erwien tjipta wijaya, st.,m -...

56
Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Upload: trinhkhue

Post on 17-Mar-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Page 2: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi

A. Zadeh tahun 1965

Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy.

Teori himpunan fuzzy adalah peranan derajat keanggotaan sebagai penentu keberadaan elemen dalam suatu himpunan.

Nilai keanggotaan / Derajat keanggotaan / Membership function menjadi ciri utama dari penalaran pada Logika Fuzzy tersebut.

Logika Fuzzy digunakan untuk memetakan permasalahan dari input menuju ke output

Page 3: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

ALASAN PERLUNYA LOGIKA FUZZY 1. Mudah dimengerti, karena logika fuzzy menggunakan dasar teori

himpunan.

2. Sangat fleksibel, artinya mampu beradaptasi terhadap perubahan- perubahan dan ketidakpastian pada permasalahan.

3. Memiliki toleransi terhadap data yang tidak tepat. Jika diberikan sekelompok data yang cukup homogen dan kemudian terdapat beberapa data yang β€œeksklusif”, maka logika fuzzy memiliki kemampuan untuk menangani data eksklusif tersebut.

4. Mampu memodelkan fungsi – fungsi nonlinear yang komplek.

5. Membangun dan mengimplikasikan pengalaman – pengalaman para pakar secara langsung tanpa melalui proses pelatihan. (atau biasa dikenal dengan Fuzzy Expert System)

6. Dapat digunakan pada teknik – teknik kendali secara konvensional. (Teknik Industri, Teknik Mesin dan Teknik Elektro)

7. Didasarkan pada bahasa alami. Logika Fuzzy menggunakan bahasa sehari – hari sehingga mudah dimengerti

Page 4: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

HIMPUNAN FUZZY Himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan item x dalam

suatu himpunan A, ditulis πœ‡π΄(𝑋) dengan memiliki 2

kemungkinan, yaitu :

1. Satu (1), berarti bahwa suatu item menjadi anggota

dalam suatu himpunan.

2. Dua (2), berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota

dalam suatu himpunan.

Jika diketahui : (Contoh Himpunan Dasar)

S = {1,2,3,4,5,6,7} //semesta pembicaraan

A = {1,2,3}

B = {3,4,5}

Page 5: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

LANJUTAN (HIMPUNAN FUZZY) Dikatakan bahwa :

Nilai keanggotaan 2 pada himpunan A, πœ‡π΄ 2 = 1,karena 2 ∈ A

Nilai keanggotaan 3 pada himpunan A, πœ‡π΄ 3 = 1, karena 3 ∈ A

Nilai keanggotaan 4 pada himpunan A, πœ‡π΄ 4 = 0, karena 4 βˆ‰ A

Nilai keanggotaan 2 pada himpunan B, πœ‡π΅ 2 = 0, karena 2 βˆ‰ B

Nilai keanggotaan 3 pada himpunan B, πœ‡π΅ 3 = 1, karena 3 ∈ B

Page 6: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

LANJUTAN (HIMPUNAN FUZZY) Misalkan variabel umum dibagi menjadi 3 kategori,

yaitu : (Contoh Himpunan Umur)

1. Muda umur < 35 tahun

2. Parobaya 35 ≀ umur β‰₯ 55 tahun

3. Tua umur > 55 tahun

Visualisasi dalam bentuk grafis

1

Β΅(x)

0

0 35Umur (th)

1

Β΅(x)

0

0 55Umur (th)35

1

Β΅(x)

0

0Umur (th)55

Page 7: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

LANJUTAN (HIMPUNAN FUZZY) Penjelasan :

