erwinia carotovora kel5

12
TUGAS MATA KULIAH PERLINDUNGAN TANAMAN Penyakit Busuk Lunak Erwinia carotovora Oleh : Usman Avandy (H0709120) Ratna Mayamurti Dewi (H0709094) Sayekti Kurnia Rahayu (H0709107)

Upload: chaecura-pasti-bisa

Post on 03-Jul-2015

1.119 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: ERWINIA CAROTOVORA KEL5

TUGAS MATA KULIAH

PERLINDUNGAN TANAMAN

Penyakit Busuk Lunak Erwinia carotovora

Oleh :

Usman Avandy (H0709120)

Ratna Mayamurti Dewi (H0709094)

Sayekti Kurnia Rahayu (H0709107)

Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian

Agroteknologi

2011

Page 2: ERWINIA CAROTOVORA KEL5

Busuk Lunak Erwinia carotovora

I. Pendahuluan

Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal, prokariot, tidak

berklorofil, dan dicirikan oleh perkembangbiakan yang cepat. Bakteri terdapat

di mana-mana dan beragam menurut sifat fisiologinya, sehingga mereka

menempati relung ekologi yang luas. Bakteri menyukai kondisi lembab atau

hangat. Umumnya bakteri dapat bertahan hidup pada sisa-sisa tanaman

pertanian, di dalam tanah, pada biji atau tanaman hidup. Bakteri menginfeksi

tanaman melalui luka atau pembukaan alami seperti stomata dan lentisel. Biji

yang terinfeksi, bibit tanaman yang terinfeksi, cipratan air, serangga dan mesin

semuanya dapat menyebarkan bakteri.

Marga-marga utama bakteri

penyebab penyakit tanaman adalah

Agrobacterium, Clavibacter, Erwinia,

Pseudomonas, Streptomyces, Xanthomonas

dan Xylella. Erwinia adalah sebuah genus

bakteri gram negatif dari famili

Enterobacteriaceae. Erwinia spp muncul

sebagai patogen pada atau di dalam tanaman, sebagian juga hidup pada

serangga, dan beberapa strain merupakan patogen oportunistik pada manusia

dan hewan. Erwinia carotovora hidup soliter atau berkelompok dalam

pasangan atau rantai. Sel bakteri berbentuk batang, dengan ukuran (1,5 - 2,0) x

(0,6 ¬0,9) mikron, umumnya membentuk rangkaian sel-sel seperti rantai, tidak

mempunyai kapsul dan tidak berspora. Bakteri bergerak dengan menggunakan

flagela yang terdapat di sekeliling sel bakteri. Bakteri ini termasuk jenis

fakultatif anaerob. Erwinia carotovora memproduksi banyak enzim

ekstraselluler seperti pectic yang mendegradasi pektin, cellulase yang

mendegradasi cellulase, hemicellulases, arabanases, cyanoses dan protease.

Sebagai bakteri mesofilik, Erwinia carotovora menghabiskan hidupnya pada

temperatur berkisar 27 – 30°C. Suhu optimal untuk perkembangan bakteri

Page 3: ERWINIA CAROTOVORA KEL5

27°C. Pada kondisi suhu rendah dan kelembaban rendah bakteri terhambat

pertumbuhannya. Taksonomi dari bakteri Erwinia carotovora adalah:

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gammaproteobacteria

Order : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Erwinia

Species : Erwinia carotovora

Genus ini umumnya terbagi menjadi tiga kelompok:

a. Kelompok Amylovora, misalnya E. amylovora, yang memerlukan nitrogen

organik untuk pertumbuhan dan menyebabkan penyakit wilt pembuluh atau

nekrotik kering pada tanaman.

b. Kelompok Carotovora, misalnya E. carotovora yang mereduksi nitrat

menjadi nitrit dan menyebabkan busuk lembut pada tanaman.

