essay ismki

3
Saat ini merdeka, ya memang merdeka. Ada yang berkata seperti itu namun juga ada yang berkata bahwa kita belum merdeka! Atas dasar apa khalayak ramai berkata demikian? Apakah kita lupa, mungkin sebenarnya kita memang belum merdeka. "Mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia". Kalimat ini tertulis jelas pada pembukaan UUD 1945. Kita memang hanya diantarkan sampai pintu gerbang! Apalagi saat ini kita hanya merupakan generasi yang menikmati buah jerih payah pejuang hingga sampai di "gerbang" ini. Lalu kenapa kita tidak segera masuk ke wilayah kemerdekaan sebenarnya? Kenapa hanya di pintu gerbang saja? Mungkin saja ini adalah jalan Tuhan karena rakyat Indonesia kurang bersyukur dengan karunia yang sudah diberikan saat ini. Oleh karena itu, Tuhan lebih baik menahan Indonesia hanya di depan pintu gerbang kemerdekaan saja. Coba lihat, di awal kemerdekaan sudah banyak perebutan kekuasaan, semuanya seperti hanya berpikir seputar tentang dirinya saja. KEMAKMURAN! Perut kenyang dompet tebal lantas langsung bahagia! Mungkin ini terkesan celotehan konyol tanpa bukti! Tapi apakah kita lupa? Jika lupa coba ingat kembali sebuah fakta ini 67 Tahun kemerdekaan berapa banyak rakyat Indonesia menjadi perokok? Bukan ingin menyudutkan atau menyalahkan, namun untuk apa berteriak minta tolong karena sakit tapi dengan sadar manusia itu sendiri merusak tubuhnya. Padahal kita tahu, Jenderal Sudirman tetap memimpin perang walau dalam kondisi sakit keras. Mungkin banyak yang mengetahui sampai saat ini ada yang tidak ingin putra-putrinya diimunisasi untuk berbagai

Upload: lionel-andrea-fikri

Post on 24-Apr-2015

330 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

contoh esay

TRANSCRIPT

Page 1: Essay Ismki

Saat ini merdeka, ya memang merdeka. Ada yang berkata seperti itu namun juga ada

yang berkata bahwa kita belum merdeka! Atas dasar apa khalayak ramai berkata

demikian?

Apakah kita lupa, mungkin sebenarnya kita memang belum merdeka. "Mengantarkan

rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia". Kalimat ini tertulis

jelas pada pembukaan UUD 1945.

Kita memang hanya diantarkan sampai pintu gerbang! Apalagi saat ini kita hanya

merupakan generasi yang menikmati buah jerih payah pejuang hingga sampai di

"gerbang" ini. Lalu kenapa kita tidak segera masuk ke wilayah kemerdekaan

sebenarnya? Kenapa hanya di pintu gerbang saja?

Mungkin saja ini adalah jalan Tuhan karena rakyat Indonesia kurang bersyukur dengan

karunia yang sudah diberikan saat ini. Oleh karena itu, Tuhan lebih baik menahan

Indonesia hanya di depan pintu gerbang kemerdekaan saja.

Coba lihat, di awal kemerdekaan sudah banyak perebutan kekuasaan, semuanya seperti

hanya berpikir seputar tentang dirinya saja. KEMAKMURAN! Perut kenyang dompet

tebal lantas langsung bahagia!

Mungkin ini terkesan celotehan konyol tanpa bukti! Tapi apakah kita lupa? Jika lupa

coba ingat kembali sebuah fakta ini

67 Tahun kemerdekaan berapa banyak rakyat Indonesia menjadi perokok? Bukan ingin

menyudutkan atau menyalahkan, namun untuk apa berteriak minta tolong karena sakit

tapi dengan sadar manusia itu sendiri merusak tubuhnya. Padahal kita tahu, Jenderal

Sudirman tetap memimpin perang walau dalam kondisi sakit keras.

Mungkin banyak yang mengetahui sampai saat ini ada yang tidak ingin putra-putrinya

diimunisasi untuk berbagai alasan. Padahal, manfaat dari imunisasi sangat besar bahkan

kita juga tidak sadar untuk menemukan formula imunisasi saat ini laksana perjuangan

meraih kemerdekaan dari bayang-bayang ancaman sakit yang terus menghantui.

Memang ini hanyalah masalah waktu. Waktu yang akan menghantarkan ketidaktahuan

menjadi sebuah pemahaman. Namun, sampai kapan kita terus terperdaya dan terlarut

hingga terus diam di gerbang ini dalam posisi stagnan.?

Untuk mempercepat proses ini kita butuh biokatalisator. Apa biokatalisator ini?

Jawabannya adalah Pendidikan dan Kesehatan.

Gunakan setiap kesempatan untuk belajar dan fasilitasi jiwa dan raga ini dengan

kesehatan. Tentunya ini harus seiring sejalan. Gugurkan daun-daun tua dan ganti

dengan yang baru yang lebih revolusioner. Musnahkan budaya buruk yang mengganggu

pikiran untuk maju.

Page 2: Essay Ismki

Jangan hanya menjadi genarasi yang merasa bahagia ketika perut kenyang dan terus

mengeluh atas kemiskinan. Jangan hanya berpikir di sekitarmu saja. Gunakan

kesempatan makan, minum, dan seluruh yang ada di hidup ini untuk terus membuat

jiwa dan raga ini tetap sehat. Gunakan sehatmu untuk terus berbuat lebih banyak guna

kepentingan rakyat Indonesia. Dan jangan lupa,, TETAPLAH MENJADI RAKYAT

YANG SADAR AKAN KEPEMIMPINANNYA.

DIRGAHAYU REPUBLIK INDOESIA ke-67. JAYALAH NEGERIKU JAYALAH

INDONESIA

HIDUP MAHASISWA!!! HIDUP RAKYAT INDONESIA!!!

Bergerak bersama, bersatu dalam KASTRAT, berjuang untuk bangsa.

Kastrat, We Think Always

Staf magang kastrat ISMKI Wilayah 4

Dimas Bintoro Kresna Yustisia Handoyo/Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Malang.