1. Apabila seorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan MUDA (¡𝑴𝑼𝑫𝑨(34) = 1).

2. Apabila seorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan TIDAK MUDA (¡𝑴𝑼𝑫𝑨(35) = 0).

3. Apabila seorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK MUDA (¡𝑴𝑼𝑫𝑨(35th – 1hr) = 0).

4. Apabila seorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA (¡𝑷𝑨𝑹𝑢𝑩𝑨𝒀𝑨(35) = 1).

5. Apabila seorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan TIDAK PAROBAYA (¡𝑷𝑨𝑹𝑢𝑩𝑨𝒀𝑨(34) = 0).

6. Apabila seorang berusia 55 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA (¡𝑷𝑨𝑹𝑢𝑩𝑨𝒀𝑨(55) = 1).

7. Apabila seorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK PAROBAYA (¡𝑷𝑨𝑹𝑢𝑩𝑨𝒀𝑨(35th – 1hr) = 0).

Page 8: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

LANJUTAN (HIMPUNAN FUZZY) Himpunan crisp umur masih belum adil, adanya

perubahan kecil akan mempengaruhi perbedaan

kategori yang cukup signifikan.

Himpunan Fuzzy digunakan untuk mengantisipasi

hal tersebut.

Seseorang dapat masuk dalam 2 himpunan yang

berbeda, MUDA dan PAROBAYA, PAROBAYA dan

TUA dan sebagainya.

Page 9: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

LANJUTAN (HIMPUNAN FUZZY)

1

Β΅ (x)

0,5

0,25

0

MUDA PAROBAYA TUA

Umur (th)

25 30 40 45 50 55 65

Page 10: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

LANJUTAN (HIMPUNAN FUZZY) Penjelasan :

1. Seseorang yang berumur 40 tahun, termasuk dalam

himpunan MUDA dengan ¡𝑴𝑼𝑫𝑨(40) = 0.25, namun

dia juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA

dengan ¡𝑷𝑨𝑹𝑢𝑩𝑨𝒀𝑨(40) = 0.5

2. Seorang yang berumur 50 tahun, termasuk dalam

himpunan TUA dengan ¡𝑻𝑼𝑨(50) = 0.25 namun dia

juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA dengan

¡𝑷𝑨𝑹𝑢𝑩𝑨𝒀𝑨(50) = 0.5.

Page 11: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

LANJUTAN (HIMPUNAN FUZZY) Himpunan Fuzzy memiliki 2 atribut :

1. Linguistik, Penamaan grup yang mewakili suatu

keadaan / kondisi tertentu dengan menggunakan

bahasa alami. Misal : MUDA, PAROBAYA dan TUA

2. Numeris / Domain, Suatu nilai (angka) yang

menunjukan ukuran dari suatu variabel seperti : 40,

35, 60 dan seterusnya

Page 12: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

SISTEM FUZZY

VARIBEL FUZZY

START

HIMPUNAN FUZZY

SEMESTA

PEMBICARAAN

DOMAIN

MEMBERSHIP

FUNCTION

KOMPOSISI ATURAN

(IF-THEN RULES)

OPERASI LOGIKA

DEFUZZIFIKASI / FUZZY

INFERENCE ENGINE

END

Page 13: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

MEMBERSHIP FUNCTION Fungsi keanggotaan / Membership Function adalah

sebuah kurva yang menunjukan pemetaan titik –

titik input data ke dalam nilai keanggotaannya atau

disebut derajat keanggotaan yang memiliki nilai 0

sampai dengan 1.

Fungsi – fungsi keanggotaan fuzzy adalah :

1. Representasi Linier, memiliki 2 macam himpunan

fuzzy. Diantaranya adalah :

Page 14: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

REPRESENTASI LINIER NAIK Representasi Linier Naik

Fungsi keanggotaan :

πœ‡ π‘₯ =

1; π‘₯ > 𝑏π‘₯ βˆ’ π‘Ž

𝑏 βˆ’ π‘Ž; π‘Ž < π‘₯ ≀ 𝑏

0; π‘₯ ≀ π‘Ž

Page 15: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

CONTOH REPRESENTASI LINIER NAIK Fungsi keanggotaan untuk himpunan PANAS pada

variabel TEMPERATUR

Misal : πœ‡π‘π‘Žπ‘›π‘Žπ‘  32 = (32 βˆ’25)

(35 βˆ’25)=

7

10= 0,7

Berapakah jika temperatur : πœ‡π‘π‘Žπ‘›π‘Žπ‘  27 = ? π‘‘π‘Žπ‘› πœ‡π‘π‘Žπ‘›π‘Žπ‘  34 = ?

