erythema multiforme

14
ERYTHEMA MULTIFORME PENDAHULUAN Eritema, yaitu warna kemerahan pada kulit akibat vasodilatasi perifer. Bila ditekan, warna merah akan hilang (diaskopi positif). Didapatkan pada berbagai infeksi sistemik, penyakit kulit dan alergi. Bila bersifat temporer, disebut flushing. Bila eritema hanya didapatkan di muka, maka disebut eritema facei, misalnya pada demam tinggi, stetnosis mitral, hipertensi, intoksikasi karbonmonoksida, timbal, pada perempuan yang berusia 40 – 60 tahun, dapat timbul eritema facei yang disebut rosacea. Pada pasien sirosis hepatis, didapatkan eritema pada permukaan tenar dan hipotenar telapak tangan yang disebut eritema palmaris. Eritema dengan bentuk yang beragam, timbul serentak dengan kecendrungan melebar ke perifer dan menipis ditengahnya disebut eritema multiforma. 1 Erythema multiforme adalah kompleks gejala menunjukkan pola reaksi kulit dan selaput lendir sekunder terhadap berbagai faktor yang diketahui, faktor yang tidak diketahui, termasuk infeksi, ingestan, bahan fisik keganasan, dan kehamilan. Kondisi dalam kompleks gejala ini ditandai dengan erupsi eritematosa berbentuk makula, bulosa, papul, nodosa, atau vesikular; lesi khas berupa eritema iris yang terdiri dari papula sentral dengan dua atau tiga cincin konsentri. Kompleks gejala ini terdiri dari bentuk swasirna mukokutan ringan (e. multiforme minus) dan bentuk 1

Upload: arie-krisnayanti-ida-ayu

Post on 11-Aug-2015

119 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Erythema Multiforme

ERYTHEMA MULTIFORME

PENDAHULUAN

Eritema, yaitu warna kemerahan pada kulit akibat vasodilatasi perifer. Bila ditekan,

warna merah akan hilang (diaskopi positif). Didapatkan pada berbagai infeksi sistemik, penyakit

kulit dan alergi. Bila bersifat temporer, disebut flushing. Bila eritema hanya didapatkan di muka,

maka disebut eritema facei, misalnya pada demam tinggi, stetnosis mitral, hipertensi, intoksikasi

karbonmonoksida, timbal, pada perempuan yang berusia 40 – 60 tahun, dapat timbul eritema

facei yang disebut rosacea. Pada pasien sirosis hepatis, didapatkan eritema pada permukaan

tenar dan hipotenar telapak tangan yang disebut eritema palmaris. Eritema dengan bentuk yang

beragam, timbul serentak dengan kecendrungan melebar ke perifer dan menipis ditengahnya

disebut eritema multiforma.1

Erythema multiforme adalah kompleks gejala menunjukkan pola reaksi kulit dan selaput

lendir sekunder terhadap berbagai faktor yang diketahui, faktor yang tidak diketahui, termasuk

infeksi, ingestan, bahan fisik keganasan, dan kehamilan. Kondisi dalam kompleks gejala ini

ditandai dengan erupsi eritematosa berbentuk makula, bulosa, papul, nodosa, atau vesikular; lesi

khas berupa eritema iris yang terdiri dari papula sentral dengan dua atau tiga cincin konsentri.

Kompleks gejala ini terdiri dari bentuk swasirna mukokutan ringan (e. multiforme minus) dan

bentuk multisistem yang berat dan kadang fatal atau disebut juga e. Multiforme majus (Steven-

Jhonson syndrome).2

Erythema multiforme minus, adalah bentuk mukokutaneus swasirna ringan yang

memiliki gejala awal berupa demam, batuk dan faringitis. Selain ciri khas berupa lesi iris, dapat

juga timbul papul serta makula erithematosa, purpura dan kadang lesi vesikulobulosa, yang

biasanya asimptomatik, namun terasa gatal atau membakar. Disebut juga Hebra’s disease.2

Eritema multiforme majus atau biasanya disebut dengan Sindrome Steven-Jhonson (SSJ),

merupakan sindrome yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium, dan mata dengan keadaan

umum bervariasi dari ringan sampai berat. Kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel/bula,

dapat disertai purpura. Sindrom ini semakin meningkat, salah satu penyebabnya ialah alergi obat

1

Page 2: Erythema Multiforme

dan sekarang semua obat dapat diperoleh secara bebas. Bentuk yang berat dapat menyebabkan

kematian, oleh karena itu perlu penatalaksanaan yang tepat dan cepat sehingga jiwa pasien dapat

ditolong.3

ETIOLOGI

Pada eritema multiforme minus, penyebab pastinya belum diketahui. Faktor-faktor

penyebabnya selain alergi terhadap obat sistemik, ialah peradangan oleh bakteri dan virus

tertentu, rangsangan fisik misalnya sinar matahari, hawa dingin, faktor endokrin, seperti pada

keadaan hamil atau haid, dan penyakit keganansa. Pada anak-anak dan dewasa muda, erupsi

biasanya disertai dengan infeksi, sedangkan pada orang dewasa disebabkan oleh obat-obat dan

keganansan.3

Pada eritema multiforme majus penyebab utamanya ialah alergi obat, lebih dari 50%.