c.  Kelompok Herbicola, misalnya E. herbicola yang tipikalnya membentuk

pigmen kuning (karotenoid) dan tidak secara normal bersifat patogen.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri pada tanaman terdapat di

seluruh dunia. Kentang merupakan tanaman inang dari Erwinia carotovora

yang menyebabkan penyakit busuk lunak. Penyakit busuk lunak (soft root)

pada umbi menghambat pertumbuhan tanaman kentang yang penting di

berbagai belahan dunia. Daerah beriklim hangat biasanya didominasi oleh

bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora sedangkan di daerah dingin (sejuk)

oleh Erwinia carotovora pv. Atroseptica. Erwinia carotovora merupakan

bakteri tular tanah yang dapat menyerang apa saja dari bagian tanaman dan

dapat menyebabkan terjadinya busuk lunak, nekrosis dan kelayuan.

Erwinia carotovora pernah menyebabkan masalah serius di Eropa

dalam produksi kentang, hal ini disebabkan penanaman, pemanenan,

penyimpanan dari buah kentang di bawah kondisi optimum. Bagaimanapun,

eksport benih kentang, yang mana sangat profitable dapat dengan mudah

terinfeksi patogen. Kemajuan teknologi yang dicapai ilmuan pada akhir

Page 4: ERWINIA CAROTOVORA KEL5

dekade ini untuk menekan penyebaran patogen Erwinia carotovora melalui

molekul signal pada pathogen dikhawatirkan akan manciptakan galur yang

resisten. Teknik perbanyakan secara tradisional tidak dapat digunakan sebagai

senjata yang ampuh karena kurangnya sifat resisten. Penelitian lebih lanjut

masih dikembangkan untuk menangani masalah ini.

II. Gejala Serangan

Penyakit busuk lunak pada tanaman kentang disebabkan oleh bakteri

Erwinia carotovora. Jaringan tanaman yang telah terserang menunjukkan

gejala basah dan diameter serta kedalamannya melebar secara cepat. Bagian

tanaman yang terkena

menjadi lunak dan berubah

warna menjadi gelap apabila

serangan terus berlanjut.

Tanaman yang terkena busuk

lunak menimbulkan bau yang

khas yang dimungkinkan

oleh adanya perkembangan

organisme lain setelah pembusukan terjadi. Serangan ini bisa terjadi di lahan,

saat pengangkutan, ataupun saat penyimpanan. Bakteri busuk lunak timbul

dari seresah tanaman yang telah terinfeksi, melalui akar tanaman, dari tanah,

dan beberapa serangga. Luka pada tanaman seperti stomata pada daun,

serangan serangga, kerusakan mekanis, ataupun bekas serangan dari

pathogen lain merupakan sasaran yang empuk untuk serangan bakteri.

Tanaman di pesemaian juga dapat diserang bakteri busuk lunak yang

dapat menyebabkan kematian dalam waktu relatif singkat. Infeksi bakteri

lebih banyak dijumpai pada tempat penyimpanan atau pada waktu

pengangkutan (pasca panen) dari pada di lapangan. Bakteri busuk lunak

merupakan parasit lemah yang dapat melakukan penetrasi pada inangnya

hanya melalui luka misalnya pada bercak yang diinfeksi oleh patogen

lainnya, luka karena gigitan serangga, atau luka karena alat pertanian yang

digunakan untuk memanen kentang.

Page 5: ERWINIA CAROTOVORA KEL5

III. Cara Penyebaran Penyakit

Bakteri dapat menyerang bermacam-macam tanaman pertanian

maupun hasil-hasilnya, khusnya tanaman hortikultura. Bakteri dapat

mempertahankan diri dalam tanah dan dalam sisa- sisa tanaman lapang.

Dalam hal ini, penyakit busuk lunak pada tanaman kentang dapat tersebar

melalui tanah, sisa-sisa tanaman di lapangan dan alat pertanian. Bakteri

busuk lunak mempunyai daerah sebaran yang luas hampir di seluruh dunia.

Di Indonesia terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.