Page 16: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

REPRESENTASI LINIER TURUN Representasi Linier Turun

Fungsi Keanggotaan

πœ‡ π‘₯ =

1; π‘₯ < π‘Ž(𝑏 βˆ’ π‘₯)

(𝑏 βˆ’ π‘Ž); π‘Ž ≀ π‘₯ < 𝑏

0; π‘₯ β‰₯ 𝑏

Page 17: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

CONTOH REPRESENTASI LINIER TURUN Fungsi keanggotaan untuk himpunan DINGIN pada

variabel TEMPERATUR

Misal : πœ‡π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘–π‘› 20 = (30 βˆ’20)

(30 βˆ’15)=

10

15= 0,667

Berapakah jika temperatur : πœ‡π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘–π‘› 25 = ? π‘‘π‘Žπ‘› πœ‡π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘–π‘› 17 = ?

Page 18: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

REPRESENTASI SEGITIGA 2. Representasi Segitiga

Fungsi Keanggotaan

πœ‡ π‘₯ =

0; π‘₯ ≀ π‘Ž(π‘₯ βˆ’ π‘Ž)

(𝑏 βˆ’ π‘Ž); π‘Ž ≀ π‘₯ ≀ 𝑏

(𝑐 βˆ’ π‘₯)

(𝑐 βˆ’ 𝑏); 𝑏 ≀ π‘₯ ≀ 𝑐

0; π‘₯ β‰₯ 𝑐

Page 19: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

CONTOH REPRESENTASI SEGITIGA Fungsi keanggotaan untuk himpunan NORMAL pada

variabel TEMPERATUR

Misal : πœ‡π‘›π‘œπ‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™ 23 = (23 βˆ’15)

(25 βˆ’15)=

8

10= 0,8

Page 20: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

REPRESENTASI TRAPESIUM 3. Representasi Kurva Trapesium / Trapezoid

Fungsi Keanggotaan

Page 21: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

CONTOH REPRESENTASI TRAPESIUM Fungsi keanggotaan untuk himpunan NORMAL pada

variabel TEMPERATUR

Misal : πœ‡π‘›π‘œπ‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™ 32 = (35 βˆ’32)

(35 βˆ’27)=

3

8= 0,375

Page 22: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

REPRESENTASI SIGMOID (PERTUMBUHAN) 4. Representasi Kurva S atau Sigmoid

Sigmoid (Pertumbuhan)

Fungsi Keanggotaan

Page 23: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

REPRESENTASI SIGMOID (PENYUSUTAN) Sigmoid (Penyusutan)

Fungsi keanggotaan

Page 24: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

REPRESENTASI KURVA S ATAU SIGMOID Kurva S didefinisikan dengan 3 parameter, yaitu :

Nilai keanggotaan nol (Ξ±)

Nilai keanggotaan lengkap (Ξ³)

Titik infeksi / crossover (Ξ²), titik memiliki domain 50%

benar

Page 25: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

CONTOH REPRESENTASI KURVA S (PERTUMBUHAN) Fungsi keanggotaan untuk himpunan TUA pada variabel

UMUR

Misal : πœ‡π‘‘π‘’π‘Ž 50 = 1 βˆ’ 2 60 βˆ’ 50

(60 βˆ’ 35)

2= 1 βˆ’ 2

10

25

2= 0,68

Berapakah jika UMUR : πœ‡π‘‘π‘’π‘Ž 42 = ?