Sebagian kecil karena infeksi, vaksinasi, penyakit graft-versus-host, neoplasma, dan radiasi.

Berdasarkan penelitian Adhi Djuanda selama 5 tahun (1998 – 2002) SSJ yang diduga alergi obat

tersering ialah analgetik/antipiretik (45%), disusul karbazepin (20%) dan jamu (13,3%). Kausa

lainnya ialah amoksisilin, kotrimoksasol, dilantin, klorokuin, seftriakson, dan adiktif.3

EPIDEMIOLOGI

Insidensi eritema multiforme minus di Amerika Serikat tidak diketahui, namun dari

kunjungan rawat jalan dermatologi, ditemukan sebanyak 1% pasien yang menderita eritema

multiforme. Secara global, frekuensi eritema multiforme diperkirakan sekitar 1,2-6 kasus per juta

orang per tahun.4

Sebelum epidemi (HIV) human immunodeficiency virus banyak menjangkiti laki-laki

muda, perempuan lebih banyak terkena penyakit ini. Namun, eritema multiforme saat ini lebih

sering terjadi pada pria muda (kisaran rasio laki : perempuan, 3:02-02:01) (terutama untuk

dekade keempat, tetapi bisa termasuk anak dan remaja [20%] ) . Kondisi ini jarang terjadi pada

anak-anak dibawah usia 3 tahun dan pada orang dewasa diatas umur 50 tahun.4

2

Page 3: Erythema Multiforme

Insiden eritema multiforme majus dan nekrosis epidemial toksik (NET) diperkirakan 2-

3% perjuta populasi setiap tahun di eropa dan amerika serikat. Umumnya terdapat pada dewasa.

Umumnya pada orang dewasa, hal ini berhubungan dengan kausal SSJ yang biasanya disebabkan

oleh alergi obat. Karena pada dewasa imunitasnya telah berkembang dan belum menurun seperti

pada orang usia lanjut.3

PATOGENESIS

Patogenesis eritema multiforme (EM) masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi mungkin

akibat proses yang dimediasi imun dan tampaknya melibatkan reaksi hipersensitivitas yang dapat

dipicu oleh berbagai rangsangan, terutama bakteri, virus, atau produk kimia.4

Imunitas tubuh tampaknya bertanggung jawab atas kerusakan sel epitel. Pada awal proses

penyakit, epidermis diinfiltrasi oleh limfosit T CD8 dan makrofag, sedangkan limfosit T CD4

sedikit menginfiltrasi dermis. Tapi, sel-sel imunologi aktif ini tidak cukup jumlahnya untuk

menyebabkan kematian sel epitel. Sebaliknya, mereka melepaskan sitokin-sitokin, yang

memediasi reaksi inflamasi dan apoptosis yang dihasilkan dari sel epitel. Pada beberapa pasien,

menunjukkan sel T yang beredar ialah (untuk < 30 d) sel T-helper tipe 1 (TH1) respon sitokin

(interferon [IFN] gamma, tumor necrosis factor [TNF] alpha, interleukin [IL] 2). Hasil analisis

imunohistokimia juga menunjukkan cairan dari lesi yang melepuh mengandung TNF yang

merupakan sitokin proinflamasi yang penting.4

Bukti lain yang mendukung hipotesis bahwa penyakit ini merupakan hasil dari reaksi

imun adalah, individu yang memiliki antigen leukosit (HLA)-B12 memiliki risiko 3 kali lebih

besar dalam menimbulkan gangguan ini. Waktu untuk reaksi yang pertamakali diperantarai oleh

sel imun primer tubuh selama 9-14 hari setelah reaksi dengan antigen. Dalam paparan berulang,

reaksi terjadi dalam beberapa jam sampai 1-2 hari, yang konsisten dengan waktu respon yang

diperantarai sel imun sekunder.4

Penyebab utama dari eritema multiforme adalah virus herpes (HSV). Bahkan, herpes

yang baru terjadi atau yang merupakan serangan berulang telah dilaporkan sebagai faktor risiko

utama eritema multiforme. Herpes terkait eritema multiforme, tampaknya merupakan hasil dari

reaksi yang diperantarai oleh sel imun terkait dengan antigen HSV. Reaksi imunologi

