaan untuk anak­anak dari peserta BPJS Ketenagakerjaan. UI menjadi universitas pertama yang mendapatkan Education Benefit.

SEBAGAI bentuk kegiatan BPJS Ketenagakerjaan dalam memnyiapkan pemimpin pemimpin yag handal, BPJS Ketenagakerjaan menggelar Diklat Intermadiate Leadership Pogram tahun 2014 mulai tanggal 7 sd 20 Oktober 2014. tampak dalam gambar Direktur Umum dan SDM Amri Yusuf saat membuka dan memberikan pengarahan di hadapan para peserta diklat.

BRIDGE05.indd 46 30/12/2014 5:21:23

Page 47: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

47BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id46

BPJS Ketenagakerjaan meluncurkan 11 Unit Outlet keliling berbentuk mobil. Peluncuran mobil ini dilakukan oleh Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G Masassya bertempat di Gedung Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (22/10/2014)

DIREKTUR Umum dan SDM Amri Yusuf menerima plakat sebagai pembicara pada acara Indonesian Public Relations Awards & Summit 2014 pada tanggal 16 Oktober 2014

DIREKTUR Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Elvyn G. Masassya menjumpai Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Kamis (23/10/2014).

BPJS Ketenagakerjaan kembali membawa pulang piala penghargaan Annual Report Award 2013, penghargaan ini diterima oleh Direktur Investasi Jeffry Haryadi PM pada tanggal 16 Oktober 2014

BRIDGE05.indd 47 30/12/2014 5:21:28

Page 48: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

49BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id48

PARA pimpinan BPJS

Ke tenagakerjaan, pa­

da Oktober lalu, back

to the campus dalam

melaksanakan program edu­

ca tion benefit. Mereka mem ­

be rikan kuliah umum sekaligus

memberikan dukungan beasis­

wa kepada mahasiswa/i dari

berbagai jurusan yang ber pres­

tasi dari keluarga peserta BPJS

Ketenagakerjaan yang ku rang

mampu ­ kelas menengah bawah.

Universitas Indonesia (UI),

meru pakan kam pus yang per­

tama yang disambangi oleh

Alum nus sebagai pilot project.

Pada Hari Selasa 14 Oktober lalu,

jam 8 pagi, Direktur Investasi BPJS

Ketenagakerjaan Jeffry Haryadi

PM, memberikan kuliah umum

di ha dapan 60 mahasiswa/i baru

dan lama dari berbagai jurusan

mengenai BPJS Ketenagakerjaan,

di Balairung, kampus UI Depok.

Dalam kuliahnya selama dua

jam, Jeffri me nyampaikan topik

mengenai BPJS Ketena gakerjaan

secara interaktif. Di awali dengan

memperkenalkan apa siapa ins­

titusi penyelenggara jaminan so­

sial tersebut. Sebagai institusi

baru yang bertransformasi dari

sebuah persero – PT Jamsostek,

pada 1 Januari 2014, dan akan

ber operasi penuh pada 1 Juli 2015.

Adanya perubahan status

dari persero yang profit oriented

menjadi institusi pelayanan pu­

blik – yang berada di bawah koor­

dinasi langsung Presiden, BPJS

Ketenagakerjaan melakukan per­

u bahan besar­besaran – tidak

sekedar ganti nama. Secara ber­

tahap BPJS Ketenagakerjaan me­

ngemban amanah untuk mem­

berikan perlindungan sosial bagi

seluruh tenaga kerja (formal dan

informal) di Indonesia – universal

coverage, sesuai perintah UUD

45 dan UU SJSN serta UU BPJS.

Kemudian penjelasan lebih

rinci disampaikan menggunakan

multi media – LCD, secara

rin ci berbagai aspek BPJS

Ketenagakerjaan, mulai da sar hu­

kum – peraturan perundangan

mengenai institusinya, struk­

tur organisasinya, visi­misinya,

program­programnya, manfaat­

nya bagi pekerja serta kinerja

institusi yang harus menjunjung

tinggi profesionalisme dan good

governance.

Kuliah yang berlangsung

se lama satu jam, kemudian di­

lan jutkan dengan sesi tanya ja­

wab yang diajukan oleh para

ma hasiswa. Ada berbagai per­

ta nyaan mengenai BPJS Kete­

nagakerjaan, mereka pada

umum nya mencari tahu lebih jauh

mengenai BPJS Ketenagakerjaan.

Misal, mengenai kelebihan

BPJS Ketenagakerjaan ketim­

bang Asuransi sejenis yang lain

(Swasta), kalau sudah me miliki

asuransi apakah wajib men­

jadi peserta Jaminan So sial

pemerintah, kepuasan pe ser­

ta atas pelayanan prima, pe­

manfaatan IT dalam pelayanan

jaminan sosial, jangkauan secara

nasional, prestasi atas kinerja,

sampai dengan menghadapi era

Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA) tahun 2015.

Usai sesi tanya­jawab, di lan ­

jutkan dengan bincang­bin cang

dengan pejabat rek tor dan jajaran

pimpinan Uni ver si tas Indonesia.