Page 26: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

CONTOH REPRESENTASI KURVA S (PENYUSUTAN) Fungsi keanggotaan untuk himpunan MUDA pada

variabel UMUR

Misal : πœ‡π‘šπ‘’π‘‘π‘Ž 37 = 2 50 βˆ’37

(50 βˆ’ 20)

2= 2

13

30

2= 0,376

Page 27: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

REPRESENTASI BAHU 5. Representasi Bahu

Daerah yang terletak di tengah-tengah suatu variabel yang direpresentasikan dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan naik dan turun (misalkan: DINGIN bergerak ke SEJUK bergerak ke HANGAT dan bergerak ke PANAS). Tetapi terkadang salah satu sisi dari variabel tersebut tidak mengalami perubahan. Sebagai contoh, apabila telah mencapai kondisi PANAS, kenaikan temperatur akan tetap berada pada kondisi PANAS. Himpunan fuzzy β€žbahuβ€Ÿ, bukan segitiga, digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy. Bahu kiri bergerak dari benar ke salah, demikian juga bahu kanan bergerak dari salah ke benar.

Page 28: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki
Page 29: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

REPRESENTASI LONCENG (BELL CURVE)

6. Representasi Lonceng di bagi menjadi 3 bagian :

Pi

Beta

Gauss

Page 30: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

REPRESENTASI LONCENG (PI) Kurva PI berbentuk lonceng dengan derajat

keanggotaan 1 terletak pada pusat dengan domain

(Ξ³) dan lebar kurva (Ξ²)

Page 31: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

REPRESENTASI LONCENG (BETA) Kurva BETA berbentuk lonceng namun lebih rapat,

kurva ini terdapat 2 parameter, dimana nilai domain

yang menunjukkan pusat kurva (Ξ³) dan setengah

lebar kurva (Ξ²).

Salah satu perbedaan mencolok kurva BETA dari kurva PI adalah, fungsi keanggotaannya akan mendekati nol hanya jika nilai (Ξ²) sangat besar.

Page 32: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

CONTOH KURVA LONCENG (BETA) Fungsi keanggotaan untuk PAROBAYA pada

variabel umur

Page 33: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

REPRESENTASI KURVA LONCENG (GAUSS)

Jika kurva PI dan BETA menggunakan 2 parameter

yaitu (Ξ³) dan (Ξ²). Kurva Gauss juga menggunakan

(Ξ³) untuk menunjukan nilai domain pada pusat kurva,

dan (ΞΊ) yang menunjukan lebar kurva.

Page 34: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

OPERASI LOGIKA Operasi logika adalah operasi yang menggabungkan dan

memodifikasi 2 atau lebih himpunan fuzzy.

Nilai keanggotaan baru hasil dari operasi 2 himpunan disebut firing strenght atau predikat (Ξ±).

Ada 3 operasi dasar yan diciptakan oleh zadeh :

1. Operator AND, berhubungan dengan operasi intersection pada himpunan, Ξ± predikat diperoleh dengan mengambil nilai minimum antar ke dua atau lebih himpunan.

AB = min(A[x], B[y])

Contoh :

MUDAGAJITINGGI = min( MUDA[27], GAJITINGGI[2juta])

= min (0,6 ; 0,8) = 0,6

Page 35: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

LANJUTAN (OPERATOR LOGIKA) 2. Operator OR, berhubungan dengan operasi

union pada himpunan, predikat diperoleh dengan mengambil nilai maximum antar kedua himpunan.

AB = max(A[x], B[y])

Contoh : MUDA GAJITINGGI = max(MUDA[27], GAJITINGGI[2juta])

= max (0,6 ; 0,8)

= 0,8

Page 36: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

LANJUTAN (OPERATOR LOGIKA) 3. Operasi NOT, berhubungan dengan

operasi komplemen pada himpunan,

predikat diperoleh dengan mengurangkan

nilai keanggotaan elemen pada himpunan

dari 1.

Contoh : MUDA[27] = 1 - MUDA[27]

= 1 - 0,6

= 0,4

Page 37: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

PENALARAN MONOTON Metode Penalaran Monoton digunakan sebagai dasar

untuk teknik implikasi fuzzy.