Perubahan fisik yang muncul akibat hujan bagi lingkungan tumbuh

tanaman adalah meningkatnya kelembaban udara dan meningkatnya

kandungan air dalam tanah. Kedua hal tersebut berdampak pada percepatan

perkembangan patogen. Hujan dan suhu yang tinggi mendorong penyebaran

di lahan. Infeksi pada saat pengangkutan dan penyimpanan merupakan

kontaminasi bakteri saat di lahan maupun pasca panen melalui peralatan

pengangkutan dan panen serta tempat penyimpanan. Bakteri busuk lunak

dapat berkembang pada suhu 5 – 37oC dengan suhu optimum berkisar 22oC.

Pada umumnya infeksi terjadi melalui luka atau lentisel. Infeksi dapat terjadi

melalui luka-luka karena gigitan serangga atau karena alat-alat pertanian.

Larva dan imago lalat buah dapat menularkan bakteri, karena serangga ini

membuat luka dan mengandung bakteri dalam tubuhnya. Di dalam simpanan

dan pengangkutan infeksi terjadi melalui luka karena gesekan, dan sentuhan

antara bagian tanaman yang sehat dengan yang sakit. Umbi yang busuk

menyebar secara cepat pada saat pengangkutan atau penyimpanan di gudang

atau di lapangan.

Dalam lingkup tanaman terinfeksi, Erwinia carotovora dapat juga

ditemukan pada perut serangga, air yang dibawa oleh udara dan genangan air

sungai. Setelah terjadi hujan di atas tanaman yang terinfeksi, udara yang

mengandung bakteri terbentuk. 80% dari bakteri yang tersuspensi di udara

dapat bertahan hidup antara lima sampai sepuluh menit dan dapat terbawa

udara sejauh satu mil.

Page 6: ERWINIA CAROTOVORA KEL5

Pengendalian secara preventif bisa ditempuh melalui kebersihan

lingkungan dan sistem budidaya. Menunggu tanah melapukkan sisa-sisa

tanaman lama di lahan sebelum menanam tanaman selanjutnya sangat

dianjurkan untuk mengatasi hal ini. Lahan harus memiliki drainase yang baik

untuk mengurangi kelembaban tanah serta jarak tanamnya harus cukup

memberikan pertukaran udara untuk mempercepat proses pengeringan daun

saat basah. Pembuatan pelindung hujan dapat pula menghindari percikan

tanah dan pembasahan daun yang akan mengurangi gejala busuk lunak.

Penyemprotan bacterisida seperti Kocide 77WP dengan interval 10 hari

sangat dianjurkan terutama saat penanaman musim hujan.

IV. Cara bertahan patogen

Page 7: ERWINIA CAROTOVORA KEL5

KESIMPULAN

Page 8: ERWINIA CAROTOVORA KEL5

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2010. http://ustadzahpolije.blogspot.com/

Aspiras, R.B. and A.R. de la.Cruz. 1985. Potential biological control of bacterial wilt in tomato and potato with Bacillus polymyxa FU6 andPseudomonas fluorescens. p. 89-92. Proceedings of an International Workshop PCARRD, Los Banos, Philippines, 8-10.

Christina B. Wegener. 2002. Induction of defence responses against Erwinia soft rot by an endogenous pectate lyase in potatoes. Physiological and Molecular Plant Pathology. Volume 60, Issue 2, February 2002, Pages 91-100

Goto, M. 1992. Fundamentals of Bacterial Plant Pathology. Academic Press, San Diego, USA.

http://ushwanuuri08.student.ipb.ac.id/

http://www.faktailmiah.com/2010/10/02/erwinia.html

http://riostones.blogspot.com/2009/08/busuk-lunak-soft-rot-erwinia

carotovora.html

http://www.bangfad.com/search/erwinia-carotovora-penyebab-busuk-buah

Kloepper, J.W. 1983. Effect of seed pierce innoculation with plant growth-promoting rhizobacteria on population of Erwinia carotovora on potato roots and daughters tubers. Phytopathology 73: 217-219.

Mehrotra, R.S. 1980. Plant Pathology. Tata Mc. Graw Hill Pub. Co. Ltd., New Delhi. 771 pp.