Dalam pen je lasannya, pejabat rek­

tor UI itu mengungkapkan bahwa

ku liah umum yang merupakan

pengatar dari program education

benefit ini sangat baik, membantu

ma hasiswa/i Universitas Indonesia

untuk perprestasi. n

Press Gath

Back to The Campus

BRIDGE05.indd 48 30/12/2014 5:21:29

Page 49: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

49BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id48

Tawa

Via MayaReza memiliki kenalan di dunia maya, ia ingin lekas

menikah dengan kenalannya itu, lalu ia berkata kepada

ayahnya:

Reza: “Papa, saya jatuh cinta dengan seorang wanita

yang jauh dari saya, dia tinggal di Inggris, Pa. Kami

berjumpa di suatu website JODOH serta jadi teman

di FACEBOOK, kerap mengobrol di WHATSAAP, lalu

berhubungan lanjut di SKYPE. Saat ini kami sudah pacaran

2 bulan melalui VIBER. Saya ingin Papa merestui hubungan

kami”

Papa: “Wow! Itu benar­benar bagus nak! Apabila

demikian, kalian menikahlah di TWITTER, bersenang­senang

di KAKAO TALK. Beli anak­anak di BERNIAGA, kirim mereka

dengan JNE. Sekiranya kamu bosan dengan istri mu, jual saja

di TOKO BAGUS. Kalau sudah laku terjual, cari lagi yang baru

menggunakan WECHAT atau LOOK AROUND. Jika sudah

ketemu, buat ceritanya ke Papa ya menggunakan LINE”

Reza: &^$%@#^*%(%#

Hasil Pelajaran di Masa LaluGuru: “Hasil pelajaranmu mengapa sampai sekarang

masih tak ada sedikit kemajuan? Pada waktu seumurmu ini,

hasil pelajaranku boleh bilang bisa dikategorikan sebagai

siswa super unggulan.”

Murid: “Ini berarti karena guru Bapak lebih baik daripada

guruku.”

Delapan dibagi DuaGuru: “Angka 8 dibagi 2 sama dengan berapa?”

Murid: “Jika dipotong dengan posisi tegak lurus, sama

dengan 3, tapi jika dipotong dengan posisi melintang, sama

dengan 0.”

Guru: “???!!!!”

Nama JalanSeorang turis bule datang pertama kali ke Jakarta.

Kemudian, ia keliling untuk mengenal jalan­jalan yang

ada. Saat istirahat, turis bule itu bertanya kepada teman

pemandunya.

“Saya heran dengan orang Indonesia, apakah bisa menghafal

nama jalan yang begitu panjang?” keluh turis bule itu.

“Nama jalan yang mana, Sir?”

“Nama jalan, “Jalan Pelan­Pelan, Banyak Anak

Menyeberang”. n

GelandanganSeorang wanita kaya sedang jalan di

trotoar ketika ditegur oleh perempuan

gelandangan yang lusuh dan kumal.

Gelandangan itu terus minta uang untuk

makan.

Wanita itu ambil dompet, keluarkan uang

empat ratus ribu terus tanya, “Jika saya kasih

uang ini, apakah kamu lebih pilih untuk beli

perhiasan daripada makan?”

“Tidak, Nyonya, saya ga pernah beli

perhiasan seumur hidup saya,” jawab

gelandangan itu.

“Apakah kamu akan habiskan belanja?”

wanita itu tanya lagi.

“Tidak, Nyonya, saya tidak mau buang

waktu untuk belanja,” jawab si gelandangan.

“Apakah kamu gunakan untuk ke salon?”

wanita itu tanya sekali lagi.

“Yang benar saja?” jawab gelandangan itu.

“Saya tidak pernah rapihkan rambut sudah 10

tahun.”

Wanita itu berkata, “Oke. Saya tidak jadi

kasih kamu uang ini. Saya mau ajak kamu

makan malam enak di restoran dengan

suamiku.”

Si gelandangan terkejut sekali

mendengarnya.

“Wah nanti suami Nyonya marah lah?!

Lihat saja, saya kotor dan bau gini.”

Wanita itu jawab dengan santai, “Tidak

apa. Suamiku perlu lihat. Agar dia tahu apa

jadinya seorang wanita jika tidak dikasih uang

untuk belanja, perawatan ke salon, dan beli

perhiasan. n

BRIDGE05.indd 49 30/12/2014 5:21:29

Page 50: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

51BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id50

Taste

ANGGREK, dalam bahasa latin disebut

Orchidaceae, merupakan tumbuhan

berbunga yang memiliki jenis terbanyak.

Jenis anggrek tersebar luas dari daerah

tropika basah, di hutan Indonesia banyak ditemukan

jenis anggrek yang sangat indah bunganya.

Sejumlah sumber literatur menyebutkan,

sebagian besar anggrek dikenal sebagai tanaman

epifit yang menempel pada tanaman lain, terutama

yang berada di hutan tropika. Anggrek di daerah

beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan

membentuk umbi sebagai cara beradaptasi

terhadap musim dingin. Anggrek epifit di hutan

tropika, seperti di Indonesia dapat hidup dari

embun dan udara lembab.

Sayangnya, anggrek yang merupakan keka­

yaan keanekaragaman hayati telah banyak yang

mengalami kehancuran dan kepunahan akibat keru­

sakan hutan sebagai habitat alaminya. Para pecinta

Negara kepulauan Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Di antaranya,

jenis tanaman anggrek Indonesia mencapai ribuan spesies. Bunga

anggrek yang sedang mekar sangat indah dipandang mata dan memberi kepuasan jiwa tersendiri

bagi pecintanya.