Metode ini sudah jarang digunakan tapi masih digunakan untuk pengskalaan fuzzy.

Contoh jika 2 daerah fuzzy direlasikan dengan implikasi sederhana (Cox, 1994)

IF x is A THEN y is B

Transfer fungsi :

𝑦 = 𝑓 π‘₯, 𝐴 , 𝐡

Sistem dapat berjalan tanpa komposisi dan dekomposisi fuzzy.

Page 38: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

CONTOH PENALARAN MONOTON ¡𝑇𝐼𝑁𝐺𝐺𝐼 165 =

165 βˆ’150

170 βˆ’150=

15

20= 0,75

¡𝐡𝐸𝑅𝐴𝑇 𝑦 = 𝑆 𝑦; 40,55,70 = 0,75

Karena 0,75 > 0,5 maka letak y adalah

Antara 55 sampai dengan 70 sehingga

1 βˆ’ 2((70 βˆ’ 𝑦)/(70 βˆ’ 40))2 = 0,75

1 βˆ’ 2(70 βˆ’ 𝑦)2 / 900 = 0,75

2(70 βˆ’ 𝑦)2/ 900 = 0,25

(70 βˆ’ 𝑦)2= 112,5

(70-y) = +√(112,5) y = 70 + 10,6 ambil (-) karena nilainya Harus < 70 y = 59,4

Page 39: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

FUNGSI IMPLIKASI Secara umum ada 2 fungsi implikasi yang dapat

digunakan (Yan,1994):

1. Min (minimum), fungsi ini akan memotong output

himpunan fuzzy.

Page 40: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

LANJUTAN FUNGSI IMPLIKASI 2. Dot (product), fungsi ini akan mengskala output

himpunan fuzzy.

Page 41: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

DEFUZZIFIKASI DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM

Fuzzy Inference System, berfungsi sebagai sistem

penalaran fuzzy yang bertugas untuk mengolah data

himpunan fuzzy yang telah ditentukan kemudian

menghitung nilai rata – rata terbobot.

Macam – macam FIS (Fuzzy Inference System) :

Metode Tsukamoto

Metode Sugeno

Metode Mamdani

Page 42: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

METODE TSUKAMOTO METODE TSUKAMOTO, Perluasan dari penalaran

monoton, setiap konsekuen pada aturan IF-THEN

harus direpresentasikan degan himpunan fuzzy

dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai

hasil inferensi dari tiap – tiap aturan diberikan secara

tegas (crisp) berdasarkan Ξ±-predikat (fire strength).

Hasil akhir dengan rata – rata terbobot.

Page 43: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

INFERENSI TSUKAMOTO (Jang, 1997)

Page 44: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

STUDI KASUS Suatu perusahaan makanan kaleng akan memproduksi

makanan jenis sarden.

Diketahui : (Data 1 bulan terakhir)

1. 1000 ≀ Permintaan β‰₯ 5000 (Kemasan / Perhari)

2. 100 ≀ Persediaan Gudang β‰₯ 600 (Kemasan / Perhari)

3. 2000 ≀ Produksi β‰₯ 7000 (Kemasan / Perhari)

Pertanyaan:

Berapa kemasan yang diproduksi jika jumlah permintaan 4000 kemasan dan persediaan digudang masih 300 kemasan

Page 45: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

ATURAN FUZZY [R1] IF Permintaan TURUN AND Persediaan

BANYAK THEN Produksi BERKURANG

[R2] IF Permintaan TURUN AND Persediaan

SEDIKIT THEN Produksi BERKURANG

[R3] IF Permintaan NAIK AND Persediaan

BANYAK THEN Produksi BERTAMBAH

[R4] IF Permintaan NAIK AND Persediaan SEDIKIT

THEN Produksi BERTAMBAH

Page 46: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

JAWABAN Ada 3 variabel fuzzy yang akan di modelkan terdiri –

dari :

