erang tubulus gijal

7
erang tubulus gijal, kompleks perubahan biokimia dan gejala gejala yang dinamakan sindrom uremik mempengaruhi setiap sistem dalam tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti akan menggal kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis. VI. PENDEKATAN DIAGNOSTIK Gambaran Klinis Gambaran klinis pasien penyakit ginjal kronik meliputi : 1,2,4,3,5,6,7 1. Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes malitus, infeksi traktus urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi, hiperurikemi, Lupus Eritomatosus Sistemik (LES),dll. 2. Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual,muntah, nokturia, kelebihan volume cairan (volume overload), neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma. 3. Gejala komplikasinya antara lain hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium, khlorida). 4. Pada sistim gastrointestinal:Anoreksia, nausea dan vomitus nafas berbau amonia. Cegukan Gastritis erosi, ulkus peptic dan koitis uremik. 5. Pada kulit: dapat berupa Kulit berwarna pucat Gatal-gatal dengan ekskoriasi Ekimosis, Urea frot Berkas-berkas garukan 6. Pada sistim hematologi : Anemia normokrom normositer 7. Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia yaitu Masa pendarahan yang memanjang. Perdarahan akibat agredasi dan adhesi trombosit yang berkurang serta menurunnya faktor trombosit 111 dan ADP ( adenosine difosfat).Gangguan fungsi leukosit Hipersegmantasi leukosit.Fagositosis dan

Upload: vaniafildza

Post on 14-Jan-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TUBULUS GINJAL

TRANSCRIPT

Page 1: Erang Tubulus Gijal

erang tubulus gijal, kompleks perubahan biokimia dan gejala gejala yang dinamakan sindrom uremik mempengaruhi setiap sistem dalam tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti akan menggal kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis.

 

VI. PENDEKATAN DIAGNOSTIK

Gambaran Klinis

Gambaran klinis pasien penyakit ginjal kronik meliputi : 1,2,4,3,5,6,7

1. Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes malitus, infeksi traktus urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi, hiperurikemi, Lupus Eritomatosus Sistemik (LES),dll.

2. Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual,muntah, nokturia, kelebihan volume cairan (volume overload), neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma.

3. Gejala komplikasinya antara lain hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium, khlorida).

4. Pada sistim gastrointestinal:Anoreksia, nausea dan vomitus nafas berbau amonia.  Cegukan Gastritis erosi, ulkus peptic dan koitis uremik.

5. Pada kulit: dapat berupa Kulit berwarna pucat Gatal-gatal dengan ekskoriasi Ekimosis, Urea frot  Berkas-berkas garukan

6. Pada sistim hematologi : Anemia normokrom normositer

7. Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia yaitu Masa pendarahan yang memanjang. Perdarahan akibat agredasi dan adhesi trombosit yang berkurang serta menurunnya faktor trombosit 111 dan ADP ( adenosine difosfat).Gangguan fungsi leukosit  Hipersegmantasi leukosit.Fagositosis dan kemotaksis berkurang ,Fungsi leukosit menurun menimbulkan imunitas yang menurun

8. Gangguan saraf dan otot yaitu Restless eg syndrome yaitu penderita merasa pegel ditunggkai bawah dan selalu  menggerakkan kakinya. Burning feet syndrome yaitu rasa kesemutan  dan rasa terbakar terutama di telapak kaki. Ensefalopati metabolik yaitu lemah, tak bisa tidur, gangguan konsentrasi.Tremor,  asteriksis, mioklonus,Kejang-kejang

9. Sistim endokrin yaitu Gangguan seksual, fertilitas, ereksi , paratiroid . Pada wanita timbul gangguan menstruasi, ovulusi sampai amenore. gangguan toleransi glukosa, gangguan metabolisme lemak,gangguan metabolisme vitamin D,gangguan sistim lain dapat berupa gangguan tulang yaitu osteodistropi renal , gangguan Asam basa berupa  asidosis metabolik akibat penimbunan asam organik sebagai hasil metabolism dan gangguan elekrolit berupa hipokalsemia, hiperfosfatemia, hiperkalemia

Page 2: Erang Tubulus Gijal

10. Sistim kardiovascular : Hipertensi,nyeri dada dan sesak nafas, gangguan irama jantung akibat ateroklerosis dini, gangguan elekrolit , edema akibat penimbunan cairan.

 

Gambaran Laboratorium

Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi : 1,3,5,6

1. Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya2. Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum, dan

penurunan LFG yang dihitung mempergunakan rumus Kockcroft-Gault. Kadar kreatinin serum saja tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan fungsi ginjal.

3. Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin, peningkatan kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalemia, dan asidosis metabolik.

4. Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuri, leukosuria

 

Gambaran Radiologis

Pemeriksaan radiologis penyakit ginjal kronik meliputi : 1,3,5,6

1. Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio-opak2. Pielografi intravena jarang dikerjakan karena kontras sering tidak bisa melewati filter

glomerulus, di samping kekhawatiran terjadinya pengaruh toksik oleh kontras terhadap ginjal yang sudah mengalami kerusakan

3. Pielografi antegrad atau retrograd dilakukan sesuai indikasi

4. Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi

5. Pemeriksaan pemindahan ginjal atau renografi dikerjakan bila ada indikasi.

 

VII. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik meliputi : 1,2,3

1. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya2. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid

3. Memperlambat pemburukan fungsi ginjal

Page 3: Erang Tubulus Gijal

4. Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskuler

5. Terapi pengganti ginjal berupa dialisisatau transplantasi ginjal

Perencanaan tatalaksana (action plan) penyakit GGK sesuai dengan derajatnya, dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3. Rencana Tatalaksanaan Penyakit GGK sesuai dengan derajatnya 1

Derajat            LFG(ml/mnt/1,73m²)                        Rencana tatalaksana

1                             >  90                              Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid, evaluasi 

pemburukan (progession) fungsi ginjal, memperkecil resiko

kardiovaskuler

2                               60-89                          Menghambat pemburukan (progession) fungsi ginjal

3                                30-59                          Evaluasi dan terapi komplikasi

4                               15-29                           Persiapan untuk terapi pengganti ginjal

5                                 <15                            Terapi pengganti ginjal

 

Terapi  Nonfarmakologis:

Pengaturan asupan protein : 2,3

Tabel 4. Pembatasan Asupan Protein pada Penyakit GGK 2,3

LFG ml/menit                                                      Asupan protein g/kg/hari

>60                                                      tidak dianjurkan

25-60                                                   0,6-0,8/kg/hari

5-25                                                     0,6-0,8/kg/hari atau tambahan 0,3 g asam amino    esensial atau asam keton

<60   (sindrom nefrotik)                      0,8/kg/hari(=1 gr protein /g proteinuria atau 0,3    g/kg tambahan asam amino esensial atau asam    keton.

 

1. Pengaturan asupan kalori: 35 kal/kgBB ideal/hari2. Pengaturan asupan lemak: 30-40% dari kalori total dan mengandung jumlah yang sama

antara asam lemak bebas jenuh dan tidak jenuh

Page 4: Erang Tubulus Gijal

3. Pengaturan asupan karbohidrat: 50-60% dari kalori total

4. Garam (NaCl): 2-3 gram/hari

5. Kalium: 40-70 mEq/kgBB/hari

6. Fosfor: 5-10 mg/kgBB/hari. Pasien HD :17 mg/hari

7. Kalsium: 1400-1600 mg/hari

8. Besi: 10-18mg/hari

9. Magnesium: 200-300 mg/hari

10. Asam folat pasien HD: 5mg

11. Air: jumlah urin 24 jam + 500ml (insensible water loss)

 

Terapi Farmakologis 1,2,3

1. Kontrol tekanan darah

–          Penghambat EKA atau antagonis reseptor Angiotensin II → evaluasi kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin > 35% atau timbul hiperkalemia harus dihentikan.

–          Penghambat kalsium

–          Diuretik

1. Pada pasien DM, kontrol gula darah → hindari pemakaian metformin dan obat-obat sulfonilurea dengan masa kerja panjang. Target HbA1C untuk DM tipe 1 0,2  diatas nilai normal tertinggi, untuk DM tipe 2 adalah 6%

2. Koreksi anemia dengan target Hb 10-12 g/dl

3. Kontrol hiperfosfatemia: polimer kationik (Renagel), Kalsitrol

4. Koreksi asidosis metabolik dengan target HCO3 20-22 mEq/l

5. Koreksi hiperkalemia

6. Kontrol dislipidemia dengan target LDL,100 mg/dl dianjurkan golongan statin

7. Terapi ginjal pengganti.

 

LAPORAN KASUS

Page 5: Erang Tubulus Gijal

Pasien  M, laki-laki, 43 tahun.

ANAMNESIS

Auto dan allo anamnesis (allo anamnaesis dari istri pasien)

KELUHAN UTAMA

Sesak nafas sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

1 minggu SMRS pasien mengeluh sesak nafas. Sesak nafas meningkat dengan aktivitas dan tidak berkurang dengan perubahan posisi. Pasien juga mengeluhkan mual (+) dan muntah (+), muntah berisi makanan yang di makan, muntah tidak bercampur darah, muntah tidak berwarna kehitaman, muntah 1 kali sehari sebanyak lebih kurang 1 gelas aqua.

Pasien juga mengeluhkan merasa lemah, pusing dan nafsu makan seperti biasa. Pasien pucat (+), nyeri pada ulu hati (+), batuk (-), nyeri dada (-) dan sakit tenggorokan (-).

Pasien juga mengeluhkan demam, Menggigil (-). Berkeringat banyak (