ANGGREK MEMBERI KEPUASAN JIWA

BRIDGE05.indd 50 30/12/2014 5:21:30

Page 51: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

51BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id50

anggrek mencoba menyelamatkan

ang grek dari kepunahan dengan cara

mencari anggrek ke tengah hutan

ke mudian membudidayakannya. Bi­

la tanaman anggrek dari hutan ini

kemudian berhasil berbunga maka

akan memberikan kepuasan jiwa ter­

sendiri kepada pecintanya.

Seorang pecinta anggrek, Jainu­

din (52 Tahun) mengaku setiap ba­

ngun tidur selalu ingin melihat sekun­

tum bunga anggrek mekar yang

dibudidayakan di lahan tempat ting­

galnya. Anggrek berbunga indah dan

menyebarkan aroma harum diperoleh

Jainudin dari hutan Balangan, Kaliman­

tan Selatan. Jainudin mengabadikan

bunga anggrek hasil budidayanya de­

ngan kamera, kemudian mengoleksi­

nya dalam sebuah album di komputer

dengan diberi judul “Bunga Anggrek

Alam Kalimantan”.

Banyak cara para pecinta anggrek

dalam membudidayakan tanaman

ang grek alam. Kadir (47 Tahun) le­

bih suka memelihara anggrek alam

Kalimantan yang masih kecil. Me­

rawat tanaman anggrek yang masih

kecil sangat riskan busuk dan mati,

namun itulah tantangan yang dipilih

Kadir. Dengan perawatan yang sek­

sama maka tanaman anggrek kecil

akan berkembang menjadi besar dan

kemudian berbunga. Tanaman ang­

grek yang dirawat dari kecil kemudian

berhasil berbunga indah akan mem­

berikan kepuasan yang luar biasa ke­

pa da yang merawatnya.

Seorang pecinta anggrek yang lain,

Rusman (55 Tahun) mengungkapkan

hasil penelitian bahwa orang yang

su ka memelihara tanaman anggrek

dengan seksama dengan perasaan se­

nang maka dia akan selalu awet muda.

Menurut Rusman, pada saat perasaan

hati senang maka akan terproduksi

sebuah hormon dalam tubuh yang

bisa melahirkan “antibody” sehingga

badan menjadi sehat, jauh dari sera ng­

an penyakit dan menjadi awet muda.

Berdasarkan catatan, anggrek

hu tan Kalimantan mencapai ri buan

spesies, dan selalu menjadi pem bi­

caraan kalangan pecinta anggrek

karena jenis di pulau terbesar ini dinilai

khas dan indah. Salah satu contoh

anggrek yang disukai para pecinta

ang grek adalah Anggrek Hitam

(Coelogyne pandurata). Anggrek Hi­

tam memiliki lidah bunga berwarna

hitam pekat dengan kelopak mahkota

hijau mulus menjulur di batang tangkai.

Itulah kekhasan Anggrek Hitam, sang

primadona anggrek Kalimantan.

Upaya pengumpulan dan pendo­

kumentasian keanekaragaman tum­

buhan, termasuk anggrek alam Kali­

mantan, dimulai sekitar tahun 1825

oleh George Muller asal Jerman. Se­

mentara itu, pada tahun 1901­1902,

ahli botani asal Jerman bernama

Friederick Ricard Rudolf Schlechter

melakukan ekspedisi di Kalimantan

berhasil mengumpulkan sekitar 300

jenis tanaman anggrek.

Selanjutnya, pada tahun 1925,

Eric P Mjoberg melakukan perjalan

ke Kalimantan Timur dan berhasil

me ngumpulkan 15.000 tanaman. Se­

bagian di antaranya diberikan ke

Kebun Raya Bogor, yakni sebanyak 127

jenis pakis dan anggrek.

Pada tahun yang sama, F Hendrik

Endert, warga Belanda yang bekerja di

Balai Penelitian Bogor juga melakukan

ekspedisi ke Kalimantan Timur dan

ber hasil mengumpulkan sebanyak

5.417 tanaman. Melihat kekayaan alam

Kalimantan dengan banyaknya spesies

anggrek, sudah selayaknya habitat ter­

sebut dijaga dan dilestarikan sehingga

keindahan bunga anggrek tidak punah

dan akan tetap dapat dinikmati oleh

generasi yang akan datang.

Selain tanaman anggrek perlu

di lestarikan di habitat aslinya, juga

dapat dilakukan melalui budidaya di

taman anggrek atau kebun anggrek.

Salah satu taman anggrek yang me­

miliki koleksi tanaman anggrek dalam

jumlah besar adalah Taman Anggrek

Ragunan (TAR). Taman anggrek ini

berlokasi di Jalan Harsono RM, Kelu­

rahan Ragunan, Kecamatan Pasar

ming gu, Jakarta Selatan. Lokasi TAR

yang sangat strategis memudahkan

bagi pengunjung yang ingin menikmati

keindahan aneka bunga anggrek yang

bernekaran. TAR sebelah selatan ber­

batasan dengan Kebun Raya Ragunan

sedangkan sebelah timur berbatasan

dengan Gelanggang Olahraga Ra­

gunan.