1. Input : Permintaan dan Persediaan

2. Output : Produksi

Page 47: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

INPUTAN PERMINTAAN Representasi Linier Naik dan Turun :

Persamaan Linier Turun :

πœ‡π‘ƒπ‘šπ‘‘π‘‡π‘ˆπ‘…π‘ˆπ‘ π‘₯ =

1; π‘₯ ≀ 10005000 βˆ’ π‘₯

5000 βˆ’ 1000; 1000 ≀ π‘₯ ≀ 5000

0; π‘₯ β‰₯ 5000

Page 48: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

LANJUTAN INPUTAN PERMINTAAN Persamaan Linier Naik:

πœ‡π‘ƒπ‘šπ‘‘π‘π΄πΌπΎ π‘₯ =

1; π‘₯ β‰₯ 5000π‘₯ βˆ’ 1000

5000 βˆ’ 1000; 1000 ≀ π‘₯ ≀ 5000

0; π‘₯ ≀ 1000

Hitung nilai keanggotaannya :

πœ‡π‘ƒπ‘šπ‘‘π‘‡π‘ˆπ‘…π‘ˆπ‘=

5000 βˆ’40004000 =0,25

πœ‡π‘ƒπ‘šπ‘‘π‘π΄πΌπΎ=

4000 βˆ’10004000 =0,75

Page 49: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

INPUTAN PERSEDIAAN Representasi Linier Naik dan Turun :

Persamaan Linier Turun

πœ‡π‘ƒπ‘ π‘‘π‘†πΈπ·πΌπΎπΌπ‘‡ 𝑦 =

1; 𝑦 ≀ 100600 βˆ’ 𝑦

600 βˆ’ 100; 100 ≀ 𝑦 ≀ 600

0; 𝑦 β‰₯ 600

Page 50: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

LANJUTAN INPUTAN PERSEDIAAN Persamaan Linier Naik

πœ‡π‘ƒπ‘ π‘‘π΅π΄π‘π‘Œπ΄πΎ 𝑦 =

1; 𝑦 β‰₯ 600𝑦 βˆ’ 100

600 βˆ’ 100; 100 ≀ 𝑦 ≀ 600

0; 𝑦 ≀ 100

Hitung nilai keanggotaannya:

πœ‡π‘ƒπ‘ π‘‘π‘†πΈπ·πΌπΎπΌπ‘‡=

600 βˆ’300500 =0,6

πœ‡π‘ƒπ‘ π‘‘π΅π΄π‘π‘Œπ΄πΎ=

300 βˆ’100500 =0,4

Page 51: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

OUTPUTAN PRODUKSI Representasi Linier Naik dan Turun :

Persamaan Linier Turun

πœ‡π‘ƒπ‘Ÿπ‘‘πΎπ‘ˆπ‘…π΄π‘πΊ 𝑧 =

1; 𝑧 ≀ 20007000 βˆ’ 𝑧

7000 βˆ’ 2000; 2000 ≀ 𝑧 ≀ 7000

0; 𝑧 β‰₯ 7000

Page 52: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

LANJUTAN OUTPUTAN PRODUKSI Persamaan Linier Naik

πœ‡π‘ƒπ‘Ÿπ‘‘π‘‡π΄π‘€π΅π΄π» 𝑧 =

1; 𝑧 β‰₯ 7000𝑧 βˆ’ 2000

7000 βˆ’ 2000; 2000 ≀ 𝑧 ≀ 7000

0; 𝑧 ≀ 2000

Page 53: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

HITUNG NILAI Ξ±-Predikat 𝛼 βˆ’ π‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘˜π‘Žπ‘‘1 = πœ‡π‘ƒπ‘šπ‘‘π‘‡π‘ˆπ‘…π‘ˆπ‘ ∩ πœ‡π‘ƒπ‘ π‘‘π΅π΄π‘π‘Œπ΄πΎ