3

Page 4: Erythema Multiforme

mempengaruhi HSV-mengekspresikan keratinosit.Sel efektor sitotoksik, limfosit T CD8 +  di

epidermis, menginduksi apoptosis keratinosit dan menyebabkan nekrosis sel satelit. Sel-sel

epidermis lainnya yang berdekatan adalah HLA-DR positif.4

Proses hipersensitivitas terhadap obat juga sering melibatkan metabolisme abnormal

penyakit. Seperti disebutkan di atas, keratinosit adalah target akhir dari proses penyakit, dengan

temuan patologis awal adalah nekrosis keratinosit.4

Pasien sering menampilkan metabolisme yang berubah obat bertanggung jawab, dan

dianggap asetilator lambat, baik genotip dan fenotip. Ini berarti bahwa proporsi peningkatan

metabolisme obat diarahkan jalur alternatif dari oksidasi oleh sistem sitokrom P-450,

menghasilkan peningkatan produksi metabolit reaktif dan berpotensi beracun. Individu yang

terkena memiliki cacat dalam kemampuan untuk mendetoksifikasi metabolit reaktif, yang

kemudian dapat berperilaku sebagai haptens dengan mengikat secara kovalen dengan protein

pada permukaan sel epitel. Hal ini kemudian dapat menyebabkan respon kekebalan, yang

menyebabkan reaksi kulit yang parah.4

DIAGNOSIS

Gejala Klinis

Pasien dengan eritema multiforme minor, gejala prodromal biasanya tidak ada atau

ringan. Gejala prodromal ini meliputi infeksi, saluran pernafasan atas ringan yang tidak

spesifik. Onset timbulnya ruam biasanya terjadi dalam waktu 3 hari, dimulai pada ekstremitas,

simetris, dengan penyebaran sentripetal dan pada umumnya tidak disertai pruritus.4

Dalam eritema multiforme mayor, 50% pasien memiliki gejala prodromal mirip dengan

influenza, termasuk demam sedang, rasa tidak nyaman, batuk, sakit tenggorokan, muntah, nyeri

dada, dan diare (sekunder untuk ulserasi saluran pencernaan [GI]). Gejala ini tentu saja memiliki

waktu 1-14 hari sebelum terjadi lesi di kulit. Lesi dimulai pada daerah acral dan penyebarannya

mirip dengan distribusi eritema multiforme minor (yaitu, biasanya simetris dan memperpanjang

dari wajah dan batang tubuh ke tubuh dan ekstremitas proksimal).4

4

Page 5: Erythema Multiforme

Keterlibatan mukosa juga bisa terjadi pada eritema multiforme majus. Erosi dari mukosa

oral menyebabkan kesulitan dalam makan, minum, atau membuka mulut. Keterlibatan

konjungtiva dapat menyebabkan lakrimasi, fotofobia, mata terbakar, atau gangguan

penglihatan. Lesi genital yang menyakitkan dan dapat menyebabkan retensi urin; sakit saat

berkemih, karena ulserasi pada saluran genitourinari juga dapat terjadi. Sesak napas atau

kesulitan bernapas dapat terjadi karena ada keterlibatan epitel trakeobronkial.4

Terdapat spektrum yang bervariasi dari erupsi lokal kulit, dan selaput lendir sampai

bentuk berat berupa kelainan multisistem yang dapat menyebabkan kematian. Didapati 2 tipe

dasar: 1. Tipe makula-eritema, 2. Tipe vesikobulosa.3

Tipe makula-eritema: erupsi timbul mendadak, simetrik dengan tempat prediksi di

punggung tangan, telapak tangan, bagian ekstensor ekstremitas, dan selaput lendir. Pada keadaan

berat dapat juga mengenai badan. Lesi terjadi tidak serentak, tetapi berturut-turut dalam 2–3

minggu. Gejala khas ialah bentuk iris (target lession) yang terdiri atas 3 bagian, yaitu bagian

tengah berupa vesikel atau eritema yang keungu-unguan, dikelilingi oleh lingkaran konsentris

yang pucat dan kemudian lingkaran merah.3

Tipe vesikulobulosa: lesi mula-mula berupa makula, papul, dan urtika yang kemudian

timbul lesi vesikulosa di tengahnya. Bentuk ini dapat juga mengenai selaput lendir.3

Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus yang ditunjukkan untuk menegakkan

diagnosis dari eritema multiforme (EM). Gambaran klinis dapat membimbing pengujian

laboratorium pada yang kasus berat.