TAR yang berdiri pada tahun

1973, selain sebagai salah satu tempat

wisata alam di daerah Jakarta, juga

berfungsi sebagai pusat promosi

sekaligus pemasaran tanaman anggrek

baik dalam bentuk tanaman maupun

bungan potong. Di tempat ini para

pengunjung juga dapat mempelajari

seluk beluk pemeliharaan anggrek.

TAR menempati lahan seluas 5 hektar

milik Pemerintah Daerah DKI Jakarta

yang diserahkan pengelolaannya

kepa da Dinas Pertanian DKI Jakarta.

Indonesia memiliki sekitar 5.000

spesies anggrek dari kurang lebih

20.000 spesies yang tersebar di se lu ruh

dunia. Iklim tropis basah di In do nesia

sangat mendukung per kembangan

tanaman anggrek. Ang grek merupakan

salah satu tanaman hias yang banyak

diminati oleh masyarakat karena

memiliki jenis yang sangat beragam,

salah satunya seperti anggrek jenis

dendrobium, cattleya, oncidium, dan

anggrek Phalaenopsis yang banyak

dikenal sebagai Anggrek Bulan.

Anggrek biasanya dipergunakan

selain sebagai hiasan dan dekorasi

ruangan, juga dimanfaatkan sebagai

keperluan seperti acara keagamaan

atau ucapan selamat serta ungkapan

sukacita dan dukacita. Bunga anggrek

dapat mewakili ungkapan perasaan

yang ingin disampaikan seseorang

kepada orang lain. Bagi pecinta

anggrek, mekar bunga anggrek adalah

kepuasan jiwa. n

BRIDGE05.indd 51 30/12/2014 5:21:31

Page 52: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

53BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id52

LEASURE

WISATA EKSOTIS DI KAMPUNG BUDAYA

Kampung budaya tak hanya menjadi oase untuk menemukan tatanan, adat, tradisi dan kesenian “tempo doeloe” yang kini mulai tergerus oleh roda zaman, tetapi juga menawarkan beragam kuliner yang sudah sulit ditemukan di tempat lain.

ZAMAN telah menggusur perkampungan menjadi

kota besar yang dipenuhi gedung megah,

kemacetan lalu lintas, banjir, pusat belanja dan

polusi yang menyesakkan. Banyak perkampungan

yang tergusur bersama warga masyarakat serta

kebudayaannya sehingga tidak sedikit kota berkembang

menjadi tandus dan gersang tanpa identitas budaya yang

tersisa.

Beruntung di beberapa daerah keberadaan kampung

budaya masih dipertahankan sehingga dapat menjadi

oase di tengah padang gersang perkotaan tanpa budaya.

Di antara kampung budaya yang berhasil dilestarikan dan

dikembangkan adalah Setu Babakan di Jakarta Selatan dan

Sindangbarang di Bogor, Jawa Barat.

Kampung budaya Setu Babakan di Srengseng Sawah,

Jagakarsa, Jakarta Selatan merupakan perkampungan

cagar budaya Betawi yang dilengkapi dengan berbagai

hal beraroma Betawi. Setu Babakan menawarkan suasana

Jakarta “tempo doeloe” dengan masyarakat Betawi sebagai

penduduk asli Jakarta dan ragam budayanya.

Berbagai seni budaya Betawi dapat ditemukan di Setu

Babakan, seperti seni musik Qasidah, Marawis, Keroncong,

Gambang Keromong, Lenong, Blantek dan Gambus serta

bermacam tarian asli Betawi seperti tari Topeng dan Ondel­

ondel. Di tempat ini juga disediakan aneka kuliner khas

Betawi seperti soto Betawi yang lezat, soto mie, roti buaya,

kerak telor, serabi, gado­gado, karedok, rujak begbeg, rujak

cuhi, manisan kolangkaling, sayur gabus pucung, opor dan

semur jengkol, hingga bir pletok yang eksotis.

Setu Babakan merupakan sebuah kawasan perkam­

pungan yang ditetapkan Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pe­

ngembangan budaya Betawi secara berkesi­

nambungan. Perkampungan yang terletak di bagian

selatan kota Jakarta ini merupakan salah satu objek

wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin

menikmati suasana khas pedesaan dan budaya asli

Betawi secara langsung.

Melalui SK Gubernur No. 9 Tahun 2000 dipilih

perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Ca­

gar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan terse­

but pemerintah dan masyarakat mulai berusaha

merintis dan mengembangkan Setu Babakan seba­

gai kawasan cagar budaya yang layak didatangi

wisatawan. Setelah melalui persiapan yang cukup,

pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh

Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan

Cagar Budaya Betawi.

Kampung Tua SindangbarangDi Bogor juga terdapat kampung budaya, yaitu

Sindangbarang. Kam pung tua yang sudah ada sejak

BRIDGE05.indd 52 30/12/2014 5:21:32

Page 53: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

53BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id52

zaman Kerajaan Sunda abad XII ini

terletak di Desa Pasir Eurih, Kecamatan

Ta mansari, Kabupaten Bo gor. Dulu di

tempat ini terdapat Ke rajaan Bawahan

yang bernama Sindangbarang de­

ngan ibukota Kuta barang. Di tem­

pat ini menjadi semacam kawah

can dradimuka, tempat pa ra satria

kerajaan digembleng kemam puan

olah kanuragan. Di tempat ini pula

kebudayaan Sunda bermula dan ber­

tahan hingga kini dalam wujud upacara

adat Seren Taun.