= min(πœ‡π‘ƒπ‘šπ‘‘π‘‡π‘ˆπ‘…π‘ˆπ‘(4000) ∩ πœ‡π‘ƒπ‘ π‘‘π΅π΄π‘π‘Œπ΄πΎ(300))

= min(0,25; 0,4) = 0,25

Himpunan produksi KURANG :

(7000 – z)/5000 = 0,25 𝑧1 = 5750

𝛼 βˆ’ π‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘˜π‘Žπ‘‘2 = πœ‡π‘ƒπ‘šπ‘‘π‘‡π‘ˆπ‘…π‘ˆπ‘ ∩ πœ‡π‘ƒπ‘ π‘‘π‘†πΈπ·πΌπΎπΌπ‘‡

= min(πœ‡π‘ƒπ‘šπ‘‘π‘‡π‘ˆπ‘…π‘ˆπ‘(4000) ∩ πœ‡π‘ƒπ‘ π‘‘π‘†πΈπ·πΌπΎπΌπ‘‡(300))

= min(0,25; 0,6) = 0,25

Himpunan produksi KURANG :

(7000 – z)/5000 = 0,25 𝑧2 = 5750

Page 54: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

LANJUTAN NILAI Ξ±-Predikat 𝛼 βˆ’ π‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘˜π‘Žπ‘‘3 = πœ‡π‘ƒπ‘šπ‘‘π‘π΄πΌπΎ ∩ πœ‡π‘ƒπ‘ π‘‘π΅π΄π‘π‘Œπ΄πΎ

= min(πœ‡π‘ƒπ‘šπ‘‘π‘π΄πΌπΎ(4000) ∩ πœ‡π‘ƒπ‘ π‘‘π΅π΄π‘π‘Œπ΄πΎ(300))

= min(0,75; 0,4) = 0,4

Himpunan produksi TAMBAH :

(Z – 2000)/5000 = 0,4 𝑧3 = 4000

𝛼 βˆ’ π‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘˜π‘Žπ‘‘4 = πœ‡π‘ƒπ‘šπ‘‘π‘π΄πΌπΎ ∩ πœ‡π‘ƒπ‘ π‘‘π‘†πΈπ·πΌπΎπΌπ‘‡

= min(πœ‡π‘ƒπ‘šπ‘‘π‘π΄πΌπΎ(4000) ∩ πœ‡π‘ƒπ‘ π‘‘π‘†πΈπ·πΌπΎπΌπ‘‡(300))

= min(0,75; 0,6) = 0,6

Himpunan produksi TAMBAH :

(Z – 2000)/5000 = 0,6 𝑧4 = 5000

Page 55: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

HITUNG NILAI Z 𝑧 =

π›Όπ‘π‘Ÿπ‘’π‘‘1βˆ—π‘§1+π›Όπ‘π‘Ÿπ‘’π‘‘2βˆ—π‘§2+π›Όπ‘π‘Ÿπ‘’π‘‘3βˆ—π‘§3+π›Όπ‘π‘Ÿπ‘’π‘‘4βˆ—π‘§4

π›Όπ‘π‘Ÿπ‘’π‘‘1+π›Όπ‘π‘Ÿπ‘’π‘‘2+π›Όπ‘π‘Ÿπ‘’π‘‘3+π›Όπ‘π‘Ÿπ‘’π‘‘4

𝑧 = 0,25βˆ—5750+0,25βˆ—5750+0,4βˆ—4000+0,6βˆ—5000

0,25+0,25+0,4+0,6

𝑧 =7475

1,5= 4983

Page 56: Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M - staffsite.stimata.ac.idstaffsite.stimata.ac.id/.../f13e9-ai-12-logika-fuzzy-tsukamoto.pdfΒ Β· suatu himpunan A, ditulis πœ‡ ΒΊ(𝑋) dengan memiliki

KESIMPULAN Jadi jumlah sarden yang harus diproduksi sebanyak

4983 kemasan dan termasuk produksi harus

ditambah.