Pada pemeriksaan darah tepi tidak ditemukan kelainan. Pada kasus berat dapat terjadi

anemia dan proteinuri ringan.3 Untuk kasus yang berat, juga dapat dilakukan kultur darah, dahak

dan lesi mukosa. Namun, tidak ada pemeriksaan tertentu yang diperlukan dalam banyak kasus,

meskipun radiografi dada mungkin berguna dalam kasus-kasus dengan gejala pernapasan,

terutama jika diduga didasari oleh infeksi paru.4

5

Page 6: Erythema Multiforme

Untuk temuan histologis, berupa prototypical vacuolar interface dermatitis yang

memperlihatkan infiltrate limfositik di sepanjang dermoepidermal junctiom yang berhubungan

dengan perubahan hidropik dan diskeratosis dari keratosit basal. Selain itu, gambaran infiltrate

limfositik level jarang-hingga-sedang muncul disekeliling plexus vascular superficial. Ketika lesi

berkembang, dapat muncul nekrosis epidemal dengan ketebalan parsial hingga penuh. (partial-

to-full-thickness epidermal necrosis), vesikulasi intraepidermal, atau subepidermal yang

melepuh, yang nantinya aka berujung pada spongiosis dan damage selular pada lapisan basal

epidermis. Kadang-kadang, edema papiler hebat juga muncul. Infiltrate inflamasi dermal terdiri

atas makrofag dan limfosit (CD4+ lebih mendominasi daripada CD8+), dengan sedikit neutrofil

dan kadang-kadang eosinofil (terutama pada kasus yang berkaitan dengan obat-obatan).5

PENATALAKSANAAN

Pada kasus ringan diberi pengobatan simptomatik, meskipun sedapat-dapatnya perlu

dicari penyebabnya. Pada penyakit ini biasanya dapat diberikan pengobatan kortikosteroid per

oral, misalnya berupa prednison 3 x 10 mg sehari.3

Untuk semua bentuk eritema multiforme (EM), perawatan yang paling penting biasanya

pemberian obat berdasarkan simptomnya, termasuk antihistamin oral, analgesik, perawatan kulit

lokal, dan obat kumur serta steroid topikal dapat dipertimbangkan. Penyebab eritema multiforme

harus diidentifikasi. Jika suatu obat dicurigai, harus dihentikan penggunaannya sesegera

mungkin. Ini termasuk semua obat dimulai selama 2 bulan sebelumnya. Hentikan semua obat

yang tidak perlu. Penelitian telah menunjukkan bahwa penarikan segera terhadap obat kausatif

akan mengurangi risiko kematian sekitar 30% tiap hari.4

Infeksi harus diobati secara tepat setelah kultur dan / atau tes serologis telah dilakukan.

Penggunaan antiseptik cair, seperti chlorhexidine 0,05%, selama mandi membantu mencegah

superinfeksi. Pengobatan topikal, termasuk untuk keterlibatan genital, dapat dilakukan dengan

pembalut kain kasa atau hidrokoloid. Perawatan suportif Lokal untuk keterlibatan mata penting

dan termasuk lubrikasi topikal untuk mata kering, membersihkan forniks konjungtiva, dan

penghapusan adhesi segar.4

6

Page 7: Erythema Multiforme

PENUTUP

Eritema multiforme adalah suatu kondisi kulit akut, self-limited, dan kadang-kadang

recurrent. Sering dipicu oleh infeksi, obat-obatan dan pemicu lainnya. Kedua tipe eritema

multiforme sering rekuren, terutama pada kasus-kasus yang disebabkan oleh virus herpes

simpleks. Biasanya penyakit ini berjalan ringan dan sembuh sesudah 2-3 minggu. Gejalanya

berupa lesi kulit yang penyebarannya dan keparahannya bervariasi sesuai dengan kategori

masing-masing. Penatalaksanaan utamanya adalah dengan menghindari faktor pemicunya,

kemudian ditambah dengan antihistamin dan antibiotik sesuai dengan eritema multiforme yang

terjadi.

7

Page 8: Erythema Multiforme

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI; 2007.

2. Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29. Jakarta: EGC; 2002

3. Djuanda, adhi et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6. Jakarta: EGC; 2010

4. Plaza, Jose Antonio and Victor G Prieto. 2011. Erythema Multiforme. Available at:

http://emedicine.medscape.com/article/1122915

5. Lamoreux, et al. 2006. Erythema Multiforme. Am Fam Physician 2006; 74:1883-8.

Pennsylvania: American Academy of Family Physicians. Available at:

http://www.sepeap.org/archivos/pdf/10493.pdf

8

Page 9: Erythema Multiforme

TINJAU PUSTAKA

ERYTHEMA MULTIFORME

Disusun Oleh

IDA AYU ARIE KRISNAYANTI

H1A010038

Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

Nusa Tenggara Barat

9

Page 10: Erythema Multiforme

2012

10