Di Sindangbarang terdapat situs

purbakala peninggalan Kerajaan Pa­

ja jaran berupa bukit berundak. Di

kampung budaya ini setiap tahun

sekali diselenggarakan upacara adat

Seren Taun, yaitu upacara ungkapan

rasa syukur masyarakat kepada Tuhan

YME atas hasil panen dan hasil bumi

yang diperoleh pada tahun ini dan

berharap hasil panen tahun depan

akan lebih baik lagi.

Para tamu di kampung budaya

Sindangbarang akan merasakan sua­

sana kehidupan perkampungan sehari­

hari. Di mana para tamu akan tinggal

bersama kokolot dan seniman yang

memang tinggal di Sindangbarang.

Para tamu akan menyaksikan para

ibu menumbuk padi di saung lisung,

memasak dengan menggunakan kayu

bakar dan Hawu (kompor tradisional

Sunda), melihat para petani bercocok

tanam, belajar kesenian tradisional

dan lain­lain.

Sindangbarang telah dikenal

dan tercatat dalam babad Pakuan/

Pa ja jaran sebagai salah satu daerah

penting Kerajaan Sunda dan Pajajaran.

Hal ini disebabkan di Sindangbarang

terdapat salah satu keraton kerajaan

tempat tinggalnya salah satu istri

dari prabu Siliwangi yang bernama

Dewi Kentring Manik Mayang Sunda.

Sedangkan penguasa Sindangbarang

saat itu adalah Surabima Panjiwirajaya

atau Amuk Murugul. Bahkan putra

Prabu Siliwangi dan Kentring Manik

Mayang Sunda yang bernama Guru

Gantangan lahir dan dibesarkan di

Sindangbarang.

Sampai saat ini masih ada pe­

ninggalan purbakala berupa Taman

Sri Bagenda di Sindangbarang, yaitu

taman yang berupa kolam dengan

pan jang 15 x 45 meter, dan 33 buah

titik Punden Berundak.

Kampung Sindangbarang adalah

kampung tertua di Bogor, sudah ada

sejak jaman kerajaan Sunda. Sampai

Saat ini tradisi seni dan budayanya

masih terpelihara di sana. Terdapat

situs purbakala peninggalan jaman

Kerajaan Sunda yang bisa dilihat ketika

tracking melewati sawah dan sungai di

Sindangbarang yang tidak ditemui di

tempat lain. Dilengkapi dengan rumah

tradisional khas Sunda Bogor dan

lumbung padi yang berjejer menambah

suasana pedesaan kuno jaman dahulu

kala. Wisata budaya di Sindangbarang

merupakan wisata yang eksotis yang

tidak akan ditemui di tempat lain. n

BRIDGE05.indd 53 30/12/2014 5:21:35

Page 54: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

55BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id54

Etalase

Alat Pelindung Diri

ALAT Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan

yang wajib digunakan saat bekerja sesuai

bahaya dan risiko kerja untuk menjaga kese­

lamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.

APD tersebut antara lain safety helmet, safety belt,

safety shoes, sarung tangan, safety harness, ear plug,

ear muff, safety glass, masker, face shield, rain coat dan

lain­lain.

Salah satu APD yang cukup menarik bagi para

pekerja adalah safety shoes. Safety shoes berfungsi

sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang

basah atau berlumpur. Kebanyakan safety shoes

dilapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari

benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia,

dan lain sebagainya. Kini safety shoes bukan hanya

digunakan sebagai alat pengamanan tetapi juga untuk

meningkatkan performa penampilan pekerja.

Banyak merek safety shoes dengan bentuk yang

modis beredar di pasaran. Produk ini dijual dengan

harga bervariasi sesuai merek, bentuk dan kualitasnya,

antara sekitar Rp 250 ribu hingga di atas Rp 1 juta per

pasang. n

Canon PowerShot G1 X Mark II

DISARANKAN kepada pasien diabetes agar berhati­

hati dan teliti pada saat membeli alat pengukur gula

darah. Menurut ahli patologi Dr Agus S Kosasih,

SpPK, keakuratan alat pengukur gula darah sangat penting

bagi penderita diabetes. Alat ukur yang tidak akurat dapat

memunculkan hasil yang seolah­olah tinggi atau pun rendah,

padahal tata laksana yang salah dapat menyebabkan pasien

terserang hiperglikemia atau pun hipoglikemia, bahkan

menimbulkan komplikasi pada pasien.

Faktor kualitas glukosa meter atau alat ukur gula darah

meliputi tingkat akurasi alat, kualitas strip tes, serta kemampuan

alat dalam menyesuaikan pada kondisi hematokit atau jumlah

sel darah merah dalam darah pasien. Alat ukur gula darah

yang berkualitas seharusnya dapat menghindari

gangguan saat pembacaan kadar glukosa, meskipun

adanya zat lain yang terkandung dalam darah.

Pada saat ini telah beredar di pasaran alat

ukur gula darah dengan berbagai merek dan

harga yang bervariasi antara sekitar Rp 200

ribu hingga di atas Rp 500 ribu per unit. Pasien

diabetes yang akan membeli alat ukur gula darah tentu

tidak hanya mempertimbangkan faktor harga tetapi yang lebih

penting adalah kualitas produk tersebut. n

Alat Ukur Gula Darah

BRIDGE05.indd 54 30/12/2014 5:21:37

Page 55: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

55BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id54

HINDARI PIKUN, Kenali Gejala & Pencegahannya

Info Sehat

ORANG tua pikun

kerap dianggap

wajar. Padahal, pikun

yang lazim disebut

dimensia adalah suatu penyakit

yang sering menyerang orang

lanjut usia (lansia) yang dapat

dicegah dan diketahui lebih dini.

Pada September lalu, Organisasi

Kesehatan Dunia mencanangkan

kampanye bulan Alzhei mer

dengan mengangkat tema

“Jangan maklum dengan Pikun.”

Di Indonesia ini, pikun yang

dalam istilah medisnya disebut

penyakit Alzheimer, belum banyak

dikenal oleh masyarakat, demikain

pula gejala­gejala dari penyakit

orang tua ini. Tidak demikian di

dunia, dengan semakin banyaknya

orang lansia di dunia, menurut

WHO tercatat 26 juta penderita

Alzheimer.

Untuk dapat mengentahui

tanda­tanda dini penderita

penyakit Pikun, setidaknya ada 10

gejala yang bisa diperhatikan. Jika

salah satu atau lebih dari gejala

ini ditemukan pada diri kita dan

keluarga atau orang terdekat,

jangan dibiarkan. Segeralah

melakukan pemeriksaan ke dokter.

>>Gangguan Daya IngatSering lupa akan suatu kejadian yang

baru saja terjadi. Contoh, tidak ingat

meletakkan barang yang kerap dipakai,

seperti kunci mobil, kaca mata, jam

tangan, dll

>>Sulit FokusSulit fokus terhadap hal yang biasa

dilakukan. Misalnya, tidak bisa lagi

mengoperasikan telepon/handphone,

tidak mampu mengisi teka­teki silang,

dan tidak mampu lagi menghitung

sederhana.

>>Sulit Melakukan Kegiatan Sehari-hariTidak lagi mampu melakukan akti­

vitas sehari­hari yang biasa dilakukan

seperti stir mobil atau tidak mampu lagi

memasak – lupa bumbu dan resep.

>>DisorientasiMengalami disorientasi seperti bingung

akan hari, tanggal, atau hari penting.

Mereka kerap bingung ketika berada di

tempat yang sebenarnya pernah atau

sering dikunjungi. dan tak lagi tahu arah

jalan pulang ke rumah.

>>Sulit Memahami VisuospasiaKesulitan membaca, mengukur dan

menentukan jarak, serta membedakan

warna. Ada pula yang ekstrim tidak

mengenali wajah sendiri di cermin dan

selalu tumpah saat menuangkan air ke

gelas untuk minum.

>>Gangguan KomunikasiTerjadi gangguan komunikasi saat

berbicara. Mereka tidak bisa mencari

kata yang tepat dan sering berhenti di

tengah percakapan, lalu bingung untuk

melanjutkan.

>>Meletakkan Barang Tidak pada TempatnyaSering lupa meletakkan sesuatu

barang atau benda. Prasangka buruk

pun muncul karena curiga ada yang

menyembunyikan bahkan mencuri

barang tersebut.

>>Salah Membuat KeputusanSering salah membuat keputusan seperti

memberikan uang atau membayar

terlalu banyak ketika belanja di pasar

atau membayar dua kali, memakai kaos

kaki yang berbeda pada kiri dan kanan.

>>Menarik Diri dari PergaulanTidak bersemangat berkumpul dengan

teman­teman maupun keluarga dan

memilih untuk tetap berada di rumah.

Tidak lagi ingin melakukan hobi yang

biasa dinikmati.

>>Perubahan Perilaku dan KepribadianTerjadi perubahan emosi secara drastis

seperti tiba­tiba marah pada anggota

keluarga sendiri tanpa alasan yang jelas.

Selain itu, suka merasa bingung, curiga,

depresi, merasa takut, mudah kecewa,

dan putus asa.

10 GEJALA ALZHEIMER:

BRIDGE05.indd 55 30/12/2014 5:21:38

Page 56: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

57BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id56

Pikun adalah salah satu penyakit yang paling

ditakuti para lansia. Penyakit ini bisa membuat

penderitanya seperti orang kehilangan akal/pikiran.

Dekade terakhir ini, Alzheimer juga menyerang orang

dewasa muda, oleh karena penyakit ini dipengaruhi

oleh faktor genetik, tapi dari hasil penelitian mutakhir

penyakit pikun bisa disebabkan oleh faktor lain,

seperti nutrisi/gizi buruk, pendidikan, diabetes dan

aktivitas mental serta fisik.

Alzheimer memang susah diobati, namun pe­

nyakit ini masih bisa dicegah. Bagaimana cara

mencegah alzheimer? Berikut ini 3 hal utama yang

bisa dilakukan untuk mencegah alzheimer. Sbb :

1. Olahraga dan Latihan Fisik

Cara efisien untuk mengurangi risiko Alzheimer

adalah dengan melakukan olahraga secara teratur.

Meskipun sederhana, memulai dan mempertahankan

program olahraga secara teratur dan sistematis

merupakan salah satu langkah terberat yang bisa

dilakukan seseorang.

Berolahraga memiliki banyak keuntungan se­

per ti meningkatkan kekuatan jantung dalam me­

mompa darah, meningkatkan aliran darah ke otak,

mengurangi berat badan, menurunkan tekanan da­

rah, serta menurunkan kadar kolesterol yang buruk

(LDL) tetapi bisa meningkatkan kolesterol yang baik

(HDL) ­ menunjang metabolisme sel otak.

Secara keseluruhan, berolahraga akan mening­

katkan kesehatan sekaligus menjaga agar otak tetap

berfungsi baik.

2. Diet Sehat

Mengkonsumsi makanan sehat, yang mengan­

dung antioksidan seperti sayur­sayuran dan buah­

buahan segar. Untuk melindungi otak dari serangan

radikal bebas yang menyebabkan kerusakan neuron

– sel otak. Dan, mengkonsumsi makanan yang

mengandung omega 3 dan 6 serta Vit E dan A yang

bermanfaat memelihara sel­sel otak, seperti pada

ikan laut.

Hindari makanan mengandung kolesterol tinggi

(berlemak), gula tinggi (makanan dan minuman

manis), serta menggunakan pengawet, pewarna,

dan perasa sintetis. Juga hindari zat­zat yang ber­

bahaya bagi otak seperti logam, timbal (zink) dan

alumunium

Pada prinsipnya mengatur diet yang baik (seim­

bang) berguna untuk menunjang fungsi jantung dan

aliran darah, memelihara sel syaraf, serta produksi

hormonal.

3. Latihan Kognitif

Latihan yang berguna untuk meningkatkan dan

menjaga kemampuan memori otak, seperti mem­

baca dan menulis (buku, media, dan kitab suci),

bermain catur, mengisi teka­teki silang, menulis lagu

dan memainkan musik, belajar bahasa baru, serta

aktif di organisasi.

Semua aktifitas yang berfungsi meningkatkan

keterampilan fisik, mental, dan intelektual agar sel

otak agar tetap berfungsi baik.

Hindari Kebiasaan Buruk – Gaya Hidup Tidak

Sehat

Minum­minuman keras, menggunakan narkoba,

malas olahraga, dan makanan yang tidak sehat.

Kebiasaan buruk ini selain menurunkan kesehatan

secara umum, secara langsung akan merusak sel­sel

otak dan menurunkan fungsi kognitif.

Perlu kita mengenali penyakit Alzheimer, gejala

dan pencegahannya sebelum terlambat. Karena kita

tidak akan pernah tahu kapan Alzheimer menyerang,

mencegah secara dini akan lebih baik untuk meng­

hindari kepapaan sekaligus menyelamatkan jiwa. n

Info Sehat

BRIDGE05.indd 56 30/12/2014 5:21:39

Page 57: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

57BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id56

Wisdom

SBY & PPSAcara lepas sambut Presiden RI ke 7 di Istana Merdeka, Senin petang (20 Oktober 2014), menimbulkan tanda tanya dan berbagai interpretasi. Pasalnya, pasca pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden terpilih untuk periode 2014-2019 pada pagi harinya di Gedung DPR/MPR RI, sesuai hukum tatanegara – mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali menjadi warga Negara biasa.

LANTAS, pidato sambutan

SBY dalam acara le pas

sambut yang dise leng­

ga ra kan dengan upacara

kemiliteran itu, penilaian Profesor

Saldi Isra Guru Besar Hukum Tata

Negara dari Universitas Andalas,

Padang, terbilang aneh, karena SBY

tidak jelas kapasitasnya sebagai apa

dalam penyambutan tersebut.

“Agak aneh (rencana penyam­

butan itu). Pak Jokowi sudah dilantik

(menjadi Presiden). SBY sebagai apa

(menggelar penyambutan Jokowi

itu)?” kata Saldi Isra kepada media

daerah pertengahan Oktober lalu.

Padahal, pasca plantikan Jokowi, jelas

Saldi Isra lagi, kuasa jabatan presiden

sudah berpindah dan tuan rumah di

Istana Negara adalah Jokowi.

Saldi Isra tetap mengapresiasi

niat SBY tersebut, meski seharusnya

pilihan waktunya bisa menjadi per de­

batan hukum.  ”Tidak bisa dije laskan

dalam kapasitas apa SBY me nyambut

Jokowi di Istana Negara, setelah

pelantikan,” ujar Hukum Tata Negara

tersebut. Kegiatan pe nyambutan

Presiden ke 7 itu, akan lebih tepat

disebut sebagai acara pelepasan ­

purna bhakti SBY oleh Presiden Joko

Widodo di Istana Negara.

Sejumlah pakar psikolog di me­

dia sosial menyebut bahwa sikap

SBY tersebut merupakan salah sa­

tu gejala post­power syndrome

(PPS). Gejala yang terjadi dimana

penderitanya masih hidup dalam ba­

yang­bayang kebesaran masa lalu­

nya (karirnya, kecantikannya, ke tam­

panannya, kecerdasannya, atau hal

yang lain), dan seakan­akan be lum

bisa sepenuhnya menerima realita

yang ada saat ini.

SBY tidak sendiri, perhatikan

se jumlah pejabat tinggi negara /

pimpinan di bidang eksekutif yang

ikut lengser pasca pergantian Pre­

siden, Demikian pula pasca pe­

lantikan anggota DPR yang baru –

yang 70 persen adalah muka baru.

Jumlah mereka meliputi (DPR Pusat,

DPRD Tk I dan DPRD Kabupaten dan

Kota) mencapai 20 ribu orang.

Sebagian besar mereka, akan

seru pa halnya dengan SBY, me­

ngalami apa yang disebut PPS de­

ngan berbagai bentuk mani vestasinya.

Menurut Unit Psikologi Re­

hab Medik Rumah Sakit Dr. Suyo to

(RSDS), Jakarta Selatan, bah wa salah

satu penyebab terja di nya PPS adalah

bila orang yang pensiun atau lengser

dari jabatannya namun tidak bisa me­

nerima keadaan kalau dirinya su dah

tidak dipakai lagi, kendati menurutnya

dia masih bisa memberi kontribusi.

Pada ke adaan ini PPS  akan dengan

mudah menyerang.

Banyak orang yang berhasil

me la lui fase ini dengan cepat dan

dapat menerima kenyataan dengan

hati yang lapang. Namun beberapa

kasus  post­power syndrome  yang

berat diikuti oleh gangguan jiwa se­

perti tidak bisa berpikir rasional dalam

jangka waktu tertentu, de presi berat,

atau pada pribadi­pri ba di introvert

(tertutup) terjadi psi kosomatik (sakit

yang disebabkan beban emosi yang

tidak tersalurkan) yang parah.

Salah satu mencegah PPS yang

efektif, menurut seorang konsultan

Human Resource Development

(HRD) Rene, adalah dengan tidak

menjaga jarak dengan masyarakat

kendati menjadi pejabat/petinggi/

pimpinan. Dan, tidak suka kalau

dikategorikan sebagai pribadi yang

VVIP. Sehingga bila jabatan itu

berakhir tidak ada masalah PPS,

seperti halnya PM Inggris pasca tidak

menjabat tidak malu naik sub way.

Rene menilai Presiden RI ke 7 Jokowi,

yang tidak suka dengan protokoler,

formalitas, pengawalan ketat serta

hidup bersahaja dan selalu dekat

dengan masyarakat. Tipe pemimpin

yang akan jauh dari masalah PPS. n

BRIDGE05.indd 57 30/12/2014 5:21:39

Page 58: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

59BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id58

AGUS SUTIAWAN:

Dulu saya pernah bekerja diperusahaan

dan jadi peserta JHT, tapi sekarang saya

sudah pindah kerja, apakah JHT saya bisa

dicairkan?

BPJS KETENAGAKERJAAN:

Sahabat, jika saat ini sahabat bekerja di

perusahaan lain, JHT tidak dapat dicairkan.

Namun saldo JHT sahabat di perusahaan

lama dapat digabungkan dengan saldo JHT

di perusahaan baru

ABHI KVK:

Saya beralamat di Purwakarta namun

bekreja di Karawang. Dengan terdaftar pe­

serta di Karawang namun ingin mencairkan

JHT di Purwakarta bisa atau tidak ya?

BPJS KETENAGAKERJAAN:

Untuk pencairan dapat dilakukan di kan tor

cabang terdekat sahabat

PRINCESS JULIANA:

Saya mantan karyawan swasta dan berniat

untuk bekerja mandiri. Bagaimana status

Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan saya?

Harus daftar baru kah? Atau update dengan

ID lama waktu saya bekerja? Dan persyaratan

update datanya apa saja? Terima kasih.

BPJS KETENAGAKERJAAN:

Kami memiliki program Tenaga Kerja di Luar

Hubungan Kerja (TK­LHK). TH­LHK adalah

Tenaga Kerja yang melakukan pekerjaan

di Luar Hubungan Kerja (LHK) yaitu orang

yang berusaha sendiri yang pada umumnya

bekerja pada usaha­usaha ekonomi informal.

Untuk persyaratan dapat dilihat di http://

www.bpjsketenagakerjaan.go.id/content/i.

php?mid=3&id=58

ARIEFQ LEGIH PUTRO:

Sya mau tanya klo bpjs ketenagakerjaan yg

bikin perusahan apa karyawan sendri yg bikin

BPJS KETENAGAKERJAAN:

Untuk BPJS Ketenagakerjaan, perusaha an/

pemberi kerja lah yang wajib mendaftarkan

seluruh karyawannya sahabat

Tanya

Q Q

AA

Q

A

A

Q

KUIS BRIDGEO5

Berapa proporsi persentase iuran Program Jaminan Hari Tua (JHT) yang ditanggung Perusahaan dan Tenaga Kerja?

Kirim Jawaban anda melalui Twitter dengan for­

mat (Jawaban)#BRIDGE05@BPJSTKinfo. Jawaban

pa ling lambat kami terima pada 31 Januari 2015.

Pengumuman akan disampaikan melalui Twitter @

BPJSTKinfo.

BRIDGE05.indd 58 30/12/2014 5:21:40

Page 59: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

59BRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id58

BRIDGE05.indd 59 30/12/2014 5:21:40

Page 60: ESTAFET KEPEMIMPINAN masih menunggu peraturan pemerintah, karena meskipun sudah berstatus badan hukum publik tetapi dalam implementasi program program tersebut masih mengacu kepada

PBBRIDGE VOLUME 05 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 05www.bpjsketenagakerjaan.go.id6060 BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id

BRIDGE05.indd 60 30/12/2014 5:21:41